Anda di halaman 1dari 76

Meningkatkan Pendapatan

Sebagai Penggerak Ekonomi


Laporan Tahunan

2010

DAFTAR ISI

MISI DAN VISI BPMIGAS

CORE VALUES

SAMBUTAN KEPALA BPMIGAS

IKHTISAR EKSEKUTIF

REALISASI KEGIATAN USAHA HULU MIGAS TAHUN 2010

27

PELAKSANAAN PROYEK HULU MINYAK DAN GAS BUMI

39

PEMBERDAYAAN KAPASITAS NASIONAL & K3LL

59

INTERNAL BPMIGAS

MISI DAN VISI BPMIGAS


MISI
Melakukan pengawasan dan pengendalian terhadap pelaksanaan kontrak kerja sama dengan
semangat kemitraan untuk menjamin efektivitas dan efisiensi kegiatan usaha hulu minyak
dan gas bumi guna sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.

VISI
Menjadi mitra yang proaktif dan terpercaya dalam mengoptimalkan manfaat industri hulu
minyak dan gas bumi bagi bangsa dan seluruh pemangku kepentingan serta menjadi salah
satu lokomotif penggerak aktivitas ekonomi Indonesia.

CORE VALUES
PROFESSIONAL
Bertindak sebagai seorang profesional yang berkomitmen tinggi

RESPONSIVE
Cepat tanggap terhadap permintaan informasi dan penyelesaian masalah

UNITY IN DIVERSITY
Mensinergikan perbedaan untuk mewujudkan pencapaian yang lebih baik

DECISIVE
Berani mengambil resiko dengan didasari oleh perhitungan dan pertimbangan matang
sesuai kewenang yang dimiliki

ETHICS
Menjalankan bisnis dengan standar etika yang tinggi secara konsisten

NATION FOCUSED
Memaksimalkan potensi dan kemampuan nasional

TRUSTWORTHY
Menjaga kredibilitas sehingga mendapatkan kepercayaan dari stakeholders

03

SAMBUTAN
KEPALA BPMIGAS
Assalammulaikum Wr.Wb.
Industri hulu minyak dan gas bumi masih menjadi industri primadona karena masih berperan
sebagai salah satu penghasil utama penerimaan negara. Dalam kurun 3 (tiga) tahun terakhir
sumbangan industri hulu migas masih berkisar 30% dari total penerimaan negara.
Namun mengingat sumber daya minyak dan gas bumi merupakan sumber energi yang tidak
terbarukan, BPMIGAS mendorong agar terjadi pergeseran fungsi industri hulu minyak dan
gas bumi yang sebelumnya hanya menjadi sektor penghasil penerimaan negara (revenue
generator) menjadi mesin pertumbuhan ekonomi (economic growth engine). Beberapa
upaya dilakukan untuk mewujudkan paradigma tersebut, antara lain dengan melibatkan
sektor lain dari dalam negeri untuk terlibat aktif mendukung industri tersebut, mulai dari
perbankan hingga industri penunjangnya.
Penggunaan energi untuk domestik juga menjadi prioritas kebijakan BPMIGAS, sebab
keputusan tersebut menghasilkan sejumlah efek ganda (multiplier effect) yang merupakan
hasil kongkrit dari kebijakan pro growth, pro poor, pro employment yang dicanangkan oleh
Pemerintah. Penerapan keputusan tersebut tetap mengedepankan aspek perlindungan
lingkungan hidup demi tercapainya pembangunan yang berkelanjutan. Untuk itu, manajemen
permintaan, infrastuktur dan pasokan minyak dan gas yang efektif dan holistik harus
dikembangkan sebagai prasyarat utama.
Bobot tantangan untuk peningkatan kinerja hulu migas semakin berat, baik yang sifatnya
operasional, fiskal maupun legal. Persepsi investor terhadap iklim investasi yang belum
kondusif juga menambah tantangan yang harus disikapi dengan kerja keras dan kerja cerdas.
Untuk itulah, BPMIGAS mengajak seluruh stakeholder, baik sesama instansi pemerintah
maupun pelaku dunia usaha, untuk bekerjasama seerat-eratnya melalui komunikasi dan
koordinasi yang efektif agar industri hulu migas dapat berhasil mengemban tugas dan
tanggungjawabnya bagi bangsa dan Negara.
Wassalammulaikum Wr.Wb.
Kepala BPMIGAS

Ir. R. Priyono
BPMIGAS

Laporan Tahunan 2010

04

IKTISAR EKSEKUTIF
LAPORAN TAHUN 2011
BPMIGAS
KINERJA TAHUN 2010
Dengan mengefektifkan perencanaan dan fungsi pengawasan, sekaligus mengupayakan
terbentuknya iklim investasi yang kondusif bagi investor hulu migas, Badan Pelaksana
Kegiatan Usaha Hulu Migas (BPMIGAS) dapat menghadapi tahun yang penuh tantangan,
menutup tahun 2010 dengan kinerja yang cukup membanggakan. Sumbangan industri hulu
migas pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dapat ditingkatkan, bahkan
dapat mengupayakan pertumbuhan di sektor lain. Adapun prestasi yang berhasil diraih
tahun ini adalah:

05

Menghasilkan penerimaan negara sebesar US$26.49 miliar, atau lebih besar 32,78%
dibandingkan penerimaan tahun 2009 sebesar US$19.95 miliar. Realisasi penerimaan
negara tahun 2010 tersebut juga melampaui target yang ditetapkan oleh APBN 2010 sebesar
US$26.06 miliar atau 100,6%.

Meningkatkan realisasi lifting minyak dan gas bumi sebesar 11,7%, yaitu dari 2,033 juta barel
oil ekuivalen pada tahun 2009 menjadi 2,271 juta barel oil ekuivalen per hari pada tahun 2010.
Prestasi ini dapat diraih karena BPMIGAS bersama Kontraktor KKS juga dapat menekan laju
penurunan produksi minyak bumi dari rata-rata penurunan alamiah sebesar 12% menjadi
hanya 0,43%.

Memaksimalkan penggunaan perbankan nasional untuk mendukung transaksi pengadaan


barang dan jasa di sektor hulu migas dan penyimpanan dana abandonment and site
restoration (ASR) dalam jangka panjang. Sepanjang tahun 2010, nilai transaksi yang dilakukan
melalui perbankan nasional telah mencapai US$8.59 miliar (sekitar Rp 76 triliun), sementara
dana ASR yang disimpan telah mencapai US$167 juta. Kebijakan yang dimulai pada akhir
tahun 2009 ini terbukti dapat memperkuat sektor perbankan nasional.

Memaksimalkan penggunaan produk barang dan jasa dalam negeri untuk menunjang
industri hulu migas. Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN) untuk pengadaan barang dan
jasa tahun 2010 mencapai US$6.84 miliar atau 63,43% dari seluruh nilai pengadaan sebesar
US$10.79 miliar. Realisasi tersebut lebih tinggi dari TKDN 2009 yang hanya 62% dari nilai
pengadaan.

Meningkatkan pemanfaatan gas untuk memenuhi kebutuhan domestik dari 15,28 TCF pada
tahun 2009 menjadi 20,09 TCF. Peningkatan volume ini mendorong industri dalam negeri
lebih efisien dan memiliki daya kompetitif tinggi menghadapi persaingan global.

Untuk menjamin kegiatan produksi di masa mendatang, BPMIGAS berhasil meningkatkan


komitmen Kontraktor KKS untuk melakukan kegiatan pengeboran eksplorasi di tahun 2010
sebanyak 95 sumur atau naik 26,6% dibandingkan tahun 2009 sejumlah 75 sumur. Tingkat
keberhasilan (success ratio) pengeboran eksplorasi di tahun 2010 mencapai 46,27%, dan
berhasil menemukan cadangan kontingensi sebesar 489,4 juta barel setara minyak.

Meningkatkan upaya penghematan biaya hulu migas, melalui kegiatan pengadaan bersama
di lingkungan Kontraktor KKS dan transfer material (pemanfaatan surplus material, idle asset
dan used material). Pada tahun 2010 nilai penghematan yang dihasilkan dari pengadaan
bersama sebesar US$70.19 juta atau meningkat 111% dibandingkan penghematan yang
dilakukan pada tahun 2009 sebesar US$33.20 juta. Sementara penghematan yang dihasilkan
melalui transfer material sebesar US$34.80 juta meningkat 27% dibandingkan dengan tahun
2009 sebesar US$27.50 juta.

Melakukan perbaikan mekanisme perencanaan program dan anggaran industri hulu minyak
dan gas bumi, melalui percepatan persetujuan Rencana Kerja dan Anggaran Kontraktor KKKS
(Work Program and Budget WP&B), sehingga Kontraktor KKS dapat lebih cepat merealisasi
kegiatan di lapangan. Proses persetujuan WP&B tahun 2011 telah diselesaikan pada tanggal
16 Desember 2010, atau lebih cepat dari jadwal pelaksanaan program, yaitu 1 Januari 2011.

Melakukan reformasi birokrasi di organisasi BPMIGAS, sehingga semua program dapat


dilaksanakan secara terarah dan terukur, sesuai fungsi dan kewenangan setiap fungsi.

CATATAN PENTING 2010


Banyak masalah mengganggu realiasi kegiatan industri hulu minyak dan gas bumi di tahun
2010 tersebut, utamanya terkait dengan tumpang tindih peraturan perundangan. Namun
beberapa masalah telah dapat diselesaikan, antara lain :
1

Diterbitkannya Peraturan Pemerintah No. 79 tahun 2010 tentang Cost Recovery dan Pajak
Penghasilan Hulu Migas. Kendati peraturan ini dipandang masih memberikan ketidakpastian
hukum pada Kontraktor KKS, namun pada saat yang sama juga memberikan kepastian pada
masalah perpajakan yang tidak dapat diselesaikan selama beberapa tahun belakangan ini.

Diterbitkannya Peraturan Menteri Lingkungan Hidup No.19 tahun 2010 menggantikan Peraturan
Menteri No.04 tahun 2007 tentang Baku Mutu Air Limbah Bagi Usaha dan/atau Kegiatan
Minyak dan Gas serta Panas Bumi, dimana peraturan baru tersebut telah mengakomodir
kondisi operasional Kontraktor KKS antara lain terkait dengan baku mutu air.

Dikeluarkannya Peraturan Menteri Keuangan (PMK) No. 165 tahun 2010 untuk menggantikan
PMK No. 135 tahun 2009 yang membuat pertukaran material (material exchange) yang
digunakan Kontraktor KKS dan waste disposal tidak perlu mendapat persetujuan lembagalembaga lain (tergantung nilai material), cukup hanya melalui BPMIGAS.

BPMIGAS

Laporan Tahunan 2010

06

KENDALA SEKTOR HULU MIGAS


Berbagai masalah kini masih menghadang di depan mata, menunggu untuk dicarikan
solusinya secara tepat, cepat dan komprehensif agar tidak berdampak negatif pada upaya
pencapaian target-target produksi di masa mendatang, yakni:
1

Kendala yang diakibatkan oleh berbagai peraturan perundang-undangan, baik yang


diterbitkan oleh Pemerintah Pusat maupun Pemerintah Daerah, antara lain:
A.
Permasalahan tata ruang sebagaimana diatur dalam UU No.26 tahun 2007 tentang
Penataan Ruang. Pemerintah Daerah berdasarkan UU tersebut diberi wewenang
dalam penyelenggaraan penataan ruang. Di dalam menetapkan Rencana Tata Ruang
Wilayah (RT RW) oleh Pemerintah Daerah, kegiatan usaha hulu migas yang sedang
berjalan (existing) seringkali terabaikan.
B.

Berbagai peraturan daerah yang dikeluarkan Pemerintah Daerah dalam kerangka


Otonomi Daerah yang membebani sektor hulu migas

C.

Tumpang tindih lahan dan kegiatan antara kegiatan industri hulu migas dengan
tambang batubara, pertanian, perkebunan, kehutanan dan kegiatan masyarakat
terutama pengelolaan lahan pekarangan penduduk

Pemanfaatan gas untuk industri domestik masih terkendala oleh berbagai faktor antara lain:
A.
Penetapan harga gas yang relatif masih rendah sehingga tidak memenuhi persyaratan
minimal keekonomian proyek.
B.
Keterbatasan ketersediaan infrastruktur untuk memenuhi kebutuhan gas domestik
khususnya ruas transmisi dan jaringan distribusi yang menghubungkan lapangan
produksi ke konsumen gas.
C.
Kontrak ekspor jangka panjang yang tidak dpaat dialihkan ke domestic dalam waktu
singkat.
Secara keseluruhan kegiatan industri hulu minyak dan gas bumi dapat mencapai target
yang ditetapkan, yaitu selain sebagai sumber penerimaan, juga berhasil menjadi agen
pertumbuhan ekonomi. Dengan demikian tidak berlebihan bila menempatkan industri ini
sebagai salah satu mesin penggerak ekonomi Indonesia.

07

REFORMASI BIROKRASI UNTUK PENINGKATAN KAPABILITAS BPMIGAS


Untuk meningkatkan kinerja industri hulu minyak dan gas bumi, BPMIGAS melakukan
reformasi birokrasi agar lebih efektif dan efisien dalam mengawal pencapaian target
produksi. Adapun reformasi mencakup 8 (delapan) aspek, yaitu :
1

Meningkatkan pola pikir dan budaya kerja melalui core value yang baru yakni: P.R.U.D.E.N.T
(Professional, Responsive, Unity in Diversity, Decisive, Ethics, Nation-focused, Trustworthy)

Meningkatkan kemampuan organisasi dengan melakukan restrukturisasi organisasi agar


lebih efektif dan efisien dalam melakukan pengawasan dan pengendalian hulu migas

Meningkatkan Tata Kelola (Governance) antara lain dengan merubah proses bisnis, Standard
Operating Procuders (SOP) dan Pedoman Standar Kewenangan Manajemen (PSKM) sesuai
bentuk organisasi baru serta dengan menyusun dan merevisi Peraturan Tata Kerja (PTK)

Meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) melalui penerapan manajemen


SDM berbasis kompetensi, peningkatan jumlah pekerja sesuai dengan kompetensi yang
diperlukan dan penyesuaian uraian tugas sesuai dengan organisasi baru.

Meningkatkan akuntabilitas dengan menyusun dan memonitor pengukuran kinerja melalui


Key Performance Indicators (KPI)

Meningkatkan pengawasan melalui peningkatan sistem pengendalian internal untuk antara


lain untuk perolehan opini auditor yang lebih baik, ditindaklanjutinya temuan BPK/BPKP serta
pemberlakuan Kode Etik dan program whistleblower

Memberi masukan penyempurnaan peraturan perundangan antara lain UU Pelayaran ,


Peraturan Pemerintah tentang Cost Recovery dan Pajak Hulu Migas

Meningkatkan pelayanan publik dengan percepatan proses persetujuan WP&B dan AFE
serta dilakukannya survey kepuasan KKKS terhadap pelayanan BPMIGAS.

BPMIGAS

Laporan Tahunan 2010

08

REALISASI KEGIATAN USAHA HULU MIGAS TAHUN 2010

KINERJA HULU MIGAS 2010

LIFTING MINYAK BUMI DAN KONDENSAT


Pencapaian

954 ribu BOPD


(98.9%)

LIFTING GAS BUMI


Pencapaian

7681 BBTUD
(99.0%)

PENDAPATAN NEGARA
Pencapaian

US$26.22 Miliar
(100,6%)

Realisasi Kegiatan Usaha Hulu Migas Tahun 2010

01

WILAYAH KERJA INDUSTRI HULU MINYAK DAN GAS BUMI


WILAYAH KERJA INDUSTRI HULU MINYAK DAN GAS BUMI
Sejalan dengan upaya pemerintah untuk meningkatkan penemuan dan penambahan
cadangan-cadangan minyak dan gas bumi di Wilayah Kerja (WK) baru serta meningkatkan
produksi dan lifting migas, selalu diupayakan penambahan jumlah WK baru.
Pada tahun 2010 terdapat penambahan 27 WK baru, yang terdiri dari 21 WK minyak dan gas
bumi dan 6 (enam) WK Coal Bed Methane (CBM). Pada periode yang sama juga terdapat
WK yang diterminasi karena tidak berhasil melaksanakan komitmen pasti. Dengan adanya
kegiatan-kegiatan tersebut, pada akhir tahun 2010 Indonesia memiliki 245 WK, yang terdiri
dari 67 WK produksi dan 178 WK dalam tahap eksplorasi.

PENAMBAHAN JUMLAH WILAYAH KERJA

Tahun

2005

2006

2007

2008

2009

2010

KKS Baru

28

41

33

27

KKS Produksi

Khusus WK Eksplorasi, sebanyak 23 WK merupakan WK Coal Bed Methane (CBM) dan 150
WK minyak dan gas bumi aktif, serta terdapat 5 (lima) WK minyak dan gas bumi yang dalam
proses terminasi karena tidak dapat melaksanakan komitmen pasti. Ke-5 WK tersebut adalah
Yapen (Nations Petroleum) dan East Bawean II (Husky Oil), Rembang (Orna International Ltd),
Offshore Halmahera Maluku (Halmahera Petroleum Ltd.) dan Donggala (Santos).t
Pada tahun 2010, BPMIGAS juga memberikan rekomendasi kepada pemerintah (Ditjen
Migas) untuk penetapan terms and condition terhadap 44 WK baru minyak dan gas bumi
serta 8 (delapan) WK CBM. Kegiatan ini merupakan salah satu tugas pokok BPMIGAS untuk
memberikan masukan kepada pemerintah dalam rangka penetapan WK baru.

11

02

KEGIATAN EKSPLORASI
Kegiatan eksplorasi adalah kegiatan untuk mencari informasi yang lebih teliti dan lebih rinci
mengenai kondisi wilayah kerja serta sumber daya minyak dan gas bumi di WK Eksplorasi
maupun WK Produksi. Kegiatan eksplorasi mencakup kegiatan geofisika (melalui survei
seismik 2D dan seismik 3D), pengeboran eksplorasi, coring, dan test produksi. Sementara
pada WK CBM terdapat tambahan kegiatan pengeboran CBM dan dewatering.

STUDI G&G DAN TSA


Pelaksanaan studi Geologi dan Geofisika (G&G) dan Technical Assistance from Abroad
(TSA) dilaksanakan berdasarkan persetujuan terhadap otorisasi ekspenditur (Authorization
For Expenditure/AFE). Tahun 2010 terdapat 259 AFE Studi G&G eksplorasi dan 36 AFE TSA
eksplorasi. Anggaran Studi G&G dan TSA eksplorasi adalah sebesar US$ 78,95 juta, terdiri dari
anggaran untuk studi G&G sebesar US$ 70,64 juta (89%) dan untuk pekerjaan TSA sebesar
US$ 8,31 juta (11%).

PENYELIDIKAN GEOFISIKA
Realisasi survei seismik 2D adalah 27.606 km dari rencana sepanjang 31.181 km, atau 89% dari
rencana. Sementara untuk seismik 3D terealisasi seluas 7.411 km2 dari rencana seluas 9.612
km2 atau 81% dari rencana. Hambatan utama realisasi kegiatan adalah pembebasan tanah
yang akan digunakan untuk menunjang kegiatan seismik. BPMIGAS melakukan koordinasi
dengan instansi terkait (utamanya BPN dan Departemen Kehutanan) untuk mengatasi
hambatan tersebut.

