Memahami
Prinsip Memahami
Memahami
LARAP & Penyusunan
Dasar Memah
DPPT Instrumen
Kebijakan
LARAP/DP ami
LARAP/DPP
PT Muatan
T
LARAP
& DPPT
ACUAN DASAR
Regulasi dan kebijakan yang
KEBIJAKAN mengatur
Pengadaan tanah dan pemukiman kembali
PENYUSUNAN INSTRUMEN
Penyusunan instrument dokumen LARAP
dan DPPT+++
ACUAN & DASAR
1
PRINSIP PEKNEGBAIJDAAKAN
PEMUKIMAN KEMBALI
PARA
TANAH &
TERKA 2
PIHAK YANG IT
3
PENYUSUNAN INSTRUMEN
1 Undang-undang No. 11 Tahun 2020 Tentang Cipta Kerja
RA PIHAK YANG
PRINSIP PENGADAAN
3
KEBIJAKAN
1 23
Kemasyarakatan Dalam Rangka Penyediaan Tanah Untuk Pembangunan Nasional
PENYUSUNAN
PEMUKIMAN
DASAR
ACUAN &
INSTRUMEN
TERKAIT
PerMenATR/BPN No. 19 Tahun 2021 Tentang Ketentuan Pelaksanaan Peraturan
4
KEMBALI
&
Pemerintah Nomor 19 Tahun 2021 Tentang Penyelenggaraan Pengadaan Tanah
TANAH
Bagi Pembangunan Untuk Kepentingan Umum
PA
5 PerMenATR/BPN No. 17 Tahun 2021 Tentang Tata Cara Penetapan Tanah Musnah
Kegiatan pengadaan tanah dan/atau pemukiman kembali sedapat mungkin
1 dihindari atau diminimalkan dengan mengeksplorasi semua alternatif
investasi fisik yang layak
LARAP
12 3
pencaharian dan standar kehidupannya atau setidaknya mengembalikannya
DASAR
ACUAN &
NAN
secara nyata ke tingkat pendapatan sebelum dilakukannya pengadaan tanah
KEMBALI
STRUMENIN
dan/atau pemukiman kembali atau ke tingkat pendapatan sebelum
PENYUSU
TANAH
TERKAIT
dimulainya pelaksanaan proyek, mana yang lebih tinggi
2 PMU
DAAKAANNT
Memastikan kegiatan perencanaan dan implementasi pengadaan tanah dan pemukiman kembai dilakukan
ACUAN & DASAR
PIU
3
NBGIAJYANG
Menyusun, melaksanakan dan melaporkan LARAP yang telah disetujui CPMU sesuai dengan panduan pada
PRINSIP
12
PENYUSUNAN
PMS
INSTRUMEN
4
KEMBALI
Membantu CPMU dalam melakukan penapisan, melakukan review dokumen, pemantauan dan evaluasi
EPIHAK
3 pelaksanaan LARAP
PEMDA
5
PARA
Pemda dapat menunjuk OPD selaku pemrakarsa, untuk mengajukan LARAP (dapat dibantu
KE
konsultan).Pengajuan dilakukan dengan diberi cap dan tanda tangan resmi. Mengajukan usulan ke CPMU
P
6 POKJA DAERAH
- Mengendalikan, memantau dan mengawasi penerapan LARAP
- Memberikan masukan tentang sub proyek yang akan diajukan dalam AWP
terutama dari pendanaan APBD I dan APBD II
- Pada saat pelaksanaan LARAP, mengkordinasikan para pelaksana untuk
memantau dan memastikan bahwa LARAP dilaksanakan
Pengumpulan Data Sub Proyek
1 Data sub proyek diperoleh dari daerah dan pusat. Data-sub proyek yang dibiayai oleh APBD I dan APBD II
diperoleh dari Pokja Daerah
Penapisan
2 Penapisan sub-proyek terhadap potensi dampak sosial dan kebutuhan LARAP dilakukan bersamaan dengan
penyiapan RC
Menyiapkan Sensus Sosial Ekonomi
ANAAN
3
LANGKAHLAPERLAAPKSAN
Jika hasil panapisan menyusun DPPT maka dilakukan studi kelayakan dan sensus terhadap WTD. Seringkali,
studi kelayakan sudah termasuk dalam dokumen perencanaan teknis. Sedangkan dalam LARAP, studi dapat
dimulai dengan dilakukan sensus social ekonomi dan inventarisasi WTD
KEBIJAKAN
123
PENYUSUNAN
LARA
INSTRUMEN
4
KETENTUAN
Konsultasi Publik adalah proses komunikasi dialogis atau musyawarah antar pihak yang berkepentingan
DASAR
guna mencapai kesepahaman dan kesepakatan dalam perencanaan Pengadaan Tanah bagi pembangunan
4 untuk kepentingan umum. Konsutasi Publik bertujuan untuk mendapatkan kesepakatan lokasi rencana
PELAKS
- Jika tanah yang dibutuhkan < 5 Ha, pengadaan tanah bisa dilakukan
Secara langsung (pembayaran langsung/jual beli) atau jika membutuhkan
Penlok makan dilaksanakan dengan 4 tahap diatas
KEBIJAKAN
INSTRUMEN
Dokumen LARAP/DPPT yang telah disusun selanjutnya diberikan surat pengantar oleh instansi/lembaga
AAN
