Anda di halaman 1dari 95

GRI 11: Sektor Minyak dan Gas 2021

TANGGAL EFEKTIF BERLAKU 1 JANUARI 2023

STANDAR SEKTOR 11
GRI 11: Sektor Minyak dan Gas 2021
Standar Sektor
Tanggal efektif berlaku
Standar ini berlaku untuk laporan atau materi lain yang dipublikasikan pada atau setelah tanggal 1 Januari 2023

Tanggung jawab
Standar ini dikeluarkan oleh Global Sustainability Standards Board (GSSB). Tanggapan terkait Standar GRI dapat
dikirimkan ke gssbsecretariat@globalreporting.org untuk dipertimbangkan GSSB.

Proses hukum
Standar ini dikembangkan untuk kepentingan publik dan sesuai dengan persyaratan Protokol Proses Pembuktian
GSSB. Dokumen ini dikembangkan dengan memanfaatkan keahlian beberapa pemangku kepentingan, dan dengan
mempertimbangkan instrumen resmi antarpemerintah dan harapan luas organisasi terkait dengan tanggung jawab
sosial, lingkungan, dan ekonomi.

Kewajiban hukum
Dokumen yang disusun oleh Global Sustainability Standards Board (GSSB) untuk mempromosikan pelaporan
keberlanjutan ini telah melalui proses konsultasi spesifik dengan berbagai pemangku kepentingan melalui pelibatan
perwakilan dari berbagai organisasi serta pengguna informasi laporan di seluruh dunia. Meskipun Dewan Direksi
GRI dan GSSB mendorong penggunaan Standar Pelaporan Keberlanjutan GRI (Standar GRI) dan interpretasi-
interpretasi terkait oleh semua organisasi, persiapan dan penerbitan laporan yang mengacu sepenuhnya atau
sebagian pada Standar GRI serta Interpretasi terkait merupakan tanggung jawab penuh dari pihak yang menerbitkan
laporan. Baik Dewan Direksi GRI, GSSB, ataupun Stichting Global Reporting Initiative (GRI) tidak dapat bertanggung
jawab atas konsekuensi atau kerugian apa pun yang disebabkan secara langsung atau tidak langsung dari
penggunaan Standar GRI dan Interpretasi terkait dalam persiapan laporan, atau penggunaan laporan berdasarkan
Standar GRI dan Interpretasi terkait.

Pemberitahuan hak cipta dan merek dagang


Dokumen ini dilindungi oleh hak cipta dari Stichting Global Reporting Initiative (GRI). Reproduksi dan distribusi
dokumen ini sebagai sumber informasi dan/atau penggunaannya untuk menyiapkan sebuah laporan keberlanjutan
dapat dilaksanakan tanpa harus meminta izin terlebih dahulu dari GRI. Namun, baik dokumen ini maupun kutipannya
tidak boleh direproduksi, disimpan, diterjemahkan, atau dipindahkan ke dalam bentuk apa pun atau dengan cara apa
pun (elektronik, mekanis, fotokopi, direkam, atau lainnya) untuk tujuan lain apa pun tanpa izin tertulis sebelumnya
dari GRI.

Global Reporting Initiative, GRI dan logonya, GSSB dan logonya, serta GRI Sustainability Reporting Standards
(Standar GRI) dan logonya adalah merek dagang dari Stichting Global Reporting Initiative.

© 2023 GRI. All rights reserved.


3 GRI 11: Sektor Minyak dan Gas 2021

Daftar isi

Pendahuluan 4
Sektor berlakunya Standar ini untuk 5
Sistem Standar GRI 6
Menggunakan Standar ini 7
1. Profil sektor 10
Aktivitas sektor dan hubungan bisnis 10
Sektor dan pembangunan berkelanjutan 11
2. Kemungkinan topik material 14
Topik 11.1 Emisi Gas Rumah Kaca 14
Topik 11.2 Adaptasi, ketahanan, dan transisi iklim 17
Topic 11.3 Emisi udara 21
Topik 11.4 Keanekaragaman hayati 23
Topik 11.5 Limbah 25
Topik 11.6 Air dan efluen 27
Topik 11.7 Penutupan dan rehabilitasi 29
Topik 11.8 Keandalan aset dan manajemen krisis 31
Topik 11.9 Kesehatan dan keselamatan kerja 33
Pengungkapan 11.10 Praktik ketenagakerjaan 35
Topik 11.11 Non-diskriminasi dan peluang setara 37
Topik 11.12 Kerja paksa dan perbudakan modern 39
Topik 11.13 Kebebasan berserikat dan perundingan kolektif 41
Topik 11.14 Dampak ekonomi 43
Topik 11.15 Komunitas lokal 45
Topik 11.16 Hak atas tanah dan sumber daya 47
Topik 11.17 Hak masyarakat adat 49
Topik 11.18 Konflik dan keamanan 51
Topik 11.19 Perilaku antipersaingan 53
Topik 11.20 Anti-korupsi 55
Topik 11.21 Pembayaran kepada pemerintah 58
Pengungkapan 11.22 Kebijakan Publik 61
Daftar Istilah 63
Daftar Pustaka 76
4 GRI 11: Sektor Minyak dan Gas 2021

Pendahuluan
GRI 11: Sektor Minyak dan Gas 2021 menyediakan informasi untuk organisasi dalam sektor minyak dan gas tentang
kemungkinan topik material. Topik-topik ini kemungkinan bersifat material untuk organisasi di sektor minyak dan gas
berdasarkan dampak yang paling signifikan terhadap ekonomi, lingkungan, dan masyarakat, termasuk dampak
terhadap hak asasi manusia.

GRI 11 juga berisi daftar pengungkapan untuk organisasi dalam sektor minyak dan gas yang perlu dilaporkan terkait
setiap kemungkinan topik material. Hal ini meliputi pengungkapan dari Standar Topik GRI dan sumber lain.

Standar ini tersusun sebagai berikut:


• Bagian 1 menyediakan ikhtisar tingkat tinggi tentang sektor minyak dan gas, termasuk aktivitas, hubungan bisnis,
konteks, dan koneksi antara Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDG) Perserikatan Bangsa-Bangsa dan
kemungkinan topik material untuk sektor tersebut.
• Bagian 2 menguraikan topik yang kemungkinan bersifat material bagi organisasi di sektor minyak dan gas, dan
karena itu kemungkinan layak untuk dilaporkan. Untuk setiap kemungkinan topik material, dampak paling
signifikan dalam sektor dijelaskan serta pengungkapan untuk melaporkan informasi tentang dampak kegiatan
organisasi yang terkait dengan topik tersebut dicantumkan.
• Daftar Istilah berisi istilah yang didefinisikan dengan makna tertentu ketika digunakan di Standar GRI. Istilah-
istilah tersebut digarisbawahi di dalam teks dan dikaitkan dengan definisi.
• Daftar Daftar Pustaka berisi instrumen antarpemerintah resmi dan rujukan tambahan yang digunakan dalam
mengembangkan Standar ini, yang dicantumkan berdasarkan topik. Ini juga mencantumkan sumber daya lebih
lanjut yang dapat dijadikan bahan rujukan oleh organisasi.

Bagian lain Pendahuluan menyediakan ikhtisar sektor yang menerapkan Standar ini, ikhtisar sistem Standar GRI,
dan informasi lebih lanjut tentang penggunaan Standar ini.
5 GRI 11: Sektor Minyak dan Gas 2021

Sektor berlakunya Standar ini untuk


GRI 11 berlaku untuk organisasi yang melakukan hal berikut:
• Eksplorasi dan produksi minyak dan gas di darat dan di lepas pantai.
• Memberikan pasokan peralatan dan jasa untuk ladang minyak dan anjungan lepas pantai, seperti pengeboran,
eksplorasi, layanan informasi seismik, dan konstruksi anjungan
• Transportasi dan penyimpanan minyak dan gas, seperti operator jalur pipa minyak dan gas.
• Pengilangan minyak menjadi produk minyak bumi untuk digunakan sebagai bahan bakar dan sebagai bahan
baku untuk bahan kimia.

Standar ini dapat digunakan oleh organisasi apa pun dalam sektor minyak dan gas, terlepas dari ukuran, jenis,
lokasi geografis, atau pengalaman pelaporan mereka.

Organisasi harus menggunakan semua Standar Sektor yang berlaku untuk sektor yang memiliki aktivitas penting.

Klasifikasi sektor
Tabel 1 mencantumkan pengelompokan industri sesuai dengan sektor minyak dan gas yang dicakup dalam Standar
ini dalam Standar Klasifikasi Industri Global (GICS®) [4], Industry Classification Benchmark (ICB) [3], Klasifikasi
Industri Standar Internasional untuk Semua Kegiatan Ekonomi (ISIC) [6], dan Sistem Klasifikasi Industri
Berkelanjutan (SICS®) [5].1 Tabel tersebut dimaksudkan untuk membantu organisasi dalam mengidentifikasi
apakah GRI 11 berlaku untuk organisasi tersebut atau hanya sebagai rujukan

Tabel 1. Pengelompokan industri yang relevan dengan sektor minyak dan gas dalam sistem klasifikasi lainnya
SISTEM KLASIFIKASI NOMOR NAMA KLASIFIKASI
KLASIFIKASI
GICS® 10101010 Pengeboran Minyak & Gas
10101020 Perlengkapan & Layanan Minyak & Gas
10102010 Minyak & Gas Terpadu
10102020 Produksi & Eksplorasi Minyak & Gas
10102030 Pengilangan dan Pemasaran Minyak & Gas
10102040 Penyimpanan & Transportasi Minyak & Gas
ICB 60101000 Minyak & Gas Terpadu
60101010 Minyak: Penghasil Mentah
60101015 Pengeboran Lepas Pantai & Layanan Lain
60101020 Pengilangan dan Pemasaran Minyak
60101030 Perlengkapan & Layanan Minyak
60101035 Jalur Pipa
ISIC B6 Ekstraksi minyak bumi mentah dan gas alam
B91 Aktivitas pendukung untuk ekstraksi minyak bumi dan gas alam
C192 Produksi produk olahan minyak bumi
SICS® EM-EP Minyak dan Gas; Eksplorasi dan Produksi
EM-MD Minyak dan Gas; Midstream (Industri antara)
EM-RM Minyak dan Gas; Pengilangan dan Pemasaran
EM-SV Layanan Jasa Minyak dan Gas

1 Pengelompokan industri terkait dalam Klasifikasi Statistik Aktivitas Ekonomi di Masyarakat Eropa (NACE) [1] dan Sistem Klasifikasi Industri Amerika
Utara (NAICS) [2] juga dapat ditetapkan melalui keselarasan yang ada dengan Klasifikasi Industri Standar Internasional (ISIC).
6 GRI 11: Sektor Minyak dan Gas 2021

Sistem Standar GRI


Standar ini adalah bagian dari Standar Pelaporan Keberlanjutan GRI (Standar GRI). Standar GRI memungkinkan
organisasi dapat melaporkan informasi tentang dampak organisasi yang paling signifikan terhadap ekonomi,
lingkungan, dan masyarakat, termasuk dampak terhadap hak asasi manusia, dan bagaimana cara organisasi
mengelola dampak tersebut.

Standar GRI disusun sebagai sistem standar yang saling berkaitan yang dirangkai ke dalam tiga seri: Standar
Universal GRI, Standar Sektor GRI, dan Standar Topik GRI (lihat Gambar 1 dalam Standar ini).

Standar Universal: GRI 1, GRI 2 dan GRI 3


GRI 1: Landasan 2021 menentukan persyaratan yang harus dipatuhi oleh organisasi untuk membuat laporan sesuai
dengan Standar GRI. Organisasi mulai menggunakan Standar GRI dengan mempelajari GRI 1.

GRI 2: Pengungkapan Umum 2021 berisi pengungkapan yang digunakan oleh organisasi untuk menyediakan
informasi tentang praktik pelaporan mereka dan info organisasi lainnya, seperti aktivitas, tata kelola, dan kebijakan
mereka.

GRI 3: Topik Material 2021 menyediakan panduan tentang cara menentukan topik material. Ini juga memuat
pengungkapan yang digunakan organisasi untuk melaporkan informasi tentang proses mereka dalam menentukan
topik material, daftar topik material, dan cara mereka mengelola setiap topik.

Standar Sektor
Standar sektor menyediakan informasi untuk organisasi tentang kemungkinan topik material mereka. Organisasi
menggunakan Standar Sektor yang berlaku untuk sektor mereka saat menentukan topik material, dan saat
menentukan apa yang akan dilaporkan untuk setiap topik material.

Standar Topik
Standar Topik berisi pengungkapan yang digunakan organisasi untuk melaporkan informasi mengenai dampak
mereka terkait dengan topik tertentu. Organisasi menggunakan Standar Topik sesuai dengan daftar topik material
yang telah mereka tentukan menggunakan GRI 3.
7 GRI 11: Sektor Minyak dan Gas 2021

Gambar 1. Standar GRI: Standar Universal, Standar Sektor, dan Standar Topik

Standar GRI

Standar Universal Standar Sektor Standar Topik

Persyaratan dan
prinsip-prinsip dalam
menggunakan standar
GRI

Pengungkapan tentang
organisasi pelapor

Pengungkapan dan
panduan tentang topik
material organisasi

Terapkan ketiga Standar Universal Gunakan Standar Sektor yang Pilih Standar Topik untuk
pada pelaporan Anda berlaku untuk sektor organisasi Anda melaporkan informasi tertentu
tentang topik material Anda

Menggunakan Standar ini


Organisasi dalam sektor minyak dan gas yang membuat laporan sesuai dengan Standar GRI diwajibkan untuk
menggunakan Standar ini saat menentukan topik material dan saat menentukan informasi apa yang akan dilaporkan
untuk topik material.

Menentukan topik material


Topik material mewakili dampak paling signifikan bagi organisasi terhadap ekonomi, lingkungan, dan masyarakat,
termasuk hak asasi manusia.

Bagian 1 dari Standar ini memberikan informasi kontekstual yang dapat membantu organisasi dalam
mengidentifikasi dan menilai dampak mereka.

Bagian 2 menguraikan topik yang kemungkinan bersifat material untuk organisasi di sektor minyak dan gas.
Organisasi diwajibkan untuk meninjau setiap topik yang dijelaskan dan menentukan apakah itu merupakan topik
material untuk organisasi.

Organisasi perlu menggunakan Standar ini saat menentukan topik material mereka. Sekalipun demikian, keadaan
untuk setiap organisasi berbeda-beda, dan organisasi perlu menentukan topik material mereka sesuai dengan
keadaan spesifik dari organisasi, seperti model bisnis; konteks geografis, budaya, dan hukum; struktur kepemilikan;
dan sifat dampak-dampak tersebut. Karena itu, tidak semua topik yang tercantum dalam Standar ini dapat bersifat
material untuk semua organisasi di sektor minyak dan gas. Lihat GRI 3: Topik Material 2021 untuk panduan bertahap
tentang cara menentukan topik material.

Jika organisasi telah menentukan salah satu dari topik yang dicantumkan dalam Standar ini sebagai bukan material,
maka organisasi diwajibkan untuk mencantumkan topik tersebut dalam indeks konten GRI dan menjelaskan
mengapa topik tersebut bukan material.
8 GRI 11: Sektor Minyak dan Gas 2021

Lihat Persyaratan 3 dalam GRI 1 Landasan 2021 dan Kotak 5 dalam GRI 3 informasi lebih lanjut tentang
penggunaan Standar Sektor untuk menentukan topik material.

Menentukan apa yang akan dilaporkan


Untuk setiap topik material, organisasi melaporkan informasi tentang dampak-dampak mereka dan bagaimana
mereka mengelola dampak-dampak ini.

Setelah organisasi menentukan bahwa suatu topik yang ada dalam Standar ini bersifat material, Standar tersebut
juga membantu organisasi mengidentifikasi pengungkapan untuk melaporkan informasi tentang dampak mereka
yang terkait dengan topik tersebut.

Untuk setiap topik di bagian 2 dari Standar ini, disertakan sub-bagian pelaporan. Sub-bagian ini berisi
pengungkapan dari Standar Topik GRI yang relevan dengan topik tersebut. Sub-bagian tersebut mungkin juga
mencantumkan pengungkapan sektor tambahan dan rekomendasi untuk dilaporkan oleh organisasi. Ini dilakukan
dalam kasus saat Standar Topik tidak menyediakan pengungkapan, atau saat pengungkapan dari Standar Topik
tidak menyediakan informasi yang memadai tentang dampak organisasi yang terkait dengan suatu topik.
Pengungkapan sektor tambahan dan rekomendasi ini mungkin berdasarkan pada sumber lain. Gambar 2
menjelaskan bagaimana pelaporan yang dicantumkan dalam setiap topik disusun.

Organisasi diwajibkan untuk melaporkan pengungkapan dari Standar Topik yang tercantum untuk topik-topik tersebut
yang telah mereka tentukan sebagai material. Jika salah satu dari pengungkapan Standar Topik yang tercantum tidak
relevan dengan dampak organisasi, organisasi tidak diwajibkan untuk melaporkan pengungkapan tersebut. Namun,
organisasi diwajibkan untuk mendaftarkan pengungkapan ini dalam indeks konten GRI dan menyatakan 'tidak dapat
ditetapkan' sebagai alasan tidak mencantumkan karena tidak melaporkan pengungkapan tersebut. Lihat Persyaratan
6 dalam GRI 1: Landasan 2021 untuk informasi lebih lanjut mengenai alasan tidak mencantumkan.

Pengungkapan sektor tambahan dan rekomendasi menguraikan informasi lebih lanjut yang telah diidentifikasi
relevan untuk dilaporkan oleh organisasi di sektor minyak dan gas terkait dengan suatu topik. Organisasi sebaiknya
menyediakan informasi yang memadai tentang dampak mereka terkait dengan setiap topik material sehingga
pengguna informasi dapat melakukan penilaian dan pengambilan keputusan matang tentang organisasi tersebut.
Karena alasan ini, disarankan untuk melaporkan pengungkapan sektor tambahan dan rekomendasi ini, tetapi hal itu
bukan suatu keharusan.

Ketika organisasi melaporkan pengungkapan sektor tambahan, mereka diwajibkan untuk mencantumkan
pengungkapan tersebut dalam indeks konten GRI (lihat Persyaratan 7 di GRI 1).

Jika organisasi melaporkan informasi yang berlaku untuk lebih dari satu topik material, mereka tidak perlu
mengulangi informasi tersebut untuk setiap topik. Organisasi dapat melaporkan informasi ini sekali, dengan
penjelasan secara jelas tentang semua topik yang dicakup.

Jika organisasi ingin mempublikasikan laporan keberlanjutan yang berdiri sendiri, organisasi tersebut tidak perlu
mengulangi informasi yang sudah dilaporkan secara publik di tempat lain, seperti di halaman web atau di dalam
laporan tahunan mereka. Dalam kasus tersebut, organisasi dapat melaporkan pengungkapan yang diwajibkan
dengan memberikan rujukan di indeks konten GRI mengenai di mana informasi ini dapat ditemukan (misalnya,
dengan memberikan tautan ke halaman web atau mengutip halaman di laporan tahunan tempat informasi tersebut
telah dipublikasikan).

Lihat Persyaratan 5 di GRI 1: Landasan 2021 untuk informasi lebih lanjut tentang penggunaan Standar Sektor untuk
melaporkan pengungkapan.

Nomor rujukan Standar Sektor GRI


Nomor rujukan Standar Sektor GRI disertakan untuk semua pengungkapan yang tercantum dalam Standar ini, baik
pengungkapan dari Standar GRI dan pengungkapan sektor tambahan. Ketika mencantumkan pengungkapan dari
Standar ini di indeks konten GRI, organisasi diwajibkan untuk mencantumkan nomor rujukan Standar Sektor GRI
yang berkaitan (lihat Persyaratan 7 dalam GRI 1: Landasan 2021). Pengidentifikasian ini membantu pengguna
informasi menilai pengungkapan mana yang tercantum dalam Standar Sektor yang berlaku yang dicantumkan dalam
pelaporan organisasi.

Istilah yang memiliki definisi


Istilah yang memiliki definisi digarisbawahi dalam teks Standar GRI dan dikaitkan dengan definisinya di Daftar Istilah.
Organisasi diwajibkan untuk menerapkan definisi di dalam Daftar Istilah.
9 GRI 11: Sektor Minyak dan Gas 2021

Rujukan dan sumber


Instrumen antar pemerintah resmi dan rujukan tambahan yang digunakan dalam membuat Standar ini, serta sumber
lain yang dapat membantu pelaporan terkait kemungkinan topik material dan dapat dipelajari oleh organisasi
dicantumkan dalam Daftar Pustaka. Ini melengkapi rujukan dan sumber daya yang tercantum dalam GRI 3: Topik
Material 2021 dan dalam Standar Topik GRI.

Gambar 2. Susunan pelaporan yang disertakan dalam setiap topik

1 Manajemen topik
Organisasi diwajibkan untuk melaporkan cara
mereka mengelola setiap topik material
menggunakan Pengungkapan 3-3 dalam GRI
3: Topik Material 2021.

2 Pengungkapan Standar Topik


Pengungkapan dari Standar Topik GRI yang
telah diidentifikasi relevan untuk organisasi di
dalam sektor dicantumkan di sini. Ketika topik
ditentukan oleh organisasi sebagai material,
organisasi diwajibkan untuk melaporkan
pengungkapan tersebut atau menjelaskan
mengapa pengungkapan tersebut dapat
ditetapkan dalam indeks konten GRI. Lihat
Standar Topik untuk konten pengungkapan,
termasuk persyaratan, rekomendasi, dan
panduannya.

3 Rekomendasi sektor tambahan


Rekomendasi sektor tambahan mungkin
dicantumkan. Ini melengkapi pengungkapan
Standar Topik dan direkomendasikan untuk
organisasi dalam sektor tersebut.

4 Pengungkapan sektor tambahan


Pengungkapan sektor tambahan mungkin
dicantumkan. Melaporkan ini, bersama
dengan pengungkapan Standar Topik apa
pun, memastikan organisasi melaporkan
informasi yang memadai tentang dampak
mereka terkait dengan topik.

5 Nomor referensi Standar Sektor


Nomor referensi Standar Sektor wajib
disertakan dalam Indeks Konten GRI. Ini
membantu pengguna informasi menilai
pengungkapan mana yang terdaftar dalam
Standar Sektor yang dicantumkan dalam
pelaporan organisasi.
10 GRI 11: Sektor Minyak dan Gas 2021

1. Profil sektor
Minyak dan gas merupakan sumber daya alam tak terbarukan, yang digunakan oleh manusia selama ribuan tahun
dan intensitasnya meningkat terutama selama dua abad terakhir. Sektor minyak dan gas merupakan industri global
yang luas yang memproduksi bahan bakar untuk transportasi dan untuk pembangkit energi, serta bahan mentah
untuk produk kimia dan polimer. Hasil dari sektor ini juga digunakan dalam konstruksi, pakaian, pupuk dan
insektisida, peralatan medis dan elektronik, serta berbagai macam barang sehari-hari. Pembakaran minyak dan gas
menghasilkan emisi udara, termasuk gas rumah kaca (GRK), yang merupakan penyebab utama terjadinya
perubahan iklim.

Sektor minyak dan gas terdiri dari organisasi dengan berbagai ukuran dan status kepemilikan. Perusahaan minyak
dan gas milik negara ada di sebagian besar negara yang kaya dengan sumber daya minyak dan gas, yang mewakili
beberapa organisasi terbesar di sektor tersebut. Organisasi minyak dan gas milik swasta juga penting dan, secara
umum, terintegrasi secara vertikal dan beroperasi secara internasional. Organisasi ukuran menengah mungkin
beroperasi di kawasan atau negara tertentu, atau menghadirkan produk, layanan, dan teknologi, seperti organisasi
survei sumber daya, pengeboran, desain, perencanaan, dan konstruksi, hingga organisasi eksplorasi dan produksi.

Aktivitas sektor dan hubungan bisnis


Di sepanjang aktivitas dan hubungan bisnis mereka, organisasi dapat memiliki pengaruh terhadap ekonomi,
lingkungan, dan masyarakat, yang selanjutnya memberikan kontribusi positif atau negatif pada pembangunan
berkelanjutan. Saat menentukan topik material, organisasi sebaiknya mempertimbangkan dampak aktivitas dan
hubungan bisnis mereka.

Aktivitas
Dampak suatu organisasi berbeda-beda berdasarkan jenis aktivitas yang mereka lakukan. Daftar berikut
menguraikan beberapa aktivitas utama sektor minyak dan gas, seperti yang didefinisikan dalam Standar ini. Daftar
ini tidaklah lengkap.

Eksplorasi: Melakukan survei sumber daya, termasuk survei dari udara, pengujian seismik, dan pengeboran
eksplorasi.

Pengembangan: Desain, perencanaan, konstruksi ladang minyak dan gas, termasuk fasilitas pengolahan dan
pekerja.

Produksi: Ekstraksi minyak dan gas dari cadangan di darat atau lepas pantai, serta pemisahan minyak, gas, dan air.

Pertambangan pasir minyak: Ekstraksi aspal dari pasir minyak menggunakan pertambangan permukaan atau
teknik in situ.

Penutupan dan rehabilitasi: Penutupan, penonaktifan, pembongkaran, pelucutan, pembuangan, atau modifikasi
aset, fasilitas, dan lokasi.

Pengilangan: Pengilangan minyak mentah menjadi produk minyak bumi untuk digunakan sebagai bahan bakar dan
sebagai bahan baku untuk bahan kimia.

Pengolahan: Pengolahan gas menjadi gas alam kualitas pipa dan cairan gas alam, termasuk menyingkirkan
hidrokarbon dan cairan.

Transportasi: Transportasi minyak dan gas melalui laut dan darat.

Penyimpanan dan jalur pipa: Distribusi dan penyimpanan minyak dan gas dalam tangki dan kapal laut serta
distribusi melalui jalur pipa berbasis darat dan laut.

Penjualan dan pemasaran: Penjualan minyak dan gas untuk tujuan, misalnya, bahan bakar, gas untuk penggunaan
ritel, serta sumber daya dalam produksi bahan kimia khusus, petrokimia, dan polimer.

Hubungan bisnis
Hubungan bisnis organisasi meliputi hubungan yang mereka miliki dengan mitra bisnis, dengan entitas dalam
rantai nilainya termasuk mereka di luar tingkat pertama, dan dengan entitas lain yang berhubungan langsung
11 GRI 11: Sektor Minyak dan Gas 2021

dengan operasi, produk, atau layanannya. Jenis hubungan bisnis berikut lazim di sektor minyak dan gas, serta
relevan ketika mengidentifikasi dampak organisasi dalam sektor tersebut.

Usaha bersama merupakan perjanjian bersama di mana organisasi berbagi biaya, manfaat, dan kewajiban aktivitas
minyak dan gas. Organisasi dalam sektor minyak dan gas dapat terlibat dengan dampak negatif sebagai akibat dari
usaha bersama, meskipun mereka merupakan mitra yang tidak beroperasi.

Badan usaha milik negara (BUMN) seringkali merupakan penghasil minyak dan gas terbesar dan memiliki
kepemilikan sebagian besar cadangan global. Mereka juga bertindak sebagai mitra usaha bersama bagi organisasi
minyak dan gas yang melakukan perdagangan publik. BUMN memiliki tantangan khusus terkait dengan transparansi
dan tata kelola, yang dibahas dalam beberapa kemungkinan topik material dalam Standar ini.

Pemasok dan kontraktor banyak digunakan dalam sektor minyak dan gas untuk melakukan aktivitas tertentu, seperti
pengeboran dan konstruksi, atau untuk menyediakan layanan dan produk lainnya. Beberapa dampak signifikan yang
dicakup dalam Standar ini berkenaan dengan rantai pasokan.

Pelanggan menggunakan minyak dan gas untuk menghasilkan energi, panas, dan material. Ketika membakar
minyak dan gas, mereka menghasilkan gas rumah kaca (GRK) dan emisi udara lainnya. Sementara tanggung jawab
utama untuk mengurangi dan mengelola emisi mereka dipikul bersama pelanggan, organisasi yang mengekstrak
dan memproduksi minyak dan gas juga diharapkan untuk melakukan tindakan guna mengurangi emisi dari
pembakaran produk mereka dan untuk mengungkapkan emisi GRK terkait (Emisi GRK Cakupan 3). Oleh karena itu,
Standar ini tidak hanya mencakup emisi energi GRK (Cakupan 1) langsung dan tidak langsung (Cakupan 2), tetapi
juga emisi GRK (Cakupan 3) tidak langsung lainnya.

Sektor dan pembangunan berkelanjutan


Energi merupakan penggerak utama pertumbuhan ekonomi dan pembangunan berkelanjutan. Minyak dan gas telah
menjadi sumber dasar energi di dunia, yang turut berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi dan penurunan
kemiskinan.

Saat ini, minyak dan gas merupakan komoditas yang paling aktif diperdagangkan di seluruh dunia. Bersama-sama,
keduanya mewakili sumber daya paling penting untuk pembangkit listrik, yang menyediakan lebih dari 50% pasokan
total [13]. Pada tahun 2020, 90% kebutuhan energi sektor transportasi dipenuhi oleh produk minyak [12]. Sektor
minyak dan gas saat ini juga memenuhi banyak kebutuhan masyarakat untuk bahan mentah yang digunakan dalam
produksi bahan kimia khusus, petrokimia, dan polimer.

Dewasa ini, minyak dan gas dianggap sebagai aset strategis di beberapa kawasan atau negara tempat mereka
menghasilkan aliran pendapatan penting atau mendukung kemandirian energi. Misalnya, persentase produk
domestik bruto yang berasal dari pendapatan minyak telah mencapai 45% di beberapa negara yang kaya sumber
daya [20]. Pendapatan dari sektor ini dapat berkontribusi pada pembangunan ekonomi lokal dan nasional, bersama
dengan penciptaan lapangan pekerjaan, investasi, dan infrastruktur, bisnis, dan pengembangan keterampilan.

Sebagian besar negara di dunia telah berkomitmen untuk memerangi perubahan iklim, sebagaimana yang diuraikan
dalam Perjanjian Paris [7]. Panel Antar-Pemerintah tentang Perubahan Iklim (IPCC) memperingatkan bahwa
pelepasan tanpa henti gas rumah kaca (GRK) pada tingkat saat ini dapat mengakibatkan peningkatan suhu global
yang berbahaya sehingga menyebabkan meningkatnya risiko peristiwa terkait perubahan iklim dan cuaca ekstrem
[15]. Laporan lain menunjukkan bahwa dengan komitmen kebijakan saat ini, dunia sedang menuju peningkatan
suhu 3,2°C yang berbahaya pada tahun 2100 [18].

Prakiraan ini menggarisbawahi perlunya melakukan transisi menuju ekonomi rendah karbon berdasarkan pada
energi yang terjangkau, tepercaya, dan berkelanjutan. Mencapai emisi GRK nol-bersih pada tahun 2050 diwajibkan
untuk membatasi pemanasan global menjadi 1,5°C di atas tingkat pra-industri, level yang diprediksi memiliki risiko
yang jauh lebih rendah bagi sistem alam dan manusia dibandingkan level 2°C [15]. Secara bersamaan, Gas Rumah
Kaca yang dilepaskan dari proses ekstraksi, pengilangan, dan pembakaran minyak dan gas mewakili 55% dari
semua emisi GRK terkait energi dan merupakan konstribusi terbesar terjadinya perubahan iklim antropogenik
(akibat pencemaran yang berasal dari aktivitas manusia) [36]. Tindakan yang dilakukan oleh sektor minyak dan gas
sangat penting untuk transisi menuju ekonomi rendah karbon.

Jumlah penutupan operasi minyak dan gas akan meningkat dalam konteks transisi menuju ekonomi rendah karbon,
dan dampak penutupan ini terhadap pekerja dan masyarakat selanjutnya akan berkembang. Transisi yang tepat
merupakan cara yang adil dan wajar melewati transformasi industri menuju masa depan yang berkelanjutan, di
12 GRI 11: Sektor Minyak dan Gas 2021

mana pemerintah dan organisasi bekerja bersama. Transisi seperti itu mengintegrasikan program dan kebijakan
publik yang berorientasi pekerja dengan kebijakan dan program perusahaan untuk menyediakan masa depan yang
aman dan baik untuk semua pekerja, keluarga mereka, dan komunitas yang mengandalkan mereka. Jalan untuk
transisi menuju ekonomi rendah karbon akan berbeda-beda untuk berbagai negara berdasarkan beberapa faktor
seperti kondisi ekonomi dan kemampuan untuk menganggapi dan memitigasi dampak perubahan iklim [9].

Di samping menyebabkan perubahan iklim, aktivitas sektor minyak dan gas menghasilkan dampak negatif lebih
lanjut terhadap lingkungan dan masyarakat, termasuk dampak terhadap hak asasi manusia. Dampak-dampak ini
meliputi hilangnya keanekaragaman hayati; polusi tanah, air, dan udara; konflik dan gangguan sosial, serta ancaman
terhadap kesehatan manusia. Kelompok rentan seperti masyarakat adat atau perempuan mungkin terpengaruh
secara tidak proporsional, dan operasi minyak dan gas mungkin terus menghasilkan dampak negatif setelah ditutup.

Dampak negatif dapat menjadi semakin parah dengan tata kelola sumber daya alam yang tidak memadai.
Pendapatan besar yang berasal dari sektor minyak dan gas dapat menyebabkan korupsi dan salah urus sumber
daya. Ekonomi yang tergantung pada minyak dan gas bisa juga menjadi mudah terpengaruh harga komoditas dan
fluktuasi produksi.

Tujuan Pembangunan Berkelanjutan


Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), bagian dari Agenda untuk Pembangunan Berkelanjutan 2030 yang
diadopsi oleh 193 negara anggota Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), mencakup rencana tindakan komprehensif
dunia untuk mewujudkan pembangunan berkelanjutan [8].

Karena SDGs dan target yang berkaitan dengan mereka bersifat terintegrasi dan tak dapat dipisahkan, organisasi
minyak dan gas memiliki potensi untuk berkontribusi pada semua Tujuan Pembangunan Berkelanjutan dengan
meningkatkan dampak positif mereka, atau dengan mencegah dan memitigasi dampak negatif mereka terhadap
ekonomi, lingkungan, dan masyarakat.

Sektor minyak dan gas sangat relevan dalam upaya mencapai Tujuan 13: Penanganan Perubahan Iklim dan, dengan
adanya potensi dampak perubahan iklim terhadap agenda pembangunan, ini akan memengaruhi pencapaian setiap
tujuan, sembari berkontribusi pada transisi menuju ekonomi rendah karbon.

Sektor minyak dan gas juga memiliki peran penting dalam mencapai Tujuan 7: Energi Bersih dan Terjangkau.
Memastikan akses ke energi untuk semua sembari melakukan transisi menuju ekonomi rendah karbon merupakan
salah satu tantangan yang dihadapi oleh sektor ini. Jutaan orang masih kekurangan akses ke energi. Keterbatasan
ini menghalangi akses ke layanan dasar seperti layanan yang diakui dalam Tujuan 3: Kehidupan Sehat dan
Sejahtera dan Tujuan 4: Pendidikan Berkualitas serta peluang mereka menghasilkan pendapatan, yang sangat
penting untuk mencapai Tujuan 1: Tanpa Kemiskinan. Lebih luas lagi, energi andal dan terjangkau merupakan
sumber daya sangat penting bagi ekonomi dunia dan penting untuk mencapai Tujuan 8: Pekerjaan Layak dan
Pertumbuhan Ekonomi.

Di negara-negara yang menghasilkan minyak dan gas, sektor ini menghasilkan pendapatan tinggi dan menarik
investasi yang besar. Akan tetapi, pendapatan besar yang berasal dari sektor ini memiliki risiko korupsi dan konflik
atas sumber daya, yang memengaruhi Tujuan 16: Perdamaian, Keadilan dan Kelembagaan yang Tangguh.

Tabel 2 menyajikan hubungan antara kemungkinan topik material untuk sektor minyak dan gas dan Tujuan
Pembangunan Berkelanjutan. Hubungan ini diidentifikasi berdasarkan pada penilaian dampak yang dijelaskan di
setiap kemungkinan topik material, target yang berkaitan dengan setiap Tujuan Pembangunan Berkelanjutan, dan
pemetaan yang ada yang dilakukan untuk sektor tersebut (lihat rujukan [14] dan [16] dalam Daftar Pustaka).

Tabel 2 bukan merupakan alat pelaporan tetapi menyajikan hubungan antara dampak signifikan sektor minyak dan
gas dengan tujuan Agenda untuk Pembangunan Berkelanjutan 2030. Lihat rujukan [21] dan [22] dalam Daftar
Pustaka untuk informasi tentang kemajuan pelaporan terhadap Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDG)
menggunakan Standar GRI.
13 GRI 11: Sektor Minyak dan Gas 2021

Tabel 2. Hubungan antara kemungkinan topik materi untuk sektor minyak dan gas serta Tujuan Pembangunan
Berkelanjutan

Topic 12.1 Emisi GRK


Topik 12.2 Adaptasi, ketahanan, dan
transisi iklim
Topik 12.3 Penutupan dan rehabilitasi
Topic 12.4 Emisi udara
Topic 12.5 Keanekaragaman hayati
Topik 12.6 Limbah
Topik 12.7 Air dan efluen
Topik 12.8 Dampak Ekonomi
Topik 12.9 Komunitas lokal
Topik 12.10 Hak atas tanah dan
sumber daya
Topik 12.11 Hak masyarakat adat
Topik 12.12 Konflik dan keamanan
Topik 12.13 Keandalan aset dan
manajemen krisis
Topik 12.14 Kesehatan dan
keselamatan kerja
Topik 12.15 Praktik ketenagakerjaan
Topik 12.16 Pekerja anak
Topik 12.17 Kerja paksa dan
perbudakan modern
Topik 12.18 Kebebasan berserikat dan
perundingan kolektif
Topik 12.19 Nondiskriminasi dan
peluang setara
Topik 12.20 Antikorupsi
Topik 12.21 Pembayaran kepada
pemerintah
Topik 12.22 Kebijakan publik
14 GRI 11: Sektor Minyak dan Gas 2021

2. Kemungkinan topik material


Bagian ini terdiri dari kemungkinan topik material untuk sektor minyak dan gas. Setiap topik menjelaskan dampak
paling signifikan dari sektor yang berkaitan dengan topik dan mencantumkan pengungkapan yang telah diidentifikasi
relevan untuk pelaporan tentang topik oleh organisasi minyak dan gas. Organisasi diwajibkan untuk meninjau setiap
topik dalam bagian ini dan menentukan apakah topik tersebut merupakan topik material untuk organisasi, kemudian
menentukan informasi apa yang akan dilaporkan untuk topik material mereka.

