First Received: Carbon trading is the new big thing in Indonesia. In the long
[25 February 2020] term, carbon trading will have a huge impact on both public
and private sector. Based on that, this research is conducted.
Revised: There are two objectives of this research: (1) to study the
[06 May 2020] implementation of carbon trading in Indonesia; and (2) to
calculate the potential of non-tax revenues that can be
Accepted: generated from carbon trading in Indonesia. A simulation is
[29 June 2020] carried out to calculate non-tax revenues by utilizing carbon
reduction data included in Indonesian nationally determined
Keywords: contribution (NDC) at various levels of carbon prices. The
Emisi Karbon, Penerimaan Negara Bukan Pajak, Keuangan simulation shows that there are potential non-tax revenues
Negara ranging from IDR51 trillion up to IDR180 billion during the
carbon emissions reducing program. Furthermore, each year
carbon trading will contribute non-tax revenues at an amount
ranging from 7,5 up to 26,1% of total Public Service Agency’s
revenues for the period of 2011 until 2019. This is so far the
first research that uncovers link between carbon trading and
public finance in Indonesia.
Page 47 |
INFO ARTHA, Volume 4 No. 01 (2020), 47–66
5,03%1.Selanjutnya, rerata tingkat defisit pemerintah Sarana dan prasarana pendukung yang perlu
dari tahun 2014 sampai dengan 2018 sebesar 2,31% dibangun antara lain berupa sarana dan prasarana fisik
dari PDB. Untuk tahun 2019, tingkat defisit pemerintah serta perangkat peraturan yang dapat membantu
mencapai 2,2% dari prediksi awal sebesar 1,9%. menjaga kehandalan APBN dalam jangka panjang.
Apabila dikaitkan dengan Penerimaan Negara Bukan Kebijakan pemerintah yang tercermin dari peraturan
Pajak (PNBP) selaku komponen penyusun APBN, rerata harus mampu mengakomodir isu global yang
sumbangan yang diberikan oleh PNBP terhadap total berkembang di masa mendatang.
pendapatan APBN untuk periode 2011 hingga 2019
yaitu sebesar 22,2% dengan tren yang cenderung Isu perubahan iklim yang sudah lama menjadi isu
meningkat. global harus mendapatkan perhatian dari pemerintah.
Kompetisi global dalam penanganan isu ini menjadi
Melihat fakta bahwa program mitigasi salah kunci utama keberlanjutan pembangunanan
perubahan iklim merupakan tantangan yang harus Indonesia di masa mendatang. Lansiran berita terkini
dihadapi Indonesia, dan juga melihat dinamika postur dari lembaga dan media massa keuangan internasional
APBN, maka Pemerintah Indonesia perlu memikirkan menunjukkan perubahan iklim sebagai sektor ekonomi
cara untuk mengatasi dua permasalahan ini secara krusial di masa mendatang (BNP Paribas, 2020),
efektif dan efisien. Secara konkrit, Pemerintah (CNBC, 2019), (Forbes, 2019).
Indonesia perlu mencari alternatif sumber pendanaan
baru untuk memulai program mitigasi perubahan iklim Perubahan iklim tidak dapat dipisahkan dari emisi
di Indonesia. karbon. Upaya untuk menurunkan emisi karbon
merupakan usaha untuk mencegah atau mengurangi
Program Adapatasi perubahan iklim tidak dampak negatif perubahan iklim. Menyadari risiko
menjadi tema pembahasan dalam penelitian ini yang akan muncul, negara-negara maju sudah terlebih
karena ketidaktersiadaan data pendukung yang dulu berupaya mengelola emisi karbon. Negara-
dibutuhkan. Secara teknis, data pendukung yang negara maju menggunakan pendekatan antardisiplin
untuk melakukan penelitian mengenai program keilmuan untuk menghasilkan kebijakan yang paling
adaptasi perubahan iklim bersumber dari berbagai optimal untuk menurunkan emisi karbon.
pihak atau Kementerian/Lembaga. Oleh sebab itu,
akan memerlukan usaha ekstra keras baik dari sisi Dalam pengelolaan emisi karbon, Indonesia
waktu maupun dari sisi biaya yang tidak dimiliki oleh dapat belajar dari negara-negara maju yang telah lebih
penulis. dulu berkutat dengan isu tersebut. Salah satu
kebijakan yang telah mereka lakukan untuk
1.2. Rumusan Masalah menurunkan emisi karbon yaitu melalui skema
perdagangan karbon. Kebijakan tersebut dapat
Saat ini Indonesia sudah berproses menjadi direplika dengan terlebih dahulu dilakukan
negara maju. PricewaterhouseCoopers (PWC) penyesuaian terhadap kekhasan yang dimiliki
memproyeksikan Indonesia akan menjadi kekuatan Indonesia.
ekonomi ke-5 dunia pada tahun 2030, bersaing dengan
negara-negara berkembang lainnya seperti China dan Beberapa aspek yang menjadi kekhasan
India2. Guna mewujudkan harapan tersebut, Indonesia Indonesia antara lain sistem pemerintahan, sistem
memerlukan persiapan baik dari sisi sumber daya tata negara, kondisi geografis, dan berbagai aspek
manusia maupun sarana dan prasarana lainnya. Melihat beberapa aspek kekhasan tersebut,
pendukungnya. serta dengan melihat dampak nyata peningkatan emisi
karbon yang terakselerasi oleh perkembangan
Sumber daya manusia yang dibutuhkan berupa teknologi mutakhir, maka Pemerintah Indonesia perlu
sumber daya yang tanggap dan responsif terhadap melihat sejauh mana kebijakan perdagangan karbon
perkembangan global. Tantangan yang muncul dari dapat diterapkan di Indonesia.
perkembangan global idealnya dapat menjadi
kesempatan yang dapat dioptimalkan demi Permasalahan dalam penelitian ini dirumuskan
terwujudnya pembangunan berkelanjutan di sebagai berikut:
Indonesia. 1. Bagaimana penerapan kebijakan perdagangan
karbon di Indonesia?
Page 49 |
INFO ARTHA, Volume 4 No. 01 (2020), 47–66
2. Berapa potensi penerimaan negara bukan pajak Perkembangan PNBP Tahun 2011-2018
yang berasal dari perdagangan karbon?
