Penulis
Drs. Joni Susilowibowo, M.Pd
Dr. Agung Listiadi, M.Ak
Han Tantri Hardini, S.Pd., M.Pd
Editor
Prof. Dr. Hariyati, M.Ak., C.A
Dr. Titik Indarti, M.Pd
Penerbit
Unesa University Press
i
AKUNTANSI BIAYA
Penulis
Drs. Joni Susilowibowo, M.Pd
Dr. Agung Listiadi, M.Ak
Han Tantri Hardini, S.Pd., M.Pd
Nama Editor
Prof. Dr. Hariyati, M.Ak., C.A
Dr. Titik Indarti, M.Pd
Diterbitkan Oleh
UNESA UNIVERSITY PRESS
Anggota IKAPI No. 060/JTI/97
Anggota APPTI No. 133/KTA/APPTI/X/2015
Kampus Unesa Ketintang
Gedung C-15 Surabaya
Telp. 031 – 8288598; 8280009 ext. 109
Fax. 031 – 8288598
Email : unipress@unesa.ac.id
ii
KATA PENGANTAR
Buku ajar mahasiswa yang penulis buat ini masih belum sempurna,
oleh karena itu kritik dan saran yang membangun untuk kesempurnaan buku
ajar ini kami nantikan. Akhirnya semoga buku ajar ini dapat bermanfaat bagi
semua pihak terutama mahasiswa Program Studi Pendidikan Akuntansi
Fakultas Ekonomika dan Bisnis Unesa.
.
Penulis
iii
RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS)
Memanfaatkan IPTEKS dan sumber belajar untuk menelusuri data dan informasi
tentang akuntansi biaya.
Menganalisis kajian teori akuntansi biaya serta memformulasikannya dalam
penyelesaian masalahsecara prosedural.
Mampu mengambil keputusan strategis berdasarkan data dan informasi biaya
dalam penentuan harga pokok dengan metode harga pokok pesanan dan
metode harga pokok proses.
Memiliki sikap bertanggung jawab dalam mengerjakan tugas secara individu
maupun kelompok, serta tugas secara lisan maupun tulisan.
Deskripsi Matakuliah:
Mata kuliah ini membahas tentang pengetahuan, wawasan dan kompetensi dalam
bidang ilmu akuntansi biaya tentang konsep dasar akuntansi biaya, metode
pengumpulan harga pokok produk melalui metode harga pokok pesanan, metode
harga pokok proses dengan berbagai karakteristik, dan diakhiri dengan pokok bahasan
penentuan harga pokok produk bersama (join cost). Perkuliahan dilaksanakan dengan
model pembelajaran berbasis masalah. Metode yang digunakan untuk mencapai
tujuan pembelajaran adalah metode ceramah, diskusi, tanya jawab, penugasan.
Strategi yang digunakan dalam pembelajaran adalah individual dan group learning dan
model pembelajaran yang digunakan adalah problem based learning, dan diskusi
kooperatif.
Referensi:
1. Carter Usry. 2009. Cost Accounting. Edisi 14, Buku 1. Jakarta: Salemba Empat.
2. Hansen Mowen. 2000. Akuntansi Manajemen. Jilid 1. Jakarta: Erlangga.
3. Bustami Bastian dan Nurlela. 2007. Akuntansi Biaya: Teori dan Aplikasi. Edisi
Pertama. Jakarta: Graha Ilmu.
4. Supriyono, R.A. 2013. Akuntansi Biaya. Yogyakarta: BPFE
5. Horngren, C.T and G. Foster. 2002. Cost Accounting A Managerial Emphasis:
New Jersey: Prentice Hall Inc.
v
Pert Indikator Strategi Sumber Belajar Pengalaman
Kemampuan Akhir Bahan Kajian Waktu
ke- Pembelajaran /Media Belajar
1 Mampu 1.1 Menjelaskan Tipe 1.1 Tipe pokok Pendekatan: Berpusat Sumber Belajar : 150’ Mahasiswa
menjelaskan pokok akuntansi akuntansi kepada mahasiswa Buku 1,2,3,4 dan 5 membaca buku
konsep dasar 1.2. Menjelaskan 1.2 Akuntansi (Student centered Media : Modul tentang pokok
akuntansi biaya Akuntansi keuangan Keuangan dan approach) Akuntansi Biaya, bahasan
dan dan akuntansi biaya Akuntansi Biaya Metode : diskusi, tanya Power point, dan konsep dasar
mengidentifikasi 1.3 Menjelaskan 1.3 Akuntansi Jawab, dan LCD dan klasifikasi
biaya Akuntansi biaya keuangan dan penugasan biaya
merupakan bagian akuntansi Model : Problem Mahasiswa
dari akuntansi manajemen Based Learning berdiskusi
keuangan dan tentang pokok
akuntansi bahasan
manajemen konsep dasar
1.4 Mengidentifikasi 1.4 Tujuan dan klasifikasi
tujuan akuntansi akuntansi biaya biaya
biaya Mahasiswa
1.5 Mengidentifikasi biaya 1.5 Penggolongan mengerjakan
berdasarkan : Biaya latihan soal
Obyek pengeluaran dengan
Fungsi pokok mengkaji dari
dalam perusahaan berbagai
hubungan biaya sumber
dengan yang
dibiayai
vi
Pert Indikator Strategi Sumber Belajar Pengalaman
Kemampuan Akhir Bahan Kajian Waktu
ke- Pembelajaran /Media Belajar
biaya dengan
perubahan volume
produksi
Jangka waktu dan
manfaatnya
2-5 Mampu 2.1 Mengkaji ulang 2.1 Komponen biaya Pendekatan: Berpusat Sumber Belajar : 600’ Mahasiswa
mengidentifikasi laporan keuangan produksi langsung kepada mahasiswa Buku 1,2,3,4 dan 5 membaca buku
komponen biaya perusahaan (BBB, BTKL) (Student centered Media : Modul tentang pokok
produksi manufaktur approach) Akuntansi Biaya, bahasan
2.2 Mengidentifikasi Metode : diskusi, tanya Power point, dan metode
Komponen Biaya Jawab, dan LCD pengumpulan
produksi Langsung penugasan harga pokok
yaitu Biaya Bahan Model : Problem produksi,
Baku (BBB) dan Based Learning dan komponen
Biaya Tenaga Kerja cooperatif Learning biaya produksi,
Langsung (BTKL) laporan harga
3.1 Mengidentifikasi 3.1 Komponen biaya pokok produk,
Komponen Biaya produksi tak dan
Produksi tak langsung (BOP) departementali
langsung yaitu Biaya sasi BOP
Overhead Pabrik Mahasiswa
(BOP) mengerjakan
3.2 Membuat laporan 3.2 Laporan harga latihan soal
harga pokok produksi pokok produk dengan
vii
Pert Indikator Strategi Sumber Belajar Pengalaman
Kemampuan Akhir Bahan Kajian Waktu
ke- Pembelajaran /Media Belajar
1. Metode
viii
Pert Indikator Strategi Sumber Belajar Pengalaman
Kemampuan Akhir Bahan Kajian Waktu
ke- Pembelajaran /Media Belajar
Alokasi
Langsung
(Direct
Allocation
Method)
2. Metode
Alokasi
Bertahap
(Step
Method)
5.2 Prosedur
Akuntansi
Departementalis
asi BOP
6-7 Mampu 6.1 Menjelaskan 6.1 Metode harga Pendekatan: Berpusat Sumber Belajar : 2x150’= Mahasiswa
menjelaskan pengertian harga pokok pesanan kepada mahasiswa Buku 1,2,3,4 dan 5 300’ membaca buku
metode harga pokok pesanan (Student centered Media : Modul tentang pokok
pokok pesanan 6.2 Mengidentifikasi 6.2 Karakteristik approach) Akuntansi Biaya, bahasan
karakteristik metode metode harga Metode : diskusi, tanya Power point, dan metode harga
harga pokok pesanan pokok pesanan Jawab, dan LCD pokok pesanan
6.3 Menjelaskan 6.3 Hubungan penugasan
hubungan aktivitas aktivitas Model : Problem Mahasiswa
perusahaan industri perusahaan Based Learning dan mengerjakan
dengan aliran biaya industri dengan kooperatif Learning
ix
Pert Indikator Strategi Sumber Belajar Pengalaman
Kemampuan Akhir Bahan Kajian Waktu
ke- Pembelajaran /Media Belajar
9-13 Mampu 9.1 Menjelaskan 9.1 Karakteristik Pertemuan 9: Sumber Belajar : 6x150’= Mahasiswa
menjelaskan dan karakteristik metode metode harga Pendekatan: Berpusat Buku 1,2,3,4 dan 5 900’ membaca buku
mengaplikasikan harga pokok proses pokok proses kepada Dosen Media : Modul tentang pokok
metode harga (teacher center Akuntansi Biaya, bahasan
pokok proses 9.2 Mengidentifikasi cara 9.2 cara menyusun Approach) Power point, dan metode harga
menyusun harga harga pokok Metode : Ceramah, LCD pokok proses
pokok produk produk diskusi, tanya jawab, Mahasiswa
9.3 Mengerjakan 9.3 Penyusunan penugasan mengerjakan
penyusunan laporan laporan harga Model : Direct latihan soal
x
Pert Indikator Strategi Sumber Belajar Pengalaman
Kemampuan Akhir Bahan Kajian Waktu
ke- Pembelajaran /Media Belajar
xi
Pert Indikator Strategi Sumber Belajar Pengalaman
Kemampuan Akhir Bahan Kajian Waktu
ke- Pembelajaran /Media Belajar
xii
Pert Indikator Strategi Sumber Belajar Pengalaman
Kemampuan Akhir Bahan Kajian Waktu
ke- Pembelajaran /Media Belajar
xiii
Pert Indikator Strategi Sumber Belajar Pengalaman
Kemampuan Akhir Bahan Kajian Waktu
ke- Pembelajaran /Media Belajar
Mengetahui,
xiv
DAFTAR ISI
xiii
3. Komponen Biaya Poduksi Tak Langsung ................................................. 30
4. Prosedur Akuntansi Barang Jadi dan Barang Dalam Proses
Akhir Periode ............................................................................................. 39
5. Prosedur Akuntansi Penjualan atau Penyerahan Barang Jadi
kepada Pemesan ...................................................................................... 40
6. Membuat Laporan Harga Pokok Produksi ................................................ 41
7. Departementalisasi BOP ............................................................................ 42
C. Perlatihan ................................................................................................... 49
D. Daftar Bacaan ............................................................................................ 52
xiv
2. Tujuan pembelajaran .................................................................................. 92
B. Materi .......................................................................................................... 92
1. Pengertian dan Karakteristik Metode Harga Pokok Proses ....................... 93
xv
2. Tujuan pembelajaran ............................................................................... 171
B. Materi ....................................................................................................... 171
1. Pengertian Biaya Bersama (Joint Cost) .................................................. 173
2. Produk Gabungan (Joint Product) ........................................................... 173
3. Produk Sampingan (By Product) ............................................................. 180
C. Perlatihan ................................................................................................. 182
D. Daftar Bacaan .......................................................................................... 188
xvi
BAB 1
KONSEP DASAR AKUNTANSI BIAYA
A. Pendahuluan
1. Deskripsi Singkat cakupan materi bab ini
Bab ini membahas tentang konsep dasar akuntansi biaya yang dimulai dari tipe
pokok akuntansi, akuntansi biaya hubungannya dengan akuntansi keuangan dan
akuntansi manajemen, pengertian akuntansi biaya, tujuan pokok akuntansi biaya, dan
penggolongan biaya.
2. Tujuan pembelajaran
Setelah mempelajari bab ini, mahasiswa diharapkan mampu:
B. Materi
1. Tipe Pokok Akuntansi
Sebelum membahas akuntansi biaya, perlu diketahui lebih dahulu dua tipe pokok
akuntansi. Akuntansi secara umum terbagi menjadi dua tipe pokok yaitu akuntansi
keuangan dan akuntansi manajemen. Akuntansi keuangan menghasilkan informasi
terutama untuk memenuhi kebutuhan pihak luar, sedangkan akuntansi manajemen
menghasilkan informasi terutama untuk memenuhi kebutuhan para manajer dan berbagai
jenjang organisasi.
Akuntansi keuangan dan akuntansi manajemen memiliki dua kesamaan, yaitu
sistem pengolah informasi yang menghasilkan informasi keuangan dan berfungsi sebagai
penyedia informasi keuangan yang bermanfaat bagi seseorang untuk pengambilan
keputusan. Akuntansi bersangkutan dengan informasi keuangan. Informasi non keuangan
juga penting, namun demikian hampir seluruhnya berada diluar lingkup akuntansi. Fungsi
utama akuntansi adalah menyediakan informasi keuangan yang bermanfaat bagi
seseorang untuk pengambilan keputusan.
Perbedaan pokok antara akuntansi keuangan dan akuntansi manajemen dapat
ditunjukkan pada tabel berikut ini:
1
Tabel 1 Perbedaan Akuntansi Keuangan dan Akuntansi Manajemen
Keterangan Akuntansi Manajemen Akuntansi Keuangan
Tujuan informasi Membantu manajer Mengomunikasikan posisi
mengambil keputusan keuangan organisasi
untuk memenuhi tujuan kepada para investor,
organisasi bank, regulator, dan
pihak-pihak luar lainnya
Pemakai utama Manajer organisasi Pemakai eksternal
Fokus dan Berorientasi masa depan Berorientasi masa lalu
penekanan (anggaran untuk tahun (laporan mengenai kinerja
2021 disiapkan pada tahun 2021 disajikan
tahun 2020) pada tahun 2022)
Aturan pengukuran Pengukuran dan laporan Laporan keuangan harus
dan pelaporan internal tidak harus dibuat disajikan sesuai dengan
sesuai dengan GAAP GAAP dan disahkan oleh
tetapi didasarkan pada auditor eksternal yang
analisis biaya-manfaat independen
Rentang waktu dan Bervariasi, mulai dari Laporan keuangan
jenis laporan informasi per jam hingga tahunan dan kuartalan,
15-20 tahun, berupa terutama mengenai
laporan keuangan dan perusahaan secara
laporan nonkeuangan keseluruhan
mengenai produk,
departemen, daerah, dan
strategi
Implikasi perilaku Dirancang untuk Terutama melaporkan
mempengaruhi perilaku kejadian-kejadian
manajer dan karyawan ekonomi tetapi juga
lainnya memepengaruhi perilaku
karena kompensasi
manajer sering
didasarkan pada hasil
keuangan yang
dilaporkan
Akuntansi biaya bukan merupakan tipe akuntansi tersendiri yang terpisah dari dua
tipe akuntansi keuangan dan akuntansi manajemen. Akuntansi biaya merupakan bagian
dari dua tipe akuntansi tersebut.
Berikut ini adalah ilustrasi tentang hubun antara akuntansi biaya dengan tipe
pokok akuntansi.
2
Gambar 1.1 Keterkaitan Antara Akuntansi Biaya dengan Akuntansi Keuangan dan
Akuntansi Manajemen
3
Informasi biaya produksi ini diolah dan disajikan oleh akuntansi biaya. Dari uraian tersebut,
dapat diketahui bahwa akuntansi biaya juga merupakan bagian integral (tidak terpisahkan)
dari akuntansi manajemen. Alasannya adalah karena akuntansi biaya menghasilkan
informasi biaya yang dibutuhkan oleh akuntansi manajemen guna memberikan
pertimbangan kepada manajer dalam proses pengambilan keputusan tertentu.
4
a. Pengertian Akuntansi Biaya
Menurut Carter dan Usry, Akuntansi Biaya adalah perhitungan biaya dengan tujuan
untuk aktivitas perencanaan dan pengendalian, perbaikan kualitas dan efisiensi, serta
pembuatan keputusan yang bersifat rutin maupun strategis.
Menurut Mulyadi (1996), Akuntasi Biaya adalah proses pencatatan, penggolongan,
peringkasan dan pengkajian biaya serta pembuatan dan penjualan produk atau jasa dengan
cara-cara tertentu dan penafsiran terhadapnya
Menurut Supriyono (2013:21), Akuntansi Biaya adalah salah satu cabang akuntansi
yang merupakan alat manajemen dalam memonitor dan menekan transaksi biaya secara
sistematis serta menyajikan informasi biaya dalam bentuk laporan biaya.
Menurut Horngren (2008) Akuntan mendefinisikan biaya (cost) sebagai sumber daya
yang dikorbankan (sacrified) atau dilepaskan (forgone) untuk mencapai tujuan tertentu.
Akuntansi Biaya akan menyediakan informasi yang dibutuhkan untuk akuntansi manajemen
dan akuntansi keuangan. Akuntansi biaya akan mengukur dan melaporkan setiap informasi
keuangan dan non keuangan yang berkaitan dengan biaya perolehan atau pemanfaatan
sumber daya adalah suatu organisasi. Menurut Bastian dan Nurlela (2006), Akuntansi
Biaya adalah suatu bidang dalam akuntansi yang mempelajari bagaimana cara mencatat,
mengukur dan melaporkan tentang informasi biaya yang digunakan.
Berdasarkan beberapa pendapat diatas, maka dapat disimpullkan bahwa akuntansi
biaya adalah bagian dari tipe pokok akuntansi yang mempelajari tentang pencatatan,
pengukuran, dan pelaporan biaya secara sistematis yang informasinya dibutuhkan oleh pihak
internal perusahaan.
5
b. Pengendalian Biaya
1) Pengendalian biaya harus didahului dengan penentuan biaya yang seharusnya
dikeluarkan untuk memproduksi satu satuan produk
2) Jika biaya yang seharusnya ini telah ditetapkan, akuntansi biaya bertugas untuk
memantau apakah pengeluaran biaya sesungguhnya sesuai dengan biaya yang
seharusnya tersebut.
