Anda di halaman 1dari 54

KEBIJAKAN K3 NASIONAL

UU NO 1 TAHUN 1970

AMIN SUBARGUS, SKM, M.Kes

Kabid Pengawasan Ketenagakerjaan & K3


DINAS TENAGA KERJA &TRANSMIGRASI
DIY
PRINSIP PROTOKOL KESEHATAN (KMK 328/2020)

1 3
2

Gunakan masker Jaga jarak, hindari kerumunan

Cuci tangan/hand sanitizer 5


4

Konsumsi gizi seimbang


Daya tahan tubuh, istirahat
cukup, olah raga, kelola stress 7
6
Kelola penyakit komorbid & Perilaku hidup bersih &
memperhatikan kelompok sehat, disinfeksi lingkungan
rentan
TATANAN NORMA
BARU
Kondisi dimana
masyarakat pekerja Tenaga Kerja
dapat melakukan  Pola hidup Hidup produktif
kegiatan sehari hari baru dan aman Covid-
dengan beradaptasi 19
untuk dapat hidup
berdampingan dengan PROTOKOL KESEHATAN
• Perlindungan Kesehatan Individu
Covid-19 • Perlindungan Kesehatan Masyarakat

• Lebih Bersih
• Lebih Sehat
• Lebih Taat
K3 PENDAHULUAN
Mengapa HARUS K3 ?
1
3 Merupakan kebutuhan dan hak
tenaga kerja dalam perlindungan K3
untuk mewujudkan kesejahteraan;
Untuk mengurangi kerugian akibat
2 kecelakaan kerja oleh manajemen;

Merupakan persyaratan perdagangan


3 global;
Menciptakan tempat kerja yang
4 sehat, aman dan produktif;

5 Telah menjadi komitmen global.


• UU No. 1 Tahun 1970
• Undang-Undang Uap 1930 ttg ketel uap
• UU. No. 32 Tahun 2004 ttg Pemda
• UU. No. 13 Tahun 2003 ttg Ketenagakerjaan
• UU. No. 21 Tahun 2003 ttg Pengesahan ILO
Convention Pengawas Ketenagakerjaan
Industridan Perdagangan
• PP No. 50 Thn 2012 ttg
Penerapan SMK3;
• Peraturan Menteri Tenaga Kerja sebagai
peraturan pelaksana UU. No. 1 Tahun 1970.
KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA
UU NO. 1 THN 1970

Tujuan Pokok K3

• Mencegah terjadinya kecelakaan, bahaya


kebakaran, peledakan, penyakit akibat
kerja, pencemaran dll.
“Nihil kecelakaan kerja”
ZERO ACCIDENT
Pengertian K3

