44 Upaya Peningkatan Produksi dan Cadangan 92 Peningkatan Pasokan Gas untuk Memenuhi
Minyak dan Gas Bumi Kebutuhan Domestik
59 Kerja Sama dengan Lembaga Lain 99 Keterlibatan Bank BUMN / BUMD untuk
Kegiatan Minyak dan Gas Bumi
63 Tantangan Dalam Pencapaian Target
Produksi 2015 101 Pengelolaan dan Pengembangan SDM
Kontraktor KKS
103 Pengembangan TKI
BAB III
PROYEK-PROYEK UTAMA
BAB V
69 Proyek Banyu Urip - ExxonMobil Cepu Limited INTERNAL SKK MIGAS
71 Proyek Indonesia Deepwater Development -
Chevron Indonesia Co. 107 Laporan Hasil Audit BPK-RI
73 Proyek Abadi - Inpex Masela Ltd. 107 Continuous Improvement pada Aspek Tata
75 Proyek Tangguh Train 3 - BP Berau Ltd. Kelola Organisasi
115 Sistem Teknologi Komunikasi dan Informasi
77 Proyek Jangkrik - eni Muara Bakau
81 Proyek Senoro - JOB Pertamina-Medco Tomori
Sulawesi dan Proyek Donggi Matindok -
PT. Pertamina EP LAMPIRAN
85 Proyek Kepodang - Petronas Carigali WILAYAH KERJA
Muriah Ltd.
VISI DAN MISI
SKK MIGAS
VISI
Menjadi entitas yang proaktif dan terpercaya serta penggerak utama
03 pengembangan industri strategis hulu minyak dan gas bumi bagi
kepentingan bangsa dan negara.
MISI
• Melakukan kegiatan pengawasan dan pengendalian kontrak kerja
sama kegiatan usaha hulu minyak dan gas bumi (migas) untuk
menjamin efektivitas, efisiensi, dan tetap menjaga kelestarian
lingkungan hidup;
• Melakukan sinergi dengan pemangku kepentingan dan Kontraktor
Kontrak Kerja Sama (KKS) untuk meningkatkan cadangan dan
produksi migas Indonesia;
• Meningkatkan budaya kerja yang kondusif melalui sinergi, koordinasi,
serta penerapan sistem manajemen perubahan, ilmu pengetahuan,
dan teknologi;
• Mendukung dan menumbuhkembangkan kemampuan nasional untuk
lebih mampu bersaing di tingkat nasional, regional, dan internasional;
• Meningkatkan pendapatan negara untuk memberikan kontribusi yang
sebesar-besarnya bagi perekonomian nasional dan mengembangkan
serta memperkuat posisi industri hulu migas Indonesia.
SAMBUTAN
KOMISI PENGAWAS
SKK MIGAS
Sumber daya minyak dan gas bumi harus dikelola
dengan tepat dan benar agar dapat memberikan nilai
tambah yang sebesar-besarnya bagi bangsa dan
negara; namun di sisi lain tetap mampu memberikan
nilai keekonomian yang cukup adil bagi para investor
karena investasi di sektor hulu migas bersifat padat
modal, berisiko tinggi, dan berjangka panjang.
Assalamu’alaikum Wr. Wb
Dengan mengucapkan puji syukur ke hadirat Allah SWT, saya menyambut gembira atas
terbitnya buku Laporan Tahunan 2015 SKK Migas ini, yang secara umum menggambarkan
berbagai capaian dan tantangan yang dihadapi industri hulu migas di tahun 2015.
Sebagaimana kita rasakan bersama, tahun 2015 merupakan tahun yang penuh tantangan bagi
06
industri hulu migas terutama akibat penurunan harga minyak dunia secara terus menerus sejak
Kuartal III tahun 2014 hingga menyentuh tingkatan harga US$30-an per barel di penghujung
tahun 2015. Namun teramati bahwa meskipun dalam situasi yang sulit, para pemangku
kepentingan tetap berupaya maksimal sehingga industri hulu migas Indonesia dapat tetap berjalan.
Untuk itu, saya sampaikan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada para pelaku usaha dan
seluruh pemangku kepentingan yang telah mendukung kesinambungan berjalannya industri ini.
Tugas utama yang dibebankan Pemerintah kepada industri hulu migas diantaranya
meningkatkan produksi, menambah cadangan, serta menumbuhkembangkan kapasitas
nasional. Dari sisi Pemerintah, terutama dari sisi kebijakan dan regulasi, kami terus berupaya
agar iklim investasi migas tetap menarik bagi investor antara lain dengan cara melakukan
simplifikasi perizinan, meninjau ulang sistem fiskal, serta mengkaji berbagai insentif dan
kemudahan yang memungkinkan untuk diterapkan di industri hulu migas.
Di tengah situasi krisis saat ini hendaknya kita harus tetap optimis. Seperti yang lalu-lalu kondisi
krisis sifatnya sementara karena pada dasarnya semua orang menghendaki keluar dari situasi
krisis. Dengan menjalin sinergi yang lebih erat antara para pemangku kepentingan, diharapkan
industri hulu migas tetap dapat mempersembahkan kinerja yang baik.
SUDIRMAN SAID
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral
selaku Ketua Komisi Pengawas SKK Migas
SAMBUTAN KEPALA
SKK MIGAS
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Puji syukur kita panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah memperkenankan kegiatan industri hulu migas
di Indonesia tetap berjalan. Tahun 2015 merupakan tahun yang tidak mudah bukan hanya bagi sektor hulu
migas atau Indonesia saja, namun juga nyaris melanda semua sektor ekonomi secara global. Hal ini utamanya
disebabkan turunnya harga minyak dunia dari level US$100-an per barel di Kuartal III tahun 2014 menjadi
hanya US$30-an per barel di penghujung tahun 2015, dimana pada awalnya dipicu oleh kelebihan pasokan
di kuartal pertama tahun 2014.
Di tengah situasi yang sulit, kami dan segenap pemangku kepentingan tetap bahu-membahu dan bekerja
sama sehingga kegiatan industri hulu migas di Indonesia dapat terus bergulir. Atas nama SKK Migas, saya
mengucapkan terima kasih kepada para Kontraktor KKS serta pihak-pihak lain yang telah memberi dukungan
demi kesinambungan kegiatan hulu migas di Indonesia.
Menghadapi krisis harga minyak ini, SKK Migas melalui kerja sama yang erat dengan Kontraktor KKS dan
para pemangku kepentingan lainnya melakukan berbagai upaya antara lain; efisiensi penggunaan Capex dan
Opex, mempertahankan kehandalan fasilitas produksi agar frekuensi kejadian gangguan produksi (unplanned
shutdown) dapat berkurang, dan implementasi Right to Audit terhadap penyedia barang/jasa Kontraktor KKS
untuk lebih menjamin efisiensi biaya pengadaan serta peningkatan good corporate governance. SKK Migas
akan terus bekerja lebih efisien, meningkatkan koordinasi dengan instansi pemerintah dan para pemangku
kepentingan terkait, serta memberikan asistensi kepada Kontraktor KKS yang membutuhkan.
08
Melalui rapat Work Program & Budget (WP&B) yang diselenggarakan selama dua bulan di akhir tahun 2015,
telah disepakati target indikator utama sektor hulu migas di tahun 2016 sebagai berikut:
a. Lifting minyak 827,8 Mbopd
b. Lifting gas 6.256 MMscfd
c. Lifting migas 1.945 Mboepd
d. Cost recovery US$14,93 miliar
e. Penerimaan negara US$10,77 miliar
f. Expenditure US$17,22 miliar, terdiri dari US$15,98 miliar untuk WK eksploitasi dan US$1,24 miliar
untuk WK eksplorasi.
Tentunya menjadi harapan kita bersama agar target yang telah disepakati tersebut dapat dicapai. Akhir kata,
kami mengucapkan terima kasih atas dukungan seluruh pemangku kepentingan dan komponen bangsa.
Pencatatan kinerja dalam buku laporan tahunan ini merupakan bentuk pertanggungjawaban kami terhadap
dukungan dan kepercayaan yang diberikan selama ini. Kami berharap agar tetap memperoleh dukungan di
tahun-tahun mendatang sehingga industri hulu migas dapat mempersembahkan kinerja yang lebih baik lagi
dalam memberikan nilai tambah sebesar-besarnya bagi bangsa dan negara.
AMIEN SUNARYADI
Kepala SKK Migas
11
TENAGA AHLI KEPALA
WAKIL KEPALA
MANAGEMENT
REPRESENTATIVES
BAGIAN HUBUNGAN
MASYARAKAT
BAGIAN INTERNAL
DEPUTI PENGENDALIAN DEPUTI PENGENDALIAN DEPUTI PENGENDALIAN DEPUTI PENGENDALIAN DEPUTI PENGENDALIAN
PERENCANAAN OPERASI KEUANGAN KOMERSIAL DUKUNGAN BISNIS
DIVISI EKSPLORASI DIVISI MANAJEMEN PROYEK & DIVISI MANAJEMEN RISIKO & DIVISI KOMERSIALISASI MINYAK DIVISI SUMBER DAYA MANUSIA
PEMELIHARAAN FASILITAS PERPAJAKAN BUMI & KONDENSAT
DIVISI PENGKAJIAN DAN DIVISI OPERASI PRODUKSI DIVISI AKUNTANSI DIVISI KOMERSIALISASI DIVISI PENGELOLAAN RANTAI
PENGEMBANGAN GAS BUMI SUPLAI KONTRAKTOR KKS
DIVISI EKSPLOITASI DIVISI PENUNJANG OPERASI DIVISI PEMERIKSAAN DIVISI PENGAWASAN DIVISI PERTIMBANGAN HUKUM
BIAYA OPERASI REALISASI KOMITMEN DAN FORMALITAS
RENCANA PENGEMBANGAN
LAPANGAN
DIVISI PENGENDALIAN PROGRAM DIVISI SURVEI & PEMBORAN DIVISI PEMERIKSAAN DIVISI MANAJEMEN
DAN ANGGARAN PENGHITUNGAN SISTEM INFORMASI
BAGIAN NEGARA
KONDISI HULU MIGAS –
GLOBAL DAN NASIONAL
Sejak dimulainya industrialisasi migas modern pada pertengahan abad ke-19, industri migas telah memainkan peran
dominan bagi pertumbuhan ekonomi di berbagai belahan dunia, baik dari sisi penghasil (produsen) maupun dari
sisi pengguna (konsumen). Industri migas juga telah melalui berbagai siklus dan perubahan yang mengharuskannya
beradaptasi. Salah satu siklus tersebut adalah naik turunnya harga.
12
Tahun 2015 ditandai dengan anjloknya harga minyak dunia dari rata-rata US$100-an per barel di kuartal III
tahun 2014 menjadi hanya rata-rata US$30-an per barel di penghujung tahun 2015. Ini berarti harga minyak yang
stabil di level US$100-an selama 3,5 tahun sejak tahun 2011 telah berakhir. Penurunan harga minyak ini pada
mulanya dipicu oleh kelebihan pasokan di awal tahun 2014. Peningkatan produksi minyak di negara-negara
non-OPEC (terutama shale oil di Amerika Serikat), gagalnya OPEC mencapai kesepakatan untuk menurunkan
tingkat produksi, serta isu-isu geopolitik dan keamanan di berbagai kawasan dunia diduga merupakan faktor-faktor
yang menyebabkan penurunan harga minyak.
ICP
100
WTI
Turun sampai
BRENT ke level 30-an
80
US$/BAREL
SUMBER :
WTI dan BRENT : U.S.
Energy Information and 60
Administration (EIA)
ICP : Kementerian ESDM
40
20
0
Jan-11
Mar-11
Mei-11
Jul-11
Sep-11
Nov-11
Jan-12
Mar-12
Mei-12
Jul-12
Sep-12
Nov-12
Jan-13
Mar-13
Mei-13
Jul-13
Sep-13
Nov-13
Jan-14
Mar-14
Mei-14
Jul-14
Sep-14
Nov-14
Jan-15
Mar-15
Mei-15
Jul-15
Sep-15
Nov-15
Penurunan harga minyak yang tajam sebetulnya bukan merupakan hal baru. Menurut catatan Bank Dunia, selama
30 tahun terakhir sudah terjadi lima episode penurunan harga minyak dengan tingkat penurunan lebih dari 30%.
Siklus naik turun harga merupakan karakteristik alamiah sistem pasar di mana sejak awal bisnis minyak sudah
biasa menghadapi siklus ini. Di setiap situasi krisis biasanya muncul peluang-peluang baru. Untuk perusahaan
migas yang memiliki dukungan finansial yang kuat sebetulnya saat inilah waktu yang tepat untuk menggalakkan
kegiatan eksplorasi, yaitu pada saat harga komoditas barang/jasa penunjang migas sedang berada di level rendah.
Dari sisi biaya dan teknologi, sekarang saatnya melakukan efisiensi dan terobosan teknologi baru yang lebih murah
tanpa mengorbankan human capital.
Di tengah situasi krisis harga minyak, SKK Migas melalui kerja sama yang erat dengan Kontraktor KKS dan para
pemangku kepentingan lainnya melakukan upaya-upaya berikut:
(1) Efisiensi penggunaan Capex dan Opex:
• Optimasi kegiatan pemboran pengembangan. Jika tingkat kemungkinannya rendah untuk terlaksana, program-
program pemboran dikurangi.
• Meningkatkan kegiatan kerja ulang dan perawatan sumur. Kegiatan ini lebih digalakkan karena unit biaya yang lebih
rendah dibanding pemboran dan dengan tingkat kemungkinan yang lebih tinggi untuk mendapatkan tambahan
produksi dari sumur-sumur produksi yang sudah ada.
• Mempertahankan kehandalan fasilitas produksi agar frekuensi kejadian gangguan produksi (unplanned shutdown)
dapat berkurang.
• Negosiasi harga dengan penyediaan barang dan jasa agar kegiatan hulu migas masih dapat berlangsung dengan
nilai keekonomian yang cukup memadai.
• Menganalisa kembali kegiatan proyek dan rencana pengembangan yang keekonomiannya dipengaruhi harga
minyak.
• Implementasi Right to Audit terhadap penyedia barang/jasa Kontraktor KKS untuk lebih menjamin efisiensi biaya
pengadaan serta peningkatan good corporate governance.
(2) Mempertahankan kegiatan eksplorasi (studi, survei, dan pemboran): peluang meningkatkan volume kegiatan
eksplorasi di tengah harga barang/jasa yang sedang berada di level rendah.
(3) Antisipasi ketenagakerjaan: seluruh upaya akan dilakukan dalam meminimalisasi dampak terhadap tenaga kerja,
antara lain efisiensi biaya pelatihan dan perjalanan dinas, pensiun alami, serta pengaturan ulang jam/hari kerja.
(4) Meminimalisasi dampak negatif terhadap perusahaan nasional terutama industri barang/jasa penunjang yaitu agar
tetap konsisten memperhatikan pengembangan kapasitas nasional.
(5) SKK Migas akan terus bekerja lebih efisien, meningkatkan koordinasi dengan instansi pemerintah terkait terhadap
implementasi peraturan dan perizinan, serta memberikan asistensi kepada Kontraktor KKS, utamanya yang belum
memahami karakter spesifik hulu migas Indonesia, baik secara teknis maupun nonteknis.
PRIORITAS EFISIENSI
BIAYA
Priority areas Level of cost
to cut costs reductions
30 expected
Sumber : Wood Mackenzie
17% 25
30% 20
% cost reduction
Cut spend on existing high
15
cost projects (EOR etc)
14% Push contractors to cut costs 10
Defer E&A costs
Delay pre-FID projects 5
Cut discretionary expenditure
Seismic
Opex
Processing
Subsea
FPSOs
Offshore platforms
15%
24%
14
Di tengah cadangan yang makin menipis, sesuai dengan karakteristik migas sebagai “natural depleted resource”
dan kegiatan eksplorasi yang belum membuahkan hasil memadai untuk mengganti cadangan migas yang telah
diproduksikan, maka hal yang paling utama adalah melakukan berbagai upaya percepatan atau debottlenecking.
Dari sisi regulasi dibutuhkan kepastian tata kelola serta kemudahan berbisnis dengan tetap mengacu kepada prinsip-
prinsip good governance. Revisi Undang-undang Migas perlu segera disahkan mengingat status kesementaraan
SKK Migas sudah berjalan tiga tahun lebih semenjak Mahkamah Konstitusi membubarkan BPMIGAS pada tanggal
13 November 2012. Termin-termin dalam kontrak dievaluasi kembali agar tetap menarik bagi investor. Peraturan yang
sifatnya disinsentif layak dihilangkan. Dalam hal yang lebih makro yaitu terkait kebijakan energi, sekarang waktunya
memformulasi ulang kebijakan energi Indonesia dimana migas masih merupakan jenis sumber energi yang sangat
dominan perananannya, baik sebagai pasokan energi primer maupun sebagai sumber penerimaan negara.
