BAB I
PENDAHULUAN
1
LAPORAN KERJA PRAKTIK
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
MINYAK DAN GAS BUMI CEPU
kerja yang sesungguhnya. Melalui kerja praktik ini mahasiswa akan mendapatkan
kesempatan untuk mengembangkan cara berpikir, menambah wawasan dan
menerapkan ilmu yang diperoleh. Oleh karena itu Pendidikan S-1 Teknik Kimia
Universitas Jenderal Achmad Yani mewajibkan kerja prakatik kepada mahasiswa
sebagai syarat untuk mencapai gelar sarjana. Dengan dilaksanakannya kerja praktik
ini mahasiswa diharapkan dapat menerapkan ilmu yang telah diperoleh pada masa
perkuliahan dengan melakukan pengkajian masalah yang timbul di lingkungan
pabrik. Selain itu, juga untuk menambahkan pengalaman baru tentunya melihat dan
merasakan langsung atmosfir bekerja dalam dunia industri.
2
LAPORAN KERJA PRAKTIK
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
MINYAK DAN GAS BUMI CEPU
3
LAPORAN KERJA PRAKTIK
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
MINYAK DAN GAS BUMI CEPU
BAB II
GAMBARAN UMUM PPSDM MIGAS
4
LAPORAN KERJA PRAKTIK
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
MINYAK DAN GAS BUMI CEPU
5
LAPORAN KERJA PRAKTIK
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
MINYAK DAN GAS BUMI CEPU
6
LAPORAN KERJA PRAKTIK
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
MINYAK DAN GAS BUMI CEPU
7
LAPORAN KERJA PRAKTIK
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
MINYAK DAN GAS BUMI CEPU
8
LAPORAN KERJA PRAKTIK
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
MINYAK DAN GAS BUMI CEPU
9
LAPORAN KERJA PRAKTIK
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
MINYAK DAN GAS BUMI CEPU
Air lunak digunakan untuk umpan boiler dan air pendingin mesin. Air
industri yang berasal dari unit pengolahan air dimasukkan kedalam softener
sehingga kesadahan air menurun. Air yang digunakan untuk umpan boiler harus
memenuhi persyaratan yaitu dengan kesadahan mendekati nol dan pH air sekitar
8,5-9,5. Hal ini berguna untuk mencegah cepatnya terbentuk kerak dan korosi
pada boiler sehingga menurunkan efisiensi boiler karena perpindahan panas ke
boiler berkurang dan kerusakan pipa-pipa boiler.
10
LAPORAN KERJA PRAKTIK
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
MINYAK DAN GAS BUMI CEPU
kebakaran, air minum, dan sanitasi. Air yang digunakan berasal dari aliran sungai
Bengawan Solo dengan pertimbangan lokasi yang dekat dengan pabrik, airnya tidak
pernah kering meskipun musim kemarau, dan tingkat pencemaran yang tidak terlalu
tinggi. Kapasitas distribusi air industri sebesar 70 m3/h sedangkan distribusi air
bersih sebesar 300 m3/h. Feed yang diolah diunit ini berkisar ± 450 m3/hari dengan
feed terbanya berasal dari unit kilang minyak yang berasal dari nenerapa tahapan
proses produksi, dimulai dari drain tangka setiap 8 jam sekali secara bergantian,
separator yang dilakukan 2-3 jam sekali secara bergantian, dan proses perawatan
kilang setiap 3 tahun sekali.
Air yang dimanfaatkan untuk keperluan feed boiler, pendingin kilang,
pendingin genset, dan operasional pemadam kebakaran memiliki spesifikasi atau
standar masing-masing yang dapat dicapai dengan proses pengolahan.
Secara garis besar, tahapan pengolahan air industri adalah :
1. Screening, yaitu pemisahan air dari benda-benda berpartikel besar.
2. Sedimentasi, yaitu pengendapan partikel-partikel padat dalam air yang
menyebabkan kekeruhan.
3. Koagulasi dan Flokulasi, Koagulasi dilakukan dengan koagulasi tawas,
kaporit, alum. Kemudian setelah proses koagulasi, dilakukan proses flokulasi
dengan dukem (polimer).
4. Flotasi, proses pemisahan partikel-partikel yang lebih ringan dengan jalan
pengapungan berdasarkan perbedaan berat jenis. Partikel ringan akan naik ke
atas dan bisa dibuang dengan overflow.
5. Klasifikasi, yaitu proses penjernihan. Proses ini menggabungkan proses
sedimentasi, koagulasi, flokulasi. Dapat dilakukan dengan cara memperbesar
konsentrasi flok dan recycle sludge.
6. Filtrasi, yaitu proses pemisahan dengan cara penyaringan. Untuk air minum,
sumbernya sebagian besar dari sungai Bengawan Solo dan sebagian besar air
industri.
11
LAPORAN KERJA PRAKTIK
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
MINYAK DAN GAS BUMI CEPU
12
LAPORAN KERJA PRAKTIK
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
MINYAK DAN GAS BUMI CEPU
13
LAPORAN KERJA PRAKTIK
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
MINYAK DAN GAS BUMI CEPU
14
LAPORAN KERJA PRAKTIK
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
MINYAK DAN GAS BUMI CEPU
15
LAPORAN KERJA PRAKTIK
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
MINYAK DAN GAS BUMI CEPU
16
LAPORAN KERJA PRAKTIK
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
MINYAK DAN GAS BUMI CEPU
Berfungsi untuk menguapkan kembali fraksi ringan yang ikut pada suatu
produk. Ada tiga stripper yang dioperasikan yaitu : satu unit untuk stripper solar
(C-4), satu unit untuk stripper pertasol (CC) dan satu unit untuk stripper residu (C-
5).
8. Kondensor
Berfungsi untuk mengubah fase produk uap solven ringan (pertasol CA) dari
puncak kolom C-2 menjadi fase cair. Ada 12 unit kondensor yang dioperasikan,
empat unit kondensor sebagai partial condesor dan delapan unit kondesor sebagai
sub kondensor.
