Anda di halaman 1dari 129

4A

SMK3 PERENCANAAN
Identifikasi Bahaya & Penilaian Risiko

Keselamatan & Kesehatan Kerja


Departemen Teknik Pertambangan ITB
Dr. Suseno Kramadibrata
1
Menejemen K3
Perencanaan - Kriteria

 Perencanaan bertujuan untuk meyakinkan bahwa K3 benar-benar berjalan.


Perencanaan K3 mencakup penentuan tujuan, mengidentifikasi bahaya,
penilaian resiko, penerapan standard & kinerja, dan pengembangan budaya
positif K3.
 Standar membantu membangun sebuah budaya positif dan kontrol resiko.
Standar mengemukakan tindakan yang harus dilakukan karyawan untuk
menjalankan kebijakan dan mengontrol resiko & harus memenuhi 3 syarat:
 Terukur
 Tercapai
 Realistis
 Perkataan ‘karyawan harus dilatih’; sulit untuk diukur apabila tidak mengetahui
pengertian ‘dilatih’ secara jelas dan siapa yang akan melakukannya. ‘Semua
mesin akan dijaga’ sulit untuk dicapai apabila tidak terdapat ukuran kecukupan
penjagaan.
2
Menejemen K3
Perencanaan

4.1. Identifikasi Bahaya & Penilaian Resiko


4.2. Kepatuhan Hukum & Peraturan K3
4.3. Tujuan Target & Program Kerja K3
4.4. P3K
4.5. Studi Fatig & Kinerja K3

3
Menejemen K3
4.1. Identifikasi Bahaya & Resiko
Identifikasi Bahaya dan Penilaian Risiko
 Aspek-aspek K3 dari setiap aktivitas atau operasional perusahaan harus
diidentifikasi dan dianalisa baik bahaya maupun tingkat resikonya.
Identifikasi dan analisa bahaya serta resiko ini kemudian digunakan dalam
menentukan pengelolaan dampak-dampak aktivitas yang terkait dengan K3.
 Aspek K3 diidentifikasi dan dianalisa sebagai berikut;
 Identifikasi potensi bahaya untuk menghasilkan daftar resiko pada setiap jenis
aktifitas.
 Analisa resiko (Risk Analysis) menggunakan teknik Analisa K3 (Job Safety
Analysis) untuk menghasilkan sebuah petunjuk teknis yang baku (SOP).
 Menentukan tindakan perbaikan atau kontrol yang diperlukan untuk setiap
aktivitas dengan bahaya dan risiko tertentu yang dianggap perlu.
 Data mengenai aspek-aspek K3 harus selalu ditinjau ulang minimal sekali setiap
tahun atau apabila terjadi suatu perubahan yang signifikan terhadap operasional
atau kondisi lain yang mempengaruhinya.
4
Definisi

 Hazard = potensi untuk “harm”


 Resiko: peluang terjadinya “harm” atau sesuatu yang akan berdampak terhadap obyektif
dan merupakan ukuran kombinasi dari konsekuensi dan peluang kejadian.
 Identifikasi Resiko: proses penentuan apa, kenapa dan bagaimana dapat terjadi
 Analisa Resiko: suatu sistem yang menggunakan informasi yang tersedia untuk
menentukan berapa sering suatu kejadian spesifik bisa terjadi termasuk tingkat keparahan
dan konsekuensinya
 Menejemen Resiko:
 Menejemen Resiko adalah suatu terminologi yang dipakai terhadap metode logika dan sistematik
dari sekumpulan proses yang berkaitan dengan aktivitas, fungsi atau proses dalam bentuk sebuah
sehingga Perusahaan dapat mengurangi kehilangan dan meningkatkan peluang positif
 Sebuah metodologi yang dapat membantu proses pembuatan keputusan dan merupakan sebuah
budaya, proses dan struktur yang diarahkan terhadap menejemen efektif dari potensi peluang-
peluang dan dampak buruk (grasping opportunities and minimizing losses):
 Bukan sebuah aktivitas baru
 Tidak sama dengan asuransi
 Fokus utamanya adalah keterlibatan semua stakeholders dengan pendekatan koordinatif

5
Definisi

 Audit: proses yang digunakan untuk konfirmasi kepatuhan (compliance)


terhadap prosedur yg digunakan untuk mengontrol resiko.

 Audit menjadi sangat penting jika resiko dikontrol oleh prosedur.

 Memantau: memeriksa, mengawasi, mengamati atau merekan


kemajuan suatu aktivitas, tindakan atau sistem secara periodik untuk
mampu mengidentifikasi jika adanya perubahan

6
Definisi

 Konsekuensi (consequence): hasil suatu kejadian dinyatakan secara


kualitatif dan atau kuantitatif sebagai kehilangan, injury, kerugian atau
perolehan. Selalu ada variasi peluang hasil kejadian (positive atau
negative)
 Peluang kejadian / probabilitas (likelihood): sebuah ukuran kualitatif
yang menunjukkan probabilitas atau kekerapan
 Rencana kontingensi: sebuah dokumen rencana detil untuk mencari
peluang meminimumkan impak dari suatu kejadian insiden

7
Definisi

 Perlakuan Resiko: bagian dari menejemen resiko yang melibatkan


implementasi kebijakan, standard, prosedur dan perubahan fisik untuk
menghilangkan atau meminimumkan resiko buruk
 Komunikasi Resiko: sebuah proses dimana resiko dikomunikasikan
diantara kelompok yang terlibat
 Kontrol Resiko: lihat Perlakuan Resiko (Risk Treatment)
 Evaluasi Resiko: proses yang digunakan untuk menentukan prioritas
menejemen resiko dengan membandingkan tingkat resiko terhadap
standard yang sudah ditentukan, target tingkat resiko atau kriteria resiko
yang dikehendaki
 Pemangku Kepentingan (stakeholders): mereka dan organisasi yang
bisa mempengaruhi dan dipengaruhi atau beranggapan dirinya dapat
dipengaruhi oleh resiko atau keputusan atau aktivitas yang beresiko
8
RESIKO (RISK)
BAHAYA (HAZARD)
Terjadi pada saat energi atau orang
Sesuatu yang bisa ditempatkan pada suatu bahaya Contoh -
mencelakai. Contoh -
orang berjalan diatas tumpahan oli
tumpahan oli dilantai

9
Proses Penilaian Risiko

1. Identifikasi Cakupan & Manfaat suatu Studi Penilaian Risiko


(Risk Assessment)

2. Membentuk Konteks

3. Identifikasi Bahaya (Hazard)

4. Analisa Risiko & Evaluasi Risiko

5. Perlakuan Risiko

10
1. Identifikasi Cakupan & Manfaat Studi
Penilaian Risiko

1. Cakupan Umum
 Untuk mengidentifikasi dan mem-bobot risiko
2. Tujuan detil
 Mengidentifikasi risiko yang berkaitan dengan aktivitas berisiko tinggi
dimana studi akan dilakukan
 Menganalisa dan mem-bobot risiko dengan menggunakan suatu Standard
Analisa Risiko
 Mengidentifikasi Matriks Analisa Risiko
 Mengidentifikasi Risiko yang tidak dapat diterima menggunakan suatu
standard Matriks Analisa Risiko
 Mengidentifikasi peluang atau kontrol untuk mengurangi risiko

11
2. Membentuk Konteks

1. Metodologi
 Klarifikasi cakupan pekerjaan
 Matriks analisa risiko
 Tim risk assessment
 Proses identifikasi risiko
 Diskusikan setiap risiko, konsekuensi dan peluang kejadiannya
 Pemberitahuan perlakukan risiko yang ada dan yang diusulkan

2. Isu utama harus disampaikan dalam pembentukan konteks


dan untuk sebuah tim studi risiko harus berdiskusi bersama
fasilitator saat akan mulai studi

12
3. Identifikasi Hazard

Manfaat langkah ini


 Untuk meng-identifikasi risiko yang berasosiasi dengan
aktivitas dimana studi akan dilakukan

Metodologi
 Aktivitas baru - Job Safety Analysis
 Rangkaian aktivitas – studi risiko diidentifkasi melalui
aktivitas diskusi yang menantang

13
Job Safety Analysis
Prosedur Analisa Tempat Kerja

 Aliran untuk membuat prosedur, safe work


instructions, & job safety analysis dimulai
dengan sebuah Risk Assessment.

Risk Assessments (1)

Procedures (2)

Safe Work Instructions (3)


Job Safety Analysis (4)

14
Definisi Job Safety Analysis
Analisa Keselamatan Kerja

 Analisis Keselamatan Kerja (Job Safety Analysis) merupakan suatu sistem perencanaan
suatu pekerjaan dengan keselamatan kerja sebagai prioritas utama. Perlu diperhatikan
bahwa tidak setiap orang mengetahui dengan pasti cara melakukan pekerjaannya dengan
benar dan aman.
 Proses formal mengidentifikasi bahaya, mengevaluasi dan mengendalikan resiko
 Keuntungan menggunakan sistem JSA adalah untuk meningkatkan keselamatan dan
efisiensi suatu pekerjaan.
 JSA diharapkan dapat menghasilkan suatu cara yang lebih baik dalam melakukan suatu
pekerjaan.
 JSA mempunyai hubungan erat dengan sistem Keselamatan Kerja, dengan memastikan
perbaikan tata cara dan prosedur kerja dengan aman.
 Langkah pertama yang harus dilakukan sebelum melakukan pekerjaan adalah
keselamatan menjadi pertimbangan utama
 Pikirkan terhadap pekerjaan tersebut dan bahaya apa yang akan muncul sebelum dimulai
15
Manfaat Analisa Keselamatan Kerja

 Kesadaran akan keselamatan meningkat

 Pengetahuan tentang pekerjaan menjadi


bertambah

 Prosedur kerja ditetapkan

 Pencegahan kecelakaan diperhatikan

 Angka kecelakaan menurun

16
Ada 3 Cara Untuk Melakukan JSA

1. Pengamatan langsung

2. Diskusi dalam suatu kelompok

3. Mengingat kembali atau ditetapkan dan diuji ulang

17
Penjelasan rencana operasi di KPC
Pertimbangkan Hal-Hal Berikut Sebelum
Membuat JSA

1. Apa yang akan saya lakukan?


2. Dengan bahan-bahan apa sajakah saya akan berkerja?
3. Peralatan dan perlengkapan apa yang saya gunakan?
4. Kapan saya akan melakukan pekerjaan itu?
5. Bagaimana pengaruh pekerjaan ini terhadap pekerjaan yang
lain?
6. Adakah pengaruh yang lain?
7. Dimana pekerjaan ini dilakukan?

18
Tahap-tahap JSA

1. Pilih pekerjaan/tugas yang akan dianalisa


2. Jabarkan pekerjaan/tugas ke dalam urutan yang
logis
3. Kenali bahaya/resiko dalam setiap urutan
4. Tentukan cara mengendalikannya
5. Lengkapi formulir JSA dengan informasi penting
lainnya

19
Step 1. Identifikasi dan katagorikan
pekerjaan

 Bedakan pekerjaan dan tugas


 Pekerjaan atau tugas yang mana memerlukan JSA
 Apakah pekerjaan tsb mempunyai sejarah atau potensi terhadap
cidera atau insiden
 Apakah pekerjaan tsb sangat beresiko terhadap keselamatan
 Apakah pekerjaan tsb belum pernah dilakukan sebelumnya
 Apakah pekerjaan tsb prosedurnya sudah berubah
 Apakah pekerjaan tsb dioperasikan oleh karyawan baru

20
Pekerjaan vs. Tugas
Pekerjaan
Tugas-tugas yang berbahaya
 Pekerjaan baru (material, peralatan, proses/metode)
 Pekerjaan yang jarang dilakukan, atau yang dilakukan oleh orang
baru
 Pekerjaan dengan kondisi tempat kerja berubah

21
Step 2. Pecah pekerjaan tersebut dalam
langkah demi langkah secara logis
1. Gunakan kata kerja yang
mengarah terhadap penjelasan
pekerjaan
2. Jabarkan langkah setiap tugas
dengan jelas bukan
menjelaskan ‘bagaimana’ setiap
langkah dilakukan
3. Jabarkan langkah tugas secara
lengkap dengan urutan
sederhana, tidak terlalu panjang
atau pendek
4. Batasi langkah tersebut dalam
10 langkah

22
Latihan: Uraikan langkah-langkah tugas

 Pilih salah satu tugas yang anda senangi di tempat kerja,


atau di luar kerja
 Uraikan tugas tersebut sesuai petunjuk atau prinsip yang
dijelaskan sebelumnya
 Evaluasi urutan pekerjaan apakah ada pengulangan atau
yang hilang

