Anda di halaman 1dari 27

Laporan Eksplorasi pemboran blok landas

PT. Jayakhisma Globe Indonesia

BAB I

PENDAHULUAN

1. 1. Latar Belakang

Meningkatnya permintaan pasar akan bahan galian dan sumber daya mineral batubara
mengakibatkan meningkatnya peluang investasi dalam dunia pertambangan. Hal ini didukung
oleh melimpahnya potensi bahan galian tersebut di Indonesia.

Kondisi ini disebabkan oleh kondisi geologis Indonesia yang cukup strategis karena
berada pada pertemuan antara tiga lempeng yaitu : lempeng Eurasia dengan lempeng
Australia di bagian barat Sumatera hingga selatan Jawa, lempeng Eurasia dengan lempeng
Philipina di timur laut Indonesia serta lempeng Australia dengan lempeng Pasifik di Utara
Irian Jaya. Pertemuan lempeng ini mengakibatkan terbentuknya struktur geologi yang
kompleks serta kekayaan mineral yang beragam seperti minyak, gas, batubara, logam dasar
dan lainnya.

Provinsi Kalimantan Timur khususnya Kutai Timur merupakan salah satu wilayah
yang mempunyai potensi adanya sumber daya alam yang melimpah. Keberadaan bahan galian
dan sumber daya batubara ini sangat berpotensi untuk meningkatkan devisa Negara,
Pendapatan Asli Daerah (PAD), memperluas lapangan kerja serta menunjang perkembangan
sektor lain seperti industri dan pengembangan wilayah. Kegiatan penambangan telah
dirasakan memberikan manfaat bagi pembangunan, baik secara langsung maupun tidak
langsung bagi perkembangan perekonomian regional maupun nasional.

Pada saat mendatang pertumbuhan permintaan pasar domestik batubara semakin


meningkat cukup tinggi terutama untuk memenuhi program 10.000 Mw tahap kedua,
sehingga meningkatkan peluang investasi dalam dunia pertambangan. Oleh karena itu perlu
perencanaan dan pengelolaan sumber daya batubara searif dan sebijaksana mungkin agar
pengelolaan dan pemanfaatan sumber daya tersebut dapat dilakukan dengan efisien dengan
meminimalisasi kerusakan lingkungan.

PT. JAYAKHISMA GLOBE INDONESIA adalah pemegang Izin Usaha


Pertambangan (IUP) Eksplorasi berdasarkan Surat Keputusan Bupati Kutai Timur Nomor
188.4.45/9/HK/II/2009, tanggal 05 februari 2009 seluas 15.000 Ha di Kecamatan Sandaran,
Kabupaten Kutai Timur, Kalimantan Timur.

1
Laporan Eksplorasi pemboran blok landas
PT. Jayakhisma Globe Indonesia

Perijinan yang sehubungan dengan kegiatan perusahaan sampai saat ini adalah :

4. 1 Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP) Nomor 0183/1.824.271


4. 2 Tanda Daftar Perusahaan (TDP) Nomor 09.03.1.51.55762
4. 3 Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) Nomor 02.796.869.2-015.000
1. 2. Maksud dan Tujuan

Maksud dilakukannya kegiatan ini adalah untuk mendapatkan gambaran mengenai


kehadiran penyebaran lateral dan vertikal batubara di sekitar wilayah Kecamatan Sandaran,
Kabupaten Kutai Timur, Provinsi Kalimantan Timur.

Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk menentukan secara akurat besaran sumber
daya, Kadar, sifat fisik, sifat kimia, letak dan bentuk endapan batubara yang layak untuk
ditingkatkan ke tahap selanjutnya.

Kegiatan eksplorasi ini difokuskan untuk mengetahui beberapa aspek diantaranya :

 Pola penyebaran dan susunan litologi baik ke arah horizon maupun vertikal
diseluruh area konsesi pertambangan.
 Pola struktur geologi yang berkembang baik yang berhubungan dengan pola
pembentukan maupun yang berhubungan dengan ketidak-kontinyuan endapan
(displacement).
 Mengetahui sifat fisik dan mekanika batuan serta tingkat pelapukan termasuk
ketebalan soil sebagai material penutup seam batubara.
 Pola Penyebaran dan bentuk dimensi batubara yang meliputi posisi, kedudukan,
kedalaman, ketebalan dan pola kualitas batubara.
 Mengetahui jumlah deposit batubara yang ekonomis secara pasti baik jumlah
maupun statusnya menurut ketentuan SNI 1998 dan KEPMEN Pertambangan
No. 1453/K/MEM/2000 :
 Sumber Daya Mineral Insitu (Resources) : Hypotetik, Tertunjuk, Tereka,
dan Terukur.
 Cadangan (Reserves) : Terkira (Probable Reseves), atau Cadangan Terbukti
(Proved Reserves).
 Cadangan Tertambang (Minerable Reserves) dan Marketable Reserves.

Sedangkan maksud dan tujuan disusunnya dokumen ini adalah sebagai persyaratan
dalam pengajuan permohonan ijin usaha pertambangan batubara di kawasan hutan pada areal
seluas 11.300 Ha bagian dari 15.000 Ha.

2
Laporan Eksplorasi pemboran blok landas
PT. Jayakhisma Globe Indonesia

1. 3. Lokasi Daerah Eskplorasi


1. 3. 1. Luas Wilayah KP Eksplorasi

Sesuai Surat Keputusan Bupati Kutai Timur Nomor 188.4.45/9/HK/II/2009, tanggal


05 Februari 2009, luas Izin Usaha Pertambangan Eksplorasi PT. JAYAKHISMA GLOBE
INDONESIA adalah seluas 15.000 Ha, yang terletak di Kecamatan Sandaran, Kabupaten
Kutai Timur, Provinsi Kalimantan Timur. Secara geografis koordinat lokasi eksplorasi
ditujukkan pada tabel berikut ini :