3) Akuntansi biaya kemudian melakukan analisis penyimpangan.Dari analisis
penyimpangan, manajer dapat mencari penyebabnya dan dilakukan tindakan
koreksi, jika perlu.
4) Akuntansi biaya untuk tujuan pengendalian biaya ini lebih ditujukan untuk
memenuhi kebutuhan pihak dalam perusahaan, sehingga merupakan bagian dari
akuntansi manajemen.
c. Pengambilan Keputusan Khusus
1) Pengambilan keputusan khusus menyangkut masa yang akan datang. Karena
informasi yang relevan dengan pengambilan keputusan khusus selalu
berhubungan dengan informasi masa yang akan datang.
2) Akuntansi biaya untuk pengambilan keputusan khusus bertugas untuk
menyediakan biaya masa yang akan datang (future costs)
3) Informasi biaya ini tidak dicatat dalam catatan akuntansi biaya, melainkan hasil
dari suatu proses peramalan.
4) Karena keputusan khusus merupakan sebagian besar kegiatan manajemen
perusahaan, laporan akuntansi biaya untuk memenuhi tujuan pengambilan
keputusan adalah bagian dari akuntansi manajemen.
5. Penggolongan biaya
Berdasarkan karakteristiknya, biaya dapat digolongkan berdasarkan lima jenis
penggolongan biaya sebagai berikut:
6
a) Biaya bahan baku
Adalah bahan yang secara langsung dapat diusut ke produk. Bahan baku merupakan
bahan utama dalam membuat produk. Contohnya adalah bahan baku pembuatan
meja adalah kayu jati, bahan baku pembuatan baju adalah kapas.
b) Biaya tenaga kerja langsung
Adalah tenaga kerja yang secara langsung ikut mengerjakan/ terlibat langsung dalam
proses produksi. Contohnya adalah tukang sol pada pembuatan sepatu, tukang ukir
pada pembuatan meja jawa kuno, tukang jahit pada pembuatan baju.
c) Biaya overhead pabrik
Adalah biaya selain bahan baku utama dan tenaga kerja langsung. Biaya overhead
pabrik ini tidak langsung terkait dengan produk. Contohnya adalah biaya bahan
pembantu seperti pewarna makanan, benang, dan lainnya. Biaya tenaga kerja tidak
langsung seperti satpam pabrik, dan lainnya. Biaya listrik dan air, telepon,
penyusutan, dan lainnya.
Biaya bahan baku dan tenaga kerja langsung disebut juga dengan istilah biaya
utama (prime cost). Biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik sering pula
disebut dengan istilah biaya konversi (conversion cost)
1. Biaya langsung
Adalah biaya yang terjadi, yang penyebab satu-satunya adalah karena adanya
sesuatu yang dibiayai. Jika sesuatu yang dibiayai tersebut tidak ada maka biaya langsung
ini tidak akan terjadi. Dengan demikian biaya langsung akan mudah diidentifikasikan
dengan sesuatu yang dibiayai. Biaya produksi langsung terdiri dari biaya bahan baku dan
biaya tenaga kerja langsung. Biaya langsung departemen adalah semua biaya yg terjadi di
7
dalam departemen tertentu. Contoh: biaya tenaga kerja yang bekerja dalam departemen.
Contoh biaya bahan baku merupakan biaya langsung untuk departemen produksi. Biaya
pemeliharaan adalah biaya langsung untuk departemen reparasi dan pemeliharaan.
8
1. Pengeluaran Modal
Adalah biaya yang mempunyai manfaat lebih dari satu periode akuntansi
(biasanya satu tahun). Pengeluaran modal ini pada saat terjadinya dibebankan sebagai
harga pokok aset, dan dibebankan dalam tahun-tahun yang menikmati manfaatnya
dengan cara didepresiasi, diamortisasi atau dideplesi. Contoh: pengeluaran modal untuk
pembelian aktiva tetap, untuk reparasi besar terhadap aktiva tetap, dan lainnya.
2. Pengeluaran Pendapatan
Adalah biaya yang hanya mempunyai manfaat dalam periode akuntansi terjadinya
pengeluaran tersebut. Pada saat terjadinya, pengeluaran pendapatan ini dibebankan
sebagai biaya dan dipertemukan dengan pendapatan yang diperoleh dari pengeluaran
biaya tersebut. Contoh: biaya iklan, biaya telepon.
C. Perlatihan
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
9
4. Apa saja pengelompokan biaya berdasarkan fungsi pokok perusahaan?
Berikan contohnya?
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
5. Berdasarkan perilaku biaya, biaya terdiri atas biaya tetap, biaya variabel, dan
biaya semi variable dan biaya semi tetap. Berikan contoh untuk masing-
masing kategori tersebut, masing-masing 10 contoh?
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
10
6. Soal Tentang Penggolongan Biaya
Klasifikasi
BL BTL BBL BTKL BOP B. B. Biaya Biaya B. Semi Biaya
No. Nama Biaya
Pemasaran Administrasi Tetap Variabel variabel Semi
Tetap
1. Biaya
Alumunium
batangan
2. Biaya gaji
bagian
peleburan
3. Biaya gaji
bagian
pencetakan
4. Biaya gaji
bagian
penyelesaian
5. Biaya gaji
bagian
11
Klasifikasi
BL BTL BBL BTKL BOP B. B. Biaya Biaya B. Semi Biaya
No. Nama Biaya
Pemasaran Administrasi Tetap Variabel variabel Semi
Tetap
perencanaan
produksi
6. Biaya gaji
bagian
pengendalian
persediaan
bahan baku
7. Biaya gaji
bagian
pengendalian
persediaan
barang jadi
8. Biaya haji
kepala
departemen
produksi
9. Biaya gaji
departemen
pembelian
10. Biaya gaji
departemen
pemasaran
11. Biaya gaji
12
Klasifikasi
BL BTL BBL BTKL BOP B. B. Biaya Biaya B. Semi Biaya
No. Nama Biaya
Pemasaran Administrasi Tetap Variabel variabel Semi
Tetap
departemen
keuangan
12. Biaya gaji
direktur utama
13. Biaya listrik
kantor
14. Biaya air kantor
15. Biaya listrik
pabrik
16. Biaya air pabrik
17. Biaya telephon
dan faks
18. Biaya asuransi
pabrik
13
Klasifikasi
BL BTL BBL BTKL BOP B. B. Biaya Biaya B. Semi Biaya
No. Nama Biaya
Pemasaran Administrasi Tetap Variabel variabel Semi
Tetap
mesin
pencetakan
22. Biaya
penyusutan
bangunan
pabrik
23. Biaya
penyusutan
peralatan kantor
24. Biaya
penyusutan
bangunan
kantor
25. Biaya amplas
14
Klasifikasi
BL BTL BBL BTKL BOP B. B. Biaya Biaya B. Semi Biaya
No. Nama Biaya
Pemasaran Administrasi Tetap Variabel variabel Semi
Tetap
pengaman
29. Biaya kacamata
pengaman
15
D. Daftar Bacaan
6. Carter Usry. 2009. Cost Accounting. Edisi 14, Buku 1. Jakarta: Salemba
Empat.
7. Hansen Mowen. 2000. Akuntansi Manajemen. Jilid 1. Jakarta: Erlangga.
8. Bustami Bastian dan Nurlela. 2007. Akuntansi Biaya: Teori dan Aplikasi. Edisi
Pertama. Jakarta: Graha Ilmu.
9. Supriyono, R.A. 2013. Akuntansi Biaya. Yogyakarta: BPFE
10. Horngren, C.T and G. Foster. 2002. Cost Accounting A Managerial Emphasis:
New Jersey: Prentice Hall Inc.
17
BAB 2
KOMPONEN BIAYA PRODUKSI
A. Pendahuluan
1. Deskripsi Singkat cakupan materi bab ini
Bab ini membahas tentang komponen biaya produksi langsung yaitu biaya
bahan baku dan tenaga kerja langsung, komponen biaya produksi tidak langsung
yaitu biaya overhead pabrik dan membuat laporan harga pokok produksi.
2. Tujuan pembelajaran
Setelah mempelajari bab ini, mahasiswa diharapkan mampu:
B. Materi
1. Laporan Keuangan Perusahaan Manufaktur
Menurut Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK No. 1 (2015:1), Laporan
keuangan adalah penyajian terstruktur dari posisi keuangan dan kinerja keuangan suatu
entitas”. Laporan ini menampilkan sejarah entitas yang di kuantifikasi dalam nilai moneter.
Harahap (2008:105) menyatakan bahwa Laporan keuangan menggambarkan
kondisi keuangan dan hasil usaha suatu perusahaan pada saat tertentu atau jangka waktu
tertentu. Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi : Laporan laba rugi, Laporan
perubahan ekuitas, Laporan Posisi Keuangan, Laporan arus kas atau laporan arus dana
dan Catatan atas Laporan keungan (CALk). Bagi perusahaan dagang dan perusahaan
manufaktur terdapat laporan harga pokok produksi. Dalam perusahaan manufaktur,
laporan harga pokok produksi terdapat tiga jenis persediaan yaitu bahan baku, barang
dalam proses dan persediaan barang jadi. Hal ini yang membedakan persediaan barang
dagangan pada perusahaan dagang. Berikut adalah penjelasan dari tiap laporan
keuangan perusahaan manufaktur:
18
a. Laporan Harga Pokok Produksi
Dalam perusahaana manufaktur, kita mengenal adanya istilah laporan harga
pokok produksi, laporan inilah yang menjadi poin utama dalam perusahaan manufaktur,
karena dengan adanya laporan ini sebuah perusahaan manufaktur bisa bisa melihat
jumlah nilai persediaan yang digunakan dalam sebuah proses produksi, jumlah nilai biaya
yang digunakan dalam proses produksi serta jumlah nilai biaya overhead pabrik yang
keluar dalam sebuah proses produksi, dengan begitu perusahaan bisa menentukan
dengan pasti berapa nilai harga pokok yang akan digunakan pada barang jadi yang telah
selesai dibuat, hal ini juga tentunya akan berpengaruh pada nilai jual yang akan digunakan
untuk menjual produk jadi dari hasil produksi tersebut.
19
Laporan Harga Pokok Poduksi
20
Laporan Laba Rugi
21
Laporan Posisi Keuangan
22
biaya bahan baku tersebut biasanya menggunakan metode perpetual. Tahap-tahap
prosedur akuntansi biaya bahan baku adalah sebagai berikut:
Apabila pembelian bahan dan suplies secara tunai rekening buku besar yang dikredit
adalah Kas
Hutang Usaha Rp xx
Persediaan Bahan Baku Rp xx
Persediaan Bahan Penolong Rp xx
Persediaan Suplies Pabrik Rp xx
23
Jika harga bahan dan suplies yang dikembalikan sudah dibayar sebelumnya oleh
perusahaan, maka akan didebit Kas.
Hutang Usaha Rp xx
Persediaan Bahan Baku Rp xx
Persediaan Bahan Penolong Rp xx
Persediaan Suplies Pabrik Rp xx
Kas Rp xx
Perlakuan tersebut di atas sesuai dengan prinsip akuntansi, akan tetapi perlakuan
ini dapat berakibat tidak praktis, yaitu apabila harga perolehan satuan menjadi pecahan
misalnya dari Rp 30,00 menjadi Rp 9,8999 akan mempersulit perhitungan harga pokok
persediaan dan harga pokok bahan yang dipakai. Oleh karena itu potongan pembelian
dapat diperlakukan sebagai penghasilan lain-lain (other income). Metode ini tidak sesuai
dengan prinsip akuntansi karena seharusnya penghasilan timbul dari kegiatan penjualan
barang atau jasa yang dilakukan perusahaan kepada pihak lain dan bukan dari kegiatan
pembelian.
Jurnal potongan. pembelian apabila diperlakukan sebagai penghasilan lain-lain tampak
sebagai berikut :
Hutang Usaha Rp xx
Penghasilan lain-lain Rp xx
Kas Rp xx
Bon Permintaan Bahan untuk bahan penolong akan menunjukkan bagian yang
meminta, serta elemen dan jumlah bahan penolong yang diminta. Dokumen ini dikirimkan
ke Departemen Akuntansi untuk diisi harga perolehan satuan dan jumlahnya oleh Seksi
Akuntansi Biaya untuk dasar pembuatan jurnal dan memasukkan ke dalam Kartu
Persediaan Bahan penolong dan Kartu Biaya Overhead Pabrik.
Dalam metode harga pokok pesanan, biaya overhead pabrik dibebankan pada pesanan
atas dasar tarip yang ditentukan di muka, oleh karena itu perusahaan akan
menyelenggarakan rekening buku besar Biaya Overhead Pabrik (BOP) - Sesungguhnya
untuk menampung biaya yang sesungguhnya dan rekening Biaya Overhead Pabrik
(BOP) - Dibebankan untuk menampung biaya yang dibebankan kepada pesanan.
Jurnal pemakaian bahan penolong sebagai berikut :
25
e. Pengembalian Bahan Baku dari Pabrik ke Gudang Bahan
Dapat pula timbul pengembalian bahan baku dan pabrik ke gudang bahan. Misalnya
terjadi kelebihan bahan baku yang diminta dengan bahan baku yang dipakai
sesungguhnya oleh pesanan tertentu, agar bahan baku tidak rusak di pabrik maka bahan
baku tersebut dikembalikan ke gudang bahan. Atas bahan baku yang dikembalikan
tersebut dibuatkan dokumen yang disebut Laporan Pengembalian Bahan oleh
Departemen Produksi dikirimkan ke Seksi Gudang Bahan dantembusannya di
Departemen Akuntansi untuk membuat jurnal dan memasukkan ke Kartu Persediaan
Bahan- Baku dan Kartu Harga Pokok Pesanan.
Jurnal yang dibuat sebagai berikut :
(1) Gaji dan Upah karyawan besarnya tergantung pada lamanya waktu kerja (jam
kerja) atau jumlah produk yang dihasilkan.
Apabila karyawan dibayar atas dasar lamanya waktu kerja, umumnya sistem ini untuk
tenaga kerja langsung, untuk menentukan besarnya upah diperlukan dokumen Daftar
Hadir (Kartu Presensi) yang menunjukkan data jumlah jam kerja karyawan setiap hari
dalam jangka waktu tertentu (mingguan, bulanan) sesuai dengan jangka waktu
pembayaran upah.
Untuk mengetahui penggunaan waktu kerja karyawan di pabrik dalam mengerjakan
pesanan atau jumlah produk yang dihasilkan digunakan Kartu Jam Kerja Karyawan
(Job Time Ticket), manfaat kartu ini yaitu untuk memasukkan biaya tenaga kerja
langsung pada setiap kartu harga pokok pesanan.
Untuk pengawasan tenaga kerja, jumlah jam dalam Daftar Hadir harus sama dengan
jumlah jam pada Kartu Jam Kerja Karya wan.
Dari Daftar Hadir akan disusun Daftar Upah Karyawan yang menunjukkan data jumlah
gaji dan upah kotor, potongan atas gaji dan upah misalnya pajak pendapatan , serta
gaji dan upah bersih yang akan dibayarkan kepada karyawan.
26
(2) Gaji dan upah karyawan tetap per bulan
Untuk karyawan tetap per bulan, fungsi Daftar Hadir untuk mengetahu kedisiplinan
karyawan apakah sering datang terlambat dan pulang lebih cepat atau datang dan
pulang pada waktu yang tepat. Umumnya sistem ini dipakai untuk pimpinan, staf,
karyawan perusahaan yang tidak termasuk tenaga kerja langsung di bagian produksi.
Setiap menjelang akhir bulan disusun Daftar Gaji Karyawan yang menunjukkan data
jumlah gaji kotor yaitu gaji pokok ditambah tunjangan-tunjangan, potongan-potongan
atas gaji, serta gaji bersih yang akan dibayarkan kepada karyawan.
Jurnal untuk mencatat terjadinya gaji dan upah baik untuk karyawan tetap maupun
karyawan berdasar lamanya waktu kerja, adalah sebagai berikut:
27
d. Beban atas Gaji don Upah Yang Ditanggung Perusahaan
Pada perusahaan tertentu seringkali perusahaan ikut menanggung sebagian beban
atas gaji dan upah yang berupa pajak pendapatan, dana pensiun, asuransi hari tua, atau
asuransi tenaga kerja karyawan Beban yang ditanggung perusahaan merupakan elemen
biaya, beban yang berhubungan dengan karyawan pabrik diperlakukan sebagai elemen
biaya overhead pabrik sesungguhnya karena sifat biaya ini tidak dapat diidentifikasikan
pada produk tertentu, beban yang berhubungan dengan karyawan pemasaran masuk
elemen biaya pemasaran, beban yang berhubungan dengan karyawan administrasi dan
umum masuk elemen biaya administrasi dan umum.
Besarnya beban atas gaji dan upah dibuatkan dokumen Daftar Sumbangan Gaji dan
Upah, atas dasar tersebut dibuat jurnal dan dimasukkan Kartu Biaya. Jurnal transaksi
tersebut adalah sebagai berikut:
c. Penyetoran Potongan dan Beban atas Gaji dan Upah kepada Badan-badan yang
Berhak
Dokumen Bukti Kas Ke luar digunakan untuk menyetorkan potongan dan beban atas
gaji dan upah pada badan-badan yang berhak, jurnal yang dibuat sebagai berikut:
28
Biaya overhead pabrik merupakan biaya yang paling komplek, untuk keadilan dan
ketelitian pembebanan harus digunakan tarip biaya overhead pabrik yang ditentukan di
muka. Alasan pemakaian tarip pembebanan adalah sebagai berikut :
1. Adanya biaya overhead yang timbul setelah aktivitas berlalu. Misalnya reparasi aktiva
tetap disebabkan pemakaian masa lalu, maka apabila pembebanan pada pesanan
dilakukan saat terjadinya biaya, berakibat menjadi tidak teliti dan adil.
