Anda di halaman 1dari 43

Design by SJ

Manajemen Risiko
Profesor Jang Youn Cho Rektor Impor
Pertama Indonesia

Profesor Jang Youn Cho asal Korea Selatan akan


memimpin universitas swasta baru bernama
Universitas Siber Asia.

Universitas tersebut dibentuk dibentuk bersama


oleh Yayasan Memajukan Ilmu dan Kebudayaan
(YMIK) yaitu yayasan yang membawahi
Universitas Nasional bersama Hankuk University
of Foreign Studies dari Korea Selatan.

Pendidikan:
Hankuk University of Foreign Studies (Highest honor, B.A. in Public Adm.)
University of Texas at Arlington (Master of Professional Accounting)
University of Florida, Fisher School of Accounting, Ph. D. (Accounting)
2
3
4
Risiko
ISO 31000
“The Effect of Uncertainty on
Objectives”
Dampak Dampak Positif atau Dampak Negatif

Kurangnya informasi terkait dengan


Ketidakpastian kejadian.
Dampak dan Probabilitas.

Tujuan Tujuan Atau Target Institusi


atau Organisasi

5
WHAT
IS RISK
MANAGE
MENT?

6
PENGERTIAN RISIKO
 Risiko adalah dampak dari ketidakpastian terhadap pencapaian
tujuan perusahaan.

 Manajemen Risiko adalah pendekatan sistematis yang


meliputi budaya, proses, dan struktur untuk menentukan
tindakan terbaik terkait risiko.

 Proses Manajemen Risiko adalah penerapan kebijakan,


prosedur, dan praktik manajemen yang bersifat sistematis
atas aktivitas komunikasi dan konsultasi, penetapan
konteks, identifikasi risiko, analisis risiko, evaluasi risiko,
mitigasi risiko, serta pemantauan dan review.

 Risiko Kunci adalah Risiko yang sangat penting untuk dikelola


bagi keberhasilan pencapaian tujuan organisasi.

7
8
9
10
11
12
13
14
15
TUJUAN MANAJEMEN RISIKO KORPORASI

Melaksanakan fungsi Manajemen Risiko di perusahaan


(entitas) di Pasar Modal untuk memastikan semua risiko
yang dihadapi perusahaan dapat dikelola dengan efektif,
efisien secara menyeluruh (terintegrasi) agar Visi, Misi dan
Sasaran Perusahaan dapat tercapai dan sesuai dengan
Prinsip-prinsip Manajemen Risiko.

16
TUJUAN MANAJEMEN RISIKO KORPORASI

Tujuan Manajemen Risiko TIDAK untuk


menghilangkan risiko, jika Anda berusaha untuk
menghilangkan risiko sampai nol, anda berada
dalam proses untuk membangkrutkan
Perusahaan/Instansi Anda.

17
18
Tujuan Penerapan Manajemen Risiko:

 Meningkatkan kemungkinan pencapaian


tujuan
dan peningkatan kinerja;
 Mendorong manajemen yang proaktif;
 Memberikan dasar yang kuat dalam pengambilan
keputusan dan perencanaan;
 Meningkatkan efektivitas alokasi dan efisiensi
penggunaan sumber daya organisasi;
 Meningkatkan kepatuhan kepada ketentuan;
 Meningkatkan kepercayaan para pemangku
kepentingan; dan
 Meningkatkan ketahanan organisasi.

19
MANFAAT PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO

 Berkurangnya kejutan (surprises);


 Eksploitasi peluang;
 Meningkatnya perencanaan, kinerja, dan efektivitas
organisasi;
 Meningkatnya hubungan dengan pemangku
kepentingan;
 Meningkatnya mutu informasi untuk pengambilan
keputusan;
 Meningkatnya reputasi;
 Perlindungan bagi pemimpin;
 Peningkatnya akuntabilitas dan governance
organisasi.

