BAB I
PENDAHULUAN
1. 1. Latar Belakang
Meningkatnya permintaan pasar akan bahan galian dan sumber daya mineral batubara
mengakibatkan meningkatnya peluang investasi dalam dunia pertambangan. Hal ini didukung
oleh melimpahnya potensi bahan galian tersebut di Indonesia.
Kondisi ini disebabkan oleh kondisi geologis Indonesia yang cukup strategis karena
berada pada pertemuan antara tiga lempeng yaitu : lempeng Eurasia dengan lempeng
Australia di bagian barat Sumatera hingga selatan Jawa, lempeng Eurasia dengan lempeng
Philipina di timur laut Indonesia serta lempeng Australia dengan lempeng Pasifik di Utara
Irian Jaya. Pertemuan lempeng ini mengakibatkan terbentuknya struktur geologi yang
kompleks serta kekayaan mineral yang beragam seperti minyak, gas, batubara, logam dasar
dan lainnya.
Provinsi Kalimantan Timur khususnya Kutai Timur merupakan salah satu wilayah
yang mempunyai potensi adanya sumber daya alam yang melimpah. Keberadaan bahan galian
dan sumber daya batubara ini sangat berpotensi untuk meningkatkan devisa Negara,
Pendapatan Asli Daerah (PAD), memperluas lapangan kerja serta menunjang perkembangan
sektor lain seperti industri dan pengembangan wilayah. Kegiatan penambangan telah
dirasakan memberikan manfaat bagi pembangunan, baik secara langsung maupun tidak
langsung bagi perkembangan perekonomian regional maupun nasional.
1
Laporan Eksplorasi pemboran blok landas
PT. Jayakhisma Globe Indonesia
Perijinan yang sehubungan dengan kegiatan perusahaan sampai saat ini adalah :
Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk menentukan secara akurat besaran sumber
daya, Kadar, sifat fisik, sifat kimia, letak dan bentuk endapan batubara yang layak untuk
ditingkatkan ke tahap selanjutnya.
Pola penyebaran dan susunan litologi baik ke arah horizon maupun vertikal
diseluruh area konsesi pertambangan.
Pola struktur geologi yang berkembang baik yang berhubungan dengan pola
pembentukan maupun yang berhubungan dengan ketidak-kontinyuan endapan
(displacement).
Mengetahui sifat fisik dan mekanika batuan serta tingkat pelapukan termasuk
ketebalan soil sebagai material penutup seam batubara.
Pola Penyebaran dan bentuk dimensi batubara yang meliputi posisi, kedudukan,
kedalaman, ketebalan dan pola kualitas batubara.
Mengetahui jumlah deposit batubara yang ekonomis secara pasti baik jumlah
maupun statusnya menurut ketentuan SNI 1998 dan KEPMEN Pertambangan
No. 1453/K/MEM/2000 :
Sumber Daya Mineral Insitu (Resources) : Hypotetik, Tertunjuk, Tereka,
dan Terukur.
Cadangan (Reserves) : Terkira (Probable Reseves), atau Cadangan Terbukti
(Proved Reserves).
Cadangan Tertambang (Minerable Reserves) dan Marketable Reserves.
Sedangkan maksud dan tujuan disusunnya dokumen ini adalah sebagai persyaratan
dalam pengajuan permohonan ijin usaha pertambangan batubara di kawasan hutan pada areal
seluas 11.300 Ha bagian dari 15.000 Ha.
2
Laporan Eksplorasi pemboran blok landas
PT. Jayakhisma Globe Indonesia
3
Laporan Eksplorasi pemboran blok landas
PT. Jayakhisma Globe Indonesia
1. 3. 2. Kesampaian Daerah
4
Laporan Eksplorasi pemboran blok landas
PT. Jayakhisma Globe Indonesia
Fasilitas pendidikan hanya sampai tingkat Sekolah Dasar (SD), apabila ingin
melanjutkan pendidikan ke tingkat lebih tinggi, para lulusan SD bersekolah di
Kecamatan terdekat, seperti Sangkulirang, dan Biduk-biduk. Tingkat pendidikan
akhir rata-rata sebagian besar lulusan Sekolah Dasar dan langsung bekerja membantu
orang tuanya bertani.
Flora yang terdapat di area eksplorasi terdiri dari berbagai jenis tanaman yang
ada digolongkan dalam tanaman liar. Tanaman liar yang terdapat di daerah eksplorasi
antara lain kruing, rotan, durian, petai, cempedak dan lain-lain.