2. Adanya biaya yang baru dapat dihitung pada akhir periode. Misalnya penyusutan,
biaya listrik PLN. Biaya ini apabila dibebankan pada pesanan saat dapat dihitung
berakibat menjadi tidak teliti dan adil.
3. Adanya biaya yang terjadi hanya pada interval waktu tertentu misalnya PBB, setahun
dibayar sekali atau dicicil dua kali. Biaya ini apabila dibebankan pada pesanan saat
terjadinya, berakibat menjadi tidak teliti atau adil karena manfaat PBB dinikmati
selama satu tahun.
Dari uraian tersebut jelas bahwa biaya overhead yang sesungguhnya baru dapat
dihitung pada akhir periode, padahal harga pokok pesanan harus dihitung saat pesanan
selesai tanpa menunggu akhir periode, jadi untuk membebankan biaya overhead pabrik
kepada pesanan harus digunakan tarip yang ditentukan di muka.
Rumus perhitungan tarip biaya overhead pabrik adalah sebagai berikut.
di mana :
T = Tarip biaya overhead pabrik
B = Budget biaya overhead pabrik periode tertentu
K = Budget kapasitas pembebanan untuk periode yang bersangkutan.
29
kecil dibandingkan harga keseluruhan produk. Contoh biaya bahan
penolong adalah tinta, perekat, pewarna, dan lainnya.
31
BOP tertentu sering terjadi secara teratur pada waktu-waktu tertentu, contoh
tunjangan hari raya karyawan
e. Ada elemen BOP yg baru dapat diketahui pd akhir bulan atau tahun, sedangkan
penentuan harga pokok produk harus segera dihitung setiap proses produksi selesai.
Contoh:
Taksiran BOP selama 1 tahun anggaran Rp. 2.000.000
Taksiran jumlah produk yang dihasilkan selama tahun anggaran tersebut= 4000 unit
Tarif biaya overhead pabrik sebesar:
Rp. 2.000.000 = Rp.500 per unit produk
4000 unit
Jadi misalnya pesanan sebanyak 200 unit, maka akan dibebani biaya overhead pabrik
sebesar = 200 unit x Rp. 500 = Rp100.000
32
2). Biaya Bahan Baku
Rumus :
Contoh:
Taksiran BOP selama 1 tahun anggaran Rp. 2.000.000
Taksiran biaya bahan baku selama 1 tahun anggaran = Rp.4000.000
Tarif biaya overhead pabrik sebesar:
Rp. 2.000.000 x 100% = 50 % dari biaya bahan baku
Rp. 4000.000
Jadi misalnya pesanan menggunakan bahan baku seharga Rp 30.000, maka akan
dibebani biaya overhead pabrik sebesar = Rp. 30.000 x 50% = Rp. 15.000
Contoh:
Taksiran BOP selama 1 tahun anggaran Rp. 2.000.000
Taksiran biaya tenaga kerja selama 1 tahun anggaran = Rp.5.000.000
Tarif biaya overhead pabrik sebesar:
Rp. 2.000.000 x 100% = 40 % dari biaya tenaga kerja langsung yang
Rp. 5.000.000 dipakai
Jadi misalnya pesanan menggunakan tenaga kerja langsung seharga Rp 20.000, maka
akan dibebani biaya overhead pabrik sebesar =
Rp. 20.000 x 40% = Rp. 8.000
33
4). Jam Tenaga Kerja Langsung
Rumus :
Contoh:
Taksiran BOP selama 1 tahun anggaran Rp. 2.000.000
Taksiran jam kerja langsung selama 1 tahun anggaran = 2.000 jam
Contoh:
Taksiran BOP selama 1 tahun anggaran Rp. 2.000.000
Taksiran jam mesin selama 1 tahun anggaran = 10.000 jam mesin
Tarif biaya overhead pabrik sebesar:
Rp. 2.000.000 = Rp. 200 Per jam mesin
10.000
Jadi misalnya pesanan menggunakan jam mesin sebanyak 300 jam, maka pesanan ini
akan dibebani biaya overhead pabrik sebesar = 300 x Rp. 200 = Rp. 60.000
34
2). Prosedur Akuntansi Pengumpulan Biaya Overhead Pabrik yang Sesungguhnya.
Biaya overhead pabrik yang sesungguhnya terjadi dalam periode yang
bersangkutan akan ditampung dalam rekening Biaya Overhead Pabrik Sesungguhnya dan
dimasukkan ke dalam Kartu Pembantu Biaya Overhead Pabrik, berikut ini dibahas jurnal
setiap elemen biaya overhead pabrik.
Beban atas gaji dan upah yang ditanggung perusahaan dengan dokumen Daftar
Sumbangan Gaji dan Upah dijurnal.
35
Biaya Overhead Pabrik Sesungguhnya Rp xx
Akumulasi Penyusutan Mesin Rp xx
Akumulasi Penyusutan Bangunan Rp xx
Akumulasi Penyusutan Peralatan Rp xx
Persediaan Suku Cadang Rp xx
Amortisasi Hak Paten Rp xx
Biaya reparasi dapat pula timbul dan pembelian jasa reparasi dan pemeliharaan
kepada pihak luar, dan dokumen Bukti Kas Ke luar untuk yang sudah dibayar atau
dokumen Faktur Pembelian Jasa dan Perintah Jurnal untuk yang belum dibayar dibuat
jurnal :
37
Biaya Overhead Pabrik Dibebankan Rp xx
Biaya Overhead Pabrik Sesungguhnya Rp xx
(2) Jurnal untuk menutup Biaya Overhead Pabrik Sesuñgguhnya dan menghitung selisih
sebagai berikut :
Apabila Biaya Overhead Sesungguhnya lebih besar dibanding Biaya Overhead
Dibebankan (selisih tidak menguntungkan atau unfavorable variance atau under
applied factory overhead) :
(3) Salah satu perlakuan selisih yaitu masuk ke rekening Rugi Laba jurnalnya sebagai
berikut :
Selisih tidak menguntungkan :
Rugi-Laba Rp xx
Selisih Biaya Overhead Pabrik Rp xx
Selisih menguntungkan :
Selisih Biaya Overhead PabrikRp xx
Rugi-Laba Rp xx
4. Prosedur Akuntansi Barang Jadi dan Barang Dalam Proses Akhir Periode
Pada metode harga pokok pesanan setiap ada pesanan yang selesai dipindahkan
dan Departemen Produksi ke Seksi Gudang Produk Selesai dan harus dihitung harga
pokoknya, jumlah harga pokok pesanan yang selesai dapat dihitung dengan merekam
Kartu Harga Pokok Pesanan dan selanjutnya memindahkan kartu tersebut dan fungsinya
sebagai rekening pembantu Barang Dalam Proses ke fungsi yang baru sebagai pembantu
rekening Persediaan Barang Jadi. Atas dasar dokumen Bukti Pemindahan Barang Jadi
dan Perintah Jurnal dibuat jurnal :
Piutang Usaha didebit sebesar harga jual yang belum diterima, kas didebit sebesar
harga jual yang telah diterima tunai. Penjualan dikredit sebesar harga jual pesanan yang
diserahkan.
Setiap pesanan diserahkan, maka Kartu Harga Pokok Pesanan yang semula
berfungsi sebagai rekening pembantu Persediaan Barang Jadi dipindahkan fungsinya
sebagai rekening pembantu Harga Pokok Penjualan. Jurnal yang dibuat untuk mengakui
Harga Pokok Penjualan adalah sebagai berikut :
39
Berikut ini adalah data perusahaan PT MARCEDES SURABAYA per 31 Desember 2020.
Persediaan bahan baku awal Rp 12.000.000
Persediaan bahan baku akhir Rp 16.000.000
Persediaan barang dalam proses awal Rp 4.500.000
Persediaan barang dalam proses akhir Rp 7.000.000
Pembelian bahan baku Rp 85.000.000
Beban Angkut pembelian bahan baku Rp 2.000.000
Retur pembelian bahan baku Rp 13.500.000
Upah langsung Rp 45.000.000
Upah Tak Langsung Rp 14.000.000
Gaji pengawas produksi Rp 12.000.000
Biaya pemeliharaan mesin Rp 11.500.000
Biaya perlengkapan pabrik Rp 4.500.000
Biaya penyusutan mesin pabrik Rp 5.500.000
Biaya penyusutan gedung pabrik Rp 11.000.000
Ditanyakan :
Buatlah laporan harga pokok produksi PT MARCEDES SURABAYA.
40
Jawab:
PT MERCEDES SURABAYA
LAPORAN HARGA POKOK PRODUKSI
Per 31 Desember 2020
7. Departementalisasi BOP
Departementalisasi BOP adalah pembagian pabrik ke dalam bagian-bagian yang
disebut departemen atau pusat biaya yg dibebani dengan BOP. Dalam Departementalisasi
BOP, tarif BOP dihitung untuk setiap departemen produksi dengan dasar pembebanan
yang mungkin berbeda diantara departemen2 produksi yang ada. Oleh karena itu
departementalisasi memerlukan pembagian perusahaan ke dalam departemen untuk
memudahkan pengumpulan BOP yg terjadi. Tujuannya untuk lebih meningkatkan
41
keakuratan perhitungan biaya produksi dan meningkatkan pengendalian yang
bertanggungjawab atas biaya overhead.
2. Pengklasifikasian Departemen
Ada dua jenis departemen dalam suatu perusahaan yaitu departemen produksi
dan departemen jasa. Departemen produksi adalah Departemen yang mengubah bentuk
atau sifat dari bahan baku atau dengan merakit komponen. Sedangkan departemen jasa
adalah Departemen yang memberikan pelayanan yang berkontribusi secara tidak
langsung terhadap produksi produk tetapi tidak mengubah bentuk, rakitan, maupun jenis
dari bahan baku.
3. Manfaat Departementalisasi
Departementalisasi biaya overhead pabrik bermanfaat untuk pengendalian biaya
dan ketelitian penentuan harga pokok produk. Pengendalian biaya overhead pabrik dapat
lebih mudah dilakukan dengan cara menghubungkan biaya dengan pusat terjadinya
sehingga dengan demikian akan memperjelas tanggungjawab setiap biaya yang terjadi
dalam departemen tertentu. Dengan digunakannya tarif-tarif biaya overhead pabrik yang
berbeda-beda untuk tiap departemen, maka pesanan atau produk yang melewati suatu
departemen produksi akan dibebani dengan biaya overhead pabrik sesuai tarif dari
departemen yang besangkutan. Hal ini mempunyai akibat terhadap ketelitian terhadap
penentuan harga pokok produk.
42
4. Langkah-langkah Penentuan Tariff Biaya Overhead Pabrik Per Departemen
a) Penyusunan anggaran biaya overhead pabrik per departemen
b) Alokasi biaya overhead pabrik departemen pembantu ke departemen produksi.
Ada dua macam metode alokasi biaya overhead pabrik departemen pembantu:
1). Metode alokasi langsung
2). Metode alokasi bertahap, yang terdiri dari :
Metode alokasi kontinyu
Metode aljabar
Metode urutan alokasi yang diatur
c) Perhitungan tarif pembebanan biaya overhead pabrik per departemen
43
7. Perhitungan Tarif Biaya Overhead Pabrik
Tarif pembebanan BOP dihitung dengan cara membagi total BOP departemen
produksi setelah menerima alokasi BOP dari departemen pembantu, dengan dasar
pembebanan yang digunakan.
8. Analisis Selisih BOP per departemen
Langkah-langkah yg harus ditempuh dalam melakukan pembandingan antara
BOP dibebankan dg BOP-Sesungguhnya :
a. Mengumpulkan jml tiap jenis BOP-S dalam masing-masing departemen selama tahun
anggaran.
b. Mengumpulkan data sesungguhnya yg berhubungan dg dasar distribusi dan alokasi
BOP.
c. Mengalokasikan BOP-S departemen pembantu.
d. Mencari selisih BOP.
e. Menganalisis selisih BOP per departemen.
9. Penerapan Perhitungan Departementalisasi Biaya Overhead Pabrik
a. Metode Alokasi Langsung
Dalam metode ini, BOP Departemen Pembantu dialokasikan ke tiap-tiap
departemen produksi yang menikmatinya. Metode alokasi langsung digunakan apabila
jasa yang dihasilkan oleh departemen pembantu hanya dinikmati oleh departemen
produksi saja. Tidak ada departemen pembantu yang memakai jasa departemen
pembantu lain. Berikut adalah contoh ilustrasi pembagian departemen dari departemen
jasa ke departemen produksi.
44
*(40/80)xRp72.600 ke Dept A dan B
**(200/700)xRp40.000 ke Dept A, (500/700)xRp40.000 ke Dept B
45
*(40/100)xRp72.600 ke Dept A dan B, (20/100)xRp72.600 ke Dept 2
**(200/700)xRp54.520 ke Dept A, (500/700)xRp54.520 ke Dept B
Misalkan biaya departemen 1 setelah alokasi adalah Y dan biaya departemen 2 setelah
alokasi adalah Z, maka persamaan aljabar dirumuskan sebagai berikut:
Y = 72.600 + 0,30Z
Z = 40.000 + 0,20Y
46
Penyelesaian persamaan diatas:
Y = 72.600 + 0,30(40.000 + 0,20Y)
= 72.600 + 12.000 + 0,06
0,94Y = 84.600
Y = 90.000
Z = 40.000 + (0,20x90.000)
Z = 58.000
Contoh penerapan jurnal departementalisasi BOP, dengan metode aljabar diatas, adalah:
47
Biaya Departemen 2 Rp. 18.000
Biaya departemen 1 Rp 90.000
BOP sesungguhnya – Departemen A Rp 11.600
BOP sesungguhnya – Departemen B Rp 29.000
Biaya Departemen 1 Rp 17.400
Biaya departemen 2 Rp 58.000
C. Perlatihan
1. Sebutkan beberapa alasan mengapa dalam BOP harus ada penentuan tarif dimuka?
2. Bedakan antara biaya overhead aktual dengan overhead dibebankan?
3. Analisislah mengapa perusahaan harus melakukan departementalisasi BOP
4. Berikan contoh penerapan departementalisasi pada perusahaan yang pernah
saudara ketahui disekitar saudara !
5. PT MEDIKA selama bulan Desember 2021 menjual produknya sebanyak 3000 unit
dengan harga jual @ Rp. 75.000. Selama bulan Desember 2021, beban produksi dan
beban operasi yang telah dikeluarkan adalah sebagai berikut:
Pembelian Rp 82.500.000
Potongan pembelian Rp 8.050.000
48
Beban Angkut Pembelian Rp 6.885.000
Upah Langsung Rp 56.100.000
Upah tak langsung Rp 14.100.000
Beban penyusutan gedung pabrik Rp 3.000.000
Beban produksi tak langsung rupa-rupa Rp 6.300.000
Beban gaji pegawai kantor Rp 9.100.000
Beban penyusutan gedung kantor Rp 2.500.000
Beban kerugian piutang Rp 630.000
Beban umum rupa-rupa Rp 7.280.000
Beban gaji salesman Rp 4.500.000
Beban ongkos penjualan Rp 3.460.000
Beban penjualan rupa-rupa Rp 2.140.000
Ditanyakan :
a. Buatlah laporan harga pokok produksi dan laporan harga pokok penjualan
b. Buatlah laporan rugi laba
6. PT MITRA JAYANTI memiliki beberapa data per 31 Maret 2021 sebagai berikut:
Persediaan bahan baku awal Rp 37.500.000
Persediaan bahan baku akhir Rp 43.500.000
Persediaan barang dalam proses awal Rp 45.000.000
Persediaan barang dalam proses akhir Rp 29.400.000
Persediaan barang jadi awal Rp 34.500.000
Persediaan barang jadi akhir Rp 29.400.000
Pembelian bahan baku Rp 320.100.000
Biaya tenaga kerja langsung Rp 460.500.000
49
Upah tak langsung Rp 14.000.000
Biaya listrik air dan telepon Rp 120.000.000
Biaya reparasi mesin Rp 75.500.000
Biaya sewa gedung pabrik Rp 60.000.000
Biaya penyusutan mesin pabrik Rp 15.500.000
Biaya satpam pabrik Rp 13.700.000
Beban administrasi Rp 97.000.000
Beban pemasaran Rp 261.600.000
Ditanyakan :
a. Buatlah laporan harga pokok produksi PT MITRA JAYANTI
b. Buatlah laporan harga pokok penjualan PT MITRA JAYANTI
50
Bahan penolong yang terpakai berjumlah Rp. 15.000.000, terdiri dari bahan
penolong N sebesar Rp. 6.500.000 dan bahan penolong O sebesar Rp
8.500.000
7/1 Biaya gaji dan upah yang terjadi untuk pesanan sebagai berikut :
BTKL ( Biaya Tenaga Kerja Langsung ) :
Pesanan Jumlah Jam Jumlah Upah
No.01 1.000 Rp 15.000.000
No.02 950 Rp 9.500.000
10/1 Dibayar lunas gaji dan upah seluruh gaji karyawan, serta dibayar pajak serta
dana pensiunan.
Berdasarkan pada transaksi diatas, buatlah jurnal BBB, BTKL, dan BOP nya!
