ISI PRESENTASI
1. LATARBELAKANG 2. BPMIGAS
3. KEGIATAN HULU MINYAK DAN GASBUMI (MIGAS) 4. DANA BAGI HASIL MIGAS
ISI PRESENTASI
1. LATARBELAKANG
2. BPMIGAS 3. KEGIATAN HULU MINYAK DAN GASBUMI (MIGAS) 4. DANA BAGI HASIL MIGAS
MEMENUHI SUMBER
PENDAPATAN
NEGARA
MENCIPTAKAN
EFEK
BERANTAI
PADAT TEKNOLOGI
PADAT MODAL
PADAT RESIKO
(DitJen Migas, 2009)
1. PENERIMAAN MIGAS
2. PENERIMAAN PERTAMBANGAN UMUM 3. PENERIMAAN LAIN-LAIN
108,2
9,0 0,2
137,7
17,7 0,3
191,7
29,8 0,6
186,6
37,3 1,2
304,4
42,7 2,4
TOTAL
PENERIMAAN NASIONAL % KONTRIBUSI SEKTOR ESDM
117,4
403,1 29,1%
155,6
495,2 31,4%
222,1
659,1 33,7%
225,2
708,5 31,8%
349,5
962,5 36,3%
26,8%
8.724 37 1.036
27,8%
9.657 52 1.003
29,1%
9.119 65 957
26,3%
9.125 72 898
31,6%
9.691 101 931
TAHUN 2008
Migas 31,6%
Pertambangan Umum
63,7%
36,3% 4,4%
Lain-lain
0,3%
Kuliah Umum, Universitas Nusa Cendana, 13 Maret 2012 Kupang, NTT
ISI PRESENTASI
1. LATARBELAKANG
2. BPMIGAS
3. KEGIATAN HULU MINYAK DAN GASBUMI (MIGAS) 4. DANA BAGI HASIL MIGAS
BPMIGAS adalah Badan Hukum Milik Negara (BHMN) yang didirikan berdasarkan Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2001 tentang Minyak dan Gas Bumi, dan Peraturan Pemerintah Nomor 42 Tahun 2002 tentang Badan Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi. Sesuai amanah Undang-Undang, fungsi utama BPMIGAS adalah mengawasi dan mengendalikan kegiatan usaha hulu minyak dan gas bumi sesuai dengan Kontrak Kerja Sama (KKS) antara Pemerintah dan Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS), agar sumber daya alam minyak dan gas bumi yang terkandung di bumi Indonesia bisa memberikan manfaat dan penerimaan negara yang maksimal demi sebesar-besarnya kemakmuran bangsa.
Undang Undang Dasar 1945 Pasal 33 Ayat 2 & 3 Undang Undang No.22 Th 2001 tentang Minyak dan Gas Bumi. Peraturan Pemerintah (PP) Republik Indonesia No.42 Th 2002 tentang Badan Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (BPMIGAS). PP No. 35 Th 2004 tentang Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi. PP No. 34 Th 2005 tentang Perubahan PP No. 35 Th 2004
Kuliah Umum, Universitas Nusa Cendana, 13 Maret 2012 Kupang, NTT
MISI BPMIGAS
Melakukan pengawasan dan pengendalian terhadap pelaksanaan kontrak kerja sama dengan semangat kemitraan untuk menjamin efektivitas dan efisiensi kegiatan usaha hulu minyak dan gas bumi guna sebesarbesarnya kemakmuran rakyat
VISI BPMIGAS Menjadi mitra yang proaktif dan terpercaya dalam mengoptimalkan manfaat industri hulu minyak dan gas bumi bagi bangsa dan seluruh pemangku kepentingan serta menjadi salah satu lokomotif penggerak aktivitas ekonomi Indonesia
Status
Badan Hukum Milik Negara, bersifat tidak mencari keuntungan.
Organisasi
Terdiri atas Kepala Badan Pelaksana, Wakil Kepala Badan Pelaksana, Deputi, Tenaga Ahli, Tenaga Teknik dan Administrasi.