Kesehatan dan Keselamatan Kerja atau K3 adalah suatu


sistem program yang dibuat bagi pekerja maupun
pengusaha sebagai upaya pencegahan (preventif)
timbulnya kecelakaan kerja dan penyakit akibat
hubungan kerja dalam lingkungan kerja dengan cara
mengenali hal-hal yang berpotensi menimbulkan
kecelakaan kerja dan penyakit akibat hubungan kerja
serta tindakan antisipatif bila terjadi hal demikian.
PRINSIP-PRINSIP K3
1. Semua kecelakaan dan penyakit akibat kerja
dapat dicegah
2. K3 adalah bagian integral dari budaya, nilai
dan operasi perusahaan
3. Manajemen harus menetapkan arahan,
menyiapkan dan menjamin sepenuhnya
penerapan K3
4. K3 adalah bagian integral dari perilaku,
tanggung jawab dan peran setiap tenaga
kerja
PRINSIP-PRINSIP K3
5. Setiap tenaga kerja harus mempunyai rasa
memiliki dalam pelaksanaan operasi perusahaan
6. Setiap tenaga kerja harus memimpin, mengatur
dirinya sendiri dan mengoreksi satu sama lain
7. Semua potensi bahaya harus diidentifikasi dan
dikendalikan
8. Semua kekurangan harus dilakukan koreksi
9. Akuntabilitas K3 harus ditetapkan, kinerja diukur
dan diketahui
10. K3 adalah “good for business success, vitality
and sustainability”
Tujuan Dibuatnya Sistem K3
 mencegah dan mengurangi kecelakaan;
 mencegah, mengurangi dan memadamkan kebakaran;
 mencegah dan mengurangi bahaya peledakan;
 memberi kesempatan atau jalan menyelematkan diri pada waktu kebakaran atau kejadian-
kejadian lain yang berbahaya;
 memberikan pertolongan pada kecelakaan;
 memberi alat-alat perlindungan diri pada para pekerja;
 mencegah dan mengendalikan timbul atau menyebar-luaskan suhu, kelembaban, debu, kotoran,
asap, uap, gas, hembusan angin, cuaca, sinar atau radiasi, suara dan getaran;
 mencegah dan mengendalikan timbulnya penyakit akibat kerja, baik fisik maupun psikhis,
peracunan, infeksi dan penularan;
 memperoleh penerangan yang cukup dan sesuai;
 menyelenggarakan suhu dan lembab udara yang baik;
 menyelenggarakan penyegaran udara yang cukup;
 memelihara kebersihan, kesehatan dan ketertiban;
 memperoleh keserasian antara tenaga kerja, alat kerja, lingkungan, cara dan proses kerjanya;
 mengamankan dan memperlancar pengangkutan orang, binatang, tanaman atau batang;
 mengamankan dan memelihara segala jenis bangunan;
 mengamankan dan memperlancar pekerjaan bongkar-muat, perlakuan dan penyimpanan
barang;
 mencegah terkena aliran listrik yang berbahaya;
 menyesuaikan dan menyempurnakan pengamanan pada pekerjaan yang berbahaya
kecelakaannya menjadi bertambah tinggi.
Tindakan Yang Mendukung Sistem K3
 Melakukan analisis atas Lingkungan Kerja
 Mengidentifikasi Perils, Hazards & Loss
 Mengadakan Program pelatihan, Instruksi, Informasi dan
Pengawasan kecelakaan kerja
 Membuat Prosedur penanganan ketika terjadi kecelakaan kerja
termasuk investigasinya
 Membuat Prosedur perawatan peralatan kerja
 Membuat Ketentuan bagi pekerja yang mengalami kecelakaan
kerja
 Memastikan perlindungan bagi pekerja lain sebagai tindakan
preventif
 Pemberian sanksi bila terjadi pelanggaran
 Membuat laporan kecelakaan kerja kepada pihak yang
berwenang
 Membuat satuan kerja yang terdiri atas orang yang berkompeten
dalam penanganan kecelakaan di area terjadi kecelakaan kerja
Persyaratan Sistem K3 yang Ideal

Inti dari terlaksananya K3 dalam perusahaan adalah


adanya kebijakan standar berupa kombinasi aturan,
sanksi dan reward dilaksanakannya K3 oleh perusahaan
bagi pekerja dan perusahaan, atau dengan kata lain
adanya suatu kebijakan mutu K3 yang dijadikan acuan/
pedoman bagi pekerja dan pengusaha.
 Prosedur atau aturan tidak ada format bakunya, yang
terpenting adalah esensinya
Sanksi harus bersifat konstruktif, segera dan tanpa
diskriminasi
 Reward harus jelas kriterianya dan terukur
PEMBINAAN K3
Pembinaan K3, dapat dilakukan antara lain dengan :
A. Penyuluhan, dapat berupa :
- ceramah-ceramah K3
- pemasangan poster-poster K3
- pemutaran film/slide K3
B. Safety Talk (Toolbox Meeting)
Dilakukan setiap awal gilir kerja/shif
C. Safety Training
- Pelatihan penggunaan peralatan kesl. Kerja
- Pelatihan pemadam kebakaran
- Pelatihan pengendalian keadaan darurat
- Pelatihan P3K
PEMBINAAN K3, Lanjutan 1…….

