2010
DAFTAR ISI
CORE VALUES
IKHTISAR EKSEKUTIF
27
39
59
INTERNAL BPMIGAS
VISI
Menjadi mitra yang proaktif dan terpercaya dalam mengoptimalkan manfaat industri hulu
minyak dan gas bumi bagi bangsa dan seluruh pemangku kepentingan serta menjadi salah
satu lokomotif penggerak aktivitas ekonomi Indonesia.
CORE VALUES
PROFESSIONAL
Bertindak sebagai seorang profesional yang berkomitmen tinggi
RESPONSIVE
Cepat tanggap terhadap permintaan informasi dan penyelesaian masalah
UNITY IN DIVERSITY
Mensinergikan perbedaan untuk mewujudkan pencapaian yang lebih baik
DECISIVE
Berani mengambil resiko dengan didasari oleh perhitungan dan pertimbangan matang
sesuai kewenang yang dimiliki
ETHICS
Menjalankan bisnis dengan standar etika yang tinggi secara konsisten
NATION FOCUSED
Memaksimalkan potensi dan kemampuan nasional
TRUSTWORTHY
Menjaga kredibilitas sehingga mendapatkan kepercayaan dari stakeholders
03
SAMBUTAN
KEPALA BPMIGAS
Assalammulaikum Wr.Wb.
Industri hulu minyak dan gas bumi masih menjadi industri primadona karena masih berperan
sebagai salah satu penghasil utama penerimaan negara. Dalam kurun 3 (tiga) tahun terakhir
sumbangan industri hulu migas masih berkisar 30% dari total penerimaan negara.
Namun mengingat sumber daya minyak dan gas bumi merupakan sumber energi yang tidak
terbarukan, BPMIGAS mendorong agar terjadi pergeseran fungsi industri hulu minyak dan
gas bumi yang sebelumnya hanya menjadi sektor penghasil penerimaan negara (revenue
generator) menjadi mesin pertumbuhan ekonomi (economic growth engine). Beberapa
upaya dilakukan untuk mewujudkan paradigma tersebut, antara lain dengan melibatkan
sektor lain dari dalam negeri untuk terlibat aktif mendukung industri tersebut, mulai dari
perbankan hingga industri penunjangnya.
Penggunaan energi untuk domestik juga menjadi prioritas kebijakan BPMIGAS, sebab
keputusan tersebut menghasilkan sejumlah efek ganda (multiplier effect) yang merupakan
hasil kongkrit dari kebijakan pro growth, pro poor, pro employment yang dicanangkan oleh
Pemerintah. Penerapan keputusan tersebut tetap mengedepankan aspek perlindungan
lingkungan hidup demi tercapainya pembangunan yang berkelanjutan. Untuk itu, manajemen
permintaan, infrastuktur dan pasokan minyak dan gas yang efektif dan holistik harus
dikembangkan sebagai prasyarat utama.
Bobot tantangan untuk peningkatan kinerja hulu migas semakin berat, baik yang sifatnya
operasional, fiskal maupun legal. Persepsi investor terhadap iklim investasi yang belum
kondusif juga menambah tantangan yang harus disikapi dengan kerja keras dan kerja cerdas.
Untuk itulah, BPMIGAS mengajak seluruh stakeholder, baik sesama instansi pemerintah
maupun pelaku dunia usaha, untuk bekerjasama seerat-eratnya melalui komunikasi dan
koordinasi yang efektif agar industri hulu migas dapat berhasil mengemban tugas dan
tanggungjawabnya bagi bangsa dan Negara.
Wassalammulaikum Wr.Wb.
Kepala BPMIGAS
Ir. R. Priyono
BPMIGAS
04
IKTISAR EKSEKUTIF
LAPORAN TAHUN 2011
BPMIGAS
KINERJA TAHUN 2010
Dengan mengefektifkan perencanaan dan fungsi pengawasan, sekaligus mengupayakan
terbentuknya iklim investasi yang kondusif bagi investor hulu migas, Badan Pelaksana
Kegiatan Usaha Hulu Migas (BPMIGAS) dapat menghadapi tahun yang penuh tantangan,
menutup tahun 2010 dengan kinerja yang cukup membanggakan. Sumbangan industri hulu
migas pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dapat ditingkatkan, bahkan
dapat mengupayakan pertumbuhan di sektor lain. Adapun prestasi yang berhasil diraih
tahun ini adalah:
05
Menghasilkan penerimaan negara sebesar US$26.49 miliar, atau lebih besar 32,78%
dibandingkan penerimaan tahun 2009 sebesar US$19.95 miliar. Realisasi penerimaan
negara tahun 2010 tersebut juga melampaui target yang ditetapkan oleh APBN 2010 sebesar
US$26.06 miliar atau 100,6%.
Meningkatkan realisasi lifting minyak dan gas bumi sebesar 11,7%, yaitu dari 2,033 juta barel
oil ekuivalen pada tahun 2009 menjadi 2,271 juta barel oil ekuivalen per hari pada tahun 2010.
Prestasi ini dapat diraih karena BPMIGAS bersama Kontraktor KKS juga dapat menekan laju
penurunan produksi minyak bumi dari rata-rata penurunan alamiah sebesar 12% menjadi
hanya 0,43%.
Memaksimalkan penggunaan produk barang dan jasa dalam negeri untuk menunjang
industri hulu migas. Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN) untuk pengadaan barang dan
jasa tahun 2010 mencapai US$6.84 miliar atau 63,43% dari seluruh nilai pengadaan sebesar
US$10.79 miliar. Realisasi tersebut lebih tinggi dari TKDN 2009 yang hanya 62% dari nilai
pengadaan.
Meningkatkan pemanfaatan gas untuk memenuhi kebutuhan domestik dari 15,28 TCF pada
tahun 2009 menjadi 20,09 TCF. Peningkatan volume ini mendorong industri dalam negeri
lebih efisien dan memiliki daya kompetitif tinggi menghadapi persaingan global.
Meningkatkan upaya penghematan biaya hulu migas, melalui kegiatan pengadaan bersama
di lingkungan Kontraktor KKS dan transfer material (pemanfaatan surplus material, idle asset
dan used material). Pada tahun 2010 nilai penghematan yang dihasilkan dari pengadaan
bersama sebesar US$70.19 juta atau meningkat 111% dibandingkan penghematan yang
dilakukan pada tahun 2009 sebesar US$33.20 juta. Sementara penghematan yang dihasilkan
melalui transfer material sebesar US$34.80 juta meningkat 27% dibandingkan dengan tahun
2009 sebesar US$27.50 juta.
Melakukan perbaikan mekanisme perencanaan program dan anggaran industri hulu minyak
dan gas bumi, melalui percepatan persetujuan Rencana Kerja dan Anggaran Kontraktor KKKS
(Work Program and Budget WP&B), sehingga Kontraktor KKS dapat lebih cepat merealisasi
kegiatan di lapangan. Proses persetujuan WP&B tahun 2011 telah diselesaikan pada tanggal
16 Desember 2010, atau lebih cepat dari jadwal pelaksanaan program, yaitu 1 Januari 2011.
Diterbitkannya Peraturan Pemerintah No. 79 tahun 2010 tentang Cost Recovery dan Pajak
Penghasilan Hulu Migas. Kendati peraturan ini dipandang masih memberikan ketidakpastian
hukum pada Kontraktor KKS, namun pada saat yang sama juga memberikan kepastian pada
masalah perpajakan yang tidak dapat diselesaikan selama beberapa tahun belakangan ini.
Diterbitkannya Peraturan Menteri Lingkungan Hidup No.19 tahun 2010 menggantikan Peraturan
Menteri No.04 tahun 2007 tentang Baku Mutu Air Limbah Bagi Usaha dan/atau Kegiatan
Minyak dan Gas serta Panas Bumi, dimana peraturan baru tersebut telah mengakomodir
kondisi operasional Kontraktor KKS antara lain terkait dengan baku mutu air.
Dikeluarkannya Peraturan Menteri Keuangan (PMK) No. 165 tahun 2010 untuk menggantikan
PMK No. 135 tahun 2009 yang membuat pertukaran material (material exchange) yang
digunakan Kontraktor KKS dan waste disposal tidak perlu mendapat persetujuan lembagalembaga lain (tergantung nilai material), cukup hanya melalui BPMIGAS.
BPMIGAS
06
C.
Tumpang tindih lahan dan kegiatan antara kegiatan industri hulu migas dengan
tambang batubara, pertanian, perkebunan, kehutanan dan kegiatan masyarakat
terutama pengelolaan lahan pekarangan penduduk
Pemanfaatan gas untuk industri domestik masih terkendala oleh berbagai faktor antara lain:
A.
Penetapan harga gas yang relatif masih rendah sehingga tidak memenuhi persyaratan
minimal keekonomian proyek.
B.
Keterbatasan ketersediaan infrastruktur untuk memenuhi kebutuhan gas domestik
khususnya ruas transmisi dan jaringan distribusi yang menghubungkan lapangan
produksi ke konsumen gas.
C.
