DAFTAR ISI
BAB I
POTRET KINERJA
SKK MIGAS
19 Wilayah Kerja Minyak dan Gas Bumi
21 Sumber Daya dan Cadangan
23 Realisasi Komitmen Kontraktor KKS
30 Realisasi Investasi Kontraktor KKS Eksploitasi
dan Eksplorasi
32 Kegiatan Produksi / Lifting Minyak dan Gas Bumi
36 Distribusi Revenue Minyak dan Gas Bumi
38 Efisiensi Pengembalian Biaya Operasi
BAB II
UPAYA PENINGKATAN
PRODUKSI DAN
CADANGAN
BAB IV
PEMBERDAYAAN
KAPASITAS NASIONAL
BAB III
PROYEK-PROYEK UTAMA
BAB V
INTERNAL SKK MIGAS
LAMPIRAN
WILAYAH KERJA
MISI
Melakukan kegiatan pengawasan dan pengendalian kontrak kerja
sama kegiatan usaha hulu minyak dan gas bumi (migas) untuk
menjamin efektivitas, efisiensi, dan tetap menjaga kelestarian
lingkungan hidup;
Melakukan sinergi dengan pemangku kepentingan dan Kontraktor
Kontrak Kerja Sama (KKS) untuk meningkatkan cadangan dan
produksi migas Indonesia;
Meningkatkan budaya kerja yang kondusif melalui sinergi, koordinasi,
serta penerapan sistem manajemen perubahan, ilmu pengetahuan,
dan teknologi;
Mendukung dan menumbuhkembangkan kemampuan nasional untuk
lebih mampu bersaing di tingkat nasional, regional, dan internasional;
Meningkatkan pendapatan negara untuk memberikan kontribusi yang
sebesar-besarnya bagi perekonomian nasional dan mengembangkan
serta memperkuat posisi industri hulu migas Indonesia.
PRINSIP
KELEMBAGAAN
(CORE VALUES)
Sebagai bentuk komitmen dan keseriusan SKK Migas dalam pengembangan industri
hulu migas di Indonesia, SKK Migas memegang nilai-nilai yang disebut
PROFESSIONAL
RESPONSIVE
UNITY IN DIVERSITY
DECISIVE
ETHICS
NATION FOCUSED
TRUSTWORTHY
04
05
SAMBUTAN
KOMISI PENGAWAS
SKK MIGAS
Sumber daya minyak dan gas bumi harus dikelola
dengan tepat dan benar agar dapat memberikan nilai
tambah yang sebesar-besarnya bagi bangsa dan
negara; namun di sisi lain tetap mampu memberikan
nilai keekonomian yang cukup adil bagi para investor
karena investasi di sektor hulu migas bersifat padat
modal, berisiko tinggi, dan berjangka panjang.
Assalamualaikum Wr. Wb
Dengan mengucapkan puji syukur ke hadirat Allah SWT, saya menyambut gembira atas
terbitnya buku Laporan Tahunan 2015 SKK Migas ini, yang secara umum menggambarkan
berbagai capaian dan tantangan yang dihadapi industri hulu migas di tahun 2015.
Sebagaimana kita rasakan bersama, tahun 2015 merupakan tahun yang penuh tantangan bagi
industri hulu migas terutama akibat penurunan harga minyak dunia secara terus menerus sejak
Kuartal III tahun 2014 hingga menyentuh tingkatan harga US$30-an per barel di penghujung
tahun 2015. Namun teramati bahwa meskipun dalam situasi yang sulit, para pemangku
kepentingan tetap berupaya maksimal sehingga industri hulu migas Indonesia dapat tetap berjalan.
Untuk itu, saya sampaikan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada para pelaku usaha dan
seluruh pemangku kepentingan yang telah mendukung kesinambungan berjalannya industri ini.
Tugas utama yang dibebankan Pemerintah kepada industri hulu migas diantaranya
meningkatkan produksi, menambah cadangan, serta menumbuhkembangkan kapasitas
nasional. Dari sisi Pemerintah, terutama dari sisi kebijakan dan regulasi, kami terus berupaya
agar iklim investasi migas tetap menarik bagi investor antara lain dengan cara melakukan
simplifikasi perizinan, meninjau ulang sistem fiskal, serta mengkaji berbagai insentif dan
kemudahan yang memungkinkan untuk diterapkan di industri hulu migas.
Di tengah situasi krisis saat ini hendaknya kita harus tetap optimis. Seperti yang lalu-lalu kondisi
krisis sifatnya sementara karena pada dasarnya semua orang menghendaki keluar dari situasi
krisis. Dengan menjalin sinergi yang lebih erat antara para pemangku kepentingan, diharapkan
industri hulu migas tetap dapat mempersembahkan kinerja yang baik.
SUDIRMAN SAID
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral
selaku Ketua Komisi Pengawas SKK Migas
06
02
07
SAMBUTAN KEPALA
SKK MIGAS
Assalamualaikum Wr. Wb.
Puji syukur kita panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah memperkenankan kegiatan industri hulu migas
di Indonesia tetap berjalan. Tahun 2015 merupakan tahun yang tidak mudah bukan hanya bagi sektor hulu
migas atau Indonesia saja, namun juga nyaris melanda semua sektor ekonomi secara global. Hal ini utamanya
disebabkan turunnya harga minyak dunia dari level US$100-an per barel di Kuartal III tahun 2014 menjadi
hanya US$30-an per barel di penghujung tahun 2015, dimana pada awalnya dipicu oleh kelebihan pasokan
di kuartal pertama tahun 2014.
Di tengah situasi yang sulit, kami dan segenap pemangku kepentingan tetap bahu-membahu dan bekerja
sama sehingga kegiatan industri hulu migas di Indonesia dapat terus bergulir. Atas nama SKK Migas, saya
mengucapkan terima kasih kepada para Kontraktor KKS serta pihak-pihak lain yang telah memberi dukungan
demi kesinambungan kegiatan hulu migas di Indonesia.
Menghadapi krisis harga minyak ini, SKK Migas melalui kerja sama yang erat dengan Kontraktor KKS dan
para pemangku kepentingan lainnya melakukan berbagai upaya antara lain; efisiensi penggunaan Capex dan
Opex, mempertahankan kehandalan fasilitas produksi agar frekuensi kejadian gangguan produksi (unplanned
shutdown) dapat berkurang, dan implementasi Right to Audit terhadap penyedia barang/jasa Kontraktor KKS
untuk lebih menjamin efisiensi biaya pengadaan serta peningkatan good corporate governance. SKK Migas
akan terus bekerja lebih efisien, meningkatkan koordinasi dengan instansi pemerintah dan para pemangku
kepentingan terkait, serta memberikan asistensi kepada Kontraktor KKS yang membutuhkan.
Melalui rapat Work Program & Budget (WP&B) yang diselenggarakan selama dua bulan di akhir tahun 2015,
telah disepakati target indikator utama sektor hulu migas di tahun 2016 sebagai berikut:
a. Lifting minyak 827,8 Mbopd
b. Lifting gas 6.256 MMscfd
c. Lifting migas 1.945 Mboepd
d. Cost recovery US$14,93 miliar
e. Penerimaan negara US$10,77 miliar
f. Expenditure US$17,22 miliar, terdiri dari US$15,98 miliar untuk WK eksploitasi dan US$1,24 miliar
untuk WK eksplorasi.
Tentunya menjadi harapan kita bersama agar target yang telah disepakati tersebut dapat dicapai. Akhir kata,
kami mengucapkan terima kasih atas dukungan seluruh pemangku kepentingan dan komponen bangsa.
Pencatatan kinerja dalam buku laporan tahunan ini merupakan bentuk pertanggungjawaban kami terhadap
dukungan dan kepercayaan yang diberikan selama ini. Kami berharap agar tetap memperoleh dukungan di
tahun-tahun mendatang sehingga industri hulu migas dapat mempersembahkan kinerja yang lebih baik lagi
dalam memberikan nilai tambah sebesar-besarnya bagi bangsa dan negara.
AMIEN SUNARYADI
Kepala SKK Migas
08
MANAJEMEN
SKK MIGAS
KEPALA SKK MIGAS
AMIEN SUNARYADI dilantik sebagai Kepala SKK Migas pada tanggal
21 November 2014. Sebelumnya beliau menjabat sebagai Wakil Ketua KPK
(2003-2007), Senior Governance and Anti-Corruption Officer di World Bank
(2007-2012), dan Partner Fraud Investigation & Dispute Services di EY Indonesia
(2012-2014). Pria kelahiran tahun 1960 ini menamatkan pendidikan di Sekolah Tinggi
Akuntansi Negara dan College of Business Administration, Georgia State University,
Atlanta. Beliau memulai karirnya dengan bekerja sebagai Pegawai Negeri Sipil di
Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan.
09
10
STRUKTUR
ORGANISASI
SKK MIGAS
11
TENAGA AHLI
KEPALA
WAKIL KEPALA
MANAGEMENT
REPRESENTATIVES
SEKRETARIS
PENGAWAS INTERNAL
KELOMPOK KERJA
PENGAWASAN
DEPUTI PENGENDALIAN
PERENCANAAN
DEPUTI PENGENDALIAN
OPERASI
DEPUTI PENGENDALIAN
KEUANGAN
DEPUTI PENGENDALIAN
KOMERSIAL
DEPUTI PENGENDALIAN
DUKUNGAN BISNIS
DIVISI EKSPLORASI
DIVISI AKUNTANSI
DIVISI KOMERSIALISASI
GAS BUMI
DIVISI EKSPLOITASI
DIVISI PEMERIKSAAN
BIAYA OPERASI
DIVISI PEMERIKSAAN
PENGHITUNGAN
BAGIAN NEGARA
DIVISI PENGAWASAN
REALISASI KOMITMEN
RENCANA PENGEMBANGAN
LAPANGAN
DIVISI MANAJEMEN
SISTEM INFORMASI
PERGERAKAN HARGA
MINYAK DUNIA
2011-2015
140
120
ICP
WTI
BRENT
100
Turun sampai
ke level 30-an
80
60
40
Nov-15
Jul-15
Sep-15
Mei-15
Jan-15
Mar-15
Nov-14
Jul-14
Sep-14
Mei-14
Jan-14
Mar-14
Nov-13
Jul-13
Sep-13
Mei-13
Jan-13
Mar-13
Nov-12
Jul-12
Sep-12
Mei-12
Jan-12
Mar-12
Nov-11
Jul-11
Sep-11
Mei-11
Jan-11
20
Mar-11
US$/BAREL
SUMBER :
WTI dan BRENT : U.S.
Energy Information and
Administration (EIA)
ICP : Kementerian ESDM
12
Anjloknya harga minyak menyebabkan perlambatan dalam kegiatan eksplorasi dan produksi migas. Perusahaan migas,
baik yang berstatus IOC maupun NOC, banyak yang harus merekstrukturisasi pengeluaran belanjanya. Sejumlah proyek
pengembangan terpaksa ditunda karena tidak lagi ekonomis dengan level harga minyak saat ini. Jumlah rig pemboran
yang aktif menciut, rencana investasi dikaji ulang, biaya operasional dipotong, dan pengangkatan pegawai baru
ditunda. Menurut kajian Wood Mackenzie, telah terjadi penurunan biaya eksplorasi dan produksi di tahun 2015 sekitar
20% meliputi jasa pemboran, seismik, Opex, fasilitas proses produksi, fasilitas bawah permukaan laut, FPSO, dan
fasilitas anjungan lepas pantai dibandingkan tahun 2014. Pemutusan hubungan kerja (PHK) banyak terjadi di berbagai
belahan dunia, terutama di perusahaan-perusahaan penunjang sebagai pihak yang paling dulu terkena dampak akibat
menurunnya volume permintaan barang dan jasa untuk kegiatan eksplorasi dan produksi.
Penurunan harga minyak yang tajam sebetulnya bukan merupakan hal baru. Menurut catatan Bank Dunia, selama
30 tahun terakhir sudah terjadi lima episode penurunan harga minyak dengan tingkat penurunan lebih dari 30%.
Siklus naik turun harga merupakan karakteristik alamiah sistem pasar di mana sejak awal bisnis minyak sudah
biasa menghadapi siklus ini. Di setiap situasi krisis biasanya muncul peluang-peluang baru. Untuk perusahaan
migas yang memiliki dukungan finansial yang kuat sebetulnya saat inilah waktu yang tepat untuk menggalakkan
kegiatan eksplorasi, yaitu pada saat harga komoditas barang/jasa penunjang migas sedang berada di level rendah.
Dari sisi biaya dan teknologi, sekarang saatnya melakukan efisiensi dan terobosan teknologi baru yang lebih murah
tanpa mengorbankan human capital.
Di tengah situasi krisis harga minyak, SKK Migas melalui kerja sama yang erat dengan Kontraktor KKS dan para
pemangku kepentingan lainnya melakukan upaya-upaya berikut:
(1) Efisiensi penggunaan Capex dan Opex:
Optimasi kegiatan pemboran pengembangan. Jika tingkat kemungkinannya rendah untuk terlaksana, programprogram pemboran dikurangi.
Meningkatkan kegiatan kerja ulang dan perawatan sumur. Kegiatan ini lebih digalakkan karena unit biaya yang lebih
rendah dibanding pemboran dan dengan tingkat kemungkinan yang lebih tinggi untuk mendapatkan tambahan
produksi dari sumur-sumur produksi yang sudah ada.
Mempertahankan kehandalan fasilitas produksi agar frekuensi kejadian gangguan produksi (unplanned shutdown)
dapat berkurang.
Negosiasi harga dengan penyediaan barang dan jasa agar kegiatan hulu migas masih dapat berlangsung dengan
nilai keekonomian yang cukup memadai.
Menganalisa kembali kegiatan proyek dan rencana pengembangan yang keekonomiannya dipengaruhi harga
minyak.
Implementasi Right to Audit terhadap penyedia barang/jasa Kontraktor KKS untuk lebih menjamin efisiensi biaya
pengadaan serta peningkatan good corporate governance.
(2) Mempertahankan kegiatan eksplorasi (studi, survei, dan pemboran): peluang meningkatkan volume kegiatan
eksplorasi di tengah harga barang/jasa yang sedang berada di level rendah.
(3) Antisipasi ketenagakerjaan: seluruh upaya akan dilakukan dalam meminimalisasi dampak terhadap tenaga kerja,
antara lain efisiensi biaya pelatihan dan perjalanan dinas, pensiun alami, serta pengaturan ulang jam/hari kerja.
(4) Meminimalisasi dampak negatif terhadap perusahaan nasional terutama industri barang/jasa penunjang yaitu agar
tetap konsisten memperhatikan pengembangan kapasitas nasional.
(5) SKK Migas akan terus bekerja lebih efisien, meningkatkan koordinasi dengan instansi pemerintah terkait terhadap
implementasi peraturan dan perizinan, serta memberikan asistensi kepada Kontraktor KKS, utamanya yang belum
memahami karakter spesifik hulu migas Indonesia, baik secara teknis maupun nonteknis.
Priority areas
to cut costs
30
17%
20
15
10
Offshore platforms
FPSOs
24%
Subsea
15%
Processing
Opex
Seismic
% cost reduction
25
30%
14%
Level of cost
reductions
expected
PRIORITAS EFISIENSI
BIAYA
Di tengah cadangan yang makin menipis, sesuai dengan karakteristik migas sebagai natural depleted resource
dan kegiatan eksplorasi yang belum membuahkan hasil memadai untuk mengganti cadangan migas yang telah
diproduksikan, maka hal yang paling utama adalah melakukan berbagai upaya percepatan atau debottlenecking.
Dari sisi regulasi dibutuhkan kepastian tata kelola serta kemudahan berbisnis dengan tetap mengacu kepada prinsipprinsip good governance. Revisi Undang-undang Migas perlu segera disahkan mengingat status kesementaraan
SKK Migas sudah berjalan tiga tahun lebih semenjak Mahkamah Konstitusi membubarkan BPMIGAS pada tanggal
13 November 2012. Termin-termin dalam kontrak dievaluasi kembali agar tetap menarik bagi investor. Peraturan yang
sifatnya disinsentif layak dihilangkan. Dalam hal yang lebih makro yaitu terkait kebijakan energi, sekarang waktunya
memformulasi ulang kebijakan energi Indonesia dimana migas masih merupakan jenis sumber energi yang sangat
dominan perananannya, baik sebagai pasokan energi primer maupun sebagai sumber penerimaan negara.
Dengan tingkat cadangan yang semakin menipis, sudah sepatutnya pengembangan industri hulu migas lebih
diarahkan sebagai modal pembangunan dan engine of economic growth. Modal pembangunan dalam arti
mengalokasikan semaksimal mungkin produksi migas nasional untuk diolah serta dikonsumsi di dalam negeri
guna kelangsungan pembangunan Indonesia. Sedangkan engine of economic growth berhubungan dengan
peningkatan kapasitas nasional yang dapat dilakukan melalui strategi:
(1) meningkatkan peran dan kompetensi pekerja nasional;
(2) meningkatkan keterlibatan pemangku kepentingan (terutama di daerah penghasil migas);
(3) meningkatkan peran perusahaan domestik sebagai penunjang kegiatan usaha hulu migas;
(4) meningkatkan kandungan dalam negeri (TKDN) barang/jasa produksi dalam negeri; serta
(5) turut menumbuhkembangkan perekonomian di daerah penghasil migas.
Di tengah situasi krisis harga minyak seperti saat ini, diperlukan berbagai terobosan dan kreativitas agar kegiatan
hulu migas Indonesia terus berjalan dengan baik meskipun dalam situasi yang penuh tantangan.
14
RINGKASAN
LAPORAN
TAHUN 2015
Penurunan
15
harga
minyak
mentah
sehingga
Kontraktor
KKS
dan
konsekuensinya
SASARAN KINERJA
memprioritaskan
upaya
untuk
16
REALISASI
TARGET PENCAPAIAN
% PENCAPAIAN
0,4%
Tercapai
60%
Tercapai
776 Mbopd
97,9%
6.330 MMscfd
105%
1.906 Mboepd
101%
US$13,4 Miliar
83%
US$11,9 Miliar
86%
WTP
Tercapai
Tercapai
Tercapai
setiap semester
* Data operasional per 19 April 2016 (unaudited)
BAB I
POTRET KINERJA
SKK MIGAS
2015
POTRET KINERJA SKK MIGAS | SKK MIGAS LAPORAN TAHUNAN 2015
19
WILAYAH KERJA
MINYAK DAN GAS BUMI
Menambah jumlah wilayah kerja (WK) baru dengan menandatangani Kontrak Kerja Sama (KKS) adalah salah satu
upaya Pemerintah dalam meningkatkan cadangan serta produksi minyak dan gas bumi (migas). Pada tahun 2015
terdapat 12 KKS baru yang ditandatangani oleh SKK Migas bersama dengan Kontraktor KKS, dimana sebanyak
8 KKS WK eksplorasi migas konvensional dan 4 KKS WK eksplorasi migas nonkonvensional (MNK).
WILAYAH KERJA
MIGAS TAHUN
2003-2015
350
308
321
318
312
2015
287
300
Jumlah WK
245
250
228
203
200
169
150
130
136
139
2004
2005
2006
110
100
50
2003
2007
WK Nonkonvensional
2008
2009
2010
2011
2012
2013
2014
20
23
42
54
55
55
58
WK Eksplorasi Konvensional
59
76
79
80
110
132
141
155
172
179
187
183
170
WK Eksploitasi
51
54
57
59
59
64
67
67
73
75
79
80
84
Jika kita melihat distribusi status WK pada tahun 2015, terdapat 84 WK eksploitasi dan 228 WK eksplorasi, baik
konvensional maupun nonkonvensional. Selain itu, Pemerintah telah menyetujui terminasi 16 KKS dan terdapat
60 KKS lain yang sedang dalam proses terminasi, sehingga pada akhir tahun 2015 terdapat sebanyak 312 KKS.
DISTRIBUSI STATUS
WILAYAH KERJA
MIGAS TAHUN 2015
TOTAL
ONSHORE
OFFSHORE
ONSHORE /
OFFSHORE
EKSPLOITASI
SHALE
HC
GMB*
WK PENGEMBANGAN
18 WK
PROSES TERMINASI
KONVENSIONAL
MNK
44 WK
5 WK
44 WK
50 WK
8 WK
8 WK
115 WK
28 WK
- WK
- WK
48 WK
39 WK
- WK
38 WK
12 WK
- WK
1 WK
20 WK
5 WK
- WK
WK MNK AKTIF
50 WK
WK PRODUKSI
66 WK
EKSPLORASI
160 WK
WK EKSPLOITASI
84 WK
WK MIGAS
AKTIF 118 WK
PROSES
TERMINASI 60 WK
SE Seram, GMB Bentian Besar, GMB Indragiri Hulu, GMB Barito Banjar I, GMB Barito Banjar II, GMB Tabulako,
GMB Barito Tapin, GMB Pulang Pisau, GMB Batangasin menjadi Proses Terminasi.