D. Safety Inspection
- Inspeksi rutin
- Inspeksi berkala
- Inspeksi K3 bersama, dll
E. Safety Investigasi
Investigasi terhadap kejadian berbahaya/hampir kecelakaan
F. Safety Meeting
Suatu pertemuan yang membahas hal-hal yg
berkaitan dgn permasalahan K3
G. Safety audit
H. Pemantauan Lingkungan Kondisi Kerja
PEMBINAAN K3, Lanjutan 2 ….

I. Penyedian Alat-Alat Perlengkapan K3


- Alat Pelindung Diri
- Alat Perlengkapan K3
J. Organisasi K3
K. Program K3 Tahunan
Berguna sbg evaluasi pelaksanaan K3 yang
telah diterapkan (dpt sbg monitoring)
Unsur-unsur program K3 :
- Kebijakan/Policy K3
- Tanggung Jawab K3
- Rasa Keterlibatan
- Motivasi
PEMBINAAN K3, Lanjutan 3…….
Sedangkan komponen program
K3, terdiri :
1. Program pelatihan observasi
K3
2. Program JSA
3. Inspeksi terencana
4. Inspeksi bersama
5. Pertemuan K3
6. Pelatihan K3
7. Audit K3
Hazard Lingkungan Fisik
– Radiasi non pengion: UV light, infra merah,
microwave (gelombang mikro)
• Efek kesehatan: gangguan mata (sementara-permanen),
gangguan pada kulit
– Radiasi pengion: sinar X, sinar α, sinar β, dll
• Efek akut: syndrom SSP, gangguan pencernaan,
gangguan hemopoetik
• Efek kronis: karsinogenesis, kerusakan genetik
– Pengendalian:
• Tempatkan sumber radiasi secara benar (mis: ruang
isolasi)
• Lindungi operator dgn APD
Hazard Lingkungan Fisik
• Bising: suara yg tidak dikehendaki
• Efek terhadap pekerja
– Gangguan Fisiologis
– Gangguan Psikologis
– Gangguan Patologis Organis
• Pengendalian
– Substitusi
– Eliminasi
– Administrasi
Hazard Lingkungan Fisik
• Suhu/Temperatur
– Suhu tinggi: heat stroke & heat cramps
– Pengendalian: air minum, asupan garam, istirahat,
tidur, pakaian, aklimatisasi
• Pencahayaan
– Mengakibatkan kelelahan pada mata;
• Iritasi, mata berair, mata merah, sakit kepala, viskositas
menurun, contrast sensitivity, akomodasi menurun
– Pengendalian, harus diperhatikan hal2 sbb:
• Sumber pencahayaan: intensitas, sumber cahaya,
efisiensi & efektivitasnya
• Keadaan lingkungan tempat kerja: luas, jendela,
langit2/dinding
• Tenaga kerja: kemampuan penglihatannya, kondisi
kesehatan
Hazard Lingkungan Fisik
• Frosbite, akibat suhu sangat rendah di bawah
titik beku
• Chilblain, akibat bekerja di tempat cukup dingin
untuk waktu yang lama
• Trenchfoot, akibat terendam air dingin cukup
lama
• Hiperbarik
• Getaran, akibat terpajan terhadap getaran dapat
menimbulkan Raynaud Syndrome
HAZARD LINGKUNGAN KIMIA
• Inorganic, mis: lead, arsenic, silica
• Organic mis: solvent, vapours & gases
• Efek Kesehatan:
– Asbes  Asbestosis (preparasi tekstil terbuat dari asbes)
– Silica  Silikosis (perusahaan granit,keramik)
– Byssinosis (industri tekstil)
– Anthracosis (tambang batu bara)
– Larutan korosif (menimbulkan kerusakan kulit)
– Gas sianida, asam sulfida dan karbon monoksida
– Uap logam (menimbulkan ‘demam uap logam’, dermatitis)
HAZARD BIOLOGI
• MIKRO ORGANISME (bakteri, virus, fungi)  toksin, infeksi, alergi

• ARTHROPODA (serangga, dll)  sengatan  infeksi

• TUMBUHAN TINGKAT TINGGI (toksin & allergen)  dermatitis, asma,


pilek

• TUMBUHAN TINGKAT RENDAH (yang membentuk spora)

