Anda di halaman 1dari 74

PERKENALKAN

NAMA : DANANG KURNIAWAN, ST.

ALAMAT : PRAMBANAN, KLATEN

STATUS : MENIKAH, 2 ANAK

PENDIDIKAN : TEKNIK LINGKUNGAN IST AKPRIND YK

PEKERJAAN : TRAINER K3L KEMNAKER DAN BNSP CAPI, GSI, SFI, DSS, MAP, GMY, MAWI dll.

KONSULTAN SMK3 DI BEBERAPA BUMN MAUPUN SWASTA.

AUDITOR SMK3.

: danang0595@gmail.com

: danang0595

: 0896-9869-6988
LATAR BELAKANG

1. K3 masih belum mendapatkan perhatian yang memadai dari


semua pihak
2. Kecelakaan kerja yang terjadi relative masih tinggi
3. Pelaksanaan pengawasan K3 masih bersifat parsial dan belum
menyentuh aspek manajemen
4. Relatif rendahnya komitmen pimpinan perusahaan dalam hal K3
5. Tuntutan global dalam perlindungan tenaga kerja yang
diterapkan oleh komunitas perlindungan hak buruh internasional
(ILO)
6. Desakan LSM internasional dalam
hal hak tenaga kerja untuk
mendapatkan perlindungan
7. Masalah K3 masih belum menjadi prioritas program
8. Masalah kecelakaan kerja masih dilihat dari aspek
ekonomi, dan tidak pernah dilihat dari pendekatan moral
9. Tenaga kerja masih ditempatkan sebagai faktor produksi
dalam perusahaan, belum ditempatkan sebagai mitra
usaha
10.Alokasi anggaran perusahaan untuk masalah K3 relatif
kecil
TRAINING AHLI K3 BNSP

REVIEW PERATURAN PERUNDANGAN K3

DASAR-DASAR K3

MANAJEMEN RISIKO K3

MENGUKUR FAKTOR LINGKUNGAN


KERJA
TUGAS HSE
• DRILL TAHUNAN
04 • MANIFEST LB3
• REVIEW DOK PQ

• TOOL BOX
MEETING
02 <> SAFETY
MEETING 05 • LAPORAN
• INSPEKSI APAR + P3K
P2K3
• UKUR BISING
• REWARD

• INDUKSI K3 03 • UPDATE IZIN


PERALATAN
• REKAP 01 • PERMIT TO WORK
DATA &
MAN HOUR
APA ITU K3 ??
2 TUJUAN K3

MENCEGAH

MELINDUNGI
Undang - Undang No. 1 tahun 1970 05/30/2023

TUJUAN K3

1. Mencegah terjadinya kecelakaan kerja & penyakit akibat kerja.


2. Melindungi sumber daya (4 M + 1 L )
MANUSIA : safety induction, APD, pemeriksaan Kesehatan.
MESIN : kalibrasi, riksa uji, inspeksi.
MATERIAL : bahan kimia  Labeling, MSDS/SDS : Safety Data Sheet sbg
informasi lengkap terkait cara penyimpanan s.d Tindakan kegawatdaruratan.
METHODE : SOP, MANUAL, IK dsb
LINGKUNGAN : Pengelolaan lingkungan kerja s.d manifes limbah
(termasuk Limbah B3).
Undang - Undang No. 1 tahun 1970 05/30/2023

BAGAIMANA CARA
MENCAPAINYA??