Topik 11.1 Emisi Gas Rumah Kaca


Emisi gas rumah kaca (GRK) terdiri dari emisi udara yang turut menyebabkan perubahan iklim, seperti karbon
dioksida (CO2 ) dan metana (CH4 ). Topik ini membahas emisi energi GRK langsung (Cakupan 1) dan tidak langsung
(Cakupan 2) yang berkaitan dengan aktivitas organisasi, serta emisi GRK tidak langsung (Cakupan 3 ) lainnya
yang terjadi di aktivitas hulu dan aktivitas hilir organisasi.

Emisi gas rumah kaca merupakan kontributor tunggal terbesar pada perubahan iklim. Aktivitas sektor minyak dan
gas dan penggunaan produk minyak dan gas bertanggung jawab pada dua GRK utama dalam jumlah besar: karbon
dioksida (CO2 ) dan metana (CH4 ). Di seluruh dunia, diperkirakan bahwa sektor ini bertanggung jawab atas
seperempat dari seluruh emisi antropogenik CH4 , yang memiliki potensi pemanasan global yang jauh lebih tinggi
dibandingkan CO2. Pengukuran terkini menunjukkan bahwa angka yang ada pada emisi CH4 dari sektor ini tidak
dapat diremehkan. GRK lain dari aktivitas minyak dan gas meliputi etana (C2 H6 ), nitrogen oksida (N2 O),
hidrofluorokarbon (HCFs), fluorokarbon (PFCs), belerang heksafluorida (SF6 ), dan nitrogen trifluorida (NF3 ).

Emisi gas rumah kaca dari aktivitas minyak dan gas diklasifikasikan sebagai emisi GRK (Cakupan 1) langsung
dalam kasus aktivitas yang dimiliki atau dikendalikan oleh organisasi atau emisi energi GRK (Cakupan 2) tidak
langsung dalam kasus listrik, pemanasan, pendinginan, dan tenaga uap yang dibeli atau didapatkan dan
dikonsumsi oleh organisasi. Saat ini, 15% emisi GRK yang terkait energi di dunia berasal dari proses produksi dan
distribusi minyak dan gas [36].

Emisi GRK (Cakupan 1) langsung terdiri dari emisi yang berasal dari pembakaran bahan bakar selama produksi,
emisi pengolahan seperti emisi selama pemuatan dan pengisian tangki, dan emisi fugitif seperti emisi yang berasal
dari penyaluran pipa dan kebocoran perlengkapan. Sumber besar dari emisi GRK Cakupan 1 dari sektor ini adalah
pembakaran gas suar bakar (flaring) dan venting (pelepasan gas tanpa pembakaran), yang bertujuan untuk
membuang gas yang tidak dapat ditampung atau ditangani karena alasan keselamatan, teknis, atau ekonomi.
Praktik ini terjadi selama produksi, penyimpanan, dan pengilangan minyak dan gas.

Kotak 1. Pembakaran gas suar bakar dan pelepasan gas tanpa pembakaran

Ketika gas perlu dibuang, gas mungkin dibakar (flaring), atau dilakukan venting (dilepaskan tanpa dibakar).
Flaring membakar gas menjadi CO2 , sedangkan venting melepaskan CH4 secara langsung ke udara. Dengan
mempertimbangkan bahwa CH4 memiliki potensi pemanasan global yang lebih tinggi dibandingkan CO2 ,
pengalihan gas terkait ke sistem flaring yang efisien alih-alih venting dianggap sebagai praktik terbaik dan
ada kesepakatan yang luas bahwa venting yang rutin seharusnya dihilangkan.

Flaring (pembakaran gas suar bakar) juga termasuk sumber utama emisi. Sedangkan gas dalam jumlah
besar yang berasal dari aktivitas minyak dan gas digunakan atau dimanfaatkan, flaring masih rutin terjadi.
Berdasarkan Bank Dunia, flaring rutin terjadi 'selama operasi produksi minyak yang normal saat tidak ada
fasilitas yang memadai atau geologi yang bertanggung jawab untuk menginjeksi kembali gas yang
dihasilkan, memanfaatkan di lokasi, atau mengirimnya ke pasar'. Peningkatan dalam produksi 'shale oil'
(minyak serpih) kemudian turut berkontribusi pada volume flaring.

Jumlah gas alam yang dibakar pada tahun 2018 mengakibatkan emisi sekitar 275 megaton CO2 , serta GRK
lainnya seperti metana, karbon hitam, dan N2 O.

Lihat rujukan [34], [46] dan [48] di Daftar Pustaka.


15 GRI 11: Sektor Minyak dan Gas 2021

Emisi energi GRK (Cakupan 2) tidak langsung berasal dari sumber bergerak dan tetap (misalnya, transportasi
material, produk, atau limbah); dan aktivitas ekstraksi; pengilangan minyak; likuifaksi, dan regasifikasi gas alam;
serta pengoperasian fasilitas dan perlengkapan. Menipisnya sumber daya minyak dan gas tradisional telah
menyebabkan sektor ini memindahkan produksi ke lokasi yang lebih sulit, yang mungkin melibatkan metode
ekstraksi lebih kompleks seperti pengeboran laut dalam atau penambangan pasir minyak. Meskipun ada
peningkatan efisiensi produksi yang berkelanjutan dalam sektor ini, kondisi ini kemungkinan meningkatkan jumlah
energi yang digunakan selama produksi dan transportasi serta emisi gas rumah kaca yang terkait dari aktivitas ini.

Emisi gas rumah kaca yang berasal dari penggunaan akhir produk diklasifikasikan sebagai emisi GRK (Cakupan 3)
tidak langsung lainnya. Untuk sektor minyak dan gas, hal ini merupakan emisi gas rumah kaca yang paling signifikan
dan lebih dari separuh emisi CO2 global [33]. Sebagian besar emisi GRK Cakupan 3 berasal dari proses
pembakaran yang terkait dengan konstruksi, pembangkit listrik dan panas, manufaktur, dan transportasi. Volume
emisi ini telah meningkat bersama dengan permintaan energi yang lebih tinggi.
16 GRI 11: Sektor Minyak dan Gas 2021

Pelaporan tentang emisi gas rumah kaca


Jika organisasi telah menentukan emisi gas rumah kaca merupakan topik material, sub-bagian ini mencantumkan
pengungkapan yang dianggap relevan untuk pelaporan tentang topik oleh sektor minyak dan gas.

STANDAR PENGUNGKAPAN NO.


RUJUKAN
STANDAR
SEKTOR

Manajemen topik
GRI 3: Topik Pengungkapan 3-3 Manajemen topik material 11.1.1
Material 2021
Rekomendasi sektor tambahan
• Menjelaskan tindakan yang diambil untuk mengelola flaring dan venting serta
efektivitas tindakan yang dilakukan.

Pengungkapan Standar Topik


GRI 302: Energi Pengungkapan 302-1 Konsumsi energi dalam organisasi 11.1.2
2016
Pengungkapan 302-2 Konsumsi energi di luar organisasi 11.1.3

Pengungkapan 302-3 Intensitas energi 11.1.4

GRI 305: Emisi Pengungkapan 305-1 Emisi GRK (Cakupan 1) langsung 11.1.5
2016
Rekomendasi sektor tambahan
• Laporkan persentase emisi GRK (Cakupan 1) langsung bruto dari CH4.
• Laporkan rincian emisi GRK (Cakupan 1) langsung bruto berdasarkan jenis
energi (stasioner, pembakaran, pengolahan, fugitif).2

Pengungkapan 305-2 Emisi energi GRK (Cakupan 2) tidak langsung 11.1.6

Pengungkapan 305-3 Emisi GRK (Cakupan 3) tidak langsung lainnya 11.1.7

Pengungkapan 305-4 Intensitas emisi gas rumah kaca 11.1.8

Rujukan dan sumber


GRI 302: Energi 2016 dan GRI 305: Emisi 2016 berisi instrumen antarpemerintah resmi dan rujukan tambahan yang
berkaitan dengan pelaporan tentang topik ini.

Instrumen resmi tambahan dan rujukan yang digunakan dalam mengembangkan topik ini, serta sumber daya yang
mungkin bermanfaat untuk pelaporan tentang emisi gas rumah kaca oleh sektor minyak dan gas dicantumkan
dalam Daftar Pustaka.

2 Rekomendasi sektor tambahan ini berdasarkan pada klausul 2.2.5.3 dalam GRI 305: Emisi 2016.
17 GRI 11: Sektor Minyak dan Gas 2021

Topik 11.2 Adaptasi, ketahanan, dan transisi iklim


Adaptasi, ketahanan, dan transisi iklim adalah bagaimana cara suatu organisasi menyesuaikan diri dengan risiko
terkait perubahan iklim saat ini dan yang diperkirakan, serta bagaimana organisasi turut berkontribusi pada
kemampuan masyarakat dan ekonomi untuk bertahan dari dampak perubahan iklim. Topik ini mencakup strategi
organisasi yang berkaitan dengan transisi menuju ekonomi rendah karbon dan dampak transisi tersebut
terhadap pekerja dan komunitas lokal.

Penandatanganan Perjanjian Paris telah berkomitmen untuk mempertahankan pemanasan global ‘di bawah 2°C’
[58], namun cadangan bahan bakar fosil yang saat ini ada di seluruh dunia jauh melampaui jumlah maksimum yang
dapat dikonsumsi sembari tetap berada dalam batas ini [78]. Ini berarti organisasi di sektor minyak dan gas perlu
menetapkan target untuk emisi karbon; memodifikasi model bisnis mereka; dan berinvestasi dalam energi
terbarukan, serta teknologi untuk menghilangkan CO2 dari atmosfer [68], dan solusi berbasis alam untuk memitigasi
perubahan iklim, seperti penanaman hutan kembali, penghijauan, restorasi pesisir dan lahan basah.

Transisi menuju ekonomi rendah karbon mengharuskan organisasi untuk menetapkan target emisi yang sejalan
dengan tujuan untuk meminimalkan pemanasan global menjadi di bawah 2°C berdasarkan Perjanjian Paris.
Tindakan untuk mengurangi emisi yang berkaitan dengan proses ekstraksi dan distribusi minyak dan gas, yaitu
emisi energi GRK (Cakupan 1) langsung dan (Cakupan 2) tidak langsung, menawarkan peluang penting dan
mendesak bagi sektor ini untuk berkontribusi pada penurunan emisi gas rumah kaca global. Sektor ini juga
menghadapi harapan untuk mengatasi emisi Cakupan 3 tidak langsung yang berkaitan dengan penggunaan produk
minyak dan gas. Tindakan untuk mengurangi emisi ini dapat meliputi, misalnya, diversifikasi menjadi usaha dengan
karbon lebih rendah.

Transisi menuju ekonomi rendah karbon juga menghadirkan ketidakpastian tentang masa depan permintaan
minyak dan gas. Badan Energi Internasional (IEA) memperkirakan bahwa berdasarkan kebijakan saat ini,
permintaan akan minyak akan tetap stabil hingga 2030 sedangkan, di beberapa kawasan, permintaan akan gas
akan mulai menurun pada 2040 [68]. Dalam skenario yang memperkirakan akselerasi transisi energi untuk
mencapai emisi gas rumah kaca nol-bersih (net-zero) pada 2050, permintaan terhadap minyak dapat turun hingga
mendekati 75% antara 2020 hingga 2050 serta permintaan terhadap gas dapat melonjak sebelum 20303 [67].
Penurunan permintaan terhadap minyak dan gas akan menyebabkan penurunan penggunaan fasilitas produksi
yang sudah ada dan penurunan pengembangan cadangan alam. Tergantung pada kecepatan proses ini, beberapa
ladang dan fasilitas mungkin perlu dievaluasi ulang atau dihentikan lebih awal, sehingga menjadi aset terlantar. Hal
ini akan memengaruhi organisasi minyak dan gas secara finansial dan menghasilkan dampak signifikan bagi
pekerja, pemerintah, dan pemangku kepentingan lainnya.

Transisi tersebut dapat memengaruhi lapangan pekerjaan, pendapatan pemerintah, serta pembangunan ekonomi di
daerah-daerah tempat sektor ini beroperasi. Penutupan yang lebih sering kemungkinan kecil diimbangi dengan
pembukaan, seperti yang telah terjadi di masa lalu. Pekerja mungkin menghadapi potensi dampak lainnya terkait
dengan kemampuan dipekerjakan, pelatihan keterampilan baru, dan peluang dipekerjakan kembali seperti yang
diinginkan. Penutupan operasi tanpa penyediaan proses pembongkaran (decommissioning) dan rehabilitasi yang
memadai mungkin juga mengakibatkan beban ekonomi bagi pemerintah dan komunitas lokal (lihat juga topik 11.7
Penutupan dan rehabilitasi), terutama di negara-negara tempat produksi minyak dan gas menghasilkan persentase
pendapatan yang besar.

Untuk mewujudkan transisi yang tepat menuju ekonomi rendah karbon, berbagai tingkat ketergantungan pekerja,
komunitas lokal, dan ekonomi nasional pada sektor minyak dan gas perlu diakui, dan diciptakan pekerjaan
berkualitas bagi mereka yang terpengaruh [79]. Contoh tindakan yang mungkin dilakukan organisasi untuk
berkontribusi pada transisi yang tepat termasuk memberikan pemberitahuan terlebih dahulu tentang penutupan;
bekerja sama dengan pemerintah dan serikat; mendukung kebijakan yang konsisten tentang iklim (lihat juga topik
11.22 Kebijakan publik); pelatihan ulang, pelatihan keterampilan baru, dan penempatan kembali pekerja; serta
melakukan investasi alternatif pada masyarakat yang terpengaruh. Konsultasi awal yang penuh makna dengan
pemangku kepentingan dan komunitas lokal juga telah dianggap sangat penting untuk mewujudkan transisi yang
tepat (lihat juga topik 11.7 Penutupan dan rehabilitasi).

3 Skenario Nol‐bersih pada 2050 dari IEA dirancang untuk menunjukkan apa yang diperlukan oleh berbagai pelaku berdasarkan waktunya, agar dunia
mencapai emisi CO2 pengolahan industri dan terkait energi nol‐bersih pada 2050, namun hal itu hanya salah satu jalan yang memungkinkan untuk
mencapai emisi nol bersih pada 2050 [67].
18 GRI 11: Sektor Minyak dan Gas 2021

Kotak 2. Analisis skenario untuk transisi iklim

Analisis skenario merupakan proses yang mempertimbangkan situasi alternatif untuk menilai hasil yang akan
datang. Organisasi dapat menggunakannya untuk mengukur potensi hasil strategi mereka dalam situasi atau
kondisi yang tidak menentu. Analisis skenario dapat menerapkan berbagai metodologi, baik kualitatif maupun
kuantitatif. Rekomendasi Task Force on Climate-related Financial Disclosures (TCFD) menyarankan analisis
skenario sebagai cara untuk membantu organisasi memahami risiko dan peluang yang terkait dengan
perubahan iklim [82].

Analisis skenario cukup tepat untuk mengeksplorasi risiko bagi organisasi minyak dan gas yang bertransisi
menuju ekonomi rendah karbon karena analisis ini memungkinkan mereka untuk mempertimbangkan
beberapa kondisi di masa depan sekaligus. Organisasi biasanya menetapkan skenario sesuai dengan
kecepatan transisi, yang diekspresikan dalam hasil rata-rata perubahan suhu global. Skenario yang sejalan
dengan komitmen negara-negara dalam Perjanjian Paris akan menuntut peningkatan suhu jauh di bawah
2ºC. Skenario lain dapat ditetapkan sesuai dengan konteks nasional suatu organisasi. Organisasi kemudian
dapat mengejawantahkan penurunan emisi gas rumah kaca yang sejalan dengan peningkatan risiko tersebut
ke dalam prakiraan pendapatan.
19 GRI 11: Sektor Minyak dan Gas 2021

Pelaporan tentang adaptasi, ketahanan, dan transisi iklim


Jika organisasi telah menentukan adaptasi, ketahanan, dan transisi iklim merupakan topik material, sub-bagian ini
mencantumkan pengungkapan yang dianggap relevan untuk pelaporan tentang topik tersebut oleh sektor minyak
dan gas.

STANDAR PENGUNGKAPAN NO.


RUJUKAN
STANDAR
SEKTOR

Manajemen topik
GRI 3: Topik Pengungkapan 3-3 Manajemen topik material 11.2.1
Material 2021
Rekomendasi sektor tambahan
• Menjelaskan kebijakan, komitmen, dan tindakan organisasi untuk mencegah
atau meminimalkan dampak transisi menuju ekonomi rendah karbon
terhadap pekerja dan komunitas lokal.
• Melaporkan level dan fungsi di dalam organisasi yang telah diberi tanggung
jawab untuk mengelola risiko dan peluang karena perubahan iklim.
• Menjelaskan pengawasan dewan dalam mengelola risiko dan peluang
karena perubahan iklim.
• Melaporkan apakah tanggung jawab untuk mengelola dampak terkait
perubahan iklim berhubungan dengan penilaian kinerja atau mekanisme
insentif, termasuk kebijakan remunerasi untuk anggota badan tata kelola
tertinggi dan eksekutif senior.
• Menjelaskan skenario terkait perubahan iklim yang digunakan untuk menilai
ketahanan strategi organisasi, termasuk skenario 2°C atau suhu yang lebih
rendah.

Pengungkapan Standar Topik


GRI 201: Kinerja Pengungkapan 201-2 Implikasi finansial serta risiko dan peluang lain akibat dari 11.2.2
Ekonomi 2016 perubahan iklim

Rekomendasi sektor tambahan


• Melaporkan potensi emisi untuk cadangan terindikasi dan cadangan yang
terbukti.4
• Melaporkan asumsi penetapan biaya karbon internal dan penetapan harga
minyak dan gas yang telah memberikan masukan pada identifikasi risiko dan
peluang karena perubahan iklim.
• Menjelaskan bagaimana risiko dan peluang terkait perubahan iklim
memengaruhi atau dapat memengaruhi operasi dan pendapatan organisasi,
termasuk:
- pengembangan cadangan terindikasi dan cadangan yang saat ini terbukti;
- potensi penghapusan dan penutupan dini aset yang ada;
- volume produksi minyak dan gas untuk periode pelaporan saat ini dan
proyeksi volume untuk lima tahun ke depan.
• Melaporkan persentase belanja modal (CapEx) yang dialokasikan untuk
investasi dalam:
- prospeksi, eksplorasi, dan pengembangan cadangan baru;
- energi dari sumber terbarukan (berdasarkan jenis sumber);
- teknologi untuk membersihkan CO2 dari atmosfer dan solusi berbasis
alam untuk memitigasi perubahan iklim;
- penelitian dan inisiatif pengembangan lainnya yang dapat menangani
risiko organisasi terkait perubahan iklim.
• Melaporkan massa bersih CO2 dalam ton metrik yang ditangkap dan
dibersihkan dari atmosfer (CO2 menyimpan lebih sedikit gas rumah kaca yang
dikeluarkan dalam pengolahan).5
20 GRI 11: Sektor Minyak dan Gas 2021

STANDAR PENGUNGKAPAN NO.


RUJUKAN
STANDAR
SEKTOR

GRI 305: Emisi Pengungkapan 305-5 Pengurangan emisi gas rumah kaca 11.2.3
2016
Rekomendasi sektor tambahan
• Melaporkan bagaimana tujuan dan target untuk emisi gas rumah kaca
ditetapkan, menyebutkan apakah mereka mendapatkan masukan dari
konsensus ilmiah dan mencantumkan instrumen antarpemerintah resmi atau
perundang-undangan yang harus dipatuhi oleh tujuan dan target tersebut.
• Melaporkan cakupan (1, 2, 3) emisi GRK, aktivitas, dan hubungan bisnis yang
berlaku untuk tujuan dan target tersebut.
• Melaporkan titik acuan untuk tujuan dan target serta jadwal untuk
mencapainya.

Pengungkapan sektor tambahan


Menjelaskan pendekatan organisasi terhadap pengembangan dan pelobian kebijakan publik untuk 11.2.4
perubahan iklim, yang meliputi:
• sikap organisasi terhadap masalah penting menyangkut perubahan iklim yang menjadi fokus
partisipasi mereka dalam pengembangan dan pelobian kebijakan publik, serta setiap perbedaan
antara posisi ini serta kebijakan dan tujuan yang dinyatakan organisasi, atau posisi publik lainnya;
• apakah organisasi itu merupakan anggota, atau berkontribusi pada, asosiasi perwakilan atau
komite apa pun yang berpartisipasi dalam pengembangan dan pelobian kebijakan publik
mengenai perubahan iklim, termasuk:
- sifat kontribusi tersebut;
- semua perbedaan antara kebijakan dan sasaran organisasi, atau posisi publik lain mengenai
isu-isu penting menyangkut perubahan iklim yang sudah dinyatakan oleh organisasi, dan
posisi asosiasi atau komite-komite perwakilan.6

Rujukan dan sumber


GRI 201: Kinerja Ekonomi 2016 dan GRI 305: Emisi 2016 berisi instrumen antarpemerintah resmi dan rujukan
tambahan yang berkaitan dengan pelaporan tentang topik ini.

Instrumen resmi tambahan dan rujukan yang digunakan dalam mengembangkan topik ini, serta sumber daya yang
mungkin bermanfaat untuk pelaporan tentang adaptasi, ketahanan, dan transisi iklim oleh sektor minyak dan gas
dicantumkan dalam Daftar Pustaka.

4 Definisi cadangan yang digunakan oleh organisasi untuk rekomendasi sektor tambahan harus sama dengan definisi yang digunakan dalam laporan
keuangan konsolidasi atau dokumen yang setara.
5 Massa CO2 yang ditangkap menggunakan karbon menangkap dan menyimpan lebih sedikit massa CO2 yang dipancarkan sebagai akibat dari atau
selama pengolahan, terkadang dikenal dengan 'pengurangan bersih emisi’ [69].
6 Pengungkapan sektor tambahan ini berdasarkan pada rekomendasi pelaporan 1.2.1 dan 1.2.2 dalam GRI 415: Kebijakan Publik 2016.
21 GRI 11: Sektor Minyak dan Gas 2021

Topic 11.3 Emisi udara


Emisi udara meliputi polutan yang memiliki dampak negatif terhadap kualitas udara, ekosistem, serta kesehatan
manusia dan hewan. Topik ini membahas dampak dari emisi belerang oksida (SOx ), nitrogen oksida (NOx ), materi
partikulat (PM), senyawa organik volatil (VOC), karbon monoksida (CO), dan logam berat, seperti timah, air raksa,
dan kadmium.

Aktivitas sektor minyak dan gas serta pembakaran minyak dan gas merupakan sumber atropogenik dari emisi udara
lainnya selain gas rumah kaca (GRK). Ini meliputi SOx , NOx , PM, VOC, polusi udara berbahaya (HAP), seperti
benzena (C6 H6 ) dan hidrogen sulfida (H2 S), serta ozon (O3 ).7

Emisi udara ini dapat dilepaskan selama produksi dan pengolahan; pengilangan, distribusi, dan penyimpanan.
Emisi tersebut bisa berasal dari aktivitas seperti flaring dan venting; pembakaran bahan bakar untuk menghasilkan
listrik untuk mesin; dan transportasi pasokan dan produk. Emisi udara juga bisa berasal dari penyusutan karena
penguapan, emisi fugitif dari kebocoran dan kegagalan peralatan, serta insiden dan peristiwa keselamatan proses.
Emisi udara dalam jumlah signifikan juga berasal dari pembakaran bahan bakar oleh pengguna akhir.

Di seluruh dunia, polusi udara menyebabkan masalah kesehatan akut dan jutaan kematian setiap tahun karena turut
menyebabkan penyakit jantung dan paru-paru, stroke, infeksi saluran pernapasan, dan kerusakan neurologis [93].
Anak-anak, orang tua, dan kaum miskin menerima pengaruh secara tidak proporsional oleh emisi ini, begitu juga
komunitas lokal yang tinggal di dekat lokasi operasional.

Emisi udara dapat menyebabkan beragam dampak yang luas terhadap ekosistem, yang juga memengaruhi aktivitas
ekonomi lain yang tergantung pada ekosistem ini. Misalnya, emisi NOx yang masuk ke dalam lautan, danau, atau
kumpulan air lainnya dapat mengubah susunan kimia air, sehingga memberikan dampak negatif pada lahan dan
kehidupan air. Emisi NOx dan SOx dapat menyebabkan hujan asam dan meningkatkan oksidasi samudera. Emisi ini
juga dapat menyebabkan kerusakan pada kehidupan tanaman, misalnya, merusak fotosintesis dan menghambat
pertumbuhan.

7 Ruang lingkup topik ini tidak mencakup karbon dioksida CO2 dan metana CH4 , yang dilaporkan berdasarkan emisi gas rumah kaca.
22 GRI 11: Sektor Minyak dan Gas 2021

Pelaporan tentang emisi udara


Jika organisasi telah menentukan emisi udara merupakan topik material, sub-bagian ini mencantumkan
pengungkapan yang dianggap relevan untuk pelaporan tentang topik oleh sektor minyak dan gas.

STANDAR PENGUNGKAPAN NO.


RUJUKAN
STANDAR
SEKTOR

Manajemen topik
GRI 3: Topik Pengungkapan 3-3 Manajemen topik material 11.3.1
Material 2021

Pengungkapan Standar Topik


GRI 305: Emisi Pengungkapan 305-7 Nitrogen oksida (NOX ), belerang oksida (SOX ), dan emisi 11.3.2
2016 udara signifikan lainnya

GRI 416: Pengungkapan 416-1 Penilaian dampak kesehatan dan keselamatan dari 11.3.3
Kesehatan dan berbagai kategori produk dan jasa
Keselamatan
Pelanggan 2016 Rekomendasi sektor tambahan
• Menjelaskan tindakan yang diambil untuk meningkatkan kualitas produk untuk
mengurangi emisi udara

Rujukan dan sumber


GRI 305: Emisi 2016 dan GRI 416: Kesehatan dan Keselamatan Pelanggan 2016 berisi instrumen antarpemerintah
resmi dan rujukan tambahan yang berkaitan dengan pelaporan tentang topik ini.

Instrumen resmi tambahan dan rujukan yang digunakan dalam mengembangkan topik ini, serta sumber daya yang
mungkin bermanfaat untuk pelaporan tentang emisi udara oleh sektor minyak dan gas dicantumkan dalam Daftar
Pustaka.
23 GRI 11: Sektor Minyak dan Gas 2021

Topik 11.4 Keanekaragaman hayati


Keanekaragaman hayati merupakan keragaman di antara organisme hidup. Ini meliputi keanekaragaman di
dalam spesies, antar spesies, dan keanekaragaman ekosistem. Keanekaragaman hayati tidak hanya memiliki
nilai intriksik, tetapi juga penting untuk kesehatan manusia, ketahanan pangan, kemakmuran ekonomi, dan
mitigasi perubahan iklim serta adaptasi pada dampak-dampaknya. Topik ini mencakup dampak terhadap
keanekaragaman hayati, termasuk terhadap spesies tanaman dan hewan, keanekaragaman genetik, dan
ekosistem alam.

Aktivitas minyak dan gas dapat menjadi sumber tekanan terhadap lingkungan tempat terjadinya aktivitas tersebut,
serta memiliki dampak langsung, tidak langsung, dan kumulatif terhadap keanekaragaman hayati dalam jangka
pendek dan panjang. Dampak keanekaragaman hayati dari aktivitas minyak dan gas meliputi kontaminasi udara,
tanah, dan air, erosi tanah, dan sedimentasi saluran air. Dampak lain dapat meliputi kematian hewan atau
peningkatan kerentanan terhadap predator, konversi dan fragmentasi habitat, serta kemunculan spesies dan
patogen invasif. Dampak terhadap keanekaragaman hayati dapat menyebabkan keterbatasan dalam ketersediaan,
aksesibilitas, atau kualitas sumber daya alam, yang selanjutnya dapat memengaruhi kesejahteraan dan mata
pencaharian komunitas lokal (topik 11.15) dan masyarakat adat (topik 11.17). Dampak dapat diperparah ketika
aktivitas terjadi di kawasan lindung atau wilayah dengan nilai keanekaragaman hayati tinggi dan mungkin lebih lama
setelah penutupan dan rehabilitasi (topik 11.7) lokasi operasional atau batasan geografis aktivitas.

Dampak dapat berasal dari aktivitas di darat dan di lepas pantai, seperti pembebasan lahan; pengujian seismik dan
pengeboran sumur eksplorasi; konstruksi aset dan fasilitas, infrastruktur, dan jalur pipa; pembangunan jalan dan
transportasi; pembuangan air; pembuangan limbah pengeboran; tumpahan dan kebocoran. Ancaman terhadap
keanekaragaman hayati akan meningkat seiring sumber daya minyak dan gas yang mudah diakses semakin
menipis dan aktivitas minyak dan gas berpindah ke area yang lebih terpencil.

Sektor minyak dan gas juga dapat berkontribusi pada dampak kumulatif terhadap keanekaragaman hayati. Misalnya,
seiring aktivitas minyak dan gas di darat melakukan perluasan ke area baru, rute akses baru dibangun, yang
biasanya memerlukan pembebasan lahan. Hal ini menyebabkan konversi dan fragmentasi habitat, tetapi juga dapat
menyebabkan peningkatan penggunaan area, atau bahkan mendorong sektor lain untuk mendirikan operasi di area
yang sama, sehingga memperparah dampaknya. Perubahan dalam penggunaan lahan untuk mengakomodasi
aktivitas sektor dapat memperparah efek perubahan iklim jika perubahan tersebut menyebabkan hilangnya penyerap
karbon. Pada gilirannya, perubahan iklim kemungkinan memengaruhi semua aspek keanekaragaman hayati,
termasuk masing-masing organisme, populasi, penyebaran spesies, serta komposisi dan fungsi ekosistem, lalu
dampak tersebut diperkirakan semakin buruk dengan meningkatnya suhu.

Untuk membatasi dan mengelola dampak terhadap keanekaragaman hayati, sektor minyak dan gas telah
mengembangkan dan, dalam beberapa kasus, sudah menggunakan alat hierarki mitigasi yang membantu
mengarahkan tindakan mereka. Hierarki mitigasi terdiri dari empat langkah berurutan untuk mengurangi dampak
negatif aktivitas di lingkungan tersebut. Prioritas diberikan untuk tindakan preventif yang dimulai dengan menghindari
dampak negatif dan, apabila tidak mungkin menghindari, untuk meminimalkan dampak-dampak tersebut. Ketika
dampak negatif tidak dapat dihindari atau diminimalkan, tindakan remediasi (pemulihan) dapat digunakan, seperti
rehabilitasi atau restorasi keanekaragaman hayati. Tindakan penyeimbangan (offset) juga dapat diterapkan untuk
dampak sisa setelah semua tindakan lain diterapkan (lihat rujukan[118] di Daftar Pustaka).
24 GRI 11: Sektor Minyak dan Gas 2021

Pelaporan tentang keanekaragaman hayati


Jika organisasi telah menentukan keanekaragaman hayati merupakan topik material, sub-bagian ini mencantumkan
pengungkapan yang dianggap relevan untuk pelaporan tentang topik oleh sektor minyak dan gas.

STANDAR PENGUNGKAPAN NO.


RUJUKAN
STANDAR
SEKTOR

Manajemen topik
GRI 3: Topik Pengungkapan 3-3 Manajemen topik material 11.4.1
Material 2021
Rekomendasi sektor tambahan
• Menjelaskan kebijakan dan komitmen untuk mencapai kerugian bersih nol
atau keuntungan bersih pada keanekaragaman hayati di lokasi operasional;
dan apakah komitmen ini berlaku untuk kegiatan operasi sekarang dan di
masa depan serta untuk operasi di luar wilayah dengan nilai
keanekaragaman hayati tinggi.
• Melaporkan apakah penerapan hierarki mitigasi telah memberikan masukan
pada tindakan untuk mengelola dampak terkait keanekaragaman hayati.

Pengungkapan Standar Topik


GRI 304: Pengungkapan 304-1 Lokasi operasi yang dimiliki, disewa, dikelola, atau 11.4.2
Keanekaragaman berdekatan dengan, kawasan lindung dan wilayah dengan nilai keanekaragaman
Hayati 2016 hayati tinggi di luar kawasan lindung

Pengungkapan 304-2 Dampak signifikan dari kegiatan, produk, dan jasa pada 11.4.3
keanekaragaman hayati

Rekomendasi sektor tambahan


• Melaporkan dampak signifikan terhadap keanekaragaman hayati dengan
mempertimbangkan habitat dan ekosistem yang terpengaruh.

Pengungkapan 304-3 Habitat yang dilindungi atau direstorasi 11.4.4

Rekomendasi sektor tambahan


• Menjelaskan bagaimana penerapan hierarki mitigasi, jika berlaku, telah
menghasilkan:
- kawasan yang dilindungi melalui tindakan menghindari dampak atau
tindakan offset (penyeimbangan);
- kawasan yang direstorasi melalui tindakan restorasi di lokasi atau
tindakan offset.

Pengungkapan 304-4 Spesies Daftar Merah IUCN dan spesies daftar konservasi 11.4.5
nasional dengan habitat di wilayah yang terkena efek operasi

Rujukan dan sumber


GRI 304: Keanekaragaman hayati 2016 mencantumkan instrumen antarpemerintah resmi dan rujukan tambahan
yang berkaitan dengan pelaporan tentang topik ini.

Instrumen resmi tambahan dan rujukan yang digunakan dalam mengembangkan topik ini, serta sumber daya yang
mungkin bermanfaat untuk pelaporan tentang keanekeragaman hayati oleh sektor minyak dan gas dicantumkan
dalam Daftar Pustaka.
25 GRI 11: Sektor Minyak dan Gas 2021

Topik 11.5 Limbah


Limbah adalah segala sesuatu yang dibuang, ingin dibuang, atau harus dibuang oleh pemiliknya. Ketika dikelola
dengan tidak baik, limbah dapat memiliki dampak negatif terhadap lingkungan dan kesehatan manusia, yang
dapat meluas di luar lokasi tempat limbah dihasilkan atau dibuang. Topik ini membahas dampak dari limbah,
termasuk sebagai akibat dari aktivitas konstruksi dan rehabilitasi.

Aktivitas minyak dan gas biasanya menghasilkan limbah dalam jumlah besar, termasuk limbah berbahaya. Aliran
limbah terbesar berasal dari ekstraksi atau pengolahan minyak dan gas dan dapat terdiri dari lumpur dan serpihan
pengeboran, kerak, dan endapan, yang selanjutnya, dapat mengandung zat aditif bahan kimia, hidrokarbon, logam,
bahan radioaktif alami (NORM), dan garam. Aliran limbah ini dapat mengontaminasi air permukaan, air tanah,air laut
dengan bahan kimia atau logam berat, serta memberikan dampak negatif pada spesies tanaman dan hewan serta
kesehatan manusia. Dampak dapat tergantung pada pendekatan organisasi terhadap manajemen limbah, regulasi,
dan tergantung pada ketersediaan fasilitas pemulihan dan pembuangan di sekitar aktivitas tersebut.

Aliran limbah yang tidak dapat dikurangi, atau dialihkan dari pembuangan, biasanya disimpan, ditangani, atau
dibuang melalui berbagai metode. Ketika terbuang dalam sumur injeksi di bawah tanah, limbah pengeboran dapat
memicu seismisitas atau menyebabkan kontaminasi air tanah. Di beberapa operasi lepas pantai, cairan
pengeboran mungkin juga dibuang ke dalam aliran air atau lautan, tergantung pada regulasi dan ketersediaan
saluran alternatif. Jika limbah dibuang di darat atau jika zat berbahaya dari fasilitas penyimpanan limbah meleleh ke
dalam tanah, dampak lain dapat mencakup kontaminasi tanah, kehilangan produktivitas tanah, dan erosi. Di daerah
terpencil dengan metode pemulihan dan pembuangan yang terbatas, dampak limbah dapat menjadi lebih parah
atau lebih sulit dipantau.

Di penambangan pasir minyak, aliran limbah terbesar adalah endapan (tailing), suatu aliran limbah berbahaya yang
dihasilkan selama proses pemisahan minyak dari pasir (lihat topik 11.8 Keandalan aset dan manajemen krisis).
Beberapa kolam endapan (tailing) telah ditemukan melepaskan bahan kimia, yang menyebabkan risiko kesehatan
untuk komunitas lokal dan satwa liar.

Ketika operasi berakhir, aktivitas penutupan dan rehabilitasi biasanya melibatkan pembuangan akhir bahan kimia
berbahaya dan pengelolaan material dalam jumlah besar dari struktur atau peralatan yang tidak digunakan (lihat
topik 11.7 Penutupan dan rehabilitasi). Limbah umum lainnya dari aktivitas minyak dan gas meliputi minyak limbah,
limbah konstruksi, serta limbah rumah tangga dan perkantoran.

Kotak 3. Penggunaan material

Jenis dan jumlah material yang digunakan oleh suatu organisasi di sektor minyak dan gas dapat
mengindikasikan ketergantungannya pada sumber daya alam dan dampak mereka terhadap
ketersediaannya. Dampak lingkungan terkait tergantung pada pendekatan organisasi terhadap pengadaan,
penggunaan, dan pembuangan material ini.