Tabel 1. 1. Koordinat Lokasi Daerah IUP PT. JAYAKHISMA GLOBE INDONESIA

Nama Bujur Timur Lintang


Titik Derajat Menit Detik Derajat Menit Detik
1 118 58 51.6 0 58 22.8
2 118 58 26.4 0 58 22.8
3 118 58 26.4 0 58 1.2
4 118 58 15.6 0 58 1.2
5 118 58 15.6 0 57 25.2
6 118 57 54 0 57 25.2
7 118 57 54 0 56 42
8 118 57 28.8 0 56 42
9 118 57 28.8 0 56 16.8
10 118 57 3.6 0 56 16.8
11 118 57 3.6 0 55 58.8
12 118 56 38.4 0 55 58.8
13 118 56 38.4 0 55 37.2
14 118 56 27.6 0 55 37.2
15 118 56 27.6 0 55 26.4
16 118 53 31.2 0 55 26.4
17 118 53 31.2 0 58 15.6
18 118 49 1.2 0 58 15.6
19 118 49 1.2 1 0 21.6
20 118 49 58.8 1 0 21.6
21 118 49 58.8 1 0 36
22 118 52 1.2 1 0 36
23 118 52 1.2 1 0 46.8
24 118 52 30 1 0 46.8
25 118 52 30 1 1 30
26 118 52 40.8 1 1 30
27 118 52 40.8 1 1 48
28 118 52 51.6 1 1 48
29 118 52 51.6 1 2 9.6
30 118 58 55.2 1 2 9.6

3
Laporan Eksplorasi pemboran blok landas
PT. Jayakhisma Globe Indonesia

31 118 58 55.2 1 1 26.4


32 118 59 13.2 1 1 26.4
33 118 59 13.2 1 1 8.4
34 118 58 51.6 1 1 8.4

Gambar 1. 1. Peta IUP Eksplorasi PT. Jayakhisma Globe Indonesia

1. 3. 2. Kesampaian Daerah

Untuk mencapai daerah eksplorasi (Wilayah IUP PT. JAYAKHISMA


GLOBE INDONESIA) dari Kota Samarinda (Ibu Kota Kalimantan Timur) hingga ke
lokasi bisa ditempuh dengan kapal Laut selama ± 19 jam atau bisa dengan kendaraan
roda empat hingga ke desa Biduk-biduk dengan waktu tempuh ± 30 jam, juga bisa
dengan pesawat terbang dari Kota Balikpapan ke Kota Berau dan kemudian naik
kendaraan roda empat hingga desa Biduk-biduk dan dari desa Biduk-biduk
dilanjutkan dengan perahu motor atau speedboat hingga ke lokasi.

Untuk menuju lokasi tersebut dapat dicapai dengan menggunakan sarana


transportasi darat, laut, udara dan sungai. Rute perjalanan untuk menuju lokasi
eksplorasi, apabila ditempuh dari Samarinda adalah sebagai berikut :

 Perjalanan dari Samarinda menggunakan kendaraan roda empat melalui


jalan provinsi (Samarinda-Sangkulirang). Waktu tempuh sekitar 15 jam
dengan kondisi jalan beraspal dan sebagian sejauh 5 Km jalan tanah, ke

4
Laporan Eksplorasi pemboran blok landas
PT. Jayakhisma Globe Indonesia

lokasi menggunakan speed boat Sangkulirang menyeberang ke lokasi


sekitar 3 jam.
 Perjalanan dapat pula ditempuh dengan menggunakan pesawat udara yang
di tempuh kurang lebih 30 menit dari Bandara Sepinggan (Balikpapan), ke
Berau dilanjutkan jalan darat 5 jam sampai di Biduk-biduk dilanjutkan
dengan speed boat 20 menit untuk sampai ke lokasi.
1. 4. Keadaan Lingkungan
1. 4. 1. Penduduk

Komposisi penduduk yang terdapat di Kecamatan Sandaran, sebagian besar


merupakan masyarakat Bugis yang berasal dari etnis Bugis, sedangkan masyarakat
Kutai dan Jawa jumlahnya sangat sedikit.

Berdasarkan data monografi dari Kecamatan Sandaran, kampung terdekat


dengan lokasi eksplorasi adalah Kampung Tanjung Mangkaliat, desa Landas yang
didominasi oleh suku Bugis yang beragama Islam.

Masyarakat di Kecamatan Sandaran sebagian besar bermata pencaharian


sebagai petani ladang. Aktivitas harian mereka tercurah melalui kegiatan pertanian
dan sebagian perkebunan. Di sela-sela waktu kosong kegiatan pertanian sebagian
masyarakat melakukan pekerjaan tambahan sebagai pencari hasil hutan seperti rotan,
bambu, dan menangkap ikan, selain itu masyarakat beternak dalam skala kecil yaitu
beternak ayam.

Fasilitas pendidikan hanya sampai tingkat Sekolah Dasar (SD), apabila ingin
melanjutkan pendidikan ke tingkat lebih tinggi, para lulusan SD bersekolah di
Kecamatan terdekat, seperti Sangkulirang, dan Biduk-biduk. Tingkat pendidikan
akhir rata-rata sebagian besar lulusan Sekolah Dasar dan langsung bekerja membantu
orang tuanya bertani.

1. 4. 2. Flora dan Fauna

Flora yang terdapat di area eksplorasi terdiri dari berbagai jenis tanaman yang
ada digolongkan dalam tanaman liar. Tanaman liar yang terdapat di daerah eksplorasi
antara lain kruing, rotan, durian, petai, cempedak dan lain-lain.

Kondisi fauna yang terdapat di daerah eksplorasi sangat bervariasi dan


diperkirakan akan semakin kurang dari tahun ke tahun, akibat kegiatan perburuan.
Satwa teresterial yang banyak dijumpai adalah jenis mamalia, seperti rusa, beruang,

5
Laporan Eksplorasi pemboran blok landas
PT. Jayakhisma Globe Indonesia

babi hutan, musang, berbagai jenis amfibi dan jenis reptilian seperti jenis ular, kadal,
dan biawak. Selain itu juga di jumpai berbagai jenis burung dan serangga.