Dengan tingkat cadangan yang semakin menipis, sudah sepatutnya pengembangan industri hulu migas lebih
diarahkan sebagai modal pembangunan dan engine of economic growth. Modal pembangunan dalam arti
mengalokasikan semaksimal mungkin produksi migas nasional untuk diolah serta dikonsumsi di dalam negeri
guna kelangsungan pembangunan Indonesia. Sedangkan engine of economic growth berhubungan dengan
peningkatan kapasitas nasional yang dapat dilakukan melalui strategi:
(1) meningkatkan peran dan kompetensi pekerja nasional;
(2) meningkatkan keterlibatan pemangku kepentingan (terutama di daerah penghasil migas);
(3) meningkatkan peran perusahaan domestik sebagai penunjang kegiatan usaha hulu migas;
(4) meningkatkan kandungan dalam negeri (TKDN) barang/jasa produksi dalam negeri; serta
(5) turut menumbuhkembangkan perekonomian di daerah penghasil migas.
Di tengah situasi krisis harga minyak seperti saat ini, diperlukan berbagai terobosan dan kreativitas agar kegiatan
hulu migas Indonesia terus berjalan dengan baik meskipun dalam situasi yang penuh tantangan.
Rata-rata decline rate produksi minyak bumi nasional <5% 0,4% Tercapai
Pencapaian Reserve Replacement Ratio pada tahun 2015 untuk 60% Tercapai
minyak dan gas bumi sebesar 60% (barrel oil equivalent)
c. Realisasi lifting minyak dan gas : 1.880 Mboepd 1.906 Mboepd 101%
a. Laporan Keuangan SKK Migas tahun 2014 mendapat status WTP Tercapai
“Wajar Tanpa Pengecualian” (WTP)
Jumlah WK
245
250
228
203
200
169
50
0
2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015
WK Nonkonvensional 7 20 23 42 54 55 55 58
WK Eksplorasi Konvensional 59 76 79 80 110 132 141 155 172 179 187 183 170
WK Eksploitasi 51 54 57 59 59 64 67 67 73 75 79 80 84
OFFSHORE 115 WK 28 WK - WK - WK 48 WK 39 WK - WK
ONSHORE / 38 WK 12 WK - WK 1 WK 20 WK 5 WK - WK 20
OFFSHORE
WK PRODUKSI
66 WK
WK EKSPLOITASI WK EKSPLORASI KONVENSIONAL + MNK
84 WK 228 WK
WK PENGEMBANGAN
18 WK
1. 8 WK eksplorasi konvensional dan 4 WK eksplorasi MNK melakukan penandatangan KKS pada tanggal 22 Mei 2015.
2. WK Lemang dan Bontang telah menjadi WK eksploitasi.
3. WK Offshore Lampung I, Kumawa, Terumbu, West Tungkal, East Kangean, SW Bird’s Head, SE Mahakam, West Aru I,
West Aru II, Sibaru, Malunda, South Mandar, NE Natuna, Warim, West Glagah Kambuna, East Sepanjang, West Belida,
Pari, Citarum, Palangkaraya, Halmahera Kofiau, South Sageri, North Makasar Strait, East Bula, Sunda Strait I, Obi,
SE Seram, GMB Bentian Besar, GMB Indragiri Hulu, GMB Barito Banjar I, GMB Barito Banjar II, GMB Tabulako,
GMB Barito Tapin, GMB Pulang Pisau, GMB Batangasin menjadi Proses Terminasi.
4. WK Sadang, Kuma, Rombebai, Sula I, Mandala, Sageri, Gunting, Bengkulu, Mandar, South CPP, South Madura, Kerapu,
Northern Papua, Merangin I, Karapan, dan GMB Tanjung IV telah disetujui untuk terminasi dari Menteri ESDM.
CADANGAN MINYAK
DAN GAS BUMI SUDAH BERPRODUKSI BELUM BERPRODUKSI
21 INDONESIA PER CADANGAN JUMLAH
1 JANUARI 2015
TERBUKTI POTENSIAL TERBUKTI POTENSIAL
Kondisi terkini cadangan migas nasional secara umum tersebar sepanjang nusantara mulai dari pulau Sumatera
hingga Papua dengan besaran cadangan di wilayah barat cenderung lebih besar daripada wilayah timur dimana
secara detail dapat dijelaskan bahwa cadangan minyak (3P) secara total sebesar 7.305,03 MMstb dan cadangan
gas (3P) secara total mencapai 151 Tscf.
Sementara itu prospek sumber daya migas nasional masih cukup besar, untuk total in place resources migas
nasional mencapai 106 Bstboe, dengan jumlah tiga terbesar ada di wilayah Jawa, Papua, dan Sumatera.
3P (P50) 19,3
21,4
1,9
RRR MINYAK
160,00%
RRR Minyak 139,00% 22
Target RRR 140,00%
120,00%
100,00%
81,70%
80,00%
40,00% 32,20%
22,60%
20,00%
0,00%
2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015
RRR GAS
350,00%
RRR Gas
309,50%
Target RRR 300,00%
250,00%
200,00%
180,10%
150,00%
129,70% 126,90%
100,00% 90,27%
69,20% 71,15%
50,00%
34,60%
17,00%
0,00%
2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015
MIGAS KONVENSIONAL
Terdapat 118 WK eksplorasi migas konvensional aktif yang terdiri dari 90 WK yang berumur lebih dari 3 tahun
dan tidak sedang dalam proses terminasi, sehingga dapat diukur pemenuhan Komitmen Pasti-nya. Dari 90 WK
tersebut, 44 WK telah memenuhi seluruh Komitmen Pasti dan 46 WK belum memenuhi Komitmen Pasti.
PELAKSANAAN
KOMITMEN 44
23
EKSPLORASI PADA
WK EKSPLORASI
TAHUN 2015 DAN
HAMBATANNYA
118 WK
52
5 4 3
0
HITAM MERAH MERAH MUDA BIRU HIJAU EMAS
Keterangan:
hanya melakukan kegiatan studi G&G atau belum sama sekali melaksanakan kegiatan Komitmen Pasti
telah melaksanakan sebagian kecil Komitmen Pasti
telah melaksanakan sebagian besar Komitmen Pasti
memenuhi seluruh Komitmen Pasti
masuk dalam Kategori Biru dan sudah menemukan cadangan hidrokarbon dengan kategori technical discovery
masuk dalam Kategori Biru dan sudah ada penemuan yang memiliki peluang ekonomis
Dari 50 WK tersebut, terdapat 45 WK GMB yang berumur lebih dari tiga tahun dan tidak sedang dalam proses
terminasi, sehingga dapat diukur pemenuhan Komitmen Pastinya. Status pemenuhan Komitmen Pasti dari
45 WK GMB tersebut adalah 8 WK GMB telah memenuhi seluruh Komitmen Pasti dan 37 WK GMB belum
memenuhi Komitmen Pasti.
25
STATUS WILAYAH
KERJA MNK
5
EKSPLORASI 2015 50
60
TOTAL
312 WK 50 WK
Eksplorasi MNK Aktif
WK Eksplorasi Migas
Konvensional Aktif WK berumur ≥ 3 tahun
WK Eksploitasi (tidak sedang dalam
84 proses terminasi)
WK MNK Aktif
WK berumur < 3 tahun
WK Proses Terminasi
(Konvensional & MNK)
118
45
82%
37
8
PENCAPAIAN 8
KOMITMEN PASTI 7
6
WK MNK EKSPLORASI 6
5
TAHUN 2015 5
4
3
2 1
1
0 0
0
EMAS HIJAU BIRU MERAH MUDA MERAH HITAM
GMB OGAN KOMERING GMB SANGATTA II GMB TANJUNG ENIM - - GMB INDRAGIRI HULU
GMB BARITO GMB RENGAT GMB BENTIAN BESAR
GMB TANJUNG II GMB SIJUNJUNG GMB BARITO BANJAR I
GMB OGAN KOMERING II GMB MUARA ENIM I GMB BARITO BANJAR II
GMB KOTABU GMB MUARA ENIM III GMB BARITO TAPIN
GMB KUTAI GMB TABULAKO
GMB PULANG PISAU
GMB BATANG ASIN
WK Bulu adalah satu-satunya WK tahap eksplorasi yang memperoleh persetujuan Plan of Development (POD)
pertama dari Menteri ESDM pada tahun 2015. Dengan adanya persetujuan tersebut maka jumlah WK dengan
status eksploitasi bertambah menjadi 84 WK. Selain itu, SKK Migas juga memberikan persetujuan atas
57 rencana POD lainnya, yang terdiri dari 5 POD, 47 Plan of Further Development (POFD), 3 Put on Production
(POP) dan 2 revisi POD. Adapun perkiraan biaya investasi dan operasi yang dikeluarkan oleh Kontraktor KKS,
produksi migas, serta penerimaan Negara dari POD-POD tersebut, sebagai berikut:
27
PERKIRAAN BIAYA POD Tahun 2015
OPERASI, INVESTASI,
DAN PENERIMAAN Item Minyak, MMbo Gas, Bscf Item MMUS$
NEGARA DARI
PERSETUJUAN Kumulatif Produksi 2015 294,02 527,02 Investasi 6.749,44
POD 2015
Operasi 5.562,60
ASR 559,97
Pendapatan Pemerintah 27.081,60
SKK Migas telah menyetujui sebanyak 447 POD/POFD/POP sejak tahun 2003 s.d. 2015, namun dari
447 POD/POFD/POP tersebut 60 POD/POP berstatus tidak aktif dikarenakan telah dikembangkan dalam ruang
lingkup POD lanjutan (POFD) atau menjadi tidak ekonomis untuk dikerjakan oleh Kontraktor KKS. Sehingga total
POD/POFD/POP aktif hanya sebanyak 387 POD/POFD/POP dengan perkiraan kumulatif produksi minyak dan
gas sebesar 4.004,77 MMbo dan 69.768,20 Bscf.
24% 23%
32% 88
125
DISTRIBUSI JENIS
DISTRIBUSI JENIS
PRODUKSI MIGAS
POD/POFD/POP
POD/POFD/POP
2003-2015
2003-2015 37 10%
POD POD I
Minyak, MMbo
POP POFD
Gas, MMboe
76% 137
35%
- 2 -
2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015
PROFIL TAMBAHAN
PRODUKSI MINYAK 1.000
BERDASARKAN 900 878,17
PERSETUJUAN POD/
POFD/POP 2003-2015 800
700
600
MMBO
500
400 361,07
343,95
294,02
300 258,84
220,60
200 161,27 168,00
146,28
111,50 104,45
77,45
100
3,36
-
2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015
14.000
12.000
BSCF
10.000
8.000
6.389,64
29 6.000 5.187,51 4.928,52
3.692,97 3.853,59
4.000
2.119,05 1.783,68
2.000 969,16 1.300,76
1.303,71 527,02
227,96
-
2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015
FASE PEKERJAAN
PADA PERSETUJUAN
POD/POFD/POP
2003-2015
2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014
Untuk WK eksploitasi, realisasi investasi industri hulu migas (expenditures) masih dalam trend peningkatan
hingga tahun 2014, namun hal yang berbeda terjadi di tahun 2015. Kondisi perubahan harga minyak dunia yang
mengalami pelemahan yang signifikan, dari level berkisar US$100 per barel turun menjadi US$30-an per barel,
menyebabkan iklim investasi di sektor hulu migas Indonesia mengalami perlambatan, dan terjadi efisiensi dalam
pemanfaatan biaya (expenses). Hal ini dapat berubah menjadi lebih positif dengan dukungan peningkatan harga 30
minyak dunia di periode waktu mendatang.
Pada tahun 2015, investasi sektor hulu migas WK eksploitasi mencapai US$15,1 miliar, atau sekitar 95% dari
target di Revisi WP&B tahun 2015, namun mengalami penurunan 22% dibandingkan dengan realisasi tahun 2014.
Nilai investasi tersebut digunakan untuk membiayai kegiatan eksplorasi sebesar US$0,8 miliar (6%), kegiatan
pengembangan sebesar US$2,1 miliar (14%), kegiatan produksi sebesar US$10,9 miliar (72%) dan kegiatan
administrasi sebesar US$1,1 miliar (8%). Dari komposisi tersebut, terlihat bahwa sebagian besar investasi di sektor
hulu migas diperuntukkan bagi kegiatan produksi dan pengembangan yang mencapai sebesar US$13 miliar atau
86% dari total investasi untuk WK eksploitasi.
20.000 19.275
Administrasi 18.987
Produksi 10% 9%
16.541
Pengembangan 15.115
9% 21%
Eksplorasi 15.000 13.986 22% 6%
Total 5%
JUTA US$
20% 14%
11.854
11.535
*) Data tahun 2015 berdasarkan 6% 22%
5%
FQR Kuartal IV Tahun 2015 per 10.000
23% 21%
8 Maret 2016 (unaudited)
**) Sumber data: Laporan
keuangan gabungan 64% 62%
64% 72%
Kontraktor KKS (unaudited) 66%
5.000
65% 66%
7% 7% 6% 6% 6% 8%
- 6%
Kontinuitas investasi industri hulu migas di wilayah kerja eksploitasi diperlukan untuk menjaga profil produksi dan
portofolio cadangan migas, serta kontribusi positif terhadap proses peningkatan kapasitas nasional di sektor
industri pendukung migas domestik. Oleh karena itu, perlu komitmen semua pihak untuk bersama-sama menjaga
iklim investasi yang kondusif.
Peningkatan kegiatan eksplorasi merupakan hal yang sangat penting, yang akan berdampak positif bagi prospek
pengembangan sektor hulu migas di masa mendatang, serta menjaga ketersediaan energi untuk generasi
mendatang. Investasi kegiatan eksplorasi di wilayah kerja eksplorasi dalam rangka menemukan cadangan
(reserves) migas yang baru, masih mengalami peningkatan semenjak tahun 2000. Namun pada periode
tahun 2012 sampai dengan 2015 mengalami penurunan dibandingkan periode waktu sebelumnya. Khususnya
pada tahun 2015, sangat dipengaruhi oleh penurunan harga minyak dunia yang sangat signifikan hingga di level
US$30-an per barel.
31
Sampai dengan akhir tahun 2015, nilai kumulatif investasi kegiatan eksplorasi di WK eksplorasi diperkirakan
mencapai US$0,52 milliar atau hanya mencapai 31% dari target dalam Revisi WP&B tahun 2015, namun
mengalami penurunan 53% dibandingkan dengan realisasi pada tahun 2014.
Rendahnya realisasi investasi Kontraktor KKS Eksplorasi, selain disebabkan oleh penurunan harga minyak dunia,
juga dikarenakan adanya kendala operasional baik kendala eksternal maupun kendala internal Kontraktor KKS.
Kendala eksternal di antaranya adalah tumpang tindih lahan dengan perkebunan, hutan industri, dan hutan
lindung, proses birokrasi perizinan dengan instansi lain, kekhawatiran masyarakat mengenai akibat kegiatan migas
dan tuntutan adanya kegiatan tanggung jawab sosial, dan ketersediaan rig pemboran yang sangat terbatas.
Sedangkan kendala internal Kontraktor KKS, yaitu kendala finansial dan kendala-kendala teknis operasional yang
terjadi pada saat berlangsungnya kegiatan survei dan pemboran. Dukungan dari seluruh instansi dan pihak terkait
diperlukan untuk menyelesaikan permasalahan di atas.
Tantangan lain yang dihadapi adalah prospek cadangan migas di Indonesia saat ini lebih banyak berada di
kawasan timur, terutama di laut dalam. Hal ini menyebabkan secara teknis lebih sulit ditemukan cadangan migas
yang baru, serta membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Oleh karena itu, perlu adanya insentif yang menarik
agar investor mau berinvestasi dalam kegiatan eksplorasi, utamanya di wilayah timur Indonesia dan di area laut
dalam. Dukungan infrastruktur yang bagus juga diperlukan untuk membantu kelancaran kegiatan mengingat
lokasi eksplorasi berada di daerah terpencil. SKK Migas terus memberikan pemahaman kepada para stakeholder
tentang pentingnya kegiatan eksplorasi karena tanpa eksplorasi, cadangan baru untuk minyak maupun gas tidak
bisa ditemukan.
1.106
Total 87%
1.000 917
88%
*) Data tahun 2015 berdasarkan 89% 89% 515
83%
FQR Kuartal IV Tahun 2015 per 500 89%
8 Maret 2016 (unaudited) 85%
**) Sumber data: Laporan 12% 13% 17%
11% 11% 11% 15%
keuangan gabungan -
Kontraktor KKS (unaudited)
2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015*
Produksi migas Indonesia saat ini masih didominasi oleh produksi gas yang semenjak beberapa tahun terakhir
produksinya berada di atas produksi minyak bumi nasional. Kondisi tersebut diperkirakan akan terus berlangsung
dalam beberapa tahun yang akan datang.
32
PROFIL PRODUKSI Didominasi Minyak Didominasi Gas
MIGAS NASIONAL
MBOEPD
MINYAK
Kontribusi produksi gas nasional saat ini rata-rata adalah sebesar 60% terhadap produksi migas nasional.
Berdasarkan perkiraan produksi jangka panjang, hal dimaksud akan terus meningkat sampai tahun 2020 yang
mencapai 70%, kemudian hal ini akan terus meningkat hingga tahun 2050 yang mencapai 86%.
1.400
1.200
REALISASI &
1.000
PERKIRAAN
PRODUKSI MIGAS
800
Minyak (Mbopd)
MBOEPD
Gas (Mboepd)
600
400
200
Hingga 31 Desember 2015, realisasi produksi migas Indonesia sebesar 2,24 juta barel minyak ekuivalen per hari
(MMboepd). Pencapaian tersebut diperoleh dari produksi minyak dan kondensat rata-rata sebesar 786 ribu barel
per hari (Mbopd), sementara produksi gas sebesar 8.113 juta kaki kubik per hari (MMscfd).
