Anda di halaman 1dari 20

KRITERIA

PENGENDALIAN PENCEMARAN AIR


PROPER 2018
ASPEK PENILAIAN PENGENDALIAN
PENCEMARAN AIR
6
KETAATAN TERHADAP KETENTUAN 1
TEKNIS
KETAATAN TERHADAP IZIN
(IPLC)

2
5 KETAATAN TERHADAP TITIK
KETAATAN TERHADAP PEMENUHAN PENAATAN
BAKU MUTU
3
4 KETAATAN TERHADAP PARAMETER
KETAATAN TERHADAP PELAPORAN BAKU MUTU AIR LIMBAH
DATA PER PARAMETER
1 KRITERIA KETAATAN TERHADAP IZIN

1. Memiliki izin pembuangan air limbah ke badan air/laut/aplikasi


pada lahan
BIRU
2. Memiliki Izin Pembuangan air limbah domestic (Kriteria Baru)
3. Izin dalam proses akhir dengan melampirkan bukti *

1. Tidak memiliki izin pembuangan air limbah ke badan air/laut/aplikasi pada


MERAH lahan
2. Tidak memiliki Izin Pembuangan air limbah domestic (Kriteria Baru)
3. Sdh mengajukan Izin /per-panjangan izin pembuangan air limbah ke
badan/air/laut/ pemanfaatan air limbah utk aplikasi lahan, dan izin
pemanfaatan lainnya, namun tidak melengkapi bukti.* (Kriteria Baru)

-----
HITAM
Catatan :
1. Izin dalam proses akhir/perpanjangan izin yaitu persyaratan izin sudah lengkap secara
administrasi dan teknis serta dilengkapi tanda terima dari instansi pemberi izin
2. Bagi yang Proper tahun sebelumnya Izinnya dlm proses dan dapat peringkat Biru, Bila tahun
berikutnya Izinnya masih dalam proses maka akan diberi Peringkat Merah

*Bukti Izin/perpanjangan izin sudah dalam proses akhir, dengan melampirkan :


1. Copy Surat permohonan Izin/Perpanjangan izin
2. Copy Surat/dok. yg menyatakan persy. Administrasi permohonan izin sudah lengkap (Tanda
bukti Registrasi).
3. Surat/dok yang menyatakan persyaratan Teknis permohonan izin sudah lengkap, yang
dibuktikan dengan :
1. Copy BA hasil Pembahasan Teknis permohonan Izin dan/atau Copy Surat tindaklanjut BA
Pembahasan izin.
2. Copy BA hasil verifikasi lapangan permohonan izin dan Copy Surat tindak lanjut BA
Verifikasi Lapangan bila dimiminta.
4. Bukti/Surat keterangan yg menyatakan bahwa sudah dilakukan penyusunan draft SK Izin dan
draft SK Izin sudah disampaikan ke Biro Hukum.
JENIS
IZIN
1. Izin pembuangan air limbah ke sumber air
2. Izin pembuangan air limbah ke laut
3. Izin pemanfaatan air limbah untuk aplikasi lahan
industri kelapa sawit
4. Izin injeksi air limbah ke formasi untuk industri migas
5. Izin Pembuangan/pemanfaatan air limbah domestik

CATATAN :
Semua usaha dan/atau kegiatan wajib memiliki izin sesuai dengan
ketentuan yang dipersyaratkan untuk kegiatannya
KRITERIA KETAATAN TERHADAP TITIK
2 PENAATAN
1. Melakukan Identifikasi seluruh jenis air limbah yg dihasilkan (limbah proses/air pendingin/air
limbah drainase/air limbah utilitas/limbah domestik, dan lainnya) (Kriteria Baru)
BIRU 2. Melakukan Identifikasi thd sumber2 air limbah, & cara pengolahannya (Kriteria Baru).
3. Memantau seluruh saluran pembuangan air limbah yg menuju ke lingk., baik yg sdh
ditetapkan dlm izin, maupun yg blm ditetapkan dlm izin, termasuk buangan air limbah
domestik.