Kontrak ekspor jangka panjang yang tidak dpaat dialihkan ke domestic dalam waktu
singkat.
Secara keseluruhan kegiatan industri hulu minyak dan gas bumi dapat mencapai target
yang ditetapkan, yaitu selain sebagai sumber penerimaan, juga berhasil menjadi agen
pertumbuhan ekonomi. Dengan demikian tidak berlebihan bila menempatkan industri ini
sebagai salah satu mesin penggerak ekonomi Indonesia.
07
Meningkatkan pola pikir dan budaya kerja melalui core value yang baru yakni: P.R.U.D.E.N.T
(Professional, Responsive, Unity in Diversity, Decisive, Ethics, Nation-focused, Trustworthy)
Meningkatkan Tata Kelola (Governance) antara lain dengan merubah proses bisnis, Standard
Operating Procuders (SOP) dan Pedoman Standar Kewenangan Manajemen (PSKM) sesuai
bentuk organisasi baru serta dengan menyusun dan merevisi Peraturan Tata Kerja (PTK)
Meningkatkan pelayanan publik dengan percepatan proses persetujuan WP&B dan AFE
serta dilakukannya survey kepuasan KKKS terhadap pelayanan BPMIGAS.
BPMIGAS
08
7681 BBTUD
(99.0%)
PENDAPATAN NEGARA
Pencapaian
US$26.22 Miliar
(100,6%)
01
Tahun
2005
2006
2007
2008
2009
2010
KKS Baru
28
41
33
27
KKS Produksi
Khusus WK Eksplorasi, sebanyak 23 WK merupakan WK Coal Bed Methane (CBM) dan 150
WK minyak dan gas bumi aktif, serta terdapat 5 (lima) WK minyak dan gas bumi yang dalam
proses terminasi karena tidak dapat melaksanakan komitmen pasti. Ke-5 WK tersebut adalah
Yapen (Nations Petroleum) dan East Bawean II (Husky Oil), Rembang (Orna International Ltd),
Offshore Halmahera Maluku (Halmahera Petroleum Ltd.) dan Donggala (Santos).t
Pada tahun 2010, BPMIGAS juga memberikan rekomendasi kepada pemerintah (Ditjen
Migas) untuk penetapan terms and condition terhadap 44 WK baru minyak dan gas bumi
serta 8 (delapan) WK CBM. Kegiatan ini merupakan salah satu tugas pokok BPMIGAS untuk
memberikan masukan kepada pemerintah dalam rangka penetapan WK baru.
11
02
KEGIATAN EKSPLORASI
Kegiatan eksplorasi adalah kegiatan untuk mencari informasi yang lebih teliti dan lebih rinci
mengenai kondisi wilayah kerja serta sumber daya minyak dan gas bumi di WK Eksplorasi
maupun WK Produksi. Kegiatan eksplorasi mencakup kegiatan geofisika (melalui survei
seismik 2D dan seismik 3D), pengeboran eksplorasi, coring, dan test produksi. Sementara
pada WK CBM terdapat tambahan kegiatan pengeboran CBM dan dewatering.
PENYELIDIKAN GEOFISIKA
Realisasi survei seismik 2D adalah 27.606 km dari rencana sepanjang 31.181 km, atau 89% dari
rencana. Sementara untuk seismik 3D terealisasi seluas 7.411 km2 dari rencana seluas 9.612
km2 atau 81% dari rencana. Hambatan utama realisasi kegiatan adalah pembebasan tanah
yang akan digunakan untuk menunjang kegiatan seismik. BPMIGAS melakukan koordinasi
dengan instansi terkait (utamanya BPN dan Departemen Kehutanan) untuk mengatasi
hambatan tersebut.
2005
2006
2007
2008
2009
2010
BPMIGAS
12
PENGEBORAN EKSPLORASI
Realisasi pengeboran sumur eksplorasi tahun 2010 adalah 95 sumur, atau 75,4% dari
rencana kegiatan sebanyak 126 sumur. Dibanding realisasi kegiatan tahun 2009, jumlah
sumur eksplorasi yang berhasil dibor tahun 2010 lebih tinggi 21% dibanding jumlah sumur
yang direalisasi tahun 2009. Tidak terlaksananya sebagian kegiatan yang telah direncanakan
utamanya disebabkan oleh faktor pembebasan lahan dan perijinan. Kegiatan-kegiatan yang
tidak dapat dilaksanakan oada tahun 2010 akan direalisasikan pada tahun 2011.
Penemuan cadangan
kontingensi tahun
2010 sebesar
489,4 juta barrel
setara minyak.
2004
2005
2006
2007
2008
2009
2010
0%
Dewatering
0%
Pengeboran CBM
9%
Coring
24%
Pengeboran Eks
Seismik 3D (Km2)
26%
26%
Seismik 2D (Km)
0
Realisasi
13
20
Rencana
69%
40
60
80
100
Beberapa kendala utama yang dihadapi adalah masalah pengadaan peralatan penunjang
kegiatan seismik termasuk rig dan kapal (23%), masalah perizinan di daerah kegiatan (13%),
tumpang tindih lahan dengan kegiatan lainnya, termasuk dengan kehutanan (22%), masalah
sosial masyarakat (2%) dan sengketa perbatasan dengan luar negeri (2%).
23%
32%
2%
2%
13%
19%
9%
Pembatasan PLN
Sosial Masyarakat
Pengadaan rig/ kapal, dll
PENEMUAN CADANGAN
Dari kegiatan pengeboran sumur-sumur eksplorasi pada WK Eksplorasi dan Produksi tahun
2010, berhasil ditemukan prospek cadangan minyak dan gas bumi pada 20 sumur. Total
sumber daya yang ditemukan dari temuan tersebut sekitar 140 juta barrel minyak (MMBO)
dan 2.095 miliar kaki kubik gas bumi (BCFG) atau setara dengan 490 MMBOE.
Dengan temuan cadangan baru minyak bumi pada tahun 2010 sebesar 140,2 MMBO dan
produksi sebesar 344,9 MMBO (945 MBOPD) maka reserve replacement rate (RRR) pada
tahun 2010 adalah sebesar 41% atau dengan kata lain setiap produksi 1 (satu) barrel minyak
bumi hanya tergantikan 0,41 barrel dari hasil eksplorasi. Kondisi idealnya adalah minimal
produksi 1 (satu) barrel minyak bumi tergantikan dengan penemuan hasil eksplorasi sebesar
1 (satu) barrel.
BPMIGAS
14
WK
PT. PERTAMINA EP
Nama Sumur
Indonesia
MMBO
Pondok Makmur-C
1.1
1.1
Pondok Makmur-D
7.6
7.6
Pondok Makmur-E
1.9
1.9
Jati Keling
3.3
3.3
15.5
15.5
PagarDewa Selatan-1
12.6
2.1
12.7
2.1
PrabuMenang
Jabung
BCF G MMBOE
Panen Utara-1
Sabar-3
23.1
5.8
Kepala Burung
North Walio-1
2.3
2.3
Merangin II
9.4
38.7
15.8
Jangkrik-1
729.8
121.6
Muara Bakau
Jangkrik-2
318.4
53.1
Jangkrik-3
426.7
71.1
88.5
492
170.5
Nunukan
Badik-1/ST1
Rokan
Prima-1
0.7
0.7
Tuban
Lengowangi-2A
0.1
0.075
0.1
West Kampar
Pendalian-4
Seram
0.1
0.1
Kutai
Dambus-1
35
5.8
0
140.2
TOTAL
2095.1 489.5
Dengan adanya temuan baru tersebut, cadangan terbukti maupun potensial minyak dan gas
bumi pada 01 Januari 2011 Indonesia adalah 7,41 miliar barrel minyak bumi dan 153,72 TSCF
atau setara dengan 33,04 miliar BOE. Rincian cadangan minyak dan gas bumi Indonesia
adalah sebagai berikut :
Minyak + Kondensat
(MMSTB)
GAS (Associated +
Non Associated)
(TSCF)
MIGAS (MMBOE)
Sudah Produksi
Belum Produksi
Jumlah
Terbukti
Potential
Terbukti
Potential
3.604,56
3.089,58
280,78
444,73
7.419,64
36,08
15,08
68,90
33,67
153,72
9.617,83
5.599,45
11.764,89
6.055,82
33.040,98
Apabila cadangan yang ada diproduksikan dengan tingkat produksi saat ini maka cadangan
minyak bumi Indonesia dapat memenuhi kebutuhan selama 12 tahun, sedangkan gas bumi
dapat memenuhi kebutuhan selama 46 tahun.
15
03
KEGIATAN PRODUKSI
9
Usulan disetujui
Usulan dikembalikan
Usulan dalam proses
32
Dari POD yang disetujui, diharapkan pengembangan lapangan-lapangan tersebut dapat
menghasilkan produksi minyak bumi sebesar 194.1 MMBO dan gas bumi 1.533,74 BSCF.
Besaran biaya yang dibutuhkan untuk pengembangan lapangan sebesar US$ 3.33 miliar.
