Anda di halaman 1dari 75

3 - SK - TA4241 K3 & Hukum Perburuhan

Keselamatan & Kesehatan Kerja


Departemen Teknik Pertambangan ITB
Dr. Suseno Kramadibrata
3 - SK - TA4241 K3 & Hukum Perburuhan

3.
Dasar Hukum & Peraturan K3
di Indonesia
Peraturan & Perundangan Dalam K3
Pertambangan
3 - SK - TA4241 K3 & Hukum Perburuhan

 UU No. 11 Tahun 1967 Tentang Ketentuan Pokok Pertambangan


 UU No. 1 Tahun 1970 Tentang Keselamatan Kerja
 PP No. 32 Tahun 1969 Tentang Pelaksanaan UU. No. 11/1967 Tentang Ketentuan
Pokok Pertambangan
 PP No. 19 Tahun 1973 Tentang Pengaturan dan Pengawasan Keselamatan Kerja
di Bidang Pertambangan
 PP No. 37 Tahun 1986 Tentang Penyerahan Sebagian Urusan Pemerintahan di
Bidang Pertambangan Kepada Pemerintah Daerah Tingkat I
 KepMen PE No. 555.K/201/MPE/1993 Tentang Pelaksana Inspeksi Tambang Bidang
Pertambangan Umum
 Keputusan Direktur Jenderal Pertambangan Umum No. 1245.K/26/DDJP/1993
Tentang Pelaksanaan Pengawasan Keselamatan dan Kesehatan Kerja Serta
Lingkungan Pertambangan Bidang Pertambangan Umum
Undang-Undang No. 1/1970.
Keselamatan Kerja
3 - SK - TA4241 K3 & Hukum Perburuhan

PENJELASAN UMUM
 Peraturan Keselamatan Kerja (Veilgheidsreglement) yg ada sekarang mulai berlaku
pada 1901 (stbl no. 406) sejak itu disana sini mengalami beberapa perubahan.
 Sejak perkembangan serta kemajuan teknologi & industrialisasi di RI seperti mesin-
mesin, alat-alat, pesawat-pesawat baru serta intensitas kerja operasional & tempo
kerja para pekerja yang memerlukan pengerahan tenaga kerja secara intensif,
kelelahan-kelelahan, keseimbangan merupakan sebab terjadinya kecelakaan.
 Bahan-bahan yg mengandung racun, mesin-mesin, alat-alat pesawat-pesawat dan
sebagainya yang serba pelik serta cara-cara kerja yg buruk. Kekurang terampilan &
latihan kerja, tidak adanya pengetahuan tentang sumber bahaya yg baru, senantiasa
merupakan sumber-sumber bahaya & penyakit akibat kerja. Maka dapat dipahami
perlu adanya pengetahuan K3 yg maju & tepat.
 Pengawasan berdasarkan veiligheidsreglement seluruhnya bersifat represif.
Sedangkan Undang-undang No. 1 Tahun 1970 ini mengalami perubahan prinsipil
dengan merobahnya lebih diarahkan pada sifat preventif.
Peruntukan Syarat-Syarat
Keselamatan Kerja
3 - SK - TA4241 K3 & Hukum Perburuhan

1. Mencegah dan mengurangi kecelakaan


2. Mencegah, mengurangi dan memadamkan kebakaran
3. Mencegah dan mengurangi bahaya peledakan
4. Memberi kesempatan atau jalan menyelamatkan diri pada waktu kebakaran
atau kejadian kejadian lain yang berbahaya
5. Memberi pertolongan pada kecelakaan
6. Memberi alat-alat perlindungan diri pada para pekerja
7. Mencegah dan mengendalikan timbul atau menyebar luasnya suhu,
kelembaban, debu, kotoran , asap, uap, gas, hembusan angin, cuaca, sinar
atau radiasi, suara dan getaran.
8. Mencegah dan mengendalikan timbulnya penyakit akibat kerja baik fisik
maupun pshycis, peracunan, infeksi dan penularan.
Peruntukan Syarat-Syarat
Keselamatan Kerja
3 - SK - TA4241 K3 & Hukum Perburuhan

9. Memperoleh penerangan yang cukup dan sesuai


10. Menyelenggarakan suhu dan kelembaban udara yang cukup
11. Menyelenggarakan penyegaran udara yang cukup
12. Memelihara kebersihan, kesehatan dan ketertiban
13. Memperoleh keserasian antara tenaga kerja, alat kerja lingkungan, cara
dan proses kerjanya.
14. Mengamankan dan memperlancar pengangkutan orang, binatang,
tanaman maupun barang.
15. Mengamankan dan memperlancar pekerjaan bongkar muat, perlakuan
dan penyimpanan barang.
16. Mencegah terkena aliran listrik yang berbahaya
17. Menyesuaikan dan menyempurnakan pengamanan pada pekerjaan yang
bahaya kecelakaannya menjadi bertambah tinggi
Kewajiban & Hak Tenaga Kerja
3 - SK - TA4241 K3 & Hukum Perburuhan

 Memberikan keterangan yang benar bila diminta oleh pegawai pengawas atau
ahli keselamatan kerja.
 Memakai dan mentaati semua syarat-syarat keselamatan dan kesehatan kerja
yang diwajibkan
 Memenuhi dan mentaati semua syarat-syarat keselamatan dan kesehatan
kerja yang diwajibkan
 Meminta pada pengurus agar dilaksanakan semua syarat-syarat keselamatan
dan kesehatan kerja yang diwajibkan
 Menyatakan keberatan kerja pada pekerjaan dimana syarat keselamatan kerja
dan kesehatan kerja serta alat-alat perlindungan diri yang diwajibkan
diragukan olehnya kecuali dalam hal-hal khusus ditentukan lain oleh pegawai
pengawas dalam batas-batas yang masih dapat dipertanggung jawabkan.
PP RI No. 19/ 1973.
Pengaturan & Pengawasan Keselamatan Kerja
3 - SK - TA4241 K3 & Hukum Perburuhan

Dibidang Pertambangan Umum - 1

PENJELASAN UMUM
 Untuk melaksanakan Undang-undang Keselamatan Kerja Khususnya di
Bidang Pertambangan yang dalam era pembangunan dewasa ini sedang
berkembang dengan pesatnya, diperlukan pengawasan lengkap dengan
tenaga-tenaga staf yang memadai baik kualitas maupun kwantitasnya.
 Tenaga tenaga tersebut yang memiliki keahlian dan penguasaan teoritis
dalam bidang-bidang spesialisasi pertambangan dan memiliki cukup
pengalaman-pengalaman, telah ada di Departemen Pertambangan yaitu
Pelaksana Inspeksi Tambang (PIT).
 Maka berkenaan dengan Undang-Undang No. 1 Tahun 1970 Pasal 1 ayat
6 Menteri Tenaga Kerja dapat mendelegasikan pelaksanaan pengawasan
dan Pengaturan Keselamatan Kerja tersebut khusus dibidang
Pertambangan kepada Menteri Pertambangan dan Energi.
PP RI No. 19/ 1973.
Pengaturan & Pengawasan Keselamatan Kerja
3 - SK - TA4241 K3 & Hukum Perburuhan

Dibidang Pertambangan Umum - 2

 Peraturan Pemerintah tentang pengaturan dan pengawasan keselamatan


kerja bidang pertambangan dilakukan oleh Mentri Pertambangan setelah
mendengan pertimbangan Mentri Tenaga Kerja

 Untuk pengawasan keselamatan kerja di bidang pertambangan, Mentri


Pertambangan mengangkat pejabat-pejabat yang akan melakukan tugas
tersebut setelah mendengar pertimbangan Mentri Tenaga Kerja

 Peraturan Pemerintah ini tidak berlaku bagi pengaturan dan pengawasan


TERHADAP KETEL UAP sebagaimana termaksud dalam STOOM
ORDONANTIE 1930
PP RI No. 37/1986. Penyerahan Sebagian Urusan
Pemerintah Dibidang Pertambangan Kepada
3 - SK - TA4241 K3 & Hukum Perburuhan