REALISASI SURVEI SEISMIK


35000
30000
25000
20000
15000
10000
5000
0
2004

2005

2006

Realisasi Seismik 2D (km)

2007

2008

2009

2010

Realisasi Seismik 3D (km2)

BPMIGAS

Laporan Tahunan 2010

12

Realisasi Kegiatan Usaha Hulu Migas Tahun 2010

PENGEBORAN EKSPLORASI
Realisasi pengeboran sumur eksplorasi tahun 2010 adalah 95 sumur, atau 75,4% dari
rencana kegiatan sebanyak 126 sumur. Dibanding realisasi kegiatan tahun 2009, jumlah
sumur eksplorasi yang berhasil dibor tahun 2010 lebih tinggi 21% dibanding jumlah sumur
yang direalisasi tahun 2009. Tidak terlaksananya sebagian kegiatan yang telah direncanakan
utamanya disebabkan oleh faktor pembebasan lahan dan perijinan. Kegiatan-kegiatan yang
tidak dapat dilaksanakan oada tahun 2010 akan direalisasikan pada tahun 2011.

Penemuan cadangan
kontingensi tahun
2010 sebesar
489,4 juta barrel
setara minyak.

REALISASI KEGIATAN PENGEBORAN


100
90
80
70
60
50
40
30
20
10
2003

2004

2005

2006

2007

2008

2009

2010

Realisasi Sumur Total

Realisasi Sumur Delineasi

Realisasi Sumur Wildcat

Realisasi Sumur CBM

PEMENUHAN KOMITMEN PASTI


Sepanjang tahun 2010 pemenuhan komitmen pasti pada WK Eksplorasi untuk kegiatan
seismik mengalami berbagai kendala di lapangan, sehingga sebagian rencana tidak dapat
direalisasikan. Sebagai contoh, kegiatan seismik 2D terealisasi 69% dari yang direncanakan,
sementara seismik 3D tercapai 45% dari rencana.

RENCANA DAN REALISASI PELAKSANAAN KOMITMEN PASTI TAHUN 2010


Production Test

0%

Dewatering

0%

Pengeboran CBM

9%

Coring

24%

Pengeboran Eks
Seismik 3D (Km2)

26%
26%

Seismik 2D (Km)
0
Realisasi

13

20
Rencana

69%
40

60

80

100

Beberapa kendala utama yang dihadapi adalah masalah pengadaan peralatan penunjang
kegiatan seismik termasuk rig dan kapal (23%), masalah perizinan di daerah kegiatan (13%),
tumpang tindih lahan dengan kegiatan lainnya, termasuk dengan kehutanan (22%), masalah
sosial masyarakat (2%) dan sengketa perbatasan dengan luar negeri (2%).

HAMBATAN PADA WK EKSPLORASI

23%

32%

Teknis G&G/strategi eksplorasi


Perizinan Pemda
Tumpang tindih dengan hutan

2%

Masalah internal/ tidak aktif

2%

13%
19%

9%

Pembatasan PLN
Sosial Masyarakat
Pengadaan rig/ kapal, dll

Akibat kendala-kendala di lapangan, 44 WK Eksplorasi belum dapat melaksanakan komitmen


pasti sesuai yang diatur dalam kontrak. Sementara hanya ada 4 (empat) WK Eksplorasi yang
berhasil memenuhi komitmen pasti sesuai kontrak yang ditandatanganinya, yaitu Batanghari
di Jambi (CNOOC Batanghari Ltd), Sekayu di Sumatra Selatan (Star Energy (Sekayu) Ltd,
Karang Agung di Musi Banyu Asin (PT Odira Energy Karang Agung) dan Randugunting di Jawa
Barat (PT Pertamina EP).
Dalam rangka pemenuhan komitmen pasti, Anadarko sebagai pengelola WK North East
Madura (NEM) III mengajukan usulan perubahan komitmen pasti kepada Ditjen Migas dan
telah mendapatkan persetujuan dari Pemerintah (DITJEN MIGAS), khususnya pada pembelian
data seismik 3D seluas 2.560 km2 yang diakui sebagai pemenuhan Komitmen Pasti.

PENEMUAN CADANGAN
Dari kegiatan pengeboran sumur-sumur eksplorasi pada WK Eksplorasi dan Produksi tahun
2010, berhasil ditemukan prospek cadangan minyak dan gas bumi pada 20 sumur. Total
sumber daya yang ditemukan dari temuan tersebut sekitar 140 juta barrel minyak (MMBO)
dan 2.095 miliar kaki kubik gas bumi (BCFG) atau setara dengan 490 MMBOE.
Dengan temuan cadangan baru minyak bumi pada tahun 2010 sebesar 140,2 MMBO dan
produksi sebesar 344,9 MMBO (945 MBOPD) maka reserve replacement rate (RRR) pada
tahun 2010 adalah sebesar 41% atau dengan kata lain setiap produksi 1 (satu) barrel minyak
bumi hanya tergantikan 0,41 barrel dari hasil eksplorasi. Kondisi idealnya adalah minimal
produksi 1 (satu) barrel minyak bumi tergantikan dengan penemuan hasil eksplorasi sebesar
1 (satu) barrel.

BPMIGAS

Laporan Tahunan 2010

14

Realisasi Kegiatan Usaha Hulu Migas Tahun 2010

PENEMUAN CADANGAN TAHUN 2010


KKKS/JOB

WK

PT. PERTAMINA EP

Nama Sumur

Indonesia

MMBO

Pondok Makmur-C

1.1

1.1

Pondok Makmur-D

7.6

7.6

Pondok Makmur-E

1.9

1.9

Jati Keling

3.3

3.3

15.5

15.5

PagarDewa Selatan-1

12.6

2.1

North Kedung Tuban-A

12.7

2.1

PrabuMenang

Petro China International Jabung Ltd.

Jabung

BCF G MMBOE

Panen Utara-1

Sabar-3

23.1

5.8

Petro China International (Bermuda)Ltd.

Kepala Burung

North Walio-1

2.3

2.3

PT. Seleraya Merangin Dua

Merangin II

West Belani Ext.1

9.4

38.7

15.8

Jangkrik-1

729.8

121.6

Eni Muara Bakau BV.

Muara Bakau

Jangkrik-2

318.4

53.1

Jangkrik-3

426.7

71.1

88.5

492

170.5

Anadarko Indonesia Nunukan Company

Nunukan

Badik-1/ST1

OT. Chevron Pacific Indonesia

Rokan

Prima-1

0.7

0.7

JOB Pertamina-Petrochina East Java

Tuban

Lengowangi-2A

0.1

0.075

0.1

PT. Sumatera Persada Energi

West Kampar

Pendalian-4

CITIC Seram Energy Limited

Seram

Nief Utara A-3 (USRD)

0.1

0.1

Serica Kutei B.V.

Kutai

Dambus-1

35

5.8

0
140.2

TOTAL

2095.1 489.5

Dengan adanya temuan baru tersebut, cadangan terbukti maupun potensial minyak dan gas
bumi pada 01 Januari 2011 Indonesia adalah 7,41 miliar barrel minyak bumi dan 153,72 TSCF
atau setara dengan 33,04 miliar BOE. Rincian cadangan minyak dan gas bumi Indonesia
adalah sebagai berikut :

STATUS CADANGAN INDONESIA 2010


Cadangan

Minyak + Kondensat
(MMSTB)
GAS (Associated +
Non Associated)
(TSCF)
MIGAS (MMBOE)

Sudah Produksi

Belum Produksi

Jumlah

Terbukti

Potential

Terbukti

Potential

3.604,56

3.089,58

280,78

444,73

7.419,64

36,08

15,08

68,90

33,67

153,72

9.617,83

5.599,45

11.764,89

6.055,82

33.040,98

Apabila cadangan yang ada diproduksikan dengan tingkat produksi saat ini maka cadangan
minyak bumi Indonesia dapat memenuhi kebutuhan selama 12 tahun, sedangkan gas bumi
dapat memenuhi kebutuhan selama 46 tahun.

15

03

KEGIATAN PRODUKSI

RENCANA PENGEMBANGAN LAPANGAN


Sepanjang tahun 2010, BPMIGAS menerima 48 usulan pengembangan lapangan oleh
Kontraktor KKS (Plan of Development POD). Melalui proses evaluasi, 32 dokumen telah
disetujui, 9 (sembilan) dokumen masih dalam tahap evaluasi dan 7 (tujuh) POD dikembalikan.
Sebagian besar dokumen POD yang dikembalikan disebabkan belum tersedianya data yang
komprehensif, sehingga menyulitkan proses evaluasi.

USULAN POD 2010 OLEH KONTRAKTOR KKS

9
Usulan disetujui

Usulan dikembalikan
Usulan dalam proses

32
Dari POD yang disetujui, diharapkan pengembangan lapangan-lapangan tersebut dapat
menghasilkan produksi minyak bumi sebesar 194.1 MMBO dan gas bumi 1.533,74 BSCF.
Besaran biaya yang dibutuhkan untuk pengembangan lapangan sebesar US$ 3.33 miliar.

RINCIAN BIAYA YANG TERCANTUM DALAM POD 2010


0.23
1.01
Dalam
Miliar US$

Investasi
Opex
ASR

3.33

BPMIGAS

Laporan Tahunan 2010

16

Realisasi Kegiatan Usaha Hulu Migas Tahun 2010

PENGEBORAN SUMUR EKSPLOITASI & WORKOVER


Untuk menekan laju penurunan produksi di lapangan-lapangan yang telah diproduksikan,
Kontraktor KKS melakukan pengeboran sumur tambahan (infill/sumur sisipan) serta
pemeliharaan sumur. Pada tahun 2010 jumlah kegiatan pengeboran sumur eksploitasi
sebanyak 951 sumur atau melebihi rencana kegiatan pengeboran tahun 2010 sebanyak 933
sumur.

JUMLAH RENCANA DAN REALISASI PENGEBORAN SUMUR INFILL


1400
1200
1000
800
Rencana

600

Realisasi

400
200
0
2005

2006

2007

2008

2009

2010

Sementara pemeliharaan sumur dilakukan melalui kerja ulang/workover dan pemeliharaan


sumur/well service sebanyak 1.439 sumur. Realisasi ini mencapai 97% dari 1.487 sumur yang
direncanakan. Sebagian besar workover dilakukan di wilayah kerja PT CPI.

Jumlah Workover

REALISASI WORKOVER

17

1700
1650
1600
1550
1500
1450
1400
1350
1300

WP&B
REALISASI

2009

2010

KEGIATAN ENHANCED OIL RECOVERY (EOR)


EOR adalah teknologi pengurasan lanjut yang menggunakan injeksi air, uap, bahan kimia, gas
dan mikroba untuk meningkatkan perolehan minyak bumi di lapangan yang pada umumnya
sudah tua (mature). Pada tahun 2010, sejumlah kontraktor KKS mengupayakan peningkatan
produksi dengan menggunakan teknologi EOR yaitu dengan injeksi air, injeksi uap, injeksi gas
dan injeksi kimia. Total produksi minyak yang dihasilkan dari kegiatan EOR tersebut sebesar
332,717 BOPD.

PELAKSANAAN PROGRAM EOR TAHUN 2010


Kontraktor
KKS

Lapangan

Tambahan
Minyak
(Incremental Oil)
BOPD

Produksi
Primer
(Baseline)
BOPD

Water Flood
PT CPI

Minas, Bekasap, Bangko, Balam South,


Telisa, Libo SE, Kota Batak, Pungut,
Cebakan dan Aman

98,526

17,962

PT Medco E&P

Kaji Semoga

3,525

8,653

PT Pertamina EP

Rantau, Talang Akar, Supa, Sago, TL. Jimar,


Tanjung, Benakat, Benakat Timur, TT Barat,
Beragai, Lirik, Kenali Asam, Tempino, Limau,
Nglabo dan Kawengan

26,438

PT BOB - BSP

Zamrud, Pusaka, Beruk, Peudada dan


Sabak

7,620

3,687

Total Indonesie

Handil Phase I dan II

3,075

CNOOC

Krisna Upper BRF, Krisna Lower BRF, Widuri,


Intan, Vita Anryani, East Widuri dan Zelda

4,808

1,459

JOB Pertamina Talisman

NE Air Serdang dan Guruh

4,678

148,670

31,761

184,047

Total Steam Flood

184,047

Total EOR

332,717

31,761

Total Water Flood


Steam Flood
PT CPI

Duri dan NDD

Kegiatan EOR pernah dilakukan di Lapangan Handil, Kalimantan Timur yang dikelola oleh Total
E&P Indonesie, dengan menginjeksikan gas bumi ke dalam reservoir. Namun kegiatan ini
tidak dilanjutkan karena gas yang diinjeksikan digunakan untuk memenuhi komitmen kepada
pembeli.
Beberapa Kontraktor KKS saat ini sedang melakukan studi EOR, misalnya PT Chevron Pacific
Indonesia studi untuk Lapangan Minas (dengan menggunakan kimia) dan PT Medco E&P
studi untuk Lapangan Kaji Semoga (menggunakan kimia). BPMIGAS mendorong Kontraktor
KKS meningkatkan produksi dengan menggunakan teknologi tersebut.

BPMIGAS

Laporan Tahunan 2010

18

Realisasi Kegiatan Usaha Hulu Migas Tahun 2010

04

PRODUKSI MINYAK DAN GAS BUMI


Realisasi produksi minyak dan gas bumi Indonesia tahun 2010 sebesar 2,52 juta barel oil
equivalen per hari (BOEPD) atau lebih tinggi 6,56% dibandingkan realisasi produksi tahun
2009. Peningkatan produksi gas yang cukup signifikan hingga mencapai titik tertinggi
selama sejarah perminyakan Indonesia, mendorong peningkatan produksi minyak dan gas
bumi tersebut. Peningkatan produksi gas bumi tersebut juga mengantarkan pencapaian
produksi Indonesia2010 sama dengan pencapaian tahun 2003. Artinya penurunan produksi
yang terjadi sejak tahun 2003 secara berlahan telah dapat ditingkatkan kembali.

REALISASI PRODUKSI MINYAK DAN GAS BUMI


2,750
2,500
2,250
Ribu BOEPD

2,000
1,750
1,500
1,250
1,000
750
500
250

2000

2001

2002

2003
Gas

2004

2005

2006

Kondensat

2007

2008

2009

2010

Minyak

MINYAK DAN KONDESAT


Persetujuan WP&B yang berhasil diselesaikan BPMIGAS sebelum penutupan tahun
memungkinkan Kontraktor KKS produksi melaksanakan kegiatan sejak awal tahun berjalan.
Trend peningkatan produksi dapat ditunjukkan oleh realisasi produksi pada bulan Januari
hingga September 2010, sehingga rata-rata produksi harian mencapai target APBN, yaitu
sekitar 965 ribu BOPD.

PRODUKSI MINYAK DAN KONDENSAT TAHUN 2010 - (BOPD)


APBN= 965 MBOPD

950,000
900,000
850,000
800,000
750,000

19

JAN-10 FEB-10 MAR-10 APR-10 MAY-10 JUN-10 JUL-10 AUG-10 SEP-10 OCT-10 NOV-10 DEC-10

Namun pada akhir September 2010, pipa minyak yang dioperasikan oleh Transportasi Gas
Indonesia (TGI) pecah, sehingga 3 (tiga) Kontraktor KKS harus menghentikan produksinya
selama beberapa hari karena pipa tersebut tidak dapat menyalurkan minyak ke tangki
penampung Dumai. Ke-3 Kontraktor KKS tersebut adalah PT CPI, PT BOB BSP dan PT SPR
Langgak.Dari peristiwa ini, produksi nasional berkurang 166,5 ribu BOPD. Usaha untuk
mengembalikan produksi ke tingkat produksi awal membutuhkan waktu yang cukup lama.
Gangguan operasi lain yang memberikan kontribusi signifikan pada penurunan realisasi
produksi minyak bumi 2010 adalah tertabraknya anjungan KE-40 milik Kodeco Energy Co
oleh kapal yang hingga kini belum diketahui pemiliknya. Akibat peristiwa tersebut produksi
minyak turun 2.400 BOPD karena anjungan tidak dapat difungsikan.
Mengingat banyaknya fasilitas produksi di lapangan minyak yang usianya lebih dari 20
tahun, maka unplanned shutdown juga merupakan kendala operasi yang tidak terhindarkan.
Dengan adanya berbagai gangguan tersebut di atas, maka Kontraktor KKS produsen minyak
yang dapat memenuhi target APBN hanya 14 kontraktor, yaitu: Kodeco, Santos (Sampang),
Vico, Medco (Tarakan), JOB Pertamina PetroChina (Salawati), JOB Pertamina Talisman OK,
ExxonMobil Oil Ind, Chevron Indonesia, ConocoPhillips, JOB Pertamina, PetroChina Eastjava,
PHE ONWJ, Pertamina, Total E&P Indonesie dan PT CPI. Realisasi produksi minyak bumi dan
kondensat tahun 2010 adalah 945 ribu BOPD atau 97,9% dari target APBN sebesar 965 ribu
BOPD.

Unplanned
Shutdown

Keterlibatan
Proyek

Offtaker

Proyek
Baru

Bawah
Tanah

Perpanjangan
Plan
Shutdown

196

Jumlah

282
Seleraya
& KEI

JOBP - Tallsman
(Jambi-Merang)

12

CNOOC

71

Pecah
pipa
TGI
7000
BOPD

14,043
BOPD

57.8%

2,496
BOPD

9.6%

4,156
BOPD

16%

Produk tidak terealisasi

80
BOPD

0.3%

4,130

481

BOPD

BOPD

14.4%

1.9%

25,946
BOPD

100%

Frekuensi

BPMIGAS

Laporan Tahunan 2010

20

Realisasi Kegiatan Usaha Hulu Migas Tahun 2010

UPAYA PENAHANAN LAJU PENURUNAN PRODUKSI MINYAK BUMI


Sebagian besar produksi minyak bumi nasional berasal dari lapangan-lapangan tua yang
telah mengalami penurunan produksi alamiah sekitar 7-12% per tahun. Untuk menekan laju
penurunan produksi alamiah tersebut, dilakukan berbagai upaya yaitu usaha intensifikasi
(antara lain meningkatkan kegiatan EOR dan seismik) serta usaha ekstensifikasi dengan
mengusulkan blok-blok baru kepada Dirjen Migas.

REALISASI LAJU PENURUNAN PRODUKSI


4
2
0
-2
-4
-6
-8
-10
-12
Penurunan -14
Produksi Minyak

Kenaikan
(%)

(%)

2003

2004

2005

2006

2007

2008

2009

2010

Dari berbagai usaha yang dilakukan penurunan produksi dapat ditekan dari 8.4% tahun
2003, menjadi hanya 0.43% tahun 2010.

GAS BUMI
Realisasi produksi gas bumi dalam beberapa tahun terakhir selalu meningkat dan pada
tahun 2010 realisasi produksi gas bumi merupakan yang tertinggi sepanjang sejarah
kegiatan minyak dan gas bumi Indonesia yaitu sebesar 8.857 MMSCFD atau meningkat 11%
dibandingkan produksi pada tahun 2009 sebesar 7.962 MMSCFD. Peningkatan produksi
tersebut dicapai setelah Indonesia merealisasikan proyek Tangguh di Papua.

21

PRODUKSI NASIONAL GAS


10,000
9,000
M 8,000
M 7,000
S 6,000
C 5,000
F 4,000
D 3,000
2,000
1,000
2000 2001

2002

2003

2004 2005 2006

2007

2008 2009

2010

Gas
Selain dari proyek Tangguh yang dikelola oleh BP Indonesia, gas bumi nasional diproduksikan
dari lapangan-lapangan yang dioperasikan oleh Total E&P Indonesie di Kalimantan Timur,
Pertamina EP di region I, II dan III, PHE, ConocoPhillips di wilayah Sumatera dan Natuna, Vico
Indonesia di Kalimantan Timur dan lapangan lainnya oleh Exxon Mobil di Aceh, Petrochina
Jabung di Jambi, dan Kodeco Energy.