3Undang Undang nomor 17 tahun 2003 tentang Keuangan 5Kementerian Keuangan Republik Indonesia, Laporan
Negara Keuangan Pemerintah Pusat. Diakses dari
4 https://www.kemenkeu.go.id/publikasi/laporan/lapora
https://www.cnnindonesia.com/ekonomi/2015012811 n-keuangan-pemerintah-pusat/ tanggal 19 Februari 2020
2501-78-27896/menkeu-klaim-penerimaan-negara- pukul 15.16 WIB
bukan-pajak-anjlok-sejak-2009 diakses pada tanggal 24
Februari 2020 pukul 9.45 WIB
Page 50 |
PERDAGANGAN KARBON DI INDONESIA: KAJIAN KELEMBAGAAN DAN KEUANGAN NEGARA
Ade Bebi Irama
Penerimaan sumber daya alam merupakan PNBP Gambar 2 menunjukkan rerata kontribusi tiap
yang diperoleh dari hasil pemanfaatan sumber daya komponen PNBP terhadap PNBP total, dan rerata
alam. Beberapa sumber PNBP jenis ini antara lain pertumbuhan kontribusi tiap komponen PNBP
pendapatan minyak bumi, gas alam, pertambangan terhadap PNBP total, untuk periode 2011 hingga 2018.
umum, kehutanan, perikanan, dan pendapatan
pertambangan panas bumi. Dari gambar di atas diketahui bahwa untuk
periode 2011 hingga 2018, PNBP dari penerimaan
Bagian pemerintah atas laba BUMN yaitu dividen sumber daya alam merupakan komponen
yang dibagikan oleh BUMN kepada pemegang penyumbang terbesar terhadap PNBP total, dengan
sahamnya. Dividen tersebut berasal dari BUMN yang besaran 50%. Selanjutnya penyumbang terbesar
bergerak di sektor perbankan dan sektor non- kedua yaitu komponen PNBP dari jenis PNBP lainnya
perbankan. Dua BUMN penyetor dividen terbesar dari (28%), diikuti oleh komponen PNBP yang berasal dari
masing-masing sektor antara lain PT Pertamina dan PT Bagian Pemerintah atas Laba BUMN dan Pendapatan
Telkom dari sektor non-perbankan, sedangkan PT BRI BLU dengan besaran kontribusi yang sama (11%).
dan PT Bank Mandiri mewakili sektor perbankan.
Sementara itu, dilihat dari sisi pertumbuhan
PNBP lainnya merupakan PNBP yang diperoleh kontribusi masing-masing komponen PNBP terhadap
negara atas hasil pelaksananaan tupoksi total PNBP, komponen Pendapatan BLU menempati
Kementerian/Lembaga. Beberapa penerimaan yang ranking pertama dengan besaran pertumbuhan 25%,
masuk ke dalam PNBP ini antara lain: (1) pendapatan diikuti oleh komponen PNBP Lainnya (11%). Dua
dari penjualan, pengelolaan BMN, iuran badan usaha, tempat terakhir diisi oleh komponen PNBP dari
dan penerimaan klaim asuransi BMN; (2) pendapatan penerimaan sumber daya alam (10%) dan PNBP dari
dari administrasi dan penegakan hukum; (3) Bagian Pemerintah atas Laba BUMN (6%).
pendapatan dari kesehatan, perlindungan sosial, dan
keagamaan; (4) pendapatan pendidikan, budaya, riset, Apabila komponen PNBP Bagian Pemerintah atas
dan teknologi; (5) pendapatan jasa transportasi, Laba BUMN dan komponen Pendapatan BLU
komunikasi dan informatika; (6) pendapatan jasa dibandingkan, ditemukan beberapa fakta yang
lainnya; (6) pendapatan bunga, pengelolaan rekening menarik. Fakta pertama yaitu bahwa kedua komponen
perbankan, dan pengelolaan keuangan; (7) mempunyai jumlah rerata kontribusi yang sama
pendapatan denda; (8) dan pendapatan lain-lain. terhadap total PNBP, yaitu sebesar 11%. Fakta kedua,
komponen PNBP dari Pendapatan BLU mempunyai
Pendapatan BLU yaitu PNBP yang berasal dari tingkat pertumbuhan empat kali lebih besar dari
pendapatan jasa layanan umum yang diberikan oleh tingkat pertumbuhan komponen PNBP dari Bagian
BLU kepada masyarakat. Selain itu, juga terdapat Pemerintah atas Laba BUMN.
unsur lain yang dapat menjadi tambahan pos
Pendapatan BLU antara lain pendapatan hibah BLU, Menarik lagi, Bagian Pemerintah atas Laba BUMN
pendapatan hasil kerjasama BLU, alokasi APBN dan sudah menjadi komponen PNBP jauh sebelum abad
pendapatan BLU lainnya. Sebagai informasi tambahan, ke-21, sementara Pendapatan BLU mulai menjadi
penetapan BLU baru oleh Pemerintah Indonesia juga komponen PNBP sejak tahun 2007. Kinerja BLU yang
berkontribusi terhadap besaran Pendapatan BLU. cemerlang ini diharapkan bukan merupakan
pencapaian tertinggi karena BLU mempunyai potensi
Gambar 2: yang mungkin tidak dimiliki oleh BUMN, terutama
dalam hal bidang usaha yang akan dikelola di masa
Perkembangan Komponen PNBP Tahun 2011-2018 depan.
Page 51 |
INFO ARTHA, Volume 4 No. 01 (2020), 47–66
6 UNFCC, Profil UNFCC, diakses dari https://unfccc.int 11 Undang Undang Republik Indonesia nomor 17 Tahun
tanggal 9 Juli 2019 pukul 08.44 WIB 2004 tentang Pengesahan Kyoto Protocol To The United
7 Ibid Nations Framework Convention On Climate Change
8 Ibid 12 https://unfccc.int/process/the-kyoto-
9 Loc.Cit protocol/mechanisms diakses pada tanggal 20 Januari 2020
10 Loc.Cit pukul 16.12 WIB
Page 52 |
PERDAGANGAN KARBON DI INDONESIA: KAJIAN KELEMBAGAAN DAN KEUANGAN NEGARA
Ade Bebi Irama
menurunkan emisi karbon. Secara praktis, pihak yang Sumber: Refinitiv (diolah), dinyatakan dalam satuan
lebih polluters harus membayar biaya penurunan Euro per Ton CO2
emisi karbon kepada pihak yang kurang polluters.