4. WK Sadang, Kuma, Rombebai, Sula I, Mandala, Sageri, Gunting, Bengkulu, Mandar, South CPP, South Madura, Kerapu,
Northern Papua, Merangin I, Karapan, dan GMB Tanjung IV telah disetujui untuk terminasi dari Menteri ESDM.
20
SUDAH BERPRODUKSI
BELUM BERPRODUKSI
CADANGAN
JUMLAH
1. Minyak (MMstb)
2. Gas (Bscf)
a. Associated
b. Non Associated
TERBUKTI
POTENSIAL
TERBUKTI
POTENSIAL
3.445,21
3.310,19
157,33
392,30
7.305,03
33.039,61
16.701,42
64.946,31
36.644,09
151.331,43
3.833,49
1.923,67
236,70
575,42
6.569,28
29.206,12
14.777,75
64.709,61
36.068,67
144.762,15
Kondisi terkini cadangan migas nasional secara umum tersebar sepanjang nusantara mulai dari pulau Sumatera
hingga Papua dengan besaran cadangan di wilayah barat cenderung lebih besar daripada wilayah timur dimana
secara detail dapat dijelaskan bahwa cadangan minyak (3P) secara total sebesar 7.305,03 MMstb dan cadangan
gas (3P) secara total mencapai 151 Tscf.
Sementara itu prospek sumber daya migas nasional masih cukup besar, untuk total in place resources migas
nasional mencapai 106 Bstboe, dengan jumlah tiga terbesar ada di wilayah Jawa, Papua, dan Sumatera.
PETA SUMBER DAYA
MIGAS PER
1 JANUARI 2015
14,8
BSTBOE
21
CADANGAN MINYAK
DAN GAS BUMI
INDONESIA PER
1 JANUARI 2015
26,4
0,8
19,3
18,6
2,3
21,4
1,9
Untuk meningkatkan status dari resources ke proven resources dibutuhkan peningkatan program eksplorasi
secara lebih intensif. Idealnya untuk setiap setara barel migas yang diproduksikan segera tergantikan oleh
satu setara barel migas yang ditemukan. Laju penemuan cadangan baru terhadap cadangan yang terproduksikan
disebut Reserves Replacement Ratio (RRR).
RRR MINYAK
160,00%
RRR Minyak
Target RRR
139,00%
140,00%
120,00%
100,00%
81,70%
80,00%
61,90%
62,50%
58,27%
60,00%
40,00%
52,20%
46,60%
32,20%
22,60%
20,00%
0,00%
2007
RRR GAS
2008
2009
2011
2012
129,70%
126,90%
2013
2014
2015
350,00%
RRR Gas
Target RRR
2010
309,50%
300,00%
250,00%
200,00%
180,10%
150,00%
90,27%
100,00%
71,15%
69,20%
50,00%
34,60%
17,00%
0,00%
2007
2008
2009
2010
2011
2012
2013
2014
2015
22
REALISASI KOMITMEN
KONTRAKTOR KKS
KOMITMEN EKSPLORASI
MIGAS KONVENSIONAL
Terdapat 118 WK eksplorasi migas konvensional aktif yang terdiri dari 90 WK yang berumur lebih dari 3 tahun
dan tidak sedang dalam proses terminasi, sehingga dapat diukur pemenuhan Komitmen Pasti-nya. Dari 90 WK
tersebut, 44 WK telah memenuhi seluruh Komitmen Pasti dan 46 WK belum memenuhi Komitmen Pasti.
23
PELAKSANAAN
KOMITMEN
EKSPLORASI PADA
WK EKSPLORASI
TAHUN 2015 DAN
HAMBATANNYA
WK kurang dari 3 tahun
WK sudah memenuhi
komitmen pasti
WK belum memenuhi
komitmen pasti
44
28
170 WK eksplorasi
migas konvensional,
diantaranya terdapat
90 WK 3 tahun
46
11 WK EKSPLOITASI
(Belum memenuhi Komitmen Pasti)
WK proses terminasi
118 WK
52
Kendala Pemenuhan
Komitmen Pasti
28%
28%
20%
12%
10%
20%
30%
27%
22%
18%
17%
15%
10%
20%
30%
SKK Migas melakukan penilaian terhadap Kontraktor KKS WK eksplorasi yang yang telah memasuki kontrak
tahun ke-3 dan setelahnya (di luar WK proses terminasi), dimana penilaian dilakukan berdasarkan kriteria yang
mencakup penilaian minimum (basic/mandatory) dan penilaian pembuktian eksplorasi (advance).
Berdasarkan hasil penilaian tersebut, SKK Migas telah memberikan penghargaaan pada tanggal 27 Mei 2015
kepada Kontraktor KKS yang mengalami perubahan status atau peningkatan kinerja, sebagai berikut:
Dua WK Kategori Emas
WK Nunukan (PHE Nunukan Company) dan WK South Sesulu (PT. Saka Indonesia Sesulu);
Dua WK Kategori Hijau
WK North Ganal (Eni North Ganal Ltd.) dan WK SW Bukit Barisan (PT. Radiant Bukit Barisan E&P);
Enam WK Kategori Biru
WK Babar Selaru (Inpex Babar Selaru Ltd.), WK Halmahera II (Statoil Indonesia Halmahera II AS),
WK Offshore Timor Sea I (Eni Indonesia Offshore Timor Sea I Ltd.), WK Lirik II (PT MRI Lirik II),
WK South Bengara II (Caelus Energy South Bengara II Pte. Ltd.), dan WK Wokam II (Murphy Wokam Oil Co. Ltd.).
PENILAIAN KINERJA
KOMITMEN
EKSPLORASI PADA
WK EKSPLORASI
TAHUN 2015
33
30
30
25
20
15
23
21
10
15
13
14
10 10
10
4 3
5
0
HITAM
MERAH
MERAH MUDA
BIRU
HIJAU
EMAS
Keterangan:
hanya melakukan kegiatan studi G&G atau belum sama sekali melaksanakan kegiatan Komitmen Pasti
telah melaksanakan sebagian kecil Komitmen Pasti
telah melaksanakan sebagian besar Komitmen Pasti
memenuhi seluruh Komitmen Pasti
masuk dalam Kategori Biru dan sudah menemukan cadangan hidrokarbon dengan kategori technical discovery
masuk dalam Kategori Biru dan sudah ada penemuan yang memiliki peluang ekonomis
24
MIGAS NONKONVENSIONAL
Untuk WK eksplorasi MNK hingga akhir tahun 2015 terdapat 58 WK, yang terdiri dari 53 WK GMB dan
5 WK MNK-Shale Hydrocarbon. Dari 53 WK GMB tersebut, terdapat 8 WK yang sedang dalam proses terminasi,
sehingga WK eksplorasi MNK aktif berjumlah 50 WK.
Dari 50 WK tersebut, terdapat 45 WK GMB yang berumur lebih dari tiga tahun dan tidak sedang dalam proses
terminasi, sehingga dapat diukur pemenuhan Komitmen Pastinya. Status pemenuhan Komitmen Pasti dari
45 WK GMB tersebut adalah 8 WK GMB telah memenuhi seluruh Komitmen Pasti dan 37 WK GMB belum
memenuhi Komitmen Pasti.
25
STATUS WILAYAH
KERJA MNK
EKSPLORASI 2015
50
60
TOTAL
312 WK
50 WK
Eksplorasi MNK Aktif
WK Eksplorasi Migas
Konvensional Aktif
WK Eksploitasi
WK MNK Aktif
WK berumur 3 tahun
(tidak sedang dalam
proses terminasi)
84
WK Proses Terminasi
(Konvensional & MNK)
118
45
37
Outstanding Komitmen Pasti di 37 WK MNK
G&G
44 Kegiatan
Corehole
78 Kegiatan
Exploratory
61 Kegiatan
Prod. Test
42 Kegiatan
45 WK 3 tahun
WK SUDAH Memenuhi
Komitmen Pasti
WK BELUM Memenuhi
Komitmen Pasti
8 Sumur
13 Kegiatan
8
18%
82%
SKK Migas juga melakukan penilaian terhadap Kontraktor KKS WK eksplorasi MNK yang telah memasuki kontrak
tahun ke-3 dan setelahnya (di luar WK proses terminasi), dimana penilaian dilakukan berdasarkan pencapaian
kegiatan Komitmen Pasti selama tahun 2015. Berdasarkan hasil penilaian tersebut SKK Migas memberikan
kategori pencapaian kegiatan Komitmen Pasti Kontraktor KKS WK eksplorasi MNK selama tahun 2015
sebagai berikut:
Kategori Basic Pemenuhan terhadap kewajiban Komitmen Pasti, finansial, dan EBA
a.
Sedang proses pengembalian atau tidak aktif.
b.
Belum ada realisasi atau realisasi Komitmen Pasti hanya < 25% atau realisasi Komitmen Pasti
hanya berupa studi G&G dan telah memasuki tahun kontrak ke-3 atau ke-4.
c.
(82%-99%): Belum ada realisasi atau realisasi Komitmen Pasti hanya < 25% atau realisasi
Komitmen Pasti hanya berupa studi G&G dan telah memasuki tahun kontrak ke-3 atau ke-4.
d.
Realisasi Komitmen Pasti 80% < x > 50% atau baru melaksanakan studi G&G saja atau melakukan
pemboran sumur eksplorasi namun belum melakukan dewatering dan telah memasuki tahun kontrak
ke-3 s.d. ke-6.
e.
Realisasi Komitmen Pasti > 80% dan telah melakukan pemboran sumur eksplorasi
(termasuk dewatering) dan telah memasuki tahun kontrak ke-3 s.d. ke-6.
f.
Realisasi Komitmen Pasti 100% (dan terdapat realisasi komitmen kerja), telah melakukan dewatering
dan data yang diperlukan untuk pengembangan.
PENCAPAIAN
KOMITMEN PASTI
WK MNK EKSPLORASI
TAHUN 2015
8
7
5
4
3
2
1
0
EMAS
STATUS PENCAPAIAN
KOMITMEN PASTI
WK MNK > 3 TAHUN
DI TAHUN 2015
EMAS
HIJAU
HIJAU
BIRU
BIRU
MERAH MUDA
MERAH
MERAH MUDA
Realisasi Komitmen
Realisasi Komitmen Pasti 80% < Belum ada realisasi atau realisasi
Pasti > 80% dan telah
x > 50% atau baru melaksanakan
Komitmen Pasti hanya < 25%
melakukan pengeboran
Studi G&G saja atau melakukan
atau realisasi Komitmen Pasti
sumur eksplorasi (termasuk
pengeboran sumur eksplorasi
hanya berupa Studi G&G dan
dewatering) dan telah
namun belum melakukan
telah memasuki tahun kontrak
memasuki tahun kontrak
dewatering dan telah memasuki
ke-3 atau ke-4
ke-3 s/d ke-6
tahun kontrak ke-3 s/d ke-6
GMB SANGATTA II
HITAM
MERAH
HITAM
Sedang Proses
Pengembalian
atau Tidak Aktif
GMB BARITO
GMB RENGAT
GMB TANJUNG II
GMB SIJUNJUNG
GMB KOTABU
GMB KUTAI
GMB TABULAKO
GMB PULANG PISAU
GMB BATANG ASIN
26
KOMITMEN EKSPLOITASI
WK Bulu adalah satu-satunya WK tahap eksplorasi yang memperoleh persetujuan Plan of Development (POD)
pertama dari Menteri ESDM pada tahun 2015. Dengan adanya persetujuan tersebut maka jumlah WK dengan
status eksploitasi bertambah menjadi 84 WK. Selain itu, SKK Migas juga memberikan persetujuan atas
57 rencana POD lainnya, yang terdiri dari 5 POD, 47 Plan of Further Development (POFD), 3 Put on Production
(POP) dan 2 revisi POD. Adapun perkiraan biaya investasi dan operasi yang dikeluarkan oleh Kontraktor KKS,
produksi migas, serta penerimaan Negara dari POD-POD tersebut, sebagai berikut:
27
PERKIRAAN BIAYA
OPERASI, INVESTASI,
DAN PENERIMAAN
NEGARA DARI
PERSETUJUAN
POD 2015
Item
Kumulatif Produksi 2015
294,02
Gas, Bscf
MMUS$
Item
527,02
Investasi
6.749,44
Operasi
5.562,60
ASR
559,97
Pendapatan Pemerintah
27.081,60
SKK Migas telah menyetujui sebanyak 447 POD/POFD/POP sejak tahun 2003 s.d. 2015, namun dari
447 POD/POFD/POP tersebut 60 POD/POP berstatus tidak aktif dikarenakan telah dikembangkan dalam ruang
lingkup POD lanjutan (POFD) atau menjadi tidak ekonomis untuk dikerjakan oleh Kontraktor KKS. Sehingga total
POD/POFD/POP aktif hanya sebanyak 387 POD/POFD/POP dengan perkiraan kumulatif produksi minyak dan
gas sebesar 4.004,77 MMbo dan 69.768,20 Bscf.
24%
32%
DISTRIBUSI JENIS
PRODUKSI MIGAS
POD/POFD/POP
2003-2015
Minyak, MMbo
Gas, MMboe
76%
88
125
DISTRIBUSI JENIS
POD/POFD/POP
2003-2015
POD
POD I
POP POFD
137
35%
23%
37 10%
55
550
50
500
45
450
40
400
35
350
30
300
57
25
45
20
27
26
24
10
19
200
35
33
33
15
250
41
150
28
100
17
50
2
2003
PROFIL TAMBAHAN
PRODUKSI MINYAK
BERDASARKAN
PERSETUJUAN POD/
POFD/POP 2003-2015
2004
2005
2006
2007
2008
2009
2010
2011
2012
2013
2014
2015
1.000
878,17
900
800
700
MMBO
600
500
361,07
400
343,95
300
220,60
161,27
200
104,45
77,45
100
-
168,00
146,28
111,50
294,02
258,84
3,36
2003
2004
2005
2006
2007
2008
2009
2010
2011
2012
2013
2014
2015
28
PROFIL TAMBAHAN
PRODUKSI GAS
BERDASARKAN
PERSETUJUAN POD/
POFD/POP 2003-2015
20.000
18.430,73
18.000
16.000
14.000
BSCF
12.000
10.000
8.000
29
6.389,64
6.000
5.187,51
4.928,52
3.692,97
4.000
2.119,05
2.000
-
3.853,59
1.300,76
969,16
1.303,71
1.783,68
527,02
227,96
2004
2003
2005
2006
2007
2008
2009
2010
2011
2012
2013
2014
2015
FASE PEKERJAAN
PADA PERSETUJUAN
POD/POFD/POP
2003-2015
2003
2004
2005
2006
2007
2008
2009
2010
2011
2012
2013
2014
REALISASI INVESTASI
KONTRAKTOR KKS
EKSPLOITASI DAN EKSPLORASI
REALISASI INVESTASI KONTRAKTOR KKS EKSPLOITASI
Untuk WK eksploitasi, realisasi investasi industri hulu migas (expenditures) masih dalam trend peningkatan
hingga tahun 2014, namun hal yang berbeda terjadi di tahun 2015. Kondisi perubahan harga minyak dunia yang
mengalami pelemahan yang signifikan, dari level berkisar US$100 per barel turun menjadi US$30-an per barel,
menyebabkan iklim investasi di sektor hulu migas Indonesia mengalami perlambatan, dan terjadi efisiensi dalam
pemanfaatan biaya (expenses). Hal ini dapat berubah menjadi lebih positif dengan dukungan peningkatan harga
minyak dunia di periode waktu mendatang.
Pada tahun 2015, investasi sektor hulu migas WK eksploitasi mencapai US$15,1 miliar, atau sekitar 95% dari
target di Revisi WP&B tahun 2015, namun mengalami penurunan 22% dibandingkan dengan realisasi tahun 2014.
Nilai investasi tersebut digunakan untuk membiayai kegiatan eksplorasi sebesar US$0,8 miliar (6%), kegiatan
pengembangan sebesar US$2,1 miliar (14%), kegiatan produksi sebesar US$10,9 miliar (72%) dan kegiatan
administrasi sebesar US$1,1 miliar (8%). Dari komposisi tersebut, terlihat bahwa sebagian besar investasi di sektor
hulu migas diperuntukkan bagi kegiatan produksi dan pengembangan yang mencapai sebesar US$13 miliar atau
86% dari total investasi untuk WK eksploitasi.
REALISASI INVESTASI
SEKTOR HULU MIGAS
WK EKSPLOITASI
25.000
20.000
Administrasi
18.987
Produksi
10%
Eksplorasi
9%
15.000
JUTA US$
9%
16.541
Pengembangan
Total
19.275
13.986
11.535
10.000
5%
11.854
5%
6%
23%
21%
65%
66%
6%
7%
2009
2010
21%
6%
14%
20%
22%
66%
5.000
15.115
22%
7%
2011
64%
62%
6%
6%
2012
2013
64%
72%
6%
8%
2014
2015*
Kontinuitas investasi industri hulu migas di wilayah kerja eksploitasi diperlukan untuk menjaga profil produksi dan
portofolio cadangan migas, serta kontribusi positif terhadap proses peningkatan kapasitas nasional di sektor
industri pendukung migas domestik. Oleh karena itu, perlu komitmen semua pihak untuk bersama-sama menjaga
iklim investasi yang kondusif.
30
31
Sampai dengan akhir tahun 2015, nilai kumulatif investasi kegiatan eksplorasi di WK eksplorasi diperkirakan
mencapai US$0,52 milliar atau hanya mencapai 31% dari target dalam Revisi WP&B tahun 2015, namun
mengalami penurunan 53% dibandingkan dengan realisasi pada tahun 2014.
Rendahnya realisasi investasi Kontraktor KKS Eksplorasi, selain disebabkan oleh penurunan harga minyak dunia,
juga dikarenakan adanya kendala operasional baik kendala eksternal maupun kendala internal Kontraktor KKS.
Kendala eksternal di antaranya adalah tumpang tindih lahan dengan perkebunan, hutan industri, dan hutan
lindung, proses birokrasi perizinan dengan instansi lain, kekhawatiran masyarakat mengenai akibat kegiatan migas
dan tuntutan adanya kegiatan tanggung jawab sosial, dan ketersediaan rig pemboran yang sangat terbatas.
Sedangkan kendala internal Kontraktor KKS, yaitu kendala finansial dan kendala-kendala teknis operasional yang
terjadi pada saat berlangsungnya kegiatan survei dan pemboran. Dukungan dari seluruh instansi dan pihak terkait
diperlukan untuk menyelesaikan permasalahan di atas.
Tantangan lain yang dihadapi adalah prospek cadangan migas di Indonesia saat ini lebih banyak berada di
kawasan timur, terutama di laut dalam. Hal ini menyebabkan secara teknis lebih sulit ditemukan cadangan migas
yang baru, serta membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Oleh karena itu, perlu adanya insentif yang menarik
agar investor mau berinvestasi dalam kegiatan eksplorasi, utamanya di wilayah timur Indonesia dan di area laut
dalam. Dukungan infrastruktur yang bagus juga diperlukan untuk membantu kelancaran kegiatan mengingat
lokasi eksplorasi berada di daerah terpencil. SKK Migas terus memberikan pemahaman kepada para stakeholder
tentang pentingnya kegiatan eksplorasi karena tanpa eksplorasi, cadangan baru untuk minyak maupun gas tidak
bisa ditemukan.