Pemanfaatan gas
untuk pemenuhan
kebutuhan domestik
semakin ditingkatkan.

PRODUKSI DAN PENYALURAN GAS TAHUN 2010 - [MMSCFD]


9,600
9,200
8,800

Produksi

8,400

Lifting APBN = 7,758 MMSCFD

8,000
7,600
7,200

Penyaluran

6,800
6,400
6,000

Jan

Feb

Mar

Apr

Mei

Jun

Jul

Agt

Sep

Okt

Nov

Des

Gangguan pada proses produksi gas bumi sepanjang tahun 2010 relatif tidak banyak
jumlahnya karena fasilitas produksi masih relatif baru. Penurunan produksi yang terjadi
umumnya bersifat operasional seperti adanya kegiatan perawatan, penggantian peralatan
dan penurunan permintaan konsumen.

BPMIGAS

Laporan Tahunan 2010

22

Realisasi Kegiatan Usaha Hulu Migas Tahun 2010

05

LIFTING MINYAK DAN GAS BUMI


LIFTING MINYAK BUMI
Realisasi lifting minyak bumi tahun 2010 adalah 954 ribu BOPD. Pencapaian ini adalah 98,9%
dari target yang ditetapkan pemerintah dan DPR pada APBN 2010 sebesar 965 ribu BOPD.
Realisasi lifting minyak bumi lebih tinggi dari realisasi produksi karena memanfaatkan stok
yang ada tahun sebelumnya.

1.100

16

1.000

13

900

10

800

700

600

1
-2

500
JAN

FEB

MAR

APR

MEI

Produksi (BOPD)

JUN

JUL

AGU

SEP

OKT

Lifting (BOPD)

NOV

DES

Total Stok (BBL)

LIFTING GAS BUMI


Sementara itu lifting gas bumi meningkat 11% dibandingkan realisasi lifting pada tahun
2009, yakni dari 6.943 BBTUD menjadi 7.681 BBTUD. Peningkatan lifting ini sejalan dengan
meningkatnya produksi gas bumi sepanjang tahun 2010.
Lifting gas bumi digunakan untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri dan ekspor. Pada
tahun 2010 terjadi peningkatan ekspor yang disebabkan oleh mulai berproduksinya kilang
LNG Tangguh di Papua yang telah didedikasikan untuk ekspor.

REALISASI LIFTING GAS BUMI


5,000

Tangguh 710 BBTUD

4,500
4,000

BBTUD

3,500
3,000
2,500
2,000
1,500
1,000
500
2003

23

2004
Ekspor

2005

2006

2007
Domestik

2008

2009

2010

Stok BBL (juta)

Lifting migas 2,27


juta BOEPD atau
naik 11,7% dari
realisasi lifting
tahun 2009

Produksi /Lifting (ribu BOPD)

LIFTING DAN STOK MINYAK BUMI

06

PENERIMAAN NEGARA DAN COST RECOVERY


Industri hulu migas merupakan salah satu sektor utama pendorong pertumbuhan
perekonomian Indonesia. Tahun 2010 penerimaan negara dari sektor migas sebesar
US$26,489 miliar atau meningkat sebesar 32.78% dibandingkan dengan penerimaan
tahun 2009 sebesar US$19,950 miliar. Realisasi penerimaan negara tahun 2010 tersebut
juga melampaui target APBN 2010 yakni sebesar US$26,060 miliar. Faktor utama pencapaian
penerimaan Negara ini adalah realisasi cost recovery yang lebih rendah dari target APBN.

PENERIMAAN NEGARA TAHUN 2005-2011


60

Miliar US$

50
40
30
20
10

2005

2006

2007

2008

Gross Revenue

Indonesian Share

Cost Recovery

Net Contractor Share

2009

2010

Penerimaan negara
US$26.49 miliar
atau naik 32,78%
dibandingkan
penerimaan tahun 2009

Penerimaan Negara tersebut belum termasuk potensi penerimaan negara dari pajak-pajak
tidak langsung seperti Pajak Bumi dan Bangunan, PPN, Pajak Daerah dan Pajak Penghasilan
Karyawan pekerja industri hulu migas tahun 2010 sebesar Rp 26,9 triliun.

PERKEMBANGAN PAJAK TIDAK LANGSUNG MIGAS 2006-2010


30,000
Miliar Rupiah

25,000
20,000
15,000
10,000
5,000
0

2006

2007

2008

2009

2010

Pajak Pertambahan Nilai


Pajak Bumi dan Bangunan MIGAS

Selama satu dasawarsa terakhir penerimaan negara dari industri hulu migas memberi
kontribusi 20% hingga 30% dari total penerimaan negara. Sebagai sebuah entitas bisnis,
dalam kurun waktu 2005 sampai 2010, industri hulu migas secara konsisten menunjukkan
Revenue to Cost Ratio rata-rata diatas 400%. Artinya, setiap US$1 yang dibayarkan sebagai
biaya dapat menghasilkan sedikitnya US$4. Kondisi ini menunjukkan, bahwa cost recovery
yang dibayarkan dari hasil penjualan migas, mampu mendorong penerimaan negara yang
jauh lebih besar lagi. Realisasi cost recovery tahun 2010 sebesar US$12 miliar berada 1,5%
dibawah target APBN yakni sebesar US$12.2 miliar.
BPMIGAS

Laporan Tahunan 2010

24

Realisasi Kegiatan Usaha Hulu Migas Tahun 2010

07

REALISASI INVESTASI
Investasi industri hulu migas dalam 5 (lima) tahun terakhir yang ditunjukkan oleh besarnya
expenditures (pengeluaran) memperlihatkan perkembangan yang sangat positif. Total
expenditures yang dikeluarkan pada periode (2006-2010) mencapai US$54.42 miliar.
Sedikitnya 20% dari nilai tersebut diinvestasikan dalam bentuk belanja modal (Capital
Expenditures Capex) yang merupakan jaminan kelanjutan tingkat produksi migas Indonesia.
Belanja Modal dimaksud merupakan pertambahan aset negara di industri hulu migas.

Juta US$

REALISASI INVESTASI HULU MIGAS


14
12
10
8
6
4
2
2006

2007

2008

Capital

Non Capital

2009

2010

*) Data Tahun 2010 merupakan data sementara pertanggal 22 Februari 2011

Dibanding investasi yang ditanamkan oleh industri dari sektpr lainnya, investasi di industri
hulu migas merupakan yang paling besar. Peranannya untuk meningkatkan Gross Domestic
Product (GDP) dan pertumbuhan ekonomi sangat signifikan sehingga tren positif investasi di
industri hulu migas harus dipertahankan melalui kebijakan investasi yang kondusif.

KENDALA INVESTASI
Sepanjang tahun 2010, masih terdapat beberapa kendala yang mengganggu realisasi
investasi hulu migas. Sebagian besar kendala muncul karena terbitnya peraturan
perundangan yang tidak sesuai dengan situasi dan kondisi industri hulu migas Indonesia,
atau tidak sesuai dengan peraturan yang telah ada sebelumnya.
Pengaruh tumpang tindih peraturan ini cukup besar pada realiasi investasi, sebab industri
hulu migas selalu menuntut kejelasan peraturan demi kepastian investasi, mengingat jumlah
yang akan ditanamkan cukup besar. Beberapa peraturan baru terbukti mengganggu proses
produksi secara langsung karena Kontraktor KKS dituntut menambah biaya yang cukup
tinggi dalam waktu yang cukup singkat.
Undang-undang No. 17 tahun 2008 tentang Pelayaran. Undang-undang tersebut
mensyaratkan penerapan secara efektif azas cabotage bagi seluruh jenis kapal yang
beroperasi di wilayah Indonesia, selambat-lambatnya tahun 2011. Masalah muncul karena
kapal-kapal yang diperlukan oleh industri hulu migas seperti seismik, pengeboran dan
pemeliharaan sumur, termasuk di dalam katagori tersebut. Selain itu, belum ada satu
perusahaan nasional pun yang mampu menyediakannya, dan dibutuhkan waktu beberapa
tahun untuk membangunnya.

25

Akibat peraturan yang diterapkan secara apa adanya tanpa memilah tugas dan fungsi kapal,
muncul gangguan operasi yang cukup signifikan, misalnya beberapa kapal pengeboran yang
telah habis masa kontraknya harus segera meninggalkan wilayah Indonesia walaupun belum
menyelesaikan kegiatannya. Beberapa Kontraktor KKS juga kesulitan mendapatkan sewa
kapal seismik untuk kegiatan pengeboran tahun 2011 karena perusahaan dalam negeri belum
dapat menyediakan kapal yang dibutuhkannya.
Peraturan Pemerintah No 79 tahun 2010 tentang Biaya Operasi yang Dapat Dikembalikan
dan Pemberlakuan Pajak Penghasilan di Bidang Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi. Walaupun
di satu sisi peraturan ini memberikan berbagai kepastian hukum di bidang perpajakan
(pemberlakuan ketentuan lex specialist untuk Kontraktor KKS eksplorasi), serta memberikan
keleluasaan lebih pada penggunaan cost recovery tanpa pembatasan (capping), namun
investor menganggap peraturan tersebut masih mengandung ketentuan yang tidak
menghargai sanctity contrack.
Undang-Undang No 26 tahun 2007 tentang Penataan Ruang. Berdasarkan Undang-undang
tersebut, Pemerintah Daerah diberi wewenang untuk penataan ruang. Namun dalam
penetapan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW), kegiatan usaha hulu migas yang sedang
berjalan sering diabaikan karena masih dianggap bukan sebagai obyek vital nasional.
Keberadaannya hanya diperhitungkan layaknya sebuah proyek swasta biasa.
Undang-undang No 32 tahun 2009 tentang Lingkungan Hidup. Pemberlakuan Undang-undang
tersebut memunculkan masalah pada operasional hulu migas ketika peraturan menteri
pendukung undang-undang tersebut, yaitu Permen No. 04 tahun 2007 dikeluarkan. Masalah
yang muncul utamanya pada pasal 2 lampiran I yang menyatakan baku mutu air limbah/air
terproduksi baru boleh dibuang ke lingkungan bila temperaturnya sudah di bawah 40 derajat
Celsius, sementara industri lainnya, termasuk panas bumi/kilang minyak/kilang LNG/kilang
LPG masih diperbolehkan membuang pada temperature maksimal 45 derajat Celsius. Akibat
perubahan ini, peralatan produksi yang telah ada harus direnovasi, sehingga Kontraktor KKS
bersangkutan harus mengeluarkan biaya tambahan dan waktu pengadaan peralatan. Namun
peraturan yang memberatkan Kontraktor KKS ini kemudian dapat diatasi dengan kebijakan
pemberian waktu tambahan bagi Kontraktor untuk merenovasi peralatannya.
Masih ada beberapa peraturan daerah yang bertentangan dengan ketentuan pemerintah
pusat, sehingga membebani pelaksanaan kegiatan hulu migas di daerah.
Tumpang tindih lahan kegiatan hulu migas dan kegiatan lainnya. Masalah pengadaan
tanah untuk mendukung kegiatan hulu migas merupakan salah satu gangguan utama
yang menyebabkan rencana investasi tidak dapat direalisasikan pada tahun 2010. Untuk
menyelesaikan masalah, beberapa langkah dilakukan BPMIGAS, misalnya melakukan
koordinasi dengan Menteri Kehutamam (untuk kasus pengadaan tanah yang bersinggungan
dengan wilayah kehutanan), berkoordinasi dengan Badan Pertanahan Nasioal serta
membentuk tim adhoc yang terjun langsung membantu tim Kontraktor KKS untuk
membebaskan tanah milik masyarakat. Model penyelesaian terakhir ini terbukti efektif ketika
membantu proses pengadaan tanah proyek MCL di Cepu.

BPMIGAS

Laporan Tahunan 2010

26

PELAKSANAAN PROYEK HULU MINYAK DAN GAS BUMI

Beberapa proyek hulu minyak dan gas bumi yang dilaksanakan


pada tahun 2010 digolongkan sebagai proyek utama.
Penggolongan ini mempertimbangkan nilai investasi yang
dibutuhkan untuk merealisasikan proyek, produksi yang akan
dihasilkan oleh proyek tersebut atau teknologi canggih yang
akan digunakan untuk mendukungnya. Sebagian proyek
berada di wilayah laut (offshore) dan sebagian lainnya di darat
(onshore). BPMIGAS dan Kontraktor KKS berusaha agar proyekproyek tersebut dapat direalisasi tepat waktu untuk memenuhi
target produksi minyak dan gas bumi.

30

01

PELAKSANAAN PROYEK-PROYEK ONSHORE

PENGEMBANGAN FULL SCALE LAPANGAN BANYU URIP


Pengembangan Lapangan Banyu Urip di WK Blok Cepu Onshore dilaksanakan oleh Mobil
Cepu Limited (MCL). Pembangunan proyek dibagi menjadi 2 (dua) tahap, yaitu pembangunan
fasilitas early production dan full scale. Sasaran tahap early production adalah dicapainya
produksi minyak bumi sekitar 20 ribu BOPD pada akhir tahun 2009, sementara sasaran tahap
full scale adalah realisasi produksi sekitar 165 ribu BOPD pada akhir tahun 2013.
Tahap early production telah diselesaikan pada 31 Agustus 2009 dengan tingkat produksi
sekitar 1.700 BOPD. Produksi kemudian dapat ditingkatkan secara bertahap sehingga
sepanjang tahun 2010 proyek tersebut telah menghasilkan produksi rata-rata 18.500 BOPD.
Sementara untuk mendukung realisasi proyek full scale, sepanjang tahun 2010 BPMIGAS
telah menyetujui rencana pengadaan kebutuhan proyek, yaitu untuk pengadaan fasilitas
produksi (Engineering Procurement Construction/EPC-1), pengadaan pipa di darat (EPC2), pengadaan pipa di laut (EPC-3), pengadaan floating storage and offloading (EPC-4) dan
pengadaan untuk infrastruktur pendukung (EPC-5). Pada akhir tahun 2010, proses lelang
kelima EPC sedang berlangsung dan rencananya pemenang lelang akan diumumkan awal
April 2011.
Pengadaan tanah seluas 700 hektar untuk mendukung pelaksanaan proyek juga mengalami
kemajuan pesat dibanding tahun-tahun sebelumnya. Pencapaian ini merupakan hasil
kerjasama yang intensif antara tim BPMIGAS dan Kantor Pertanahan Kabupaten Tuban dan
Bojonegoro dalam memproses surat-surat dan peta bidang dari tanah yang dibebaskan.
Pada akhir tahun 2010 pembebasan tanah untuk Central Field Facilities (CFF) telah mencapai
73% dan pembebasan tanah untuk Right of Way (ROW) / jalur pipa onshore dapat diselesaikan
sekitar 84%. Adapun tanah untuk fasilitas infrastruktur (EPC-5) seluas 204 Ha telah selesai
dibebaskan 100% dengan bantuan BUMD Kabupaten Bojonegoro. Semua pembayaran
dan penandatanganan Akte Pelepasan Hak Tanah dilengkapi dengan dokumen-dokumen
pendukung.

BPMIGAS

Laporan Tahunan 2010

30

Pelaksanaan Proyek Hulu Minyak dan Gas Bumi

PENGEMBANGAN PROYEK JAMBI MERANG


Pengembangan Proyek Jambi Merang di Sumatra Selatan dilaksanakan oleh JOB Pertamina
- Talisman Jambi Merang. Pelaksanaan proyek yang meliputi 2 (dua) lapangan yaitu Pulau
Gading dan Sungai Kenawang ini ditargetkan menghasilkan gas bumi sebesar 120 BBTUD
serta kondensat sebesar 12.500 BOEPD. Sebagian gas bumi akan digunakan untuk menunjang
kebutuhan operasi Lapangan Duri yang dikelola oleh Chevron Pacific Indonesia (CPI) untuk
keperluan steam flood agar target produksi Lapangan Duri dapat tercapai. Sebagian gas
bumi lainnya akan dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan industri di Jawa Barat.
Investasi yang dibutuhkan untuk merealisasikan proyek ini sekitar US$464.4 juta, antara lain
digunakan untuk :











Membangun fasilitas produksi gas bumi di Pulau Gading berupa fasilitas pemisah
dengan kapasitas 95 MMSCFD (feed gas).
Membangun Central Gas Production Facilities di Sungai Kenawang berupa fasilitas
pemisah dan pemurnian gas bumi serta Condensate Recovery dengan kapasitas
sebesar 155 MMSCFD
Pemasangan pipa penyaluran gas bumi dari Sungai Kenawang Gas Plant ke jalur
pipa yang dikelola oleh PT Transportasi Gas Indonesia (TGI) sepanjang 14 km agar
gas bumi dapat dialirkan ke Lapangan Duri, PKB Batam dan PDPE Sumsel.
Pemasangan pipa penyalur gas bumi dan kondensat dari Pulau Gading ke Sungai
Kenawang Gas Plant sepanjang 11,5 km serta pipa penyalur kondensat dari Sungai
Kenawang Gas Plant ke North Geragai Facilites (pemakaian fasilitas bersama
dengan PetroChina Jabung) sepanjang 110 km.

Sampai akhir tahun 2010 pembangunan Central Gas Production Facilities Sungai Kenawang
dan Gas Production Facilities Pulau Gading telah mencapai 99,2%, penyambungan pipa (tiein) ke North Geragai Facilities mencapai 77,1% dan tie-in ke pipa gas TGI mencapai 20,8%.
Seluruh proyek direncanakan selesai pada Semester I tahun 2011.

PENGEMBANGAN PROYEK BETARA BCD-4


Proyek Betara di Provinsi Jambi dilakukan oleh PetroChina International Jabung Ltd. Proyek
BCD-4 adalah proyek pengembangan lanjutan Lapangan Betara untuk memanfaatkan gas
bumi yang dibakar (flaring) dari associated gas Area South West Betara dan West Betara
serta pembangunan pipa minyak bumi dengan kapasitas 9.300 BOPD. Pembangunan pipa
tersebut untuk menggantikan pengangkutan minyak bumi yang selama ini dilakukan dengan
mengggunakan truk (temporary trucking). Pekerjaan-pekerjaan yang dilakukan meliputi
pemasangan kompresor, flowlines dan Gathering System untuk sumur, dan pemasangan
vapour recovery system.
Pada akhir Desember 2010 realisasi proyek telah mencapai 95,34% dan diharapkan dapat
diselesaikan pada kuartal kedua tahun 2011. Investasi untuk pembangunan fasilitas produksi
BCD-4 ini diperkirakan sebesar US$122.5 ribu.

31

PENGEMBANGAN LAPANGAN SINGA

Proyek pengembangan dan pembangunan Central Processing Plant (CPP) Lapangan Singa
yang dilakukan oleh Medco E&P Lematang, terletak di Provinsi Sumatera Selatan. Proyek
dilaksanakan untuk mendukung produksi dari Lapangan Singa-1, Singa-3 dan Singa-4 yang
diperkirakan dapat menghasilkan gas bumi sekitar 50 MMSCFD. Berdasarkan penjanjian
penjualan yang telah ditandatangani, gas bumi akan dimanfaatkan oleh PT Perusahaan Gas
Negara (PGN).
Pekerjaan konstruksi telah dimulai sejak Januari 2008 dan pada akhir tahun 2010 telah
dapat memproduksikan gas bumi sekitar 30 MMSCFD dari Sumur Singa-3. Penyelesaian
seluruh proyek sempat tertunda dari rencana awal yaitu Desember 2009. Hal ini disebabkan
mundurnya penyelesaian pengeboran sumur Sumur Singa-1 dan Singa-4 sehingga pasokan
gas bumi untuk kegiatan commissioning belum dapat dilakukan.