Anggaran Operasional
Berdasarkan penerimaan berupa imbalan dari Pemerintah
Kuliah Umum, Universitas Nusa Cendana, 13 Maret 2012 Kupang, NTT
10
BPMIGAS bersama-sama Kontraktor KKS (KKKS) berkeinginan untuk mendapatkan support dari Stakeholder di dalam kelancaran pelaksanaan kegiatan eksplorasi dan eksploitasi yang sedang maupun akan dilaksanakan.
Support Message
1. Menyelesaikan persoalan-persoalan operasional di lapangan sesuai dengan peraturan perundang-undangan dan menghormati adat istiadat yang berlaku 2. Kegiatan eksplorasi dan eksploitasi hulu migas menciptakan multiplier effect yang besar bagi kemajuan kesejahteraan masyarakat dan pengembangan wilayah
Kuliah Umum, Universitas Nusa Cendana, 13 Maret 2012 Kupang, NTT
11
TUGAS :
melakukan pengawasan dan pengendalian terhadap pelaksanaan Kontrak Kerja Sama (KKS).
1) Memberikan pertimbangan kepada Menteri dalam hal penyiapan dan penawaran Wilayah Kerja serta KKS; 2) Menandatangani KKS 3) Mengkaji dan menyampaikan rencana pengembangan lapangan yang pertama kali akan diproduksikan 4) Menyetujui rencana pengembangan lapangan selain rencana yang pertama;
KEGIATAN USAHA HULU MEMBERIKAN KEUNTUNGAN MAKSIMAL BAGI NEGARA DAN SEBESARBESARNYA BAGI KEMAKMURAN RAKYAT INDONESIA
FUNGSI :
Melakukan pengawasan agar pengambilan sumber daya alam dapat memberikan manfaat dan penerimaan yang maksimal bagi negara.
5) Memberikan persetujuan rencana kerja dan anggaran; (RENCANA KERJA DAN ANGGARAN KEGIATAN CSR) 6) Memonitor pelaksanaan Kontrak Kerja Sama; (MONITORISASI PELAKSANAAN PROGRAM KERJA DAN ANGGARAN CSR) 7) Menunjuk penjual Minyak Bumi dan/atau Gas Bumi bagian Negara
12
BPMIGAS adalah badan yang dibentuk untuk melakukan PENGENDALIAN Kegiatan Usaha Hulu di bidang Minyak dan Gas Bumi (Ps. 1 UU 22/2001) Kegiatan Usaha Hulu DILAKSANAKAN dan DIKENDALIKAN melalui KKS (Ps. 6 UU 22/2001) Kegiatan Usaha Hulu dilaksanakan oleh BU/BUT berdasarkan KKS dengan BPMIGAS (Ps.11 UU 22/2001)
Pengawasan KKS, atas pelaksanaan kegiatan dilaksanakan oleh BPMIGAS berdasarkan (Ps. 41 UU 22/2001)
Kuliah Umum, Universitas Nusa Cendana, 13 Maret 2012 Kupang, NTT
13
Menjalankan manajemen operasi KKS Mengelola aset Kegiatan Usaha Hulu Menunjuk penjual minyak/gas bumi Bagian Negara Melakukan penata-usahaan kekayaan negara yang dipisahkan untuk kegiatan BPMIGAS.
Menandatangani KKS Menyetujui Perpanjangan Masa Eksplorasi Menyetujui POD-Plan of Development (selain yang pertama) Menyetujui rencana kerja dan anggaran Menyetujui penggunaan dan pengelolaan SDM Menyetujui penempatan alokasi dana pasca operasi Melakukan audit keuangan
Kuliah Umum, Universitas Nusa Cendana, 13 Maret 2012 Kupang, NTT
14
Meningkatkan opini positif publik terhadap BPMIGAS dan industri hulu migas di tingkat wilayah/daerah operasi,
Meningkatkan pembinaan hubungan-kelembagaan yang lebih harmonis dengan para stakeholder (Pemda, media regional, DPRD TK I dan TK II, Lembaga Swadaya Masyarakat), Meningkatkan kontribusi para stakeholder dan masyarakat untuk kelancaran operasional hulu migas di daerah setempat.
