Anda di halaman 1dari 27

K3L

KESELAMATAN KONSTRUKSI
TUJUAN PEMBELAJARAN

Memahami Keselamatan Konstruksi secara umum


1
2 Memahami Bahaya dan Kecelakaan Konstruksi

3 Memahami Penggunaan Alat-Alat Pelindung Diri (APD)

4 Mampu melakukan Komunikasi dan Koordinasi

5 Memahami 5 Elemen dan Strategi Keselamatan Konstruksi


2
LATARBELAKANGKECELAKAANKONSTRUKSI

ACCIDENT FREE
01 Keinginan untuk selamat dan terhindar dari bahaya

BUSSINESS INTERUPTION
02 Keinginan untuk terhindar dari kerugian materi akibat kecelakaan

COMPLIANCE WITH LAW


03 Memenuhi ketentuan hukum

COSTUMER SATISFACTION
04 Desakan dari pihak luar dan tuntutan masyarakat

3
SASARAN KESELAMATAN KONSTRUKSI

Melindungi para pekerja dan


orang lainnya di tempat kerja
(formal maupun informal)

Menjamin setiap material/alat


konstruksi dipakai secara aman
dan efisien
SAFETY
Menjamin proses konstruksi
FIRST berjalan lancar

4
KONSEP KESELAMATAN KONSTRUKSI

Jenis Uraian Prosedur Pelaks.


AMAN
Pekerjaan Kerja kerja pekerjaan

Identifikasi Inspeksi
Syarat K3
Hazard K3

Konsep
K3
Ref: UU, Peraturan, Standar

“Safe ProjectExecution”
5
OUTCOME: TUJUAN K3
Proses produksi 01 03 Kesejahteraan
lancar meningkat

REF. UU NO 1 TH 1970
• Melindungi Para Pekerja
dan Orang Lain di Tempat
Kerja
• Menjamin Setiap Sumber
Produksi Dipakai Secara
Aman dan Efisien
• Menjamin Proses
Produktivitas Produksi Berjalan Lancar
meningkat 02

6
PENDEKATAN DAN PENGERTIAN
KESELAMATAN KONSTRUKSI
• KEILMUAN
PHILOSOPHY Suatu ilmu pengetahuan dan penerapannya
Upaya atau pemikiran dan penerapannya dalam upaya mencegah kecelakaan, kebakaran,
yang ditujukan untuk menjamin keutuhan dan peledakan, pencemaran, penyakit akibat kerja,
kesempurnaan baik jasmaniah maupun dll
rohaniah tenaga kerja pada khususnya dan
manusia pada umumnya, hasil karya dan • KEMANUSIAAN
budaya, untuk meningkatkan kesejahteraan
tenaga kerja. K3 merupakan Hak Asasi Manusia
(HAM). Kecelakaan menimbulkan
HUKUM
penderitaan bagi korban dan
Peraturan Perundang-Undangan Ketenagakerjaan keluarganya sehingga K3 sebagai
antara lain: pelindung bagi pekerja dan
• UU No 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja
• UU No 13 Tahun 2013 tentang Ketenagakerjaan masyarakat.
• PP No 50 Tahun 2012 tentang Penerapan SMK3
• Permen PU No 21 Tahun 2019 tentang Pedoman SMKK • EKONOMI
• Peraturan Kementerian Tenaga Kerja dan
K3 mencegah kerugian dan
Transmigasi yang terkait K3
meningkatkan produktivitas kerja.
7
DEFINISI BAHAYA

• Bahaya adalah segala kondisi


yang dapat merugikan baik
cidera atau kerugian lainnya;

• Bahaya adalah sumber, situasi


atau tindakan yang berpotensi
menciderai manusia atau sakit
penyakit atau kombinasi dari
semuanya.