1. 5. Waktu Eksplorasi

Adapun waktu eksplorasi eksplorasi di lapangan berlangsung ± 2 bulan dimulai pada


tanggal 8 Agustus 2011 sampai dengan tanggal 31 September 2011, dengan rincian kegiatan
sebagai berikut :

Tabel 1. 2. Rincian waktu kegiatan eksplorasi

Agustus September

No Aktivitas
8–15 16-22 22-30 1–7 18 - 15 16 - 22 23-31

1 Survei Lapangan
• Pemetaan Geologi Permukaan
• Pengeboran
2 Pengolahan dan Analisis Data
• Data Geologi
• Pengolahan Data Bor
3 Interpretasi
4 Pembuatan Laporan

1. 6. Pelaksana dan Peralatan


1. 6. 1. Tenaga Kerja

PT. JAYAKHISMA GLOBE INDONESIA dalam kegiatan eksplorasi


memakai tenaga kerja sebagai berikut :

Tabel 1. 3. Tenaga Kerja PT. Jayakhisma Globe Indonesia

No Tingkat Jabatan Jumlah Level Pendidikan


(orang)
1 Project Manager 1 Sarjana Hukum / Ekonomi
2 Kepala Teknik Tambang 1 Sarjana Tambang / Geologi
3 Wakil Teknik Tambang 1 Sarjana Tambang / Geologi
4 Kepala Bagian
- Kepala Bagian Survey 1 Sarjana Tambang / Geodesi

6
Laporan Eksplorasi pemboran blok landas
PT. Jayakhisma Globe Indonesia

- Kepala Bagian Engineering 1 Sarjana Mesin / Elektro / Geofisika


- Kepala Bagian Administrasi 1 Sarjana Ekonomi
- Kepala Bag. Produksi & Control 1 Sarjana Tambang / Geologi
5 Staff Project Manager 2 Sarjana Hukum / Ekonomi
6 Staff Teknik 25 Sarjana Tambang / Geologi
Elektro / Mesin
7 Pembantu Umum (Operator) 16 SD, SLTP, SLTA
Total Tenaga Kerja 50

1. 6. 2. Peralatan yang digunakan

Dalam pelaksanaan eksplorasi, PT. Jayakhisma Globe Indonesia


menggunakan peralatan penunjang kegiatan yaitu :

Tabel 1. 4. Daftar peralatan eksplorasi

B. Pembuatan Sumur dan Parit


A. Pemetaan C. Pemboran
Uji
Pemetaan Geologi - Peralatan rintis dan gali - 2 Unit Protable Power
Ring ( Jacrol 175 Φ 63,5
- Kompas Geologi - Palu Geologi mm)
- Loupe - 1 unit spare part
- Suunto Azimuth /
Klino
- Altimeter
- GPS
Pemetaan Topografi
- Total Station
- EDM
- Automatic Level
- Theodolite T-2
- Theodolite T-0
- Notebook
- GPS
Peralatan Flying Camp / Base, Kendaraan Operasional, Generator Set, Notebook, Kamera
Peralatan Tulis dan Peta - Peta Dasar

1. 7. Geologi Umum

Morfologi seluruh wilayah Kecamatan Sandaran di dominasi oleh daerah landai dan
lainnya adalah berbukit hingga bergelombang. Berdasarkan data tersebut diatas dapat di ambil
kesimpulan bahwa sifat atau bentuk morfologi menunjukkan sifat batuan yang mengisinya

7
Laporan Eksplorasi pemboran blok landas
PT. Jayakhisma Globe Indonesia

yaitu daerah ini umumnya di dominasi oleh batuan sedimen sehingga kemungkinan terdapat
endapan batubara.

Hasil eksplorasi geologi regional dengan luas wilayah ± 15.000 hektar, endapan
batubara ditemukan di beberapa tempat antara lain Desa Tanjung Mangkaliat (Landas) ± 13
singkapan berarah (strike) bervariasi antara N 55°-215° E dan kemiringan (dip) berkisar
antara 10°-38° .

Data hasil pengukuran di lapangan arah (strike) dari seluruh singkapan batubara yang
ada memanjang dari utara hingga selatan, membentuk garis setengah elips dengan panjang ±
3,8 Km. Singkapan batubara di luar desa Tanjung Mangkaliat yaitu Desa Labuan Pinang ± 11
singkapan arah (strike) N 25° - 360° E dengan kemiringan (dip) berkisar antara 10° - 31°
membentuk setengah lingkaran, sehingga bila dihubungkan dengan arah singkapan batubara
yang ada di Desa Tanjung Mangkaliat akan membentuk setengah lingkaran dimana pada
bagian tengah terputus dan merupakan puncak antiklin di sekitar Km 4. Singkapan batubara
yang lain terdapat pada daerah ini yaitu pada Km 17 dengan arah (strike) N 185° E dengan
kemiringan ± 47° (1 Singkapan) dan tebal ± 0,90 m. Seluruh singkapan batubara yang ada
pada daerah eksplorasi, batuan penutupnya adalah batu gamping terumbu mempunyai
ketebalan dari beberapa meter hingga puluhan meter.

Secara garis besar susunan (statigrafi) batuan yang menempati lokasi eksplorasi seluas
± 15.000 hektar dari umur paling tua hingga termuda adalah sebagai berikut :

 Formasi Kuaro (Tek) umur Eosen batuannya terdiri dari serpih batu pasir konglomerat,
breksi, napal, batu gamping dan sisipan batubara di endapan pada laut dangkal.
 Formasi Telekai (Tet) Umur Eosen, batuannya terdiri dari batu gamping, gamping
pasiran, serpih dan lempung endapan rawa di endapkan bersamaan dengan formasi
Kuaro secara tali jemari.
 Formasi Tendehantu (Tmt) umur Miosen tengah batuannya : batu gamping koral warna
putih kekuningan dan di endapkan menindih Formasi Telekai dan Formasi Kuaro secara
tidak selaras dengan batuan yang ada dibawahnya.
 Formasi Golok (Tmpg) umur Pliosen batuannya napal, bersisipkan lempung, ada
sisipan batubara, diendapkan dan terdapat tidak selaras dengan Formasi Tendehantu
yang terdapat dibawahnya.
 Endapan (Satuan) alluvial (Qa) umur Holosen, batuannya terdiri dari lempung endapan
rawa, lanau, pasir lepas, gravel dan lain-lain satuan batuan termuda di beberapa tempat.

8
Laporan Eksplorasi pemboran blok landas
PT. Jayakhisma Globe Indonesia

Tabel 1. 5. Komposisi Stratigrafi di Daerah IUP PT. JAYAKHISMA GLOBE INDONESIA

Simbol Formasi Umur Litologi


Peta
Qa Alluvial Holosen Gravel, Lanau, Pasir, Lempung
endapan rawa, dan lain-lain.
Tmpg Golok Pliosen Tidak selaras

Napal, bersisipan lempung, batu


gamping, dan sisipan batubara.

Tmt Tendehantu Miosen Tidak selaras


(F. Tabul) Tengah Batu gamping koral, di endapkan
pada lingkungan laut dangkal

Tet Telekai Eosen Tidak selaras

Batu gamping, gamping pasiran,


serpih dan lempung, di endapkan
pada laut dangkal.

Tek Kuaro Eosen Serpih, batu pasir, konglomerat,


breksi, napal, batu gamping, sisipan
batubara di endapkan pada laut
dangkal.