23
Step 3. Identifikasi bahaya yang muncul

1. Jenis-jenis bahaya
2. Bagaimana terjadinya cedera
3. Bahaya fisik: tekanan, listrik, kimia, alat yang berputar, kendaraan,
ketinggian, kedalaman, ruangan tertutup, getaran, jalan masuk, benda
yang terlempar, cuaca, benda yang panas/dingin, kebisingan, radiasi,
peralatan dan perlengkapan berat, material yang berbahaya, kondisi
tanah.
4. Bahaya mekanis: terkena benda jatuh, terjerat di, tertarik, terantuk,
terpeleset dan jatuh, tertelan/tersedot, terbakar, panas/debu/gas kimia.
5. Faktor tambahan: pencemaran lingkungan, peralatan yang rusak,
faktor manusia (kompetensi, kemampuan, pelatihan,
kebugaran,kelelahan/keletihan), operasi kerja terus menerus dll.
24
Identifikasi Potensi Bahaya

Segala sesuatu yang berpotensi


menyebabkan cedera, kerusakan alat, dan
pencemaran lingkungan

Sumber bahaya di tempat kerja Sumber bahaya lainnya


Suhu Mekanis Kontak dengan alat bergerak
Kimia Kinetik Kestabilan
Listrik Gaya tarik bumi Bahan beracun
Kebisingan Tekanan Ketidaksesuaian bentuk/posisi tubuh dengan alat kerja
Getaran Biologis Bahaya terhadap/ berasal dari lingkungan
Magnet Biofisik -
Radiasi - -

25
Potensi Bahaya

Semburan langsung ke mata Luka potong/koyak/cabik

Potongan kecil/debu yg melayang di


Luka bakar: api, uap panas
udara

Luka bakar oleh bahan kimia dan


Ketegangan otot mata akibat kurang
penyerapan bahan kimia oleh
penerangan/penerangan yg buruk
kulit

Kerusakan akibat reaksi kimia Gatal-gatal/penyakit kulit/eksim

Radiasi berbahaya Folliculitis – terinfeksi bakteria

Kanker – melanoma Terbakar matahari

26
Bahaya vs. Resiko

Sulit bernafas, nafas pendek, bronkitis,


Debu/gas beracun
asma
Debu serat non racun: silika/asbes Silikosis (silika), asbestosis (asbes)
Bahan yang membuat alat/saluran
Kanker paru
pernafasan iritasi/alergi
Paparan terus menerus terhadap
Stress, kurang konsentrasi
kebisingan di atas 85dB
Gangguan pada alat pendengaran (tuli,
Kebisingan yang tiba-tiba: pukulan palu
gangguan berkomunikasi, tidak mendengar
pada lempengan baja; suara ledakan
tanda bahaya)
Hernia & kelelahan akibat mengangkat
Pekerjaan berat & mengangkat
beban berulang-ulang dalam waktu lama
Membungkuk, melintir, meraih & sentakan,
Cedera punggung
getaran pada seluruh tubuh
Benturan Kelelahan, pelupa, sakit kepala

Bahan kimia Pusing, keracunan


27
Punggung

28
Step 4. Menetapkan Cara Mengontrol Bahaya &
Hirarki Kendali Bahaya atau Resiko

1. Eliminasi 4. Rekayasa 5. Adminsitrasi

Bahaya Karyawan

2. Substitusi 3. Isolasi 6. PPE

29
30
Kontrol Risiko
4.1. Eliminasi
 Reaksi kimia ke fisika; penggunaan perekat diganti dengan klem/penjepit/baut-mur (resiko kimia dihilangkan)
 Pekerjaan pemotongan kayu yg berdebu diganti dengan pembelian bahan yg ready-cut/sized-form material (resiko
debu dihilangkan)
4.2. Substitusi
 Chlorinated degreasing solvent diganti dengan detergen; cat berbahan dasar organik/hidrokarbon diganti dengan cat
berbahan dasar air (resiko berkurang)
 Material berbentuk tepung yg berdebu diganti dengan yang berbentuk pasta/pelet; cat dengan aplikasi semprot diganti
dengan aplikasi kuas (resiko berkurang)
4.3. Isolasi
 Pengoperasian jarak jauh – remote control drilling
 Membangun ruangan untuk mesin generator listrik
 Membuat barikade atau larangan masuk ke daerah yang licin atau rawan longsor
4.4. Rekayasa
 Penggunaan ruang berventilasi untuk pekerjaan spray painting atau fibre-glassing
 Pekerjaan las menggunakan robot
 Otomatisasi pekerjaan
 Penggunaan bejana reaksi tertutup
4.5. Administratif
 Mengurangi jumlah orang yang terpapar bahaya
 Mengurangi waktu paparan/exposure
 Larangan makan/minum di area yang terkontaminasi
 Safe Work Procedure (SWP) / JSA
4.6. APD 31
Alat Pelindung Diri - PPE

 Representatif perusahaan bertanggung jawab untuk memastikan setiap


karyawan yang bekerja dengan resiko atau didaerah yang wajib
dilindungi dengan PPE berhak memiliki Personal Protective Equipment
(PPD) yang sesuai dan ketika anda memasuki yang memerlukannya
pastikan anda menggunakannya.
 Hal ini termasuk:
 Safety Glasses
 Hard Hat
 Reflective vest
 Steel Capped Boots
 Ear plugs or muffs

32
Kebutuhan APD

33
Peralatan Pelindung Diri
Helm Pengaman
 Helm pengaman harus disediakan oleh supervisor masing-masing dan dikenakan setiap saat di tempat
yang mengharuskan pemakaian helm tersebut.
 Pemakaian Helm pengaman ketika berada di dalam kendaraan tertutup atau ruangan ber-AC seperti di
kantor dan ruang tidak diwajibkan, kecuali pekerjaan yang Anda lakukan bisa menimbulkan bahaya.
Sepatu Pengaman
 Sepatu pengaman harus dipakai setiap saat oleh semua karyawan ketika berada di lokasi operasi dan
lokasi bengkel atau lokasi yang mengharuskan pemakaian sepatu pengaman tersebut.

Pelindung Mata (Sesuai dengan peraturan Australian Standards AS


1336 & AS 1337)
 Sebagai persyaratan minimal, kacamata safety dengan pelindung
di bagian samping harus dipakai setiap saat ketika bekerja di
lokasi pompa dan dimana dapat terjadi percikan-percikan seperti
mengambil sampel dari genangan lumpur, membantu
menempatkan sandbag keatas tanggul dsb. Goggle atau pelindung
muka harus dikenakan sesuai dengan jenis bahaya, atau sesuai
perintah, atau jika kacamata safety tidak tersedia.
 Pemakaian kacamata safety ketika berada di dalam kendaraan
tertutup atau ruangan ber-AC seperti di kantor dan ruang tidak
diwajibkan, kecuali pekerjaan yang Anda lakukan bisa 34
menimbulkan bahaya.
Industrial Safety Helmets
Concern and confusion seems to have arisen over , is my safety helmet still safe to wear and does it still comply with the Australian Standard , well
read the following and then conduct your own check to ensure it dose and if it dose not then replace it.
UNSAFE PRACTICES
The following practices are considered detrimental to the Safe working life and performance of the helmet and should be avoided.
 Storage or placement of helmets near any window, particularly the rear window of motor vehicles through which excessive heat can be
generated. NOTE: Helmets can also become dangerous missiles in the event of sudden braking or in the event of a accident.
 The helmet may be damaged and rendered ineffective by petroleum and petroleum products, cleaning agents, paints, adhesives, aerosol
sprays, etc, without the damage being visible to the user.
 Alteration, distortion or damage to the shell , eg. splits and cracks, or to the harness, especially if such alteration reduces the clearance
between the shell and the wears head. This includes the drilling of holes in the shell other than those complying with the requirements for
ventilation.
 The use of Safety helmets for any other purpose than what they are designed eg. as seats, liquid receptacles, wheel chocks.
CLEANING
It is recommended that Safety helmets be cleaned regularly, in general, normal washing methods using warm water and soap. The use of solvents,
very hot water, or hash abrasives is not advisable.
INSPECTIONS AND MAINTENACE
All components, shells, harnesses, headbands and accessories should be visually inspected at least weekly for signs of dents, cracks, penetration
or any other damage due to impact, rough treatment or unauthorized alterations which may reduce the degree of safety originally provided.
Helmets showing damage or deterioration to the shell should be immediately withdrawn from service and discarded (completely destroyed).
Helmets with sound shells but with damaged or defective harness should be withdrawn until the complete harness and cradle is replaced,
Harnesses from one design or make of helmet should not be interchanged with any other design.
WORKING LIFE
Excessive discoloration of the shell colour or weathering of the surface may indicate a loss of strength. Helmets that have been in service for longer
than three years should be inspected and representative samples tested to ensure their continuing compliance.
Note: no set time frame is set for Safety helmets to be discarded from the date of manufactured.
Plastics components of the harnesses may deteriorate more rapidly in service and harnesses should therefore be replaced at intervals not longer
than two years. All helmets must contain a safety warning regarding damage due to impact and also one showing compliance to AS 1801.
RE-ISSUE OF HELMET
No safety helmet should be re-issued unless the helmet has been thoroughly cleaned and inspected. In general, when a helmet is being reissued to
a different person at least a new sweat band should be fitted. All of these points come directly from Australian Standards the selection, care and
use of industrial safety helmets AS1800- 1981. Any further concerns please do not hesitate in contacting the Risk Control Department.
35
Standard Helm - SNI

36
Peralatan Pelindung Diri

Rompi Pengaman
 Sebagai persyaratan minimal, rompi pengaman yang memantulkan cahaya
(reflektor) atau pakaian kerja yang berwarna menyolok dan didesign dengan
reflector harus dikenakan setiap karyawan tambang terbuka dan bawah tanah
di tempat yang mengharuskan pemakaian rompi tersebut.
 Semua peralatan pelindung diri bagi karyawan harus disediakan oleh masing-
masing supervisor.
Pelindung Pendengaran
 Pendengaran akan terganggu bila personil terpapar pada kebisingan dalam
kurun waktu tertentu. Semua area yang mempunyai kebisingan lebih dari 85 dB
personil wajib mengenakan pelindung pendengaran untuk meredam suara yang
masuk kedalam telinga.
 Gangguan atau kerusakan pendengaran permanen dapat terjadi bila terpapar
pada kebisingan seperti ditunjukka pada Tabel berikut.
37
Sound Pressure  Pa dB Threshold of Pain

Jet Engine 140


25 m distance 100.000.000
Jet Take Off 100 m distance
130
120
10.000.000
Pop Group 110 Pneumatic Chipper

100
1.000.000
Heavy 90
Truck Average Street Traffic
80
100.000
70
Conversation Talk
Business Office
60
10.000
50

Library 40 Living Room


1000
30
20
Wood
Bedroom
100
10

20 0 Threshold of Hearing 38
Ambang Batas Kebisingan

Paparan terus Tingkat kebisingan


menerus dalam jam yang terpapar dB
8 90

6 92

4 95

3 97

2 100

1–½ 102

1 105

½ 110

>¼ 115
39
Step 5. Catat JSA di Formulir dan periksa
ulang

 Pekerjaan yang dilakukan, langkah kerja yang telah


ditetapkan, bahaya yang ditetapkan dan langkah
kontrolnya
 Peninjauan ulang setelah selesai pekerjaan, terhadap
bahaya lain yang muncul, perubahan metoda pekerjaan
atau berubah kembali ke metoda semula

40
JSA Worksheet
Project: Sign off:__________________
Date: ___________________
Team:
Accepted: Yes / No
Task:

Task Steps Possible Hazards Safety Controls


1.

MISSING / SKIP / PART COMPLETE / CAUGHT (in/on/by/between) / STRUCK BY / CONTACT WITH /


EXPOSURE / LAYOUT / TRAFFIC / TOOLS / EQUIPMENT / STRESS / STRAIN / FATIGUE / MANUAL 41
HANDLING / LIGHTING / FIRE / SKILLS REQUIRED
Job Title (and number if applicable): Date:
Job Safety
Analysis Page: ______ of: ______ JSA No: _____

Instruction on reverse side Title of person who does Job Department Reviewed by:
Company/organization: Plant Location: Approved by:

Required & recommended


PPE:

Recommendation Action Or
Sequence Of Basic Job Equipment Potential hazard
Procedure

42
Tanggung Jawab Formal Implementasi
Kesehatan & Keselamatan Kerja
SAFETY MEETING
Safety Daily Safety
LEVEL Stop CPR
Inspection Check Contact
Weekly Monthly

Supervisor 3 1 8/month 4/month 1/month Daily -

Review
Review and
Foreman & & ensure
Ensure One
General - 1 4/month 1/month The -
Program/m
Foreman check
onth
list/daily
Review &
Superintendent Audit
Review
& General - 1 4/month 1/Qtr - Accountability
1/Qtr
Superintendent Performance
every Quarter
Managers & Review
Vice President / Result of
- 1/Qtr 2/month 1/Qtr - -
General Audit In Every
Manager Semester
43
JSA Penambangan & Expose Batubara
di AB 2 HATARI

PT Kaltim Prima Coal Job NAMA TUGAS (dan nomor jika ada): TGL: 27 Juli Tanda
PENAMBANGAN BATUBARA 2005 Tangan
JOB SAFETY ANALYSIS HAL 1 DARI 1 JSA NO. 1

INSTRUKSI DI BALIK LEMBAR INI JABATAN ORANG YG MELAKUKAN SUPERVISOR: ANALYSIS


TUGAS INI: SHIFT SUPERVISOR OLEH:
OPERATOR BACKHOE -Suherman
-Siswahyudi
-Armstrong T
-Ridwan S
-Wahyu T
-Rocky L
-Tanzillullah
-Rahman E
PERUSAHAAN: Lokasi/Gedung: Departemen: Ditinjau Oleh:

KPC – Divisi MOD PIT AB 2 HATARI CoalL Mining Dpt.