9. Cooler
Berfungsi untuk mendinginkan fluida panas menjadi fluida dingin sesuai
temperatur yang dikehendaki. Ada 14 cooler tipe shell and tube dan enam box
cooler.
10. Separator
Separator mempunyai fungsi memisahkan air dan gas yang terikut ke dalam
produk berdasarkan perbedaan densitas, dimana air dikeluarkan dari bagian bawah
melalui drain. Sedangkan gas dikeluarkan dari bagian samping di atas. Selanjutnya
produk-produk tersebut dialirkan melalui penampung. Ada 9 separator di PPSDM
Migas Cepu namun yang dioperasikan 8 unit.
11. Tangki timbun
Berfungsi untuk menampung atau menyimpan crude oil dan produk. Ada
beberapa tangki yang dioperasikan dan tiap-tiap dari tangki tersebut memiliki sabuk
warna yang berbeda-beda tergantung dari jenis fluida di dalam tangki tersebut.
17
LAPORAN KERJA PRAKTIK
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
MINYAK DAN GAS BUMI CEPU
18
LAPORAN KERJA PRAKTIK
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
MINYAK DAN GAS BUMI CEPU
19
LAPORAN KERJA PRAKTIK
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
MINYAK DAN GAS BUMI CEPU
menuju residue stripper (C-5) untuk dipisahkan fraksi ringan yang masih
terkandung di dalamnya dengan bantuan injeksi steam dari dasar kolom. Alat
kontak pada kolom fraksinasi C-1A berupa bubble cap tray dengan jumlah 21 buah.
Fraksi berupa uap dari kolom fraksinasi C-1A akan naik ke atas melalui slot-
slot dan menembus cairan, sehingga akan terjadi kontak langsung antara uap dan
cairan. Pada saat kontak inilah terjadi transfer panas dari cairan ke uap. Tray yang
lain juga mengalami proses yang sama dan begitu seterusnya semakin ke atas fraksi
akan lebih ringan dan semakin ke bawah fraksi lebih berat. Fraksi yang mampu
keluar dari top merupakan gabungan dari fraksi pertasol CA, pertasol CB dan
naptha. Selanjutnya fraksi tersebut diproses pada kolom fraksinasi C-2B yang
bentuknya hampir sama dengan C-1A hanya saja jumlah tray-nya lebih sedikit yaitu
16 buah.
Tahapan fraksinasi dan pelucutan (stripping) meliputi proses pemisahan pada
kolom fraksinasi (C-1), residu stripper (C-5), solar stripper (C-4), dan kolom
fraksinasi 2 (C-2).
a. Kolom Fraksinasi 1 (C-1)
Fraksi-fraksi minyak yang masuk ke dalam kolom fraksinasi 1 (C-1) sebagai
umpan terdiri dari :
1) Hasil top evaporator (V-1) yang berupa uap pada temperatur 280-320
°C dan tekanan 1,05 atm masuk pada tray 1.
2) Hasil top residue stripper (C-5) yang berupa uap pada temperatur
250280 °C dan tekanan 1,02 atm masuk pada tray 1.
3) Hasil top solar stripper (C-4) yang berupa uap pada temperatur 160180
°C dan tekanan 1,02 atm masuk pada tray 14.
4) Refluks, berupa naphta dari hasil bottom C-2 dengan temperatur 45- 47
°C masuk ke tray 21.
Fraksi-fraksi keluaran kolom fraksinasi 1 (C-1) adalah :
1) Top product berupa uap pertasol CA, pertasol CB, dan naphta pada
temperatur 120-140 °C dan tekanan 1 atm yang masuk pada kolom
fraksinasi C-2.
2) Hasil samping (side product) adalah:
20
LAPORAN KERJA PRAKTIK
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
MINYAK DAN GAS BUMI CEPU
21
LAPORAN KERJA PRAKTIK
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
MINYAK DAN GAS BUMI CEPU
1) Hasil atas pada kolom fraksinasi 1 (C-1), berupa uap pertasol CA,
pertasol CB dan naphta pada temperatur 120 - 140 °C dan tekanan 1 atm
masuk ke tray 1.
2) Refluks pertasol CA masuk pada tray 16 dengan temperatur 30-35 °C.
Adapun produk yang dihasilkan C-2 meliputi :
3) Hasil atas kolom berupa uap pertasol CA yang keluar pada temperatur
85- 90 ºC dan tekanan 1 atm.
4) Hasil samping kolom berupa pertasol CB yang keluar dari tray 5-12
pada temperatur 110-115 °C.
5) Hasil bawah kolom berupa naphta yang keluar pada temperatur 100125
°C.
22
LAPORAN KERJA PRAKTIK
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
MINYAK DAN GAS BUMI CEPU
7. Proses treating
Proses treating di PPSDM Migas hanya dilakukan pada produk Pertamina
Solvent (Pertasol CA, Pertasol CB dan Pertasol CC) dengan cara injeksi amonia
(NH3) pada ujung kolom fraksinasi C-1, C2 dan proses pencucian menggunakan
soda caustic (NaOH).
a. Injeksi amonia
Injeksi amonia bertujuan untuk mencegah dan mengurangi korosi karena
adanya kotoran- kotoran dalam minyak bumi.
Reaksi yang terjadi :
NH3+ H2O→ NH4OH
MgCl2 + 2H2O→ Mg(OH)2+ 2HCI
NH4OH+HCI→ NH4CI+ H2O
2NH4OH+H2S→ (NH4)2S+ 2H2O
Garam-garam yang terbentuk mengendap dalam air dan dapat dipisahkan
dalam separator.
b. Soda treating
Larutan NaOH dan produk pertasol dipompa menuju pipa pencampur
dengan diatur turbulensinya menggunakan static mixer sehingga didapatkan
pencampuran yang baik. Hasil pencampuran akan masuk ke tangki pemisah
(settler) yang akan memisahkan larutan NaOH sebagai pengikat sulfur
dengan pertasol berdasarkan perbedaan berat jenis, dimana fraksi berat yaitu
NaOH akan turun sedangkan fraksi ringan yaitu pertasol berada diatasnya.