Investasi
Opex
ASR
3.33
BPMIGAS
16
600
Realisasi
400
200
0
2005
2006
2007
2008
2009
2010
Jumlah Workover
REALISASI WORKOVER
17
1700
1650
1600
1550
1500
1450
1400
1350
1300
WP&B
REALISASI
2009
2010
Lapangan
Tambahan
Minyak
(Incremental Oil)
BOPD
Produksi
Primer
(Baseline)
BOPD
Water Flood
PT CPI
98,526
17,962
PT Medco E&P
Kaji Semoga
3,525
8,653
PT Pertamina EP
26,438
PT BOB - BSP
7,620
3,687
Total Indonesie
3,075
CNOOC
4,808
1,459
4,678
148,670
31,761
184,047
184,047
Total EOR
332,717
31,761
Kegiatan EOR pernah dilakukan di Lapangan Handil, Kalimantan Timur yang dikelola oleh Total
E&P Indonesie, dengan menginjeksikan gas bumi ke dalam reservoir. Namun kegiatan ini
tidak dilanjutkan karena gas yang diinjeksikan digunakan untuk memenuhi komitmen kepada
pembeli.
Beberapa Kontraktor KKS saat ini sedang melakukan studi EOR, misalnya PT Chevron Pacific
Indonesia studi untuk Lapangan Minas (dengan menggunakan kimia) dan PT Medco E&P
studi untuk Lapangan Kaji Semoga (menggunakan kimia). BPMIGAS mendorong Kontraktor
KKS meningkatkan produksi dengan menggunakan teknologi tersebut.
BPMIGAS
18
04
2,000
1,750
1,500
1,250
1,000
750
500
250
2000
2001
2002
2003
Gas
2004
2005
2006
Kondensat
2007
2008
2009
2010
Minyak
950,000
900,000
850,000
800,000
750,000
19
JAN-10 FEB-10 MAR-10 APR-10 MAY-10 JUN-10 JUL-10 AUG-10 SEP-10 OCT-10 NOV-10 DEC-10
Namun pada akhir September 2010, pipa minyak yang dioperasikan oleh Transportasi Gas
Indonesia (TGI) pecah, sehingga 3 (tiga) Kontraktor KKS harus menghentikan produksinya
selama beberapa hari karena pipa tersebut tidak dapat menyalurkan minyak ke tangki
penampung Dumai. Ke-3 Kontraktor KKS tersebut adalah PT CPI, PT BOB BSP dan PT SPR
Langgak.Dari peristiwa ini, produksi nasional berkurang 166,5 ribu BOPD. Usaha untuk
mengembalikan produksi ke tingkat produksi awal membutuhkan waktu yang cukup lama.
Gangguan operasi lain yang memberikan kontribusi signifikan pada penurunan realisasi
produksi minyak bumi 2010 adalah tertabraknya anjungan KE-40 milik Kodeco Energy Co
oleh kapal yang hingga kini belum diketahui pemiliknya. Akibat peristiwa tersebut produksi
minyak turun 2.400 BOPD karena anjungan tidak dapat difungsikan.
Mengingat banyaknya fasilitas produksi di lapangan minyak yang usianya lebih dari 20
tahun, maka unplanned shutdown juga merupakan kendala operasi yang tidak terhindarkan.
Dengan adanya berbagai gangguan tersebut di atas, maka Kontraktor KKS produsen minyak
yang dapat memenuhi target APBN hanya 14 kontraktor, yaitu: Kodeco, Santos (Sampang),
Vico, Medco (Tarakan), JOB Pertamina PetroChina (Salawati), JOB Pertamina Talisman OK,
ExxonMobil Oil Ind, Chevron Indonesia, ConocoPhillips, JOB Pertamina, PetroChina Eastjava,
PHE ONWJ, Pertamina, Total E&P Indonesie dan PT CPI. Realisasi produksi minyak bumi dan
kondensat tahun 2010 adalah 945 ribu BOPD atau 97,9% dari target APBN sebesar 965 ribu
BOPD.
Unplanned
Shutdown
Keterlibatan
Proyek
Offtaker
Proyek
Baru
Bawah
Tanah
Perpanjangan
Plan
Shutdown
196
Jumlah
282
Seleraya
& KEI
JOBP - Tallsman
(Jambi-Merang)
12
CNOOC
71
Pecah
pipa
TGI
7000
BOPD
14,043
BOPD
57.8%
2,496
BOPD
9.6%
4,156
BOPD
16%
80
BOPD
0.3%
4,130
481
BOPD
BOPD
14.4%
1.9%
25,946
BOPD
100%
Frekuensi
BPMIGAS
20
Kenaikan
(%)
(%)
2003
2004
2005
2006
2007
2008
2009
2010
Dari berbagai usaha yang dilakukan penurunan produksi dapat ditekan dari 8.4% tahun
2003, menjadi hanya 0.43% tahun 2010.
GAS BUMI
Realisasi produksi gas bumi dalam beberapa tahun terakhir selalu meningkat dan pada
tahun 2010 realisasi produksi gas bumi merupakan yang tertinggi sepanjang sejarah
kegiatan minyak dan gas bumi Indonesia yaitu sebesar 8.857 MMSCFD atau meningkat 11%
dibandingkan produksi pada tahun 2009 sebesar 7.962 MMSCFD. Peningkatan produksi
tersebut dicapai setelah Indonesia merealisasikan proyek Tangguh di Papua.
21
2002
2003
2007
2008 2009
2010
Gas
Selain dari proyek Tangguh yang dikelola oleh BP Indonesia, gas bumi nasional diproduksikan
dari lapangan-lapangan yang dioperasikan oleh Total E&P Indonesie di Kalimantan Timur,
Pertamina EP di region I, II dan III, PHE, ConocoPhillips di wilayah Sumatera dan Natuna, Vico
Indonesia di Kalimantan Timur dan lapangan lainnya oleh Exxon Mobil di Aceh, Petrochina
Jabung di Jambi, dan Kodeco Energy.
Pemanfaatan gas
untuk pemenuhan
kebutuhan domestik
semakin ditingkatkan.
Produksi
8,400
8,000
7,600
7,200
Penyaluran
6,800
6,400
6,000
Jan
Feb
Mar
Apr
Mei
Jun
Jul
Agt
Sep
Okt
Nov
Des
Gangguan pada proses produksi gas bumi sepanjang tahun 2010 relatif tidak banyak
jumlahnya karena fasilitas produksi masih relatif baru. Penurunan produksi yang terjadi
umumnya bersifat operasional seperti adanya kegiatan perawatan, penggantian peralatan
dan penurunan permintaan konsumen.
BPMIGAS
22
05
1.100
16
1.000
13
900
10
800
700
600
1
-2
500
JAN
FEB
MAR
APR
MEI
Produksi (BOPD)
JUN
JUL
AGU
SEP
OKT
Lifting (BOPD)
NOV
DES
4,500
4,000
BBTUD
3,500
3,000
2,500
2,000
1,500
1,000
500
2003
23
2004
Ekspor
2005
2006
2007
Domestik
2008
2009
2010
06
Miliar US$
50
40
30
20
10
2005
2006
2007
2008
Gross Revenue
Indonesian Share
Cost Recovery
2009
2010
Penerimaan negara
US$26.49 miliar
atau naik 32,78%
dibandingkan
penerimaan tahun 2009
Penerimaan Negara tersebut belum termasuk potensi penerimaan negara dari pajak-pajak
tidak langsung seperti Pajak Bumi dan Bangunan, PPN, Pajak Daerah dan Pajak Penghasilan
Karyawan pekerja industri hulu migas tahun 2010 sebesar Rp 26,9 triliun.
25,000
20,000
15,000
10,000
5,000
0
2006
2007
2008
2009
2010
Selama satu dasawarsa terakhir penerimaan negara dari industri hulu migas memberi
kontribusi 20% hingga 30% dari total penerimaan negara. Sebagai sebuah entitas bisnis,
dalam kurun waktu 2005 sampai 2010, industri hulu migas secara konsisten menunjukkan
Revenue to Cost Ratio rata-rata diatas 400%. Artinya, setiap US$1 yang dibayarkan sebagai
biaya dapat menghasilkan sedikitnya US$4. Kondisi ini menunjukkan, bahwa cost recovery
yang dibayarkan dari hasil penjualan migas, mampu mendorong penerimaan negara yang
jauh lebih besar lagi. Realisasi cost recovery tahun 2010 sebesar US$12 miliar berada 1,5%
dibawah target APBN yakni sebesar US$12.2 miliar.
BPMIGAS
24
07
REALISASI INVESTASI
Investasi industri hulu migas dalam 5 (lima) tahun terakhir yang ditunjukkan oleh besarnya
expenditures (pengeluaran) memperlihatkan perkembangan yang sangat positif. Total
expenditures yang dikeluarkan pada periode (2006-2010) mencapai US$54.42 miliar.
Sedikitnya 20% dari nilai tersebut diinvestasikan dalam bentuk belanja modal (Capital
Expenditures Capex) yang merupakan jaminan kelanjutan tingkat produksi migas Indonesia.