20
PRINSIP PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO
Penerapan Manajemen Risiko harus memenuhi prinsip-prinsip sebagai
berikut:
a. Berkontribusi dalam pencapaian tujuan dan peningkatan kinerja;
b. Menjadi bagian dari proses organisasi secara keseluruhan;
c. Membantu pengambilan keputusan;
d. Memperhitungkan ketidakpastian;
e. Sistematis, terstruktur, dan tepat waktu;
f. Berdasarkan informasi terbaik yang tersedia;
g. Disesuaikan dengan keadaan organisasi;
h. Memperhitungkan faktor manusia dan budaya organisasi;
i. Transparan dan inklusif;
j. Dinamis dan tanggap terhadap perubahan; dan perbaikan
terus menerus.

21
Risiko Dapat Menimpa Siapa Saja
 Dari Pimpinan sampai Office Boy
 Dari Logistik sampai pemasaran (Tuntutan konsumen)
 Dari asset berwujud sampai asset tak berwujud
(Kebakaran, gempa, reputasi, pencemaran, demonstrasi,
mogok kerja)

22
Issue industry: Drivers of
Risk Konsolidasi
Gabungan
Usaha
Peraturan makin Globalisasi
Ketat

Margin makin Kompleksitas


MANAJEMEN
Tipis Pasar
RISIKO

Diferensiasi Langkanya SDM


Produk yang
Berkualitas
Evaluasi
Teknolog
i
23
Faktor-Faktor Keberhasilan Penerapan
Manajemen Risiko
1. Adanya komitmen terhadap kebijakan, proses, dan rencana tindakan terkait dengan
penerapan Manajemen Risiko.
2. Adanya struktur yang jelas dan kerangka acuan yang dapat dijadikan pedoman dalam
penerapan Manajemen Risiko.
3. Adanya kebijakan pengelolaan Risiko (risk management policy) yang merinci tugas
dan tanggung jawab dari pemimpin dan staf.
4. Adanya pelatihan untuk seluruh pemimpin dan staf, baik itu pelatihan Manajemen
Risiko secara umum untuk tujuan risk awareness maupun pelatihan yang lebih detil
dengan tujuan untuk menjalankan Proses Manajemen Risiko.
5. Adanya sumber daya yang mencukupi untuk penerapan Manajemen Risiko.
6. Adanya pemantauan secara terus-menerus mengenai status pengelolaan Risiko.
7. Adanya reinforcement (penguatan) yang mencakup Key Performance Indicators
(KPI), evaluasi individual, remunerasi, dan sanksi.
8. Adanya kesadaran dari setiap orang di lingkungan perusahaan terhadap prinsip-
prinsip pengelolaan risiko untuk menciptakan kultur/budaya yang tepat dan
memahami manfaat yang dapat diperoleh dari pengelolaan risiko yang efektif.

24
Fungsi Unit Kerja Manajemen Risiko di
Perusahaan/Instansi/Organisasi
 Manajemen risiko dirancang sebagai bagian yang berfungsi mengelola
risiko perusahaan/instansi/organisasi.
 Menjadi fungsi yang independen di dalam perusahaan/instansi/organisasi.
 Membantu perusahaan dalam proses pengambilan keputusan.
 Bertindak sebagai organisator yang mengorganisir kegiatan
seluruh pengelolaan risiko di perusahaan/instansi/organisasi.
 Menganalisa, mengukur dan mengawasi risiko terkait kegiatan seluruh
unit kerja perusahaan/instansi/organisasi.
 Melakukan agregasi risiko (peringkasan dan pengelompokan risiko).
 Mengupdate senior management terkait risiko
kondisi
perusahaan/instansi/organisasi.

25
Fungsi dalam Manajemen Risiko

 Mengkoordinasikan aktivitas pengelolaan risiko


Risk Management Unit  Menyusun laporan profil risiko

 Penanggung jawab atas terjadinya risiko


 Mengendalikan aset dan fasilitas terkait
Risk Owner terjadinya risiko
 Berwenang mengambil keputusan

 Pelaksana dari unit kerja


 Memiliki tanggung jawab melakukan
Risk Officer identifikasi dan asesmen atas risiko
 Pelaksanaan mitigasi risiko

26
• Risk Management – melakukan pengawasan pada
aktivitas manajemen senior dalam mengelola risiko
kredit, pasar, likuiditas, operasional, legal dan risiko bank
lainnya.