Pertasol yang telah bebas sulfur dipompa masuk ke dalam tangki
penampung pertasol, sedangkan larutan NaOH yang telah mengikat sulfur
apabila konsentrasinya masih memenuhi syarat dimasukkan kembali ke
tangki penampung soda untuk digunakan kembali.
23
LAPORAN KERJA PRAKTIK
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
MINYAK DAN GAS BUMI CEPU
Spek. Petrasol CA
Metode Baru
No Parameter Satuan
ASTM/Lain
Min Maks
Density at
1. Kg/m3 D-1298 720 735
15°C
2. Distilasi D-86
IBP °C 45
End Point °C 150
Warna
3. D-156 25
Saybolt
Korosi
Bilah
4. D-130 No 1
Tembaga,
2hrs/100°C
5. Doctor test D-4952 Negative
Aromatic
6. %volume D-1319 20
content
(Sumber : Spec. Produk Kilang PPSDM MIGAS Cepu)
24
LAPORAN KERJA PRAKTIK
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
MINYAK DAN GAS BUMI CEPU
Spek. Petrasol CB
Parameter Metode Baru
No Satuan
uji ASTM/lain
Min Maks
1. Density at Kg/m3 D-1298 765 780
15°C
2. Distilasi D-86
IBP °C 100
End Point °C 200
3. Warna D-156 18
Saybolt
4. Korosi D-130 No 1
Bilah
Tembaga,
2hrs/100°C
5. Doctor test D-4952 Negative
6. Aromatic %volume D-1319 25
content
(Sumber : Spec. Produk Kilang PPSDM MIGAS Cepu)
Spek. Petrasol CC
Parameter Metode
No Satuan Baru
Uji ASTM/lain
Min Maks
3
1. Density at Kg/m D-1298 782 796
15°C
2. Distilasi D-86
3. IBP °C 124
End Point °C 250
Warna D-156 16
Saybolt
25
LAPORAN KERJA PRAKTIK
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
MINYAK DAN GAS BUMI CEPU
Spek. Petrasol CC
Parameter Metode Baru
No Satuan
Uji ASTM/lain
Min Max
4. Korosi D-130 No 1
Bilah
Tembaga,
2hrs/100°C
2. Solar
Solar atau gas oil merupakan salah satu produk utama yang diproduksi oleh
PPSDM Migas. Trayek didih dari solar adalah 250-350 °C dengan kapasitas
produksi minimal 50% dari total kapasitas crude oil yang diumpankan atau diproses
dalam satuan m3/hari.
Tabel 2.5. Spesifikasi dan Kapasitas Produksi Petrasol CC
No Karakteristik Satuan Batasan Metode Uji
ASTM
Min Maks
1. Bilangan cetana - 48 - D 613-95
Angka cetana atau
Indeks cetana - 45 - D 4737-96a
2. Berat jenis (pada kg/cm3 815 860 D 1298 atau
temperatur15°C) D 4052-96
3. Viskositas (pada mm2/s 2.0 4.5 D 445-97
temperatur 40°C)
4. Kandungan sulfur %m/m - 0,35 D 2622-98
5. Distilasti - - - D 86-99a
6. T 95 °C - 370 -
7. Titik nyala °C 52 - D 93-99c
(Sumber : Spec. Produk Kilang PPSDM MIGAS Cepu)
26
LAPORAN KERJA PRAKTIK
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
MINYAK DAN GAS BUMI CEPU
3. Residu
Fraksi berat yang dihasilkan dari proses pengolahan minyak bumi adalah
residu. Titik didih residu sangatlah tinggi yaitu 350 °C. Pada kolom C-5 residu
digunakan sebagai bahan bakar dalam suatu pabrik termasuk PPSDM Migas,
karena heating value dari residu yang tinggi. Selain itu, kapasitas residu yang
dihasilkan dalam satuan m3/hari, yaitu ± 25-30% dari total kapasitas crude oil yang
diumpankan atau diproses.
27
LAPORAN KERJA PRAKTIK
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
MINYAK DAN GAS BUMI CEPU
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
28
LAPORAN KERJA PRAKTIK
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
MINYAK DAN GAS BUMI CEPU
29
LAPORAN KERJA PRAKTIK
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
MINYAK DAN GAS BUMI CEPU
30
LAPORAN KERJA PRAKTIK
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
MINYAK DAN GAS BUMI CEPU
Gambar 3. 4 Skema Sederhana Shell and Tube Heat Exchanger dan Alirannya
31
LAPORAN KERJA PRAKTIK
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
MINYAK DAN GAS BUMI CEPU
32
LAPORAN KERJA PRAKTIK
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
MINYAK DAN GAS BUMI CEPU
33
LAPORAN KERJA PRAKTIK
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
MINYAK DAN GAS BUMI CEPU
2. Tube
Tube pada sebuah heat exchanger biasanya berupa pipa-pipa kecil dalam
jumlah tertentu dan dalam diameter tertentu pula. Diameter dalam merupakan
diameter dalam aktual dalam ukuran inchi, dengan toleransi yang sangat tepat. Tube
dapat dibuat dari berbagai jenis logam seperti besi, tembaga, muniz metal,
perunggu, 70-30 tembaga-nikel, aluminium perunggu, aluminium dan stainless
steel. Untuk ukuran ketebalan pipa tube yang berbeda-beda dinyatakan dalam
bilangan yang disebut "Birmingham Wire Gage" (BWG). Ukuran pipa tersebut
secara umum biasanya digunakan dengan mengikuti ukuran-ukuran yang telah
baku. Semakin besar bilangan BWG maka semakin tipis tubenya. Tube dalam shell
memiliki beberapa jenis susunan. Susunan yang lazim digunakan adalah segitiga
(triangular), persegi (square) dan diamond (rotated square).
34
LAPORAN KERJA PRAKTIK
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
MINYAK DAN GAS BUMI CEPU
35
LAPORAN KERJA PRAKTIK
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
MINYAK DAN GAS BUMI CEPU
5. Tie Rods
Batangan besi yang dipasang sejajar dengan tube dan ditempatkan di bagian
paling luar dari baffle yang berfungsi sebagai penyangga agar jarak antara baffle
yang satu dengan lainnya tetap.