15
ISI PRESENTASI
1. LATARBELAKANG 2. BPMIGAS
16
MESDM/DIRJEN MIGAS: Melaksanakan kegiatan hubungan kepemerintahan, membuat kebijakan dan mengawasi penerapan perundangngan dan peraturan yang berlaku. BPMIGAS: Mengawasi dan melakukan kontrol terhadap implementasi Kontrak Kerja Sama (PSC) BU/BUT: Melaksanakan kegiatan eksplorasi dan eksploitasi BPHMIGAS: Mengawasi ketersediaan dan distribusi bahan bakar termasuk penyaluran gas pipa.
PERTAMINA Menyediakan dan menyalurkan bahan bakar bersubsidi BU: Menlaksanakan kegiatan hilir migas
SURVEY + PREPARATI ON OF WORKING AREAS THE OFFERING OF THE WORKING AREAS AND THE APPOINTMENT OF CONTRACTOR
PSC SIGNING
EXPLORAT ION
EXPLOITATI ON
LIFTING
UPSTREAM ACTIVITIES
DOWNSTREAM ACTIVITIES
17
Lama
Fungsi Pemerintah dan Monopoli
Baru
Fungsi Pemerintah
PERTAMINA
PEMERINTAH (KEBIJAKAN)
Hulu BPMIGAS Kontrak Kerja Sama (Pertamina & Lainnya) Hilir
Regulator
BPH Migas Badan Usaha (Pertamina & Lainnya)
Pasar Terbuka
Pasar Terbuka
Industri Penunjang
Industri Penunjang
Industri Penunjang
Industri Penunjang
1970-2001
18
Sumber Daya Alam No Ketrampilan & Tehnologi Yes Keuangan Yes Risiko Yes
19
Industri migas adalah industri di bidang sumber daya alam yang memiliki ciri utama:
Padat Resiko
Kuliah Umum, Universitas Nusa Cendana, 13 Maret 2012 Kupang, NTT
20
21
A. TAHAP EKSPLORASI
Penemuan Cadangan Migas Plan of Devlpm (POD)
Survei Eksplorasi
Pemboran Eksplorasi
Pemboran Delineasi
Perhitungan Cadangan
Sumur Kering
B. TAHAP PENGEMBANGAN
Pembangunan Fasilitas Produksi
Plan of Development
Pemboran Pengembangan
Produksi
Pengapalan
22
23
25
Mixing Facility
Injection
Injection
26
Losses,
Steam Region
P2
Oil Sands
Liquid Region Fluid Efflux
Fluid Influx
27
ISI PRESENTASI
1. LATARBELAKANG 2. BPMIGAS
3. KEGIATAN HULU MINYAK DAN GASBUMI (MIGAS)
28
Produksi/Lifting
UU 32 & 33/2004 Tentang Pem Daerah & PKPD PP No 104/2000 Tentang Dana Perimbangan
Indonesia
Pem.Pusat
Penjualan
Pem.Prov
Kab/Kota
29
100%
100%
30% Kontraktor
Dikurangi :
6% Propinsi 24% Kab./Kota 12% Kab. Penghasil 12% Kab. Lain dlm Prop.
30
31
32
ISI PRESENTASI
1. LATARBELAKANG 2. BPMIGAS
3. KEGIATAN HULU MINYAK DAN GASBUMI (MIGAS) 4. DANA BAGI HASIL MIGAS
33
Pasal 34 Sejak disetujui rencana pengembangan lapangan yang pertama kali akan diproduksikan dari suatu wilayah kerja, kontraktor wajib menawarkan participating interest 10% kepada Badan Usaha Milik Daerah. Pasal 79 Ayat 1 Kontraktor wajib mengutamakan pemanfaatan barang, jasa, teknologi serta kemampuan rekayasa dan rancang bangun dalam negeri secara transparan.
Kuliah Umum, Universitas Nusa Cendana, 13 Maret 2012 Kupang, NTT
34
Pasal 80 Barang dan peralatan, jasa, teknologi, kemampuan rekayasa dan rancang bangun dapat diimpor selama belum diproduksi di dalam negeri.
Pasal 82 Dalam memenuhi kebutuhan tenaga kerjanya, kontraktor wajib mengutamakan menggunakan tenaga kerja WNI dengan memperhatikan pemanfaatan tenaga kerja setempat sesuai dengan standar kompetensi yang disyaratkan.
