KESELAMATAN KERJA
Lembaran Negara No. 1 Tahun 1970
(Tambahan Lembaran Negara No. 1918)
DATA DIRI
Emergency
Projek safety
Limbah
Pembinaan
K3
Lingkungan
Safety meeting
Equipment
Inspek Safety
Promotion
Safety Inspek Ijin kerja Safework Practice
1. KEBIJAKAN
K3Pihak manajemen harus membuat kebijakan K3 yang akan menjadi
landasan keberhasilan K3 dalam kegiatan perusahaan. Isi kebijakan
merupakan komitmen dan dukungan dari manajemen puncak
terhadap pelaksanaan K3. Kebijakan K3 tersebut harus
direalisasikan kepada seluruh karyawan dan digunakan sebagai
kesadaran kebijakan secara menyeluruh.
2.
ADMINISTRASI/PROSEDU
Menetapkan sistem organisasi K3. Menetapkan prosedur dan sistem kerja
R K3 diperusahaan termasuk tugas dan wewenang semua yang terkait.
Perus. harus memiliki:
Organisasi K3 sesuai dengan kebutuhan dan lingkup kegiatan.
Akses kepada penanggung jawab.
Personal yang bertanggung jawab mengelola kegiatan K3.
Personil atau pekerja yang cakap dan kompeten serta mengetahui sistem
cara kerja aman untuk masing-masing kegiatan.
Kelengkapan dokumen kerja dalam perizinan yang berlaku.
Manual K3 : JSA, HIRADS, SOP.
3. IDENTIFIKASI
Sebelum memulai suatu pekerjaan, harus dilakukan identifikasi
bahaya, guna mengetahui potensi bahaya dalam setiap pekerjaan.
No Pekerjaan Identifikas Penilaian Resiko Skala Pengendalian PJ
i Bahaya Prioritas Resiko
7. SAFETY PROMOTION
Selama kegiatan diselenggarakan program-program promosi K3 yang
bertujuan untuk mengingatkan dan meningkatkan awareness para
karyawan. Kegiatan promosi berupa poster, spanduk, bulletin, lomba K3
dan sebagainya yang sebanyak mungkin melibatkan tenaga kerja.
8. SAFEWORK PRACTICE
Harus disusun pedoman K3 untuk setiap pekerjaan berbahaya,
misalnya: Pekerjaan pengelasan, Pemasangan perancah/scaffolding,
Bekerja di ketinggian, Penggunaan bahan kimia berbahaya, Bekerja
di ruang terbatas (confined spaces), Bekerja di peralatan mekanik,
dan sebagainya
9. IJIN KERJA
Untuk mencegah kecelakaan dan berbagai kegiatan berbahaya,
perlu dikembangkan izin kerja. Semua pekerjaan berbahaya hanya
boleh dimulai jika telah memiliki izin kerja yang dikeluarkan oleh
fungsi berwenang (pengawas proyek atau ahli K3). Izin kerja
memuat cara melakukan pekerjaan, safety precaution, dan peralatan
keselamatan yang diperlukan.
10. SAFETY INSPECTION
Safety inspection merupakan program penting untuk meyakinkan
bahwa tidak ada “unsafe act” maupun “unsafe condition” di
lingkungan perusahaan. Inspeksi harus dilakukan secara berkala
dan dapat dilakukan oleh petugas K3 atau dibentuk joint
inspection semua unsur.
11. EQUIPMENT
INSPECTION
Semua peralatan (mesin produksi, alat berat, ketel uap, penyalur
petir, dll) harus diperiksa dan diuji oleh ahlinya sebelum diizinkan
digunakan. Setelah diriksa uji akan diterbitkan sertifikat layak/tdk
dari Disnaker setempat.
12. LINGKUNGAN
Pengelolaan lingkungan perusahaan mengacu kepada dokumen
AMDAL/UKL dan UPL. Selama perusahaan berlangsung dampak
negatif yang diakibatkan oleh kegiatan perusahaan harus ditekan
seminimal mungkin untuk menghindarkan kerusakan terhadap
lingkungan.
