7
MANAJEMEN RESIKO
ABSTRAK
Manajemen Risiko adalah suatu upaya mengelola risiko untuk mencegah
terjadinya kecelakaan yang tidak diinginkan secara komprehensif, terencana dan
terstruktur dalam suatu kesisteman yang baik. Risiko pada umumnya dipandang
sebagai sesuatu yang negatif, seperti kehilangan, bahaya, dan konsekuensi
lainnya. Kerugian tersebut merupakan bentuk ketidakpastian yang seharusnya
dipahami dan dikelola secara efektif oleh organisasi sebagai bagian dari strategi
sehingga dapat menjadi nilai tambah dan mendukung pencapaian tujuan
organisasi. Maka dari itu saat pelaksanaan pekerjaan diwajibkan untuk
menerapkan keselamatan dan kesehatan kerja (K3). Pada penelitian ini akan
membahas kecelakaan kerja karyawan pabrik pengolahan kayu PT Nagabhuana
yang mengakibatkan tangan karyawan tersebut putus.
I. LATAR BELAKANG
Manajemen risiko menyangkut budaya, proses dan struktur dalam
mengelola suatu risiko secara efektif dan terencana dalam suatu sistem
manajemen yang baik. Manajemen risiko adalah bagian integral dari proses
1
“MANAJEMEN RESIKO”
2
Manajemen Resiko
4
Manajemen Resiko
5
“MANAJEMEN RESIKO”
teknis, ekonomis atau operasi sehingga risiko tersebut akan tetap ada. Oleh
karena itu, hal yang dapat dilakukan adalah dengan cara pengurangan
konsekuensi. Konsekuensi suatu kejadian dapat dikurangi dengan cara
penerapan sistem tanggap darurat yang baik dan terencana, penyediaan
Alat Pelindung Diri (APD) dan sistem pelindung.
V. STRATEGI PELAKSANAAN
Mark Layton dan Michael Corcoran, ahli manajemen risiko dari Deloitte &
Touche LLP, memaparkan sistem manajemen risiko yang baik meliputi prosedur
sebagai berikut:
7
“MANAJEMEN RESIKO”
8
Manajemen Resiko
Karyawan pabrik pengolahan kayu sengon PT Naga Bhuana dari Desa Buntoi
Kecamatan Kahayan Hilir Kabupaten Pulang Pisau, Kalimantan Tengah bernama
M.Arifin yang berusia 20 tahun mengalami kecelakan kerja yang mengakibatkan
sebagian tangan kanannya putus terkena gearbox mesin rotary Chipper
penghancur kayu sengon. General Manager PT Naga Bhuana Aneka Piranti
Rudy Hermawan di Pulang Pisau, mengatakan bahwa korban warga dari Desa
mintin Kecamatan Kahayan sudah dirujuk ke RSUD Palangka Raya dan
perusahaan akan bertanggung jawab pada karyawan yang mengalami kecelakaan
kerja tersebut.
Pada kamis tanggal 9 Januari sekitar pukul 14.30 WIB. Rudy mengungkapkan
bahwasannya, tangan karyawan tersebut terkena gearbox mesin rotary Chipper
untuk penghancur kayu,kejadian tersebut masih diselidiki lebih lanjut apakah
9
“MANAJEMEN RESIKO”
Menurutnya mesin yang ada di PT Naga Bhuana adalah mesin yang lebih
canggih dari pabrik sebelumnya yang ada di Solo,Jawa Tengah dan memiliki
standar keamanan yang lebih baik.
10
Manajemen Resiko
Variabel Bebas
1. Kecelakaan terjadi pada pabrik pengolahan kayu sengon PT Naga
Bhuana di Desa Buntoi, Kecamatan Kahayan Hilir, Kabupaten
Pulang Pisau, Kalimantan Tengah (Kalteng)
2. Tangan karyawan tersebut terkena Gearbox mesin rotari Chiper
untuk penghancur kayu pada kamis sekitar pukul 14.30 WIB
Variabel Terkait
1. Beberapa karyawan PT Naga Bhuana Aneka Piranti Rudy
Hermawan
2. Rudy HRD
3. RSUD Palangka Raya
11
“MANAJEMEN RESIKO”
3. Core Value
Dampak :
1. Korban (M Arifin) mengalami putus tangannya
2. PT Naga Bhuana Aneka Piranti bertanggung jawab sepenuhnya
dalam penanganan hingga
Yang dilaksanakan :
1. Korban dilarikan ke RSUD Palangka Raya.
2. Untuk menghindari hal tersebut kembali terjadi pihak perusahaan
memperketat safety untuk seluruh karyawan .
3. Perusahaan terus akan mengupayakan monitor untuk setiap pekerjaan
yang dilakukann oleh karyawan, dan melakukan pengecekkan mesin
sebelum digunakan beroperasi.
RUJUKAN
12
Manajemen Resiko
Dharma, Anak Agung Bayu, I Gusti Agung Adnyana Putera, Anak Agung Diah
Parami. (2017). MANAJEMEN RISIKO KESELAMATAN DAN KESEHATAN
KERJA (K3) PADA PROYEK PEMBANGUNAN JAMBULUWUK HOTEL &
RESORT PETITENGET,
https://www.researchgate.net/publication/318855777_MANAJEMEN_RISIKO_KES
ELAMATAN_DAN_KESEHATAN_KERJA_K3_PADA_PROYEK_PEMBANGU
NAN_JAMBULUWUK_HOTEL_RESORT_PETITENGET
13