1. Tidak melakukan Identifikasi seluruh jenis air limbah yg dihasilkan (air limbah proses/air
pendingin/air limbah drainase/air limbah utilitas/limbah domestik, dll) (Kriteria Baru).
2. Tidak melakukan Identifikasi terhadap sumber2 air limbah, dan cara pengolahannya. (Kriteria
MERAH Baru).
3. Terdapat saluran pembuangan air limbah yg menuju ke lingkungan yang tidak dipantau, baik
yg sudah ditetapkan dalam SK izin, maupun yg tdk ditetapkan dlm SK izin, termasuk buangan
air limbah domestik

-----
HITAM
TITIK PENAATAN

Satu lokasi atau lebih


yang dijadikan acuan
untuk pemantauan Semua usaha dan/atau
dalam rangka kegiatan wajib
penaatan baku mutu memantau seluruh
air limbah titik penaatan
pembuangan dan/atau
pemanfaatan air
limbah ke lingkungan
KRITERIA KETAATAN TERHADAP
3 PARAMETER BMAL

a. Memantau 100% parameter yg diwajibkan dalam:


1) izin pembuangan air limbah; &
2) baku mutu nas. atau provinsi (khusus bagi izin yg tdk mencantum-kan parameter dlm SK Izin) ;
b. ≥90% parameter dipantau khusus untuk industri sawit yang menerapkan aplikasi lahan (pH dan BOD
BIRU harus terpantau)
c. Melakukan pengukuran parameter pH, TSS, COD & debit harian bagi perusahaan yg mempunyai kewajiban
pengukuran harian.
d . Menghitung beban pencemaran aktual & Beban Pencemaran per satuan produksi
a. Memantau < 100% parameter yg diwajibkan dalam:
1) izin pembuangan air limbah; dan
2) baku mutu nas. atau provinsi (khusus bagi izin yg tdk mencantum-kan parameter dlm SK Izin)
MERAH b. <90% parameter dipantau khusus untuk industri sawit yang menerapkan aplikasi lahan (pH dan BOD
harus terpantau)
c. Tidak melakukan pengukuran parameter pH, TSS, COD dan debit harian bagi perusahaan yg mempunyai
kewajiban pengukuran harian.
d. Tidak menghitung beban pencemaran aktual & Beban Pencemaran per satuan produksi.

HITAM -----
CATATAN :
1. Bila Dalam SK Izin sudah mencantumkan parameter yang wajib dipantau, maka parameter yang wajib
dipantau mengacu pada parameter yang tercantum dalam SK Izin
2. Bila dalam SK izin tidak mencantumkan parameter yang wajib dipantau namun sudah memerintahkan
untuk memantau parameter mengacu pada aturan tertentu seperti Peraturan Menteri atau Peraturan
Gubernur maka parameter yang dipantau wajib mengacu pada parameter dalam peraturan yang wajib
diacu dalam SK Izin,
3. Bila dalam SK Izin sama sekali tidak mencantumkan parameter yang wajib diacu, namun hanya
mencantumkan untuk memantaua parameter sesuai peraturan yang berlaku, maka parameter yang wajib
diacu mengacu pada hirarki pemenuhan parameter baku mutu air limbah yaitu :
4. Baku mutu yang tercantum dalam dokumen lingkungan yang didasarkan dari hasil kajian lingkungan;
• Baku mutu Daerah spesifik;
• Baku mutu Nasional spesifik;
• Baku mutu daerah tidak spesifik;
• Baku mutu Nasional tidak spesifik.
1. Khusus untuk industri sawit yang menerapkan aplikasi lahan,parameter yang dipantau untuk air limbah
yang di aplikasi, air tanah dantanah > 90%. (untuk parameter pH dan BOD harus terpantau).
2. Khusus industri manufaktur, prasarana, dan jasa parameter total zat padat larut atau Total Dissolve Solid
(TDS) tidak dipertimbangkan dalam penilaian untuk badan air penerima ke laut.
3. Industri pertambangan mangan, menggunakan baku mutu air limbah tambang nikel.
HIRARKI ACUAN PEMENUHAN PARAMETER
BAKU MUTU AIR LIMBAH

Izin

Baku Mutu Daerah (spesifik)

Baku mutu nasional (spesifik)

Baku mutu yang tercantum dalam dokumen


lingkungan

Baku mutu Daerah (tidak spesifik)


KRITERIA KETAATAN TERHADAP JUMLAH
4 DATA TIAP PARAMETER YANG DILAPORKAN

a. Melaporkan data secara lengkapsesuai dg yg dipersyaratkan ≥ 90%


b. Tersedia data pemantauan harian>90% dari seluruh data pemantauan rata-
rata harian dalam satu bulan sesuai dengan peraturan perundangundangan
BIRU yang berlaku
c. Tersedianya data hasil perhitungan Beban Pencemaran aktual dan beban
Pencemaran per satuan produk (Kriteria Baru).

