LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
2.1.1 Pangakah
Blok Pangkah mulai ditemukan cadangan minyak dan gas bumi di blok
ini sejak Nopember 1998. Kegiatan eksplorasi terus dilakukan untuk
mengetahui keberadaan cadangan – cadangan minyak dan gas alam di blok ini,
seperti keberhasilan kegiatan appraisal yang dilakukan pada tahun 2000 dan
2004. Blok ini menyimpan cadangan gas alam sebesar 440 BFC, yang
diperkirakan mampu memasok kebutuhan gas PLN/PJB pembangkit Gresik
sebesar 100 MMSCFD selama 21 tahun. Plan of Development (POD)
Pengembangan Gas Ujung Pangkah telah disetujui sejak 21 April 2002,
Dokumen AMDAL disetujui pada bulan April 2004, sedangkan perjanjian
penjualan gas dengan PLN telah ditandatangani sejak Desember 2004.
Menindaklanjuti rencana produksi gas pada bulan Desember 2006, maka pada
bulan Maret 2005 telah dikeluarkan LoI untuk kegiatan kontruksi
pembangunan wellhead platform, pembangunan pipa dan fasilitas darat.
Investasi pengembangan penuh yang dikeluarkan lebih dari US$ 1
milyar yang digunakan untuk membangun fasilitas untuk memproduksi dan
memproses gas, minyak dan LPG serta untuk mengebor kurang lebih empat
puluh sumur minyak dan gas. Blok ini memproduksi 100 MMSCFD gas alam,
LPG sebesar Barrel per day dan minyak mentah sebesar 25.000 Barrel per day.
2.1.3 Semai V
Blok pengembangan minyak dan gas Ujunng Pangkah, Gresik ini telah
berjalan sejak tahun 1997 dengan Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS)
oleh Hess Indonesia. Pada tahun 2007 mulai memproduksi minyak dan gas.
Pada mulanya eksplorasi dilakukan oleh pihak Hess Indonesia Pangkah
Limited (HIPL) dengan kepemilikan saham 25% oleh Indonesia (PGN) dan
75% oleh Amerika (HESS). Namun pada awal 2014 Hess menjual aset blok
Ujung Pangkah kepada Perusahaan Gas Negara (PGN) sehingga, saat ini blok
Ujung Pangkah dioperasiakan oleh Saka Energi (anak perusahaan PGN) yang
didirikan sejak 27 Juni 2011. Pemegang saham Saka Energi ini adalah PGN
dengan prosentase kepemilikan 99% dan 1% milik anak perusahaan PGN
lainnya (PGAS SOLUTION).
Visi SIPL adalah “Menjadi Perusahaan Hulu Minyak dan Gas Kelas
Dunia”. Pada visi tersebut dapat dijabarkan dan diturunkan menjadi beberapa
misi, sehingga perusahaan mengetahui apa yang ingin dicapai. Misi perusahaan
antara lain :
Untuk mencapai visi dan misi, perusahaan memilii niai perusahaan yang
ditanamkan pada setiap pegawai. Nilai perusahaan dikenal sebagai DEEPS.
Adapun pengertian DEEPS adalah sebagai berikut :
Excecutive
Secretary
Drilling Security
Operation Internal
Manager Coordinator
Manager Auditor
Exploration
Subsurface Legal
Manager
Manager Counsel
2.5 Kepegawaian
2.5.1 Waktu Kerja
a. Jam kerja reguler
Karyawan yang termasuk karyawan regular adalah mereka yang tidak
terlibat langsung dalam kegiatan produksi maupun pengamatan di Onshore
Processing Facilities. Jam kerja karyawan regular adalah sebagai berikut :
Hari Senin – Jum’at : pukul 07.00 - 16.00 WIB
Hari Sabtu dan Minggu Libur
b. Jam kerja shift
Jam kerja shift berlaku bagi karyawan yang terlibat langsung dalam
kegiatan produksi dan pengamatan di Onshore Processing Facilities (OPF)
dan Offshore. Jam kerja shift dapat diatur sebagai berikut:
OPF : 5 hari masuk / 5 hari libur dengan 12 jam kerja
Offshore : 14 hari masuk / 14 hari libur dengan 12 jam kerja
2.6 Bidang Usaha dan Jaringan Kerja
Jarak dengan rumah sakit dekat, sehingga jika terjadi kecelakaan kerja,
proses evaluasi dapat berjalan dengan cepat.
Dekat dengan sarana mobil pemadam kebakaran milik Maspion,
sehingga jika terjadi kebakaran dapat dengan segera tertangani.
Dekat dengan kantor aparat keamanan,sehingga apabila ada
kemungkinanaksi demo dapat tertangani dengan baik.
3. Dekat dengan bibir pantai dan tersedianya sarana dermaga yang dapat
mempermudah proses loading crude oil.
4.Tersedianya akses jalan yang mempermudah transportasi.
c. Onshore
Pada area onshore terdapat Onshore Processing Facilities (OPF). Luas
kawasan yang dibebaskan untuk kawasan OPF adalah ± 29,13 ha. Onshore
Processing Facilities (OPF) terdiri dari dua zona, zona tersebut adalah zona
merah dan zona kuning.
Zona Kuning
Zona kuning adalah zona umum yang terdiri atas gedung
adminitrasi, gudang, bengkel mekanik, laboratorium, masjid, pintu masuk
utama, gedung pusat keamanan, gedung pusat control, ruangan safety
induction dan cabin.
Zona kuning merupakan zona aman yang terbebas dari peluang
pelepasan hydrocarbon dan gas H2S serta peluang bahaya lainya. Hal tersebut
menjadikan tingkat bahaya disini lebih rendah dibandingkan dengan zona
merah, sehingga setiap orang yang memasuki daerah ini tidak diwajibkan
memakai alat pelindung lengkap.