13. LIMBAH
Kegiatan perusahaan dapat menimbulkan limbah yang
kemungkinan dalam jumlah yang lebih besar dalam berbagai
bentuk. Limbah yang dihasilkan harus dikelola dengan baik sesuai
dengan jenisnya pada waktu-waktu tertentu. Limbah harus
dikeluarkan dari pabrik dibuang ke tempat yang sudah ditentukan.
14. EMERGENCY
Apapun dapat terjadi selama kegiatan berlangsung, misalnya:
kebakaran, kecelakaan, peledakan dan sebagainya. Oleh karena itu
perlu disusun tim keadaan darurat, dibentuk SOP serta dilakukan
pelatihan/simulasi yang diikuti oleh semua karyawan.
15. INVESTIGASI
Semua kegiatan kecelakaan selama perusahaan berlangsung harus
diselidiki oleh petugas yang telah terlatih dengan tujuan untuk
mencari penyebab utama agar kejadian/kecelakaan serupa tidak
terulang kembali. Semua kejadian kecelakaan harus dicatat serta
dibuat sesuai statistik kecelakaan yang nantinya dapat digunakan
sebagai bahan rapat dan pertemuan rutin P2K3.
16. AUDIT
Audit K3 berfungsi untuk mengetahui kelemahan dan kelebihan
pelaksanaan K3 di perusahaan sebagai masukan pelaksanaan
pekerjaan berikutnya. Hasil audit juga dapat sebagai masukan
dalam memberikan penghargaan K3 yaitu SMK3.
Keselamatan (Safety)
Suatu usaha untuk mencegah setiap perbuatan atau kondisi
tidak selamat yang dapat mengakibatkan kecelakaan
Kesehatan (Health)
TENAGA
KERJA
PROSES
BAHAN ALAT
LINGKUNGAN
SEJARAH
• Pasal 27 ayat (2) UUD 1945 :
Tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan
yang layak bagi kemanusiaan
• SEBELUM 1970, UNDANG-UNDANG APA YANG DIPAKAI ??
1. VEILIGHEIDS REGLEMENT (VR) 1910
2. UNDANG-UNDANG UAP 1930 (STOOM ORDONNANTIE)
3. PERATURAN UAP 1930 (STOOM VERORDENING)
• MENGAPA VR 1910 DIGANTI???
1. SUDAH TIDAK SESUAI DENGAN PERKEMBANGAN
TEKNOLOGI DAN AZAS PERLINDUNGAN TENAGA KERJA
DI INDONESIA
2. BERSIFAT REPRESIF / PENINDASAN / TEBANG PILIH
3. PERLINDUNGAN TENAGA KERJA TIDAK HANYA DI
INDUSTRI/ PABRIK
PENGERTIAN
Secara Etimologis :
Memberikan upaya perlindungan yang ditujukan agar tenaga
kerja dan orang lain di tempat kerja selalu dalam keadaan
selamat dan sehat dan agar setiap sumber produksi perlu
dipakai dan digunakan secara aman dan efisien
Secara Filosofi :
Suatu konsep berfikir dan upaya nyata untuk menjamin kelestarian
tenaga kerja dan setiap insan pada umumnya beserta hasil karya
dan budaya dalam upaya mencapai adil, makmur dan sejahtera
Secara Keilmuan :
Suatu cabang ilmu pengetahuan dan penerapan yang mempelajari
tentang cara penanggulangan kecelakaan di tempat kerja
TUJUAN
• Memberikan perlindungan kepada tenaga kerja atas
keselamatan dalam pekerjaannya
• Orang lain yang berada di tempat kerja perlu
menjamin keselamatannya
• Sumber-sumber produksi dapat dipakai secara aman
dan efisien
Untuk melaksanakan tujuan dengan melalui :
1. Kampanye
2. Pemasyarakatan