a. Melaporkan data sesuai dg yg dipersyaratkan < 90%


b. Tersedia data pH harian dan/atau debit harian &/atau TSS harian &/atau COD
harian, setiap bulan tersedia data < 90% dari seluruh data pemantauan rata2 harian
MERAH dlm satu bulan sesuai dg peraturan perundang-undangan.
c. Tidak tersedianya data hasil perhitungan Beban Pencemaran aktual & beban
Pencemaran per satuan produk (Kriteria Baru)

Melaporkan data palsu dan/atau menyebabkan pencemaran


HITAM
lingkungan
CATATAN :

1. Pelaporan sebagai berikut :


• Pemantauan kualitas air limbah
• Produksi bulanan (riil) atau bahan baku
• Catatan debit harian air limbah yang dibuang

2. Khusus industri kelapa sawit yang menerapkan aplikasi lahan, jumlah data per outlet dihitung
berdasarkan parameter yang dipantau dikalikan dengan frekuensi pemantauan kemudian dibagi
dengan jumlah total data yang harus tersedia dalam satu periode penilaian.

3. Khusus industri petrokimia, kawasan industri, rayon, oleokimia dasar parameter COD dan pH

4. Khusus industri keramik parameter pH

5. Khusus industri pertambangan parameter pH dan TSS

6. Khusus industri agro parameter pH


KRITERIA KETAATAN TERHADAP
5 PEMENUHAN BAMU MUTU AIR LIMBAH

A. Data swapantau
 ≥90% data pemantauan parameter bulanan memenuhi baku mutu
 ≥95% data pemantauan parameter harian memenuhi baku mutu
BIRU  ≥95% data pemantauan parameter TSS dan kekeruhan kegiatan offshore memenuhi
baku mutu & titik penaatan badan air penerima/laut sesuai dg dok. lingk.
 ≥90% memenuhi ketaatan beban pencemaran
B. 100% data pemantauan Tim PROPER memenuhi baku mutu

A. Data swapantau
 <90% data pemantauan memenuhi baku mutu
 <95% data pemantauan parameter harian memenuhi baku mutu
MERAH  <95% data pemantauan parameter TSS & kekeruhan keg. offshore memenuhi baku
mutu & titik penaatan ambien sesuai dg dok. Lingk.
 <90% memenuhi ketaatan beban pencemaran
B. Terdpt data hasil pemantauan Tim PROPER yg tdk memenuhi baku mutu

Melampaui baku mutu dan sudah pernah dikenakan sanksi administrasi (dlm 1-2 tahun
HITAM terakhir) pada titik penaatan yg sama (tambahan kriteria baru)
Catatan:

1. Pengambilan sampel air limbah oleh tim Proper dapat dilakukan diluar
periode penilaian Proper sesuai dengan ketentuan peraturan bahwa setiap
saat baku mutu air limbah tidak boleh dilampaui.

2. Perusahaan dapat melakukan pengambilan contoh yang terbelah (split


sample) pada saat inspeksi Proper dan wajib membuat berita acara
pengambilan contoh yang terbelah (split sample).

3. Khusus industri tambang timah dengan menggunakan kapal keruk atau kapal
hisap memenuhi baku mutu TSS dan kekeruhan.
Contoh Matrik Penaatan Parameter, Pelaporan
dan Baku Mutu (1)
PELAPORAN PARAMETER PEMENUHAN BAKU MUTU

Jumlah
Jumlah data
Jumlah data Parameter Jumlah data yang
Jumlah data Jumlah Paramater yang tidak
pemantauan Tingkat yang dipantau Tingkat tidak memenuhi Tingkat
Parameter yang Pemantauan memenuhi Keterangan
sesuai peraturan Ketaatan sesuai Ketaatan baku mutu (100 % < Ketaatan
dilaporkan (sesuai Ketentuan) baku mutu ( x >
/ izin peraturan / x < = 500%)
500%)
izin