Zona Merah
Sedang zona merah merupakan zona proses, dimana tingkat
bahayanya lebih tinggi dari pada zona kuning. Hal tersebet dikarenakan
berpeluang terjadi pelepasan hydrocarbon dan gas H2S dan terdapat peluang
bahaya lain. Untuk itu setiap orang yang ingin memasuki daerah ini
diharuskan memakai alat pelindung lengkap seperti coverall, helm pelindung,
kacamata pelindung, pelindung telinga, sepatu keselamatan, dan alat
pendeteksi gas H2S. Setiap orang yang akan memasuki zona merah, juga
dilarang untuk membawa peralatan elektronik seperti telepon genggam,
kamera, perekaman video, dll. Serta dilarang membawa alat pematik api.
Pada zona merah terdiri dari dua fase kawasan, fasa pertama
merupakan kawasan Gas Processing Facilities (GPF) yang merupakan tempat
proses sweetening dan dehydration gas terjadi. Fasa kedua merupakan
kawasan Liquid Petroleum Gas Facilities (LPGF) yang merupakan tempat
produksi LPG dan Oil Treating Facilities yang merupakan tempat pengolahan
Crude Oil.
d. Offshore
Area offshore (lepas pantai) SAKA ( Indonesia – Pangkah ) Limited
terletak di Blok Pangkah, lepas pantai dari Ujung Pangkah. Pada area
offshore terdapat Wellhead Platfrom – A(WHP-A), Wellhead Platfrorm –
B(WHP-B), Accomodation Utilities Platfrom (AUP), dan Compression and
Processing Platform(CPP). WHP – A dan WHP – B merupakan tempat
dimana terdapat sumur minyak maupun gas, pada WHP – A terdapat 14
sumur dan WHP – B terdpat 20 sumur. AUP adalah tempat dimana pekerja
offshore tinggal, sedangkan CPP adalah tempat kompresi dari gas yang
berasal dari wellhead untuk kemudian dikirim ke OPF.
1. Chemical hazard
2. Hydrocarbon hazard
3. H2S hazard
4. Noise hazard
5. Hot surface hazard
6. High voltage hazard
7. Mechanical hazard
a. Isolasi Energi
Sumber energy yang tersimpan harus diidentifikasi, diisolasi, dites dan
dikomunikasikan ke pekerj sebelum memlai pekerjaan.
b. Pengangkatan
Hanya dilakukan oleh operator yang ahli dan perlengkapannya harus sesuai
untuk segala aktivitas pengangkatan.
c. Bekerja di ketinggian
Seorang pekerja harus menggunakan alat pelindung jatuh saat bekerja
diketinggian 6 kaki (1,8 meter).
d. Bekerja di Ruang Terbatas
Tidak diperbolehkan memasuki ruang terbatas tanpa menggunakan ijin tertulis.
e. Pekerjaan yang Menimbulkan Panas
Ijin kerja tertulis diwajibkan untuk semua pekerjaan yang menimbulkan panas
yang dilakukan diluar area aman.
f. Penggalian
Semua pekerjaan penggalian dengan kedalaman lebih dari 4 kaki harus
menggunakan ijin tertulis yang sudah disetujui.
g. Transportasi Darat
Mengidentifikasi semua bahaya saat mengemudi yang terkait dengan aktivitas
kendaraan.
Selain peraturan kerja yang terdapat dalam Saka Rules, SAKA
( Indonesia – Pangkah ) Limited juga memiliki peraturan yang terkait dengan safety
yang wajib dipatuhi oleh setiap karyawan baik tetap maupun kontraktor dan juga
pengunjung di SAKA ( Indonesia – Pangkah ) Limited yaitu :
a. Karyawan maupun pengunjung wajib masuk dan keluar melewati pintu yang
telah ditetapkan.
b. semua kendaraanyang masuk OPF wajib diperiksa oleh petugas keamanan di
pintu masuk OPF.
c. Semua kendaraan yang akan masuk area merah harus dilengkapi dengan flame
arresters sebelum memasuki area ( hanya kendaraan yang berbahan bakar solar
yang diijinkan memasuki area merah OPF ).
d. Semua pengunjung dan karyawan harus mendaftarkan kehadiran mereka di
pintu penjagaan OPF dengan menggunakan T-Card sistem agar bisa dengan
mudah dipantau kehadirannya dikawasan OPF.
e. Batas aman kecepatan kendaraan didalam area OPF adalah 10 km/jam.
f. Semua pengunjung harus mendapatkan safety induction saat datang pertama
kali di kawasan OPF.
g. Semua karyawan dan pengunjung yang akan memasuki area merah di dalam
kawasan OPF, wajib memakai alat keselamatan lengkap seperti helm safety,
sepatu safety, sarung tangan, kacamata safety, sarung tangan, kacamata safety,
pelindung telinga, coverall dan H2S Portabel Gas Detector. Semua karyawan
dan pengunjung tidak diperbolehkan membawa korek api beserta pematik api
lainnya ( naked flame ), telepon gengam, camera dan tape recorder kedalam
area merah.
h. Karyawan dilarang merokok dilingkungan perusahaan kecuali di tempat yang
disediakan khusus untuk merokok.
3.1 Tinjauan Proses Produksi
Onshore Processing Facility (OPF) sebagai plant pengolahan minyak dan gas
bumi terbagi dalam tiga sub plant yaitu Oil Treating Facilities (OTF), Gas Plant
Facilities (GPF), dan Liquefied Petroleum Gas Recovery Facilities (LPGF). OTF
berfungsi mengolah crude oil dari WHP yang masih mengandung kadar air tinggi
menjadi crude oil dengan kadar air, nilai Base Sediment dan Water, dan nilai Rate
Vapor Pressure (RVP) yang dibawah batas maksimal nilai yang diinginkan. GPF
berfungsi untuk mengolah gas bumi menjadi sweet dan dehydrated gas sedangkan
LPGF berfungsi untuk mengambil kandungan C3 dan C4 dari aliran sales gas dari GPF
diolah menjadi LPG.