Aktivitas ekstraksi, pengembangan, produksi, dan pengolahan minyak dan gas mewakili bagian besar
penggunaan material dalam sektor ini. Beton, semen, baja, dan logam lain diperlukan untuk membangun
anjungan lepas pantai dan fasilitas di darat, serta untuk peralatan dan infrastruktur yang diperlukan untuk
mengekstrak, mengolah, dan memindahkan minyak dan gas (misalnya, katup, tabung, dan jalur pipa). Bahan
kimia dalam volume besar digunakan selama pengeboran dan penyelesaian sumur.

Sektor minyak dan gas memiliki peluang untuk menggunakan material secara efisien. Hal ini meliputi
penggunaan daya belinya yang besar untuk memberikan tuntutan akan material yang diproduksi dengan
lebih bertanggung jawab atau menerapkan tindakan sirkularitas yang bertujuan untuk menggunakan kembali
atau mendaur ulang material dari struktur yang sudah tidak digunakan, seperti baja dan beton.

Penggunaan material ini dibahas dalam GRI 301: Material 2016.


26 GRI 11: Sektor Minyak dan Gas 2021

Pelaporan tentang limbah


Jika organisasi telah menentukan limbah merupakan topik material, sub-bagian ini mencantumkan pengungkapan
yang dianggap relevan untuk pelaporan tentang topik oleh sektor minyak dan gas.

STANDAR PENGUNGKAPAN NO.


RUJUKAN
STANDAR
SEKTOR

Manajemen topik
GRI 3: Topik Pengungkapan 3-3 Manajemen topik material 11.5.1
Material 2021

Pengungkapan Standar Topik


GRI 306: Limbah Pengungkapan 306-1 Timbulan limbah dan dampak signifikan terkait limbah 11.5.2
2020
Pengungkapan 306-2 Manajemen dampak yang signifikan terkait limbah 11.5.3

Pengungkapan 306-3 Timbulan limbah 11.5.4

Rekomendasi sektor tambahan


• Ketika melaporkan komposisi limbah yang dihasilkan, sertakan rincian aliran
limbah berikut, jika ada:
- Limbah pengeboran (lumpur dan serpihan)
- Kerak dan endapan
- Endapan (tailing)

Pengungkapan 306-4 Limbah yang dialihkan dari pembuangan akhir 11.5.5

Rekomendasi sektor tambahan


• Ketika melaporkan komposisi limbah yang dialihkan dari pembuangan akhir,
sertakan rincian aliran limbah berikut, jika ada:
- Limbah pengeboran (lumpur dan serpihan)
- Kerak dan endapan
- Endapan (tailing)

Pengungkapan 306-5 Limbah yang dikirimkan ke pembuangan akhir 11.5.6

Rekomendasi sektor tambahan


• Ketika melaporkan komposisi limbah yang dikirim ke pembuangan akhir,
sertakan rincian aliran limbah berikut, jika ada:
- Limbah pengeboran (lumpur dan serpihan)
- Kerak dan endapan
- Endapan (tailing)

Rujukan dan sumber


GRI 306: Limbah 2020 mencantumkan instrumen antarpemerintah resmi dan rujukan tambahan yang berkaitan
dengan pelaporan tentang topik ini.

Instrumen resmi tambahan dan rujukan yang digunakan dalam mengembangkan topik ini, serta sumber daya yang
mungkin bermanfaat untuk pelaporan tentang limbah oleh sektor minyak dan gas dicantumkan dalam Daftar
Pustaka.
27 GRI 11: Sektor Minyak dan Gas 2021

Topik 11.6 Air dan efluen


Diakui sebagai hak asasi manusia, akses ke air bersih penting untuk kehidupan dan kesejahteraan manusia.
Jumlah air yang diambil dan yang dikonsumsi oleh sebuah organisasi dan kualitas buangannya dapat memiliki
dampak terhadap ekosistem dan masyarakat. Topik ini membahas dampak-dampak terkait pengambilan dan
konsumsi air serta kualitas air yang dibuang.

Aktivitas minyak dan gas dapat mengurangi ketersediaan air untuk komunitas lokal dan sektor lain yang juga
mengandalkan sumber daya ini. Aktivitas tersebut juga dapat memiliki dampak terhadap kualitas air permukaan, air
tanah dan air laut, yang dapat berubah menjadi dampak jangka panjang terhadap ekosistem dan keanekaragaman
hayati (topik 11.4), menyebabkan masalah kesehatan dan pertumbuhan bagi manusia, serta merusak ketahanan
pangan.

Ekstraksi dan pengolahan merupakan aktivitas sektor minyak dan gas yang menggunakan air dalam volume
terbesar. Jumlah air yang diperlukan untuk aktivitas ini berbeda-beda berdasarkan metode ekstraksi minyak dan gas,
geologi setempat, dan tingkat pengolahan yang diperlukan. Beberapa metode ekstraksi atau pengolahan, termasuk
perekahan hidraulik dan penambangan pasir minyak banyak menghabiskan air. Jumlah air yang diambil untuk
aktivitas tertentu juga bervariasi berdasarkan pada kemampuan organisasi untuk menggantikan penggunaan air
segar, kualitas air yang diperlukan, infrastruktur daur ulang dan karakteristik sumber daya air setempat.

Organisasi minyak dan gas mungkin juga perlu mengelola air terproduksi atau air limbah pengolahan dalam jumlah
besar, yang biasanya mengandung hidrokarbon, bahan kimia, dan zat berbahaya lainnya. Untuk meminimalkan
dampak air, air terproduksi dan air limbah pengolahan dapat diinjeksi kembali untuk stimulasi sumur atau
digunakan kembali dalam pengolahan lain. Jika tidak, limbah tersebut mungkin dibuang ke air permukaan, air tanah,
air laut, atau pihak ketiga; disebarkan di atas tanah; atau disimpan dalam kolam penguapan. Ketika dibuang,
dampak terhadap air bervariasi berdasarkan sensitivitas badan air yang menerima dan kualitas air yang dibuang.

Kontaminasi juga dapat berasal dari cairan injeksi atau pengeboran ke dalam sumur dan mengalami arus balik dari
perekahan hidraulik. Ini dapat menyebabkan kontaminan di bawah tanah meresap dan mencemari sumber daya air
tanah. Penanganan yang tidak memadai pada air buangan, tumpahan minyak dari kecelakaan transportasi, jalur
pipa yang pecah atau rembesan, atau kegagalan bendungan endapan (tailing) minyak dan pasir juga memiliki
dampak serupa terhadap kualitas air (lihat topik 11.8 Keandalan aset dan manajemen krisis).

Dampak sektor minyak dan gas terhadap air selanjutnya tergantung pada kuantitas sumber daya air setempat, di
mana air mengalami kelangkaan, sektor ini memiliki dampak lebih besar. Sebagian besar sumber daya minyak dan
gas di dunia ditemukan di daerah yang gersang atau mengalami kelangkaan air. Di daerah tersebut, aktivitas sektor
ini kemungkinan meningkatkan persaingan untuk mendapatkan air yang dibutuhkan untuk penggunaan lainnya –
seperti untuk penggunaan rumah tangga dan pemancingan, budi daya perairan, atau aktivitas pertanian. Hal ini
mungkin memperparah ketegangan antara, serta di dalam, sektor atau komunitas lokal. Kekeringan, banjir, dan
peristiwa cuaca ekstrem lainnya menyangkut perubahan iklim kemungkinan akan menghadirkan tantangan lebih
banyak terkait ketersediaan dan kualitas air di masa depan.
28 GRI 11: Sektor Minyak dan Gas 2021

Pelaporan tentang air dan efluen


Jika organisasi telah menentukan efluen merupakan topik material, sub-bagian ini mencantumkan pengungkapan
yang dianggap relevan untuk pelaporan tentang topik oleh sektor minyak dan gas.

STANDAR PENGUNGKAPAN NO.


RUJUKAN
STANDAR
SEKTOR

Manajemen topik
GRI 3: Topik Pengungkapan 3-3 Manajemen topik material 11.6.1
Material 2021

Pengungkapan Standar Topik


GRI 303: Air dan Pengungkapan 303-1 Interaksi dengan air sebagai sumber daya bersama 11.6.2
Efluen 2018
Pengungkapan 303-2 Manajemen dampak yang berkaitan dengan pembuangan 11.6.3
air

Pengungkapan 303-3 Pengambilan air 11.6.4

Pengungkapan 303-4 Pembuangan air 11.6.5

Rekomendasi sektor tambahan


• Melaporkan volume air terproduksi dan air limbah pengolahan yang dibuang
dalam megaliter.
• Melaporkan konsentrasi (mg/L) hidrokarbon yang dibuang dalam air
terproduksi dan air limbah pengolahan.

Pengungkapan 303-5 Konsumsi air 11.6.6

Rujukan dan sumber


GRI 303: Air dan Efluen 2018 mencantumkan instrumen antarpemerintah resmi dan rujukan tambahan yang
berkaitan dengan pelaporan tentang topik ini.

Instrumen resmi tambahan dan rujukan yang digunakan dalam mengembangkan topik ini, serta sumber daya yang
mungkin bermanfaat untuk pelaporan tentang air dan efluen oleh sektor minyak dan gas dicantumkan dalam Daftar
Pustaka.
29 GRI 11: Sektor Minyak dan Gas 2021

Topik 11.7 Penutupan dan rehabilitasi


Pada akhir penggunaan komersial, organisasi diharapkan untuk menutup aset dan fasilitas serta merehabilitasi
lokasi operasional. Dampak dapat terjadi selama dan setelah penutupan. Topik ini membahas pendekatan
organisasi terhadap penutupan dan rehabilitasi, termasuk bagaimana organisasi mempertimbangkan dampak
terhadap lingkungan, komunitas lokal, dan pekerja.

Fasilitas minyak dan gas dapat terus menghasilkan dampak lingkungan setelah penutupan, termasuk kontaminasi
tanah dan air, perubahan bentang alam, serta gangguan keanekaragaman hayati dan satwa liar. Penutupan juga
dapat menyebabkan dampak berkepanjangan terhadap komunitas lokal. Kegagalan menutup fasilitas dan
merehabilitasi lokasi secara efektif dapat membuat tanah tidak dapat digunakan untuk tujuan produktif lain dan dapat
menyebabkan bahaya kesehatan dan keselamatan karena kontaminasi atau adanya material berbahaya.

Penutupan dan rehabilitasi lapangan minyak dan gas dapat mencakup pembersihan dan pembuangan akhir zat dan
bahan kimia berbahaya; menutup atau menyumbat sumur yang ditinggalkan; membongkar struktur dan
menggunakan kembali, daur ulang atau membuang material. Proses ini juga mencakup pengelolaan limbah,;
masalah kualitas air permukaan dan air tanah yang berasal dari tumpahan dan kebocoran; serta restorasi lahan ke
suatu kondisi atau nilai ekonomi yang setara dengan kondisi sebelum pengembangan. Menutup lokasi
penambangan pasir minyak juga melibatkan pengelolaan kolam endapan/tailing (lihat juga topik 11.8 Keandalan
aset dan manajemen krisis).

Beberapa konvensi internasional (lihat rujukan [168], [169] dan [170] di Daftar Pustaka) mewajibkan pembongkaran
(decommissioning) dan pembersihan semua struktur lepas pantai di akhir masa pakai lapangan migas. Sekalipun
demikian, persyaratan ini mungkin tergantung pada berbagai penafsiran di beberapa negara, di mana regulasi
nasional atau konvensi regional dapat lebih diutamakan dibandingkan konvensi internasional. Sebagai akibatnya,
organisasi dalam sektor minyak dan gas mungkin kekurangan aturan yang jelas dalam mengajukan rencana
pembongkaran kepada pemerintah lokal dan dalam mengambil tindakan setelah struktur lepas pantai sudah tidak
digunakan.

Pembongkaran dan pencopotan struktur lepas pantai dapat menelan biaya mahal dan kompleks karena ukuran,
berat, dan lokasinya. Mungkin ada pertimbangan kompleksitas dan lingkungan ketika, misalnya, struktur yang akan
dibersihkan menjadi bagian dari habitat dan komunitas bentos.8 Dalam beberapa kasus, pembongkaran
(decommissioning) dapat terjadi di tempat asal dan struktur mungkin dibiarkan di tempatnya. Ketika ini terjadi,
dampak dapat meliputi polusi kelautan dari korosi, perubahan ekosistem, kerusakan pada perlengkapan
penangkapan ikan, dan bahaya navigasi pada pelayaran.

Fase penutupan dan rehabilitasi mungkin menawarkan peluang pekerjaan tambahan bagi komunitas lokal. Akan
tetapi, setelah fase ini selesai, pekerja mungkin diberhentikan dan komunitas lokal dapat menghadapi penurunan
ekonomi dan gangguan sosial jika mereka sudah tergantung pada aktivitas sektor minyak dan gas untuk pekerjaan
serta pendapatan, pajak, dan pembayaran lain kepada pemerintah, pengembangan masyarakat, dan tunjangan
lainnya.

Untuk mengantisipasi potensi dampaknya, perencanaan untuk penutupan sering memerlukan perencanaan dalam
fase awal proyek. Dampak dari penutupan dapat menjadi lebih parah jika tidak ada pemberitahuan yang memadai
atau kurangnya perencanaan yang tepat untuk revitalisasi ekonomi, perlindungan sosial, dan transisi pekerja. Tanpa
adanya pihak bertanggung jawab yang ditugaskan dengan jelas atau dana yang dialokasikan, fasilitas minyak dan
gas yang ditutup dapat meninggalkan warisan masalah lingkungan dan beban keuangan untuk masyarakat dan
pemerintah. Perlunya mengurangi emisi gas rumah kaca dan transisi menuju ekonomi rendah karbon (lihat topik
11.2 Adaptasi, ketahanan, dan transisi iklim) diharapkan menghasilkan penutupan yang lebih sering. Hal ini
kemungkinan kecil diimbangi dengan pembukaan, seperti yang telah terjadi di masa lalu. Kolaborasi antara
pemerintah lokal dan nasional dan organisasi, serta dengan pekerja dan serikat, diperlukan untuk memitigasi
dampak signifikan dan memastikan transisi yang tepat.

Solusi teknologi yang akan memungkinkan penggunaan kembali atau perpanjangan masa pakai aset setelah
produksi dihentikan (misalnya, menggunakan jalur pipa untuk penyimpanan CO2 atau transportasi bahan bakar
rendah karbon) sedang diuji, tetapi belum terbukti efektif dan layak secara ekonomi.

8 Bentos didefinisikan oleh Merriam-Webster sebagai ”dari, terkait dengan, atau terjadi pada bagian bawah badan air, atau, dari, terkait dengan, atau
terjadi di kedalaman samudera” [171].
30 GRI 11: Sektor Minyak dan Gas 2021

Pelaporan tentang penutupan dan rehabilitasi


Jika organisasi telah menentukan penutupan dan rehabilitasi merupakan topik material, sub-bagian ini
mencantumkan pengungkapan yang dianggap relevan untuk pelaporan tentang topik oleh sektor minyak dan gas.

STANDAR PENGUNGKAPAN NO.


RUJUKAN
STANDAR
SEKTOR

Manajemen topik
GRI 3: Topik Pengungkapan 3-3 Manajemen topik material 11.7.1
Material 2021

Pengungkapan Standar Topik


GRI 402: Pengungkapan 402-1 Periode pemberitahuan minimum terkait perubahan 11.7.2
Hubungan operasional
Tenaga
Kerja/Manajemen Rekomendasi sektor tambahan
2016 • Menjelaskan pendekatan untuk melibatkan pekerja sebelum ada perubahan
operasional yang signifikan.

GRI 404: Pengungkapan 404-2 Program untuk meningkatkan keterampilan karyawan dan 11.7.3
Pelatihan dan program bantuan peralihan
Pendidikan 2016

Pengungkapan sektor tambahan


Mencantumkan lokasi operasional yang: 11.7.4
• Memiliki rencana penutupan dan rehabilitasi;
• telah ditutup;
• sedang dalam proses ditutup.

Mencatat anjungan yang dibongkar yang dibiarkan di tempat dan menjelaskan alasan meninggalkan 11.7.5
anjungan tersebut di tempat.

Melaporkan nilai moneter total dari pengadaan keuangan untuk penutupan dan rehabilitasi yang 11.7.6
dilakukan oleh organisasi, termasuk pemantauan pascapenutupan dan tindak pemulihan untuk
lokasi operasional.

Rujukan dan sumber


GRI 402: Hubungan Tenaga Kerja/Manajemen 2016 dan GRI 404: Pelatihan dan Pendidikan 2016 berisi instrumen
kebijakan antarpemerintah resmi dan rujukan tambahan yang berkaitan dengan pelaporan tentang topik ini.

Instrumen resmi tambahan dan rujukan yang digunakan dalam mengembangkan topik ini, serta sumber daya yang
mungkin bermanfaat untuk pelaporan tentang penutupan dan rehabilitasi oleh sektor minyak dan gas dicantumkan
dalam Daftar Pustaka.
31 GRI 11: Sektor Minyak dan Gas 2021

Topik 11.8 Keandalan aset dan manajemen krisis


Keandalan aset dan manajemen krisis berhubungan dengan pencegahan dan pengendalian insiden yang dapat
menyebabkan kematian, cedera atau penyakit, dampak lingkungan, serta kerusakan pada komunitas lokal dan
infrastruktur. Topik ini membahas dampak dari insiden tersebut serta pendekatan organisasi dalam
mengelolanya.

Insiden kritis dalam sektor minyak dan gas dapat menimbulkan bencana besar bagi pekerja, komunitas lokal (lihat
topik 11.9 Kesehatan dan keselamatan kerja serta topik 11.15 Komunitas lokal), lingkungan, dan mengakibatkan
kerusakan pada aset organisasi. Selain kematian dan cedera, insiden tersebut dapat menyebabkan kontaminasi
udara, tanah, dan air. Dampak ini memiliki potensi untuk mengganggu aktivitas ekonomi lain yang bergantung pada
sumber daya alam ini, seperti penangkapan ikan dan pertanian, yang memengaruhi mata pencaharian, serta
mengganggu keselamatan dan keamanan pangan. Dampak tersebut juga menyebabkan degradasi ekosistem dan
habitat serta kematian hewan.

Insiden kritis yang terkait dengan sektor minyak dan gas meliputi hilangnya kendali atau penangkalan hidrokarbon,
ledakan sumur, ledakan, kebakaran, gangguan dan penutupan pabrik yang tidak terencana, serta kegagalan
bendungan endapan (tailing) dari operasi terkait pasir minyak. Kebocoran dan tumpahan minyak dan gas, misalnya
karena kegagalan peralatan yang tidak terdeteksi atau yang terjadi selama distribusi minyak dan gas melalui laut,
darat, atau transportasi rel atau jalur pipa, dapat mencemari tanah dan air serta membahayakan spesies (lihat juga
topik 11.6 Air dan efluen dan topik 11.4 Keanekaragaman hayati). Peristiwa atau insiden yang melibatkan metana
dan emisi gas rumah kaca lainnya juga berkontribusi pada perubahan iklim (lihat topik 11.1 Emisi gas rumah kaca).

Organisasi di sektor minyak dan gas dapat mencegah insiden kritis dengan sistem manajemen keselamatan
proses yang efektif. Keselamatan proses mengacu pada penerapan sistematis pada desain, konstruksi, dan prinsip
operasi yang baik untuk memastikan penangkalan material berbahaya yang aman; keselamatan proses juga
menangani sumber atau faktor yang menyebabkan potensi insiden Sistem manajemen keselamatan proses juga
membatasi dampak yang berkaitan dengan insiden kritis mengenai peristiwa cuaca ekstrem, yang frekuensi dan
intensitasnya kemungkinan meningkat karena efek perubahan iklim.

Kotak 4. Endapan pasir minyak

Penambangan pasir minyak biasanya menggunakan air dalam jumlah besar untuk memisahkan aspal dari
pasir. Hal ini menghasilkan endapan (tailing), yang mengandung limbah berbahaya dalam jumlah besar,
termasuk hidrokarbon dan logam berat. Rata-rata, 1,5 barel endapan disimpan untuk setiap barel aspal yang
dihasilkan.

Fasilitas endapan (tailing) untuk penambangan pasir minyak menghadirkan risiko integritas aset yang cukup
besar. Teknologi yang ada untuk menangani endapan pasir minyak saat ini gagal untuk mengelola limbah ini
secara efektif. Sebagai akibatnya, endapan terus menumpuk dalam kolam, yang menutupi area lahan yang
terus meluas. Desain atau manajemen kolam endapan (tailing) yang buruk dapat menyebabkan kebocoran
atau kegagalan bendungan, yang mencemari air permukaan, air tanah di sekitarnya, atau menyebabkan
insiden kritis yang mungkin memiliki dampak parah terhadap lingkungan dan komunitas lokal.
32 GRI 11: Sektor Minyak dan Gas 2021

Pelaporan tentang keandalan aset dan manajemen krisis


Jika organisasi telah menentukan keandalan aset dan manajemen krisis merupakan topik material, sub-bagian ini
mencantumkan pengungkapan yang dianggap relevan untuk pelaporan tentang topik oleh sektor minyak dan gas.

STANDAR PENGUNGKAPAN NO.


RUJUKAN
STANDAR
SEKTOR

Manajemen topik
GRI 3: Topik Pengungkapan 3-3 Manajemen topik material 11.8.1
Material 2021

Pengungkapan Standar Topik


GRI 306: Efluen Pengungkapan 306-3 Tumpahan yang signifikan9 11.8.2
dan Limbah 2016
Rekomendasi sektor tambahan
• Untuk setiap tumpahan yang signifikan, laporkan sebab tumpahan dan
volume tumpahan yang dipulihkan.

Pengungkapan sektor tambahan


Laporkan jumlah total peristiwa keselamatan pengolahan Tingkat 1 dan Tingkat 2, serta rincian total 11.8.3
ini berdasarkan aktivitas bisnis (misalnya, eksplorasi, pengembangan, produksi, penutupan dan
rehabilitasi, pengilangan, pengolahan, transportasi, penyimpanan).10

Pengungkapan sektor tambahan berikut adalah untuk organisasi dengan operasi penambangan 11.8.4
pasir minyak.
• Mencantumkan fasilitas endapan (tailing) organisasi.
• Untuk setiap fasilitas endapan (tailing):
- jelaskan fasilitas endapan;
- laporkan apakah fasilitas masih aktif, tidak aktif, atau ditutup;
- laporkan tanggal dan penemuan utama penilaian risiko yang terbaru.
• Menjelaskan tindakan yang diambil untuk:
- mengelola dampak dari fasilitas endapan (tailing), termasuk selama penutupan dan
pascapenutupan;
- mencegah kegagalan katastropik fasilitas endapan.11

Rujukan dan sumber


GRI 306: Efluen dan Limbah 2016 mencantumkan instrumen antarpemerintah resmi dan sumber daya tambahan
yang berkaitan dengan pelaporan tentang topik ini.

Instrumen resmi tambahan dan rujukan yang digunakan dalam mengembangkan topik ini, serta sumber daya yang
mungkin bermanfaat untuk pelaporan tentang keandalan aset dan manajemen krisis oleh sektor minyak dan gas
dicantumkan dalam Daftar Pustaka.

9 Konten terkait efluen dari Standar GRI GRI 306: Efluen dan Limbah 2016 telah digantikan dengan Standar GRI GRI 303: Air dan Efluen 2018, dan konten
terkait limbah telah digantikan dengan GRI 306: Limbah 2020. Konten terkait tumpahan dalam GRI 306: Efluen dan Limbah 2016 masih tetap berlaku.
10 Definisi untuk peristiwa keselamatan pengolahan Tingkat 1 dan Tingkat 2 dapat ditemukan di API Recommended Practice 754, Process Safety
Performance Indicators for the Refining and Petrochemical Industries [179]. API RP 754 berfokus pada operasi pengilangan dan petrokimia tetapi dapat
diterapkan secara lebih luas.
11 Definisi fasilitas endapan dan kegagalan yang tidak dapat diperbaiki dapat ditemukan di Global Industry Standard on Tailings Management (GISTM)
[186].
33 GRI 11: Sektor Minyak dan Gas 2021

Topik 11.9 Kesehatan dan keselamatan kerja


Kondisi kerja yang sehat dan aman diakui sebagai hak asasi manusia. Kesehatan dan keselamatan kerja
melibatkan pencegahan bahaya fisik dan mental bagi pekerja dan mendukung kesehatan pekerja. Topik ini
membahas dampak terkait kesehatan dan keselamatan kerja.

Banyak bahaya terkait pekerjaan berkaitan dengan aktivitas yang dilakukan dalam sektor minyak dan gas, seperti
bekerja dengan mesin berat dan paparan terhadap atau penanganan bahan peledak, mudah terbakar, beracun, atau
berbahaya. Meskipun usaha untuk menyingkirkan bahaya terkait pekerjaan dan meningkatkan kesehatan dan
kesejahteraan pekerja, cedera dan penyakit terkait pekerjaan, termasuk kematian, masih tetap ada di sektor ini.

Bahaya yang berkaitan dengan aktivitas sektor minyak dan gas memiliki potensi untuk menyebabkan cedera terkait
pekerjaan dengan konsekuensi tinggi. Transportasi insiden, yang dapat terjadi ketika pekerja dan perlengkapan
dipindahkan ke dan dari sumur, rig lepas pantai dan fasilitas lain, merupakan sumber kematian dan cedera yang
paling umum terjadi di sektor ini. Bahaya besar lain meliputi kebakaran dan ledakan, yang dapat berasal dari gas
atau cairan mudah terbakar selama produksi dan transportasi minyak dan gas, serta bahaya listrik yang berkaitan
dengan sistem tegangan tinggi yang digunakan dalam fasilitas atau perlengkapan eksplorasi dan produksi.
Runtuhnya struktur, kesalahan penanganan mesin berat, atau malfungsi instalasi listrik, hidrolik, atau mekanik dapat
mengakibatkan insiden yang dikategorikan sebagai ‘tersengat’, ‘terjebak’, atau ‘terperangkap’. Pekerja juga dapat
berisiko cedera karena terpeleset, tersandung, dan jatuh ketika mengakses platform dan peralatan yang tinggi.

Bahaya yang berkaitan dengan sektor minyak dan gas yang berpotensi menyebabkan penyakit dapat berasal dari
sebab biologis, kimiawi, ergonomis, atau fisik. Bahaya bahan kimia yang umum dilaporkan meliputi silika kristal
terhirup, yang dilepaskan selama misalnya perekahan hidraulik, dan dapat menyebabkan silikosis dan kanker paru-
paru. Hidrogen sulfida yang dilepaskan dari sumur minyak dan gas serta gas dan uap hidrokarbon yang berbahaya
merupakan bahaya yang sering dilaporkan. Aktivitas sektor ini juga melibatkan bekerja di ruang terkurung, yang
mungkin mengandung konsentrasi gas yang tinggi, seperti karbon monoksida, metana, dan nitrogen, yang dapat
menyebabkan keracunan atau sesak napas. Bahaya fisik dan ergonomis di sektor ini mencakup suhu ekstrem,
tingkat radiasi yang berbahaya, dan tingkat kebisingan dan getaran mesin yang berbahaya, yang dapat menyebabkan
gangguan atau kehilangan pendengaran atau gangguan muskuloskeletal. Bahaya biologis yang lazim ada di sektor
ini meliputi penyakit menular yang ada di komunitas lokal atau penyakit karena kebersihan buruk dan kualitas
makanan atau air yang buruk.

Bahaya yang berkaitan dengan praktik ketenagakerjaan (topik 11.10) di sektor minyak dan gas dapat meningkatkan
risiko kelelahan, tekanan, atau stress dan memengaruhi kesehatan fisik, psikologis, dan sosial. Praktik ini meliputi
pengaturan kerja antar jemput (FIFO), bekerja dan tinggal di berbagai lokasi, rotasi pekerjaan, giliran kerja yang
lama, waktu perjalanan lama, hidup di tempat kerja, istirahat terganggu, jam kerja tidak pasti, dan kerja terpencil.
Pekerja mungkin juga mengalami reaksi psikologis, seperti gangguan stres pascatrauma setelah terjadi insiden
besar. Selain itu, tempat kerja yang mengalami ketidakseimbangan gender dapat berkontribusi pada peningkatan
stres, diskriminasi, atau pelecehan seksual (lihat juga topik 11.11 Non-diskriminasi dan peluang setara).

Sektor minyak dan gas menggunakan banyak pemasok, sebagian di antaranya mungkin melakukan aktivitas yang
dianggap termasuk paling berbahaya. Sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja mungkin tidak
membahas pekerja dari pemasok seperti pembahasan karyawan. Pekerja dari pemasok yang bertugas di lokasi
organisasi di sektor ini mungkin kurang mengenal tempat kerja dan praktik kesehatan dan keselamatan organisasi
atau kurang berkomitmen pada praktik tersebut. Pekerja lain di rantai pasokan organisasi mungkin mengalami
standar kesehatan dan keselamatan kerja yang lebih rendah.
34 GRI 11: Sektor Minyak dan Gas 2021

Pelaporan tentang kesehatan dan keselamatan kerja


Jika organisasi telah menentukan kesehatan dan keselamatan kerja merupakan topik material, sub-bagian ini
mencantumkan pengungkapan yang dianggap relevan untuk pelaporan tentang topik oleh sektor minyak dan gas.

STANDAR PENGUNGKAPAN NO.


RUJUKAN
STANDAR
SEKTOR

Manajemen topik
GRI 3: Topik Pengungkapan 3-3 Manajemen topik material 11.9.1
Material 2021

Pengungkapan Standar Topik


GRI 403: Pengungkapan 403-1 Sistem manajemen kesehatan dan keselamatan kerja 11.9.2
Kesehatan dan
Keselamatan Pengungkapan 403-2 Identifikasi bahaya, penilaian risiko, dan investigasi insiden 11.9.3
Kerja 2018 Pengungkapan 403-3 Layanan kesehatan kerja 11.9.4

Pengungkapan 403-4 Partisipasi, konsultasi, dan komunikasi pekerja tentang 11.9.5


kesehatan dan keselamatan kerja

Pengungkapan 403-5 Pelatihan bagi pekerja mengenai kesehatan dan 11.9.6


keselamatan kerja

Pengungkapan 403-6 Peningkatan kualitas kesehatan pekerja 11.9.7

Pengungkapan 403-7 Pencegahan dan mitigasi dampak dari kesehatan dan 11.9.8
keselamatan kerja yang secara langsung terkait hubungan bisnis

Pengungkapan 403-8 Pekerja yang tercakup dalam sistem manajemen 11.9.9


kesehatan dan keselamatan kerja

Pengungkapan 403-9 Kecelakaan kerja 11.9.10

Pengungkapan 403-10 Penyakit akibat kerja 11.9.11

Rujukan dan sumber


GRI 403: Kesehatan dan Keselamatan Kerja 2018 mencantumkan instrumen antarpemerintah resmi dan rujukan
tambahan yang berkaitan dengan pelaporan tentang topik ini.

Instrumen resmi tambahan dan rujukan yang digunakan dalam mengembangkan topik ini, serta sumber daya yang
mungkin bermanfaat untuk pelaporan tentang kesehatan dan keselamatan kerja oleh sektor minyak dan gas
dicantumkan dalam Daftar Pustaka.
35 GRI 11: Sektor Minyak dan Gas 2021

Pengungkapan 11.10 Praktik ketenagakerjaan


Praktik ketenagakerjaan merupakan pendekatan organisasi terhadap penciptaan lapangan kerja, masa kerja,
dan kondisi kerja bagi para pekerja. Topik ini juga mencakup ketenagakerjaan dan kondisi kerja dalam rantai
pasokan organisasi.

Sektor minyak dan gas menghasilkan peluang kerja di seluruh rantai nilainya. Hal ini dapat memberikan dampak
sosioekonomi yang positif terhadap masyarakat, negara, dan daerah. Meskipun sektor ini biasanya menawarkan
peluang dengan gaji menggiurkan bagi pekerja terampil, praktik ketenagakerjaan di sektor ini juga berkaitan dengan
dampak negatif. Contohnya meliputi dampak yang berkaitan dengan perbedaan kondisi kerja bagi pekerja kontrak,
konsultasi manajemen pekerja yang tidak efektif, dan ketidakpastian pekerjaan.

Banyak pekerjaan di sektor minyak dan gas memiliki pola giliran kerja yang kompleks, yang melibatkan giliran kerja
yang lama dan giliran kerja malam, untuk memastikan keberlangsungan operasi sepanjang waktu. Hal ini dapat
menyebabkan tingkat kelelahan yang tinggi dan meningkatkan risiko terhadap kesehatan dan keselamatan (lihat
topik 11.9 Kesehatan dan keselamatan kerja) jika organisasi tidak memberikan waktu istirahat yang mencukupi.
Organisasi di sektor minyak dan gas mungkin juga menggunakan pengaturan kerja antar jemput (FIFO), di mana
pekerja diterbangkan ke lokasi operasional untuk beberapa minggu pada suatu waktu dan sering diperlukan untuk
bekerja dalam giliran kerja lebih lama. Pekerja di kapal laut mungkin juga berisiko berada di lautan dalam jangka
waktu yang lebih lama. Jadwal dan giliran kerja yang tidak teratur, waktu yang dihabiskan jauh dari keluarga, dan
kemungkinan fasilitas komunikasi terbatas dapat semakin memengaruhi kesehatan fisik, psikologis, dan/atau
sosial pekerja.

Berbagai aktivitas di sektor minyak dan gas dialihdayakan ke pemasok. Hal ini lazim terjadi selama periode sibuk,
seperti pekerjaan kontruksi atau pemeliharaan, atau untuk aktivitas tertentu, seperti katering, pengeboran,
keamanan, dan transportasi. Kegiatan pengailihdayaan dan penggunaan pekerja yang dipekerjakan oleh pemasok
dapat memungkinkan organisasi di sektor minyak dan gas mengurangi biaya pekerja dan menghindari perjanjian
kolektif yang diterapkan untuk karyawan (lihat juga topik 11.13 Kebebasan berserikat dan perundingan kolektif).

Dibandingkan dengan karyawan, pekerja yang dipekerjakan oleh pemasok biasanya memiliki syarat pekerjaan yang
kurang menguntungkan, remunerasi lebih rendah, pelatihan lebih sedikit, tingkat kecelakaan lebih tinggi, dan
kepastian kerja lebih rendah. Seringkali mereka kekurangan perlindungan sosial dan akses ke mekanisme
pengaduan. Pekerja di luar tingkat pertama hubungan bisnis dalam rantai pasokan organisasi mungkin mengalami
standar kondisi kerja yang rendah, sehingga membuat organisasi di sektor minyak dan gas terkena pelanggaran
hak asasi manusia melalui hubungan bisnis mereka (lihat juga topik 11.12 Kerja paksa dan perbudakan modern).

Ketentuan ketenagakerjaan dapat bervariasi antara pekerja lokal, pekerja migran, dan pekerja kontrak. Remunerasi
untuk kelompok pekerja ini mungkin tidak sama, sedangkan tunjangan, seperti bonus, tunjangan tempat tinggal, dan
paket asuransi pribadi, mungkin hanya ditawarkan ke beberapa pekerja migran. Kurangnya keterampilan terkait,
pengetahuan, atau program pelatihan yang dapat diakses juga dapat membatasi komunitas lokal dalam mengakses
peluang pekerjaan yang diciptakan oleh sektor minyak dan gas (lihat juga topik 11.14 Dampak ekonomi).

Kepastian kerja juga menjadi persoalan dalam sektor minyak dan gas. Penutupan (topik 11.7) atau penurunan harga
minyak dapat terjadi secara tiba-tiba, sehingga menyebabkan kehilangan pekerjaan dan meningkatnya tekanan pada
pekerja yang tersisa. Kepastian kerja yang rendah semakin dipersulit dengan automasi dan model bisnis yang
mengalami perubahan, seperti perubahan yang dipicu oleh transisi menuju ekonomi rendah karbon. Organisasi di
sektor ini dapat mendukung pekerja dengan merencanakan transisi yang tepat, termasuk menerapkan tindakan
tepat waktu yang bertujuan untuk mengembangkan keterampilan mereka dan meningkatkan kemampuan mereka
dipekerjakan di sektor lain.

12 Rekomendasi sektor tambahan ini berdasarkan pada panduan untuk klausul 1.1 dalam GRI 413: Komunitas Lokal 2016.
36 GRI 11: Sektor Minyak dan Gas 2021

Pelaporan tentang praktik ketenagakerjaan


Jika organisasi telah menentukan praktik ketenagakerjaan merupakan topik material, sub-bagian ini mencantumkan
pengungkapan yang dianggap relevan untuk pelaporan tentang topik tersebut oleh sektor minyak dan gas.

STANDAR PENGUNGKAPAN NO.


RUJUKAN
STANDAR
SEKTOR

Manajemen topik
GRI 3: Topik Pengungkapan 3-3 Manajemen topik material 11.10.1
Material 2021

Pengungkapan Standar Topik


GRI 401: Pengungkapan 401-1 Perekrutan karyawan baru dan pergantian karyawan 11.10.2
Kepegawaian
2016 Pengungkapan 401-2 Tunjangan yang diberikan kepada karyawan purnawaktu 11.10.3
yang tidak diberikan kepada karyawan sementara atau paruh waktu

Pengungkapan 401-3 Cuti melahirkan 11.10.4

GRI 402: Pengungkapan 402-1 Periode pemberitahuan minimum terkait perubahan 11.10.5
Hubungan operasional
Tenaga
Kerja/Manajemen
2016

GRI 404: Pengungkapan 404-1 Rata-rata jam pelatihan per tahun per karyawan 11.10.6
Pelatihan dan
Pendidikan 2016 Pengungkapan 404-2 Program untuk meningkatkan keterampilan karyawan dan 11.10.7
program bantuan peralihan

GRI 414: Pengungkapan 414-1 Seleksi pemasok baru dengan menggunakan kriteria 11.10.8
Penilaian Sosial sosial
Pemasok 2016
Pengungkapan 414-2 Dampak sosial negatif dalam rantai pasokan dan tindakan 11.10.9
yang telah diambil

Rujukan dan sumber


GRI 401: Kepegawaian 2016, GRI 402: Hubungan Tenaga Kerja/Manajemen 2016, GRI 404: Pelatihan dan
Pendidikan 2016, dan GRI 414: Penilaian Sosial Pemasok 2016 berisi instrumen kebijakan antarpemerintah resmi
dan rujukan tambahan yang berkaitan dengan pelaporan tentang topik ini.