REALISASI INVESTASI
SEKTOR HULU MIGAS
WK EKSPLORASI
2.500
2.120
2.000
1.661
Administrasi
Total
*) Data tahun 2015 berdasarkan
FQR Kuartal IV Tahun 2015 per
8 Maret 2016 (unaudited)
**) Sumber data: Laporan
keuangan gabungan
Kontraktor KKS (unaudited)
JUTA US$
Eksplorasi
1.500
1.356
1.391
1.106
1.000
87%
917
88%
500
89%
11%
2009
89%
89%
11%
11%
83%
515
85%
12%
2010
13%
2011
2012
2013
17%
2014
15%
2015*
KEGIATAN PRODUKSI/
LIFTING MINYAK DAN
GAS BUMI
PROFIL PRODUKSI MINYAK DAN GAS BUMI
Produksi migas Indonesia saat ini masih didominasi oleh produksi gas yang semenjak beberapa tahun terakhir
produksinya berada di atas produksi minyak bumi nasional. Kondisi tersebut diperkirakan akan terus berlangsung
dalam beberapa tahun yang akan datang.
PROFIL PRODUKSI
MIGAS NASIONAL
MBOEPD
Didominasi Minyak
32
Didominasi Gas
MINYAK
Kontribusi produksi gas nasional saat ini rata-rata adalah sebesar 60% terhadap produksi migas nasional.
Berdasarkan perkiraan produksi jangka panjang, hal dimaksud akan terus meningkat sampai tahun 2020 yang
mencapai 70%, kemudian hal ini akan terus meningkat hingga tahun 2050 yang mencapai 86%.
1.400
1.200
REALISASI &
PERKIRAAN
PRODUKSI MIGAS
Gas (Mboepd)
800
MBOEPD
Minyak (Mbopd)
1.000
600
400
200
33
LAJU PENURUNAN
PRODUKSI 2008 - 2015
1.200
977
2,9%
0,4%
949
945
4,5%
902
4,7%
860
4,1%
824
MBOPD
800
4,3%
789
0,4%
786
600
400
200
0
2008
2009
1. Pecahnya
pipa penyalur
gas PT. TGI ke
CPI, BOB dan
SPR tgl 29 Sept
2010
2. Kodeco
(PHE WMO),
Tertabraknya
platform KE-40
tgl 12 Agustus
2010
2010
2011
1. Tidak kembalinya
produksi CPI sebagai
akibat pecahnya pipa TGI
(Lap. Duri)
2. Tertundanya keputusan
operator baru, Kodeco/
PHE WMO
3. Kebakaran FSO Lentera
Bangsa di CNOOC
4. Kebocoran Hose dan
SBM di KKKS Star Energy,
Camar, Kangean dan
Pertamina EP - TAC PAN
2012
1. Tidak kembalinya
produksi CPI sebagai
akibat pecahnya pipa
TGI (Lap. Duri)
2. Efek tertundanya
keputusan operator
baru, Kodeco/PHE
WMO.
3. Decline yang tinggi
di Lap. Tunu dan
Peciko - TEPI
4. Kerusakan pada
fasilitas produksi
2013
2014
Proyek
Onstream
1. South
Mahakam - TEPI
2. Ekspansi EPF
MCL
3. POD PHE
WMO (PHE
KE-38B, KE-39,
KE-40)
2015*
Proyek
Onstream
1. EMCL - WPB
dan Full Scale
2. Lap. GG PHE ONWJ
3. Lap. Bukit
Tua - Petronas
Ketapang
4. Lap.
Pematang Lantih
- MontD'Or Oil
KINERJA PRODUKSI
MINYAK DAN
KONDENSAT
TAHUN 2015
PRODUKSI 2015
YTD Produksi s.d. 31 Des: 785.797 bopd
Pencapaian thdp APBNP : 95,25%
Pencapaian thdp WP&B Rev. : 94,85%
APBNP 2015
= 825 Mbopd
WP&B Revisi 2015 = 828,5 Mbopd
950.000
18 Mei,
Petronas: Produksinya Lapangan Bukit Tua
21 Mar,
EMCL: First Oil Well Pas B
APBNP
Produksi
913.595
900.000
Revisi WP&B
847.653
850.000
916.468
909.677
897.672
WP&B
841.589
825.000
804.132
34
BOPD
800.000
750.000
791.795
751.393
700.000
750.910
770.280
740.758
31 Juli: EMCL:
kebocoran discharge
pompa
1 Aug: Demo pekerja;
EOE & Wellpad-B
shutdown
650.000
600.000
1 Jan 15
KINERJA PRODUKSI
GAS DAN KONDENSAT
TAHUN 2015
1 Feb 15
1 Mar 15
1 Apr 15
1 Mei 15
1 Jun 15
1 Jul 15
1 Agt 15
1 Sep 15
1 Okt 15
1 Nov 15
1 Des 15
PRODUKSI 2015
YTD Produksi s/d 31 Des: 8.113 MMscfd
Pencapaian thdp WP&B Rev. : 100,7%
APBNP
Produksi
WP&B Ori
8.145
8.000
MMSCFD
WP&B Revisi
30 Nov: BP Berau:
Power Blackout
8.500
9.000
7.972
7.894
7.986
7.950
7.867
7.500
7.424
7.048
7.000
6.631
6.641
6.598
6.665
6.590
6.731
6.651
6.915
6.500
7.119
6.989
6.863
6.159
9 Agustus: TEPI: ESD Test
JOB Medco Tomori: Kegiatan
perbaikan di plant buyer
6.000
22 Feb: BP Berau: Train 1
MR Gas Turbine trip
5.500
5.000
1 Feb 15
1 Mar 15
1 Mei 15
10 & 14 Mei:
BP Berau: Keg. TAR 6
Copi blok B: Belanak
FPSO partial shutdown pd
EGC-A & gas Plant train 1
1 Jun 15
1 Jul 15
1 Sep 15
1 Nov 15
1 Des 15
Lifting migas adalah produksi minyak dan (atau) gas bumi yang telah berhasil dijual/disalurkan. Realisasi rata-rata
lifting minyak bumi periode Januari Desember 2015 adalah sebesar 776 ribu bopd, atau 96,7% dari target
Revisi WP&B tahun 2015 sebesar 802 ribu bopd. Adapun realisasi penyaluran gas bumi pada periode yang sama
sebesar 6.963 BBtud (ekuivalen 1,13 juta boepd), atau 105% dari target Revisi WP&B tahun 2015 sebesar
6.632 BBtud (ekuivalen 1,14 juta boepd).
2.500
2.193
2.066
2.034
2.068
1.923
2.000
Total Migas
1.859
1.905
TARGET
1.965
1.844
1.940
1.873
1.917
MBOEPD
1.500
1.000
500
Jan
Feb
Lifting Minyak
723
743
Lifting Gas
1.136
1.162
Mar
Apr
727
727
1.117
1.238
Mei
Jun
Jul
Agt
Sep
Okt
Nov
Des
806
828
714
766
858
754
913
753
1.067
1.238
1.226
1.151
1.176
1.314
1.280
1.170
DISTRIBUSI REVENUE
MINYAK DAN GAS BUMI
REALISASI REVENUE
MINYAK DAN GAS
BUMI PER
31 DESEMBER 2015
MINYAK BUMI
Bagian GOI
US$5,7 Miliar
Harga Minyak
(US$48,3/bbl)
Cost Rec.
US$7,2 Miliar
Volume Lifting
Minyak
776 Mbopd
Penerimaan
Minyak
US$13,7
Miliar
Penerimaan
Gas
US$15,7
Miliar
Harga Gas
(US$6,2/MMBtu) *)
P
S
C
40%
46%
14%
Cost Rec.
US$6,2 Miliar
Total Net
Contractor Share
US$4,1 Miliar
GAS BUMI
Penerimaan negara dari sektor hulu migas periode 1 Januari sampai dengan 31 Desember 2015 mencapai
US$11,9 miliar dengan perincian untuk penerimaan dari minyak sebesar US$5,7 miliar dan dari gas sebesar
US$6,2 miliar, atau 86% dari target penerimaan negara pada Revisi WP&B tahun 2015 sebesar US$13,8 miliar.
Besaran penerimaan negara tersebut merupakan 40% dari total revenue yang dihasilkan oleh industri hulu migas.
36
DISTRIBUSI
PENERIMAAN SEKTOR
HULU MIGAS
120,00
100
90
110,85
112,33
105,02
80
95,57
ICP Rata-rata
70
MILIAR US$
60
50
US$/BBL
37
80,00
78,87
48,26
40
40,00
30
20
10
-
2010
2011
2012
2013
2014
2015*
Cost Recovery
11,8
15,2
15,5
15,9
16,3
13,4
Indonesia Share
26,5
35,9
35,4
31,2
26,8
11,9
7,6
10,2
10,3
9,4
8,2
4,1
Gross Revenue
45,9
61,3
61,3
56,5
51,2
29,4
Penurunan Indonesian Crude Price (ICP) secara signifikan (turun 50% dari tahun 2014) berdampak langsung
terhadap penurunan penerimaan negara di tahun 2015, dengan rata-rata rasio penerimaan negara
(Total GOI Take) terhadap pendapatan kotor (Gross Revenue) sebesar 40%, sementara rata-rata rasio penerimaan
Kontraktor KKS (Net Contractor Take) terhadap pendapatan kotor (Gross Revenue) sebesar 14%. Hal ini
menunjukkan Pemerintah masih mendapat benefit yang cukup, namun Return on Investment (ROI) dari
mitra Kontraktor KKS mengalami penurunan. Untuk itu, perlu dukungan Pemerintah dalam memberikan deregulasi
yang lebih sederhana, serta insentif fiskal secara selektif, untuk menjaga iklim investasi di hulu migas yang kondusif
dan tetap menguntungkan.
EFISIENSI PENGEMBALIAN
BIAYA OPERASI
(COST RECOVERY)
SKK Migas senantiasa melakukan pengendalian biaya operasi agar mencapai tingkat yang paling efektif dan
efisien, sehingga memberikan kontribusi yang optimal pada pencapaian produksi/lifting dan penerimaan negara
dari sektor hulu migas. Pada tahun 2015, realisasi investasi (eksplorasi dan eksploitasi) yang telah dikeluarkan
industri hulu migas sebesar US$15,6 miliar. Sementara itu, untuk biaya operasi yang dikembalikan kepada
Kontraktor KKS (cost recoverable) pada periode yang sama mencapai US$13,6 miliar.
Expenditure yang dianggarkan dan dibelanjakan bertujuan untuk mempertahankan profil produksi migas nasional,
sehingga penggunaannya diprioritaskan untuk mendukung kegiatan produksi, melakukan work over dan well
service, serta melakukan kegiatan pemeliharaan fasilitas produksi. Kegiatan pemboran pengembangan dan
penambahan fasilitas produksi dilakukan dengan lebih selektif dan efisien, dengan memperhatikan keekonomian
proyek, bahkan beberapa kegiatan pemboran pengembangan mengalami penundaan ke periode fiskal berikutnya.
Sepanjang tahun 2015 dilakukan berbagai penghematan yang bertujuan untuk mempertahankan keberlangsungan
operasi hulu migas dalam menghadapi tantangan harga minyak dunia yang rendah. Langkah penghematan
tersebut antara lain melalui strategi pengadaan bersama, optimalisasi pemanfaatan aset bersama; yang utamanya
diberlakukan terhadap para Kontraktor KKS yang memiliki wilayah operasi berdekatan, melakukan negosiasi harga
dengan penyedia barang/jasa, serta mengevaluasi kembali proyek-proyek yang keekonomiannya terpengaruh
dengan harga minyak bumi.
PENGADAAN BERSAMA
Penghematan proses pengadaan baik barang maupun jasa oleh Kontraktor KKS pada tahun 2015 mencapai
US$351,5 juta dari target US$100 juta. Penghematan dapat melampaui target dikarenakan pelaksanaan negosiasi
keadaaan khusus terkait dengan penurunan harga minyak dunia pada kontrak-kontrak komoditas utama
(rig, EPCI, kapal, OCTG-pipeline, dan jasa lainnya).
351,5
PENGHEMATAN
PROSES PENGADAAN
350
300
Target
250
JUTA US$
Realisasi
200
147,96
125
150
100
50
70,9
33,2
99,7
165
150
109,7
80
89,11
100
50
20
0
2009
2010
2011
2012
2013
2014
2015
38
43
45
Target
37
35
25
35
35
35
2013
2014
2015
30
28
30
20
47
43
40
40
Capaian
JUTA US$
39
49
50
25
25
2010
2011
15
15
10
5
0
2009
2012
Sepanjang tahun 2015, selain pemanfaatan aset melalui transfer material, terdapat sebelas perjanjian pemanfaatan
fasilitas bersama (Facility Sharing Agreement/FSA) yang mendapatkan persetujuan SKK Migas. Sepuluh FSA
merupakan perjanjian pemanfaatan bersama antar Kontraktor KKS, sementara terdapat satu perjanjian yang
merupakan perjanjian pemanfaatan fasilitas Kontraktor KKS oleh pihak ketiga diluar industri hulu migas, berupa
perjanjian pemanfaatan Right of Way (ROW) PT. Medco E&P Malaka oleh PT. Pertamina Gas (Pertagas).
Perjanjian FSA antara Medco dan Pertagas telah diusulkan oleh SKK Migas kepada Menteri Keuangan pada
November 2015 dan saat ini masih dalam proses evaluasi oleh Kementerian Keuangan. Adapun estimasi
Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) yang akan didapatkan sebesar Rp584 juta, ditambah dengan biaya
sewa yang nantinya akan ditetapkan berdasarkan persetujuan Menteri Keuangan. Adapun FSA dimaksud
diusulkan untuk diberikan persetujuan sampai dengan jangka waktu Februari 2018.
No
Pemanfaatan
Antar
KKKS
KKKS &
Non-KKKS
Kategori
Fasilitas
Tanah (ROW)
28 Februari 2018
Medco Malaka
& Pertagas
JOB PTM
Talisman
Jambi Merang
& Petrochina
International
Jabung
Fasilitas Pipa
Fasilitas Produksi
(Kondensat)
CPI &
PT. PHE SIAK
CPI &
PT. PHE SIAK
Listrik
40
10
TOTAL &
PEAROIL
(Sebuku)
11
TOTAL &
PEAROIL
(Sebuku)
BAB II
UPAYA
PENINGKATAN
PRODUKSI DAN
CADANGAN
UPAYA PENINGKATAN PRODUKSI DAN CADANGAN | SKK MIGAS LAPORAN TAHUNAN 2015
UPAYA PENINGKATAN PRODUKSI DAN CADANGAN | SKK MIGAS LAPORAN TAHUNAN 2015
REALISASI
PROYEK BARU
Terdapat 71 proyek hulu migas yang berjalan sepanjang tahun 2015, di mana 5 di antaranya dengan skala mega
proyek yaitu Proyek Banyu Urip, Proyek Jangkrik dan Jangkrik North East, Proyek Tangguh Train-3, Proyek IDD,
dan Proyek Abadi.
Sebanyak 12 proyek pengembangan hulu migas yang telah onstream pada tahun 2015 dapat menghasilkan
tambahan kapasitas fasilitas produksi migas terpasang sekitar 212.039 bopd dan 765 MMscfd.
43
PROYEK
PENGEMBANGAN
MINYAK DAN
GAS BUMI ONSTREAM 2015
Kapasitas
Produksi Terpasang
No
Proyek
KKKS
Minyak
(bopd)
Gas
(MMscfd)
Onstream
PT. Pertamina EP
60
2015-Q1
Proyek Pengembangan
Lapangan Pelikan
Premier Oil NS BV
100
2015-Q1
Petronas Carigali
Ketapang 2 Ltd.
20.000
70
2015-Q2
310
2015-Q2
ConocoPhillips (Grissik)
Ltd.
2015-Q2
120
2015-Q3
2015-Q3
116
2015-Q3
2.039
29
2015-Q3
10
30
2015-Q4
11
40
2015-Q4
12
Banyu Urip
185.000
2015-Q4
UPAYA PENINGKATAN PRODUKSI DAN CADANGAN | SKK MIGAS LAPORAN TAHUNAN 2015
UPAYA PENINGKATAN
PRODUKSI DAN CADANGAN
MINYAK DAN GAS BUMI
Upaya peningkatan produksi dan cadangan terus dilakukan oleh SKK Migas bersama Kontraktor KKS.
Sejak awal tahun 2015, upaya yang dilakukan telah menunjukkan penurunan produksi yang lebih rendah dari
tahun sebelumnya. Adapun usaha-usaha peningkatan produksi dan cadangan, antara lain:
KEGIATAN EKSPLORASI
44
Dalam upaya ekstensifikasi, SKK Migas terus mendorong Kontraktor KKS untuk meningkatkan cadangan dan
produksi minyak dan gas bumi dengan melakukan kegiatan eksplorasi, baik di WK eksplorasi maupun di
WK eksploitasi.
Cakupan kegiatan pada tahap eksplorasi meliputi kegiatan survei geofisika (survei seismik 2D dan seismik 3D) dan
pemboran sumur eksplorasi. Khusus untuk wilayah kerja GMB, rangkaian kegiatan eksplorasi tersebut ditambah
dengan kegiatan pemboran GMB (eksplorasi dan corehole) dan dewatering.
MIGAS KONVENSIONAL
SURVEI
Kontraktor KKS pada tahun 2015 telah merealisasikan survei seismik 2D sebanyak 10 kegiatan sepanjang
4.083 km, telah merealisasikan survei seismik 3D sebanyak 5 kegiatan seluas 1.773 km2 dan juga telah
merealisasikan 13 kegiatan nonseismik.
REALISASI KEGIATAN
SURVEI SEISMIK 2015
JUMLAH KEGIATAN
4
3
2
1
0
Jan
Feb
Mar
Apr
Mei
Jun
Jul
Agt
Sep
Okt
Nov
Des
Offshore
Onshore
11
UPAYA PENINGKATAN PRODUKSI DAN CADANGAN | SKK MIGAS LAPORAN TAHUNAN 2015
TOTAL
5
4
JUMLAH KEGIATAN
REALISASI KEGIATAN
SURVEI NONSEISMIK
2015
3
2
1
0
Feb
Mar
Apr
Mei
Jun
Jul
Agt
Sep
Okt
Nov
Des
TOTAL
Onshore
22%
7
JUMLAH KEGIATAN
45
Jan
Offshore
3 10%
KENDALA
REALISASI
21
Jan
Feb
Mar
Apr
Mei
Jun
Jul
Agt
Sep
Okt
Nov
Des
Onshore Nonkonvensional
Onshore Konvensional
Proses Pengadaan
Offshore Konvensional
Internal KKKS
Total Realisasi
UPAYA PENINGKATAN PRODUKSI DAN CADANGAN | SKK MIGAS LAPORAN TAHUNAN 2015
68%
MIGAS NONKONVENSIONAL
Kontraktor KKS pada tahun 2015 telah merealisasikan pemboran sebanyak 25 sumur baru GMB dan 7 kegiatan
reentry sumur existing sehingga total realisasi ada 32 kegiatan.