6. Buffle
Buffle merupakan bagian yang penting dari alat penukar panas. Kondisi
kecepatan aliran baik dalam shell maupun tube dapat diatur oleh baffle. Fungsi
baffle ini adalah untuk membuat aliran turbulen sehingga perpindahan panas
menjadi lebih baik, dimana harga koefisien perpindahan panas yang didapat
besarserta menambah waktu tinggal (residence time). Tetapi pemasangan baffle
akan memperbesar pressure drop operasi dan menambah beban kerja pompa,
sehingga laju alir fluida yang dipertukarkan panasnya harus diatur. Luas baffle ±
75% dari penampungan shell. Spasi antar baffle tidak lebih dekat dari 1/5 diameter
shell karena apabila terlalu dekat akan didapat kehilangan tekanan yang besar.
36
LAPORAN KERJA PRAKTIK
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
MINYAK DAN GAS BUMI CEPU
7. Longitudinal Baffle
Longitudinal baffle merupakan lempengan sekat yang dipasang sejajar poros
shell yang berfungsi memperbanyak jumlah aliran fluida dalam shell.
8. Channel
Channel berfungsi untuk membalikkan arah aliran fluida dalam tube pada fixed
tube exchanger.
9. Nozzle
Nozzle merupakan saluran masuk dan keluar fluida dalam shell ke dalam tube
3.7 Pemilihan Fluida yang Dilewatkan Shell and Tube
Pada pemilihan fluida yang akan dilewatkan dalam tube maupun shell
terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi, faktor-faktor tersebut antara lain:
1. Kemudahan perawatan
Jika dibandingkan cara membersihkan tube and shell, maka pembersihan
shell jauh lebih sulit. Untuk itu fluida yang bersih biasanya dialirkan pada
bagian shell dan fluida yang kotor melalui tube. Fluida kotor dilewatkan
melalui tube karena tube-tube mudah untuk dibersihkan.
2. Sifat aliran fluida
Jika laju arus fluida dalam tube kecil maka pola alirannya laminarsehingga
tidak sesuai dengan yang diinginkan. Pola aliran dalam tube harus turbulen
karena koefisien perpindahan panasnya akan besar. Aliran dalam tube
mempunyai kecepatan yang besar sehingga dan dapat mencegah terjadinya
endapan
3. Kekotoran fluida
Fluida kotor dilewatkan melalui tube karena tube-tube dengan mudah dapat
dibersihkan. Dilewatkan melalui shell, bila tube tidak dapat dibersihkan atau
sejumlah besar dari cokes atau reruntuhan ada yang terkumpul di shell dan
dapat dihilangkan melalui tempat pembuangan pada shell.
4. Kekorosian fluida
Masalah korosi sangat dipengaruhi oleh penggunaan dari paduan logam.
Paduan logam tersebut mahal oleh karena itu fluida yang korosif dialirkan
melalui tube untuk menghemat biaya yang terjadi karena kerusakan shell.
37
LAPORAN KERJA PRAKTIK
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
MINYAK DAN GAS BUMI CEPU
5. Tekanan
Fluida bertekanan tinggi dilewatkan pada tube karena bila dilewatkan shell
membutuhkan diameter dan ketebalan yang lebih sehingga membutuhkan
biaya yang lebih mahal.
6. Suhu
Fluida dengan suhu tinggi dilewatkan pada tube karena panasnyaditransfer
ke arah permukaan luar tube atau ke arah shell sehingga akan diserap
sepenuhnya oleh fluida yang mengalir di shell. Apabila fluida dengan
temperatur lebih tinggi dilewatkan pada shell maka transfer panas tidak hanya
dilakukan ke arah tube, tetapi ada kemungkinan transfer panas juga terjadi ke
arah luar shell (ke lingkungan).
7. Kuantitas
Fluida yang memiliki volume yang besar dilewatkan melalui tube untuk
memaksimalkan proses perpindahan panas yang terjadi.
8. Viskositas
Fluida yang viskos atau memiliki laju rendah, dilewatkan melalui shell
karena dapat menggunakan baffle.
9. Pressure drop
Peletakan fluida dalam tube akan lebih mudah dalam pengkalkulasian
pressure drop.
10.Sediment/Suspended
Solid/Fouling Fluida yang mengandung Sediment/Suspended Solid atau
yang menyebabkan fouling sebaiknya dialirkan di tube sehingga tube-tube
dengan mudah dibersikan. Jika fluida yang mengandung sediment dialirkan di
shell, maka sediment/fouling tersebut akan terakumulasi pada stagnant zone di
sekitar baffle, sehingga cleaning pada sisi shell menjadi tidak mungkin
dilakukan tanpa mencabut tube bundle.
Penggunaan alat-alat perpindahan panas tersebut, ada dua hal yang perlu
diperhatikan dan ditetapkan batasnya yaitu:
a. Hal yang berkaitan dengan kemampuan alat untuk mengalihkan panas
dari fluida dingin lewat dinding tube.
38
LAPORAN KERJA PRAKTIK
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
MINYAK DAN GAS BUMI CEPU
39
LAPORAN KERJA PRAKTIK
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
MINYAK DAN GAS BUMI CEPU
40
LAPORAN KERJA PRAKTIK
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
MINYAK DAN GAS BUMI CEPU
41
LAPORAN KERJA PRAKTIK
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
MINYAK DAN GAS BUMI CEPU
5. Heat balance
𝑄 = 𝑊 × 𝐶𝑝 × (𝑇1 − 𝑇2) = 𝑊 × 𝐶𝑝 × (𝑡1 − 𝑡2)
Bila panas yang diterima fluida lebih kecil daripada panas yang dilepaskan
fluida panas berarti panas yang hilang lebih besar dan ini mengurangi performance
suatu Heat Exchanger.