A B 1 2
Dasar alokasi:
Departemen 1 (jumlah karyawan) 40 40 300 20
Departemen 2 (jumlah kwh) 200 500
51
Diminta: Buatlah alokasi departementalisasi dari departemen pembantu ke departemen
produksi dengan menggunakan metode alokasi langsung, alokasi bertahap, alokasi
aljabar.
D. Daftar Bacaan
1. Carter Usry. 2009. Cost Accounting. Edisi 14, Buku 1. Jakarta: Salemba Empat.
2. Hansen Mowen. 2000. Akuntansi Manajemen. Jilid 1. Jakarta: Erlangga.
3. Bustami Bastian dan Nurlela. 2007. Akuntansi Biaya: Teori dan Aplikasi. Edisi
Pertama. Jakarta: Graha Ilmu.
4. Supriyono, R.A. 2013. Akuntansi Biaya. Yogyakarta: BPFE
5. Horngren, C.T and G. Foster. 2002. Cost Accounting A Managerial Emphasis: New
Jersey: Prentice Hall Inc.
52
BAB 3
METODE HARGA POKOK PESANAN
A. Pendahuluan
1. Deskripsi singkat cakupan materi bab ini
Bab ini membahas tentang pengertian harga pokok pesanan, mengidentifikasi
karakteristik metode harga pokok pesanan, menjelaskan prosedur akuntansi
biaya pada metode harga pokok pesanan, dan membuat kartu harga pokok
pesanan.
2. Tujuan pembelajaran
Setelah mempelajari bab ini, mahasiswa diharapkan mampu:
53
pesanan dimana biaya yang dikumpulkan untuk setiap pesanan/kontrak/jasa secara
terpisah dan setiap pesanan dapat dipisahkan identitasnya. Atau dalam pengertian yang
lain, penentuan harga pokok pesanan adalah suatu sistem akuntansi yang menelusuri
biaya pada unit individual atau pekerjaan, kontrak atau tumpukan produk yang spesifik.
54
3. Hubungan aktivitas perusahaan manufaktur dengan aliran biaya
produksi
Aliran harga pokok produk (flow of cost) menunjukkan aliran biaya produksi dalam
rangka kegiatan pengolahan bahan baku menjadi barang jadi, yang selanjutnya dijual, oleh
karena itu aliran harga pokok produk akan dipengaruhi atau tergantung kepada aliran
kegiatan (flow of activity) perusahaan industri dalam mengolah bahan baku menjadi
barang jadi dan menjualnya.
Kegiatan perusahaan manufaktur dalam mengolah bahan baku menjadi barang jadi
yang kemudian dijual adalah sebagai berikut :
1. Pengadaan ( procurement):
merupakan kegiatan untuk memperoleh atau mengadakan barang dan jasa yang akan
dikonsumsi dalam kegiatan produksi, dapat dikelompokkan ke dalam (a) Pembelian,
penerimaan, dan penyimpanan bahan baku, bahan penolong, suplies pabrik dan
elemen (barang) lainnya yang akan dikonsumsi dalam kegiatan produksi, (b)
Perolehan jasa dan tenaga kerja langsung, tenaga kerja tidak langsung dan jasa
lainnya yang akan dikonsumsi dalam kegiatan produksi.
2. Produksi (production):
Produksi adalah kegiatan mengolah bahan baku menjadi barang jadi. Pada kegiatan
tersebut akan dikonsumsi bahan baku, tenaga kerja langsung, barang dan jasa
lainnya yang dikelompokkan dalam biaya overhead pabrik.
55
Berikut adalah tabel dan aliran buku besar dalam kegiatan perusahaan
manufaktur:
Gambar 3.1: Hubungan Aliran Kegiatan Perusahaan Manufaktur dengan Aliran Biaya
Produksi dan Rekening Buku Besar
56
Atas dasar aliran kegiatan perusahaan industri tersebut dapat disusun aliran biaya
sebagai berikut (lihat gambar 1 ).
1. Dalam rangka pengadaan bahan baku akan membentuk harga perolehan persediaan
bahan baku, pengadaan jasa karyawan menimbulkan biaya gaji dan upah, konsumsi
bahan penolong dan barang lain serta jasa yang dikelompokkan dalam overhead
pabrik menimbulkan biaya overhead pabrik.
2. Dalam rangka pengolahan produk, bahan baku yang dikonsumsi membentuk Barang
Dalam Proses - Biaya Bahan Baku, biaya tenaga kerja langsung yang dikonsumsi
membentuk Barang Dalam Proses - Biaya Tenaga Kerja Langsung, biaya overhead
yang dikonsumsi membentuk Barang Dalam Proses - Biaya Overhead Pabrik.
3. Dalam rangka penyimpanan produk jadi sebelum dijual akan membentuk harga pokok
Persediaan Barang Jadi
4. Dalam rangka penjüalan produk, harga pokok persediaan barang jadi yang dijual akan
membentuk Harga Pokok Penjualan.
Selain digunakan rekening buku besar dalam akuntansi biaya perlu diselenggarakan
buku besar pembantu (subsidiary ledgers) yang berfungsi untuk memerinci lebih lanjut
rekening buku besar tertentu sesuai dengan informasi yang diinginkan oleh manajemen.
Rekening buku besar biaya yang memerlukan rekening buku besar pembantu
disebut rekening kontrol biaya (cost control account), dalam hal ini Kartu Biaya
Produksi atau Kartu Harga Pokok Pesanan.
57
e. Prosedur akuntãnsi barang dalam proses akhir periode.
f. Prosedur akuntansi penjualan dan penyerahan produk kepada pemesan.
Prosedur akuntansi biaya tersebut sudah dibahas pada BAB II sebelumnya
secara tersendiri dalam bab akuntansi biaya bahan baku, biaya tenaga kerja
langsung dan biaya overhead pabrik. Adapun rincian ringkas prosedur akuntansi
biaya mulai dari biaya bahan dan suplies sampai dengan prosedur akuntansi
penjualan dan penyerahan produk kepada pemesan adalah sebagai berikut:
1. Prosedur Akuntansi Biaya Bahan Baku, Penolong dan Supplies
Secara ringkas prosedur akuntansi biaya bahan dan supplies adalah
sebagai berikut:
Transaksi dan Jurnal Transaksi Buku Besar
Dokumen Dasar Pembantu
Pembelian bahan Persed. Bahan Baku Rp xx Kartu Persediaan :
dan Suplies : Persed. Bahan Penolong Rp xx Bahan Baku
Faktur Pembelian Persed. Suplies Pabrik Rp xx Bahan Penolong
Bukti Penerimaan Hutang Usaha Rp xx Suplies Pabrik
Barang Kartu Persediaan :
Pesanan Hutang Usaha Rp xx Bahan Baku
Pembelian Persed. Bahan Baku Rp xx Bahan Penolong
Pengembalian Persed. Bahan Penolong Rp xx Suplies Pabrik
Pembelian : Persed. Suplies Pabrik Rp xx
Debit
Memorandum
Laporan
Pengiriman
Pengembalian
Pembelian
58
Transaksi dan Jurnal Transaksi Buku Besar
Dokumen Dasar Pembantu
Potongan Tunai Hutang Usaha Rp xx Kartu Persediaan :
pembelian : Persediaan Bahan Baku Rp xx Bahan Baku
Bukti Kas Ke Luar Persediaan Bahan Penolong Rp xx Bahan Penolong
Persediaan Suplies Pabrik Rp xx Suplies Pabrik
Kas Rp xx
Atau :
Hutang Usaha Rp xx
Penghasilan lain-lain Rp xx
Kas Rp xx
Pemakaian Bahan Barang Dalam Proses – Kartu Persediaan :
Baku : Biaya Bahan Baku Rp xx Bahan Baku
Bon Permintaan Persediaan Bahan Baku Rp xx Kartu Harga Pokok
Bahan Pesanan
Pemakaian Bahan Biaya Overhead Pabrik Kartu Persediaan :
Penolong : Sesungguhnya Rp xx Bahan Penolong
Bon Permintaan Persediaan Bahan Penolong Rp xx Kartu Biaya :
Bahan Overhead Pabrik
Pemakaian Suplies Biaya Overhead Pabrik Kartu Persediaan
Pabrik : Sesungguhnya Rp xx Suplies Pabrik
Bon Permintaan Persed. Suplies Pabrik Rp xx Kartu Biaya
Bahan Overhead Pabrik
Pengembalian Persediaan Bahan Baku Rp xx Kartu Persediaan :
Bahan Baku Dari Barang dlm Proses Biaya Bahan Baku
Pabrik ke Gudang Bahan Baku Rp xx Kartu Harga Pokok
Bahan : Pesanan
Laporan
pengembalian
barang
59
2. Prosedur Akuntansi Biaya Tenaga Kerja Langsung
Secara ringkas prosedur akuntansi biaya tenaga kerja adalah sebagai
berikut :
Transaksi dan Jurnal Transaksi Buku Besar Pembantu
Dokumen Dasar
Penentuan Gaji dan Biaya Gaji dan Upah Rp xx
Upah Hutang Pajak Penghasilan Rp xx
– Daftar Hadir Hutang Asuransi hari tua Rp xx
– Kartu Jam Kerja Piutang Karyawan Rp xx
– Daftar Gaji dan Upah Hutang Gaji dan Upah Rp xx
Pembayaran Gaji dan Hutang Gaji dan Upah Rp xx
Upah : Kas Rp xx
Bukti Kas Ke Luar
Distribusi Gaji dan Barang Dalam Proses- Kartu Harga Pokok
Upah : Biaya Tenaga Kerja Pesanan dan Kartu Biaya
Perintah Jurnal Langsung Rp xx Overhead Pabrik
Biaya Overhead Pabik Pemasaran
Sesungguhnya Rp xx Administrasi dan Umum
Biaya Pemasaran Rp xx
Biaya Administrasi dan
Umum Rp xx
Biaya Gaji dan Upah Rp xx
Beban atas Gaji dan Biaya Overhead Karyu Biaya :
Upah : Sesungguhnya Rp xx Overhead Pabrik
Daftar Sumbangan Biaya Pemasaran Rp xx Pemasaran
atas Gaji dan Upah Biaya Administrasi Administrasi dan Umum
Umum Rp xx
Hutang PPh Rp xx
Hutang Asuransi Hari Tua Rp xx
Penyetoran atas Hutang P.Ph Rp xx
Potongan dan beban Hutang As HT Rp xx
gaji dan upah : Kas Rp xx
Buki Kas Ke Luar
60
3. Prosedur Akuntansi Biaya Overhead Pabrik
Secara ringkas prosedur akuntansi biaya overhead pabrik adalah sebagai
berikut :
Transaksi dan Jurnal Transaksi Buku Besar
Dokumen Dasar Pembantu
Pembebanan BOP: Kartu Harga Pokok
Barang Dalam Proses – BOP Rp xx
-Dasar Pembebanan Pesanan
BOP Dibebankan Rp xx
– Perintah Jurnal
61
Dibebankan
(Perintah Jurnal):
62
Pemindahan Barang Dalam Proses-
Barang Jadi Biaya Tenaga Kerja Langsung Rp xx
Barang Dalam Proses-
Biaya Overhead Pabrik Rp xx
63
Untuk proses poduksi yang dilakukan berdasarkan pesanan, kegiatannya
dimulai dari penerimaan pesanan, proses bahan menjadi produk jadi sesuai
dengan spesifikasi yang diinginkan pemesan, dan selanjutnya diserahkan kepada
pemesan. Berdasarkan pada prosedur tersebut, pengumpulan biaya dimulai dari
pencatatan biaya dimulai dari pencatatan biaya bahan, biaya tenaga kerja
langsung dan biaya overhead pabrik, selanjtnya pencatatan biaya produk jadi
yang ditransfer ke gudang produk jadi. Untuk memberikan gambaran secara
menyeluruh terkait proses produksi berdasarkan pesanan, dapat ditampilkan
ilustrasi PT Narayan Batik yang bergerak dibidang pembuatan baju batik pada
contoh poin F dalam bab ini.
64
Penjualan saat Barang Jadi yang bersangkutan dijual dan diserahkan kepada
pemesan. Berikut ini contoh format sederhana kartu harga pokok.
65
Pada bulan Januari 2021 terdapat transaksi sebagai berikut:
a) Dibeli bahan baku secara kredit sebesar Rp 4.275.000,-
b) Dipakai bahan pembantu sebesar Rp 4.750.000,- dengan rincian, sebanyak
Rp 250.000 untuk bahan pembantu, sisanya untuk bahan baku dengan
alokasi: pes AX-01= 20%, pes, AX-04= 25%, AX-05=15% dan AX-06= 40%.
c) Dari daftar gaji dan upah diketahui bahwa Gaji dan Upah yang akan dibayar
berjumlah Rp 5.650.000,-
d) Dari daftar gaji dan upah yang akan dibayar, dirinci sbb:
Upah Langsung ....................................................... Rp 3.600.000,-
Upah Tak Langsung ............................................... Rp 350.000,-
Gaji Bagian Pemasaran........................................... Rp 1.000.000,-
Gaji Bagian Administrasi ....................................... Rp 700.000,-
Dari bagian produksi diketahui bahwa upah langsung dialokasikan sebagai
berikut:
Pesanan AX-01= 20%, pes, AX-04= 25%, AX-05=15% dan AX-06= 40%.
e) Biaya overhead pabrik dibebankan kepada produk atas dasar tarif yang
ditentukan dimuka, yaitu sebesar 75 % dari Upah Langsung dengan alokasi
yang sama.
f) BOP yang sesungguhnya lainnya yang telah terjadi, diantaranya meliputi:
Biaya Pemeliharaan Mesin .................................... Rp 250.000,-
Biaya Asuransi Pabrik ......................................... Rp 200.000,-
Biaya Listrik & Air ............................................... Rp 500.000,-
Penyusutan Mesin.................................................. Rp 1.000.000,-
BOP Rupa-rupa ..................................................... Rp 300.000,-
g) Pesanan AX-01, AX-04 dan AX-05 dinyatakan selesai, sedangkan AX-06
masih dalam proses.
h) Pesanan NN-88, AX-01 dan AX-05 diserahkan kepada pemesan dengan
mengakui laba sebesar 40% dari harga pokok produksi, pembayaran secara
tunai.
66
Berdasarkan data tersebut, diminta:
1) Membuat Jurnal transaksi yang terjadi selama Januari 2021.
2) Menyusun kartu harga pokok pesanan.
3) Aliran biaya dalam rekening buku besar.
JAWABAN KASUS:
1. Jurnal Transaksi:
“PT. Narayan Batik”
Jurnal Umum
Bulan: Januari 2021
67
rincian pes:
AX-01= 20%= Rp 900.000,-
AX-04= 25%= Rp 1.125.000,-
AX-05=15%= Rp 675.000,-
AX-06= 40%= Rp 1.800.000,-
68
AX-04= 25%=Rp 675.000,-
AX-05=15%= Rp 405.000,-
AX-06=40%= Rp 1.080.000,-
Rugi-laba Rp 150.000
Selisih BOP Rp 150.000
(Perlakuan selisih BOP)
Persediaan Barang Jadi Rp. 10.115.000,00 -
BDP-B.Bahan Baku - Rp 4.025.000,00
BDP- Biaya Tenaga - Rp 3.480.000,00
Kerja Langsg
69
BDP- B. Overhead - Rp 2.610.000,00
(Mencatat barang jadi yang
masuk gudang)
Persediaan Produk dalam Rp 4.320.000,00 -
Proses
BDP- B. Bahan Baku - Rp 1.800.000,00
BDP-B.Tenaga Kerja Langsung - Rp 1.440.000,00
BDP- B. Overhead Pabrik
(Mencatat barang dalam proses - Rp 1.080.000,00
akhir periode)
Kas Rp11.599.000,00 -
Penjualan - Rp 11.599.000,00
70
KARTU HARGA POKOK PESANAN
71
KARTU HARGA POKOK PESANAN
No. Pesanan : .................. Nama Pemesan : ......................
Tgl Pesanan : .................. Kode Pesanan : AX-06
Tgl Selesai : .................. Unit Dipesan : ......................
Tgl Biaya Bahan Upah Langsung BOP Jumlah
Baku
b Rp1.800.000,00 - - Rp1.800.000,00
d - Rp1.440.000,00 - Rp1.440.000,00
e - - Rp1.080.000,00 Rp1.080.000,00
Rp1.800.000,00 Rp1.440.000,00 Rp1.080.000,00 Rp4.320.000,00
72
73
c. Perlatihan
LEMBAR KERJA MAHASISWA - 3
Mengidentifikasi Karakteristik Metode Harga Pokok Pesanan
74
c. Bentuk produk yang dihasilkan:
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
75
8. Jelaskan yang dimaksud dengan biaya konversi (convertion cost)
............................................................................................................................
............................................................................................................................
............................................................................................................................
76
LEMBAR KERJA MAHASISWA - 4
Mengidentifikasi Prosedur Akuntansi Biaya Metode Harga Pokok Pesanan
77
e. Prosedur akuntansi barang dalam proses,
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
78
(2) Pembayaran Gaji dan Upah:
(D) ................................................................................
(K) ................................................................................
79
(4) Jurnal pengakuan Selisih BOP:
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
.................................................................................................................
......................................................................................................................................
......................................................................................................................................
......................................................................................................................................