Pemerintah Daerah Tingkat I

PENJELASAN UMUM
 Pasal 4 Ayat (2) UU No. 11/1967, PelaksanaanPenguasaan Negara & Pengaturan
Usaha Pertambangan Bahan Galian Golongan C dilakukan oleh Pemerintah Daerah
Tingkat I tempat terdapatnya bahan galian Golongan C tersebut
 Secara bertahap dengan memperhatikan kemampuan yang nyata sebagian urusan
Pemerintah Daerah Tingkat I kepada Pemerintah Tingkat II menjadi urusan rumah
tangganya
 Hal-hal yang menyangkut kepentingan Nasional, maka usaha pertambangan bahan
galian Golongan C sepanjang terletak dilepas pantai serta usaha bahan galian
GOLONGAN C yang pengusahanya dalam rangka penanaman modal asing masih
tetap menjadi wewenang dan tanggung jawab Mentri Pertambangan dan Energi
KepMen PE No. 2555.K/201/MPE/1993. Pelaksana
Inspeksi Tambang (PIT) Bidang Pertambangan Umum
3 - SK - TA4241 K3 & Hukum Perburuhan

 Sesuai dengan peraturan & perundangan undangan yang berlaku,


wewenang & tanggung jawab atas keselamatan & kesehatan kerja serta
lingkungan pertambangan umum berada pada Mentri Pertambangan &
Energi & dilaksanakan oleh PIT
 DirekturJendral Pertambangan Umum bertanggung jawab atas pelaksana
pengawasan kegiatan usaha Pertambangan Umum sesuai dengan
kewenangan dan bidang tugasnya
 PIT adalah pegawai Direktorat Jendral Pertambangan Umum & Kantor
Wilayah Departemen Pertambangan & Energi diangkat oleh Direktur
Jendral Pertambangan Umum atas usul Kepala Pelaksana Inspeksi
Tambang (KAPIT) yang dalam hal ini Direktur Teknik Pertambangan
Umum sedangkan KAPIT Wilayah adalah Kepala Kantor Wialayah
Departemen Pertambangan & Energi
 PIT mempunyai tugas menegakkan peraturan perundangan-undangan
yang berlaku mengenai keselamatan & kesehatan kerja
Persayaratan Pengangkatan PIT
3 - SK - TA4241 K3 & Hukum Perburuhan

PENDIDIKAN:
 Sarjana Tambang atau sarjana teknik yang berkaitan
 Sarjana Muda Tambang atau sarjana muda teknik yang berkaitan atau D3
teknik yang berkaitan
 Sekolah Teknik Menengah Jurusan Tambang atau listrik
PENDIDIKAN KHUSUS:
 Lulus kursus pelaksana inspeksi tambang atau kursus pelatihan yang
sederajat yang disetujui dan diakui panitia khusus yang dibentuk oleh Direktur
Jendral
PENGALAMAN:
 Pengalaman dalam bidang pertambangan umum sekurang-kurangnya 4
(empat) tahun untuk sarjana, 8 (delapan) tahun untuk sarjana muda atau D3
dan 15 (limabelas) tahun untuk STM kecuali ditetapkan lain oleh Direktur
Jendral Pertambangan Umum
KepDirJen PU No. 1245.K/26/DDJP/1993.
Pelaksana Pengawasan Keselamatan & Kesehatan Kerja Serta
3 - SK - TA4241 K3 & Hukum Perburuhan

Lingkungan Pertambangan Bidang Pertambangan Umum

 PIT pada Direktorat Teknik Pertambangan Umum melakukan fungsi sbb.


 Pemeriksaan atau Inspeksi
 Penyelidikan kecelakaan tambang dan atau kejadian berbahaya
 Penyelidikan terhadap pencemaran dan/atau perusakan lingkungan
 Pengujian atas peralatan tambang
 Pengujian terhadap lingkungan tempat kerja
 Pengujian terhadap limbah cair, padat maupun gas
 Pembinaan lingkungan pada kegiatan usaha pertambangan umum.
 Pelaksana fungsi dilaksanakan
 Pertambangan rakyat
 Penugasan pertambangan
 Kuasa pertambangan
 PKP2B
 Kontrak karya
KepMen PE No. 555.K/26/MPE/1995.
Keselamatan & Kesehatan Kerja Bidang
3 - SK - TA4241 K3 & Hukum Perburuhan

Pertambangan Umum
 Terdiri dari: 10 Bab
 1 Bab. Ketentuan Peralihan
 1 Bab. Penutup
 Berisi: 555 Pasal
 Bab. I. Ketentuan Umum (Pasal 1 s/d 51)
 Bab. II. Bahan Peledak & Peledakan (Pasal 52 s/d 79)
 Bab. III. Lingkungan Tempat Kerja (Pasal 80 s/d 91)
 Bab. IV. Sarana Tambang di Permukaan (Pasal 92 s/d 227)
 Bab. V. Pemboran (Pasal. 228 s/d 238)
 Bab. VI. Tambang Permukaan (Pasal 239 s/d 257)
 Bab. VII. Kapal Keruk (Pasal 258 s/d 294)
 Bab. VIII. Tambang Bijih Bawah Tanah (Pasal 295 s/d 489)
 Bab. IX. Tambang Batubara Bawah Tanah (Pasal 490 s/d 551)
 Bab. X. Sanksi (Pasal. 552)
 Bab. XI. Ketentuan Peralihan (Pasal 553)
 Bab. XII. Ketentuan Penutup (Pasal 554 dan 555)
KepMen PE No. 555.K/26/MPE/1995.
Bab I Ketentuan Umum
3 - SK - TA4241 K3 & Hukum Perburuhan

 Tempat Usaha Pertambangan: Adalah setiap tempat kerja yg bertujuan atau


berhubungan langsung dgn penyelidikan umum, eksplorasi, studi kelayakan,
konstruksi, operasi produksi atau eksploitasi atau pemurnian, pengangkutan,
penjualan, bahan galian golongan a, b, c termasuk sarana & prasarana
penunjang yg ada di atas atau di bawah tanah, baik yg berada dlm satu
wilayah atau pada tempat yg terpisah.
 Perusahaan Pertambangan: Adalah orang atau badan usaha yg diberi
wewenang utk melaksanakan usaha pertambangan berdasarkan Kuasa
Pertambangan atau Perjanjian Karya.
 Kepala Teknik Tambang: Adalah seseorang yg memimpin & bertanggung
jawab atas terlaksananya serta ditaatinya peraturan perundang-undangan
keselamatan & kesehatan kerja pada suatu kegiatan usaha pertambangan di
wilayah yg menjadi tanggung jawabnya.
KepMen PE No. 555.K/26/MPE/1995.
Bab I Ketentuan Umum
3 - SK - TA4241 K3 & Hukum Perburuhan

 Pekerja Tambang: Adalah setiap orang yg langsung bekerja pada kegiatan


usaha pertambangan.
 Kecelakaan Tambang: Adalah setiap kecelakaan yg menimpa pekerja
tambang atau orang yg mendapat ijin masuk pada kegiatan usaha
pertambangan.
 Buku Tambang: Adalah buku catatan yang memuat larangan, perintah, &
petunjuk Pelaksana Inspeksi Tambang yg wajib dilaksanakan oleh Kepala
Tambang.
 Pelaksana Inspeksi Tambang: Adalah aparat pengawas pelaksanaan
peraturan keselamatan & kesehatan kerja di lingkungan pertambangan umum
 Wilayah Usaha Pertambangan: Adalah tempat yg ditetapkan oleh Direktur
Jenderal atau Gubernur yg digunakan untuk penyediaan fasilitas tambang.
KepMen PE No. 555.K/26/MPE/1995.
Bab I Ketentuan Umum
3 - SK - TA4241 K3 & Hukum Perburuhan

 Dilarang memasuki atau berada pada suatu lokasi atau kegiatan usaha
pertambangan kecuali mereka yang bekerja atau mendapat izin
 Bagi mereka yang mendapat izin untuk memasuki suatu wilayah kegiatan
usaha pertambangan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), harus
disertai oleh KTT atau petugas yang ditunjuk yang memahami situasi dan
kondisi daerah yang akan dikunjungi
 Jalan yang ditetapkan oleh KTT sebagai jalan khusus yang dipergunakan
kegiatan usaha pertambangan dan apabila diberikan kegiatan usaha
pertambangan dan apabila diberikan hak kepada umum untuk
mempergunakannya, maka keselamatan penggunaan hak tersebut
menjadi tanggung jawab KTT.
 Inspektur tambang dapat memasuki wilayah kapan saja tanpa
pemberitahuan yang memberi izin masuk KTT - Delegasi
KepMen PE No. 555.K /26/ M.PE /95
Kepala Teknik Tambang
3 - SK - TA4241 K3 & Hukum Perburuhan