42
LAPORAN KERJA PRAKTIK
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
MINYAK DAN GAS BUMI CEPU
43
LAPORAN KERJA PRAKTIK
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
MINYAK DAN GAS BUMI CEPU
e. Tidak ada perubahan fasa penguapan pada setiap bagian dari heat exchanger.
f. Heat Loss diabaikan
44
LAPORAN KERJA PRAKTIK
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
MINYAK DAN GAS BUMI CEPU
BAB IV
METODOLOGI PENELITIAN
4.1 Pengenalan Alat Heat Exchanger-003
Heat exchanger merupakan alat penukar panas yang berfungsi untuk
pemanasan awal maupun untuk pendinginan suatu fluida, dengan kata lain heat
exchanger merupakan alat untuk memindahkan panas dengan memanfaatkan panas
dari suatu aliran fluida yang lain. Heat exchanger yang digunakan pada unit kilang
merupakan heat exchanger berjenis shell and tube dengan arah aliran counter
current dan di pasang secara vertikal. Heat exchanger di PPSDM Migas berjumlah
5 buah, namun yang digunakan saat ini berjumlah 3 buah karena sisanya mengalami
kerusakan. Pada heat exchanger-003 ini, tube dialiri oleh bahan baku yaitu crude
oil sedangkan pada bagian shell dialiri media pemanas yaitu solar. Adapun fungsi
heat exchanger pada unit kilang di PPSDM Migas Cepu adalah sebagai berikut:
1. Mendinginkan produk (solar dan residu)
2. Memberikan pemanasan awal pada bahan baku (crude oil)
3. Mengurangi beban pemanasan pada furnace
4. Menghemat energi
Penurunan efisiensi pada suatu alat penukar panas akan terjadi jika alat tersebut
digunakan secara terus menerus tanpa dilakukan perawatan. Hal ini terjadi
dikarenakan adanya penimbunan deposit, kerak, korosi, kebocoroan maupun aliran
fluida yang dapat menyebabkan friksi terhadap dinding alat. Penurunan efisiensi ini
dapat dilihat dari parameter pressure drop yang tinggi, dan nilai dirt factor (Rd)
yang tidak sesuai dengan standar yang telah ditentukan. Oleh karena itu, untuk
mengetahui penurunan efisiensi suatu alat khususnya heat exchanger diperlukan
sebuah analilis kinerja heat exchanger.
4.2 Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam evaluasi kinerja alat penukar panas
(HE-003) di PPSDM Migas ini yaitu metode penelitian kuantitatif berupa
pengambilan data yang diperoleh di lapangan lalu dianalisis berdasarkan
perhitungan sesuai dengan literarur dan observasi lapangan yang dilakukan oleh
mahasiswa selama kerja praktik dengan pendampingan oleh pembimbing lapangan
45
LAPORAN KERJA PRAKTIK
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
MINYAK DAN GAS BUMI CEPU
46
LAPORAN KERJA PRAKTIK
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
MINYAK DAN GAS BUMI CEPU
Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam penentuan efisiensi kinerja
HE-003 adalah sebagai berikut:
1. Alat
a. Unit penukar panas (HE-003) pada kilang minyak PPSDM Migas Cepu
b. Alat tulis untuk menulis data yang telah diperoleh.
c. Thermo Gun
2. Bahan
Crude oil Crude oil merupakan bahan baku utama yang akan ditingkatkan
suhu nya sebelum masuk ke furnace untuk meringankan beban furnace. Solar
merupakan salah satu produk dari kilang PPSDM Migas yang dapat digunakan
sebagai media pemanas untuk menaikan suhu crude oil dan menurunkan suhu solar
sendiri sebelum disimpan dalam tanki.
4.4 Prosedur
Prosedur atau tahapan kegiatan dalam proses pelaksanaan kerja praktik pada
unit kilang PPSDM Migas Cepu adalah sebagai berikut:
a. Orientasi umum
Orientasi umum merupakan kegiatan pengenalan lingkungan PPSDM Migas
Cepu yang ditujukan untuk menambah pengetahuan dan pengalaman peserta
kerja praktik.
b. Orientasi khusus
Orientasi khusus merupakan kegiatan pengambilan data yang dibutuhkan
dalam penyusunan laporan kerja praktik khususnya menyusun tugas khusus.
Tugas khusus yang diambil dalam pelaksanaan kerja praktik ini mengenai
kinerja salah satu alat penukar panas di unit kilang PPSDM Migas yaitu heat
exchanger-003.
c. Penyusunan laporan
Data yang diperoleh kemudian diolah untuk mengetahui kinerja HE-003
PPSDM Migas Cepu berdasarkan efisiensi perpindahan panas. Tahapan
perhitungan dan analisis dilakukan dengan melihat laporan-laporan
47
LAPORAN KERJA PRAKTIK
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
MINYAK DAN GAS BUMI CEPU
Pengolahan Data
48
LAPORAN KERJA PRAKTIK
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
MINYAK DAN GAS BUMI CEPU
BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN
49
LAPORAN KERJA PRAKTIK
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
MINYAK DAN GAS BUMI CEPU
3. Menghitung Suhu Rata - rata (Tavg) 3. Menghitung Suhu Rata - rata (Tavg)
𝑇1 + 𝑇2 356 + 213,2 𝑇1 + 𝑇2 136,4 + 192,8
𝑇𝑎𝑣𝑔 = = 𝑇𝑎𝑣𝑔 = =
2 2 2 2
= 284,6 °F = 164,6 °F
50
LAPORAN KERJA PRAKTIK
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
MINYAK DAN GAS BUMI CEPU
7. Menghitung Q Losses
𝑄 98702,11573 𝐵𝑡𝑢/𝑗𝑎𝑚
Losses = × 100% = × 100% =13,60333647%
𝑄𝑠 725572,8473 𝐵𝑡𝑢/𝑗𝑎𝑚
51
LAPORAN KERJA PRAKTIK
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
MINYAK DAN GAS BUMI CEPU
52
LAPORAN KERJA PRAKTIK
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
MINYAK DAN GAS BUMI CEPU
𝑁𝑡 ×𝑎′𝑡 382×0,546
at = = 144𝑖𝑛2
=
144×𝑛 ×1
1 𝑓𝑡2
at = 1,4484 𝑓𝑡 2
Pada 1 in OD tube dan BWG = 0,834, in = 0,0695 ft
13. Menghitung Kecepatan Massa (Gs) 13. Menghitung Kecepatan Massa (Gt)
𝑊 8760,4178 lb/jam 𝑊 21793,5868 lb/jam
𝐺𝑠 = = 𝐺𝑡 = =
𝑎𝑠 1,00883 𝑓𝑡 2 𝑎𝑡 1,4484 𝑓𝑡 2
lb lb
𝐺𝑠 = 8683,711673 𝑓𝑡 2 𝐺𝑡 = 15046,49 𝑓𝑡 2
jam jam
53
LAPORAN KERJA PRAKTIK
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
MINYAK DAN GAS BUMI CEPU
𝐷𝑒×𝐺𝑠 𝐼𝐷×𝐺𝑡
Maka, Res = 𝜇
Maka, Ret = 𝜇
lb 2 lb 2
0,06 𝑓𝑡 × 8683,711673
jam 𝑓𝑡 0,0695 𝑓𝑡 × 15046,49
jam 𝑓𝑡
lb lb
1,639792 . jam 2,039092 . jam
ft ft
Res = 317,737067 Ret = 512,8415
54
LAPORAN KERJA PRAKTIK
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
MINYAK DAN GAS BUMI CEPU
15. Menentukan koefisien perpindahan panas lapisan film bagian luar shell (ho)
Berdasarkan Fig.4 Kern-Process Heat Exchange dengan data :
Tc = 268,892 °F
˚API = 35,541
Diperoleh Cp = 0,568 Btu/lb.°F
Berdasarkan Fig.1 Kern-Process Heat Exchange diperoleh k = 0,0769 Btu/jam.ft2
Berdasarkan Fig.28 Kern-Process Heat Exchange
Res = 317,737067, diperoleh jH = 6,5
ho 𝑘 𝐶𝑝 × 𝜇 1
= 𝑗𝐻 × ×[ ]3
Փs 𝐷𝑒 𝑘
ho 𝐵𝑡𝑢
= 19,14850868 2 . 𝑗𝑎𝑚. ℉
Փs 𝑓𝑡
55
LAPORAN KERJA PRAKTIK
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
MINYAK DAN GAS BUMI CEPU
15. Menentukan koefisien perpindahan panas lapisan film bagian luar tube (hio)
Berdasarkan Fig. 4 Kern-Process Heat Exchanger dengan data :
Tc= 214,796 °F
°API = 39,24
Diperoleh Cp = 0,553 Btu/lb.°F
Berdasarkan Fig. 1 Kern-Process Heat Exchanger diperoleh :
k = 0,077 Btu/jam.ft 2
Berdasarkan Fig.24 Kern-Process Heat Exchanger dengan :
Ret = 512,841, diperoleh jH = 1,82
𝐿 10
= = 143,88489
ID𝑡 0,0695
ho 𝑘 𝐶𝑝 × 𝜇 1
= 𝑗𝐻 × ×[ ]3
Փs 𝐷𝑒 𝑘
ho 𝐵𝑡𝑢
= 9,843 . ℉. 𝑓𝑡 2
Փs 𝑗𝑎𝑚
Tw = 244,14 °F
56
LAPORAN KERJA PRAKTIK
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
MINYAK DAN GAS BUMI CEPU
Φs = 0,897944 Φs = 0,846327
ho 𝐵𝑡𝑢 hio 𝐵𝑡𝑢
= 19,1485 . ℉. 𝑓𝑡 2 = 9,8429 . ℉. 𝑓𝑡 2
ϕs 𝑗𝑎𝑚 ϕs 𝑗𝑎𝑚
𝐵𝑡𝑢 𝐵𝑡𝑢
ho = 19,1485 𝑗𝑎𝑚 . ℉. 𝑓𝑡 2 × 0,897944 hio = 9,8429 𝑗𝑎𝑚 . ℉. 𝑓𝑡 2 × 0,846327
57
LAPORAN KERJA PRAKTIK
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
MINYAK DAN GAS BUMI CEPU
𝑈𝑐 = 5,61163286 Btu/jam. ℉. 𝑓𝑡 2
Btu
𝑅𝑑 = 0,00466302 . ℉. 𝑓𝑡2
jam
58
LAPORAN KERJA PRAKTIK
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
MINYAK DAN GAS BUMI CEPU
˚API = 35,54
Tc = 268,892 °F
Gs = 8683,711673 lb/jam.𝑓𝑡 2
Φs = 0,897943848
SGsolar 60/60˚F = 0,8471
De = 0,06 ft
𝐿 10 𝑓𝑡 12 𝑖𝑛
Jumlah crosses (N+1) = 12 × 12 × × = 60,95754
𝐵 23,623 1 𝑓𝑡
f × 𝐺𝑠 2 × (𝑁 + 1)
ΔP𝑠 =
60
5,225 × 1010 × 𝐷𝑒 × 𝑆𝐺 60 ℉ × ϕ𝑠
2
lb
0,042 × (8683,711673 jam . 𝑓𝑡 2 ) × (60,95754)
ΔP𝑠 =
5,225 × 1010 × 0,06 𝑓𝑡 × 0,8471 × 0,897943848
ΔP𝑠 = 0,0071404 𝑃𝑠𝑖
59
LAPORAN KERJA PRAKTIK
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
MINYAK DAN GAS BUMI CEPU
˚API = 39,24
L = 10 ft
N=1
Gt = 15046,48996 lb/jam.𝑓𝑡 2
Φt = 0,846326752
SGcrudeoil 60/60˚F = 0,8398
IDt = 0,834 in = 0,0695 ft
f × 𝐺𝑡 2 × 𝐿 × 𝑛
ΔP𝑡 =
60
5,225 × 1010 × 𝐼𝐷𝑡 × 𝑆𝐺 60 ℉ × ϕ𝑡
2
lb
0,0038 × (15046,48996 . 𝑓𝑡 2 ) × (10 𝑓𝑡) × 1
jam
ΔP𝑡 =
5,225 × 1010 × 0,0695 𝑓𝑡 × 0,8398 × 0,846326752
ΔP𝑡 = 0,003333235 𝑃𝑠𝑖
𝐺𝑡
𝑣=
𝜌
lb
15046,48996 . 𝑓𝑡2 1 𝑗𝑎𝑚
jam
𝑣= ×
𝑙𝑏 3600 𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘
52,48786408
𝑓𝑡 3
𝑣 = 0,079629465 𝑓𝑡/𝑠
60
LAPORAN KERJA PRAKTIK
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
MINYAK DAN GAS BUMI CEPU
4𝑛 × 𝑣2
ΔPr =
𝑆𝐺𝑐𝑟𝑢𝑑𝑒𝑜𝑖𝑙 × 2(𝑔)
4(1) × (0,079629465)2
ΔPr =
0,8398 × 2(32,2)
ΔPr = 0,000468968 Psi
5.2 Pembahasan
Heat Exchanger meruapakan alat yang berfungsi untuk menukarkan panas
dari suatu fluida ke fluida lainnya yang memiliki perbedaan panas signifikan.