Laju penurunan produksi tahun 2015 dapat ditekan menjadi 0,4% yang merupakan laju penurunan terendah
selama kurun waktu 4 tahun terakhir. Hal ini dipicu oleh onstream full scale Lapangan Banyu Urip Kontraktor KKS
ExxonMobil Cepu Limited, Lapangan Bukit Tua Kontraktor KKS Petronas Carigali Ketapang II Ltd., Lapangan
33 Pematang Lantih Kontraktor KKS MontD’Or Oil Tungkal, dan Lapangan GG Kontraktor KKS PHE ONWJ pada
tahun 2015.
600
400
200
Proyek Proyek
1. Pecahnya 1. Tidak kembalinya Onstream Onstream
pipa penyalur 1. Tidak kembalinya produksi CPI sebagai 1. South 1. EMCL - WPB
gas PT. TGI ke produksi CPI sebagai akibat pecahnya pipa Mahakam - TEPI dan Full Scale
CPI, BOB dan akibat pecahnya pipa TGI TGI (Lap. Duri) 2. Ekspansi EPF 2. Lap. GG -
SPR tgl 29 Sept (Lap. Duri) 2. Efek tertundanya MCL PHE ONWJ
2010 2. Tertundanya keputusan keputusan operator 3. POD PHE 3. Lap. Bukit
2. Kodeco operator baru, Kodeco/ baru, Kodeco/PHE WMO (PHE Tua - Petronas
(PHE WMO), PHE WMO WMO. KE-38B, KE-39, Ketapang
Tertabraknya 3. Kebakaran FSO Lentera 3. Decline yang tinggi KE-40) 4. Lap.
platform KE-40 Bangsa di CNOOC di Lap. Tunu dan Pematang Lantih
tgl 12 Agustus 4. Kebocoran Hose dan Peciko - TEPI - MontD'Or Oil
2010 SBM di KKKS Star Energy, 4. Kerusakan pada
Camar, Kangean dan fasilitas produksi
Pertamina EP - TAC PAN
804.132
800.000
34
BOPD
791.795 770.280
750.000
751.393 750.910
740.758
31 Juli: EMCL:
Mei: CPI: problem kebocoran discharge Nov: EMCL Shut in Wellpad-B
700.000 Feb: TEPI: Maintenance comp comp. di Minas pompa commisioning CPF Train A
Peciko ; CPI: perbaikan pipa 1 Aug: Demo pekerja;
di PKM 30 Agustus: TEPI: Maintenance CPI Power Outage
EOE & Wellpad-B
shutdown Senipah comp, SNB-NPU
sdown, BRC stop pumping di
650.000 Bontang ke Santan
600.000
1 Jan 15 1 Feb 15 1 Mar 15 1 Apr 15 1 Mei 15 1 Jun 15 1 Jul 15 1 Agt 15 1 Sep 15 1 Okt 15 1 Nov 15 1 Des 15
KINERJA PRODUKSI WP&B Prod. Rev 2015 = 8.056 MMscfd PRODUKSI 2015
GAS DAN KONDENSAT WP&B Salur Gas Rev 2015 = 6.402 MMscfd YTD Produksi s/d 31 Des: 8.113 MMscfd
APBN 2015 = 6.989 MMscfd Pencapaian thdp WP&B Rev. : 100,7%
TAHUN 2015
9.500
23 Agustus: TEPI: SNB-NPU 25 Sept: BP Berau: keterlambatan 30 Nov: BP Berau:
APBNP sdown utk maintenance Kalimantan Palm untuk lifting LNG Power Blackout
9.000 Copi: Duyong shutdown
Produksi
WP&B Ori 8.500
8.145
WP&B Salur Gas Rev.
8.000
Salur Gas 7.972 7.950 7.986
7.894
MMSCFD
1.000
500
-
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nov Des
Lifting Minyak 723 743 727 727 806 828 714 766 858 754 913 753
Lifting Gas 1.136 1.162 1.117 1.238 1.067 1.238 1.226 1.151 1.176 1.314 1.280 1.170
GAS BUMI
Penerimaan negara dari sektor hulu migas periode 1 Januari sampai dengan 31 Desember 2015 mencapai
US$11,9 miliar dengan perincian untuk penerimaan dari minyak sebesar US$5,7 miliar dan dari gas sebesar
US$6,2 miliar, atau 86% dari target penerimaan negara pada Revisi WP&B tahun 2015 sebesar US$13,8 miliar.
Besaran penerimaan negara tersebut merupakan 40% dari total revenue yang dihasilkan oleh industri hulu migas.
PENERIMAAN SEKTOR
90
HULU MIGAS 110,85 112,33
105,02
80
95,57
ICP Rata-rata
70
78,87 80,00
*) Data tahun 2015 berdasarkan
FQR Kuartal IV tahun 2015 60
per 19 April 2016 (unaudited)
MILIAR US$
50
US$/BBL
48,26
40
37
40,00
30
20
10
- -
2010 2011 2012 2013 2014 2015*
Penurunan Indonesian Crude Price (ICP) secara signifikan (turun 50% dari tahun 2014) berdampak langsung
terhadap penurunan penerimaan negara di tahun 2015, dengan rata-rata rasio penerimaan negara
(Total GOI Take) terhadap pendapatan kotor (Gross Revenue) sebesar 40%, sementara rata-rata rasio penerimaan
Kontraktor KKS (Net Contractor Take) terhadap pendapatan kotor (Gross Revenue) sebesar 14%. Hal ini
menunjukkan Pemerintah masih mendapat benefit yang cukup, namun Return on Investment (ROI) dari
mitra Kontraktor KKS mengalami penurunan. Untuk itu, perlu dukungan Pemerintah dalam memberikan deregulasi
yang lebih sederhana, serta insentif fiskal secara selektif, untuk menjaga iklim investasi di hulu migas yang kondusif
dan tetap menguntungkan.
Expenditure yang dianggarkan dan dibelanjakan bertujuan untuk mempertahankan profil produksi migas nasional,
sehingga penggunaannya diprioritaskan untuk mendukung kegiatan produksi, melakukan work over dan well 38
service, serta melakukan kegiatan pemeliharaan fasilitas produksi. Kegiatan pemboran pengembangan dan
penambahan fasilitas produksi dilakukan dengan lebih selektif dan efisien, dengan memperhatikan keekonomian
proyek, bahkan beberapa kegiatan pemboran pengembangan mengalami penundaan ke periode fiskal berikutnya.
Sepanjang tahun 2015 dilakukan berbagai penghematan yang bertujuan untuk mempertahankan keberlangsungan
operasi hulu migas dalam menghadapi tantangan harga minyak dunia yang rendah. Langkah penghematan
tersebut antara lain melalui strategi pengadaan bersama, optimalisasi pemanfaatan aset bersama; yang utamanya
diberlakukan terhadap para Kontraktor KKS yang memiliki wilayah operasi berdekatan, melakukan negosiasi harga
dengan penyedia barang/jasa, serta mengevaluasi kembali proyek-proyek yang keekonomiannya terpengaruh
dengan harga minyak bumi.
PENGADAAN BERSAMA
Penghematan proses pengadaan baik barang maupun jasa oleh Kontraktor KKS pada tahun 2015 mencapai
US$351,5 juta dari target US$100 juta. Penghematan dapat melampaui target dikarenakan pelaksanaan negosiasi
keadaaan khusus terkait dengan penurunan harga minyak dunia pada kontrak-kontrak komoditas utama
(rig, EPCI, kapal, OCTG-pipeline, dan jasa lainnya).
351,5
PENGHEMATAN 350
PROSES PENGADAAN
300
Target
250
Realisasi
200
JUTA US$
165
147,96 150
150
125
99,7 109,7 89,11 100
100 70,9 80
33,2 50
50
20
0
2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015
Nilai penghematan dari optimalisasi pemanfaatan aset pada tahun 2015 sebesar US$47,03 juta yang terdiri dari
kegiatan transfer material sebesar US$34,83 dan penghematan yang didapatkan dari penggunaan aset bekas
pakai (ex-used) sebesar US$12,2 juta.
OPTIMALISASI
49
PEMANFAATAN ASET 50 47
43 43
45
39 Target 40
Capaian 40 37
35 35 35
35
30
30 28
25 25
25
JUTA US$
20
15
15
10
Sepanjang tahun 2015, selain pemanfaatan aset melalui transfer material, terdapat sebelas perjanjian pemanfaatan
fasilitas bersama (Facility Sharing Agreement/FSA) yang mendapatkan persetujuan SKK Migas. Sepuluh FSA
merupakan perjanjian pemanfaatan bersama antar Kontraktor KKS, sementara terdapat satu perjanjian yang
merupakan perjanjian pemanfaatan fasilitas Kontraktor KKS oleh pihak ketiga diluar industri hulu migas, berupa
perjanjian pemanfaatan Right of Way (ROW) PT. Medco E&P Malaka oleh PT. Pertamina Gas (Pertagas).
Perjanjian FSA antara Medco dan Pertagas telah diusulkan oleh SKK Migas kepada Menteri Keuangan pada
November 2015 dan saat ini masih dalam proses evaluasi oleh Kementerian Keuangan. Adapun estimasi
Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) yang akan didapatkan sebesar Rp584 juta, ditambah dengan biaya
sewa yang nantinya akan ditetapkan berdasarkan persetujuan Menteri Keuangan. Adapun FSA dimaksud
diusulkan untuk diberikan persetujuan sampai dengan jangka waktu Februari 2018.
Pemanfaatan Bersama Right of Way (ROW) Medco Malaka √ Tanah (ROW) 28 Februari 2018
1 PT. Medco E&P Malaka (Medco) oleh PT. Pertamina & Pertagas
Gas (Pertagas)
40
4 Permohonan Persetujuan Facility Sharing Agreement Fasilitas Produksi
(Revisi dan Klarifikasi) CICO & TEPI √ 2 Januari 2013 - 31 Des 2017
(Kondensat)
11 Permohonan Persetujuan untuk FSA Gas TOTAL & Pipa dan Fasprod
dan Kondensat (Kondensat) PEAROIL √ 27 Oktober 2013 - 31 Desember 2017
(Kondensat)
(Sebuku)
UPAYA PENINGKATAN PRODUKSI DAN CADANGAN | SKK MIGAS LAPORAN TAHUNAN 2015
UPAYA PENINGKATAN PRODUKSI DAN CADANGAN | SKK MIGAS LAPORAN TAHUNAN 2015
REALISASI
PROYEK BARU
Terdapat 71 proyek hulu migas yang berjalan sepanjang tahun 2015, di mana 5 di antaranya dengan skala mega
proyek yaitu Proyek Banyu Urip, Proyek Jangkrik dan Jangkrik North East, Proyek Tangguh Train-3, Proyek IDD,
dan Proyek Abadi.
Sebanyak 12 proyek pengembangan hulu migas yang telah onstream pada tahun 2015 dapat menghasilkan
tambahan kapasitas fasilitas produksi migas terpasang sekitar 212.039 bopd dan 765 MMscfd.
PROYEK
PENGEMBANGAN Kapasitas
Produksi Terpasang
43 MINYAK DAN No Proyek KKKS Onstream
GAS BUMI - Minyak Gas
ONSTREAM 2015 (bopd) (MMscfd)
Proyek Pengembangan
2 Premier Oil NS BV - 100 2015-Q1
Lapangan Pelikan
Petronas Carigali
3 Bukit Tua Development 20.000 70 2015-Q2
Ketapang 2 Ltd.
ConocoPhillips (Grissik)
5 Suban Mid Term Water Disposal - - 2015-Q2
Ltd.
UPAYA PENINGKATAN PRODUKSI DAN CADANGAN | SKK MIGAS LAPORAN TAHUNAN 2015
UPAYA PENINGKATAN
PRODUKSI DAN CADANGAN
MINYAK DAN GAS BUMI
Upaya peningkatan produksi dan cadangan terus dilakukan oleh SKK Migas bersama Kontraktor KKS.
Sejak awal tahun 2015, upaya yang dilakukan telah menunjukkan penurunan produksi yang lebih rendah dari
tahun sebelumnya. Adapun usaha-usaha peningkatan produksi dan cadangan, antara lain:
KEGIATAN EKSPLORASI
44
Dalam upaya ekstensifikasi, SKK Migas terus mendorong Kontraktor KKS untuk meningkatkan cadangan dan
produksi minyak dan gas bumi dengan melakukan kegiatan eksplorasi, baik di WK eksplorasi maupun di
WK eksploitasi.
Cakupan kegiatan pada tahap eksplorasi meliputi kegiatan survei geofisika (survei seismik 2D dan seismik 3D) dan
pemboran sumur eksplorasi. Khusus untuk wilayah kerja GMB, rangkaian kegiatan eksplorasi tersebut ditambah
dengan kegiatan pemboran GMB (eksplorasi dan corehole) dan dewatering.
MIGAS KONVENSIONAL
• SURVEI
Kontraktor KKS pada tahun 2015 telah merealisasikan survei seismik 2D sebanyak 10 kegiatan sepanjang
4.083 km, telah merealisasikan survei seismik 3D sebanyak 5 kegiatan seluas 1.773 km2 dan juga telah
merealisasikan 13 kegiatan nonseismik.
REALISASI KEGIATAN
4
SURVEI SEISMIK 2015
3
JUMLAH KEGIATAN
0
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nov Des TOTAL
Offshore 1 0 0 0 2 1 0 0 0 0 0 0 4
Onshore 1 1 1 1 0 3 0 1 1 0 0 2 11
UPAYA PENINGKATAN PRODUKSI DAN CADANGAN | SKK MIGAS LAPORAN TAHUNAN 2015
REALISASI KEGIATAN 5
SURVEI NONSEISMIK 4
2015
JUMLAH KEGIATAN
0
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nov Des TOTAL
Offshore 0 0 1 0 0 0 0 1 0 1 0 1 4
45 Onshore 0 0 0 0 1 2 1 4 0 0 1 0 9
REALISASI KEGIATAN
PEMBORAN SUMUR 22%
EKSPLORASI 2015 7
JUMLAH KEGIATAN
3 10% KENDALA
REALISASI
21
68%
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nov Des
UPAYA PENINGKATAN PRODUKSI DAN CADANGAN | SKK MIGAS LAPORAN TAHUNAN 2015
MIGAS NONKONVENSIONAL
Kontraktor KKS pada tahun 2015 telah merealisasikan pemboran sebanyak 25 sumur baru GMB dan 7 kegiatan
reentry sumur existing sehingga total realisasi ada 32 kegiatan.
KENDALA
PELAKSANAAN
KOMITMEN 36 19 22%
42%
EKSPLORASI WK MNK
PER AREA 2015
KENDALA
REALISASI 8 9% 46
4
5%
22%
19
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nov Des
Izin Pembebasan Lahan
Onshore Nonkonvensional 1 2 4 5 1 4 3 2 2 3 5 0
Proses Pengadaan
Internal KKKS
Persiapan Lokasi
0 Perubahan Rencana Kerja
7
12
3
Identifikasi dari*
Peralatan
Lahan
SUMATERA : 22 WK
Perizinan KALIMANTAN : 28 WK
Infrastruktur TOTAL : 50 WK
10 Internal KKS * 1 WK dapat mempunyai lebih dari 1 kendala
11 G&G
Sosial 1
1
Operasional 3 6
11
UPAYA PENINGKATAN PRODUKSI DAN CADANGAN | SKK MIGAS LAPORAN TAHUNAN 2015
KEGIATAN EKSPLOITASI
47 REALISASI KEGIATAN REALISASI KEGIATAN PEMBORAN PENGEMBANGAN JAN-DESEMBER 2015 REALISASI PENCAPAIAN
PEMBORAN WP&B 2015 REV
80
EKSPLOITASI 627
70
60
50
JUMLAH SUMUR
JUMLAH SUMUR
40 541
30
20
10
0
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nov Des Total Realisasi
Realisasi Offshore WP&B 2015 14 14 17 17 11 7 12 11 10 6 12 5 136 Target
Realisasi Onshore WP&B 2015 44 36 42 32 31 36 40 40 22 26 32 24 405
UPAYA PENINGKATAN PRODUKSI DAN CADANGAN | SKK MIGAS LAPORAN TAHUNAN 2015
REALISASI KEGIATAN 160 97% 100% 97%
140 100%
WORKOVER
JUMLAH KEGIATAN
Realisasi
YTD
Rencana
YTD
Proyeksi
Pencapaian
WP&B Revisi
2015
Offshore 29 29 27 23 17 11 16 31 29 15 38 7
Rencana
YTD
Proyeksi
Pencapaian
WP&B Revisi
2015
Onshore 2.009 1.845 2.250 2.131 1.874 2.152 1.777 2.151 1.443 1.500 1.724 1.734
Dalam rangka peningkatan cadangan maupun produksi minyak, SKK Migas mendorong Kontraktor KKS untuk
melakukan kegiatan implementasi EOR, baik pada tahap studi maupun Field Trial/Pilot. Pada tahun 2015, terdapat
satu usulan kegiatan pilot EOR (Pertamina EP) tiga pekerjaan Field Trial/Pilot yang sedang berjalan, diantaranya:
UPAYA PENINGKATAN PRODUKSI DAN CADANGAN | SKK MIGAS LAPORAN TAHUNAN 2015
WIDC-16 350,00
PRODUCTION
FORECAST
300,0
WF Base
Polymer Flooding Risked
Polymer Flooding Unrisked 250,0
200,0
OIL RATE (BOPD)
49
150,0
100,0
50,0
0,0
1 Apr 12 14 Agt 13 27 Des 14 10 Mei 16 22 Sep 17 4 Feb 19
KATODA (-)
METODE ELECTRICAL
ANODA (+)
EOR
5 1 2
Minyak disekitar well-bore Listrik dari pembangkit Arus listrik malalui
dipanaskan sehingga dikirim ke anoda (+) tanah menuju anoda (+)
minyak menjadi tidak permukaan dan katoda (-)
kental dan dapat dipompa well-bore
ke permukaan
4 3
Elektrokinetik mengakibatkan fluida Dimulainya cold cracking
dalam reservoir bermigrasi ke arah sehingga memecah struktur
katoda (-) menciptakan driving molekul minyak yang berat
mechanism
UPAYA PENINGKATAN PRODUKSI DAN CADANGAN | SKK MIGAS LAPORAN TAHUNAN 2015
FORUM SHARING
KNOWLEDGE
Dalam upaya peningkatan produksi minyak dan gas bumi nasional, SKK Migas bersama Kontraktor KKS
mengadakan forum sharing knowledge yaitu forum berbagi pengalaman kesuksesan, sekaligus membangun
semangat kemitraan untuk menjawab berbagai tantangan yang semakin beragam. Penyelenggaraan forum
diharapkan dapat menemukan pemecahan terhadap tantangan dalam upaya peningkatan produksi,
baik yang bersifat teknis maupun nonteknis.