Yaitu dengan menerapkan Sistem Manajemen


K3, di dalam SMK3 ada program GAP
ANALYSIS K3!!!
GA K3 merupakan suatu cara untuk mengukur
nilai kesenjangan antara implementasi K3 di
tempat kerja kita terhadap PUU/standar K3.
Undang - Undang No. 1 tahun 1970 05/30/2023

1. UUD 1945 PS 27 AYAT 2


SETIAP WN BERHAK ATAS PENGHIDUPAN &
PEKERJAAN YG LAYAK (K3)
2. UU NO 1 TH 1970 ttg Keselamatan Kerja (INDUK K3)
Ps 3 syarat2 keselamatan kerja :
a. mencegah mengurangi terjadinya kec kerja (safety briefing, talk, morning)
b. Mencegah mengurangi & memadamkan kebakaran (SDM kebakaran, Sarana
kebakaran : APAR, hydran)
c. Mencegah peledakan (sda)
d. Jalur evakuasi s.d titik kumpul (SNI ataupun permen PUPR No 14 th 2017
syarat gedung)
e. P3K (SDM, sarana; kotak P3K, tandu)
f. APD (spesifikasi sesuaikan dengan potensi bahayanya  MRk3)
Undang - Undang No. 1 tahun 1970 05/30/2023

DOWNLOAD DI APP STORE /PLAY


STORE (JDIH KEMNAKER/PUPR/ESDM)

Ps 8 Pemeriksaan kes bagi TK (sesuai permenaker no 2 th 1980) :


Medical check up (MCU)
Ps 9 Pembinaan
1. Safety Induction?
2. OJT (intervensi K3)
3. Drill simulasi terkait keadaan darurat.
Ps 10 Panitia Pembina K3 (P2K3) Permenaker No 4 th 1987
Ps 11 Pengurus WAJIB melaporkan setiap Kec kerja (sebelum
dilaporkan ada program Investigasi).
Undang - Undang No. 1 tahun 1970 05/30/2023

3. UU No 13 th 2003 ttg ketenagakerjaan


Ps 86
Setiap TK mendapatkan perlindungan K3.
Ps 87

Setiap PT WAJIB menerapkan SMK3, SMK3 diatur di PP No 50 th 2012.


4. PP No 50 th 2012 ttg SMK3:
Ps 5 setiap PT WAJIB menerapkan SMK3 apabila:
a. PT mempekerjakan TK > 100 org, atau;
b. PT mempekerjakan TK < 100 org tetapi memiliki potensi bahaya tinggi (ps
16 tambang, minyak & gas bumi).
5. SMK3 perlu dinilai/AUDIT (Permenaker NO 26 th 2014)
DASAR
HUKUM

PENGENDALIAN RISIKO DASA PENGERTIAN DASAR


R K3

TEORI
KECELAKAA
N
UNDANG-UNDANG
Republik Indonesia

No 1 Tahun 1970
Tentang
KESELAMATAN KERJA
Pokok Pokok Pikiran
UNDANG UNDANG No 1 Th 1970
PRINSIP K3 :
a. Melindungi keselamatan pekerja dalam melakukan pekerjaan;
b. Menjamin keselamatan orang lain yang berada di tempat kerja;
c. Menjamin proses produksi aman dan effisien.

SASARAN K3 :
untuk kesejahteraan dan meningkatkan produksi serta produktivitas
Nasional
RUANG LINGKUP
PASAL 2

(1) Yang diatur oleh Undang-undang ini ialah keselamatan kerja


dalam segala tempat kerja, baik di darat, di dalam tanah, di
permukaan air, di dalam air maupun di udara, yang berada di
dalam wilayah kekuasaan hukum Republik Indonesia;

Kritria Tempat kerja terdapat 3 unsur pokok


1. Adanya kegiatan usaha
2. Adanya orang yang bekerja
3. Terdapat sumber bahaya

05/30/2023
Undang - Undang No. 1 tahun 1970 05/30/2023

BAB III
SYARAT-SYARAT KESELAMATAN KERJA

Pasal 3
Dengan peraturan perundangan ditetapkan syarat syarat
keselamatan kerja untuk :

18 macam kondisi K3 yang diharapkan (a s/d r)

- Pengendalian teknis, medis,


- Penyediaan sarana dan sumberdaya
- Ergonomi dan lingkungan kerja yang serasi
BAB III
18
SYARAT-SYARAT KESELAMATAN KERJA
PASAL 3