 Setiap usaha pertambangan harus memiliki KTT sebagai penanggung jawab terhadap
dilaksanakannya/terlaksananya peraturan perundangan yg berlaku tentang K3 pada lingkungan
Pertambangan Umum. KTT juga sebagai moderator atas dilaksanakannya peraturan bidang K3L
dan perintah, larangan, petunjuk dari PIT setelah melakukan investigasi & Inspeksi di Lapangan.
 KEPALA TEKNIK TAMBANG: seseorang yang mempunyai kedudukan jabatan tertinggi pada
level kesatu (top manajer) pada garis lini komando struktur organisasi di lapangan.
 WAKIL KEPALA TEKNIK TAMBANG: seseorang yang mempunyai kedudukan jabatan level
kedua pada garis lini komando struktur organisasi di lapangan. Bisa menjabat KTT bila KTT tidak
ada di tempat (acting KTT). Dapat diusulkan orang yang mempunyai kedudukan jabatan pada
level ketiga pada garis lni komando struktur organisasi dilapangan, tetapi tidak bisa menjabat
KTT bila KTT berhalangan / tidak berada di tempat.
 KEDUDUKAN KTT: harus di lapangan dimana kegiatan usaha pertambangan dilakukan.
 BILA KTT TIDAK BERADA DI TEMPAT: karena cuti atau mendapat tugas atau mengikuti kursus
dll, harus menyerahkan tugasnya kepada wakil KTT atau yang ditunjuk dan menuliskan pada
buku tambang serta mengirim kopinya kepada KAPIT
KepMen PE No. 555.K /26/ M.PE /95.
Pengangkatan Kepala Teknik - Pasal 5
3 - SK - TA4241 K3 & Hukum Perburuhan

 Kegiatan eksplorasi atau eksploitasi baru dapat dimulai setelah pemegang


Kuasa Pertambangan memiliki KTT.
 Pengusaha Wajib menunjuk KTT dan mendapat pengesahan KAPIT.
 Pengusaha dapat mengajukan permohonan kepada KAPIT untuk
mengangkat lebih dari seorang KTT apabila dianggap perlu atau
berdasarkan pertimbangan tertentu dari KAPIT.
 Pengusaha dapat mengajukan permohonan kepada KAPIT untuk
mengangkat satu atau lebih Wakil KTT apabila dianggap perlu atau
berdasarkan pertimbangan tertentu dari KAPIT.
 Pelaksanaan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (3) dan (4)
akan ditetapkan oleh KAPIT.
 KAPIT dapat memberikan surat keterangan kepada KTT berdasarkan
permintaan.
PRESIDEN
DIREKTUR
3 - SK - TA4241 K3 & Hukum Perburuhan

Direktur/GM Direktur/GM Direktur/GM Kantor pusat


(head office)

Level 1 Kantor lapangan

Level 2 Level 2 Level 2

Level 3 Level 3 Level 3 Level 3 Level 3

Level 1 - Jabatan Kepala Teknik Tambang


Level 2 - Pejabat Kepala Teknik Tambang atau Wakil KTT
Level 3 - Dapat diangkat sebagai Wakil Kepala Tambang. Kedudukan tersebut tidak bisa menjabat Kepala Teknik Tambang meninggalkan
tempat. Jabatan ini mempunyai tugas seacar khusus seperti kepala Tambang, Kepala Mill, Kepala Bengkel dst.
Diagram Birokrasi & Komptensi KTT Dan
Aparat Penunjang
3 - SK - TA4241 K3 & Hukum Perburuhan

Kepala Teknik Tambang


Knowledgeable of mining operation
Knowledgeable of safety
Financial accessible
Powerful of punishment
Knowledgeable of system management

Safety Manager
Knowledgeable of safety
Competent on safety
Knowledgeable of system management

Pengawas Operasional Pengawas Teknis


Knowledgeable of safety Knowledgeable of safety
Competency on his/her job Competency on his/her job
KepMen PE No. 555.K /26/ M.PE /95.
Pengawas Operasional - Pasal 11
3 - SK - TA4241 K3 & Hukum Perburuhan

 KTT dalam melakukan tugas dan fungsinya di bidang


Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) pada pekerjaan
tambang, permesinan & pelistrikan serta peralatannya
dibantu oleh petugas yang bertanggung jawab atas unit
organisasi perusahaan yang bersangkutan.
 Dalam hal pengusaha belum mengangkat petugas-petugas
sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) KTT dapat menunjuk
atau mengangkat petugas dimaksud.
 Petugas-petugas sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dan
(2) dalam melaksanakan tugasnya disebut sebagai pengawas
operasional atau pengawas teknis dan bertanggung jawab
kepada KTT.
KepMen PE No. 555.K /26/ M.PE /95.
Kewajiban Pengawas Operasional - Pasal 12
3 - SK - TA4241 K3 & Hukum Perburuhan

 Bertangggung jawab kepada KTT untuk keselamatan semua


pekerja tambang yang menjadi bawahannya.
 Melaksanakan inspeksi, pemeriksaan, dan pengujian
 Bertanggung jawab atas keselamatan, kesehatan, dan
kesejahteraan dari semua orang yang ditugaskan kepadanya,
dan
 Membuat dan menandatangani laporan-laporan pemeriksaan
inspeksi dan pengujian
KepMen PE No. 555.K /26/ M.PE /95.
Kewajiban Pengawas Teknis - Pasal 13
3 - SK - TA4241 K3 & Hukum Perburuhan

 Bertangggung jawab kepada KTT untuk keselamatan


pemasangan dan pekerjaan serta pemeliharaan yang benar
dari semua peralatan yang menjadi tugasnya
 Mengawasi dan memeriksa semua permesinan dan kelistrikan
dalam ruang lingkup yang menjadi tanggung jawabnya.
 Menjamin bahwa selalu dilaksanakannya penyelidikan,
pemeriksaan, dan pengujian dari pekerjaan permesinan dan
kelistrikan serta peralatan
 Membuat dan menandatangani laporan dari penyelidikan,
pemeriksaan, dan pengujian.
KepMen PE No. 555.K /26/ M.PE /95.
Buku Tambang - Pasal 20
3 - SK - TA4241 K3 & Hukum Perburuhan

Ketentuan Buku Tambang:


 Setiap usaha pertambangan yang mempunyai KTT harus
memiliki Buku Tambang yang sesuai dengan ukuran dan
bentuk yang ditetapkan oleh KAPIT
 Buku Tambang sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) harus
disyahkan oleh PIT dengan memberi nomor dan paraf pada
tiap-tiap halaman.
KepMen PE No. 555.K /26/ M.PE /95.
Pekerja Tambang - Pasal 26
3 - SK - TA4241 K3 & Hukum Perburuhan

 Pekerja Tambang harus memenuhi persyaratan yang sesuai dengan sifat pekerjaan
yang akan diberikan kepadanya dan harus sehat jasmani maupun rohani.
 Dilarang bagi pekerja tambang wanita bekerja pada tambang bawah tanah kecuali yang
bertugas dalam pekerjaan kesehatan atau melaksanakan tugas belajar, penelitian dan
mendapatkan rekomendasi dari KTT.
 Dilarang menugaskan pekerja tambang bekerja seorang diri pada tempat terpencil atau
dimana ada bahaya yang tidak diduga (kecuali tersedia alat komunikasi yang langsung
dengan pekerja lain yang berdekatan).
 Dilarang memperkerjakan pekerja tambang dalam keadaan sakit atau karena sesuatu
sebab tidak mampu bekerja secara normal.
 Apabila dari hasil penyelidikan PIT, KTT atau Kepala Bagian Tambang Bawah Tanah
ternyata ditemukan pekerja tambang melanggar Keputusan Menteri ini dengan sengaja,
maka pekerja tambang tersebut dapat dikenai sanksi sesuai dengan ketentuan yang
berlaku.
KepMen PE No. 555.K /26/ M.PE /95.
Kewajiban - Pasal 32
3 - SK - TA4241 K3 & Hukum Perburuhan