Berikut adalah beberapa forum dan workshop yang dilaksanakan SKK Migas pada tahun 2015:
SUPPLY CHAIN
MANAGEMENT 50
SUMMIT 2015
DI JAKARTA,
14-17 MARET 2015
Industri hulu migas berkomitmen mengutamakan peran industri dalam negeri dalam kegiatan operasionalnya untuk
meningkatkan multiplier effect bagi perekonomian nasional.
Salah satu bentuk komitmen itu dicontohkan dalam Pedoman Tata Kerja (PTK) yang dikeluarkan SKK Migas untuk
mengatur pengelolaan rantai suplai Kontraktor KKS di industri hulu migas. Salah satu tujuan utama pedoman
tersebut adalah peningkatan kapasitas nasional, seperti adanya kewajiban pelaksanaan pengadaan barang/jasa
di daerah dan ketentuan mengenai konsorsium harus beranggotakan perusahaan dalam negeri.
Selain itu, perlu dilakukan untuk meningkatkan partisipasi pebisnis nasional dalam industri hulu migas adalah
keterbukaan informasi baik dari sisi industri hulu migas (demand) maupun dari sisi industri pendukung (supply).
SCM Summit yang digelar SKK Migas bersama dengan BP dan Petronas merupakan pertemuan tahunan yang
menjadi ajang bagi seluruh profesional pengelolaah rantai suplai hulu migas untuk saling bertukar informasi,
berbagi pengetahuan, dan merumuskan strategi dan terobosan dalam pengelolaan rantai suplai.
UPAYA PENINGKATAN PRODUKSI DAN CADANGAN | SKK MIGAS LAPORAN TAHUNAN 2015
WORKSHOP Workshop diawali dengan pemberian penghargaan untuk kinerja Kontraktor KKS eksplorasi. Tahun ini, penilaian
MONITORING kinerja WK eksplorasi dilakukan pada 96 WK dengan masa kerja lebih dari 3 tahun. Kriteria penilaian meliputi
KOMITMEN kewajiban finansial, kewajiban lingkungan, kewajiban komitmen pasti, pemboran eksplorasi, dan penemuan
EKSPLORASI DAN hidrokarbon. Seluruh Kontraktor KKS lebih dulu dinilai berdasarkan pemenuhan kategori basic, yakni pemenuhan
EKSPLOITASI kewajiban komitmen pasti, finansial, serta environment and baseline assessment (EBA).
DI JAKARTA,
27 MEI 2015 Hasil penilaian untuk kategori basic terbagi dalam empat zona, yakni Hitam, Merah, Merah Muda, dan Biru.
Kontraktor KKS dinyatakan masuk zona Hitam apabila belum memenuhi seluruh atau sebagian komitmen
pasti, finansial, dan atau hanya melakukan kegiatan eksplorasi berupa studi geologi dan geofisika, atau belum
melakukan apa pun. Kontraktor KKS masuk zona Merah apabila baru melaksanakan sebagian kecil komitmen
pasti. Zona Merah Muda diperuntukkan bagi Kontraktor KKS yang telah melaksanakan sebagian besar komitmen
pasti. Kontraktor KKS dinyatakan masuk zona Biru apabila telah melaksanakan seluruh komitmen pasti, komitmen
finansial, dan EBA.
Apabila Kontraktor KKS sudah memenuhi kategori basic dan masuk dalam zona Biru, SKK Migas selanjutnya
melakukan penilaian berdasarkan pemenuhan kategori advance, yakni penemuan hidrokarbon. Penilaian untuk
kategori advance terbagi dalam dua zona, yakni zona Hijau dan Emas.
51
Kontraktor KKS dinyatakan masuk zona Hijau apabila sudah masuk zona Biru dan memiliki technical discovery.
Sedangkan zona Emas diperuntukkan bagi Kontraktor KKS dengan hasil penilaian basic berada pada zona Biru
dan memiliki kemungkinan economic discovery. Dari hasil penilaian kinerja, 13 Kontraktor KKS masuk zona Hitam,
15 Kontraktor KKS masuk zona Merah, 21 Kontraktor KKS masuk zona Merah Muda, 33 Kontraktor KKS masuk
zona Biru, 10 Kontraktor KKS masuk zona Hijau, dan 4 Kontraktor KKS masuk zona Emas.
Selain pemberian penghargaan sebagai bentuk reward, SKK Migas juga berupaya secara intensif dan
komprehensif untuk mendukung percepatan komersialisasi WK eksplorasi ke WK eksploitasi yang ditandai dengan
rekomendasi dan persetujuan rencana pengembangan lapangan pertama (POD I). Permasalahan di internal
Kontraktor KKS menjadi penyebab utama belum terpenuhinya komitmen pasti. Kendala lain yang membuat
Kontraktor KKS belum bisa memenuhi komitmen pasti meliputi regulasi, ketersediaan alat dan operasional,
subsurface, serta permasalahan fiskal.
UPAYA PENINGKATAN PRODUKSI DAN CADANGAN | SKK MIGAS LAPORAN TAHUNAN 2015
DISKUSI PANEL
MONETISASI
FLARE GAS
INDONESIA
DI JAKARTA,
16 JUNI 2015
52
Acara tersebut dihadiri oleh ratusan investor dan pelaku usaha yang tertarik untuk melihat peluang bisnis dari
pemanfaatan gas suar bakar atau flare gas.
Acara diskusi dilakukan dalam rangka mengoptimalkan hasil dari kegiatan hulu migas, termasuk flare gas.
Flare gas masih mempunyai nilai ekonomis dan masih bermanfaat untuk digunakan oleh masyarakat dan industri,
namum pemanfaatan flare gas masih menghadapi beberapa tantangan serius baik secara operasional maupun
secara regulasi.
Saat ini terdapat sekitar 200 MMscfd gas suar bakar yang tersebar di berbagai lokasi dengan volumenya berada
pada kisaran 0,1 sampai dengan 5 MMscfd di setiap lokasi. Tantangannya adalah bagaimana memanfaatkan gas
suar bakar yang ada di remote area.
Pemanfaatan gas suar bakar juga masih menghadapi tantangan dari sisi regulasi. Saat ini pemanfaatan gas suar
bakar masih diperlakukan sama dengan gas konvensional, yaitu dengan memprioritaskan pasukan untuk sektor
kelistrikan. Hal inilah yang masih menjadi kendala dalam monetisasi flare gas di Indonesia.
UPAYA PENINGKATAN PRODUKSI DAN CADANGAN | SKK MIGAS LAPORAN TAHUNAN 2015
DISKUSI PANEL
PROSPEK DAN
PENGALAMAN
PEMANFAATAN
MINYAK UNTUK
KILANG MINI
DI INDONESIA
DI JAKARTA,
27 AGUSTUS 2015
53
SKK Migas memfasilitasi pemangku kepentingan untuk mendiskusikan peluang pembangunan kilang minyak mini
dengan menitikberatkan kepada identifikasi peluang bisnis kilang mini di Indonesia.
Kehadiran kilang minyak mini di sekitar wilayah operasi bisa menjadi solusi atas kebutuhan
bahan bakar minyak yang tinggi sekaligus kondisi lapangan minyak yang tersebar di wilayah
Indonesia dengan lokasi terpencil, minim infrastruktur pengangkutan dan pemipaan, serta
jauh dari lokasi pembeli. Transportasi minyak dari lapangan-lapangan tersebut selama ini
dilakukan dengan menggunakan mobil truk atau angkutan sungai. Dua metode ini sangat
sensitif terhadap ketersediaan armada angkut, kondisi cuaca, dan kondisi sosial keamanan.
Sedangkan pengangkutan melalui pipa juga tidak selalu ekonomis mengingat jaraknya bisa
mencapai 100 sampai dengan 400 kilometer.
SKK Migas berharap diskusi panel ini dapat menghasilkan suatu rumusan rekomendasi
kepada pemerintah sebagai masukan untuk penyusunan roadmap pembangunan
kilang mini.
UPAYA PENINGKATAN PRODUKSI DAN CADANGAN | SKK MIGAS LAPORAN TAHUNAN 2015
THE 7TH INDONESIA Indonesia HR Summit merupakan acara tahunan yang mempertemukan praktisi SDM di seluruh Indonesia. Digelar
HR SUMMIT 2015 DI SKK Migas bersama Perhimpunan Manajemen Sumber Daya Manusia (PMSM) Indonesia, penyelenggaraan
YOGYAKARTA, Indonesia HR Summit berlangsung pada 8-9 September 2015 dan mengangkat tema “Shaping Strong
8 SEPTEMBER 2015 Organization Capability to Sustain Harmonious Industrial Relations in the World’s Business Turbulence”. Acara
ini memberi kesempatan bagi kalangan profesional di bidang SDM untuk saling berbagi pengalaman serta
membangun dan memperluas jaringan, baik dengan praktisi SDM dalam negeri maupun luar negeri.
Selain Menteri ESDM, The 7th Indonesia HR Summit 2015 menghadirkan Menteri Kelautan dan Perikanan,
Susi Pudjiastuti, sebagai salah satu pembicara. Dalam kesempatan ini, Susi menekankan pentingnya kontribusi 54
sumber daya manusia untuk membenahi efisiensi proses kerja.
Banyak hal menarik dan provokatif yang didiskusikan dari berbagai sudut pandang dalam The 7th Indonesia
HR Summit 2015. Pentingnya membangun relasi industri, keanekaragaman usaha, serta karakter dan etika
bisnis menjadi topik yang banyak dibicarakan selama konferensi. Benang merah yang bisa ditarik dari pertemuan
tahunan ini adalah pentingnya untuk tetap bersikap positif dan terus berinisiatif dalam menghadapi situasi
perekonomian yang sedang lambat.
UPAYA PENINGKATAN PRODUKSI DAN CADANGAN | SKK MIGAS LAPORAN TAHUNAN 2015
FORUM EP 2015 Pelaksanaan Forum Eksplorasi dan Produksi tahun ini mengangkat tema “Riset dan Eksplorasi: Masa Depan
DI JAKARTA, Cadangan dan Produksi Migas Nasional”. Forum ini diharapkan menjadi wadah sharing knowledge antara
21-23 SEPTEMBER 2015 SKK Migas, Kontraktor KKS, dan para ahli kebumian dalam hal eksplorasi dan eksploitasi migas di Indonesia.
Dalam beberapa tahun terakhir, tidak ada penambahan cadangan yang signifikan. Di saat yang sama, cadangan
yang telah ditemukan terus diangkat ke permukaan. Potensi penemuan cadangan baru di Indonesia sebenarnya
masih sangat besar. Potensi sumber daya tersebut hingga saat ini masih menunggu untuk dieksplorasi.
55 Kondisi harga minyak mentah yang turun drastis sejak akhir tahun lalu menambah justifikasi para pelaku usaha di
industri hulu migas untuk mengurangi kegiatan eksplorasi dan eksploitasi. Padahal, kondisi tersebut seharusnya
dijadikan kesempatan untuk meningkatkan kegiatan eksplorasi, baik survei geologi dan geofisika, pemboran
eksplorasi, maupun studi.
Turunnya harga minyak mentah berimplikasi pada penurunan biaya barang dan jasa industri penunjang hulu migas
sehingga terbuka peluang untuk memperbanyak kegiatan eksplorasi dengan harapan saat cadangan ditemukan,
harga minyak sudah kembali naik.
Hasil diskusi dalam Forum Eksplorasi dan Produksi menjadi acuan dalam menyusun strategi eksplorasi dan
eksploitasi yang tepat di masing-masing area sehingga Kontraktor KKS bisa melaksanakan kegiatan tersebut
dengan optimal.
UPAYA PENINGKATAN PRODUKSI DAN CADANGAN | SKK MIGAS LAPORAN TAHUNAN 2015
MENGENAL LEBIH
DEKAT INDUSTRI
HULU MINYAK
DAN GAS BUMI
DI ACEH,
12-15 OKTOBER 2015
56
SKK Migas melakukan rangkaian kegiatan sosialisasi industri hulu migas di Provinsi Aceh, 12-15 Oktober 2015.
Kegiatan bertajuk “Mengenal Lebih Dekat Industri Hulu Minyak dan Gas Bumi” ini terdiri atas empat kegiatan
diskusi di universitas dan satu sesi diskusi dengan media massa dan lembaga swadaya masyarakat. Kegiatan
sosialisasi ini merupakan bagian dari dukungan SKK Migas atas dibentuknya Badan Pengelola Migas Aceh (BPMA).
Sosialisasi tersebut turut menghadirkan nara sumber dari Direktoran Jenderal Minyak dan Gas Bumi, Kementerian
ESDM, dan Kepala Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi Aceh. SKK Migas menyampaikan materi tentang
bisnis hulu migas, mulai dari kegiatan eksplorasi dan produksi, sampai tata kelola sektor strategis ini. Sosialisasi
ini dilakukan di Universitas Syiah Kuala, Universitas Islam Negeri (UIN) Ar-Raniry, Universitas Abulyatama, dan
Universitas Malikussaleh. Selain itu, SKK Migas juga menggelar satu sesi diskusi dengan media massa, lembaga
swadaya masyarakat, dan organisasi kepemudaan.
UPAYA PENINGKATAN PRODUKSI DAN CADANGAN | SKK MIGAS LAPORAN TAHUNAN 2015
FORUM AKADEMISI
DI DEPOK,
25 NOVEMBER 2015
57
Selama ini, sektor hulu migas dan perguruan tinggi sudah terhubung melalui kerja sama studi, kompetisi
penulisan karya tulis ilmiah, maupun kerja sama lainnya. Untuk memperlebar hubungan tersebut, SKK Migas
menyelenggarakan Forum Akademisi mengenai industri hulu migas bersama Institut Teknologi Bandung (ITB),
Universitas Indonesia, dan Universitas Trisakti di Balairung Universitas Indonesia di Depok pada
25 November 2015.
Banyak tantangan yang dihadapi sektor hulu migas dalam upaya memaksimalkan produksi dan lifting migas untuk
sebesar-besarnya kemakmuran rakyat Indonesia. Salah satu tantangan yang dihadapi adalah kendala operasional
yang tidak jarang menghambat upaya sektor hulu migas dalam mengoptimalkan produksi, meningkatkan
penerimaan negara, serta menumbuhkan multiplier effect pada perekonomian lokal, regional maupun nasional.
Permasalahan yang muncul seringkali disebabkan adanya kesalahpahaman maupun kurangnya pemahaman yang
menyeluruh mengenai industri hulu migas.
Harapannya melalui acara tersebut dan kerja sama yang berkesinambungan, kalangan akademisi bisa menjadi
agen pemberi informasi yang efektif. Obyektivitas yang dimiliki oleh kalangan akademisi bisa mendukung upaya
SKK Migas dan seluruh pihak di sektor hulu migas dalam memberikan pemahaman yang benar kepada publik
mengenai proses bisnis di hulu migas. Dalam skala yang lebih besar, akademisi mampu menjadi tumpuan bagi
pembangunan Indonesia, tak terkecuali di sektor hulu migas.