Dalam jangka panjang, perkembangan teknologi dan Dari sisi kelayakan investasi, pada tingkat harga
manajemen lingkungan khususnya emisi karbon sekarang yang berkisar pada tingkat 0,15 Euro per Ton
menjadi aspek kunci dalam persaingan global. CO2, proyek CDM dapat menjadi feasible apabila
mendapatkan bantuan dukungan keuangan dari pihak
Selanjutnya, mekanisme CDM merupakan ketiga seperti munculnya pihak penjamin proyek.
mekanisme penurunan emisi karbon yang melibatkan Apabila hal tersebut tidak dipenuhi, maka investor
megara-negara Annex 1 dan negara-negara Non- mempunyai risiko yang sangat besar apabila mau
Annex 1. Satuan penurunan emisi karbon yang menanamkan modalnya di proyek CDM.
digunakan dalam skema ini disebut Certified Emissions
Reductions (CERs) yang setara dengan 1 ton CO 2. CERs Perkembangan pesat proyek CDM pernah terjadi
dapat diperdagangkan di bursa perdagangan karbon di China di tahun 2005-2010, di mana saat itu harga
seperti european climate exchange (ECX). CER masih terhitung layak untuk dijadikan acuan
investasi (Scotney et. Al, 2012). Hal ini menjadikan
Deatherage (2011) mencatat sebanyak China sebagai surga investor CER. Namun setelah itu,
431.090.634 ton CO2 telah diperdagangkan melalui harga CER turun karena terjadi kelebihan pasokan
mekanisme CDM. Jumlah ini sebagian besar dihasilkan proyek CDM di China yang menyebabkan lumpuhnya
dari perdagangan antara pengembang proyek CDM pasar proyek CDM sampai sekarang.
swasta dan dan investor swasta yang mempunyai
2.5. Mekanisme cap and trade (C&T)
kewajiban menurunkan tingkat emisi karbonnya.
Pada awal fase, regulator menentukan batas
Sementara itu, mekanisme ET merupakan
(cap) emisi karbon yang dapat diturunkan melalui
mekanisme cap and trade (C&T). Mekanisme C&T
mekanisme C&T (McAllister, 2012). Cap yang
merupakan mekanisme penurunan emisi karbon yang
ditentukan berupa porsi dari total emisi karbon negara
paling mungkin diterapkan di Indonesia karena
yang akan diturunkan melalui mekanisme C&T.
fleksibilitas dimilikinya. Selain itu, mekanisme C&T
Regulator harus memastikan bahwa mekanisme
dapat melibatkan perusahaan (pihak swasta) maupun
tersebut dapat memenuhi jumlah cap emisi karbon
instansi pemerintah.
yang akan diturunkan13. Metcalf et. al (2009)
berpendapat bahwa target emisi karbon yang akan
Di sisi lain, berdasarkan Kyoto Protocol,
diturunkan melalui mekanisme C&T berpedoman
mekanisme CDM sekarang dinilai kurang dapat
kepada Kyoto Protocol atau Paris Agreement, atau
menarik minat investor atau pemain pasar karena
Pakta lain yang mengatur mengenai penurunan emisi
CDM mengharuskan penggunaan harga karbon CER.
karbon global.
Pada awal-awal permberlakuan skema CDM, sekitar
pertengan tahun 2000, sempat terjadi lonjakan harga
Dalam mekanisme C&T, setiap perusahaan
karbon CER, namun mulai 7 tahun terahir harganya
diberikan batas (permits/allowance) emisi karbon
sudah sangat rendah, sebagaimana ditunjukkan oleh
yang boleh dikeluarkan selama periode tertentu, misal
gambar di bawah.
50 ton CO2 selama setahun. Setelah perusahaan
tersebut beroperasi selama setahun, dan emisi
Gambar 3
karbonnya diverifikasi, jumlah emisi karbon
Perkembangan harga CER perusahaan tersebut dapat melebihi atau tidak
melebihi permits emisi karbon yang sudah ditetapkan.
13 Op.Cit
Page 53 |
INFO ARTHA, Volume 4 No. 01 (2020), 47–66
Dari sisi jumlah penerimaan yang berasal dari Uni Eropa (EU ETS) mulai menerapkan skema C&T
lelang permits, data tahun 2016 menunjukkan total pada bulan Januari 2005. EU ETS merupakan skema
penerimaan yang berasal dari lelang permits sebesar perdagangan karbon terbesar yang melayani 12.000
USD25,9 Milyar. Penerimaan permits menjadi hak institusi di 25 negara. Satuan penurunan emisi karbon
regulator bursa karbon. yang digunakan di EU ETS disebut EU Allowances
(EUAs) yang setara dengan 1 ton CO2. Institusi yang berkembang. Apabila REDD dimasukkan ke dalam
terlibat dalam EU ETS dapat melakukan perdagangan program penurunan emisi karbon, maka negara-
karbon bukan hanya dengan menggunakan satuan negara OECD dihadapkan pada keputusan untuk tetap
EUAs tetapi juga CERs dan ERUs. memberikan insentif karbon bagi sektor-sektor non
kehutanan dan menaikkan target penurunan emisi
Tindall (2009) berpendapat bahwa tujuan karbon yang lebih tinggi.
pembentukan EU ETS yaitu untuk menciptakan pasar
yang menyediakan produk-produk berbasis karbon Hal Ini menyebabkan penumpukan triliunan ton
sehingga pihak swasta dapat merencanakan kegiatan emisi karbon di atmosfer yang berakibat kepada
di masa depan dengan mengacu kepada prediksi harga pemanasan global yang makin parah.
karbon. Lebih jauh lagi, emisi karbon diprediksi dapat
menjadi sektor investasi menjanjikan di masa Pada tahun 2009, melalui COP ke-15 di
mendatang. Copenhagen, REDD disetujui untuk dimasukkan ke
dalam program penurunan emisi karbon global. Secara
Menurut Deatherage (2001), Skema C&T makro ekonomi, tercipta hub ekonomi baru yang
mempunyai karakteristik untuk memanfaatkan fitur menghubungkan negara-negara maju dengan negara-
carbon offsets (pengurangan karbon). Melalui fitur ini, negara berkembang. Hal ini mendekati pendapat
penurunan karbon dapat dibantu melalui offset dari Nelson (2010) yang menerjemahkan REDD sebagai
pihak lain yang berada di luar bursa perdagangan imbalan yang diberikan kepada pemilik lahan karena
karbon. Salah satu insentif yang mendasari munculnya masih menjaga kelestarian tanahnya dari kegiatan
fitur carbon offsets yaitu karena apabila target yang dapat menghasilkan emisi karbon.
penurunan emisi karbon tidak terpenuhi, maka
terdapat pengenaan denda yang jumlahnya jauh lebih Sumber daya hutan tropis di negara-negara
besar daripada biaya yang harus dikeluarkan melalui berkembang seperti Indonesia dapat menjadi sumber
carbon offsets. kredit karbon REDD. Ketersediaan potensi kredit
karbon yang sangat besar dari sektor perhutanan
Dari perspektif lain, EUAs, CERs maupun ERUs memunculkan peluang investasi bagi Pemerintah
merupakan satuan dari kredit karbon (carbon credits). Indonesia, khususnya melalui skema perdagangan
Kredit karbon dapat berasal dari beberapa kegiatan karbon yang tidak melalui bursa.