NORTH DURI DEVELOPMENT (NDD) AREA-12


Lapangan North Duri terletak di Provinsi Riau, dan dioperasikan oleh PT Chevron Pacific
Indonesia (PT CPI). Untuk mempertahankan dan meningkatkan produksi dari lapangan
tersebut, pada tahun 2010 dilakukan pengembangan Area-12 yang juga merupakan bagian
dari pengembangan Area-13 dan Area-14. Sejak tahun 2008, Area-12 telah mulai berproduksi.
Pengembangan area ini diharapkan dapat menghasilkan produksi sekitar 34 ribu BOPD di
tahun 2011.
Pada kegiatan pengembangan NDD Area-12, lingkup pekerjaan yang dilakukan adalah
membangun test station, CVC (Casing Vapor Collection), Degassin, sistem pemipaan,
kelistrikan dan instrumentasi, serta pembangunan jalan utama Area-12 untuk memudahkan
mobilisasi ke lapangan. Investasi yang dicadangkan untuk proyek ini sekitar US$207.7 juta,
sementara estimasi biaya project to completion sekitar US$168.4 juta.
Pada akhir tahun 2010, penyelesaian proyek telah mencapai 99,2%. Finalisasi pekerjaan
adalah penyempurnaan kinerja fasilitas pendukung yang tidak terkait dengan fasilitas utama.

BPMIGAS

Laporan Tahunan 2010

32

Pelaksanaan Proyek Hulu Minyak dan Gas Bumi

MINAS SURFACTANT FIELD TRIAL 2


Proyek yang dilaksanakan di Lapangan Minas oleh PT CPI ini merupakan studi untuk
mengumpulkan informasi yang dibutuhkan bagi implementasi program Enhanced Oil
Recovery (EOR) skala besar. Saat ini, untuk membantu proses pengambilan minyak bumi
dari Lapangan Minas, PT CPI menggunakan teknologi water flooding, yaitu menginjeksikan
air panas ke reservoir sehingga minyak bumi terdorong ke permukaan. Namun teknologi
tersebut belum dapat mengangkat semua minyak bumi dari dalam reservoir. Diperkirakan
Lapangan Minas masih mengandung minyak bumi lebih dari 4 (empat) miliar barel yang
belum dapat diambil (recover) setelah water flooding. Penerapan teknologi surfactant/
polymer EOR (kimia) diperkirakan dapat membantu pengambilan minyak bumi sebesar 841
juta barel.
Biaya investasi untuk proyek ini diperkirakan sekitar US$157.3 juta, yang akan digunakan
untuk pembangunan fasilitas produksi, pengeboran sumur, pengadaan bahan kimia dan
project manajement. Untuk keperluan pilot project, maka sumur yang dikembangkan terdiri
dari sumur injeksi chemical, sumur produksi, sumur monitor, sumur S - sand injection well,
dan sumur coring.
Sampai akhir tahun 2010, realisasi keseluruhan proyek telah mencapai 66,2%, diharapkan
kegiatan injeksi pertama dapat dilakukan pada akhir Maret 2012.

PENGEMBANGAN LAPANGAN GAS BUMI


SOUTH SEMBAKUNG

Pengembangan Lapangan South Sembakung yang terletak di Onshore Simenggaris Block di


bagian utara Provinsi Kalimantan Timur dilakukan oleh JOB Pertamina Medco Simenggaris
Pty. Ltd. Berdasarkan Plan of Development (POD) yang disetujui BPMIGAS, biaya proyek
sekitar US$ 22 juta.
Pengembangan lapangan dilakukan melalui pemasangan pipa dan gas manifold untuk
menyalurkan produksi dari sumur dengan produksi sekitar 25 MMSCFD, menuju Kilang
Methanol Bunyu (KMB) yang akan dibangun oleh Konsorsium Pertagas Medco Gas.
Kegiatan produksi direncanakan dapat terealisasi Desember 2011. Pada akhir 2010, kemajuan proyek
telah mencapai 10,03% sesuai target yang telah ditetapkan.

33

02

PELAKSANAAN PROYEK-PROYEK OFFSHORE


INDONESIAN DEEPWATER DEVELOPMENT (IDD)
Proyek IDD merupakan pengembangan 5 (lima) lapangan gas bumi di laut dalam Makasar
(antara 975 m 1.785 m) pada 4 (empat) WK, yaitu Ganal, Rapak, Makassar Strait dan Muara
Bakau. Lapangan-lapangan yang dikembangkan adalah Lapangan Gendalo, Maha, Gandang,
Gehem dan Bangka. Lapangan Gendalo merupakan unitisasi antara WK Ganal dan Makassar
Strait; Lapangan Maha merupakan unitisasi antara WK Ganal, Makassar Strait dan Muara
Bakau; sedangkan Lapangan Gehem merupakan unitisasi WK Ganal dan Rapak dan Lapangan
Bangka di Wilayah Kerja Rapak. Operator pelaksana unitisasi PSC tersebut adalah Chevron
Indonesia Company (CICo).
Pengembangan lapangan-lapangan ini dilakukan secara terintegrasi untuk memenuhi
kebutuhan gas bumi domestik maupun ekspor. Gas bumi yang dialokasikan untuk ekspor
terlebih dahulu akan diolah menjadi LNG di Kilang LNG Bontang yang juga terletak di
Kalimantan Timur.
Ruang lingkup proyek terdiri dari pengeboran sumur dan pembangunan fasilitas produksi.
Fasilitas produksi yang akan dibangun adalah : di Lapangan Bangka akan dibangun subsea
flowline dari sumur menuju Floating Production Unit (FPU) West Seno (existing), di Lapangan
Gehem akan dibangun FPU, subsea completion dan pipa produksi menuju Terminal Santan,
sementara di Lapangan Gendalo yang juga digunakan sebagai Hub akan dibangun FPU,
subsea completion dan pipa produksi menuju Terminal Santan.

Direncanakan pada kwartal 3 (tiga) tahun 2014, pengiriman gas bumi ke konsumen akan
dimulai dari Lapangan Bangka sebesar 120 MMSCFD dan kondensat sebesar 2.880 BOPD.
Produksi akan ditingkatkan secara bertahap, sehingga pada tahun 2017 akan mencapai
puncak produksi gas bumi sebesar 924 MMSCFD dan kondensat sebesar 23 ribu BOPD.
Kemudian produksi akan menurun hingga mencapai economic limit pada tahun 2028.
Investasi untuk pengembangan proyek IDD diperkirakan sebesar US$ 6.98 miliar, yang akan
digunakan untuk membiayai kegiatan pengeboran dan pembangunan fasilitas produksi.
Sementara itu, untuk mengurangi dampak kegiatan terhadap lingkungan, CICo juga telah
menyusun Kerangka Acuan AMDAL, yang diharapkan dapat disetujui oleh Kementerian
Lingkungan Hidup pada akhir tahun 2011.

BPMIGAS

Laporan Tahunan 2010

34

Pelaksanaan Proyek Hulu Minyak dan Gas Bumi

PENGEMBANGAN LAPANGAN GAS BUMI ABADI MASELA


Lapangan Gas Bumi Abadi ditemukan pada bulan Desember tahun 2000 melalui pengeboran
sumur eksplorasi Abadi #1 di Blok Masela yang dioperasikan oleh INPEX. Lapangan Abadi
terletak di Kabupaten Maluku Tenggara Barat (MTB), di Laut Arafura, berjarak sekitar 350 km
di sebelah timur Pulau Timor, dengan kedalaman laut berkisar antara 400 - 700 meter.
Pemerintah (Menteri ESDM) telah menerbitkan persetujuan POD Pertama Lapangan Abadi
Blok Masela pada tanggal 6 Desember 2010. Pengembangan proyek adalah menggunakan
Floating LNG berkapasitas 2,5 MTPA.
Pengembangan lapangan tahap pertama dirancang dengan perkiraan biaya investasi sebesar
US$ 4.99 miliar dan biaya operasi sebesar US$ 4.01 miliar. Produksi gas bumi diharapkan
dapat terealisasi pada tahun 2016 dengan rata-rata produksi sebesar 355 MMSCFD selama
30 tahun. Produksi awal kondensat sebesar 7.106 BOPD akan ditingkatkan secara bertahap
menjadi 8.194 BOPD pada periode tahun 2020 2041. Setelah masa itu produksi diperkirakan
menurun hingga tahun 2049.

PENGEMBANGAN LAPANGAN GAS BUMI APN E DAN APN F


Lapangan Gas Bumi APN E dan APN F terletak di WK Offshore North West Java yang
dioperasikan oleh Pertamina Hulu Energi Offshore Northwest Java Ltd (PHE ONWJ). Investasi
yang dialokasikan untuk pembangunan fasilitas produksi proyek pengembangan tersebut
diperkirakan sebesar US$ 97.26 juta.
Pengembangan Lapangan Gas Bumi APN E/F dilakukan untuk meningkatkan produksi gas bumi
guna memenuhi peningkatan permintaan konsumen, misalnya untuk pemenuhan kebutuhan Pupuk
Kujang. Seluruh proyek pengembangan dijadwalkan dapat diselesaikan pada Desember 2011.

PENGEMBANGAN LAPANGAN GAJAH BARU-NATUNA SEA


BLOCK A
Lapangan Gajah Baru terletak di bagian selatan wilayah kerja Natuna Sea Block A yang
dioperasikan oleh Premier Oil Natuna Sea B.V. (PONSBV). Pengembangan lapangan ini
berdasarkan persetujuan POD Lapangan Gajah Baru, Iguana dan Naga tanggal 14 April
2008 dengan total biaya investasi fasilitas produksi sebesar US$ 873 juta. Khusus untuk
pengembangan Lapangan Gajah Baru, investasi sebesar US$ 418 juta yang akan digunakan
untuk Central Processing Platform (CPP), Wellhead Platform (WP), pipeline dan Onshore
Receiving Facilities (ORF).
Lapangan Gajah Baru dikembangkan untuk memenuhi komitmen gas bumi pada konsumen
dalam negeri di wilayah Batam yakni PT PLN dan PT UBE serta konsumen luar negeri, yaitu
Sembgas (Singapura). Komitmen pengiriman gas bumi dari Lapangan Gajah Baru adalah pada
tahun 2011. Pada akhir tahun 2010, kegiatan pembangunan proyek telah mencapai 74,7%.

35

PENGEMBANGAN LAPANGAN TUNU


Lapangan Tunu merupakan lapangan raksasa dengan panjang sekitar 75 km dan lebar
sekitar 18 km di tepi Delta Mahakam, Kalimantan Timur. Lapangan Tunu dioperasikan oleh
Total E&P Indonesie (TEPI) berdasarkan Mahakam Production Sharing Contract (TEPI dan
INPEX masing-masing menguasai 50% saham). Lapangan ini menyuplai kebutuhan gas bumi
Kilang LNG Bontang (untuk selanjutnya diekspor) dan untuk konsumen domestik seperti PT
Pupuk Kaltim dan PLN.
Pengembangan Lapangan Tunu dilakukan secara bertahap. Pada tahun 2010 kegiatan
pengembangan dilakukan pada Proyek Tunu Phase 11, Proyek Tunu Phase 12 dan Proyek Tunu
Phase 13A.
TUNU PHASE 11
Pengembangan Tunu Phase 11 adalah pembangunan fasilitas kompresi, manifold dan utility
agar tingkat produksi gas bumi dari sumur-sumur di wilayah Tunu South dan Tunu North
dapat dipertahankan. Proyek ini dilaksanakan karena terjadi penurunan alami tekanan di
kepala sumur dari 30 barg menjadi 10 barg (Low Pressure). Melalui pembangunan fasilitas ini
produksi gas bumi dapat ditingkatkan kembali sebesar 200 250 MMSCFD. Seluruh proyek
telah dapat diselesaikan pada akhir Juni 2010 dengan total investasi sekitar US$ 554 juta.
TUNU PHASE 12
Fasilitas Tunu Phase 12 merupakan fasilitas Gathering Testing Satellite (GTS) & Wellhead
Platform (WHP) untuk mengakomodir penambahan sumur dalam upaya meningkatkan
produksi sebesar 405 MMSCFD. Proyek telah diselesaikan pada akhir April 2010 dengan total
investasi sekitar US$108 juta, sehingga beberapa sumur juga telah berhasil diproduksikan.
Pengeboran sumur dilakukan secara bertahap, sesuai dengan disain yang telah ditetapkan.
TUNU PHASE 13A
Pengembangan Tunu Phase 13A merupakan proyek pembangunan fasilitas Gathering Testing
Satellite (GTS) & Wellhead Platform (WHP) untuk mengakomodir penambahan sumur dalam
upaya meningkatkan produksi sebesar 270 MMSCFD.
Seluruh proyek telah selesai pada awal Juni 2010 dengan total investasi sekitar US$ 103 juta.
Produksi gas dari beberapa sumur yang telah diproduksikan dialirkan melalui pipa trunkline
yang telah ada. Pengeboran sumur dilakukan secara bertahap pada WHP-WHP yang sudah
disediakan.

BPMIGAS

Laporan Tahunan 2010

36

Pelaksanaan Proyek Hulu Minyak dan Gas Bumi

PENGEMBANGAN LAPANGAN PECIKO


Lapangan Peciko yang terletak 25 km sebelah Tenggara Senipah, Kalimantan Timur
dioperasikan oleh Total E&P Indonesie (TEPI) berdasarkan Mahakam Production Sharing
Contract (TEPI : 50% dan INPEX : 50%). Seluruh produksi Lapangan Peciko dialirkan ke Onshore
Processing Central Senipah, untuk diproses (dilakukan pemisahan dan treatment) sehingga
memenuhi spesifikasi yang dipersyaratkan untuk gas bumi, minyak bumi/kondensat dan air
buangan.
Proyek pengembangan Lapangan Peciko yang dilaksanakan pada tahun 2010 terdiri dari
Proyek Peciko Phase 6 LP Compression dan Proyek Peciko Phase 7A.

PECIKO PHASE 6 LP COMPRESSION


Proyek Fasilitas Peciko Phase 6 LP Compression merupakan pembangunan fasilitas kompresi
untuk mengantisipasi penurunan alami tekanan kepala sumur di Lapangan Peciko dari
30 barg menjadi 12 barg (Low Pressure), sehingga produksi gas bumi dari lapangan tersebut
diharapkan dapat dipertahankan sebesar 333 MMSCFD pada tahun 2015.
Seluruh proyek telah selesai pada awal Mei 2010 dengan investasi sekitar US$ 178 juta.
Dengan adanya proyek ini, sumur-sumur yang ada di Lapangan Peciko yang sudah dalam
kondisi low pressure kini dapat dikompresi di LP Compression train.
PECIKO PHASE 7A
Proyek Peciko Phase 7A merupakan proyek penambahan extension platform pada beberapa
platform yang sudah ada di lapangan Peciko untuk mengakomodir penambahan sumur
dalam upaya meningkatkan produksi sebesar 85 MMSCFD pada tahun 2010 dan 156 MMSCFD
pada tahun 2011.

Gambar L10.
Peciko Phase 7A Extension
Platform

37

Total investasi proyek Peciko Phase 7A adalah US$46.56 ribu. Proyek diharapkan dapat
diselesaikan pada November 2011. Pada Desember 2010 pelaksanaan proyek telah mencapai
86,78%.

PENGEMBANGAN LAPANGAN SOUTH MAHAKAM


Lapangan South Mahakam terletak 58 km sebelah Barat Daya Lapangan Peciko atau
100 km dari Senipah, Kalimantan Timur. Lapangan South Mahakam dioperasikan oleh Total
E&P Indonesie (TEPI) berdasarkan Mahakam Production Sharing Contract (TEPI : 50% dan
INPEX : 50%) yang diterima seluruh produksi Lapangan South Mahakam dialirkan ke Onshore
Processing Central di Senipah, untuk dilakukan proses pemisahan dan treatment, sebelum
gas bumi dikirimkan ke Bontang. Proyek pengembangan Lapangan South Mahakam ini
dilaksanakan guna mendukung pengembangan Lapangan South Mahakam Phase 1 & 2 agar
dapat memproduksikan gas bumi sebesar 128 MMSCFD dan kondensat 5900 BOPD pada
tahun 2012.
Total investasi untuk pembangunan fasilitas produksi South Mahakam Phase 1 dan Phase
2 ini US$382.59 ribu. Pada akhir tahun 2010, kemajuan proyek telah mencapai 16,26%, dan
diperkirakan proyek dapat diselesaikan pada kuartal pertama tahun 2012.

PROYEK PENDALAMAN PIPA GAS BAWAH AIR (PGBA) 16


KODECO ENERGY
Pipa gas 16 Kodeco Energy menyalurkan gas bumi dari Poleng Processing Platform (PPP)
ke Onshore Receiving Facility (ORF). Pipa gas ini dibangun untuk mendukung Proyek Gas
Expansion Phase 2 oleh Kodeco Energy, dan mulai dioperasikan pada bulan Juni 2009. PGBA
tersebut melintang di Alur Pelayaran Barat Surabaya (APBS) di 2 (dua) titik, yaitu kilometer
poin (KP) 35-36 dan KP 44-46 pada kedalaman 16 meter Low Water Spring (LWS).
Agar tidak mengganggu jalur pelayaran, Kodeco melakukan pemendaman pipa tersebut
menjadi -19 meter LWS. Pelaksanaan pemendaman dimulai pada tanggal 19 Oktober 2010
dan diharapkan dapat diselesaikan pada tanggal 17 Februari 2011. Target penyelesaian proyek
senilai US$17 juta ini berpotensi mundur karena kendala cuaca yang ekstrim.

PROYEK PENGEMBANGAN DONGGI SENORO


Lapangan Senoro dan Area Matindok yang dioperasikan oleh Kontraktor KKS JOB PertaminaMedco (Tomori) pertama kali ditemukan pada tahun 1988. Ditargetkan lapangan ini dapat
diproduksikan pada tahun 2014, dengan produksi rata-rata sekitar 415 MMSCFD.
Pasokan gas bumi dialokasikan untuk memenuhi kebutuhan PLN (sekitar 25 MMSCFD), pabrik
pupuk PT Panca Amara Utama (PAU) (sekitar 55 MMSCFD) dan untuk diolah menjadi LNG di
Kilang Donggi Senoro LNG (sekitar 335 MMSCFD).
Pada akhir tahun 2010, BPMIGAS telah menandatangani Seller Apointment Agreement (SAA)
untuk konsep alokasi gas dan DMO dan persetujuan penandatanganan GSA.

BPMIGAS

Laporan Tahunan 2010

38

PEMBERDAYAAN KAPASITAS NASIONAL & K3LL

3
PENGGUNAAN KOMPONEN DALAM
NEGERI MENINGKAT 14%
PENGHEMATAN PENGADAAN
BERSAMA MENINGKAT 111%
OPTIMALISASI PEMANFAATAN ASET
MENINGKAT 27%
TRANSAKSI MELALUI BANK BUMN
MENINGKAT 18%
PENYIMPANAN DANA ASR
MENINGKAT 27%

Pemberdayaan Kapasitas Nasional & K3LL

01

PEMANFAATAN BARANG DAN JASA DALAM NEGERI


Pemanfaatan barang dan jasa dalam negeri pada kegiatan hulu migas tahun 2010 meningkat
dibandingkan tahun 2009, baik dilihat dari sisi jumlah maupun prosentasenya. Peningkatan
ini merupakan hasil upaya BPMIGAS dalam rangka meningkatkan komitmen para Kontraktor
KKS untuk memaksimalkan penggunaan barang dan jasa dalam negeri.