UPAYA PENINGKATAN PRODUKSI DAN CADANGAN | SKK MIGAS LAPORAN TAHUNAN 2015
WORKSHOP Sejak tahun 2013, Divisi Eksplorasi SKK Migas melakukan pemetaan terhadap prospek maupun suspended
PENENTUAN STATUS structure yang mungkin dikembangkan dalam jangka waktu dekat setiap tahunnya. Dalam workshop tersebut,
EKSPLORASI (PSE) Pertamina EP diberikan kesempatan untuk mengajukan PSE untuk struktur-struktur temuan yang dianggap sudah
DI YOGYAKARTA, ekonomis dan kondusif untuk dikembangkan. Pada kesempatan tersebut, Pertamina EP mempresentasikan
22-23 DESEMBER 2015 12 struktur yang terdiri dari 32 closure dengan total potensi sumber daya cadangan (2C) terambil sebesar
351 MMboe dan 11 prospek dengan potensi sumber daya cadangan (2C) terambil sebesar 179 MMboe.
58
Berdasarkan evaluasi Divisi Eksplorasi SKK Migas, PSE yang dapat diterima dan ditindaklanjuti terdiri dari sembilan
PSE yakni, Melandong, Northern PDM, Bambu Merah, Mangkang, North KTB, Karang Makmur, Gandaria, Tundan,
dan Step Out Sangatta dengan potensi sumberdaya cadangan (2C) terambil sebesar 285 MMboe. Selain itu,
SKK Migas menetapkan target PSE untuk PT. Pertamina EP di tahun 2016 dengan potensi sumber daya
cadangan (2C) terambil sebesar 228 MMboe yang berasal dari 5 struktur, yakni Benggala, Bambu Besar,
Akasia Bagus, Bunyu, dan Tapen.
Dalam workshop tersebut juga dibahas perihal eksplorasi Pertamina EP di kawasan timur Indonesia. Meski temuan
cadangan migas di kawasan timur Indonesia beberapa tahun terakhir ini cukup signifikan, Pertamina EP terlihat
kurang agresif dalam mengeksplorasi wilayah kerja yang dimilikinya.
UPAYA PENINGKATAN PRODUKSI DAN CADANGAN | SKK MIGAS LAPORAN TAHUNAN 2015
KERJA SAMA DENGAN
LEMBAGA LAIN
Keberhasilan kegiatan industri hulu minyak dan gas bumi sangat dipengaruhi oleh dukungan para pemangku
kepentingan. Untuk itu, pada tahun 2015 SKK Migas telah menandatangani beberapa kerja sama dengan
lembaga lain sebagai berikut:
NOTA KESEPAHAMAN
DENGAN
UNIVERSITAS PAPUA
DI JAKARTA,
24 MARET 2015
59
Guna menjalin hubungan baik dengan stakeholder dan masyarakat di sekitar wilayah operasi, SKK Migas terus
meningkatkan kerja sama dengan lembaga masyarakat maupun institusi pendidikan setempat. Salah satu wujud
upaya tersebut adalah dengan menggandeng Universitas Papua. Kerja sama SKK Migas dengan Universitas
Papua dituangkan dalam nota kesepahaman yang ditandatangani Kepala SKK Migas, Amien Sunaryadi, dan
Rektor Universitas Papua, Suriel S. Mofu, di Jakarta pada 24 Maret 2015.
Melalui kerja sama tersebut, SKK Migas dan Universitas Papua melaksanakan kegiatan-kegiatan yang dapat
bersinergi dengan industri hulu migas, salah satunya melakukan pemetaan atas hak ulayat dan social mapping
masyarakat di Provinsi Papua Barat serta membantu memfasilitasi hubungan dengan masyarakat adat di wilayah
tersebut untuk kelancaran operasi industri hulu migas. Kegiatan ini dilakukan sejalan dengan upaya SKK Migas
dan Kontraktor KKS untuk merangkul masyarakat adat agar mendukung kegiatan operasi hulu migas di wilayah
Papua Barat. Kelancaran kegiatan operasi di industri hulu migas diharapkan bisa memberikan manfaat sebesar-
besarnya bagi masyarakat di Provinsi Papua Barat.
Selain menjalin hubungan baik dengan masyarakat setempat, kerja sama ini diharapkan bisa turut berperan
membangun sumber daya manusia, khususnya yang berasal dari Provinsi Papua Barat. Sinergi antara kalangan
akademisi dengan tenaga profesional akan mendukung upaya perguruan tinggi dalam menyiapkan sumber daya
manusia yang mampu bersaing di era Masyarakat Ekonomi Asia (MEA).
UPAYA PENINGKATAN PRODUKSI DAN CADANGAN | SKK MIGAS LAPORAN TAHUNAN 2015
PENANDATANGANAN Selain pengamanan yang dilakukan oleh internal Kontraktor KKS, SKK Migas turut menggandeng pihak polisi
PERPANJANGAN dan militer, salah satunya TNI Angkatan Laut. Sebagai objek vital nasional, fasilitas dan peralatan migas berfungsi
PIAGAM menjaga kesinambungan penyediaan energi nasional serta menjadi simbol kedaulatan negara, terutama yang
KESEPAKATAN berada di kawasan perbatasan. Fasilitas dan peralatan tersebut perlu dijaga agar kegiatan produksi migas tidak
BERSAMA terganggu.
SKK MIGAS-TNI AL
DI SURABAYA, Perpanjangan Piagam Kesepakatan Bersama antara SKK Migas dan TNI Angkatan Laut ditandatangani oleh
12 MEI 2015 Amien Sunaryadi dan Kepala Staf TNI Angkatan Laut (KSAL), Laksamana TNI Ade Supandi di Surabaya pada
12 Mei 2015. Kerja sama ini berlaku selama lima tahun mulai 2015 hingga 2020. Penandatanganan tersebut
dilakukan sebagai penyempurnaan dari kesepakatan yang sudah ditandatangani pada tahun 2010 menyusul
adanya perubahan nomenklatur dari BPMIGAS menjadi SKK Migas. Selain itu, industri hulu migas masih 60
membutuhkan dukungan TNI AL dalam melakukan pengamanan dan pengawasan mengingat makin kompleksnya
gangguan keamanan di laut. Saat ini, ada 28 Kontraktor KKS offshore yang sudah berproduksi dengan lokasi
tersebar mulai dari perairan Aceh hingga Papua. Aktivitas operasi Kontraktor KKS offshore perlu dijaga karena
gangguan keamanan seperti pencurian peralatan operasi dan pelanggaran batas pengambilan ikan oleh nelayan
asing maupun tradisional dapat menghambat kegiatan operasi.
TNI AL akan mendukung SKK Migas untuk menghindari terjadinya teror maupun sabotase terhadap fasilitas migas
di lepas pantai serta mengamankan sarana dan prasarana kegiatan hulu migas. Selain itu, TNI Angkatan Laut
akan memberikan pelatihan untuk meningkatkan sumber daya manusia di bidang pengamanan serta saling tukar
informasi melalui penempatan personel (liaison officer).
UPAYA PENINGKATAN PRODUKSI DAN CADANGAN | SKK MIGAS LAPORAN TAHUNAN 2015
NOTA KESEPAHAMAN SKK Migas mengambil langkah pro aktif melalui kerja sama dengan institusi pendidikan, baik di dalam maupun
(MEMORANDUM OF luar negeri. Pada 20 Oktober 2015, SKK Migas menjalin kerja sama resmi dalam bidang pendidikan dengan
UNDERSTANDING/ Universitas Aberdeen. Kerja sama yang tertuang dalam nota kesepahaman (MoU) ini ditandatangani oleh Kepala
MOU) SKK Migas, Amien Sunaryadi, dan Emre Usenmez selaku Deputy Director for Internationalization School of Law di
SKK MIGAS DENGAN Universitas Aberdeen.
UNIVERSITAS
ABERDEEN DI BALI, Berdasarkan nota kesepahaman tersebut, SKK Migas dan Universitas Aberdeen sepakat untuk melakukan kerja
20 OKTOBER 2015 sama dan kolaborasi yang saling menguntungkan dalam kegiatan usaha hulu migas. Salah satu fokus kegiatan
dalam kesepakatan ini adalah pengembangan personel melalui program studi pasca sarjana.
61 Kerja sama ini juga memberi kesempatan bagi kedua belah pihak untuk bertukar materi, informasi, penelitian, serta
publikasi akademik maupun profesional. Kesempatan pendidikan yang diberikan juga tidak terbatas pada program
studi pasca sarjana. Pekerja sektor hulu migas nasional bisa mengikuti program pelatihan jangka pendek khusus
serta studi singkat.
Selain itu, SKK Migas dan Universitas Aberdeen bisa saling memberikan pendapat teknis, finansial, dan/
atau hukum terkait hal-hal yang berhubungan dengan kegiatan usaha hulu migas. Meski nota kesepahaman
menekankan pada lima poin utama, namun lingkup kerja sama dan kolaborasi yang dijalin bisa lebih luas dan tidak
hanya terbatas pada kegiatan tersebut.
Selama ini, SKK Migas telah menjalin kerja sama dengan berbagai institusi pendidikan, baik perguruan tinggi
maupun lembaga-lembaga pelatihan. Kerja sama serupa juga telah dilakukan beberapa Kontraktor KKS demi
mendukung pengembangan SDM lokal. Melalui kerja sama dengan Universitas Aberdeen, wawasan pekerja
diharapkan bisa bertambah sehingga kualitas SDM di sektor hulu migas menjadi lebih baik.
UPAYA PENINGKATAN PRODUKSI DAN CADANGAN | SKK MIGAS LAPORAN TAHUNAN 2015
PENANDATANGAN
MOU DENGAN
POLITEKNIK
KEUANGAN NEGARA
STAN (PKN STAN)
DI TANGERANG
SELATAN,
21 NOVEMBER 2015
Kompetensi tenaga kerja yang berkualitas di bidang Keuangan dibutuhkan SKK Migas dalam menjalankan fungsi
Pengawasan dan pengendalian, terutama yang berkaitan dengan audit biaya operasi kegiatan usaha hulu migas.
Guna memenuhi kebutuhan tersebut, SKK Migas menjalin kerja sama dengan PKN STAN. Kerja sama tersebut 62
dituangkan dalam MoU yang ditandatangani Kepala SKK Migas, Amien Sunaryadi, dan Direktur PKN STAN,
Kusmanadji. Penandatanganan dilakukan di sela-sela acara reuni Ikatan Keluarga Alumni Pendidikan Tinggi
Kedinasan Keuangan (Ikanas) STAN di kampus PKN STAN di Tangerang Selatan pada 21 November 2015.
Kerja sama antara SKK Migas dan PKN STAN mencakup pelaksanaan audit terhadap kepatuhan Kontraktor
KKS dalam lingkup pengelolaan rantai suplai. Kerja sama ini berkaitan erat dengan tugas SKK Migas dalam
menjalankan fungsi pengawasan dan pengendalian, terutama yang terkait dengan pengawasan terhadap biaya
operasi sejak awal penggunaan hingga Kontraktor KKS mengajukan cost recovery.
Selain itu, SKK Migas dan PKN STAN bersepakat untuk mendukung pengembangan sumber daya manusia di
bidang keuangan melalui kerja sama dalam pendidikan dan pelatihan. Kerja sama ini meliputi penyelenggaraan
pendidikan dan pelatihan bagi pekerja SKK Migas terkait aspek Keuangan negara yang dilakukan oleh PKN STAN.
SKK Migas juga berperan dalam menyiapkan tenaga kerja siap pakai dengan menyediakan tempat magang bagi
mahasiswa PKN STAN.
Dalam penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan di PKN STAN, SKK Migas akan menyediakan pembicara atau
narasumber yang kompeten dari industri hulu migas. Selama tiga tahun ke depan, SKK Migas dan PKN STAN
juga akan menjalin kerja sama untuk penelitian dan pengabdian masyarakat. Dengan berbekal pemahaman yang
benar, para mahasiswa diharapkan bisa lebih siap ketika terjun ke dunia kerja di sektor hulu migas maupun saat
bekerja di instansi pemerintah yang selama ini berhubungan dengan SKK Migas dalam hal audit, seperti Badan
Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP), Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), dan Direktorat Jenderal
Pajak Kementerian Keuangan.
UPAYA PENINGKATAN PRODUKSI DAN CADANGAN | SKK MIGAS LAPORAN TAHUNAN 2015
TANTANGAN DALAM
PENCAPAIAN TARGET
PRODUKSI 2015
OPPORTUNITY LOSS
OPPORTUNITY LOSS
KENDALA DALAM CAPAIAN TARGET PRODUKSI
bopd MMscfd
Unplanned Shutdown
UPAYA PENINGKATAN PRODUKSI DAN CADANGAN | SKK MIGAS LAPORAN TAHUNAN 2015
UPAYA YANG
DILAKUKAN
64
TANTANGAN DALAM
UPAYA YANG DILAKUKAN
MENCAPAI TARGET PRODUKSI
A. Kondisi Global
B. Kendala Utama
- Decline rate yang tajam (sekitar 28%) • Menambah sumur pengembangan, workover dan
well services
- Kendala subsurface • Mengatasi masalah subsurface
- Kendala operasional • Meminimalkan gangguan operasi
- Unplanned/planned shutdown • Mengurangi terjadinya unplanned shutdown
C. Kendala Lainnya
- Kendala pembebasan lahan dan perizinan • Koordinasi lebih aktif dengan instansi terkait
- Kendala pengadaan • Strategi pengadaan yang lebih baik
- Penyerapan buyer yang rendah • Mendorong penyelesaian masalah di midstream
dan downstream
- Kendala Pengelolaan WK terkait • Memberi kepastian pengeloaan WK jauh sebelum
perpanjangan Kontrak Wilayah masa waktu kontrak berakhir
UPAYA PENINGKATAN PRODUKSI DAN CADANGAN | SKK MIGAS LAPORAN TAHUNAN 2015
PROYEK-PROYEK UTAMA | SKK MIGAS LAPORAN TAHUNAN 2015
BAB III
PROYEK-PROYEK
UTAMA
PENAMBAHAN 300
KAPASITAS
TERPASANG FASILITAS
250
PRODUKSI HULU 237
67 MIGAS 2015-2024 214
223
214
200
Minyak
148 155
Gas 150 137
MBOEPD
100
55
47
50
25 25 21
8 -
-
2015 2016 2017 2018 2019 2020 2024
Ande-Ande Kilo
Senoro Karendan Jangkrik Buntal-5
Lumut
South CPP 2 Paku Gajah SP KLD YY
Mahakam 3
Banyu Petapahan
Urip
ABADI
BANYU URIP JIMBARAN TIUNG Tahap Revisi POD-1
BIRU - CENDANA Produksi (Q4-2024)*:
Telah Konstruksi (partly
onstream Q4-2015, full Tahap Tender EPC 7,5 MTPA (1.200 MMscfd)
onstream Q1-2016) Produksi (2019):
Produksi : 330 MMscfd
MADURA BD MDA dan MBH
185.000 bopd
Tahap Konstruksi FPU: Tahap Tender EPC
Produksi (Q1-2017): WHP: Tahap Konstruksi
KEPODANG 110 MMscfd Produksi (Q4-2017):
Telah onstream (Q3-2015) 175 MMscfd
Produksi :
116 MMscfd
BUKIT TUA
Telah onstream (First Oil SOUTH MAHAKAM 3
Q2-2015, full onstream 2016) Telah Onstream
Produksi : (Q3-2015)
20.000 bopd; 50 MMscfd Produksi:
120 MMscfd
Khusus untuk proyek-proyek dengan kategori mega proyek yang memiliki nilai proyek serta kapasitas produksi
yang signifikan, SKK Migas secara khusus mengawasinya. Terdapat sejumlah lima mega proyek yaitu Proyek
Banyu Urip di Bojonegoro, Jawa Timur oleh KKKS ExxonMobil Cepu Limited (EMCL); Proyek Indonesia Deep Water
Development (IDD) di Selat Makassar, Kalimantan Timur oleh KKKS Chevron Indonesia Company (Cico); Proyek
Abadi di Laut Arafura, Maluku oleh Inpex Masela Ltd.; Proyek Jangkrik di Selat Makassar, Kalimantan Timur oleh
eni Muara Bakau B.V.; dan proyek Tangguh Train-3 di Bintuni, Papua Barat oleh BP Berau Ltd. SKK Migas secara
khusus menugaskan satu Unit Percepatan Proyek (UPP) untuk masing-masing proyek besar tersebut supaya
dapat membantu keberhasilan pelaksanaan proyek-proyek tersebut.
Di samping kelima kontrak EPC tersebut, dilaksanakan pemboran sumur-sumur di Wellpad A, Wellpad B, dan
Wellpad C dengan total 42 sumur menggunakan 2 unit rig pemboran (Discovery 8/ DS-8 dan Discovery 9/ DS-9).
Penyelesaian Proyek Banyu Urip mengalami keterlambatan sekitar 19-23 bulan dari jadwal awal kontrak EPC
disebabkan antara lain :
• Dampak negatif terkait sosio-ekonomi (a.l. jumlah dan lamanya proses perizinan, kewajiban penggunaan
sub kontraktor/vendor/pekerja lokal, berlarutnya pembebasan lahan, serta adanya unjuk rasa anarkis)
• Kinerja buruk Kontraktor EPC (a.l. keterlambatan engineering, kekurangan tenaga kerja dan peralatan kontruksi,
produktivitas kerja sub kontraktor rendah, masalah finansial kontraktor).
Selama menunggu selesainya pekerjaan EPC, telah diupayakan untuk memproduksikan minyak dengan
mengoperasikan Early Production Facilty (EPF) dari Wellpad A dan Early Oil Production dari WellPad B, serta
mengubah skenario Commissionning CPF. Perubahan skenario tersebut berupa commissioning secara parsial
dengan memprioritaskan penyelesaian proses separasi minyak yang terbagi menjadi 3 tahap, yaitu Tahap 1 melalui
start up Train A dengan target produksi 90 ribu bopd; Tahap 2 melalui start up Train B dengan target produksi
135 ribu bopd; dan Tahap 3 skala penuh (full scale) dengan target produksi sebesar 165 ribu bopd.