KENDALA
PELAKSANAAN
KOMITMEN
EKSPLORASI WK MNK
PER AREA 2015
36
22%
19
42%
KENDALA
REALISASI
8
4
9%
5%
22%
19
Onshore Nonkonvensional
Jan
Feb
Mar
Apr
Mei
Jun
Jul
Agt
Sep
Okt
Nov
Des
7
12
1
3
Identifikasi dari*
Peralatan
SUMATERA
Lahan
10
11
Perizinan
KALIMANTAN
: 28 WK
Infrastruktur
TOTAL
: 50 WK
Internal KKS
Operasional
G&G
Sosial
: 22 WK
3
4
9
11
UPAYA PENINGKATAN PRODUKSI DAN CADANGAN | SKK MIGAS LAPORAN TAHUNAN 2015
46
KEGIATAN EKSPLOITASI
KEGIATAN PEMBORAN SUMUR PRODUKSI (SUMUR EKSPLOITASI)
Sebagai upaya menahan laju penurunan produksi, SKK Migas mendorong Kontraktor KKS untuk melakukan
pemboran sumur pengembangan (infill/sumur sisipan) serta pemeliharaan sumur (workover/well service).
Pada tahun 2015, realisasi pemboran sumur eksploitasi sebanyak 541 sumur atau kurang 86 sumur dari rencana
kegiatan sebanyak 627 sumur, hal ini dikarenakan adanya kendala jadwal rig, keekonomian sumur terkait harga
minyak, evaluasi subsurface, dan kendala internal KKKS.
REALISASI KEGIATAN
PEMBORAN
EKSPLOITASI
REALISASI PENCAPAIAN
WP&B 2015 REV
80
627
70
60
50
JUMLAH SUMUR
JUMLAH SUMUR
47
40
30
20
541
10
0
Jan
Feb
Mar
Apr
Mei
Jun
Jul
Agt
Sep
Okt
Nov
Des
Total
Realisasi
14
14
17
17
11
12
11
10
12
136
Target
44
36
42
32
31
36
40
40
22
26
32
24
405
KENDALA REALISASI
Jadwal Rig
Keekonomian sumur
terkait harga minyak
Evaluasi Subsurface
Evaluasi POFD
Kendala Internal KKKS
56
UPAYA PENINGKATAN PRODUKSI DAN CADANGAN | SKK MIGAS LAPORAN TAHUNAN 2015
97%
1.350
100%
97%
100%
1.354
1.354
1.321
1.300
40%
1.200
Apr
Mei
Jun
Jul
97
81
56
Offshore
29
29
27
23
17
11
16
31
29
15
38
Onshore
84
82
88
100
80
70
94
118
84
115
84
49
Agt
1.150
20%
1.100
0%
WP&B Revisi
2015
Feb Mar
Proyeksi
Pencapaian
Jan
80%
60%
1.250
Jumlah
1.320
Rencana
YTD
160
140
120
100
80
60
40
20
0
Realisasi
YTD
JUMLAH KEGIATAN
REALISASI KEGIATAN
WORKOVER
48
34.000
34.060
33.000
32.000
Feb Mar
Apr
Mei
Jun
Jul
Agt
Sep
Okt
Nov Des
2.848 2.765 3.042 2.872 2.603 2.808 2.627 2.812 2.130 2.169 2.470 2.432
839
920
792
741
729
656
850
661
687
669
746
698
93%
33.751
60%
31.578
40%
31.000
20%
30.000
29.000
2.009 1.845 2.250 2.131 1.874 2.152 1.777 2.151 1.443 1.500 1.724 1.734
100%
34.060 80%
0%
WP&B Revisi
2015
Jan
94%
Proyeksi
Pencapaian
Onshore
93%
35.000
Rencana
YTD
Jumlah
Offshore
3.000
2.500
2.000
1.500
1.000
500
-
Realisasi
YTD
REALISASI KEGIATAN
WELL SERVICE
JUMLAH KEGIATAN
Sedangkan pemeliharaan sumur (well service) telah dilakukan sebanyak 31.578 kegiatan dari rencana
34.060 kegiatan.
UPAYA PENINGKATAN PRODUKSI DAN CADANGAN | SKK MIGAS LAPORAN TAHUNAN 2015
WIDC-16
PRODUCTION
FORECAST
350,00
300,0
WF Base
Polymer Flooding Risked
250,0
200,0
49
150,0
100,0
50,0
0,0
1 Apr 12
14 Agt 13
27 Des 14
10 Mei 16
22 Sep 17
4 Feb 19
METODE ELECTRICAL
EOR
ANODA (+)
5
Minyak disekitar well-bore
dipanaskan sehingga
minyak menjadi tidak
kental dan dapat dipompa
ke permukaan
1
Listrik dari pembangkit
dikirim ke anoda (+)
permukaan dan katoda (-)
well-bore
4
Elektrokinetik mengakibatkan fluida
dalam reservoir bermigrasi ke arah
katoda (-) menciptakan driving
mechanism
2
Arus listrik malalui
tanah menuju anoda (+)
3
Dimulainya cold cracking
sehingga memecah struktur
molekul minyak yang berat
UPAYA PENINGKATAN PRODUKSI DAN CADANGAN | SKK MIGAS LAPORAN TAHUNAN 2015
FORUM SHARING
KNOWLEDGE
Dalam upaya peningkatan produksi minyak dan gas bumi nasional, SKK Migas bersama Kontraktor KKS
mengadakan forum sharing knowledge yaitu forum berbagi pengalaman kesuksesan, sekaligus membangun
semangat kemitraan untuk menjawab berbagai tantangan yang semakin beragam. Penyelenggaraan forum
diharapkan dapat menemukan pemecahan terhadap tantangan dalam upaya peningkatan produksi,
baik yang bersifat teknis maupun nonteknis.
Berikut adalah beberapa forum dan workshop yang dilaksanakan SKK Migas pada tahun 2015:
SUPPLY CHAIN
MANAGEMENT
SUMMIT 2015
DI JAKARTA,
14-17 MARET 2015
50
Industri hulu migas berkomitmen mengutamakan peran industri dalam negeri dalam kegiatan operasionalnya untuk
meningkatkan multiplier effect bagi perekonomian nasional.
Salah satu bentuk komitmen itu dicontohkan dalam Pedoman Tata Kerja (PTK) yang dikeluarkan SKK Migas untuk
mengatur pengelolaan rantai suplai Kontraktor KKS di industri hulu migas. Salah satu tujuan utama pedoman
tersebut adalah peningkatan kapasitas nasional, seperti adanya kewajiban pelaksanaan pengadaan barang/jasa
di daerah dan ketentuan mengenai konsorsium harus beranggotakan perusahaan dalam negeri.
Selain itu, perlu dilakukan untuk meningkatkan partisipasi pebisnis nasional dalam industri hulu migas adalah
keterbukaan informasi baik dari sisi industri hulu migas (demand) maupun dari sisi industri pendukung (supply).
SCM Summit yang digelar SKK Migas bersama dengan BP dan Petronas merupakan pertemuan tahunan yang
menjadi ajang bagi seluruh profesional pengelolaah rantai suplai hulu migas untuk saling bertukar informasi,
berbagi pengetahuan, dan merumuskan strategi dan terobosan dalam pengelolaan rantai suplai.
UPAYA PENINGKATAN PRODUKSI DAN CADANGAN | SKK MIGAS LAPORAN TAHUNAN 2015
WORKSHOP
MONITORING
KOMITMEN
EKSPLORASI DAN
EKSPLOITASI
DI JAKARTA,
27 MEI 2015
Workshop diawali dengan pemberian penghargaan untuk kinerja Kontraktor KKS eksplorasi. Tahun ini, penilaian
kinerja WK eksplorasi dilakukan pada 96 WK dengan masa kerja lebih dari 3 tahun. Kriteria penilaian meliputi
kewajiban finansial, kewajiban lingkungan, kewajiban komitmen pasti, pemboran eksplorasi, dan penemuan
hidrokarbon. Seluruh Kontraktor KKS lebih dulu dinilai berdasarkan pemenuhan kategori basic, yakni pemenuhan
kewajiban komitmen pasti, finansial, serta environment and baseline assessment (EBA).
Hasil penilaian untuk kategori basic terbagi dalam empat zona, yakni Hitam, Merah, Merah Muda, dan Biru.
Kontraktor KKS dinyatakan masuk zona Hitam apabila belum memenuhi seluruh atau sebagian komitmen
pasti, finansial, dan atau hanya melakukan kegiatan eksplorasi berupa studi geologi dan geofisika, atau belum
melakukan apa pun. Kontraktor KKS masuk zona Merah apabila baru melaksanakan sebagian kecil komitmen
pasti. Zona Merah Muda diperuntukkan bagi Kontraktor KKS yang telah melaksanakan sebagian besar komitmen
pasti. Kontraktor KKS dinyatakan masuk zona Biru apabila telah melaksanakan seluruh komitmen pasti, komitmen
finansial, dan EBA.
Apabila Kontraktor KKS sudah memenuhi kategori basic dan masuk dalam zona Biru, SKK Migas selanjutnya
melakukan penilaian berdasarkan pemenuhan kategori advance, yakni penemuan hidrokarbon. Penilaian untuk
kategori advance terbagi dalam dua zona, yakni zona Hijau dan Emas.
51
Kontraktor KKS dinyatakan masuk zona Hijau apabila sudah masuk zona Biru dan memiliki technical discovery.
Sedangkan zona Emas diperuntukkan bagi Kontraktor KKS dengan hasil penilaian basic berada pada zona Biru
dan memiliki kemungkinan economic discovery. Dari hasil penilaian kinerja, 13 Kontraktor KKS masuk zona Hitam,
15 Kontraktor KKS masuk zona Merah, 21 Kontraktor KKS masuk zona Merah Muda, 33 Kontraktor KKS masuk
zona Biru, 10 Kontraktor KKS masuk zona Hijau, dan 4 Kontraktor KKS masuk zona Emas.
Selain pemberian penghargaan sebagai bentuk reward, SKK Migas juga berupaya secara intensif dan
komprehensif untuk mendukung percepatan komersialisasi WK eksplorasi ke WK eksploitasi yang ditandai dengan
rekomendasi dan persetujuan rencana pengembangan lapangan pertama (POD I). Permasalahan di internal
Kontraktor KKS menjadi penyebab utama belum terpenuhinya komitmen pasti. Kendala lain yang membuat
Kontraktor KKS belum bisa memenuhi komitmen pasti meliputi regulasi, ketersediaan alat dan operasional,
subsurface, serta permasalahan fiskal.
UPAYA PENINGKATAN PRODUKSI DAN CADANGAN | SKK MIGAS LAPORAN TAHUNAN 2015
DISKUSI PANEL
MONETISASI
FLARE GAS
INDONESIA
DI JAKARTA,
16 JUNI 2015
52
Acara tersebut dihadiri oleh ratusan investor dan pelaku usaha yang tertarik untuk melihat peluang bisnis dari
pemanfaatan gas suar bakar atau flare gas.
Acara diskusi dilakukan dalam rangka mengoptimalkan hasil dari kegiatan hulu migas, termasuk flare gas.
Flare gas masih mempunyai nilai ekonomis dan masih bermanfaat untuk digunakan oleh masyarakat dan industri,
namum pemanfaatan flare gas masih menghadapi beberapa tantangan serius baik secara operasional maupun
secara regulasi.
Saat ini terdapat sekitar 200 MMscfd gas suar bakar yang tersebar di berbagai lokasi dengan volumenya berada
pada kisaran 0,1 sampai dengan 5 MMscfd di setiap lokasi. Tantangannya adalah bagaimana memanfaatkan gas
suar bakar yang ada di remote area.
Pemanfaatan gas suar bakar juga masih menghadapi tantangan dari sisi regulasi. Saat ini pemanfaatan gas suar
bakar masih diperlakukan sama dengan gas konvensional, yaitu dengan memprioritaskan pasukan untuk sektor
kelistrikan. Hal inilah yang masih menjadi kendala dalam monetisasi flare gas di Indonesia.
UPAYA PENINGKATAN PRODUKSI DAN CADANGAN | SKK MIGAS LAPORAN TAHUNAN 2015
DISKUSI PANEL
PROSPEK DAN
PENGALAMAN
PEMANFAATAN
MINYAK UNTUK
KILANG MINI
DI INDONESIA
DI JAKARTA,
27 AGUSTUS 2015
53
SKK Migas memfasilitasi pemangku kepentingan untuk mendiskusikan peluang pembangunan kilang minyak mini
dengan menitikberatkan kepada identifikasi peluang bisnis kilang mini di Indonesia.
Kehadiran kilang minyak mini di sekitar wilayah operasi bisa menjadi solusi atas kebutuhan
bahan bakar minyak yang tinggi sekaligus kondisi lapangan minyak yang tersebar di wilayah
Indonesia dengan lokasi terpencil, minim infrastruktur pengangkutan dan pemipaan, serta
jauh dari lokasi pembeli. Transportasi minyak dari lapangan-lapangan tersebut selama ini
dilakukan dengan menggunakan mobil truk atau angkutan sungai. Dua metode ini sangat
sensitif terhadap ketersediaan armada angkut, kondisi cuaca, dan kondisi sosial keamanan.
Sedangkan pengangkutan melalui pipa juga tidak selalu ekonomis mengingat jaraknya bisa
mencapai 100 sampai dengan 400 kilometer.
Kondisi di atas sering kali menyebabkan produksi minyak pada lapangan-lapangan
tersebut harus dihentikan sementara waktu sampai tersedianya armada angkut, yang tetap
memakan biaya yang tinggi. Akibatnya, lifting minyak dari lapangan-lapangan tersebut tidak
maksimal, yang pada akhirnya mengakibatkan berkurangnya nilai keekonomian lapangan.
SKK Migas berharap diskusi panel ini dapat menghasilkan suatu rumusan rekomendasi
kepada pemerintah sebagai masukan untuk penyusunan roadmap pembangunan
kilang mini.
UPAYA PENINGKATAN PRODUKSI DAN CADANGAN | SKK MIGAS LAPORAN TAHUNAN 2015
Indonesia HR Summit merupakan acara tahunan yang mempertemukan praktisi SDM di seluruh Indonesia. Digelar
SKK Migas bersama Perhimpunan Manajemen Sumber Daya Manusia (PMSM) Indonesia, penyelenggaraan
Indonesia HR Summit berlangsung pada 8-9 September 2015 dan mengangkat tema Shaping Strong
Organization Capability to Sustain Harmonious Industrial Relations in the Worlds Business Turbulence. Acara
ini memberi kesempatan bagi kalangan profesional di bidang SDM untuk saling berbagi pengalaman serta
membangun dan memperluas jaringan, baik dengan praktisi SDM dalam negeri maupun luar negeri.
Selain Menteri ESDM, The 7th Indonesia HR Summit 2015 menghadirkan Menteri Kelautan dan Perikanan,
Susi Pudjiastuti, sebagai salah satu pembicara. Dalam kesempatan ini, Susi menekankan pentingnya kontribusi
sumber daya manusia untuk membenahi efisiensi proses kerja.
Banyak hal menarik dan provokatif yang didiskusikan dari berbagai sudut pandang dalam The 7th Indonesia
HR Summit 2015. Pentingnya membangun relasi industri, keanekaragaman usaha, serta karakter dan etika
bisnis menjadi topik yang banyak dibicarakan selama konferensi. Benang merah yang bisa ditarik dari pertemuan
tahunan ini adalah pentingnya untuk tetap bersikap positif dan terus berinisiatif dalam menghadapi situasi
perekonomian yang sedang lambat.
UPAYA PENINGKATAN PRODUKSI DAN CADANGAN | SKK MIGAS LAPORAN TAHUNAN 2015
54
FORUM EP 2015
DI JAKARTA,
21-23 SEPTEMBER 2015
55
Pelaksanaan Forum Eksplorasi dan Produksi tahun ini mengangkat tema Riset dan Eksplorasi: Masa Depan
Cadangan dan Produksi Migas Nasional. Forum ini diharapkan menjadi wadah sharing knowledge antara
SKK Migas, Kontraktor KKS, dan para ahli kebumian dalam hal eksplorasi dan eksploitasi migas di Indonesia.
Dalam beberapa tahun terakhir, tidak ada penambahan cadangan yang signifikan. Di saat yang sama, cadangan
yang telah ditemukan terus diangkat ke permukaan. Potensi penemuan cadangan baru di Indonesia sebenarnya
masih sangat besar. Potensi sumber daya tersebut hingga saat ini masih menunggu untuk dieksplorasi.
Kondisi harga minyak mentah yang turun drastis sejak akhir tahun lalu menambah justifikasi para pelaku usaha di
industri hulu migas untuk mengurangi kegiatan eksplorasi dan eksploitasi. Padahal, kondisi tersebut seharusnya
dijadikan kesempatan untuk meningkatkan kegiatan eksplorasi, baik survei geologi dan geofisika, pemboran
eksplorasi, maupun studi.
Turunnya harga minyak mentah berimplikasi pada penurunan biaya barang dan jasa industri penunjang hulu migas
sehingga terbuka peluang untuk memperbanyak kegiatan eksplorasi dengan harapan saat cadangan ditemukan,
harga minyak sudah kembali naik.
Hasil diskusi dalam Forum Eksplorasi dan Produksi menjadi acuan dalam menyusun strategi eksplorasi dan
eksploitasi yang tepat di masing-masing area sehingga Kontraktor KKS bisa melaksanakan kegiatan tersebut
dengan optimal.
UPAYA PENINGKATAN PRODUKSI DAN CADANGAN | SKK MIGAS LAPORAN TAHUNAN 2015
MENGENAL LEBIH
DEKAT INDUSTRI
HULU MINYAK
DAN GAS BUMI
DI ACEH,
12-15 OKTOBER 2015
56
SKK Migas melakukan rangkaian kegiatan sosialisasi industri hulu migas di Provinsi Aceh, 12-15 Oktober 2015.
Kegiatan bertajuk Mengenal Lebih Dekat Industri Hulu Minyak dan Gas Bumi ini terdiri atas empat kegiatan
diskusi di universitas dan satu sesi diskusi dengan media massa dan lembaga swadaya masyarakat. Kegiatan
sosialisasi ini merupakan bagian dari dukungan SKK Migas atas dibentuknya Badan Pengelola Migas Aceh (BPMA).
Sosialisasi tersebut turut menghadirkan nara sumber dari Direktoran Jenderal Minyak dan Gas Bumi, Kementerian
ESDM, dan Kepala Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi Aceh. SKK Migas menyampaikan materi tentang
bisnis hulu migas, mulai dari kegiatan eksplorasi dan produksi, sampai tata kelola sektor strategis ini. Sosialisasi
ini dilakukan di Universitas Syiah Kuala, Universitas Islam Negeri (UIN) Ar-Raniry, Universitas Abulyatama, dan
Universitas Malikussaleh. Selain itu, SKK Migas juga menggelar satu sesi diskusi dengan media massa, lembaga
swadaya masyarakat, dan organisasi kepemudaan.
UPAYA PENINGKATAN PRODUKSI DAN CADANGAN | SKK MIGAS LAPORAN TAHUNAN 2015
FORUM AKADEMISI
DI DEPOK,
25 NOVEMBER 2015
57
Selama ini, sektor hulu migas dan perguruan tinggi sudah terhubung melalui kerja sama studi, kompetisi
penulisan karya tulis ilmiah, maupun kerja sama lainnya. Untuk memperlebar hubungan tersebut, SKK Migas
menyelenggarakan Forum Akademisi mengenai industri hulu migas bersama Institut Teknologi Bandung (ITB),
Universitas Indonesia, dan Universitas Trisakti di Balairung Universitas Indonesia di Depok pada
25 November 2015.
Banyak tantangan yang dihadapi sektor hulu migas dalam upaya memaksimalkan produksi dan lifting migas untuk
sebesar-besarnya kemakmuran rakyat Indonesia. Salah satu tantangan yang dihadapi adalah kendala operasional
yang tidak jarang menghambat upaya sektor hulu migas dalam mengoptimalkan produksi, meningkatkan
penerimaan negara, serta menumbuhkan multiplier effect pada perekonomian lokal, regional maupun nasional.
Permasalahan yang muncul seringkali disebabkan adanya kesalahpahaman maupun kurangnya pemahaman yang
menyeluruh mengenai industri hulu migas.