yang bersifat mencegah atau mengurangi emisi karbon
yang akan masuk ke atmosfer atau menangkap emisi Transaksi perdagangan karbon yang tidak melalui
karbon yang berasal dari atmosfer16. Walaupun secara bursa karbon (climate exchange) dilakukan
umum kredit karbon paling banyak digunakan untuk berdasarkan kesepakatan antara pihak yang
sektor kehutanan, namun saat ini kredit karbon sudah mempunyai kewajiban untuk menurunkan emisi
merambah sektor yang lain seperti energi, pertanian, karbon dan pihak yang memiliki kredit karbon. Harga
transportasi, penerbangan, dan lain sebagainya. karbon yang terbentuk di pasar karbon itu pun
merupakan hasil negosiasi antara kedua pihak
2.6. Reducing Emissions from Deforestation and tersebut. Selain itu, harga karbon tersebut dapat
Degradation (REDD) berbeda dengan harga pasar karbon yang terbentuk di
bursa karbon.
REDD merupakan kegiatan pengurangan emisi
karbon yang bersumber dari deforestasi dan Untuk menangani penurunan emisi karbon dari
degradasi. Menurut KBBI, deforestasi yaitu sektor kehutanan, Pemerintah Indonesia menerbitkan
penebangan kayu komersil dalam skala besar, Peraturan Presiden nomor 62 tahun 2013 tentang
sedangkan degradasi didefinisikan sebagai penurunan Badan Pengelola Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca
fungsi hutan disebabkan perubahan fungsi hutan. Dari Deforestasi, Degradasi Hutan dan Lahan Gambut
(BP-REDD+). Melalui Perpres ini, Pemerintah Indonesia
Menurut Fehse (2008), REDD menyumbang 25% bukan hanya menangani REDD, tetapi juga aspek lahan
dari besaran emisi karbon tahunan. Namun, sejak gambut yang seringkali menyebabkan kebakaran dan
tahun 2001 REDD belum dimasukkan ke dalam menyebabkan naiknya emisi karbon Indonesia secara
program penurunan emisi karbon skema CDM yang signifikan17
dalam pelaksanaannya melibatkan negara-negara
Page 55 |
INFO ARTHA, Volume 4 No. 01 (2020), 47–66
Di bawah SKN, proyek-proyek yang menjadi • Data rerata kurs USD ke IDR untuk 10 tahun
underlying asset kredit karbon melingkupi sektor terakhir
energi terbarukan, industri, pengolahan limbah, • Data rerata kurs EUR ke IDR untuk 10 tahun
reforestasi dan reboisasi, REDD, dan pertanian. Pada terakhir
tahun 2015, DNPI dan BP-REDD+ dilebur menjadi
bagian dari Kementerian Lingkungan Hidup dan
Kehutanan sesuai dengan Peraturan Presiden nomor Dalam perhitungan NDC, beberapa data yang
15 tahun 2015 tentang Kementerian Lingkungan Hidup perlu dicermati antara lain:
dan Kehutanan (KLHK)19. • Sektor target pelaksanaan penurunan emisi
karbon di Indonesia
Sampai dengan proses peleburan tersebut, SKN
• Tingkat emisi karbon tahun 2010 sebagai baseline,
belum terealisasi dan masih merupakan wacana yang
dinyatakan dalam Ton CO2
terus berkembang. Walaupun demikian, harapan akan
terlaksananya perdagangan karbon di Indonesia • Proyeksi tingkat emisi karbon sampai dengan
dengan prototype menyerupai SKN akan terus muncul tahun 2030 dengan dua skenario: (1) target
terutama dengan munculnya BPDLH yang akan penurunan emisi karbon 26%; dan (2) target
dibahas di bagian berikutnya. penurunan emisi karbon 41%, dinyatakan
dinyatakan dalam Ton CO2
3. METODOLOGI PENELITIAN
• Jumlah emisi karbon yang dapat diturunkan
sampai dengan tahun 2030 dengan dua skenario:
Penelitian ini akan dilakukan melalui dua jenis
(1) target penurunan emisi karbon 26%; dan (2)
metodologi, yaitu analisis kelembagaan terhadap
target penurunan emisi karbon 41%, dinyatakan
instansi yang melaksanakan pengelolaan dana
dinyatakan dalam Ton CO2
lingkungan di Indonesia, termasuk di dalamnya fungsi
perdagangan karbon, di Indonesia dan simulasi • Tingkat peningkatan emisi karbon tahunan untuk
penghitungan manfaat finansial yang dapat diperoleh periode 2011-2030, dinyatakan dalam persen
Pemerintah Indonesia dari perdagangan karbon.
Target penurunan emisi karbon 26% disebut Dengan menggunakan semua data tersebut,
dengan istilah unconditional mitigation scenario akan dilakukan simulasi untuk menghitung potensi
(UMS) karena program penurunan karbon hanya penerimaan yang dapat diperoleh Pemerintah
menggunakan dana yang berasal dari Pemerintah Indonesia dari perdagangan karbon. Penghitungan
Indonesia. Sementara itu, Target penurunan emisi potensi penerimaan dilakukan untuk periode 2011
karbon 41% disebut conditional mitigation scenario sampai 2030. Untuk keperluan analisis, maka potensi
(CMS) karena pelaksanaan program penurunan penerimaan akan dibagi menjadi dua yaitu
karbon selain menggunakan dana Pemerintah penerimaan periode 2011-2019 yang disebut
Indonesia sendiri, juga menggunakan dana bantuan penerimaan karbon lampau dan penerimaan periode
internasional. 2020-2030 yang disebut penerimaan karbon proyeksi.
Tabel di bawah menunjukkan jumlah target 3.2. Metode dan Analisis Data
pengurangan emisi karbon per tahun per sektor dari
mulai tahun 2011 sampai tahun 2030 menurut NDC. Analisis mengenai penerapan kebijakan
perdagangan karbon di Indonesia dilakukan
Tabel 2
menggunakan pendekatan kualitatif. Salah satu
Target penurunan emisi karbon per sektor
metode pendekatan kuantitatif yang dipakai yaitu
analisis kelembagaan. Berdasarkan perkembangan
Penurunan Emisi Karbon peraturan terkait perdagangan karbon di Indonesia,
Sektor per Tahun* Badan Pengelola Dana Lingkungan Hidup (BPDLH)
merupakan obyek penelitian yang tepat. Hal ini
UMS CMS
disebabkan BPDLH diberikan mandat untuk melakukan
Energy 15.70 19.9 pengelolaan dana lingkungan hidup di Indonesia,
Waste 0.55 1.3 termasuk di dalamnya perdagangan karbon.