5
Laporan Eksplorasi pemboran blok landas
PT. Jayakhisma Globe Indonesia
babi hutan, musang, berbagai jenis amfibi dan jenis reptilian seperti jenis ular, kadal,
dan biawak. Selain itu juga di jumpai berbagai jenis burung dan serangga.
1. 5. Waktu Eksplorasi
Agustus September
No Aktivitas
8–15 16-22 22-30 1–7 18 - 15 16 - 22 23-31
1 Survei Lapangan
• Pemetaan Geologi Permukaan
• Pengeboran
2 Pengolahan dan Analisis Data
• Data Geologi
• Pengolahan Data Bor
3 Interpretasi
4 Pembuatan Laporan
6
Laporan Eksplorasi pemboran blok landas
PT. Jayakhisma Globe Indonesia
1. 7. Geologi Umum
Morfologi seluruh wilayah Kecamatan Sandaran di dominasi oleh daerah landai dan
lainnya adalah berbukit hingga bergelombang. Berdasarkan data tersebut diatas dapat di ambil
kesimpulan bahwa sifat atau bentuk morfologi menunjukkan sifat batuan yang mengisinya
7
Laporan Eksplorasi pemboran blok landas
PT. Jayakhisma Globe Indonesia
yaitu daerah ini umumnya di dominasi oleh batuan sedimen sehingga kemungkinan terdapat
endapan batubara.
Hasil eksplorasi geologi regional dengan luas wilayah ± 15.000 hektar, endapan
batubara ditemukan di beberapa tempat antara lain Desa Tanjung Mangkaliat (Landas) ± 13
singkapan berarah (strike) bervariasi antara N 55°-215° E dan kemiringan (dip) berkisar
antara 10°-38° .
Data hasil pengukuran di lapangan arah (strike) dari seluruh singkapan batubara yang
ada memanjang dari utara hingga selatan, membentuk garis setengah elips dengan panjang ±
3,8 Km. Singkapan batubara di luar desa Tanjung Mangkaliat yaitu Desa Labuan Pinang ± 11
singkapan arah (strike) N 25° - 360° E dengan kemiringan (dip) berkisar antara 10° - 31°
membentuk setengah lingkaran, sehingga bila dihubungkan dengan arah singkapan batubara
yang ada di Desa Tanjung Mangkaliat akan membentuk setengah lingkaran dimana pada
bagian tengah terputus dan merupakan puncak antiklin di sekitar Km 4. Singkapan batubara
yang lain terdapat pada daerah ini yaitu pada Km 17 dengan arah (strike) N 185° E dengan
kemiringan ± 47° (1 Singkapan) dan tebal ± 0,90 m. Seluruh singkapan batubara yang ada
pada daerah eksplorasi, batuan penutupnya adalah batu gamping terumbu mempunyai
ketebalan dari beberapa meter hingga puluhan meter.
Secara garis besar susunan (statigrafi) batuan yang menempati lokasi eksplorasi seluas
± 15.000 hektar dari umur paling tua hingga termuda adalah sebagai berikut :
Formasi Kuaro (Tek) umur Eosen batuannya terdiri dari serpih batu pasir konglomerat,
breksi, napal, batu gamping dan sisipan batubara di endapan pada laut dangkal.
Formasi Telekai (Tet) Umur Eosen, batuannya terdiri dari batu gamping, gamping
pasiran, serpih dan lempung endapan rawa di endapkan bersamaan dengan formasi
Kuaro secara tali jemari.
Formasi Tendehantu (Tmt) umur Miosen tengah batuannya : batu gamping koral warna
putih kekuningan dan di endapkan menindih Formasi Telekai dan Formasi Kuaro secara
tidak selaras dengan batuan yang ada dibawahnya.
Formasi Golok (Tmpg) umur Pliosen batuannya napal, bersisipkan lempung, ada
sisipan batubara, diendapkan dan terdapat tidak selaras dengan Formasi Tendehantu
yang terdapat dibawahnya.
Endapan (Satuan) alluvial (Qa) umur Holosen, batuannya terdiri dari lempung endapan
rawa, lanau, pasir lepas, gravel dan lain-lain satuan batuan termuda di beberapa tempat.
8
Laporan Eksplorasi pemboran blok landas
PT. Jayakhisma Globe Indonesia
Struktur geologi pada daerah eksplorasi tidak banyak dijumpai, kecuali bidang
perlapisan antara batuan lempung dengan perlapisan batubara atau antara batugamping
dengan lempung pasiran, selain itu kemiringan batubara di daerah Tanjung Mangkaliat
(Landas) berarah Barat, sedangkan kemiringan batubara yang terdapat pada daerah Labuan
Pinang berarah Timur, sehingga di dapatkan struktur sumbu antiklim di sekitar Km 4.