Pada awalnya, produk yang diambil dari Wellhead Platform (WHP) masih
berupa campuran dari liquid gas dan gas hydrocarbon dan sludge. Campuran ini
kemudian masuk ke sistem perpipaan 18’’ (Inchi) yang dilengkapi sistem pigging
dengan panjang pipa sekitar 24 km yang menghubungkan WHP di Ujung Pangkah dan
OPF di Manyar. Sistem pigging digunakan untuk menghilangkan endapan dalam
sistem perpipaan dan digunakan untuk pengecekan rutin sistem perpipaan.
Unit ini berfungsi untuk memisahkan larutan amine yang terbawa oleh
sweet gas dengan unit KO drum sama seperti unit Amine Contactor Inlet KO
Drum 135-V-01. Sweet gas telah dipisahkan dari sisa larutan amine akan
mengalir menuju ke TEG dehydrogen system sedangkan amine akan terkumpul
di bagian bawah drum dan dikirim ke Amine Flash Drum 135-V-10.
Unit ini merupakan unit untukk mengontakkan sweet gas dengan lean
TEG. Sweet gas masuk melalui bagian bawah contactor dan di kontakkan
secara counter current dengan lean TEG yang dialirkan lewat atas.
Diharapkan output gas dari unit ini memiliki kandungan moisture dibawah 10
Ib/MMSCF. Kondisi proses diatur dengan temperatur serendah mungkin dan
tekanan setinggi mungkin namun tetap dalam batasan-batasan tertentu. Process
gas yang keluar dari unit ini selanjutnya dialirkan menuju TEG Overhead KO
Drum 136-V-23 melalui bagian atas contactor dan rich TEG (larutan TEG
yang telah mengandung H2O) dialirkan melalui bagian bawah contactor
menuju TEG regeneration system.
2) TEG Overhead KO Drum 136-V-23
Unit ini berfungsi untuk mencegah TEG yang ter-carry over oleh process
gas masuk ke unit berikutnya. Memiliki teknik pemisahan yang sama dengan
unit KO drum lainnya, unit ini akan memisahkan process gas dengan TEG
liquid. Process gas akan dialirkan menuju TEG Flash Drum 136-V-16. Gas
residu hasil pengolahan di LPGF dialirkan menuju LPGF Plant untuk diolah
sebagai gas LPG.
Unit ini memiliki fungsi untuk memisahkan gas dan liquid dengan
teknik flashing. Rich amine yang mengalir dari aliran bawah Amine Contactor
135-V- 06 dan Amine Contactor Inlet KO Drum 135-V-01 dialirkan menuju
unit ini yang menurunkan tekanan dari 40.3 barg ke 5 barg sehingga
hydrocarbon yang terkandung dalam rich amine dapat dipisahkan. Selain itu,
gas yang terkandung di rich amine akan ikut terpisah. Larutan amine yang
terpisah dialirkan ke Rich Amine Filter 135-W-04, sedangkan acid gas-nya
dikirim ke Acid Gas Flare header untuk dibakar.
Unit ini berfungsi untuk mentransfer panas hot lean amine yang
bersuhu 120°C dengan rich amine. Rich amine output dari HE ini memiliki
suhu 94°C dan langsung dialirkan ke Amine Regenerator 135-V-07. HE ini
berjenis plate and frame heat exchanger dengan daya 3102 kW.
Fungsi dari unit ini adalah memisahkan gas yang masih terbawa oleh
larutan amine. Larutan amine yang masuk ke unit ini akan diturunkan
tekanannya dari 5 barg ke 0.55 barg. Regenerator ini dipanaskan menggunakan
reboiler hingga suhu outputnya sebesar 120°C. Untuk mengoptimalkan
stripping sour gas, maka dilakukan refluks yang dialirkan dengan pompa dari
Amine Refluks Drum 135-V-ll menuju ke bagian atas Amine Regenerator 135-
V-07. Unit ini juga dilengkapi dengan tray sebanyak 20 tray sehingga
meningkatkan luas permukaan amine dan pemisahan menjadi lebih optimal.
Lean amine dari unit ini kemudian dialirkan ke Lean/Rich Heat Exchanger
135-H-02A/B dengan menggunakan Hot Lean Amine Pumps 135-P-04A/B (
satu beroperasi, satu standby ). Lean amine dari pompa Hot Lean Amine Pumps
135-P-04A/B dibypass ke Amine Regenerator Overhead Cooler 135-H-05
untuk selanjutnya masuk ke sistem refluks.
Unit ini berfungsi untuk menangkap pecahan- pecahan karbon dari unit Amine Carbon F
yang tidak terserap di Carbon Filter 135-W-03. Output dari unit ini akan
dikirimkan ke Amine Surge Vessel 135-V-02.
9) Amine Surge Vessel 135-V-02
Unit ini akan menyimpan lean TEG yang telah diregenerasi pada
TEG Regeneration System untuk kemudian disimpan dan dialirkan ke TEG
Contactor 136-V-04. Unit ini dibutuhkan untuk menjamin aliran ke TEG
Contactor 136-V-04 steady state. Output lean TEG dari TEG Accumulator
Vessel 136-V-18 ini dikirim menggunakan TEG Circulation Pumps 136-P-
lOA/B dan melalui TEG Cooler 136-H-07 sebelum masuk ke TEG Contactor
136-V-04 untuk dikontakkan dengan process gas.
Unit ini berfungsi memanaskan uap air dari TEG Reflux Condenser
136- H-09 sebelum dialirkan ke Acid Gas Flare header. Uap air ini dipanaskan
oleh heating medium yang dialirkan ke Exchanger tersebut.