PERALATAN PELINDUNG DIRI YG DIHARUSKAN DAN/ATAU DISARANKAN: Disetujui Oleh


Standar PPE :
Tranking Radio
Standard PPE
List of type equipment yang akan digunakan :

44
JSA Penambangan & Expose Batubara
di AB 2 HATARI
N Urutan langkah
Bahaya Tindakan & prosedur yang disarankan
O tugas pokok
1 Penambangan  Terkena 1. Supervisor operation melakukan identifikasid inspeksi area kerja
Batubara dari longsoran sebelum memasuki area kerja, terutama memeriksa tanda peringatan
Selatan ke Utara material (extenso meter) yang telah di pasang geotech crew, dan memastikan
dengan  Terkenan safety berm dalam keadaan baik/standard.
menggunakan kejatuhan 2. Supervisi melekat selama proses expose dan clean up berlangsung
bottom side loading, material 3. Supervisor segera menghentikan kegiatan expose dan atau clean up
menggunakan  Tabrakan dan mengevakuasi semua alat dan personil jika ada tanda / alarm
Hitachi EX1800,  Terguling dari patok monitor yang telah di pasang oleh Geotech crew.
Komatsu 785 HD & 4. Supervisis membuat dan memastikan emergency access ke arah
Cat 777 Utara tersedia sebelum pekerjaan expose di mulai.
5. Mengacu pada prosedur pengoperasian alat backhoe
6. Mengacu pada prosedur pengoperasian haul truck
7. Kegiatan di lakukan pada siang hari (06.00 – 18.00)
8. Saat hujan kegiatan di hentikan.
9. Geotechnical memasang patok monitoring dan extenso meter. dan
memberikan briefing kepada semua pengawas yang ditugaskan di
daerah tersebut tentang tanda-tanda adanya pergerakan monitoring
yang harus segera dilaporkan dan di tindak lanjuti dengan proses
evakuasi.
10. Geotechnical harus melakukan monitoring harian terhadap alat
monitoring (extenso meter) untuk memastiakn bahwa alat masih
berfungsi dengan baik dan hasil monitoring dicatat dan dilaporkan
kepada Supt./Gen. Supt/Manager yang bertanggung jawab di area
tersebut.
11. Jalan yang berada di atas area kerja di tutup selama proses
pekerjaan berlangsung. 45
12. Fueling, PM dan Inspeksi terhadap alat backhoe harus di laklukan di
luar radius 22M
Job Safety Analysis
PT. Aneka Tambang Batubara Nama Tugas (nomor jika ada): Membuka singkapan batubara Tgl: 27 Juli 05 TTD

JOB SAFETY ANALYSIS Hal 1/1 JSA No. 1

Analisis Oleh:
Jabatan orang yg melakukan tugas
Supervisor: Ahmadinejad
Instruksi Dibalik Lembar ini ini:
Shift Supervisor SBY
Operator Backhoe
Goerge Bush
Perusahaan: Lokasi/Gedung: Departemen: Diperiksa
oleh:
PT. ATB - Divisi MOD Pit ABC Dept Tambang Batubara

Peralatan pelindung diri yg diharuskan dan atau disarankan: Standar PPE, Trunking Radio Disetujui oleh:

Daftar peralatan yang akan digunakan :


Urutan Langkah Tugas-
NO Bahaya Tindakan & prosedur yg disarankan
tugas Pokok
1  Expose Batubara dari  Terkena longsoran 1. Membuat Safety berm sesuai dengan design.
Selatan ke Utara material 2. Supervisor operation melakukan identifikasid inspeksi area kerja sebelum
dengan menggunakan  Terkenan kejatuhan memasuki area kerja, terutama memeriksa patok peringatan yg telah di pasang
botom side loading, material geotech crew, & memastikan safety berm dalam keadaan baik/standard.
menggunakan Hitachi  Tabraka 3. Supervisi melekat selama proses expose & clean up berlangsung
Ex1800, Komatsu 785  Terguling 4. Supervisor segera menghentikan kegiatan expose & atau clean up & menevakuasi
HD dan Caterpillar 777 alat & personil jika ada alarm dari patok peringatan yg di pasang tim Geotech.
 Clean up batubara 5. Supervisor membuat dan memastikan emergency access ke arah Utara tersedia
dengan menggunakan sebelum pekerjaan expose di mulai.
PC300/PC200/PC320, 6. Mengacu pada prosedur pengoperasian alat backhoe
 Hitachi EX1800 7. Mengacu pada prosedur pengoperasian haul truck
membuat area working 8. Mengacu pada prosedur clean up batu bara.
bench untuk 9. Kegiatan di lakukan pada siang hari (06.00 – 18.00)
PC300/PC320/PC200 10. Saat hujan kegiatan di hentikan.
clean up batubara 11. Geotech pasang patok peringatan & extensometer & briefing semua pengawas yg
ditugaskan di daerah tsb tentang tanda2 pergerakan monitoring yg harus segera
dilaporkan & di tindak lanjuti dengan proses evakuasi.
12. Geotech harus lakukan monitoring harian terhadap alat pantau utk pastiakn bahwa
alat berfungsi baik & hasil monitoring dicatat & dilaporkan kepada Supt./Gen.
Supt/Manager yang bertanggung jawab di area tersebut. 46
13. Jalan di atas area kerja di tutup selama proses pekerjaan berlangsung.
14. Fueling, PM & Inspeksi terhadap backhoe harus di laklukan di luar radius 22M
PT. Aneka Tambang Batubara Nama Tugas (nomor jika ada): Pemasangan pompa Tgl: 27 Juli 05 TTD

JOB SAFETY ANALYSIS Hal 1/1 JSA No. 1

Jabatan orang yg melakukan tugas ini: Supervisor: Analisis Oleh:


Instruksi Dibalik Lembar ini Operator Backhoe Shift Supervisor

Perusahaan: Lokasi/Gedung: Departemen: Diperiksa


oleh:
PT. ATB - Divisi MOD Pit ABC Dept Tambang
Batubara
Peralatan pelindung diri yg diharuskan dan atau disarankan: Standar PPE, Trunking Radio, Daftar peralatan yang akan Disetujui oleh:
digunakan
Urutan Langkah
NO Bahaya Tindakan & prosedur yg disarankan
Tugas-tugas Pokok
1  Pemasangan  Terkena 1. Supervisor operation melakukan identifikasid & inspeksi area kerja sebelum memasuki area
pompa longsoran kerja, terutama memeriksa tanda peringatan yg telahd di pasang geotech crew.
 Pompa ditempatkan material 2. Pengawasan melakat selama proses pemasangan pompa
pada posisi utara  Terkenan 3. Saat melakukan inspeksi pompa, seorang crew pompa ditunjuk & di beri tugas untuk
block 1 kejatuhan memonitor terhadap adanya pergerakan ada tebing.
material 4. Segera menghentikan kegiatan pemasangan pompa dan inspeksi pompa & mengevakuasi
alat & personil jika ada alarm dari patok monitor yg telah di pasang oleh Geotech crew.
5. Geotech pasang patok monitoring & extensometer & briefing semua pengawas yg
ditugaskan di daerah tsb tentang tanda2 adanya pergerakan monitoring yg harus segera
dilaporkan dan di tindak lanjuti dengan proses evakuasi.
6. Geotech harus lakukan monitoring harian terhadap alat monitoring utk pastikan bahwa alat
berfungsi baik & hasil monitoring dicatat dan dilaporkan kepada Supt./Gen. Supt/Manager
yang bertanggung jawab di area tersebut.
7. Jalan yang berada di atas area kerja di tutup selama proses pekerjaan berlangsung.
8. Merujuk pada manual pengoperasian pompa, saat pengoperasian pompa berlangsung.
9. Menempatkan tangki BBM di luar radius 22 m dan actual toe.
10. Mengupayakan menggunakan suction line yang maksimal.
11. PM check dan inspeksi hanya di lakukan pada siang hari. 47
12. Pada malam hari DILARANG ada personil yang berada di dalam radius 22m.
PT. Aneka Tambang Batubara Nama Tugas (nomor jika ada): Peledakan Jenjang Tgl: 1 Mei 05 TTD

JOB SAFETY ANALYSIS Hal 1/1 JSA No. 1

Jabatan orang yg melakukan tugas ini: Supervisor: Analisis Oleh:


Instruksi Dibalik Lembar ini Operator Backhoe Shift Supervisor

Perusahaan: Lokasi/Gedung: Departemen: Diperiksa


oleh:
PT. ATB - Divisi MOD Pit ABC Dept Tambang
Batubara
Peralatan pelindung diri yg diharuskan dan atau disarankan: Standar PPE, Trunking Radio, Daftar peralatan yang akan Disetujui oleh:
digunakan

Urutan Langkah
No Bahaya Tindakan & prosedur yg disarankan
Tugas Pokok
1  Kegiatan  Terkena 1. Supervisor operation mengidentifikasi & inspeksi area kerja sebelum masuk area kerja, terutama
priming longsoran periksa tanda peringatan yg di pasang geotech crew & pastikan safety berm berkondisi baik & std.
 Pengisisan material 2. Saat final check, Supervisi harus lakukan inspeksid & identifikasi pada area blasting & pada dinding
bahan peledak  Terkenan tebing untuk pastikan tidak ada material yang menggantung, yang potensi runtuh.
 Proses tie up, kejatuhan 3. Selama final check, salah seorang blast crew harus ditunjuk untuk monitor adanya pergerakan dari
PF = 0.12 dan material dinding tebing.
50 ms delay  Tabrakan 4. Gunakan ”sirine” untuk pemberitahuan adanya bahaya, dan Supervisor segera lakukan evakuasi.
antar row  Terguling 5. Supervisi melekat selama proses peledakan berlangsung
 Final Check  Terbalik 6. Pengisian bahan peledak menggunakan hose, & tempatkan truck exposive diluar radius 22 m
7. Supervisor Drill pastikan sisi timur area blasting telah di buatkan access untuk jalur truck exposive.
8. Supervisor segera menghentikan kegiatan dan mengevakuasi semua alat dan personil jika ada tanda
/ alarm dari patok monitor yang telah di pasang oleh Geotech crew.
9. Mengacu pada blasting prosedur (SWP Blast 1 s/d Blast 7)
10.Kegiatan di lakukan pada siang hari (06.00 – 18.00)
11.Saat hujan kegiatan di hentikan.
12.Geotechnical pasang patok monitoring & extensometer & briefing kepada semua pengawas yang
ditugaskan di daerah tersebut tentang tanda-tanda adanya pergerakan monitoring yang harus segera
dilaporkan dan di tindak lanjuti dengan proses evakuasi.
13.Geotechnical harus monitoring harian terhadap alat monitoring utk pastiakn alat berfungsi baik & hasil
monitoring dicatat & dilaporkan kepada Supt./Gen. Supt/Manager yg bertanggung jawab di area tsb.
14.Jalan yang berada di atas area kerja di tutup selama proses pekerjaan berlangsung.
48
Job Title (And Number If Applicable):
JOB SAFETY ANALYSIS
Pengambilan Sampel Emisi & Partikulat
Sequence Of Basic Job Equipment Potential hazard Recommendation action or procedure
Ikuti prosedur Testing atau Adjusting
yang berlaku di workshop.
1.a. Tertabrak Unit/ Alat berat Gunakan Visitor Lock dan Tag
Selalu didampingi oleh Mekanik/Supervisor,
selama melakukan pekerjaan
Lakukan pekerjaan dengan menggunakan Scissor Lift atau
Platform yang standar & kondisi baik.
Selalu gunakan 3 point contact jika menaiki tangga

1. Persiapan alat & menaikkan ke atas Gunakan tas/ back pack atau alat bantu untuk membawa
Platform/ Scissor Lift 1.b. Jatuh dari Platform/ Scissor Lift peralatan, jika sedang menaiki tangga.
Memakai harness jika diperlukan
(sesuaikan dengan prosedur di workshop)
Scissor Lift dioperasikan oleh yang berwenang
(memiliki Kimper untuk Scissor Lift)