yang menjadi pemrakarsa untuk diserahkan kepada CPMU (disetujui dan ditetapkan)
TAHAP PENAPISAN
1
Pengumpulan Data Sub-Proyek :
CPMU : PMU – PIU & POKJA Daerah
Membutuhkan Tanah/Lahan
PROSES produktif
Penapisan 3
LARAP/ DPPT
DPPT
TIDAK (a) dan (b)
Konsultasi Publik
Bermakna
Melampirkan tabulasi data setiap WTD dari hasil survei sosial ekonomi, hasil pengukuran tanah/bangunan dan
penilaian harga tanah/aset terdampak lainnya)
Program Pemulihan Penghidupan dan Mata Pencaharian (Livelihood Restoration Plan), direncanakan dan
dikonsultasikan dengan WTD yang: terkena dampak signifikan (severely impacted: ≥10% pendapatan/aset produktif
rumah tangga dan/atau harus relokasi tempat tinggal), serta kelompok rentan (mengacu pada definisi pada
ESMF/Juknis LARAP)
2 Kelompok Warga Terdampak
Pada saat penyusunan LARAP perlu diidentifikasi jumlah warga terkena dampak (WTD) yang dilaksanakan secara sensus
yaitu para pemilik aset (tanah, bangunan, dan tanaman tumbuh) dimana lahan dan aset lainnya akan terkena dampak,
termasuk yang kehilangan mata pencaharian. Terkait kategori WTD terbagi ke dalam 3 kategori yaitu:
(1) warga terkena dampak pengadaan tanah milik pribadi;
(2) warga terkena dampak yang tinggal di tanah negara (pemerintah pusat atau daerah), tetapi tidak memiliki hak atas
tanah yang ditinggalinya; dan
(3) kategori lainnya yaitu warga terkena dampak pengadaan tanah milik adat dan tanah lainnya
Pemilik tanah/aset yang kehilangan tanah dan/atau Ganti kerugian atas hilangnya tanah dan aset lainnya
aset lainnya (termasuk bangunan, struktur, utilitas, yang ada pada tanah tersebut, berdasarkan penilaian
pohon, dll.) dan kehilangan pendapatan oleh penilai berizin
Pemilik tanah/aset yang kehilangan sumber Ganti kerugian atas hilangnya sumber pendapatan
pendapatan atau mata pencaharian secara sementara atau mata pencaharian berdasarkan penilaian kerugian
atau permanen non fisik yang dilakukan oleh penilai berizin dan
fasilitasi untuk pemulihan mata pencaharian
Orang yang memiliki dan menempati tempat tinggal Ganti kerugian untuk kehilangan tempat tinggal dan
dan struktur lainnya yang dibangun diatas tanah struktur lainnya, untuk sumber pendapatan atau mata
negara atau pemerintah tanpa hak hukum yang dapat pencaharian dan bantuan pemukiman kembali,
diakui atau klaim tanah yang mereka tempati berdasarkan penilaian dari penilai berizin
Pihak yang menyewa tempat tinggal dan bangunan Proyek ini memberikan waktu yang cukup (minimal 2
lainnya yang dibangun di atas tanah negara atau bulan dari tanggal dimulainya tenggat (cut-off date)/
pemerintah tanpa hak hukum yang dapat diakui atau pada saat survei sensus) agar para penyewa dapat
klaim tanah yang mereka tempati menemukan tempat lain atau bantuan lainnya yang
disepakati antara penyewa dan instansi/ lembaga yang
mungkin mencakup biaya kepindahan dan uang saku
masa transisi dan bantuan mata pencaharian
3 Matriks Keberhakan (Entitlement Matrix)
No Warga Terdampak Hak
6 Masyarakat yang menguasai tanah negara atau tanah Ganti kerugian untuk bangunan dan struktur. Bantuan
yang dimiliki oleh pemerintah, pemerintah daerah, untuk pemulihan mata pencaharian dan fasilitasi akses
badan usaha milik negara, atau badan usaha milik terhadap perumahan umum, bantuan transisi dan
daerah (squatter/ penghuni ilegal) kepindahan, serta perbaikan lokasi
7 Perambah/penyerobot tanah (encroacher) yaitu orang Ganti kerugian atas bangunan dan struktur. Bantuan
yang menambah atau memperluas kepemilikan pribadi untuk perbaikan mata pencaharian dan fasilitasi pada
mereka dengan melanggar batas tanah milik perumahan umum dan bantuan transisi dan
pemerintah atau tanah negara kepindahan, serta perbaikan lokasi.