Belanja Modal dimaksud merupakan pertambahan aset negara di industri hulu migas.
Juta US$
2007
2008
Capital
Non Capital
2009
2010
Dibanding investasi yang ditanamkan oleh industri dari sektpr lainnya, investasi di industri
hulu migas merupakan yang paling besar. Peranannya untuk meningkatkan Gross Domestic
Product (GDP) dan pertumbuhan ekonomi sangat signifikan sehingga tren positif investasi di
industri hulu migas harus dipertahankan melalui kebijakan investasi yang kondusif.
KENDALA INVESTASI
Sepanjang tahun 2010, masih terdapat beberapa kendala yang mengganggu realisasi
investasi hulu migas. Sebagian besar kendala muncul karena terbitnya peraturan
perundangan yang tidak sesuai dengan situasi dan kondisi industri hulu migas Indonesia,
atau tidak sesuai dengan peraturan yang telah ada sebelumnya.
Pengaruh tumpang tindih peraturan ini cukup besar pada realiasi investasi, sebab industri
hulu migas selalu menuntut kejelasan peraturan demi kepastian investasi, mengingat jumlah
yang akan ditanamkan cukup besar. Beberapa peraturan baru terbukti mengganggu proses
produksi secara langsung karena Kontraktor KKS dituntut menambah biaya yang cukup
tinggi dalam waktu yang cukup singkat.
Undang-undang No. 17 tahun 2008 tentang Pelayaran. Undang-undang tersebut
mensyaratkan penerapan secara efektif azas cabotage bagi seluruh jenis kapal yang
beroperasi di wilayah Indonesia, selambat-lambatnya tahun 2011. Masalah muncul karena
kapal-kapal yang diperlukan oleh industri hulu migas seperti seismik, pengeboran dan
pemeliharaan sumur, termasuk di dalam katagori tersebut. Selain itu, belum ada satu
perusahaan nasional pun yang mampu menyediakannya, dan dibutuhkan waktu beberapa
tahun untuk membangunnya.
25
Akibat peraturan yang diterapkan secara apa adanya tanpa memilah tugas dan fungsi kapal,
muncul gangguan operasi yang cukup signifikan, misalnya beberapa kapal pengeboran yang
telah habis masa kontraknya harus segera meninggalkan wilayah Indonesia walaupun belum
menyelesaikan kegiatannya. Beberapa Kontraktor KKS juga kesulitan mendapatkan sewa
kapal seismik untuk kegiatan pengeboran tahun 2011 karena perusahaan dalam negeri belum
dapat menyediakan kapal yang dibutuhkannya.
Peraturan Pemerintah No 79 tahun 2010 tentang Biaya Operasi yang Dapat Dikembalikan
dan Pemberlakuan Pajak Penghasilan di Bidang Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi. Walaupun
di satu sisi peraturan ini memberikan berbagai kepastian hukum di bidang perpajakan
(pemberlakuan ketentuan lex specialist untuk Kontraktor KKS eksplorasi), serta memberikan
keleluasaan lebih pada penggunaan cost recovery tanpa pembatasan (capping), namun
investor menganggap peraturan tersebut masih mengandung ketentuan yang tidak
menghargai sanctity contrack.
Undang-Undang No 26 tahun 2007 tentang Penataan Ruang. Berdasarkan Undang-undang
tersebut, Pemerintah Daerah diberi wewenang untuk penataan ruang. Namun dalam
penetapan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW), kegiatan usaha hulu migas yang sedang
berjalan sering diabaikan karena masih dianggap bukan sebagai obyek vital nasional.
Keberadaannya hanya diperhitungkan layaknya sebuah proyek swasta biasa.
Undang-undang No 32 tahun 2009 tentang Lingkungan Hidup. Pemberlakuan Undang-undang
tersebut memunculkan masalah pada operasional hulu migas ketika peraturan menteri
pendukung undang-undang tersebut, yaitu Permen No. 04 tahun 2007 dikeluarkan. Masalah
yang muncul utamanya pada pasal 2 lampiran I yang menyatakan baku mutu air limbah/air
terproduksi baru boleh dibuang ke lingkungan bila temperaturnya sudah di bawah 40 derajat
Celsius, sementara industri lainnya, termasuk panas bumi/kilang minyak/kilang LNG/kilang
LPG masih diperbolehkan membuang pada temperature maksimal 45 derajat Celsius. Akibat
perubahan ini, peralatan produksi yang telah ada harus direnovasi, sehingga Kontraktor KKS
bersangkutan harus mengeluarkan biaya tambahan dan waktu pengadaan peralatan. Namun
peraturan yang memberatkan Kontraktor KKS ini kemudian dapat diatasi dengan kebijakan
pemberian waktu tambahan bagi Kontraktor untuk merenovasi peralatannya.
Masih ada beberapa peraturan daerah yang bertentangan dengan ketentuan pemerintah
pusat, sehingga membebani pelaksanaan kegiatan hulu migas di daerah.
Tumpang tindih lahan kegiatan hulu migas dan kegiatan lainnya. Masalah pengadaan
tanah untuk mendukung kegiatan hulu migas merupakan salah satu gangguan utama
yang menyebabkan rencana investasi tidak dapat direalisasikan pada tahun 2010. Untuk
menyelesaikan masalah, beberapa langkah dilakukan BPMIGAS, misalnya melakukan
koordinasi dengan Menteri Kehutamam (untuk kasus pengadaan tanah yang bersinggungan
dengan wilayah kehutanan), berkoordinasi dengan Badan Pertanahan Nasioal serta
membentuk tim adhoc yang terjun langsung membantu tim Kontraktor KKS untuk
membebaskan tanah milik masyarakat. Model penyelesaian terakhir ini terbukti efektif ketika
membantu proses pengadaan tanah proyek MCL di Cepu.
BPMIGAS
26
30
01
BPMIGAS
30
Membangun fasilitas produksi gas bumi di Pulau Gading berupa fasilitas pemisah
dengan kapasitas 95 MMSCFD (feed gas).
Membangun Central Gas Production Facilities di Sungai Kenawang berupa fasilitas
pemisah dan pemurnian gas bumi serta Condensate Recovery dengan kapasitas
sebesar 155 MMSCFD
Pemasangan pipa penyaluran gas bumi dari Sungai Kenawang Gas Plant ke jalur
pipa yang dikelola oleh PT Transportasi Gas Indonesia (TGI) sepanjang 14 km agar
gas bumi dapat dialirkan ke Lapangan Duri, PKB Batam dan PDPE Sumsel.
Pemasangan pipa penyalur gas bumi dan kondensat dari Pulau Gading ke Sungai
Kenawang Gas Plant sepanjang 11,5 km serta pipa penyalur kondensat dari Sungai
Kenawang Gas Plant ke North Geragai Facilites (pemakaian fasilitas bersama
dengan PetroChina Jabung) sepanjang 110 km.
Sampai akhir tahun 2010 pembangunan Central Gas Production Facilities Sungai Kenawang
dan Gas Production Facilities Pulau Gading telah mencapai 99,2%, penyambungan pipa (tiein) ke North Geragai Facilities mencapai 77,1% dan tie-in ke pipa gas TGI mencapai 20,8%.
Seluruh proyek direncanakan selesai pada Semester I tahun 2011.
31
Proyek pengembangan dan pembangunan Central Processing Plant (CPP) Lapangan Singa
yang dilakukan oleh Medco E&P Lematang, terletak di Provinsi Sumatera Selatan. Proyek
dilaksanakan untuk mendukung produksi dari Lapangan Singa-1, Singa-3 dan Singa-4 yang
diperkirakan dapat menghasilkan gas bumi sekitar 50 MMSCFD. Berdasarkan penjanjian
penjualan yang telah ditandatangani, gas bumi akan dimanfaatkan oleh PT Perusahaan Gas
Negara (PGN).
Pekerjaan konstruksi telah dimulai sejak Januari 2008 dan pada akhir tahun 2010 telah
dapat memproduksikan gas bumi sekitar 30 MMSCFD dari Sumur Singa-3. Penyelesaian
seluruh proyek sempat tertunda dari rencana awal yaitu Desember 2009. Hal ini disebabkan
mundurnya penyelesaian pengeboran sumur Sumur Singa-1 dan Singa-4 sehingga pasokan
gas bumi untuk kegiatan commissioning belum dapat dilakukan.
BPMIGAS
32
33
02
Direncanakan pada kwartal 3 (tiga) tahun 2014, pengiriman gas bumi ke konsumen akan
dimulai dari Lapangan Bangka sebesar 120 MMSCFD dan kondensat sebesar 2.880 BOPD.
Produksi akan ditingkatkan secara bertahap, sehingga pada tahun 2017 akan mencapai
puncak produksi gas bumi sebesar 924 MMSCFD dan kondensat sebesar 23 ribu BOPD.
Kemudian produksi akan menurun hingga mencapai economic limit pada tahun 2028.
Investasi untuk pengembangan proyek IDD diperkirakan sebesar US$ 6.98 miliar, yang akan
digunakan untuk membiayai kegiatan pengeboran dan pembangunan fasilitas produksi.