Cek kondisi kabel secara visual sebelum dipakai


1.c. Tersengat listrik Cek label/tag kabel, apakah masih berlaku
(untuk power pada alat sampling)
Lakukan pekerjaan dengan menggunakan Scissor Lift atau
Platform yang standar & kondisi baik.
Selalu gunakan 3 point contact jika menaiki tangga
Gunakan tas/ back pack atau alat bantu untuk membawa
Jatuh dari Platform/ Scissor Lift peralatan, jika sedang menaiki tangga.
2. Pemanasan Alat (Warm up) untuk
Auto Emision Sampler Memakai harness jika diperlukan
(sesuaikan dengan prosedur di workshop)
Scissor Lift dioperasikan oleh yang berwenang
49
(memiliki Kimper untuk Scissor Lift)
Jaga jarak dan posisi terhadap exhaust
3.a. Menghirup gas buang dari
Masukkan stick sampler pada jarak + 5 cm saja
exhaust
Memakai masker
3.b. Udara panas dari gas buang Jaga jarak dan posisi terhadap exhaust
3. Pengukuran Partikulat Memakai penutup telinga sesuai standar bekerja di
3.c. Kebisingan
workshop

Perhatikan faktor ergonomis


3.d. Tangan pegal karena
memegang Gunakan tripod jika memungkinkan
stick sampler selama 10 menit
Setiap merasa lelah, langsung harus berhenti bekerja dulu
Jaga jarak dan posisi terhadap exhaust
4.a. Menghirup gas buang dari
Masukkan stick sampler pada jarak + 5 cm saja
exhaust
Memakai masker
4. Pengukuran Emisi
4.b. Udara panas dari gas buang Jaga jarak dan posisi terhadap exhaust
Memakai penutup telinga sesuai standar bekerja di
4.c. Kebisingan
workshop
Lakukan pekerjaan dengan menggunakan Scissor Lift atau
Platform yang standar & kondisi baik.
Selalu gunakan 3 point contact jika turun tangga
Gunakan tas/ back pack atau alat bantu untuk membawa
5.a. Jatuh dari Platform/ Scissor Lift peralatan, jika sedang turun tangga.
5. Menurunkan Alat dari atas Platform/ Memakai harness jika diperlukan
Scissor Lif (sesuaikan dengan prosedur di workshop)
Scissor Lift dioperasikan oleh yang berwenang
(memiliki Kimper untuk Scissor Lift) 50
5.b. Tersengat listrik Cek kondisi kabel secara visual sebelum dipakai
(untuk power pada alat
Jenjang Kerja Tambang Terbuka Batubara
(Coal Age, 1998)

51
Tips Menggunakan LPG Aman & Benar-1

 Gunakan peralatan ELPIJI (tabung,


kompor, regulator dan selang) sesuai
standard (SNI)
 Kompor dan tabung ELPIJI ditempatkan
di tempat yang datar dan di ruangan
yang memiliki sirkulasi udara yang baik
 Idealnya ventilasi dapur berada di
dinding bagian bawah dan mengarah ke
tempat aman mengingat berat jenis
ELPIJI lebih berat dari udara maka
apabila terjadi kebocoran ELPIJI akan
berada di bagian bawah lantai dan pintu
dapur harus terbuka
52
Tips Menggunakan LPG Aman & Benar-2

 Selang harus terpasang erat dengan


klem pada regulator maupun kompor
 Tabung ELPIJI diletakkan menjauh dari
kompornya atau sumber api lainnya
dan harus diupayakan tidak terpapar
panas
 Pasang regulator pada katup tabung
ELPIJI (posisi knob regulator mengarah
ke bawah). Pastikan regulator tidak
dapat terlepas dari katup tabung ELPIJI

53
Tips Menggunakan LPG Aman & Benar-3

 Pastikan selang tidak tertindih atau


tertekuk
 Periksa kemungkinan kebocoran gas dari
tabung, kompor, selang maupun
regulatornya dengan cara membasuh
dengan air sabun pada bagian-bagian
rawan kebocoran (sambungan regulator
dengan valve tabung, sambungan selang
ke regulator dan kompor). Apabila terjadi
kebocoran akan terjadi gelembung-
gelembung udara pada air sabun dan
tercium bau khas ELPIJI

54
Contoh Kasus-1
(KPC)

Melepas / Memasang Wheel Tyre Cat 777 – 785 - 789B menggunakan Tyre Handle
1.0. Purpose
Untuk memberikan panduan kepada semua karyawan cara melepas dan memasang Wheel tyre
777/785/789. dengan menggunakan Tyre handle dengan aman.
2.0. Scope
Pekerjaan melepas dan memasang Wheel Tyre pada unit Haultruck.
3.0. Accountability
 Supervisor / Leading Hand harus menyampaikan prosedur/intruksi kerja aman ini kepada semua
karyawan yang akan terlibat pekerjaan ini.
 Karyawan (mekanik) yang akan melakukan pekerjaan ini harus memahami dan mematuhi
prosedur/intruksi kerja aman ini, jika dipandang ada hal yang perlu ditinjau kembali dari prosedur ini
harap dilaporkan kepada atasannya.
4.0. Procedure
Step 1. PERSIAPAN
 Laksanakan 5 pertanyaaan Emas secara berkelompok
 Pad lock
 Usahakan unit yg akan dimasukkan kedalam workshop dalam keadaan bersih.
 Tyre Handle.Flour jack 120 ton.
 Tools yg diperlukan
55
Contoh Kasus-2

Step 2 PENGGANTIAN WHEEL TYRE


 Bersihkan unit tsb sebelum masuk kedalam Workshop
 Ikuti prosedur keluar – masuknya unit kedalam area work shop dan Parkir unit ditempat yg rata.
 Pasang lock out sebelum melakukan pekerjaan.
 Gunakan sarung tangan dan PPE yg standart.
 Pasang ganjal pada rodanya minimum 2 buah diantara muka dan belakang.
 Pastikan semua alat bantu yg akan dipakai dalam kondisi bagus (Tyre handle dan forklifl).
 Pastikan orang yg mengoperasikan alat bantu kimper yg sesuai dan masih berlaku
 Jack unit tsb dan pasanglah stand yg sesuai dengan menggunakan forklifl.
 Kendorkan & lepas bolts / nuts yg ada dan sisakan 3 ea bolts untuk menahan tyre sementara , sebelum
tyre handle datang untuk melepasnya.
 Lepas tyrenya dengan tyre handle lalu letakkan di laydown area agar tidak mengganggu keluar
masuknya unit.
 yakinkan tyre penggantinya sebelum dipasang kondisinya bagus.
 Pada waktu pemasangan tyre , yakinkan Multitorque wrenchnya sudah dicalibrasi sesuai bolt / nut yang
ada agar tidak diragukan lagi dalam pengikatan boltnya.
 Note: Saat pengencangan baut / nut roda pastikan tekanan angin pada regulator tidak mengalami
penurunan / kenaikan harus sesuai dengan spesifikasi yang telah ditentukan sebelumnya.

56
Tyre Handler F-300

57
Kuis – Pertanyaan
Dari penyebab-penyebab berikut ini, urutkan dari yang paling
bermungkinan untuk menyebabkan fatalitas?

1. Jatuh 1. Serangan jantung (1 dari 3)


2. Kecelakaan pesawat 2. Kecelakaan mobil (1 dari 42)
3. Kecelakaan mobil 3. Jatuh (1 dari 380)
4. Pesawat jatuh diatas anda 4. Kecelakaan pesawat (1 dari 4,000)
5. Serangan jantung 5. Tersambar petir (1 dari 35,000)
6. Tersambar petir 6. Pesawat jatuh diatas kepala anda (1 dari 300,000)

58
Risiko
"Risk comes from not knowing what you're doing" (Warren Buffet)
Seringkali risiko timbul dari adanya suatu bahaya

Risiko Bisnis
Ancaman suatu peristiwa mempengaruhi
kemampuan perusahaan secara negatif

Implikasi dari definisi risiko


 Kerugian finansial: pencurian, penipuan, BHP - Gorontalo
BHP - Meruwai
pergerakan nilai valuta dan suku bunga.
BP & Rio Tinto – KPC
 Kerugian non-finansial: publisitas buruk Adaro
menurunkan reputasi perusahan. Newmont
PP Tambang Bawah Tanah 59
Risiko Inheren - Risiko Residual - Kontrol

Risiko Intrinsic/Inherent  Proses utama – nature of the business;


tingkat risiko yang berlaku  Kejadian risiko
 Penyebab risiko
tanpa kontrol (prosedur &  Risk owner
standard & PPE)  Dampak residual
 Mendefinisikan kontrol
Current Risk
Kontrol
tingkat risiko berdasarkan
kontrol yang sedang berlaku

Risiko Residual

Setiap penempatan kontrol akan


membutuhkan investasi, baik dalam bentuk
finansial dan/atau non-finansial.
Hal ini harus mempertimbangkan nilai yang
dapat diperoleh dari pelaksanaan investasi
tersebut.
60
Risk Assessment vs. Risk Management

 Perlu dicatat bahwa walaupun terminologi ini sering dipakai dalam konteks yang
sama namun, ada perbedaan yang sangat besar antara proses risk assessment
dan proses risk management.
 Risk assessment: dasarnya adalah pekerjaan “desktop” yang membantu sebuah
organisasi untuk mengerti risikonya dan mengembangkan rencana strategik
untuk mengelola risiko tsb.
 Proses selengkapnya soal risk management melibatkan implmentasi selanjutnya
dan pemantauan berkelanjtan, mengkaji kontrol risiko yang membuat organisasi
mengkonfirmasi bahwa perlakukan strategik terhadap risiko sudah di-
implemntasikan dan tetap efektif.

61
Risk Assessment

Tujuan risk assessment adalah untuk secara efektif membantu menejemen melakukan
idetifikasi berikut:
 Risiko apa saja yang sangat perlu dikurangi dan apa pilihannya untuk mengurangi risiko
tsb
 Risiko yang mana yang perlu pengelolaan berkelanjutan secara hati-hati dan baik serta
bagaimana perilakunya pengelolaan berkalnjutan tsb
 Untuk mengidentifikasi kekurangan dalam proses yang diadopsi oleh yang bertanggung
jawab terhadap keselamatan kerja mesin, peralatan atau metode yang diterapkan,
sehingga mengurangi peluang terjadi risiko signifikan yang sedang diawasi atau
diperlakukan tak sesuai
 Untuk membantu mereka yang bertanggung jawab untuk memperbaiki pendekatan
mereka untuk risk assessments dikemudian hari
 Untuk mempromosikan pendekatan efektif dan pro aktift dalam mengelola K3 di suatu
pertambangan

62
Kepentingan Risk Assessment

Advancement in technology and management systems too often outstrip the ability
of experts to provide exacting community standards for the safe and effective
operation of management systems and equipment. The ideal workplace would have
fit for purpose equipment, competent personnel, management systems in place, all
within a known environment. In reality inherent hazards associated with technology
and management of technology within the mining environment requires a process to
be utilised not only to reduce hazards to an acceptable level but also produce
management systems appropriate for the business. This demands the adoption of a
structured process for the identification of hazards and evaluation and control of
work related risks.

63
Operational Risk In Mining And Metals

 Many risk assessments mechanisms that are being applied by a number of


different groups within mining and metals organizations can have conflicting
objectives and a lack of consistent design. This reduces the effectiveness
for the organization as a whole. Getting all of the key stakeholders into a
room to agree on one overarching operational risk policy is both simple and
key. But you would be surprised at how seldom this happens” (Mike Elliott,
Global Mining and Metals Sector Leader)
 The mining and metals sector is inherently risky, from prospecting to
extraction, through to getting the product to market. This is because of the
extensive strategic risks it faces and the acuteness of its operational risks.
The organizations that succeed, do so because they are best able to
optimize the risk/reward equation for both strategic and operational issues.

64
Risiko di Industri Tambang

Strategic Risk Operational Risk Compliance Risk Financial Risk

Resource
Nationalism
Project Risk Price & FX Risk
Risk
Capacity Constraints Legal Risk
Technical Risk Liquidity & Credit
Risk
Risk
Pipeline Shrinkage Title Risk
Social Risk
Risk
Accounting &
Social License to Regulatory Risk
Product Chain Risk Reporting
Operate
Risk
Risk Standard of Business
Political & Security Risk
Raising Cost Conduct Risk
Capital Structure
Access & Cost of
Joint Venture Risk Risk
Capital Etc
Raising
Etc Etc
Etc

FRAUD RISK 65
Ernst & Young Risk Universe for Mining Industry

66
Mendefinisikan Risk Management

“ Risk is Everybody’s Business”

Secara ringkas, Risk Management adalah:


 Memahami “Risks that Matter”
 Merencanakan dan menangani risiko secara sistimatik
 Melakukan pengawasan terhadap penanganan risiko
 Pelaporan rutin perihal “Risks that Matter”
 Selalu menurunkan risiko
 Komunikasi kepada komunitas stakeholder

67 67
Manfaat Risk Management

 Pemahaman yang konsisten terhadap risiko

 Fokus dan memahami prioritas dari aktivitas

 Budaya risiko yang memadai

 Meminimalisasi dampak dari semua ancaman utama & peningkatan


kualitas corporate governance

 Memastikan bahwa risiko dapat dikelola secara memadai dan


ekonomis

 Membuat keputusan berdasarkan analisa risiko yang sesuai

 Tidak ada kejutan yang dapat merugikan

68 68
Kisah Sukses Risk Management di
Pertambangan

“Kami berkomitmen untuk mengolah seluruh sumber risiko secara proaktif


dan efektif melalui manajemen risiko yang kompeten. Ini memerlukan
analisa risiko yang berkualitas tinggi agar pengambilan keputusan
manajemen yang sesuai dapat dilakukan pada seluruh level dalam grup.”