Instrumen resmi tambahan dan rujukan yang digunakan dalam mengembangkan topik ini, serta sumber daya yang
mungkin bermanfaat untuk pelaporan tentang praktik ketenagakerjaan oleh sektor minyak dan gas dicantumkan
dalam Daftar Pustaka.
37 GRI 11: Sektor Minyak dan Gas 2021

Topik 11.11 Non-diskriminasi dan peluang setara


Kebebasan dari diskriminasi merupakan hak asasi manusia dan hak dasar di tempat kerja. Diskriminasi dapat
memberikan beban yang tidak setara kepada individu atau menghindarkan peluang adil berdasarkan prestasi
individu. Topik ini membahas dampak dari diskriminasi dan praktik yang terkait dengan keanekaragaman, inklusi,
dan peluang setara.

Kondisi, lokasi, keterampilan yang diperlukan, dan jenis pekerjaan yang terkait dengan sektor minyak dan gas dapat
menjadi penghalang, mengganggu keragaman karyawan dan menyebabkan diskriminasi. Praktik diskriminasi dapat
menghalangi akses ke pekerjaan dan pengembangan karier, serta menyebabkan ketidakadilan dalam perlakuan,
remunerasi, dan tunjangan.

Kasus diskriminasi yang didokumentasikan di sektor minyak dan gas berkenaan dengan ras, warna kulit, seks,
gender, difabilitas, agama, perbedaan status kewarganegaraan, dan status pekerja. Misalnya, pencari kerja dari
komunitas lokal mungkin dikeluarkan dari proses perekrutan karena bias sistem perekrutan yang lebih
mengutamakan kelompok suku dominan atau menggunakan pekerja migran. Dibandingkan dengan beberapa
pekerja migran, pekerja lokal mungkin menerima gaji yang jauh lebih rendah untuk pekerjaan yang sama.
Penggunaan pekerja kontrak yang luas di sektor ini, sering dengan ketentuan pekerjaan yang berbeda-beda, juga
dapat mendukung diskriminasi.

Sektor minyak dan gas terkenal memiliki ketidakseimbangan gender yang signifikan. Di banyak negara, persentase
perempuan yang bekerja di sektor ini jauh lebih rendah dibandingkan persentase perempuan yang bekerja di
seluruh negara. Perempuan juga sangat kurang terwakili di posisi manajemen senior. Salah satu sebab
ketidakseimbangan ini mungkin bahwa lebih sedikit perempuan yang memiliki gelar yang sesuai untuk sektor ini,
seperti sains, teknologi, teknis, dan matematika. Penghalang lain bagi perempuan dan pengasuh anak utama
meliputi pengaturan kerja antar jemput (FIFO), jam bekerja lama, dan cuti melahirkan yang terbatas. Adat,
kepercayaan, dan bias sosial atau budaya juga dapat membatasi akses perempuan ke pekerjaan di sektor ini atau
mencegah mereka memiliki peran tertentu. Selain itu, beberapa negara yang kaya sumber daya memiliki undang-
undang yang menghalangi perempuan bekerja di tempat kerja yang berat atau berbahaya.

Memahami bagaimana kelompok tertentu dapat mengalami diskriminasi di berbagai lokasi tempat organisasi di
sektor minyak dan gas beroperasi dapat membantu organisasi mengatasi praktik diskriminasi dengan efektif.
Tindakan lain, seperti penyediaan pelatihan khusus bagi pekerja dalam mencegah diskriminasi dapat membantu
mengatasi dampak terkait diskriminasi dan menciptakan tempat kerja yang saling menghormati.
38 GRI 11: Sektor Minyak dan Gas 2021

Pelaporan tentang non-diskriminasi dan peluang setara


Jika organisasi telah menentukan non-diskriminasi dan peluang setara merupakan topik material, sub-bagian ini
mencantumkan pengungkapan yang dianggap relevan untuk pelaporan tentang topik tersebut oleh sektor minyak
dan gas.

STANDAR PENGUNGKAPAN NO.


RUJUKAN
STANDAR
SEKTOR

Manajemen topik
GRI 3: Topik Pengungkapan 3-3 Manajemen topik material 11.11.1
Material 2021

Pengungkapan Standar Topik


GRI 202: Pengungkapan 202-2 Proporsi manajemen senior yang berasal dari masyarakat 11.11.2
Keberadaan lokal
Pasar 2016

GRI 401: Pengungkapan 401-3 Cuti melahirkan 11.11.3


Kepegawaian
2016

GRI 404: Pengungkapan 404-1 Rata-rata jam pelatihan per tahun per karyawan 11.11.4
Pelatihan dan
Pendidikan 2016

GRI 405: Pengungkapan 405-1 Keanekaragaman badan tata kelola dan karyawan 11.11.5
Keanekaragaman
dan Peluang Pengungkapan 405-2 Rasio gaji pokok dan remunerasi 11.11.6
Setara 2016

GRI 406: Non- Pengungkapan 406-1 Insiden diskriminasi dan tindakan perbaikan yang 11.11.7
diskriminasi 2016 dilakukan

Rujukan dan sumber


GRI 202: Keberadaan Pasar 2016, GRI 401: Kepegawaian 2016, GRI 404: Pelatihan dan Pendidikan 2016, GRI 405:
Keanekaragaman dan Peluang Setara 2016, dan GRI 406: Non-diskriminasi 2016 berisi instrumen kebijakan
antarpemerintah resmi dan rujukan tambahan yang berkaitan dengan pelaporan tentang topik ini.

Instrumen resmi tambahan dan rujukan yang digunakan dalam mengembangkan topik ini, serta sumber daya yang
mungkin bermanfaat untuk pelaporan tentang non-diskriminasi dan peluang setara oleh sektor minyak dan gas
dicantumkan dalam Daftar Pustaka.
39 GRI 11: Sektor Minyak dan Gas 2021

Topik 11.12 Kerja paksa dan perbudakan modern


Kerja paksa didefinisikan sebagai semua pekerjaan atau layanan yang dituntut dari siapa pun yang berada di
bawah ancaman hukuman dan bahwa orang tersebut tidak menawarkan diri secara sukarela. Kebebasan dari
kerja paksa merupakan hak asasi manusia dan hak dasar di tempat kerja. Topik ini membahas pendekatan
organisasi untuk mengidentifikasi dan menangani kerja paksa dan perbudakan modern.

Sebagai bagian dari usaha global, beberapa pemerintah telah menerbitkan undang-undang yang mewajibkan
pelaporan publik tentang penanganan praktik umum kerja paksa yang mulai berkembang, termasuk perbudakan
modern. Undang-undang tersebut berlaku untuk banyak organisasi di sektor minyak dan gas.

Banyaknya jumlah pemasok yang berinteraksi dengan organisasi di sektor minyak dan gas dapat mencakup
pemasok yang beroperasi di negara dengan tingkat penegakan hak asasi manusia yang rendah dan negara yang
kekurangan kapasitas untuk mencegah dan memitigasi dampak negatif hak asasi manusia dalam rantai pasokan
mereka. Melalui rantai pasokan mereka, organisasi minyak dan gas dapat terlibat dalam pelanggaran hak asasi
manusia dan tindakan eksploitasi lainnya. Organisasi minyak dan gas mungkin juga terlibat dalam insiden kerja
paksa dan perbudakan modern sebagai akibat dari usaha bersama mereka dan hubungan bisnis lain, termasuk
hubungan dengan Badan usaha milik negara di negara tempat pelanggaran hak asasi manusia internasional akan
dicatat. Pelaksanaan uji tuntas di dalam rantai pasokan yang besar dan kompleks yang lazim ada di sektor ini
mungkin juga mengalami kesulitan dalam mendeteksi dan menangani insiden kerja paksa dan perbudakan
modern.

Kasus yang dicatat menujukkan adanya kerja paksa dan perbudakan modern di pasokan layanan ke ladang minyak
dan anjungan lepas pantai, seperti dalam katering, pembersihan, konstruksi, pemeliharaan, dan manajemen
limbah, serta dalam aktivitas transportasi laut dan darat. Misalnya, risiko pelanggaran hak asasi manusia yang lebih
tinggi dapat ditemukan di atas kapal yang terdaftar di negara yang berbeda dengan negara pemilik kapal tersebut.
Dalam kasus tersebut, beberapa lapisan manajemen dan penggunaan perusahaan penyedia kru eksternal dapat
mengaburkan akuntabilitas untuk memastikan dihormatinya hak asasi manusia. Dalam situasi lain, pengurusan
yang tidak memadai oleh perusahaan untuk menanggung biaya penerbangan atau memfasilitasi persyaratan lintas
negara di akhir masa kontrak telah membuat pekerja kapal terlantar di kapal dan rawan dieksploitasi. Pekerja minyak
dan gas lepas pantai juga dapat memiliki risiko kerja paksa yang lebih tinggi karena terpencilnya lokasi ekstraksi,
yang mempersulit organisasi di sektor ini untuk menegakkan tindakan untuk mencegah eksploitasi. Pekerja migran
juga dapat menghadapi risiko perbudakan modern yang lebih tinggi ketika berhubungan dengan agensi pekerjaan
pihak ketiga, seperti agensi yang diketahui menarik biaya terlalu tinggi untuk visa dan tiket penerbangan atau untuk
menuntut biaya perekrutan dibayar oleh karyawan bukan perusahaan.

Kotak 5. Dampak terhadap hak asasi anak-anak

Risiko pekerja anak di sektor minyak dan gas muncul terutama melalui hubungan bisnis organisasi dan
melalui rantai pasokan yang kompleks. Pekerja anak dapat terjadi di aktivitas yang melayani sektor minyak
dan gas atau pekerjanya (misalnya, pekerja anak di layanan perhotelan atau di aktivitas sektor tertentu, seperti
manufaktur). Pemasok dapat beroperasi di negara dengan usia bekerja minimum yang di bawah usia
minimum yang ditetapkan oleh Organisasi Buruh Internasional.

Dampak lain terhadap hak asasi dan kesejahteraan anak-anak dapat berasal dari dekatnya lokasi proyek
minyak dan gas dengan komunitas lokal (topik 11.15). Dampak ini dapat meliputi kekerasan seksual, dampak
lingkungan, atau dampak yang berasal dari penggunaan tanah dan pemukiman kembali. Kondisi kerja orang
tua, termasuk jam kerja yang tidak teratur, giliran kerja yang lama, pengaturan antar jemput (FIFO), juga dapat
memiliki dampak terhadap anak-anak (lihat juga topik 11.10 Praktik ketenagakerjaan).

Pekerja anak dibahas dalam GRI 408: Pekerja Anak 2016.


40 GRI 11: Sektor Minyak dan Gas 2021

Pelaporan tentang kerja paksa dan perbudakan modern


Jika organisasi telah menentukan kerja paksa dan perbudakan modern merupakan topik material, sub-bagian ini
mencantumkan pengungkapan yang dianggap relevan untuk pelaporan tentang topik oleh sektor minyak dan gas.

STANDAR PENGUNGKAPAN NO.


RUJUKAN
STANDAR
SEKTOR

Manajemen topik
GRI 3: Topik Pengungkapan 3-3 Manajemen topik material 11.12.1
Material 2021

Pengungkapan Standar Topik


GRI 409: Kerja Pengungkapan 409-1 Operasi dan pemasok yang berisiko signifikan terhadap 11.12.2
Paksa atau insiden kerja paksa atau wajib kerja
Wajib Kerja 2016

GRI 414: Pengungkapan 414-1 Seleksi pemasok baru dengan menggunakan kriteria 11.12.3
Penilaian Sosial sosial
Pemasok 2016

Rujukan dan sumber


GRI 409: Kerja paksa atau Wajib kerja 2016 dan GRI 414: Penilaian Sosial Pemasok 2016 berisi instrumen
antarpemerintah resmi dan rujukan tambahan yang berkaitan dengan pelaporan tentang topik ini.

Instrumen resmi tambahan dan rujukan yang digunakan dalam mengembangkan topik ini, serta sumber daya yang
mungkin bermanfaat untuk pelaporan tentang kerja paksa dan perbudakan modern oleh sektor minyak dan gas
dicantumkan dalam Daftar Pustaka.
41 GRI 11: Sektor Minyak dan Gas 2021

Topik 11.13 Kebebasan berserikat dan perundingan kolektif


Kebebasan berserikat dan perundingan kolektif merupakan hak asasi manusia dan hak dasar di tempat kerja.
Hak tersebut mencakup hak perusahaan dan pekerja untuk membentuk, bergabung, dan menjalankan organisasi
mereka tanpa otorisasi atau gangguan sebelumnya, dan untuk melakukan perundingan kolektif tentang syarat
dan ketentuan pekerjaan. Topik ini membahas pendekatan organisasi dan dampak yang berkaitan dengan
kebebasan berserikat dan perundingan kolektif.

Hak-hak pekerja untuk berorganisasi dan melakukan tindakan kolektif sangat penting untuk mendukung dan
meningkatkan kondisi kerja di sektor minyak dan gas, termasuk kondisi terkait dengan kesehatan dan keselamatan
kerja (topik 11.9), gaji, dan kepastian kerja. Hak-hak ini juga dapat menimbulkan debat publik tentang tata kelola dan
praktik di sektor ini serta membantu mengurangi ketidaksetaraan sosial.

Banyak pekerjaan terkait dengan sektor minyak dan gas biasanya diwakili oleh serikat pekerja dan dilindungi oleh
perjanjian perundingan kolektif. Sekalipun demikian, beberapa sumber daya minyak dan gas berada di negara-
negara tempat hak-hak ini dibatasi. Pekerja di lokasi seperti itu menghadapi risiko ketika berusaha bergabung
dengan serikat pekerja dan terlibat dalam perundingan kolektif. Bahkan di negara-negara tempat serikat pekerja
dianggap legal, batasan-batasan yang ada mungkin menghalangi perwakilan pekerja, dan pekerja yang bergabung
dengan serikat pekerja mungkin menghadapi intimidasi atau perlakuan tidak adil. Dalam kasus di mana kebebasan
berserikat dan perundingan kolektif dibatasi, organisasi di sektor minyak dan gas mungkin menerapkan cara
alternatif dalam perwakilan dan keterlibatan pekerja.

Kasus yang didokumentasikan tentang gangguan kebebasan berserikat dan perundingan kolektif di sektor migas
termasuk menghambat manajer dan karyawan lain, pelanggaran batas privasi, tidak mematuhi perjanjian kolektif,
dan mencegah serikat pekerja mengakses tempat kerja untuk membantu pekerja. Kasus yang didokumentasikan
lainnya meliputi penolakan untuk melakukan perundingan dengan iktikad baik dengan serikat pekerja yang dipilih
pekerja, pemecatan anggota dan pimpinan serikat pekerja secara tidak adil, serta pembatalan perjanjian
perundingan kolektif secara sepihak.

Banyak digunakan di sektor minyak dan gas, pekerja kontrak sering tidak diikutsertakan dalam ruang lingkup
perjanjian perundingan kolektif. Sebagai akibatnya, pekerja kontrak biasanya memiliki syarat pekerjaan yang kurang
menyenangkan dan remunerasi lebih rendah dibandingkan karyawan (lihat juga topik 11.10 Praktik
ketenagakerjaan).

Kotak 6. Kebebasan berserikat dan ruang masyarakat sipil

Kebebasan berserikat dan berkumpul secara damai merupakan hak asasi manusia yang mendasar. Hak ini
memberikan kebebasan bagi pekerja, melalui serikat pekerja, dan warna negara, melalui masyarakat
independen, kebebasan untuk berbicara tentang kebijakan sektor minyak dan gas serta praktik organisasi
tanpa gangguan.

Batasan yang berlaku di ruang masyarakat sipil, yaitu lingkungan yang memungkinkan masyarakat sipil
berkontribusi pada keputusan yang memengaruhi kehidupan individu, dapat membatasi kemampuan warna
negara untuk terlibat dalam debat publik tentang kebijakan sektor ini dan praktik organisasi.
42 GRI 11: Sektor Minyak dan Gas 2021

Pelaporan tentang kebebasan berserikat dan perundingan kolektif


Jika organisasi telah menentukan kebebasan berserikat dan perundingan kolektif merupakan topik material, sub-
bagian ini mencantumkan pengungkapan yang dianggap relevan untuk pelaporan tentang topik oleh sektor minyak
dan gas.

STANDAR PENGUNGKAPAN NO.


RUJUKAN
STANDAR
SEKTOR

Manajemen topik
GRI 3: Topik Pengungkapan 3-3 Manajemen topik material 11.13.1
Material 2021

Pengungkapan Standar Topik


GRI 407: Pengungkapan 407-1 Operasi dan pemasok di mana hak atas kebebasan 11.13.2
Kebebasan berserikat dan perundingan kolektif mungkin berisiko
Berserikat dan
Perundingan
Kolektif 2016

Rujukan dan sumber


GRI 407: Kebebasan Berserikat dan Perundingan Kolektif 2016 mencantumkan instrumen antarpemerintah resmi
dan rujukan tambahan yang berkaitan dengan pelaporan tentang topik ini.

Instrumen resmi tambahan dan rujukan yang digunakan dalam mengembangkan topik ini, serta sumber daya yang
mungkin bermanfaat untuk pelaporan tentang kebebasan berserikat dan perundingan kolektif oleh sektor minyak dan
gas dicantumkan dalam Daftar Pustaka.
43 GRI 11: Sektor Minyak dan Gas 2021

Topik 11.14 Dampak ekonomi


Dampak organisasi terhadap ekonomi berkenaan dengan bagaimana nilai yang dihasilkan organisasi
memengaruhi sistem ekonomi. Misalnya, sebagai akibat dari praktik pengadaan dan perekrutan pekerja oleh
organisasi. Investasi infrastruktur dan layanan yang didukung oleh organisasi juga dapat memberikan dampak
terhadap kesejahteraan masyarakat dan pembangunan jangka panjang. Topik ini membahas dampak ekonomi
pada tingkat lokal, nasional, dan global.

Aktivitas minyak dan gas dapat menjadi sumber penting investasi dan pendapatan untuk komunitas lokal, negara,
dan wilayah. Dampak dapat bervariasi berdasarkan dengan skala operasi dan pentingnya aktivitas dalam konteks
ekonomi. Di beberapa negara yang kaya sumber daya, pendapatan dari sektor minyak dan gas merupakan sumber
penting pendapatan. Sekalipun demikian, salah urus pendapatan ini juga dapat berbahaya bagi kinerja ekonomi dan
menyebabkan ketidakstabilan dan penyimpangan ekonomi makro (lihat topik 11.21 Pembayaran kepada pemerintah
dan topik 11.20 Anti-korupsi). Ekonomi yang tergantung pada minyak dan gas bisa juga menjadi mudah terpengaruh
harga komoditas dan fluktuasi produksi.

Sektor minyak dan gas dapat memiliki dampak positif dengan memberikan pendapatan, yang berasal dari
pembayaran pajak dan royalti, dan dengan berinvestasi pada infrastruktur, seperti utilitas listrik yang meningkatkan
akses ke energi, atau layanan publik. Sektor ini juga dapat memiliki dampak positif melalui pemekerjaan penduduk
lokal dan pengadaan barang lokal. Pengembangan keterampilan komunitas lokal melalui pendidikan dan pelatihan
dapat membantu meningkatkan akses ke pekerjaan di sektor ini. Pemekerjaan penduduk lokal, pada gilirannya,
dapat menyebabkan peningkatan daya beli dan dampak positif pada bisnis lokal. Pengadaan produk dan layanan
lokal juga dapat membantu pengembangan pemasok.

Sejauh mana komunitas lokal mendapatkan manfaat dari kehadiran aktivitas minyak dan gas tergantung pada
pembangunan yang ada dan tingkat industrialisasi komunitas, kemampuan komunitas menawarkan pekerja yang
berkualitas untuk peluang pekerjaan baru, serta komitmen organisasi di sektor minyak dan gas untuk melatih
pekerja lokal. Dampak pemekerjaan bersih juga tergantung pada bagaimana lapangan pekerjaan dari sektor minyak
dan gas memengaruhi lapangan pekerjaan yang ada di sektor lain dan praktik ketenagakerjaan organisasi (topik
11.10). Misalnya, pengaturan kerja antar jemput (FIFO) dapat menghadirkan tekanan terkait dengan masuknya orang-
orang ke komunitas kecil sembari masih memasok pekerja yang diperlukan (lihat juga topik 11.15 Komunitas lokal).
Akan tetapi, pengaturan kerja ini mengurangi peluang pekerjaan yang tersedia bagi komunitas lokal, sehingga
mengurangi potensi manfaat ekonomi.

Hadirnya aktivitas minyak dan gas yang baru dapat menghasilkan dampak negatif terhadap komunitas lokal, seperti
kesenjangan ekonomi, dengan kelompok rentan yang seringkali terpengaruh secara berlebihan (lihat juga topik
11.17 Hak masyarakat adat). Pemasok lokal kecil yang tergantung pada organisasi minyak dan gas untuk sumber
penghasilan mereka mungkin menghadapi tantangan dalam kasus penundaan pembayaran yang lebih lama atau
tekanan untuk menyediakan produk dan layanan dalam waktu lebih singkat. Masuknya pekerja luar dapat
meningkatkan tekanan dalam pemukiman, infrastruktur, dan layanan publik. Komunitas lokal juga mungkin
berurusan dengan peninggalan biaya lingkungan atau rehabilitasi yang tidak efektif setelah penutupan (lihat juga
topik 11.8 Keandalan aset dan manajemen krisis dan topik 11.7 Penutupan dan rehabilitasi).

Transisi menuju ekonomi rendah karbon diharapkan untuk mengurangi aktivitas di sektor minyak dan gas (lihat juga
topik 11.2 Adaptasi, ketahanan, dan transisi iklim), yang menyebabkan komunitas dan negara yang tergantung pada
sektor ini untuk mendapatkan pendapatan atau lapangan kerja menjadi lebih rentan pada efek penurunan ekonomi.
Dalam kasus ini, kerja sama antara pemerintah lokal dan nasional dengan organisasi dalam sektor ini sangat
penting untuk memastikan transisi yang tepat.
44 GRI 11: Sektor Minyak dan Gas 2021

Pelaporan tentang dampak ekonomi


Jika organisasi telah menentukan dampak ekonomi merupakan topik material, sub-bagian ini mencantumkan
pengungkapan yang dianggap relevan untuk pelaporan tentang topik oleh sektor minyak dan gas.

STANDAR PENGUNGKAPAN NO.


RUJUKAN
STANDAR
SEKTOR

Manajemen topik
GRI 3: Topik Pengungkapan 3-3 Manajemen topik material 11.14.1
Material 2021
Rekomendasi sektor tambahan
• Menjelaskan program pengembangan masyarakat yang diterapkan yang
ditujukan untuk meningkatkan dampak positif untuk komunitas lokal, termasuk
pendekatan untuk menyediakan pekerjaan, pengadaan, dan peluang
pelatihan.

Pengungkapan Standar Topik


GRI 201: Kinerja Pengungkapan 201-1 Nilai ekonomi langsung yang dihasilkan dan 11.14.2
Ekonomi 2016 didistribusikan

Rekomendasi sektor tambahan


• Melaporkan nilai ekonomi langsung yang dihasilkan dan didistribusikan
(EVG&D) berdasarkan proyek.

GRI 202: Pengungkapan 202-2 Proporsi manajemen senior yang berasal dari masyarakat 11.14.3
Keberadaan lokal
Pasar 2016

GRI 203: Dampak Pengungkapan 203-1 Investasi infrastruktur dan dukungan layanan 11.14.4
Ekonomi Tidak
Langsung 2016 Pengungkapan 203-2 Dampak ekonomi tidak langsung yang signifikan 11.14.5

GRI 204: Praktik Pengungkapan 204-1 Proporsi pengeluaran untuk pemasok lokal 11.14.6
Pengadaan 2016

Rujukan dan sumber


GRI 201: Kinerja Ekonomi 2016 dan GRI 202: Keberadaan Pasar 2016 berisi instrumen antarpemerintah resmi dan
rujukan tambahan yang berkaitan dengan pelaporan tentang topik ini.

Instrumen resmi tambahan dan rujukan yang digunakan dalam mengembangkan topik ini, serta sumber daya yang
mungkin bermanfaat untuk pelaporan tentang dampak ekonomi oleh sektor minyak dan gas dicantumkan dalam
Daftar Pustaka.
45 GRI 11: Sektor Minyak dan Gas 2021

Topik 11.15 Komunitas lokal


Komunitas lokal terdiri dari individu yang tinggal atau bekerja di area yang terpengaruh atau yang dapat
terpengaruh oleh aktivitas organisasi. Organisasi diharapkan untuk menjalankan keterlibatan masyarakat untuk
memahami kerentanan komunitas lokal dan bagaimana mereka mungkin terpengaruh dengan aktivitas
organisasi. Topik ini membahas dampak sosioekonomi, budaya, kesehatan, dan hak asasi manusia terhadap
komunitas lokal.

Organisasi di sektor minyak dan gas dapat memiliki dampak ekonomi positif terhadap komunitas lokal melalui
lapangan kerja dan penyediaan barang lokal, pajak, atau pembayaran lain kepada pemerintah lokal, serta melalui
program pengembangan masyarakat dan investasi dalam infrastruktur atau layanan publik (lihat juga topik 11.14
Dampak ekonomi, topik 11.10 Praktik ketenagakerjaan, dan topik 11.21 Pembayaran kepada pemerintah).

Aktivitas sektor minyak dan gas juga dapat menyebabkan dampak negatif terhadap komunitas lokal. Dampak negatif
yang berasal dari, misalnya, kebutuhan penggunaan lahan untuk aktivitas sektor ini, masuknya orang-orang yang
mencari pekerjaan dan peluang ekonomi, degradasi lingkungan, paparan terhadap zat berbahaya, dan penggunaan
sumber daya alam. Ketika beroperasi di daerah yang sudah terjadi konflik atau di mana dampak negatif dari aktivitas
minyak dan gas tidak ditangani, konflik dapat muncul atau menjadi semakin parah (lihat juga topik 11.18 Konflik dan
keamanan). Kelompok rentan, termasuk perempuan dan masyarakat adat, mungkin dipengaruhi oleh dampak-
dampak ini secara berlebihan.

Penggunaan lahan sektor minyak dan gas dapat bersaing dengan kebutuhan penggunaan lahan lainnya, seperti
untuk pertanian, perikanan, atau rekreasi. Selain itu, hal ini dapat mengganggu mata pencaharian umum dan
meningkatkan risiko kemiskinan. Hal ini pada akhirnya dapat menyebabkan terjadinya penggusuran, yang
menghasilkan dampak tambahan seperti keterbatasan akses ke layanan penting, serta dampak terhadap hak asasi
manusia (lihat topik 11.16 Hak atas tanah dan sumber daya). Aktivitas sektor ini juga dapat mengakibatkan
kerusakan pada situs warisan budaya, yang kemungkinan menyebabkan hilangnya tradisi, budaya, atau identitas
budaya, terutama di antara masyarakat adat (lihat juga topik 11.17 Hak masyarakat adat).

Masuknya pekerja dari daerah sekitar sebagai akibat dari pengaturan antar jemput (FIFO), terutama selama tahap
konstruksi, pemeliharaan, serta penutupan dan rehabilitasi proyek minyak dan gas dapat menyebabkan terjadinya
kesenjangan ekonomi yang lebih besar di dalam komunitas lokal. Masuknya pekerja dalam jumlah besar dapat
memberikan tekanan pada layanan dan sumber daya lokal, menimbulkan inflasi, dan menyebabkan penyakit
menular. Biaya pemukiman yang lebih mahal dapat menyebabkan peningkatan kaum tuna wisma, terutama di
kalangan kelompok rentan. Mungkin ada peningkatan aktivitas yang mengganggu ketertiban sosial, seperti
penyalahgunaan zat, perjudian, dan prostitusi, terutama memengaruhi kelompok rentan. Masuknya pekerja sebagian
besar laki-laki dapat mengubah keseimbangan gender di komunitas lokal. Hal ini dapat memengaruhi terutama
perempuan, karena dapat menyebabkan meningkatnya kekerasan seksual dan perdagangan manusia. Kasus yang
tercatat juga menunjukkan kekerasan rumah tangga dan berbasis gender, baik di lokasi operasional maupun di
masyarakat lokal.

Aktivitas sektor minyak dan gas dapat menyebabkan polusi udara, tanah, dan air; meningkatkan level lalu lintas,
kebisingan, cahaya, dan bau; aliran limbah dan kebocoran; serta debu. Aktivitasnya juga dapat menyebabkan insiden
seperti ledakan, kebakaran, tumpahan, dan bendungan endapan atau kegagalan jalur pipa (lihat juga topik 11.8
Keandalan aset dan manajemen krisis). Kasus yang didokumentasikan juga menunjukkan bahwa aktivitas seismik
yang disebabkan oleh perekahan hidraulik dapat memengaruhi komunitas lokal.

Keterlibatan komunitas lokal yang efektif, mekanisme pengaduan, dan proses remediasi lainnya dapat membantu
organisasi di sektor minyak dan gas mencegah dan memitigasi dampak aktivitas mereka. Jika tidak ada upaya
tersebut, masalah komunitas mungkin tidak dipahami dan ditangani, yang dapat menciptakan dampak negatif atau
memperparah masalah yang ada, seperti ketidaksetaraan gender. Menetapkan atau berpartisipasi dalam
mekanisme pengaduan dan proses remediasi lainnya yang disesuaikan dengan kebutuhan khusus komunitas lokal
juga dapat membantu organisasi menangani dampak negatif potensial dan aktual.
46 GRI 11: Sektor Minyak dan Gas 2021

Pelaporan tentang komunitas lokal


Jika organisasi telah menentukan komunitas lokal merupakan topik material, sub-bagian ini mencantumkan
pengungkapan yang dianggap relevan untuk pelaporan tentang topik oleh sektor minyak dan gas.

STANDAR PENGUNGKAPAN NO.


RUJUKAN
STANDAR
SEKTOR

Manajemen topik
GRI 3: Topik Pengungkapan 3-3 Manajemen topik material 11.15.1
Material 2021
Rekomendasi sektor tambahan
• Menjelaskan pendekatan untuk mengidentifikasi pemangku kepentingan di
dalam komunitas lokal untuk melibatkan mereka.
• Mendata kelompok rentan yang telah diidentifikasi oleh organisasi di dalam
komunitas lokal.
• Mendata hak-hak kolektif atau individu yang telah diidentifikasi yang
merupakan kekhawatiran khusus bagi komunitas lokal.12
• Menjelaskan pendekatan untuk melibatkan kelompok rentan, termasuk:
- cara mereka berusaha memastikan keterlibatan yang berarti; dan
- cara mereka berusaha memastikan partisipasi gender yang setara dan
aman.

Pengungkapan Standar Topik


GRI 413: Pengungkapan 413-1 Operasi dengan keterlibatan komunitas lokal, penilaian 11.15.2
Komunitas Lokal dampak, dan program pengembangan
2016
Pengungkapan 413-2 Operasi organisasi yang memiliki dampak aktual atau 11.15.3
potensi dampak negatif dan signifikan terhadap masyarakat setempat

Rekomendasi sektor tambahan


• Menjelaskan dampak terhadap kesehatan komunitas lokal sebagai akibat dari
paparan terhadap polusi yang disebabkan oleh operasi atau penggunaan zat
berbahaya.

Pengungkapan sektor tambahan


Melaporkan jumlah dan jenis pengaduan dari komunitas lokal yang diidentifikasi, termasuk: 11.15.4
• persentase pengaduan yang ditangani dan diselesaikan;
• persentasi pengaduan yang diselesaikan melalui remediasi.

Rujukan dan sumber


GRI 413: Komunitas Lokal 2016 mencantumkan instrumen antarpemerintah resmi dan rujukan tambahan yang
berkaitan dengan pelaporan tentang topik ini.

Instrumen resmi tambahan dan rujukan yang digunakan dalam mengembangkan topik ini, serta sumber daya yang
mungkin bermanfaat untuk pelaporan tentang komunitas lokal oleh sektor minyak dan gas dicantumkan dalam
Daftar Pustaka.
47 GRI 11: Sektor Minyak dan Gas 2021

Topik 11.16 Hak atas tanah dan sumber daya


Hak atas tanah dan sumber daya terdiri dari hak-hak untuk menggunakan, mengelola, dan mengendalikan tanah,
perikanan, kehutanan, dan sumber daya alam lainnya. Dampak organisasi terhadap ketersediaan dan
aksesibilitas ke hak-hak ini dapat memengaruhi komunitas lokal dan pengguna lainnya. Topik ini membahas
dampak dari penggunaan tanah dan sumber daya alam oleh organisasi terhadap hak asasi manusia dan hak
penguasaan, termasuk dampak dari pemukiman kembali komunitas lokal.

Aktivitas minyak dan gas memerlukan akses ke lahan untuk prospecting, eksplorasi, ekstraksi, konstruksi,
penyimpanan dan pembuangan limbah, pengolahan, transportasi, dan distribusi produk. Hal ini terkadang dapat
menyebabkan penggusuran pengguna lahan lainnya, akses terbatas ke sumber daya, dan pemukiman kembali
secara paksa pada komunitas lokal. Dampak dari penggunaan lahan bervariasi berdasarkan metode ekstraksi,
lokasi sumber daya, pengolahan yang diperlukan, dan metode transportasi. Misalnya, jalur pipa minyak dan gas di
darat dapat memiliki jejak (footprint) yang besar karena panjangnya jalur pipa dan buffer zone keselamatan.

Aturan yang tidak jelas mengenai hak penguasaan untuk mengakses, menggunakan, dan mengendalikan lahan,
seringkali menyebabkan sengketa, ketegangan ekonomi dan sosial, serta konflik. Konsultasi yang tidak memadai
dengan, kompensasi yang tidak mencukupi kepada masyarakat yang terpengaruh juga dapat memperparah
ketegangan dan konflik. Misalnya, hubungan antara hak atas sumber daya mineral dan hak atas tanah mungkin tidak
jelas; aturan penguasaan menurut undang-undang mungkin tumpang tindih atau bertentangan dengan aturan adat
tradisional; hak yang sah mungkin tidak diakui atau ditegakkan; atau orang-orang mungkin tidak memiliki dokumen
resmi hak atas tanah mereka.

Pemukiman kembali secara paksa pada komunitas lokal dapat melibatkan penggusuran fisik (misalnya, relokasi
atau kehilangan tempat tinggal) dan penggusuran ekonomi (misalnya, kerugian atau akses ke aset), yang memiliki
dampak terhadap mata pencaharian masyarakat dan hak asasi manusia. Dalam kasus tersebut, organisasi di
sektor minyak dan gas mungkin memberikan kompensasi moneter atau tanah yang setara dengan aset yang hilang
kepada komunitas lokal. Sekalipun demikian, menentukan nilai akses komunitas lokal ke lingkungan alam cukup
kompleks. Proses tersebut mencakup pertimbangan aktivitas yang menghasilkan pendapatan, kesehatan manusia,
dan aspek kualitas kehidupan non-material, seperti hilangnya peluang budaya atau hiburan. Oleh karena itu, jumlah
kompensasi yang diberikan mungkin tidak setara dengan kerugian yang dialami. Dalam beberapa kasus, pemilik
hak adat atas tanah mungkin tidak diberi kompensasi sama sekali atau hanya untuk tanaman yang mereka tanam di
tanah tetapi tidak untuk tanah itu sendiri.

Anggota masyarakat yang menolak pemukiman kembali mungkin juga menerima ancaman dan intimidasi, tindakan
pengusiran dari lahan yang kasar, represif, atau mengancam nyawa (lihat juga topik 11.18 Konflik dan keamanan).

Menangani dampak terhadap hak atas tanah dan sumber daya biasanya memerlukan keterlibatan yang menyeluruh
dan berarti antara organisasi di sektor minyak dan gas dan komunitas lokal, termasuk kelompok rentan. Dalam
kasus konsultasi publik yang tidak efektif atau tidak adanya persetujuan atas dasar informasi di awal tanpa paksaan
(FPIC), dampak terhadap pemukiman kembali komunitas atau masalah yang ada di dalam komunitas dapat
diperparah dengan proses pemukiman kembali yang tidak memadai atau kurangnya transparansi (lihat juga topik
11.15 Komunitas lokal dan topik 11.17 Hak masyarakat adat). Konsultasi publik mungkin juga gagal mendata semua
anggota yang terpengaruh. Perempuan, misalnya, sering tidak diikutsertakan dalam proses pengambilan keputusan
terkait dengan pengembangan proyek baru.
48 GRI 11: Sektor Minyak dan Gas 2021

Pelaporan tentang hak atas tanah dan sumber daya


Jika organisasi telah menentukan hak atas tanah dan sumber daya merupakan topik material, sub-bagian ini
mencantumkan pengungkapan yang dianggap relevan untuk pelaporan tentang topik oleh sektor minyak dan gas.

STANDAR PENGUNGKAPAN NO.


RUJUKAN
STANDAR
SEKTOR

Manajemen topik
GRI 3: Topik Pengungkapan 3-3 Manajemen topik material 11.16.1
Material 2021
Rekomendasi sektor tambahan
• Menjelaskan pendekatan untuk melibatkan kelompok rentan, termasuk:
- bagaimana organisasi berusaha memastikan keterlibatan yang berarti;
- bagaimana organisasi berusaha memastikan partisipasi gender yang
setara dan aman.
• Menjelaskan pendekatan untuk menyediakan remediasi kepada komunitas
lokal atau individu yang mengalami pemukiman kembali secara paksa,
seperti proses untuk menetapkan kompensasi atas kerugian aset atau
bantuan lainnya untuk meningkatkan atau mengembalikan standar kehidupan
atau mata pencaharian.