80
LEMBAR KEGIATAN MAHASISWA - 5
( Mengerjakan Prosedur Akuntansi Biaya Metode Harga Pokok Pesanan)
1. Data berikut ini merupakan transaksi yang terjadi pada PT. Citra Medika,
Surabaya, sebuah perusahaaan percetakan, pada bulan Oktober 2021:
Telah diterima pesanan Undangan Pernikahan dengan tipe sbb: A-01 sebanyak 1000
lembar, A-02 sebanyak 800 lembar, A-03 sebanyak 750 lembar,
a. Dibeli bahan baku dan pembantu secara tunai Rp 3.500.000,-, secara kredit
Rp 2.750.000,-
b. Dipakai bahan baku Rp 4.600.000,- dan bahan pembantu Rp 550.000,-. Dari
bahan baku yang dipakai dialokasikan untuk Pesanan tipe A-01= 40%, A-
02= 35% dan sisanya untuk pesanan A-03.
c. Dari daftar Gaji dan Upah bulan Oktober, diketahui bahwa total Gaji dan
Upah yang akan dibayar berjumlah Rp 3.400.000,-
d. Gaji dan Upah telah dibayarkan.
e. Dari gaji dan upah yang dibayarkan, didistribusikan sebagai berikut:
Upah Langsung .................................................... Rp 3.100.000,-
Upah tak Langsung .............................................. Rp 300.000,-
Gaji Bag Kantor ................................................... Rp 450.000,-
Gaji Bag Pemasaran ............................................. Rp 550.000,-
f. Dari upah langsung yang dialokasikan dibebankan pada Pesanan tipe A-01=
50%, A-02= 30% dan sisanya untuk pesanan A-03.
g. Biaya overhead Pabrik yang dibebankan kepada produk sebanyak 80% dari
Upah Langsung yang dibayarkan, dengan alokasi yang sama.
h. BOP Sesungguhnya yang lain dan belum diperhitungkan meliputi macam-
macam rekening yang berjumlah Rp 675.000,-
i. Pesanan dengan kode A-01 dan A-03 dinyatakan selesai, sedangkan A-02
masih dalam proses.
j. Semua pesanan yang telah selesai, diserahkan kepada Pemesan dengan
memperhitungkan laba sebesar 40% dari harga pokok produksi.
81
Berdasarkan data tersebut, Anda diminta untuk:
1) Mencatat transaksi dalam jurnal!
2) Membuat kartu harga pokok pesanan!
3) Membuat aliran biaya dalam rekening buku besar!
4) Menghitung harga pokok produksi per lembar setiap tipe pesanan!
82
Lembar Jawaban
1) Jurnal Umum
PT. Citra Medika, Surabaya,
Jurnal Umum
Untuk Periode yang berakhir pada Oktober 2021
Halaman:.........
Tanggal Keterangan Debit Kredit
83
Tanggal Keterangan Debit Kredit
84
Tanggal Keterangan Debit Kredit
85
2) Kartu Harga Pokok Pesanan
Pesanan Nomor:…………………
Tgl BBB BTK BOP Jumlah
Pesanan Nomor:…………………
Tgl BBB BTK BOP Jumlah
Pesanan Nomor:…………………
Tgl BBB BTK BOP Jumlah
Pesanan Nomor:…………………
Tgl BBB BTK BOP Jumlah
86
Aliran Biaya Produksi dalam Rekening Buku Besar
87
LEMBAR KEGIATAN MAHASISWA - 6
( Mengerjakan Prosedur Akuntansi Biaya Metode Harga Pokok Pesanan)
Berikut adalah keterangan barang dalam proses beberapa pesanan sebagai berikut:
Keterangan Job No. X11 Job No. X12 Job No. X13
Transaksi yang terjadi selama bulan Maret 2021 adalah sebagai berikut:
1. Pembelian dan penerimaan bahan baku dan penolong Rp. 190.000.000
2. Pemakaian bahan sebesar Rp. 155.200.000 dengan perincian sebagai
berikut:
Job No. X11 Rp 42.250.000
Job No. X12 Rp 50.000.000
Job No. X13 Rp 22.300.000
Bahan Penolong Rp 40.650.000
3. Pengembalian bahan ke supplier Rp. 4.000.000
4. Pembayaran gaji dan upah:
Gaji dan Upah Rp. 97.000.000
PPh Pasal 21 Rp. 1.500.000
Dibayar tunai Rp. 95.500.000
88
5. Distribusi Gaji dan Upah sebagai berikut:
Upah langsung Job No. X11 Rp. 15.600.000
Job No. X12 Rp. 17.500.000
Job No. X13 Rp. 21.600.000
Total Rp. 54.700.000
7. Biaya produk tak langsung yang dibebankan ke produksi 125% dari upah
langsung
8. Job No. X11 dan Job No. X12 telah selesai dan diserahkan ke gudang
9. Job No. X11 telah dikirim ke pemesan, faktur yang dikirimkan ke gudang
ditambah laba 30% dari harga pokok dan PPh 10% dari harga jual
10. Penerimaan piutang dagang selama bulan Maret 2017 adalah sebesar Rp.
73.750.000, dipotong pajak 3%
11. Pembayaran hutang dagang Rp. 70.500.000,00
12. Selisih Lebih/kurang BOP dibebankan ke harga pokok penjualan
Pertanyaan:
1. Buatlah jurnal
2. Buatlah kartu harga pokok pesanan
3. Buatlah Laporan harga pokok produksi dan harga pokok penjualan
4. Buatlah aliran biaya produksi
89
LEMBAR JAWABAN
3) Jurnal Umum
PT. ..............................................
Jurnal Umum
Untuk Periode yang berakhir pada .......................
Halaman:
Tanggal Keterangan Debit Kredit
90
Tanggal Keterangan Debit Kredit
91
Tanggal Keterangan Debit Kredit
92
Tanggal Keterangan Debit Kredit
Pesanan Nomor:…………………
Tgl BBB BTK BOP Jumlah
93
Pesanan Nomor:…………………
Tgl BBB BTK BOP Jumlah
Pesanan Nomor:…………………
Tgl BBB BTK BOP Jumlah
94
Jawaban Laporan Harga Pokok Produksi dan Laporan harga Pokok Penjual
PT BUMI BERSINAR
Laporan Harga Pokok Produksi
Per 30 Maret 2021
PT BUMI BERSINAR
Laporan Harga Pokok Penjualan
Per 30 Maret 2021
95
Aliran Biaya Produksi dalam Rekening Buku Besar
96
D. Daftar Bacaan
1. Carter Usry. 2009. Cost Accounting. Edisi 14, Buku 1. Jakarta: Salemba
Empat.
2. Hansen Mowen. 2000. Akuntansi Manajemen. Jilid 1. Jakarta: Erlangga.
3. Bustami Bastian dan Nurlela. 2007. Akuntansi Biaya: Teori dan Aplikasi. Edisi
Pertama. Jakarta: Graha Ilmu.
4. Supriyono, R.A. 2013. Akuntansi Biaya. Yogyakarta: BPFE
5. Horngren, C.T and G. Foster. 2002. Cost Accounting A Managerial Emphasis:
New Jersey: Prentice Hall Inc.
97
BAB 4
METODE HARGA POKOK PROSES
A. Pendahuluan
1. Deskripsi Singkat cakupan materi bab ini
Bab ini membahas tentang karakteristik metode harga pokok proses,
mengidentifikasi cara menyusun harga pokok produksi, prosedur akuntansi biaya
produksi satu departemen maupun lebih dari satu departemen dengan
memperhatikan hilang dalam pengolahan, menyusun laporan harga pokok produk
secara rata-rata, dan MPKP
2. Tujuan pembelajaran
Setelah mempelajari bab ini, mahasiswa diharapkan mampu:
B. Materi
Perusahaan manufaktur mengumpulkan harga pokok dengan dua metode yaitu :
(1). Metode harga pokok pesanan, dan (2) metode harga pokok proses. Seperti yang telah
dijelaskan pada bab sebelumnya, bahwa pada perusahaan yang memiliki karakteristik
memproduksi produk jika ada pesanan maka perhitungan harga pokok produk bisa
menggunakan perhitungan metode harga pokok pesanan. Jika perusahaan yang memiliki
karakteristik dengan memproduksi produk secara massa tanpa ada pesananpun
98
perusahaan tetap memproduksi produk, maka perusahaan jenis ini dapat menghitung
harga pokok produk menggunakan metode harga pokok proses.
1. Pengertian dan Karakteristik Metode Harga Pokok Proses
Metode harga pokok proses adalah metode pengumpulan biaya produksi melalui
departemen produksi atau pusat pertanggungjawaban biaya, yang umumnya diterapkan
pada perusahaan yang menghasilkan produk dalam jumlah besar atau massa.
Karakteristik dari metode harga pokok proses disajikan berikut ini:
1. Dasar kegiatan produksi, budget produksi dalam skala tertentu.
2. Tujuan produksi, mengisi persediaan yang selanjutnya dijual.
3. Bentuk produk yang dihasilkan, bersifat homogin dan standar, baik bentuk maupun
ukurannya.
4. Sifat produksi terus-menerus (kontinyu), mengikuti standar waktu produksi (bulan,
triwulan, semester atau tahunan).
5. Biaya produksi dikumpulkan untuk setiap satuan waktu tertentu, mengikuti standar
waktu produksi (bulan, triwulan, semester bahkan tahunan).
6. Sistem pembebanan biaya dapat menganut: (a) hystorical cost system, artinya
seluruh komponen biaya produksi, baik biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung
dan biaya overhead pabrik menggunakan biaya yang sesungguhnya terjadi pada
periode yang bersangkutan. (b) menganut normal cost system, artinya biaya yang
dibebankan kepada produk, menggunakan : (1) biaya yang sesungguhnya terjadi,
untuk biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung, dan (2) menggunakan tarip
biaya yang ditentukan di muka (predetermined rates) untuk pembebanan biaya
overhead pabrik, agar menjamin ketelitian dan keadilan dalam penetapan biaya. Pada
metode harga pokok proses dapat pula menggunakan sistem harga pokok yang
ditentukan di muka untuk seluruh elemen biaya produksi (pre-determined cost
system).
7. Harga pokok produk dihitung, pada akhir periode produksi, dengan menjumlahkan
seluruh elemen biaya produksi yang terjadi dengan jumlah produk yang dihasilkan
pada periode itu pula.
8. Produk yang telah selesai diproduksi dipindahkan ke gudang barang jadi dan
selanjutnya siap dijual.
99
9. Perusahaan industri yang menganut prosedur akuntansi biaya metode harga pokok
proses, diantaranya: industri pupuk, industri tekstil, indutri makanan, industri alat
tulis.
Tahap 1:
Menyajikan Data Produksi:
Pada bagian ini disajikan informasi tentang: (a) berapa kuantitas (unit) produk yang
dimasukkan dalam proses produksi. (b) Dari produk yang diproses tersebut, berapa
unit produk yang dinyatakan menjadi produk selesai (barang jadi), dan berapa unit
produk yang dinyatakan masih dalam proses (barang setengah jadi) dengan
menyertakan prosentase serapan setiap elemen biaya produksi. Misalnya biaya
bahan baku (BB) telah menyerap 100%, biaya konversi (BK) menyerap 75 %, hal ini
berarti biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik masing-masing
menyerap biaya sebesar 75%.
Tahap 2:
a. Menyajikan Biaya Yang Dibebankan:
Pada bagian ini disajikan tentang berapa jumlah biaya produksi yang
dibebankan kepada produk untuk setiap elemen biaya produksi pada periode
tertentu, yang meliputi biaya bahan baku (BBB) biaya tenaga kerja langsung
(BTKL) dan biaya overhead pabrik (BOP).
100
Contoh:
Biaya Bahan Baku Rp 25.000.000,-
Biaya Tenaga Kerja Rp 36.000.000,-
Biaya Overhead Pabrik Rp 18.000.000,-
101
harus sama besar dengan penjumlahan antara harga pokok barang jadi dengan
harga pokok produk (barang) dalam proses.
Penjumlahan biaya per-satuan biaya produksi menjadi dasar untuk menentukan
harga pokok produk barang jadi (PS), sementara itu setiap elemen biaya per-
satuan digunakan sebagai dasar pada saat menghitung harga pokok produk dalam
proses (PDP).
Tahap 3:
Pada bagian ini merupakan bagian akhir pada kegiatan penyusunan Laporan Harga
Pokok Produksi, dimulai dengan melaporkan jumlah harga pokok produk jadi dan
harga pokok produk yang masih dalam proses.
Jumlah harga pokok produk jadi merupakan hasil kali dari unit produk jadi (sumber
dari data produksi) dengan total harga pokok per satuan (sumber di biaya yang
dibebankan), sedangkan harga pokok produk dalam proses merupakan hasil kali dari
biaya persatuan dengan unit ekuivalen setiap elemen produk dalam proses.
Berdasarkan tahapan tersebut dapat disajikan format Laporan Harga Pokok Produksi
pada halaman 101 sebagai berikut :
102
PT. Kamajaya, Surabaya
Laporan Harga Pokok Produksi
Bulan : Juni 2019
103
contoh kasus pembebanan harga pokok dengan menggunakan sistem biaya
sesungguhnya (Historical Cost System):
Contoh 1:
PT. Megajaya, Surabaya mengolah produknya melalui satu departemen produksi,
berikut ini data kegiatan produksi dan biaya untuk bulan Maret 2019:
Produk yang masuk proses 5.000 unit, produk selesai yang dimasukan ke gudang
4.600 unit, sedangkan produk yang masih dalam proses di akhir Maret adalah 400
unit, dengan tingkat penyelesaian 100% biaya bahan dan 75 % biaya konversi.
Biaya produksi yang diserap meliputi: Biaya Bahan Baku Rp 5.250.000,00, Biaya
Tenaga Kerja Rp 3.920.000,00, dan Biaya Overhead Pabrik Sesungguhnya sebesar
Rp 3.528.000,00.
Berdasarkan data tersebut Saudara diminta menyusun laporan harga pokok
produksi untuk bulan Maret 2019 !
104
2) Normal Cost System (sistem biaya normal)
Pada sistem ini biaya bahan dan tenaga kerja dibebankan berdasarkan biaya
sesungguhnya, dan biaya overhead pabrik dibebankan berdasarkan tarif. Sistem ini
dipakai apabila kondisi yang ada di dalam perusahaan mengharuskan dipakainya
tarif biaya overhead pabrik dengan tujuan untuk membebankan biaya secara adil
dan teliti kepada produk tersebut apabila perusahaan menghasilkan beberapa jenis
produk, produksi perusahaan tidak stabil dari waktu ke waktu dan jumlah elemen
biaya overhead tetap yang jumlahnya relatif tinggi.
Contoh 2:
PT. Megajaya, Surabaya mengolah produknya melalui satu departemen produksi,
berikut ini data kegiatan produksi dan biaya untuk bulan Maret 2019:
Produk yang masuk proses 5.000 unit, produk selesai yang dimasukan ke gudang
4.600 unit, sedangkan produk yang masih dalam proses di akhir Maret adalah 400
unit, dengan tingkat penyelesaian 100% biaya bahan dan 75 % biaya konversi.
Biaya produksi yang diserap meliputi: Biaya Bahan Baku Rp 5.250.000,00, Biaya
Tenaga Kerja Rp 3.920.000,00, dan Biaya Overhead Pabrik dibebankan sebesar
80% dari BTKL.
Berdasarkan data tersebut Saudara diminta menyusun laporan harga pokok
produksi untuk bulan Maret 2019 !
105
3) Predetermind Cost System (sistem biaya yang ditentukan dimuka)
Pada sistem ini penentuan harga pokok produk semua elemen biaya baik biaya
bahan, tenaga kerja maupun overhead pabrik dibebankan berdasarkan harga pokok
yang ditentukan di muka. Sistem harga pokok yang ditentukan di muka ini dapat
dibagi menjadi dua, yaitu sistem harga pokok taksiran (Estimated cost system) dan
sistem harga pokok standar (Standard cost system).
106
Gambar 4.1: Aliran Kegiatan Perusahaan Manufaktur Lebih dari satu Departemen
produksinya. Berikut ini adalah gambaran aliran biaya produksi perusahaan manufaktur
lebih dari satu departemen:
Gambar 4.2: Aliran Biaya Produksi Perusahaan Manufaktur Lebih dari satu
Departemen
Proses penyusunan Laporan Harga Pokok Produksi yang diolah melalui satu departemen
dilakukan dengan ketentuan:
1) Tidak terdapat persediaan produk dalam proses awal
2) Tidak terdapat produk yang rusak atau hilang dalam proses pengolahan.
107
3) Perusahaan hanya memproduksi satu macam produk.
Berikut ini adalah contoh kasus dan penyelesaian untuk menghitung harga pokok produk
yang diolah melalui satu departemen:
Contoh Kasus:
CV. Dirgahayu, dalam pengolahan produknya dilakukan secara massal dan melalui satu
departemen produksi. Berikut ini disajikan data produksi dan kegiatan selama bulan
September 2019, yakni sebagai berikut :
Produk yang dimasukkan dlm proses 5.000 unit
Produk jadi 3.800 unit
Produk dalam proses dengan
Tingkat penyelesaian bahan baku dan
penolong 100 %; biaya konversi 40 %. 1.200 unit
Data Biaya produksi:
Berdasarkan informasi berikut ini adalah biaya produksi yang telah dikeluarkan yakni
sebagai berikut Biaya bahan baku Rp. 300.000, Biaya tenaga kerja Rp 513.600, Biaya
overhead pabrik Rp. 642.000
Berdasarkan data tersebut di atas, maka tentukan:
1) Berapa biaya produksi per unit untuk mengolah produk tersebut
2) Tentukan berapa harga pokok produk jadi
3) Berapa harga pokok produk dalam proses akhir bulan September 2019
4) Buatlah jurnal yang diperlukan.