Sampai dengan akhir tahun 2015, kemajuan pembangunan Proyek Banyu Urip secara keseluruhan telah mencapai
98,87% (actual) dari 99,90% (terhadap recovery plan) dan 100% (terhadap contractual baseline). Sebagian besar
pekerjaan sudah diserahterimakan dari Tim Proyek EMCL kepada Tim Operasional EMCL. Dengan dicapainya
start up CPF maka rata-rata produksi yang dihasilkan sampai dengan akhir Desember 2016 adalah 169,31 bopd.
Sisa pekerjaan tahun 2016 adalah penyelesaian pekerjaan EPC1 untuk mencapai target kapasitas terpasang
(full scale) dan penyelesaian pekerjaan EPC5 pada 2016 kuartal kedua.
SKEMA
PENGEMBANGAN
PROYEK IDD
73
Rencana Pengembangan Lapangan (POD-1) Abadi disetujui Pemerintah Negara Republik Indonesia pada tanggal
6 Desember 2010, dimana Pemerintah menyetujui untuk pengembangan Lapangan Abadi dengan menggunakan
fasilitas produksi Kilang Terapung atau Floating LNG (FLNG) yang berkapasitas produksi sebesar
2,5 Million ton per annum (Mtpa) LNG dan 8.400 bopd kondensat selama masa produksi 30 tahun (perkiraan
cadangan gas terambil sebesar 4,6 Tcf dan kondensat sebesar 91,02 MMbo). Perkiraan total biaya investasi pada
POD-1 sebesar US$5 miliar dan biaya operasi sebesar US$4 miliar.
Inpex Masela Ltd. mengajukan draft usulan Revisi POD-1 dengan skenario FLNG 7,5 Mtpa tanggal 23 April 2015.
Usulan ini didukung oleh sertifikasi cadangan oleh Lemigas yang menyatakan ada tambahan cadangan gas (dari
pemboran Sumur Abadi-8, 9, dan 10) yang cukup signifikan menjadi 10,37 Tcf (90% P1) dan dapat memenuhi
kebutuhan untuk skenario FLNG 7,5 Mtpa, dengan produksi gas setara 1.200 MMscfd hingga tahun 2048.
Sampai dengan Agustus 2015, SKK Migas mengevaluasi usulan Revisi POD-1 dan pemilihan teknologi LNG yang
diusulkan Inpex Masela Ltd., termasuk membentuk Tim Studi Teknologi LNG dengan tugas mengkaji skenario
teknologi pengolahan LNG untuk pengembangan Lapangan Abadi. Inpex Masela Ltd. menyampaikan usulan final
Revisi POD-1 Pengembangan Lapangan Abadi tanggal 3 September 2015. Selanjutnya SKK Migas mengirimkan
surat rekomendasi Persetujuan Revisi POD-1 Lapangan Abadi kepada Menteri ESDM tanggal 10 September 2015.
Dengan mempertimbangkan berbagai masukan dan tanggapan yang ada dalam proses pembahasan Revisi
POD-1 Lapangan Abadi, kemudian dilakukan kajian lebih lanjut tehadap pilihan skenario kilang LNG darat (OLNG)
dan kilang LNG terapung (FLNG), termasuk dampak dan manfaatnya bagi masyarakat dan industri setempat
(multiplier effects). Kajian ini dilakukan oleh konsultan independen dan diselesaikan tanggal 23 Desember 2015
dengan kesimpulan bahwa FLNG memberi benefit lebih besar dari pada OLNG. Mengacu hasil kajian tersebut,
tanggal 23 Desember 2015 SKK Migas menyampaikan rekomendasi tambahan kepada Menteri ESDM sebagai
pertimbangan lebih lanjut untuk persetujuan Revisi POD-1 Lapangan Abadi. Sampai penghujung tahun 2015,
proses pembahasan Revisi POD-1 Pengembangan Lapangan Abadi belum selesai.
Rencana Pengembangan Tangguh Train-3 (POD-2 Tangguh) merupakan pengembangan lanjutan setelah Train-1
dan Train-2 (POD-1 Tangguh) dan telah disetujui Pemerintah pada tahun 2012. Pengembangan Train-3 bertujuan
mengembangkan dan memproduksi serta memonetisasi cadangan gas sebelum berakhirnya KKS
pada tahun 2035.
Manfaat yang akan dapat dirasakan dari Pengembangan Lanjutan Tangguh (Tangguh Train-3) adalah:
• tersedianya kebutuhan dasar dan untuk mendukung kesejahteraan masyarakat setempat;
• dukungan atas rencana pembangunan Pemerintah Indonesia untuk daerah Papua; serta
• penyediaan gas untuk kelistrikan di Papua Barat.
Persiapan pelaksanaan Pengembangan Kilang LNG Tangguh telah dimulai sejak tahun 2014 dengan pekerjaan
awal/persiapan, yaitu camp, infrastructure, gas production facility, serta pipeline.
Karena pengaruh harga minyak yang terus mengalami penurunan, pada tahun 2015 strategi Proyek Kilang
Tangguh Train-3 mengalami sedikit perubahan. Pekerjaan awal (early work) yang semula akan dilaksanakan
tersendiri, digabungkan dengan pelaksanaan EPC Onshore Kilang Tangguh Train-3, namun perubahan strategi
pekerjaan pendahuluan ini diharapkan tidak akan mengganggu jadwal pekerjaan maupun jadwal rencana
onstream pada Juli 2020.
Tahun 2015 juga merupakan tahun terakhir untuk persiapan pembangunan Proyek Kilang Tangguh Train-3, dimana
pada tahun ini pekerjaan teknis FEED telah berhasil diselesaikan sesuai rencana. Kedua konsorsium pelaksana
FEED telah mengirimkan hasil teknis dari pekerjaan FEED tersebut pada 5 Desember 2015.
Selesainya pekerjaan FEED akan menjadi salah satu dasar penentuan Keputusan Akhir Investasi Proyek
(Final Investment Decision – FID).
GRAFIK KEMAJUAN
18,00% 100%
FEED TANGGUH
TRAIN-3 YANG 16,00% 90%
DIKERJAKAN OLEH
80%
2 KONSORSIUM 14,00%
PROGRESS % - CUMULATIVE
70%
PROGRESS % - PERIOD
2,00% 10%
0,00% 0%
Des-14 Jan-15 Feb-15 Mar-15 Apr-15 Mei-15 Jun-15 Jul-15 Agt-15 Sep-15 Okt-15 Nov-15 Des-15 Jan-16
M01 M02 M03 M04 M05 M06 M07 M08 M09 M10 M11 M12 M13 M14
Skema pendanaan dan kesepakatan prinsip (Principles of Agreement – PoA) juga menjadi salah satu hal yang
penting dalam pelaksanaan Proyek Tangguh Train-3. Pembahasan PoA Train 3 terkait beberapa hal antara lain
mengenai pengaturan FTP (First Trance Petroleum), transportasi, penjualan, serta hal-hal lain yang menyangkut
pengawasan dan operasional LNG.
Lapangan JKK dan JNE terletak di Wilayah Kerja Muara Bakau yang berlokasi di lepas pantai laut Selat Makassar,
77 kurang lebih 70 km timur laut Delta Mahakam - Selat Makassar dengan kedalaman sekitar 450 - 500 m dari
permukaan laut, dan dikelola oleh Kontraktor KKS eni Muara Bakau.
Pengembangan Lapangan JKK dan JNE dilakukan secara terintegrasi dalam sebuah proyek yang dinamakan
Proyek Kompleks Jangkrik (Jangkrik Complex Project).
LOKASI WK
MUARA BAKAU
Sedangkan produksi kondensat dari Kompleks Jangkrik akan dikirimkan ke Tangki Senipah dengan memanfaatkan
Pipa Kondensat 12” Handil-Senipah melalui skema pemanfaatan bersama dengan Kontraktor KKS Total E&P
Indonesie.
Dalam pelaksanaannya, Proyek Kompleks Jangkrik mencakup tiga pekerjaan utama untuk fasilitas produksi
yang terdiri dari:
a. EPCI 1 - Floating Production Unit (“FPU”) dengan kapasitas terpasang 450 MMscfd gas;
b. EPCI 2 - Risers & Flowlines Installation (“RFI”) termasuk onshore pipeline dan ORF;
c. EP3 - Subsea Production System (“SPS”) serta beberapa paket untuk mendukung kegiatan pemboran dan
komplesi sumur-sumur pengembangan.
PIPA JANGKRIK DAN 1. Gas: Tie-in di Km. 7 dengan pipa 42" Peciko
SISTEM PIPA EKS 2. Kondensat: Tie-in di Km. 7 dengan pipa 12" Handil-Senipah
(EAST KALIMANTAN 3. New 20" pipeline dari Km. 7 ke Km. 21,65 (PK6,3)-15 km
SYSTEM) 4. Tie-in 20" Jangkrik branch dengan pipa existing 20" Handil-Nilam di Km. 21,65
78
20" Nilam-
Badak MP
HANDIL
20" Nilam-Badak
Bypass
20" Nilam-
Badak LP
6" condensate
from FPU
Komersial
79
Perjanjian dengan Pembeli
Key Terms/HOA LNG SPA untuk kebutuhan domestik disepakati dengan Pertamina
Kontrak SPS-EP3
L01
Exploration Well
Kegiatan Pemboran
XX drill Start
Pengeboran
Kegiatan Completion
80
LNG SPAs Qty A&B with Pertamina signed LNG Export HOAs Complete
PL Installation start
Early Work started ORF equipment Found start Hot tap start Mechanical Completion
ALOKASI
PRODUKSI GAS Alokasi (MMscfd) Lapangan Senoro Lapangan Cendanapura TOTAL
PT. PAU 50 5 55
PT. PLN - 5 5
Produksi gas dari Lapangan Senoro dengan produksi net sebesar 310 MMscfd. Ruang lingkup pekerjaan dalam
POD mencakup antara lain fasilitas produksi yang terdiri dari:
a. Central Processing Plant (CPP) berkapasitas 2 x 155 MMscfd;
b. Pipa Gas 30”sepanjang 27 km dari CPP Senoro menuju ke Kilang LNG PT. Donggi-Senoro LNG (“DSLNG”);
c. Condensate Jetty Terminal;
d. Fasilitas penunjang.
JOB Pertamina-Medco Tomori Sulawesi (“JOB PMTS”) merupakan joint operating body antara PT. Pertamina
Hulu Energi, PT. Medco Tomori E&P, dan Tomori E&P Ltd.
Pelaksanaan konstruksi dimulai bulan September 2012, saat ini fasilitas produksi telah mencapai gas onstream
secara penuh pada tanggal 21 Mei 2015.
Presiden RI Joko Widodo didampingi Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral, Sudirman Said, meresmikan
Proyek Senoro sebagai bagian dari Mega Proyek Pertamina Terintegrasi pada tanggal 2 Agustus 2015. Produksi
gas Senoro disalurkan ke kilang LNG Donggi Senoro. Kilang LNG Donggi Senoro berkapasitas 2,1 Mtpa dengan
investasi senilai US$2,8 milliar. Kilang tersebut telah menjadi kunci bagi upaya pengembangan dan monetisasi
cadangan gas yang selama 30 tahun belum dikembangkan di Sulawesi Tengah. Kilang LNG Donggi Senoro yang
dikelola oleh PT. Donggi Senoro LNG tersebut merupakan kilang LNG yang dibangun dengan model hilir pertama
di Indonesia, tidak membebani negara untuk investasinya dan memberikan multiplier effect yang tinggi bagi
perekonomian nasional dan setempat.
82
PERESMIAN
MEGA PROYEK
PERTAMINA
TERINTEGRASI
OLEH PRESIDEN RI
JOKO WIDODO
Pengembangan Lapangan Gas Matindok ini didasarkan pada penemuan gas di Area Matindok pada Lapangan
83 Donggi, Matindok, Maleoraja, Minahaki, Sukamaju, dan Mentawa dengan total cadangan sebesar ~ 0,7 Tcf (GCA
certification of EUR) dan adanya kebutuhan pemanfaatan gas dari Area Matindok untuk LNG dan Power Plant.
POD Area Matindok (Lapangan Gas Donggi, Matindok, Maleoraja, dan Minahaki untuk pasokan gas ke kilang
LNG) disetujui BPMIGAS pada 24 Desember 2008. Adanya penambahan cadangan lapangan Matindok sehingga
total menjadi 852,75 Bcf dan produksi gas dari Area Matindok sebesar 105 MMscfd. Perubahan tersebut dicakup
dalam POD Revisi 1 yang disetujui oleh BPMIGAS tanggal 22 September 2010.
Dari skema di atas, dapat digambarkan tujuan dari pengembangan lapangan ini adalah memonetisasi gas dari
Area Matindok sebesar 105 MMscfd (net) dengan alokasi sales gas sebagai berikut :
a. Sebagai penyedia gas sebesar 85 MMscfd bersama-sama dengan gas dari Area Senoro – JOB PMTS
sejumlah 250 MMscfd ke Kilang LNG PT. DSLNG (pihak pembeli);
b. Sebagai penyedia gas sebesar 20 MMscfd bersama-sama dengan gas dari Area Senoro – JOB PMTS
sejumlah 5 MMscfd ke PLN (calon pembeli).
Produksi dari Lapangan Matindok dapat mencapai puncak sebesar 116 MMscfd selama 12 tahun, setelah itu
produksi akan terus menurun hingga mencapai tekanan abandonment setelah 20 tahun produksi. Produksi
kondensat akan dimulai bersamaan dengan produksi gas dan akan mencapai puncak sebesar 643 bopd.
Produksi gas dari Area Matindok bergabung dengan gas dari Area Senoro pada Tie-in Point 1 (TIP 1) dan
Tie-in Point 2 (TIP 2). Kondensat yang dihasilkan dari kedua fasilitas produksi akan dialirkan menuju fasilitas
produksi Lapangan Senoro KKKS JOB Pertamina - Medco EP Tomori Sulawesi.
PROYEK 84
PENGEMBANGAN
GAS MATINDOK RUANG LINGKUP PROYEK
Kemajuan konstruksi Proyek Donggi pada bulan Desember 2015 telah mencapai 97%. Fasilitas Produksi Proyek
Donggi diperkirakan akan onstream pada bulan Juni tahun 2016. Sedangkan kemajuan konstruksi Proyek
Matindok pada bulan Desember 2015 telah mencapai 78%. Perkiraan onstream untuk Fasilitas Produksi Proyek
Matindok adalah pada bulan Maret 2017.
Proyek Pengembangan Gas Donggi dan Matindok (PPGM) merupakan proyek yang penting bagi industri minyak
dan gas bumi di Indonesia dan nantinya akan berperan penting dalam mempertahankan dan memperkuat posisi
Indonesia sebagai negara pengekspor LNG terbesar di dunia. Pembangunan PPGM diyakini akan meningkatkan
kontribusi sektor minyak dan gas bumi dalam menyumbangkan devisa bagi negara dan kemungkinan sebagian
untuk substitusi BBM dalam negeri.
Blok Muriah dioperasikan Petronas Carigali Muriah Ltd. sejak 1 Januari 2004. Skenario pengembangan
Lapangan Muriah memproduksikan gas secara terintegrasi dari skema hulu hingga skema hilir. Dari cadangan
85 hidrokarbon di Lapangan Kepodang, diharapkan dapat diproduksikan gas sekitar 354 Bcf. Produksi gas dari
Lapangan Kepodang diperkirakan dapat mencapai 116 MMscfd.
LOKASI
PENGEMBANGAN
LAPANGAN
KEPODANG
Lingkup pengembangan fasilitas produksi gas secara terintegrasi, mencakup skema hulu yang terdiri dari
pembangunan CPP (Central Processing Platform) yang terdiri dari 8 slot sumur, WHT-C (Wellhead Tower-C) yang
terdiri dari 5 slot sumur, infield flowline 10” sepanjang 2,7 km dari WHT-C ke CPP, serta onshore remote control.
Skema hilir yang dioperasikan oleh PT Bakrie and Brothers Tbk. (BNBR) serta PT Perusahaan Gas Negara (PGN)
terdiri dari pembangunan export pipeline sepanjang 200 km serta Onshore Receiving Facilities (ORF) di
Tambak Lorok Power Plant, Semarang.