• VERTEBRATA (protein allergen)  urine, saliva, faeces, kulit/rambut 


allergi

• INTERVETEBRATA selain ARTHROPODA (cacing, protozoa)


Hazard Perilaku (Behavior)
• Merokok
• Pola makan
• Minum2an beralkohol
• Workaholic
• Efek Kesehatan: PJK, DM, Stroke,
Stress
• Pengendalian: Pola hidup sehat
Kewajiban Pengurus/satuan pendidikan/
penyelenggara satuan pendidikan
Dalam K3

UU No. 1 / 1970 :
• memeriksa kesehatan badan, kondisi mental,
kemampuan fisik TK baru;
• pemeriksaan kesehatan berkala;
• menunjukan dan menjelaskan :
- sumber bahaya
FORMAL - alat pengamanan dan APD
- cara dan sikap kerja yang aman
• mempekerjakan TK setelah paham
• pembinaan K3
• memenuhi dan mentaati syarat K3
• laporan kecelakaan
• memasang UUKK dan poster
• menyediakan APD
• membentuk P2K3
• menerapkan SMK3

25
UU No. 13 Tahun 2003
Paragraf 5
Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Pasal 86
(1) Setiap pekerja/buruh mempunyai hak untuk memperoleh
perlindungan atas :
a. keselamatan dan kesehatan kerja;
b. moral dan kesusilaan; dan
c. perlakuan yang sesuai dengan harkat dan martabat manusia serta
nilai-nilai agama;
(2) Untuk melindungi keselamatan pekerja/buruh guna mewujudkan
produktivitas kerja yang optimal diselenggarakan upaya
keselamatan dan kesehatan kerja
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2)
dilaksanakan
Penjelasan

Pasal 86
(1) Cukup jelas
(2) Upaya keselamatan dan kesehatan kerja dimaksudkan untuk
memberikan jaminan keselamatan dan meningkatkan derajat
kesehatan para pekerja/buruh dengan cara pencegahan
kecelakaan dan penyakit akibat kerja, pengendalian bahaya di
tempat kerja, promosi kesehatan, pengobatan dan rehabilitasi.
(3) Cukup jelas
Pasal 87

(1) Setiap perusahaan wajib menerapkan sistem manajemen


keselamatan dan kesehatan kerja yang terintegrasi dengan
sistem manajemen perusahaan
(2) Ketentuan mengenai penerapan sistem manajemen
keselamatan dan kesehatan kerja sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) diatur dengan Peraturan Pemerintah
Penjelasan

Pasal 87
(1) Yang dimaksud dengan sistem manajemen keselamatan dan
kesehatan kerja adalah bagian dari sistem manajemen
perusahaan secara keseluruhan yang meliputi struktur
organisasi, perencanaan, pelaksanaan, tanggung jawab,
prosedur, proses dan sumber daya yang dibutuhkan bagi
pengembangan penerapan, pencapaian, pengkajian, dan
pemeliharaan kebijakan keselamatan dan kesehatan kerja
dalam rangka pengendalian risiko yang berkaiatan dengan
kegiatan kerja guna terciptanya tempat kerja yang aman,
efisien, dan produktif.
(2) Cukup Jelas
Pasal 190
(2) Sanksi administratif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berupa :
a. teguran;
b. peringatan tertulis;
c. pembatasan kegiatan usaha;
d. pembekuan kegiatan usaha;
e. pembatalan persetujuan;
f. pembatalan pendaftaran;
g. penghentian sementara ssebagian atau seluruh alat produksi;
h. pencabutan ijin.
(3) Ketentuan mengenai sanksi administratif sebagaimana dimaksud
ayat (1) dan ayat (2) diatur lebih lanjut oleh Menteri
TUJUAN
 Tenaga kerja berhak mendapatkan perlindungan
atas keselamatan dalam pekerjaannya
 Orang lain yang berada di tempat kerja perlu
menjamin keselamatannya
 Sumber-sumber produksi dapat dipakai secara
aman dan efisien

Untuk melaksanakan tujuan dengan melalui :