Struktur geologi pada daerah eksplorasi tidak banyak dijumpai, kecuali bidang
perlapisan antara batuan lempung dengan perlapisan batubara atau antara batugamping
dengan lempung pasiran, selain itu kemiringan batubara di daerah Tanjung Mangkaliat
(Landas) berarah Barat, sedangkan kemiringan batubara yang terdapat pada daerah Labuan
Pinang berarah Timur, sehingga di dapatkan struktur sumbu antiklim di sekitar Km 4.
Struktur lain yang terdapat dalam satuan batu pasir adalah struktur graded bedding,
ditemukan di sekitar sungai atau Air Pinang.

Hasil pengamatan di lapangan, kemudian di komplikasikan dengan literature


sebelumnya (Peta Geologi Lembar Tanjung Mangkaliat, Kalimantan 1995), daerah ± 196
hektar endapan batuan (Formasi) yang mengisi daerah ini dari umur tertua - muda yaitu
Formasi Kuaro (Tek) umur Eosen, kemudian di endapkan satuan batuan Formasi Tendehantu
(Tmt) umur Miosen Tengah menindih tidak selaras Formasi Kuaro yang terdapat di
bawahnya.

9
Laporan Eksplorasi pemboran blok landas
PT. Jayakhisma Globe Indonesia

BAB II

KEGIATAN EKSPLORASI

2. 1. Persiapan

Sebelum melakukan kegiatan di lapangan haruslah dipersiapkan secara matang


semaksimal mungkin, mengenai lokasi yang akan diteliti terutama mengenai data-data
pendukung di lapangan nanti. Dimulai studi kepustakaan dan dari sumber-sumber lainnya
yang meliputi hal-hal yang menyangkut keadaan geologi regional dan keadaan tektoniknya
pada lokasi kegiatan.

PT. JAYAKHISMA GLOBE INDONESIA juga melakukan analisis foto citra landsat
untuk interprestasi geologi daerah eksplorasi. Interprestasi ini dilakukan untuk menghasilkan
peta geologi yang lebih terperinci, hasil dari interpretasi geologi ini berguna untuk
mengoptimalkan pekerjaan pemetaan di lapangan seperti penentuan satuan batuan dan arah
struktur umum geologi daerah eksplorasi. Disamping itu juga digunakan data-data dari
eksplorasi terdahulu yang telah dipublikasikan seperti Peta Geologi terbitan Pusat Penelitian
dan Pengembangan Geologi (P3G) Bandung.

2. 2. Pemetaan Geologi
2. 2. 1. Pemetaan Topografi

Kegiatan ini dilaksanakan untuk mengetahui topografi dan situasi wilayah


rencana kegiatan usaha penambangan dan penentuan batas-batas yang menunjukkan
lokasi penambangan secara geografis dan sarana penunjang lain, serta sebagai dasar
perencanaan teknis lainnya. Pelaksanaan kegiatan ini melalui pembuatan pertisa pada
daerah terpilih seluas 10.000 Ha yang berpotensi untuk dijadikan sebagai alternative
pertama pembukaan lahan. Diawali dengan melakukan pengukuran DGPS
(menggunakan alat GPS Geodetic dual Frekuensi) untuk membuat titik-titik ikat
(referensi) dan menyatukannya dalam sistem koordinasi nasional maupun
international, dilanjutkan untuk perhitungan cadangan menggunakan alat Total
Station dan Water Pass.

Tahap berikutnya adalah pengolahan data penggambaran peta yang akan


dikombinasikan dengan hasil pemetaan geologi, pemboran dan analisa laboratorium
untuk penghitungan cadangan terukur. Peralatan yang akan digunakan untuk kegiatan

10
Laporan Eksplorasi pemboran blok landas
PT. Jayakhisma Globe Indonesia

pemetaan topografi ini antara lain adalah Kompas Geologi, GPS Geodetic Dual
Frekuensi, Total Station dan Water Pass.

2. 2. 2. Pemetaan Geologi

Pemetaan geologi yang dilakukan adalah melakukan pemetaan “geologi


permukaan”, yaitu melakukan pengamatan singkapan bahan galian pada daerah
pegunungan bukit dan lereng-lereng bukit dengan kemiringan kurang dari 30%.
Pemetaan juga dilaksanakan melalui pengumpulan data litologi, stratigrafi dan
struktur geologi setempat. Pada kegiatan ini juga melakukan penggalian dan
pengambilan contoh, sehingga diperoleh karakteristik dari sumber daya batubara.
Pada sepanjang lintasan pengamatan secara terus menerus dilakukan tracking
menggunakan alat “GPS”, termasuk pengikatan titik-titik pengamatan dan
pengambilan sampel, baik yang dilakukan pada singkapan maupun pada titik
pemboran.

Kegiatan pemetaan geologi dilakukan pada areal seluas ± 10.000 Ha dengan


menggunakan peralatan antara lain GPS Garmin csx, Kompas Geologi dan TS. Dari
kegiatan ini akan dihasilkan Peta Geologi daerah eksplorasi skala 1 : 10.000 yang
nantinya akan digunakan pada kegiatan pemetaan geologi detail.

2. 3. Sumur Uji dan Pengeboran


3. 1. Sumur Uji

Pembuatan sumur uji dilakukan pada daerah pemetaan geologi yang diduga
terdapat kemenerusan lapisan batubara atau daerah-daerah yang diduga terdapat
lapisan batubara tetapi tidak tersingkap ke permukaan. Contoh yang akan diambil
adalah contoh core dan dianalisa setiap meter. Setiap meter dilakukan pula deskripsi
mengenai keadaan fisik dan jenis batuannya.

Pengambilan contoh dilakukan setiap meter kedalaman dan berbentuk


channel berukuran 10 x 20 cm. Contoh diperkecil dengan kwartering hingga 200 -
500 gram yang akan dikirim untuk analisa kimia.

3. 2. Pengeboran (Coring)

Pemboran (Coring/non) dilakukan di daerah-daerah yang diduga terdapat


kemenerusan lapisan batubara atau daerah-daerah yang diduga terdapat batubara
tetapi tidak tersingkap ke permukaan.

11
Laporan Eksplorasi pemboran blok landas
PT. Jayakhisma Globe Indonesia

Pemboran dilakukan dengan menggunakan alat bor tipe Jacrol 175


berdiameter lubang bor 63,5 mm. Dengan jumlah titik bor yang dilakukan sebanyak ±
15 titik. Kedalaman titik bor batubara biasanya dapat mencapai 80 m dengan jarak
antar titik bor antara 250 - 500 m. Core log yang diperoleh kemudian dideskripsi dan
dicatat kedalamannya guna analisis korelasi.