1. Pekerja tambang harus mematuhi peraturan Keselamatan dan


Kesehatan Kerja.
2. Pekerja tambang wajib melaksanakan pekerjaan sesuai
dengan tata cara kerja yang aman.
3. Pekerja tambang selama bekerja wajib untuk:
 Memperhatikan atau menjaga keselamatan dirinya serta orang
lain yang mungkin terkena dampak perbuatannya dan
 Segera mengambil tindakan dan atau melaporkan kepada
pengawas tentang keadaan yang menurut pertimbangannya akan
dapat menimbulkan bahaya.
KepMen PE No. 555.K /26/ M.PE /95.
Kewajiban - Pasal 32
3 - SK - TA4241 K3 & Hukum Perburuhan

4. Pekerja tambang yang melihat atau mendengar adanya


penyimpangan pelaksanaan pekerjaan sebagaimana
dimaksud dalam ayat 3 wajib dengan segera melaporkan
kepada pengawas yang bertugas.
5. Pekerja tambang wajib menggunakan dan merawat alat-alat
pelindung diri dalam melaksanakan tugasnya.
6. Memberikan keterangan yang benar apabila diminta
keterangan oleh PIT atau KTT.
7. Pekerja tambang berhak menyatakan keberatan kerja kepada
atasannya apabila persyaratan Keselamatan dan Kesehatan
Kerja tidak dipenuhi.
BAHAYA
Sesuatu yang bisa mencelakai
3 - SK - TA4241 K3 & Hukum Perburuhan

Contoh - Tumpahan oli dilantai

RISIKO
Terjadi pada saat energi atau orang
ditempatkan pada suatu bahaya
Contoh - orang berjalan diatas tumpahan oli
Pengertian Kecelakaan
3 - SK - TA4241 K3 & Hukum Perburuhan

 Insiden adalah kontak yang dapat menyebabkan kerugian atau kerusakan. Penyebab
potensial kecelakaan adalah kontak dengan energi diatas kemampuan tubuh atau
struktur. Contohnya, Suatu benda yang terbang atau bergerak mengandung energi
kinetik yang berpindah ke tubuh. Apabila energi yang berpindah terlalu besar dapat
menyebabkan kerugian atau kerusakan. Kenyataan bahwa tidak hanya energi kinetik,
tetapi juga energi listrik, energi panas, maupun energi kimia.
 Bahaya adalah sesuatu yang berpotensi menimbulkan cidera. Bahaya bisa mencakup
bahan-bahan, mesin-mesin dan metode-metode kerja. Contoh: lantai tergenang oli
adalah sebuah bahaya, oli menyebabkan lantai menjadi licin, berpotensi menimbulkan
cidera bila orang tergelincir karenanya. Sedangkan resiko adalah sesuatu yang
merupakan akibat pertemuan energi atau orang dengan sebuah bahaya. Contoh :
bahaya lantai licin menjadi resiko ketika seseorang berjalan diatas lantai lalu tergelincir.
Terdapat resiko tergelincir dan terluka.
 Kecelakaan adalah sesuatu yang tidak diinginkan yang mengakibatkan kerugian pada
manusia, kerusakan pada bangunan dan kerugian pada proses. Umumnya Kecelakaan
terjadi akibat hasil kontak substansi (zat) dengan sumber energi (kimia, panas, akustik,
mekanik, listrik, dan lain lain ) diatas batas kemampuan tubuh atau struktur.
KepMen PE No. 555.K/26/M.PE/95.
Kecelakaan Tambang & Kejadian Berbahaya - Pasal 39
3 - SK - TA4241 K3 & Hukum Perburuhan

Kecelakaan tambang memenuhi 5 Kriteria


1. Benar-benar terjadi

2. Mengakibatkan cidera pekerja tambang atau orang yang diberi izin oleh

Kepala Teknik Tambang

3. Akibat kegiatan usaha pertambangan

4. Terjadi pada jam kerja pekerja tambang yang mendapat cedera atau

setiap saat orang yang diberi izin dan

5. Terjadi didalam wilayah kegiatan usaha pertambangan atau wilayah

proyek
KepMen PE No. 555.K/008/M.PE/1995.
Kategori Cidera Akibat Kecelakaan Tambang - Pasal 40
3 - SK - TA4241 K3 & Hukum Perburuhan

1.Cidera ringan
 Cidera akibat kecelakaan tambang yg menyebabkan pekerja tambang tdk
mampu melakukan tugas semula selama > dari 1 hari

 Tumpahan yang relatif kecil

 Dapat diatasi oleh sumber daya yang ada di perusahaan

 Tidak ada potensi untuk eskalasi


KepMen PE No. 555.K/008/M.PE/1995.
Kategori Cidera Akibat Kecelakaan Tambang - Pasal 40
3 - SK - TA4241 K3 & Hukum Perburuhan

2. Cidera berat
 Cidera akibat kecelakaan tambang yg menyebabkan pekerja tambang tdk mampu
melakukan tugasnya semula selama > 3 mg termasuk minggu & hari hari libur.
 Cidera akibat kecelakaan tambang yg menyebabkan pekerja tambang cacat tetap
(invalid) yg tidak mampu menjalankan tugasnya semula
 Cidera akibat kecelakaan tambang yg tidak tergantung dari lamanya pekerjaan
tambang tidak mampu melakukan tugasnya semula, tetapi mengalami cidera seperti
salah satu dibawah ini :
 keretakan tengkorak kepala, tulang punggung, pinggul, lengan bawah, lengan atas, paha
atau kaki
 pendarahan di dalam, atau pingsan disebabkan kekurangan oksigen
 luka berat atau luka terbuka/terkoyak yang dapat mengakibatkan ketidakmampuan tetap
 persendian yang lepas yang sebelumnya tidak pernah terjadi.
 Tumpahan bahan berbahaya yang cukup besar
 Memerlukan sumber daya dari luar untuk menangani
 Berpotensi untuk eskalasi walaupun terbatas
KepMen PE No. 555.K/008/M.PE/1995.
Kategori Cidera Akibat Kecelakaan Tambang - Pasal 40
3 - SK - TA4241 K3 & Hukum Perburuhan

3. Mati / Meninggal Dunia


 Kecelakaan tambang yg mengakibatkan pekerja tambang mati dalam
waktu 24 jam terhitung dari waktu terjadinya kecelakaan tersebut.
 Tumpahan bahan berbahaya dalam jumlah yang sangat besar
 Berdampak terhadap property atau proses produksi
 Bantuan dari luar mutlak diperlukan
 Mempunyai potensi yang signifikan untuk eskalasi
KepMen PE No. 555.K /26/ M.PE /95.
Ketentuan Melapor - Pasal 41
3 - SK - TA4241 K3 & Hukum Perburuhan

 Pekerja tambang yang cedera akibat kecelakaan tambang yang


bagaimanapun ringannya harus dilaporkan ke ruang
pertolongan pertama pada kecelakaan atau tempat perawatan
kesehatan untuk diperiksa atau diobati sebelum meninggalkan
pekerjaan.
 Laporan kecelakaan dan pengobatannya sebagaimana
dimaksud dalam Ayat (1) harus dicatat di dalam buku yang
disediakan khusus untuk itu.
 Apabila terjadi kecelakaan berakibat cidera atau mati, KTT
harus sesegera mungkin memberitahukan kepada KAPIT
KepMen PE No. 555.K /26/ M.PE /95.
Ketentuan Melapor - Pasal 42
3 - SK - TA4241 K3 & Hukum Perburuhan

 Kecelakaan tambang harus diselidiki oleh KTT atau orang


yang ditunjuk dalam waktu tidak lebih dari 2 x 24 jam dan
hasil penyelidikan tersebut dicatat dalam buku daftar
kecelakaan.