8 Perambah/ penyerobot tanah tanah yang memasuki Tidak berhak atas ganti kerugian apapun
kawasan proyek setelah batas waktu yang diumumkan
pada publik.
Bentuk Ganti Kerugian. Ganti kerugian dapat berbentuk: (a) uang tunai; (b) tanah pengganti; (c) pemukiman kembali ke
lokasi lain; (d) kepemilikan saham; atau (e) bentuk lainnya yang disetujui oleh WTD dan instansi/lembaga yang
membutuhkan tanah. Ganti kerugian yang lebih disukai bentuknya tergantung pada keinginan WTD dan ganti kerugian
dapat berupa gabungan dari beberapa bentuk ganti kerugian tersebut tergantung pada kesepakatan antara WTD dan
instansi/lembaga yang membutuhkan tanah
FORMAT DAFTAR GAMBARAN UMUM STATUS
TANAH
KO N SULTASI PU BLI K
BERMAKNA 3
1 Pengertian
Proses komunikasi dialogis atau musyawarah antar pihak yang berkepentingan guna mencapai kesepahaman dan
kesepakatan dalam perencanaan pengadaan tanah bagi pembangunan untuk kepentingan umum. Konsutasi Publik
bertujuan untuk mendapatkan kesepakatan lokasi rencana pembangunan dari Pihak yang Berhak (PP No71/2021 Pasal 29).
Tim Persiapan melaksanakan Konsultasi Publik di kantor kelurahan/desa, kantor kecamatan atau di tempat rencana lokasi
pembangunan, atau tempat yang disepakati oleh Tim Persiapan dengan pihak yang berhak
2 Kapan dilakukan
Pelaksanaan Konsultasi Publik dilakukan secara bertahap dengan memberikan waktu yang cukup bagi WTD untuk dapat
memahami dan mengambil keputusan, dan memfasilitasi apabila diperlukan konsultasi publik spesifik untuk WTD kelompok
rentan. Konsultasi publik dilakukan sebelum dilakukan dan saat proses penyusunan dokumen LARAP, serta diharapkan
adanya dukungan dan keterbukaan dalam sensus sosial ekonomi, dan data untuk penyusunan LARAP/DPPT semakin
lengkap. Konsultasi juga dilakukan kembali ketika melakukan verifikasi daftar nominatif WTD yang terdapat dalam dokumen
3 Manfaat
1.Masyarakat tahu rencana pembangunan & rencana lokasi yang akan dibebaskan
2.Pihak yang berhak tahu jelas dampak yang mungkin dialaminya
3.Pihak yang berhak tahu prosedur pembebasan lahan & mekanisme untuk menyampaikan keluhan
4.Keterbukaan tentang rencana pembangunan memungkinkan dukungan masyarakat
5.Partisipasi dalam Proses Pengambilan Keputusan
4 Temuan
Hal yang sering menjadi temuan dalam review dokumen
- Diseminasi / sosialisasi satu arah dianggap sebagai konsultasi
- Konsultasi dan konsultasi publik
- Dokumentasi yang kurang lengkap
- Informasi tidak diberikan sebelum konsultasi
BEN TUK KO N SULTASI
PUBLI K
PP 22/ 2021 Pasal 33 a y a t (3)
1 Lokakarya 4 Temu
Warga
Konsultasi dengan WTD dan stakeholder, untuk direncanakan dan dilaporkan bukan hanya dilakukan satu kali dalam
rangka penyampaikan rencana pengadaan lahan saja, tetapi selama proses pengadaan lahan, termasuk konsultasi saat
pengumpulan data sosial ekonomi, saat penyampaian hasil pengukuran tanah/bangunan dan valuasi harga tanah/aset
terdampak lainnya, dst. Rencana konsultasi disampaikan dengan detil, spesifik untuk subproyek terkait, termasuk:
rencana waktu, lokasi/dimana/cakupan area, WTD/stakeholder target konsultasi, pendekatan/metode konsultasi, dan
penanggung jawab.