1. Kampanye
2. Pemasyarakatan
3. Pembudayaan
4. Kesadaran dan kedisiplinan
KEWAJIBAN PENGURUS PERUSAHAAN
DALAM BIDANG KESEHATAN KERJA
1. MEMERIKSAKAN KESEHATAN BADAN, KONDISI
MENTAL DAN KEMAMPUAN FISIK TENAGA KERJA
(ps.8)
2. MENUNJUKKAN DAN MENJELASKAN KEPADA
SETIAP TENAGA KERJA BARU TENTANG (ps.9) :
Kondisi dan bahaya di tempat kerja
Alat pengaman/pelindung yang diharuskan di tempat kerja
Alat Pelindung Diri
Cara dan sikap kerja yang aman
KEWAJIBAN PENGURUS PERUSAHAAN
DALAM BIDANG KESEHATAN KERJA
3. MENYELENGGARAKAN PEMBINAAN K3
4. MENTAATI SEMUA SYARAT-SYARAT DAN KETENTUAN
K3 YANG BERLAKU BIDANG KESEHATAN KERJA
5. MELAPORKAN SETIAP KEJADIAN PENYAKIT AKIBAT
KERJA
6. MENYELENGGARAKAN PELAYANAN KESEHATAN
KERJA
KEWAJIBAN DAN HAK TENAGA KERJA
BIDANG KESEHATAN KERJA
1. MEMBERIKAN KETERANGAN YANG BENAR BILA
DIMINTA OLEH PEGAWAI PENGAWAS DAN AHLI K3
2. MEMENUHI DAN MENTAATI SEMUA SYARAT K3
YANG DIWAJIBKAN (BIDANG KESEHATAN KERJA)
3. MENDAPATKAN PELAYANAN KESEHATAN KERJA
4. MENDAPATKAN PEMBINAAN KESEHATAN KERJA
5. MENDAPATKAN KOMPENSASI KECELAKAAN DAN
PENYAKIT AKIBAT KERJA.
Sistem Dunia Kerja yang Menjunjung Nilai
Keselamatan dan Kesehatan
Peraturan
perundang2an Customer
Pemerintah Kantor Pusat
(corporate) Pengawasan
& support

Healthy
Proses Produksi
Work Hazard Management
Safe
Worker Product
Resources

Selection Safe Workforc


material e project
&
completion
Training Safe
Environ meet goal
equipmt Works profit
ment
Safe fit and healthy
Subcon workforce

safe waste First aid and safe works and safe


medical environment
treatment free injury and illness
Project

Lingkungan Health care


provider
K3 & GLOBALISASI

Kontribusi mewujudkan:
Tempat Kerja : • Produksi &
• Aman produktifitas
• Nyaman
• Sehat • Kelangsungan
• Bebas Polusi Usaha
• Nihil Kec. & PAK

Menjawab Tantangan &


• WTO 2020;
• AFTA AC-FTA; Meraih Peluang
• AK-FTA;
AI- FTA;
Daya saing

• AANZ-FTA;
• IJ-EPA


ACFTA 2010-CAFTA 2012;
Asean Single Market 2015;
(Lokal,


ILO OSH Guide Line 2001;
Green Productivity;
Regional,


Global Warming;
SDGs. Global)
K3 Cermin Kemapanan Perusahaan

Perusahaan yang ingin eksis dalam era global adalah yang memberikan
jaminan kepada pelanggan dalam bentuk sertifikasi

• Sertifikat SMK3 (UU 13 / 2003)


• Sertifikat MUTU (ISO 9000)
• Sertifikat LINGKUNGAN (ISO 14000)

Bagaimana
KOMITMEN dan KEBIJAKAN
Manajemen
Fenomena K3
Globalisasi menuntut jaminan

Sertifikat :
MUTU BARANG/JASA,
RAMAH LINGKUNGAN,
KEAMANAN, KESELAMATAN
DAN KESEHATAN.
UU No. 1 Thn 1970
PENGAWASAN
Bab IV Pasal 5
MENAKER