• Audit – mengawasi auditor bank baik auditor internal


dan external dan memastikan bahwa manajemen sudah
melakukan tindakan korektif secara tepat waktu untuk
mengatasi masalah kelemahan kontrol, tidak patuh pada
kebijakan, hukum dan ketentuan regulasi.

• Remuneration – Mengawasi kebijakan kompensasi bagi


manajemen senior dan personal kunci lainnya, dan
memastikan bahwa sistem kompensasi sesuai dengan
budaya kerja, tujuan, strategi dan kontrol.

• Nominasi – penempatan posisi


27
Unit manajemen risiko – tanggung jawab
- Penerapan strategi manejemen risiko
Memonitor - Seluruh tingkatan risiko dan membandingkan dengan risk
appetite bank
- Tingkat risiko dibandingkan limit
Melakukan - Stress test
- Kajian rutin (prosedur dan proses manajemen risiko)
- Pengujian rutin (kemampuan prediktif model risiko)
Mempelajari - Proposal peluncuran produk dan layanan baru
Memberikan - Rekomendasi (kepada komite manajemen risiko)

Melaporkan - Profil risiko (secara berkala kepada pimpinan


unit manajemen risiko & komite manajemen
risiko)

28
Persyaratan pelaporan
Jenis Laporan Peraturan
Profil Risiko 3 bulanan (Maret, Juni, September & Desember)
Dalam 7 hari kerja dari akhir periode 3 bulanan
yang relevan
Produk & aktivitas Dalam 7 hari setelah produk dan layanan baru
layanan baru efektif dilaksanakan
Kerugian keuangan yang Secepatnya melaporkan kepada Lembaga
signifikan terkait (RUPS, Bank Indonesia)

Sanksi untuk bank yang tidak mematuhi peraturan perbankan :


 Denda sampai dengan pencabutan izin

29
Perusahaan Menentukan Prioritas Risiko

Risiko yang
Tidak Serius

Pencapaian Tujuan
Perusahaan

Risiko yang
Serius

30
Beberapa Perilaku atau Opini Penghambat

Puluhan tahun saya kerja di Saya dukung asal bukan


Menghabiskan anggaran
sini tidak pernah mengalami saya yang
saja
hal yang aneh-aneh mengerjakan

Saya sudah terlalu Tua Apa yang terjadi


Manajemen risiko melulu terjadilah. Yang kutahu
kapan kerjanya? untuk belajar
manajemen risiko Tuhan menolong umat-
Nya

31
Contoh:
Risiko SDM
 terlalu tergantung pada jumlah staff yang sedikit
 problematika antar staff
 kondisi dan desain tempat kerja yang burul
 tindakan kriminal/konflik budaya/agama
 rasa tidak adil (diskriminasi)
 kurangnya pelatihan dan pengembangan karyawan
 keahlian pekerja tidak memadai
 hilangnya pekerja kunci
 kesehatan dan kenyamanan kerja
 lemahnya kaderisasi karyawan
 Dsb…..

32
Contoh:
Risiko Keuangan
 lemahnya manajemen aset dan kewajiban
 piutang tidak tertagih
 tidak tersedianya kas lancar
 turunnya kemampuan membayar hutang
 pergerakan nilai tukar dan suku bunga
 sistem akuntasi dan pelaporan yang tidak akurat
 risiko persediaan
 Dsb…..

33
Beberapa Tantangan Penerapan
Manajemen Risiko

 Keengganan untuk berubah (resistance to change);


 “Persetujuan lisan”, tetapi tidak konsisten atau malah
“melakukan perlawanan diam-diam”;
 Kebutuhan akan Pemimpin Perubahan (Change Leaders);
 Program manajemen perubahan;
 Struktur organisasi yang kurang mendukung:
 Komitmen manajemen (“political will” & management
policies);
 Kejelasan akuntabilitas organisasi;
 Kejelasan sistem, prosedur, alur pelaporan, pengawasan,
ukuran kinerja dan sanksi terhadap pelanggaran