“Pendekatan kami terhadap perencanaan dan manajemen risiko didesain


sedemikian rupa sehingga kami dapat memiliki pandangan ke depan dan
mempertimbangkan masa depan dengan penuh keyakinan. Identifikasi
dan manajemen daripada risiko adalah utama untuk kesuksesan kami.
Perusahaan mempergunakan sebuah common risk management
framework – yang disebut sebagai Risk Management – pada seluruh
operasi dan fungsi perusahaan.”
Perusahaan-perusahaan menyadari bahwa penerapan Risk
Management merupakan “good business practice” dimana membantu
mereka dalam mengolah isu-isu penting dalam bisnis
69 69
Lingkungan Risiko
Adaptasi terhadap peningkatan risiko dan kompleksitas bisnis

Konsekuensi dari peningkatan


 Harapan pelanggan risiko dan kompleksitas bisnis

 Pemasok
 Mitra bisnis
 Risiko pasar investasi
 Harapan pemegang saham
Risk management gap
 Perubahan mata uang asing - results in increased
Perubahan

 Kompetisi lokal dan global operating volatility


 Globalisasi – Ekonomi & Lingkungan
 Kebijakan pemerintah
 Undang-Undang dan Peraturan Pemerintah
 Riset & pengembangan
 Perubahan teknologi
 Operasional
Manajemen risiko harus diimbangi:
► Menemukan orang yang tepat
► Fokus kepada investasi yang dibutuhkan
► Stakeholders memiliki kebutuhan yang berbeda

Waktu
70 70
VISI
Menjadi Kelompok Perusahaan Tambang &
Energi Indonesia yang terkemuka
Sistem Menejemen
MISI
Kami bergerak di bidang Pertambangan
dan Energi untuk:
Total Commitment  Memuaskan kebutuhan pelanggan
Top Management untuk  Mengembangkan karyawan
 Menjalin kemitraan dengan pemasok
Perbaikan Berkelanjutan
 Mendukung pembangunan masyarakat &
negara
Komitmen &  Mengutamakan keselamatan dan kelestarian
Kebijakan lingkungan (mencegah fataliti?)
Pengorganisasian  Memaksimalkan nilai bagi pemegang saham

Peninjauan & Perusahaan


Peningkatan
VALUES
Pencapaian
Customers focus
oleh Menejemen QCDS (Quality, Cost, Delivery, Safety)
Perencanaan
Respect for individuals & develop synergistic
Obyektif & Target,
teamwork
Identifikasi Risk Expected individual characteristics
Pembuatan Manual • Attitude
Standard Perusahaan. • Determined
Terukur, • Adaptive
Pengukuran & • Responsive
Tercapai & Realistis
Evaluasi Sistem • Open minded
Menejemen  Integrity
 Balance
Inspeksi & Audit
Penerapan  Team spirit
Tindakan Koreksi  PDCA (Plan Do Check Action)
Sistem Menejemen
Tindakan &
 KISS (Keep It Simple Spirit) 71 71
 MBL (Management by Love)
Prioritas
Change Management
Framework

 Perubahan paradigma harus didukung dengan Change


Management

 Change Management didefinisikan sebagai suatu


proses yang mendukung strategi-strategi perusahaan
dalam hal penerapan enterprise risk management
(ERM) dan meliputi aktivitas-aktivitas yang mendukung
transisi organisasi dan individu dari kondisi kini menjadi
kondisi yang diharapkan di masa depan.

 Who moved my cheese? 72 72


Menejemen Perubahan - Company Risk
Management

Risk Management
Company Risk Improvement
1 Assessment
Assess and Prioritize risks
Improve the overall level of risk
Management competency by
 Embedding risk management
activities within existing
functions and business
3 prosesses
 Improving risk management
components that support
Risk Competence Scan overall coordination and
2 Evaluate the organization’s
Capability to manage risk
alignment
 Developing specific plans to
address significant risks

73
Change Management – Jack Welch
Risk Management Process
(AS/ANZ4360-1999)

Monitor & review

Analyze risks
Establish the context
Determining existing controls
• The strategy context Identify risks Evaluate risks
• The organization context
• What can happen Determine Determine • Compare against criteria
• The risk management context likelihood consequence
• How can it happen • Set risk priorities
• Develop criteria
• Decide the structure
Estimate level of risks

Accept
risks

Treat risks
• Identify treatment options
• Evaluate treat options
• Select treatment options
• Prepare treatment plans
• Implement plans

74
Communication & consult
Kerangka Menejemen Resiko

 Enterprise Risk Management Kerangka kerja;


 Risk Management Policy
 Risk Management Process
 Risk Management Organization & Reporting Structure
 Risk Management Philosophy, Vision, Mission & Objective;
 Pilot Project
 Risk profile result from the risk and control self assessment
workshop in the units
 High level risk mitigation plan

75
Skematik Diagram Aliran Menejemen
Resiko

76
Proses Menejemen Resiko

 Pada intinya adalah melakukan identifikasi resiko


 Dalam langkah mencari identifikasi potensi resiko yang
akan dikelola lakukan pertanyaan berikut
 Apakah yang dapat terjadi?
 Bagaimana dan kenapa ini dapat terjadi?

 Berbagai alat/cara dan teknik

77
Proses Menejemen Resiko
Penetapan Konteks

1. Konteks Strategik

2. Konteks Organisasi

3. Konteks Menejemen Resiko

4. Kriteria Risk Assessment

5. Analisa Struktur

78
1 - Konteks Strategik

 Hubungan antara organisasi dengan lingkungan luar

 SWOT - strengths, weaknesses, opportunities, threats

 Citra (image), finansial, operasional, politikal, sosial, budaya dan


aspek hukum

79
2 - Konteks Organisasi

 Organisasi: apakah organisasi-nya sebagai korporat atau


perusahaan,

 Menejemen Resiko dimasukkan dalam tujuan dengan spektrum luas


dan harus merupakan strategik organisasi

 Kebijakan & tujuan organisasi membantu pembentukan definisi


kriteria risk assessment

 Kriteria risk assessment bervariasi diantara perusahaan-perusahaan


dibawah sebuah korporat

80
3 - Konteks Menejemen Risiko

 Fokus pada aktivitas atau bagian dari organisasi dimana proses


Menejemen Resiko sedang diterapkan
 Pertimbangkan kebutuhan untuk menyeimbangkan biaya, benefit,
peluang dan resiko
 Sumberdaya yang dibutuhkan
 Catatan dan rekaman yang dibutuhkan
 Tetapkan cakupan dan batasan
 Tentukan kriteria resiko

81
4. Parameter Kriteria “Company Risk
Assessment”
 Citra
 Ekonomi Nasional dan Global
 Gangguan Stop Operasional
 Kesehatan & Keselamatan Kerja – Kecelakaan tambang
 Lingkungan Hidup – Ekosistem
 Perencanaan Short-term vs. Long-term
 OB Management
 Fleet Management
 Teknologi - Teknikal
 Rekrutmen vs. Kompetensi
 Sosial lokal & Regional
 Keamanan

 Finansial
 Aspek Hukum
82 82
 Politik
Sumber Resiko

 Citra
 Perilaku hubungan manusia.
 Masalah hubungan
 Finansial & pemasaran
komersial/legal.
 Aktivitas menejemen dan kontrol
 Ekonomik
 Teknologi dan teknikal
 Kontraktual
 The activity itself/operations.
 Project initiation
 Interupsi bisnis
 Procurement planning
 Kesehatan & Keselamatan Kerja
 Konstruksi
 Lingkungan
 Perawatan/pemeliharaan
 Properti/aset
 Desain
 Keamanan
 Sistem
 Public/Professional liability
 Sosio-politik/legal.
 Product liability
 Bencana alam

83
Contoh Kriteria Resiko Tambang A-1

Financial Impact Non Financial Impact

Consequence Actual Loss / Deviation in realization of Efficiency (Projected Unscheduled operational Geological error / variation Cost per ton of coal
Level Opportunity Loss Justification Current Year's projected EBITDA vs Coal Sales a stoppage of mine in reserve estimation produced
/ Potential Loss Net Income year) operation (JORC standards) (% deviation from target)

3% < This Year's 50% < Projected


1 2 week < failure or
USD 15 million < Loss Projected Operating 10% < Deviation EBITDA vs Coal Sales a 8% < deviation 9% < deviation
(Very High) stoppage
EBITDA year

1.8% < This Year's 25% < Projected


2 USD 10 million < Loss ≤ 1 week < failure or
Projected Operating 5% < Deviation ≤ 10% EBITDA vs Coal Sales a 7% < deviation ≤ 8% 7% < deviation ≤ 9%
(High) USD 15 million stoppage ≤ 2 week
EBITDA ≤ 3% year ≤ 50%

0.9% < This Year's 12.5% < Projected


3 USD 5 million < Loss ≤ 1 day < failure or
Projected Operating 3% < Deviation ≤ 5% EBITDA vs Coal Sales a 4% < deviation ≤ 7% 4% < deviation ≤ 7%
(Medium) USD 10 million stoppage ≤ 1 week
EBITDA ≤ 1.8% year ≤ 25%

0.6% < This Year's Projected EBITDA vs


4 USD 3 million < Loss ≤ 1 shift < failure or
Projected Operating 1% < Deviation ≤ 3% Coal Sales a year ≤ 3% < deviation ≤ 4% 2% < deviation ≤ 4%
(Low) USD 5 million stoppage ≤ 1 day
EBITDA ≤ 0.9% 12.5%

This Year's Projected Projected EBITDA vs


5 failure or stoppage ≤ 1
Loss ≤ USD 3 million Operating EBITDA ≤ Deviation < 1% Coal Sales a year is the deviation ≤ 3% deviation ≤ 2%
(Very Low) shift
0.6% lowest

84
Contoh Kriteria Resiko Tambang A-2

Non Financial Impact


Human Resources
Reputation/ Community/ Regulation (Warning or
Turnover Human Resources Health and Safety Environmental
Public Relations Activity Limitation Imposed
(Turnover of Categorized (Industrial Relation) (injury severe-ness) (Damage Scale)
(Publication Scale) by Regulator)
Groups)

Fatal Event / Death Large-scale, long-term


Major permanent environmental damage offsite
10% < Employee National & International scale Operation prohibition
Operational stoppage disability Long-term and / or a compliance breach
turnover negative publicity
cronic health - potentially that threatens continued
causing death operation

Severe Injury: RWDI &


LDI for > 20 days (3 Large-scale, short-term
Temporary activity
6.6% < Employee weeks). environmental damage offsite Regional (province) scale
Work slowdown prohibition
turnover ≤ 10% Long-term chronic health and / or a compliance breach negative publicity
potenlially quality of life sanction
decrease

Minor Injury Small-scale environmental Written Warning


3.3% < Employee Third party mediation District scale
RWDI & LDI for 1 - 20 damage offsite and / or a with sanction
turnover ≤ 6.6% negative publicity
days reportable compliance breach

Light Injury
(need medical treatment)
0% < Employee turnover Grievance employee Significant env damage onsite / Local operational area scale Written Warning
Able to work on the same
≤ 3.3% activities a technical compliance breach negative publicity without sanction
day

First aid treatment: Able to


Minor environmental impact and
Isolated employee work on the same day: No effect Infomal/Verbal
No employee turnover / or a technical compliance
dissatisfaction No medical treatment on the reputation of BUMI Warning
breach
required

85
5 - Analisa Risiko & Evaluasi

Kegunaan Langkah ini


 Menetapkan konsekuensi, dan peluang kejadian dari konsekuensi untuk sebuah risiko.
Perlakuan Risiko Yang Ada
 Untuk setiap risiko yang teridentifikasi, kontrol risiko yang ada atau yang diusulkan akan
didokumentasikan dalam Rekaman risiko (Risk Register).
Rekaman Risiko
 Nomor risiko
 Detail risiko
 Perlakuan risiko yang ada atau yang diusulkan
 Analisa risiko yang ada: tingkat/bobot risiko dengan kontrol yang ada atau yang berlaku
 Tingkat Konsekuensi (CL - consequence level): 1, 2, 3, 4, 5 (5 rendah dan 1 tinggi)
 Tingkat peluang kejadian konsekuensi (LL-likelihood): A, B, C, D, E (A berulang setiap tahun
dan E tidak mungkin terjadi selama umur tambang)
 Tingkat risiko (RL-risk level): kritikal, tinggi, medium atau rendah
 Risiko juga di rangking dari 25 (rendah) sampai dengan 1 (tinggi/kritikal)
 Rekomendasi perlakuan risiko
 Tingkat risiko residual: tingkat risiko dengan penambahan kontrol yang direkomendasikan
86
 Orang yang bertanggung jawab
5 - Analisa Risiko & Evaluasi