(1) Dengan peraturan perundangan ditetapkan syarat-syarat


keselamatan kerja untuk;

a. Mencegah dan mengurangi kecelakaan;

b. Mencegah, mengurangi, dan memadamkan kebakaran;

c. Mencegah dan mengurangi bahaya peledakan;

d. Memberi kesempatan atau jalan menyelamatkan diri pada waktu


kebakaran atau kejadian-kejadian lain yang berbahaya.

e. Memberi pertolongan pada kecelakaan.

f. Memberi alat-alat perlindungan dari pada pekerja;


19

g. Mencegah dan mengendalikan timbul atau menyebar luasnya suhu,


kelembaban, debu kotoran, asap, uap, gas, hembusan angin, cuaca,
sinar atau radiasi, suara dan getaran;

h. Mencegah dan mengendalikan timbulnya penyakit akibat kerja baik


physik maupun psikis, peracunan, infeksi, dan penularan;

i. Memperoleh penerangan yang cukup dan sesuai;

j. Menyelenggarakan suhu dan lembah udara yang baik;

k. Menyelanggarakan penyegaran udara yang cukup;

l. Memelihara kebersihan, kesehatan dan ketertiban;

m. Memperoleh keserasian antara tenaga kerja, alat kerja,


lingkungan cara dan proses kerjanya.
20

n. Mengamankan dan memperlancar pengangkutan orang,


binatang, tanaman atau barang;

o. Mengamankan dan memelihara segala jenis bengunan.

p. Mengamankan dan memperlancar pekerjaan bongkar


muat, perlakuan dan penyimpanan barang;

q. Mencegah terkena aliran listrik yang berbahaya;

r. Menyesuaikan dan menyempurnakan pengaman pada


pekerjaan yang bahaya pekerjaannya menjadi
bertambah tinggi;
BAB IV
PENGAWASAN
Pasal 5
Undang undang No 1 tahun 1970

(1) Direktur melakukan pelaksanaan umum terhadap


Keselamatan Kerja

Undang-undang ini, sedangkan para pegawai


pengawas dan ahli keselamatan kerja ditugaskan
menjalankan pengawasan langsung terhadap
ditaatinya Undang-undang ini dan membantu
pelaksanaannya.
PENGAWASAN K3

Ayat 1 (a)
 Pegawai Pengawasan adalah pegawai teknis berkeahlian
khusus dari Depnaker yang ditunjuk oleh Menteri
UU 1 tahun 1970

Tenaga Kerja
Dasar Hukum

Ayat 1 (b)
 “Ahli Keselamatan Kerja” ialah tenaga teknis
berkeahlian khusus dari luar Depnaker yang ditunjuk
oleh Menteri Tenaga Kerja untuk mengawasi ditaatinya
Undang-undang ini
UU NO. 1 TAHUN 1970 KESELAMATAN KERJA
KEWAJIBAN PENGURUS

PASAL 8
PEMERIKSAAN KESEHATAN BADAN, KONDISI MENTAL
DAN KEMAMPUAN TENAGA KERJA :

OLEH DOKTER PERUSAHAAN (YANG DIBENARKAN


OLEH MENTERI)
UU NO. 1 TAHUN 1970 KESELAMATAN KERJA
KEWAJIBAN PENGURUS Pasal 9 Pembinaan

 Menjelaskan dan menunjukkan pada tenaga kerja baru:


 Kondisi dan bahaya di tempat kerja
 Semua pengaman dan alat perlindungan yang diharuskan
 Menyediakan APD
 Menjelaskan cara dan sikap bekerja aman

 Mempekerjakan setelah yakin memahami K3


 Melakukan pembinaan
 pencegahan kecelakaan
 pemberantasan kebakaran
 peningkatan K3
 pemberian P3K