Harapannya melalui acara tersebut dan kerja sama yang berkesinambungan, kalangan akademisi bisa menjadi
agen pemberi informasi yang efektif. Obyektivitas yang dimiliki oleh kalangan akademisi bisa mendukung upaya
SKK Migas dan seluruh pihak di sektor hulu migas dalam memberikan pemahaman yang benar kepada publik
mengenai proses bisnis di hulu migas. Dalam skala yang lebih besar, akademisi mampu menjadi tumpuan bagi
pembangunan Indonesia, tak terkecuali di sektor hulu migas.
UPAYA PENINGKATAN PRODUKSI DAN CADANGAN | SKK MIGAS LAPORAN TAHUNAN 2015
WORKSHOP
PENENTUAN STATUS
EKSPLORASI (PSE)
DI YOGYAKARTA,
22-23 DESEMBER 2015
Sejak tahun 2013, Divisi Eksplorasi SKK Migas melakukan pemetaan terhadap prospek maupun suspended
structure yang mungkin dikembangkan dalam jangka waktu dekat setiap tahunnya. Dalam workshop tersebut,
Pertamina EP diberikan kesempatan untuk mengajukan PSE untuk struktur-struktur temuan yang dianggap sudah
ekonomis dan kondusif untuk dikembangkan. Pada kesempatan tersebut, Pertamina EP mempresentasikan
12 struktur yang terdiri dari 32 closure dengan total potensi sumber daya cadangan (2C) terambil sebesar
351 MMboe dan 11 prospek dengan potensi sumber daya cadangan (2C) terambil sebesar 179 MMboe.
Berdasarkan evaluasi Divisi Eksplorasi SKK Migas, PSE yang dapat diterima dan ditindaklanjuti terdiri dari sembilan
PSE yakni, Melandong, Northern PDM, Bambu Merah, Mangkang, North KTB, Karang Makmur, Gandaria, Tundan,
dan Step Out Sangatta dengan potensi sumberdaya cadangan (2C) terambil sebesar 285 MMboe. Selain itu,
SKK Migas menetapkan target PSE untuk PT. Pertamina EP di tahun 2016 dengan potensi sumber daya
cadangan (2C) terambil sebesar 228 MMboe yang berasal dari 5 struktur, yakni Benggala, Bambu Besar,
Akasia Bagus, Bunyu, dan Tapen.
Dalam workshop tersebut juga dibahas perihal eksplorasi Pertamina EP di kawasan timur Indonesia. Meski temuan
cadangan migas di kawasan timur Indonesia beberapa tahun terakhir ini cukup signifikan, Pertamina EP terlihat
kurang agresif dalam mengeksplorasi wilayah kerja yang dimilikinya.
UPAYA PENINGKATAN PRODUKSI DAN CADANGAN | SKK MIGAS LAPORAN TAHUNAN 2015
58
59
Guna menjalin hubungan baik dengan stakeholder dan masyarakat di sekitar wilayah operasi, SKK Migas terus
meningkatkan kerja sama dengan lembaga masyarakat maupun institusi pendidikan setempat. Salah satu wujud
upaya tersebut adalah dengan menggandeng Universitas Papua. Kerja sama SKK Migas dengan Universitas
Papua dituangkan dalam nota kesepahaman yang ditandatangani Kepala SKK Migas, Amien Sunaryadi, dan
Rektor Universitas Papua, Suriel S. Mofu, di Jakarta pada 24 Maret 2015.
Melalui kerja sama tersebut, SKK Migas dan Universitas Papua melaksanakan kegiatan-kegiatan yang dapat
bersinergi dengan industri hulu migas, salah satunya melakukan pemetaan atas hak ulayat dan social mapping
masyarakat di Provinsi Papua Barat serta membantu memfasilitasi hubungan dengan masyarakat adat di wilayah
tersebut untuk kelancaran operasi industri hulu migas. Kegiatan ini dilakukan sejalan dengan upaya SKK Migas
dan Kontraktor KKS untuk merangkul masyarakat adat agar mendukung kegiatan operasi hulu migas di wilayah
Papua Barat. Kelancaran kegiatan operasi di industri hulu migas diharapkan bisa memberikan manfaat sebesarbesarnya bagi masyarakat di Provinsi Papua Barat.
Selain menjalin hubungan baik dengan masyarakat setempat, kerja sama ini diharapkan bisa turut berperan
membangun sumber daya manusia, khususnya yang berasal dari Provinsi Papua Barat. Sinergi antara kalangan
akademisi dengan tenaga profesional akan mendukung upaya perguruan tinggi dalam menyiapkan sumber daya
manusia yang mampu bersaing di era Masyarakat Ekonomi Asia (MEA).
UPAYA PENINGKATAN PRODUKSI DAN CADANGAN | SKK MIGAS LAPORAN TAHUNAN 2015
PENANDATANGANAN
PERPANJANGAN
PIAGAM
KESEPAKATAN
BERSAMA
SKK MIGAS-TNI AL
DI SURABAYA,
12 MEI 2015
Selain pengamanan yang dilakukan oleh internal Kontraktor KKS, SKK Migas turut menggandeng pihak polisi
dan militer, salah satunya TNI Angkatan Laut. Sebagai objek vital nasional, fasilitas dan peralatan migas berfungsi
menjaga kesinambungan penyediaan energi nasional serta menjadi simbol kedaulatan negara, terutama yang
berada di kawasan perbatasan. Fasilitas dan peralatan tersebut perlu dijaga agar kegiatan produksi migas tidak
terganggu.
Perpanjangan Piagam Kesepakatan Bersama antara SKK Migas dan TNI Angkatan Laut ditandatangani oleh
Amien Sunaryadi dan Kepala Staf TNI Angkatan Laut (KSAL), Laksamana TNI Ade Supandi di Surabaya pada
12 Mei 2015. Kerja sama ini berlaku selama lima tahun mulai 2015 hingga 2020. Penandatanganan tersebut
dilakukan sebagai penyempurnaan dari kesepakatan yang sudah ditandatangani pada tahun 2010 menyusul
adanya perubahan nomenklatur dari BPMIGAS menjadi SKK Migas. Selain itu, industri hulu migas masih
membutuhkan dukungan TNI AL dalam melakukan pengamanan dan pengawasan mengingat makin kompleksnya
gangguan keamanan di laut. Saat ini, ada 28 Kontraktor KKS offshore yang sudah berproduksi dengan lokasi
tersebar mulai dari perairan Aceh hingga Papua. Aktivitas operasi Kontraktor KKS offshore perlu dijaga karena
gangguan keamanan seperti pencurian peralatan operasi dan pelanggaran batas pengambilan ikan oleh nelayan
asing maupun tradisional dapat menghambat kegiatan operasi.
TNI AL akan mendukung SKK Migas untuk menghindari terjadinya teror maupun sabotase terhadap fasilitas migas
di lepas pantai serta mengamankan sarana dan prasarana kegiatan hulu migas. Selain itu, TNI Angkatan Laut
akan memberikan pelatihan untuk meningkatkan sumber daya manusia di bidang pengamanan serta saling tukar
informasi melalui penempatan personel (liaison officer).
UPAYA PENINGKATAN PRODUKSI DAN CADANGAN | SKK MIGAS LAPORAN TAHUNAN 2015
60
NOTA KESEPAHAMAN
(MEMORANDUM OF
UNDERSTANDING/
MOU)
SKK MIGAS DENGAN
UNIVERSITAS
ABERDEEN DI BALI,
20 OKTOBER 2015
61
SKK Migas mengambil langkah pro aktif melalui kerja sama dengan institusi pendidikan, baik di dalam maupun
luar negeri. Pada 20 Oktober 2015, SKK Migas menjalin kerja sama resmi dalam bidang pendidikan dengan
Universitas Aberdeen. Kerja sama yang tertuang dalam nota kesepahaman (MoU) ini ditandatangani oleh Kepala
SKK Migas, Amien Sunaryadi, dan Emre Usenmez selaku Deputy Director for Internationalization School of Law di
Universitas Aberdeen.
Berdasarkan nota kesepahaman tersebut, SKK Migas dan Universitas Aberdeen sepakat untuk melakukan kerja
sama dan kolaborasi yang saling menguntungkan dalam kegiatan usaha hulu migas. Salah satu fokus kegiatan
dalam kesepakatan ini adalah pengembangan personel melalui program studi pasca sarjana.
Kerja sama ini juga memberi kesempatan bagi kedua belah pihak untuk bertukar materi, informasi, penelitian, serta
publikasi akademik maupun profesional. Kesempatan pendidikan yang diberikan juga tidak terbatas pada program
studi pasca sarjana. Pekerja sektor hulu migas nasional bisa mengikuti program pelatihan jangka pendek khusus
serta studi singkat.
Selain itu, SKK Migas dan Universitas Aberdeen bisa saling memberikan pendapat teknis, finansial, dan/
atau hukum terkait hal-hal yang berhubungan dengan kegiatan usaha hulu migas. Meski nota kesepahaman
menekankan pada lima poin utama, namun lingkup kerja sama dan kolaborasi yang dijalin bisa lebih luas dan tidak
hanya terbatas pada kegiatan tersebut.
Selama ini, SKK Migas telah menjalin kerja sama dengan berbagai institusi pendidikan, baik perguruan tinggi
maupun lembaga-lembaga pelatihan. Kerja sama serupa juga telah dilakukan beberapa Kontraktor KKS demi
mendukung pengembangan SDM lokal. Melalui kerja sama dengan Universitas Aberdeen, wawasan pekerja
diharapkan bisa bertambah sehingga kualitas SDM di sektor hulu migas menjadi lebih baik.
UPAYA PENINGKATAN PRODUKSI DAN CADANGAN | SKK MIGAS LAPORAN TAHUNAN 2015
PENANDATANGAN
MOU DENGAN
POLITEKNIK
KEUANGAN NEGARA
STAN (PKN STAN)
DI TANGERANG
SELATAN,
21 NOVEMBER 2015
Kompetensi tenaga kerja yang berkualitas di bidang Keuangan dibutuhkan SKK Migas dalam menjalankan fungsi
Pengawasan dan pengendalian, terutama yang berkaitan dengan audit biaya operasi kegiatan usaha hulu migas.
Guna memenuhi kebutuhan tersebut, SKK Migas menjalin kerja sama dengan PKN STAN. Kerja sama tersebut
dituangkan dalam MoU yang ditandatangani Kepala SKK Migas, Amien Sunaryadi, dan Direktur PKN STAN,
Kusmanadji. Penandatanganan dilakukan di sela-sela acara reuni Ikatan Keluarga Alumni Pendidikan Tinggi
Kedinasan Keuangan (Ikanas) STAN di kampus PKN STAN di Tangerang Selatan pada 21 November 2015.
Kerja sama antara SKK Migas dan PKN STAN mencakup pelaksanaan audit terhadap kepatuhan Kontraktor
KKS dalam lingkup pengelolaan rantai suplai. Kerja sama ini berkaitan erat dengan tugas SKK Migas dalam
menjalankan fungsi pengawasan dan pengendalian, terutama yang terkait dengan pengawasan terhadap biaya
operasi sejak awal penggunaan hingga Kontraktor KKS mengajukan cost recovery.
Selain itu, SKK Migas dan PKN STAN bersepakat untuk mendukung pengembangan sumber daya manusia di
bidang keuangan melalui kerja sama dalam pendidikan dan pelatihan. Kerja sama ini meliputi penyelenggaraan
pendidikan dan pelatihan bagi pekerja SKK Migas terkait aspek Keuangan negara yang dilakukan oleh PKN STAN.
SKK Migas juga berperan dalam menyiapkan tenaga kerja siap pakai dengan menyediakan tempat magang bagi
mahasiswa PKN STAN.
Dalam penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan di PKN STAN, SKK Migas akan menyediakan pembicara atau
narasumber yang kompeten dari industri hulu migas. Selama tiga tahun ke depan, SKK Migas dan PKN STAN
juga akan menjalin kerja sama untuk penelitian dan pengabdian masyarakat. Dengan berbekal pemahaman yang
benar, para mahasiswa diharapkan bisa lebih siap ketika terjun ke dunia kerja di sektor hulu migas maupun saat
bekerja di instansi pemerintah yang selama ini berhubungan dengan SKK Migas dalam hal audit, seperti Badan
Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP), Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), dan Direktorat Jenderal
Pajak Kementerian Keuangan.
UPAYA PENINGKATAN PRODUKSI DAN CADANGAN | SKK MIGAS LAPORAN TAHUNAN 2015
62
TANTANGAN DALAM
PENCAPAIAN TARGET
PRODUKSI 2015
OPPORTUNITY LOSS
OPPORTUNITY LOSS
KENDALA DALAM CAPAIAN TARGET PRODUKSI
bopd
63
MMscfd
48.350
60
9.200
200
10.400
194
68.150
254
UPAYA PENINGKATAN PRODUKSI DAN CADANGAN | SKK MIGAS LAPORAN TAHUNAN 2015
UPAYA YANG
DILAKUKAN
TANTANGAN DALAM
MENCAPAI TARGET PRODUKSI
64
UPAYA YANG DILAKUKAN
A. Kondisi Global
- Penurunan harga minyak dunia
B. Kendala Utama
- Jadwal onstream mundur
- Kendala subsurface
- Kendala operasional
- Unplanned/planned shutdown
C. Kendala Lainnya
- Kendala pembebasan lahan dan perizinan
- Kendala pengadaan
UPAYA PENINGKATAN PRODUKSI DAN CADANGAN | SKK MIGAS LAPORAN TAHUNAN 2015
BAB III
PROYEK-PROYEK
UTAMA
300
250
237
223
214
214
200
Minyak
Gas
MBOEPD
67
PENAMBAHAN
KAPASITAS
TERPASANG FASILITAS
PRODUKSI HULU
MIGAS 2015-2024
155
148
150
137
100
55
47
50
25
25
21
-
2015
2016
2017
2018
2019
2020
2024
2015
2016
2017
2018
2019
2020
2024
Pelikan
Donggi
Madura BD
Lengo
Jambaran
Tiung Biru
Jambu Aye
Utara
Abadi
Bukit Tua
Wasambo
Matindok
TSB Phase 2
West Belut
BP Train-3
Senoro
Karendan
Jangkrik
Ande-Ande
Lumut
Buntal-5
Kilo
KLD
YY
Gajah Putri
OO-OC-OX
South
Mahakam 3
CPP 2
Kepodang
IDD Bangka
Paku Gajah
SP
MDK
MDA-MBH
Banyu
Urip
Petapahan
IDD
BANGKA:
Tahap Konstruksi
115 MMscfd, 4.000 bopd (Q2-2016)
PROYEK-PROYEK
UTAMA HULU MIGAS
S.D. TAHUN 2024
GENDALO-GEHEM:
Tahap Revisi POD-1
Gendalo Hub: 700 MMscfd, 20.000 bopd (Q4-2022)*
Gehem Hub: 420 MMscfd, 27.000 bopd (Q2-2023)*
DONGGI SENORO
SENORO:
Telah Onstream Q2-2015
310 MMscfd ; 6.000 bopd
BANYU URIP
Telah Konstruksi (partly
onstream Q4-2015, full
onstream Q1-2016)
Produksi :
185.000 bopd
JANGKRIK
DONGGI:
Tahap Konstruksi
60 MMscfd (Q2-2016)
Tahap Konstruksi
Produksi (Q3-2017) :
450 MMscfd, 200 bopd
MATINDOK:
Tahap Konstruksi
65 MMscfd (Q1-2017), 500 bopd
ABADI
JIMBARAN TIUNG
BIRU - CENDANA
MADURA BD
Tahap Konstruksi
Produksi (Q1-2017):
110 MMscfd
KEPODANG
TANGGUH TRAIN-3
Tahap FEED (Final)
Produksi (Q2-2020) :
3,8 MTPA (700 MMscfd),
3.200 bopd
BUKIT TUA
Telah onstream (First Oil
Q2-2015, full onstream 2016)
Produksi :
20.000 bopd; 50 MMscfd
SOUTH MAHAKAM 3
Telah Onstream
(Q3-2015)
Produksi:
120 MMscfd
Khusus untuk proyek-proyek dengan kategori mega proyek yang memiliki nilai proyek serta kapasitas produksi
yang signifikan, SKK Migas secara khusus mengawasinya. Terdapat sejumlah lima mega proyek yaitu Proyek
Banyu Urip di Bojonegoro, Jawa Timur oleh KKKS ExxonMobil Cepu Limited (EMCL); Proyek Indonesia Deep Water
Development (IDD) di Selat Makassar, Kalimantan Timur oleh KKKS Chevron Indonesia Company (Cico); Proyek
Abadi di Laut Arafura, Maluku oleh Inpex Masela Ltd.; Proyek Jangkrik di Selat Makassar, Kalimantan Timur oleh
eni Muara Bakau B.V.; dan proyek Tangguh Train-3 di Bintuni, Papua Barat oleh BP Berau Ltd. SKK Migas secara
khusus menugaskan satu Unit Percepatan Proyek (UPP) untuk masing-masing proyek besar tersebut supaya
dapat membantu keberhasilan pelaksanaan proyek-proyek tersebut.
68
69
70
Selama menunggu selesainya pekerjaan EPC, telah diupayakan untuk memproduksikan minyak dengan
mengoperasikan Early Production Facilty (EPF) dari Wellpad A dan Early Oil Production dari WellPad B, serta
mengubah skenario Commissionning CPF. Perubahan skenario tersebut berupa commissioning secara parsial
dengan memprioritaskan penyelesaian proses separasi minyak yang terbagi menjadi 3 tahap, yaitu Tahap 1 melalui
start up Train A dengan target produksi 90 ribu bopd; Tahap 2 melalui start up Train B dengan target produksi
135 ribu bopd; dan Tahap 3 skala penuh (full scale) dengan target produksi sebesar 165 ribu bopd.
Sampai dengan akhir tahun 2015, kemajuan pembangunan Proyek Banyu Urip secara keseluruhan telah mencapai
98,87% (actual) dari 99,90% (terhadap recovery plan) dan 100% (terhadap contractual baseline). Sebagian besar
pekerjaan sudah diserahterimakan dari Tim Proyek EMCL kepada Tim Operasional EMCL. Dengan dicapainya
start up CPF maka rata-rata produksi yang dihasilkan sampai dengan akhir Desember 2016 adalah 169,31 bopd.
Sisa pekerjaan tahun 2016 adalah penyelesaian pekerjaan EPC1 untuk mencapai target kapasitas terpasang
(full scale) dan penyelesaian pekerjaan EPC5 pada 2016 kuartal kedua.
PROYEK INDONESIA
DEEPWATER DEVELOPMENT
CHEVRON INDONESIA CO.
Proyek Indonesia Deepwater Development (IDD) merupakan proyek pengembangan empat Wilayah Kerja (WK)
yang terletak di Selat Makassar, yaitu WK Ganal, WK Rapak, WK Makassar Strait dan WK Muara Bakau (unitisasi).
Pada empat WK tersebut terdapat lima lapangan yang akan dikembangkan, yaitu Lapangan Bangka, Gehem,
Gendalo, Maha, dan Gandang. Direncanakan produksi dari sumur-sumur yang dibor di lima lapangan tersebut
akan dialirkan secara terintegrasi melalui dua Hub Unit Produksi Terapung (Floating Production Unit/FPU) yaitu
Gehem Hub dan Gendalo Hub, serta satu Bangka Subsea Tie-back di West Seno. Gas dari FPU akan dialirkan
menuju Kilang LNG Bontang untuk diproses lebih lanjut menjadi LNG.
71
LOKASI PROYEK IDD
DI SELAT MAKASSAR
Kapasitas produksi Lapangan Bangka adalah sekitar 115 MMscfd gas dan 4 Mbpd kondensat. Perkiraan produksi
gas pertama (gas onstream) dari Lapangan Bangka adalah pada kuartal kedua tahun 2016.