 Evaluasi risiko melibatkan proses penentuan apakah risiko dapat

diterima dengan cara membandingkan tingkat risiko dan kriteria

risiko

 Keluaran dari evaluasi risiko adalah sebuah daftar prioritas risiko

untuk tindakan selanjutnya – sebuah rencana Menejemen risiko

dan keputusan mengenai apakah beberapa risiko tsb adalah

intolerable

87
5 - Analisa Struktur Resiko

 Qualitatif
 Semi-quantitatif
 Quantitatif

88
5.1. Analisis Qualitatif

 Gunakan bentuk narasi atau skala deskriptif untuk menjelaskan


hubungan peluang kejadian dan konsekuensi

 Berguna dalam proses penyaringan awal

 Berguna jika semua tingkat resiko adalah rendah

 Berguna jika data numerik tidak memadai

89
5.2. Analisis Semi-Quantitatif

 Dalam analisa semi-quantitatif, skala qualitatif diberikan bobot


numerik

 Skala bisa jadi arbitrari misal: linier, power law, logaritmik,


polynomial

 Berbagai metode bisa digunakan untuk menggabungkan antara


peluang kejadian dan konsekuensi

 Banyak perusahaan menggunakan skala semi-quantitatif

90
5.3. Analisis Quantitatif

 Gunakan data numerik dari berbagai sumber nyata, data yang

saling berhubungan dengan kuantitias yang terukur

 Jika pengambilan data tidak regular dan konsisten, maka data bisa

jadi kurang dapat dipercaya

 Memerlukan analisa sensitivitas

91
Membangun Kriteria Konsekuensi &
Peluang Kejadian

 Skala konsekuensi harus di disesuaikan dengan bentuk bisnis masing-


masing

 Skala peluang kejadian untuk bisnis tambang harus praktikal dan logik
dan juga harus sesuai dengan skala waktu kejadian yang realistik –
paling lama adalah seumur tambang

92
6. Perlakuan Risiko
1. Kegunaan Langkah-langkah: untuk membangun perlakuan-perlakuan risiko.
2. Strategi Perlakuan Pengendalian Risiko Generik
2.1. Menerima Risiko sesuai dengan seperti apa adanya - risiko tersebut diterima dan tidak ada rencana penanganan
risiko lebih lanjut.
2.2. Menghindari & Pencegahan risiko: diperlukan jika sebuah aktivitas tidak dijalankan sebagai alat untuk mengelola risiko.
2.3. Mentransfer Risiko: dapat secara pengalihan tanggung jawab secara kontrak atau secara fisik contoh lain memindahkan
risiko kepada pihak ketiga yang independen dan memiliki kemampuan secara finansial (contoh: asuransi).
2.4. Pengurangan Konsekuensi dan Peluang Kejadian: dengan mengurangi konsekuensi &/ peluang kejadian.
 Menghilangkan risiko – Eliminasi
 Substitusi ke risiko yang lebih rendah
 Mengurangi risiko secara kontrol rekayasa dan atau secara kontrol prosedur dan dengan memfokuskan pada
usaha-usaha pengurangan Impact dan Likelihood.
 Penggunaan PPE yang sesuai
2.5. Risk Retention
 Jaga dan pertahankan risiko sisa
 Risiko apapun yg tak dapat dihilangkan atau dihindari seharusnya, sampai dengan tingkat tertentu dipertahankan.
Menejemen risiko mampu menahan risiko sisa untuk dijalankan dengan wawasan pengetahuan.
3. Rekomendasi
 Perlakuan risiko untuk setiap jenis risiko harus dikembangkan secara detil dan dikonfirmasi untuk menjadi strategi yang
cocok untuk mengelola risiko. Konfirmasi alokasi tanggung jawab untuk mengimplementasikan perlakuan risiko harus
dibuat. 93
Perlakuan - Kontrol - Pengendalian K3 Terhadap
Kegiatan Yang Telah Diidentifikasi

 Tanpa Kontrol, belum ada sistem pengendalian K3.


 Kontrol Rekayasa, pengendalian dilakukan melalui kontrol dengan
cara merekayasa.
 Prosedur/Work Instruction, pengendalian dilakukan melalui
prosedur atau instruksi kerja.
 Pelatihan Keterampilan, pengendalian dilakukan dengan memberi
pelatihan keterampilan terhadap personil yang bersangkutan.
 Aturan Khusus / Perizinan, sebelum melaksanakan pekerjaan
harus mendapat ijin dari bagian / dept yang bersangkutan.
 PPE (Personal Protection Equipment) / APD, pengendalian
dilakukan dgn menggunakan APD

94
Kriteria Tingkat Risiko
(Risk Level)
Kriteria Tingkat Risiko

 E/S (Extreme/Significant) Perlu segera dilakukan tindakan


perbaikkan

 H (High Risk) Perlu mendapatkan perhatian pihak Manajemen


dan tindakan perbaikkan

 M (Moderate) Perlukan perhatian dan tambahan Prosedur /WI

 L (Low Risk) Pemantauan untuk memastikan tindakan


pengendalian telah berjalan dengan baik

 N (Negligible) Tidak memerlukan tindakan khusus.


95
Kriteria Mengukur Tingkat Risiko
Contoh risiko  Menilai konsekuensi potensial yang
dapat muncul apabila risiko tersebut
 Penurunan harga komoditi
terjadi (impact).
Apakah penyebabnya?  Menilai frekuensi potensial dari
 Volatilitas finansial akibat paper kemungkinan terjadinya risiko tersebut
trading
(likelihood).
 Volatilitas harga minyak bumi
 Kriteria pengukuran adalah sebuah aspek
 Climate Change penting dalam mendapatkan common risk
 Significant event in the world language.
 New Technology  Mengukur risiko.

Tingkat risiko = Impact x Likelihood


Sumber: Australian / NZ Risk Management Standard (AS/NZ4360)
96
Kriteria Peluang Kejadian LIKELIHOOD - PELUANG KEJADIAN
Frekuensi Risiko  Tingkat probabilitas kegagalan (risiko) terjadi

 Seberapa sering? atau frekuensi

 Berdasarkan dari pengalaman historis dan/atau ekspektasi kedepan

 LOM - Kriteria Likelihood memiliki 5 tingkatan

Tingkat Deskripsi Penjelasan

Almost The event is expected to occur in most circumstances (Sangat


A
certain mungkin terjadi risiko)
The event will probably occur in most circumstances (Kemungkinan
B Likely
terjadi risiko pada suatu keadaan tertentu)
The event should occur at some time (kemungkinan terjadi risiko kecil
C Possible
atau merupakan suatu kebetulan)
The event could occur at some time (biasanya risiko tidak terjadi
D Unlikely
namun kemungkinan terjadi tetap ada)

The event may occur only in exceptional circumstances (kemungkinan


E Rare
terjadi risiko SANGAT KECIL (pada keadaan luar biasa)
97
IMPACT - KONSEKUENSI
Kriteria Konsekuensi  Besarnya kerugian finansial/ non-finansial

Dampak Risiko  Berapa besar kerugiannya?


 Berapa besar kerusakan yang ditimbulkan?
 Berdasarkan pengalaman historis dan/ atau ekspektasi masa depan
 Kriteria Impact memiliki 5 tingkatan

Tingkat Deskripsi Penjelasan

1 Catastrophic Menimbulkan KORBAN

Cedera yang SERIUS (mengakibatkan cacat anggota atau


2 Major
sebagian anggota tubuh)
Cedera memerlukan perawatan medis, tetapi tidak dapat
3 Moderate
masuk kerja
Cedera memerlukan perawatan medis, tetapi tetap masuk
4 Minor
kerja

5 Insignificant Cedera hanya memerlukan pengobatan P3K

98
Matriks Kriteria Tingkat Risiko IMPACT - KONSEKUENSI
 Besarnya kerugian finansial/ non-finansial
 Berapa besar kerugiannya?
 Berapa besar kerusakan yang ditimbulkan?
 Berdasarkan pengalaman historis dan/ atau ekspektasi masa depan
 Kriteria Impact memiliki 5 tingkatan

Konsekuensi
Peluang Kejadian Insignificant Minor Moderate Major Catastrophic
1 2 3 4 5
A (almost certain) S S H H H
B (likely) M S S H H
C (moderate) L M S H H
D (unlikely) L L M S H
E (rare) L L M S S

The number of categories should reflect the needs of the study


S = significant risk; senior management attention needed
H = high risk; detailed research and management planning required at senior levels
M = moderate risk; management responsibility must be specified 99
L = low risk; manage by routine procedures
(Source: AS/NZS 4360:1995)
Matriks Kriteria Tingkat Resiko

5 5-H 10-H 15-E 20-E 25-E


Kemungkinan

4 4-M 8-H 12-H 16-E 20-E

3 3-L 6-M 9-H 12-E 15-E

2 2-L 4-L 6-M 8-H 10-E

1 1-N 2-L 3-M 4-H 5-H

1 2 3 4 5
Scale
Konsekuensi (Severity)
100
Contoh Matriks Tingkat Risiko
Konsekuensi
Peluang 1. Serious injury – 1. Medical 1. Minor impact
1. Fatal 1. Disabling Injury
permanent Treatment 2. Kerusakan
Kejadian 2. Kerusakan Aset >
2. Kerusakan Aset
2. Kerusakan Aset
2. Kerusakan Aset Aset <USD 5K
Probabilitas USD 1 M > USD 50K
> USD 150K > USD 30K 3. Penundaan
3. Penundaan 3. Penundaan
3. Penundaan 3. Penundaan produksi ½
produksi > 1 mg produksi 1 hari
produksi 2 hari produksi 1 shift shift

Harian 1 3 6 10 15
Bulanan 2 5 9 14 19
Tahunan 4 8 13 18 22
5 Tahunan 7 12 17 21 24
> 25 Thn
11 16 20 23 25
LOM

risiko
risiko kritikal risiko tinggi risiko rendah
menengah
Risiko kritikal 1-5: Risiko tinggi 6-12:
Hentikan aktivitas Lakukan tindakan koreksi & preventif segera
Lakukan tindakan koreksi & preventif Tindakan kontrol dikaji atau ditentukan oleh
segera menejemen
Hanya mulai jika kontrol terjadi
Risiko rendah 18-25:
Risiko menengah 13-17: 101 101
Lakukan koreksi dalam jangka waktu yang sesuai
Lakukan tindakan koreksi seperlunya Tindakan kontrol dikaji seperlunya
Contoh Kriteria Tingkat Resiko-2

102
Sumber KPC
Contoh Kriteria Tingkat Resiko-3

103
Sumber KPC
Contoh Kriteria Tingkat Resiko-4
Health, Safety and Environment Employee
Production, Reputation,
Consequence Development /
Cost and Community Compliance
Rating Health Safety Environment Organisational
Project NPV and PR
Effectiveness
<1 shift Single onsite Insignificant Isolated
Insignificant Transitory First aid Isolated PR
< US$50,000 event – internal non- employee
1 health impact treatment incident
< 3% NPV negligible harm compliance dissatisfaction
Health impact Onsite event
1 shift - 2 requiring with Internal non-
Injury Low level
days medical recoverable compliance;
Minor requiring community Grievance
US$50,000- treatment / harm; repeated minor breach
2 medical dis- activity
US$500,000 intervention; onsite events of regulation;
treatment satisfaction
3-10% NPV not with localized no fines.
permanent harm
Serious
2 days – 1 Chronic Offsite impact Local adverse
breach of
week health effects with localized media
internal
Moderate US$0.5 causing Loss of body harm; onsite coverage;
policy; breach Arbitration
3 million - partial impact part / function event with repeated
of regulation;
US$2 million on body longer term community
potential for
10-40% NPV function harm complaints
fines
LTC health
Offsite impact State adverse
effects to Multiple
with severe media
1 – 4 weeks workers or serious injury Major breach
harm; onsite coverage;
Major US$2- US$10 public with & of regulation;
incident with reduction in Work slowdown
4 million major impact hospitalizatio potential for
potential for credibility with
40-80% NPV on body n; permanent severe fines.
severe offsite major
function / disability
harm stakeholders
lifestyle
LTC health
Fatality, Operations
> 4 weeks effects to National or Prolonged
multiple Offsite impact suspended or
Catastrophic > US$10 workers or international strike; loss of
fatality; major with permanent severely
5 million public with adverse media multiple
104key
permanent severe harm reduced by
> 80% NPV potential for coverage. skills / personnel
disability authorities
death
Biaya Tindakan Penurunan Resiko

Overall level of risk

Implement reduction
measures

Use
judgement
Uneconomic

Costs

Source: AS/NZS 4360:1995

105
Ringkasan Keluaran Utama

Tujuan Detil:
 Mengidentifikasi resiko yg berasosiasi dengan aktivitas beresiko
tinggi dimana studi akan dilakukan.
 Menganalisa dan merangking resiko-resiko dengan menggunakan
contoh matriks analisa resiko.
 Mengidentifikasi resiko yang tidak dapat diterima dengan
menggunakan contoh matriks analisa resiko.
 Mengidentifikasi peluang untuk mengurangi resiko-resiko.