Sekitar 63% dari nilai


pengadaan barang
dan jasa industri
hulu migas berasal
dari dalam negeri.

Sebagai gambaran, nilai pengadaan barang dan jasa dalam negeri pada tahun 2010 sebesar
US$6.84 miliar atau 63,43% dari seluruh nilai pengadaan sebesar US$10.79 miliar. Realisasi
belanja Kontraktor KKS di dalam negeri lebih didominasi oleh belanja pengadaan jasa, yaitu
sebesar 71,9%. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan jasa penunjang hulu migas nasional
masih memiliki peluang besar untuk mengembangkan kemampuan dan daya saingnya.
Untuk mendorong penggunaan komponen barang dan jasa dalam negeri, BPMIGAS
menetapkan peraturan bahwa pengadaan barang dan jasa hanya boleh dilakukan
perusahaan nasional, atau perusahaan asing yang bermitra dengan penyedia barang dan
jasa dalam negeri. Peraturan ini terbukti efektif untuk memagari kepentingan nasional kendati
BPMIGAS memberikan kewenangan yang lebih besar pada Kontraktor KKS pada persetujuan
pengadaan dari US$2 juta menjadi US$5 juta.

NILAI PENGADAAN DAN TKDN


Juta Us$

12,000
10,000
8,000
6,000
4,000
2,000
0
%TKDN

41

2006

2007

2008

2009

2010

43%

54%

43%

49%

63%

Jasa

Barang

100%
90%
80%
70%
60%
50%
40%
30%
20%
10%
0%

UPAYA PENGHEMATAN DARI PENGADAAN BARANG/JASA


Sejak pertengahan tahun 2008, BPMIGAS terus berupaya meningkatkan efisiensi biaya
operasional hulu migas melalui kerjasama fungsi pengadaan antar Kontraktor KKS. Kerja sama
ini digagas melalui Forum Supply Chain Management (SCM). Bentuk kerjasama pengadaan
diwujudkan melalui kontrak pengadaan bersama misalnya untuk sewa rig, sarana transportasi
(darat, laut, dan udara), pengadaan bersama suku cadang alat-alat berat dan mesin-mesin
bermerek sama, pemakaian bersama fasilitas shorebase dan fasilitas penunjang operasional
lainnya, serta pemanfaatan barang-barang surplus oleh Kontraktor KKS yang membutuhkan.
Kerjasama pengadaan sangat dimungkinkan terutama bagi Kontraktor KKS yang memiliki
wilayah kerja saling berdekatan, dan Kontraktor KKS yang memiliki persamaan karakteristik
operasional.
Sebagai hasilnya, pada tahun 2010 BPMIGAS berhasil melakukan penghematan melalui
pengadaan bersama sebesar US$70.19 juta atau meningkat 111% dibandingkan dengan
penghematan yang diciptakan tahun 2009 sebesar US$33.20 juta. Peningkatan ini
merupakan hasil dari bertambahnya keikutsertaan Kontraktor KKS pada forum SCM.
Disamping penghematan melalui pengadaan bersama, penghematan juga dicapai melalui
transfer material sebesar US$34.80 juta atau meningkat 27% dibandingkan dengan tahun
2009 sebesar US$27.50 juta. Penghematan yang diciptakan dari transfer material tersebut
menunjukkan semakin efektifnya pengelolaan aset karena banyak material surplus, idle
asset dan used material yang dimanfaatkan oleh Kontraktor KKS melalui metode material
transfer.

Upaya penghematan
dari pengelolaan
material hulu migas
yang efektif
menghasilkan
penghematan
biaya operasi
US$104.99 juta.

PENGHEMATAN PENGADAAN DAN OPTIMALISASI ASET 2010


PENGHEMATAN PENGADAAN BERSAMA

OPTIMALISASI PEMANFAATAN ASET KKKS

80

40

70

40
30

25
20
15

20

10

10

39%

30
US$ Juta

US$ Juta

60
50

35

40%

2009

2010

2009

2010

Target

Realisasi

Target

Realisasi

BPMIGAS

Laporan Tahunan 2010

42

Pemberdayaan Kapasitas Nasional & K3LL

02

PENGELOLAAN ASET
Pada akhir tahun 2010, nilai buku aset yang digunakan untuk menunjang kegiatan operasi
hulu minyak dan gas bumi tercatat sebesar US$6.09 miliar dari nilai perolehan sebesar
US$31.23 miliar. Nilai perolehan ini mengalami peningkatan sebesar 4,4 % dibandingkan
dengan nilai perolehan pada akhir 2009 yang tercatat sebesar US$27.01 miliar.
Selama kurun waktu 5 (lima) tahun terakhir, aset hulu minyak dan gas bumi menambah aset
negara rata-rata sebesar 9% per tahun.

NILAI ASET INDUSTRI HULU MIGAS


35
30

Miliar US$

25
20
15
10
5
2006

2007

Nilai Perolehan

2008

2009

2010

Nilai Buku

Akumulasi Penyusutan

Untuk melindungi dari risiko operasional maupun non-operasional, semua aset diasuransikan.
Proses penutupan asuransi dilakukan melaui perusahaan asuransi nasional penanggung,
yang secara otomatis menjadi anggota konsorsium penanggung utama. Pendekatan ini
dilakukan guna lebih memberdayakan perusahaan-perusahaan asuransi di dalam negeri
serta meningkatkan retensi yang ditanggung oleh perusahaan asuransi di dalam negeri.
Nilai premi perlindungan aset hulu migas yang dibayarkan pada tahun 2010 sebesar
US$29.78 juta, atau turun sebesar 21% dibandingkan dengan nilai premi yang dibayarkan
pada tahun 2009 sebesar US$37.95 juta.
Penurunan nilai premi tahun 2010 merupakan prestasi tersendiri bagi BPMIGAS karena telah
mendukung penutupan asuransi selama 3 (tiga) tahun terakhir, sejak tahun 2009. Hal ini
mengakibatkan besaran premi yang dibayarkan oleh industri hulu migas Indonesia tidak
ikut terimbas oleh kecenderungan peningkatan nilai pertanggungan dunia yang terjadi pada
tahun 2010 akibat banyaknya kecelakaan kerja di kegiatan perminyakan (terutama saat
terjadi kecelakaan kerja di wilayah kerja BP, di Teluk Meksiko) dan bencana alam pada tahun
tersebut.

43

03

PENGGUNAAN PERBANKAN NASIONAL


TRANSAKSI PENGADAAN BARANG DAN JASA
Sejak tahun 2009 BPMIGAS mulai mewajibkan Kontraktor KKS menggunakan perbankan
nasional untuk mendukung pengadaan barang dan jasa yang dilakukannya. Kebijakan ini
diterapkan agar industri hulu minyak dan gas bumi memberikan keuntungan maksimal bagi
negara, antara lain meningkatnya peredaran uang di perbankan nasional serta meningkatnya
kemampuan perbankan nasional untuk mendukung pendanaan kegiatan usaha hulu migas.
Sejak kebijakan tersebut diberlakukan, nilai transaksi yang dilakukan melalui perbankan
nasional mulai meningkat. Jika di tahun 2009 besarnya nilai transaksi pengadaan melalui
perbankan nasional US$ 3,93 miliar (sekitar Rp 35,4 triliun), pada tahun 2010 meningkat
menjadi US$ 4,63 miliar (sekitar Rp 41 triliun), hal ini berarti terdapat ada kenaikan sekitar 18%.
Secara total, sejak tahun 2009, perbankan nasional sudah menangani transaksi pengadaan
hulu migas sebesar US$ 8,56 miliar atau sekitar Rp 77 triliun.

PEMANFAATAN BANK UMUM NASIONAL DALAM TRANSAKSI PENGADAAN KONTRAKTOR KKS

2009
13%
Mandiri US$2.63 miliar

7%

Sektor perbankan
nasional diperkuat
untuk mendukung
kegiatan hulu migas.

BNI US$419.69 juta

2%

BRI US$63.35 juta


Syariah Mandiri US$291.30 juta

11%

67%

2010
4%

Mandiri / BNI US$522.35 juta

1%

16%

Mandiri US$3.65 miliar


BNI US$737.91 juta
BRI US$166.27 juta
Syariah Mandiri US$68.76 juta

79%

79%

BPMIGAS

Laporan Tahunan 2010

44

Pemberdayaan Kapasitas Nasional & K3LL

PENEMPATAN DANA ABANDONMENT AND SITE RESTORATION


Dana Abandonment and Site Restoration (ASR) adalah sejumlah dana yang harus dicadangkan
Kontraktor KKS untuk menghentikan pengoperasian fasilitas produksi dan sarana penunjang
lainnya secara permanen dan menghilangkan kemampuannya untuk dapat dioperasikan
kembali, serta melakukan pemulihan lingkungan di wilayah kegiatan usaha hulu minyak dan
gas bumi.
Pada tahun 2009 BPMIGAS kemudian mengarahkan agar pengumpulan dana ASR
dilaksanakan melalui joint account antara BPMIGAS dan Kontraktor KKS di perbankan nasional.
Dari kebijakan ini besarnya Dana ASR yang disimpan di perbankan nasional mengalami
peningkatan. Jika di tahun 2009 dana tersebut sebesar US$132 juta, maka pada tahun 2010
meningkat 27% menjadi US$167 juta.

PERKEMBANGAN DANA ASR DI PERBANKAN NASIONAL

34%

32%

2009

50%

34%

2010

16%

Bank Mandiri

34%
Bank BRI

Bank BNI

Usaha melibatkan perbankan nasional dalam kegiatan industri hulu migas, baik sebagai
tempat penyimpanan dana ASR, maupun pada transaksi pengadaan barang dan jasa
dimaksudkan pula untuk meningkatkan kualitas likuiditas perbankan nasional sehingga
bisa berperan aktif dalam penyaluran kredit, baik kredit investasi maupun modal kerja, untuk
industri migas pada khususnya dan sektor rill pada umumnya.
Peluang pemberian kredit oleh perbankan untuk sektor hulu migas masih terbuka lebar.
Berdasarkan catatan Bank Indonesia, kredit yang diberikan oleh perbankan nasional ke
sektor pertambangan (termasuk sektor hulu migas) pada periode 2003-2009 hanya 3,8%
untuk kredit investasi dan 2% untuk kredit modal kerja (Bank Indonesia, 2009).

45

04

PENGELOLAAN SDM
TENAGA KERJA
Jumlah tenaga kerja Indonesia (TKI) dan tenaga kerja asing (TKA) di industri hulu migas sangat
tergantung pada jumlah dan jenis kegiatan yang dilakukan pada tahun tersebut. Secara
kumulatif, pada tahun 2010 jumlah tenaga kerja di Kontraktor KKS Eksplorasi dan Produksi
turun 1,6%.
Pada Kontraktor KKS eksplorasi, jumlah tenaga kerja turun 29,4% dibanding tahun 2009.
Rinciannya jumlah TKI turun dari 2.233 orang menjadi 1.601 orang, sementara TKA turun dari
252 orang menjadi 152 orang.
Sementara pada Kontraktor KKS produksi jumlah tenaga kerja naik 1,5% dibanding tahun
2009. Rinciannya jumlah TKI naik dari 21.520 orang menjadi 21.727 orang, sementara TKA naik
dari 649 orang menjadi 776 orang.
Peningkatan jumlah pekerja pada Kontraktor KKS produksi ini telah terlihat sejak tahun
2009 seiring adanya peningkatan kegiatan pada 3 (tiga) proyek utama hulu migas, yaitu
pengembangan Blok Cepu oleh Mobil Cepu Ltd, Indonesia Deepwater Development (IDD) oleh
Chevron Indonesia Company (Cico) dan Masela oleh Inpex.
Berdasarkan persetujuan Work Program and Budget (WP&B) tahun 2011 yang dikeluarkan
pada akhir tahun 2010, jumlah tenaga kerja eksplorasi akan naik lagi seiring dengan telah
ditandatanganinya kontrak-kontrak WK baru.

REALISASI TKA & TKI 2010 - KKKS PRODUKSI


30.000
Orang

25.000
20.000
15.000
10.000
5.000
0

2006

2007

2008

2009

2010

2011

2009

2010

2011

REALISASI TKA & TKI 2010 - KKKS EKSPLORASI

Orang

2500
2000
1500
1000
500
0
2006

2007

2008

Catatan :

1. Data Tahun 2006 s/d 2010 mengacu kepada data laporan CDM 2010
2. Data Tahun 2011 berdasarkan jumlah TKA & TKI yang telah direkomendasikan
dalam WP&B2011


BPMIGAS

Laporan Tahunan 2010

46

Pemberdayaan Kapasitas Nasional & K3LL

PENGEMBANGAN KARIR
Dalam rangka pengawasan terhadap pengembangan karir TKI di manajemen Kontraktor KKS
dan guna memastikan adanya transfer teknologi pada kegiatan usaha hulu migas, BPMIGAS
merancang program Career Development Monitoring (CDM). Melalui program tersebut,
BPMIGAS menilai kinerja Kontraktor KKS atas biaya personil, perencanaan tenaga kerja,
pengembangan karir, pengembangan pelatihan, kesempatan untuk penugasan internasional
bagi TKI (misalnya melalui program swapping, overseas job assignment, technical
development exchange, internasionalisasi), rencana suksesi dan sebagainya.
Hasil monitoring tahun 2010 menunjukkan bahwa 3 (tiga) Kontraktor KKS besar yang memiliki
program terbaik adalah Medco E&P Indonesia (MEPI), PT Chevron Pacific Indonesia (CPI)
dan PT Pertamina EP. Sedangkan 3 (tiga) kontraktor KKS kecil yang memiliki program terbaik
adalah BP Indonesia, Santos dan Pearl Energy.
Secara keseluruhan pelaksanaan program overseas development bagi TKI pada tahun 2010
menurun drastis. Faktor utama penyebab penurunan program tersebut adalah adanya
kebijakan pengetatan anggaran pasca krisis dari kantor pusat Kontraktor KKS.

REALISASI PROGRAM PENGEMBANGAN TKI 2010


250

200

Orang

150

100

50

0
2008

2009

2010

Internasionalisasi

Job Assignment

Swapping

TDE

Untuk memastikan agar pengembangan TKI berjalan sesuai dengan rencana, maka mulai
tahun 2011 BPMIGAS akan mengevaluasi optimalisasi penggunaan TKA dan memastikan TKA
yang dipekerjakan pada proyek-proyek besar hulu migas memiliki KPI yang dapat membantu
akselerasi proyek. Upaya lain yang akan dilakukan adalah memaksimalkan penggunaan TKI

47

terutama pada Kontraktor KKS yang produksinya mulai menurun dengan mengganti posisi
TKA yang ada di Kontraktor KKS dimaksud serta melakukan pembatasan TKA pada Kontraktor
KKS eksplorasi.
BPMIGAS juga mengarahkan manajemen Kontraktor KKS agar pengembangan karir TKI dapat
menggantikan posisi-posisi yang selama ini banyak diisi oleh TKA yaitu posisi leadership,
surface operations, subsurface, drilling, wells and completion serta discipline engineering
& projects.

PEMBINAAN HUBUNGAN INDUSTRIAL


Dalam rangka meningkatkan pembinaan hubungan industrial, pada tahun 2010 BPMIGAS
berusaha mempercepat persetujuan Peraturan Perusahaan (PP) dan Perjanjian Kerja
Bersama (PKB) yang diajukan Kontraktor KKS, dengan memperhatikan perkembangan terkini.
Selain itu, BPMIGAS juga mengevaluasi gaji dan benefit seluruh pekerja industri hulu migas
agar mengikuti acuan yang telah ditetapkan.
Kasus-kasus perselisihan yang menyangkut hubungan industrial tidak banyak terjadi.
Kasus-kasus yang terjadi pada umumnya terkait dengan tuntutan dari pekerja pihak ketiga
untuk dijadikan pekerja permanen. Namun demikian, seluruh kasus telah dapat diselesaikan
melalui proses negosiasi.
Evaluasi yang dilakukan BPMIGAS menunjukkan bahwa semua Kontraktor KKS yang
menghadapi tuntutan dari pekerja pihak ketiga belum memiliki alur kerja yang membagi
fungsi pekerja core business dan yang non core business. Oleh karena itu, untuk memperbaiki
hubungan industrial di industri hulu migas, BPMIGAS telah mewajibkan seluruh Kontraktor
KKS agar memiliki alur kerja dan pelaksanaannya dipantau melalui audit HR dan CDM.
BPMIGAS

Laporan Tahunan 2010

48

Pemberdayaan Kapasitas Nasional & K3LL

05

PEMBANGUNAN BERWAWASAN LINGKUNGAN


PELAKSANAAN STUDI
Untuk meminimalkan dampak kegiatan hulu minyak dan gas bumi bagi lingkungan, peraturan
perundangan mewajibkan Kontraktor KKS melakukan beberapa studi sebelum kegiatan
dilakukan. Salah satu kewajiban adalah menyusun Analisa Mengenai Dampak Lingkungan
(AMDAL), yaitu kajian mengenai besar dan pentingnya dampak kegiatan pengembangan
suatu lapangan terhadap lingkungan hidup. AMDAL dibuat saat rencana pengembangan
lapangan disusun, dengan mengkaji aspek fisika-kimia, ekologi, sosial ekonomi, sosial
budaya dan kesehatan masyarakat. Dasar pelaksanaannya mengacu pada Peraturan
Pemerintah No. 27 Tahun 1999 tentang Analisa Mengenai Dampak Lingkungan Hidup.
Pada tahun 2010 terdapat 8 (delapan) Kontraktor KKS yang mengajukan dokumen AMDAL
(yang terdiri dari KA-ANDAL, ANDAL- RKL-RPL) dan Revisi AMDAL (RKL-RPL Tambahan). Hingga
akhir tahun, 7 (tujuh) di antaranya telah disetujui oleh Kantor Kementerian Lingkungan Hidup
(KLH), sedangkan 1 (satu) dokumen masih dalam proses persetujuan.

PROSES PERSETUJUAN AMDAL KONTRAKTOR KKS 2010


Kontraktor
KKS

Judul Dokumen

Status

Genting Oil
Natuna Pte. Ltd.

AMDAL Pengembangan Lapangan Minyak Ande-Ande


Lumut Blok Northwest Natuna

In progress di
KLH

Pertamina Hulu
Energi ONWJ

RKL/RPL Tambahan Pengembangan Lapangan Migas di


Blok Offshore North West Java (ONWJ) di lepas pantai
utara Jawa Barat dan DKI Jakarta

Sudah disetujui
KLH

JOB Pertamina
PetroChina East
Java

KA ANDAL Pengembangan Lapangan Migas Blok Tuban


Tahap IV-West Area di Kabupaten Bojonegoro dan
Kabupaten Tuban Provinsi Jawa Timur

Sudah disetujui
KLH

Pearl Oil
(sebuku) Ltd.

AMDAL Pengembangan Lapangan Gas Ruby di Blok


Sebuku, Selat Makassar

Sudah disetujui
KLH

Kondur
Petroleum S.A.