Sementara itu, untuk mengurangi dampak kegiatan terhadap lingkungan, CICo juga telah
menyusun Kerangka Acuan AMDAL, yang diharapkan dapat disetujui oleh Kementerian
Lingkungan Hidup pada akhir tahun 2011.
BPMIGAS
34
35
BPMIGAS
36
Gambar L10.
Peciko Phase 7A Extension
Platform
37
Total investasi proyek Peciko Phase 7A adalah US$46.56 ribu. Proyek diharapkan dapat
diselesaikan pada November 2011. Pada Desember 2010 pelaksanaan proyek telah mencapai
86,78%.
BPMIGAS
38
3
PENGGUNAAN KOMPONEN DALAM
NEGERI MENINGKAT 14%
PENGHEMATAN PENGADAAN
BERSAMA MENINGKAT 111%
OPTIMALISASI PEMANFAATAN ASET
MENINGKAT 27%
TRANSAKSI MELALUI BANK BUMN
MENINGKAT 18%
PENYIMPANAN DANA ASR
MENINGKAT 27%
01
Sebagai gambaran, nilai pengadaan barang dan jasa dalam negeri pada tahun 2010 sebesar
US$6.84 miliar atau 63,43% dari seluruh nilai pengadaan sebesar US$10.79 miliar. Realisasi
belanja Kontraktor KKS di dalam negeri lebih didominasi oleh belanja pengadaan jasa, yaitu
sebesar 71,9%. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan jasa penunjang hulu migas nasional
masih memiliki peluang besar untuk mengembangkan kemampuan dan daya saingnya.
Untuk mendorong penggunaan komponen barang dan jasa dalam negeri, BPMIGAS
menetapkan peraturan bahwa pengadaan barang dan jasa hanya boleh dilakukan
perusahaan nasional, atau perusahaan asing yang bermitra dengan penyedia barang dan
jasa dalam negeri. Peraturan ini terbukti efektif untuk memagari kepentingan nasional kendati
BPMIGAS memberikan kewenangan yang lebih besar pada Kontraktor KKS pada persetujuan
pengadaan dari US$2 juta menjadi US$5 juta.
12,000
10,000
8,000
6,000
4,000
2,000
0
%TKDN
41
2006
2007
2008
2009
2010
43%
54%
43%
49%
63%
Jasa
Barang
100%
90%
80%
70%
60%
50%
40%
30%
20%
10%
0%
Upaya penghematan
dari pengelolaan
material hulu migas
yang efektif
menghasilkan
penghematan
biaya operasi
US$104.99 juta.
80
40
70
40
30
25
20
15
20
10
10
39%
30
US$ Juta
US$ Juta
60
50
35
40%
2009
2010
2009
2010
Target
Realisasi
Target
Realisasi
BPMIGAS
42
02
PENGELOLAAN ASET
Pada akhir tahun 2010, nilai buku aset yang digunakan untuk menunjang kegiatan operasi
hulu minyak dan gas bumi tercatat sebesar US$6.09 miliar dari nilai perolehan sebesar
US$31.23 miliar. Nilai perolehan ini mengalami peningkatan sebesar 4,4 % dibandingkan
dengan nilai perolehan pada akhir 2009 yang tercatat sebesar US$27.01 miliar.
Selama kurun waktu 5 (lima) tahun terakhir, aset hulu minyak dan gas bumi menambah aset
negara rata-rata sebesar 9% per tahun.
Miliar US$
25
20
15
10
5
2006
2007
Nilai Perolehan
2008
2009
2010
Nilai Buku
Akumulasi Penyusutan
Untuk melindungi dari risiko operasional maupun non-operasional, semua aset diasuransikan.
Proses penutupan asuransi dilakukan melaui perusahaan asuransi nasional penanggung,
yang secara otomatis menjadi anggota konsorsium penanggung utama. Pendekatan ini
dilakukan guna lebih memberdayakan perusahaan-perusahaan asuransi di dalam negeri
serta meningkatkan retensi yang ditanggung oleh perusahaan asuransi di dalam negeri.
Nilai premi perlindungan aset hulu migas yang dibayarkan pada tahun 2010 sebesar
US$29.78 juta, atau turun sebesar 21% dibandingkan dengan nilai premi yang dibayarkan
pada tahun 2009 sebesar US$37.95 juta.
Penurunan nilai premi tahun 2010 merupakan prestasi tersendiri bagi BPMIGAS karena telah
mendukung penutupan asuransi selama 3 (tiga) tahun terakhir, sejak tahun 2009. Hal ini
mengakibatkan besaran premi yang dibayarkan oleh industri hulu migas Indonesia tidak
ikut terimbas oleh kecenderungan peningkatan nilai pertanggungan dunia yang terjadi pada
tahun 2010 akibat banyaknya kecelakaan kerja di kegiatan perminyakan (terutama saat
terjadi kecelakaan kerja di wilayah kerja BP, di Teluk Meksiko) dan bencana alam pada tahun
tersebut.
43
03
2009
13%
Mandiri US$2.63 miliar
7%
Sektor perbankan
nasional diperkuat
untuk mendukung
kegiatan hulu migas.
2%
11%
67%
2010
4%
1%
16%
79%
79%
BPMIGAS
44
34%
32%
2009
50%
34%
2010
16%
Bank Mandiri
34%
Bank BRI
Bank BNI
Usaha melibatkan perbankan nasional dalam kegiatan industri hulu migas, baik sebagai
tempat penyimpanan dana ASR, maupun pada transaksi pengadaan barang dan jasa
dimaksudkan pula untuk meningkatkan kualitas likuiditas perbankan nasional sehingga
bisa berperan aktif dalam penyaluran kredit, baik kredit investasi maupun modal kerja, untuk
industri migas pada khususnya dan sektor rill pada umumnya.
Peluang pemberian kredit oleh perbankan untuk sektor hulu migas masih terbuka lebar.
Berdasarkan catatan Bank Indonesia, kredit yang diberikan oleh perbankan nasional ke
sektor pertambangan (termasuk sektor hulu migas) pada periode 2003-2009 hanya 3,8%
untuk kredit investasi dan 2% untuk kredit modal kerja (Bank Indonesia, 2009).
45
04
PENGELOLAAN SDM
TENAGA KERJA
Jumlah tenaga kerja Indonesia (TKI) dan tenaga kerja asing (TKA) di industri hulu migas sangat
tergantung pada jumlah dan jenis kegiatan yang dilakukan pada tahun tersebut. Secara
kumulatif, pada tahun 2010 jumlah tenaga kerja di Kontraktor KKS Eksplorasi dan Produksi
turun 1,6%.
Pada Kontraktor KKS eksplorasi, jumlah tenaga kerja turun 29,4% dibanding tahun 2009.
Rinciannya jumlah TKI turun dari 2.233 orang menjadi 1.601 orang, sementara TKA turun dari
252 orang menjadi 152 orang.
Sementara pada Kontraktor KKS produksi jumlah tenaga kerja naik 1,5% dibanding tahun
2009. Rinciannya jumlah TKI naik dari 21.520 orang menjadi 21.727 orang, sementara TKA naik
dari 649 orang menjadi 776 orang.
Peningkatan jumlah pekerja pada Kontraktor KKS produksi ini telah terlihat sejak tahun
2009 seiring adanya peningkatan kegiatan pada 3 (tiga) proyek utama hulu migas, yaitu
pengembangan Blok Cepu oleh Mobil Cepu Ltd, Indonesia Deepwater Development (IDD) oleh
Chevron Indonesia Company (Cico) dan Masela oleh Inpex.
Berdasarkan persetujuan Work Program and Budget (WP&B) tahun 2011 yang dikeluarkan
pada akhir tahun 2010, jumlah tenaga kerja eksplorasi akan naik lagi seiring dengan telah
ditandatanganinya kontrak-kontrak WK baru.
25.000
20.000
15.000
10.000
5.000
0
2006
2007
2008
2009
2010
2011
2009
2010
2011
Orang
2500
2000
1500
1000
500
0
2006
2007
2008
Catatan :
1. Data Tahun 2006 s/d 2010 mengacu kepada data laporan CDM 2010
2. Data Tahun 2011 berdasarkan jumlah TKA & TKI yang telah direkomendasikan
dalam WP&B2011
BPMIGAS
46
PENGEMBANGAN KARIR
Dalam rangka pengawasan terhadap pengembangan karir TKI di manajemen Kontraktor KKS
dan guna memastikan adanya transfer teknologi pada kegiatan usaha hulu migas, BPMIGAS
merancang program Career Development Monitoring (CDM). Melalui program tersebut,
BPMIGAS menilai kinerja Kontraktor KKS atas biaya personil, perencanaan tenaga kerja,
pengembangan karir, pengembangan pelatihan, kesempatan untuk penugasan internasional
bagi TKI (misalnya melalui program swapping, overseas job assignment, technical
development exchange, internasionalisasi), rencana suksesi dan sebagainya.