Kuliah Umum, Universitas Nusa Cendana, 13 Maret 2012 Kupang, NTT
35
Pemerintah Propinsi
Masyarakat
BPMIGAS
Media publikasi
KKKS
Lembaga Swadaya Masyarakat Perguruan Tinggi/ Akademi
BUMD/Industri/ HPH/Perkebunan
36
PEMDA
BPMIGAS
PEMDA
BPMIGAS
MASYARAKAT
KKKS
MASYARAKAT
KKKS
BPMIGAS bersama-sama KKKS harus bekerjasama dengan Pemerintah Daerah untuk kelancaran pelaksanaan kegiatan eksplorasi dan eksploitasi yang sedang dan akan dilaksanakan serta menyelesaikan persoalan-persoalan operasional di lapangan sesuai dengan peraturan perundang-undangan dan menghormati adat istiadat yang berlaku.
37
ISI PRESENTASI
1. LATARBELAKANG 2. BPMIGAS
3. KEGIATAN HULU MINYAK DAN GASBUMI (MIGAS) 4. DANA BAGI HASIL MIGAS
38
Fasilitas kegiatan usaha hulu migas yang dioperasikan oleh Kontraktor Kontrak Kerjasama, adalah Aset Negara dan merupakan Obyek Vital Nasional, sesuai Keputusan Presiden RI No. 63 tahun 2004 tentang Pengamanan Obyek Vital Nasional
1. Pasal 1 ayat 1 Obyek Vital Nasional adalah kawasan/lokasi, bangunan/instalasi dan/atau yang menyangkut hajat hidup orang banyak, kepentingan negara dan/atau sumber pendapatan negara yang bersifat strategis. 2. Pasal 4 ayat 2 Kepolisian Negara RI berkewajiban memberi bantuan pengamanan terhadap Obyek Vital Nasional. 3. Pasal 7 Dalam melaksanakan pengamanan Obyek Vital Nasional Kepolisian Negara RI dapat meminta bantuan kekuatan Tentara Nasional Indonesia sesuai ketentuan peraturan perundangan-undangan yang berlaku
Kuliah Umum, Universitas Nusa Cendana, 13 Maret 2012 Kupang, NTT
39
ISI PRESENTASI
1. LATARBELAKANG 2. BPMIGAS
3. KEGIATAN HULU MINYAK DAN GASBUMI (MIGAS) 4. DANA BAGI HASIL MIGAS
40
As of 17 May 2010 there are 239 Contract Area 56 CA : Production stage 152 CA : Oil & gas exploration stage 11 CA 20 CA : Development stage : CBM exploration stage
41
42
43
44
di
wilayah
Pengawasan
Jawa Timur : 30 KKKS (8 Produksi, 4 Pengembangan, 18 Eksplorasi). Papua : 26 KKKS (5 Produksi, 21 Eksplorasi). Maluku, NTB, NTT : 14 KKKS (2 Produksi, 1 Pengembangan, 11 Eksplorasi)
Meliputi daerah yang memiliki keanekaragaman norma, budaya dan adat istiadat (8 Provinsi, 44 Kabupaten). Kegiatan operasional KKKS cukup padat dengan keadaan geografis yang beraneka ragam.
45
ISI PRESENTASI
1. LATARBELAKANG 2. BPMIGAS
3. KEGIATAN HULU MINYAK DAN GASBUMI (MIGAS) 4. DANA BAGI HASIL MIGAS
8. KESIMPULAN
Kuliah Umum, Universitas Nusa Cendana, 13 Maret 2012 Kupang, NTT
46
KESIMPULAN
1. Saat ini, pendapatan negara dari sektor migas terhadap APBN masih penting kontribusinya (27-31%).
2. Dalam kondisi saat ini, untuk meningkatkan cadangan dan produksi migas nasional masih diperlukan investor asing, terutama untuk kegiatan di wilayah terpencil dan laut-dalam.
3. Peran aktif dan kerjasama yang baik dari para stakeholders sangat berperan untuk keberhasilan kegiatan usaha hulu migas.
4. Industri hulu migas di Indonesia masih sangat menarik dan produksinya berpotensi meningkat, sepanjang ada peran aktif dan kerjasama yang baik dari para stakeholders.