IPPU 0.14 0.16
Untuk keperluan penghitungan manfaat finansial
Agriculture 0.45 0.2 dari perdagangan karbon, dilakukan simulasi dengan
Forestry 24.85 32.5 berpedoman kepada konsep perdagangan komoditas,
karena emisi karbon diklasifikasikan sebagai
Total per Tahun 41.69 54.06
komoditas. Penghitungan potensi penerimaan dari
*) dinyatakan dalam satuan Juta Ton CO2, berlaku perdagangan karbon dilakukan secara bertahap dari
dari mulai tahun 2011-2030 untuk skenario UMS dan mulai penggunaan model ekonomi untuk menghitung
CMS jumlah penerimaan dari transaksi perdagangan,
dilanjutkan dengan pengelaborasian kurs valuta asing.
Data harga karbon merujuk kepada harga karbon
Mata uang USD dan EUR merupakan valuta asing yang
Norway karena skema perdagangan karbon Norway
digunakan dalam penelitian ini karena kedua mata
merupakan contoh perdagangan karbon melalui
uang ini digunakan dalam transaksi perdagangan
skema REDD. Sedangkan penggunaan harga karbon
karbon aktual.
EUA karena pasar EU ETS merupakan pasar yang
penentuan harga karbonnya menggunakan
Merujuk kepada Pindyck dan Rubinfeld (2013),
mekanisme pasar yang diawasi oleh regulator berikut
model dasar untuk simulasi yang digunakan dalam
perangkat tata kelolanya.
penelitian yaitu:
Tujuan penggunaan dua harga karbon ini yaitu
R1 = P * Q1 …………………………………………………………….(1)
untuk melihat seberapa luas lingkup pasar karbon
di mana:
global yang mungkin terbentuk di Indonesia. Hal ini
R1 = Penerimaan penjualan produk
penting mengingat pada saat ini Indonesia menjadi
P = Harga produk
salah satu tujuan utama investor atau negara-negara
Q1 =Jumlah produk
yang bertekad untuk mengurangi tingkat emisi
karbonnya.
Selanjutnya, dengan merujuk kepada
Roncoroni et. al (2015), guna mengakomodir harga
Sementara itu, penggunaan kurs USD/EUR ke IDR
karbon Norway dan harga karbon EUA, maka
bertujuan untuk memudahkan interpretasi analisis
persamaan (1) dimodifikasi menjadi:
hasil simulasi. Hasil perhitungan penerimaan dari
RCarb = PNorCarbEmRed * QCarbEm * CurrUSD ….(2)
perdagangan karbon akan dikonversi ke dalam satuan
untuk menghitung penerimaan dari perdagangan
Rupiah sehingga dapat dibandingkan dengan
karbon Norway; dan:
parameter ekonomi makro di Indonesia.
RCarb = PEUACarbEmRed * QCarbEm * CurrEUR..….(3)
Page 57 |
INFO ARTHA, Volume 4 No. 01 (2020), 47–66
untuk menghitung penerimaan dari perdagangan Kalau melihat tren dua tahun terakhir, besaran ini
karbon EUA mungkin terlalu rendah (undervalued) tetapi untuk
di mana: keperluan simulasi data ini layak digunakan.
RCarb = Penerimaan negara dari perdagangan karbon
PNorCarbEmRed = Harga karbon Norway 4. HASIL PENELITIAN
PEUACarbEmRed = Harga karbon EUA 4.1. Kajian Kelembagaan: BPDLH
QCarbEm =Jumlah emisi karbon yang diturunkan
Indonesia Pada tanggal 9 Oktober 2019 Menteri
CurrUSD = Kurs USD ke IDR Koordinator Perekonomian, Menteri Keuangan dan
CurrEUR = Kurs EUR ke IDR Menteri Lingkungan Hidup meresmikan pembentukan
Badan Pengelola Dana Lingkungan Hidup (BPDLH),
atau disebut juga dengan LH Fund21. Tujuan
Berpedoman kepada model (2) dan (3), dilakukan
pembentukan BPDLH yaitu untuk mengelola dana
simulasi untuk menghitung potensi penerimaan dari
pengelolaan lingkungan hidup di Indonesia.
perdagangan karbon dengan menggunakan harga
karbon Norway dan harga karbon EUA. Harga karbon
Dasar hukum pembentukan BPDLH yaitu
Norway sebesar 5 USD per ton CO2 dan bersifat tetap
Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2017 tentang
(fixed price), sedangkan harga karbon EUA bervariasi
Instrumen Ekonomi Lingkungan Hidup. Peraturan
(variable price) sepanjang tahun. Harga karbon
Presiden nomor 77 tahun 2018 tentang Pengelolaan
Norway diperoleh dari situs berita Mongabay20,
Dana Lingkungan Hidup Pemerintah, dan Keputusan
sedangkan harga karbon EUA diperoleh dari Refinitiv.
Menteri Keuangan 779/KMK.05/2019 tentang Badan
Pengelola Dana Lingkungan Hidup pada Kementerian
Gambar di bawah menunjukkan perkembangan
Keuangan sebagai Instansi Pemerintah yang
harga karbon EUA untuk periode 2010 hingga 2019.
menerapkan pola pengelolaan Keuangan Badan
Layanan Umum.
Gambar 5
Perkembangan Harga Karbon EUA Secara teknis, pengelolaan dana lingkungan
hidup meliputi penghimpunan, pemupukan, dan
penyaluran dana lingkungan hidup. Dana yang
dihimpun tersebut terdiri dari dana penanggulangan
pencemaran/kerusakan dan pemulihan lingkungan
hidup serta dana amanah/bantuan konservasi.
Sumber dana penanggulangan
pencemaran/kerusakan dan pemulihan lingkungan
hidup dapat berasal dari APBN, APBD dan sumber
lainnya yang sah. Sementara itu, dana
amanah/bantuan konservasi dapat berasal dari hibah
dan donasi yang bersumber dari dalam maupun luar
Sumber: Refinitiv (diolah) negeri.