Hasil monitoring tahun 2010 menunjukkan bahwa 3 (tiga) Kontraktor KKS besar yang memiliki
program terbaik adalah Medco E&P Indonesia (MEPI), PT Chevron Pacific Indonesia (CPI)
dan PT Pertamina EP. Sedangkan 3 (tiga) kontraktor KKS kecil yang memiliki program terbaik
adalah BP Indonesia, Santos dan Pearl Energy.
Secara keseluruhan pelaksanaan program overseas development bagi TKI pada tahun 2010
menurun drastis. Faktor utama penyebab penurunan program tersebut adalah adanya
kebijakan pengetatan anggaran pasca krisis dari kantor pusat Kontraktor KKS.
200
Orang
150
100
50
0
2008
2009
2010
Internasionalisasi
Job Assignment
Swapping
TDE
Untuk memastikan agar pengembangan TKI berjalan sesuai dengan rencana, maka mulai
tahun 2011 BPMIGAS akan mengevaluasi optimalisasi penggunaan TKA dan memastikan TKA
yang dipekerjakan pada proyek-proyek besar hulu migas memiliki KPI yang dapat membantu
akselerasi proyek. Upaya lain yang akan dilakukan adalah memaksimalkan penggunaan TKI
47
terutama pada Kontraktor KKS yang produksinya mulai menurun dengan mengganti posisi
TKA yang ada di Kontraktor KKS dimaksud serta melakukan pembatasan TKA pada Kontraktor
KKS eksplorasi.
BPMIGAS juga mengarahkan manajemen Kontraktor KKS agar pengembangan karir TKI dapat
menggantikan posisi-posisi yang selama ini banyak diisi oleh TKA yaitu posisi leadership,
surface operations, subsurface, drilling, wells and completion serta discipline engineering
& projects.
48
05
Judul Dokumen
Status
Genting Oil
Natuna Pte. Ltd.
In progress di
KLH
Pertamina Hulu
Energi ONWJ
Sudah disetujui
KLH
JOB Pertamina
PetroChina East
Java
Sudah disetujui
KLH
Pearl Oil
(sebuku) Ltd.
Sudah disetujui
KLH
Kondur
Petroleum S.A.
Sudah disetujui
KLH
Total E&P
Indonesie
Sudah disetujui
KLH
Sudah disetujui
KLH
Chevron Pacific
Indonesia
Sudah disetujui
KLH
Bagi Kontraktor KKS yang masih dalam tahap eksplorasi, diwajibkan menyusun studi Upaya
Pengelolaan Lingkungan Hidup (UKL) dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup (UPL).
Pelaksanaannya mengacu pada Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 13 Tahun
2010. Pada tahun 2010 terdapat 114 studi UKL/UPL kegiatan Kontraktor KKS yang dievaluasi
BPMIGAS untuk diajukan dan disetujui oleh Kementerian Lingkungan Hidup atau Badan
Lingkungan Hidup Daerah Provinsi maupun Kabupaten, di mana 50% di antaranya kini telah
disetujui instansi terkait.
49
Area Tumpahan
2009
2010
Darat
10
Perairan
Sebagai langkah antisipasi, BPMIGAS bekerjasama dengan Kontraktor KKS juga memperbarui
Pedoman Tata Kerja (PTK) Penanggulangan Tumpahan Minyak. PTK ini merupakan
penggabungan dari PTK tentang Penanggulangan Tumpahan Minyak Perairan dan PTK
tentang Penanggulangan Tumpahan Minyak di Darat.
BPMIGAS
50
2008
2009
2010
Hitam
Merah
Merah
Biru
12
29
Biru
27
17
Hijau
10
11
Emas
Total
52
67
70
0
Tidak Taat
11
48
Taat
Dalam usaha memberikan semangat peningkatan kinerja HSE, BPMIGAS juga memberikan
Penghargaan Best HSE Performance kepada Kontraktor KKS. Penilaian dilakukan berdasarkan
data Keselamatan Kerja Kontraktor KKS selama periode 2009 dan Penilaian PROPER tahun
2009 oleh KLH.
Dari hasil evaluasi yang dilakukan, penghargaan Kinerja HSE terbaik diberikan kepada
PT. Chevron Pacific Indonesia Blok Siak (untuk kategori di atas 10 juta jam kerja), Chevron
Indonesia Co. Blok Makassar (untuk kategori antara 2 juta -10 juta jam kerja) dan kepada Star
Energi (Kakap) Ltd. Blok Kakap (kategori di bawah 2 juta jam kerja).
51
06
47%
22%
25%
BPMIGAS
52
12%
30%
53
Pada tahun 2010, beberapa Kontraktor KKS yang hanya melaksanakan kegiatan CD tanpa
PSPO yakni ConocoPhillips (Natuna, South Jambi), Kodeco Energy, CITIC Seram Energy,
PremierOil (Natuna Sea) Ltd., PearlOil (Tungkal) Ltd. , PT. Medco E & P Tarakan. Realisasi PSPO
dan CD industri hulu minyak dan gas bumi tahun 2010 mencapai Rp 311,2 miliar, lebih tinggi
35% dibandingkan dengan realisasi tahun 2009 sebesar Rp 231,1 miliar.
Miliar Rp
250
200
150
100
50
0
2005
Anggaran
2006
2007
2008
2009
2010
Realisasi
BPMIGAS
54
07
Sebagian tanah yang digunakan untuk menunjang kegiatan usaha hulu migas
belum tersertifikasi, sehingga banyak terjadi penyerobotan lahan terutama pada
jalur Right of Way (ROW) pipa penyalur, lahan yang belum digunakan, lahan yang
berdekatan dengan kegiatan masyarakat.
Kekurangpahaman stakeholders (terutama di sekitar wilayah industri migas)
terhadap status aset yang digunakan oleh Kontraktor KKS.
1000
800
600
400
200
0
2006
2007
2008
2009
2010
Total Gangguan
Dilihat dari lokasi kejadian, sebagian besar gangguan keamanan terjadi di Sumatra Selatan,
khususnya di wilayah kerja ConocoPhillips Indonesia Inc (COPI) dan Pertamina EP. Jenis
gangguan yang umum terjadi adalah pencurian minyak bumi dan blokade area di wilayah
kerja.
55
Salah satu contoh gangguan di WK COPI adalah terjadinya pemblokiran jalan akses menuju
sumur Suban#4, karena sengketa tanah yang belum dapat diselesaikan. Akibatnya
operasional Suban#4 terpaksa dihentikan sehingga mengakibatkan kerugian negara yang
cukup signifikan.
Pemblokiran juga pernah terjadi di WK Gunung Kembang yang dioperasikan oleh Medco E&P
sehingga menimbulkan kehilangan produksi sekitar 7 MMSCFD. Gangguan keamanan juga
terjadi di WK PT Pertamina EP Sumbagsel, sebagian besar berupa pencurian minyak bumi
melalui jalur pipa Pertagas Tempino Plaju.
9%
10%
Medco E&P (Sumbangsel)
37%
16%
28%
BPMIGAS
56
57
45
450
40
400
35
350
30
300
25
250
20
200
15
150
10
100
50
2008
2009
Feb
Mar
Apr
Nilai Kerugian (x1.000 US$)
Jumlah Peristiwa
50
Mei
Jun
Jul
Agt
Sep
Okt
Nov
Des
2010
Nilai kerugian
Untuk menekan jumlah dan kerugian akibat gangguan di WK migas, pada tahun 2010 BPMIGAS
mengeluarkan beberapa peraturan bagi Kontraktor KKS, antara lain optimalisasi kerjasama
dengan Satuan Pelaksana Penanganan Bersama (Satlakpamber), membuat standarisasi
sistem manajemen pengamanan Kontraktor KKS beserta turunannya, peningkatan
pengamanan melalui pengaturan, penjagaan, pengawalan dan patroli (TURJAWALI) di area
kegiatan serta membangun security ownership kepada seluruh kontraktor dan warga di
sekitar kegiatan sehingga terbangun sistem Security based community.
BPMIGAS
58
Professional
Responsive
Unity in diversity
Decisive
Ethics
Nation Focused
Trustworthy
INTERNAL BPMIGAS
4
REFORMASI
BIROKRASI BPMIGAS
TELAH DIMULAI
Internal BPMIGAS
kuratif (post-audit).
antara
organisasi.
61
lain
melalui
penambahan
jumlah
Performance
Realisasi penggunaan
perbankan nasional tahun
2009 adalah US$ 3,93 miliar
Realisasi penggunaan
perbankan nasional 2010
sampai US$ 7,87 miliar.