WHT-D
DN350 (14"ND)
200 km Export Pipeline:
by transporter DN250 (10"ND)
2,7 km Flowline
WHT-C
B. Untuk skema komersialisasi Election Not to Take in Kind, telah diselesaikan beberapa Prosedur Election Not to
Take in Kind (“Prosedur ENTIK”), yaitu:
4 14 Juli 2015 Prosedur ENTIK BRC dari WK Mahakam Periode Triwulan III 2015
antara SKK Migas dengan Inpex Corporation
C. Untuk formula harga minyak mentah dan kondensat Indonesia/Indonesia Crude Price (ICP), telah ditetapkan
lima formula ICP sementara, yaitu:
1. Kondensat Senoro (Ref. Keputusan Menteri ESDM No. 156.K/12/DJM.B/2015);
2. Kondensat Ruby (Ref. Keputusan Menteri ESDM No. 156.K/12/DJM.B/2015);
3. Minyak Mentah Ketapang (Ref. Keputusan Menteri ESDM No. 584.K/12/DJM.B/2015);
4. Kondensat Kresna (Ref. Keputusan Menteri ESDM No. 584.K/12/DJM.B/2015);
5. Minyak Mentah Banyu Urip (Ref. Keputusan Menteri ESDM No. 209.K/12/DJM.B/2015).
Selanjutnya terdapat minyak mentah dan kondensat yang akan dibahas lebih lanjut penetapan formula ICP-
nya di tahun 2016 yaitu:
1. Minyak Mentah Akatara, Kontraktor KKS PT Hexindo Gemilang Jaya;
2. Minyak Mentah Tiung Biru Mix, Kontraktor KKS PT Pertamina EP;
3. Minyak Mentah dari Lapangan Parit, Kontraktor KKS Pacific Oil & Gas Ltd;
4. Kondensat Sungai Gerong, Kontraktor KKS PT Pertamina EP;
5. Kondensat dari lapangan BD, Kontraktor KKS Husky-CNOOC Madura Limited.
D. Realisasi lifting minyak mentah dan kondensat selama periode Januari sampai dengan Desember 2015 adalah
sebesar 286,8 MMbo.
E. Selama periode Januari – Desember 2015 rata-rata produksi minyak mentah dan kondensat sebesar
785,7 Mbopd, rata-rata lifting sebesar 785,7 Mbopd dan total closing stock pada bulan Desember sebesar
91
7,88 MMbo.
F. SKK Migas telah menyetujui permohonan PT Pertamina (Persero) untuk melakukan pasokan MMKBN ke
Kilang TPPI Tuban dalam rangka operasional tolling, hal ini mempertimbangkan bahwa Kilang TPPI Tuban yang
idle dan dapat dimanfaatkan untuk produksi BBM sehingga dapat mengurangi impor BBM serta mengurangi
penggunaan devisa Negara. Mulai tanggal 29 September 2015, minyak mentah/kondensat bagian Negara
maupun Kontraktor KKS telah disalurkan ke Kilang TPPI dengan total penyaluran hingga Desember 2015
sebesar 4,58 juta barel minyak/kondensat.
Lifting MMKBN digunakan semaksimal mungkin
REALISASI LIFTING untuk mendukung pemenuhan feed kilang
MINYAK BUMI 2015 domestik. Realisasi lifting domestik tahun 2015
sebesar 60% dari total lifting, yaitu 39% oleh
Lifting domestik SKK Migas dan 21% oleh Kontraktor KKS. Lifting
bagian negara
domestik bagian Kontraktor KKS merupakan lifting
Lifting ekspor
bagian negara yang dilakukan melalui pipa serta lifting melalui
Lifting domestik 39% 39% pengapalan setelah terdapat kesepakatan jual beli,
bagian KKKS
utamanya dilakukan oleh PT. Pertamina Hulu Energi
Lifting ekspor
bagian KKKS dan PT. Pertamina EP.
Lifting ekspor bagian Negara sebesar 1% dari
total lifting minyak mentah dan kondensat,
1% ekspor tersebut disebabkan oleh kondisi bagian
21% Negara yang sangat kecil (FTP) dan komersialisasi
dilakukan oleh Kontraktor KKS dan/atau
PT. Pertamina (Persero) tidak dapat melakukan
penyerapan.
Lifting ekspor bagian Kontraktor KKS sebesar 39% dari total lifting, hal ini dilakukan setelah tidak terdapat
kesepakatan jual beli dengan PT. Pertamina (Persero). SKK Migas melalui rapat shipping coordination dan
rapat koordinasi dengan Kontraktor KKS lainnya terus menyarankan dan menghimbau kepada Kontraktor KKS
untuk melakukan negosiasi business to business dengan PT. Pertamina (Persero) dalam upaya mendukung
pemenuhan kebutuhan feed kilang PT. Pertamina (Persero).
Kebijakan alokasi dan pemanfaatan gas bumi mengacu pada Peraturan Menteri ESDM Nomor 37 Tahun 2015
tentang Ketentuan dan Tata Cara Penetapan Alokasi dan Pemanfaatan Gas Bumi Serta Harga Gas Bumi, dimana
Pemerintah berusaha menjamin efisiensi dan efektivitas ketersediaan gas bumi sebagai bahan bakar, bahan baku,
atau keperluan lainnya untuk kebutuhan dalam negeri yang berorientasi pada pemanfaatan gas bumi secara
optimal. Alokasi dan pemanfaatan didasarkan pada kebijakan energi nasional dengan mempertimbangkan:
• kepentingan umum;
• kepentingan negara;
• kebijakan energi nasional;
• cadangan dan peluang pasar gas bumi;
• infrastruktur yang tersedia maupun yang dalam perencanaaan sesuai dengan Rencana Induk Jaringan Transmisi
dan Distribusi Gas Bumi Nasional; dan/atau
• keekonomian lapangan dari cadangan migas yang akan dialokasikan.
Domestik 2.500
2.527
2.000 2.341
1.500
1.513
1.480 1.466
1.000
500
0
2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015
PEMANFAATAN 3%
GAS BUMI INDONESIA
2015
Kelistrikan 4% 14%
Pupuk
Industri
Lifting Minyak 10%
City Gas 32%
BBG Transportasi
Ekspor Gas Pipa
LNG Ekspor 19%
LNG Domestik
LPG Domestik 13% o%
o% 4%
1.000
728,73
800
600
375,00
400
273,27
200 3,51 40,45
2,36 4,48
0 94
Kelistrikan
Pupuk
Industri
Lifting Minyak
City Gas
BBG Transportasi
Bagian terbesar alokasi gas domestik digunakan untuk keperluan industri, kelistrikan, dan pupuk yaitu
rata-rata 54% dari total alokasi gas.
ALOKASI GAS
25
DOMESTIK 2015 22,8
23,5
22,2
21,6
20,5
20,1
20
15,3
14,6
15
13,3
TCF
10,6
9,0
10
6,2
5
2,4
0
2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015
Industri (Tcf) 0,1 2,7 4,1 4,2 5,2 5,9 6,2 10,1 10,2 10,3 10,5 10,8 10,8
Kelistrikan (Tcf) 1,2 2,3 3,2 4,4 5,3 5,8 6,3 6,9 7,0 7,6 7,7 7,7 7,9
Pupuk (Tcf) 1,1 1,2 1,8 1,9 2,8 2,8 2,9 3,1 3,3 3,6 3,9 4,2 4,7
800,0
700,0
600,0
TBTU
500,0
400,0
300,0
95
200,0
100,0
0,0
2012 2013 2014 2015
Domestik 41,3 67,5 86,7 114,0
Ekspor 949,4 888,4 834,2 811,0
Selain dalam rangka memenuhi kebutuhan LNG untuk domestik yang kian meningkat, ekspor kargo LNG juga
menurun sehubungan dengan penurunan produksi akibat natural decline dan adanya kontrak ekspor existing yang
telah berakhir. Di lain pihak, pemenuhan hal tersebut dikarenakan beroperasinya beberapa terminal regasifikasi
LNG pada tahun 2014 dan 2015 yaitu FSRU Lampung dan Regasifikasi Arun, menyusul FSRU Nusantara Regas
yang telah beroperasi pada tahun 2012.
80,0
67,5
TBTU
60,0
41,3
40,0
20,0
0,0
2012 2013 2014 2015
Diharapkan nantinya pasokan LNG untuk kebutuhan domestik akan bertambah tinggi seiring dengan
bertambahnya terminal-terminal LNG berkapasitas besar ataupun kecil di Indonesia yang memasok gas untuk
kebutuhan kelistrikan dan industri.
96
PERTUMBUHAN TKDN
14.000 100%
INDUSTRI HULU
MIGAS 90%
12.000
% TKDN 80%
10.000 68%
70%
63%
61% 60%
57% 60%
54% 54%
8.000
JUTA US$
4.000 30%
20%
2.000
10%
0 0%
2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015
Barang 995 1.846 1.400 3.577 3.811 3.706 5.082 4.616 5.548 2.590
Jasa 5.862 4.737 6.568 5.408 6.976 8.109 11.531 9.304 11.807 5.319
Sejumlah pengusaha nasional telah memanfaatkan peluang bisnis hulu migas tersebut, termasuk BUMN, dalam
pengadaan barang dan jasa industri hulu migas. Pada tahun 2015 nilai pengadaan barang dan jasa yang dipasok
oleh perusahaan berstatus BUMN sebesar US$981,93 juta, sedangkan jika dihitung sejak tahun 2009 nilai
pengadaan tersebut telah mencapai US$5,48 miliar.
1.600,00
1.378,84
1.400,00
1.233,73
1.200,00 1.108,93
981,93
1.000,00
JUTA US$
800,00 678,50
600,00
400,00
200,00 107,28
0,00
2010 2011 2012 2013 2014 2015
Nilai komitmen tahunan transaksi pembayaran melalui Bank BUMN/BUMD mengalami penurunan, dimana harga
99 minyak dunia mempengaruhi nilai transaksi pembayaran tersebut.
12.432,0
12.000
10.000 9.337,9
8.195,4
JUTA US$
8.000
6.348,6
6.000
4.626,2
3.969,6
4.000
2.948,3
2.000
0
2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015
Mandiri 72,51%
BNI 17,47%
BRI 6,14%
Syariah Mandiri 1,05%
April 2009 s.d. Mandiri & BNI 1,31%
Desember 2015
Mandiri & BRI 0,03%
US$47,86 Miliar
BNI & BRI 0,08%
Muamalat 0,03%
BUMD 0,23%
Komitmen BUMN/BUMD 1,15%
Perbankan BUMN juga mendapatkan penguatan modal dari penyimpanan dana Abandonment and Site
Restoration (ASR) yang hingga Desember 2015 sebesar US$775 juta.
DANA ASR
Kumulatif Dana ASR 100
900
800 775
700
635
600
JUTA US$
497
500
400 344
300
232
200 167
134
100
0
2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015
BANK MANDIRI
US$251,1 JUTA
32%
Jumlah TKI dan TKA di industri hulu migas sangat tergantung pada jumlah dan jenis kegiatan yang dilakukan pada
tahun tersebut. Penggunaan tenaga kerja mengalami trend penurunan pada tahun 2015, yang disebabkan oleh
penurunan harga minyak dunia sehingga Kontraktor KKS cenderung mengalami penurunan aktivitas.
TKI 1.900
35.000 32.292
TKA 31.745
29.330 1.700
Keterangan Grafik: 30.000
• Data TKA dihitung 25.243 25.682
1.500
berdasarkan surat 25.000 22.914
23.668 23.735
23.328
persetujuan penggunaan 21.835
1.300
TKA yang dikeluarkan 1.140
SKK Migas sepanjang 20.000
1.069
1.078
1.032 1.024 1.100
tahun. Angka jumlah TKA 975
960 928
pada grafik di atas tidak 901 890
15.000
menggambarkan jumlah 900
TKA pada satu waktu
tertentu. 10.000 700
• Data TKI dihitung
berdasarkan hasil WP&B
5.000 500
tahun 2015.
2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015
DEMOGRAFI TKA
BERDASARKAN 25%
BIDANG KEAHLIAN
20,22%
20%
16,07% 15,88%
15% 14,04%
12,47%
10%
6,93%
5,08%
5%
3,14% 3,05%
2,59%
Drilling
G&G
Reservoir
Engineering &
Operation Support
Operations
Leadership
Finance
Commercial
Business Development
IT
External Relations
Business Compliance
Legal
KOMPARASI DATA
40.000
TKI TERHADAP 38.028
PERSETUJUAN RPTK 38.000 102
36.443
36.000 34.883
TKI
RPTK TKI 34.000 32.630
22.000
20.000
2012 2013 2014 2015
Kesempatan kerja untuk TKI berdasarkan Rencana Penggunaan Tenaga Kerja (RPTK) yang telah disetujui
sebanyak 38.028 posisi di berbagai bidang, sementara pengisian posisi sebanyak 31.745 orang (83%). Namun
mempertimbangkan kondisi industri dengan rendahnya harga jual minyak dan gas bumi saat ini maka secara
umum Kontraktor KKS akan menunda pengisian posisi-posisi kosong tersebut.
Beberapa inisiatif yang sudah dan sedang dilakukan SKK Migas di bidang pengembangan kompetensi TKI adalah:
• Mengantisipasi pemberlakuan MEA, SKK Migas aktif berkontribusi dalam menyusun Standar Kompetensi Kerja
Nasional Indonesia (SKKNI) di bidang Sumber Daya Manusia (SDM) bekerja sama dengan Kementerian Tenaga
Kerja dan Transmigrasi dan Asosiasi Profesi di bidang SDM. Penyusunan SKKNI MSDM telah selesai dilakukan
103
dengan dikeluarkannya Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No.307/2014.
• Bekerjasama dengan tujuh Perguruan Tinggi, Badan Pendidikan dan Pelatihan ESDM, dan Kontraktor KKS
dalam merancang dan melaksanakan Program National Capacity Building (NCB) di bidang Petroteknikal dalam
rangka mengakselerasi kompetensi TKI fresh graduate.
• Menjadi sponsor program tahunan Indonesia HR Summit, yang merupakan kontribusi SKK Migas di bidang
pengembangan SDM seluruh industri di Indonesia.
• Mendorong Kontraktor KKS mengirimkan TKI berpotensi untuk bekerja di business unit di luar negeri, melalui
Program Technical Development Exchange (TDE), Job Swapping, Job Assignment, Internasionalisasi, dan
Pendidikan S2 di luar negeri.
PROGRAM
250
PENGEMBANGAN
TKI INDUSTRI HULU
MIGAS NASIONAL
200
JUMLAH TKI
150
100
50
0
2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015
Job Swapping 78 62 62 62 34 60 55 50 45 34 37 43 6
TDE 3 5 13 15 32 30 18 10 14 16 14 17 7
Job Assignment 59 70 70 36 34 75 41 36 70 97 87 36 8
Program S2 3 6 11 6
Atas inisiatif-inisiatif di bidang pengembangan kompetensi SDM, SKK Migas mendapatkan The HRD Excellence
Award 2015 dari Organisasi ARTDO International di Cairo pada tanggal 28 Oktober 2015. Award berskala
internasional ini menunjukkan bahwa apa yang sudah dan sedang dilakukan SKK Migas terkait pengembangan
SDM di Indonesia khususnya di industri hulu migas mendapatkan perhatian oleh organisasi internasional.
104
Namun demikian, Laporan Hasil Pemeriksaan BPK RI tersebut juga menghasilkan beberapa rekomendasi auditor
yang harus ditindaklanjuti oleh SKK Migas, saat ini proses tindak lanjut atas rekomendasi tersebut masih terus
menerus dilakukan dalam rangka perbaikan tata kelola SKK Migas.
107
CONTINUOUS IMPROVEMENT
PADA ASPEK TATA KELOLA
ORGANISASI
PERBAIKAN PROSES BISNIS DI SKK MIGAS
Setelah amar putusan Mahkamah Konstitusi pada November 2012 yang memutuskan fungsi dan tugas Badan
Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi dilaksanakan oleh Pemerintah sampai diundangkannya
Undang-Undang yang baru, yang kemudian diikuti dengan ditetapkannya Peraturan Presiden Nomor 9 Tahun 2013
yaitu bahwa penyelenggaraan pengelolaan kegiatan usaha hulu migas dilaksanakan oleh SKK Migas.
Salah satu hal yang dituntut untuk segera diselesaikan adalah perbaikan tata kelola SKK Migas secara
keseluruhan, yang meliputi proses bisnis, Pedoman Tata Kerja (PTK) dan Standard Operating Procedure (SOP)
internal, penyelenggaraan administrasi umum serta organisasi SKK Migas, agar selaras dengan peraturan dan
perundang-undangan yang berlaku tanpa mengesampingkan kualitas layanan kepada para stakeholder.
Efisiensi, efektivitas, serta reformasi birokrasi menjadi tujuan utama dalam perbaikan tata kelola ini.
1 PTK Pengelolaan Rantai Suplai Buku Kesatu tentang Ketentuan Umum Revisi 02 dan
Buku Kedua tentang Pengadaan Barang dan Jasa Revisi 03
10 PTK Authorization for Expenditure Buku Kesatu tentang Persetujuan AFE Rev. 01 dan
Buku Kedua tentang Closed Out AFE
Pengesahan PTK-PTK ini menyelaraskan tata kelola beberapa proses bisnis utama SKK Migas, antara lain terkait
proses Authorization for Expenditure, Work Program and Budget, Pengadaan Barang dan Jasa Kontraktor KKS
dan Placed Into Service, serta memperjelas hubungan kerja antara SKK Migas dan Kontraktor KKS antara lain
mengenai kebijakan akuntansi KKS dan pengelolaan asuransi. Pengesahan PTK-PTK ini yang diikuti dengan
penyelarasan proses bisnis berdampak langsung terhadap simplifikasi proses SKK Migas sehingga menjadi lebih
efektif dan efisien.
Salah satu PTK yang disahkan yaitu PTK Pengelolaan Rantai Suplai Buku Kedua tentang Pengadaan Barang dan
Jasa Revisi 03 yang membuat paradigma baru dalam pengelolaan rantai suplai yaitu adanya klausul Right to Audit
terhadap penyedia barang dan jasa.
