Manajemen Risiko
DR. Hj. KMT. Lasmiatun, SE. MSi. C. NNLP. CM. NNLP. CMA.
1
www.lsppm.com 2
Profile LSP-PM
Lembaga Sertifikasi Profesi yang mendapat lisensi
langsung dari Badan Nasional Sertifikasi Profesi
(BNSP). Sertifikasi Profesi yang diselenggarakan
oleh LSPPM merupakan sertifikasi tingkat Nasional
dengan Standar Kompetensi Kerja yang sudah
terdaftar di Kementrian Tenaga Kerja Republik
Indonesia (No Kep.317/LATTAS/XII/2014).
3
4
5
10
WHAT IS
RISK
MANAGEMENT?
8
PENGERTIAN RISIKO
Risiko adalah dampak dari ketidakpastian terhadap pencapaian
tujuan perusahaan.
9
Contoh Struktur Organisasi
Manajemen Risiko
10
11
12
13
14
15
16
TUJUAN MANAJEMEN RISIKO
17
TUJUAN MANAJEMEN RISIKO
18
19
Tujuan Penerapan Manajemen Risiko:
20
MANFAAT PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO
21
PRINSIP PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO
Penerapan Manajemen Risiko harus memenuhi prinsip-prinsip sebagai
berikut:
a. Berkontribusi dalam pencapaian tujuan dan peningkatan kinerja;
b. Menjadi bagian dari proses organisasi secara keseluruhan;
c. Membantu pengambilan keputusan;
d. Memperhitungkan ketidakpastian;
e. Sistematis, terstruktur, dan tepat waktu;
f. Berdasarkan informasi terbaik yang tersedia;
g. Disesuaikan dengan keadaan organisasi;
h. Memperhitungkan faktor manusia dan budaya organisasi;
i. Transparan dan inklusif;
j. Dinamis dan tanggap terhadap perubahan; dan perbaikan
terus menerus.
22
Risiko Dapat Menimpa Siapa Saja
Dari Pimpinan sampai Office Boy
Dari Logistik sampai pemasaran (Tuntutan konsumen)
Dari asset berwujud sampai asset tak berwujud
(Kebakaran, gempa, reputasi, pencemaran, demonstrasi,
mogok kerja)
23
Faktor-Faktor Keberhasilan Penerapan
Manajemen Risiko
1. Adanya komitmen terhadap kebijakan, proses, dan rencana tindakan terkait dengan
penerapan Manajemen Risiko.
2. Adanya struktur yang jelas dan kerangka acuan yang dapat dijadikan pedoman
dalam penerapan Manajemen Risiko.
3. Adanya kebijakan pengelolaan Risiko (risk management policy) yang merinci tugas
dan tanggung jawab dari pemimpin dan staf.
4. Adanya pelatihan untuk seluruh pemimpin dan staf, baik itu pelatihan Manajemen
Risiko secara umum untuk tujuan risk awareness maupun pelatihan yang lebih detil
dengan tujuan untuk menjalankan Proses Manajemen Risiko.
5. Adanya sumber daya yang mencukupi untuk penerapan Manajemen Risiko.
6. Adanya pemantauan secara terus-menerus mengenai status pengelolaan Risiko.
7. Adanya kesadaran dari setiap orang di lingkungan perusahaan terhadap prinsip-
prinsip pengelolaan risiko untuk menciptakan kultur/budaya yang tepat dan
memahami manfaat yang dapat diperoleh dari pengelolaan risiko yang efektif.
24
Fungsi Unit Kerja Manajemen Risiko di
Perusahaan/Instansi/Organisasi
Manajemen risiko dirancang sebagai bagian yang berfungsi mengelola
risiko perusahaan/instansi/organisasi.
Menjadi fungsi yang independen di dalam perusahaan/instansi/organisasi.
Membantu perusahaan dalam proses pengambilan keputusan.