2. 4. Eksplorasi lain

Adapun eksplorasi lanjutan yang dilakukan yaitu :

 Analisa Stratigrafi dan Korelasi dri core log baik korelasi antar titik bor maupun atara
informasi loging.
 Analisis Geostatistik, setelah data kualitas diketahui, maka dibuatlah pemodelan baik
dengan Invers Square, Cross Section Mean Area, Kringging, Block Surface maupun
model Variogram.
 Analisis Simulasi Jumlah sumber daya ; Setelah hasil analisa statistic diperoleh maka
disimulasikan ke dalam model standar SNI guna penentuan dan klasifikasi status sumber
daya (Hypotetik, Tereka, terunjuk, terukur).
 Analisis Geoteknik ; menganalisa kuat tekan, daya geser, Elastisitas, Plastisitas batuan,
uji Uni-axial dan Tri-axial untuk menentukan parameter faktor keamanan bukaan
tambang atau dalam pembuatan perancangan bukaan tambang (PIT).
 Analisis Geohidrologi; untuk mengetahui seberapa jauh faktor hambatan dan faktor
keamanan akibat adanya air tanah pada saat proses penambangan. Analisis ini mencakup
observasi elevasi muka air tanah, arah aliran air tanah, kecepatan aliran, debit air tanah,
permeabilitas batuan, Porositas, Koefisien Gradien Hidrolik, Iso-Preatik serta polar kekar-
kekar dalam batuan.
 Analisis Break Even Point pada Striping Rasio; Dengan data detail dari sejumlah titik bor
serta topografi yang detail pula, maka perhitungan SR akan lebih akurat.
2. 5. Analisis Laboratorium

Dalam menentukan kandungan dari conto batubara yang diperoleh di wilayah


eksplorasi, diperlukan suatu analisis kandungan batubara yaitu analisis proksimat batubara.
Analisa Proksimat Batubara digunakan untuk mengetahui karakteristik dan kualitas batubara
dalam kaitannya dengan penggunaan batubara tersebut, yaitu untuk mengetahui jumlah relatif
air lembab (moisture content), zat terbang (VM), abu (ash), dan karbon tertambat (FC) yang
terkandung didalam batubara. Analisa proksimat ini merupakan pengujian yang paling
mendasar dalam penentuan kualitas batubara.

12
Laporan Eksplorasi pemboran blok landas
PT. Jayakhisma Globe Indonesia

Dalam hal ini, PT. Jayakhisma Globe Indonesia menggunakan jasa PT. Sucofindo
yang melakukan analisis terhadap conto batubara yang diperoleh dari wilayah eksplorasi.

2. 6. Pengolahan Data

Pengambilan contoh batuan untuk kualitas batubara dilakukan pada lokasi-lokasi


tertentu, terutama pada batuan yang masih segar dan mewakili batubara di sekitarnya.

Secara keseluruhan metode pendekatan yang dilakukan adalah :

 Analisis Geomorfologi, yang didasarkan kepada :


- Pembagian satuan geomorfologi.
- Analisis pola aliran sungai, tahapan erosi dan genetika.
 Analisis Strategrafi berdasarkan :
- Pembagian satuan batuan dan pengelompokkannya berdasarkan formasi.
 Analisis Struktur Geologi berdasarkan :
- Penentuan gejala struktur yang ada, serta hubungannya dengan kontinuitas
bentuk dan dimensi endapan batubara.
- Pengukuran gejala struktur dan kemiringan batuan dan seam batubara serta
pola pergeseran (displacement) lapisan batubara.
2. 7. Pengolahan Conto

Pengambilan sampel atau yang disebut Sampling adalah suatu proses pengambilan
sampel dengan massa yang kecil dari massa yang besar dan cukup representatif serta merata.
Tujuan dari Sampling adalah untuk mendapatkan sejumlah sampel batubara yang mewakili
suatu satuan tertentu, dengan jumlah massa dan ukuran yang sesuai, yang diperlukan untuk
mengetahui kualitas batubara tersebut berdasarkan sifat kimia dan fisika yang dimilikinya.

Conto batubara yang didapatkan dalam bentuk log kemudian di preparasi sesuai
dengan standar preparasi, kemudian dikirim ke tempat analisis batubara.

13
Laporan Eksplorasi pemboran blok landas
PT. Jayakhisma Globe Indonesia

BAB III

HASIL EKSPLORASI

3. 1. Geologi
3. 1. 1. Lokasi dan Kondisi Geologi

Eksplorasi pemboran secara rinci dilakukan di daerah Desa Landas, Kec.


Sandaran, Kab. Kutai Timur, Kalimantan Timur dengan luas 1.000 hektar. Adapun
batas-batas daerah ini dinyatakan dalam koordinat sebagai berikut :

Tabel 3. 1. Koordinat daerah eksplorasi pemboran blok Landas

NO BUJUR TIMUR LINTANG UTARA


1 118˚ 55’ 26,4’’ 1˚ 03’ 03,2’’
2 118˚ 57’ 21,0’’ 1˚ 03’ 03,2’’
3 118˚ 57’ 21,0’’ 1˚ 02’ 37,0’’
4 118˚ 57’ 28,8’’ 1˚ 02’ 37,0’’
5 118˚ 57’ 28,8’’ 1˚ 01’ 47,1’’
6 118˚ 57’ 21,6’’ 1˚ 00’ 47,1’’
7 118˚ 57’ 21,6’’ 1˚ 01’ 29,0’’
8 118˚ 57’ 14,4’’ 1˚ 01’ 29,0’’
9 118˚ 57’ 14,4’’ 1˚ 01’ 10,7’’
10 118˚ 57’ 07,2’’ 1˚ 01’ 10,7’’
11 118˚ 57’ 07,2’’ 1˚ 00’ 41,0’’
12 118˚ 55’ 58,8’’ 1˚ 00’ 41,0’’
13 118˚ 55’ 58,8’’ 1˚ 00’ 56,1’’
14 118˚ 55’ 26,4’’ 1˚ 00’ 56,1’’

Daerah Investigasi hampir 60% dipenuhi oleh hutan dan pepohonan, dan
sekitar 40% adalah tanah terbuka yang digunakan oleh penduduk setempat untuk
membuat kebun dan bercocok tanam atau pertanian. Warga setempat terdiri dari suku
Dayak dan pendatang baru dari suku Bugis dan Jawa. Pekerjaan mereka seperti
petani, nelayan dan pedagang, hanya beberapa karyawan pemerintah di daerah ini.