Pengungkapan sektor tambahan


Mendata lokasi operasi yang menyebabkan atau berkontribusi pada pemukiman kembali secara 11.16.2
paksa atau tempat pemukiman kembali tersebut sedang berlangsung. Untuk setiap lokasi,
menjelaskan bagaimana mata pencaharian dan hak asasi manusia masyarakat terpengaruh dan
dipulihkan.

Rujukan dan sumber


Instrumen resmi dan rujukan yang digunakan dalam mengembangkan topik ini, serta sumber daya yang mungkin
bermanfaat untuk pelaporan tentang hak atas tanah dan sumber daya oleh sektor minyak dan gas dicantumkan
dalam Daftar Pustaka.
49 GRI 11: Sektor Minyak dan Gas 2021

Topik 11.17 Hak masyarakat adat


Masyarakat adat dianggap sebagai kelompok rentan dan memiliki risiko lebih tinggi mengalami dampak negatif
yang lebih parah sebagai akibat dari aktivitas organisasi. Masyarakat adat memiliki hak kolektif dan individu,
seperti yang dicantumkan dalam Deklarasi Perserikatan Bangsa-Bangsa tentang Hak Masyarakat Adat dan
instrumen internasional resmi tentang hak asasi manusia. Topik ini membahas dampak terhadap hak
masyarakat adat.

Keberadaan sektor minyak dan gas di sekitar masyarakat adat dapat memberikan peluang ekonomi dan tunjangan
bagi masyarakat adat melalui pemekerjaan, pelatihan, dan program pengembangan masyarakat (lihat juga topik
11.14 Dampak ekonomi). Sekalipun demikian, keberadaan sektor minyak dan gas juga dapat mengganggu ikatan
budaya, spiritual, dan ekonomi masyarakat adat dengan tanah mereka atau lingkungan alam mereka, mengganggu
hak-hak dan kesejahteraan mereka, serta menyebabkan penggusuran (lihat juga topik 11.16 Hak atas tanah dan
sumber daya). Hal tersebut juga dapat memiliki dampak terhadap ketersediaan dan akses ke air, yang merupakan
masalah utama bagi banyak masyarakat adat.

Hak kolektif dan hak individu masyarakat adat diakui dalam instrumen internasional resmi. Masyarakat adat sering
memiliki status hukum khusus dalam perundang-undang nasional dan mungkin merupakan pemilih yang sah
secara hukum atau adat atas tanah yang hak penggunaannya diberikan oleh pemerintah kepada sektor minyak dan
gas. Sebelum memulai pengembangan atau aktivitas lain yang dapat berpotensi memengaruhi tanah atau sumber
daya yang digunakan atau dimiliki oleh masyarakat adat, organisasi diharapkan untuk mencari persetujuan atas
dasar informasi di awal tanpa paksaan (FPIC) dari masyarakat adat. Hak ini diakui dalam Deklarasi Perserikatan
Bangsa-Bangsa tentang Hak Masyarakat Adat dan memungkinkan masyarakat adat memberikan atau tidak
memberikan persetujuan untuk suatu proyek yang mungkin memengaruhi mereka atau teritori mereka dan untuk
merundingkan syarat proyek [314]. Akan tetapi, beberapa pemerintah nasional mungkin tidak mengakui atau
menegakkan hak tanah adat atau hak masyarakat adat untuk memberikan persetujuan. Kasus yang
didokumentasikan menunjukkan tidak adanya konsultasi dengan iktikad baik dan tekanan yang tidak semestinya
pada masyarakat adat untuk menyetujui proyek, dengan pertentangan terhadap proyek tersebut terkadang
menyebabkan kekerasan atau kematian (lihat juga topik 11.18 Konflik dan keamanan). Organisasi di sektor ini dan
masyarakat adat sering memiliki sengketa atau konflik atas kepemilikan dan hak atas tanah.

Masuknya pekerja dari daerah lain dapat mengakibatkan diskriminasi terhadap masyarakat adat terkait akses ke
pekerjaan dan peluang. Hal tersebut selanjutnya dapat merusak kerukunan, kesejahteraan, dan keselamatan
mereka. Dampak yang dapat memengaruhi perempuan pribumi lebih parah dibandingkan laki-laki meliputi risiko
pelacuran, kerja paksa, kekerasan, dan meningkatnya berbahaya terkait pekerjaan terhadap penyakit menular (lihat
juga topik 11.15 Komunitas lokal).

Kontribusi sektor minyak dan gas pada perubahan iklim juga dapat memperparah dampak negatif terhadap
masyarakat adat, dengan mempertimbangkan hubungan unik mereka dengan dan, terkadang, ketergantungan pada
lingkungan alam.
50 GRI 11: Sektor Minyak dan Gas 2021

Pelaporan tentang hak masyarakat adat


Jika organisasi telah menentukan hak masyarakat adat merupakan topik material, sub-bagian ini mencantumkan
pengungkapan yang dianggap relevan untuk pelaporan tentang topik oleh sektor minyak dan gas.

STANDAR PENGUNGKAPAN NO.


RUJUKAN
STANDAR
SEKTOR

Manajemen topik
GRI 3: Topik Pengungkapan 3-3 Manajemen topik material 11.17.1
Material 2021
Rekomendasi sektor tambahan
• Menjelaskan program pengembangan masyarakat yang ditujukan untuk
meningkatkan dampak positif untuk masyarakat adat, termasuk pendekatan
untuk menyediakan pekerjaan, pengadaan, dan kesempatan pelatihan.
• Menjelaskan pendekatan untuk melibatkan masyarakat adat, yang meliputi:
- bagaimana organisasi berusaha memastikan keterlibatan yang berarti;
- bagaimana organisasi berusaha memastikan perempuan pribumi dapat
berpartisipasi dengan aman dan setara.

Pengungkapan Standar Topik


GRI 411: Hak Pengungkapan 411-1 Insiden pelanggaran yang melibatkan hak masyarakat adat 11.17.2
Masyarakat Adat
2016 Rekomendasi sektor tambahan
• Menjelaskan insiden pelanggaran yang diidentifikasi melibatkan hak-hak
masyarakat adat.

Pengungkapan sektor tambahan


Mencantumkan lokasi operasi di mana masyarakat adat ada atau terpengaruh oleh aktivitas 11.17.3
organisasi.

Melaporkan apakah organisasi telah terlibat dalam proses untuk mencari persetujuan atas dasar 11.17.4
informasi di awal tanpa paksaan dari masyarakat adat untuk setiap aktivitas organisasi, termasuk,
dalam setiap kasus:
• apakah proses tersebut telah sama-sama disetujui oleh organisasi dan masyarakat adat yang
terpengaruh;
• apakah sudah tercapai suatu kesepakatan, dan jika iya, apakah kesepakatan tersebut tersedia
secara publik.

Rujukan dan sumber


GRI 411: Hak Masyarakat Adat 2016 mencantumkan instrumen antarpemerintah resmi dan rujukan tambahan yang
berkaitan dengan pelaporan tentang topik ini.

Instrumen resmi tambahan dan rujukan yang digunakan dalam mengembangkan topik ini, serta sumber daya yang
mungkin bermanfaat untuk pelaporan tentang hak-hak masyarakat adat oleh sektor minyak dan gas dicantumkan
dalam Daftar Pustaka.
51 GRI 11: Sektor Minyak dan Gas 2021

Topik 11.18 Konflik dan keamanan


Aktivitas organisasi dapat memicu konflik atau, dalam kasus konflik yang sudah ada, meningkatkan konflik
tersebut. Penggunaan petugas keamanan untuk mengelola konflik dapat memainkan peran penting dalam
memungkinkan organisasi beroperasi dengan aman dan produktif tetapi juga berpotensi memengaruhi hak asasi
manusia. Topik ini membahas praktik keamanan organisasi dan pendekatannya terhadap operasi di daerah
konflik.

Banyak organisasi di sektor minyak dan gas beroperasi di lokasi dan situasi konflik termasuk, misalnya, negara-
negara yang lekat dengan ketidakstabilan politik dan sosial.

Konflik juga dapat disebabkan oleh keberadaan aktivitas minyak dan gas. Konflik dapat dipicu oleh dampak
lingkungan negatif; keterlibatan pemangku kepentingan dan masyarakat adat yang tidak cukup dalam proses
pengambilan keputusan; distribusi tunjangan ekonomi yang tidak merata atau penyediaan manfaat yang dianggap
tidak sepadan dengan dampak yang dihasilkan; serta sengketa atas penggunaan tanah dan sumber daya alam
(lihat juga topik 11.16 Hak atas tanah dan sumber daya). Anggapan mismanajemen dana yang merugikan
kepentingan penduduk lokal juga dapat memicu konflik (lihat juga topik 11.20 Anti-korupsi). Konflik tersebut dapat
meningkatkan perlunya menggunakan petugas keamanan, sehingga meningkatkan potensi pelanggaran hak asasi
manusia.

Petugas keamanan yang dilibatkan oleh organisasi di sektor minyak dan gas atau keamanan publik yang diatur oleh
pemerintah setempat mungkin ada untuk melindungi aset organisasi atau memastikan keselamatan dan keamanan
pekerja. Tindakan yang dilakukan oleh petugas keamanan terhadap anggota komunitas lokal, termasuk selama
aktivitas protes terhadap pengembangan sumber daya minyak dan gas atau untuk melindungi tanah dan sumber
daya, dapat melanggar hak asasi manusia, seperti hak atas kebebasan berserikat dan kebebasan berpendapat,
serta menyebabkan kekerasan, cedera, atau kematian.

Ketika aktivitas minyak dan gas didukung oleh pemerintah tetapi tetap tidak disetujui oleh komunitas lokal,
keberadaan pasukan keamanan publik dapat meningkatkan ketegangan antara komunitas, pemerintah, dan
organisasi di sektor ini. Hal ini selanjutnya dapat memperparah ketidakseimbangan kekuatan lokal dan, berpotensi,
menggunakan pemaksaan.

Dalam kasus di mana pasukan keamanan publik atau pihak ketiga, seperti kelompok paramiliter, ditugaskan,
organisasi di sektor minyak dan gas masih memiliki tanggung jawab untuk melakukan langkah-langkah untuk
memastikan praktik keamanan sejalan dengan perlindungan hak asasi manusia. Hal ini melibatkan penilaian risiko
terkait keamanan, mengidentifikasi situasi yang kemungkinan memengaruhi hak asasi manusia, dan bekerja sama
dengan penyedia keamanan untuk memastikan hak asasi manusia ditegakkan.

Organisasi di sektor minyak dan gas mungkin juga memberikan kontribusi lebih luas pada keselamatan dan
keamanan komunitas lokal, misalnya, dengan memfasilitasi komunikasi antara komunitas dan pasukan keamanan
publik atau mendukung usaha untuk menyelesaikan sumber konflik.
52 GRI 11: Sektor Minyak dan Gas 2021

Pelaporan tentang konflik dan keamanan


Jika organisasi telah menentukan konflik dan keamanan merupakan topik material, sub-bagian ini mencantumkan
pengungkapan yang dianggap relevan untuk pelaporan tentang topik oleh sektor minyak dan gas.

STANDAR PENGUNGKAPAN NO.


RUJUKAN
STANDAR
SEKTOR

Manajemen topik
GRI 3: Topik Pengungkapan 3-3 Manajemen topik material 11.18.1
Material 2021
Rekomendasi sektor tambahan
• Mencantumkan lokasi operasi di daerah konflik.
• Menjelaskan pendekatan untuk memastikan dihormatinya hak asasi manusia
oleh penyedia keamanan publik dan swasta.

Pengungkapan Standar Topik


GRI 410: Praktik Pengungkapan 410-1 Petugas keamanan yang dilatih mengenai kebijakan atau 11.18.2
Keamanan 2016 prosedur hak asasi manusia

Rujukan dan sumber


GRI 410: Praktik Keamanan 2016 mencantumkan instrumen antarpemerintah resmi dan rujukan tambahan yang
berkaitan dengan pelaporan tentang topik ini.

Instrumen resmi tambahan dan rujukan yang digunakan dalam mengembangkan topik ini, serta sumber daya yang
mungkin bermanfaat untuk pelaporan tentang konflik dan keamanan oleh sektor minyak dan gas dicantumkan dalam
Daftar Pustaka.
53 GRI 11: Sektor Minyak dan Gas 2021

Topik 11.19 Perilaku antipersaingan


Perilaku anti-persaingan merupakan tindakan organisasi yang dapat menyebabkan adanya kolusi dengan
pesaing potensial, penyalahgunaan posisi pasar dominan atau pengeluaran pesaing potensial, sehingga
membatasi efek persaingan pasar. Tindakan ini dapat mencakup penetapan harga atau mengoordinasikan
penawaran, membuat batasan pasar atau hasil, memberlakukan kuota geografis, dan mengalokasikan
pelanggan, pemasok, wilayah geografis, dan lini produk. Topik ini membahas dampak sebagai akibat dari
perilaku antipersaingan.

Sektor minyak dan gas menghadapi rintangan besar untuk masuk persaingan karena besarnya investasi yang
diperlukan. Sebagai akibatnya, organisasi yang sudah mapan di sektor ini biasanya sudah besar dan dapat
mendominasi pasar nasional dan lokal. Merger dan akuisisi dapat meningkatkan dominasi ini. Beberapa segmen
sektor ini tergantung pada investasi infrastruktur yang luas, seperti investasi pada jalur pipa dan terminal gas alam
cair (LNG), yang biasanya dioperasikan oleh satu organisasi atau beberapa organisasi.

Pasar global untuk minyak dan gas termasuk besar dan terintegrasi dengan baik, yang menjadikan sektor ini aman
dari kolusi atau dominasi pasar dari produsen individu. Sekalipun demikian, segmen tertentu sektor minyak dan gas
dapat dipengaruhi perilaku antipersaingan. Peristiwa kartel, praktik monopoli, dan penyalahgunaan terkait posisi
tersebut telah didokumentasikan di beberapa yurisdiksi tempat beroperasinya organisasi minyak dan gas. Perjanjian
antara produsen dan distributor energi, serta merger antar organisasi di sektor ini, dapat mengurangi persaingan
dengan memengaruhi volume output, serta dapat menciptakan monopoli dalam transportasi, distribusi, dan
pasokan kepada konsumen. Kolusi juga dapat terjadi saat mengajukan penawaran untuk memperoleh hak untuk
mengekstrak minyak dan gas. Organisasi dapat mengoordinasikan penawaran mereka secara rahasia dengan
pesaing untuk memperoleh harga yang lebih rendah, yang membuat pemilik sumber daya tidak mendapatkan
kompensasi yang adil.

Perilaku antipersaingan dapat menyebabkan harga yang lebih tinggi untuk minyak, gas, dan bahan mentah yang
berasal dari ekstraksi minyak dan gas. Dengan mempertimbangkan peran penting minyak dan gas di ekonomi
dunia, kenaikan harga yang kecil pun dapat memiliki dampak negatif yang besar.
54 GRI 11: Sektor Minyak dan Gas 2021

Pelaporan tentang perilaku antipersaingan


Jika organisasi telah menentukan perilaku antipersaingan merupakan topik material, sub-bagian ini mencantumkan
pengungkapan yang dianggap relevan untuk pelaporan tentang topik oleh sektor minyak dan gas.

STANDAR PENGUNGKAPAN NO.


RUJUKAN
STANDAR
SEKTOR

Manajemen topik
GRI 3: Topik Pengungkapan 3-3 Manajemen topik material 11.19.1
Material 2021

Pengungkapan Standar Topik


GRI 206: Perilaku Pengungkapan 206-1 Langkah-langkah hukum untuk perilaku anti-persaingan, 11.19.2
Anti-persaingan praktik anti-trust dan monopoli
2016

Rujukan dan sumber


GRI 206: Perilaku Antipersaingan 2016 mencantumkan instrumen antarpemerintah resmi dan rujukan tambahan
yang berkaitan dengan pelaporan tentang topik ini.

Instrumen resmi tambahan dan rujukan yang digunakan dalam mengembangkan topik ini, serta sumber daya yang
mungkin bermanfaat untuk pelaporan tentang perilaku antipersaingan oleh sektor minyak dan gas dicantumkan
dalam Daftar Pustaka.
55 GRI 11: Sektor Minyak dan Gas 2021

Topik 11.20 Anti-korupsi


Antikorupsi merupakan cara organisasi mengelola potensi terlibatnya perilaku korupsi. Korupsi merupakan
praktik seperti suap, pembayaran uang pelicin, penipuan, pemerasan, kolusi, pencucian uang, atau penawaran
atau penerimaan bujukan untuk melakukan sesuatu yang tidak jujur atau melanggar hukum. Topik ini membahas
dampak terkait dengan korupsi dan pendekatan organisasi terkait kontrak dan transparansi kepemilikan.

Korupsi di sektor minyak dan gas dapat terjadi di seluruh rantai nilainya dan berhubungan dengan berbagai
dampak negatif, seperti misalokasi pendapatan sumber daya, kerusakan pada lingkungan, penyalahgunaan
demokrasi dan hak asasi manusia, dan ketidakstabilan politik. Korupsi dapat menyebabkan pengalihan pendapatan
publik ke penerima manfaat swasta, yang merugikan investasi, misalnya, dalam infrastruktur atau layanan. Hal ini
sangat penting di negara-negara dengan tingkat kemiskinan tinggi, yang menyebabkan peningkatan ketidaksetaraan
dan konflik dalam sumber daya minyak dan gas (lihat topik 11.18 Konflik dan keamanan).

Sektor minyak dan gas menghadapi risiko lebih tinggi dalam korupsi dibandingkan dengan sektor lain. Karakteristik
sektor ini yang berkontribusi pada potensi korupsi di antaranya adalah interaksi yang sering antara organisasi sektor
minyak dan gas dan orang-orang yang terikat politik13 , seperti pejabat pemerintah untuk mendapatkan izin dan
persetujuan sesuai hukum lainnya. Karakteristik sektor terkait lainnya meliputi transaksi keuangan yang kompleks
dan jangkauan internasional sektor ini.

Badan usaha milik negara (BUMN) menghadapi tantangan tertentu terkait dengan korupsi karena mereka mungkin
memiliki kontrol internal yang kurang efektif dan mungkin mendapatkan pengawasan independen yang berat
sebelah. Selain mendorong keuntungan, BUMN juga dapat mengejar tujuan yang lebih luas seperti pembangunan
masyarakat. Sekalipun demikian, tanpa pengawasan yang memadai, tindakan untuk pembangunan masyarakat
dapat disalahgunakan untuk tujuan korupsi. Organisasi di sektor minyak dan gas yang menjalin kerja sama dengan
BUMN dalam usaha bersama dapat menghadapi risiko tambahan terkait dengan korupsi sebagai akibat dari
hubungan bisnis ini.

Kasus korupsi selama proses penawaran untuk izin eksplorasi dan izin produksi telah didokumentasikan di sektor
minyak dan gas. Organisasi di sektor ini telah menggunakan praktik kotor untuk memperoleh informasi rahasia,
memengaruhi pengambilan keputusan, dan menghindari persyaratan lingkungan atau persyaratan lainnya. Kasus
tersebut mengakibatkan izin diberikan kepada organisasi yang kurang memenuhi syarat, membahayakan investasi
publik, atau memberikan dampak negatif terhadap lingkungan dan komunitas lokal. Prosedur pemberian izin yang
tidak jelas juga dapat menghalangi pengawasan publik pada investasi minyak dan gas serta transaksi yang dapat
menyebabkan berkurangnya pendapatan publik.

Dalam kasus lain, praktik kotor telah menargetkan untuk menghalangi atau mengarahkan kebijakan dan regulasi
atau untuk memengaruhi penegakan kebijakan dan regulasi tersebut. Hal ini meliputi regulasi mengenai hak atas
tanah dan sumber daya, pajak, dan retribusi pemerintah lainnya, atau perlindungan lingkungan.

Di seluruh rantai nilai, kurangnya transparansi dalam prosedur pengadaan di sektor minyak dan gas juga dapat
mendatangkan risiko korupsi atau penipuan. Contoh hal ini dapat meliputi pembayaran suap untuk agar dibebaskan
dari regulasi atau persyaratan kualitas, menerima suap komisi untuk mendapatkan kontrak dengan harga lebih
rendah, atau mendapatkan keuntungan dari harga lebih rendah yang dibebankan oleh entitas yang ditetapkan
sebagai organisasi garda depan.

Untuk memerangi korupsi dan mencegah dampak negatif yang berasal darinya, organisasi di sektor minyak dan gas
diharapkan oleh pasar, norma internasional, dan pemangku kepentingan untuk menunjukkan ketaatannya terhadap
integritas, tata kelola, praktik bisnis yang bertanggung jawab.

13 Orang yang populer secara politis dedifinisikan oleh Financial Action Taskforce sebagai “individu yang diberi kepercayaan dengan fungsi publik yang
menonjol” [367].
56 GRI 11: Sektor Minyak dan Gas 2021

Kotak 7. Transparansi tentang kontrak dan struktur kepemilikan

Publikasi kontrak pemerintah merupakan praktik yang sedang berkembang. Publikasi ini didukung oleh
organisasi-organisasi seperti PBB, Dana Moneter Internasional (IMF), Korporasi Keuangan Internasional
(IFC), Asosiasi Advokat Internasional, dan Organisasi untuk Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi (OECD).

Kontrak yang mengatur ekstraksi sumber daya minyak dan gas biasanya dirancang oleh organisasi di sektor
ini dan pemerintah atas nama warga negara atau komunitas lokal tanpa pengawasan publik. Ketentuan yang
adil untuk berbagi risiko dan manfaat yang menguntungkan, termasuk yang berkaitan dengan transisi yang
tepat, sangatlah relevan karena pandangan jangka panjang dan dampak proyek yang luas. Transparansi
kontrak membantu komunitas lokal menuntut tanggung jawab dari pemerintah dan organisasi tentang
ketentuan dan kewajiban mereka yang dirundingkan. Hal ini juga mengurangi ketidakselarasan informasi
antara pemerintah dan organisasi minyak dan gas serta membantu memberikan kesempatan setara dalam
perundingan.

Kurangnya transparansi tentang struktur kepemilikan dapat mempersulit untuk menentukan siapa yang
mendapatkan manfaat dari transaksi keuangan di sektor minyak dan gas. Transparansi kepemilikan manfaat
telah diidentifikasi sebagai peluang signifikan untuk mencegah konflik kepentingan, korupsi, serta
penghindaran dan pengelakan pajak.

Lihat rujukan [365] dan [369] di Daftar Pustaka.


57 GRI 11: Sektor Minyak dan Gas 2021

Pelaporan tentang antikorupsi


Jika organisasi telah menentukan antikorupsi merupakan topik material, sub-bagian ini mencantumkan
pengungkapan yang dianggap relevan untuk pelaporan tentang topik oleh sektor minyak dan gas.

STANDAR PENGUNGKAPAN NO.


RUJUKAN
STANDAR
SEKTOR

Manajemen topik
GRI 3: Topik Pengungkapan 3-3 Manajemen topik material 11.20.1
Material 2021
Rekomendasi sektor tambahan
• Menjelaskan potensi dampak korupsi atau risiko korupsi dikelola di rantai
pasokan organisasi.
• Menjelaskan mekanisme pelaporan dan mekanisme lainnya yang diterapkan
untuk individu untuk mengangkat masalah tentang korupsi.

Pengungkapan Standar Topik


GRI 205: Anti- Pengungkapan 205-1 Operasi-operasi yang dinilai memiliki risiko terkait korupsi 11.20.2
korupsi 2016
Pengungkapan 205-2 Komunikasi dan pelatihan tentang kebijakan dan prosedur 11.20.3
anti-korupsi

Pengungkapan 205-3 Insiden korupsi yang terbukti dan tindakan yang diambil 11.20.4

Pengungkapan sektor tambahan


Menjelaskan pendekatan terhadap transparansi kontrak, termasuk: 11.20.5
• apakah kontrak dan izin disediakan secara publik dan, jika iya, di mana kontrak dan izin tersebut
dipublikasikan;
• jika kontrak atau izin tidak tersedia secara publik, alasan atas hal ini dan tindakan yang dilakukan
untuk menjadikannya tersedia secara publik di masa depan.14

Mencantumkan pihak yang berhak atas manfaat organisasi dan menjelaskan bagaimana organisasi 11.20.6
mengidentifikasi pihak yang berhak atas manfaat mitra bisnis, termasuk usaha bersama dan
pemasok.15

Rujukan dan sumber


GRI 205: Antikorupsi 2016 mencantumkan instrumen antarpemerintah resmi dan rujukan tambahan yang berkaitan
dengan pelaporan tentang topik ini.

Instrumen resmi tambahan dan rujukan yang digunakan dalam mengembangkan topik ini, serta sumber daya yang
mungkin bermanfaat untuk pelaporan tentang antikorupsi oleh sektor minyak dan gas dicantumkan dalam Daftar
Pustaka.

14 Pengungkapan sektor tambahan ini berdasarkan pada Persyaratan 2.4. Kontrak dalam Standar EITI 2019. Definisi kontrak dan izin dapat ditemukan di
Standar EITI 2019 [366].
15 Pengungkapan sektor tambahan ini berdasarkan pada Persyaratan 2.5. Kepemilikan manfaat c., d., dan f. dalam Standar EITI 2019 [366].
58 GRI 11: Sektor Minyak dan Gas 2021

Topik 11.21 Pembayaran kepada pemerintah


Kurangnya transparansi tentang pembayaran kepada pemerintah dapat berkontribusi pada manajemen dana
publik yang tidak efisien, aliran keuangan gelap, dan korupsi. Topik ini membahas dampak dari praktik organisasi
terkait pembayaran kepada pemerintah dan pendekatan organisasi terhadap transparansi pembayaran tersebut.

Organisasi di sektor minyak dan gas berurusan dengan transaksi keuangan kompleks yang sangat banyak dan
melakukan berbagai pembayaran kepada pemerintah. Ini termasuk pendapatan dari perdagangan komoditas, biaya
eksplorasi dan izin produksi, pajak dan royalti, tanda tangan, penemuan, dan bonus produksi.

Transparansi pembayaran kepada pemerintah dapat membantu menunjukkan pentingnya sektor minyak dan gas
secara ekonomi untuk negara, memungkinkan debat publik, dan memberikan masukan dalam pengambilan
keputusan pemerintah. Transparansi juga dapat memberikan wawasan ke dalam ketentuan kontrak, meningkatkan
akuntabilitas pemerintah, dan memperkuat pengumpulan dan manajemen pendapatan. Transparansi pembayaran
ini yang tidak memadai, di lain pihak, dapat menghalangi terdeteksinya misalokasi pendapatan dan korupsi.

Pajak, royalti, dan pembayaran lain dari organisasi di sektor minyak dan gas merupakan sumber penting investasi
dan pendapatan untuk komunitas lokal, negara, dan kawasan (lihat topik 11.14 Dampak ekonomi). Sekalipun
demikian, praktik pajak yang agresif atau ketidakpatuhan terhadap pajak dapat menyebabkan berkurangnya
pendapatan pajak di negara tempat beroperasinya organisasi. Hal ini sangat merusak untuk negara berkembang
yang mungkin kekurangan atau memiliki kebutuhan tinggi untuk pendapatan publik. Sektor ini juga menerima
subsidi besar dari pemerintah di banyak negara, yang sangat menarik bagi pemangku kepentingan, seperti investor
atau masyarakat sipil.

Ketika mengungkapkan informasi tentang pembayaran kepada pemerintah, organisasi di sektor minyak dan gas
sering melaporkan keseluruhan pembayaran di tingkat organisasi. Akan tetapi, hal ini dapat memberikan wawasan
terbatas tentang pembayaran yang dilakukan di setiap negara atau terkait dengan suatu proyek. Melaporkan
pembayaran di tingkat negara dan di tingkat proyek memungkinkan dilakukannya perbandingan pembayaran yang
dilakukan kepada mereka yang ditetapkan dalam ketentuan fiskal, hukum, dan kontrak, serta untuk menilai kontribusi
finansial aktivitas minyak dan gas kepada negara dan masyarakat tempat beroperasinya organisasi. Ini juga dapat
membuat pemerintah bisa menangani penghindaran atau pengelakan pajak, mengoreksi kesenjangan informasi
dan memberikan kesempatan setara kepada pemerintah saat melakukan perundingan kontrak.

Kotak 8. Badan Usaha Milik Negara

Badan usaha milik negara (BUMN) merupakan, berdasarkan Inisiatif Transparansi Industri Ekstraktif (EITI),
perusahaan yang sepenuhnya atau sebagian besar dimiliki negara yang terlibat dalam aktivitas ekstraksi atas
nama pemerintah (lihat rujukan [386] di Daftar Pustaka). BUMN sering memiliki status khusus, yang dapat
melibatkan kelebihan keuangan dan perlakuan prioritas.

BUMN sering menjual saham sumber daya yang diproduksi kepada pembeli, termasuk perusahaan
perdagangan komoditas. Perdagangan pertama ini16 merupakan aliran pendapatan penting bagi negara dan
dapat melibatkan transaksi keuangan dalam volume besar. Sekalipun demikian, data tentang transaksi ini
sering jarang tersedia atau tidak dapat diakses. Perdagangan pertama dapat mengalami ketidaksesuaian
harga perdagangan dalam bentuk penagihan ekspor terlalu rendah atau penagihan impor terlalu tinggi untuk
mendapatkan keuntungan keuangan. Risiko lain mungkin berasal dari pemilihan pembeli dan alokasi kontrak
penjualan (yang dapat melibatkan suap dan konflik kepentingan) dan memindahkan pendapatan ke
bendahara negara, yang berpotensi menyebabkan misalokasi pendapatan atau menimbulkan
ketidakpercayaan publik atas manajemen pendapatan (lihat juga topik 11.20 Anti-korupsi).

Transparansi dalam operasi dan tujuan BUMN sangat penting untuk memantau kinerjanya dan
memaksimalkan kontribusi ekonomi dan sosialnya.

16 Perdagangan pertama didefinisikan oleh Inisiatif Transparansi Industri Ekstraktif sebagai “penjualan saham produksi negara oleh pemerintah dan
badan usaha milik negara” [384].
59 GRI 11: Sektor Minyak dan Gas 2021

Pelaporan tentang pembayaran kepada pemerintah


Jika organisasi telah menentukan pembayaran kepada pemerintah merupakan topik material, sub-bagian ini
mencantumkan pengungkapan yang dianggap relevan untuk pelaporan tentang topik oleh sektor minyak dan gas.

STANDAR PENGUNGKAPAN NO.


RUJUKAN
STANDAR
SEKTOR

Manajemen topik
GRI 3: Topik Pengungkapan 3-3 Manajemen topik material 11.21.1
Material 2021

Pengungkapan Standar Topik


GRI 201: Kinerja Pengungkapan 201-1 Nilai ekonomi langsung yang dihasilkan dan 11.21.2
Ekonomi 2016 didistribusikan

Pengungkapan 201-4 Bantuan finansial yang diterima dari pemerintah 11.21.3

Rekomendasi sektor tambahan


Untuk badan usaha milik negara (BUMN):
• Melaporkan hubungan keuangan antara pemerintah dan BUMN.17

GRI 207: Pajak Pengungkapan 207-1 Pendekatan terhadap pajak 11.21.4


2019
Pengungkapan 207-2 Tata kelola, pengendalian, dan manajemen risiko pajak 11.21.5

Pengungkapan 207-3 Keterlibatan pemangku kepentingan dan pengelolaan 11.21.6


kekhawatiran terkait pajak

Pengungkapan 207-4 Laporan per negara 11.21.7

Rekomendasi sektor tambahan


• Melaporkan rincian pembayaran kepada pemerintah yang dipungut pada
tingkat proyek, berdasarkan proyek dan aliran pendapatan berikut ini, jika
berlaku:
- Hak produksi pemerintah setempat;
- Produksi perusahaan nasional milik negara;
- Royalti;
- Dividen;
- Bonus (misalnya, bonus tanda tangan, penemuan, dan produksi);
- Biaya izin, biaya sewa, biasa masuk; dan pertimbangan lain untuk izin atau
konsesi;
- Setiap pembayaran penting dan manfaat material lainnya.18
• Melaporkan nilai setiap ambang batas19 yang telah diterapkan dan setiap
informasi kontekstual lain yang diperlukan untuk memahami bagaimana
penyusunan pembayaran kepada pemerintah tingkat proyek yang dilaporkan.

Pengungkapan sektor tambahan


Untuk minyak dan gas yang dibeli dari negara, atau pihak ketiga yang ditunjuk oleh negara untuk 11.21.8
menjual atas nama mereka, laporkan:
• volume dan jenis minyak dan gas yang dibeli;
• nama lengkap entitas pembeli dan penerima pembayaran;
• pembayaran yang dilakukan untuk pembelian.20
60 GRI 11: Sektor Minyak dan Gas 2021

Rujukan dan sumber


GRI 201: Kinerja Ekonomi 2016 dan GRI 207: Pajak 2019 berisi instrumen antarpemerintah resmi dan rujukan
tambahan yang berkaitan dengan pelaporan tentang topik ini.

Instrumen resmi tambahan dan rujukan yang digunakan dalam mengembangkan topik ini, serta sumber daya yang
mungkin bermanfaat untuk pelaporan tentang pembayaran kepada pemerintah oleh sektor minyak dan gas
dicantumkan dalam Daftar Pustaka.

17 Rekomendasi sektor tambahan ini berdasarkan pada Persyaratan 2.6 Partisipasi negara dalam Standar EITI 2019 [387].
18 Rekomendasi sektor tambahan ini berdasarkan pada Persyaratan 4.1 Pengungkapan komprehensif pajak dan pendapatan serta Persyaratan 4.7.
Tingkat disagregasi dalam Standar EITI 2019. Definisi untuk proyek dapat ditemukan di Standar EITI 2019 [387].
19 Standar EITI 2019 menyebutkan bahwa di negara yang menerapkan EITI, kelompok multi-pemangku kepentingan untuk negara tersebut menyetujui
pembayaran dan pendapatan mana yang bersifat material, termasuk ambang batas yang tepat [387]. Organisasi dapat menggunakan ambang batas
terkait yang ditetapkan oleh kelompok multi-pemangku kepentingan EITI. Jika tidak ada ambang batas terkait yang ditetapkan, organisasi dapat
menggunakan ambang batas yang setara dengan yang ditetapkan untuk Uni Eropa, yang menyebutkan bahwa 'Pembayaran, entah pembayaran
tunggal atau rangkaian pembayaran terkait, di bawah 100.000 Euro dalam periode pelaporan dapat diabaikan’ [380].
20 Pengungkapan sektor tambahan ini berdasarkan pada Persyaratan 4.2 Penjualan saham produksi negara atau pendapatan lain yang dikumpulkan
sejenis dalam Standar EITI 2019 [387] dan EITI Reporting Guidelines for companies buying oil, gas and minerals from governments [385].
61 GRI 11: Sektor Minyak dan Gas 2021

Pengungkapan 11.22 Kebijakan Publik


Organisasi dapat berpartisipasi dalam pengembangan kebijakan publik, secara langsung atau melalui organisasi
perantara, dengan melalui lobi atau memberikan kontribusi keuangan atau natura kepada partai-partai politik,
politisi, atau alasan-alasan politik. Meskipun organisasi dapat mendorong pengembangan kebijakan publik yang
mendatangkan manfaat kepada masyarakat, partisipasinya juga dapat berkaitan dengan korupsi, suap, pengaruh
yang tidak semestinya, atau perwakilan kepentingan organisasi yang tidak seimbang. Topik ini membahas
pendekatan organisasi untuk dukungan kebijakan publik, dan dampak yang dapat dihasilkan dari pengaruh yang
diberikan oleh organisasi.

Sektor minyak dan gas dapat memberikan pengaruh signifikan terhadap kebijakan pemerintah dan di antara sektor
dengan pengeluaran kegiatan melobi terbesar. Kasus yang didokumentasikan menunjukkan bahwa kegiatan melobi
oleh sektor minyak dan gas dapat menghalangi kemajuan menuju Tujuan Pembangunan Berkelanjutan, atau dapat
mengarahkan pada kebijakan dan regulasi yang tidak sejalan dengan transisi menuju ekonomi rendah karbon. Di
wilayah tempat minyak dan gas menghasilkan pendapatan besar untuk pemerintah, organisasi di sektor ini mungkin
mendapatkan akses lebih baik ke (dan perwakilan dalam rapat dengan) perwakilan pemerintah, yang dapat
menyebabkan pada pengaruh lebih besar dalam keputusan kebijakan publik. Organisasi di sektor ini telah
memberikan donasi ke partai politik yang kebijakannya menguntungkan agenda perusahaan atau memiliki akses
khusus ke para politisi.

Advokasi dan kegiatan melobi oleh sektor minyak dan gas telah berkontribusi menghambat kebijakan lingkungan;
menghalangi atau mengubah perundang-undangan tentang penilaian lingkungan dan sosial untuk proyek atau
partisipasi adil dari semua pemangku kepentingan; membatalkan batasan tentang pengembangan sumber daya;
memperoleh izin untuk jalur pipa; serta menurunkan standar pekerja, pajak perusahaan, dan royalti sumber daya.
Aktivitas ini juga telah digunakan untuk mendapatkan atau mempertahankan subsidi pemerintah, yang dapat
menyebabkan harga komoditas yang tidak mencerminkan biaya lingkungan produk minyak dan gas sepenuhnya.

Sektor minyak dan gas telah aktif mendukung perlawanan terhadap kebijakan iklim yang ambisius serta untuk
memastikan keberlanjutan subsidi untuk sektor ini, melalui masing-masing organisasi di sektor ini dan badan
industri. Aktivitas ini seringkali ditargetkan untuk menentang penetapan harga karbon yang berarti, anggaran karbon,
atau tindakan lain untuk mengurangi emisi gas rumah kaca yang dapat membuat aset dan sumber daya minyak gas
terlantar. Terkadang, usahanya bertentangan dengan strategi perusahaan yang diungkapkan ke publik dan posisi
yang mendukung kebijakan untuk mengatasi perubahan iklim. Subsidi yang berlebih untuk sektor ini dapat
menghambat transisi menuju ekonomi rendah karbon, dan selanjutnya menghalangi pembangunan berkelanjutan,
dalam berbagai cara, termasuk mengurangi atau mengalokasikan sumber daya nasional yang tersedia secara tidak
efisien, meningkatkan ketergantungan pada bahan bakar fosil, serta tidak mendukung investasi dalam energi
terbarukan dan efisiensi energi (lihat topik 11.2 Adaptasi, ketahanan, dan transisi iklim).
62 GRI 11: Sektor Minyak dan Gas 2021

Pelaporan tentang kebijakan publik


Jika organisasi telah menentukan kebijakan publik merupakan topik material, sub-bagian ini mencantumkan
pengungkapan yang dianggap relevan untuk pelaporan tentang topik oleh sektor minyak dan gas.