 Wajib memenuhi dan mentaati syarat K3


Undang - Undang No. 1 tahun 1970 05/30/2023

PASAL 10

(1) Menteri Tenaga Kerja berwenang membentuk Panitia


Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja (P2K3)
guna mengembangkan kerja sama, saling pengertian dan
partisipasi efektif dari pengusaha atau pengurus dan
tenaga kerja dalam tempat-tempat kerja untuk
melaksanakan tugas dan kewajiban bersama di bidang
K3, dalam rangka melancarkan usaha berproduksi.
UU NO. 1 TAHUN 1970 KESELAMATAN KERJA

Pasal 11
Kewajiban melaporkan kecelakaan kerja

• Pengurus wajib melaporkan kecelakaan yang


terjadi di tempat kerja
KEWAJIBAN DAN HAK TENAGA KERJA
PASAL 12

• Kewajiban pekerja • Hak pekerja

a. Memberikan keterangan yang d. Meminta pada Pengurus agar


benar bila diminta oleh dilaksanakan semua syarat-syarat
K3yang diwajibkan;
pegawai pengawas dan atau
ahli keselamatan kerja; e. Menyatakan keberatan kerja pada
pekerjaan dimana syarat K3 serta
b. Memakai alat perlindungan diri alat-alat perlindungan diri yang
yang diwajibkan; diwajibkan diragukan olehnya kecuali
c. Memenuhi dan mentaati dalam hal-hal khusus ditentukan lain
oleh pegawai pengawas dalam
semua syarat-syarat
batas-batas yang masih dapat
keselamatan dan kesehatan
dipertanggung jawabkan.
kerja yang diwajibkan;
UU No. 1 Tahun 1970 Keselamatan Kerja

Pasal 13
Perlindungan terhadap orang lain

Kewajiban menggunakan APD yang


ditetapkan
UU No. 1 Tahun 1970 Keselamatan Kerja
Pasal 14
Kewajiban Pengurus

 Menempelkan UU No. 1 Tahun 1970


 Memasang gambar dan bahan pembinaan K3
 Menyediakan secara cuma-cuma APD dan petunujuk K3
untuk tenaga kerja dan orang lain
UU No. 1 Tahun 1970 Keselamatan Kerja
Pasal 15
SANKSI

1. Denda Rp. 100.000


ATAU
2. Kurungan MAKS 3
bulan
DASAR HUKUM
UU NO.13 TAHUN 2003
PASAL 4
PEMBANGUNAN KETENAGAKERJAAN BERTUJUAN :

C. MEMBERIKAN PERLINDUNGAN KEPADA TENAGA KERJA


DALAM MEWUJUDKAN KESEJAHTERAAN TENAGA KERJA,
D. MENINGKATKAN KESEJAHTERAAN TENAGA
KERJA DAN KELUARGANYA.
DASAR HUKUM
Pasal 86
(1) Setiap pekerja / buruh mempunyai hak untuk memperoleh perlindungan atas :
a. keselamatan dan kesehatan kerja
b. Moral dan kesusilaan
c. Perlakuan yang sesuai dengan harkat dan martabat
manusia serta nilai-nilai agama.
Pasal 87

(1) SETIAP PERUSAHAAN WAJIB MENERAPKAN


SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN
KESEHATAN KERJA YANG TERINTEGRASI
DENGAN SISTEM MANAJEMEN PERUSAHAAN