Struktur lain yang terdapat dalam satuan batu pasir adalah struktur graded bedding,
ditemukan di sekitar sungai atau Air Pinang.
9
Laporan Eksplorasi pemboran blok landas
PT. Jayakhisma Globe Indonesia
BAB II
KEGIATAN EKSPLORASI
2. 1. Persiapan
PT. JAYAKHISMA GLOBE INDONESIA juga melakukan analisis foto citra landsat
untuk interprestasi geologi daerah eksplorasi. Interprestasi ini dilakukan untuk menghasilkan
peta geologi yang lebih terperinci, hasil dari interpretasi geologi ini berguna untuk
mengoptimalkan pekerjaan pemetaan di lapangan seperti penentuan satuan batuan dan arah
struktur umum geologi daerah eksplorasi. Disamping itu juga digunakan data-data dari
eksplorasi terdahulu yang telah dipublikasikan seperti Peta Geologi terbitan Pusat Penelitian
dan Pengembangan Geologi (P3G) Bandung.
2. 2. Pemetaan Geologi
2. 2. 1. Pemetaan Topografi
10
Laporan Eksplorasi pemboran blok landas
PT. Jayakhisma Globe Indonesia
pemetaan topografi ini antara lain adalah Kompas Geologi, GPS Geodetic Dual
Frekuensi, Total Station dan Water Pass.
2. 2. 2. Pemetaan Geologi
Pembuatan sumur uji dilakukan pada daerah pemetaan geologi yang diduga
terdapat kemenerusan lapisan batubara atau daerah-daerah yang diduga terdapat
lapisan batubara tetapi tidak tersingkap ke permukaan. Contoh yang akan diambil
adalah contoh core dan dianalisa setiap meter. Setiap meter dilakukan pula deskripsi
mengenai keadaan fisik dan jenis batuannya.
3. 2. Pengeboran (Coring)
11
Laporan Eksplorasi pemboran blok landas
PT. Jayakhisma Globe Indonesia
2. 4. Eksplorasi lain
Analisa Stratigrafi dan Korelasi dri core log baik korelasi antar titik bor maupun atara
informasi loging.
Analisis Geostatistik, setelah data kualitas diketahui, maka dibuatlah pemodelan baik
dengan Invers Square, Cross Section Mean Area, Kringging, Block Surface maupun
model Variogram.
Analisis Simulasi Jumlah sumber daya ; Setelah hasil analisa statistic diperoleh maka
disimulasikan ke dalam model standar SNI guna penentuan dan klasifikasi status sumber
daya (Hypotetik, Tereka, terunjuk, terukur).
Analisis Geoteknik ; menganalisa kuat tekan, daya geser, Elastisitas, Plastisitas batuan,
uji Uni-axial dan Tri-axial untuk menentukan parameter faktor keamanan bukaan
tambang atau dalam pembuatan perancangan bukaan tambang (PIT).
Analisis Geohidrologi; untuk mengetahui seberapa jauh faktor hambatan dan faktor
keamanan akibat adanya air tanah pada saat proses penambangan. Analisis ini mencakup
observasi elevasi muka air tanah, arah aliran air tanah, kecepatan aliran, debit air tanah,
permeabilitas batuan, Porositas, Koefisien Gradien Hidrolik, Iso-Preatik serta polar kekar-
kekar dalam batuan.
Analisis Break Even Point pada Striping Rasio; Dengan data detail dari sejumlah titik bor
serta topografi yang detail pula, maka perhitungan SR akan lebih akurat.
2. 5. Analisis Laboratorium
12
Laporan Eksplorasi pemboran blok landas
PT. Jayakhisma Globe Indonesia
Dalam hal ini, PT. Jayakhisma Globe Indonesia menggunakan jasa PT. Sucofindo
yang melakukan analisis terhadap conto batubara yang diperoleh dari wilayah eksplorasi.
2. 6. Pengolahan Data
Pengambilan sampel atau yang disebut Sampling adalah suatu proses pengambilan
sampel dengan massa yang kecil dari massa yang besar dan cukup representatif serta merata.
Tujuan dari Sampling adalah untuk mendapatkan sejumlah sampel batubara yang mewakili
suatu satuan tertentu, dengan jumlah massa dan ukuran yang sesuai, yang diperlukan untuk
mengetahui kualitas batubara tersebut berdasarkan sifat kimia dan fisika yang dimilikinya.
Conto batubara yang didapatkan dalam bentuk log kemudian di preparasi sesuai
dengan standar preparasi, kemudian dikirim ke tempat analisis batubara.