14
Laporan Eksplorasi pemboran blok landas
PT. Jayakhisma Globe Indonesia

Gambar 3. 1. Wilayah eksplorasi pemboran blok Landas (1:100.000)

Gambar 3. 2. Situasi daerah eksplorasi

3. 1. 2. Morfologi

Morfologi di daerah eksplorasi terdiri dari bukit dan dataran rendah


bergelombang. Adanya bukit yang bergelombang sekitar 98% dari daerah eksplorasi
adalah hasil dari bentukan sedimen batuan Tersier, sedangkan dataran rendah
mencakup sekitar 2% dan bertemu di sekitar desa Landas.

15
Laporan Eksplorasi pemboran blok landas
PT. Jayakhisma Globe Indonesia

Gambar 3. 3. Kondisi morfologi daerah eksplorasi

Sungai Landas adalah sungai utama dan semakin ke daerah hulu terdapat
beberapa air terjun yang curam karena tererosi vertikal secara intensif, sedangkan di
hilir cara bertemu beberapa sedimen sungai, dataran rendah dan adanya erosi. Secara
intensif, ditunjuk bahwa sungai landas terdiri dari sungai stadium muda sampai
stadium tua. Sementara itu, ada beberapa sungai kecil yang mengalir ke sungai utama.

3. 1. 3. Geologi Batubara

Pada areal konsesi dengan luas 15.000 Ha, terdapat penyebaran batuan yang
dibagi menjadi 5 formasi yaitu Formasi Golok, Formasi Tabul, Formasi Tabalar,
Formasi Kuaro dan Formasi Maluwi. Urutan formasi batuan stratigrafi dari yang
termuda sampai yang paling tua dapat dilihat pada tabel di bawah.

Tabel 3. 2. Stratigrafi daerah eksplorasi

Simbol Formasi Umur Litologi


Peta
Qa Alluvial Holosen Gravel, Lanau, Pasir, Lempung
endapan rawa, dan lain-lain.
Tmpg Golok Pliosen Tidak selaras

Napal, bersisipan lempung, batu


gamping, dan sisipan batubara.
Tmt Tendehantu Miosen Tidak selaras
(F. Tabul) Tengah Batu gamping koral, di endapkan
pada lingkungan laut dangkal

16
Laporan Eksplorasi pemboran blok landas
PT. Jayakhisma Globe Indonesia

Tet Telekai Eosen Tidak selaras

Batu gamping, gamping pasiran,


serpih dan lempung, di endapkan
pada laut dangkal.
Tek Kuaro Eosen Serpih, batu pasir, konglomerat,
breksi, napal, batu gamping, sisipan
batubara di endapkan pada laut
dangkal.

Di daerah eksplorasi adalah seluas 1.000 Ha, batubara dijumpai pada Formasi
kuaro dan Formasi Tabul. Singkapan yang ada di permukaan terdiri dari batubara,
pasir, tanah liat pasir batu dan pasir kapur. Arah mayoritas lapisan batubara mengarah
ke barat daya sampai timur laut, dan beberapa mengarah ke utara sampai selatan,
sedangkan sudut inklinasinya sekitar 8 ° - 62 °.

Selama eksplorasi, telah ditemukan sebanyak 15 singkapan batubara yang


terletak di bagian barat dan tenggara dari daerah yang telah disurvei dengan tebal dari
50cm sampai 4,5 m (dapat dilihat singkapan batubara lebih lengkap dapat dilihat pada
bagian lampiran).

Tabel 3. 3. Koordinat singkapan batubara

KODE BUJUR TIMUR LINTANG UTARA


JGI-1 118° 57' 09.7" 01° 01' 44.5"
JGI-2 118° 57' 01.7" 01° 01' 39.1"
JGI-3 118° 56' 58.5" 01° 01' 34.8"
JGI-4 118° 56' 57.5" 01° 01' 33.2"
JGI-5 118° 56' 51.6" 01° 01' 20.6"
JGI-6 118° 56' 51.1" 01° 01' 19.4"
JGI-7 118° 56' 50.8" 01° 01' 18.9"
JGI-8 118° 56' 50.0" 01° 01' 15.9"
JGI-9 118° 56' 47.4" 01° 01' 03.7"
JGI-10 118° 56' 47.1" 01° 00' 58.7"
JGI-11 118° 56' 47.3" 01° 00' 57.3"
JGI-12 118° 56' 45.9" 01° 00' 53.7"
JGI-13 118° 56' 45.9" 01° 00' 50.1"
JGI-14 118° 56' 46.4" 01° 00' 46.2"
JGI-15 118° 57' 03.6" 01° 00' 38.1"

17
Laporan Eksplorasi pemboran blok landas
PT. Jayakhisma Globe Indonesia

Gambar 3. 4. Peta lokasi singkapan batubara (1 : 30.000)

Peta pengamatan, peta geologi dan profil vertikal dari setiap singkapan
batubara dapat dilihat pada lembar lampiran.

3. 2. Drilling (Pemboran)

Pada daerah blok Landas dilakukan pemboran eksplorasi untuk mengetahui keadaaan
stratigrafi batubara. Jumlah titik pemboran sebanyak 15 titik, dengan koordinat sebagai
berikut :

Tabel 3. 4. Koordinat titik bor

KODE BUJUR TIMUR LINTANG UTARA


JGI-1 118°57'01.9" 01°01'39.11"
JGI-2 118°57'10.6" 01°01'39.8"
JGI-3 118°56'57.9" 01°01'35.3"
JGI-4 118°56'57.0" 01°01'33.7"
JGI-5 118°56'54.6" 01°01'30.1"
JGI-6 118°57'10.1" 01°01'49.0"
JGI-7 118°57'10.5" 01°01'46.4"
JGI-8 118°57'06.8" 01°01'46.7"
JGI-9 118°57'03.5" 01°01'44.3"
JGI-10 118°56'58.7" 01°01'37.7"
JGI-11 118°56'55.7" 01°01'34.1"
JGI-12 118°56'49.3" 01°01'16.2"
JGI-13 118°56'47.4" 01°01'08.9"
JGI-14 118°56'46.9" 01°01'02.5"
JGI-15 118°56'46.4" 01°00'55.4"