Jumlah penerimaan negara dari perdagangan
karbon dilakukan pada tingkat harga karbon Norway Fungsi penghimpunan dana yang dimiliki oleh
dan harga karbon EUA selama periode 2010 hingga BPDLH berperan penting dalam menopang APBN. Hal
2030. Untuk Penghitungan penerimaan negara dengan ini disebabkan karena terdapat keterbatasan APBN
harga karbon Norway, digunakan harga 5 USD per ton dalam mendanai kegiatan pembangunan nasional
CO2 sepanjang periode 2011-2030. Sementara untuk khususnya pengelolaan lingkungan hidup. Tujuan ideal
penghitungan penerimaan negara dengan harga yang ingin dicapai yaitu supaya kegiatan pengelolaan
karbon EUA, untuk periode 2011-2019 digunakan lingkungan hidup dapat dilaksanakan tanpa
harga karbon EUA historis, dan untuk periode 2020- membebani APBN. Lebih jauh lagi, diharapkan pihak
2030 digunakan rerata harga karbon EUA historis. swasta nasional maupun swasta asing dapat ikut
berperan aktif dalam kegiatan pengelolaan lingkungan
Berdasarkan data historis EUA di atas, dapat hidup di Indonesia.
dihitung bawah rerata harga karbon EUA yang
digunakan untuk perhitungan poteni PNBP periode 4.2 Unsur Supply dan Demand terkait Pengelolaan
2020 hingga 2030 yaitu sebesar 11.3 Euro per Ton CO2. Lingkungan Hidup
20 21https://fiskal.kemenkeu.go.id/dw-konten-
https://news.mongabay.com/2019/02/indonesia-to-get-
first-payment-from-norway-under-1b-redd-scheme/ view.asp?id=20191016090325869424782 diakses pada
diakses pada tanggal 12 Februari 2020 pukul 11.35 WIB tanggal 28 Januari 2020 pukul 10.16 WIB
Page 58 |
PERDAGANGAN KARBON DI INDONESIA: KAJIAN KELEMBAGAAN DAN KEUANGAN NEGARA
Ade Bebi Irama
Dari sisi geopolitik internasional, terdapat dana pengelolaan dana lingkungan hidup juga menjadi
di luar negeri khusus diperuntukkan untuk syarat mutlak.
pengelolaan lingkungan hidup yang berpotensi untuk
masuk ke Indonesia. Dana ini terkonsentrasi di negara-
Gambar 6: Skema Perdagangan Karbon Global
negara maju, mayoritas dari kawasan Eropa. Negara-
negara maju mempunyai dana untuk pengelolaan
lingkungan hidup sebagai konsekuensi atas kewajiban
mereka untuk menurunkan tingkat emisi karbonnya.
22Defterios, John. (2020, 27 Jan). Powering Up Britain. City 23Sustainable Infrastructure Group. 2010. Getting to
A.M ; London Carbon neutral: a Guide for Canadian Municipalities.
University of Toronto
Page 59 |
INFO ARTHA, Volume 4 No. 01 (2020), 47–66
BPDLH akan memegang peranan vital. BPDLH akan Grand Total 51.195 138.63
mengkoordinasikan pengelolaan dana lingkungan 4
hidup untuk sektor-sektor ekonomi yang secara teknis Energy 24.438 66.178
dikelola oleh K/L terkait. Mengingat pengelolaan dana Waste 1.596 4.323
lingkungan hidup akan melibatkan berbagai K/L, maka Conditional IPPU 200 540
arah kebijakan BPDLH perlu ditentukan oleh Komite
Mitigation Agriculture 246 665
Pengarah yang anggotanya terdiri dari pimpinan K/L
Forestry 39.912 108.08
tersebut.
0
Menyadari peran vital BPDLH di masa mendatang Grand Total 66.392 179.78
terutama terkait perdagangan karbon, maka 8
diperlukan penguatan kelembagaan BPDLH di semua Keterangan:
*Energy: Energi
lini. Sistem tata kelola, proses bisnis, standar layanan **Waste: Pengelolaan Sampah
kepada stakeholder, prosedur pengelolaan dana, ***IPPU: Proses Industri dan Penggunaan Produk
manajemen risiko, sampai kepada unsur pelaporan ****Agriculture: Pertanian
keuangan harus mendapatkan perhatian optimal dari ****Forestry: Kehutanan
+
)Norway: harga karbon Norway
Pemerintah Indonesia. ++)EUA; harga karbon EUA
Fase awal atau fase persiapan operasionalisasi Dari tabel 3 terlihat bahwa apabila penurunan
BPDLH merupakan fase terpenting karena emisi karbon di Indonesia menggunakan skenario
menentukan bagaimana BPDLH melaksanakan unconditional mitigation, yaitu apabila program
fungsinya. hubungan kelembagaan antara BPDLH dan penurunan emisi karbon hanya menggunakan dana
stakeholder menjadi prioritas utama mengingat pada yang dimiliki Pemerintah Indonesia, maka terdapat
fase ini belum terbentuk ekosistem yang mendukung potensi penerimaan negara sebesar Rp51,2 hingga
pelaksanaan tugas BPDLH secara optimal. Rp189,8 trilyun. Jumlah ini merupakan akumulasi
Keberhasilan BPDLH dalam mengelola dana penerimaan negara dari perdagangan karbon untuk
lingkungan hidup, yang sebagian besar diprediksi akan periode 2010 hingga 2030.
bersumber dari luar negeri, akan dipandang sebagai
keberhasilan Pemerintah Indonesia di tataran Hasil simulasi pada tingkat harga karbon Norway
Internasional. dan EUA menunjukkan bahwa penyumbang
penerimaan terbesar berasal dari sektor kehutanan
4.3. Kajian Keuangan Negara (59,6%), diikuti oleh sektor energi (37,7%). Sementara
itu sektor pengelolaan sampah menyumbang 1,3%,
Setelah pada bagian sebelumnya dibahas sektor pertanian 1,2% dan sektor industri 0,3% dari
mengenai kajian kelembagaan BPDLH, maka pada total penerimaan negara tersebut.
bagian ini akan dibahas mengenai manfaat finansial
yang dapat diperoleh Pemerintah Indonesia dari Sementara itu, apabila penurunan emisi karbon
perdagangan karbon. Manfaat finansial yang diperoleh di Indonesia menggunakan skenario conditional
Pemerintah Indonesia berupa Penerimaan Negara mitigation, yaitu apabila penurunan emisi karbon
Bukan Pajak (PNBP) dari hasil perdagangan karbon menggunakan dana Pemerintah Indonesia dan dana
yang dikelola oleh BPDLH. asing, maka untuk periode 2011 hingga 2030 terdapat
potensi penerimaan negara sebesar Rp66,4 hingga
Tabel 3: Rp179,8 trilyun.