Pengembangan Lapangan Gendalo Gehem mengalami penundaan yang mengakibatkan Proyek IDD menjadi
tidak ekonomis dalam konteks skenario Rencana Pengembangan Awal (POD-1 IDD), sehubungan dengan:
1. Pengurangan volume yang dapat diproduksi dalam masa KKS yang ada akibat tertundanya pelaksanaan
karena belum selesainya beberapa kesepakatan dengan berbagai pihak terkait
2. Kenaikan biaya investasi akibat perubahan harga pasar
3. Turunnya harga gas karena lesunya pasar LNG Asia di masa mendatang.
Berdasarkan hal tersebut, Chevron Indonesia Co. mengusulkan Revisi POD-1 IDD pada akhir Desember 2015
yang mencakup beberapa hal di bawah ini:
a. Adanya tambahan cadangan berupa secondary reservoir dari Lapangan Maha dan Gandang (belum termasuk
dalam POD-1 IDD yang telah disetujui sebelumnya)
b. Penyesuaian syarat dan ketentuan untuk perpanjangan kontrak WK Makassar Strait, WK Ganal dan WK Rapak
mengacu Revisi POD-1 IDD.
Mengacu Usulan Revisi POD-1 IDD, perkiraan produksi pertama (gas onstream) untuk Gendalo Hub adalah
kuartal keempat tahun 2022 dan untuk Gehem Hub adalah kuartal kedua tahun 2023.
Kapasitas produksi dari Gehem Hub diperkirakan sebesar 420 MMscfd gas dan 27 ribu bpd kondensat, sedangkan
kapasitas produksi dari Gendalo Hub diharapkan sebesar 700 MMscfd gas dan 20 ribu bpd kondensat.
SKEMA
PENGEMBANGAN
PROYEK IDD
72
PROYEK ABADI
INPEX MASELA LTD.
Proyek Abadi adalah proyek pengembangan lapangan gas Abadi oleh Inpex Masela Ltd. yang berlokasi di
Laut Arafura dengan kedalaman laut antara 600 800 m. Produksi gas dari Lapangan Abadi yang ditujukan
untuk memenuhi kebutuhan gas domestik dan ekspor. Lapangan gas Abadi terletak di dalam WK Masela yang
ditandatangani Pemerintah tanggal 16 November 1998.
73
74
Rencana Pengembangan Lapangan (POD-1) Abadi disetujui Pemerintah Negara Republik Indonesia pada tanggal
6 Desember 2010, dimana Pemerintah menyetujui untuk pengembangan Lapangan Abadi dengan menggunakan
fasilitas produksi Kilang Terapung atau Floating LNG (FLNG) yang berkapasitas produksi sebesar
2,5 Million ton per annum (Mtpa) LNG dan 8.400 bopd kondensat selama masa produksi 30 tahun (perkiraan
cadangan gas terambil sebesar 4,6 Tcf dan kondensat sebesar 91,02 MMbo). Perkiraan total biaya investasi pada
POD-1 sebesar US$5 miliar dan biaya operasi sebesar US$4 miliar.
Inpex Masela Ltd. mengajukan draft usulan Revisi POD-1 dengan skenario FLNG 7,5 Mtpa tanggal 23 April 2015.
Usulan ini didukung oleh sertifikasi cadangan oleh Lemigas yang menyatakan ada tambahan cadangan gas (dari
pemboran Sumur Abadi-8, 9, dan 10) yang cukup signifikan menjadi 10,37 Tcf (90% P1) dan dapat memenuhi
kebutuhan untuk skenario FLNG 7,5 Mtpa, dengan produksi gas setara 1.200 MMscfd hingga tahun 2048.
Sampai dengan Agustus 2015, SKK Migas mengevaluasi usulan Revisi POD-1 dan pemilihan teknologi LNG yang
diusulkan Inpex Masela Ltd., termasuk membentuk Tim Studi Teknologi LNG dengan tugas mengkaji skenario
teknologi pengolahan LNG untuk pengembangan Lapangan Abadi. Inpex Masela Ltd. menyampaikan usulan final
Revisi POD-1 Pengembangan Lapangan Abadi tanggal 3 September 2015. Selanjutnya SKK Migas mengirimkan
surat rekomendasi Persetujuan Revisi POD-1 Lapangan Abadi kepada Menteri ESDM tanggal 10 September 2015.
Dengan mempertimbangkan berbagai masukan dan tanggapan yang ada dalam proses pembahasan Revisi
POD-1 Lapangan Abadi, kemudian dilakukan kajian lebih lanjut tehadap pilihan skenario kilang LNG darat (OLNG)
dan kilang LNG terapung (FLNG), termasuk dampak dan manfaatnya bagi masyarakat dan industri setempat
(multiplier effects). Kajian ini dilakukan oleh konsultan independen dan diselesaikan tanggal 23 Desember 2015
dengan kesimpulan bahwa FLNG memberi benefit lebih besar dari pada OLNG. Mengacu hasil kajian tersebut,
tanggal 23 Desember 2015 SKK Migas menyampaikan rekomendasi tambahan kepada Menteri ESDM sebagai
pertimbangan lebih lanjut untuk persetujuan Revisi POD-1 Lapangan Abadi. Sampai penghujung tahun 2015,
proses pembahasan Revisi POD-1 Pengembangan Lapangan Abadi belum selesai.
75
76
Tahun 2015 juga merupakan tahun terakhir untuk persiapan pembangunan Proyek Kilang Tangguh Train-3, dimana
pada tahun ini pekerjaan teknis FEED telah berhasil diselesaikan sesuai rencana. Kedua konsorsium pelaksana
FEED telah mengirimkan hasil teknis dari pekerjaan FEED tersebut pada 5 Desember 2015.
Selesainya pekerjaan FEED akan menjadi salah satu dasar penentuan Keputusan Akhir Investasi Proyek
(Final Investment Decision FID).
GRAFIK KEMAJUAN
FEED TANGGUH
TRAIN-3 YANG
DIKERJAKAN OLEH
2 KONSORSIUM
Progress % - Cumulative
Actual % - Cumulative
16,00%
90%
80%
14,00%
PROGRESS % - PERIOD
Actual % - Period
100%
70%
12,00%
60%
10,00%
50%
8,00%
40%
6,00%
30%
4,00%
20%
2,00%
10%
0%
0,00%
Des-14 Jan-15 Feb-15 Mar-15 Apr-15 Mei-15 Jun-15
M01
M02
M03
M04
M05
M06
M07
Jul-15
M08
Skema pendanaan dan kesepakatan prinsip (Principles of Agreement PoA) juga menjadi salah satu hal yang
penting dalam pelaksanaan Proyek Tangguh Train-3. Pembahasan PoA Train 3 terkait beberapa hal antara lain
mengenai pengaturan FTP (First Trance Petroleum), transportasi, penjualan, serta hal-hal lain yang menyangkut
pengawasan dan operasional LNG.
PROGRESS % - CUMULATIVE
Progress% - Period
18,00%
77
Pengembangan Lapangan JKK dan JNE dilakukan secara terintegrasi dalam sebuah proyek yang dinamakan
Proyek Kompleks Jangkrik (Jangkrik Complex Project).
LOKASI WK
MUARA BAKAU
Produksi gas dari Kompleks Jangkrik akan diproses lebih lanjut menjadi LNG di Kilang LNG Bontang melalui Pipa
Gas Kalimantan Timur 42 Peciko Bontang mulai lokasi tie-in di KM-7. Pemanfaatan pipa tersebut melalui skema
pemanfaatan bersama (facility sharing) dengan Kontraktor KKS lain yang telah ada yaitu Total E&P Indonesie,
VICO Indonesia, dan Chevron Indonesia Co.
Sedangkan produksi kondensat dari Kompleks Jangkrik akan dikirimkan ke Tangki Senipah dengan memanfaatkan
Pipa Kondensat 12 Handil-Senipah melalui skema pemanfaatan bersama dengan Kontraktor KKS Total E&P
Indonesie.
Dalam pelaksanaannya, Proyek Kompleks Jangkrik mencakup tiga pekerjaan utama untuk fasilitas produksi
yang terdiri dari:
a. EPCI 1 - Floating Production Unit (FPU) dengan kapasitas terpasang 450 MMscfd gas;
b. EPCI 2 - Risers & Flowlines Installation (RFI) termasuk onshore pipeline dan ORF;
c. EP3 - Subsea Production System (SPS) serta beberapa paket untuk mendukung kegiatan pemboran dan
komplesi sumur-sumur pengembangan.
PIPA JANGKRIK DAN
SISTEM PIPA EKS
(EAST KALIMANTAN
SYSTEM)
78
20" NilamBadak MP
20" Nilam-Badak
Bypass
20" NilamBadak LP
6" condensate
from FPU
HANDIL
DESAIN PROYEK
PENGEMBANGAN
KOMPLEKS JANGKRIK
MAIN DESIGN
Perkembangan kemajuan keseluruhan Proyek Kompleks Jangkrik sampai dengan Desember 2015 adalah sebesar
57,42%. Produksi pertama gas dari Lapangan Kompleks Jangkrik diperkirakan pada kuartal ke-3 2017.
Gas tersebut akan dimanfaatkan sebagian besar untuk memenuhi kebutuhan di dalam negeri baik sebagai bahan
baku industri maupun sebagai bahan bakar.
TATA WAKTU PROYEK
PENGEMBANGAN
KOMPLEKS JANGKRIK
JADWAL UTAMA
2013
Q3
2014
Q4
Q1
Q2
Q3
Q4
79
Komersial
Perjanjian dengan Pembeli
Key Terms/HOA LNG SPA untuk kebutuhan domestik disepakati dengan Pertamina
Kontrak
PPU ECM2
CA
LLIs PO Placement
CA
Flexible Pipes PO
Kontrak SPS-EP3
Kegiatan Pemboran
Pengeboran
Kegiatan Completion
L01
Exploration Well
XX drill Start
2015
Q1
Q2
2016
Q3
Q4
Q1
Q2
2017
Q3
Sertifikasi Tanah
Q4
Q1
Q2
Q3
POA & BM
80
LNG SPAs Qty A&B with Pertamina signed
LQ eretion on Hull
Hull @ Karimun
Onshore Commissioning Completed
ITM loadout
@ Shore Comm. Start
1st GAS
PL Installation start
Early Work started
JNE-8dir JKNE#1
drill
drill
completed completed
Mechanical Completion
Umbilical Delivery
Connector last Delivery
Manifolds Delivery
JKK 11
JKK4Dir
Completion LLI delivery
JKK3Dir
JKK C3 ready
JNE C1 ready
81
ALOKASI
PRODUKSI GAS
Alokasi (MMscfd)
Lapangan Senoro
Lapangan Cendanapura
TOTAL
PT. PAU
50
55
PT. PLN
PT. DSLNG
250
250
TOTAL
300
10
310
Produksi gas dari Lapangan Senoro dengan produksi net sebesar 310 MMscfd. Ruang lingkup pekerjaan dalam
POD mencakup antara lain fasilitas produksi yang terdiri dari:
a. Central Processing Plant (CPP) berkapasitas 2 x 155 MMscfd;
b. Pipa Gas 30sepanjang 27 km dari CPP Senoro menuju ke Kilang LNG PT. Donggi-Senoro LNG (DSLNG);
c. Condensate Jetty Terminal;
d. Fasilitas penunjang.
JOB Pertamina-Medco Tomori Sulawesi (JOB PMTS) merupakan joint operating body antara PT. Pertamina
Hulu Energi, PT. Medco Tomori E&P, dan Tomori E&P Ltd.
Pelaksanaan konstruksi dimulai bulan September 2012, saat ini fasilitas produksi telah mencapai gas onstream
secara penuh pada tanggal 21 Mei 2015.
Presiden RI Joko Widodo didampingi Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral, Sudirman Said, meresmikan
Proyek Senoro sebagai bagian dari Mega Proyek Pertamina Terintegrasi pada tanggal 2 Agustus 2015. Produksi
gas Senoro disalurkan ke kilang LNG Donggi Senoro. Kilang LNG Donggi Senoro berkapasitas 2,1 Mtpa dengan
investasi senilai US$2,8 milliar. Kilang tersebut telah menjadi kunci bagi upaya pengembangan dan monetisasi
cadangan gas yang selama 30 tahun belum dikembangkan di Sulawesi Tengah. Kilang LNG Donggi Senoro yang
dikelola oleh PT. Donggi Senoro LNG tersebut merupakan kilang LNG yang dibangun dengan model hilir pertama
di Indonesia, tidak membebani negara untuk investasinya dan memberikan multiplier effect yang tinggi bagi
perekonomian nasional dan setempat.
PETA LOKASI
PROYEK SENORO
82
PERESMIAN
MEGA PROYEK
PERTAMINA
TERINTEGRASI
OLEH PRESIDEN RI
JOKO WIDODO
83
POD Area Matindok (Lapangan Gas Donggi, Matindok, Maleoraja, dan Minahaki untuk pasokan gas ke kilang
LNG) disetujui BPMIGAS pada 24 Desember 2008. Adanya penambahan cadangan lapangan Matindok sehingga
total menjadi 852,75 Bcf dan produksi gas dari Area Matindok sebesar 105 MMscfd. Perubahan tersebut dicakup
dalam POD Revisi 1 yang disetujui oleh BPMIGAS tanggal 22 September 2010.
Dari skema di atas, dapat digambarkan tujuan dari pengembangan lapangan ini adalah memonetisasi gas dari
Area Matindok sebesar 105 MMscfd (net) dengan alokasi sales gas sebagai berikut :
a. Sebagai penyedia gas sebesar 85 MMscfd bersama-sama dengan gas dari Area Senoro JOB PMTS
sejumlah 250 MMscfd ke Kilang LNG PT. DSLNG (pihak pembeli);
b. Sebagai penyedia gas sebesar 20 MMscfd bersama-sama dengan gas dari Area Senoro JOB PMTS
sejumlah 5 MMscfd ke PLN (calon pembeli).
Untuk tujuan tersebut di atas, saat ini dibangun fasilitas produksi di Area Matindok dengan pembagian
berdasarkan wilayah sebagai berikut:
a. Fasilitas Produksi Lapangan Donggi (CPP Donggi) dengan kapasitas desain 60 MMscfd untuk memproses gas
dari Lapangan Donggi dan Minahaki;
b. Fasilitas Produksi Lapangan Matindok (CPP Matindok) dengan kapasitas desain 65 MMscfd untuk memproses
gas dari Lapangan Matindok dan Maleoraja.
Produksi dari Lapangan Matindok dapat mencapai puncak sebesar 116 MMscfd selama 12 tahun, setelah itu
produksi akan terus menurun hingga mencapai tekanan abandonment setelah 20 tahun produksi. Produksi
kondensat akan dimulai bersamaan dengan produksi gas dan akan mencapai puncak sebesar 643 bopd.
Produksi gas dari Area Matindok bergabung dengan gas dari Area Senoro pada Tie-in Point 1 (TIP 1) dan
Tie-in Point 2 (TIP 2). Kondensat yang dihasilkan dari kedua fasilitas produksi akan dialirkan menuju fasilitas
produksi Lapangan Senoro KKKS JOB Pertamina - Medco EP Tomori Sulawesi.
PROYEK
PENGEMBANGAN
GAS MATINDOK
84
RUANG LINGKUP PROYEK
1. Pembangunan Gas Plant kapasitas desain:
Proyek Donggi
: 60 MMscfd
Kemajuan konstruksi Proyek Donggi pada bulan Desember 2015 telah mencapai 97%. Fasilitas Produksi Proyek
Donggi diperkirakan akan onstream pada bulan Juni tahun 2016. Sedangkan kemajuan konstruksi Proyek
Matindok pada bulan Desember 2015 telah mencapai 78%. Perkiraan onstream untuk Fasilitas Produksi Proyek
Matindok adalah pada bulan Maret 2017.
Proyek Pengembangan Gas Donggi dan Matindok (PPGM) merupakan proyek yang penting bagi industri minyak
dan gas bumi di Indonesia dan nantinya akan berperan penting dalam mempertahankan dan memperkuat posisi
Indonesia sebagai negara pengekspor LNG terbesar di dunia. Pembangunan PPGM diyakini akan meningkatkan
kontribusi sektor minyak dan gas bumi dalam menyumbangkan devisa bagi negara dan kemungkinan sebagian
untuk substitusi BBM dalam negeri.
PROYEK KEPODANG
PETRONAS CARIGALI
MURIAH LTD.
Lapangan Kepodang berada di lepas pantai Jawa Timur, sekitar 180 km sebelah timur laut kota Semarang.
Lapangan Kepodang merupakan lapangan pertama yang akan dikembangkan di Blok Muriah. POD original
Lapangan Kepodang Blok Muriah disetujui pada tahun 2005 dan kemudian direvisi pada tahun 2012.
Blok Muriah dioperasikan Petronas Carigali Muriah Ltd. sejak 1 Januari 2004. Skenario pengembangan
Lapangan Muriah memproduksikan gas secara terintegrasi dari skema hulu hingga skema hilir. Dari cadangan
hidrokarbon di Lapangan Kepodang, diharapkan dapat diproduksikan gas sekitar 354 Bcf. Produksi gas dari
Lapangan Kepodang diperkirakan dapat mencapai 116 MMscfd.
85
LOKASI
PENGEMBANGAN
LAPANGAN
KEPODANG
Lingkup pengembangan fasilitas produksi gas secara terintegrasi, mencakup skema hulu yang terdiri dari
pembangunan CPP (Central Processing Platform) yang terdiri dari 8 slot sumur, WHT-C (Wellhead Tower-C) yang
terdiri dari 5 slot sumur, infield flowline 10 sepanjang 2,7 km dari WHT-C ke CPP, serta onshore remote control.
Skema hilir yang dioperasikan oleh PT Bakrie and Brothers Tbk. (BNBR) serta PT Perusahaan Gas Negara (PGN)
terdiri dari pembangunan export pipeline sepanjang 200 km serta Onshore Receiving Facilities (ORF) di
Tambak Lorok Power Plant, Semarang.
LOKASI
PENGEMBANGAN
LAPANGAN
KEPODANG
Phase 1 Development
Phase 2 Development
WHT-D
DN350 (14"ND)
200 km Export Pipeline:
by transporter
DN250 (10"ND)
2,7 km Flowline
WHT-C
ONSHORE RECEIVING
FACILITIES (ORF)
Transporter will build and Own Control
Building in ORF PCML will lease other
onshore remote control
Phase
Total No.
of Well
No. of Well
at CPP
No. of Well
at WHTC
No. of Well
at WHTD
86
BAB IV
PEMBERDAYAAN
KAPASITAS
NASIONAL
OPTIMALISASI PRODUKSI
MINYAK BUMI UNTUK
KILANG DOMESTIK
Selama tahun 2015, SKK Migas telah menjalankan kegiatan komersialisasi sebagai berikut:
89
DAFTAR
KOMERSIALISASI
MINYAK BUMI/
KONDENSAT DENGAN
ELECTION IN KIND
NO.
TANGGAL
13 Agustus 2015
18 September 2015
1 Oktober 2015
B. Untuk skema komersialisasi Election Not to Take in Kind, telah diselesaikan beberapa Prosedur Election Not to
Take in Kind (Prosedur ENTIK), yaitu:
DAFTAR
KOMERSIALISASI
MINYAK BUMI/
KONDENSAT DENGAN
ELECTION NOT TO
TAKE IN KIND
NO.
TANGGAL
PROSEDUR ENTIK
24 April 2015
24 April 2015
24 April 2015
14 Juli 2015
NO.