RKL/ RPL Tambahan Pengembangan Lapangan Minyak


dan Gas Bumi Kuaru dan Padang Selatan, Kecamatan
Merbau, Kabupaten Kepulauan Meranti, Provinsi Riau

Sudah disetujui
KLH

Total E&P
Indonesie

RKL / RPL Tambahan Kegiatan Eksploitasi Minyak dan


Gas Bumi di Wilayah Kontrak Mahakam, South Mahakam dan Balikpapan Base, Provinsi Kalimantan Timur

Sudah disetujui
KLH

Kalila (Bentu) Ltd.


& Kalila (Korinci
Baru) Ltd.

Rencana Pengembangan Lapangan Gas di Wilayah


kerja Pertambangan Kalila (Bentu) Ltd. Di Kabupaten
Pelalawan, Kabupaten Kampar, dan Kota Pekanbaru
Provinsi Riau

Sudah disetujui
KLH

Chevron Pacific
Indonesia

ANDAL, RKL, dan RPL Pengembangan Produksi Minyak


dan Gas Bumi di Wilayah Minas Siak Areal Minas,
Kotabatak-Petapahan, dan Libo Provinsi Riau

Sudah disetujui
KLH

Bagi Kontraktor KKS yang masih dalam tahap eksplorasi, diwajibkan menyusun studi Upaya
Pengelolaan Lingkungan Hidup (UKL) dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup (UPL).
Pelaksanaannya mengacu pada Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 13 Tahun
2010. Pada tahun 2010 terdapat 114 studi UKL/UPL kegiatan Kontraktor KKS yang dievaluasi
BPMIGAS untuk diajukan dan disetujui oleh Kementerian Lingkungan Hidup atau Badan
Lingkungan Hidup Daerah Provinsi maupun Kabupaten, di mana 50% di antaranya kini telah
disetujui instansi terkait.

49

Selain melaksanakan ketentuan sesuai peraturan perundangan, Kontraktor KKS juga


diwajibkan melakukan Environmental Baseline Assessment (EBA). Kewajiban yang
dicantumkan dalam PSC ini harus dilakukan Kontraktor KKS pada awal kegiatan di suatu
wilayah kerja. Tujuannya agar dapat mengidentifikasi data rona lingkungan awal, sehingga
dapat digunakan sebagai dasar untuk perencanaan pengembangan lapangan dan juga
sebagai dasar strategi penanggulangan apabila terjadi pencemaran. Dari 32 studi EBA yang
diajukan Kontraktor KKS pada tahun 2010, 17 studi di antaranya telah dianggap memenuhi
kriteria EBA .

PENANGGULANGAN TUMPAHAN MINYAK


Sepanjang tahun 2010 tidak terjadi kejadian tumpahan minyak major (di atas 15 barel) baik
di darat maupun di perairan. Hal ini merupakan prestasi tersendiri, mengingat pada tahuntahun sebelumnya gangguan ini selalu muncul dalam kegiatan hulu minyak dan gas bumi.
Prestasi ini merupakan buah dari upaya BPMIGAS dan Kontraktor KKS yang selalu bekerjasama
dengan instansi lain membuat berbagai latihan penanggulangan dan kampanye Journey To
Zero Incident yang bersifat preventif.

KEJADIAN TUMPAHAN MINYAK 2010


No

Area Tumpahan

2009

2010

Darat

10

Perairan

Sebagai langkah antisipasi, BPMIGAS bekerjasama dengan Kontraktor KKS juga memperbarui
Pedoman Tata Kerja (PTK) Penanggulangan Tumpahan Minyak. PTK ini merupakan
penggabungan dari PTK tentang Penanggulangan Tumpahan Minyak Perairan dan PTK
tentang Penanggulangan Tumpahan Minyak di Darat.

BPMIGAS

Laporan Tahunan 2010

50

Pemberdayaan Kapasitas Nasional & K3LL

PENILAIAN KINERJA LINGKUNGAN


Program Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan dalam Pengelolaan Lingkungan (PROPER)
untuk kegiatan hulu minyak dan gas bumi setiap tahun diumumkan oleh Kementerian Negara
Lingkungan Hidup (KLH). Pada penilaian tahun 2010, terjadi peningkatan kualitas pengelolaan
lingkungan oleh perusahaan-perusahaan yang ikut dalam program. Salah satu indikator,
tidak ada lagi Kontraktor KKS yang mendapatkan peringkat Hitam, karena semua kontraktor
KKS telah memasang instalasi pengolahan air limbah (IPAL). Jumlah kontraktor yang memiliki
peringkat PROPER taat juga meningkat dari 56 area peserta, menjadi 59 area peserta.

PARTISIPASI KONTRAKTOR KKS DI DALAM PROPER


Penilaian
Tahun

2008

2009

2010

Hitam

Merah

Merah

Biru

12

29

Biru

27

17

Hijau

10

11

Emas

Total

52

67

70

0
Tidak Taat
11

48
Taat

Dalam usaha memberikan semangat peningkatan kinerja HSE, BPMIGAS juga memberikan
Penghargaan Best HSE Performance kepada Kontraktor KKS. Penilaian dilakukan berdasarkan
data Keselamatan Kerja Kontraktor KKS selama periode 2009 dan Penilaian PROPER tahun
2009 oleh KLH.
Dari hasil evaluasi yang dilakukan, penghargaan Kinerja HSE terbaik diberikan kepada
PT. Chevron Pacific Indonesia Blok Siak (untuk kategori di atas 10 juta jam kerja), Chevron
Indonesia Co. Blok Makassar (untuk kategori antara 2 juta -10 juta jam kerja) dan kepada Star
Energi (Kakap) Ltd. Blok Kakap (kategori di bawah 2 juta jam kerja).

51

06

PROGRAM PENGEMBANGAN MASYARAKAT


Untuk mempercepat pengembangan kemandirian masyarakat di sekitar wilayah
pertambangan migas, Kontraktor KKS melakukan kegiatan pengembangan masyarakat. Namun
seiring dikeluarkannya Keputusan Menteri ESDM No 22 Tahun 2008 tentang Jenis-jenis Biaya
Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi yang Tidak Dapat Dikembalikan Kepada Kontraktor
Kontrak Kerja Sama yang melarang program pengembangan masyarakat dimasukkan sebagai
biaya operasi, maka BPMIGAS membagi pelaksanaan program pengembangan masyarakat ke
dalam 2 (dua) katagori. Pembagian ini untuk membedakan antara program pengembangan
sosial yang dimasukkan sebagai biaya operasi untuk memenuhi peraturan yang ada, serta
kegiatan pengembangan sosial (community development) yang merupakan program yang
harus dibiayai dari anggaran kantor pusat Kontraktor KKS.

PROGRAM SOSIAL PENUNJANG OPERASI


Program sosial penunjang operasi (PSPO) merupakan kegiatan pengembangan masyarakat
yang direalisasikan oleh Kontraktor KKS untuk menunjang kelancaran kegiatan operasi di
lapangan pada WK produksi. Kegiatan ini juga dilakukan untuk memenuhi peraturan yang
terkait dengan AMDAL atau berbagai peraturan lain yang harus dipenuhi.
Dalam pelaksanaannya, PSPO terbagi atas 4 (empat) jenis program yakni infrastruktur,
kompensasi kegiatan yang terkait dengan perizinan/penggunaan lahan dan ketaatan
terhadap peraturan. Program yang terkait dengan infrastruktur mencakup pembangunan /
perbaikan jalan, pemasangan instalasi listrik dan pembangunan pusat informasi. Sedangkan
yang terkait dengan kompensasi mencakup renovasi / perbaikan fasilitas umum, kompensasi
atas efek operasi terhadap kesehatan masyarakat, lingkungan atau keamanan, ganti
rugi lahan, tumpang tindih lahan, sosialisasi proyek dan relokasi. Program terkait dengan
perizinan mencakup kebutuhan masyarakat dalam bentuk pemberian sumbangan, servis
atau development.

PROGRAM SOSIAL PENUNJANG OPERASI 2010


6%
Pemenuhan peraturan Rp 97,85 Miliar

47%

Kompensasi Rp 52,44 Miliar


Infrastruktur Rp 46,39 Miliar

22%

Perizinan Rp 12,81 Miliar

25%

BPMIGAS

Laporan Tahunan 2010

52

Pemberdayaan Kapasitas Nasional & K3LL

KEGIATAN PENGEMBANGAN SOSIAL


Kegiatan pengembangan masyarakat atau CD merupakan pendekatan pembangunan
untuk mendorong adanya partisipasi dan keterlibatan langsung penduduk dalam proses
pembangunan. Dengan pendekatan ini semua usaha swadaya komunitas disinergikan
dengan usaha-usaha pemerintah setempat dan stakeholder lainnya sehingga dapat
meningkatkan taraf hidup komunitas lokal. Untuk itu, inisiatif warga sendiri harus menjadi
fokus dalam CD.
Pada umumnya CD dapat dikategorikan menjadi community charity seperti bantuan korban
bencana, community service seperti pembangunan infrastruktur, dan pelatihan dan
pengembangan potensi masyarakat lokal.
Dalam beberapa tahun terakhir, CD dikembangkan ke pembangunan yang berkelanjutan
(sustainable development), dimana fokus pengembangan tidak saja terbatas pada manusia
tetapi juga lingkungan hidup; tidak saja terbatas pada pembangunan aspek ekonomi tetapi
juga pembangunan aspek industri.
Jika dikelompokkan dari jenis kegiatan yang dilaksanakan, maka program CD Hulu Migas
dapat dibagi menjadi 5 (lima) bidang, yakni bidang ekonomi (membantu pemerintah untuk
memberdayakan masyarakat dalam usaha meningkatkan ekonomi), bidang pendidikan
dan kebudayaan (dalam bentuk pemberian beasiswa, membantu kelengkapan sarana
7%
kebudayaan dan prasarana pendidikan, olahraga) dan bidang kesehatan (untuk mendukung
upaya peningkatan kesehatan masyarakat), bidang fasilitas sosial dan fasilitas umum (untuk
mendukung pembangunan sarana dan prasarana sosial, fasilitas umum di daerah operasi)
dan bidang lingkungan (untuk mendukung program peningkatan kesadaran lingkungan).
Grafik berikut ini menunjukkan komposisi biaya PSPO dan Community Development tahun
2010.

KOMPOSISI BIAYA PSPO DAN COMMUNITY DEVELOPMENT 2010


6%
11%
41%

12%

Ekonomi Rp 41,91 Miliar


Pendidikan Rp 30,07 Miliar
Lingkungan Rp 11,91 Miliar
Fasos & Fasum Rp 11,25 Miliar

30%

53

Kesehatan Rp 6,65 Miliar

Pada tahun 2010, beberapa Kontraktor KKS yang hanya melaksanakan kegiatan CD tanpa
PSPO yakni ConocoPhillips (Natuna, South Jambi), Kodeco Energy, CITIC Seram Energy,
PremierOil (Natuna Sea) Ltd., PearlOil (Tungkal) Ltd. , PT. Medco E & P Tarakan. Realisasi PSPO
dan CD industri hulu minyak dan gas bumi tahun 2010 mencapai Rp 311,2 miliar, lebih tinggi
35% dibandingkan dengan realisasi tahun 2009 sebesar Rp 231,1 miliar.

PERKEMBANGAN REALISASI PROGRAM CD HULU MIGAS


350
300

Miliar Rp

250
200
150
100
50
0
2005
Anggaran

2006

2007

2008

2009

2010

Realisasi

BPMIGAS

Laporan Tahunan 2010

54

Pemberdayaan Kapasitas Nasional & K3LL

07

PENGAMANAN OBJEK VITAL


GANGGUAN KEAMANAN
Seluruh aset yang digunakan untuk menunjang operasional industri hulu migas masuk dalam
katagori obyek vital nasional, karena memiliki peran penting bagi bangsa dan negara baik
ditinjau dari aspek ekonomi, politik, sosial, budaya, pertahanan dan keamanan. Gangguan
keamanan pada aset-aset tersebut, akan menyebabkan kerugian negara.
Sejak Juni 2010 jumlah gangguan keamanan meningkat cukup signifikan, bahkan yang
terbanyak dibanding 5 (lima) tahun belakangan ini. Dari identifikasi yang dilakukan, beberapa
hal yang berpotensi memunculkan gangguan adalah :





Sebagian tanah yang digunakan untuk menunjang kegiatan usaha hulu migas
belum tersertifikasi, sehingga banyak terjadi penyerobotan lahan terutama pada
jalur Right of Way (ROW) pipa penyalur, lahan yang belum digunakan, lahan yang
berdekatan dengan kegiatan masyarakat.
Kekurangpahaman stakeholders (terutama di sekitar wilayah industri migas)
terhadap status aset yang digunakan oleh Kontraktor KKS.

JUMLAH DAN JENIS GANGGUAN KEAMANAN TAHUN 2006-2010


1200
Jumlah Gangguan

1000
800
600
400
200
0
2006

2007

2008

Pencurian Peralatan Migas

2009

2010

Total Gangguan

Gangguan Operasi Migas

Dilihat dari lokasi kejadian, sebagian besar gangguan keamanan terjadi di Sumatra Selatan,
khususnya di wilayah kerja ConocoPhillips Indonesia Inc (COPI) dan Pertamina EP. Jenis
gangguan yang umum terjadi adalah pencurian minyak bumi dan blokade area di wilayah
kerja.

55

Salah satu contoh gangguan di WK COPI adalah terjadinya pemblokiran jalan akses menuju
sumur Suban#4, karena sengketa tanah yang belum dapat diselesaikan. Akibatnya
operasional Suban#4 terpaksa dihentikan sehingga mengakibatkan kerugian negara yang
cukup signifikan.
Pemblokiran juga pernah terjadi di WK Gunung Kembang yang dioperasikan oleh Medco E&P
sehingga menimbulkan kehilangan produksi sekitar 7 MMSCFD. Gangguan keamanan juga
terjadi di WK PT Pertamina EP Sumbagsel, sebagian besar berupa pencurian minyak bumi
melalui jalur pipa Pertagas Tempino Plaju.

JUMLAH GANGGUAN KEAMANAN DI KONTRAKTOR KKS SUMATERA SELATAN 2010

9%
10%
Medco E&P (Sumbangsel)

37%

16%

Pertamina EP (Mayoritas Sumbangsel)


Conoco Phillips Indonesia Inc. (Sumbangsel)
Chevron Pacific Indonesia (Riau)
Vico Indonesia (Kaltim)

28%

BPMIGAS

Laporan Tahunan 2010

56

Pemberdayaan Kapasitas Nasional & K3LL

INTEGRATED SECURITY SYSTEM


Kecenderungan penurunan gangguan terlihat pada WK PHE ONWJ yang beroperasi Jawa
Barat. Sebelumnya selama bertahun-tahun, frekwensi gangguan keamanan dalam bentuk
pencurian peralatan produksi di WK ONWJ merupakan yang tertinggi, dengan frekuensi di
atas 100 kali gangguan sehingga merugikan ratusan juta dolar AS. Namun pada tahun 2010
gangguan relatif dapat dihilangkan.
Upaya-upaya yang dilakukan untuk menghilangkan gangguan tersebut adalah menerapkan
security based community, yaitu bentuk pendekatan keamanan baru melibatkan masyarakat
lokal, pemerintah dan aparat keamanan dalam menyelesaikan atau menanggulangi konflik.
Pada akhir tahun 2009, PHE ONWJ menandatangani kerjasama dengan Polda Jabar untuk
pengamanan wilayah operasi. Selain itu juga dibuat kerjasama dengan masyarakat di sekitar
wilayah operasi (sebagian besar merupakan masyarakat nelayan) untuk ikut terlibat dalam
penjagaan keamanan. Mekanismenya dilakukan melalui kegiatan community development,
perusahaan memberikan kredit bergulir untuk pembelian motor tempel perahu bagi
masyarakat, dan mewajibkan para penerima kredit harus membuat perjanjian untuk ikut
menjaga aset ataupun melaporkan apabila mengetahui informasi pencurian.
Usaha-usaha tersebut terbukti cukup efektif, terbukti beberapa kejadian pencurian dapat
digagalkan berkat laporan nelayan tersebut sehingga angka pencurian relatif dapat
dihilangkan.
Perusahaan juga melaksanakan sosialisasi kegiatan hulu migas terhadap aparat pemerintah
dan DPRD, sehingga mereka secara sadar ikut menjaga aset hulu migas. Saat ini Pemda telah
menyadari bahwa kelancaran kegiatan operasi akan meningkatkan Anggaran Pendapatan
dan Belanja Daerah (APBD) melalui mekanisme bagi hasil.

57

JUMLAH PENCURIAN DAN KERUGIAN DI WK PHE ONJW


Jan

45

450

40

400

35

350

30

300

25

250

20

200

15

150

10

100

50

2008

2009

Feb
Mar
Apr
Nilai Kerugian (x1.000 US$)

Jumlah Peristiwa

50

Mei
Jun
Jul
Agt
Sep
Okt
Nov
Des

2010

Nilai kerugian
Untuk menekan jumlah dan kerugian akibat gangguan di WK migas, pada tahun 2010 BPMIGAS
mengeluarkan beberapa peraturan bagi Kontraktor KKS, antara lain optimalisasi kerjasama
dengan Satuan Pelaksana Penanganan Bersama (Satlakpamber), membuat standarisasi
sistem manajemen pengamanan Kontraktor KKS beserta turunannya, peningkatan
pengamanan melalui pengaturan, penjagaan, pengawalan dan patroli (TURJAWALI) di area
kegiatan serta membangun security ownership kepada seluruh kontraktor dan warga di
sekitar kegiatan sehingga terbangun sistem Security based community.

BPMIGAS

Laporan Tahunan 2010

58

Professional
Responsive
Unity in diversity
Decisive
Ethics
Nation Focused
Trustworthy

INTERNAL BPMIGAS

4
REFORMASI
BIROKRASI BPMIGAS
TELAH DIMULAI

Internal BPMIGAS

TAHUN 2010 merupakan kelanjutan proses

Usaha preventif lainnya adalah membentuk

transformasi BPMIGAS menjadi sebuah badan

Satuan Tugas Sistem Pengendalian Internal

pemerintah yang didukung oleh sumber

Pemerintah (SPIP) yang bertujuan mengontrol

daya manusia (SDM) yang profesional dan

sekaligus mendukung peningkatan kinerja

kompeten agar mampu mendorong kegiatan

internal di BPMIGAS pada khususnya dan

usaha hulu minyak dan gas bumi menghasilkan

Kontraktor KKS pada umumnya. SPIP melibatkan

penerimaan yang maksimal bagi negara. Untuk

semua fungsi di BPMIGAS dan bertugas

mencapai tujuan tersebut, BPMIGAS melakukan

memberikan masukan kepada manajemen

berbagai upaya reformasi birokrasi, antara

untuk perbaikan sistem pengendalian internal

lain menata kembali organisasi, melakukan

di lingkungan organisasi BPMIGAS.

penguatan kapabilitas organisasi, pembinaan


dan pengembangan pekerja hingga penguatan

Untuk memperkuat fungsi auditor, BPMIGAS

pengawasan baik melalui usaha preventif dan

juga melakukan penguatan Unit Pengawasan

kuratif (post-audit).

Internal (UPI) yang bertugas mengaudit aspek


ekonomi, efisiensi dan efektivitas proses yang

Penguatan pengawasan menjadi salah satu

dilaksanakan di BPMIGAS. Penguatan dilakukan

hal pokok yang dibenahi agar transformasi

antara

yang dilakukan berjalan sesuai rencana. Usaha

SDM yang kompeten dan penguatan posisi

preventif di bidang pengawasan yang dilakukan

organisasi.

antara lain mewajibkan seluruh pimpinan dan


pekerja BPMIGAS menandatangani komitmen
moral yang diberi nama PAKTA INTEGRITAS
sebelum melaksanakan tugas dan kewajibannya
secara profesional.