Peranan Rekaman Resiko


Rekaman Resiko merupakan keluaran utama dari
Studi Pengelolaan Resiko. Hal ini harus dilihat
sebagai dokumen hidup dan secara regular dikaji
106
ulang.
Formulir Rekaman Risiko

Potential Analisa Residual Risk Responsible


Insiden Risiko Awal Additional Analysis Person
No. Available risk
Skenario recommended risk
risiko treatment
C LL R control CL LL R
L L L

Preventive Preventive

Monitoring Monitoring

Contingensi Contingensi

107
Contoh Proses Detil Pembuatan Analisa Risiko-A1

Open Pit Mine Bunglon Project Formulir Penilaian Risiko Tanggal: 12/5/2007
Tim Penilai
DESKRIPSI PEKERJAAN Risiko Tanda Tangan : Penilian Risiko:
Nama :
HS SEBELUM
FITTING & CHECKING BIAS TYRE ON
adanya Tinggi
LIEBHERR TRUCKS SR Kontrol
Kendaraan : Liebherr XK 2450 HM SETELAH
adanya Rendah
LOKASI : PIT A MINING Kontrol

Tugas Bahaya L C RL Pengontrolan L C RL

INSTALLING TYRES
1.1.1 Pastikan Operator Memiliki Kimper yg
sesuai dg Unit tersebut
1.1.2 Pastikan seluruh areal sekeliling
1.1 Bergerak
bebas dan aman
1. Parkir Unit maju/mundur C 1 2H D 4 21 L
1.1.3 Pasang wheel chock depan/belakang
ban.
Harus ada seorang spotter untuk memandu
unit.
2.1.1 Periksa daerah sekitar yang akan di
2. Pengiso- 2.1 Terjatuh, isolasi.
lasian unit & 2.2 Terjepit box C 2 2H 2.1.2 Hati - hati dan kenali bahaya. D 4 21 L
taging. isolation. 2.1.3 Pasang personal lock holder pada
isolation box yg sdh di siapkan
108
Contoh Proses Detil Pembuatan Analisa Risiko-A2
Tugas Bahaya L C RL Pengontrolan L C RL

INSTALLING TYRES

3.1.1 Perhatikan daerah sekitar kerja .


3.1.2 Gunakan PPE yang sesuai dan aman
3. Memasang Jack 3.1 Jack terlepas dari posisinya.
C 2 3H 3.1.3 Posisikan stand dan Jack yg tepat pada posisinya E 5 25 L
dan Stand 3.2 Terjepit atau
3.1.4 Lakukan oleh org terlatih atau oleh dua orang .
3.1.5 Jangan gunakan jack untuk menahan beban.

4. Membuang 4.1 Suara nyaring dapat 4.1.1 Gunakan PPE dengan benar dan tepat
C 4 3H E 5 25 L
presure Tyre merusak gendang telinga. 4.1.2 Gunakan peredam suara jika ada

5.1 Rim yg retak bisa


5. Mengecek
melontarkan komponen spt bom C 4 3H 5.1.1 Gunakan alat pelindung diri yg benar dan tepat E 5 25 L
kondisi wheel Rim
dan mengakibatkan kematian.

6.1 Semburan debu saat 6.1.1 Gunakan alat pelindung diri yg banar dan tepat
menggunakan impact. 6.2.1 Melepas wheel nut dg tools yg benar dan tepat ikuti
6. Melepas wheel
6.2 Terjepit tool impact C 4 3H procedure yg benar. E 5 24 L
nut and clamp.
6.3 tertimpa clamp saat 6.2.3 Gunakan socket impact yang sesuai.
pengangaktan. 6.2.4 Periksa impact gun sebelum di gunakan.

7.1.1 Tyre Handler operator harus kompetent dan


memiliki kimper.
7. Melepas Tyre 7.1 Ban Terjatuh , menimpa
C 1 3H 7.1.2 Tyre handler harus mempunyai kapasitas ≥ 7 ton. E 5 24 L
assy dari Unit orang
7.1.3 Tyre handler hrs bergerak aman saat maju/mundur.
7.1.4 Harus ada spotter untuk memberi aba-aba.

8. Membersihkan 8.1.1 Gunakan alat pelindung diri dg tepat dan benar


8. Tergores, terjepit, dan
komponen rim , hub C 4 3H 8.1.2 Gunakan tools yg sesuai dan tepat sesuai SOP. E 5 24 L
debu.
dari kotoran / karat 8.1.3 Periksa semua tool sebelum digunakan..

9.1. Semburan debu saat 9.1.1 Gunakan alat pelindung diri yg banar dan tepat
menggunakan impact. 9.2.1 Melepas wheel nut dg tools yg benar dan tepat ikuti
9. Memasang Tyre procedure yg benar.
9.2 Terjepit tool impact C 1 3H E 5 24 L
assy ke Unit
9.3 tertimpa clamp saat 9.2.3 Gunakan socket impact yang sesuai.
pengangaktan. 9.2.4 Periksa impact gun sebelum di gunakan

109
Contoh Proses Detil Pembuatan Analisa Risiko-A3

Tugas Bahaya L C RL Pengontrolan L C RL

INSTALLING TYRES

6.1.1 Gunakan alat pelindung diri yg banar dan


10. Memasang 6.1 Semburan debu saat
tepat
clamp & nut serta menggunakan impact.
6.2.1 Melepas wheel nut dg tools yg benar dan
mengencangkann 6.2 Terjepit tool impact C 4 3H E 5 24 L
tepat ikuti procedure yg benar.
ya dgn torque 6.3 tertimpa clamp saat
6.2.3 Gunakan socket impact yang sesuai.
wrench pengangaktan.
6.2.4 Periksa impact gun sebelum di gunakan.
11.1.1 Gunakan alat pelindung diri (PPE) dengan
benar dan tepat
11.1 Kebisingan bisa 11.1.2 Jangan di depan area tyre yg di Isi angin.
11. Memompa merusak gendang telinga 16 11.2.1 Gunakan air chuck dgn panjang hose
B 1 D 5 24 L
presure Tyre 11.2 Ban meletus M minimun 3 meter sebelum valvenya.
mengakibatkan fatality Isi tekanan angin sesuai dengan rekomendasi yg
benar.

Lakukan oleh orang yang kompeten saat


mengejack
12. Melepas Jack 12.1 Terjepit, terpukul
C 2 3H Tarik Stand pelan2 oleh dua orang E 5 25 L
dan Stand hose
Lepaskan hose dari jack edmo sebelum di
gerakan/ disimpan ketempatnya.
Pastikan Operator Memiliki Kimper yg sesuai dg
13. Parkir Unit Unit tersebut
13.1 Bergerak
keluar Tyre Shop C 1 2H Pastikan seluruh areal sekeliling bebas dan D 4 21 L
maju/mundur
. aman
Harus ada pemandu / supporter

110
Contoh Proses Detil Pembuatan Analisa Resiko-B

Tugas Bahaya L C RL Pengontrolan L C RL

WHEEL MONITORING

1. Pengisolasian
Cidera jari. Selalu gunakan sarung tangan ( PPE ) ikuti
Unit bergerak atau di start C 1 2H procedure tagging dan isolation, pasang ganjal. C 3 13 S
dan tagging.
orang lain. Dan test sumber energy

Cidera mata yg
2.Pemeriksaan Gunakan selalu PPE yg standart.
disebabkan tekanan angin C 1 2H C 3 13 S
tekanan angin. Jangan berdiri di depan ban
dari dalam ban
3. Pemeriksaan Cidera jari tangan saat Ikuti SOP penggunaan tool.
temperatur ban menggunakan bor tangan Hanya dilakukan oleh orang yang terlatih
C 1 2H C 3 13 S
dengan thermo- untuk mengebor ban. Selalu gunakan APD.
meter kit

Jangan mencatat di posisi yang tidak aman.


4. Pencatatan Tertabrak. terjepit C 1 2H C 3 13 S
Selalu gunakan APD.

111
Contoh Proses Detil Pembuatan Analisa
Resiko-C1

Risk
MINING OPERATION DIVISION Ran
Blind Curve k
Safety Suggestion: To reduce potential vehicle collision due to blind curve at
intersection 13
Intersection at cross point between XY Office Bus Road and Borneo Teknik Assembly Area
Location
Entrance
Date April 13th, 2004
Mgr HSE hereby suggested for safety improvement to Mining Service Department (Road
Safety
Construction and Maintenance Section) from the following ideas: Cut the threes around that
Suggestion
intersection (see attached pictures).
To reduce potential vehicle collision due to blind curve at that intersection.
Reason for The dividers will avoid vehicle collision for all directions, but vehicles which will move to the
exemption Assembly area have potential collision with other vehicles from XY Office directions due to
blind curve.
Current Risk
Consequence = RWDI, Likelihood = Once in 5 years so that the Risk Level is 13 (Medium)
Rank
Residual Risk
Consequence = LDI, Likelihood = Once in approx 15 years, so that the Risk Level is 17
Rank as Safety
(Medium)
Suggestion

112
Contoh Proses Detil Pembuatan Analisa
Resiko-C2

MINING OPERATION DIVISION Risk


Blind Curve Rank
Safety Suggestion: To reduce potential vehicle collision due to blind
curve at intersection 13

Fig 1: The view from XY Office Direction. Green circle Fig. 2: The view from AB Direction. Green circle is
is suggested to be cut. suggested to be cut.

113
Contoh Proses Detil Pembuatan Analisa
Resiko-D1

114
Contoh Proses Detil Pembuatan Analisa Resiko-D2

115
Contoh Proses Detil Pembuatan Analisa Resiko-D3

116
Contoh Proses Detil Pembuatan Analisa Resiko-D4

117
Contoh Proses Detil Pembuatan Analisa Resiko
Truk PK Didaerah Mudah Ledak
Potensi
No. Analisa Tambahan Kontrol Resiko Yang Analisa Orang
insiden Perlakuan Resiko Yang Ada
Resiko Resiko Awal Direkomendasikan Resiko Residual Akuntabel
Skenario

Preventif CL LL RL Preventif CL LL RL

 Gambar semua konstruksi pompa bensin


 Tidak ada SWO spesifik utk di Buli tersedia di Markas PK sehingga
tanggap kebakaran di pompa krew PK mengetahui data tentang sistem
bensin pompa bensin, kapasitas, & katup-katup
 Periksa konsentrasi gas mudah pengaman
bakar utk menentukan jarak  Membuat JSA Tanggap Kebakaran pada
Truk parkir aman utk TPK & titik pompa bensin dgn mempertimbangkan
pemadam kerja para krew pemadam rancang bangun pompa bensin
kebakaran kebakaran (PK)  Membuat SWP utk memadamkan api di
(TPK) atau  Keterampilan krew PK markas PK serta JSA yg dimaksud dan
2.3 orang  Jarak efektif kanon air TPK 25 2 B 5 diuji melalui PTO 4 B 14 NT
tersingkap m  Komunikasikan SWP kepada semua
pada ledakan  Fire Hydrant ada disekitar krew & lakukan latihan periodik disemua
atau pompa bensin pompa bensin sesuai dengan rencana
kebakaran  Krew PK tidak mengerti kerjaTingkatkan kinerja pada maksimum
rancangan pompa bensin di jangkauan kanon air
Buli dengan baik  Lakukan pengamatan periodik terhadap
 Standard PPE utk krew PK semua pompa bensin utk meningkatkan
dalam memadamkan api kepedulian kondisi nyata menggunakan
 Breathing apparatus gambar rancang bangun dan lengkapi
dengan teknik pemadaman api

Pemantauan Pemantauan

 Supervisi
Setiap laporan baru dari Panggilan Tangap
 Audit Lap Panggilan TD
Darurat atau pemadaman latihan api harus
 Audit Laporan Latihan PK
selalu di kaji ulang dan kelemahannya di
 On Spot Inspection
tindaklanjuti
 SBO

Kotingensi Kontingensi

Membuat Rencana Tanggap Darurat


sehubungan dengan kebakaran di daerah 118
 Prosedur Tangap Darurat
bahan peledak dan mengatur jarak aman
evakuasi
Truk Pemadam Kebakaran Di
Daerah Beresiko Tinggi

119
Contoh Analisa Resiko Menejemen-1

120 120
Contoh Analisa Resiko Menejemen-2
Analisa
Kontrol Resiko Yang Ada Usulan
Aktivitas Faktor Kategori Resiko
Detil Resiko Kontrol
Lokasi Penunjang Resiko
Pencegahan Monitoring Kontingensi C L R Resiko

Kerusakan
Pemeliharaan
Mekanikal &
jalan.
Kondisi jalan
Pemeliharaan
Kecelakaan bus buruk.
bus.
karyawan terjadi.
Fasilitas Pemantauan Emergency
Karyawan celaka Supir letih. Safety 5 C 22
Manajemen oleh security. services.
serius/fatal &
SIM
mengganggu produksi. Kecepatan.
perusahaan
Batas
Supir tdk
kecepatan.
kompetent.