3.3 Oil Treating Facilities (OTF)
Feed yang masuk ke OTF masih memiliki kandungan gas yang cukup
banyak sehingga harus dipisahkan. Pemisahan dilakukan menggunakan alat
High Pressure Flash Separator 332-V-01 yang memisahkan hydrocarbon
liquid menjadi gas, air, dan minyak dengan teknik flash, yaitu penurunan
tekanan secara tiba-tiba sehingga komponen gas terpisah dari liquid.
Selanjutnya. pemisahan minyak dan air menggunakan perbedaan berat
jenisnya. Gas dari separator dikirim ke Flash Gas Compressor 2nd stage 339-C-
02A/B yang untuk selanjutnya dialirkan kembali ke Inlet Separator 131-V-01
untuk diproses ulang. Oil dari separator dialirkan ke HP Flash Liquid Heater
332-H-01A/B sedangkan air dari separator dikirim ke Hydrocyclone Separator
342-V-01 untuk ditreatment sebagai produce water.
3.3.2 Oil Heating and Separations
3. Cryogenic System
Unit ini berfungsi untuk menyimpan air terkondensasi dan gas dari
Regeneration Gas Cooler 436-H-01. Gas akan dialirkan kembali ke Inlet Gas
Filter / Separator 436-V-01 sedangkan air terkondensasi akan dialirkan ke HP
Flash Separator 332-V-01.
Process gas yang telah mengalami banyak proses dalam berbagai alat
akan mengalami penurunan tekanan. Sistem ini berfungsi untuk menaikkan
kembali tekanan dari process gas yang dibutuhkan dalam proses selanjutnya.
System ini didukung oleh beberapa unit proses, diantaranya:
Unit ini berfungsi untuk menurunkan temperatur dari process gas. Hal
ini dibutuhkan sebelum gas masuk ke dalam cryogenic system untuk
memperkecil ∆ suhu di sistem tersebut. Suhu diturunkan dari inlet sekitar 75°C
menjadi sekitar 45°C. Output dari unit ini kemudian akan masuk ke cryogenic
system.
Pada gas compression system ini, terdapat pula unit compressor yang
digunakan untuk memampatkan gas residue keluaran sistem pemisahan LPG.
Unit ini juga berfungsi untuk meningkatkan tekanan dari gas residue untuk
selanjutnya dialirkan menuju sales gas pipeline dan dikirim ke Pembangkit
Jawa Bali. Tekanan gas residue akan dinaikkan oleh unit ini menjadi sekitar 33
barg.
Unit ini memiliki fungsi untuk memisahkan kondensat liquid dari inlet
gas yang keluar dari Inlet Gas Exchanger 482-H-01. Inlet gas memiliki
komposisi C1 dan C2 yang cukup banyak sehingga masih berupa gas meskipun
suhunya telah diturunkan sedangkan liquid yang terbentuk memiliki komposisi
C3+ (komponen C3 ke atas) yang lebih banyak. Inlet gas yang sudah terpisah
dari liquid selanjutnya dikirimkan ke Turbo Expander/Recompressor 482-CY-
01 sedangkan liquidnya dialirkan kembali ke Inlet Gas Exchanger 482-H-01
dan dikirim menuju tray 40 De-Ethanizer Column 482-V-02.
Unit ini ditunjang oleh sistem refluks dan pemanasan oleh De-Ethanizer
Reboiler 482-H-03. Sistem refluks dibutuhkan untuk mengoptimalkan proses
distilasi sedangkan pemanasan juga dibutuhkan untuk menguapkan fraksi
ringan dari process gas. Unit ini bekerja pada tekanan 20 barg, temperatur atas
-82°C dan temperatur bawah 80°C.
Unit ini berfungsi menukar panas dan mengkondensasi gas residu (Cl
dan C2) yang keluar dari overhead De-Ethanizer Column 482-V-02 yang
bersuhu sekitar -80°C dengan aliran gas dari tray 15 De-Ethanizer Column
482- V-02. Kerja refluks juga dikontrol dengan mengontrol jumlah umpan gas
yang masuk ke De-Ethanizer Reflux Exchanger 482-H-02.
Unit ini berfungsi untuk memisahkan uap yang berupa residue gas dan
liquid C3+ yang dialirkan dari tray 16 De-Ethanizer Reflux Exchanger 482-H-
02. Unit ini akan mengakumulasi liquid C3+ sehingga dapat memenuhi
kapasitas pompa De-Ethanizer Reflux Pumps 482-P-01 A/B. Liquid ini'
selanjutnya akan dialirkan kembali ke De-Ethanizer Column 482-V-02 di tray
1.
Unit ini berfungsi menurunkan temperatur uap gas yang keluar dari
overhead Depropanizer Column 482-V-04 sehingga fraksi butana yang ikut
terbawa akan terkondensasi dan terpisahkan dari fraksi propana. Campuran ini
selanjutnya dialirkan menuju Depropanizer Reflux Drum 482-V-05.
Unit ini berfungsi menurunkan temperatur uap gas yang keluar dari
overhead Debutanizer Column 482-V-07 sehingga fraksi pentana-plus yang
ikut terbawa akan terkondensasi dan terpisahkan dari fraksi butana. Campuran
ini selanjutnya dialirkan menuju Debutanizer Reflux Drum 482-V-08.
Unit ini berfungsi mensuplai fresh water dari Firewater Tank 451 -
T-01 dengankapasitas tiap pompa 420 m3/h yang dibutuhkan untuk
mensuplai firewater apabila terjadi kebakaran.