STANDAR PENGUNGKAPAN NO.


RUJUKAN
STANDAR
SEKTOR

Manajemen topik
GRI 3: Topik Pengungkapan 3-3 Manajemen topik material 11.22.1
Material 2021
Rekomendasi sektor tambahan
• Menjelaskan sikap organisasi terhadap masalah penting yang menjadi fokus
partisipasi mereka dalam pengembangan dan pelobian kebijakan publik; dan
setiap perbedaan antara posisi ini serta kebijakan dan tujuan yang dinyatakan
organisasi, atau posisi publik lainnya.
• Melaporkan apakah organisasi itu merupakan anggota, atau berkontribusi
pada, asosiasi perwakilan atau komite apa pun yang berpartisipasi dalam
pengembangan dan pelobian kebijakan publik, termasuk:
- sifat kontribusi tersebut;
- semua perbedaan antara kebijakan dan sasaran organisasi, atau posisi
publik lain mengenai isu-isu penting menyangkut perubahan iklim yang
sudah dinyatakan oleh organisasi, dan posisi asosiasi atau komite-komite
perwakilan.21

Pengungkapan Standar Topik


GRI 415: Pengungkapan 415-1 Kontribusi politik 11.22.2
Kebijakan Publik
2016

Rujukan dan sumber


GRI 415: Kebijakan Publik 2016 mencantumkan instrumen antarpemerintah resmi dan rujukan tambahan yang
berkaitan dengan pelaporan tentang topik ini.

Instrumen resmi tambahan dan rujukan yang digunakan dalam mengembangkan topik ini, serta sumber daya yang
mungkin bermanfaat untuk pelaporan tentang kebijakan publik oleh sektor minyak dan gas dicantumkan dalam
Daftar Pustaka.

21 Rekomendasi sektor tambahan ini berdasarkan pada rekomendasi pelaporan 1.2.1 dan 1.2.2 dalam GRI 415: Kebijakan Publik 2016.
63 GRI 11: Sektor Minyak dan Gas 2021

Daftar Istilah
Daftar Istilah ini memberikan definisi untuk istilah yang digunakan dalam Standar ini. Organisasi diwajibkan untuk
menerapkan definisi-definisi ini saat menggunakan Standar GRI.

Definisi-definisi yang dicakup di dalam daftar istilah ini mengandung istilah-istilah yang diperjelas lebih lanjut dalam
Daftar Istilah Standar GRI lengkap. Semua istilah yang didefinisikan ditulis dengan garis bawah. Jika ada istilah yang
tidak didefinisikan dalam Daftar Istilah ini atau dalam Daftar Istilah Standar GRI yang lengkap, maka berlaku definisi
yang secara umum digunakan dan dimengerti.

air laut
A air di laut atau di samudera

Sumber: Organisasi Internasional untuk Standarisasi. ISO 14046:2014. Pengelolaan


lingkungan — Jejak air — Prinsip, persyaratan, dan panduan. Geneva: ISO, 2014;
diubah

air pihak ketiga


pemasok air kota dan instalasi pengolahan air limbah kota, utilitas umum atau swasta, dan
organisasi lainnya yang terlibat dalam penyediaan, pengangkutan, pengolahan, pembuangan,
atau penggunaan air dan efluen

air tanah
air yang tertahan, dan yang bisa diambil, dari formasi bawah tanah

Sumber: Organisasi Internasional untuk Standardisasi. ISO 14046:2014. Pengelolaan


lingkungan — Jejak air — Prinsip, persyaratan, dan panduan. Geneva: ISO, 2014;
diubah

air tawar
air dengan konsentrasi total padatan terlarut sama dengan atau di bawah 1.000 mg/L

Sumber: Pengelolaan lingkungan — Jejak air — Prinsip, persyaratan, dan panduan Geneva:
ISO, 2014; diubah
Survei Geologis Amerika Serikat (USGS), Daftar Istilah Ilmu Air,
water.usgs.gov/edu/dictionary.html, diakses tanggal 1 Juni 2018; diubah
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Panduan untuk Kualitas Air Minum, 2017;
diubah

air yang diproduksi


air yang memasuki batasan organisasi sebagai akibat dari ekstraksi (misal, minyak mentah),
pemrosesan (misal, penggilingan tebu), atau penggunaan bahan mentah apapun, dan sebagai
konsekuensi harus dikelola oleh organisasi

Sumber: CDP, CDP Water Security Reporting Guidance, 2018; diubah

anak
orang yang berusia di bawah 15 tahun, atau di bawah usia selesai wajib belajar, tergantung
mana yang lebih tinggi

Catatan 1: Pengecualian dapat dilakukan di negara-negara tertentu dengan fasilitas


pendidikan dan perekonomian yang tidak berkembang secara mencukupi dan usia
minimal 14 tahun diberlakukan. Negara-negara yang dikecualikan ini disebutkan
oleh Organisasi Buruh Internasional (ILO) dalam tanggapan terhadap penerapan
khusus oleh negara-negara bersangkutan dan dengan berkonsultasi dengan
organisasi perwakilan pemberi kerja dan pekerja.

Catatan 2: Konvensi Usia Minimum ILO, 1973, (No.138), mengacu pada buruh anak dan
pekerja muda.

badan tata kelola


B kelompok individu resmi yang bertanggung jawab atas panduan strategis organisasi,
pemantauan manajemen yang efektif, dan akuntabilitas manajemen terhadap organisasi yang
64 GRI 11: Sektor Minyak dan Gas 2021

lebih luas dan pemangku kepentingannya

badan tata kelola tertinggi


badan tata kelola dengan otoritas tertinggi dalam organisasi

Catatan: Di beberapa yurisdiksi, sistem tata kelola terdiri dari dua tingkat, di mana
pengawasan dan pengelolaan dipisahkan atau ketika hukum lokal menyediakan
dewan pengawas yang diambil dari noneksekutif untuk memantau dewan
pengelolaan eksekutif. Dalam kasus seperti itu, kedua tingkatan tersebut termasuk
dalam definisi badan tata kelola tertinggi.

bahaya terkait pekerjaan


sumber atau situasi yang berpotensi menyebabkan cedera atau sakit

Sumber: Organisasi Buruh Internasional (ILO), Pedoman Sistem Manajemen Keselamatan


dan Kesehatan Kerja, 2001; diubah
Organisasi Internasional untuk Standarisasi. ISO 45001:2018. Sistem manajemen
kesehatan dan keselamatan kerja — Persyaratan dengan panduan penggunaan.
Geneva: ISO, 2018; diubah
Definisi-definisi yang didasarkan pada atau berasal dari standar ISO 14046:2014 dan ISO
45001:2018 direproduksi dengan izin dari Organisasi Internasional untuk Standardisasi, ISO.
Hak cipta tetap dipegang oleh ISO.

Catatan: Bahaya dapat:


• bersifat fisik (misal, radiasi, suhu yang ekstrem, suara bising terus-menerus,
tumpahan di lantai atau bahaya tersandung, mesin yang tidak dijaga, peralatan
listrik yang rusak);
• ergonomis (misal, meja/area kerja dan kursi dalam posisi tidak benar, gerakan
yang canggung, vibrasi);
• zat kimia (misal, paparan terhadap bahan pelarut, karbon monoksida, bahan-
bahan yang mudah terbakar, atau pestisida);
• biologis (misal, paparan terhadap darah dan cairan tubuh, jamur, bakteri, virus,
atau gigitan serangga);
• psikososial (misal, kekerasan verbal, pelecehan, perundungan);
• berkaitan dengan pengorganisasian kerja (misal, tuntutan beban kerja yang
berlebihan, giliran kerja, kerja dalam waktu yang lama, kerja pada malam hari,
kekerasan di tempat kerja).

bantuan finansial
tunjangan finansial langsung atau tidak langsung yang tidak mewakili transaksi barang-barang
dan jasa, tetapi merupakan insentif atau kompensasi untuk tindakan yang dilakukan, biaya dari
aset, atau biaya yang ditimbulkan

Catatan: Penyedia bantuan finansial tidak mengharapkan keuntungan finansial secara


langsung dari bantuan yang ditawarkan.

cakupan emisi GRK


C klasifikasi batasan operasional di tempat emisi gas rumah kaca ( GRK) terjadi

Catatan 1: Cakupan mengklasifikasi apakah emisi GRK dibuat oleh organisasi itu sendiri,
atau dibuat oleh organisasi lain yang terkait, sebagai contoh pemasok listrik atau
perusahaan logistik.

Catatan 2: Terdapat tiga klasifikasi Cakupan: Cakupan 1, Cakupan 2 dan Cakupan 3.

Catatan 3: Klasifikasi Cakupan berasal dari Institut Sumber Daya Dunia (WRI) dan Dewan
Bisnis Dunia untuk Pembangunan Berkelanjutan (WBCSD), Standar Pelaporan
dan Akuntansi Korporat Protokol GRK, Edisi Revisi, 2004.

cedera atau sakit terkait pekerjaan


dampak-dampak negatif pada kesehatan yang timbul dari paparan terhadap terkait pekerjaan di
tempat kerja
65 GRI 11: Sektor Minyak dan Gas 2021

Sumber: International Labour Organization (ILO), Guidelines on Occupational Safety and


Health Management Systems, ILO-OSH 2001, 2001; diubah

Catatan 1: ‘Gangguan kesehatan’ menunjukkan masalah pada kesehatan dan termasuk


penyakit, rasa sakit dan gangguan. Istilah ‘penyakit’, ‘sakit’, dan ‘gangguan’ sering
kali dipakai secara bergantian dan merujuk pada kondisi dengan gejala dan
diagnosis spesifik.

Catatan 2: Cedera atau sakit terkait pekerjaan adalah dampak yang timbul akibat paparan
terhadap bahaya di tempat kerja. Jenis insiden lain yang tidak terkait dengan
pekerjaan dapat terjadi. Sebagai contoh, insiden berikut ini tidak dianggap terkait
pekerjaan:
• pekerja yang mengalami serangan jantung saat berada di tempat kerja, yang
tidak terkait dengan pekerjaan;
• pekerja yang mengemudi ke atau dari tempat kerja terluka dalam kecelakaan
mobil (ketika mengendarai bukan bagian dari pekerjaan, dan ketika
transportasi tidak diatur oleh pemberi kerja);
• pekerja dengan epilepsi mengalami kejang di tempat kerja yang tidak berkaitan
dengan pekerjaan.

Catatan 3: Melakukan perjalanan untuk pekerjaan: Kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja
yang muncul saat pekerja melakukan perjalanan yang terkait pekerjaan jika, pada
saat mengalami kecelakaan kerja atau penyakit akibat kerja, pekerja sedang
terlibat dalam aktivitas kerja 'demi kepentingan pemberi kerja’. Contoh-contoh
aktivitas sejenis termasuk melakukan perjalanan ke dan dari kontak pelanggan;
melaksanakan tugas pekerjaan; dan menjamu atau dijamu untuk bertransaksi,
mendiskusikan atau mempromosikan bisnis (atas pengarahan pemberi kerja).

Bekerja dari rumah: Kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja yang muncul saat
bekerja di rumah merupakan hal yang terkait pekerjaan jika kecelakaan kerja atau
penyakit akibat kerja terjadi saat pekerja melakukan pekerjaan di rumah, dan
kecelakaan kerja atau penyakit akibat kerja secara langsung terkait dengan
pelaksanaan pekerjaan dan bukan karena lingkungan atau pengaturan rumah
secara umum.

Penyakit mental: Penyakit mental dianggap berkaitan dengan pekerjaan jika


penyakit itu diberitahukan secara sukarela oleh pekerja dan didukung oleh opini
dari profesional medis berlisensi yang memiliki pelatihan dan pengalaman yang
tepat yang menyatakan bahwa penyakit itu berkaitan dengan pekerjaan.

Untuk pedoman lebih lanjut tentang menetapkan 'keterkaitan dengan pekerjaan'


lihat Administrasi Keselamatan dan Kesehatan Kerja Amerika Serikat,
Determination of work-relatedness 1904.5, https://www.osha.gov/pls/
oshaweb/owadisp.show_document?p_table=STANDARDS&p_id=9636, diakses
tanggal 1 Juni 2018.

Catatan 4: Istilah 'okupasional' dan 'terkait pekerjaan' sering kali dipakai secara bergantian.

cedera terkait pekerjaan dengan konsekuensi tinggi


cedera terkait pekerjaan yang menyebabkan fatalitas atau kecelakaan kerja yang membuat
pekerja tidak dapat, atau diduga tidak dapat pulih sepenuhnya ke status kesehatan sebelum
terjadinya kecelakaan kerja dalam waktu enam bulan

cuti melahirkan
cuti diberikan kepada karyawan laki-laki dan perempuan atas dasar kelahiran anak

daerah tangkapan air


D area tanah sumber semua air limpahan permukaan dan bawah permukaan yang mengalir
berturut-turut dari anak sungai, sungai, akuifer, dan danau menuju laut atau jalan keluar lainnya
di mulut sungai tunggal, muara, atau delta

Sumber: Alliance for Water Stewardship (AWS), AWS International Water Stewardship
Standard, Version 1.0, 2014; diubah
66 GRI 11: Sektor Minyak dan Gas 2021

Catatan: Daerah tangkapan termasuk area-area air tanah terkait dan dapat termasuk bagian
badan air (seperti danau atau sungai). Di bagian-bagian lain di dunia, tangkapan
juga dirujuk sebagai 'daerah aliran sungai' atau ‘basin’ (atau sub-basin).

dampak
efek yang dimiliki atau dapat dimiliki organisasi terhadap ekonomi, lingkungan, dan
masyarakat, termasuk pada hak asasi manusia mereka, yang pada gilirannya dapat
menunjukkan kontribusinya (negatif atau positif) terhadap pembangunan berkelanjutan

Catatan 1: Dampak dapat bersifat aktual atau potensial, negatif atau positif, jangka pendek
atau jangka panjang, disengaja atau tidak disengaja, dan dapat dipulihkan atau
tidak dapat dipulihkan.

Catatan 2: Lihat bagian 2.1 dalam GRI 1: Landasan 2021 untuk informasi lebih lanjut tentang
'dampak'.

daur ulang
pemrosesan ulang sektor atau komponen produk yang telah menjadi limbah, untuk dijadikan
material baru

Sumber: United Nations Environment Programme (UNEP), Basel Convention on the Control
of Transboundary Movements of Hazardous Wastes and Their Disposal, 1989;
diubah

diskriminasi
tindakan dan hasil dari memperlakukan seseorang secara tidak setara dengan memberikan
beban yang tidak seimbang atau menolak pemberian tunjangan alih-alih memperlakukan
setiap orang dengan adil berdasarkan prestasi individu

Catatan: Diskriminasi juga dapat mencakup pelecehan yang didefinisikan sebagai


komentar atau tindakan yang tidak dikehendaki, atau seharusnya secara masuk
akal diketahui sebagai tidak dikehendaki, terhadap orang yang dituju.

dukungan layanan
layanan yang memberikan manfaat publik baik melalui pembayaran langsung biaya operasi
atau melalui penyediaan staf fasilitas atau layanan dengan karyawan

Catatan: Manfaat publik juga dapat mencakup layanan publik.

efluen
E air limbah yang diolah atau tidak diolah yang dibuang

Sumber: Alliance for Water Stewardship (AWS), AWS International Water Stewardship
Standard, Versi 1.0, 2014

eksekutif senior
anggota manajemen organisasi berpangkat tinggi, seperti Pejabat Eksekutif Tertinggi (CEO)
atau individu yang melapor langsung kepada CEO atau badan tata kelola tertinggi

emisi energi GRK (Cakupan 2) tidak langsung


gas rumah kaca (GRK) emisi yang timbul dari listrik, pemanasan, pendinginan, dan tenaga uap
yang dibeli atau didapatkan yang dikonsumsi oleh organisasi

emisi GRK (Cakupan 1) langsung


gas rumah kaca (GRK) dari sumber-sumber yang dimiliki atau dikendalikan oleh organisasi

Contoh: CO2 dari konsumsi bahan bakar

Catatan: Sumber GRK adalah unit atau proses fisik apa pun yang melepaskan GRK ke
atmosfer.

emisi GRK (Cakupan 3) tidak langsung lainnya


emisi gas rumah kaca (GRK) tidak langsung yang tidak dicakup dalam emisi energi GRK
(Cakupan 2) tidak langsung yang terjadi di luar organisasi, termasuk emisi hulu dan hilir

emisi udara yang signifikan


67 GRI 11: Sektor Minyak dan Gas 2021

emisi udara diatur berdasarkan konvensi internasional dan/atau hukum atau regulasi nasional

Catatan: Emisi udara yang signifikan mencakup emisi yang terdaftar pada izin lingkungan
untuk operasi organisasi.

gaji pokok
G jumlah tetap minimum yang dibayarkan kepada karyawan atas tugas yang mereka laksanakan

Catatan: Gaji pokok tidak termasuk remunerasi, seperti pembayaran untuk kerja lembur
atau bonus.

garis dasar
titik awal yang digunakan untuk perbandingan

Catatan: Dalam konteks pelaporan energi dan emisi, garis dasar adalah proyeksi konsumsi
atau emisi energi tanpa adanya upaya penurunan apa pun.

gas rumah kaca (GRK)


gas yang berkontribusi pada efek gas rumah kaca dengan menyerap radiasi infra merah

hak asasi manusia


H hak yang melekat pada semua manusia, yang mencakup, setidaknya, semua hak yang diatur
dalam Undang-undang Hak Asasi Manusia Internasional Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB)
dan prinsip-prinsip tentang hak-hak dasar yang ditetapkan dalam Deklarasi Organisasi Buruh
Internasional (ILO) tentang Prinsip-Prinsip Dasar dan Hak-Hak di Tempat Kerja

Sumber: United Nations (UN), Guiding Principles on Business and Human Rights:
Implementing the United Nations “Protect, Respect and Remedy” Framework, 2011;
diubah

Catatan: Lihat Panduan untuk 2-23-b-i dalam GRI 2: Pengungkapan Umum 2021 untuk
informasi lebih lanjut tentang 'hak asasi manusia'.

hubungan bisnis organisasi


hubungan yang dimiliki organisasi dengan mitra bisnis, dengan entitas di dalam rantai nilainya
termasuk yang berada di luar tingkat pertama, dan dengan entitas lain yang terkait langsung
dengan operasi, produk, atau layanannya

Sumber: United Nations (UN), Guiding Principles on Business and Human Rights:
Implementing the United Nations “Protect, Respect and Remedy” Framework, 2011;
diubah

Catatan: Contoh entitas lain yang terkait langsung dengan operasi, produk, atau layanan
organisasi adalah organisasi nonpemerintah yang dengannya organisasi tersebut
memberikan dukungan kepada masyarakat lokal atau pasukan keamanan negara
bagian yang melindungi fasilitas organisasi.

infrastruktur
I fasilitas yang dibangun terutama untuk menyediakan layanan publik atau barang dan bukan
bertujuan komersial, dan organisasi tersebut tidak mencari keuntungan ekonomi langsung dari
fasilitas itu

Contoh: rumah sakit, jalan, sekolah, fasilitas pasokan air

karyawan
K individu yang berada dalam hubungan kepegawaian dengan organisasi, berdasarkan hukum
atau penerapan nasional

kawasan lindung
wilayah geografis yang dirancang, diregulasi, atau dikelola untuk mencapai tujuan konservasi
tertentu

kawasan yang dilindungi


wilayah yang dilindungi dari segala bentuk perusakan selama kegiatan operasional, dan
lingkungan tetap dalam keadaan aslinya dengan ekosistem yang sehat serta berfungsi
68 GRI 11: Sektor Minyak dan Gas 2021

kebebasan berserikat
hak pemberi kerja dan pekerja untuk membentuk, bergabung dengan, dan menjalankan
organisasi mereka sendiri tanpa izin sebelumnya atau campur tangan dari negara atau entitas
lainnya

kelompok rentan
sekelompok individu dengan kondisi atau karakteristik tertentu (misalnya, ekonomi, fisik, politik,
sosial) yang dapat mengalami dampak negatif sebagai hasil dari kegiatan organisasi dengan
lebih parah daripada populasi umum

Contoh: anak-anak dan pemuda; lansia; mantan gerilyawan; keluarga yang terpengaruh
HIV/AIDS; pembela hak asasi manusia; masyarakat adat; pengungsi dalam negeri;
pekerja migran dan keluarga mereka; minoritas nasional atau etnis, agama dan
bahasa; orang-orang yang mungkin didiskriminasi berdasarkan orientasi seksual,
identitas gender, ekspresi gender, atau karakteristik seks mereka (misalnya,
lesbian, gay, biseksual, transgender, interseks); penyandang disabilitas;
pengungsi atau pengungsi yang kembali; perempuan

Catatan: Kerentanan dan dampak dapat berbeda bergantung pada jenis kelamin.

keparahan (dari suatu dampak)


Tingkat keparahan dampak negatif aktual atau potensial ditentukan oleh skalanya (yaitu,
seberapa parah dampaknya), ruang lingkup (yaitu, seberapa luas dampaknya), dan karakter
yang tidak dapat diperbaiki (seberapa sulit kerugian yang diakibatkannya untuk dapat dilawan
atau diperbaiki).

Sumber: Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD), OECD Due
Diligence Guidance for Responsible Business Conduct, 2018; diubah
United Nations (UN), The Corporate Responsibility to Respect Human Rights: An
Interpretive Guide, 2012; diubah

Catatan: Lihat bagian 1 dalam GRI 3: Topik Material 2021 untuk informasi lebih lanjut
tentang 'keparahan'.

kerja paksa atau wajib kerja


seluruh pekerjaan dan layanan yang dituntut dari siapa pun yang berada di bawah ancaman
hukuman sehingga orang tersebut tidak menawarkan dirinya secara sukarela

Sumber: International Labour Organization (ILO), Forced Labour Convention, 1930 (No. 29);
diubah

Catatan 1: Contoh paling ekstrem dari kerja paksa atau wajib adalah buruh budak dan buruh
utang, namun utang juga dapat digunakan sebagai alat untuk mempertahankan
pekerja dalam keadaan kerja paksa.

Catatan 2: Indikator kerja paksa termasuk penahanan dokumen identitas, mewajibkan


simpanan wajib, dan memaksa pekerja, di bawah ancaman pemecatan, untuk
bekerja lembur yang tidak disepakati sebelumnya.

komunitas lokal
individu atau kelompok individu yang tinggal atau bekerja di area yang terpengaruh atau yang
dapat terpengaruh oleh aktivitas organisasi

Catatan: Masyarakat lokal dapat beragam, mulai dari orang yang tinggal di dekat operasi
organisasi, hingga mereka yang tinggal jauh.

konflik kepentingan
situasi di mana seorang individu dihadapkan pada pilihan antara persyaratan fungsi mereka
dalam organisasi dan kepentingan atau tanggung jawab pribadi atau profesional mereka yang
lain.

konsumsi air
jumlah semua air yang sudah diambil dan dimasukkan ke dalam produk, yang digunakan
dalam produksi tanaman atau dikeluarkan sebagai limbah, yang sudah menguap, mengalami
69 GRI 11: Sektor Minyak dan Gas 2021

transpirasi, atau sudah dikonsumsi oleh manusia atau ternak, atau terkena polusi hingga tidak
bisa digunakan oleh pengguna lainnya, dan karenanya tidak dilepaskan kembali ke air
permukaan, air tanah, air laut, atau pihak ketiga selama periode pelaporan.

Sumber: CDP, CDP Water Security Reporting Guidance, 2018; diubah

Catatan: Konsumsi air termasuk air yang sudah disimpan selama periode pelaporan untuk
digunakan atau dibuang dalam periode pelaporan berikutnya.

kontribusi politik
bantuan finansial atau natura yang diberikan secara langsung atau tidak langsung kepada
partai politik, perwakilan terpilihnya, atau orang yang mengincar jabatan politik

Catatan 1: Kontribusi finansial dapat mencakup donasi, pinjaman, pensponsoran, pengikat,


atau pembelian tiket untuk acara penggalangan dana.

Catatan 2: Kontribusi natura dapat mencakup periklanan, penggunaan fasilitas, desain dan
pencetakan, donasi peralatan, atau pemberian keanggotaan dewan, pekerjaan
atau pekerjaan konsultasi bagi politisi terpilih atau kandidat untuk jabatan.

korupsi
‘penyalahgunaan kekuasaan yang sudah dipercayakan untuk keuntungan pribadi', yang dapat
dimulai oleh individu atau organisasi

Sumber: Transparency International, Business Principles for Countering Bribery, 2011

Catatan: Korupsi mencakup praktik seperti penyuapan, pembayaran fasilitas, penipuan,


pemerasan, kolusi, dan pencucian uang. Ini juga mencakup tawaran atau
penerimaan hadiah, pinjaman, bayaran, imbalan, atau keuntungan lain kepada
atau dari siapa pun sebagai bujukan untuk melakukan sesuatu yang tidak jujur,
ilegal, atau melanggar kepercayaan dalam menjalankan bisnis perusahaan. Ini
dapat mencakup tunjangan tunai atau natura, seperti barang, hadiah, dan liburan
gratis, atau layanan pribadi khusus yang disediakan untuk tujuan keuntungan yang
tidak pantas, atau yang dapat mengakibatkan tekanan moral untuk menerima
keuntungan tersebut.

layanan kesehatan kerja


L layanan yang dipercayai melakukan fungsi-fungsi preventif penting, dan bertanggung jawab
untuk memberi saran kepada pemberi kerja, pekerja, dan perwakilan mereka dalam
melaksanakan, tentang persyaratan pembangunan dan pemeliharaan lingkungan kerja yang
aman dan sehat, yang akan memfasilitasi kesehatan fisik dan mental yang optimal
sehubungan dengan pekerjaan dan penyesuaian pekerjaan sesuai kemampuan pekerja
dengan mempertimbangkan kondisi kesehatan fisik dan mental mereka

Sumber: International Labour Organization (ILO), Occupational Health Services Convention,


1985 (No. 161)

Contoh: saran tentang ergonomi, dan tentang peralatan pelindung individu dan kolektif;
nasihat tentang kesehatan, keselamatan, dan kebersihan kerja; pengelolaan
pertolongan pertama dan perawatan darurat; promosi adaptasi pekerjaan dengan
pekerja; pengawasan terhadap faktor-faktor di lingkungan kerja, termasuk instalasi
sanitasi, kantin, dan perumahan yang disediakan untuk pekerja, atau dalam praktik
kerja, yang dapat memengaruhi kesehatan pekerja; pengawasan kesehatan
pekerja dalam kaitannya dengan pekerjaan

limbah
segala sesuatu yang dibuang, ingin dibuang, atau harus dibuang oleh pemiliknya

Sumber: United Nations Environment Programme (UNEP), Basel Convention on the Control
of Transboundary Movements of Hazardous Wastes and Their Disposal, 1989

Catatan 1: Limbah dapat didefinisikan menurut legislasi nasional di tempat limbah timbul.
70 GRI 11: Sektor Minyak dan Gas 2021

Catatan 2: Pemegang dapat berupa organisasi pelapor, entitas dalam rantai nilainya di
bagian hulu atau hilir (misalnya, sosial atau konsumen), atau organisasi
pengelolaan limbah, di antaranya.

limbah berbahaya
limbah yang memiliki karakteristik yang terdapat dalam Lampiran III dari Konvensi Basel, atau
yang dianggap bahan berbahaya dan beracun oleh peraturan negara

Sumber: United Nations Environment Programme (UNEP), Basel Convention on the Control
of Transboundary Movements of Hazardous Wastes and Their Disposal, 1989

masalah kualitas air permukaan


M air yang muncul secara alami di permukaan Bumi di lapisan es, tudung es, gletser, gunung es,
rawa, kolam, danau, sungai dan anak sungai

Sumber: CDP, CDP Water Security Reporting Guidance, 2018; diubah

masyarakat adat
masyarakat adat pada umumnya diidentifikasi sebagai:
• masyarakat suku di negara merdeka yang keadaan sosial, budaya, dan ekonominya
membedakan mereka dari bagian masyarakat nasional lainnya, dan yang statusnya diatur
secara penuh atau sebagian oleh adat istiadat atau tradisi mereka sendiri atau oleh hukum
atau peraturan khusus;
• masyarakat di negara merdeka yang dipandang sebagai pribumi karena mereka
merupakan keturunan dari populasi yang telah menghuni negara tersebut, atau sebuah
wilayah geografis milik negara tersebut, pada masa penaklukan atau kolonisasi atau
penetapan batasan negara saat ini dan mereka yang, terlepas dari status hukum mereka,
mempertahankan seluruh atau beberapa dari institusi sosial, ekonomi, budaya dan politik
mereka.

Sumber: International Labour Organization (ILO), Indigenous and Tribal Peoples Convention,
1989 (No. 169)

mekanisme pengaduan
proses rutin yang dijalankan untuk menyampaikan pengaduan dan mencari pemulihan

Sumber: United Nations (UN), Guiding Principles on Business and Human Rights:
Implementing the United Nations “Protect, Respect and Remedy” Framework, 2011;
diubah

Catatan: Lihat Panduan untuk Pengungkapan 2-25 dalam GRI 2: Pengungkapan Umum
2021 untuk informasi lebih lanjut tentang ‘mekanisme pengaduan’.

mitigasi
tindakan yang diambil untuk mengurangi tingkat dampak negatif

Sumber United Nations (UN), The Corporate Responsibility to Respect Human Rights: An
Interpretive Guide, 2012; diubah

Catatan: Mitigasi dampak negatif aktual mengacu pada tindakan yang diambil untuk
mengurangi keparahan dari dampak negatif yang telah terjadi, dengan sisa
dampak yang memerlukan remediasi. Mitigasi potensi dampak negatif mengacu
pada tindakan yang diambil untuk mengurangi kemungkinan terjadinya dampak
negatif.

mitra bisnis
entitas di mana organisasi memiliki beberapa bentuk keterlibatan langsung dan formal dengan
tujuan memenuhi tujuan bisnisnya

Sumber: Shift and Mazars LLP, UN Guiding Principles Reporting Framework, 2015; diubah

Contoh: afiliasi, pelanggan bisnis ke bisnis, klien, pemasok tingkat pertama, pemegang
waralaba, mitra usaha bersama, perusahaan investasi di mana organisasi
memiliki posisi kepemilikan saham
71 GRI 11: Sektor Minyak dan Gas 2021

Catatan: Mitra bisnis tidak mencakup anak perusahaan dan afiliasi yang dikendalikan oleh
organisasi.

paparan
P kuantitas waktu yang dihabiskan atau sifat kontak dengan lingkungan tertentu yang memiliki
berbagai derajat dan jenis bahaya, atau kedekatan dengan kondisi yang mungkin
menyebabkan cedera atau sakit (misalnya, bahan kimia, radiasi, tekanan tinggi, kebisingan,
api, bahan peledak)

pekerja
orang yang melaksanakan pekerjaan untuk organisasi

Contoh: karyawan, pekerja agensi, pekerja murid, kontraktor, pekerja rumahan, pekerja
magang, wiraswasta, subkontraktor, sukarelawan, dan orang yang bekerja untuk
organisasi selain organisasi pelapor, seperti untuk pemasok

Catatan: Dalam Standar GRI, dalam sejumlah kasus dijelaskan apakah subset khusus dari
pekerja akan disyaratkan untuk digunakan.

pemangku kepentingan
individu atau kelompok yang memiliki kepentingan yang terpengaruh atau dapat terpengaruh
oleh kegiatan organisasi

Sumber: Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD), OECD Due
Diligence Guidance for Responsible Business Conduct, 2018; diubah

Contoh: mitra bisnis, organisasi masyarakat sipil, konsumen, pelanggan, karyawan dan
pekerja lain, pemerintah, masyarakat lokal, organisasi nonpemerintah, pemegang
saham dan investor lainnya, pemasok, serikat dagang, kelompok rentan

Catatan: Lihat bagian 2.4 dalam GRI 1: Landasan 2021 untuk informasi lebih lanjut tentang
‘pemangku kepentingan’.

pemasok
entitas hulu dari organisasi (yaitu, dalam rantai pasokan organisasi), yang menyediakan produk
atau layanan yang digunakan dalam pengembangan produk atau layanan organisasi itu sendiri

Contoh pialang, konsultan, kontraktor, distributor, pemegang waralaba, pekerja rumah,


kontraktor mandiri, pemegang lisensi, produsen, produsen utama, subkontraktor,
pedagang grosir

Catatan: Pemasok dapat memiliki hubungan bisnis langsung dengan organisasi (sering
disebut sebagai pemasok tingkat pertama) atau hubungan bisnis tidak langsung.

pemasok lokal
organisasi atau orang yang memberikan produk atau jasa kepada organisasi pelapor, dan
yang berbasis di pasar geografis yang sama dengan organisasi pelapor (yaitu, tidak ada
pembayaran antarnegara yang dilakukan kepada pemasok lokal)

Catatan: Definisi geografis dari 'lokal' dapat mencakup masyarakat di sekitar daerah
operasi, suatu wilayah dalam sebuah negara atau suatu negara.

pembangunan berkelanjutan/keberlanjutan
pembangunan yang memenuhi kebutuhan saat ini tanpa membahayakan kemampuan
generasi masa depan untuk memenuhi kebutuhan mereka sendiri

Sumber: World Commission on Environment and Development, Our Common Future, 1987

Catatan: Istilah ‘keberlanjutan’ dan ‘pembangunan berkelanjutan’ digunakan secara


bergantian dalam Standar GRI.

pembuangan air
jumlah efluen, air bekas pakai, dan air bekas pakai yang dilepaskan ke masalah kualitas air
permukaan, air tanah, air laut, atau pihak ketiga, yang tidak digunakan lagi oleh organisasi,
selama periode pelaporan
72 GRI 11: Sektor Minyak dan Gas 2021

Catatan 1: Air dapat dilepaskan ke badan air penerima baik di satu titik pembuangan yang
ditetapkan (pembuangan di sumber tetap) atau dikeluarkan ke tanah dengan cara
yang tidak ditetapkan (pembuangan tanpa sumber tetap).

Catatan 2: Pembuangan air dapat diberi izin (sesuai dengan persetujuan pembuangan) atau
tidak mendapat izin (jika persetujuan pembuangan dilampaui).

pembuangan akhir
setiap operasi yang tidak termasuk pemulihan, bahkan jika pengerjaan tersebut
mengakibatkan konsekuensi sekunder berupa perolehan energi

Sumber: European Union (EU), Waste Framework Directive, 2008 (Directive 2008/98/EC)

Catatan: Pembuangan akhir adalah tata kelola masa akhir pakai produk, material, dan
sumber daya yang dibuang atau yang melalui transformasi kimia atau termal
sehingga menyebabkan produk, material, dan sumber daya tersebut tidak dapat
digunakan lagi.

pemulihan
pengerjaan dengan produk, komponen produk, atau material yang telah menjadi limbah
disiapkan untuk memenuhi tujuan sebagai pengganti produk, komponen, atau material baru
yang seharusnya digunakan untuk tujuan tersebut.

Sumber: United Nations Environment Programme (UNEP), Basel Convention on the Control
of Transboundary Movements of Hazardous Wastes and Their Disposal, 1989;
diubah

Contoh: persiapan untuk pemakaian ulang, pendauran ulang

Catatan: Dalam konteks pelaporan limbah, pengerjaan pemulihan tidak mencakup


pemulihan energi.

pemulihan/remediasi
sarana untuk melawan atau memperbaiki dampak negatif atau pemberian ganti rugi

Sumber: United Nations (UN), The Corporate Responsibility to Respect Human Rights: An
Interpretive Guide, 2012; diubah

Contoh: permintaan maaf, kompensasi finansial atau nonfinansial, pencegahan kerusakan


melalui perintah atau jaminan tidak akan terulang, sanksi hukuman (baik pidana
atau administratif, seperti denda), restitusi, restorasi, rehabilitasi

pendekatan sirkular
tindakan yang diambil untuk mempertahankan nilai produk, material, dan sumber daya, serta
mengarahkannya untuk digunakan kembali selama mungkin dengan jejak karbon dan sumber
daya sesedikit mungkin, sehingga lebih sedikit material mentah dan sumber daya yang harus
diekstrak dan limbah yang ditimbulkan dapat dicegah

pengaduan
ketidakadilan yang dirasakan yang membangkitkan rasa kepemilikan individu atau kelompok,
yang mungkin didasarkan pada hukum, kontrak, janji eksplisit atau implisit, praktik adat, atau
gagasan umum tentang keadilan terhadap masyarakat yang dirugikan

Sumber: United Nations (UN), Guiding Principles on Business and Human Rights:
Implementing the United Nations “Protect, Respect and Remedy” Framework, 2011

pengambilan air
jumlah semua air yang diambil dari air permukaan, air tanah, air laut, atau pihak ketiga untuk
penggunaan apa pun selama periode pelaporan

pergantian karyawan
karyawan yang meninggalkan organisasi secara sukarela atau karena pemecatan, pensiun,
atau meninggal dalam masa kerja

perilaku antipersaingan
73 GRI 11: Sektor Minyak dan Gas 2021

tindakan organisasi atau karyawan yang dapat menyebabkan kolusi dengan pesaing potensial,
dengan tujuan membatasi pengaruh kompetisi pasar

Contoh: mengalokasikan pelanggan, pemasok, wilayah geografis, dan lini produk;


mengoordinasikan penawaran; membuat batasan pasar atau hasil; penetapan
harga; memberlakukan kuota geografis

periode pelaporan
periode waktu spesifik yang dicakup oleh informasi yang dilaporkan.