 Kecelakaan tambang harus dicatat dalam formulir dan


dikrimkan kepada KAPIT
KepMen PE No. 555.K /26/ M.PE /95.
Pemberitahuan Kejadian Berbahaya - Pasal 43
3 - SK - TA4241 K3 & Hukum Perburuhan

 Kejadian berbahaya yg dapat membahayakan jiwa atau


terhalangnya produksi harus diberitahukan dengan segera oleh
KTT kepada KAPIT

 KTT segera melakukan tindakan pengamanan terhadap


kejadian berbahaya seperti dimaksud dalam Ayat (10) Pasal 43.
KepMen PE No. 555.K /26/ M.PE /95.
Penyelidikan Kecelakaan Tambang & Kejadian Berbahaya -
3 - SK - TA4241 K3 & Hukum Perburuhan

Pasal 46

 Untuk kepentingan penyelidikan KTT tidak boleh mengubah


keadaan tempat dan atau kondisi perbaikan peralatan akibat
kecelakaan atau kejadian berbahaya, kecuali untuk
kepentingan pertolongan
 Dalam hal dianggap perlu untuk kepentingan kelangsungan
pekerjaan, keadaan ditempat kecelakaan atau kejadian
berbahaya hanya dapat diubah dengan persetujuan KAPIT
KepMen PE No. 555.K /26/ M.PE /95.
Ruang Ganti Pakaian - Pasal 48
3 - SK - TA4241 K3 & Hukum Perburuhan

 Pada bagian pekerjaan tertentu, berdasarkan pertimbangan


kesehatan, pekerja tambang harus mengganti pakaian
kerjanya dan membersihkan badan sebelum meninggalkan
tempat kerja.
 Sebagai pelaksana dari ketentuan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal (1), pengusaha/KTT harus menyediakan ruang
ganti pakaian dan tempat membersihkan badan yang selalu
dijaga kebersihannya.
KepMen PE No. 555.K /26/ M.PE /95.
Penyediaan Air - Pasal 12
3 - SK - TA4241 K3 & Hukum Perburuhan

 Air yang disediakan untuk mencuci dan membersihkan badan


harus dalam keadaan bersih dan air bekas dipakai
dialirkan/dibuang ke sarana pembuangan
 Air minum yang memenuhi persyaratan kesehatan harus
selalu tersedia secara cuma-cuma dalam jumlah yang cukup
bagi pekerja tambang selama jam kerja.
 Tempat air minum arus selalu bersih dan dielngkapi dengan
penutup yang baik dan dapat menutup secara otomatis.
KepMen PE No. 555.K /26/ M.PE /95.
Jamban - Pasal 50
3 - SK - TA4241 K3 & Hukum Perburuhan

 Sarana jamban harus disediakan di tambang


yang dibuat sedemikian rupa sehingga
memenuhi persyaratan kesehatan
KepMen PE No. 555.K /26/ M.PE /95.
Minuman Ber-Alkohol - Pasal 51
3 - SK - TA4241 K3 & Hukum Perburuhan

 Dilarang meminum-minuman yang beralkohol


atau yang memabukkan selama bekerja
 Pekerja tambang yang dibawah pengaruh
alkohol dilarang bekerja
KepMen PE No. 555.K /26/ M.PE /95.
Bahan Peledak & Peledakan Pasal - 52/1
3 - SK - TA4241 K3 & Hukum Perburuhan

PENGERTIAN
1. BP adalah semua senyawa kimia, campuran atau alat yang dibuat,
diproduksi atau digunakan untuk membuat BP dengan reaksi kimia yang
berkesinambungan didalam bahan-bahannya.BP dalam hal ini termasuk
mesiu, nitrogliserin, dinamit, gelatin, sumbu ledak, sumbu bakar,
detonator, amonium nitrat, apabila dicampur dengan hidrokarbon dan
ramuan lainnya.
2. Detonator adalah suatu benda yang mengandung isian BP yang
digunakan sebagai penyala awal ledakan dan dalam hal ini termasuk
detonator listrik atau detonator tunda dan NONEL.
3. Gudang adalah suatu bangunan atau kontainer yang secara teknis
mampu menyimpan BP secara aman.
KepMen PE No. 555.K /26/ M.PE /95.
Bahan Peledak & Peledakan Pasal - 52/2
3 - SK - TA4241 K3 & Hukum Perburuhan

PENGERTIAN
4. Juru ledak adalah seseorang yang diangkat oleh perusahaan
pertambangan atau KTT untuk melaksanakan pekerjaan peledakan dan
orang tersebut harus memiliki kartu izin meledakan (KIM).
5. Pekerjaan peledakan adalah pekerjaan yang terdiri dari meramu BP,
membuat primer, mengisi dan menyumbat lubang ledak, merangkai dan
menyambung suatu pola peledakan, menyambung suatu sirkit peledakan
kesebuah sirkit detonator, sirkit alat penguji atau mesi peledak,
menetapkan daerah berbahaya, menyuruh orang menyingkir, dan
berlindung menguji sirkit peledakan, meledakan lubang ledak, menangani
kegagalan peledakan, dan mengendalikan akibat peledakan yang
merugikan seperti lontaran batu, getaran tanah, kebisingan, dan
tertekannya udara yang mengakibatkan efek ledakan (air blast).
KepMen PE No. 555.K /26/ M.PE /95.
Bahan Peledak & Peledakan - Pasal 52/3
3 - SK - TA4241 K3 & Hukum Perburuhan

6. Calon juru ledak adalah seseorang yang disetujui oleh KTT untuk
mengikuti pelatihan dalam pekerjaan peledakan dengan pengawasan
yang ketat dari seseorang juru ledak.
7. Jarak aman gudang BP adalah jarak minimum dimana gudang BP harus
terpisah dari gudang-gudang yang lain, bangunan yang dihuni orang,
jalan kereta api dan jalan umum dan yang tergantung pada jenis dan
jumlah bahan peledak yang disimpan didalamnya.
8. BP peka detonator adalah BP yg dapat meledak dengan detonator No. 8.
9. BP peka primer adalah BP yang hanya dapat meledak dengan
menggunakan primer atau booster dengan detonator No. 8.
10. Bahan ramuan BP adalah bahan baku yang apabila dicampur dengan
bahan tertentu akan menjadi BP peka primer.
KepMen PE No. 555.K /26/ M.PE /95.
Bahan Peledak & Peledakan - Pasal 52/4
3 - SK - TA4241 K3 & Hukum Perburuhan

11. Gudang BP utama adalah gudang yang letaknya tidak terlalu jauh dari
tambang dan dari gudang ini BP dipakai untuk keperluan peledakan.
12. Gudang BP transit adalah gudang yang dipergunakan sebagai tempat
penyimpanan sementara sebelum diangkat/dipindahkan ke gudang BP
utama.
13. Gudang BP sementara adalah gudang yang dipergunakan untuk
kegiatan pertambangan pada tahap eksplorasi atau persiapan
penambangan.
14. Kontainer adalah gudang BP yang berbentuk peti kemas yang dibuat dari
plat logam.
KepMen PE No. 555.K /26/ M.PE /95.
Izin Gudang Bahan Peledak - Pasal 52
3 - SK - TA4241 K3 & Hukum Perburuhan

15. BP yang disimpan di tambang hanya pada gudang yang telah mempunyai izin
dengan kapasitas tertentu sebagaimana ditetapkan oleh KAPIT secara
tertulis. Apabila gudang BP terletak diluar wilayah tempat usaha
pertambangan dan akan digunakan untuk kegiatan pertambangan, harus
mendapat persetujuan dari KAPIT.
16. BP yang digunakan untuk kegiatan lain harus mendapat persetujuan dari
KAPIT.
17. Permohonan izin gudang BP sebagaimana dimaksud dalam Ayat (1) harus
melampirkan:
 Gambar konstruksi gudang BP dengan skala 1:100 yang memperlihatkan
pandangan atas dan pandangan samping serta hal-hal lain yang diperlukan
sesuai dengan kapasitas maksimum gudang BP yang dimohon dan gambar
situasi gudang BP dengan skala 1:500 yang memperlihatkan jarak aman.
KepMen PE No. 555.K /26/ M.PE /95.
Izin Gudang Bahan Peledak - Pasal 52
3 - SK - TA4241 K3 & Hukum Perburuhan