34
Beberapa Tantangan Penerapan
Manajemen Risiko
Lemahnya kemampuan untuk menerapkan:
 Kecukupan dukungan sarana dan prasarana:
 Ketersediaan budget yang memadai
 Ketersedian sumber daya manusia yang memadai;
 Kebutuhan kompetensi yang memadai (kebutuhan
 tenaga ahli) dan program pelatihan yang sesuai
 Metodologi dan teknik manajemen risiko

Pemilihan model risiko yang sesuai ;


 Kesulitan dalam melakukan sharing & benchmarking serta
penyusunan Knowledge Management yang memadai

35
Alasan umum untuk
TIDAK menerapkan Manajemen Risiko ?

 Persepsi tidak mempunyai risiko,


 Program terlalu kecil untuk menerapkan Manajemen Risiko,
 Pelanggan akan pergi jika mendengar banyaknya potensi
problem/risiko,
 Kita berurusan dengan masalah yang muncul,
 Mengidentifikasikan risiko dapat berdampak buruk
dengan
karir saya,
 Manajemen Risiko menciptakan pekerjaaan tambahan buat
saya,
 Bagaimana kita dapat memprediksi apa yang akan terjadi
nantinya.
 Kita merencanakan mulai penerapan manajemen risiko,
mungkin tahun depan.
 Dsb

36
Alasan Perusahaan/Instansi/Organisasi
Salah Mengelola Risiko

Terbatasnya Pemahaman
Risiko

Kesalahan
Tidak Memantau Perusahaan Adanya Risiko
Risiko dalam Tersembunyi
Pengelolaan
Risiko

Kegagalan Komunikasi Mengabaikan Risiko yang


dalam Penerapan Diketahui dan
Manajemen Risiko Teridentifikasi

37
Tingkat Kematangan

38
Tingkat Kematangan
 Adhoc: Pengelolaan risiko dilakukan saat
hanya ada
kebutuhan atau masalah
 Initial: Mulai ada kesadaran atas kebutuhan untuk
pengelolaan risiko. Setiap unit kerja membentuk manajemen
risikonya sendiri. Tingkat penerapan berbeda-beda
 Managed: Perusahaan membentuk manajemen risiko yang
bertanggung jawab untuk mengelola risiko. Pengelolaan
risiko cenderung sentralistik
 ERM: Pengelolaan menyeluruh atas risiko organisasi dengan
melibatkan setiap fungsi kerja dengan dikoordinasi dan
diagregasi oleh fungsi manajemen risiko

39
PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO

1. Setiap pemimpin dan pegawai di lingkungan Perusahaan/


Instansi/Organisasi harus menerapkan Manajemen risiko dalam
setiap pelaksanaan kegiatan dalam rangka pencapaian tujuan.
2. Penerapan Manajemen Risiko diwujudkan melalui:
a. Pengembangan budaya sadar Risiko,
b. Penyelenggaraan Proses Manajemen Risiko, dan
c. Pembentukan struktur Manajemen Risiko.

Contoh Struktur Manajemen Risiko

40
41
BUDAYA RISIKO

1. Budaya risiko adalah istilah yang menggambarkan nilai-nilai,


keyakinan, pengetahuan dan pemahaman tentang risiko
secara bersama oleh sekelompok orang dengan memiliki
tujuan yang sama. Hal ini berlaku apakah perusahaan
swasta, badan usaha milik negara (BUMN) atau perusahaan
nirlaba.
2. Budaya risiko merupakan sistem nilai dan perilaku yang
ada di seluruh organisasi dalam bentuk pengambilan
keputusan terkait dengan risiko.
Artinya budaya risiko mempengaruhi pengambilan
keputusan manajemen dengan mempertimbangkan risiko
yang akan ditanggung dan manfaat yang akan diperoleh.

42
Pemilik Risiko

TAHU SADAR MAMPU MAU

Perubahan Budaya
PERUSAHAAN Pola Pikir dan Risiko
Perilaku

MANFAAT PELATIHAN PENGHARGAAN


SOSIALISASI
DAN DAN SANKSI
BAHAYA

43

Anda mungkin juga menyukai