Perpindahan bisa terjadi dengan kontak secara langsung maupun tidak langsung.
Jenis alat penukar panas pada unit kilang PPSDM Migas Cepu adalah shell and tube
heat exchanger dengan aliran counter – current, terdapat 5 unit heat exchanger
yaitu HE - 01, HE - 02, HE - 03, HE - 04, dan HE - 05. Masing – masing unit heat
exchanger memiliki perbedaan, diantaranya posisi heat exchanger tersebut. Untuk
HE – 01 dan HE – 02 dipasang secara horizontal sedangkan untuk HE – 03, HE –
04, HE – 05 dipasang secara vertical, adapun alasan ketidakrataan posisi tersebut
dikarenakan keterbatasan tempat.
Pada kerja praktik ini, Heat Exchanger yang diamati HE – 03 yang
menggunakan fluida panas berupa solar dan fluida dingin berupa crude oil.
Pemanasan bahan baku (crude oil) bertujuan sebagai pemanasan awal sebelum
masuk kedalam furnance serta dapat menghemat energi (fuel oil), adapun pendingin
berupa solar bertujuan untuk mengurangi beban pendinginan pada cooler. Bahan
baku (crude oil) ditempatkan pada tube sedangkan unuk media pemanasnya berupa
solar ditempatkan pada shell.
61
LAPORAN KERJA PRAKTIK
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
MINYAK DAN GAS BUMI CEPU
Fluida yang mengalir secara terus menerus didalam alat akan membawa zat
pengotor yang ikut terbawa kedalam aliran, pengotor tersebut akan menempel pada
dinding shell dan tube. Dan dalam jangka waktu yang lama, zat pengotor yang
menempel akan menjadi kerak sehingga dapat mengganggu proses perpindahan
panas dan penyumbatan aliran pada heat exchanger. Terganggunya proses
perpindahan panas mengakibatkan suhu yang diinginkan sulit tercapai atau panas
yang dihasilkan harus lebih tinggi dari biasanya, dan akan berdampak pada
pemborosan bahan bakar. Penyumbatan aliran fluida dapat meningkatkan nilai
pressure drop sehingga dapat mengurangi efisiensi alat, selain itu penumpukan
kerak dapat mengakibatkan localize overheating atau kenaikan suhu pada spot
tertentu dan apabila tidak dilakukan pembersihan akan mengakibatkan kebocoran.
Oleh karena itu evaluasi kinerja heat exchanger sangat perlu dilakukan untuk
mengetahui kondisi alat saat beroperasi sehingga dapat mencegah terjadinya
kerusakan alat.
Suatu alat perpindahan panas dinilai mampu berfungsi dengan baik apabila
memenuhi dua ketentuan, yaitu nilai fouling factor (Rd) tidak melebihi 0,003
Btu/jam.˚F.ft2 dan penurunan tekanan tidak melebihi 10 psi (Kern dalam
Agusmanto, 2021). Fouling factor / dirty factor (Rd) adalah nilai yang menunjukan
besarnya faktor pengotor karena adanya endapan sehingga memberikan tahanan
tambahan terhadap aliran panas (Muhammad Rais Zain, 2020). Pressure drop
merupakan penurunan tekanan yang terjadi pada suatu aliran karena gesekan
dinding / saluran (Muhammad Rais Zain, 2020).
Berdasarkan perhitungan dapat diketahui bahwa nilai dirt factor (Rd) pada
Heat Exchanger – 03 adalah 0,004663 𝐵𝑡𝑢 𝑗𝑎𝑚. ℉. 𝑓𝑡2 ⁄ nilai ini melebihi ambang
batas yang telah ditentukan, hal tersebut dapat dibuktikan karena didalam HE – 03
terdapat kerak yang menempel. Sedangkan nilai pressure drop dari perhitungan
pada shell 0,0071404 Psi dan pada tube 0,0033332 Psi dibawah dari batas pressure
drop yang ditentukan, yaitu 10 Psi. Jika nilai pressure drop lebih tinggi dari nilai
yang diizinkan maka akan menyebabkan jumlah fluida yang mengalir pada inlet
shell dan di tube akan jauh berbeda dengan outlet shell dan tube pada HE – 03.
Adapun nilai efisiensi kinerja HE – 03 yaitu 86,39666353%.
62
LAPORAN KERJA PRAKTIK
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
MINYAK DAN GAS BUMI CEPU
63
LAPORAN KERJA PRAKTIK
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
MINYAK DAN GAS BUMI CEPU
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1. Kesimpulan
Berdasarkan analisis dan juga perhitungan yang telah dilakkan terhadap
kinerja HE-003 di PPSDM Migas cepu, didapatkan kesimpulan sebagai
berikut :
1. Alat Heat Exchanger pada Unit Kilang PPSDM Migas Cepu bertujuan
untuk mengurangi beban furnace pada proses pengolahan, mengatasi
pemanasan yang berlebihan dan menghemat bahan bakar dengan
memanfaatkan panas solar dan residu.