M EKAN I SM
E PEN AN G AN AN 4
KELUH AN
RE G ULA SIP e l i b a t a n P e m a n g k u K e p e n t i n g a n
2 Penerimaan Keluhan
- Mengakses website p3tb.pu.go.id dan mengisi formular keluhan/ keberatan yang telah disediakan
- Mengirimkan SMS atau chat WhatsApp ke nomor 0811-1056-6777
- Mendatangi Sekretariat Pokja P3TB Provinsi Jawa Tengah d/a Dinas Pemuda, Olahraga dan Pariwisata Prov. Jawa
Tengah, Jl. Pemuda No. 138 Sekayu, Semarang, Jawa Tengah 50132
- Mendatangi Sekretariat Pokja P3TB Provinsi DIY d/a Bappeda Prov. DIY, Jl. Malioboro No. 16 Suryatmatan, Danurejan,
Kota Yogyakarta
- Mendatangi kantor PMS Regional BYP d/a Perumahan Griya Indah IV no. 233, Sumberan, Ngestiharjo, Kasihan, Bantul
dan mengisi formulir keluhan/ keberatan yang telah disediakan
P o s t er So si a l i sa si Sa r a na
P e ne r i m a a n K e luh a n
M e k a ni sm e P e na ng a na n
Ke l uha n
LARAP DAN
DPP 5
T
Ke se nj a ng a n LA RA P d a n DP P
T
Dengan diberlakukannya Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Pengadaan
Tanah bagi Pembangunan untuk Kepentingan Umum, serta ketentuan pelaksanaannya yang tertuang dalam
Permen ATR/BPN No 19 tahun 2021, maka data dan informasi dalam DPPT dapat digunakan dalam
penyusunan LARAP. Namun demikian DPPT dinilai masih terdapat kesenjangan guna memenuhi penanganan
dampak sosial dari pengadaan tanah yang sesuai dengan ESMF. Gambar dibawah memperlihatkan
persandingan antara penyusunan LARAP dengan penyusunan DPPT, dimana DPPT masih memerlukan
tambahan beberapa hal untuk dilakukan pengayaan dan penguatan yang tidak ada dalam dokumen LARAP
Dari Gambar ini, terlihat bahwa cakupan LARAP lebih luas dari DPPT. LARAP
memberikan instrumen lengkap untuk melakukan mitigasi dampak sosial yang
disebabkan oleh kegiatan pengadaan tanah. Sedangkan DPPT lebih berfokus
kepada instrumen pengadaan tanah yang mengutamakan proses ganti
kerugian.
Muatan wajib dan muatan tambahan DPPT tidak memberikan mandat untuk
Gambar : Diagram Venn
Persandingan LARAP dengan melakukan pemulihan pendapatan bagi WTD. Sedangkan melalui dokumen
DPPT LARAP diharapkan dapat dipastikan bahwa seluruh dampak sosial
dari pengadaan tanah dan mitigasinya sudah direncanakan.
M U ATAN DO KUM EN
LARAP 6
BAB I. Pendahuluan
BAB II. Gambaran umum perencanaan dan cakupan pengadaan tanah
BAB III.Kebijakan Pengadaan Tanah
BAB IV. Pengaturan Kelembagaan
BAB V. Profil Sosial Ekonomi Pihak yang Berhak/Warga Terdampak
BAB VI. Analisa Dampak dan Matriks Keberhakan
BAB VII. Perkiraan Nilai Tanah, Objek Pengadaan Tanah dan Penganggaran
BAB X. Rencana Pemindahan Sementara dan Rencana Pemukiman Kembali Penduduk (Jika Ada)
1 Si pemilik (donor/ potensial donor) telah diberikan informasi dan mendapatkan konsultasi yang memadai tentang
rencana proyek dan pilihan-pilihan yang memungkinkan baginya terkait dengan proyek tersebut.
2 Donor/ potensial donor telah mengetahui bahwa mereka dapat menolak hal tersebut (sebagaimana terdokumentasi
dalam laporan konsultasi/berita acara konsultasi).
3 Donor telah mengkonfirmasi secara tertulis keinginannya untuk melakukan donasi (melalui surat penyerahan hak/
pertanyaan donasi tanah). Dan harus dipastikan bahwa surat donasi tanah ditandatangani/disetujui oleh ahli waris.
4 Tanah yang didominasikan hanya sedikit (tidak lebih dari 10% dari total aset rumahtangga) jika dibandingkan dengan
proporsi kepemilikannya, sehingga tidak akan mempengaruhi penghidupan/mata pencaharian si pendonor.
Identifikasi kondisi sosial ekonomi rumahtangga pendonor untuk dilaporkan dalam LARAP/dokumen terkait lainnya.
5 Tidak melibatkan relokasi rumah/tempat tinggal. Konfirmasi terkait tidak adanya dampak relokasi untuk dilaporkan
dalam LARAP/dokumen terkait lainnya.
6 Pendonor diharapkan mendapat manfaat langsung dari proyek (sebagaimana disampaikan saat proses konsultasi,
dan terdokumentasi).
7 Untuk tanah komunal atau yang dimiliki bersama, donor tanah harus harus berdasarkan persetujuan pihak yang
secara langsung memanfaatkan atau menguasai tanah.
TERIMAKASI TERIMAKASI
H H