20. Permohonan izin gudang BP di bawah tanah harus dilengkapi dengan peta
dan spesifikasi yang memperlihatkan rancang bangun dan lokasi gdang BP.
21. Detonator tidak boleh disimpan dalam gudang yang sama dengan BP
lainnya, tetapi harus dalam gudang tersendiri yang diizinkan untuk
menyimpan detonator. Gudang detonator harus mempunyai konstruksi
yang sama seperti gudang BP.
22. Persyaratan untuk mendapatkan izin gudang BP ditetapkan oleh KAPIT.
23. Masa berlakunya izin gudang BP:
1. Izin gudang BP sementara diberikan untuk 2 tahun
2. Izin gudang BP transit diberikan untuk 5 tahun, dan
3. Izin gudang BP utama diberikan untuk 5 tahun.
24. PIT dapat membatalkan izin gudang BP yang tidak lagi memenuhi
persayaratan.
25. Apabila kegiatan pertambangan berhenti atau dihentikan untuk lebih dari 3
bulan, KTT harus melaporkan kepada KAPIT dan gudang harus tetap dijaga.
Tambang Permukaan
3 - SK - TA4241 K3 & Hukum Perburuhan

UMUM
 Disekitar bagian tambang yg masih ada kegiatan maupun yg sudah
ditinggalkan dan dapat menimbulkan bahaya harus diberi pengaman
dengan tinggi sekurang-kurangnya 80 cm atau dipasang tanda peringatan.
 Jalan masuk ke setiap tempat kerja harus dirawat
 Jalan masuk yg mempunyai kemiringan 40 derajat harus dilengkapi
tangga, apbila jalan kemiringannya 75 derajat harus dilengkapi sandaran
punggung
 Tangga yg panjangnya lebih daripada 10 meter harus mempunyai lantai
istirahat pada setiap jarak 10 meter dan pada ujung tangga tersebut harus
menonjol 90 meter pada tiap lantai
 Penggunaan kereta gantung (cable way) atau kendaraan yang berjalan di
atas rel untuk pengangkutan orang harus mendapat izin dari KAPIT.
 Mulut sumuran, bak penampung, dapur pemanggangan atau corongan
harus diberi pagar pengaman.
Tambang Permukaan
3 - SK - TA4241 K3 & Hukum Perburuhan

CARA KERJA YANG AMAN


 KTT harus menjamin bahwa kemantapan lereng penambangan, penimbunan,
material lainnya telah diperhitungkan dalam perencanaan
 Penimbunan tanah penutup hanya dapat dilakukan pada jarak sekurang-
kurangnya 7,5 m dari ujung teras atas penambangan
 Dilarang melakukan undercutting
 Pekerjaan yg dilakukan pada ketinggian 2,5m harus menggunakan sabuk
pengaman.
 Permuka kerja tambang permukaan pada bagian atas tambang bawah tanah
hanya boleh dibuat setelah mendapat persetujuan KAPIT.
 Dilarang bekerja atau berada di atas timbunan aktif atau batu pecah kecuali:
 Berdasarkan perintah seorang pengawas tambang
 Curahan batu ke dan dari timbunan telah dihentikan
 Telah dibuat kepastian bahwa corongan di bawah timbunan telah ditutup
 Pekerja mengenakan sabuk pengaman
Tambang Permukaan
3 - SK - TA4241 K3 & Hukum Perburuhan

TINGGI PERMUKA KERJA


1. , H, & W teras harus dibuat dengan baik dan aman untuk
keselamatan para pekerja agar terhindar dari material atau
benda jatuh
2. H jenjang (bench) untuk pekerjaan yg dilakukan pada lapisan yg
mengandung pasir, tanah liat, kerikil dan material lepas lainnya
harus:
 2,5 m apabila dilakukan secara manual
 6 m apabila dilakukan secara mekanis
 20 m apabila dilakukan dengan menggunakan clam shell, dragline, BWE
atau alat sejenis kecuali mendapat persetujuan KAPIT.
Tambang Permukaan
3 - SK - TA4241 K3 & Hukum Perburuhan

TINGGI PERMUKA KERJA


3. Dalam hal pekerjaan dilakukan sepenuhnya dengan alat mekanis
yang dilengkapi dengan kabin kuat maka H maksimum untuk
jenis material kompak 15 m, kecuali mendapat persetujuan
KAPIT.
4. Studi kemantapan lereng harus dibuat apabila:
 Tinggi jenjang keseluruhan pada sistem penambangan berjenjang
lebih dari 15 m
 Tinggi setiap jenjang lebih dari 15 m
5. Pada waktu membuat sumuran, parit atau pekerjaan sejenis, yg
dinding bukaannya mencapai tinggi lebih dari 1,2 m harus diberi
penyangga atau miring dengan sudut yang aman
6. Pembukaan tanggul atau bendungan air baik bersifat sementara
atau tetap harus cukup kuat dan memenuhi persyaratan yang
berlaku
Tambang Permukaan
3 - SK - TA4241 K3 & Hukum Perburuhan

PENIRISAN DAN BENDUNGAN


 Setiap tambang permukaan harus mempunyai sistem
penirisan yg terencana dengan kapasitas yg cukup.
 Untuk mengurangi air yg masuk ke daerah open cut harus
dibangun tanggul pengelak dan penirisan bersistem.
Tambang Permukaan
3 - SK - TA4241 K3 & Hukum Perburuhan

TAMBANG HIDROLIS

 Perencanaan tambang hidrolis termasuk sistem sirkulasi air,


saluran air, bendungan serta kolam limbah harus terencana
dengan baik.

 Pengaturan bendungan

 Pengoperasian tambang semprot: monitor, pompa, pipa &


kelistrikan dan permesinan.
Tambang Permukaan
3 - SK - TA4241 K3 & Hukum Perburuhan

ALAT PEMINDAH TANAH


 Jenis dan konstruksi alat pemindah tanah yg digunakan di pertambangan
harus sesuai dengan sifat tanah atau batuan yg dipindahkan.
 Setiap perubahan konstruksi alat pemindah tanah dari standard pabrik
pembuatnya yg dapat mempengaruhi keselamatan atau kestabilan harus
mendapat persetujuan KAPIT.
 Persyaratan operator alat pemindah tanah:
 Surat keterangan hak mengoperasikan
 Larangan membawa penumpang
 Parkir alat pemindah tanah, pemeriksaan dan perawatan
 Buldoser dan menyingkir dalam keadaan bahaya.
Tambang Bijih Bawah Tanah
3 - SK - TA4241 K3 & Hukum Perburuhan

ADMINISTRASI TAMBANG

 Tambang bawah tanah yg berdekatan dan sistem ventilasinya

bergabung harus diperlakukan sebagai satu tambang dan

berada dibawah pengawasan seorang KTT kecuali ditetapkan

lain oleh KAPIT.


Kepala Tambang Bawah Tanah-1
3 - SK - TA4241 K3 & Hukum Perburuhan

 KTT menunjuk Kepala Tambang Bawah Tanah yang namanya dicatat dalam
buku tambang
 Dalam melakukan pengawasan, Kepala Tambang Bawah Tanah dibantu
pengawas teknis dan pengawas operasional.
 Apabila terdapat lebih dari satu tambang bawah tanah atau daerah kegiatan
tambang bawah tanah cukup luas maka dapat diangkat pengawas wilayah
yang diberi tanggung jawab berdasarkan wilayah.
 Batas wilayah harus ditunjukkan pada peta tambang dan dipaparkan di kantor
tambang serta kopi peta tersebut disampaikan kepada KPAIT.
 KTT dapat bertindak sebagai Kepala Tambang Bawah Tanah kecuali PIT
berkeberatan untuk kepentingan K3
Kepala Tambang Bawah Tanah-2
3 - SK - TA4241 K3 & Hukum Perburuhan

 Kepala Tambang Bawah Tanah beserta pengawas harus mempunyai


kemampuan teknis, kualifikasi serta pengalaman sebagaimana ditetapkan oleh
KAPIT.
 Dilarang pekerja tambang melakukan kegiatan di tambang bawah tanah
apabila Kepala Tambang Bawah Tanah atau orang yg ditunjuk mewakilinya
tidak berada di area pertambangan.
 Ketentuan Kepala Tambang Bawah Tanah tersebut jumlah pekerja di dalam
tambang tersebut setiap waktu kurang dari 20 orang untuk tambang mekanis
atau kurang dari 100 orang untuk tambang manual
 KTT dalam hal mengangkat pengawas harus menyampaikan secara tertulis
tugas dan tanggung jawabnya berdasarkan wilayah dan waktu
Tugas Kepala Tambang Bawah Tanah & Pengawas
3 - SK - TA4241 K3 & Hukum Perburuhan