Total potensi penerimaan negara dari perdagangan
karbon untuk periode 2011-2030 Porsi sumbangan tiap sektor terhadap
penerimaan negara di bawah skenario conditional
Potensi PNBP (Rp mitigation sama dengan besaran porsi sumbangan
Skenario / Sektor Milyar) untuk skenario unconditional mitigation. Hal ini
Norway+ EUA++ disebabkan jumlah emisi yang diturunkan untuk
Energy* 19.281 52.211 skenario tersebut sama, perbedaannya hanya terletak
Waste** 675 1.829 pada tingkat harga karbon yang dipakai.
IPPU*** 169 457
Unconditional Secara umum, perdagangan karbon berpotensi
Agriculture* 553 1.496
Mitigation untuk menyumbangkan penerimaan bagi negara
*** 30.517 82.640
Forestry**** sebesar Rp51,2 hingga Rp179,8 trilyun. Besaran ini
merupakan jumlah penerimaan dari perdagangan
*
karbon selama program penurunan emisi karbon
dilaksanakan di Indonesia.
Page 60 |
PERDAGANGAN KARBON DI INDONESIA: KAJIAN KELEMBAGAAN DAN KEUANGAN NEGARA
Ade Bebi Irama
Untuk meneliti lebih lanjut mengenai potensi penerimaan negara per tahun untuk periode 2011-
penerimaan negara dari perdagangan karbon di bawah 2019 untuk skenario ini sebesar Rp2,6 trilyun. Namun,
dua skenario pelaksanaan penurunan emisi karbon, apabila menggunakan harga karbon EUA, maka
dilakukan analisis per skenario pada tingkat harga potensi penerimaan negara meningkat menjadi
karbon Norway dan harga karbon EUA. Hasil analisis sebesar Rp63 trilyun, dengan rerata penerimaan
lanjutan tersebut ditampilkan di bawah. tahunan sebesar Rp7 trilyun.
Page 61 |
INFO ARTHA, Volume 4 No. 01 (2020), 47–66
Tabel 8
Perbandingan Potensi PNBP dari perdagangan karbon Skenario
Unconditional Conditional
dengan Realisasi PNBP tahun 2011-2019 (%) Penurunan
Mitigation Mitigation
Emisi Karbon
Porsi* 0,8 1,3 1,0 2,7 Sumber: LKPP audited, Kementerian Keuangan (diolah)
*) merupakan rerata porsi potensi PNBP dari
Sumber: Kementerian Keuangan (diolah) perdagangan karbon tahunan terhadap realisasi
*) merupakan rerata porsi potensi PNBP dari perdagangan PNBP tahunan untuk periode 2011-2018
karbon tahunan terhadap realisasi PNBP tahunan untuk
periode 2011-2019
Tabel 8 menampilkan perbandingan antara
potensi PNBP dari perdagangan karbon dengan
Page 62 |
PERDAGANGAN KARBON DI INDONESIA: KAJIAN KELEMBAGAAN DAN KEUANGAN NEGARA
Ade Bebi Irama
Dividen yang diperoleh Pemerintah Indonesia dari Tabel 9 menampilkan perbandingan antara
BUMN untuk periode 2011-2018. Berdasarkan tabel potensi PNBP dari perdagangan karbon dengan
tersebut, untuk skenario unconditional mitigation, Pendapatan yang diterima BLU dari pelayanannya
PNBP dari perdagangan karbon diproyeksikan sebesar untuk periode 2011-2018. Berdasarkan tabel tersebut,
7-11,3% dari realisasi dividen BUMN. Sementara untuk untuk skenario unconditional mitigation, PNBP dari
skenario conditional mitigation, besaran ini berada perdagangan karbon diproyeksikan sebesar 7,5-12,2%
dalam kisaran 9,2-24,2% dari realisasi dividen BUMN. dari realisasi Pendapatan BLU. Sementara untuk
skenario conditional mitigation, besaran ini berada
Dari sisi kelembagaan, besaran potensi PNBP ini dalam kisaran 9,9-26,1% dari realisasi Pendapatan
merupakan jumlah yang mengagumkan karena BLU.
perdagangan karbon hanya dikelola oleh BPDLH yang
merupakan satu institusi tanpa kantor Selanjutnya, karena BPDLH merupakan BLU,
perwakilan/operasional di daerah. Sementara itu, apabila perdagangan karbon dilaksanakan di
berdasarkan data tahun 2018 terdapat 115 BUMN Indonesia, maka BPDLH akan menyumbang PNBP ke
yang beroperasi di Indonesia. Lebih lanjut, mayoritas dalam pos Pendapatan BLU di LKPP dengan besaran
BUMN tersebut mempunyai banyak kantor perwakilan berkisar dari 7,5 hingga 26,1% per tahun. Besaran
di daerah. PNBP yang menjadi kontribusi BPDLH tersebut
bergantung kepada skenario penurunan emisi karbon
Apabila dilakukan analisis lebih mendalam, yang digunakan di Indonesia dan tingkat harga karbon
potensi PNBP dari perdagangan karbon per tahun di yang menjadi dasar transaksi perdagangan karbon.
bawah skenario unconditional mitigation setara
dengan tingkat pertumbuhan kontribusi PNBP yang Besaran potensi PNBP dari perdagangan karbon
disetor oleh BUMN kepada negara. Bahkan, apabila di bawah skenario unconditional mitigation (7,5-
berlaku skenario conditional mitigation, maka besaran 12,2%) berada di bawah tingkat pertumbuhan PNBP
potensi PNBP dari perdagangan karbon per tahun dari Pendapatan BLU tahun 2011-2019 (25%). Namun
melampaui tingkat pertumbuhan kontribusi PNBP besaran potensi PNBP dari perdagangan karbon di
yang disetor oleh BUMN. bawah skenario conditional mitigation (9,9-26,1%)
melampaui tingkat pertumbuhan PNBP dari
Selanjutnya, karena BPDLH merupakan BLU, akan Pendapatan BLU.
dilakukan perbandingan untuk melihat seberapa
signifikan potensi PNBP dari perdagangan karbon Melihat potensi penerimaan negara yang dapat
terhadap Pendapatan BLU eksisting. Hasil dari diperoleh dari perdagangan karbon tersebut, serta
perbandingan ini bermanfaat untuk melihat potensi dengan memperhatikan kondisi APBN yang saat ini
PNBP dari perdagangan karbon terhadap BNBP dari relatif bergejolak, Pemerintah Indonesia perlu
Pendapatan BLU yang selama ini sudah berjalan. memberikan perhatian lebih kepada skema
perdagangan karbon yang berpotensi untuk
menopang APBN. Penguatan fungsi dan kelembagaan
Tabel 10
BPDLH selaku instansi pemerintah yang akan terlibat
dalam perdagangan karbon perlu dilakukan seoptimal
Skenario mungkin. Ketersediaan faktor demand dan supply
Unconditional Conditional
Penurunan terkait perdagangan karbon global merupakan
Mitigation Mitigation
Emisi Karbon momentum perubahan Indonesia menuju
pembangunan berkelanjutan.