2. Berdasarkan perhitungan pada HE - 03 di PPSDM Migas Cepu diperoleh
dirt factor (Rd) 0,042135 Btu/jam. °F.ft2
3. Pressure drop hasil perhitungan baik pada shell dan tube memiliki nilai
yang lebih rendah dari APaiiowabie. AP pada shell 0,005041960 Psi dan
pada tube 0,001202849 Psi
4. Efektifitas HE-03 adalah 76,83065115%
5. Heat Exchanger-03 pada unit kilang PPSDM Migas Cepu masih layak
digunakan.
6.2. Saran
1. Jumlah flow rate crude oil dan solar yang masuk kedalam heat exchanger
dapat diketahui dan lebih mudah dikontrol apabila pada masing-masing
pipa inlet dipasang flow meter.
64
LAPORAN KERJA PRAKTIK
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
MINYAK DAN GAS BUMI CEPU
DAFTAR PUSTAKA
Agusmanto, A. (2021. Evaluasi Kinerja Heat Exchanger 03 Tipe Shell and Tube
Menggunakan Perhitungan dan Simulasi Hysys di Unit Kilang Pusat
Pengembangan Sumber Daya Manusia Minyak dan Gas Bumi (PPSDM
Migas). Aceh: Fakultas Teknik. Universitas Syiah Kuala.
Jatmika, A.A. (2021). Evaluasi Kinerja Stripper C-04 Ditinjau dari Neraca Massa
dan Panas Pada Unit Kilang Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia
Minyak dan Gasb Bumi (PPSDM MIGAS) Cepu.. Yogyakarta: Institut Sains
& Teknologi AKPRIND.
Kern, D. (1950). Process Heat Transfer. New York : McGraw Hill International
Book Company Inc.
Kern, D. (1983). Process Heat Transfer. Graw-Hill Book Company Imk: New York
PPSDM Migas. (2022). Sejarah PPSDM Migas Cepu, Diakses pada tanggal 11
Desember 2023 Pukul 9.30 WIB (https://ppsdmmigas.esdm.go.id).
Syaichrrozi, Iqbal., dkk. 2014. Kajian Performa Alat Penukar Panas Plate and
Frame : Pengaruh Laju Alir Massa, Temperatur Umpan dan Arah Aliran
Terhadap Koefisien Perpindahan Panas Menyeluruh. Jurnal Teknik Kimia FT
Univ Sultan Agung Tirtayasa
Zain, M. R. (2020). Evaluasi Efisiensi Heat Exchanger (HE - 4000) dengan Metode
Kern. Malang : Jurusan Teknik Kimia. Politeknik Negeri Malang.
LAMPIRAN A
DATA OPERASI
Lampiran 1 Data Kapasitas Harian
1.1 Hari Pertama (6 Desember 2023)
Crude Oil
A-65
LAPORAN KERJA PRAKTIK
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
MINYAK DAN GAS BUMI CEPU
Pertasol CB
Pertasol CC
Solar
B-2
LAPORAN KERJA PRAKTIK
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
MINYAK DAN GAS BUMI CEPU
Residu
B-3
LAPORAN KERJA PRAKTIK
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
MINYAK DAN GAS BUMI CEPU
Fuel
Crude Oil
Pertasol CA
Nomor Ltr Volume Density
Awal Akhir CM Ltr 15 Temp
Tangki Obs CF 15
T117 91,5 130 38,5 11.210 0,97850 10.969 34 0,7350
B-4
LAPORAN KERJA PRAKTIK
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
MINYAK DAN GAS BUMI CEPU
Pertasol CB
Solar
B-5
LAPORAN KERJA PRAKTIK
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
MINYAK DAN GAS BUMI CEPU
Residu
Fuel
B-6
LAPORAN KERJA PRAKTIK
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
MINYAK DAN GAS BUMI CEPU
Crude Oil
Pertasol CA
Solar
Total
171.214 [61,59%] 168.968 [61,66%]
Solar
B-7
LAPORAN KERJA PRAKTIK
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
MINYAK DAN GAS BUMI CEPU
Residu
Total
277.154 [99,70%] 271.820 [99,20%]
Produk
Fuel
B-8
LAPORAN KERJA PRAKTIK
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
MINYAK DAN GAS BUMI CEPU
LAMPIRAN B
DATA LITERATUR
Lampiran 2 Diagram
Lampiran 2.1 Figure 4 Kern-Process Heat Exchanger (Penentuan nilai Cp)
B-1
LAPORAN KERJA PRAKTIK
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
MINYAK DAN GAS BUMI CEPU
B-2
LAPORAN KERJA PRAKTIK
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
MINYAK DAN GAS BUMI CEPU
B-3
LAPORAN KERJA PRAKTIK
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
MINYAK DAN GAS BUMI CEPU
B-4
LAPORAN KERJA PRAKTIK
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
MINYAK DAN GAS BUMI CEPU
B-5
LAPORAN KERJA PRAKTIK
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
MINYAK DAN GAS BUMI CEPU
B-6
LAPORAN KERJA PRAKTIK
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
MINYAK DAN GAS BUMI CEPU
B-7
LAPORAN KERJA PRAKTIK
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
MINYAK DAN GAS BUMI CEPU
B-8
LAPORAN KERJA PRAKTIK
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
MINYAK DAN GAS BUMI CEPU
B-9
LAPORAN KERJA PRAKTIK
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
MINYAK DAN GAS BUMI CEPU
B-10
LAPORAN KERJA PRAKTIK
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
MINYAK DAN GAS BUMI CEPU
B-11
LAPORAN KERJA PRAKTIK
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
MINYAK DAN GAS BUMI CEPU
B-12
LAPORAN KERJA PRAKTIK
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
MINYAK DAN GAS BUMI CEPU
B-13
LAPORAN KERJA PRAKTIK
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
MINYAK DAN GAS BUMI CEPU
B-14
LAPORAN KERJA PRAKTIK
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
MINYAK DAN GAS BUMI CEPU
B-15
LAPORAN KERJA PRAKTIK
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
MINYAK DAN GAS BUMI CEPU
B-16
LAPORAN KERJA PRAKTIK
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
MINYAK DAN GAS BUMI CEPU
LAMPIRAN C
DIAGRAM ALIR PROSES KILANG PPSDM MIGAS
C-1