No.
4 4 100% 0
1
1 pH 12 12 100% 92% -
1
2 BOD 12 12 100% 92% -
3 COD 12 11 92% 1 91%
4 TSS 12 11 92% 1 91%

Tingkat Ketaatan
Tingkat Ketaatan Pelaporan 92% Tingkat Ketaatan Parameter 100% Pemenuhan Baku Mutu 91%
0
6 KRITERIA KETAATAN TERHADAP KETENTUAN TEKNIS
BIRU
BIRU
HITAM
1. Memenuhi Persy. Teknis PPA :
 Menggunakan jasa Lab. yg
terakreditasi/ditunjuk Gubernur. a. Tidak memenuhi salah satu a. Melakukan pembuangan air
 Memisahkan saluran air limbah persyaratan teknis PPA limbah ke lingkungan tanpa
dg limpasan air hujan. b. Tidak memenuhi salah satu pengolahan (by pass)
 Membuat saluran air limbah yg b. Melakukan Pembuangan air
persy. teknis utk industri sawit yg
kedap air. limbah bukan pada lokasi
menerap-kan aplikasi lahan yang dicantumkan dalam SK
 Memasang alat pengukur debit
(flowmeter).
c. Tdk memenuhi salah satu persy. Izin
 Tdk melakukan pengenceran; teknis utk Industri AMDK yg me-
 Tdk melakukan by pass manfaatkan air permukaan/air
 Memenuhi seluruh ketentuan yg tanah
dipersy. dlm sanksi adm.
2. Bagi Industri sawit yg memanfaatkan MERAH
air limbah utk aplikasi lahan (LA), telah
memenuhi persy. LA :
3. Bagi industri AMDK Memenuhi persy.
teknis utk industri AMDK
Catatan :
1.Bagi industri yang melakukan bypass namun sudah dilakukan perbaikan
berupa penutupan saluran by pass pada periode penialain berjalan,
maka peringkat MERAH.
2.Peringkat HITAM, JiBagi industri yg terbukti melakukan bypass & telah
dilakukan penutupan pada periode penilaian proper sebelumnya, namun
ditemukan melakukan bypass lagi pada titik yang sama pada periode
proper tahun berikutnya (selama 2 periode PROPER berturut-turut),
maka peringkatnya HITAM
TAMBAHAN PERSYARATAN TEKNIS UNTUK INDUSTRI AMDK
1. Memiliki izin pemanfaatan air permukaan bg yg menggunakan bhn baku air permukaan / izin pemanfaatan air
tanah bagi yg menggunakan bhn baku air tanah.
2. Memiliki peta zona pemanfataan sbr daya air yg diizinkan. (Pemanfaatan sesuai dg zona pemanfaatan sbr daya
air yg ditetapkan & pelaksanaan pengambilan &penggunaan air sesuai dg alokasi& penggunaan yg ditetapkan)
3. Memiliki kajian tentang daerah tangkapan air (catchment area) dan Melakukan penanaman pohon di daerah
tangkapan air (catchment area
4. Pemeliharan kebersihan & kenyamanan lokasi sekitar mata air
5. Membuat sumur resapan dg jlh sesuai kajian (Jlh sumur resapan yg dibuat hrs sesuai dg jlh air yg diambil)
6. Membuat kolam penampungan air hujan
7. Membuat sumur pantau untuk memantau air tanah guna mengetahui perubahan kedalaman muka air tanah
(dengan lokasi sekitar titik pengambilan air dengan jarak/radius 20 hingga 100m di hulu & di hilir titik
pengambilan)
8. Mengukur & merekam kedudukan muka air tanah
9. Memeriksa sifat fisika, kandungan unsur kimia, biologi atau radioaktif dlm air tanah
10. Mencatat jumlah volume air tanah yg dipakai atau diusahakan
11. Mengukur & merekam perubahan lingkungan air tanah seperti amblesan tanah
12.Pemeliharaan sarana & prasarana pemanfaatan air
13. Memasang flow meter utk mengukur debit intake water
14.Mengukur debit harian intake water
PERSYARATAN TEKNIS UNTUK INDUSTRI SAWIT YANG MENERAPKAN
LAND APLICATION
1) Dilakukan pada lahan selain lahan gambut.
2) Dilakukan pada lahan selain lahan dengan permeabilitas > 15 cm/jam.
3) Dilakukan pada lahan selain lahan dengan permeabilitas < 1,5 cm/jam.
4) Tdk boleh dilaksanakan pada lahan dengan kedalaman air tanah < 2
meter.
5) Tdk ada air larian (run off) yg masuk ke sungai.
6) Tdkmelakukan pengenceran air limbah yg dimanfaatkan.
7) Tdk membuang air limbah pada tanah di luar lokasi yg ditetapkan
8) Tdk membuang air limbah ke sungai
TERIMA KASIH
Direktorat Pengendalian Pencemaran Air
Dirjen Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan
“Gedung B Lantai 5”
Jl. D.I. Panjaitan Kav. 24 Jakarta 13410

Anda mungkin juga menyukai