108
JAWABAN:
109
3. Jurnal untuk mencatat biaya overhead
BDP – Biaya Overhead pabrik Rp. 642.000
Biaya Overhead Pabrik Rp. 642.000
4. Jurnal untuk mencatat harga pokok produk jadi yang ditransfer ke gudang.
Persediaan Produk Jadi Rp. 1.254.000
BDP- Biaya Bahan Baku Rp. 228.000
BDP- Biaya Tenaga Kerja lgs Rp. 456.000
BDP- Biaya Overhead Pabrik Rp. 570.000
6. Jurnal untuk mencatat harga pokok produk yang masih dalam proses akhir
110
Contoh Kasus:
PT. SINAR memiliki dua departemen produksi, yaitu departemen Pengolahan dan
departemen Penyelesaian, dalam menghasilkan produknya. Data produksi dan biaya
produksi kedua departemen tersebut adalah sebagai berikut:
Berdasarkan data tersebut diatas buatlah laporan biaya produksi departemen Pengolahan
dan departemen Penyelesaian beserta jurnalnya !
111
JAWABAN:
PT SINAR, Surabaya
Laporan Harga Pokok Produksi Departemen Pengolahan
Bulan : Agustus 2019
DATA PRODUKSI:
Produk yang dimasukkan proses 2.500
Produk Selesai di Pindah ke Departemen Penyelesaian 2.000
Produk dalam proses akhir (100% BB, 50 % BTKL, 30% BOP) .500
2.500
112
Jurnal Pencatatan Biaya Produksi:
d. Jurnal untuk mencatat harga pokok barang jadi Dep Pengolahan yang ditransfer
ke departemen Penyelesaian:
e. Jurnal untuk mencatat harga pokok barang dalam proses akhir dept.
Pengolahan:
113
B. Perhitungan Biaya Produksi Departemen Penyelesaian
PT SINAR, Surabaya
Laporan Harga Pokok Produksi Departemen Penyelesaian
Bulan : Agustus 2019
DATA PRODUKSI:
Produk diterima dari Departemen Pengolahan 2.000 kg
Produk Selesai yang ditransfer ke gudang 1.800 kg
Produk dalam proses akhir (60 % BTKL, 40% BOP) 200 kg
2.000 kg
BIAYA YANG DIBEBANKAN:
Elemen Biaya Jumlah Produksi Ekuivalen HP/ Unit
Produksi
Biaya
Tambahan di
Dep Penyel:
BTKL
Rp 7.500.000 1.800+(200×60%) = 1.920 Rp 3.906,25
BOP
Rp 8.084.000 1.800+(200×40%) = 1.880 Rp 4.300
Rp 15.584.000 Rp 8.206,25
Jumlah
Rp 44.584.000 Rp 22.706,25
Rp 3.712.750,00
Jumlah Harga Pokok Diperhitungkan di Dept Penyelesaian Rp 44.584.000,00
114
Jurnal pencatatan biaya produksi Departemen Penyelesaian:
1. Jurnal penerimaan produk dari Departemen Pengolahan
(Pro Memori - telah tercatat di Dep Pengolahan)
Jika produk hilang dianggap terjadi pada akhir proses, maka karakteristik
penentuan harga pokok produknya adalah sebagai berikut:
115
(a) produk hilang akhir proses dianggap telah menikmati biaya,
(b) pada akhir periode dibebani biaya,
(c) disertakan dalam penentuan unit ekuivalen, dan
(d) produk hilang akhir proses dibebankan pada produk selesai di departemen dimana
produk hilang tersebut terjadi. Akibatnya harga pokok per satuan dari departemen
yang bersangkutan menjadi naik.
Departemen Penyulingan:
Produk yang masuk proses 7.500 liter, produk selesai yang ditransfer ke Departemen
Pengemasan 6.000 liter, sedangkan produk yang masih dalam proses di akhir April
adalah 1.200 liter, dengan tingkat penyelesaian meliputi 100% biaya bahan, dan 80 %
biaya konversi, sedangkan 300 liter hilang dalam pengolahan. Biaya produksi yang
diserap meliputi: Biaya Bahan Baku Rp 6.750.000,00, Biaya Tenaga Kerja Rp
5.760.00,00, dan Biaya Overhead Pabrik Rp 4.320.000,00.
Departemen Pengemasan:
Unit produk yang diterima dari Departemen Penyulingan 6.000 liter, produk selesai
yang ditransfer ke gudang 5.500 liter, produk yang masih dalam proses 400 liter
dengan tingkat penyelesaian 75% biaya konversi, dan sebanyak 100 liter ternyata
hilang dalam pengolahan. Biaya produksi yang ditambahkan meliputi: biaya tenaga
kerja sebesar Rp 3.770.000,00 dan biaya overhead pabrik sebesar Rp 3.016.000,00
116
Jawaban:
DATA PRODUKSI:
Produk yg dimasukkan proses 7.500 L
Produk selesai yg ditransfer ke Dep Penyels 6.000 L
Produk dlm proses akhir (..100% BB, 80 % BK) 1.200 L
Produk hilang awal proses 300 L
7.500 L
BIAYA YANG DIBEBANKAN:
Elemen Biaya Jumlah Produksi Ekuivalen HP / Unit
BBB Rp 6.750.000 6000 L + (100% x 1.200 L)= 7.200 Rp 937,50000
BTK Rp 5.760.000 6000 L + ( 80% x 1.200 L) = 6.960 Rp 827,58620
BOP Rp 4.320.000 6000 L + ( 80% x 1.200 L) = 6.960 Rp 620,68965
Rp. 16.830.000 Rp 2.385,77585
117
PT. Matahari, Surabaya
Laporan Harga Pokok Produksi – Departemen Pengemasan
Bulan : April 2019
DATA PRODUKSI:
Produk yg diterima dari Departemen Penyulingan 6.000 L
Produk selesai yg ditransfer ke Dep Penyels 5.500 L
Produk dlm proses akhir (..100% BB, 75 % BK) 400 L
Produk hilang awal proses 100 L
6.000 L
Biaya ditambahkan
BTK Rp 3.770.000 5500 L + (75% x 400 L) = 5.800 L Rp. 650,00
BOP Rp 3.016.000 5500 L + (75% x 400 L) = 5.800 L Rp. 520,00
Rp. 21.100.655,1 Rp. 3.596,21272
118
Jurnal yang harus dibuat :
Jumlah
No Nama Rekening dan Keterangan
Debet Kredit
1 Barang Dalam Proses – Biaya Bahan Departemen Rp 6.750.000,00 -
Penyulingan
Barang Dalam Proses – Biaya Tenaga Kerja Langsung Rp 5.760.000,00 -
Departemen Penyulingan
Barang Dalam Proses – Biaya Overhead Pabrik Rp 4.320.000,00 -
Departemen Penyulingan
Barang Dalam Proses – Biaya Tenaga Kerja Langsung Rp 3.770.000,00 -
Departemen Pengemasan
Barang Dalam Proses – Biaya Overhead Pabrik Rp 4.320.000,00 -
Departemen Penyulingan
Barang Dalam Proses – Biaya Overhead Pabrik Rp 3.016.000,00 -
Departemen Pengemasan
Persediaan Bahan - Rp 6.750.000,00
Biaya gaji dan upah - Rp 9.530.000,00
Biaya Overhead Pabrik - Departemen Penyulingan - Rp 4.320.000,00
119
Pengemasan, perincian :
Harga Pokok Dep Penyulingan : Rp. 13.344.170,008
Biaya Tenaga Kerja : Rp. 3.575.000
Biaya Overhead Pabrik : Rp. 2.860.000
5 Persediaan Produk Dalam Proses – Departemen Rp 1.321.485,09 -
Pengemasan
Barang dalam proses – Harga Pokok Departemen - Rp 970.485,08
Penyulingan-Pengemasan
Barang dalam proses – Biaya Tenaga Kerja - Rp 195.000,00
Departemen Pengemasan
Barang dalam proses – Biaya Overhead Pabri - Rp 156.000,00
Departemen Pengemasan
(mencatat harga pokok produk departemen
pengemasan)
a2. Menyusun laporan harga pokok produksi di Depertemen Penyulingan dan Departemen
Pengemasan untuk bulan Januari 2019, jika produk yang hilang dianggap terjadi pada
akhir proses.
DATA PRODUKSI:
Produk yg dimasukkan proses 7.500 L
Produk selesai yg ditransfer ke Dep Penyels 6.000 L
Produk dlm proses akhir (100% BB, 80% BK) 1.200 L
Produk hilang akhir proses 300 L
7.500 L
120
PT. Matahari, Surabaya
Laporan Harga Pokok Produksi – Departemen Pengemasan
Bulan : April 2019
DATA PRODUKSI:
Produk yg diterima dari departemen penyulingan 6.000 L
Produk selesai yg ditransfer ke Dep Penyels 5.500 L
Produk dlm proses akhir (..100% BB, 75 % BK) 400 L
Produk hilang akhir proses 100 L
6.000 L
121
Jurnal yang harus dibuat :
Jumlah
No. Nama Rekening dan Keterangan
Debet Kredit
1 Barang Dalam Proses – Biaya Bahan Departemen Rp 6.750.000 -
Penyulingan
Barang Dalam Proses – Biaya Tenaga Kerja Langsung Rp 5.760.000 -
Departemen Penyulingan
Barang Dalam Proses – Biaya Overhead Pabrik Rp 4.320.000 -
Departemen Penyulingan
Barang Dalam Proses – Biaya Tenaga Kerja Langsung Rp 3.770.000 -
Departemen Pengemasan
Barang Dalam Proses – Biaya Overhead Pabrik Rp 3.016.000 -
Departemen Pengemasan
Persediaan Bahan - Rp 6.750.000
Biaya gaji dan upah - Rp 9.530.000
Biaya Overhead Pabrik - Departemen - Rp 4.320.000
Penyulingan
Biaya Overhead Pabrik - Departemen - Rp 3.016.000
Pengemasan
(Mencatat pembebanan biaya ke dalam setiap
departemen)
2. Barang Dalam Proses – Harga Pokok dari departemen Rp 14.417.107,4313 -
Penyulingan-Pengemasan
Barang dalam proses – Biaya Bahan Departemen - Rp 5.670.000
Penyulingan
Barang dalam proses – Biaya Tenaga Kerja - Rp 4.998.347,1027
Departemen Penyulingan
Barang dalam proses – Biaya Overhead Pabrik - Rp 3.748.760,3286
Departemen Penyulingan
(mencatat harga pokok produk selesai, yang dipindahkan
ke departemen pengemasan)
Rincian:
BBB= 6300 x Rp. 900 = Rp. 5.670.000
BTKL=6300 x Rp.793,388429 = Rp.4.998.347,1027
BOP= 6300 x Rp.595,041322 = Rp.3.748.760,3286
Persediaan produk dalam proses - Departemen Rp 1.306.441,34262 -
Pengemasan
Barang dalam proses- Biaya Bahan Departemen - Rp 1.080.000,00
Pengemasan
Barang dalam proses- Biaya Tenaga Kerja - Rp 794.482,752
Departemen Pengemasan
Barang dalam proses- Biaya Overhead Pabrik - Rp 595.862,067
Dep. Pengemasan
(Mencatat harga pokok produk dalam proses departemen
penyulingan)
3. Persediaan produk selesai Rp 19.902.516.08464
Barang Dalam Proses – Harga Pokok - Rp 13.455.966,9328
Departemen Penyulingan – Departemen
Pengemasan
Barang Dalam Proses – Biaya Tenaga Kerja – - Rp 3.578.305,08448
Departemen Pengemasan
Barang Dalam Proses – Biaya Overhead Pabrik – - Rp 2.862.644,06736
Departemen Pengemasan
(mencatat harga pokok produk selesai di departemen
Pengemasan, perincian :
122
Rincian:
HP Dep.Penyuling = 5.600 x Rp.2.402,851238
= Rp. 13.455.966,9328
BTKL=5.600 x Rp.638,9830508=Rp. 3.578.305,08448
BOP= 5.600 x Rp.511,1864406 =Rp. 2.862.644,06736
Dalam metode ini, harga pokok persediaan produk dalam proses awal
ditambahkan kepada biaya produksi sekarang, dan jumlahnya kemudian dibagi
dengan unit ekuivalensi produk untuk mendapatkan harga pokok rata-rata. Harga
pokok rata-rata ini kemudian digunakan untuk menentukan harga pokok produk
jadi yang ditransfer ke departemen berikutnya atau ke gudang dengan cara
mengalikannya dengan jumlah kuantitasnya.
Berikut ini disajikan karakteristik penentuan harga pokok produksi jika
terdapat produk dalam proses awal periode, menggunakan metode harga pokok
rata-rata (average cost method) :
a. Harga pokok produk dalam proses awal, diuraikan kembali elemennya
b. Elemen harga pokok produk dalam proses awal disatukan dengan biaya
produksi sekarang (current cost), baik biaya bahan baku, biaya tenaga kerja,
dan biaya overhead pabrik
c. Unit ekuivalen dihitung dengan rumus =
Produk selesai + ( Persediaan dalam proses akhir x % Tingkat penyelesaian )
d. Harga pokok produk jadi tidak dilaporkan asal – usulnya
123
Untuk memberikan gambaran mengenai penggunaan metode harga pokok rata-
rata tersebut disajikan dalam contoh berikut:
PT. Menara Jaya, Surabaya mengolah produk tertentu melalui dua departemen
produksi, yaitu Departemen A dan Departemen B, berikut data produksi dan biaya
pada pada bulan Desember 2018, sebagai berikut :
Departemen A Departemen B
Produk dalam periode 1
Desember 2018
Unit produksi 1.000 unit 800 unit
Dengan menyerap harga
pokok :
Harga Pokok dari - Rp 2.400.000,-
Departemen A
Biaya Bahan Baku Rp 1.500.000,- -
Biaya Tenaga Kerja Rp 1.200.000,- Rp 1.000.000,-
Biaya Overhead Pabrik Rp 900.000,- Rp 800.000,-
124
Berdasarkan data tersebut, Saudara diminta untuk :
a) Menyusun Laporan Harga Pokok Produksi kedua departemen, dengan
metode harga pokok rata-rata.
b) Membuat Jurnal transaksi yang terjadi.
DATAPRODUKSI
7500 Unit
BIAYA YANG DIBEBANKAN
Elemen HP PDP Awal Biaya Skrg Jumlah Prod Ekv Hp/ Unit
biaya
BBB Rp 1.500.000,- Rp 8.750.000,- Rp 10.250.000,- 7.500 Unit Rp 1.366,6667
BTK Rp 1.200.000,- Rp 8.000.000,- Rp 9.200.000,- 7.375 Unit Rp 1.247,4576
BOP Rp 900.000,- Rp 6.000.000,- Rp 6.900.000,- 7.375 Unit Rp 935,5932
125
PT. Menara, Surabaya
DATA PRODUKSI :
7.800 unit
Elemen HPP PDP Awl Biaya Skrg Jumlah Prod Ekv HP/Unit
Biaya
HP dr Dep A
126
JURNAL DEPT. A:
Tgl/Bulan Keterangan Debit Kredit
BDP-BBB-Departemen A Rp 1.500.000,-
BDP-BTK-Departemen A Rp 1.200.000,-
BDP-BOP-Departemen A Rp 900.000,-
Persed. Bahan Baku Rp 3.600.000,-
( mencatat HP PDP awal di Dept A )
BDP-BBB-Departemen A Rp 8.750.000,-
BDP-BTK-Departemen A Rp 8.000.000,-
BDP-BOP-Departemen A Rp 6.000.000,-
Persed. Bahan Baku Rp 8.750.000,-
Gaji dan Upah Rp 8.000.000,-
BOP Departemen A Rp 6.000.000,-
( mencatat pembelajaran biaya
Produksi di Departemen A )
127
JURNAL DEPT. B:
BDP-BTK-Departemen B Rp 6.750.000,-
BDP-BOP-Departemen B Rp 5.400.000,-
Gaji dan Upah Rp 6.750.000,-
BOP Departemen B Rp 5.400.000,-
( mencatat pembebanan biaya
Produksi di Departemen B )
Perlakuan metode harga pokok proses MPKP pada persediaan dalam proses awal
periode sebagai berikut :
a. Harga pokok produk dalam proses awal tidak diuraikan elemennya,
disajikan utuh apa adanya
b. Harga pokok persediaan dalam proses awal tidak disatukan dengan biaya
produksi sekarang
c. Unit ekuivalen dihitung dengan rumus =
128
( Unit PDP awal x % Tingkat penyelesaian yang Diperlukan) + ( Current
Production = Produk Selesai – Unit PDP Awal ) + ( Unit PDP akhir x %
Tingkat penyelesaian yang dinikmati )
d. Harga pokok produk Jadi ditelusuri asal – usulnya, harga pokok dari
penyelesaian persediaan dalam Proses Awal dan Produksi Sekarang.
Departemen A Departemen B
Produk dalam proses 1 Desember
2006
- 100% BBB, 80% B.Konversi 1.000 unit -
- 75% Biaya konversi - 800 unit
129
PT Menara Jaya, Surabaya
Laporan Harga Pokok Produksi – Departemen A
Bulan : Desember 2018
(Metode Harga Pokok MPKP)
DATA PRODUKSI
Produk dalam proses awal periode (100% BB, 80% BK) 1.000 unit
Produk yang masuk proses 6.500 unit
7.500 unit
Produk selesai yang ditransfer ke Dep B 7.000 unit
Produk dalam proses akhir (75% BK) 500 unit
7.500 unit
BIAYA YANG DIBEBANKAN
Elemen Biaya Jumlah Prod. Ekv HP/Unit
HP PDP awal Rp 3.600.000,-
Rp 26.350.000,- Rp 3.475,4313
130
PT Menara Jaya Surabaya
Laporan Harga Pokok Produksi – Departemen B
Bulan : Desember 2018
(Metode Harga Pokok MPKP)
DATA PRODUKSI:
Produk dalam proses awal periode (75% BK) 800 Unit
Produk yang diterima dep A............................................ 7.000 Unit
7.800 unit
Produk selesai yg ditransfer ke Gudang 7.500 unit
Produk dalam proses akhir (60% BK) 300 unit
7.800 unit
HP PS dari Current Production = (PS PDP Awal) = (7.500 – 800) x Rp 5.270,1651 = Rp 35.310.106,17
131
Jurnal Departemen A
132
Jurnal Departemen B
BDP-BTK-Departemen B Rp 6.750.000,-
BDP-BOP-Departemen B Rp 5.400.000,-
Gaji dan Upah Rp 6.750.000,-
BOP Departemen B Rp 5.400.000,-
( mencatat pembebanan biaya Produksi di
Departemen B )
133
C. Perlatihan
1. Yang dimaksud dengan metode harga proses adalah:
...................................................................................................................................