 Mengatur semua kegiatan dan penyaluran barang kebutuhan pendukung


kegiatan tambang bawah tanah
 Melakukan pemeriksaan terhadap semua adminsitrasi ventilasi dan bagian-
bagian kegiatan tambang bawah tanah yang memerlukan ventilasi paling tidak
sekali dalam tiga bulan.
 Pemeriksaan terhadap peralatan perkakas, permesinan, kelistrikan dan
pekerjaan dalam tambang bawah tanah.
 Kepala Tambang Bawah Tanah meminta perintah tertulis dari pengusaha atau
KTT.
 Dalam pekerjaan darurat KTT dapat memerintahkan secara langsung kepada
pekerja tambang bawah tanah melalui Kepala Tambang Bawah Tanah.
Jalan Keluar Tambang Bawah Tanah
3 - SK - TA4241 K3 & Hukum Perburuhan

 Pada pekerjaan bawah tanah harus tersedia dua jalan keluar yg terpisah
kecuali pada pembuatan sumuran, jalan keluar ke permukaan,
terowongan eksplorasi atau terowongan yg bukan untuk tujuan produksi
yg terowongan tersebut dimulai dari suatu sumuran atau jalan keluar
permukaan dgn ketentuan jumlah pekerja tidak lebih dari 30 orang.
 Sumuran atau jalan keluar tersebut harus terpisah lebih dari 20 m
sehingga apabila terjadi gangguan pada salahsatu jalan keluar tersebut
tidak akan mempengaruhi jalan keluar lainnya.
 KTT harus menyediakan tata cara penyelamatan diri dari penggunaan
satu jalan keluar dalam hal terjadi gangguan.
 Apabila gangguan terjadi KTT harus:
 Melaksanakan tata cara penyelematan diri satu jalan keluar
 Memerintahkan pengamanan
 Melapor kepada pelaksana inspeksi tambang
 Dalam hal terjadi gangguan maka pekerjaan tambang bawah tanah harus
dihentikan dan membatasi seminimal mungkin jumlah pekerja tambang bawah
tanah, yaitu hanya:
 Pekerja tambang yg melaksanakan pekerjaan pengamanan jalan keluar yg terganggu
 Pekerja tambang yg memberikan pertolongan
 Pekerjaan perbaikan jalan keluar yg terganggu dapat dilakukan setelah mendapat
persetujuan pelaksana inspeksi tambang.
Evaluasi Akibat Adanya Hempasan Atau Kebakaran Di
Tambang Bawah Tanah
3 - SK - TA4241 K3 & Hukum Perburuhan

 Sesuai dengan ketentuan tentang pencegahan terhadap


kobaran api atau diperkirakan api akan berkobar, KTT atau
orang yg pada saat itu diberi tugas pada bagian tambang
harus memastikan bahwa para pekerja:
 Sebelum daerah tersebut dinyatakan aman oleh KTT atau Kepala
Tambang Bawah Tanah, dilarang orang memasuki daerah terkena
pengaruh.
 Hasil pemeriksaan dan peta harus ditempel atau dipaparkan
di temapat tertentu untuk diketahui para pekerja.
Evakuasi Akibat Ventilasi Tidak Memadai, Semburan
Gas Dan Bahaya Lain
3 - SK - TA4241 K3 & Hukum Perburuhan

 Bagian tambang yg ventilasinya tidak memadai sebagaimana dimaksud


dalam ketentuan umum ventilasi & standar ventilasi serta pengaturannya.
 Daerah yg terjadi semburan gas atau kemungkinan akan segera terjadi
 Daerah yg terpengaruh oleh bahya lain, tidak termasuk hempasan / korban
 Petugas yg diberi tugas pada daerah yg terkena pengaruh harus:
 Memerintahkan semua pekerja untuk mengungsi dari tempat yg terkena pengaruh ke tempat
yg aman.
 Mengambil langkah-langkah untuk pemeriksaan dan tindakan pengamanan yg diperlukan
pada daerah terkena pengaruh.
 Mencegah atau melarang pekerja memasuki daerah yg terkena pengaruh sampai dengan
daerah tersebut dinyatakan aman
 Kepala Tambang Bawah Tanah atau yg mewakilinya harus memastikan
bahwa petugas yg bertanggung jawab ada bagian tambang bawah tanah
telah diberitahu adanya ventilasi yg tidak memadai, bahaya semburan gas
dan bahaya lain. KTT harus mencatat dalam buku tambang hal-hal berikut:
 Alasan evakuasi
 Kondisi daerah yang terkena pengaruh
 Tindakan pengamanan dilakukan
Hempasan Emisi Dan Semburan
3 - SK - TA4241 K3 & Hukum Perburuhan

 KTT harus mempunyai data mutakhir, informasi mengenai suatu daerah


kerja, dan rencana kerja dan rencana kerja yg dilakukan termasuk:
 Tempat kerja & sekitarnya yg sudah ditinggalkan
 Lapisan yg mengandung atau yg diperkirakan mengandung air atau gas
 Adanya material yg akan mengalir apabila basah
 Apabila pekerjaan terpengaruh dengan adanya laut, danau, sungai dan
atau air permukaan lainnya, KTT harus:
 Menemukan komposisi dan tebal keseluruhan lapisan yg terletak antara
bukaan tambang dengan air permukaan.
 Memastikan bahwa lapisan memberi perlindungan untuk mencegah terjadinya
hempasan air permukaan.
 Memastikan bahwa lapisan memberi perlindungan untuk mencegah terjadinya
hempasan air permukaan.
Ventilasi
3 - SK - TA4241 K3 & Hukum Perburuhan

 KTT harus menjamin tersedianya aliran udara bersih yg cukup untuk semua tempat kerja dengan
ketentuan volume oksigennya tidak kurang dari 19,5 %dan volume karbon dioksida tidak lebih dari
0,5%
 Dilarang mempekerjakan karyawan pada tempat kerja yg mengandung debu, asap atau uap yg
konsentrasinya dapat membahayakan kesehatan
 Aliran udara harus cukup untuk mengurangi atau menyingkirkan konsentrasi asap peledakan
secepat mungkin.
 Apabila dalam sistem ventilasi tambang harus terdeteksi adanya gas yg mudah terbakar atau
meledak maka KTT harus melakukan tindakan pengaman khusus untuk memperbaiki kondisi
tersebut.
 Volume udara bersih yg dialirkan dalam sistem ventilasi harus diperhitungkan berdasarkan jumlah
pekerja terbanyak pada suatu lokasi kerja dengan ketentuan untuk setiap orang tidak kurang dari
2 m3 permenit selama pekerja berlangsung.
 Ditambang sebanyak 3 m3 permenit untuk setiap tenaga kuda (HP) apabila mesin diesel
dioperasikan
 PIT dapat memerintahkan KTT untuk meningkatkan mutu dan volume aliran udara bersih pada
suatu bagian dari tambang.
 Pada sistem ventilasi dilarang menerapkan sistem sirkulasi balik
Standar Ventilasi Tambang Bijih
3 - SK - TA4241 K3 & Hukum Perburuhan

 Temperatur udara di dalam tambang bawah tanah harus dipertahankan antara 18o-24oC dengan
kelemebaban relatif 85%.
 Kondisi ventilasi di tempat kerja harus, untuk rata-rata 8 jam volumenya:
 CO 0,005%; CH4 0,25%; H2S 0,001%; NO 0,0003%
 Dalam tenggang waktu 15 menit: CO 0,04%; NO 0,0005%
 Lampu keselamatan atau alat lain harus digunakan untuk menguji kurangnya kandungan oksigen
 Lokasi yg tidak memerlukan ventilasi harus ditutup atau dirintangi dan dipasang tanda larangan
memasuki daerah tersebut.
 Pada setiap lokasi yg sudah ditutup dinding penyekatnya harus dipasang pipa yg dilengkapi
katup pengambilan percontoh udara untuk melakukan pengukuran tekanan dibalik dinding
penyekat.
 Kecepatan udara ventilasi yg dialirkan ke tempat kerja harus sekurang-kurangnya 7 m/menit dan
dapat dinaikkan sesuai kebutuhan pekerjaan.
 Jalan udara harus mempunyai ukuran yg memadai sesuai dengan jumlah udara yg dialirkan
 KTT harus menunjuk petugas yg bertanggung jawab untuk melakukan pengawasan ventilasi
tambang dan namanya dicatat dalam buku tambang
 Jumlah dan mutu udara yg mengalir pada masing-masing lokasi atau tempat kerja harus
ditentukan dengan tenggang waktu tidak lebih dari satu bulan.
Standar Ventilasi Tambang Bijih
3 - SK - TA4241 K3 & Hukum Perburuhan