Contoh: tahun fiskal, tahun kalender

perlakuan agar bisa digunakan kembali


pengerjaan pemeriksaan, pembersihan, atau reparasi produk atau komponen produk yang
telah menjadi limbah sebagai persiapan untuk digunakan untuk tujuan yang sama dengan
tujuan semula

Sumber: European Union (EU), Waste Framework Directive, 2008 (Directive 2008/98/EC);
diubah

perubahan operasi yang signifikan


perubahan pola operasi organisasi yang berpotensi memiliki dampak positif atau negatif
signifikan pada pekerja yang menjalankan kegiatan organisasi

Contoh: penutupan, ekspansi, penggabungan, pembukaan baru, pengalihdayaan operasi,


restrukturisasi, penjualan semua atau sebagian dari organisasi, pengambilalihan

perundingan kolektif
semua negosiasi yang berlangsung antara satu atau lebih pemberi kerja atau organisasi
pemberi kerja, di satu sisi, dan satu atau lebih organisasi pekerja (misalnya, serikat buruh), di
sisi lain, untuk menentukan kondisi kerja dan syarat kerja atau untuk mengatur hubungan
antara pemberi kerja dan pekerja

Sumber: International Labour Organization (ILO), Collective Bargaining Convention, 1981


(No. 154); diubah

petugas keamanan
individu yang diperkerjakan untuk tujuan melindungi properti organisasi; mengendalikan
keramaian; mencegah kehilangan; dan menjaga orang, barang-barang, dan hal-hal berharga

potensi pemanasan global (PPG)


nilai yang menggambarkan dampak daya radiasi dari satu unit gas rumah kaca ( GRK) relatif
terhadap satu unit CO2 selama periode waktu tertentu

Catatan: Nilai GWP mengonversi data emisi GRK untuk gas non-CO2 ke dalam satuan CO2
ekuivalen.

program pengembangan masyarakat


rencana yang merinci tindakan untuk meminimalkan, memitigasi, atau mengompensasi
dampak sosial dan/atau ekonomi yang merugikan, dan/atau untuk mengidentifikasi peluang
atau tindakan untuk meningkatkan dampak positif proyek terhadap masyarakat

rantai nilai
R beragam aktivitas yang dilaksanakan oleh organisasi, dan oleh entitas hulu dan entitas hilir dari
organisasi, untuk menghadirkan produk atau layanan organisasi mulai dari konsepsi hingga
penggunaan akhir.

Catatan 1: Entitas hulu dari organisasi (misal, pemasok) menyediakan produk atau layanan
yang digunakan dalam mengembangkan produk atau layanan organisasi. Entitas
hilir dari organisasi (misal, distributor, pelanggan) menerima produk atau layanan
dari organisasi.

Catatan 2: Rantai nilai mencakup rantai pasokan.

rantai pasokan
74 GRI 11: Sektor Minyak dan Gas 2021

berbagai kegiatan yang dilakukan oleh entitas hulu dari organisasi, yang menyediakan produk
atau layanan yang digunakan dalam pengembangan produk atau layanan organisasi itu sendiri

remunerasi
gaji pokok ditambah jumlah tambahan yang dibayarkan kepada seorang pekerja

Catatan: Contoh jumlah tambahan yang dibayarkan kepada seorang pekerja dapat
mencakup tambahan berdasarkan jumlah tahun kerja, bonus termasuk uang tunai
dan ekuitas seperti saham, pembayaran tunjangan, uang lembur, utang waktu, dan
tunjangan tambahan lain apa pun, seperti transportasi, tunjangan biaya hidup, dan
perawatan anak.

setara karbon dioksida (CO2)


S ukuran yang digunakan untuk membandingkan emisi dari berbagai jenis gas rumah kaca
(GRK) berdasarkan potensi pemanasan globalnya (PPG)

Catatan: Setara CO2 untuk gas ditentukan dengan mengalikan metrik ton dari gas dengan
PPG yang diasosiasikan dengannya.

sistem manajemen kesehatan dan keselamatan kerja


serangkaian unsur yang saling terkait atau saling berinteraksi untuk menetapkan kebijakan dan
tujuan Keselamatan dan Kesehatan Kerja, dan untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut

Sumber: International Labour Organization (ILO), Guidelines on Occupational Safety and


Health Management Systems, ILO-OSH 2001, 2001

stres air
kemampuan, atau ketidakmampuan, memenuhi kebutuhan air manusia dan ekologis.

Sumber: CEO Water Mandate, Corporate Water Disclosure Guidelines, 2014

Catatan 1: Stres air dapat merujuk pada ketersediaan, kualitas, atau aksesibilitas terhadap
air.

Catatan 2: Stres air didasarkan pada elemen-elemen subjektif dan dinilai secara berbeda
tergantung pada nilai-nilai masyarakat, seperti kesesuaian air untuk diminum atau
persyaratan untuk bisa mempertahankan ekosistem.

Catatan 3: Stres air di suatu wilayah setidaknya diukur pada tingkat daerah tangkapan .

sumber daya energi terbarukan


sumber energi yang dapat diisi kembali dalam periode waktu yang singkat melalui siklus
ekologi atau proses pertanian

Contoh: biomassa, geotermal, hidro, solar, angin

topik material
T topik yang mencerminkan dampak organisasi yang paling signifikan terhadap ekonomi,
lingkungan, dan masyarakat, termasuk dampak terhadap hak asasi manusia mereka

Catatan: Lihat bagian 2.2 dalam GRI 1: Landasan 2021 dan bagian 1 dalam GRI 3: Topik
Material 2021 untuk informasi lebih lanjut tentang 'topik material'.

tumpahan
pelepasan zat berbahaya secara tidak sengaja yang dapat memengaruhi kesehatan manusia,
tanah, vegetasi, perairan, dan air tanah

tumpahan yang signifikan


tumpahan yang termasuk dalam laporan keuangan organisasi, misalnya yang disebabkan
oleh liabilitas, atau yang tercatat sebagai tumpahan oleh organisasi

tunjangan
tunjangan langsung yang diberikan dalam bentuk kontribusi keuangan, perawatan yang
dibayarkan oleh organisasi, atau penggantian biaya yang telah dikeluarkan oleh karyawan
75 GRI 11: Sektor Minyak dan Gas 2021

Catatan: Pembayaran redundansi (kelebihan pembayaran) yang melampaui dan di atas


batas aturan minimum, pembayaran pemutusan hubungan kerja, tunjangan ekstra
karena cedera kerja, tunjangan ahli waris, dan hak cuti berbayar dapat juga
dimasukkan sebagai tunjangan.

uji tuntas
U proses untuk mengidentifikasi, mencegah, memitigasi, dan memberikan penjelasan
bagaimana sebuah organisasi menangani dampak negatifnya yang aktual dan potensial

Sumber: Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD), OECD


Guidelines for Multinational Enterprises, 2011; diubah
United Nations (UN), Guiding Principles on Business and Human Rights:
Implementing the United Nations “Protect, Respect and Remedy” Framework, 2011;
diubah

Catatan: Lihat bagian 2.3 dalam GRI 1: Landasan 2021 untuk informasi lebih lanjut tentang
'uji tuntas'.

upah karyawan tingkat pemula


gaji purnawaktu dalam kategori kepegawaian terendah

Catatan: Upah magang tidak dianggap sebagai gaji upah karyawan tingkat pemula.

wilayah dengan nilai keanekaragaman hayati tinggi


W wilayah yang tidak menjadi subjek perlindungan hukum, tetapi diakui sebagai fitur
keanekaragaman penting oleh sejumlah organisasi pemerintah dan nonpemerintah

Catatan 1: Wilayah dengan nilai keanekaragaman hayati tinggi termasuk habitat yang
merupakan prioritas untuk konservasi, yang sering didefinisikan dalam Rencana
Aksi dan Strategi Keanekaragaman Hayati Nasional yang disusun menurut
Konvensi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), 'Konvensi tentang
Keanekaragaman Hayati', 1992.

Catatan 2: Beberapa organisasi konservasi internasional telah mengidentifikasi wilayah


tertentu dengan nilai keanekaragaman hayati tinggi.

wilayah yang direstorasi


wilayah yang digunakan selama atau terkena akibat dari kegiatan operasional, serta di mana
langkah-langkah pemulihan telah memulihkan lingkungan kembali ke keadaan aslinya, atau ke
keadaan ketika wilayah itu memiliki ekosistem yang sehat serta berfungsi

Daftar Pustaka
76 GRI 11: Sektor Minyak dan Gas 2021

Daftar Pustaka
Bagian ini mencantumkan instrumen resmi antarpemerintah dan rujukan tambahan yang digunakan dalam
mengembangkan Standar ini, serta sumber daya yang dapat dipelajari oleh organisasi.

Pendahuluan
1. European Communities, NACE Rev.2, Statistical classification of economic activities in the European Community
(NACE), Eurostat, Methodologies and Working Papers, 2008.
2. Executive Office of the President, Office Of Management and Budget, North American Industry Classification
System (NAICS),
3. FTSE Russell, ICB Structure. Taxonomy Overview, 2019.
4. S&P Dow Jones Indices and MSCI Inc., Revisions to the Global Industry Classification Standard (GICS®)
Structure, 2018.
5. Sustainable Accounting Standards Boards (SASB), Sustainable Industry Classification System® (SICS®),
org/find-your-industry/, diakses pada 27 Mei 2021.
6. United Nations, International Standard Industrial Classification of All Economic Activities, Revision 4, Statistical
Papers Series M No. 4/Rev.4, 2008.

Profil Sektor
Instrumen resmi:
7. United Nations Framework Convention on Climate Change (UNFCCC), Paris Agreement, 2015.
8. United Nations General Assembly, Resolution adopted by the General Assembly on 25 September 2015.
Transforming our world: the 2030 Agenda for Sustainable Development, 2015 (A/RES/70/1).

Referensi tambahan:
9. Perserikatan Bangsa-Bangsa, Deklarasi Rio tentang Lingkungan dan Pembangunan, 1992.
10. Cordaid, Informing Local Communities, Civil Society and Local Government about Oil & Gas: A Practical Guide
on Technical Aspects, 2016.
11. F. Denton, T. J. Wilbanks, et al., ‘Climate-Resilient Pathways: Adaptation, Mitigation, and Sustainable
Development’, Climate Change 2014: Impacts, Adaptation, and Vulnerability. Part A: Global and Sectoral
Aspects. Contribution of Working Group II to the Fifth Assessment Report of the Intergovernmental Panel on
Climate Change, 2014.
12. International Energy Agency (IEA), Net-zero by 2050: A Roadmap for the Global Energy Sector, 2021.
13. International Energy Agency (IEA), World Energy Balances: Overview, 2020.
14. International Finance Corporation (IFC), International Petroleum Industry Environmental Conservation
Association (IPIECA), United Nations Development Program (UNDP), Mapping the oil and gas industry to the
development goals: An atlas, 2017.
15. International Panel on Climate Change (IPCC), Global Warming of 1.5°C, 2018.
16. International Petroleum Industry Environmental Conservation Association (IPIECA), World Business Council on
Sustainable Development (WBCSD), Accelerating action: an SDG Roadmap for the oil and gas sector, 2021.
17. Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD) and International Energy Agency (IEA),
OECD Green Growth Studies: Energy, 2011.
18. United Nations Environment Programme (UNEP), Emissions Gap Report 2019, 2019.
19. World Bank, Access to Electricity, worldbank.org/indicator/EG.ELC.ACCS.ZS, diakses pada 31 Mei 2020.
20. World Economic Forum (WEF), Which economies are most reliant on oil?, weforum.org/agenda/2016/05/which-
economies-are-most-reliant-on-oil/, diakses pada 03 Mei 2021.

Sumber daya:
21. GRI, Linking the SDGs and the GRI Standards, diperbarui secara rutin.
22. GRI and UN Global Compact, Integrating the SDGs into corporate reporting: A practical guide, 2018.
77 GRI 11: Sektor Minyak dan Gas 2021

Topic 11.1 Emisi GRK


Instrumen resmi:
23. Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC), Climate Change 2007: The Physical Science Basis, 2007.
24. Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC), Climate Change 2014: Synthesis Report, 2014.
25. Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC), Good Practice Guidance and Uncertainty Management in
National Greenhouse Gas Inventories, 2001.

Referensi tambahan:
26. Carbon Brief, Methane emissions from fossil fuels ‘severely underestimated’, 2020, carbonbrief.org/methane-
emissions-from-fossil-fuels-severely-underestimated, accessed on 31 May 2020.
27. Climate Disclosure Project (CDP), CDP Technical Note: Guidance methodology for estimation of Scope 3
category 11 emissions for oil and gas companies, 2021.
28. Environmental Defense Fund (EDF), Taking Aim: Hitting the mark on oil and gas methane targets, 2018.
29. Ernst & Young (EY), Unconventional oil and gas in a carbon constrained world: A review of the environmental
risks and future outlook for unconventional oil and gas, 2017.
30. P. Forster, V. Ramaswamy, et al., ‘Changes in Atmospheric Constituents and in Radiative Forcing’, Climate
Change 2007: The Physical Science Basis, 2007.
31. Harvard John A. Paulson School of Engineering and Applied Sciences, Oil and natural gas production emit more
methane than previously thought, 2021.
32. International Energy Agency (IEA), Energy Efficiency 2018: Analysis and Outlooks to 2040, 2018.
33. International Energy Agency (IEA), CO2 Emissions from Fuel Combustion Highlights, 2019, iea.org/data-and-
statistics/data-products, diakses pada 22 April 2021.
34. International Energy Agency (IEA), Flaring Emissions, 2020.
35. International Energy Agency (IEA), Methane Tracker, iea.org/reports/methane-tracker-2020, diakses pada 31 Mei
2020.
36. International Energy Agency (IEA), The Oil and Gas Industry in Energy Transitions: World Energy Outlook special
report, 2020.
37. International Petroleum Industry Environmental Conservation Association (IPIECA) and American Petroleum
Institute (API), Estimating petroleum industry value chain (Scope 3) greenhouse gas emissions: Overview of
methodologies, 2016.
38. International Petroleum Industry Environmental Conservation Association (IPIECA), American Petroleum Institute
(API), and International Association of Oil & Gas Producers (IOGP), Oil and gas industry guidance on voluntary
sustainability reporting, 3rd ed., 2015.
39. International Petroleum Industry Environmental Conservation Association (IPIECA), Saving energy in the oil and
gas industry, 2013.
40. The Energy Resources Institute (TERI), Towards an Energy Efficient Oil & Gas Sector, 2015.
41. United Nations Climate Change (UNFCC), What do adaptation to climate change and climate resilience mean?,
2020, unfccc.int/topics/adaptation-and-resilience/the-big-picture/what-do-adaptation-to-climate-change-and-
climate-resilience-mean, diakses pada 31 Mei 2020.
42. United Nations Environment Programme (UNEP) and Climate and Clean Air Coalition (CCAC) Oil and Gas
Methane Partnership (OGMP) 2.0 Framework, 2020.
43. United States Energy Information Administration (EIA), Assumptions to the Annual Energy Outlook 2019:
Industrial Demand Module, 2019.
44. United States Energy Information Administration (EIA), Natural gas explained, eia.gov/energyexplained/natural-
gas/, diakses pada 31 Mei 2020.
45. United States Environmental Protection Agency (US EPA), Overview of Greenhouse Gases,
epa.gov/ghgemissions/overview-greenhouse-gases#methane, diakses pada 31 2020.
46. World Bank, Global Gas Flaring Reduction Partnership (GFFR), worldbank.org/en/programs/gasflaringreduction,
diakses pada 1 Juni 2021.
47. World Bank, Increased Shale Oil Production and Political Conflict Contribute to Increase in Global Gas Flaring,
2019, worldbank.org/en/news/press-release/2019/06/12/increased-shale-oil-production-and-political-conflict-
contribute-to-increase-in-global-gas-flaring, diakses pada 31 Mei 2020.
48. World Bank, Zero Routine Flaring by 2030, worldbank.org/en/programs/zero-routine-flaring-by-2030#7, diakses
78 GRI 11: Sektor Minyak dan Gas 2021

pada 31 Mei 2020.


49. World Resources Institute, Estimating and Reporting the Comparative Emissions Impacts of Products, 2019.

Sumber daya:
50. Climate Disclosure Project (CDP), CDP Technical Note: Guidance methodology for estimation of Scope 3
category 11 emissions for oil and gas companies, 2021.
51. Greenhouse Gas Protocol, Corporate Value Chain (Scope 3) Accounting and Reporting Standard, 2011.
52. Greenhouse Gas Protocol, Global Warming Potential Values, 2015.
53. International Petroleum Industry Environmental Conservation Association (IPIECA) and American Petroleum
Institute (API), Estimating petroleum industry value chain (Scope 3) greenhouse gas emissions: Overview of
methodologies, 2016.
54. International Petroleum Industry Environmental Conservation Association (IPIECA), American Petroleum Institute
(API), International Association of Oil & Gas Producers (IOGP), Sustainability reporting guidance for the oil and
gas industry, 2020.
55. United Nations Environment Programme (UNEP) and Climate and Clean Air Coalition (CCAC) Oil and Gas
Methane Partnership (OGMP) 2.0 Framework, 2020.
56. World Bank, Global Gas Flaring Reduction Partnership (GFFR), worldbank.org/en/programs/gasflaringreduction,
diakses pada 1 Juni 2021.
57. World Resources Institute, Estimating and Reporting the Comparative Emissions Impacts of Products, 2019.

Topic 11.2 Adaptasi, ketahanan, dan transisi iklim


Instrumen resmi:
58. Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC), Global Warming of 1.5°C. An IPCC Special Report on the
impacts of global warming of 1.5°C above pre-industrial levels and related global greenhouse gas emission
pathways, in the context of strengthening the global response to the threat of climate change, sustainable
development, and efforts to eradicate poverty, 2018.
59. United Nations Framework Convention on Climate Change (UNFCCC), Paris Agreement, 2015.

Referensi tambahan:
60. A. Dagnachew, A. F. Hof, et al., Insight into Energy Scenarios: A comparison of key transition indicators of 2˚C
scenarios, 2019.
61. C. Symon, Climate change: Action, trends and implications for business: The IPCC’s Fifth Assessment Report,
Working Group 1, 2013.
62. Carbon Tracker Initiative, Balancing the Budget: Why deflating the carbon bubble requires oil & gas companies
to shrink, 2019, carbontracker.org/reports/balancing-the-budget/, diakses pada 31 Mei 2020.
63. Carbon Tracker Initiative, Carbon Budgets Explainer, 2018.
64. Carbon Tracker, Unburnable Carbon: Are the World’s Financial Markets Carrying a Carbon Bubble?, 2011.
65. E. Stuart, Leaving No One Behind in Sustainable Development Pathways, wri.org/climate/expert-
perspective/leaving-no-one-behind-sustainable-development-pathways, diakses pada 31 Mei 2020.
66. F. Denton, T. J. Wilbanks, et al., ‘Climate-Resilient Pathways: Adaptation, Mitigation, and Sustainable
Development’, Climate Change 2014: Impacts, Adaptation, and Vulnerability. Part A: Global and Sectoral
Aspects. Contribution of Working Group II to the Fifth Assessment Report of the Intergovernmental Panel on
Climate Change, 2014.
67. International Energy Agency (IEA), Net-zero by 2050: A Roadmap for the Global Energy Sector, 2021.
68. International Energy Agency (IEA), The Oil and Gas Industry in Energy Transitions: World Energy Outlook special
report, 2020.
69. Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC), Special Report on Carbon Dioxide Capture and Storage,
2005.
70. International Petroleum Industry Environmental Conservation Association (IPIECA), Addressing adaptation in the
oil and gas industry, 2013.
71. International Union for Conservation of Nature (IUCN), Resolution adopted at the 2016 World Conservation
Congress. Defining Nature-based Solutions, (WCC-2016-Res-069-EN)
72. J. G. J. Olivier and J. A. H. W. Peters, Trends in global CO2 and total greenhouse gas emissions: 2019 Report,
2020.
79 GRI 11: Sektor Minyak dan Gas 2021

73. L. Fletcher, T. Crocker, et al., Beyond the cycle: Which oil and gas companies are ready for the low-carbon
transition? Executive summary, 2018.
74. M. F. Rahman, M. Mostofa, and S. Huq, Low-Carbon Futures in Least-Developed Countries,
wri.org/climate/expert-perspective/low-carbon-futures-least-developed-countries, diakses pada 31 Mei 2020.
75. Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD) and International Energy Agency (IEA),
OECD Green Growth Studies: Energy, 2011.
76. Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD), Monitoring the transition to a low-carbon
economy: A strategic approach to local development, 2015.
77. R. Hutt, Which economies are most reliant on oil?, weforum.org/agenda/2016/05/which-economies-are-most-
reliant-on-oil/ , diakses pada 31 Mei 2020.
78. Science Based Targets, Oil and Gas, sciencebasedtargets.org/sectors/oil-and-gas, diakses pada 31 Mei 2021.
79. Stockholm Environment Institute (SEI), International Institute for Sustainable Development (IISD), Overseas
Development Institute (ODI), Climate Analytics, CICERO, and United Nations Environment Programme (UNEP),
The Production Gap: The discrepancy between countries’ planned fossil fuel production and global production
levels consistent with limiting warming to 1.5°C or 2°C, 2019.
80. Stockholm Environment Institute (SEI), International Institute for Sustainable Development (IISD), Overseas
Development Institute (ODI), Third Generation Environmentalism (E3G), and United Nations Environment
Programme (UNEP), The Production Gap Report: 2020 Special Report, 2021.
81. T. Bruckner, I. A. Bashmakov, et al., ‘Energy Systems’, Mitigation of Climate Change 2014: Mitigation of Climate
Change. Contribution of Working Group III to the Fifth Assessment Report of the Intergovernmental Panel on
Climate Change, 2014.
82. Task Force on Climate-Related Financial Disclosure (TCFD), The Use of Scenario Analysis in Disclosure of
Climate-Related Risks and Opportunities, 2017.
83. World Resources Institute (WRI), A Recommended Methodology for Estimating and Reporting the Potential
Greenhouse Gas Emissions from Fossil Fuel Reserves, 2016.

Sumber daya:
84. Task Force on Climate-Related Financial Disclosure (TCFD), Recommendations of the Task Force on Climate-
related Financial Disclosure, 2017.
85. Task Force on Climate-Related Financial Disclosure (TCFD), The Use of Scenario Analysis in Disclosure of
Climate-Related Risks and Opportunities, 2017.
86. Transition Pathway Initiative (TPI), Methodology and Indicators Report, 2019.
87. World Resources Institute (WRI), A Recommended Methodology for Estimating and Reporting the Potential
Greenhouse Gas Emissions from Fossil Fuel Reserves, 2016.

Topic 11.3 Emisi udara


Referensi tambahan:
88. Earthworks, Air pollution from the Oil and Gas Industry, earthworks.org/publications/fs_oilandgas_airpollution,
diakses pada 31 Mei 2020.
89. United States Environmental Protection Agency (US EPA), Controlling Air Pollution from the Oil and Natural Gas
Industry, epa.gov/controlling-air-pollution-oil-and-natural-gas-industry, diakses pada 1 Juni 2021.
90. International Energy Agency (IEA), Energy and Air Pollution: World Energy Outlook Special Report, 2016.
91. International Finance Corporation (IFC), Environmental, Health, and Safety Guidelines for Gas Distribution
Systems, 2007.
92. United Nations Economic Commission for Europe (UNECE), Air pollution, ecosystems and biodiversity,
unece.org/air-pollution-ecosystems-and-biodiversity, diakses pada 31 Mei 2020.
93. World Health Organization (WHO), Air pollution, who.int/health-topics/air-pollution#tab=tab_1, diakses pada 31
Mei 2020.
94. World Health Organization (WHO), Air pollution and child health: Prescribing clean air, advance copy, 2018.

Sumber daya:
95. International Finance Corporation (IFC), Environmental, Health, and Safety Guidelines for Crude Oil and
Petroleum Product Terminals, 2007.
96. International Finance Corporation (IFC), Environmental, Health, and Safety Guidelines for Liquefied Natural Gas
80 GRI 11: Sektor Minyak dan Gas 2021

Facilities, 2017.
97. International Finance Corporation (IFC), Environmental, Health, and Safety Guidelines for Natural Gas
Processing, 2017.
98. International Finance Corporation (IFC), Environmental, Health, and Safety Guidelines for Offshore Oil and Gas
Development, 2015.
99. International Finance Corporation (IFC), Environmental, Health, and Safety Guidelines for Onshore Oil and Gas
Development, 2017.
100. International Finance Corporation (IFC), Environmental, Health, and Safety Guidelines for Petroleum Refining,
2016.
101. International Finance Corporation (IFC), Environmental, Health, and Safety Guidelines for Retail Petroleum
Networks, 2007.

Topic 11.4 Keanekaragaman hayati


Instrumen resmi:
102. Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC), Climate Change and Biodiversity, 2002.
103. Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC), Climate Change and Land – An IPCC Special Report on
climate change, desertification, land degradation, sustainable land management, food security, and greenhouse
gas fluxes in terrestrial ecosystems: Summary for Policymakers, 2019.

Referensi tambahan:
104. N. Butt, H. L. Beyer, et al., Biodiversity Risks from Fossil Fuel Extraction, Science, 2013.
105. Cross-Sector Biodiversity Initiative (CSBI), A cross-sector guide for implementing the Mitigation Hierarchy, 2015.
106. The Energy & Biodiversity Initiative (EBI), Integrating Biodiversity Conservation into Oil & Gas Development, 2003.
107. M. B. J. Harfoot, D. P. Tittensor, et al., Present and future biodiversity risks from fossil fuel exploitation,
Conservation Letters, 2018.
108. International Finance Corporation (IFC), Guidance Note 6: Biodiversity Conservation and Sustainable
Management of Natural Resources, 2019.
109. International Finance Corporation (IFC), Performance Standard 6: Biodiversity Conservation and Sustainable
Management of Natural Resources, 2012.
110. International Petroleum Industry Environmental Conservation Association (IPIECA), International Association of
Oil & Gas Producers (IOGP), Biodiversity and ecosystem services fundamentals, 2016.
111. International Union for Conservation of Nature (IUCN), Issues Brief: Biodiversity offsets,
iucn.org/resources/issues-briefs/biodiversity-offsets, diakses pada 26 Mei 2021.
112. K. Leach, S. E. Brooks, and S. Blyth, Potential threat to areas of biodiversity importance from current and
emerging oil and gas activities in Africa, 2016.
113. Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD), Biodiversity Offsets: Effective Design and
Implementation, 2016.
114. Pembina Institute, Fact sheet: Resource development in the North. Impacts of the cumulative effects of oil & gas,
2006.
115. United Nations Environment Programme (UNEP) and UN Environment Conservation Monitoring Center (UNEP-
WCMC), Mainstreaming of Biodiversity into the Energy and Mining Sectors: An Information Document for the 21st
Meeting of the Subsidiary Body on Scientific, Technical and Technological Advice (SBSTTA-21), 2017.
116. World Bank, Biodiversity Offsets: A User Guide, 2016.

Sumber daya:
117. Integrated Biodiversity Assessment Tool (IBAT) Alliance, Integrated Biodiversity Assessment Tool, ibat-
alliance.org/, diakses pada 2 Juni 2021.
118. International Council for Mining and Metals (ICMM), International Petroleum Industry Environmental Conservation
Association (IPIECA), and Equator Principles, A cross-sector guide for implementing the Mitigation Hierarchy,
2017.
119. International Finance Corporation (IFC), Guidance Note 6: Biodiversity Conservation and Sustainable
Management of Natural Resources, 2019.
120. International Finance Corporation (IFC), Performance Standard 6: Biodiversity Conservation and Sustainable
Management of Natural Resources, 2012.
81 GRI 11: Sektor Minyak dan Gas 2021

121. International Petroleum Industry Environmental Conservation Association (IPIECA), International Association of
Oil & Gas Producers (IOGP), Biodiversity and ecosystem services fundamentals, 2016.

Topik 11.5 Limbah


Referensi tambahan:
122. Alberta Energy Regulator, Tailings, aer.ca/providing-information/by-topic/tailings, diakses pada 31 Mei 2020.
123. Alberta Government, Lower Athabasca Region: Tailings Management Framework for the Mineable Athabasca Oil
Sands, 2015.
124. P. D. Cameron and M. C. Stanley, Oil, Gas, and Mining: A Sourcebook for Understanding the Extractive Industries,
2017.
125. Canada’s Oil Sands, Tailings Ponds, capp.ca/explore/tailings-ponds/, diakses pada 31 Mei 2020.
126. Circle Economy, The Circularity Gap Report, 2019.
127. European Commission, Mining waste, ec.europa.eu/environment/topics/waste-and-recycling/mining-waste_en,
diakses pada 31 Mei 2020.
128. International Association of Oil & Gas Producers (IOGP), Drilling Waste Management Technology Review, 2016.
129. International Association of Oil & Gas Producers (IOGP), Environmental management in Arctic oil & gas
operations: Good practice guide, 2013.
130. International Association of Oil & Gas Producers (IOGP), Guidelines for waste management with special focus on
areas with limited infrastructure, 2008.
131. International Finance Corporation (IFC), Environmental, Health, and Safety Guidelines for Crude Oil and
Petroleum Product Terminals, 2007.
132. International Finance Corporation (IFC), Environmental, Health, and Safety Guidelines for Gas Distribution
Systems, 2007.
133. International Finance Corporation (IFC), Environmental, Health, and Safety Guidelines for Liquefied Natural Gas
Facilities, 2017.
134. International Finance Corporation (IFC), Environmental, Health, and Safety Guidelines for Mining, 2007.
135. International Finance Corporation (IFC), Environmental, Health, and Safety Guidelines for Natural Gas
Processing, 2017.
136. International Finance Corporation (IFC), Environmental, Health, and Safety Guidelines for Offshore Oil and Gas
Development, 2015.
137. International Finance Corporation (IFC), Environmental, Health, and Safety Guidelines for Onshore Oil and Gas
Development, 2007.
138. International Finance Corporation (IFC), Environmental, Health, and Safety Guidelines for Petroleum Refining,
2016.
139. International Finance Corporation (IFC), Environmental, Health, and Safety Guidelines for Retail Petroleum
Networks, 2007.
140. International Petroleum Industry Environmental Conservation Association (IPIECA), Petroleum refinery waste
management and minimization, 2014.
141. Union of Concerned Scientists (UCS), The Hidden Cost of Fossil Fuels, 2008, ucsusa.org/resources/hidden-
costs-fossil-fuels, diakses pada 31 Mei 2020.
142. United Nations Development Programme (UNDP), Circular Economy Principles for NDCs and Long-term
Strategies, 2019.
143. United Nations Environment Programme (UNEP), Towards a Pollution-Free Planet, 2017.
144. United Nations Environment Programme Industry and Environment (UNEP IE), Environmental management in oil
and gas exploration and production: An overview of issues and management approaches, 1997.
145. United States Environmental Protection Agency (US EPA), Management of Exploration, Development and
Production Wastes: Factors Informing a Decision on the Need for Regulatory Action, 2019.

Sumber daya:
146. International Association of Oil & Gas Producers (IOGP), Drilling waste management technology review, 2016.
147. International Association of Oil & Gas Producers (IOGP), Guidelines for waste management with special focus on
areas with limited infrastructure, 2008.
148. International Finance Corporation (IFC), Environmental, Health, and Safety Guidelines for Waste Management,
2007.
82 GRI 11: Sektor Minyak dan Gas 2021

149. International Petroleum Industry Environmental Conservation Association (IPIECA), Petroleum refinery waste
management and minimization, 2014.
150. United Nations Environment Programme (UNEP), International Council for Mining and Metals (ICMM), and
Principles for Responsible Investment (PRI), Global Tailings Standard, 2020.

Topik 11.6 Air dan efluen


Referensi tambahan:
151. L. Allen, M. Cohen, et al., ‘Fossil Fuels and Water Quality’, The World's Water Volume 7: The Biennial Report on
Freshwater Resources, pp. 73-96, 2011.
152. P. D. Cameron and M. C. Stanley, Oil, Gas, and Mining: A Sourcebook for Understanding the Extractive Industries,
2017.
153. International Energy Agency (IEA), Water Energy Nexus: Excerpt from the World Energy Outlook 2016, 2016.
154. International Energy Agency (IEA), ‘Water for Energy’, World Energy Outlook 2012, pp. 501-527, 2012.
155. S. Osborn, A. Vengosh, et al., Methane contamination of drinking water accompanying gas-well drilling and
hydraulic fracturing, Proceedings of the National Academy of Sciences, 2011.
156. United Nations Conference on Trade and Development (UNCTAD), Commodities at a Glance: Special Issue on
Shale Gas, 2017.
157. United Nations Environment Programme (UNEP), Towards a Pollution-Free Planet, 2017.
158. United States Environmental Protection Agency (US EPA), Hydraulic Fracturing for Oil and Gas: Impacts from the
Hydraulic Fracturing Water Cycle on Drinking Water Resources in the United States, 2016.
159. United States Environmental Protection Agency (US EPA), Profile of the Fossil Fuel Electric Power Generation
Industry, 1997.
160. United States Environmental Protection Agency (US EPA), Study of Oil and Gas Extraction Wastewater
Management Under the Clean Water Act, EPA‐821‐R19‐001, draf Mei 2019.
161. World Bank, Thirsty Energy (II): The Importance of Water for Oil and Gas Extraction, 2016.

Sumber daya:
162. International Council for Mining and Metals (ICMM), Water Stewardship Framework, 2014.
163. International Petroleum Industry Environmental Conservation Association (IPIECA), The IPIECA Water
Management Framework for onshore oil and gas activities, 2013.

Topik 11.7 Penutupan dan rehabilitasi


Instrumen resmi:
164. International Maritime Organization (IMO), Guidelines and Standards for the Removal of Offshore Installations and
Structures on the Continental Shelf and in the Exclusive Economic Zone (EEZ), 1989.
165. United Nations (UN), United Nations Convention on the Law of the Sea (UNCLOS III), 1982.

Referensi tambahan:
166. P. D. Cameron and M. C. Stanley, Oil, Gas, and Mining: A Sourcebook for Understanding the Extractive Industries,
2017.
167. Environmental Protection Authority (EPA Western Australia), Environmental Factor Guideline: Benthic
Communities and Habitats, 2016.
168. International Association of Oil & Gas Producers (IOGP), Decommissioning of offshore concrete gravity-based
structures (CGBS) in the OSPAR maritime area/other global regions IOGP Report 484, 2018.
169. International Association of Oil & Gas Producers (IOGP), Overview of International Offshore Decommissioning
Regulations – Volume 1: Facilities IOGP Report 584, 2017.
170. International Association of Oil & Gas Producers (IOGP), Overview of International Offshore Decommissioning
Regulations – Volume 2: Wells Plugging & Abandonment IOGP Report 585, 2017.
171. Merriam-Webster, Benthic, merriam-webster.com/dictionary/benthic, diakses pada 27 Mei 2021.
172. Trevisanut, ‘Decommissioning of Offshore Installations: a Fragmented and Ineffective International Regulatory
Framework’, The Law of the Seabed, pp. 431-453, 2020.
173. United Nations Environment Programme Industry and Environment (UNEP IE), Environmental management in oil
and gas exploration and production: An overview of issues and management approaches, 1997.
83 GRI 11: Sektor Minyak dan Gas 2021

174. World Bank, Towards Sustainable Decommissioning and Closure of Oil Fields and Mines: A Toolkit to Assist
Government Agencies, 2010.

Sumber daya:
175. International Petroleum Industry Environmental Conservation Association (IPIECA), Oil and gas industry
guidance on voluntary sustainability reporting, 3rd ed., 2015.
176. United Nations, Guidance Note on the Tax Treatment of Decommissioning for the Extractive Industries, 2016.

Topik 11.8 Keandalan aset dan manajemen krisis


Referensi tambahan:
177. Alberta Energy Regulator, Tailings, aer.ca/providing-information/by-topic/tailings, diakses pada 31 Mei 2020.
178. Alberta Government, Lower Athabasca Region: Tailings Management Framework for the Mineable Athabasca Oil
Sands, 2015.
179. American Petroleum Institute (API), Recommended Practice 754: Process Safety Performance Indicators For The
Refining And Petrochemical Industries, diperbarui secara berkala.
180. Australian National University (ANU) and Investor Group on Climate Change (IGCC), Assessing Climate Change
Risks and Opportunities, Oil and Gas Sector, 2013.
181. Canada’s Oil Sands, Tailings Ponds, capp.ca/explore/tailings-ponds/, diakses pada 31 Mei 2020.
182. M. Christou and M. Konstantinidou, Safety of offshore oil and gas operations: Lessons from past accident
analysis, 2012.
183. Environmental Defense Fund (EDF), Why are natural gas leaks a problem?,
edf.org/climate/methanemaps/leaks-problem, diakses pada 31 Mei 2020.
184. International Association of Oil & Gas Producers (IOGP), Asset integrity: the key to managing major incident risks,
2018.
185. International Association of Oil & Gas Producers (IOGP), Process safety: recommended practice on key
performance indicators, 2018.
186. International Council on Mining and Metals (ICMM), United Nations Environment Programme (UNEP), and
Principles for Responsible Investment (PRI), Global Industry Standard on Tailings Management, 2020.
187. Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD), Guidance on Developing Safety
Performance Indicators Related to Chemical Accident Prevention, Preparedness and Response for Industry,
2008.
188. Pipeline and Hazardous Materials Safety Administration (PHMSA), Pipeline Incident 20 Year Trends,
phmsa.dot.gov/data-and-statistics/pipeline/pipeline-incident-20-year-trends, diakses pada 31 Mei 2020.
189. R. Sullivan, D. Russell, et al., Managing the Unavoidable: investment implications of a changing climate, 2009.
190. UK Health and Safety Executive, Step-By-Step Guide to Developing Process Safety Performance Indicators, 2006.
191. United Nations Environment Programme Industry and Environment (UNEP IE), Environmental management in oil
and gas exploration and production: An overview of issues and management approaches, 1997.
192. United States Environmental Protection Agency (US EPA), Oil and Natural Gas Sector Leaks, 2014.
193. T. Williams, Pipelines: Environmental Considerations, Ottawa, Canada, Library of Parliament, 2012.