...................................................................................................................................
...................................................................................................................................
...................................................................................................................................
...................................................................................................................................
...................................................................................................................................
......................................................
134
3. Sistem pembebanan biaya produksi pada metode harga pokok proses, dapat
menganut salah satu dari tiga sistem pembebanan biaya berikut ini, yaitu:
d. Hystorical cost system, maksudnya:
.............................................................................................................................
.......................................................................................................
135
Biaya Yang Dibebankan, menyajikan informasi dan perhitungan tentang:
...................................................................................................................................
...................................................................................................................................
...................................................................................................................................
.......................................................................................
9. Bagaimanakah cara menentukan harga pokok barang jadi dan harga pokok
barang dalam proses pada perhitungan harga pokok (biaya produksi)?
...................................................................................................................................
...................................................................................................................................
...................................................................................................................................
.......................................................................................
........................................................................................................................
136
LEMBAR KEGIATAN MAHASISWA 7:
Kasus 1:
PT. Mega Mendung, Surabaya mengolah produknya melalui satu departemen produksi,
berikut ini data kegiatan produksi dan biaya untuk bulan Maret 2019:
Produk yang masuk proses 10.000 unit, produk selesai yang dimasukan ke gudang 8.000
unit, sedangkan produk yang masih dalam proses di akhir Maret adalah 2.000 unit, dengan
tingkat penyelesaian 100% biaya bahan dan 75 % biaya konversi.
Biaya produksi yang diserap meliputi: Biaya Bahan Baku Rp 16.000.000,-, Biaya Tenaga
Kerja Rp 19.000.000,-, dan Biaya Overhead Pabrik Rp 16.150.000,-.
Berdasarkan data tersebut Saudara diminta menyusun laporan harga pokok produksi
untuk bulan Maret 2019 !
137
Jawaban:
DATA PRODUKSI:
Jumlah produk dalam proses akhir (100% BB, 75% BK)…… Unit
Rp............. Rp …....
- B B B: ..................................= .......................
- B T K: ..................................= .......................
- B O P: .................................= .......................
138
LEMBAR KEGIATAN MAHASISWA 8:
Kasus 2:
PT. Megajaya, Surabaya mengolah produknya melalui satu departemen produksi, berikut
ini data kegiatan produksi dan biaya untuk bulan Maret 2007:
Produk yang masuk proses 5.000 unit, produk selesai yang dimasukan ke gudang 4.600
unit, sedangkan produk yang masih dalam proses di akhir Maret adalah 400 unit, dengan
tingkat penyelesaian 100% biaya bahan dan 75 % biaya konversi.
Biaya produksi yang diserap meliputi: Biaya Bahan Baku Rp 7.750.000,00, Biaya Tenaga
Kerja Rp 7.056.000,00, dan Biaya Overhead Pabrik yang dibebankan atas dasar tarip
sebesar 80% dari biaya tenaga kerja atau sebesar Rp 5.644.800,00. Sedangkan BOP
yang sesungguhnya terjadi adalah Rp 5.255.600,00.
Berdasarkan data tersebut Saudara diminta menyusun laporan harga pokok produksi
untuk bulan Maret 2016.
139
Jawaban:
DATA PRODUKSI:
Jumlah produk dalam proses akhir (100% BB, 75% BK)…… Unit
Rp............. Rp …....
- B B B: ..................................= .......................
- B T K: ..................................= .......................
- B O P: .................................= .......................
140
LEMBAR KEGIATAN MAHASISWA 9:
(Menyusun Laporan Harga Pokok Produksi - Proses Produksi melalui 2 (dua) atau
lebih Departemen Produksi)
Kasus 3:
PT. Sinar Sentosa, Surabaya mengolah sebuah produk melalui dua departemen produksi,
yaitu Departemen Pengolahan dan Departemen Penyelesaian, berikut ini data kegiatan
produksi dan biaya untuk bulan Juni 2019:
Departemen Pengolahan:
Produk yang masuk proses 15.000 unit, produk selesai yang ditransfer ke Departemen
Penyelesaian 12.000 unit, sedangkan produk yang masih dalam proses di akhir Juni
adalah 3.000 unit, dengan tingkat penyelesaian meliputi 100% biaya bahan, dan 75 %
biaya konversi. Biaya produksi yang diserap meliputi: Biaya Bahan Baku Rp
13.500.000,00, Biaya Tenaga Kerja Rp 11.520.00,00, dan Biaya Overhead Pabrik Rp
8.640.000,00.
Departemen Penyelesaian:
Unit produk yang diterima dari Departemen Pengolahan 12.000 unit, produk selesai yang
ditransfer ke gudang 11.000 unit dan yang masih dalam proses 1.000 unit dengan tingkat
penyelesaian 70% biaya konversi. Biaya produksi yang ditambahkan meliputi: biaya
tenaga kerja sebesar Rp 7.540.000,00 dan biaya overhead pabrik sebesar Rp
6.032.000,00
Berdasarkan data tersebut Saudara diminta menyusun laporan harga pokok produksi
di Depertemen Pengolahan dan Departemen Penyelesaian untuk bulan Juni 2019 !
141
Jawaban:
................................................................................
Laporan Harga Pokok Produksi – Departemen .........................................
Bulan : .......................................................
DATA PRODUKSI:
Rp............. Rp …....
- B B B: ..................................= .......................
- B T K: ..................................= .......................
- B O P: .................................= .......................
142
................................................................................
Laporan Harga Pokok Produksi – Departemen .........................................
Bulan : .......................................................
DATA PRODUKSI:
Rp............. Rp …....
- B B B: ..................................= .......................
- B T K: ..................................= .......................
- B O P: .................................= .......................
143
LEMBAR KEGIATAN MAHASISWA 10
(Menyusun Laporan Harga Pokok Produksi - Proses Produksi melalui 2 (dua) atau
lebih Departemen Produksi)
Kasus 4:
PT. Prima Sentosa, Surabaya mengolah sebuah produk melalui dua departemen produksi,
yaitu Departemen Pengolahan dan Departemen Penyelesaian, berikut ini data kegiatan
produksi dan biaya untuk bulan Juni 2017:
Departemen Pengolahan:
Produk yang masuk proses 15.000 unit, produk selesai yang ditransfer ke Departemen
Penyelesaian 12.000 unit, sedangkan produk yang masih dalam proses di akhir Juni
adalah 3.000 unit, dengan tingkat penyelesaian meliputi 100% biaya bahan, dan 70 %
biaya konversi. Biaya produksi yang diserap meliputi: Biaya Bahan Baku Rp
13.500.000,00, Biaya Tenaga Kerja Rp 11.520.00,00, dan Biaya Overhead Pabrik Rp
8.640.000,00.
Departemen Penyelesaian:
Unit produk yang diterima dari Departemen Pengolahan 12.000 unit, produk selesai yang
ditransfer ke gudang 11.000 unit dan yang masih dalam proses 1.000 unit dengan tingkat
penyelesaian 60% biaya konversi. Biaya produksi yang ditambahkan meliputi: biaya
tenaga kerja sebesar Rp 7.540.000,00 dan biaya overhead pabrik sebesar Rp
6.032.000,00
Berdasarkan data tersebut Saudara diminta menyusun laporan harga pokok produksi
di Depertemen Pengolahan dan Departemen Penyelesaian untuk bulan Juni 2017.
144
LEMBAR KEGIATAN MAHASISWA 11
Kasus 4:
145
JAWABAN “A”:
Jurnal Umum
146
147
JAWABAN “B”:
Jurnal Umum
148
JAWABAN “C”:
149
LEMBAR KEGIATAN MAHASISWA 12:
(Menyusun Laporan Harga Pokok Produksi dengan memperhatikan adanya produk
hilang dalam pengolahan. Dalam penentuan harga pokok produk produk hilang
dianggap terjadi pada awal atau akhir proses)
Kasus 5:
PT. Matahari, Surabaya mengolah sebuah produk melalui dua departemen produksi, yaitu
Departemen Pengolahan dan Departemen Penyelesaian, berikut ini data kegiatan
produksi dan biaya untuk bulan April 2017:
Departemen Penyulingan:
Produk yang masuk proses 7.500 liter, produk selesai yang ditransfer ke Departemen
Pengemasan 6.000 liter, sedangkan produk yang masih dalam proses di akhir April adalah
1.200 liter, dengan tingkat penyelesaian meliputi 100% biaya bahan, dan 80 % biaya
konversi, sedangkan 300 liter hilang dalam pengolahan. Biaya produksi yang diserap
meliputi: Biaya Bahan Baku Rp 6.750.000,00, Biaya Tenaga Kerja Rp 5.760.00,00, dan
Biaya Overhead Pabrik Rp 4.320.000,00.
Departemen Pengemasan:
Unit produk yang diterima dari Departemen Penyulingan 6.000 liter, produk selesai yang
ditransfer ke gudang 5.500 liter, produk yang masih dalam proses 400 liter dengan tingkat
penyelesaian 75% biaya konversi, dan sebanyak 100 liter ternyata hilang dalam
pengolahan. Biaya produksi yang ditambahkan meliputi: biaya tenaga kerja sebesar Rp
3.770.000,00 dan biaya overhead pabrik sebesar Rp 3.016.000,00Berdasarkan data
tersebut Saudara diminta:
a) Menyusun laporan harga pokok produksi di Depertemen Penyulingan dan
Departemen Pengemasan untuk bulan April 2017, jika produk yang hilang dianggap
terjadi pada: (1) awal proses, (2) akhir proses.
b) Membuat jurnal transaksi yang diperlukan.
150
Jawaban “a.1” (produk hilang dianggap terjadi pada awal proses)
DATA PRODUKSI:
Produk yg dimasukkan proses ...............
Produk selesai yg ditransfer ke Dep Penyels ....................
Produk dlm proses akhir (..100% BB, 75 % BK) ....................
Produk hilang awal proses ...................
..............
BIAYA YANG DIBEBANKAN
151
PT. Matahari, Surabaya
Laporan Harga Pokok Produksi – Departemen Pengemasan
Bulan : April 2017
======================================================
DATA PRODUKSI:
Produk yg diterima dari Dep Penyulingan ....................
Produk selesai yg ditransfer ke Gudang ..........................
Produk dlm proses akhir (.......% BB, .....% BK) ..........................
Produk hilang awal proses .......................... +..................
HP dr Dep Penyul
Penyesuaian adanya
Produk hilang
Rp…...........
Biaya ditambahkan:
Biaya Bahan ............................. ...........................................
BTK ............................. ...........................................
BOP ............................. ...........................................
-----------------------
=============
==========
152
Jawaban “a.2” (produk hilang dianggap terjadi pada akhir proses):
153
PT. Matahari, Surabaya
Laporan Harga Pokok Produksi – Departemen Penyelesaian
Bulan : Juni 2017
===========================================================
DATA PRODUKSI:
Produk yg diterima dari Dep Pengolahan ..................
Produk selesai yg ditransfer ke Gudang ..........................
Produk dlm proses akhir (..........% BK) ..........................
Produk hilang akhir proses .......................... +
..................
154
b.Jurnal Umum
155
Jurnal Umum
156
LEMBAR KEGIATAN MAHASISWA 13:
Kasus 6:
INDUSTRI HERMATO yang berada di Surakarta mengolah karet menjadi berbagai macam
produk rumah tangga. Produk diolah melalui dua departemen produksi, yaitu Departemen
A dan Departemen B, berikut data produksi dan biaya pada bulan Mei 2019, sebagai
berikut :
Departemen A Departemen B
Produk dalam proses 1 Mei
2019
- 100% BBB, 80% 2.000 unit -
B.Konversi
- 75% Biaya konversi - 1.600 unit
Dengan menyerap harga
pokok :
Harga pokok dari departemen Rp 4.800.000,00
A
Biaya Bahan Baku Rp 3.000.000,00
Biaya Tenaga Kerja Rp 2.400.000,00 Rp 2.000.000,00
Biaya Overhead Pabrik Rp 1.800.000,00 Rp 1.600.000,00
Produk bulan Desember yang 13.000 unit 14.000 unit
masuk proses
Produk selesai yang ditransfer 14.000 unit 15.000 unit
ke Departemen B/Gudang
Produk yang masih dalam
proses diakhir periode :
- 100% BBB, 75% B. 1.000 unit -
Konversi
- 60% biaya konversi - 600 unit
157
Berdasarkan data tersebut, Saudara diminta untuk :
a) Menyusun Laporan Harga Pokok Produksi kedua departemen, dengan
menggunakan Metode Harga Pokok Rata - Rata)
b) Membuat jurnal transaksi yang terjadi
158
A. Laporan Harga Pokok Produksi
DATA PRODUKSI:
Biaya Bahan
BTK
BOP
------------------ ------------------ -------------- ------------
- B B B: .......... x Rp ..............
= Rp ..........................
- B T K: .......... x Rp ..............
= Rp ..........................
- B O P: .......... x Rp ..............
= Rp ..........................
-------------------------+ =Rp ............................
----------------------------
Jumlah Harga Pokok Yang Diperhitungkan di Dep Pengol =Rp ...........................
159
PT. Industri Hermanto
Laporan Harga Pokok Produksi – Departemen B
Bulan : Mei 2019
(Metode Harga Pokok Rata-rata)
=============================================================
DATA PRODUKSI:
================
160
b. Jurnal Umum
161
Jurnal Umum
162
LEMBAR KEGIATAN MAHASISWA 14:
Kasus 7:
INDUSTRI HERMATO yang berada di Surakarta mengolah karet menjadi berbagai macam
produk rumah tangga. Produk diolah melalui dua departemen produksi, yaitu Departemen
A dan Departemen B, berikut data produksi dan biaya pada bulan Desember 2019,
sebagai berikut :
Departemen A Departemen B
Produk dalam proses 1 Des 2019
- 100% BBB, 80% B.Konversi 2.000 unit -
- 75% Biaya konversi - 1.600 unit
Dengan menyerap harga pokok :
Harga pokok dari departemen A Rp 4.800.000,00
Biaya Bahan Baku Rp 3.000.000,00
Biaya Tenaga Kerja Rp 2.400.000,00 Rp 2.000.000,00
Biaya Overhead Pabrik Rp 1.800.000,00 Rp 1.600.000,00
Produk bulan Desember yang 13.000 unit 14.000 unit
masuk proses
Produk selesai yang ditransfer ke 14.000 unit 15.000 unit
Departemen B/Gudang
Produk yang masih dalam proses
diakhir periode :
- 100% BBB, 75% B. Konversi 1.000 unit -
- 60% biaya konversi - 600 unit
Selama bulan Desember telah
ditambahkan biaya sbb:
Biaya Bahan Baku Rp 17.500.000,00 -
Biaya Tenaga Kerja Rp 16.000.000,00 Rp 13.500.000,00
Biaya Overhead Pabrik Rp 12.000.000,00 Rp 10.800.000,00
163
A. Laporan Harga Pokok Produksi
Industri Hermanto
Laporan Harga Pokok Produksi – Departemen A
Bulan : Mei 2019
(Metode Harga Pokok MPKP)
DATA PRODUKSI:
---------------------+
=Rp ............................
--------------------
Jumlah Harga Pokok Yang Diperhitungkan di Dep Pengol............=Rp ...........................
================
164
Industri Hermanto
Laporan Harga Pokok Produksi – Departemen B
Bulan : Mei 2019
(Metode Harga Pokok MPKP)
DATA PRODUKSI:
---------------------+
=Rp ............................
----------------------------
Jumlah Harga Pokok Yang Diperhitungkan di Dep Pengemasan...........=Rp ......................
=========
165
b. Jurnal Umum
166
Jurnal Umum
167
D. Daftar Bacaan
1. Carter Usry. 2009. Cost Accounting. Edisi 14, Buku 1. Jakarta: Salemba
Empat.
2. Hansen Mowen. 2000. Akuntansi Manajemen. Jilid 1. Jakarta: Erlangga.
3. Bustami Bastian dan Nurlela. 2007. Akuntansi Biaya: Teori dan Aplikasi.
Edisi Pertama. Jakarta: Graha Ilmu.
4. Supriyono, R.A. 2013. Akuntansi Biaya. Yogyakarta: BPFE
5. Horngren, C.T and G. Foster. 2002. Cost Accounting A Managerial
Emphasis: New Jersey: Prentice Hall Inc.
168
BAB 5
Biaya Bersama dan Produk Bersama
(Joint Cost dan Joint Product)
A. Pendahuluan
1. Deskripsi singkat cakupan materi bab ini
Bab ini membahas tentang pengertian Joint Cost, mengidentifikasi makna
Joint Cost, menjelaskan karakteristik Produk Bersama dan Produk
Sampingan, cara mengalokasikan biaya bersama pada produk utama dan
produk sampingan serta mengerjakan cara menghitung dan memperlakukan
atas produk sampingan.