Immediate Fixes
Peluncuran Misi, Visi, dan Core
Values baru
Reorganisasi BPMIGAS
(pembentukan CPMR, PPA,
PBO, Perwakilan)
Peluncuran program bekerja
berdasarkan KPI (KPI based)
Peluncuran inisiatif
peningkatan TKDN
Peluncuran program
penggunaan bank umum
nasional untuk menangani
transaksi finansial industri
hulu migas
2009
Transformation
in Progress
Penyelarasan dan
implementasi proses bisnis,
kewenangan, job desc,
manual, dan KPI
Implementasi program
peningkatan kapabilitas
organisasi
Scale Up
Operations
Perbaikan yang
berkesinambungan untuk
proses bisnis (continous
improvement)
Peluncuran program untuk
memaksimalkan pasoka
domestik barang dan jasa
oleh industri penunjang migas
dalam negeri
Peningkatan programprogram ICT (eg. data realtime dari KKKS)
Peningkatan kapabilitas
organisasi dan industri dalam
mengantisipasi keperluan skill
tertentu (eg. Deepwater, CDM)
2010
Establish World
Class Organization
2011
2015
Mengintegrasikan seluruh
fungsi transaksional SDM,
HR, PMA, TI di bawah
naungan BPMIGAS- Indonesia
Incorported
Peningkatan sektor riil yang
didorong adanya finansial dari
pendapatan migas yang dapat
digunakan untuk permodalan
di bidang migas
Melembagakan inovasi
dan perbaikan lebih lanjut
(continous improvement)
Melakukan pertukaran
business opportunities,
bukan hanya jual beli
komoditas, akan tetapi
memanfaatkan adanya
kesempatan bisnis ke dalam
negeri
Dengan diperoleh devisa
dari penjualan SDA migas,
dan tumbuhnya industri
penunjang di dalam negeri
sehingga akan menjadi
penggerak kemajuan ekonomi
bangsa, sehingga BPMIGAS
menjadi lokomotif.
2017
BPMIGAS
62
Internal BPMIGAS
01
Pembenahan
organisasi dilakukan
sebagai bagian dari
reformasi birokrasi
Agar proses perubahan dapat dilakukan tepat sasaran, BPMIGAS melakukan survei kinerja
organisasi sebelum menyusun program kerja. Survei yang dilakukan pada awal tahun 2010
tersebut menunjukkan pekerja BPMIGAS dinilai kurang peduli terhadap Kontraktor KKS
sehingga kurang cepat dan tanggap dalam memberikan respons atas keluhan-keluhan
Kontraktor KKS.
Sebagai tindak lanjut survei, BPMIGAS melakukan berbagai upaya perbaikan, antara lain
melakukan sosialisasi nilai-nilai organisasi kepada seluruh pekerja, yaitu Profesional,
Responsive, Unity in Diversity, Decisive, Ethics, Nation Focused dan Trustworthy (P.R.U.D.E.N.T).
Tujuannya agar seluruh pegawai BPMIGAS dapat menerapkan core values baru pada perilaku
dan aktivitas pekerjaannya, sehingga misi dan visi organisasi dapat tercapai.
63
Pada tahun 2010, BPMIGAS juga mulai memonitor pelaksanaan KPI yang telah
diimplementasikan sejak September 2009. Pengukuran kinerja yang dihasilkan dari kegiatan
monitoring dikuantifikasikan dalam bentuk angka dan waktu pencapaian berdasarkan hari
kerja. Hasil monitoring dilaporkan langsung ke manajemen setiap bulan.
Agar memenuhi prinsip-prinsip good corporate governance yang efektif dan efisien,
BPMIGAS juga menetapkan standar pengelolaan kearsipan, baik pada proses pemilahan dan
penataan arsip, penyimpanan, perawatan arsip dan pemusnahan arsip. Setiap pekerja dan
sekretaris harus mengikuti pelatihan Pengelolaan Administrasi Umum (PAU). Pada tahun
2010, sosialisasi PAU baru menjangkau 36% pekerja. Proses akan dilanjutkan pada tahuntahun berikutnya untuk menjangkau seluruh pekerja.
BPMIGAS
64
Internal BPMIGAS
02
PENGELOLAAN PEKERJA
Untuk memenuhi dinamika lingkungan strategis bisnis hulu migas, pada tahun 2010 BPMIGAS
menyusun road map pengelolaan SDM. Berdasarkan roadmap tersebut, pengembangan
pekerja akan mulai diimplementasikan tahun 2011 dan diharapkan pada tahun 2015 telah
dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Horizon 2 :
Capability Alignment
Horizon 3 :
World Class HR
2011
2012
2013-2015
Tujuan
Fokus area pengembangan
akan dilakukan terhadap
area pengelolaan SDM yang
paling critical terhadap
bisnis dan memiliki gap
terbesar antara As-Is dan
To-Be
Tujuan
Capability Alignment
akan dilakukan dengan
implementasi terhadap
rancangan yang sudah
dibangun di tahun pertama,
termasuk roll-out ke seluruh
organisasi
Tujuan
Meningkatkan kapabilitas
organisasi untuk menjadi
World Class HR
Initiatives
Manajemen Kompetisi
Pengelolaan Kinerja
Pengembangan Karir
Pembelajaran
Rewards
Succession Planning
Human Capital Infrastructure
Organization & Workplace
Design
Manajemen Perubahan
Initiatives
Implementasi 1 tahun siklus
performance
Knowledge Management
Employee Relations
Initiatives
Periode stabilisasi untuk
area pengelolaan SDM yang
telah diimplementasikan
Human Capital Strategy
Workforce Planning
Rekrutmen
PEMEKARAN ORGANISASI
Langkah awal untuk mencapai World Class Human Resources (HR) sebagai salah satu syarat
menjadi badan pemerintah yang profesional adalah melakukan pemekaran organisasi agar
jumlah pekerja cukup untuk mengawal visi dan misi yang telah diterapkan. Penambahan
jumlah pekerja disesuaikan dengan struktur organisasi yang disusun berdasarkan proses
bisnis yang juga telah dibenahi. Penambahan fungsi paling nyata terlihat pada penambahan
bidang baru yaitu bidang Evaluasi dan Pertimbangan Hukum (EPH). Selanjutnya Deputi EPH
membawahi Divisi Pertimbangan Hukum, Divisi Evaluasi, Pelaporan, dan Teknologi Informasi
serta para VP Management Representatif yang ditempatkan di lingkungan Kontrakor KKS.
Perubahan organisasi juga difokuskan untuk penguatan bidang-bidang utama, yaitu
Perencanaan, Pengendaliaan Operasi dan Pengendalian Keuangan serta untuk memastikan
agar support dari bidang pendukung yaitu bidang Umum serta bidang Evaluasi dan
Pertimbangan Hukum dapat berjalan efektif.
65
Di dalam proses pemekaran organisasi, BPMIGAS juga merekrut pekerja profesional migas
yang sudah berpengalaman. Tujuannya, untuk mengisi kesenjangan pekerja golongan
6 (enam) yang jumlahnya saat ini masih perlu ditambah. Kebutuhan tenaga yang sudah
berpengalaman juga dilakukan dalam rangka mempersiapkan organisasi pada 5 (lima) tahun
mendatang ketika pejabat yang ada memasuki masa purna bhakti.
UC
<30 th
09
08
31-35 th
07
36-40 th
06
41-45 th
05
04
46-50 th
03
51-54 th
02
01
>54 th
01
02
03
04
05
06
2011
2012
2013
2014
2015
07
08
09
UC
BPMIGAS
66
Internal BPMIGAS
Demi perbaikan organisasi secara menyeluruh, sepanjang tahun 2010 BPMIGAS mengevaluasi
sistem pengelolaan SDM yang telah dilakukan selama ini. Hasil evaluasi dijadikan dasar
untuk penyempurnaan PTK Pengelolaan SDM BPMIGAS, khususnya yang terkait dengan
pengelolaan kompetensi, pengelolaan kinerja (performance management), pengelolaan karir
(career development) sekaligus pembelajaran bagi pekerja agar tidak terjadi gap kompetensi
yang besar di dalam organisasi seperti yang terjadi pada tahun-tahun sebelumnya.
Kegiatan peningkatan
kompetensi pekerja
dilakukan demi
penyempurnaan
organisasi.
Sampai akhir tahun 2010, penyempurnaan PTK Pengelolaan SDM BPMIGAS telah mencapai
tahap pemetaan kondisi pengelolaan SDM saat ini dan menyusun kondisi yang diharapkan
serta rencana kerja menuju pengelolaan SDM yang diharapkan. Ditargetkan, penyempurnaan
PTK tersebut dapat diselesaikan pada pertengahan tahun 2011.
Untuk mendukung proses perubahan, beberapa kegiatan yang tujuannya mengarah ke
sasaran mulai dilaksanakan. Salah satunya di bidang peningkatan kompetensi pekerja.
Sepanjang tahun 2010, BPMIGAS telah menyusun sejumlah pelatihan yang bersifat
mandatori yang harus diikuti oleh pekerja. Pekerja di tingkat staf menerima pelatihan lebih
banyak dibanding pejabat di tingkat atasnya. Jumlah pelatihan bagi kepala divisi merupakan
yang paling sedikit dibanding pejabat di tingkat bawahnya.
Pelatihan yang sifatnya mandatori adalah pelatihan yang harus diikuti oleh pekerja sesuai
level dan bidang disiplinnya. Beberapa jenis pelatihan mandatori misalnya menyangkut
kemampuan negosiasi, kemampuan manajerial dan sebagainya. Sementara pelatihan yang
diajukan oleh pekerja diseleksi, dan persetujuannya disesuaikan dengan job desk fungsi.