3. Pembudayaan
4. Kesadaran dan kedisiplinan
HUKUM
HUKUM KETENAGAKERJAAN HUKUM
PERDATA PIDANA
Lex Specialist
Lex Generalist
• UU Uap 1930 (Stbl.No.225 Th.1930)
• UU KK No.1/1970
PERATURAN PELAKSANAAN
22
UU NO. 1 TAHUN 1970 TENTANG KESELAMATAN KERJA
BAB I - ISTILAH
Pasal 1
(1) Tempat kerja Unsur tempat kerja, ada :
1. Ruangan/ lapangan (1) Pengurus
(2) Sumber bahaya
2. Tertutup/ terbuka (3) usaha
3. Bergerak/ tetap
(2) Pengurus pimpinan langsung / bagian berdiri sendiri
(3) Pengusaha
orang/ badan hukum yg menjalankan usaha milik sendiri, bukan miliknya, dan yang
mewakili berkedudukan diluar Indonesia
(4) Direktur
pelaksana UU No. 1/1970 (Kepmen No. 79/Men/1977)
(5) Pegawai pengawas
- peg. Pengawas ketenagakerjaan dan spesialis
(6) Ahli Keselamatan Kerja
tenaga teknis berkeahlian khusus dari luar Depnaker
UU NO. 1 TAHUN 1970 TENTANG KESELAMATAN KERJA
BAB II - RUANG LINGKUP
Pasal 2
Pasal 7
Untuk pengawasan berdasarkan Undang-undang ini pengusaha harus membayar
retribusi menurut ketentuan-ketentuan yang akan diatur dengan peraturan
perundangan.
PASAL 8
(1) Pengurus diwajibkan memeriksakan kesehatan badan, kondisi mental dan
kemampuan fisik dari tenaga kerja yang akan diterimanya maupun akan
dipindahkan sesuai dengan sifat-sifat pekerjaan yang diberikan padanya.
(2) Pengurus diwajibkan memeriksakan semua tenaga kerja yang berada di bawah
pimpinannya, secara berkala pada dokter yang ditunjuk oleh pengusaha dan
dibenarkan oleh direktur. (permen No. 02/Men/1980 dan Permen No.
03/Men/1983)
(3) Norma-norma mengenai pengujian keselamatan ditetapkan dengan peraturan
perundangan.
BAB V : PEMBINAAN
PASAL 9
(1) Pengurus diwajibkan menunjukkan dan menjelaskan pada tiap tenaga kerja
baru : Kondisi-kondisi dan bahaya-bahaya, Semua pengamanan dan alat-alat
perlindungan, Alat-alat perlindungan diri, Cara-cara dan sikap yang aman
dalam melaksanakan pekerjaannya
(2) Pengurus hanya dapat mempekerjakan tenaga kerja yang bersangkutan
setelah ia yakin bahwa tenaga kerja tersebut telah memahami syarat-syarat
tersebut di atas
(3) Pengurus diwajibkan menyelenggarakan pembinaan bagi semua tenaga kerja
yang berada dibawah pimpinannya, dalam pencegahan kecelakaan dan
pemberantasan kebakaran serta peningkatan keselamatan dan kesehatan
kerja, pula dalam pemberian pertolongan pertama pada kecelakaan.
(4) Pengurus diwajibkan memenuhi dan mentaati semua syarat-syarat dan
ketentuan-ketentuan yang berlaku bagi usaha dan tempat kerja yang
dijalankannya.
BAB VI : P2K3
PASAL 10
P2K3 guna memperkembangkan kerja-sama, saling pengertian dan partisipasi
efektif dari pengusaha atau pengurus dan tenaga kerja dalam tempat-tempat
kerja untuk melaksanakan tugas dan kewajiban bersama di bidang
keselamatan dan kesehatan kerja, dalam rangka melancarkan usaha
berproduksi.