 Lokasi aliran pengaliran meliputi:


 Setiap jalan masuk udara utama sedapat mungkin dekat dengan jalan masuk ke
sumuran atau jalan keluar
 Setiap terbaginya udara sedapat mungkin dengan persimpangan
 Ditempat kerja yg pertama 50 m dari ujung keluarnya udara.
 Lokasi udara keluar sedapat mungkin dekat dengan persimpangan jalan keluar
utama
 Tempat lain yg ditetapkan oleh KAPIT.
 Pengambilan percontoh untuk mengukur kadar O2, CO2, CO dan NO2 yg terkandung
di udara dilakukan dalam kondisi normal harus dilaksanakan setiap selang sebulan
pada tempat-tempat berikut ini:
 30 m dari permuka kerja terowongan
 15 m dari lubang turun dan sumuran
 Pada dasar sumuran buangan udara dan pada lokasi bukaan produksi yg mempunyai satu
jalan masuk.
 Laporan hasil pengukuran harus mencantumkan jam dan lokasi pengambilan serta
jam peledakan terakhir.
 Temperatur harus diukur secara berkala setiap minggu
 Pengukuran konsentrasi debu yg lebih kecil dari 10 mikron harus dilakukan sesering
mungkin sekurang-kurangnya 3 bulan sekali atau ditetapkan oleh KAPIT.
Tambang Batubara Bawah Tanah
3 - SK - TA4241 K3 & Hukum Perburuhan

KATEGORI
 Setiap tambang batubara bawah tanah dinyatakan tambang
berbahaya gas dan tambang bawah tanah lainnya dapat juga
dinyatakan sebagai tambang berbahaya gas apabila
memenuhi salahsatu ketentuan sebagai berikut:
 Terdapat kandungan gas methana (fire damp) 0,25% setiap saat
dibagian manapun dibawah tanah
 Telah terjadi kebakaran atau ledakan gas methana dibawah tanah
Tambang Batubara Bawah Tanah
3 - SK - TA4241 K3 & Hukum Perburuhan

PENGECUALIAN
 Kepala pelaksana inspeksi tambang dapat menyatakan
bahwa suatu tambang bawah tanah dinyatakan sebagai
bukan berbahaya gas apabila tidak satupun kondisi
sebagaimana ketentuan di atas:
Tambang Batubara Bawah Tanah
3 - SK - TA4241 K3 & Hukum Perburuhan

KEWAJIBAN:
 KTT harus menunjuk orang yg berkemampuan dalam jumlah
cukup untuk melakukan pemeriksaan gas methana
 KTT harus menentukan tempat, waktu dan prosedur
pemeriksaan gas methana
 Pencegahan terhadap debu yg mudah terbakar
 Memastikan bahwa kondisi penyanggaan kokoh
 Memastikan sistem ventilasi berjalan dengan baik
SANKSI
3 - SK - TA4241 K3 & Hukum Perburuhan

PELANGGARAN TERHADAP KEPUTUSAN


MENTERI INI DIKENAKAN ANCAMAN
HUKUMAN SEBAGAIMANA DIMAKSUD
DALAM PASAL 33 UU NO. 11 TH 1967
TENTANG KETENTUAN POKOK
PERTAMBANGAN
Pengukuran Statistik Kecelakaan
3 - SK - TA4241 K3 & Hukum Perburuhan

 Lost time injuries (LTIs) adalah jumlah Lost Day Injuries (LDI) dan Restricted
Work Duty Injuries (RWDI).
 Lost Day Injury (LDI) adalah cidera kerja yang mengakibatkan satu atau dua
hari absen dari kerja. Korban meninggal terhitung dalam LDI.
 Restricted Work Duty Injury (RWDI) - aktivitas kerja terbatas terjadi ketika
pekerja mengalami cidera kerja, secara fisik maupun mental tidak dapat
melaksanakan semua atau sebagian tugas normalnya selama seluruh atau
sebagian hari/shift kerja normalnya dan merupakan kecelakaan kerja
sebagai akibat di mana,
 Pekerja ditugaskan ke pekerjaan lain secara sementara.
 Pekerja bekerja secara permanen kurang dari waktu penuh.
 Pekerja bekerja secara permanen dalam pekerjaan yang diberikan tetapi tidak
dapat melaksanakan tugasnya secara normal.
Pengukuran Statistik Kecelakaan
3 - SK - TA4241 K3 & Hukum Perburuhan

 Medical Treatment Case (MTC) /Kasus Penanganan Medis adalah cidera kerja yang
tidak diklasifikasikan sebagai Lost Time Injury, tetapi mengakibatkan kehilangan
kesadaran atau memerlukan penanganan medis lain di luar pertolongan pertama.
 All Injuries (AI) adalah jumlah Los Time Injury (LTI) dan Medical Treatment Cases
(MTC).
 Berdasarkan Risk Rank dapat dilihat bahwa yang dimaksud dengan insiden yang
berpotensial mematikan adalah insiden yang mempunyai Risk Rank 1, 2, 4, 7 dan 11
sesuai dengan tingkat kekerapan kejadiannya.
 Jumlah hari/shift hilang adalah jumlah aktual shift atau hari di mana pekerja tidak dapat
bekerja karena cidera kerja yaitu jumlah hari tidak bekerja (Days Away From
Work/DAW) dan hari dalam tugas kerja terbatas (Restricted Work Duties/RWD). Jika
seseorang tidak dapat kembali ke pekerjaan normalnya setelah dua tahun, cidera
tersebut dianggap sebagai cidera tetap dan tidak ada kehilangan hari/shift yang
dihitung. Cidera ini diklasifikasi ulang sebagai Cidera Permanen (Permanent Damage
Injury/PDI). Tidak akan ada lagi shift/hari hilang yang dihitung untuk korban meninggal
atau PDI.
Pengukuran Statistik Kecelakaan
3 - SK - TA4241 K3 & Hukum Perburuhan

Permanent Damage Injury (PDI) adalah cidera kerja yang:


 Tidak diharapkan untuk dapat pulih total setelah dua tahun.
 Memiliki konsekuensi negatif yang besar bagi penderita, misalnya rawat inap
yang lama, ketidakmampuan kerja dalam waktu yang lama, kehilangan
kemampuan untuk melanjutkan kehidupan normal baik sosial maupun di
rumah, kerusakan serius pada tubuh atau fungsi tubuh. Semua jenis
amputasi juga termasuk dalam PDI.
Jam Unjuk Kerja adalah total jam kerja yang dilaksanakan oleh seluruh
pekerja (permanen/tetap atau temporer) dan kontraktor dalam periode
yang tertera dalam laporan
Definisi
3 - SK - TA4241 K3 & Hukum Perburuhan

Lost Time Injury Frequency Rate (LTIFR) Insident LTI


LTIFR = x 200.000
adalah tingkat terjadinya LTI per 200.000 jam
Jam Unjuk Kerja
kerja:

Lost Time Injury Severity Rate (LTISR) adalah


tingkat dimana hari atau shift kerja normal yang
Insident LTIs
LTISR = x 200.000
terdaftar hilang sebagai konsekuensi dari LTI per
Jam Unjuk Kerja
200.000 jam kerja

Semua Cidera
All Injury Frequency Rate (AIR) adalah tingkat AIRFR = x 200.000
terjadinya semua cidera per 200.000 jam kerja. Jam Unjuk Kerja

Potensial Fatality Frequensi Rate adalah tingkat Potensial Fatality


terjadi insiden yang berpotensial mematikan per
PFFR = x 200.000
Jam Unjuk Kerja
200.000 jam kerja.
Definisi
3 - SK - TA4241 K3 & Hukum Perburuhan

SR =
Lost Time x 1.000.000
Man Hours

FR =
Injury x 1.000.000
Man Hours

Anda mungkin juga menyukai