13
Laporan Eksplorasi pemboran blok landas
PT. Jayakhisma Globe Indonesia
BAB III
HASIL EKSPLORASI
3. 1. Geologi
3. 1. 1. Lokasi dan Kondisi Geologi
Daerah Investigasi hampir 60% dipenuhi oleh hutan dan pepohonan, dan
sekitar 40% adalah tanah terbuka yang digunakan oleh penduduk setempat untuk
membuat kebun dan bercocok tanam atau pertanian. Warga setempat terdiri dari suku
Dayak dan pendatang baru dari suku Bugis dan Jawa. Pekerjaan mereka seperti
petani, nelayan dan pedagang, hanya beberapa karyawan pemerintah di daerah ini.
14
Laporan Eksplorasi pemboran blok landas
PT. Jayakhisma Globe Indonesia
3. 1. 2. Morfologi
15
Laporan Eksplorasi pemboran blok landas
PT. Jayakhisma Globe Indonesia
Sungai Landas adalah sungai utama dan semakin ke daerah hulu terdapat
beberapa air terjun yang curam karena tererosi vertikal secara intensif, sedangkan di
hilir cara bertemu beberapa sedimen sungai, dataran rendah dan adanya erosi. Secara
intensif, ditunjuk bahwa sungai landas terdiri dari sungai stadium muda sampai
stadium tua. Sementara itu, ada beberapa sungai kecil yang mengalir ke sungai utama.
3. 1. 3. Geologi Batubara
Pada areal konsesi dengan luas 15.000 Ha, terdapat penyebaran batuan yang
dibagi menjadi 5 formasi yaitu Formasi Golok, Formasi Tabul, Formasi Tabalar,
Formasi Kuaro dan Formasi Maluwi. Urutan formasi batuan stratigrafi dari yang
termuda sampai yang paling tua dapat dilihat pada tabel di bawah.
16
Laporan Eksplorasi pemboran blok landas
PT. Jayakhisma Globe Indonesia
Di daerah eksplorasi adalah seluas 1.000 Ha, batubara dijumpai pada Formasi
kuaro dan Formasi Tabul. Singkapan yang ada di permukaan terdiri dari batubara,
pasir, tanah liat pasir batu dan pasir kapur. Arah mayoritas lapisan batubara mengarah
ke barat daya sampai timur laut, dan beberapa mengarah ke utara sampai selatan,
sedangkan sudut inklinasinya sekitar 8 ° - 62 °.
17
Laporan Eksplorasi pemboran blok landas
PT. Jayakhisma Globe Indonesia
Peta pengamatan, peta geologi dan profil vertikal dari setiap singkapan
batubara dapat dilihat pada lembar lampiran.
3. 2. Drilling (Pemboran)
Pada daerah blok Landas dilakukan pemboran eksplorasi untuk mengetahui keadaaan
stratigrafi batubara. Jumlah titik pemboran sebanyak 15 titik, dengan koordinat sebagai
berikut :
18
Laporan Eksplorasi pemboran blok landas
PT. Jayakhisma Globe Indonesia
Pada tahun 2012, tanggal 28 November diadakan kembali pengeboran rapat, untuk
mengetahui seuber daya terukur pada daerah pengeboran blok Landas. Dimana dilakukan
pengeboran disekitar singkapan dengan jarak antara titik bor sekitar 100-500 m. Ada 23 titik
tambahan yang dilakukan pengeboran. Secara rinci dapat dilihat di tabel berikut :
Tebal Tebal
Kedalaman Seam 1 Seam 2
Kode Bujur Timur Lintang Seam 1 Seam 2
(m) (m) (m)
(m) (m)
1 118.947098 1.02252 60 20 3 25 3
2 118.949544 1.026027 60 13 4
3 118.949329 1.026497 60 21 4
4 118.950479 1.027744 60 14 3.5
5 118.94914 1.026018 60 28 4.5
6 118.948493 1.025331 60 40 2
7 118.947098 1.02252 60 31 3 36 2
8 118.952546 1.028991 60 12 2 17 1
9 118.949544 1.026027 60 28 3
10 118.951001 1.029606 60 50 3
11 118.94914 1.026045 60 28 4
12 118.94744 1.02242 60 21 3 26 2
13 118.945693 1.014971 60 14 2 18 4
14 118.945693 1.014971 60 13 2
15 118.949544 1.026027 60 12 4
16 118.949329 1.026497 60 21 4
17 118.945693 1.014971 60 13 2 16 4
18 118.945944 1.01497 60 22 3 26 3
19 118.94589 1.013967 60 12 2 17 2
20 118.950479 1.027744 60 14 4
21 118.94914 1.026018 60 25 5
22 118.947098 1.02252 60 31 2 35 3
23 118.94744 1.02242 60 21 2 25 2
19
Laporan Eksplorasi pemboran blok landas
PT. Jayakhisma Globe Indonesia
3. 2. 1. Aktivitas Pemboran
20
Laporan Eksplorasi pemboran blok landas
PT. Jayakhisma Globe Indonesia
Coring dilakukan untuk mengetahui ketebalan batubara pada suatu titik bor,
dari 15 titik bor yang ada dilapangan umumnya Coring dilakukan pada kedalaman 5-
20 meter.