33
Pasal 186
UU 13/2003 (1) Barang siapa melanggar ketentuan
Tentang Pasal 35 , dikenakan sanksi pidana penjara
Ketenagakerjaan paling singkat 1 (satu) bulan dan paling
lama 4 (empat) tahun dan/atau denda paling
sedikit Rp 10.000.000,00 (sepuluh juta
Pasal 35
rupiah) dan paling banyak Rp
Pemberi kerja wajib
memberikan perlindungan K3
S 400.000.000,00 (empat ratus juta rupiah).
A
Pasal 86 N Pasal 190
Tenaga Kerja berhak atas Menteri atau pejabat yang ditunjuk
jaminan K3 K mengenakan sanksi administratif atas
Pasal 87
S pelanggaran Pasal 87, berupa :
a. teguran;
Perusahaan wajib I b. peringatan tertulis;
menerapkan SMK3
c. pembatasan kegiatan usaha;
d. pembekuan kegiatan usaha;
e. pembatalan persetujuan;
f. pembatalan pendaftaran;
g. penghentian sementara sebagian atau
seluruh alat produksi;
h. pencabutan ijin.
ARTI DAN MAKNA LAMBANG
PADA BENDERA KESELAMATAN
DAN KESEHATAN KERJA
“HAZARD/BAHAYA”

Sumber, situasi atau tindakan yang


berpotensi menciderai manusia atau
sakit penyakit atau kombinasi dari
semuanya.

Hazard dapat berupa :


bahan-bahan , bagian-bagian mesin,
 bentuk energi, metode kerja atau
situasi kerja.
“DANGER”
Merupakan tingkat bahaya dari suatu
kondisi bilamana terjadi accident

“SAFE”
adalah suatu kondisi
sumber bahaya telah ter-identifikasi dan
telah dikendalikan
ke tingkat yang memadai
(Aman)
DEFINISI INCIDENT
Incident adalah suatu kejadian yang tidak
diinginkan, bilamana pada saat itu sedikit
saja ada perubahan maka dapat
mengakibatkan terjadinya accident.
DEFINISI NEARMISS
Near miss adalah kondisi atau
situasi dimana kecelakaan hampir
terjadi. Secara sederhana dapat
diartikan menjadi “hampir
celaka”.
(tidak ada cidera, tidak sakit dan tidak mati)

Insiden (nearmiss) perlu mendapat perhatian yang


sama seperti kecelakaan. Kejadian yang sama
apabila terulang mungkin berakibat cidera serius.
DEFINISI ACCIDENT
Accident adalah suatu kejadian yang
tidak diinginkan berakibat cedera pada
manusia, kerusakan barang, gangguan
terhadap pekerjaan dan pencemaran
lingkungan.

Accident adalah suatu insident yang


menyebabkan cidera, sakit penyakit atau
kematian. -OHSAS
Gambaran umum
MENGAPA KECELAKAAN TERJADI???
Teori Kecelakaan Kerja
• Kerugian akibat kecelakaan kerja

Kerugian langsung Kerugian tak langsung :


• Penderitaan pribadi • Kerusakan material
• Rasa kehilangan • Hilangnya peralatan
keluarga korban • Biaya akibat
berhentinya produksi

• Teori Gunung Es :
 Kerugian yang timbul akibat adanya kecelakaan ada yang terlihat jelas, ada
juga yang tidak jelas terlihat
TEORI GUNUNG ES
BIAYA KECELAKAAN DAN PENYAKIT
$1  Pengobatan/perawatan
 Gaji (Biaya diasuransikan)

 Kerusakan gangguan
 Kerusakan peralatan dan perkakas
 Kerusakan produk dan material
 Terlambat dan ganguan produksi
 Biaya legal hukum
$5 HINGGA $50
BIAYA DALAM PEMBUKUAN:
 Pengeluaran biaya untuk penyediaan
fasilitas dan peralatan gawat darurat
KERUSAKAN PROPERTI  Sewa peralatan
(BIAYA YANG TAK
DIASURANSIKAN)  Waktu untuk penyelidikan
 Gaji terusdibayar untuk waktu yang
hilang
 Biaya pemakaian pekerja pengganti dan/
$1 HINGGA
BIAYA LAIN YANG
$3 atau biaya melatih
 Upah lembur
TAK DIASURANSIKAN  Ekstra waktu untuk kerja administrasi
 Berkurangnya hasil produksi akibat dari
korban
 Hilangnya bisnis dan nama baik
PIRAMIDA KASUS KECELAKAAN