Penyederhanaan proses birokrasi di internal SKK Migas juga dilakukan selama tahun 2015 untuk perbaikan tata
kelola SKK Migas antara lain; penyederhanaan penyelenggaraan administrasi umum dalam bentuk penggunaan
email untuk seluruh naskah dinas dengan jenis memo, pengumuman, undangan dan nota; perubahan ketentuan
risalah rapat dan pejabat sementara; serta optimalisasi teknologi melalui ePAU untuk menyederhanakan
administrasi yang bersifat umum.
Dalam rangka mewujudkan industri hulu migas yang bersih dan bebas dari Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (KKN),
SKK Migas telah melakukan pembenahan dan perbaikan tata kelola secara terus menerus dengan melakukan
program-progam pencegahan tindak pidana korupsi, fraud, dan gratifikasi.
Beberapa kegiatan tersebut adalah:
WAJIB LHKPN
Sejak diterbitkannya Surat Keputusan Kepala SKK Migas Nomor KEP-0334/SKK0000/2013/S0 tentang Kewajiban
Menyampaikan Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN), seluruh Manajemen dan Pekerja
SKK Migas wajib untuk menyampaikan LHKPN.
Sesuai dengan ketentuan tentang LHKPN, maka setiap dua tahun sekali atau setiap terjadinya promosi/
menduduki jabatan baru, Manajemen dan Pekerja SKK Migas diwajibkan untuk memperbarui LHKPN-nya dengan
mengisi Form LHKPN B.
109
Berikut tabel penyampaian LHKPN Manajemen dan Pekerja SKK Migas selama tahun 2015 :
PELAPORAN LHKPN
TAHUN 2015
30
25
25
20
14
15 12
10 8
4
5 3
1 0 0 1 0 1
0
Januari
Februari
Maret
April
Mei
Juni
Juli
Agustus
September
Oktober
November
Desember
Sesuai dengan ketentuan tentang gratifikasi, maka selambat-lambatnya tujuh hari setelah menerima gratifikasi,
Manajemen dan Pekerja SKK Migas diwajibkan untuk melaporkan pemberian tersebut dengan mengisi formulir
pelaporan gratifikasi.
PELAPORAN
GRATIFIKASI 4.5
4
TAHUN 2015 4
3.5
3
2.5
2
2
1.5 1 1 1
1
0.5 0 0 0 0 0 0 0
0
Januari
Februari
Maret
April
Mei
Juni
Juli
Agustus
September
Oktober
November
Desember
110
Kriteria dugaan pelanggaran yang dapat dilaporkan adalah dugaan korupsi, dugaan pelanggaran Pedoman Etika,
dugaan pelanggaran PPG, dugaan kecurangan, dugaan konflik kepentingan, dugaan pelecehan, dan dugaan
penyebaran atau pembocoran rahasia institusi.
Selama tahun 2015, laporan pelanggaran yang diterima dari WBS KAWAL SKK Migas berjumlah sembilan laporan
dengan rincian sebagai berikut:
LAPORAN WBS
TAHUN 2015 2 2
Sesuai Lingkup
Tidak Sesuai Lingkup 1 1 1 1 1
Januari
Februari
Maret
April
Mei
Juni
Juli
Agustus
September
Oktober
November
Desember
Seluruh laporan yang masuk ke KAWAL SKK Migas, telah ditindaklanjuti sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Rangkaian Sistem Manajemen Risiko (ERM) SKK Migas disusun dengan mengacu pada konsep ISO 31000 yang
ditetapkan dalam Pedoman Manajemen Risiko SKK Migas Nomor EDR-0028/SKKF0000/2015/S0.
Siklus Manajemen Risiko di SKK Migas intinya terdiri dari 6 proses sebagai berikut :
111
06
PELAPORAN 01
RISIKO IDENTIFIKASI
RISIKO
05
MONITORING
RISIKO
02
ANALISA
RISIKO
04
03
MITIGASI
RISIKO
EVALUASI
RISIKO
Risk Assessment yang telah dilaksanakan tahun 2014 merupakan rangkaian proses Identifikasi – Analisa dan
Evaluasi Risiko (termasuk risiko enterprise dan risiko korupsi) telah berhasil menyusun Risk Register SKK Migas
yang mengidentifikasikan 117 risiko enterprise di level Divisi dan 371 risiko korupsi. Dari 117 risiko level Divisi
tersebut kemudian dikonsolidasikan dalam dua tahap. Pada tahap pertama, 117 risiko dikonsolidasikan menjadi
58 risiko dan pada tahap kedua 58 risiko tersebut dikonsolidasikan kembali menjadi delapan risiko enterprise
(top risk).
DAMPAK DAN
KEMUNGKINAN NO RISIKO DAMPAK LIKELIHOOD
RISIKO TERTINGGI
DI SKK MIGAS hampir pasti
1 Ketidakpastian status lembaga SKK Migas kedepan sangat signifikan
akan terjadi
hampir pasti
2 Tidak tercapainya target peningkatan cadangan migas sangat signifikan
akan terjadi
hampir pasti
5 Tidak tercapainya target lifting migas signifikan
akan terjadi
hampir pasti
7 Ketidakoptimalan produksi migas signifikan
akan terjadi
Sesuai siklus manajemen risiko, dari 117 risiko level divisi tersebut, kemudian masing-masing disusun rencana
mitigasinya untuk menurunkan dampak dan kemungkinan terjadinya risiko tersebut. Untuk 117 risiko enterprise,
seluruh kepala unit kerja di SKK Migas selaku Risk Owner dengan dibantu oleh Risk Champion, total di tahun 2015
telah menyusun 299 rencana mitigasi ERM dan 425 rencana mitigasi risiko korupsi.
Rencana-rencana mitigasi tersebut kemudian dimonitor pelaksanaannya setiap kuartal di sepanjang tahun 2015
oleh Pengawasan Internal selaku Unit Manajemen Risiko dan kemudian hasil monitoring mitigasi risiko tersebut
kemudian dilaporkan kepada Manajemen.
STATUS
PENYELESAIAN
MITIGASI RISIKO 2015 8%
Selesai
Proses
Belum
30%
62%
Secara umum, target monitoring penanganan risiko SKK Migas untuk tahun 2015 yang masih dalam tahap
implementasi sistem ERM pada tahap awal, dapat dinilai telah cukup berhasil mencapai target “Awareness” dan
“First-stage Implementation”. Hingga akhir tahun 2015, 62% dari seluruh rencana mitigasi risiko ERM dari seluruh
unit kerja telah berhasil diselesaikan. Sisanya masih merupakan lanjutan program mitigasi tahun 2016. Selanjutnya
untuk program tahun 2016, Pengawasan Internal akan melakukan inisiasi proses Risk Control Self-Assessment
(RCSA) yang akan melibatkan seluruh Risk Owner/Risk Champion untuk mengidentifikasi, mengevaluasi, dan
mengukur kembali efektivitas pelaksanaan mitigasi risiko ERM sepanjang tahun 2015 dan menetapkan Residual
Risk yang masih tersisa di unit kerja masing-masing dan kemudian mengidentifikasi potensi risiko baru di
tahun 2015-2016 untuk menjadi masukan dalam pemutakhiran Risk Register SKK Migas 2016.
MITIGASI RISIKO
KORUPSI FUNGSI DIVISI SELESAI DALAM PROSES BELUM
SKK MIGAS
TAHUN 2015 Penunjang Operasi 28 0 0
Akuntansi 1 0 0
Operasi Produksi 9 8 0
114
PRKRPL 0 1 1
Internal 32 4 0
Perwakilan Jabanusa 5 2 0
Perwakilan Pamalu 5 2 0
Perwakilan Sumbagsel 7 0 0
Perwailan Kalsul 7 0 0
Perwakilan Sumbagut 4 3 0
TOTAL 158 20 25
SKK Migas telah melaksanakan inisiatif pemanfaatan teknologi untuk mendukung kegiatan operasional internal
SKK Migas maupun dalam mendukung tugas pokok dan fungsi pengawasan dan pengendalian kegiatan usaha
hulu migas, utamanya di Kontraktor KKS.
115 Pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi oleh SKK Migas dimaksudkan sebagai perangkat guna
mendukung dan peningkatan kinerja, efektivitas, efisiensi, dan transparansi kegiatan pengawasan dan
pengendalian kegiatan usaha hulu migas melalui implementasi sistem informasi manajemen strategis yang
terintegrasi, serta sebagai perangkat penyedia data dan informasi yang akurat, lengkap, dan tepat waktu yang
digunakan dalam proses pengambilan keputusan Manajemen SKK Migas.
Prinsip dasar pembangunan dan pengembangan sistem aplikasi yang diterapkan adalah sistem aplikasi
independen dari platform teknologi tertentu sehingga dapat dikembangkan, ditingkatkan, dan dioperasikan dalam
lingkungan yang paling memadai dengan organisasi, tepat guna dan efisien.
Beberapa sistem yang telah diimplementasikan diantaranya:
(Policy-Driven) (D)
(E)
Prod M
SISTEM AKUNTANSI
(B)
VP (B)
Prod ML
(A)
(Policy-
Driven)
(Policy-Driven) Prod M
Kegiatan pembangunan SOT pada prinsipnya merupakan kegiatan kolaboratif yang melibatkan Fungsi Teknis dan
Fungsi Manajemen Sistem Informasi (MSI) di SKK Migas dan di Kontraktor KKS, serta dukungan pihak ketiga jika
diperlukan.
SOT yang telah diimplementasikan mencakup data-data strategis sebagai berikut: 116
• SOT Production Monitoring & Lifting merupakan kegiatan kolaboratif antara Divisi Operasi Produksi dan
Divisi MSI, dengan dukungan dari Kontraktor KKS terkait untuk penarikan data produksi, stok, dan lifting
dari sistem pengelolaan data operasi produksi di Kontraktor KKS ke SKK Migas, dengan menggunakan
standar pertukaran data ProdML dalam rangka peningkatan monitoring kegiatan produksi, stok, dan lifting.
• SOT Drilling Monitoring merupakan kegiatan kolaboratif antara Divisi Survei dan Pemboran dan
Divisi MSI, dengan dukungan dari Kontraktor KKS terkait penarikan data rencana dan realisasi kegiatan
pemboran, kerja ulang, dan perawatan sumur dari sistem operasional pemboran Kontraktor KKS ke
SKK Migas, dengan menggunakan standar pertukaran data WitsML, dalam rangka peningkatan monitoring
kegiatan pemboran, kerja ulang, dan perawatan sumur di Kontraktor KKS.
• SOT Financial Quarterly Report (FQR) merupakan kegiatan kolaboratif antara Divisi Akuntansi dan
Divisi MSI, dengan dukungan dari Kontraktor KKS terkait penarikan data laporan keuangan kuartalan dari
sistem keuangan Kontraktor KKS ke SKK Migas dengan menggunakan kombinasi akun, komponen Chart
of Account - COA (Cost Center, WBS, dll), dengan menggunakan standar pertukaran data XBRL untuk
menjaga akurasi dan validitas data/informasi dari Kontraktor KKS ke SKK Migas.
• AFE Manager/Terpadu sebagai sebuah sistem terintegrasi untuk evaluasi dan persetujuan usulan AFE
Kontraktor KKS, dalam rangka peningkatan kualitas dan transparansi data terkait pengajuan, revisi, dan
persetujuan AFE dan Close Out AFE Kontraktor KKS, serta untuk peningkatan efektivitas dan efisiensi
proses pengambilan keputusan oleh Manajemen SKK Migas.
• SOT Interkoneksi Sistem SKK Migas dengan Kementerian Keuangan membangun pertukaran
data antara SKK Migas dengan Kementerian Keuangan, dalam hal ini Direktorat Jenderal Anggaran (DJA),
Direktorat Jenderal Kekayaan Negara (DJKN), Direktorat Jenderal Pajak (DJP) hal ini untuk mengoptimalkan
proses pelaporan dari SKK Migas ke Kementerian Keuangan.
• SOT Asset Lifecyle Management berbasis SOT Common Framework (CF) membangun prototype
pelaporan data aset Kontraktor KKS Barang Milik Negara (BMN) system to system dari Kontrator KKS
kepada SKK Migas untuk meningkatkan kualitas dan transparansi data.
• Implementasi GIS Pengelolaan Sumberdaya Migas (pilot) sebagai suatu sistem untuk monitoring data
bawah permukaan berbasis GIS dan pengawasan, pengendalian SKK Migas khususnya hal eksplorasi,
eksploitasi, pengawasan rencana komitmen, dan realisasi pengembangan lapangan migas dalam
terminologi PSC.
Mekanisme atau metode aplikasi yang ditempuh melalui implementasi sistem informasi yang bertujuan
mempercepat proses bisnis dan administrasi di lingkungan SKK Migas dengan tetap mengacu pada tata kelola
yang berlaku.
Database Database
Penunjang Pekerja
Beberapa sistem aplikasi yang telah dibangun atas arahan Kepala SKK Migas sebagai berikut:
• Dashboard Lifting Kontraktor Kerjasama Migas untuk kebutuhan stakeholder hulu migas
• Portal Kepabeanan Migas
• PIS Online Fungsi Survei dan Pemboran
• Aplikasi Monitoring Perkara Hukum SKK Migas
• Aplikasi Management Report VPMR
• Aplikasi Timesheet Management
• Aplikasi Pakta Integritas
• Aplikasi Monitoring Anggaran Desentralisasi SKK Migas
• Aplikasi Laporan Monitoring Audit
• Aplikasi Monitoring Perkara Hukum di Kontraktor KKS
Pengawasan dan pengendalian kegiatan hulu migas nasional dilakukan dalam banyak aspek yang sangat
beragam. Mulai dari kontrak, anggaran dan kegiatan, keuangan, hingga laporan. Seluruh kegiatan tersebut harus
bersinergi satu sama lain dan pelaporan yang dilakukan terhadap seluruh aspek tersebut seharusnya memiliki
referensi, agar tidak terjadi duplikasi dan inkonsistensi pelaporan dan informasi.
Untuk mencegah dan menghindari terjadinya duplikasi data dan inkonsistensi pelaporan dan informasi dari
aplikasi-aplikasi yang ada, maka sejak tahun 2012 dikembangkan master data sebagai referensi untuk
mengintegrasikan data-data dari setiap aplikasi yang ada dan diharapkan selesai tahun 2018.
Dengan pengelolaan master data yang terintegrasi diharapkan juga akan mempermudah workflow dan akses ke
data serta meningkatkan kualitas data dengan adanya “single source of truth”.
Aplikasi Dashboard Harga Minyak Mentah yang berisi informasi terkait pergerakan harga minyak mentah Indonesia
dan dunia, telah dapat diakses melalui situs SKK Migas.
119
DASHBOARD HARGA
MINYAK MENTAH
120
Tujuan Implementasi Integrasi Data MDM agar data wilayah kerja dan nama kontraktor yang dihasilkan dan yang
digunakan oleh semua fungsi di SKK Migas memiliki format dan standar yang sama serta konsisten ter-update
sehingga menjadi informasi yang akurat.
Dalam rangka peningkatan kompetensi pekerja SKK Migas di bidang pengolahan dan analisa data, bersama
Divisi SDM telah diselenggarakannya inhouse training dengan topik “Data Mining” dan “Data Processing dan Data
Analytic” untuk fungsi-fungsi di SKK Migas.
Dalam rangka peningkatan kesadaran awareness terkait data security, bersama tim Operasi Teknologi Informasi
(OTI) telah dilakukan sosialisasi melalui media PC Wallpaper.
Dengan adanya perubahan operatorship untuk kepemlikan WK atau keputusan Pemerintah terkait alih kelola WK
Kontraktor KKS, telah dilakukan koordinasi terkait migrasi Teknologi Informasi (TI) seperti aspek Infrastruktur TI,
aplikasi TI, Telecommunication, IT Asset Management, Petro Application dan Data Management, sehingga
proses alih kelola WK yang berakhir, dapat berjalan seamless atau tidak ada gangguan operasi. Proses mitigasi
Teknolongi Informasi telah berjalan baik dan saat ini WK yang telah berubah operatorship dan atau alih operasi/
alih kelola, dari sisi teknologi informasinya telah berjalan sesuai dengan yang diharapkan.
Kebutuhan sarana dan prasarana TI dalam menunjang kegiatan operasional SKK Migas sudah sangat kritikal bagi
121
SKK Migas, oleh karena itu ketersediaan sarana dan prasarana TI yang handal merupakan suatu keharusan.
Service Level atau tingkat layanan merupakan sarana untuk mengukur kehandalan dari sarana prasarana TI dalam
melayani kebutuhan pengguna.
Berdasarkan hasil kinerja tahun 2015 tingkat layanan TI secara menyeluruh melebihi target yang telah ditentukan
yaitu 99,8% dari target 99,5%.
SKK Migas telah menyediakan dua layanan yang mendukung pengguna yang bersifat mobile dengan
menggunakan gadget atau laptop/notebook yaitu :
• Layanan Video Conference dan Call Conference melalui jaringan publik untuk kebutuhan rapat atau
kolaborasi, fasilitas ini baru tersedia untuk level Kepala Divisi dan Manajemen SKK Migas.
• Layanan Virtual Private Network (VPN) yaitu jaringan khusus yang aman melalui jaringan publik/internet, agar
pekerja yang berada di luar kantor SKK Migas tetap dapat mengakses data-data atau beberapa aplikasi
seperti mereka berada dalam kantor SKK Migas.
123