21
Laporan Eksplorasi pemboran blok landas
PT. Jayakhisma Globe Indonesia
Dari 15 titik pemboran yang dilakukan, semuanya mengandung sample dan coring
batubara seperti yang diharapkan. Adapun tabel deskripsi hasil pengeboran batubara
adalah sebagai berikut :
22
Laporan Eksplorasi pemboran blok landas
PT. Jayakhisma Globe Indonesia
TEBAL LAPISAN
KODE
BATUBARA
JGI-1 3.8
JGI-2 3.08
JGI-3 4.4
JGI-4 3.85
JGI-5 1.2
JGI-6 1.25
JGI-7 3.25
JGI-8 2.3
JGI-9 1.5
JGI-10 3
JGI-11 2.8
JGI-12 1.6
JGI-13 3.6
JGI-14 2.5
JGI-15 0.6
3. 3. Keadaan batubara
3. 3. 1. Sebaran batubara
23
Laporan Eksplorasi pemboran blok landas
PT. Jayakhisma Globe Indonesia
STRIKE
KODE DIP (°)
(N°E)
JGI-1 210 26
JGI-2 220 22
JGI-3 205 30
JGI-4 205 32
JGI-5 205 28
JGI-6 200 30
JGI-7 192 28
JGI-8 190 36
JGI-9 210 25
JGI-10 210 20
JGI-11 215 25
JGI-12 210 25
JGI-13 180 20
JGI-14 205 21
JGI-15 50 10
24
Laporan Eksplorasi pemboran blok landas
PT. Jayakhisma Globe Indonesia
Gambar 3. 10. Korelasi lapisan batubara berdasarkan strike singkapan dan titik bor (1:16.000)
Berdasarkan software arcview 3.3, luasan area korelasi batubara di atas
adalah sebesar 113.959 Ha atau sekitar 1139594.769 m2.
3. 4. Kualitas batubara
Hasil analisa terhadap 15 conto terdiri dari 15 conto inti bor dan 2 conto singkapan
dipilih untuk mewakili daerah penyelidikan.
Melihat data tersebut diatas maka batubara di daerah blok landas dilihat dari
kandungan Volatile Matter di klasifikasikan batubara “high volatile coal” dengan kisaran nilai
Calorific Value (adb) 5800 cal/g , maka batubaranya dapat dikatagorikan Sub-Bituminous
klas B (USA, ASTM).
3. 5. Cadangan batubara
Cadangan batubara dapat dihitung dengan menggunakan rumus :
𝐴 × 𝑇̅ × 𝐷
𝐵𝑇 =
𝐶𝑜𝑠 ̅̅̅̅̅
𝐷𝑖𝑝
̅̅̅̅̅
𝐷𝑖𝑝 : Kemiringan rata-rata lapisan batubara, 26.286º
Jadi, berdasarkan data yang telah diperoleh kita dapat mengestimasikan jumlah
cadangan batubara terkira di daerah blok landas dengan menggunakan rumus diatas sebagai
berikut :
25
Laporan Eksplorasi pemboran blok landas
PT. Jayakhisma Globe Indonesia
5022776.862
𝐵𝑇 =
0.406
26
Laporan Eksplorasi pemboran blok landas
PT. Jayakhisma Globe Indonesia
BAB IV
PENUTUP
4. 1. Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat ditarik dari hasil eskplorasi di daerah blok Landas
yaitu :
Bituminous Coal B.
4. 2. Rekomendasi
Perlunya diadakan eksplorasi rinci untuk mendapatkan nilai sumber daya yang
terukur dengan menambah jumlah titik bor di daerah blok Landas.
Dibutuhkan pengukuran geolistrik tambahan pada daerah lain untuk
pengembangan area eksplorasi.
Pemetaan geologi dan topografi dengan skala minimal 1:2.000, pemboran dan
pencontohan yang dilakukan dengan jarak yang sesuai dengan kondisi
geologinya, penampangan (Drilling) geofisika, serta pengkajian geohidrologi dan
geoteknik.
27