Sistem instrument air dan plant air berfungsi untuk meregenerasi dan
mendistribusi udara kompresi bebas air sesuai tekanan yang dibutuhkan
menuju ke Ujung Pangkah OTF dan LPGF sebagai penunjang instrumen proses
dan utilitas udara lainnya. Plant air merupakan udara tekan yang akan
digunakan untuk keperluan utilitas pabrik diluar proses sedangkan instrument
air merupakan udara tekan yang digunakan untuk keperluan proses. Sistem ini
ditunjang oleh beberapa unit proses, yaitu :
Unit ini berfungsi unit memisahkan dan mengumpulkan kondensat liquid yang
tersisa dari keluaran air compressor. Unit ini berfungsi juga untuk
meningkatkan kapasitas sistem dengan tujuan mengurangi fluktuasi tekanan.
Udara mengalir dari cooler menuju unit ini dan selanjutnya dialirkan ke
Instrument Air Pre- Filters 446-W-01A/B. Selain menuju unit dryer package
tadi yang selanjutnya akan diolah sebagai instrument air, unit ini juga akan
mengirim utility air yang digunakan untuk keperluan diluar proses.
Unit ini berfungsi untuk menghilangkan partikel halus liquid yang terbawa dari
aliran masuk. Keluaran dari unit ini selanjutnya akan mengalir menuju Air
Dryer Package 446-M Y-01.
Unit ini berfungsi untuk mengeringkan wet compressed air dengan tujuan
untuk mencapai dew point -40°C. Pada unit ini, desiccant sebagai absorben
akan mengabsorbsi kandungan air dari udara yang dialirkan ke unit ini.
Selanjutnya, udara keluaran dari unit ini disuplai ke unit Instrument Air After
Filters 146-W-02A/B.
Unit ini berfungsi untuk menyaring partikel dan liquid yang terbawa ke aliran
udara tekan dari Air Dryer Package 446-MY-01. Keluaran dari unit ini
selanjutnya dikirim menuju Instrument Air Receiver 146-V-02.
Unit ini berfungsi menerima dan menyimpan instrumen air yang telah di-
treatment sebelum dialirkan ke unit proses yang membutuhkan udara tekan.
Unit ini juga berfungsi mengatur tekanan dari udara tekan agar sesuai dengan
kebutuhan yaitu 9 barg.
Unit ini berfungsi sebagai wadah penampung yang aman untuk menerima
drained fluids dari peralatan proses pada operasi normal dan juga saat
sebelum dilakukan aktivitas maintenance. Inlet yang masuk ke unit ini
berasal dari closed drain header yang berasal dari beberapa system di unit
GPF maupun unit OTF & LPGF. Selain itu, terdapat juga inlet dari Cold
Closed Drain Separator 444- V-02 dan De-Propanizer Reflux Drum 482-
V-05. Pada vessel ini ditambahkan pula gas vent untuk mengalirkan gas
yang terkumpul dalam vessel menuju ke LP Flare Pleader.
Pompa ini digunakan untuk mentransfer liquid dari Closed Drain Vessel
444-V- 01 dan 144-V-01 menuju ke LP Electrostatic Treater 332-V-02
untuk diproses lebih lanjut.
Pompa ini digunakan untuk mentransfer liquid dari Cold Closed Drain
Vessel 444-V-02 menuju ke Closed Drain Vessel 444-V-01.
Unit ini didesain untuk menampung liquid dari area proses yang melalui
open drain header dan juga menampung liquid dari Closed Drain Vessel
444-V-01 dan Cold Closed Drain Vessel 444-V-02. Unit ini memiliki
sistem separasi oily water dan liquid sehingga oily water akan dipompakan
kembali Closed Drain Vessel 444-V-01 sedangkan clean water akan
dipompakan ke GPF Inlet Receiver untuk diolah kembali di dalam proses.
Open Drain Oil Pump 456-P-02 berfungsi mentransfer oily water yang
terkumpul di Open Drain Pit 456-T-01 menuju ke Closed Drain Vessel
444-V-01 melalui Closed Drain Header.
3.5.4 Heating Medium System
Unit ini berfungsi sebagai unit storage juga unit ekspansi thermal. Unit ini
dialiri fuel gas yang menjadi gas blanket dengan tujuan untuk mencegah
masuknya udara ke sistem dan juga berfungsi menahan tekanan proses
tetap rendah untuk mencegah boiling medium pemanasan.
Unit ini menangkap ±10% hot oil di aliran keluaran circulation pump
untuk difilter dandikembalikan lagi ke upstream menuju Waste Heat
Recovery Unit445-H-01.
Unit ini ada hanya pada plant OTF & LPGF. Hot oil keluaran Circulation
PumpP-01A/B di plant OTF & LPGF dipompakan menuju Waste Heat
Recovery Unit 445-H-01 yang merupakan exhaust dari Inlet/Residue
Compressor. Panas dari gas buang ini dimanfaatkan untuk memanaskan
hot oil dari suhu 110 °C menjadi 200 °C.
5. Hot Oil Heater 445-H-02
Unit ini akan memanaskan hot oil keluaran dari Waste Heal Recovery
Unit 445- H-01 yang bersuhu 200 °C menjadi 230 °C. Hot oil hasil
pemanasan ini kemudian didistribusikan ke unit-unit yang membutuhkan
medium pemanasan. Outlet hot oil setelah digunakan dikembalikan
menuju Heating Medium Expansion Vessel 445-V-01.
Unit ini hanya ada di plant GPF. Hot oil merupakan keluaran dari
Circulation Pump 145-P-01A/B di plant GPF. Sistem ini memiliki dua unit
heater yang kedua-duanya beroperasi. Hot oil akan dipanaskan dari suhu
135 °C menjadi suhu 230 °C. Selanjutnya, oil tersebut akan didistribusikan
ke unit reboiler atau heater yang membutuhkan medium pemanasan.