61

lain

melalui

penambahan

jumlah

PERJALANAN BPMIGAS MENUJU VISI ORGANISASI

Pengapalan pertama LNG


Tangguh

Performance

Realisasi penerimaan negara


2007-2009 selalu diatas
target APBN
Menawarkan 4 KPI organisasi
BPMIGAS kepada Dep Keu

Jumlah KKKS sampai dengan


245

2009 Realisasi komitmen


TKDN untuk pengadaan
barang dan jasa mencapai
49%

2010 Realisasi komitmen TKDN


untuk pengadaan barang dan
jasa mencapai 69%

Realisasi penggunaan
perbankan nasional tahun
2009 adalah US$ 3,93 miliar

Realisasi penggunaan
perbankan nasional 2010
sampai US$ 7,87 miliar.

WP&B 2010 disetujui sebelum


tahun berjalan

WP&B 2011 disetujui sebelum


tahun berjalan

DI tahun 2009, 55.46% gas


bumi dimanfaatkan untuk
domestik

Immediate Fixes
Peluncuran Misi, Visi, dan Core
Values baru
Reorganisasi BPMIGAS
(pembentukan CPMR, PPA,
PBO, Perwakilan)
Peluncuran program bekerja
berdasarkan KPI (KPI based)
Peluncuran inisiatif
peningkatan TKDN
Peluncuran program
penggunaan bank umum
nasional untuk menangani
transaksi finansial industri
hulu migas

2009

Transformation
in Progress
Penyelarasan dan
implementasi proses bisnis,
kewenangan, job desc,
manual, dan KPI
Implementasi program
peningkatan kapabilitas
organisasi

Scale Up
Operations
Perbaikan yang
berkesinambungan untuk
proses bisnis (continous
improvement)
Peluncuran program untuk
memaksimalkan pasoka
domestik barang dan jasa
oleh industri penunjang migas
dalam negeri
Peningkatan programprogram ICT (eg. data realtime dari KKKS)

Peningkatan kerja sama


dan keterbukaan kepada
stakeholders

Peningkatan kapabilitas
organisasi dan industri dalam
mengantisipasi keperluan skill
tertentu (eg. Deepwater, CDM)

Implementasi ICT Blueprint


Penandatanganan MOU
dengan berbagai lembaga
pemerintahan

Sinergi antara CSR dan Bright


& Green di lokasi fasilitas
produksi

Memulai internalisasi core


values

2010

Establish World
Class Organization

2011

2015

Mengintegrasikan seluruh
fungsi transaksional SDM,
HR, PMA, TI di bawah
naungan BPMIGAS- Indonesia
Incorported
Peningkatan sektor riil yang
didorong adanya finansial dari
pendapatan migas yang dapat
digunakan untuk permodalan
di bidang migas
Melembagakan inovasi
dan perbaikan lebih lanjut
(continous improvement)
Melakukan pertukaran
business opportunities,
bukan hanya jual beli
komoditas, akan tetapi
memanfaatkan adanya
kesempatan bisnis ke dalam
negeri
Dengan diperoleh devisa
dari penjualan SDA migas,
dan tumbuhnya industri
penunjang di dalam negeri
sehingga akan menjadi
penggerak kemajuan ekonomi
bangsa, sehingga BPMIGAS
menjadi lokomotif.
2017
BPMIGAS

Laporan Tahunan 2010

62

Internal BPMIGAS

01

PENGUATAN KAPABILITAS ORGANISASI BPMIGAS


Penguatan kapabilitas organisasi merupakan salah satu upaya yang dilakukan BPMIGAS
untuk meningkatkan kompetensi organisasi dalam mengemban tugas pengawasan
dan pengendalian kegiatan usaha hulu minyak dan gas bumi agar sesuai dengan
visi dan misi organisasi. Beberapa usaha yang telah dilakukan sepanjang tahun 2010
adalah merestrukturisasi organisasi agar lebih efektif dalam melakukan pengawasan
dan pengendalian, meningkatkan tata kelola organisasi, meningkatkan kualitas SDM,
meningkatkan akuntabilitas dan meningkatkan pelayanan publik.
Dalam meningkatkan tata kelola organisasi, BPMIGAS telah melakukan pembenahan proses
bisnis, memperjelas tugas dan kewenangan (job desk) setiap fungsi, menyempurnakan
Pedoman Sistem Kewenangan Manajemen (PSKM), menyempurnakan proses penetapan dan
pemantauan Key Performance Indicator (KPI) pekerja dan fungsi, memperbaiki manajemen
kearsipan, serta melakukan sinkronisasi Pedoman Tata Kerja (PTK) agar terintegrasi satu
dengan yang lain dan sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku.

Pembenahan
organisasi dilakukan
sebagai bagian dari
reformasi birokrasi

Agar proses perubahan dapat dilakukan tepat sasaran, BPMIGAS melakukan survei kinerja
organisasi sebelum menyusun program kerja. Survei yang dilakukan pada awal tahun 2010
tersebut menunjukkan pekerja BPMIGAS dinilai kurang peduli terhadap Kontraktor KKS
sehingga kurang cepat dan tanggap dalam memberikan respons atas keluhan-keluhan
Kontraktor KKS.
Sebagai tindak lanjut survei, BPMIGAS melakukan berbagai upaya perbaikan, antara lain
melakukan sosialisasi nilai-nilai organisasi kepada seluruh pekerja, yaitu Profesional,
Responsive, Unity in Diversity, Decisive, Ethics, Nation Focused dan Trustworthy (P.R.U.D.E.N.T).
Tujuannya agar seluruh pegawai BPMIGAS dapat menerapkan core values baru pada perilaku
dan aktivitas pekerjaannya, sehingga misi dan visi organisasi dapat tercapai.

63

Untuk membangkitkan semangat pekerja dalam penerapan nilai-nilai baru tersebut,


manajemen telah memberikan penghargaan kepada 35 pekerja BPMIGAS dari berbagai
fungsi yang dinilai telah berperilaku sesuai core values PRUDENT. Penyerahan penghargaan
dilakukan pada saat upacara penutupan Rapat Kerja BPMIGAS 2010 yang dilaksanakan pada
Desember 2010.
Penyempurnaan proses bisnis, job description dan PTK pada tahun 2010 telah menghasilkan
877 proses bisnis dan 82 job description fungsi. Selain itu terdapat 28 PTK yang telah
disahkan, sementara 10 PTK lainnya masih dalam proses penyusunan. Keberhasilan tersebut
merupakan dukungan dan peran aktif seluruh fungsi pada semua tingkatan saat melakukan
pembahasan dan penyusunan.

KPI telah diberlakukan


untuk semua pekerja
dan pimpinan.

Pada tahun 2010, BPMIGAS juga mulai memonitor pelaksanaan KPI yang telah
diimplementasikan sejak September 2009. Pengukuran kinerja yang dihasilkan dari kegiatan
monitoring dikuantifikasikan dalam bentuk angka dan waktu pencapaian berdasarkan hari
kerja. Hasil monitoring dilaporkan langsung ke manajemen setiap bulan.
Agar memenuhi prinsip-prinsip good corporate governance yang efektif dan efisien,
BPMIGAS juga menetapkan standar pengelolaan kearsipan, baik pada proses pemilahan dan
penataan arsip, penyimpanan, perawatan arsip dan pemusnahan arsip. Setiap pekerja dan
sekretaris harus mengikuti pelatihan Pengelolaan Administrasi Umum (PAU). Pada tahun
2010, sosialisasi PAU baru menjangkau 36% pekerja. Proses akan dilanjutkan pada tahuntahun berikutnya untuk menjangkau seluruh pekerja.

BPMIGAS

Laporan Tahunan 2010

64

Internal BPMIGAS

02

PENGELOLAAN PEKERJA
Untuk memenuhi dinamika lingkungan strategis bisnis hulu migas, pada tahun 2010 BPMIGAS
menyusun road map pengelolaan SDM. Berdasarkan roadmap tersebut, pengembangan
pekerja akan mulai diimplementasikan tahun 2011 dan diharapkan pada tahun 2015 telah
dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

ROADMAP PROGRAM PENGELOLAAN SDM BPMIGAS


Horizon 1 :
Build the Foundation

Horizon 2 :
Capability Alignment

Horizon 3 :
World Class HR

2011

2012

2013-2015

Tujuan
Fokus area pengembangan
akan dilakukan terhadap
area pengelolaan SDM yang
paling critical terhadap
bisnis dan memiliki gap
terbesar antara As-Is dan
To-Be

Tujuan
Capability Alignment
akan dilakukan dengan
implementasi terhadap
rancangan yang sudah
dibangun di tahun pertama,
termasuk roll-out ke seluruh
organisasi

Tujuan
Meningkatkan kapabilitas
organisasi untuk menjadi
World Class HR

Initiatives
Manajemen Kompetisi
Pengelolaan Kinerja
Pengembangan Karir
Pembelajaran
Rewards
Succession Planning
Human Capital Infrastructure
Organization & Workplace
Design
Manajemen Perubahan

Initiatives
Implementasi 1 tahun siklus
performance
Knowledge Management
Employee Relations

Initiatives
Periode stabilisasi untuk
area pengelolaan SDM yang
telah diimplementasikan
Human Capital Strategy
Workforce Planning
Rekrutmen

Periode stabilisasi untuk


area pengelolaan SDM yang
telah diimplementasikan

PEMEKARAN ORGANISASI
Langkah awal untuk mencapai World Class Human Resources (HR) sebagai salah satu syarat
menjadi badan pemerintah yang profesional adalah melakukan pemekaran organisasi agar
jumlah pekerja cukup untuk mengawal visi dan misi yang telah diterapkan. Penambahan
jumlah pekerja disesuaikan dengan struktur organisasi yang disusun berdasarkan proses
bisnis yang juga telah dibenahi. Penambahan fungsi paling nyata terlihat pada penambahan
bidang baru yaitu bidang Evaluasi dan Pertimbangan Hukum (EPH). Selanjutnya Deputi EPH
membawahi Divisi Pertimbangan Hukum, Divisi Evaluasi, Pelaporan, dan Teknologi Informasi
serta para VP Management Representatif yang ditempatkan di lingkungan Kontrakor KKS.
Perubahan organisasi juga difokuskan untuk penguatan bidang-bidang utama, yaitu
Perencanaan, Pengendaliaan Operasi dan Pengendalian Keuangan serta untuk memastikan
agar support dari bidang pendukung yaitu bidang Umum serta bidang Evaluasi dan
Pertimbangan Hukum dapat berjalan efektif.

65

Di dalam proses pemekaran organisasi, BPMIGAS juga merekrut pekerja profesional migas
yang sudah berpengalaman. Tujuannya, untuk mengisi kesenjangan pekerja golongan
6 (enam) yang jumlahnya saat ini masih perlu ditambah. Kebutuhan tenaga yang sudah
berpengalaman juga dilakukan dalam rangka mempersiapkan organisasi pada 5 (lima) tahun
mendatang ketika pejabat yang ada memasuki masa purna bhakti.

DEMOGRAFI PEKERJA PER GOLONGAN DAN USIA


200
180
160
140
120
100
80
60
40
20
0

UC
<30 th

09

08

31-35 th

07
36-40 th

06
41-45 th

05

04

46-50 th

03
51-54 th

02

01

>54 th

Jumlah Pekerja MPP

ANALISIS PEKERJA MPP PER GOLONGAN TAHUN 2011 - 2015


20
18
16
14
12
10
8
6
4
2
0

01

02

03

04

05

06

2011

2012

2013

2014

2015

07

08

09

UC

PROGRAM PENGEMBANGAN KARIR


Untuk memenuhi kebutuhan pejabat setingkat kasubdin, BPMIGAS melakukan akselerasi
penjenjangan karir bagi sebagian pekerja golongan 5 (lima) dan 6 (enam) untuk dipromosikan
menjadi pejabat setingkat kepala subdinas. Pekerja-pekerja yang dipromosikan adalah yang
memiliki prestasi kinerja yang baik, memiliki kompetensi yang dibutuhkan serta memiliki
kematangan (maturity) manajerial dan kepemimpinan.

BPMIGAS

Laporan Tahunan 2010

66

Internal BPMIGAS

Demi perbaikan organisasi secara menyeluruh, sepanjang tahun 2010 BPMIGAS mengevaluasi
sistem pengelolaan SDM yang telah dilakukan selama ini. Hasil evaluasi dijadikan dasar
untuk penyempurnaan PTK Pengelolaan SDM BPMIGAS, khususnya yang terkait dengan
pengelolaan kompetensi, pengelolaan kinerja (performance management), pengelolaan karir
(career development) sekaligus pembelajaran bagi pekerja agar tidak terjadi gap kompetensi
yang besar di dalam organisasi seperti yang terjadi pada tahun-tahun sebelumnya.

Kegiatan peningkatan
kompetensi pekerja
dilakukan demi
penyempurnaan
organisasi.

Sampai akhir tahun 2010, penyempurnaan PTK Pengelolaan SDM BPMIGAS telah mencapai
tahap pemetaan kondisi pengelolaan SDM saat ini dan menyusun kondisi yang diharapkan
serta rencana kerja menuju pengelolaan SDM yang diharapkan. Ditargetkan, penyempurnaan
PTK tersebut dapat diselesaikan pada pertengahan tahun 2011.
Untuk mendukung proses perubahan, beberapa kegiatan yang tujuannya mengarah ke
sasaran mulai dilaksanakan. Salah satunya di bidang peningkatan kompetensi pekerja.
Sepanjang tahun 2010, BPMIGAS telah menyusun sejumlah pelatihan yang bersifat
mandatori yang harus diikuti oleh pekerja. Pekerja di tingkat staf menerima pelatihan lebih
banyak dibanding pejabat di tingkat atasnya. Jumlah pelatihan bagi kepala divisi merupakan
yang paling sedikit dibanding pejabat di tingkat bawahnya.
Pelatihan yang sifatnya mandatori adalah pelatihan yang harus diikuti oleh pekerja sesuai
level dan bidang disiplinnya. Beberapa jenis pelatihan mandatori misalnya menyangkut
kemampuan negosiasi, kemampuan manajerial dan sebagainya. Sementara pelatihan yang
diajukan oleh pekerja diseleksi, dan persetujuannya disesuaikan dengan job desk fungsi.

03

REALISASI ANGGARAN DAN BELANJA BPMIGAS


Besaran anggaran belanja BPMIGAS tahun 2010 adalah Rp 901,17 miliar dan US$ 10.06 juta
atau total Rp 901,17 miliar bila memperhitungan kurs Rp 9.300 per dolar. Besaran anggaran
tersebut telah disetujui Menteri Keuangan melalui surat No. S-200/MK.02/2010 tanggal
6 Mei 2010. Selanjutnya melalui Surat Nomor S-578/MK.02/2010 tanggal 23 November 2010,
Menteri Keuangan juga telah menyetujui anggaran belanja tambahan BPMIGAS sebesar
Rp 48,09 miliar untuk biaya relokasi kantor. Relokasi kantor merupakan kebutuhan mendesak
untuk meningkatkan pelayanan di industri hulu minyak dan gas bumi, serta untuk menjawab
tantangan organisasi yang semakin berkembang.
Realisasi anggaran tahun 2010 setara Rp 880,45 miliar atau 92,47% dari total anggaran yang
telah disetujui. Penyerapan anggaran tahun 2010 dapat dilakukan lebih baik dibandingkan
penyerapan anggaran tahun 2009 yang hanya sebesar 86,73% atau setara Rp 665,10 miliar.
Hal ini merupakan hasil dari perencanaan program kerja yang lebih matang dan terarah.

67

500
Keterangan :
1. Biaya Pekerja & Peningkatan Profesionalsime
2. Penataan & Sewa Ruangan Kantor
3. Sarana Kedinasan
4. Pengelolaan Operasional
5. Pengkajian dan Pengembangan Bisnis
6. Pengembangan SIstem Informasi Manajemen
7. Perajalanan Dinas Luar Negeri
8. Kegiatan Lain-lain
9. Biaya Relokasi Kantor

450
400
350

Juta Rp

300
250
200
150
100
50t
1
%Realisasi

99.17% 99,68% 84,70% 84,48%


RAPB-RK

85,74% 54,74%

100%

82,64%

97,98%

Realisasi Anggaran

SARANA DAN PRASARANA BPMIGAS


Kebutuhan operasional BPMIGAS dalam rangka pelaksanaan, pengendalian dan pengawasan
kegiatan industri hulu minyak dan gas bumi dirasakan semakin meningkat sejalan dengan
bertambahnya jumlah Kontraktor KKS yang kini mencapai 245 buah.
Guna mendukung pencapaian kinerja BPMIGAS terhadap target lifting, pengendalian cost
recovery dan penerimaan negara, sangat diperlukan sarana yang memadai terutama
pengadaan gedung kantor yang mampu menampung jumlah pekerja yang ada.
Disamping itu, sebagai lembaga yang bertugas untuk mengelola bahan galian strategis
yang termasuk dalam objek vital nasional, kebutuhan untuk menjaga kerahasiaan data
menjadi sangat penting. Untuk itu, setelah sekitar 9 (sembilan) tahun menempati kantor
lama yakni Gedung Patra Jasa Jl. Gatot Subroto Kav. 32-34, maka pada bulan November 2010
BPMIGAS menempati kantor baru di Wisma Mulia Jl Gatot Subroto No.42, Jakarta Selatan.
Kantor baru yang memberikan kenyamanan dan keamanan dalam bekerja diharapkan akan
meningkatkan kinerja BPMIGAS sebagai manajemen Kontraktor KKS.

BPMIGAS

Laporan Tahunan 2010

68

DAFTAR
WILAYAH KERJA
HULU MIGAS
INDONESIA
WK PRODUKSI DAN PENGEMBANGAN

OPERATOR

70

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37

INDONESIA PETROLEUM LTD.


PETROCHINA INTERNATIONAL BANGKO LTD.
PT. MEDCO E&P RIMAU
CAMAR RESOURCES CANADA INC.
EXXONMOBIL OIL IND. INC.
LAPINDO BRANTAS INC.
KALREZ PETROLEUM (SERAM) LIMITED
PT CHEVRON PACIFIC INDONESIA
CONOCOPHILIPS (GRISSIK) LTD.
BOB PERTAMINA BUMI SIAK PUSAKO
CHEVRON INDONESIA COMPANY
PT. PERTAMINA HULU ENERGI GEBANG & SUMATRA (COSTA)
PETROCHINA INTERNATIONAL JABUNG LTD.
CONOCOPHILLIPS (SOUTH JAMBI) LTD.
STAR ENERGY (KAKAP) LTD.
PT.MEDCO E&P INDONESIA
PETROCHINA INTERNATIONAL (BERMUDA) LTD.
KALILA (KORINCI BARU) LTD.
PT.MEDCO E&P INDONESIA
TOTALFINAELF E&P INDONESIE
CHEVRON MAKASSAR LTD.
KONDUR PETROLEUM S.A
PREMIER OIL NATUNA SEA B.V.
CONOCOPHILIPS INDONESIA INC. LTD.
PT. MEDCO E&P MALAKA
MOBIL EXPLORATION IND.
JOB PERTAMINA-TALISMAN (OGAN KOMERING)
PERTAMINA HULU ENERGI ONWJ LTD
HESS (INDONESIA-PANGKAH) LTD.
TRIANGLE PASE INC.
JOB PERTAMINA-GOLDEN SPIKE INDONESIA, LTD.
PT PERTAMINA EP
PT. CHEVRON PACIFIC INDONESIA
CNOOC SES LTD.
JOB PERTAMINA-PETROCHINA SALAWATI
SANTOS (SAMPANG) PTY LTD.
PETROSELAT, LTD.