18
Laporan Eksplorasi pemboran blok landas
PT. Jayakhisma Globe Indonesia

Pada tahun 2012, tanggal 28 November diadakan kembali pengeboran rapat, untuk
mengetahui seuber daya terukur pada daerah pengeboran blok Landas. Dimana dilakukan
pengeboran disekitar singkapan dengan jarak antara titik bor sekitar 100-500 m. Ada 23 titik
tambahan yang dilakukan pengeboran. Secara rinci dapat dilihat di tabel berikut :

Tabel 3. 5. Deskripsi titik bor rapat

Tebal Tebal
Kedalaman Seam 1 Seam 2
Kode Bujur Timur Lintang Seam 1 Seam 2
(m) (m) (m)
(m) (m)
1 118.947098 1.02252 60 20 3 25 3
2 118.949544 1.026027 60 13 4
3 118.949329 1.026497 60 21 4
4 118.950479 1.027744 60 14 3.5
5 118.94914 1.026018 60 28 4.5
6 118.948493 1.025331 60 40 2
7 118.947098 1.02252 60 31 3 36 2
8 118.952546 1.028991 60 12 2 17 1
9 118.949544 1.026027 60 28 3
10 118.951001 1.029606 60 50 3
11 118.94914 1.026045 60 28 4
12 118.94744 1.02242 60 21 3 26 2
13 118.945693 1.014971 60 14 2 18 4
14 118.945693 1.014971 60 13 2
15 118.949544 1.026027 60 12 4
16 118.949329 1.026497 60 21 4
17 118.945693 1.014971 60 13 2 16 4
18 118.945944 1.01497 60 22 3 26 3
19 118.94589 1.013967 60 12 2 17 2
20 118.950479 1.027744 60 14 4
21 118.94914 1.026018 60 25 5
22 118.947098 1.02252 60 31 2 35 3
23 118.94744 1.02242 60 21 2 25 2

19
Laporan Eksplorasi pemboran blok landas
PT. Jayakhisma Globe Indonesia

Gambar 3. 5. Peta lokasi titik bor (1 : 30.000)

Gambar 3. 6. Peta lokasi titik bor rapat (1 : 12.500)

3. 2. 1. Aktivitas Pemboran

Pemboran dilakukan dengan menggunakan alat bor tipe Jacrol 175


berdiameter lubang bor 63,5 mm. Alat bor ini dioperasikan oleh 4 orang dan diawasi
oleh seorang geologis. Pengambilan conto lapisan hasil bor dilakukan pada
kedalaman maksimal 80 meter. Setelah melakukan beberapa pemboran, tim bergerak
cepat dalam menyelesaikan titik bor yang masih tersisa.

20
Laporan Eksplorasi pemboran blok landas
PT. Jayakhisma Globe Indonesia

Gambar 3. 7. Aktivitas Pemboran

3. 2. 2. Coring dan Sampling

Coring dilakukan untuk mengetahui ketebalan batubara pada suatu titik bor,
dari 15 titik bor yang ada dilapangan umumnya Coring dilakukan pada kedalaman 5-
20 meter.

Gambar 3. 8. Coring titik bor batubara

Sampling batubara dilakukan untuk mengetahui kualitas batubara dengan


melakukan analisis proksimat batubara di laboratorium nantinya. Pengambilan
sample batubara didasarkan pada lapisan yang dianggap bisa merepresentasikan
endapan batubara di daerah pengeboran.

21
Laporan Eksplorasi pemboran blok landas
PT. Jayakhisma Globe Indonesia

Gambar 3. 9. Sampling batubara

3. 2. 3. Deskripsi hasil bor

Dari 15 titik pemboran yang dilakukan, semuanya mengandung sample dan coring
batubara seperti yang diharapkan. Adapun tabel deskripsi hasil pengeboran batubara
adalah sebagai berikut :

Tabel 3. 6. Deskripsi hasil bor

OPEN CORING TOTAL


HOLE
NO HOLE DEPTH
ID (M)
(M) (M)
1 JGI-1 67.02 12.98 80
2 JGI-2 46.25 13.75 60
3 JGI-3 75.6 4.4 80
4 JGI-4 44 16 60
5 JGI-5 55.075 14.925 70
6 JGI-6 54.75 5.25 60
7 JGI-7 48.25 11.75 60
8 JGI-8 53.7 6.3 60
9 JGI-9 54.5 5.5 60
10 JGI-10 54.5 5.5 60
11 JGI-11 41 19 60
12 JGI-12 39.6 15.4 55
13 JGI-13 46.45 13.55 60
14 JGI-14 47.05 9.95 57
15 JGI-15 42.7 14.3 57
TOTAL 770.445 168.555 939

22
Laporan Eksplorasi pemboran blok landas
PT. Jayakhisma Globe Indonesia

Tabel 3. 7. Tebal lapisan batubara

TEBAL LAPISAN
KODE
BATUBARA
JGI-1 3.8
JGI-2 3.08
JGI-3 4.4
JGI-4 3.85
JGI-5 1.2
JGI-6 1.25
JGI-7 3.25
JGI-8 2.3
JGI-9 1.5
JGI-10 3
JGI-11 2.8
JGI-12 1.6
JGI-13 3.6
JGI-14 2.5
JGI-15 0.6

3. 3. Keadaan batubara
3. 3. 1. Sebaran batubara

Kreteria penghitungan sumberdaya batubara didasarkan atas luas daerah


pengaruh yaitu luas daerah proyeksi ke bidang datar yang ditentukan oleh beberapa
parameter. Batas sebaran batubara ke arah jurus ditentukan 1.000 meter dari
singkapan terluar atau data bor suatu lapisan yang dipercaya dapat dikorelasikan,
sedangkan ke arah kemiringan dibatasi sampai kedalaman 50.00 meter dari batas atas
zona sebaran batubara. Volume endapan batubara adalah hasil perkalian luas bidang
proyeksi dengan tebal semu rata-rata lapisan batubara yang dihitung pada setiap blok
sumberdaya. Angka berat didapat dari hasil perkalian volume dan berat jenis batubara
yang didapat dari hasil analisis pemeriksaan di laboratorium.

Dari pengamatan di lapangan diketahui bahwa dari 15 singkapan mempunyai


arah sebaran yang relatif sama. Dengan demikian bisa diestimasikan bahwa batubara
yang tersingkap itu memiliki korelasi yang sama.