DIREKTUR

PEG. AHLI PANITIA DOKTER P2K3


PENGA K3 BANDING PRSH
WAS

DEPNAKER/DINAS • LUAR • POLIKLINIK PERUSAHAA


DEPNAKER PERUSAHAAN N
• JASA KESEHATAN

- INDUSTRI
PEMERINTAH SWASTA
- JASA ----PJIT
Engineering Control,
Administrative & Enforcement Controll,
Educatioion Programme
Behavior Control & Cultural Change
Illness/
Health Disease

Property
VALUE HAZARD RISK damage LOSS

Incident
Safety /
OHS Integrated Accident
Management System

ERZETES-2004
Perjalanan sejarah perlindungan Kesehatan & Keselamatan mulai dari
engineering hingga perubahan budaya
Historical path from safety engineering to culture change

CC
E3
E3 BB
E1
E2 E1 E1 E2

ime (CC)
(E1) (E3) E3 BB
Culture
Engineering Education
Change
E1 E2 E1 E2

(E2) (BB)
Enforcement Behavior -based

Pola statistik kecelakaan


=
Trend of accident statistic
VISI AHLI K3
Prakerja Masa kerja Purna kerja
a
sehat sehat sehat

b
sehat sehat sakit sakit

c
sehat sehat meninggal

d
sehat sehat sehat sakit

Mana yang terbaik ?


PROSES KERJA Pengawasan
Ketenagakerjaan
RENCANA KERJA TINDAK
PELAKSANAAN
LAPORAN PENINDAKAN
LANJUT

• Pembinaan  Nota  Penghe


• UNIT • Pembina
• Pemeriksaa
• PENGAW an Peme ntian
n
• Pengujian • Pemerik riksaa proses
AS KK
• Penyidikan saan n pekerja
• Pengujia  Surat an
SURAT PERINTAHn Keter  Pengen
TUGAS • Penyidik angan aan
Feed an
back
K3 sanksi
adminis
trative
 Penyidi
TANTANGAN K3:
Kasus KecELAKAAN Kerja dan
PENYAKIT AKIBAT KERJA Tinggi

Masalah :
• Kualitas penerapan K3 rendah;
• Kualitas riksa uji K3 rendah;
• Kuantitas dan Kualitas Pengawasan rendah;
• Obyek pengawasan K3 semakin komplek;
UNDANG UNDANG
NO 1 TH 1970
K3

PASAL 5 (1)

PEGAWAI PENGAWAS DAN AHLI


KESELAMATAN KERJA DITUGASKAN
MENJALANKAN PENGAWASAN LANGSUNG
TERHADAP DITAATINYA UNDANG UNDANG
UNDANG
INI DAN MEMBANTU PELAKSANAANYA

Dituntut
Dituntut profesional
profesional dan
dan memiliki
memiliki kompetensi
kompetensi ::
•• memahami
memahami peraturan
peraturan dan
dan standar
standar teknik
teknik K3
K3 yang
yang luas,
luas,
•• ahli
ahli mengidentifikasi
mengidentifikasi sumber
sumber bahaya
bahaya dan
dan
•• ahli
ahli membuat
membuat rekomendasi
rekomendasi syarat
syarat K3
K3 sesuai
sesuai standar
standar
JUMLAH PENGAWAS KETENAGAKERJAAN DIY

No Jabatan Jumlah Pengawas Pengawas PPNS


Pengawas Umum Spesialis
KK
1 Pengawas 6 2 4 2
Madya
2 Pengawas 11 4 7 1
Muda
3 Pengawas 3 3 - -
Pertama

Data per 01 Oktober 2018


Spesialis: K-3 Kebakaran, Listrik AA & AA, Bejana Bertekanan, Mekanik, Ling
Kerja, Pesawat Tenaga & Produksi, Konstruksi, Elevator & Eskalator
Jumlah Ahli K3 yang melakukan pengawasan
langsung di perusahaan