47
48
SLIDE TAMBAHAN
49
KNOWLEDGE
SKILL
ATTITUDE
50
AKTIVITAS EKSPLORASI-PRODUKSI:
BASIN EVALUATION PROSPECT IDENTIFICATION
EXPLORATION DRILLING
DEVELOPMENT PLANNING
FIELD ABANDONMENT
Kuliah Umum, Universitas Nusa Cendana, 13 Maret 2012 Kupang, NTT
51
Pengambilan data
Investasi dan pembiayaan operasi memerlukan Modal yang sangat besar (padat modal)
Keberhasilan usaha mengandung Resiko tinggi
Risk
Gagal
Pengembangan
LIFTING BPMIGAS/PEM: - Ekspor Minyak - Kilang/Pihak III - Adj.DMO/Cost BBM - Over/Under Settlement
POTONGAN : a.l. - PPN Reimbursement - PBB, PDRD - Fee Usaha Hulu - Fee Penjual
3% - Bagian Provinsi
5% - Bagian Provinsi
6% - Bagian Kab/Kota Lainnya Kuliah Umum, Universitas Nusa Cendana, 13 Maret 2012 Kupang, NTT
53
POTONGAN : a.l. - PPN Reimbursement - PBB, PDRD - Fee Usaha Hulu - Fee Penjual
6% - Bagian Provinsi
54
Pasal 14
Penerimaan Negara dari Sumber daya alam sektor pertambangan minyak dan gas alam yang dihasilkan dari wilayah Daerah yang bersangkutan dibagi dengan imbangan sebagai berikut :
a. Pasal 14 Huruf e : Penerimaan Negara dari pertambangan minyak bumi yang berasal dari wilayah Daerah setelah dikurangi komponen pajak dan pungutan lainnya sesuai dengan ketentuan yang berlaku dibagi dengan imbangan 84,5% (delapan puluh lima persen) untuk Pemerintah Pusat dan 15,5% (lima belas persen) untuk Daerah.
Kuliah Umum, Universitas Nusa Cendana, 13 Maret 2012 Kupang, NTT
55
Pasal 19 Ayat 2
Bagian Daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (2) ini di bagi dengan perincian sebagai berikut : (i) Bagian Propinsi yang bersangkutan sebesar 3% (tiga persen); (ii) Bagian Kabupaten/Kota penghasil sebesar 6% (enam persen); (iii) Bagian Kabupaten/Kota lainnya dalam Propinsi yang bersangkutan sebesar 6% (enam persen).
56
b. Pasal 14 Huruf e : Penerimaan Negara dari pertambangan gas alam yang berasal dari wilayah Daerah setelah dikurangi komponen pajak dan pungutan lainnya sesuai dengan ketentuan yang berlaku dibagi dengan imbangan 69,5% (tujuh puluh persen) untuk Pemerintah Pusat dan 30,5% (tiga puluh persen) untuk Daerah.
57
Pasal 19 Ayat 3 : Bagian Daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (6) huruf b ini dibagi dengan perincian sebagai berikut : (i) Bagian Propinsi yang bersangkutan sebesar 6% enam persen); (ii) Bagian Kabupaten/Kota penghasil sebesar 12% (dua belas persen); (iii) Bagian Kabupaten/Kota lainnya dalam Propinsi yang bersangkutan sebesar 12% (dua belas persen).
Kuliah Umum, Universitas Nusa Cendana, 13 Maret 2012 Kupang, NTT
58
Pasal 20 : (1) Dana Bagi Hasil dari Pertambangan Minyak Bumi dan Gas Bumi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14 huruf e angka 2 dan huruf f angka 2 sebesar 0,5% (setengah persen) dialokasikan untuk menambah anggaran pendidikan dasar. (2) Dana Bagi Hasil sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dibagi masingmasing dengan rincian sebagai berikut: a. 0,1% (satu persepuluh persen) dibagikan untuk provinsi yang bersangkutan; b. 0,2% (dua persepuluh persen) dibagikan untuk kabupaten/ kota penghasil; dan c. 0,2% (dua persepuluh persen) dibagikan untuk kabupaten/ kota lainnya dalam provinsi yang bersangkutan.
Kuliah Umum, Universitas Nusa Cendana, 13 Maret 2012 Kupang, NTT
59