TANGGAL
PROSEDUR ENTIK
31 Juli 2015
31 Juli 2015
28 Agustus 2015
30 Desember 2015
C. Untuk formula harga minyak mentah dan kondensat Indonesia/Indonesia Crude Price (ICP), telah ditetapkan
lima formula ICP sementara, yaitu:
1. Kondensat Senoro (Ref. Keputusan Menteri ESDM No. 156.K/12/DJM.B/2015);
2. Kondensat Ruby (Ref. Keputusan Menteri ESDM No. 156.K/12/DJM.B/2015);
3. Minyak Mentah Ketapang (Ref. Keputusan Menteri ESDM No. 584.K/12/DJM.B/2015);
4. Kondensat Kresna (Ref. Keputusan Menteri ESDM No. 584.K/12/DJM.B/2015);
5. Minyak Mentah Banyu Urip (Ref. Keputusan Menteri ESDM No. 209.K/12/DJM.B/2015).
Selanjutnya terdapat minyak mentah dan kondensat yang akan dibahas lebih lanjut penetapan formula ICPnya di tahun 2016 yaitu:
1. Minyak Mentah Akatara, Kontraktor KKS PT Hexindo Gemilang Jaya;
2. Minyak Mentah Tiung Biru Mix, Kontraktor KKS PT Pertamina EP;
3. Minyak Mentah dari Lapangan Parit, Kontraktor KKS Pacific Oil & Gas Ltd;
4. Kondensat Sungai Gerong, Kontraktor KKS PT Pertamina EP;
5. Kondensat dari lapangan BD, Kontraktor KKS Husky-CNOOC Madura Limited.
90
Juga terdapat minyak mentah dan kondensat yang akan dievaluasi ICP-nya yaitu:
1. Minyak Mentah Sampoerna, Kontraktor KKS PT. Tiarabumi Petroleum;
2. Kondensat Grissik Mix, Kontraktor KKS ConocoPhillips (Grissik) Ltd.;
3. Kondensat Pagerungan, Kontraktor KKS Kangean Energy Indonesia;
4. Kondensat Kerendan, Kontraktor KKS Ophir Indonesia (Bengkanai) Limited.
D. Realisasi lifting minyak mentah dan kondensat selama periode Januari sampai dengan Desember 2015 adalah
sebesar 286,8 MMbo.
E. Selama periode Januari Desember 2015 rata-rata produksi minyak mentah dan kondensat sebesar
785,7 Mbopd, rata-rata lifting sebesar 785,7 Mbopd dan total closing stock pada bulan Desember sebesar
7,88 MMbo.
91
REALISASI LIFTING
MINYAK BUMI 2015
Lifting domestik
bagian negara
Lifting ekspor
bagian negara
Lifting domestik
bagian KKKS
Lifting ekspor
bagian KKKS
F. SKK Migas telah menyetujui permohonan PT Pertamina (Persero) untuk melakukan pasokan MMKBN ke
Kilang TPPI Tuban dalam rangka operasional tolling, hal ini mempertimbangkan bahwa Kilang TPPI Tuban yang
idle dan dapat dimanfaatkan untuk produksi BBM sehingga dapat mengurangi impor BBM serta mengurangi
penggunaan devisa Negara. Mulai tanggal 29 September 2015, minyak mentah/kondensat bagian Negara
maupun Kontraktor KKS telah disalurkan ke Kilang TPPI dengan total penyaluran hingga Desember 2015
sebesar 4,58 juta barel minyak/kondensat.
Lifting MMKBN digunakan semaksimal mungkin
untuk mendukung pemenuhan feed kilang
domestik. Realisasi lifting domestik tahun 2015
sebesar 60% dari total lifting, yaitu 39% oleh
SKK Migas dan 21% oleh Kontraktor KKS. Lifting
domestik bagian Kontraktor KKS merupakan lifting
yang dilakukan melalui pipa serta lifting melalui
pengapalan setelah terdapat kesepakatan jual beli,
39%
39%
utamanya dilakukan oleh PT. Pertamina Hulu Energi
dan PT. Pertamina EP.
Lifting ekspor bagian Negara sebesar 1% dari
total lifting minyak mentah dan kondensat,
ekspor tersebut disebabkan oleh kondisi bagian
1%
21%
Negara yang sangat kecil (FTP) dan komersialisasi
dilakukan oleh Kontraktor KKS dan/atau
PT. Pertamina (Persero) tidak dapat melakukan
penyerapan.
Lifting ekspor bagian Kontraktor KKS sebesar 39% dari total lifting, hal ini dilakukan setelah tidak terdapat
kesepakatan jual beli dengan PT. Pertamina (Persero). SKK Migas melalui rapat shipping coordination dan
rapat koordinasi dengan Kontraktor KKS lainnya terus menyarankan dan menghimbau kepada Kontraktor KKS
untuk melakukan negosiasi business to business dengan PT. Pertamina (Persero) dalam upaya mendukung
pemenuhan kebutuhan feed kilang PT. Pertamina (Persero).
PENINGKATAN PASOKAN
GAS UNTUK MEMENUHI
KEBUTUHAN DOMESTIK
Pasokan gas untuk kebutuhan domestik secara rata-rata meningkat sebesar 9% sejak tahun 2003 sampai dengan
tahun 2015. Pemanfaatan gas untuk kepentingan domestik pada tahun 2015 dapat ditingkatkan secara signifikan,
bahkan telah melebihi volume gas yang diekspor. Sampai dengan 31 Desember 2015, gas untuk mendukung
domestik telah dimanfaatkan sebesar 3.882 MMscfd (56%), melebihi volume untuk ekspor yang sebesar
3.090 MMscfd (44%).
Dalam rangka mendorong percepatan pertumbuhan ekonomi nasional dan peningkatan daya saing melalui
pemanfaatan gas bumi sebagai bahan baku atau bahan bakar untuk kegiatan perekonomian nasional serta untuk
menjamin efisiensi dan efektivitas pengaliran gas bumi Pemerintah mengeluarkan Kebijakan Ekonomi Paket III
melalui penurunan harga gas bumi untuk industri yang berlaku mulai 1 Januari 2016. Kebijakan tersebut dilakukan
dengan penurunan harga gas di sisi hulu maupun di sisi hilir. Mekanisme penurunan harga dilakukan melalui
pengurangan PNBP penjualan gas bumi serta penataan di sisi hilir sebagai berikut:
Pengaturan margin untuk trader gas bumi yang tidak memiliki fasilitas;
Pengurangan iuran dan pajak pada proses transmisi dan distribusi gas bumi;
Pengaturan margin/IRR untuk niaga gas bumi yang berfasilitas.
Kebijakan alokasi dan pemanfaatan gas bumi mengacu pada Peraturan Menteri ESDM Nomor 37 Tahun 2015
tentang Ketentuan dan Tata Cara Penetapan Alokasi dan Pemanfaatan Gas Bumi Serta Harga Gas Bumi, dimana
Pemerintah berusaha menjamin efisiensi dan efektivitas ketersediaan gas bumi sebagai bahan bakar, bahan baku,
atau keperluan lainnya untuk kebutuhan dalam negeri yang berorientasi pada pemanfaatan gas bumi secara
optimal. Alokasi dan pemanfaatan didasarkan pada kebijakan energi nasional dengan mempertimbangkan:
kepentingan umum;
kepentingan negara;
kebijakan energi nasional;
cadangan dan peluang pasar gas bumi;
infrastruktur yang tersedia maupun yang dalam perencanaaan sesuai dengan Rencana Induk Jaringan Transmisi
dan Distribusi Gas Bumi Nasional; dan/atau
keekonomian lapangan dari cadangan migas yang akan dialokasikan.
92
93
PENINGKATAN
PASOKAN GAS
UNTUK MEMENUHI
KEBUTUHAN
DOMESTIK
5.000
4.500
4.416
4.202
4.000
4.336
4.008
3.820
3.775
4.078
3.681
3.500
3.000
BBTUD
Ekspor
Domestik
4.397
3.785
3.402
3.237
3.090
2013
2014
2015
3.550
3.323
3.379
3.267
2009
2010
2011
2.527
2.341
2.000
1.500
1.480
1.466
2003
2004
3.882
3.774
2.913
2.500
1.000
3.631
1.513
500
0
PEMANFAATAN
GAS BUMI INDONESIA
2015
2005
2006
2007
2008
3%
4%
Kelistrikan
14%
Pupuk
Industri
10%
Lifting Minyak
City Gas
32%
BBG Transportasi
Ekspor Gas Pipa
19%
LNG Ekspor
LNG Domestik
LPG Domestik
13%
o%
o% 4%
2012
2.000
1.882,88
1.800
1.692,31
1.466,96
1.600
1.400
Total Kontrak +
Alokasi Gas (BBtud)
1.200
BBTUD
Realisasi (BBtud)
1.324,68
995,64
1.000
728,73
800
600
375,00
400
273,27
200
40,45
4,48
3,51
2,36
City Gas
Lifting Minyak
Industri
Kelistrikan
Pupuk
BBG Transportasi
REALISASI
PENYALURAN
GAS PIPA UNTUK
DOMESTIK 2015
Bagian terbesar alokasi gas domestik digunakan untuk keperluan industri, kelistrikan, dan pupuk yaitu
rata-rata 54% dari total alokasi gas.
ALOKASI GAS
DOMESTIK 2015
25
21,6
20,1
20
14,6
15
22,2
22,8
23,5
20,5
15,3
TCF
13,3
10,6
9,0
10
6,2
5
2,4
Industri (Tcf)
Kelistrikan (Tcf)
Pupuk (Tcf)
2003
2004
2005
2006
2007
2008
2009
2010
2011
2012
2013
2014
2015
0,1
2,7
4,1
4,2
5,2
5,9
6,2
10,1
10,2
10,3
10,5
10,8
10,8
1,2
2,3
3,2
4,4
5,3
5,8
6,3
6,9
7,0
7,6
7,7
7,7
7,9
1,1
1,2
1,8
1,9
2,8
2,8
2,9
3,1
3,3
3,6
3,9
4,2
4,7
94
REALISASI LIFTING
LNG 2012 - 2015
1.000,0
900,0
800,0
700,0
TBTU
600,0
500,0
400,0
300,0
95
200,0
100,0
0,0
Domestik
Ekspor
2012
2013
2014
2015
41,3
67,5
86,7
114,0
949,4
888,4
834,2
811,0
Selain dalam rangka memenuhi kebutuhan LNG untuk domestik yang kian meningkat, ekspor kargo LNG juga
menurun sehubungan dengan penurunan produksi akibat natural decline dan adanya kontrak ekspor existing yang
telah berakhir. Di lain pihak, pemenuhan hal tersebut dikarenakan beroperasinya beberapa terminal regasifikasi
LNG pada tahun 2014 dan 2015 yaitu FSRU Lampung dan Regasifikasi Arun, menyusul FSRU Nusantara Regas
yang telah beroperasi pada tahun 2012.
REALISASI LIFTING
LNG DOMESTIK
2012 - 2015
120,0
114,0
100,0
86,7
TBtu
TBTU
80,0
60,0
67,5
41,3
40,0
20,0
0,0
2012
2013
2014
2015
Alokasi Kargo LNG yang dikirimkan kepada pembeli domestik yang dimulai pada tahun 2012 ke FSRU Nusantara
Regas, Fasilitas Regasifikasi Arun (2014), dan FSRU Lampung (2015) mengalami peningkatan yang signifikan,
Pemerintah terus menambah alokasi LNG untuk kebutuhan domestik, namun di lain pihak penyerapan kargo
LNG oleh pembeli belum dapat maksimal direalisasikan karena beberapa kendala seperti adanya keterlambatan
beroperasinya FSRU Lampung dan rendahnya penyerapan oleh pembeli domestik, sehingga target penyerapan
LNG oleh pasar domestik tahun lalu masih belum terpenuhi.
Diharapkan nantinya pasokan LNG untuk kebutuhan domestik akan bertambah tinggi seiring dengan
bertambahnya terminal-terminal LNG berkapasitas besar ataupun kecil di Indonesia yang memasok gas untuk
kebutuhan kelistrikan dan industri.
96
PEMANFAATAN BARANG
DAN JASA DALAM NEGERI
Untuk memaksimalkan manfaat industri hulu migas bagi bangsa dan negara, industri hulu migas selalu berusaha
memaksimalkan penggunaan komponen dalam negeri pada setiap kegiatan yang dilakukannya.
97
Pada tahun 2015, komitmen Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) pada proses pengadaan barang dan jasa
industri hulu migas (baik yang dilakukan melalui persetujuan SKK Migas maupun diadakan oleh Kontraktor KKS
sendiri) mencapai 67,69% (cost basis) dari total nilai pengadaan barang dan jasa sebesar US$7.908 juta.
PERTUMBUHAN TKDN
INDUSTRI HULU
MIGAS
100%
14.000
90%
12.000
% TKDN
80%
68%
JUTA US$
10.000
63%
61%
60%
54%
8.000
57%
60%
54%
43%
43%
70%
50%
49%
6.000
40%
30%
4.000
20%
2.000
10%
0
Barang
Jasa
2006
2007
2008
2009
2010
2011
2012
2013
995
1.846
1.400
3.577
3.811
5.862
4.737
6.568
5.408
6.976
2014
2015
3.706
5.082
8.109
11.531
4.616
5.548
2.590
9.304
11.807
5.319
0%
Sejumlah pengusaha nasional telah memanfaatkan peluang bisnis hulu migas tersebut, termasuk BUMN, dalam
pengadaan barang dan jasa industri hulu migas. Pada tahun 2015 nilai pengadaan barang dan jasa yang dipasok
oleh perusahaan berstatus BUMN sebesar US$981,93 juta, sedangkan jika dihitung sejak tahun 2009 nilai
pengadaan tersebut telah mencapai US$5,48 miliar.
NO.
TOTAL
BUMN
TKDN (%)
74,51%
689.449,00
73,15%
485.912,49
55,85%
388.063,35
47,58%
275.800,00
51,20%
124.821,00
95,52%
114.385,88
90,07%
112.020,53
92,41%
95.584,58
83,35%
10
28.000,00
61,34%
11
20.601,11
68,47%
12
20.576,20
85,34%
13
17.775,48
86,99%
14
10.246,58
71,93%
15
6.336,96
93,73%
16
11.826,47
61,40%
Total
5.489.216,90
70,92%
1.600,00
1.378,84
1.400,00
1.233,73
1.200,00
1.108,93
981,93
1.000,00
JUTA US$
KEGIATAN
PENGADAAN BARANG/
JASA BUMN 2010
S.D. DESEMBER 2015
800,00
678,50
600,00
400,00
200,00
107,28
0,00
2010
2011
2012
2013
2014
2015
98
99
KOMITMEN
TRANSAKSI TAHUNAN
Nilai Transaksi
14.000
12.432,0
12.000
JUTA US$
10.000
9.337,9
8.195,4
8.000
6.348,6
6.000
4.626,2
4.000
3.969,6
2.948,3
2.000
0
2009
2010
2011
2012
2013
Mandiri 72,51%
BNI 17,47%
BRI 6,14%
Syariah Mandiri 1,05%
US$47,86 Miliar
2014
2015
100
900
775
800
JUTA US$
700
635
600
497
500
400
344
300
232
200
134
167
100
0
2009
2010
2011
BANK NEGARA
INDONESIA
US$269 JUTA
35%
2012
BANK RAKYAT
INDONESIA
US$254,84 JUTA
33%
BANK MANDIRI
US$251,1 JUTA
32%
2013
2014
2015
PENGELOLAAN DAN
PENGEMBANGAN SDM
KONTRAKTOR KKS
Jumlah total tenaga kerja Kontraktor KKS pada tahun 2015 mencapai 32.769 pekerja, yang terdiri dari
31.745 orang Tenaga Kerja Indonesia (TKI) dan 1.024 orang Tenaga Kerja Asing (TKA).
Jumlah TKI dan TKA di industri hulu migas sangat tergantung pada jumlah dan jenis kegiatan yang dilakukan pada
tahun tersebut. Penggunaan tenaga kerja mengalami trend penurunan pada tahun 2015, yang disebabkan oleh
penurunan harga minyak dunia sehingga Kontraktor KKS cenderung mengalami penurunan aktivitas.
23.668
22.914
21.835
23.735
1.500
23.328
1.300
1.069
1.140
1.078
1.032
960
15.000
1.024
975
928
901
1.100
890
900
10.000
700
500
5.000
2007
2006
2008
2009
2010
2011
2012
2013
2014
2015
25%
20%
20,22%
16,07%
15,88%
15%
14,04%
12,47%
10%
6,93%
5,08%
Business Development
Commercial
Finance
Leadership
0%
0,18%
0,18%
0,09%
0,09%
Legal
2,59%
Business Compliance
3,05%
External Relations
3,14%
IT
5%
Operations
DEMOGRAFI TKA
BERDASARKAN
BIDANG KEAHLIAN
1.700
25.682
25.243
20.000
31.745
29.330
30.000
25.000
1.900
32.292
Engineering &
Operation Support
Keterangan Grafik:
Data TKA dihitung
berdasarkan surat
persetujuan penggunaan
TKA yang dikeluarkan
SKK Migas sepanjang
tahun. Angka jumlah TKA
pada grafik di atas tidak
menggambarkan jumlah
TKA pada satu waktu
tertentu.
Data TKI dihitung
berdasarkan hasil WP&B
tahun 2015.
35.000
Reservoir
TKA
2.100
G&G
TKI
40.000
Drilling
Projects
101
Penggunaan TKA lebih banyak pada disiplin yang keahlian TKI masih belum mencukupi kebutuhan (misalnya
Projects, Drilling, G&G, Reservoir, Engineering) atau sebagai perwakilan investor (Leadership). Secara umum, TKA
disyaratkan untuk mempunyai minimum 10 tahun pengalaman. Untuk pengembangan TKI, SKK Migas mendorong
Kontraktor KKS untuk melakukan program internasionaliasi (swapping dan TDE).
KOMPARASI DATA
TKI TERHADAP
PERSETUJUAN RPTK
TKI
RPTK TKI
Keterangan Grafik:
Data RPTK TKI merupakan
data berdasarkan
persetujuan RPTK
Kontraktor KKS oleh
SKK Migas.
Data TKI dihitung
berdasarkan hasil WP&B
tahun 2015.
40.000
38.028
38.000
36.443
36.000
34.000
34.883
32.630
32.000
32.292
31.745
2014
2015
30.000
29.330
28.000
26.000
24.000
25.682
22.000
20.000
2012
2013
Kesempatan kerja untuk TKI berdasarkan Rencana Penggunaan Tenaga Kerja (RPTK) yang telah disetujui
sebanyak 38.028 posisi di berbagai bidang, sementara pengisian posisi sebanyak 31.745 orang (83%). Namun
mempertimbangkan kondisi industri dengan rendahnya harga jual minyak dan gas bumi saat ini maka secara
umum Kontraktor KKS akan menunda pengisian posisi-posisi kosong tersebut.
102
PENGEMBANGAN
TKI
SKK Migas tidak saja berfungsi melakukan pengawasan dan pengendalian terhadap pengelolaan SDM di seluruh
Kontraktor KKS, namun juga berkewajiban memastikan TKI mendapatkan pengembangan kompetensi melalui
transfer of knowledge baik dari TKA maupun TKI, pengiriman ke luar negeri maupun serangkaian progam-program
pengembangan lain yang bertujuan agar TKI mampu menguasai kompetensi yang dibutuhkan pada kegiatan
usaha hulu migas yang bersifat padat modal, padat risiko, dan padat teknologi.
Beberapa inisiatif yang sudah dan sedang dilakukan SKK Migas di bidang pengembangan kompetensi TKI adalah:
Mengantisipasi pemberlakuan MEA, SKK Migas aktif berkontribusi dalam menyusun Standar Kompetensi Kerja
Nasional Indonesia (SKKNI) di bidang Sumber Daya Manusia (SDM) bekerja sama dengan Kementerian Tenaga
Kerja dan Transmigrasi dan Asosiasi Profesi di bidang SDM. Penyusunan SKKNI MSDM telah selesai dilakukan
dengan dikeluarkannya Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No.307/2014.
Bekerjasama dengan tujuh Perguruan Tinggi, Badan Pendidikan dan Pelatihan ESDM, dan Kontraktor KKS
dalam merancang dan melaksanakan Program National Capacity Building (NCB) di bidang Petroteknikal dalam
rangka mengakselerasi kompetensi TKI fresh graduate.
Menjadi sponsor program tahunan Indonesia HR Summit, yang merupakan kontribusi SKK Migas di bidang
pengembangan SDM seluruh industri di Indonesia.