2. Tujuan Pembelajaran :
Setelah mempelajari bab ini, mahasiswa diharapkan mampu:
B. Materi
Pada banyak perusahaan manufaktur, suatu proses produksi dihasilkan
lebih dari satu jenis produk. Sebagai contoh, pada perusahaan manufaktur minyak
bumi, proses penyulingan minyak mentah dapat menghasilkan bensin, minyak
tanah, oli dan lainnya. Pada perusahaan rumah potong hewan (RPH) dapat
menghasilkan daging, kulit, dan sebagainya. Bila dalam suatu proses produksi
menggunakan bahan yang sama dan dihasilkan lebih dari satu macam produk
169
seperti contoh di atas, maka proses produksi tersebut disebut sebagai produk
bersama. Hasil dari proses produksi tersebut terdapat produk utama dan produk
sampingan. Sebuah produk dapat dinyatakan sebagai produk utama atau produk
sampingan akan tergantung pada nilai pasar dari produk tersebut.
Persoalan yang timbul akibat dari proses produksi yang sama dihasilkan
lebih dari satu jenis produk ialah biaya yang dikeluarkan atau dikorbankan untuk
semua produk tersebut, disebut biaya bersama (join cost) yang telah dikeluarkan
untuk memproduksi produk – produk yang bersangkutan. Alokasi dari biaya
bersama penting untuk penetuan harga pokok produksi masing – masing produk
dan penentuan nilai persediaan produk jadi. Oleh sebab itu, dikemukakan
masalah perlakuan produk bersama, produk sampingan yang lebih terfokus pada
alokasi biaya bersama yang terjadi.
Berikut adalah ilustrasi keterkaitan antara biaya bersama, produk
bersama, produk sampingan dan titik pisah batas pada industri daging sapi.
Gambar 5.1 Keterkaitan antara produk bersama (join product), biaya bersama
(join cost), titik pisah batas (split off point), Biaya proses lanjutan
170
1. Pengertian Biaya Bersama (Joint Cost)
Joint Cost adalah biaya produksi yang diserap oleh produk bersama.
Biaya ini terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya
overhead pabrik yang semuanya tidak dapat diikuti jejaknya pada macam produk
tertentu.
171
produk bersama dikenal istilah Split Off Point adalah saat dimana produk-produk
tersebut dapat diidentifikasi atau dipisah ke masing-masing produk secara
individual. Setelah Split Off Point (titik pisah) tersebut dapat dijual pada titik pisah
(secara langsung) dan dapat juga dijual setelah pisah (setelah proses lebih lanjut)
untuk mendapatkan produk yang lebih menguntungkan. Biaya yang dikeluarkan
untuk memproses produk lebih lanjut disebut biaya proses lanjutan atau biaya
setelah titik pisah (severable Cost).
Adapun karakteristik produk bersama menurut Purwaji (2015:251) adalah
sebagai berikut:
1. Produk utama yang dihasilkan oleh produk gabungan merupakan tujuan
utama pengolahan produk, sementara produk sampingan yang dihasilkan
bukan merupakan tujuan utama tapi tidak dapat dihindari (dikecualikan)
karena sifat pengolahannya.
2. Harga jual produk utama relatif lebih tinggi daripada harga jual produk
sampingan
3. Dalam pengolahan produk gabungan tidak dapat dihindari (dikecualikan)
untuk tidak menghasilkan produk tertentu (produk sampingan)
172
diproduksi secara terpisah. Jadi, biaya gabungan itu dapat dipisahkan dan dapat
diidentifikasi secara tegas kepada masing-masing produk yang dihasilkan,
sedangkan biaya bersama tidak dapat.
Biaya bersama (joint cost) adalah biaya-biaya yang dikeluarkan sejak
pertama kali bahan baku diolah sampai saat berbagai macam produk dapat
dipisahkan identitasnya. Biaya bersama adalah biaya-biaya yang timbul sampai
dengan titik pemisahan produk (Split off point), dimana pada titik ini tiap produk
secara individual dapat diidentifikasi.
173
merupakan estimasi nilai jual setiap produk pada titik pisah (Split off point).
Menurut pendekatan ini, pengalokasian biaya bersama dapat menimbulkan
situasi: (1) Produk gabungan yang dapat dijual pada titik pisah batas, dan (2)
Produk gabungan yang tidak dapat dijual pada titik pisah batas.
1). Produk gabungan yang dapat dijual pada titik pisah batas.
Metode harga pasar mengalokasikan biaya gabungan berdasarkan harga
pasar relatif dari produk gabungan. Metode ini menggunakan total harga pasar
dari setiap produk yaitu jumlah unit yang diproduksi dikaitkan dengan harga jual
per unit. Adapun contohnya adalah sebagai berikut:
Misalkan ada produk V, W, X, dan Y diproduksi dengan biaya gabungan sebesar $
240.000. Kuantitas yang diproduksi adalah: V = 40.000 unit, W = 30.000 unit, X=
20.000 unit, dan Y = 30.000 unit. Produk V dijual seharga $0,50; W seharga $6; X
seharga $ 7 dan Y seharga $ 10. Harga ini merupakan harga pasar dari produk
tersebut pada titik pisah batas. Berapakah alokasi biaya gabungan tiap produk?
Jawaban:
Harga Pasar per Rasio nilai produk
Total harga Pembagian Biaya
Produk Unit Produksi unit pada titik terhadap total
Pasar Produksi Gabungan
Pisah –Batas harga pasar
V 40 $ 0,50 $20.00 3125% $15.00
W 30 $6 $180.00 28125% $135.00
X 20 $7 $140.00 21875% $105.00
Y 30 $10 $300.00 46875% $225.00
120.000 unit $640.00 100% $480.00
Berdasarkan metode harga pasar, setiap produk gabungan menghasilkan
persentase laba kotor yang sama, dengan asumsi bahwa unit dijual tanpa
pemrosesan lebih lanjut. Berdasarkan alokasi diatas, jika produk V, W, X, dan Y
yang terjual masing-masing 36.000 unit, 24.000 unit, 16.000 unit, dan 28.000 unit,
maka perhitungan laba kotor adalah:
174
Total V W X Y
Penjualan – unit 104.000 unit 36.000 unit 24.000 unit 16.000 unit 28.000 unit
Persediaan akhir 4.000 unit 6.000 unit 4.000 unit 2.000 unit
2). Produk gabungan yang tidak dapat dijual pada titik pisah batas.
Produk yang tidak dapat dijual dititik pisah batas, dan oleh karena itu tidak
memiliki harga pasar, memerlukan pemrosesan gabungan adalah harga pasar
hipotesis pada titik pisah batas. Perhatikan contoh berikut ini:
V $1 $4.00
W $10 $20.00
X $9 $20.00
Y $16 $56.00
175
Biaya Pembagian
Harga Pasar % Total
Unit Harga Pasar Pemrosesan Harga Pasar Biaya Total Biaya
Produk Final Per Biaya
Produksi Final setelah Titik Hipotesis Produksi Produksi
Unit Produksi
Pisah Batas Gabungan
176
Unit Biaya Rata- Pembagian Biaya
Produk
Produksi Rata per unit Produksi Gabungan
V 40 2 $80.00
W 30 2 $60.00
X 20 2 $40.00
Y 30 2 $60.00
120 $240.00
177
Jawab:
Pembagian Biaya
Rata-Rata Biaya Per
Produk Jumlah Poin Unit Produksi Produksi
tertimbang unit
Gabungan
V 9 40 360 0,04 14.4
W 36 30 108 0,04 4.32
X 40,5 20 810 0,04 32.4
Y 45 30 1.350.000 0,04 54
2.628.000 $120.00
178
3. Produk Sampingan ( by Product)
1. Pengertian By Product
Produk sampingan adalah satu atau beberapa jenis produk yang
dihasilkan dari proses produksi secara simultan, tetapi nilainya relatif kecil jika
dibandingkan dengan produk lainnya (produk utama). Produk Sampingan (by-
product) digunakan untuk suatu produk yang bernilai total relatif kecil dan
diproduksi secara berbarengan dengan produk yang bernilai lebih besar. Produk
yang nilainya lebih besar biasa disebut dengan produk utama.
Produk sampingan juga bisa diartikan sebagai produk yang bukan tujuan
utama operasi perusahaan tetapi tidak dapat dihindarkan terjadinya dalam proses
pengolahan produk disebabkan sifat bahan yang diolah atau karena sifat
pengolahan produk, kuantitas dan nilai produk sampingan relatif kecil
dibandingkan dengan nilai keseluruhan produk.
Produk sampingan pada umumnya merupakan satu dari dua tipe berikut ini :
4. Produk sampingan tersebut mungkin dijual langsung seperti bentuk aslinya
tanpa diproses lebih lanjut.
5. Produk sampingan tersebut diproses lebih lanjut sebelum di jual. (Polimeni
dan Cashin, 1985)
Pembedaan produk utama dan produk sampingan terletak pada nilai
jualnya. Jika nilai jual salah satu produk relatif lebih kecil dari yang lainnya maka
dikategorikan sebagai produk sampingan, sedangkan apabila produk-produk yang
dihasilkan relatif sama maka dikategorikan sebagai produk bersama. Contoh:
pada pabrik penggergajian kayu, kayu lapis dan papan kayu merupakan produk
utama, sedangkan serbuk gergaji dan kayu bakar merupakan produk sampingan.
2. Karakteristik By Product
Ciri-ciri produk sampingan adalah dihasilkan bersama dengan produk
utama dalam suatu proses atau serangkaian proses tanpa dimaksudkan untuk
membuat produk ini. Nilai penjualan adalah relatif lebih kecil atau tidak berarti, bila
dibandingkan dengan produk-produk utama. Dihasilkan dalam jumlah unit atau
kuantitas yang lebih sedikit. Kadang-kadang memerlukan pengolahan lebih lanjut
179
dan pembungkusan. Produk ini tidak dapat dihasilkan tanpa memproduksi produk-
produk utama.
3. Akuntansi By Product
Metode yang dapat diterima untuk menghitung biaya produk sampingan
terdiri dari dua kategori. Dalam kategori pertama, biaya produksi gabungan tidak
dialokasikan ke produk sampingan. Dalam kategori ini, ada dua metode.
Pendapatan yang dihasilkan dari penjualan produk sampingan dikreditkan ke
pendapatan atau ke biaya produk utama. Metode ini dibedakan berdasarkan
perlakuannya terhadap pendapatan kotor dari produk sampingan dan disebut
sebagai metode 1. Dalam kategori kedua, untuk menghitung biaya produk
sampingan, sebagian biaya gabungan dialokasikan ke produk sampingan
tersebut. Alokasi biaya gabungan seperti ini dapat dikatakan hampir sama dengan
perlakuan terhadap produk gabungan. Nilai persediaan didasarkan pada besarnya
biaya gabungan yang dialokasikan ditambah dengan biaya pemrosesan lebih
lanjut setelah titik pisah batas. Dalam kategori ini, ada dua metode yang
digunakan. Metode 3 merupakan metode Biaya Penggantian dan metode 4
merupakan metode Harga Pasar (Pembatalan Biaya) atau metode pembalikan
biaya.
180
C. Perlatihan
Jawablah Pertanyaan Berikut ini dengan Benar !
4. Diskusikan kelebihan dan kekutangan dari metode harga pasar dan metode
biaya rata-rata per unit dalam mengalokasikan biaya gabungan!
............................................................................................................................
............................................................................................................................
............................................................................................................................
181
LEMBAR KEGIATAN MAHASISWA 15:
182
LEMBAR KEGIATAN MAHASISWA 16:
Keterangan E S C
Diminta :
a. Alokasikan biaya gabungan ke ketiga produk tersebut menggunakan
metode harga pasar
b. Asumsikan produk S dapat dijual pada titik pisah batas seharga $5,50.
Apakah hal tersebut adalah ide yang bagus ? beri perhitungannya.
183
LEMBAR KEGIATAN MAHASISWA 17:
Perhitungan Biaya Produk gabungan – Metode Rata-Rata Biaya Oer Unit dan
Metode Harga Pasar. (Adaptasi Soal Akuntansi Biaya, Buku Charter,
halaman 288, L8-7).
Diminta:
a. Hitung total biaya produksi untuk setiap produk menggunakan metode
biaya rata-rata per unit
b. Hitung total biaya produksi untuk setiap produk menggunakan metode
harga pasar.
184
LEMBAR KEGIATAN MAHASISWA 18:
185
LEMBAR KEGIATAN MAHASISWA 19:
Diminta:
a. Hitung laba kotor untuk setiap produk dan totalnya menggunakan metode
alokasi harga pasar
b. Seorang pelanggan menawarkan untuk membeli semua produk T pada titik
pisah batas seharga $ 7 per unit. Berikan saran kepada Convisor
Company.
D. Daftar Bacaan
1. Carter Usry. 2009. Cost Accounting. Edisi 14, Buku 1. Jakarta: Salemba
Empat.
2. Hansen Mowen. 2000. Akuntansi Manajemen. Jilid 1. Jakarta: Erlangga.
3. Bustami Bastian dan Nurlela. 2007. Akuntansi Biaya: Teori dan Aplikasi.
186
Edisi Pertama. Jakarta: Graha Ilmu.
4. Supriyono, R.A. 2013. Akuntansi Biaya. Yogyakarta: BPFE
5. Horngren, C.T and G. Foster. 2002. Cost Accounting A Managerial
Emphasis: New Jersey: Prentice Hall Inc.
187
GLOSARIUM
Bahan baku (raw materials): bahan-bahan yang dipakai dalam proses produksi
yang dapat dengan mudah dan langsung diidentifikasikan dengan barang jadi
yang dihasilkan.
Barang dalam Proses (process goods): bahan baku yang sudah diolah tetapi
masih dalam pengerjaan dan belum selesai.
Barang jadi (finished goods): barang yang telah selesai diproduksi tetapi belum
dijual. Biaya yang tercakup di dalamnya meliputi seluruh biaya pabrik.
Biaya pabrik (manufacturing cost): biaya bahan baku, buruh langsung dan
biaya pabrikase yang dibebankan dalam suatu periode.
188
Biaya overhead pabrik (factory overhead cost): biaya-biaya pabrik selain
bahan baku dan barang langsung yang tidak dapat diidentifikasikan secara
langsung dengan barang jadi yang dihasilkan.
Biaya produksi (production cost): Biaya yang dibebankan dalam proses
produksi selama suatu periode. Biaya ini terdiri dari persediaan dalam proses awal
ditambah biaya pabrik.
Tenaga kerja langsung (direct labor): buruh yang mengenai secara langsung
proses produksi atau yang dapat diidentifikasikan langsung dengan barang jadi
yang dihasilkan.
Tenaga kerja tidak langsung (indirect labor): barangyang biayanya tidak dapat
diidentifikasikan secara langsung dengan barang yang dihasilkan.
Persediaan dalam proses (work in process): Biaya bahan baku dan biaya-biaya
pabrik lain yang telah terjadi untuk memproduksi barang yang belum selesai.
Metode harga pokok pesanan (job order costing): suatu metode pengumpulan
biaya produksi untuk menentukan harga pokok produk pada perusahaan yang
menghasilkan produk atas dasar pesanan
189
yang umumnya diterapkan pada perusahaan yang menghasilkan produk atau
massa.
Biaya bersama (joint cost) adalah biaya-biaya yang dikeluarkan sejak pertama
kali bahan baku diolah sampai saat berbagai macam produk dapat dipisahkan
identitasnya.
Titik Pisah Batas (Split Off Point) adalah saat dimana produk-produk dapat
diidentifikasi atau dipisah ke masing-masing produk secara individual
Biaya proses lanjutan atau biaya setelah titik pisah (severable Cost): Biaya
yang dikeluarkan untuk memproses produk lebih lanjut.
190
DAFTAR PUSTAKA
Bustami Bastian dan Nurlela. 2007. Akuntansi Biaya: Teori dan Aplikasi. Edisi
Pertama. Jakarta: Graha Ilmu
Carter Usry. 2009. Cost Accounting. Edisi 14, Buku 1. Jakarta: Salemba Empat.
Cashin, James A dan Polimeni, Ralph S. 1985. Akuntansi Biaya. Jakarta:
Erlangga.
Hansen Mowen. 2000. Akuntansi Manajemen. Jilid 1. Jakarta: Erlangga.
Horngren, C.T and G. Foster. 2002. Cost Accounting A Managerial Emphasis:
New Jersey: Prentice Hall Inc.
Purwaji, Agus, 2016. Akuntansi Biaya. Edisi 2. Jakarta: Salemba Empat.
Supriyono, R.A. 2013. Akuntansi Biaya. Yogyakarta: BPFE
191
BIODATA PENULIS
Han Tantri Hardini, S.Pd., M.Pd adalah Dosen pada Program Studi
S1 Pendidikan Akuntansi, Jurusan Pendidikan Ekonomi FE UNESA.
Riwayat Pendidikan berawal dari S1 Universitas Negeri Surabaya, dan
S2 Universitas Negeri Malang pada bidang keahlian Pendidikan
Ekonomi Konsentrasi Pendidikan Akuntansi. Saat ini mata kuliah yang
diampu adalah Pengantar Akuntansi, Landasan Kependidikan,
Akuntansi Biaya, Dasar Perbankan, Akuntansi Manajemen, dan
Pengauditan. Penulis juga aktif dalam bidang penelitian dan PKM.
Artikel penulis dipublikasikan dalam jurnal dan prosiding nasional dan internasional. Buku
yang telah diterbitkan diantaranya adalah Pengantar Kewirausahaan Bagi
Perguruan Tinggi (2021).
192