23
Laporan Eksplorasi pemboran blok landas
PT. Jayakhisma Globe Indonesia

Tabel 3. 8. Besar strike dan dip tiap singkapan

STRIKE
KODE DIP (°)
(N°E)
JGI-1 210 26
JGI-2 220 22
JGI-3 205 30
JGI-4 205 32
JGI-5 205 28
JGI-6 200 30
JGI-7 192 28
JGI-8 190 36
JGI-9 210 25
JGI-10 210 20
JGI-11 215 25
JGI-12 210 25
JGI-13 180 20
JGI-14 205 21
JGI-15 50 10

Berdasarkan tabel diatas dapat disimpulkan bahwa arah penyebaran batubara


mengarah ke arah N 204º E dengan kemiringan rata-rata 26º.

3. 3. 2. Korelasi lapisan batubara

Lapisan batubara merupakan suatu bagian dari suatu pengendapan batuan


sedimen yang bermacam-macam. Beberapa lapisan batubara dapat ditemukan sebagai
lapisan yang melampar luas dengan kualitas dan ketebalan yang sama dalam urutan
yang teratur dengan batuan sedimen lainnya. Akan tetapi ada juga lapisan batubara
yang tersebar tidak teratur dan tidak menerus, bahkan menebal, menipis, terpisah,
dan melengkung dengan berbagai variasi serta banyak pula yang terdiri dari campuran
material bukan batubara. Di samping aspek geometri yang bervariasi, maka aspek
kualitas juga demikian, yaitu pada lapisan batubara yang sama, komposisinya banyak
yang tidak merata, baik secara vertikal maupun horisontal.

Korelasi lapisan batubara merupakan identifikasi lapisan batubara untuk


menentukan kesatuan dari suatu lapisan batubara yang terbuka (tersingkap)
dibeberapa tempat yang berbeda di lokasi endapan batubara dengan lokasi lainnya.
Pembuatan korelasi ini tentunya menggunakan data hasil titik bor di mana
penarikan atau penentuan titik bor yang di korelasikan adalah searah dengan
penyebaran lapisan batubara atau strike.

24
Laporan Eksplorasi pemboran blok landas
PT. Jayakhisma Globe Indonesia

Gambar 3. 10. Korelasi lapisan batubara berdasarkan strike singkapan dan titik bor (1:16.000)
Berdasarkan software arcview 3.3, luasan area korelasi batubara di atas
adalah sebesar 113.959 Ha atau sekitar 1139594.769 m2.
3. 4. Kualitas batubara
Hasil analisa terhadap 15 conto terdiri dari 15 conto inti bor dan 2 conto singkapan
dipilih untuk mewakili daerah penyelidikan.
Melihat data tersebut diatas maka batubara di daerah blok landas dilihat dari
kandungan Volatile Matter di klasifikasikan batubara “high volatile coal” dengan kisaran nilai
Calorific Value (adb) 5800 cal/g , maka batubaranya dapat dikatagorikan Sub-Bituminous
klas B (USA, ASTM).
3. 5. Cadangan batubara
Cadangan batubara dapat dihitung dengan menggunakan rumus :

𝐴 × 𝑇̅ × 𝐷
𝐵𝑇 =
𝐶𝑜𝑠 ̅̅̅̅̅
𝐷𝑖𝑝

Dimana, BT : Cadangan batubara (MT)


A : Luas area korelasi lapisan (m2), 1139594.769 m2
𝑇̅ : Ketebalan rata-rata lapisan batubara (m), 3.470 m
D : Densitas batubara (kg), 1.27 kg/m3 (sucofindo)

̅̅̅̅̅
𝐷𝑖𝑝 : Kemiringan rata-rata lapisan batubara, 26.286º

Jadi, berdasarkan data yang telah diperoleh kita dapat mengestimasikan jumlah
cadangan batubara terkira di daerah blok landas dengan menggunakan rumus diatas sebagai
berikut :

25
Laporan Eksplorasi pemboran blok landas
PT. Jayakhisma Globe Indonesia

1139594.769 m2 × 3.470 m × 1.27


𝐵𝑇 =
𝐶𝑜𝑠 26.286º

5022776.862
𝐵𝑇 =
0.406

𝑩𝑻 = 𝟏𝟐. 𝟑𝟕𝟖. 𝟑𝟐𝟒. 𝟕𝟕𝟓 𝑴𝑻

26
Laporan Eksplorasi pemboran blok landas
PT. Jayakhisma Globe Indonesia

BAB IV

PENUTUP

4. 1. Kesimpulan

Adapun kesimpulan yang dapat ditarik dari hasil eskplorasi di daerah blok Landas
yaitu :

 Morfologi daerah yang telah disurvei, mayoritas dalam bentuk bergelombang


berbukit yang dipengaruhi oleh adanya struktur lipatan.
 Lapisan batubara yang ditemukan di wilayah survei masuk ke dalam formasi
Tabul dan Kuaro, di mana formasi Tabul adalah pembawa batubara.
 Arah lapisan batubara adalah menuju barat daya N 204º E , dan inklinasi dip rata-
rata 26°.
 Terdapat 15 singkapan batubara dengan 38 titik bor di daerah singkapan.
 Di daerah penyelidikan, tebal lapisan batubara dari 50 cm sampai 4,5 m dan
terdiri dari 3 lapisan sebagai lapisan umum batubara.
 Cadangan terkira dari lapisan batubara di daerah eksplorasi dengan luas 1.000 Ha
berdasarkan 38 titik bor sebesar 𝟏𝟐. 𝟑𝟕𝟖. 𝟑𝟐𝟒. 𝟕𝟕𝟓 MT.
 Dari hasil analisa contoh batubara diperoleh nilai kalori batubara rata-rata 5800

cal/g (adb), batubara di daerah penyelidikan dapat dikategorikan dalam Sub

Bituminous Coal B.

4. 2. Rekomendasi

Adapun rekomendasi yang dibuat demi kelancaran prosedur selanjutnya yaitu :

 Perlunya diadakan eksplorasi rinci untuk mendapatkan nilai sumber daya yang
terukur dengan menambah jumlah titik bor di daerah blok Landas.
 Dibutuhkan pengukuran geolistrik tambahan pada daerah lain untuk
pengembangan area eksplorasi.
 Pemetaan geologi dan topografi dengan skala minimal 1:2.000, pemboran dan
pencontohan yang dilakukan dengan jarak yang sesuai dengan kondisi
geologinya, penampangan (Drilling) geofisika, serta pengkajian geohidrologi dan
geoteknik.

27

Anda mungkin juga menyukai