Tingkat Harga
Norway EUA Norway EUA
Karbon 5. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Porsi
terhadap 7,5 12,2 9,9 26,1 Ratifikasi Indonesia terhadap Kyoto Protocol
BLU* merupakan bukti kesiapan Indonesia untuk memitigasi
perubahan iklim global. Aksi nyata Indonesia dalam
Sumber: LKPP audited, Kementerian Keuangan rangka mitigasi perubahan iklim yaitu dengan cara
(diolah) menerbitkan nationally determined contribution
*) merupakan rerata porsi potensi PNBP dari (NDC) yang berisi rencana penurunan emisi karbon di
perdagangan karbon tahunan terhadap realisasi lima sektor ekonomi padat karbon. NDC tersebut
pendapatan BLU tahunan untuk periode 2011- terbagi dua, yaitu apabila program mitigasi perubahan
2018 iklim hanya didanai oleh APBN (unconditional
mitigation scenario), dan apabila program tersebut
Page 63 |
INFO ARTHA, Volume 4 No. 01 (2020), 47–66
https://wealthmanagement.bnpparibas/asia/en a-to-get-first-payment-from-norway-under-1b-
/expert-voices/investing-in-technology-to-fight- redd-scheme/ pada tanggal 12 Februari 2020
climate-change.html tanggal 5 Mei 2020 pukul pukul 11.35 WIB
23.26 WIB
Kamus Besar Bahasa Indonesia, www.://kbbi.web.id
Cable News Network Indonesia, Indonesia Rilis Data
Kementerian Keuangan Republik Indonesia, Laporan
Kebakaran Hutan 2015 di Paris, diakses dari
Keuangan Pemerintah Pusat. Diakses dari
https://www.cnnindonesia.com/internasional/2 https://www.kemenkeu.go.id/publikasi/laporan
0151211143623-106-97575/indonesia-rilis-data-
/laporan-keuangan-pemerintah-pusat/ tanggal
kebakaran-hutan-2015-di-paris tanggal 10 Juli 19 Februari 2020 pukul 15.16 WIB
2019 pukul 11.02 WIB
Keputusan Menteri Keuangan 779/KMK.05/2019
CNN Indonesia. (2015). Menkeu Klaim Penerimaan
tentang BPDLH pada Kementerian Keuangan
Negara Bukan Pajak Anjlok Sejak 2009. Diakses
sebagai Instansi Pemerintah yang Menerapkan
dari pola pengelolaan Keuangan BLU
https://www.cnnindonesia.com/ekonomi/20150
128112501-78-27896/menkeu-klaim- Laihui Xie, (2013). A Global Emissions Trading Scheme?
penerimaan-negara-bukan-pajak-anjlok-sejak- Fantasy and Reality, China Economist Vol.8, No.4,
2009 pada tanggal 24 Februari 2020 pukul 9.45 pg. 70-80
WIB Larry Lohmann, 2006, Carbon Trading, A Critical
CNBC. (2019). Climate change investing catches on Conversation On Climate Change, Privatisation
with millennials who believe it’s pressing — and And Power, Development Dialogue No. 48
profitable. Diakses dari Loh, Christine and Andrew Stevenson. (2008) A Road
https://www.cnbc.com/2019/12/31/climate- Map for Regional Emissions Trading in Asia Asian
change-investing-catches-on-with- Business & Management, Vol. 7, pg. 425–444
millennials.html tanggal 5 Mei 2020 pukul 23.29
WIB McMahon, S. M., Parker, G. G. dan D. R. Miller. (2010).
Evidence for a recent increase in forest growth.
Deatherage, Scott D. (2011). Carbon trading Law and Proc. Natl Acad. Sci. USA 107, pg. 3611–3615
Practice, Published by Oxford University Press,
Inc. hlm. 18 Mendelsohn, Robert. (2009). The Impact of Climate
Change on Agriculture in Developing Countries.
Defterios, John. (2020, Jan 27). Powering Up Britain. Journal of Natural Resources Policy Research.
City A.M. London. Pg. 19. Vol. 1, No. 1. pg. 5 - 19
Fehse, Jan. (2008). Forests and carbon trading: Seeing Mongabay. Resmi, BP REDD+ dan DNPI Lebur di
the wood and the trees, Organisation for Kementerian LHK diakses dari
Economic Cooperation and Development. The https://www.mongabay.co.id/2015/01/28/resm
OECD Observer, 267; Asian & European Business i-bp-redd-dan-dnpi-lebur-di-kementerian-lhk/
Collection pg. 41-42 pada tanggal 24 Februari 2020 pukul 15.55 WIB
Forbes. (2019). Climate Change Investing: The Mcallister, Lesley. (2012). Cap and Trade. University of
Greatest Opportunity In History. Diakses dari California, Davis, Chapter 11
https://www.forbes.com/sites/erikkobayashisol
omon/2019/01/04/climate-change-investing- Metcalf, Gilbert dan D. Weisbach. (2009). The Design
the-greatest-opportunity-in- Of A Carbon Tax. John M. Olin Law & Economics
history/#522461fb3e34 tanggal 5 Mei 2020 pukul Working Paper No. 447 (2d Series), Public Law
23.33 WIB And Legal Theory Working Paper No. 254, The
Law School The University Of Chicago
International Carbon Action Partnership, ETS Brief #5,
September 2016 Metcalf, Gilbert E., dan D. Weisbach. (2009) Designing
a Carbon Tax to Reduce U.S. Greenhouse Gas
International Carbon Action Partnership, ETS Brief #8, Emissions, Review of Environmental Economics
April 2019 and Policy, volume 3, issue 1, pp. 63–83
Jon Tindall, (2009), Counting carbon, Implications For Nelson, Anitra. (2010). Carbon Emissions: Prices And
Australian Business, Journal Vol. 32 no. 05, pg. Values, Journal Of Australian Political Economy,
34-38 pg. 268-285
Jong, Hans Nicholas, Indonesia to get first payment OECD. (2006). Adaptation To Climate Change: Key
from Norway under $1b REDD+ scheme Terms. OECD Publishing, Paris
Diakses dari OECD. (2008). Climate Change Mitigation, What Do
https://news.mongabay.com/2019/02/indonesi We Do?. OECD Publishing, Paris
Page 65 |
INFO ARTHA, Volume 4 No. 01 (2020), 47–66
Page 66 |