1 kec. fatal Data yg


10 dilaporkan
kec. ringan
dan tercatat
30
Kerusakan alat

600
Nyaris Kecelakaan

10.000
Sumber bahaya

Ada 6jt unsafe act /tahun pada Perusahaan


yang menggunakan tenaga kerja 1000 org.
KONDISI TIDAK AMAN
47
TINDAKAN TIDAK AMAN
48
TINDAKAN TIDAK AMAN

49
TINDAKAN DAN KONDISI TIDAK
AMAN
50
Kondisi Tidak
51 Aman
TINDAKAN TIDAK AMAN

52
TINDAKAN TIDAK AMAN

53
Prinsip Dasar Penerapan K3

Risk assessment
identifikasi & analisa Tindakan
potensi bahaya Pengendalian bahaya

HAZARD CONTROL
PRINSIP DASAR
PENCEGAHAN

o Efektif (effectiveness)
o Murah (low cost)
o Dapat dilaksanakan
(acceptable)
o Cepat (soon as posible)
HIERARKI
56
PENGENDALIAN RISIKO K3

Eliminasi

Subtitusi
Rekayasa Teknis
Administrasi

APD
8.1.2 ELIMINATING HAZARDS
AND REDUCING OH&S RISKS
ISO 45001 : 2018 SMK3
HIERARKI
58
PENGENDALIAN RISIKO
Eliminasi

Subtitusi

Rekayasa Teknis

Rekayasa Administrasi

Alat Pelindung Diri


HIERARKI
59
PENGENDALIAN RISIKO
• Memindahkan Hazard yang bisa
Eliminasi menyebabkan tersandung
• Membuang bahan kimia yang
tidak diperlukan
• Menghilangkan proses-proses
yang berbahaya
HIERARKI
60
PENGENDALIAN RISIKO
Contoh :
 Mengganti bahan bentuk serbuk dengan
bentuk pasta
 Proses menyapu diganti dengan vakum
Subtitusi  Bahan solvent diganti dengan bahan
deterjen
 Proses pengecatan spray diganti dengan
pencelupan
HIERARKI
61
PENGENDALIAN RISIKO

Contoh :
 Pemasangan alat pelindung
mesin
Rekayasa Teknis  Pemasangan general dan
local ventilation
 Pemasangan alat sensor
otomatis
HIERARKI
62
PENGENDALIAN RISIKO

Contoh :
 Pemisahan lokasi
Rekayasa
 Pergantian shift kerja
Administrasi
 Pembentukan sistem
kerja
 Pelatihan karyawan
HIERARKI
63
PENGENDALIAN RISIKO

Contoh :
 Helmet
 Safety Shoes
APD  Ear plug/muff
 Safety goggles
PENGENALAN APD
Permenakertrans RI. No. Per.08/Men/VII 2010 tentang APD
Pengenalan APD
Definisi :
Suatu alat yang mempunyai kemampuan untuk melindungi
seseorang yang fungsinya mengisolasi sebagian atau seluruh
tubuh dari potensi bahaya di tempat kerja.

Jenis Jenis :
1. Alat Pelindung Kepala
Fungsi: melindungi kepala dari
benturan, terantuk benda tajam
atau benda keras, kejatuhan atau
terpukul oleh benda-benda yang
melayang atau meluncur di udara,
radiasi panas, api dan percikan
bahan-bahan kimia.
Pengenalan APD
2. Alat pelindung mata dan muka
Fungsi kacamata pengaman adalah melindungi mata
dari:
1. Percikan bahan-bahan korosif
2. Kemasukan debu-debu atau partikel-partikel yang
melayang di udara
3. Lemparan benda-benda kecil, panas
4. Pemajanan gas-gas atau uap-uap kimia yang dapat
menyebabkan iritasi pada mata
5. Radiasi gelombang elektromagnetik yang
mengion maupun yang tidak mengion
6. Pancaran cahaya
7. Benturan atau pukulan benda keras atau benda
tajam
Pengenalan APD
2. Alat pelindung mata dan muka
Jenis :
Kacamata (spectacles), Goggles, Tameng
muka (face shield)
Pengenalan APD
3. Alat pelindung telinga
Fungsi: Melindungi alat pendengaran (telinga) dari kebisingan dan
melindungi telinga dari percikan api atau logam-logam yang
panas.
Jenis :
• Sumbat telinga atau ear plug
• Penutup telinga atau ear muff