03
67
500
Keterangan :
1. Biaya Pekerja & Peningkatan Profesionalsime
2. Penataan & Sewa Ruangan Kantor
3. Sarana Kedinasan
4. Pengelolaan Operasional
5. Pengkajian dan Pengembangan Bisnis
6. Pengembangan SIstem Informasi Manajemen
7. Perajalanan Dinas Luar Negeri
8. Kegiatan Lain-lain
9. Biaya Relokasi Kantor
450
400
350
Juta Rp
300
250
200
150
100
50t
1
%Realisasi
85,74% 54,74%
100%
82,64%
97,98%
Realisasi Anggaran
BPMIGAS
68
DAFTAR
WILAYAH KERJA
HULU MIGAS
INDONESIA
WK PRODUKSI DAN PENGEMBANGAN
OPERATOR
70
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
WILAYAH KERJA
ATTAKA
BANGKO
RIMAU
BAWEAN
N. SUMATRA, CONTRACT AREA B
BRANTAS
BULA
SIAK
CORRIDOR
CPP
EAST KALIMANTAN
GEBANG
JABUNG
SOUTH JAMBI B
KAKAP
CENTRAL SUMATRA (KAMPAR)
KEPALA BURUNG
KORINCI BARU
LEMATANG
MAHAKAM
MAKASSAR S. OFF. AREA A
MALACCA STRAIT
NATUAN SEA BLOCK A
SOUTH NATUNA SEA B
AREA A, N. SUMATRA
NSO/NSO Ext.
OGAN KOMERING
OFF. NORTH WEST JAVA
PANGKAH
PASE
PENDOPO-RAJA
INDONESIA
ROKAN
SOUTH EAST SUMATRA
SALAWATI
SAMPANG
SELAT PANJANG
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
57
58
59
60
61
62
63
64
65
66
67
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
SENGKANG
SERAM NON BULA
SENORO TOILI
TARAKAN
TENGAH
TUBAN
TUNGKAL
WAILAWI
WEST MADURA
JAMBI MERANG
MADURA OFFSHORE
ONS. & OFF. KANGEAN
SANGA-SANGA
CEPU
LANGGAK
BENTU SEGAT
BERAU
MUTURI
WIRIAGAR
BANGKANAI
GANAL
KETAPANG
MURIAH
RAPAK
SEBUKU
ONS.& OFF. MADURA STRAIT AREA
SIMENGGARIS
MERANGIN II
MASELA
TARAKAN OFFSHORE
WILAYAH KERJA
71
72
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
57
58
59
60
61
62
63
64
65
66
67
68
69
70
71
72
73
74
75
76
77
AIR KOMERING
BARITO
BELIDA
BULUNGAN
EAST SEPANJANG
MANOKWARI
NORTH WEST NATUNA
NUNUKAN
PANDAN
SEINANGKA-SENIPAH
SERUWAY
BENGKULU
BUNGAMAS
CITARUM
EAST KANGEAN
LHOKSEUMAWE
SEBATIK
WEST KAMPAR
PASANGKAYU
SURUMANA
AMBORIP VI
BATANGHARI
BATU GAJAH
BUDONG-BUDONG
BUTON
DUYUNG
KARANG AGUNG
KUMA
KUTAI
LEMANG
NORTH KANGEAN
PARI
SEKAYU
SIBARU
TONGA
WAIN
WEST SANGATTA
ENREKANG
KARAMA
MANDAR
OFFSHORE LAMPUNG I
SAGERI
SOUTH EAST MAHAKAM
TUNA
UJUNG KULON
WEST AIR KOMERING
ALAS JATI
RANDUGUNTING
KASURI
RANGKAS
SOUTH BARITO
SOUTH EAST PALUNG ARU
WEST TIMOR
ARAFURA SEA
BARONANG
78
79
80
81
82
83
84
85
86
87
88
89
90
91
92
93
94
95
96
97
98
99
100
101
102
103
104
105
106
107
108
109
110
111
112
113
114
115
116
117
118
119
120
121
122
123
124
125
126
127
128
129
130
131
132
BONE BAY
BUTON I
CAKALANG
EAST BAWEAN I
EAST MURIAH
EAST SERUWAY
GUNTING
KERAPU
LIRIK II
MADURA
MAHAKAM HILIR
NORTH SUMBAWA II
SEMAI II
SEMAI III
SEMAI V
SERAM
SOUTH BENGARA II
SOUTH CPP
SOUTH EAST GANAL I
SOUTH EAST SANGATTA
SOUTH EAST TUNGKAL
SOUTH MATINDOK
SOUTH WEST BUKIT BARISAN
WEST PAPUA I
WEST PAPUA III
WEST SAGERI
WEST TUNGKAL
CENDRAWASIH, PAPUA
EAST PAMAI, RIAU
KOFIAU, WEST PAPUA
KUMAWA MALUKU, WEST PAPUA
LAMPUNG 3, SUMATERA SELATAN
NORTHEN PAPUA, PAPUA
PASIR, KALIMANTAN TIMUR
SOUTH EAST MADURA, JAWA TIMUR
SOUTH BLOCK A, SUMATERA UTARA
SOUTH SESULU, KALIMANTAN TIMUR
TERUMBU, JAWA TIMUR
WEST BELIDA JAMBI, SUMATRA SELATAN
ANDAMAN III
WEST GELAGAH KAMBUNA
HALMAHERA KOFIAU
EAST BULA
WEST PAPUA IV
SULA I
BLORA
NORTH MAKASSAR STRAITR
CENDRAWASI BAY II
CENDRAWASI BAY III
CENDRAWASI BAY IV
PURI
Sakakemang
Sunda Strait I
North Madura
Mandala
133
134
135
136
137
138
139
140
141
142
143
144
145
EKSPLORASI GMB : 23 WK
OPERATOR
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
MEDCO
SEKAYU
RIDLAUTAMA MINING UTAMA
SAMANTA MINERAL PRIMA
Sangatta West CBM Inc.
PT Indobarambai Gas Methan
PT. Barito Basin Gas
Newton Energy Capital Limited
PT.Visi Multiartha
PT. Artha Widya Persada
PT. Ogan interior Gas
PT. EAST OGAN METHANE
ARROW ENERGY (TANJUNG ENIM) PTE LTD.
PT SATUI BASIN GAS
PT SIGMA ENERGY BUMI - BLUE TIGER CO. LTD.
PT TRISAKTI GAS METHAN
konsorsium PT Trans Asia Resources-PT Jindal Stainless Indonesia
Virginia CBM Indonesia Ltd.
Indon CBM Ltd.
PT Pertamina Hulu Metana Sumatera 2 dengan PT Trisula CBM Energy
Konsorsium Bumi Perdana Ltd dan Glory Wealth Pacific Ltd.
Konsorsium . PT Pertamina Hulu Energi Metana Sumatera I
(PHE Metra I) & PT Indo Gas Methan (IGM)
Konsorsium PT Medeo CBM Pendopo & Dart Energy (Muralim) Pte Ltd
PT Pertamina Hulu Energi Metan Tanjung II (PT PHE Metan Tanjung II)
Karapan
Long Hubung Bagun
Malunda
South Mandar
Sadang
South Sageri
North Songkang
Titan
Bone
North Arafura
Sokang
South Sokang
Wokam
WILAYAH KERJA
GMB SEKAYU
GMB BENTIAN BESAR
GMB INDRAGIRI HULU
GMB SANGATTA I
GMB BARITO BANJAR I
GMB BARITO BANJAR II
GMB KUTAI
GMB SANGATTA II
GMB TABULAKO
GMB OGAN KOMERING
GMB OGAN KOMERING II
GMB TANJUNG ENIM
GMB KOTABU
GMB PULANG PISAU
GMB BARITO TAPIN
GMB BARITO
GMB SANGA-SANGA
GMB RENGAT
GMB MUARA ENIM
GMB BATANG ASIN
GMB Muara Enim I
GMB Muralim
GMB Tanjung II
PROSES TERMINASI : 10 WK
OPERATOR
WILAYAH KERJA
NATIONS
PETROLEUM (YAPEN) B.V.
HUSKY OIL EAST BAWEAN LTD.
ORNA INTERNATIONAL LTD.
HALMAHERA PETROLEUM LIMITED
SANTOS (Ex.Totalfina elf,Total,Santos,Chevron)
INPAROL (INDONESIA PAPUA PETROLEUM) PTE. LTD.
ANADARKO INDONESIA COMPANY
CHEVRON (Ex. Unocal)
PETRONAS CARIGALI LAMPUNG II Ltd.
PEARL OIL (K) LTD.
YAPEN
EAST BAWEAN II
REMBANG
HALMAHERA
DONGGALA
ASMAT
NORTH EAST MADURA-III
EAST AMBALAT
OFFSHORE LAMPUNG II
KARANA
KANTOR PENGHUBUNG
PAPUA DAN MALUKU