Anda di halaman 1dari 2

Wabah virus Corona memberi dampak terburuk pada perekonomian

dibanding gonjang-ganjing perekonomian yang pernah terjadi. Bisnis perhotelan


akan berubah begitu wabah berakhir. Begitu disampaikan taipan perhotelan
Thailand asal Amerika Serikat kepada Bloomberg. Bill Heinecke mengaku dirinya
telah melihat semua gonjang-gonjang perekonomian sepanjang puluhan tahun
membangun bisnis perhotelannya. Krisis keuangan di Asia dan global, wabah
SARS, dan juga kudeta militer di Thailand yang kini menjadi negeri keduanya
setelah meninggalkan Amerika.
Menurut Heinecke, pandemi Covid-19 saat ini berada di puncak semua
petaka dunia yang pernah disaksikannya. Minor International Pcl, kelompok
perhotelan yang didirikan sang taipan di Bangkok, telah meliburkan ribuan pekerja.
Beberapa beberapa hotel dari lebih dari 530 miliknya di Asia Pasifik, Timur Tengah,
Afrika, Eropa dan Amerika memang masih beroperasi. Tapi, hotel-hotel itu telah
berubah fungsi menjadi rumah sakit. "Ini bukan resesi ekonomi, ini adalah depresi,"
ujar pria berusia 70 tahun, yang lahir di AS tetapi menjadi warga negara Thailand,
dalam sebuah wawancara. "Industri pariwisata pasti akan berubah setelah ini, tidak
akan sirna." Heinecke mengatakan krisis akibat Covid-19 akan mengubah wajah
bisnis hospitality. Hotel-hotel akan menjalankan pengawasan yang lebih ketat untuk
standar kebersihan dan kesehatan, biaya layanan akan meningkat, tempat tidur dan
makanan akan lebih bersih. Apa yang dikatakan Heinecke senada dengan komentar
Arne Sorenson, kepala eksekutif Marriott International Inc. Industri perhotelan harus
bergulat mencari cara survive dan merancang rencana untuk bangkit kembali begitu
isolasi dan pembatasan perjalanan berakhir. Asosiasi Perjalanan AS - yang mewakili
maskapai penerbangan, perusahaan transportasi lain, wisata lokal dan biro
pariwisata - memperkirakan wabah Covid menyebabkan hilangnya pendapatan
mendekati US$520 miliar pada akhir tahun. Setelah pandemi mereda, pariwisata
domestik diperkirakan pulih lebih cepat sebelum pariwisata global kembali
menggeliat, kata Heinecke dalam wawancara 23 April. Negara-negara seperti Cina
dan Korea Selatan dinilai akan lebih cepat rebound dibandingkan dengan Eropa dan
AS, karena kasus harian yang dikonfirmasi menurun di Asia, kata Heinecke. "Akan
ada cukup banyak permintaan perjalanan yang selama ini ditunda begitu krisis ini
selesai," kata Heinecke. Ia menambahkan kondisi di China sudah menunjukkan
tanda-tanda awal kebangkitan. Heinecke menegaskan ketika permintaan kembali
menggeliat, pelanggan akan memilih brand yang diyakini memberi jaminan
pencegahan kesehatan, juga makanan, dan keselamatan yang diperlukan, Heinecke
memprediksi para wisatawan mungkin akan menghindari apartemen pribadi atau
meninggalkan pemesanan akomodasi secara online. Minor International berkinerja
buruk di pasar Thailand tahun ini. Bisnis Heinecke mencakup hotel dan casual dining
(restoran dengan biaya menengah) dan restoran cepat saji. Merek-merek hotelnya
meliputi resor mewah Anantara dan Avani. Heinecke juga mengoperasikan merek
lain, seperti beberapa properti Four Seasons.
Heinecke mengatakan akuisisi NH Hotel Group pada 2018 senilai
€2,3miliar(US$2,5 miliar) mengubah Minor International menjadi perusahaan
perhotelan yang benar-benar global. Tahun ini perusahaan telah menangguhkan
semua investasi yang signifikan untuk menghemat uang. Heinecke menyerahkan
paspor AS pada 1990-an untuk menjadi warga negara Thailand. Dia dan
keluarganya memiliki 33 persen Minor International, yang melaporkan laba bersih
10,7 miliar baht (US$330 juta) pada 2019.

Anda mungkin juga menyukai