Mendorong Kontraktor KKS mengirimkan TKI berpotensi untuk bekerja di business unit di luar negeri, melalui
Program Technical Development Exchange (TDE), Job Swapping, Job Assignment, Internasionalisasi, dan
Pendidikan S2 di luar negeri.
103
PROGRAM
PENGEMBANGAN
TKI INDUSTRI HULU
MIGAS NASIONAL
250
JUMLAH TKI
200
150
100
50
0
2003
2004
2005
2006
2007
2008
2009
2010
2011
2012
2013
2014
2015
Job Swapping
78
62
62
62
34
60
55
50
45
34
37
43
TDE
13
15
32
30
18
10
14
16
14
17
Job Assignment
59
70
70
36
34
75
41
36
70
97
87
36
Internasionalisasi
25
47
132
187
240
220
144
100
67
39
34
12
11
Program S2
SKK Migas juga secara konsisten melakukan evaluasi atas kinerja pengelolaan SDM yang dilakukan seluruh
Kontraktor KKS Produksi melalui Program Career Development Montoring (CDM) tahunan. Berdasarkan hasil
evaluasi CDM, SKK Migas dapat mengetahui kondisi ketenagakerjaan di Kontraktor KKS Produksi sehingga dapat
melakukan upaya perbaikan berkelanjutan bersama dengan Kontraktor KKS agar pengelolaan SDM di Kontraktor
KKS dilakukan secara efektif dan efisien.
Atas inisiatif-inisiatif di bidang pengembangan kompetensi SDM, SKK Migas mendapatkan The HRD Excellence
Award 2015 dari Organisasi ARTDO International di Cairo pada tanggal 28 Oktober 2015. Award berskala
internasional ini menunjukkan bahwa apa yang sudah dan sedang dilakukan SKK Migas terkait pengembangan
SDM di Indonesia khususnya di industri hulu migas mendapatkan perhatian oleh organisasi internasional.
104
BAB V
INTERNAL
SKK MIGAS
107
CONTINUOUS IMPROVEMENT
PADA ASPEK TATA KELOLA
ORGANISASI
PERBAIKAN PROSES BISNIS DI SKK MIGAS
Setelah amar putusan Mahkamah Konstitusi pada November 2012 yang memutuskan fungsi dan tugas Badan
Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi dilaksanakan oleh Pemerintah sampai diundangkannya
Undang-Undang yang baru, yang kemudian diikuti dengan ditetapkannya Peraturan Presiden Nomor 9 Tahun 2013
yaitu bahwa penyelenggaraan pengelolaan kegiatan usaha hulu migas dilaksanakan oleh SKK Migas.
Salah satu hal yang dituntut untuk segera diselesaikan adalah perbaikan tata kelola SKK Migas secara
keseluruhan, yang meliputi proses bisnis, Pedoman Tata Kerja (PTK) dan Standard Operating Procedure (SOP)
internal, penyelenggaraan administrasi umum serta organisasi SKK Migas, agar selaras dengan peraturan dan
perundang-undangan yang berlaku tanpa mengesampingkan kualitas layanan kepada para stakeholder.
Efisiensi, efektivitas, serta reformasi birokrasi menjadi tujuan utama dalam perbaikan tata kelola ini.
Sepanjang tahun 2015, perbaikan tata kelola menghasilkan output yang signifikan yaitu pengesahan sebelas PTK
yang terdiri dari:
NO.
NAMA PTK
PTK Pengelolaan Rantai Suplai Buku Kesatu tentang Ketentuan Umum Revisi 02 dan
Buku Kedua tentang Pengadaan Barang dan Jasa Revisi 03
10
PTK Authorization for Expenditure Buku Kesatu tentang Persetujuan AFE Rev. 01 dan
Buku Kedua tentang Closed Out AFE
11
Pengesahan PTK-PTK ini menyelaraskan tata kelola beberapa proses bisnis utama SKK Migas, antara lain terkait
proses Authorization for Expenditure, Work Program and Budget, Pengadaan Barang dan Jasa Kontraktor KKS
dan Placed Into Service, serta memperjelas hubungan kerja antara SKK Migas dan Kontraktor KKS antara lain
mengenai kebijakan akuntansi KKS dan pengelolaan asuransi. Pengesahan PTK-PTK ini yang diikuti dengan
penyelarasan proses bisnis berdampak langsung terhadap simplifikasi proses SKK Migas sehingga menjadi lebih
efektif dan efisien.
Salah satu PTK yang disahkan yaitu PTK Pengelolaan Rantai Suplai Buku Kedua tentang Pengadaan Barang dan
Jasa Revisi 03 yang membuat paradigma baru dalam pengelolaan rantai suplai yaitu adanya klausul Right to Audit
terhadap penyedia barang dan jasa.
Penyederhanaan proses birokrasi di internal SKK Migas juga dilakukan selama tahun 2015 untuk perbaikan tata
kelola SKK Migas antara lain; penyederhanaan penyelenggaraan administrasi umum dalam bentuk penggunaan
email untuk seluruh naskah dinas dengan jenis memo, pengumuman, undangan dan nota; perubahan ketentuan
risalah rapat dan pejabat sementara; serta optimalisasi teknologi melalui ePAU untuk menyederhanakan
administrasi yang bersifat umum.
108
109
Berikut tabel penyampaian LHKPN Manajemen dan Pekerja SKK Migas selama tahun 2015 :
30
25
25
20
14
15
12
8
1
November
Desember
Agustus
Juli
Juni
Mei
April
Oktober
Maret
Februari
September
10
Januari
PELAPORAN LHKPN
TAHUN 2015
Berikut tabel penyampaian gratifikasi Manajemen dan Pekerja SKK Migas selama tahun 2015 :
PELAPORAN
GRATIFIKASI
TAHUN 2015
4.5
4
3.5
3
2.5
2
1
November
1.5
Oktober
1
0
April
Mei
Juni
Juli
0.5
Maret
Desember
September
Agustus
Februari
Januari
Desember
November
Oktober
September
Agustus
Juli
April
Juni
Mei
Maret
Februari
Januari
Sesuai Lingkup
Tidak Sesuai Lingkup
Seluruh laporan yang masuk ke KAWAL SKK Migas, telah ditindaklanjuti sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
110
111
06
01
PELAPORAN
RISIKO
IDENTIFIKASI
RISIKO
05
MONITORING
RISIKO
02
ANALISA
RISIKO
04
MITIGASI
RISIKO
03
EVALUASI
RISIKO
Risk Assessment yang telah dilaksanakan tahun 2014 merupakan rangkaian proses Identifikasi Analisa dan
Evaluasi Risiko (termasuk risiko enterprise dan risiko korupsi) telah berhasil menyusun Risk Register SKK Migas
yang mengidentifikasikan 117 risiko enterprise di level Divisi dan 371 risiko korupsi. Dari 117 risiko level Divisi
tersebut kemudian dikonsolidasikan dalam dua tahap. Pada tahap pertama, 117 risiko dikonsolidasikan menjadi
58 risiko dan pada tahap kedua 58 risiko tersebut dikonsolidasikan kembali menjadi delapan risiko enterprise
(top risk).
Berikut adalah delapan risiko tertinggi SKK Migas berdasarkan tingkat dampak dan kemungkinan terjadinya:
DAMPAK DAN
KEMUNGKINAN
RISIKO TERTINGGI
DI SKK MIGAS
NO
RISIKO
DAMPAK
LIKELIHOOD
sangat signifikan
hampir pasti
akan terjadi
sangat signifikan
hampir pasti
akan terjadi
sangat signifikan
kemungkinan
besar akan terjadi
sangat signifikan
kemungkinan
besar akan terjadi
signifikan
hampir pasti
akan terjadi
signifikan
hampir pasti
akan terjadi
signifikan
hampir pasti
akan terjadi
signifikan
kemungkinan
besar akan terjadi
Sesuai siklus manajemen risiko, dari 117 risiko level divisi tersebut, kemudian masing-masing disusun rencana
mitigasinya untuk menurunkan dampak dan kemungkinan terjadinya risiko tersebut. Untuk 117 risiko enterprise,
seluruh kepala unit kerja di SKK Migas selaku Risk Owner dengan dibantu oleh Risk Champion, total di tahun 2015
telah menyusun 299 rencana mitigasi ERM dan 425 rencana mitigasi risiko korupsi.
Rencana-rencana mitigasi tersebut kemudian dimonitor pelaksanaannya setiap kuartal di sepanjang tahun 2015
oleh Pengawasan Internal selaku Unit Manajemen Risiko dan kemudian hasil monitoring mitigasi risiko tersebut
kemudian dilaporkan kepada Manajemen.
112
ENTERPRISE
RISK ASSESSMENT
SKK MIGAS
ENTERPRISE RISK
ASSESSMENT
8 Risiko Level Enterprise
58 Risiko Level Bidang
117 Risiko Level Divisi
ASSESSMENT
RISIKO KORUPSI
TINGGI
38%
143
SEDANG 54.5%
201
RENDAH 7.5%
27
299 RENCANA
MITIGASI
STATUS
PENYELESAIAN
MITIGASI RISIKO 2015
425 RENCANA
MITIGASI
8%
Selesai
Proses
Belum
30%
62%
Secara umum, target monitoring penanganan risiko SKK Migas untuk tahun 2015 yang masih dalam tahap
implementasi sistem ERM pada tahap awal, dapat dinilai telah cukup berhasil mencapai target Awareness dan
First-stage Implementation. Hingga akhir tahun 2015, 62% dari seluruh rencana mitigasi risiko ERM dari seluruh
unit kerja telah berhasil diselesaikan. Sisanya masih merupakan lanjutan program mitigasi tahun 2016. Selanjutnya
untuk program tahun 2016, Pengawasan Internal akan melakukan inisiasi proses Risk Control Self-Assessment
(RCSA) yang akan melibatkan seluruh Risk Owner/Risk Champion untuk mengidentifikasi, mengevaluasi, dan
mengukur kembali efektivitas pelaksanaan mitigasi risiko ERM sepanjang tahun 2015 dan menetapkan Residual
Risk yang masih tersisa di unit kerja masing-masing dan kemudian mengidentifikasi potensi risiko baru di
tahun 2015-2016 untuk menjadi masukan dalam pemutakhiran Risk Register SKK Migas 2016.
Berikut adalah hasil monitoring mitigasi risiko korupsi yang telah dilaksanakan fungsi selama tahun 2015:
MITIGASI RISIKO
KORUPSI FUNGSI
SKK MIGAS
TAHUN 2015
DIVISI
SELESAI
DALAM PROSES
BELUM
Penunjang Operasi
28
20
Akuntansi
Operasi Produksi
PRKRPL
Internal
32
38
13
Perwakilan Jabanusa
Perwakilan Pamalu
Perwakilan Sumbagsel
Perwailan Kalsul
Perwakilan Sumbagut
158
20
25
TOTAL
114
SISTEM TEKNOLOGI
KOMUNIKASI DAN
INFORMASI
PENGELOLAAN PROYEK TEKNOLOGI INFORMASI
SKK Migas telah melaksanakan inisiatif pemanfaatan teknologi untuk mendukung kegiatan operasional internal
SKK Migas maupun dalam mendukung tugas pokok dan fungsi pengawasan dan pengendalian kegiatan usaha
hulu migas, utamanya di Kontraktor KKS.
Pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi oleh SKK Migas dimaksudkan sebagai perangkat guna
mendukung dan peningkatan kinerja, efektivitas, efisiensi, dan transparansi kegiatan pengawasan dan
pengendalian kegiatan usaha hulu migas melalui implementasi sistem informasi manajemen strategis yang
terintegrasi, serta sebagai perangkat penyedia data dan informasi yang akurat, lengkap, dan tepat waktu yang
digunakan dalam proses pengambilan keputusan Manajemen SKK Migas.
115
Prinsip dasar pembangunan dan pengembangan sistem aplikasi yang diterapkan adalah sistem aplikasi
independen dari platform teknologi tertentu sehingga dapat dikembangkan, ditingkatkan, dan dioperasikan dalam
lingkungan yang paling memadai dengan organisasi, tepat guna dan efisien.
Beberapa sistem yang telah diimplementasikan diantaranya:
SISTEM OPERASI TERPADU (SOT)
Pada dasarnya SOT merupakan sistem pertukaran data/informasi strategis kegiatan usaha hulu migas antara
Kontraktor KKS dengan SKK Migas, dimana data dipertukarkan secara langsung dari sistem operasional
Kontraktor KKS dalam rangka peningkatan efektivitas, efisiensi, dan transparansi pelaporan kegiatan operasional
usaha hulu migas.
SISTEM OPERASI
TERPADU
SKK
(MONITORING
PRODUKSI HARIAN)
SERVER APLIKASI
MONITORING PRODUKSI
(D)
(Policy-Driven)
(E)
Prod M
SISTEM AKUNTANSI
VP
(B)
(B)
Prod ML
(A)
(PolicyDriven)
Prod M
(Policy-Driven)
(F)
DATA HISTORIAN,
SCADA.
(D)
DATABASE
(C)
Ciri khas SOT adalah koneksi system-to-system/mesin ke mesin, tidak ada proses input data secara manual dan
data diambil langsung dari sumbernya (database) di Kontraktor KKS melalui proses data mapping.
Kegiatan pembangunan SOT pada prinsipnya merupakan kegiatan kolaboratif yang melibatkan Fungsi Teknis dan
Fungsi Manajemen Sistem Informasi (MSI) di SKK Migas dan di Kontraktor KKS, serta dukungan pihak ketiga jika
diperlukan.
SOT yang telah diimplementasikan mencakup data-data strategis sebagai berikut:
SOT Production Monitoring & Lifting merupakan kegiatan kolaboratif antara Divisi Operasi Produksi dan
Divisi MSI, dengan dukungan dari Kontraktor KKS terkait untuk penarikan data produksi, stok, dan lifting
dari sistem pengelolaan data operasi produksi di Kontraktor KKS ke SKK Migas, dengan menggunakan
standar pertukaran data ProdML dalam rangka peningkatan monitoring kegiatan produksi, stok, dan lifting.
SOT Drilling Monitoring merupakan kegiatan kolaboratif antara Divisi Survei dan Pemboran dan
Divisi MSI, dengan dukungan dari Kontraktor KKS terkait penarikan data rencana dan realisasi kegiatan
pemboran, kerja ulang, dan perawatan sumur dari sistem operasional pemboran Kontraktor KKS ke
SKK Migas, dengan menggunakan standar pertukaran data WitsML, dalam rangka peningkatan monitoring
kegiatan pemboran, kerja ulang, dan perawatan sumur di Kontraktor KKS.
SOT Financial Quarterly Report (FQR) merupakan kegiatan kolaboratif antara Divisi Akuntansi dan
Divisi MSI, dengan dukungan dari Kontraktor KKS terkait penarikan data laporan keuangan kuartalan dari
sistem keuangan Kontraktor KKS ke SKK Migas dengan menggunakan kombinasi akun, komponen Chart
of Account - COA (Cost Center, WBS, dll), dengan menggunakan standar pertukaran data XBRL untuk
menjaga akurasi dan validitas data/informasi dari Kontraktor KKS ke SKK Migas.
AFE Manager/Terpadu sebagai sebuah sistem terintegrasi untuk evaluasi dan persetujuan usulan AFE
Kontraktor KKS, dalam rangka peningkatan kualitas dan transparansi data terkait pengajuan, revisi, dan
persetujuan AFE dan Close Out AFE Kontraktor KKS, serta untuk peningkatan efektivitas dan efisiensi
proses pengambilan keputusan oleh Manajemen SKK Migas.
SOT Interkoneksi Sistem SKK Migas dengan Kementerian Keuangan membangun pertukaran
data antara SKK Migas dengan Kementerian Keuangan, dalam hal ini Direktorat Jenderal Anggaran (DJA),
Direktorat Jenderal Kekayaan Negara (DJKN), Direktorat Jenderal Pajak (DJP) hal ini untuk mengoptimalkan
proses pelaporan dari SKK Migas ke Kementerian Keuangan.
SOT Asset Lifecyle Management berbasis SOT Common Framework (CF) membangun prototype
pelaporan data aset Kontraktor KKS Barang Milik Negara (BMN) system to system dari Kontrator KKS
kepada SKK Migas untuk meningkatkan kualitas dan transparansi data.
Implementasi GIS Pengelolaan Sumberdaya Migas (pilot) sebagai suatu sistem untuk monitoring data
bawah permukaan berbasis GIS dan pengawasan, pengendalian SKK Migas khususnya hal eksplorasi,
eksploitasi, pengawasan rencana komitmen, dan realisasi pengembangan lapangan migas dalam
terminologi PSC.
116
Aplikasi Mobile
(Prototype)
117
Java Server
Faces (JSF)
Liferay Portal
Database
Penunjang
Database
Penunjang
Database
Pekerja
Alfresco ECM
Active Directory
Exchange
Server
118
119
DASHBOARD HARGA
MINYAK MENTAH
DESAIN
PENYELARASAN MDM
TAHAP-1
120
Tujuan Implementasi Integrasi Data MDM agar data wilayah kerja dan nama kontraktor yang dihasilkan dan yang
digunakan oleh semua fungsi di SKK Migas memiliki format dan standar yang sama serta konsisten ter-update
sehingga menjadi informasi yang akurat.
Dalam rangka peningkatan kompetensi pekerja SKK Migas di bidang pengolahan dan analisa data, bersama
Divisi SDM telah diselenggarakannya inhouse training dengan topik Data Mining dan Data Processing dan Data
Analytic untuk fungsi-fungsi di SKK Migas.
Dalam rangka peningkatan kesadaran awareness terkait data security, bersama tim Operasi Teknologi Informasi
(OTI) telah dilakukan sosialisasi melalui media PC Wallpaper.
Dengan adanya perubahan operatorship untuk kepemlikan WK atau keputusan Pemerintah terkait alih kelola WK
Kontraktor KKS, telah dilakukan koordinasi terkait migrasi Teknologi Informasi (TI) seperti aspek Infrastruktur TI,
aplikasi TI, Telecommunication, IT Asset Management, Petro Application dan Data Management, sehingga
proses alih kelola WK yang berakhir, dapat berjalan seamless atau tidak ada gangguan operasi. Proses mitigasi
Teknolongi Informasi telah berjalan baik dan saat ini WK yang telah berubah operatorship dan atau alih operasi/
alih kelola, dari sisi teknologi informasinya telah berjalan sesuai dengan yang diharapkan.
Kebutuhan sarana dan prasarana TI dalam menunjang kegiatan operasional SKK Migas sudah sangat kritikal bagi
SKK Migas, oleh karena itu ketersediaan sarana dan prasarana TI yang handal merupakan suatu keharusan.
Service Level atau tingkat layanan merupakan sarana untuk mengukur kehandalan dari sarana prasarana TI dalam
melayani kebutuhan pengguna.
Berdasarkan hasil kinerja tahun 2015 tingkat layanan TI secara menyeluruh melebihi target yang telah ditentukan
yaitu 99,8% dari target 99,5%.
SKK Migas telah menyediakan dua layanan yang mendukung pengguna yang bersifat mobile dengan
menggunakan gadget atau laptop/notebook yaitu :
Layanan Video Conference dan Call Conference melalui jaringan publik untuk kebutuhan rapat atau
kolaborasi, fasilitas ini baru tersedia untuk level Kepala Divisi dan Manajemen SKK Migas.
Layanan Virtual Private Network (VPN) yaitu jaringan khusus yang aman melalui jaringan publik/internet, agar
pekerja yang berada di luar kantor SKK Migas tetap dapat mengakses data-data atau beberapa aplikasi
seperti mereka berada dalam kantor SKK Migas.
124
LEGENDA PETA
WILAYAH KERJA MIGAS DAN
HNK DI INDONESIA
2015
125
126
LEGENDA PETA
WILAYAH KERJA MIGAS DAN
HNK DI INDONESIA
2015
127
128
LEGENDA PETA
WILAYAH KERJA MIGAS DAN
HNK DI INDONESIA
2015
129
130