Heating medium system ini juga memiliki sistem drain yang berfungsi
untuk memindahkan hot oil apabila terjadi emergency dan juga apabila
akan dilakukan maintenance. Sistem ini dilengkapi pula dengan pompa-
pompa untuk mensirkulasikan liquid yaitu Heating Medium Drain Pump
445-P-02 & I45-P- 02 dan Heating Medium Drain Sump Pumps 445-P-
03A/B dan 145-P-03A/B.
3.5.5 Fuel Gas System
Tujuan dari sistem fuel gas ini adalah untuk mengkondisikan dan
mendistribusikan fuel gas dari Recompressor Cooler atau Residue Discharge
Cooler menuju unit-unit yang membutuhkan fuel gas melalui HHP (High
High Pressure) fuel gas header. Bahan bakar gas yang dialirkan akan
berfungsi untuk menghilangkan liquid, partikel-partikel, dan menurunkan
tekanan. Selain itu, fuel gas j uga berfungsi sebagai stripping H2O di LP
Eletrostatic Treater untuk menurunkan konsentrasi RVP process gas. Fuel
gas juga dijadikan bahan bakar di flare system. Fuel gas system di plant OTF
& LPGF ditunjang oleh satu unit proses yaitu Fuel Gas Scrubber 441-V-01.
Untuk plant GPF, unit Fuel Gas Heater 141-H-01, Fuel Gas Scrubber 141-V-
01, dan Fuel Gas Filter 141-W-01 A/B/C disediakan.
Pada plant GPF, aliran fuel gas dinaikkan temperatumya menjadi ±52
°C menggunakan Fuel Gas Heater 141-H-01. Selanjutnya, fuel dipisahkan
dengan liquid yang terbawa dengan Fuel Gas Scrubber 141-V-01. Keluaran
unit tersebut selanjutnya difilter untuk menghilangkan partikel dan liquid oleh
Fuel Gas Filter 141-W-01 A/B/C. Output dari unit tersebut selanjutnya
dialirkan menuju HP Flare Header dan LP Flare Header.
Khusus untuk OTF dan LPGF hanya dibutuhkan potable water dan
fresh water saja (sebagai service water). Potable water berasal dari Fresh
Water Tank di GPF yang melewati sistem filterisasi dan disuplai menuju
safety shower di lingkungan OTF dan LPGF sedangkan service water
langsung didistribusikan dari Fresh Water Tank menuju utility points di
sekitar OTF dan LPGF.
Unit ini didesain sebagai tempat penyimpanan air dari sumur air artesis
sebagai suplai untuk kebutuhan air di industri. Unit Fresh Water Pumps 153-
P-01A/B ditambahkan untuk mendistribusikan fresh water ini ke unit-unit
yang membutuhkan fresh water.
2. Carbon Filters 154-W-01A/B
Unit ini didesain untuk menyimpan fresh water yang telah diolah menjadi
potable water untuk selanjutnya disuplai ke system atau unit yang
membutuhkan potable water. Suplai potable water dilakukan dengan bantuan
Potable Water Pumps 154-P-01A/B yang beroperasi bergantian.
Unit ini berfungsi sebagai tempat penyimpanan process water yang secara
intermitten disuplaikan ke amine system sebagai air make-up. Process water
menggunakan demine water yang dibeli dari luar.
Unit ini berfungsi untuk mensuplai potable water menuju ke semua safety
shower di sekitar red zone.
Unit ini berfungsi untuk mensuplai fresh water menuju ke utility points di
sekitar red zone. Service Water Header mensuplai fresh water menuju plant
OTF dan LPGF sedangkan Utility Water Header mensuplai fresh water
menuju plant GPF.
3.5.7 Flare System
Unit ini akan membakar HP/LP flare gas. Unit ini secara khusus didesain
untuk mencapai emisi pembakaran gas sesuai baku mutu lingkungan. HP, LP
dan Acid Flare Tip berada dalam satu tower pembakaran yang sama.
LLP Flare Header dialirkan menuju LLP ‘Flare KO Drum 343-V-01 untuk
memisahkan liquid dengan gasnya. Gas akan mengalir menuju LLP Flare Tip
sedangkan liquid akan dipompakan menuju open drain system.
Sistem ini dibuat untuk mentransfer crude oil dan LPG dari export
pipelines menuju ke tanker menggunakan dua unit crude oil loading arm dan
satu unit LPG loading arm. Sistem ini ditunjang oleh beberapa unit,
diantaranya:
Unit ini berfungsi untuk mengosongkan LPG Loading Arm 483-MY-01 dan
loading lines setelah selesai dilakukan pengisian tanker LPG. LPG sisa
tersebut selanjutnya akan dibuang ke atmosfer menuju lokasi yang aman
melalui atmospheric vent.
3. Crude Oil Loading Arms 381 -MY-01
Unit ini digunakan untuk mengisikan crude oil dari crude oil export pipelines
ke tanker crude oil yang berlabuh di Dermaga Maspion.
Unit ini digunakan untuk mengisikan propana atau butana dari propane
export pipelines atau butane export pipelines ke tanker LPG yang berlabuh di
Dermaga Maspion.
Tujuan dari oily water treatment system ini adalah untuk mengolah
oily water. Sistem ini berfungsi sebagai tempat pengumpulan yang aman bagi
oily water yang berasal dari vessel - vessel dan pompa - pompa di dalam area
proses. Pengolahan oily water ini terjadi di GPF maupun di OTF & LPGF.
Pengolahan oily water di GPF dimulai dari Inlet Receiving Sump 156-
T- 01 yang memisahkan minyak dan air secara gravitasi. Minyak yang
terpisah dari unit ini kemudian diskim dan dialirkan menuju Recovered Oil
Sump 156-T-03 dimana minyak akan dipompakan kembali menuju proses di
Close Drain Vessel. Oily water yang berada di bagian bawah Inlet Receiving
Sump dipompakan menuju CPI (Coruggated Plate Interceptor) Separator
156-V-01. Unit ini berfungsi menghilangkan partikel solid ataupun
hidrokarbon yang masih terkandung di oily water. Oil film yang terbentuk
akan menyatu dengan aliran minyak dan kembali secara gravitasi menuju
Recovered Oil Sump 156-T-03. Separator didukung oleh injeksi
polyelectrolyte emulsion breaker yang berfungsi untuk memisahkan emulsi
air dan minyak Clean water keluaran separatorselanjutnya ditampung di
Final Treated Water Ponds 156-T-05 untuk dipompakan ke Observation
Basin 135-W-33 sebelum dibuang ke laut.