26.547 Ahli K3 Umum Termasuk:

Ahli K3 Bidang Pesawat


383 Uap dan Bejana Tekanan

Ahli K3 Bidang
4.716 Ahli K3 Bidang 2.193 Penanggulangan Kebakaran
Listrik

469 Ahli K3 Bidang 63 Ahli K3 Bidang Pesawat


Kimia Tenaga dan Produksi

193 Ahli K3 Bidang Ahli K3 Bidang


3.413
Pesawat Angkat dan Konstruksi
Angkut
1.050 Dokter Pemeriksa
62 Ahli K3 Bidang Elevator Kesehatan Tenaga Kerja
dan Eskalator

Ahli K3 adalah Tenaga teknis berkeahlian khusus di luar Kementerian


Ketenagakerjaan yang ditunjuk oleh Menteri untuk melakukan
pengawasan terhadap UU No. 1 Tahun 1970 dan peraturan pelaksanaannya
TAHAPAN PENGAWASAN
KETENAGAKERJAAN
Preventive Educative
merupakan upaya pencegahan melalui
penyebarluasan norma, penasihatan teknis, dan
pendampingan
Repressive Non Justicia
merupakan upaya paksa diluar lembaga pengadilan
untuk memenuhi ketentuan peraturan perundang-
undangan dalam bentuk nota pemeriksaan dan/atau
surat pernyataan kesanggupan pemenuhan
ketentuan peraturan perundang-undangan
Repressive Justicia
merupakan upaya paksa melalui lembaga pengadilan
dengan melakukan proses penyidikan oleh Pengawas
Ketenagakerjaan selaku Penyidik Pegawai Negeri
Sipil adiratna_bph_2015
48
NOTA PEMERIKSAAN
1. Setiap Wasnaker Wajib membuat Nota Pemeriksaan
2. Isi Nota Pemeriksaan:
a. tanggal pemeriksaan;
b. temuan pemeriksaan;
c. ketentuan peraturan perundang-undangan yang
mengatur;
d. perintah untuk memperbaiki ketidakpatuhan atau
mempertahankan kepatuhan;
e. jangka waktu pelaksanaan Nota Pemeriksaan;
f. tempat dan tanggal pembuatan Nota Pemeriksaan; dan
g. tanda tangan Pengawas Ketenagakerjaan yang
melakukan pemeriksaan dan diketahui oleh Pimpinan
Unit Kerja Pengawasan Ketenagakerjaan.
JENIS PENGUJIAN NORMA K3
1. pengujian pertama;
2. pengujian berkala;
3. pengujian khusus;
4. pengujian ulang
GARISPENGAWAS
GARIS PENGAWAS
KETENAGAKERJAAN
KETENAGAKERJAAN
1. Dalam kasus kecelakaan kerja atau penyakit akibat
kerja, Pengawas Ketenagakerjaan Spesialis dapat
melokalisir tempat kejadian dan/atau sumber
terjadinya kecelakaan dan/atau penyakit akibat
kerja dengan memasang Garis Pengawas
Ketenagakerjaan
2. Garis Pengawas Ketenagakerjaan tersebut hanya
dapat dilepas atas perintah Pengawas
Ketenagakerjaan
KESIMPULAN
• TK yang berkualitas mempunyai daya saing
tinggi;
• Kualitas tenaga kerja mempunyai korelasi erat
dengan kecelakaan kerja;
• Program SMK3 berpengaruh langsung
terhadap produk perusahaan;
• Kecelakaan kerja kontra produktif terhadap
efisiensi dan berpengaruh terhadap daya
saing;
• Peran AK3 Umum sangat strategis dalam
menghadapi globalisasi perdagangan di masa-
2 yad.
Referensi
1. PK, Suma’mur, Keselamatan Kerja dan Pencegahan Kecelakaan,
(1987), CV Masagung, Jakarta

2. International Labor Office Geneva,(1989), Pencegahan


Kecelakaan, Pustaka Binaman Pressindo

3. Suardi, Rudi, (2005), Sistem Manajemen Keselamatan


Dan Kesehatan Kerja, Penerbit PPM

4. Brauer Roger, L. (2006), Safety And Health For Engineers, John


Wiley&Sons

Keselamatan Dan Kesehatan Kerja 53


MATUR NUWUN

Anda mungkin juga menyukai