Sumber daya:
194. American Petroleum Institute (API), Recommended Practice 754: Process Safety Performance Indicators For The
Refining And Petrochemical Industries, updated periodically.
195. International Council on Mining and Metals (ICMM), United Nations Environment Programme (UNEP), and
Principles for Responsible Investment (PRI), Global Industry Standard on Tailings Management, 2020.
196. International Petroleum Industry Environmental Conservation Association (IPIECA), Oil and gas industry
guidance on voluntary sustainability reporting, 3rd ed., 2015.
197. United Nations Environment Programme (UNEP), International Council for Mining and Metals (ICMM), and
Principles for Responsible Investment (PRI), Global Industry Standard on Tailings Management, 2020.

Topik 11.9 Kesehatan dan keselamatan kerja


Referensi tambahan:
198. The Advocates for Human Rights, Promoting Gender Diversity and Inclusion in the Oil, Gas and Mining Extractive
84 GRI 11: Sektor Minyak dan Gas 2021

Industries: A Women’s Human Rights Report, 2019.


199. Canadian Centre for Occupational Health and Safety (CCOHS), Cold Environments: Working in the Cold,
ccohs.ca/oshanswers/phys_agents/cold_working.html, diakses pada 31 Mei 2020.
200. Health and Safety Executive (HSE), Biological hazards, hse.gov.uk/offshore/biological-hazards.htm, diakses
pada 31 Mei 2020.
201. Health and Safety Executive (HSE), Heat stress, hse.gov.uk/temperature/heatstress/, diakses pada 31 Mei 2020.
202. International Association of Oil & Gas Producers (IOGP), Safety performance indicators – 2018 data – Fatal
incident reports, 2018.
203. International Labour Organization (ILO), Current and future skills, human resources development and safety
training for contractors in the oil and gas industry, 2012.
204. International Labour Organization (ILO), Oil and gas production and oil refining sector, ilo.org/global/industries-
and-sectors/oil-and-gas-production-oil-refining/lang--en/index.htm, diakses pada 31 Mei 2020.
205. International Labour Organization (ILO), Social dialogue and industrial relations issues in the oil industry, 2009.
206. International Labour Organization (ILO), Working Paper No. 276: Working conditions of contract workers in the oil
and gas industries, 2010.
207. International Labour Organization (ILO), Working towards sustainable development: Opportunities for decent
work and social inclusion in a green economy, 2012.
208. International Association of Oil & Gas Producers (IOGP) – International Petroleum Industry Environmental
Conservation Association (IPIECA), Health leading performance indicators, diperbarui setiap tahun.
209. International Petroleum Industry Environmental Conservation Association (IPIECA), Human Rights Training Tool,
3rd ed., 2014.
210. International Petroleum Industry Environmental Conservation Association (IPIECA) and International Association
of Oil & Gas Producers (IOGP), Managing psychosocial risks on expatriation in the oil and gas industry, 2013.
211. Occupational Safety and Health Administration (OSHA), Health and Safety Risks for Workers Involved in Manual
Tank Gauging and Sampling at Oil and Gas Extraction Sites, 2016.
212. Occupational Safety and Health Administration (OSHA) US Department of Labor, Hydrogen Sulfide: Hazards,
osha.gov/hydrogen-sulfide, diakses pada 31 Mei 2020.
213. Occupational Safety and Health Administration (OSHA) US Department of Labor, Silica, Crystalline: Health
Effects, osha.gov/silica-crystalline, diakses pada 31 Mei 2020.
214. World Health Organization (WHO), Preventing Disease through Healthy Environments: Exposure to Benzene: A
Major Public Health Concern, 2010.
215. Wipro, Safety and Health Management in Oil and Gas Industry, wipro.com/oil-and-gas/safety-and-health-
management-system-in-oil-and-gas-industry/, diakses pada 31 Mei 2020.
216. World Nuclear Association, Naturally-Occurring Radioactive Materials, 2019, world-nuclear.org/information-
library/safety-and-security/radiation-and-health/naturally-occurring-radioactive-materials-norm.aspx, diakses
pada 31 Mei 2020.

Sumber daya:
217. International Association of Oil & Gas Producers (IOGP) – International Petroleum Industry Environmental
Conservation Association (IPIECA), Health management in the oil and gas industry, 2019.
218. International Association of Oil & Gas Producers (IOGP) – International Petroleum Industry Environmental
Conservation Association (IPIECA), Health Performance Indicators: A guide for the oil and gas industry, 2007.
219. International Association of Oil & Gas Producers (IOGP) – International Petroleum Industry Environmental
Conservation Association (IPIECA), Performance indicators for fatigue risk management systems, 2012.

Topik 11.10 Praktik ketenagakerjaan


Instrumen resmi:
220. International Labour Organization (ILO), Maritime Labour Convention, 2006.
221. Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD), Due Diligence Guidance for Meaningful
Stakeholder Engagement in the Extractives Sector, 2015.

Referensi tambahan:
222. C. Forde, R. MacKenzie, et al., Good industrial relations in the oil industry in the United Kingdom, 2005.
223. C. Hidalgo, K. Peterson, et al., Extracting with Purpose: Creating Shared Value in the Oil and Gas and Mining
85 GRI 11: Sektor Minyak dan Gas 2021

Sectors’ Companies and Communities, 2015.


224. IndustriaAll Global Union, Nigerian oil and gas unions fight against precarious work, 8 August 2017, industriall-
union.org/nigerian-oil-and-gas-unions-fight-against-precarious-work, diakses pada 31 Mei 2020.
225. IndustriAll Global Union, Norwegian oil company DNO targeted by unions, 12 January 2017, industriall-
union.org/norwegian-oil-company-dno-targeted-by-unions, diakses pada 31 Mei 2020.
226. IndustriAll Global Union, Shell’s hidden shame: Contract workers on the poverty line in Nigeria, 5 December
2018, industriall-union.org/shells-hidden-shame-contract-workers-on-the-poverty-line-in-nigeria, diakses pada
31 Mei 2020.
227. Industri Energi, The strike is necessary to level out differences in the oil industry, 7 October 2016,
industrienergi.no/nyhet/the-strike-is-necessary-to-level-out-differences-in-the-oil-industry/, diakses pada 31 Mei
2020.
228. Institute for Human Rights and Business (IHRB) and Shift, Oil and Gas Sector Guide on Implementing the UN
Guiding Principles on Business and Human Rights, 2017.
229. International Finance Corporation (IFC), IPIECA, and United Nations Development Programme (UNDP),
Mapping the oil and gas industry to the Sustainable Development Goals: An Atlas, 2017.
230. International Labour Organization (ILO), Social dialogue and industrial relations issues in the oil industry: Report
for discussion at the Tripartite Meeting on Promoting Social Dialogue and Good Industrial Relations from Oil and
Gas Exploration and Production to Oil and Gas Distribution, 2009.
231. F. Todd, What are the pros and cons of automation in the oil and gas industry?, 19 March 2019,
nsenergybusiness.com/features/oil-and-gas-automation, diakses pada 31 Mei 2020.
232. S. Tordo, M. Warner, et al., Local Content Policies in the Oil and Gas Sector, 2013.
233. United Steelworkers (USW), National Oil Bargaining Talks Break Down: USW Calls for Work Stoppage at Nine
Oil Refineries, Plants, 1 February 2015, usw.org/news/media-center/releases/2015/national-oil-bargaining-
talks-break-down-usw-calls-for-work-stoppage-at-nine-oil-refineries-plants, diakses pada 31 Mei 2020.

Topik 11.11 Non-diskriminasi dan peluang setara


Referensi tambahan:
234. The Advocates for Human Rights, Promoting Gender Diversity and Inclusion in the Oil, Gas and Mining Extractive
Industries: A Women’s Human Rights Report, 2019.
235. The Boston Consulting Group (BCG) and World Petroleum Council, Untapped Reserves: Promoting Gender
Balance in Oil and Gas, 2017.
236. Business & Human Rights Resource Centre (BHRRC), Azerbaijan: Abuses by oil companies include workplace
discrimination, illegal termination of contracts, health & safety violations, sexual harassment, environmental
pollution, say NGO reports; includes company comments, business-humanrights.org/en/latest-news/azerbaijan-
abuses-by-oil-companies-include-workplace-discrimination-illegal-termination-of-contracts-health-safety-
violations-sexual-harassment-environmental-pollution-say-ngo-reports-includes-company-comments/, diakses
pada 31 Mei 2020.
237. Digby Brown Solicitors, Oil and Gas contract restrictions removed after discrimination employment advice,
digbybrown.co.uk/clients-we-have-helped/oil-and-gas-contract-restrictions-removed-after-discrimination-
employment, diakses pada 31 Mei 2020.
238. N. Hill, A. Alook, and I. Hussey, How gender and race shape experiences of work in Alberta’s oil industry,
parklandinstitute.ca/how_gender_and_race_shape_experiences_of_work_in_albertas_oil_industry, diakses
pada 31 Mei 2020.
239. Institute for Human Rights and Business (IHRB) and Shift, Oil and Gas Sector Guide on Implementing the UN
Guiding Principles on Business and Human Rights, 2017.
240. International Labour Organization (ILO), Current and future skills, human resources development and safety
training for contractors in the oil and gas industry, 2012.
241. International Labour Organization (ILO), Social dialogue and industrial relations issues in the oil industry, 2009.
242. Iraqi Center for Policy Analysis & Research (ICPAR), Institutional Discrimination in Iraq’s Oil and Gas Sector,
researchiraq.com/?p=306, diakses pada 31 Mei 2020.
243. J. Soper, Ghanaian Workers Fight Pay Discrimination, pulitzercenter.org/stories/ghanaian-workers-fight-pay-
discrimination, diakses pada 31 Mei 2020.
244. United Nations Environment Programme Financial Initiative (UNEP FI), Human Rights Guidance Tool for the
86 GRI 11: Sektor Minyak dan Gas 2021

Financial Sector, Oil and Gas, unepfi.org/humanrightstoolkit/oil.php, accessed on 31 May 2020.

Topik 11.12 Kerja paksa dan perbudakan modern


Instrumen resmi:
245. International Labour Organization (ILO) Convention 29, Forced Labour Convention, 1930.

Referensi tambahan:
246. EarthRights International, Total Impact: The Human Rights, Environmental, and Financial Impacts of Total and
Chevron’s Yadana Gas Project in Military-Ruled Burma (Myanmar), 2009.
247. Fédération Internationale pour les Droits Humains (FIDH), Info Birmanie, la Ligue des droits de l’Homme et la
FIDH dénoncent l’accord intervenu entre Total et Sherpa, 2005.
248. Global Slavery Index, ‘Global Findings’, Global Slavery Index 2018, pp. 24-45.
249. GRI, Responsible Labor Initiative, Advancing modern slavery reporting to meet stakeholder expectations, 2019.
250. International Labour Organization (ILO), Labour Migration in the Arab States, ilo.org/beirut/areasofwork/labour-
migration/WCMS_514910/lang--en/index.htm, diakses pada 31 Mei 2020.
251. International Labour Organization (ILO) and Walk Free Foundation, Global Estimates of Modern Slavery: Forced
Labour and Forced Marriage, 2017.
252. International Transport Workers’ Federation (ITF), ITF and Malaviya Seven crew dismayed by delay,
itfglobal.org/en/news/itf-and-malaviya-seven-crew-dismayed-delay, diakses pada 31 Mei 2020.
253. National Union of Rail, Maritime and Transport Workers (RMT), Modern day slavery charge made by RMT,
rmt.netxtra.net/news/modern-day-slavery-charge-made-by-rmt/, diakses pada 31 Mei 2020.
254. UNICEF, Oil and Gas Scoping Paper, 2015.

Sumber daya:
255. GRI, Responsible Labor Initiative, Advancing modern slavery reporting to meet stakeholder expectations, 2019.

Topik 11.13 Kebebasan berserikat dan perundingan kolektif


Instrumen resmi:
256. International Labour Organization (ILO), 386th Report of the Committee on Freedom of Association, 2018.

Referensi tambahan:
257. M. Carpenter, Restrictions on freedom of association potential powder keg for oil companies,
maplecroft.com/insights/analysis/restrictions-on-freedom-of-association-potential-powder-keg-for-oil-
companies/, diakses pada 31 Mei 2020.
258. I. Graham, International Labour Organization (ILO), Working conditions of contract workers in the oil and gas
industries, 2010.
259. IndustriAll, Nigerian oil and gas unions fight against precarious work, industriall-union.org/nigerian-oil-and-gas-
unions-fight-against-precarious-work, diakses pada 31 Mei 2020.
260. International Trade Union Confederation (ITUC), ITUC Global Rights Index: The World's Worst Countries for
Workers, 2016.
261. International Trade Union Confederation (ITUC), Saudi Arabia bans trade unions and violates all international
labour standards, ituc-csi.org/saudi-arabia-bans-trade-unions-and?lang=en, diakses pada 31 Mei 2020.
262. United States Central Intelligence Agency (CIA), Country comparison: Crude oil: Exports, cia.gov/the-world-
factbook/field/crude-oil-exports/country-comparison, diakses pada 31 Mei 2020.

Topik 11.14 Dampak Ekonomi


Instrumen resmi:
263. Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD), OECD Principles for Private Sector
Participation in Infrastructure, 2007.

Referensi tambahan:
264. Bill & Melinda Gates Foundation, Paper 7: Leveraging extractive industries for skills development to maximize
sustainable growth and employment, 2015.
265. C. Sigam and L. Garcia, Extractive industries: Optimizing the value retention in host countries, 2012.
87 GRI 11: Sektor Minyak dan Gas 2021

266. Extractive Industries Transparency Initiative (EITI), Social and economic spending: The impact of the extractive
industries on economic growth and social development, eiti.org/social-economic-spending, diakses pada 31
Mei 2020.
267. International Petroleum Industry Environmental Conservation Association (IPIECA), Local content: A guidance
document for the oil and gas industry, 2nd ed., 2016.
268. J-F. Mercure, H. Pollitt, et al., ‘Macroeconomic impacts of stranded fossil fuels assets’, Nature Climate Change,
vol. 8, pp. 588-593, 2018, nature.com/articles/s41558-018-0182-1, diakses pada 31 Mei 2020.
269. Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD), Collaborative Strategies for In-Country
Shared Value Creation, 2016.
270. K. Storey, ‘Fly-in/Fly-out: Implications for Community Sustainability’, Sustainability, vol. 2, pp. 1161-1181, 2010.
271. United Nations Office for Disaster Risk Reduction (UNISDR), ‘Words into Action Guidelines: National Disaster
Risk Assessment’, Special Topics, Direct and Indirect Economic Impact, 2017.

Sumber daya:
272. International Petroleum Industry Environmental Conservation Association (IPIECA), Local content: A guidance
document for the oil and gas industry, 2nd ed., 2016.

Topik 11.15 Komunitas lokal


Instrumen resmi:
273. Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD), Due Diligence Guidance for Meaningful
Stakeholder Engagement in the Extractives Sector, 2015.

Referensi tambahan:
274. Cordaid, Informing Local Communities, Civil Society and Local Government about Oil & Gas: A Practical Guide
on Technical Aspects, 2016.
275. Cordaid, When Oil, Gas or Mining Arrives in Your Area: Practical Guide for Communities, Civil Society and Local
Government on the Social Aspects of Oil, Gas and Mining, 2016.
276. E&P Forum and United Nations Environment Programme Industry and Environment (UNEP IE), Environmental
management in oil and gas exploration and production: An overview of issues and management approaches,
1997.
277. Institute for Human Rights and Business (IHRB) and Shift, Oil and Gas Sector Guide on Implementing the UN
Guiding Principles on Business and Human Rights, 2017International Finance Corporation (IFC), Unlocking
Opportunities for Women and Business: A Toolkit of Actions and Strategies for Oil, Gas, and Mining Companies,
2018,
ifc.org/wps/wcm/connect/topics_ext_content/ifc_external_corporate_site/gender+at+ifc/resources/unlocking-
opportunities-for-women-and-business, diakses pada 31 Mei 2020.
278. International Finance Corporation (IFC), International Petroleum Industry Environmental Conservation
Association (IPIECA), United Nations Development Programme (UNDP), Mapping the oil and gas industry to the
Sustainable Development Goals: An Atlas, 2017.
279. International Finance Corporation (IFC), Guidance Note 4 Community Health, Safety, and Security, 2012.
280. International Finance Corporation (IFC), Performance Standard 4 Community Health, Safety, and Security, 2012.
281. Mapping the oil and gas industry to the Sustainable Development Goals: An Atlas, 2017.
282. Oil and Gas Accountability Project (OGAP), Oil and Gas At Your Door? A Landowner’s Guide to Oil and Gas
Development, 2nd ed., 2005.
283. Oxfam International, Position Paper on Gender Justice and the Extractive Industries, 2017.
284. R. Schultz, R. Skoumal, et al., ‘Hydraulic Fracturing‐Induced Seismicity’, Reviews of Geophysics, vol. 58, 12 June
2020.
285. United Nations Environment Programme Financial Initiative (UNEP FI), Human Rights Guidance Tool for the
Financial Sector, Oil and Gas, unepfi.org/humanrightstoolkit/oil.php, accessed on 31 May 2020.

Sumber daya:
286. Institute for Human Rights and Business (IHRB) and Shift, Oil and Gas Sector Guide on Implementing the UN
Guiding Principles on Business and Human Rights, 2017.
287. International Finance Corporation (IFC), Guidance Note 4 Community Health, Safety, and Security, 2012.
88 GRI 11: Sektor Minyak dan Gas 2021

288. International Finance Corporation (IFC), Performance Standard 4 Community Health, Safety, and Security, 2012.
289. International Petroleum Industry Environmental Conservation Association (IPIECA), American Petroleum Institute
(API), and International Association of Oil & Gas Producers (IOGP), Sustainability reporting guidelines for the oil
and gas industry, 2020.

Topik 11.16 Hak atas tanah dan sumber daya


Instrumen resmi:
290. European Union and UN Interagency Framework Team for Preventive Action, Toolkit and Guidance for
Preventing and Managing Land and Natural Resources Conflict: Land and Conflict, 2012.
291. Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD), Due Diligence Guidance for Meaningful
Stakeholder Engagement in the Extractives Sector, 2015.

Referensi tambahan:
292. Avocats Sans Frontières, Human Rights Implications of Extractive Industry Activities in Uganda: A Study of the
Mineral Sector in Karamoja and the Oil Refinery in Bunyoro, 2014.
293. P. D. Cameron and M. C. Stanley, Oil, Gas, and Mining: A Sourcebook for Understanding the Extractive Industries,
2017.
294. Intergovernmental Science-Policy Platform on Biodiversity and Ecosystem Services (IPBES), Report of the
Plenary of the Intergovernmental Science-Policy Platform on Biodiversity and Ecosystem Services on the work of
its seventh session, 2019.
295. International Council on Mining & Metals (ICMM), Land Acquisition and Resettlement, 2015.
296. International Finance Corporation (IFC), Good Practice Handbook: Land Acquisition and Resettlement (draft),
2019.
297. International Finance Corporation (IFC), Guidance Note 5, Land Acquisition and Involuntary Resettlement, 2012.
298. International Finance Corporation (IFC), Performance Standard 5, Land Acquisition and Involuntary
Resettlement, 2012.
299. International Finance Corporation (IFC), Guidance Note 8: Cultural Heritage, 2012.
300. International Finance Corporation (IFC), Performance Standard 8: Cultural Heritage, 2012.
301. International Petroleum Industry Environmental Conservation Association (IPIECA) and International Association
of Oil & Gas Producers (IOGP), Key questions in managing social issues in oil & gas projects, 2002.
302. Pensamiento y Acción Social (PAS) and L. Turrriago, ‘Caso El Hatillo: El re-asentamiento como la legalización
del despojo y el acaparamiento de las tierras por el modelo extractivista’, pas.org.co/hatillo-despojo-
extractivista, diakses pada 1 Juni 2020.
303. United Nations Human Rights Office of the High Commissioner (OHCHR), Land and Human Rights,
ohchr.org/EN/Issues/LandAndHR/Pages/LandandHumanRightsIndex.aspx, diakses pada 31 Mei 2020.
304. F. Vanclay, ‘Project-induced displacement and resettlement: from impoverishment risks to an opportunity for
development?’, Impact Assessment and Project Appraisal Journal, vol. 35, pp. 3-21, 2017, DOI:
10.1080/14615517.2017.1278671.
305. United Nations Environment Programme Financial Initiative (UNEP FI), Human Rights Guidance Tool for the
Financial Sector, Oil and Gas, unepfi.org/humanrightstoolkit/oil.php, accessed on 31 May 2020.

Sumber daya:
306. Institute for Human Rights and Business (IHRB) and Shift, Oil and Gas Sector Guide on Implementing the UN
Guiding Principles on Business and Human Rights, 2017.
307. International Finance Corporation (IFC), Good Practice Handbook: Land Acquisition and Resettlement (draft),
2019.
308. International Finance Corporation (IFC), Guidance Note 5, Land Acquisition and Involuntary Resettlement, 2012.
309. International Finance Corporation (IFC), Performance Standard 5, Land Acquisition and Involuntary
Resettlement, 2012.
310. International Finance Corporation (IFC), Guidance Note 8: Cultural Heritage, 2012.
311. International Finance Corporation (IFC), Performance Standard 8: Cultural Heritage, 2012.
312. United Nations Environment Programme Financial Initiative (UNEP FI), Human Rights Guidance Tool for the
Financial Sector, Oil and Gas, unepfi.org/humanrightstoolkit/oil.php, accessed on 31 May 2020.
89 GRI 11: Sektor Minyak dan Gas 2021

Topik 11.17 Hak masyarakat adat


Instrumen resmi:
313. International Labour Organization (ILO) Convention 169, Indigenous and Tribal Peoples Convention, 1989.
314. United Nations (UN), United Nations Declaration on the Rights of Indigenous Peoples (UNDRIP); 2007.

Referensi tambahan:
315. The Advocates for Human Rights, Promoting Gender Diversity and Inclusion in the Oil, Gas, and Mining
Extractive Industries, 2019.
316. Amnesty International, Inter-American Court ruling marks key victory for indigenous peoples,
amnesty.org/en/press-releases/2012/07/ecuador-inter-american-court-ruling-marks-key-victory-indigenous-
peoples-20/, diakses pada 31 Mei 2020.
317. Amnesty International, Out of sight, out of mind: Gender, indigenous rights, and energy development in Northeast
British Columbia, Canada, 2016.
318. A. Anongos, D. Berezhkov, et al., Pitfalls and pipelines: Indigenous peoples and extractive industries, 2012.
319. J. Burger, Indigenous peoples, extractive industries and human rights, 2014.
320. European Parliament, Committee on Foreign Affairs, Report on Violation of the Rights of Indigenous Peoples in
the World, Including Land Grabbing, 2018.
321. G. Gibson, K. Yung, et al. with Lake Babine Nation and Nak’azdii Whut’en, Indigenous communities and industrial
camps: Promoting healthy communities in settings of industrial change, 2017.
322. Global Witness, Defenders of the earth: Global killings of land and environmental defenders in 2016, 2017.
323. N. Hill, A. Alook, and I. Hussey, How gender and race shape experiences of work in Alberta’s oil industry,
parklandinstitute.ca/how_gender_and_race_shape_experiences_of_work_in_albertas_oil_industry, diakses
pada 31 Mei 2020.
324. Indigenous Environmental Network, Native Leaders Bring Attention to Impact of Fossil Fuel Industry on Missing
and Murdered Indigenous Women and Girls, popularresistance.org/native-leaders-bring-attention-to-impact-of-
fossil-fuel-industry-on-missing-and-murdered-indigenous-women-and-girls, diakses pada 27 Mei 2021.
325. International Finance Corporation (IFC), Guidance Note 7: Indigenous Peoples, 2012.
326. International Finance Corporation (IFC), Performance Standard 7: Indigenous Peoples, 2012.
327. International Finance Corporation (IFC), Projects and People: A Handbook for Addressing Project Induced In-
Migration, 2009.
328. International Petroleum Industry Environmental Conservation Association (IPIECA), Free, prior and informed
consent (FPIC) toolbox, 2018.
329. International Petroleum Industry Environmental Conservation Association (IPIECA), Indigenous Peoples and the
oil and gas industry: context, issues and emerging good practice, 2012.
330. United Nations Global Compact, A Business Reference Guide: United Nations Declaration on the Rights of
Indigenous Peoples, 2013.
331. B. McIvor, First Peoples Law, Essays in Canadian Law and Decolonization, 2018.
332. T. Perreault, Natural Gas, Indigenous Mobilization and the Bolivian State, 2008.
333. United Nations Department of Economic and Social Affairs (UN DESA), Report of the international expert group
meeting on extractive industries, Indigenous Peoples’ rights and corporate social responsibility, 2009.
334. United Nations Economic and Social Council (UN ECOSOC), Combating violence against indigenous women
and girls: article 22 of the United Nations Declaration on the Rights of Indigenous Peoples: Report of the
international expert group meeting, 2012.
335. United Nations Human Rights Council (HRC), Report of the Special Rapporteur on the rights of indigenous
peoples, James Anaya Extractive industries and indigenous peoples, 2013.

Sumber daya:
336. Equator Principles, EP4, 2020.
337. International Finance Corporation (IFC), Guidance Note 7: Indigenous Peoples, 2012.
338. International Finance Corporation (IFC), Performance Standard 7: Indigenous Peoples, 2012.
90 GRI 11: Sektor Minyak dan Gas 2021

Topik 11.18 Konflik dan keamanan


Instrumen resmi:
339. European Union and United Nations Interagency Framework Team for Preventive Action, Toolkit and Guidance
for Preventing and Managing Land and Natural Resources Conflict: Extractive Industries and Conflict, 2012.
340. Office of the High Commissioner for Human Rights (OHCR), Basic Principles on the Use of Force and Firearms
by Law Enforcement Officials, 1990.
341. Office of the High Commissioner for Human Rights (OHCR), Code of Conduct for Law Enforcement Officials,
1979.
342. Voluntary Principles on Security and Human Rights, Voluntary Principles on Security and Human Rights, 2000.

Referensi tambahan:
343. Institute for Human Rights and Business (IHRB), From Red to Green Flags: The Corporate Responsibility to
Respect Human Rights in High-Risk Countries, 2011.
344. Geneva Centre for the Democratic Control of Armed Forces (DCAF), International Committee of the Red Cross
(ICRC), Addressing Security and Human Rights Challenges in Complex Environments: Toolkit, 3rd ed., 2015.
345. Global Compact Network Canada, Auditing Implementation of Voluntary Principles on Security and Human
Rights, 2016.
346. International Alert, Human rights due diligence in conflict-affected settings: Guidance for extractive industries,
2018.
347. International Association of Oil & Gas Producers (IOGP), Conducting security risk assessments (SRA) in dynamic
threat environments, 2016.
348. International Association of Oil & Gas Producers (IOGP), Integrating security in major projects – principles and
guidelines, 2014.
349. International Association of Oil & Gas Producers (IOGP), Security management system – Processes and
concepts in security management, 2014.
350. International Council on Mining & Metals (ICMM), International Committee of the Red Cross (ICRC), International
Finance Corporation (IFC), and International Petroleum Industry Environmental Conservation Association
(IPIECA), Voluntary Principles on Security and Human Rights: Implementation Guidance Tools, 2011.
351. International Petroleum Industry Environmental Conservation Association (IPIECA), Guide to Operating in Areas
of Conflict, 2008.
352. K. Neu and D. Avant, Overview of the relationship between PMSCs and extractive industry companies from the
Private Security Events Database, 2019.
353. Office of the High Commissioner for Human Rights (OHCHR), Call for submissions: the relationship between
private military and security companies and extractive industry companies from a human rights perspective in law
and practice, 2019.
354. Office of the High Commissioner for Human Rights (OHCR), Private military and security companies in extractive
industries – impact on human rights, 2017.
355. United Nations Environment Programme (UNEP), From Conflict to Peacebuilding: The Role of Natural
Resources and the Environment, 2009.
356. United Nations Environment Programme Financial Initiative (UNEP FI), Human Rights Guidance Tool for the
Financial Sector, Oil and Gas, unepfi.org/humanrightstoolkit/oil.php, diakses pada 31 Mei 2020.

Sumber daya:
357. International Alert, Human rights due diligence in conflict-affected settings: Guidance for extractive industries,
2018.
358. International Council on Mining & Metals (ICMM), International Committee of the Red Cross (ICRC), International
Finance Corporation (IFC), and International Petroleum Industry Environmental Conservation Association
(IPIECA), Voluntary Principles on Security and Human Rights: Implementation Guidance Tools, 2011.
91 GRI 11: Sektor Minyak dan Gas 2021

Topik 11.19 Perilaku antipersaingan


Referensi tambahan:
359. European Commission, Case AT.39816: Upstream Gas Supplies in Central and Eastern Europe, 2018.
360. International Trade Center (ITC), Combating Anti-Competitive Practices: A Guide for Developing Economy
Exporters, 2012.
361. Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD), Cartels and anti-competitive agreements,
oecd.org/competition/cartels/, diakses pada 31 Mei 2020.
362. Vinsion & Elkins, 2018 Energy and Chemicals Antitrust Report, 2019.

Topik 11.20 Antikorupsi


Instrumen resmi:
363. Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD), Convention on Combating Bribery of
Foreign Public Officials in International Business Transactions and Related Documents, 1997.

Referensi tambahan:
364. Ernst & Young (EY), Managing bribery and corruption risks in the oil and gas industry, 2014.
365. Extractives Industries Transparency Initiative (EITI), Disclosing beneficial ownership: The key to fighting
corruption, 2017.
366. Extractives Industries Transparency Initiative (EITI), The EITI Standard, 2019.
367. Financial Action Task Force (FATF), FATF guidance: Politically exposed persons (recommendations 12 and 22),
2013.
368. Global Witness, Shell knew: Emails show senior executives at UK’s biggest company knew it was party to a vast
bribery scheme, globalwitness.org/en/campaigns/oil-gas-and-mining/shell-knew/, diakses pada 31 Mei 2020.
369. International Monetary Fund (IMF), Fiscal Transparency Initiative: Integration of Natural Resource Management
Issues, 2019.
370. M. Martini and Transparency International, Local content policies and corruption in the oil and gas industry, 2014.
371. Natural Resource Governance Institute (NRGI), Beneath the Surface: The Case for Oversight of the Extractive
Industry Suppliers, 2020.
372. Natural Resource Governance Institute (NRGI), Twelve Red Flags: Corruption Risks in the Award of Extractive
Sector Licenses and Contracts, 2017.
373. Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD), Corruption in the Extractive Value Chain:
Typology of risks, Mitigation Measures and Incentives, 2016.
374. Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD), OECD Foreign Bribery Report: An Analysis
of the Crime of Bribery of Foreign Public Officials, 2014.
375. Transparency International, Corruption Perceptions Index 2018, 2018.
376. A. Sayne, A. Gillies, and A. Watkins, Twelve Red Flags: Corruption Risks in the Award of Extractive Sector
Licenses and Contracts, 2017.
377. E. Westenberg and A. Sayne, Beneficial Ownership Screening: Practical Measures to Reduce Corruption Risks in
Extractives Licensing, 2018.
378. A. Williams and K. Dupuy, Deciding over nature: Corruption and environmental impact assessments, 2016.

Sumber daya:
379. Extractives Industries Transparency Initiative (EITI), The EITI Standard, 2019.

Topik 11.21 Pembayaran kepada pemerintah


Instrumen resmi:
380. European Parliament, Directive 2013/34/EU of the European Parliament and the Council of 26 June 2013 on the
annual financial statements, consolidated financial statements and related reports of certain types of
undertakings, 2013.
92 GRI 11: Sektor Minyak dan Gas 2021

381. Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD), Inclusive Framework on Base Erosion and
Profit Shifting, Action 13 Country-by-Country Reporting, oecd.org/tax/beps/beps-actions/action13, diakses pada 1
Juni 2020.

Referensi tambahan:
382. Extractive Industries Transparency Initiative (EITI), Nigeria EITI: Making transparency count, uncovering billions,
2012.
383. Extractive Industries Transparency Initiative (EITI), Project-level reporting in the extractive industries, 2018.
384. Extractive Industries Transparency Initiative EITI), Guidance note 26 – Reporting on first trades in oil, 2017.
385. Extractives Industries Transparency Initiative (EITI), Reporting Guidelines for companies buying oil, gas and
minerals from governments, 2020.
386. Extractives Industries Transparency Initiative (EITI), Upstream Oil, Gas, and Mining State-Owned Enterprises,
Governance Challenges and the Role of International Reporting Standards in Improving Performance, 2018.
387. Extractives Industries Transparency Initiative (EITI), The EITI Standard, 2019.
388. Global Witness, Shell knew: Emails show senior executives at UK’s biggest company knew it was party to a vast
bribery scheme, globalwitness.org/en/campaigns/oil-gas-and-mining/shell-knew/, diakses pada 31 Mei 2020.
389. International Monetary Fund (IMF), Fiscal Transparency Code (FTC), Pillar IV on natural resource revenue
management, 2019.
390. P. Poretti, Transparency in the First Trade, 2019.
391. PricewaterhouseCoopers (PwC), Financial reporting in the oil and gas industry: International Financial Reporting
Standards, 2017.
392. A. Sayne, A. Gillies, and A. Watkins, Twelve Red Flags: Corruption Risks in the Award of Extractive Sector
Licenses and Contracts, 2017.
393. Tax Justice and Extractive Transparency: Two faces of the same coin, pwyp.org/pwyp-resources/tax-justice-
extractive-transparency-two-faces-coin/, accessed on 19 February 2021.
394. Transparency International, Under the Surface: Looking into Payments by Oil, Gas and Mining Companies to
Governments, 2018.

Sumber daya:
395. Extractives Industries Transparency Initiative (EITI), Reporting Guidelines for companies buying oil, gas and
minerals from governments, 2020.
396. Extractives Industries Transparency Initiative (EITI), The EITI Standard, 2019.

Topik 11.22 Kebijakan publik


Referensi tambahan:
397. Australasian Centre for Corporate Responsibility (ACCR), Politics – BHP, 2017.
398. D. Coady, I. Parry, et al., Global Fossil Fuel Subsidies Remain Large: An Update Based on Country-Level
Estimates, 2019.
399. N. Graham, S. Daub, and B. Carroll, Mapping Political Influence: Political donations and lobbying by the fossil
fuel industry in BC, 2017.
400. S. Hayer, Fossil Fuel Subsidies, 2017.
401. InfluenceMap, Big Oil’s Real Agenda on Climate Change, influencemap.org/report/How-Big-Oil-Continues-to-
Oppose-the-Paris-Agreement-38212275958aa21196dae3b76220bddc, diakses pada 31 Mei 2020.
402. InfluenceMap, Climate Lobbying: How Companies Really Impact Progress on Climate, 2018,
influencemap.org/climate-lobbying, diakses pada 31 Mei 2020.
403. InfluenceMap, Trade association and climate: Shareholders make themselves heard, May 2018,
influencemap.org/report/Trade-associations-and-climate-shareholders-make-themselves-heard-
cf9db75c0a4e25555fafb0d84a152c23, diakses pada 31 Mei 2020.
404. D. Koplow, C. Lin, et al., Mapping the Characteristics of Producer Subsidies: A review of pilot country studies,
2010.
405. J. Levin, We stopped the oil and gas industry from gutting Canada’s environmental laws!,
environmentaldefence.ca/2019/06/27/we-stopped-the-oil-gas-industry-from-gutting-canadas-environmental-
laws/, diakses pada 2 Juni 2021.
406. Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD), Anti-corruption & Integrity Hub, Lobbying,
93 GRI 11: Sektor Minyak dan Gas 2021

oecd.org/corruption-integrity/explore/topics/lobbying.html, diakses pada 2 Juni 2021.


407. J. B. Skjærseth and T. Skodvin, Climate change and the oil industry: Common problem, varying strategies, 2003.
Pengakuan
Catatan Pemberitahuan

Terjemahan Bahasa Indonesia ini dilakukan oleh Language Scientific, Boston, Massachusetts, Amerika Serikat,
melalui peninjauan sejawat oleh para individu di bawah ini:
• Hendri Yulius Wijaya, Country Manager, GRI Indonesia
• Dinah Madiadipura, Founder and Chief of Content, Indonesia Labour Database
• Monika Handayani, Lecturer, Polytechnic State of Banjarmasin
• Dali Sadli Mulia, Community Engagement Team Manager, Star Energy Geothermal
• Dipa Mulia, Independent Consultant
• Mira Tyas Annisa, Sr. Officer Comrel & CID, PT Pertamina Hulu Mahakam

Proses penerjemahan ini didukung oleh:

GRI ingin mengucapkan terima kasih kepada Pemerintah Swedia atas bantuan keuangan yang telah diberikan untuk
terjemahan Bahasa Indonesia dari GRI Standar Sektor 11.

Catatan Penting

Terjemahan Bahasa Indonesia dari GRI Standard Sektor 11 dibiayai oleh Pemerintah Swedia. Tanggung jawab
terkait konten ditanggung oleh sang pembuat. Pemerintah Swedia tidak senantiasa memiliki pandangan dan
interpretasi yang sama.

Standar Pelaporan Keberlanjutan GRI dikembangkan dan disajikan dalam Bahasa Inggris. Walaupun berbagai
upaya telah dilaksanakan untuk memastikan akurasi terjemahan, GRI Standards versi Bahasa Inggris tetap menjadi
rujukan utama, bila ada pertanyaan atau perbedaan interpretasi yang muncul dari terjemahan.

Versi terbaru dari GRI Standards dalam Bahasa Inggris atau segala pembaruan terhadap versi Bahasa Inggris
dipublikasikan dalam website GRI (www.globalreporting.org).
GRI
PO Box 10039,
1001 EA Amsterdam,
The Netherlands www.globalreporting.org

Anda mungkin juga menyukai