Pengolahan oily water di OTF & LPGF dimulai dari pengumpulan oily
water di drainase permukaan untuk selanjutnya dialirkan menuju Oily Water
Separator untuk memisahkan minyak dan aimya. Minyak yang terpisah
selanjutnya dialirkan menuju Skimmed Oil Pit sedangkan air yang masih
mengandung minyak akan dialirkan menuju Holding Pond 456-T-30. Minyak
yang terkumpul di Skimmed Oil Pit selanjutnya dipompakan dengan Skimmed
Oil Pumps menuju Close Drain Header. Holding Pond 456-T-30 akan
berfungsi sebagai separator kedua yang memisahkan minyak dengan air.
Minyak yang dipisahkan disini diskim kemudian dialirkan menuju Close
Drain Vessel menggunakan Oil Skimmed Pumps. Air yang terkumpul di
Holding Pond 456-T- 30 akan dipompakan oleh Water Disposal Pumps 456-
P17 A/B/C/D untuk dibuang ke muara.
1. Hydrocyclone 142-V-01
Unit ini berfungsi memisahkan sejumlah besar kandungan free oil dan gas
dari oily water yang dihasilkan dari proses. Unit ini akan memberikan efek
siklon pada oily water sehingga memberikan pemisahan sempurna antara
minyak, gas, dan air yang dipisahkan oleh gaya sentrifugal. Minyak dan gas
keluaran Hydrocyclone 142-V-01 dikirim ke Close Drain Header, sedangkan
air yang dihasilkan dialirkan menuju Degassing Drum 142-V-02
Unit ini berfungsi menghilangkan minyak dan gas yang tersisa dari produced
water sebelum masuk ke effluent system untuk diolah dan dibuang ke laut.
Minyak yang terkumpul pada unit ini akan diskim dari atas menuju
penampung di dalam degasser. Carry over air diusahakan kurang dari 0.5 %
berat. Gas terpisah dari unit ini dialirkan menuju acid flare header sedangkan
aimya akan ditransfer menuju Observation Basin 135-W-33 menggunakan
Produced Water Pumps 142-P-01 A/B. Carry over minyak di outlet air ini
harus lebih kecil dari 1 %.
Package ini berfungsi untuk menyediakan soda kaustik (NaOH) untuk SO2
removal system. Kaustik akan'mencegah air proses terlalu asam, mengurangi
resiko lingkungan, dan memproteksi permukaan dalam SO2Scrubber 135-V-
30. Unit ditunjang dengan Caustic Storage Tank 149-T-06 sebagai tempat
penyimpanan soda kaustik dan Caustic Injection Pumps 149-P-16 A/B untuk
mensuplai kaustik menuju suction basin yang kemudian dialirkan menuju
SO2 Scrubber 135-V-30.
Sistem ini berfungsi untuk menjaga suplai diesel yang siap digunakan
unit-unit proses di OPF. Sistem ini ditunjang oleh beberapa unit operasi,
diantaranya:
Unit ini berfungsi menyimpan diesel yang digunakan sebagai bahan bakar
beberapa unit operasi di OPF. Unit ini memiliki kapasitas 54 mJ. Diesel akan
ditransfer ke unit operasi menggunakan Diesel Transfer Pump 148-P-01.
2. Diesel Filter/Coalescer 148-MY-03
Unit ini berfungsi untuk memfilter kontaminan atau partikel yang berada di
aliran diesel sebelum masuk ke unit-unit proses. Selain itu unit ini akan
menyerap air yang terkandung di dalam diesel.
2. 11 kV Switchgear 160-ES-01
Unit ini berfungsi untuk menerima daya yang dihasilkan dari Gas Turbine
Generator untuk mensuplai Transformers 160-ET-01/02
3. Transformers 160-ET-01/02
Unit ini berfungsi untuk menyediakan 6.6kV untuk Seawater Intake Pumps
dan juga mensuplai 6.6 / 0.4 kV Transformer 160-ET-13.
Unit ini berfungsi untuk menyediakan pengguna 400V dan juga untuk
menyediakan pasokan 400V Emergency Switchgear dan MCC 161-ES-21.
8. 230V AC UPS
Unit ini berfungsi untuk mendistribusikan 400V ke unit - unit vital selama
pembangkit listrik dalam keadaan normal dan pada saat pembangkit listrik
dalam keadaan darurat.Sedangkan untuk Emergency Generation System
ditunjang oleh beberapa unit proses berikut:
Unit ini berfungsi untuk mensuplai energi listrik ke unit-unit vital pada
saat pembangkit listrik utama mengalami kegagalan sistem.