WILAYAH KERJA
ATTAKA
BANGKO
RIMAU
BAWEAN
N. SUMATRA, CONTRACT AREA B
BRANTAS
BULA
SIAK
CORRIDOR
CPP
EAST KALIMANTAN
GEBANG
JABUNG
SOUTH JAMBI B
KAKAP
CENTRAL SUMATRA (KAMPAR)
KEPALA BURUNG
KORINCI BARU
LEMATANG
MAHAKAM
MAKASSAR S. OFF. AREA A
MALACCA STRAIT
NATUAN SEA BLOCK A
SOUTH NATUNA SEA B
AREA A, N. SUMATRA
NSO/NSO Ext.
OGAN KOMERING
OFF. NORTH WEST JAVA
PANGKAH
PASE
PENDOPO-RAJA
INDONESIA
ROKAN
SOUTH EAST SUMATRA
SALAWATI
SAMPANG
SELAT PANJANG

38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
57
58
59
60
61
62
63
64
65
66
67

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22

ENERGY EQUITY EPIC (SENGKANG) PTY. LTD.


CITIC SERAM ENERGY LIMITED
JOB PERTAMINA - MEDCO TOMORI SULAWESI
PT. MEDCO E&P INDONESIA
TOTAL E&P INDONESIE
JOB PERTAMINA-PETROCHINA EAST JAVA
PEARL OIL (TUNGKAL) LTD.
PERUSDA BENUO TAKA
KODECO ENERGY COY.
JOB PERTAMINA-HESS JAMBI MERANG
SANTOS (MADURA OFFSHORE) PTY. LTD.
KANGEAN ENERGY INDONESIA LIMITED
VICO
MOBIL CEPU LTD
PT SARANA PEMBANGUNAN RIAU-KINGSWOOD CAPITAL LTD
KALILA BENTU SEGAT LTD
BP. BERAU LTD
BP MUTURI HOLDINGS BV
BP. WIRIAGAR LTD.
ELNUSA BANGKANAI ENERGY LTD.
CHEVRON GANAL LTD.
PC KETAPANG II LTD
PC MURIAH LIMITED
CHEVRON RAPAK LTD
PEARL OIL (SEBUKU) LTD.
HUSKY OIL (MADURA) LTD.
JOB PERTAMINA-MEDCO SIMENGGARIS PTY.LTD
PT. SELE RAYA MERANGIN DUA
INPEX MASELA LTD.
MANHATTAN KALIMANTAN INVESTMENT PTE. LTD.

SENGKANG
SERAM NON BULA
SENORO TOILI
TARAKAN
TENGAH
TUBAN
TUNGKAL
WAILAWI
WEST MADURA
JAMBI MERANG
MADURA OFFSHORE
ONS. & OFF. KANGEAN
SANGA-SANGA
CEPU
LANGGAK
BENTU SEGAT
BERAU
MUTURI
WIRIAGAR
BANGKANAI
GANAL
KETAPANG
MURIAH
RAPAK
SEBUKU
ONS.& OFF. MADURA STRAIT AREA
SIMENGGARIS
MERANGIN II
MASELA
TARAKAN OFFSHORE

EKSPLORASI MIGAS : 145 WK



OPERATOR

WILAYAH KERJA

TITAN RESOURCES (NATUNA) INDONESIA, LTD.


CONOCOPHILIPS WARIM Ltd.
CONTINENTAL- GEOPETRO (BENGARA-II) LTD.
ENI (Ex.Shell bv.,Lasmo,Eni,Chevron)
LUNDIN SAREBA BV.
NATIONS PETR.BV.(Ex.Ramu Inter.,Exspan,Rarmu)
ENI AMBALAT LTD.
MEDCO (Ex.Petroner,Exspan)
ENI KRUENG MANE, LTD
STAR ENERGY (BANYUMAS) LTD.
PACIFIC OIL & GAS KISARAN
ANADARKO PAPALANG, LTD.
ANADARKO POPODI LTD
ENI MUARA BAKAU BV
PEARL OIL (Ex.Sebana)
PT MEDCO E&P MERANGIN
SOUTH MADURA EXPLORATION COMPANY LTD.
MITRA ENERGY (BILITON) LIMITED
SALAMANDER ENERGY (BONTANG) PTE. LTD
TATELY NV.
PEARL ENERGY PTY LTD.
SANYEN OIL

NORTH EAST NATUNA


WARIM
BENGARA II
BUKAT
SAREBA
ROMBEBAI
AMBALAT
BENGARA I
KRUENG MANE
BANYUMAS
KISARAN
PAPALANG
POPODI
MUARA BAKAU
BULU
MERANGIN I
SOUTH MADURA
BILITON
BONTANG
PALMERAH
WEST SALAWATI
ANAMBAS
BPMIGAS

Laporan Tahunan 2010

71

72

23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
57
58
59
60
61
62
63
64
65
66
67
68
69
70
71
72
73
74
75
76
77

CAHAYA BATU RAJA


ALTAR RESOURCES, S.A.
SELE RAYA
ENI BULUNGAN, B.V.
PT. EASCO EAST SEPANJANG
IRIAN PETR. LTD. (Ex.Waropen Perkasa)
GENTING OIL NATUNA PTE. LTD.
ANADARKO INDONESIA NUNUKAN COMPANY
TROPIK ENERGY
PT. KUTAI ETAM PETROLEUM
TRANSWORLD EXPL. LTD.
ENDEAVOUR ENERGY (BENGKULU) PTY LTD.
BUNGA MAS INTERNATIONAL COMPANY
PAN ORIENT (ex. BPREC)
GREENSTAR ASSETS LTD.
ZARATEX N.V.
STAR ENERGY SENTOSA (Sebatik) LTD.
SUMATERA PERSADA ENERGI
MARATHON INTERNATIONAL PETROLEUM INDONESIA LTD.
EXXONMOBIL EXPLORATION AND PRODUCTION SURUMANA LTD.
CONOCO PHILL. (AMBORIP VI) LTD.
CNOOC BATANGHARI LTD
RANHIL JAMBI INC. PTE LTD
TATELI BUDONG-BUDONG N.V
JAPEX BUTON LTD.
WEST NATUNA EXPL. LTD.
ODIRA ENERGY KARANG AGUNG
CONOCOPHILLIPS (KUMA) LTD.
SERICA KUTEI BV
PT HEXINDO (ex. INDELBERG HEXA PERKASA LEMANG)
PETROJAVA NORTH KANGEAN INC
INDOREACH EXPL. LTD.
STAR ENERGY (SEKAYU) LTD
MITRA ENERGY (IND. SIBARU) LTD
PT MOSESA PETROLEUM
PANDAWA PRIMA LESTARI
PT KALIMANTAN KUTAI ENERGI
SIGMA ENERGY PETRONAS
PERTAMINA HULU ENERGY KARAMA
EXXONMOBIL EXPLORATION AND PRODUCTION INDONESIA (MANDAR) LTD.
ADITYA NUGRAHA PRATAMA ENERGY LAMPUNG
TALISMAN (South Makassar) ltd.
TOTAL E&P SE MAHAKAM
PREMIER OIL H B.V
M3NERGY GAMMA SDN BHD
TIARA BUMI PETROLEUM
INSANI BINA PERKASA
PERTAMINA EP RANDUGUNTING
GENTING OIL KASURI PTE. LTD.
LUNDIN RANGKAS B.V.
MURPHY SOUTH BARITO LTD.
CNOOC PALUNG ARU
ENI WEST TIMOR LIMITED
CONOCOPHILLIPS (ARAFURA SEA BLOCK INDONESIA) LTD
LUNDIN BARONANG B.V

AIR KOMERING
BARITO
BELIDA
BULUNGAN
EAST SEPANJANG
MANOKWARI
NORTH WEST NATUNA
NUNUKAN
PANDAN
SEINANGKA-SENIPAH
SERUWAY
BENGKULU
BUNGAMAS
CITARUM
EAST KANGEAN
LHOKSEUMAWE
SEBATIK
WEST KAMPAR
PASANGKAYU
SURUMANA
AMBORIP VI
BATANGHARI
BATU GAJAH
BUDONG-BUDONG
BUTON
DUYUNG
KARANG AGUNG
KUMA
KUTAI
LEMANG
NORTH KANGEAN
PARI
SEKAYU
SIBARU
TONGA
WAIN
WEST SANGATTA
ENREKANG
KARAMA
MANDAR
OFFSHORE LAMPUNG I
SAGERI
SOUTH EAST MAHAKAM
TUNA
UJUNG KULON
WEST AIR KOMERING
ALAS JATI
RANDUGUNTING
KASURI
RANGKAS
SOUTH BARITO
SOUTH EAST PALUNG ARU
WEST TIMOR
ARAFURA SEA
BARONANG

78
79
80
81
82
83
84
85
86
87
88
89
90
91
92
93
94
95
96
97
98
99
100
101
102
103
104
105
106
107
108
109
110
111
112
113
114
115
116
117
118
119
120
121
122
123
124
125
126
127
128
129
130
131
132

MARATHON INDONESIA (BONE BAY) LIMITED


PT PUTINDO BINTECH
LUNDIN CAKALANG B.V
CJSC SINTEZMORNEFTEGAZ
PEARL OIL (EAST MURIAH) LTD
SERICA EAST SERUWAY BV
EXXON MOBIL EXPLORATION & PRODUCTION INDONESIA (GUNTING) LTD
PEARL OIL (TACHYLYTE) LTD
PT KARYA INTI PETROLEUM
SPE PETROLEUM LTD
SPC E & P UPSTREAM PTE LTD
HUSKY OIL NORTH SUMBAWA LTD
MURPHY SEMAI OIL CO.LTD;
PT. SUMA SARANA
HESS(INDONESIA-SEMAI V)LTD
BLACK GOLD INDONESIA LLC
ACG (SOUTH BENGARA II) PTE.LTD
RANHILL PAMAI TALUK ENERGY PTE. LTD
NIKO RESOURCES (SOUTH EAST GANAL I) LTD
SALAMANDER ENERGY (SE SANGATTA)LTD
GUJARAT STATE PETROLEUM CORP. LTD.
BLACK GOLD SOUTH MATINDOK LLC
RADIANT BUKIT BARISAN E&P
CHEVRON WEST PAPUA I LTD
CHEVRON WEST PAPUA III LTD
NIKO RESOURCES (OVERSEAS II)LTD
THREE GOLDEN ENERGY WEST TUNGKAL
EXXON MOBIL EXPLORATION & PRODUCTION INDONESIA CENDRAWASIH LTD.
NORTHEN YAMANO TECHNOLOGY OIL
NIKO RESOURCES (OVERSEAS XVI) LTD.
MARATHON INDONESIA (KUMAWA) LTD;
PT HARPINDO MITRA KHARISMA
SARMI PAPUA ASIA OIL LTD.
ARCHIPELAGO RESOURCES
PT ENERGI MINERAL LANGGENG
REALITO ENERGI NUSANTARA CORELASI
HESS (INDONESIA SOUTH SESULU) LTD.
AWE (TERUMBU) NZ LTD.
ORCHARD ENERGY (WEST BELIDA) LTD.
TALISMAN ASIA LTD
Konsorsium Petronas - Pertamina
NIKO RESOURCES (HALMAHERA KOFIAU) LTD.
BLACK GOLD EAST BULA LLC.
NIKO (WEST PAPUA IV) LTD..
PT Brilliance Energy.
PT Sele Raya Energi
Baruna Nusantara Energy Ltd
Repsol Exploracion S.A.
NIKO RESOURCES (CENDRAWASIH BAY III) LTD.
NIKO RESOURCES (CENDRAWASIH BAY IVI) LTD.
PT. Sargas & Vega
Cakra Nusa Darma (SKKMG) Ltd
NIKO RESOURCES (SUNDA STRAIT I) LTD.
Konsorsium PT. Baruna Recovery Energy - AWE Ltd
Konsorsium Bumi Hasta Mukti - Fortune Energy

BONE BAY
BUTON I
CAKALANG
EAST BAWEAN I
EAST MURIAH
EAST SERUWAY
GUNTING
KERAPU
LIRIK II
MADURA
MAHAKAM HILIR
NORTH SUMBAWA II
SEMAI II
SEMAI III
SEMAI V
SERAM
SOUTH BENGARA II
SOUTH CPP
SOUTH EAST GANAL I
SOUTH EAST SANGATTA
SOUTH EAST TUNGKAL
SOUTH MATINDOK
SOUTH WEST BUKIT BARISAN
WEST PAPUA I
WEST PAPUA III
WEST SAGERI
WEST TUNGKAL
CENDRAWASIH, PAPUA
EAST PAMAI, RIAU
KOFIAU, WEST PAPUA
KUMAWA MALUKU, WEST PAPUA
LAMPUNG 3, SUMATERA SELATAN
NORTHEN PAPUA, PAPUA
PASIR, KALIMANTAN TIMUR
SOUTH EAST MADURA, JAWA TIMUR
SOUTH BLOCK A, SUMATERA UTARA
SOUTH SESULU, KALIMANTAN TIMUR
TERUMBU, JAWA TIMUR
WEST BELIDA JAMBI, SUMATRA SELATAN
ANDAMAN III
WEST GELAGAH KAMBUNA
HALMAHERA KOFIAU
EAST BULA
WEST PAPUA IV
SULA I
BLORA
NORTH MAKASSAR STRAITR
CENDRAWASI BAY II
CENDRAWASI BAY III
CENDRAWASI BAY IV
PURI
Sakakemang
Sunda Strait I
North Madura
Mandala

133
134
135
136
137
138
139
140
141
142
143
144
145

PT. Leogryph Indonesia


PT. Kalisat Energi Nusantara
PTTEP Malunda Ltd.
PTTEP South Mandar Ltd.
Konsorsium Talisman - PTTEP Ltd
Konsorsium Talisman - PTTEP Ltd
Ephindo Oil and Gas Holding Inc
Konsorsium Awe Limite-PT Baruna Recovery EnergyPT Silo Maritime Perdana
Mitra Energy Limited
BP Exploration Indonesia Limited
Black Platinum Investment ltd.
KONSORSIUM LUNDIN OIL AND GAS B.V. SALAMANDER ENERGY (INDONESIA) LTD
MURPHY OVERSEAS VENTURES INC.

EKSPLORASI GMB : 23 WK
OPERATOR
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10

MEDCO
SEKAYU

RIDLAUTAMA MINING UTAMA
SAMANTA MINERAL PRIMA
Sangatta West CBM Inc.
PT Indobarambai Gas Methan
PT. Barito Basin Gas
Newton Energy Capital Limited
PT.Visi Multiartha
PT. Artha Widya Persada
PT. Ogan interior Gas
PT. EAST OGAN METHANE
ARROW ENERGY (TANJUNG ENIM) PTE LTD.
PT SATUI BASIN GAS
PT SIGMA ENERGY BUMI - BLUE TIGER CO. LTD.
PT TRISAKTI GAS METHAN
konsorsium PT Trans Asia Resources-PT Jindal Stainless Indonesia
Virginia CBM Indonesia Ltd.
Indon CBM Ltd.
PT Pertamina Hulu Metana Sumatera 2 dengan PT Trisula CBM Energy
Konsorsium Bumi Perdana Ltd dan Glory Wealth Pacific Ltd.
Konsorsium . PT Pertamina Hulu Energi Metana Sumatera I
(PHE Metra I) & PT Indo Gas Methan (IGM)
Konsorsium PT Medeo CBM Pendopo & Dart Energy (Muralim) Pte Ltd
PT Pertamina Hulu Energi Metan Tanjung II (PT PHE Metan Tanjung II)

Karapan
Long Hubung Bagun
Malunda
South Mandar
Sadang
South Sageri
North Songkang
Titan
Bone
North Arafura
Sokang
South Sokang
Wokam

WILAYAH KERJA
GMB SEKAYU
GMB BENTIAN BESAR
GMB INDRAGIRI HULU
GMB SANGATTA I
GMB BARITO BANJAR I
GMB BARITO BANJAR II
GMB KUTAI
GMB SANGATTA II
GMB TABULAKO
GMB OGAN KOMERING
GMB OGAN KOMERING II
GMB TANJUNG ENIM
GMB KOTABU
GMB PULANG PISAU
GMB BARITO TAPIN
GMB BARITO
GMB SANGA-SANGA
GMB RENGAT
GMB MUARA ENIM
GMB BATANG ASIN
GMB Muara Enim I
GMB Muralim
GMB Tanjung II

PROSES TERMINASI : 10 WK
OPERATOR

WILAYAH KERJA

NATIONS
PETROLEUM (YAPEN) B.V.

HUSKY OIL EAST BAWEAN LTD.
ORNA INTERNATIONAL LTD.
HALMAHERA PETROLEUM LIMITED
SANTOS (Ex.Totalfina elf,Total,Santos,Chevron)
INPAROL (INDONESIA PAPUA PETROLEUM) PTE. LTD.
ANADARKO INDONESIA COMPANY
CHEVRON (Ex. Unocal)
PETRONAS CARIGALI LAMPUNG II Ltd.
PEARL OIL (K) LTD.

YAPEN
EAST BAWEAN II
REMBANG
HALMAHERA
DONGGALA
ASMAT
NORTH EAST MADURA-III
EAST AMBALAT
OFFSHORE LAMPUNG II
KARANA

KANTOR PERWAKILAN BPMIGAS


SUMATERA BAGIAN UTARA SURYA

KANTOR PERWAKILAN BPMIGAS


KALIMANTAN DAN SULAWESI

KANTOR PENGHUBUNG
PAPUA DAN MALUKU

Damai Bld. 8th Floor


Jl. Jenderal Sudirman No. 395
Pekanbaru, 28116

Jl. Marsma R. Iswahyudi No. 45


Balikpapan 76115
Kalimantan Timur

Hotel Mariat Sorong Lt. 1 R. Salawati


Jl. A. Yani No. 1
Sorong- Papua Barat 98414

Telepon: (+62-761) 858581


Fax. (+62-761) 858582
Email:pwk_sumbagut@bpmigas.go.id

Telepon: (+62-542) 760372, 761847


Fax. (+62-542) 760373
Email: pwk_kalsul@bpmigas.go.id

Telepon: (+62-0951) 328048


Fax. (+62-0951) 323937

KANTOR PERWAKILAN BPMIGAS


SUMATERA BAGIAN SELATAN

KANTOR PERWAKILAN BPMIGAS


JAWA TIMUR

Jl Demang Lebar Daun No 180


Palembang, 30144
Sumatera Selatan

Jln. Panglima Sudirman No. 62, Surabaya


Jawa Timur 60271

Telepon: (+62-711) 364700


Fax. (+62-711) 314494
Email: pwk_sumbagsel@bpmigas.go.id

Telepon: (+62-31) 5472611


Fax. (+62-31) 5350538
Email: pwk_japalu@bpmigas.go.id

Gedung Wisma Mulia


Lantai LG, 22,23,27
28, 29, 30, 31, 33,
36, 38, 39, 40

Jl. Gatot Subroto No.42,


Jakarta 12710
PO BOX 4775

Telepon : (+62-21) 29241607


Fax : (+62-21) 29241607
Email : humas@bpmigas.go.id

Anda mungkin juga menyukai