Dilarang
Kabin DT besar
Perawatan merokok di
terbakar menyebabkan Emergency
buruk Safety & kabin
Tambang supir celeka serius & SBO response 2 C 8
Kecerobohan Finansial Pemadam api
kehilangan produksi team.
supir. Sistem
sementara
pemadam api

Pastikan
Perawatan
bhw
buruk Sistem
audit /
Kecerobohan pemadam api
Shovel besar terbakar review
operator. Emergency
menyebabkan Safety & sistem
Tambang PMs utk sistem response 2 C 8
kehilangan produksi utk Finansial pemada
Sistem kebakaran. team.
suatu waktu. m api
pemadam api
dilakuka
tidak PMs utk alat.
n
memadai
regular.

121
Contoh Analisa Resiko Menejemen-3
Mining Risk Based on Mega Process (Executive)
Predefined Process ------------------------------------------------------------------------------------> Assessment Process in Business Units ------------------------------------------------------------------------------------------------------->
No Produksi Nikel Risk Owner Inherent Risk Inherent Risk Residual Residual Control Control Risk Causes Risk Solution
(Impact) (Likelihood) Risk (Impact) Risk Adequacy Effectiveness
(Likelihood)
Eksekutif
1 Kompetensi sumber daya dan fasilitas yang SVP Nikel VH VH
diperlukan belum mencukupi untuk
memenuhi kewajiban produksi yang
diperlukan.
2 Pelaksanaan produksi tidak sesuai dengan DSVP Operation H VH
rencana yang telah disetujui
3 Pihak ketiga (full outsourcing) tidak dapat SVP, DSVP VH VH
memenuhi kewajibannya Operation
4 Kenaikan atau terhentinya harga bahan SVP, DSVP VH VH Kenaikan harga LME Nikel - Mengurangi pemakaian ore dari
baku ore. Operation Formula perhitungan harga dalam INCO -> Substitusi dengan ore dari
kontrak. Halmahera.
- Negosiasi dengan manajemen INCO

6 Berkurangnya cadangan bijih nikel BOD, SVP, DSVP VH VH VH VH Adanya penjualan dalam bentuk Menurunkan COG,
Operation, Mining, raw material yang bila mencari/menggunakan energi
Pemasaran dibandingkan dengan FeNi alternatif, negoisasi dengan buyer
memiliki nilai tambah kecil, untuk menurunkan kadar, development
permintaan kadar tinggi dari pabrik drilling.

8 Pengawasan dari perusahaan terhadap DSVP Operasi VH VH VH H Konservasi cadangan tidak dapat Untuk daerah baru, perencanaan
pekerjaan tambang nikel yang dilaksanakan Pomalaa dilaksanakan dengan baik; tambang dan pengawasan kualitas
oleh pihak ketiga (full outsourcing di pengawasan kualitas bijih kurang dilaksanakan perusahaan, kegiatan
Halmahera) belum maksimal. optimal; kaderisasi tenaga penambangan dan pengangkutan oleh
berpengalaman di bidang kontraktor; untuk kontrak
penambangan terhenti. penambangan di daerah sudah
berjalan menempatkan Surveyor untuk
monitor kemajuan tambang,
menambah mining engineer untuk
Supervisi dan QC
9 Instabilitas wilayah UBP Nikel SVP, DSVP HR & VH VH VH H Masalah tuntutan tanah dari Penyelesaian melalui jalur hukum,
GA, Com.Dev masyarakat di lokasi KP, lokasi sertifikasi tanah-tanah HGB,
yang berdempetan dengan pembatasan yang jelas untuk areal-
masyarakat, kesejahteraan dan areal vital perusahaan, enforcement
kesenjangan sosial. dari security.
10 Kenaikan biaya penggunaan bahan bakar SVP, DSVP VH VH VH H Harga minyak dunia yang Pemanfaatan sumber energi alternatif,
untuk produksi Pomalaa Operation melonjak tajam, kebutuhan BBM efisiensi pemanfaatan energi dengan
yang meningkat dengan adanya operasi mesin pada kondisi optimal,
FeNi 3 plant. kerjasama dengan instansi terkait

11 Pengadopsian teknologi baru tidak disertai DSVP Operation, VH VH VH L Tidak ada alih teknologi dari pihak Koordinasi yang lebih baik diantara
dengan pengenalan teknologi lebih baik DSVP Finance, HR vendor ke perusahaan semua pihak yang terkait, technical
& GA, HR scope dan support dari Vendor.
12 Demonstrasi karyawan internal, pihak DSVP HR & GA, VH VH VH L Kurangnya komunikasi antara Komunikasi antara karyawan dengan
outsourcing dan pensiunan (termasuk ComDev, HR Manajemen dan pegawai. manajemen via serikat pekerja, LKS
keluarganya)
122
bipartit dan respon cepat terhadap
keluhan pegawai.
Contoh Analisa Resiko Menejemen-4
Mining Risk Based on Major Process
(Mine Plan - Mine Production – Processing – Transportation)
Predefined Process ------------------------------------------------------------------------------------> Assessment Process in Business Units ------------------------------------------------------------------------------------------------------->
No Produksi Nikel Risk Owner Inherent Risk Inherent Risk Residual Residual Control Control Risk Causes Risk Solution
(Impact) (Likelihood) Risk (Impact) Risk Adequacy Effectiveness
(Likelihood) Assessment Assessment

Perencanaan Tambang Nikel


1 Perencanaan tambang nikel kurang MGR Mining, AM VH VH Perencanaan tambang belum
memperhatikan aspek pengelolaan Perencanaan menggunakan software
lingkungan, struktur geologis dan bijih Tambang pendukung
nikel berkadar rendah.
2 Perencanaan penambangan Nikel kurang DSVP HR & GA, VH VH
memperhatikan kesiapan sumber daya DSVP Operation,
manusia (memenuhi kriteria pendidikan, DSVP Maluku
pengalaman, pelatihan). Utara

3 Kesalahan pengambilan sample Mining, Quality VH VH VH M Kesalahan pengambilan dan Evaluasi cara pengambilan sample.
Control preparasi sample.

Predefined Process ------------------------------------------------------------------------------------> Assessment Process in Business Units ------------------------------------------------------------------------------------------------------->


No Produksi Nikel Risk Owner Inherent Risk Inherent Risk Residual Residual Control Control Risk Causes Risk Solution
(Impact) (Likelihood) Risk (Impact) Risk Adequacy Effectiveness
(Likelihood) Assessment Assessment

Operasi Tambang Nikel


1 Pelaksanaan penambangan nikel tidak Mining VH VH
sesuai dengan perencanaan yang ada.
2 Pihak ketiga tidak dapat memenuhi target DSVP Operation VH VH
produksi (kualitas ore) yang telah Pomalaa, DSVP
ditetapkan. Maluku Utara
3 Pengawasan untuk memantau kinerja Mining VH VH
produksi penambangan belum maksimal.

Predefined Process ------------------------------------------------------------------------------------> Assessment Process in Business Units ------------------------------------------------------------------------------------------------------->


No Produksi Nikel Risk Owner Inherent Risk Inherent Risk Residual Residual Control Control Risk Causes Risk Solution
(Impact) (Likelihood) Risk (Impact) Risk Adequacy Effectiveness
(Likelihood) Assessment Assessment

Perencanaan Pengolahan FeNi


1 Perencanaan pengolahan kurang SVP, DSVP VH VH
memperhatikan spesifikasi bijih nikel yang Operation
tersedia. Pomalaa, FeNi
Plant

123
Contoh Analisa Resiko Menejemen-5
Mining Risk Based on Major Process
(Mine Plan - Mine Production – Processing – Transportation)

Predefined Process ------------------------------------------------------------------------------------> Assessment Process in Business Units ------------------------------------------------------------------------------------------------------->


No Produksi Nikel Risk Owner Inherent Risk Inherent Risk Residual Residual Control Control Risk Causes Risk Solution
(Impact) (Likelihood) Risk (Impact) Risk Adequacy Effectiveness
(Likelihood) Assessment Assessment

Pengolahan FeNi
1 Penanganan keadaan darurat alat-alat SVP, DSVP VH VH
produksi (misal: kurang/lemahnya power Operation, Op
dan water supply) belum optimal. Support, FeNi
Plant
2 Kapasitas keseluruhan pabrik (termasuk SVP, DSVP VH VH
kapasitas terpasang furnace 2) belum Operation, FeNi
maksimal. Plant
3 Proses pendinginan FeNi Plant yang tidak SVP, DSVP VH VH VH M Penurunan debit air sungai; Mencari sumber alternatif air baru,
optimal Operation, FeNi Penggundulan di hulu dan DAS; pemakaian air laut (desalinasi),
Plant Aktivitas penambangan oleh INCO resirkulasi air pabrik untuk
yang sedang berjalan menurunkan make up water.
4 Rendahnya temperatur crude metal dan DSVP Operation, VH VH H M Perubahan komposisi anthrasit Melakukan blowing oksigen untuk
tingginya kecepatan penurunan temperatur Production dan batubara di RK/EF; Kondisi menjaga temperature proses,
brick pada furnace yang sudah Melakukan long-term contract untuk
kritis sehingga tidak spesifikasi anthrasit; Investasi
memungkinkan load tinggi. Induction Furnace
5 Terjadinya boiling di furnace VH VH H L Kondisi kalsin yang berdebu, Pengaturan operasi rotary kiln,
FeNi Plant, kurang matang, adanya kebocoran preventive maintenanace, pengecekan
Process Plant pipa/beam di dalam tanur listrik. harian dalam furnace.

Predefined Process ------------------------------------------------------------------------------------> Assessment Process in Business Units ------------------------------------------------------------------------------------------------------->


No Produksi Nikel Risk Owner Inherent Risk Inherent Risk Residual Residual Control Control Risk Causes Risk Solution
(Impact) (Likelihood) Risk (Impact) Risk Adequacy Effectiveness
(Likelihood) Assessment Assessment

Transportasi VH
1 Pelaksanaan transportasi oleh pihak ketiga Mining, Shipping, H VH
tidak sesuai kontrak perjanjian. Material Handling
2 Terbawanya boulder dalam proses Mining M VH
pengangkutan.
3 Schedule pengapalan yang tidak sesuai DSVP Pomalaa VH VH H L Overlapping hingga 3 kapal dalam Menambah tug boat, menambah
rencana semula yang dapat mengakibatkan Operation, waktu bersamaan sehingga tidak prasarana dermaga pemuatan,
demorage (contoh: penumpukan kapal Marketing, dapat dilayani semuakarena koordinasi internal dengan Mining dan
karena pengalihan tujuan pemuatan) Shipping keterbatasan sarana dan QC untuk penempatan stockyard
prasarana transhipment rencana ekspor

4 Keterlambatan analisa sampling untuk DSVP Pomalaa VH VH VH H Keterlambatan preparasi karena Memberikan batas waktu dan sanksi
ekspor Operation, Quality faktor manusia dan faktor cuaca. yang tegas kepada perusahaan
Control outsourcing, membangun fasilitas
pengeringan. 124
Peta Matriks Resiko & Tindakan

125
Management Enhanced Priorities Area &
Internal Audit Focus Area
Membaca Peta Resiko Cautionary Area & Internal Audit Focus
Area
Internal Audit Focus Area
Monitoring Area
 Identifikasi dan pengukuran resiko
 Pemetaan resiko sesuai dengan impact
dan likelihood
 Penetapan resiko “signifikan” yang
terletak di Management Enhanced
Priorities Area (daerah merah pada peta
resiko)
 Resiko-resiko yang sudah diidentifikasi
signifikan perlu didiskusikan untuk
perumusan rencana mitigasi resiko
 Top management akan memilih Risk that
Matter dari resiko signifikan untuk
implementasi detil rencana mitigasi
resiko

126 126
Pertanyaan Utama Yang Harus Dijawab Saat
Merumuskan Rencana Mitigasi Resiko

1. Apakah rencana mitigasi tersebut telah menjawab


semua penyebab risiko yang ada?

2. Apakah rencana mitigasi risiko yang akan


diimplementasi diyakini dapat mengurangi tingkat risiko
terkait?

127
Kuis – Pertanyaan

Tentukan kriteria pengukuran mana yang dapat digunakan untuk


mengukur risiko di bawah ini (dengan menggunakan kriteria
pengukuran risiko yang telah dibagikan):

Case 1:

Risiko terjadinya kecelakaan slope failure, dimana terjadi banjir dan


manajemen salah mengambil keputusan dan menyebabkan tanah longsor

 Terdapat 1 korban jiwa akibat tanah longsor

 Operasi harus dihentikan selama 3 bulan

128
Kuis – Pertanyaan
Tentukan kriteria pengukuran mana yang dapat digunakan untuk
mengukur risiko di bawah ini (dengan menggunakan kriteria
pengukuran risiko yang telah dibagikan):

Case 2:

Risiko terjadi kerusakan pada conveyor belt

 Kegiatan operasional bisa terhenti

 Perusahaan harus mengganti biaya kerusakan conveyor belt yang


rusak

129

Anda mungkin juga menyukai