4. Alat pelindung pernafasan (Respirator)


Fungsi : Memberikan perlindungan organ pernafasan akibat
pencemaran udara oleh faktor kimia seperti debu, uap, gas
fume, asap, mist, kabut dan sebagainya.
Jenis :
• Respirator untuk memurnikan udara
• Respirator untuk memasok udara
Pengenalan APD
5. Pelindung Tangan
Fungsi : Melindungi tangan dan jari-jari tangan dari pajanan api,
panas, dingin, radiasi elektromagnetik, radiasi mengion listrik,
bahan kimia, benturan dan pukulan, tergores, terinfeksi.
Jenis : Sarung tangan biasa, Mitten, Hand Pad, Sleeve

6. Pelindung Kaki
Fungsi: Melindungi kaki dari timpaan benda-benda berat, tertuang
logam panas cair dan bahan kimia korosif, penyakit kulit,
tersandung , terpeleset, tergelincir.
Pengenalan APD
Jenis :
• Sepatu keselamatan pada pekerjaan peleburan dan
pengecoran logam
• Sepatu keselamatan pada tempat kerja yang berpotensi
bahaya peledakan
• Sepatu keselamatan pada tempat kerja yang berpotensi
bahaya listrik
• Sepatu kerja untuk pekerja bangunan atau kontruksi
• Sepatu kerja pada tempat kerja yang basah atau licin.
• Sepatu keselamatan untuk mencegah bahaya terinjak
benda-benda runcing
• Sepatu keselamatan untuk mencegah dari kontak bahan
kimia
Pengenalan APD
7. Pakaian pelindung
Fungsi: Melindungi sebagian atau seluruh bagian tubuh dari
bahaya percikan bahan-bahan kimia, radiasi, panas, bunga api
maupun api.
Jenis :
• Apron (menutup sebagian tubuh
mulai dari dada sampai lutut)
• Overalis (menutup seluruh tubuh).

8. Tali dan Sabuk pengaman


Fungsi: Digunakan untuk mengurangi resiko bahaya fisik apabila
si pemakai terjatuh.
Jenis :
• Penggantung
• Pelana atau harness
MANAJEMEN APD
 Identifikasi kebutuhan dan syarat APD;
 Pemilihan APD yang sesuai dengan jenis bahaya dan
kebutuhan/kenyamanan pekerja/buruh;
 Pelatihan;
 Penggunaan, perawatan, dan penyimpanan;
 Penatalaksanaan pembuangan atau pemusnahan;
 Pembinaan;
 Inspeksi; dan
 Evaluasi dan pelaporan.

APD Wajib disediakan oleh Pengusaha dan


harus disesuaikan dengan SNI atau standar yang
PASAL 8
 APD yang rusak, retak atau tidak dapat berfungsi dengan baik
harus dibuang dan/atau dimusnahkan.
 APD yang habis masa pakainya/kadaluarsa serta mengandung
bahan berbahaya, harus dimusnahkan
 Pemusnahan APD yang mengandung bahan berbahaya harus
dilengkapi dengan berita acara pemusnahan.

Permenakertrans RI. No. Per.08/Men/VII 2010 tentang APD


TERIMAKASIH...
SAFET
Y?

Anda mungkin juga menyukai