Bertindak sebagai organisator yang mengorganisir seluruh kegiatan
pengelolaan risiko di perusahaan/instansi/organisasi.
Menganalisa, mengukur dan mengawasi risiko terkait kegiatan seluruh
unit kerja perusahaan/instansi/organisasi.
Melakukan agregasi risiko (peringkasan dan pengelompokan risiko).
Mengupdate senior management terkait kondisi risiko
perusahaan/instansi/organisasi.
25
Fungsi dalam Manajemen Risiko
26
• Risk Management – melakukan pengawasan pada
aktivitas manajemen senior dalam mengelola risiko
kredit, pasar, likuiditas, operasional, legal dan risiko bank
lainnya.
28
Unit manajemen risiko – tanggung jawab
- Penerapan strategi manejemen risiko
Memonitor - Seluruh tingkatan risiko dan membandingkan dengan risk
appetite bank
- Tingkat risiko dibandingkan limit
Melakukan - Stress test
- Kajian rutin (prosedur dan proses manajemen risiko)
- Pengujian rutin (kemampuan prediktif model risiko)
Mempelajari - Proposal peluncuran produk dan layanan baru
Memberikan - Rekomendasi (kepada komite manajemen risiko)
29
Persyaratan pelaporan
Jenis Laporan Peraturan
30
Perusahaan Menentukan Prioritas Risiko
Risiko yang
Tidak Serius
Pencapaian Tujuan
Perusahaan
Risiko yang
Serius
31
Beberapa Perilaku atau Opini Penghambat
32
BUKA FILE PPT BERJUDUL:
33
Contoh:
Risiko SDM
terlalu tergantung pada jumlah staff yang sedikit
problematika antar staff
kondisi dan desain tempat kerja yang burul
tindakan kriminal/konflik budaya/agama
rasa tidak adil (diskriminasi)
kurangnya pelatihan dan pengembangan karyawan
keahlian pekerja tidak memadai
hilangnya pekerja kunci
kesehatan dan kenyamanan kerja
lemahnya kaderisasi karyawan
Dsb…..
34
Contoh:
Risiko Keuangan
lemahnya manajemen aset dan kewajiban
piutang tidak tertagih
tidak tersedianya kas lancar
turunnya kemampuan membayar hutang
pergerakan nilai tukar dan suku bunga
sistem akuntasi dan pelaporan yang tidak akurat
risiko persediaan
Dsb…..
35
Beberapa Tantangan Penerapan
Manajemen Risiko
Manajemen Perubahan:
36
Beberapa Tantangan Penerapan
Manajemen Risiko
37
Alasan umum untuk
TIDAK menerapkan Manajemen Risiko ?
38
Alasan Perusahaan/Instansi/Organisasi
Salah Mengelola Risiko
Terbatasnya Pemahaman
Risiko
Kesalahan
Tidak Memantau Perusahaan Adanya Risiko
Risiko dalam Tersembunyi
Pengelolaan
Risiko
39
Tingkat Kematangan
40
Tingkat Kematangan
Adhoc: Pengelolaan risiko dilakukan hanya saat ada
kebutuhan atau masalah
Initial: Mulai ada kesadaran atas kebutuhan untuk
pengelolaan risiko. Setiap unit kerja membentuk manajemen
risikonya sendiri. Tingkat penerapan berbeda-beda
Managed: Perusahaan membentuk manajemen risiko yang
bertanggung jawab untuk mengelola risiko. Pengelolaan
risiko cenderung sentralistik
ERM: Pengelolaan menyeluruh atas risiko organisasi dengan
melibatkan setiap fungsi kerja dengan dikoordinasi dan
diagregasi oleh fungsi manajemen risiko
41
PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO
42
43
BUDAYA RISIKO
44
Pemilik Risiko
Perubahan Budaya
PERUSAHAAN Pola Pikir dan Risiko
Perilaku
45
Kerjakan
STUDI KASUS 1
46