BM udara 29 kg/kgmol
Langkah perhitungan :
A. Menggambar Diagram Blok Neraca Massa Total
L0 V1
X0 Y1
KOLOM
ABSORPSI
LN VN+1
XN YN+1
12
Mol H2S = = 0.353 mol
34
𝑘𝑜𝑠𝑒𝑛𝑡𝑟𝑎𝑠𝑖 Udara
Mol Udara =
𝐵𝑀 Udara
1000000−12
Mol Udara = = 34.482,345 mol
29
𝑥𝑜 𝑦𝑁+1 𝑥𝑁 𝑦1
𝐿′ ( ) + 𝑉′ ( ) = 𝐿′ ( ) + 𝑉′ ( )
1 − 𝑥𝑜 1 − 𝑦𝑁+1 1 − 𝑥𝑁 1 − 𝑦1
20.760kg/jam
L’ = 119 𝑘𝑔/𝑘𝑔𝑚𝑜𝑙 = 174,4538kgmol MDEA/ jam
2117.34 kg/jam
V’ = = 73.0117 kgmol MDEA/ jam
29 𝑘𝑔/𝑘𝑔𝑚𝑜𝑙
0 0.00028 𝑋𝑛 1.2𝑥10−5
174,4538 + 73.0117 = 174,4538 + 73.0117
1−0 0.99972 1 − 𝑋𝑛 1 − 1.2𝑥10−5
𝑋𝑛 1.2𝑥10−5
174,4538(0) + 73.0117 𝑥 0.00028007 = 174,4538 + 73.0117
1 − 𝑋𝑛 0.999988
𝑋𝑛
174,4538(0) + 73.0117𝑥 0.00028007 = 174,4538 + 73.0117 𝑥 1.20001𝑥10−5
1 − 𝑋𝑛
𝑋𝑛
0 + 0.020449 = 174,4538 + 0,000876
1 − 𝑋𝑛
𝑋𝑛 = 0.0001121833
𝑋𝑛
𝑚𝑜𝑙𝐻2 𝑆𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚𝑀𝐷𝐸𝐴 = 𝐿′ ( )
1 − 𝑥𝑛
0.0001121833
174,4538 ( ) = 0,019573 𝑘𝑔𝑚𝑜𝑙 𝐻2 𝑆 𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚 𝑀𝐷𝐸𝐴
1 − 0.0001121833
𝑚𝑜𝑙𝐻2 𝑆𝑡𝑒𝑟𝑎𝑏𝑠𝑜𝑟𝑝
𝑥100%
(𝑚𝑜𝑙𝐻2 𝑆𝑡𝑒𝑟𝑎𝑏𝑠𝑜𝑟𝑏 + 𝑚𝑜𝑙𝐻2 𝑆𝑘𝑒𝑙𝑢𝑎𝑟)
0,019573
𝑥 100% = 95, 71617%
0,019573 + 0.000876
5.2 Pembahasan
Penelitian ini dilakukan untuk menghitung efisiensi H2S yang terabsorp
ketika sweet gas pada siang hari menjadi 12 ppm. Tujuan dari penelitian ini
dimaksudkan untuk mengetahui seberapa H2S yang terabsorb pada amine
contactor.
Amine Contactor
Proses absorpsi pada amine contactor yaitu sour gas yang masuk pada
amine contactor di lewatkan pada bagian bawah bertujuan untuk meningkatkan
pengontakkan dengan MDEA yang di lewatkan pada bagian atas amine
contactor. Sehingga H2S akan terikat oleh MDEA dan sweet gas akan menguap
ke atas menuju TEG unit sedangkan bagian bawah (bottom) amine contactor
menghasilkan produk berupa Rich Amine.
Pada pehitungan di Amine Contactor ini menggunakan teori neraca massa
absorpsi (geancoplis) yaitu proses pemisahan bahan dari suatu campuran gas
dengan cara pengikatan gas pada permukaan absorben cair dengan pelarut.
Berdasarkan hasil perhitungan yang didapatkan fraksi H2Ssebesar𝑋𝑛 =
0.0001121833
, yang terabsorp pada MDEA sebesar 0,019573 𝑘𝑔𝑚𝑜𝑙 𝐻2 𝑆 𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚 𝑀𝐷𝐸𝐴.
Sedangkan Efisiensi pada H2S yang terabsorp sebesar 95, 71617%. Kenaikan
H2S menjadi 12 ppm pada sweet gas disebabkan pada proses absorpsi yang tidak
maksimal.
6.1 Kesimpulan
2. Jika diliat dari data record proses Absorpsi dengan suhu tinggi menyebabkan
penyerapan menjadi tidak maksimal.
6.2 Saran
2. Perlu adanya ketelitian dalam perhitungan agar didapat hasil yang valid.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi, M., Gomes, V.G. dan Ngian, K., (2008), “Advanced modelling in
performance optimization for reactive separation in industrial CO2
removal”, Sep.Purif. Tech. 63, 107-115.
Altway A., (2008) “Perpindahan Massa di sertai reaksi kimia” Bee Marketer
Institute, Jakarta,
Austgen, D. M., Rochelle, G. T., & Chen, C. C. (1989), “A model of vapor- liquid
equilibria for aqueous acid gas-alkanolamine systems”. Industrial and
Engineering Chemistry Research, 28(7),1060.
Markus Bolhàr-Nordenkampf, Anton Friedl , Ulrich Koss & Thomas Tork, (2004),
“Modelling selective H2S absorption and desorption in an aqueous
MDEA-solution using a rate-based non-equilibrium approach”, Chemical
Engineering and Processing 43 ,pp. 701–715.
Geankoplis, C.J., (1983),”Transport Process and Unit Operation”, 2nd ed. Allyn and
Bacon Series Engineering
Horikawa, M.S., Rossi, F., Gimenes, M.L., Costa, C.M.M., and da Silva.
M.G.C.(2004), “Chemical Absorption of H2S for Biogas Purification.
Brazilian Journal of Chemical Engineering”, Vol. 21, No. 03, pp. 415-422.
Kohl, A., Nielsen, R., (1997), “Gas Putification”, fifth ed. Gulf Publishing Company,
Houston
Laporan Kerja Praktek di SAKA ( Indonesia – Pangkah ) Limited
Tahun 2016
Analisa h2s
Teknik Kima 85
Politeknik Negeri Malang
Laporan Kerja Praktek di SAKA ( Indonesia – Pangkah ) Limited
Tahun 2016
Teknik Kima 86
Politeknik Negeri Malang