10
JENISBAHAYAKONSTRUKSI

Psychological
05 Hazard
01 Physical Hazard

Biological
06 Hazard
02 Chemical Hazard

07 Ergonomic
03 Electrical Hazard
Aman yaitu bebas dari
bahaya, bebas dari
04 Mechanical Hazard gangguan, terlindung,
tidak mengandung
risiko, tidak merasa
takut.
12
KONDISI YANG BERBAHAYA
SK Dirjen Binawas Ketenagakerjaan NOMOR : KEP. 84/BW/1998 • D7 : Iklim kerja yang tidak aman (suhu udara yang
TANGGAL : 8 APRIL 1998
Sebagai lampiran dari Permenaker No: 03/MEN/1998, tentang
terlalu tinggi,, kelembaban udara yang berbahaya,
Tatacara Pelaporan Kecelakaan Kerja faktor biologi, dan lainlain).
• D8 : Tekanan udara yang tidak aman (tekanan udara
• D1 Pengamanan tidak sempurna pada alat (tidak yang tinggi dll).
terdapat safety ) • D9 : Getaran yang berbahaya (getaran frekuensi
• D2 : Peralatan/bahan yang tidak sesuai peruntukan rendah, dan lain-lain).
• D3 : Kecacatan, ketidaksempurnaan (kondisi tidak • D10 : Bising (suara yang intensitasnya melebihi nilai
semestinya, misalnya: kasar, licin, tajam, timpang, aus, ambang batas).
retak, rapuh, dan lain-lain). • D11 : Pakaian, kelengkapan yang tidak aman (APD tidak
• D4 : Pengaturan prosedur yang tidak aman (misalnya: sesuai standar).
penyimpanan, peletakan yang tidak aman, di luar batas • D12 : Kejadian berbahaya lainnya (bergerak atau
kemampuan, pembebanan lebih, faktor psikososial, dan berputar terlalu lambat, peluncuran benda,
lain-lain). ketel/tangki melendung, konstruksi retak, korosi, dan
• D5 : Penerapan tidak sempurna (kurang cahaya, silau, lainlain).
dan lain-lain).
• D6 : Ventilasi tidak sempurna (pergantian udara segar
yang kurang,).

10
TINDAKAN YANG BERBAHAYA
SK Dirjen Binawas Ketenagakerjaan NOMOR : KEP. 84/BW/1998 TANGGAL : 8 APRIL 1998 Sebagai lampiran dari
Permenaker
No: 03/MEN/1998, tentang Tatacara Pelaporan Kecelakaan Kerja
• E1 : Melakukan pekerjaan tanpa wewenang, lupa mengamankan, lupa memberi
tanda/peringatan.
• E2 : Bekerja dengan kecepatan berbahaya.
• E3 : Membuat alat pengaman tidak berfungsi (melepaskan, mengubah, dan lain-lain).
• E4 : Memakai peralatan yang tidak aman, tanpa peralatan.
• E5 : Memuat, membongkar, menempatkan, mencampur, menggabungkan dan sebagainya dengan tidak
aman (proses produksi).
• E6 : Mengambil posisi atau sikap tubuh tidak aman (ergonomi).
• E7 : Bekerja pada objek yang berputar atau berbahaya ( misalnya membersihkan, mengatur,
memberi pelumas, dan lain-lain).
• E8 : Mengalihkan perhatian, mengganggu, sembrono/dakar, mengagetkan, dan lain-lain).
• E9 : Melalaikan penggunaan alat pelindung diri yang ditentukan.
• E10 : Lain-lain.

11
FAKTOR-FAKTORPENYEBABTERJADINYAKECELAKAANKONSTRUKSI

Kelalaian pelaksana dan lemahnya


pengawasan.
Tidak dilibatkannya tenaga ahli/tenaga terampil
di bidang konstruksi maupun ahli K3 dalam
pelaksanaan konstruksi.

Penerapan SMKK tidak dilaksanakan secara


konsisten.

Melanggar ketentuan yang berkaitan dengan


Keselamatan Konstruksi.

01 02 03 04
12
ACCIDENT DAN INCIDENT

Accident
Kejadian yang tidak dikehendaki dan
tiba-tiba yang dapat menimbulkan
korban manusia, harta benda dan
lingkungan

Incident
Suatu keadaan/kondisi apabila pada saat
itu sedikit saja ada perubahan maka dapat
mengakibatkan terjadinya kecelakaan
(accident)

13
PENYEBAB KECELAKAAN DAN AKIBAT KERUGIANNYA

KECELAKAAN
ADALAH AKIBAT DARI RANGKAIAN SEBAB-
AKIBAT (DOMINO EFFECTS)

LACK OF BASIC IMMEDIAT


INCIDEN LOSS
CONTRO CAUSE E
T
L S CAUSES
LEMAH PENGENDALIAN/ SEBAB-SEBAB DASAR SEBAB LANGSUNG KONTAK DENGAN ENERGI KERUGIAN
1. FAKTOR PERSONAL 1. TINDAKAN TAK AMAN ATAU BAHAN 1. MANUSIA
PENGAWASAN
2. FAKTOR PEKERJAAN 2. KONDISI TAK AMAN 2. HARTA BENDA
1. PROGRAM TAK SESUAI
3. PROSES KERJA
2. STANDAR TAK COCOK
4. LINGKUNGAN
3. TAK PATUH STANDAR 5. MASYARAKAT

14
Induksi Keselamatandan
Kesehatan Kerja ( K3)

“ Pengertian Induksi K3 adalah


pengendalian bahaya, tanggap
darurat, dan cara-cara penyelamatan
pada kegiatan.

15
INDUKSI KESELAMATAN KONSTRUKSI

Penjelasan dan pengarahan tentang K3 yang bersifat umum,


yang diberikan kepada karyawan baru atau karyawan yang
kembali setelah 6 bulan atau lebih meninggalkan kegiatan.
INDUKSI UMUM

Penjelasan dan pengarahan Penjelasan dan


tentang K3 yang bersifat pengarahan tentang K3
khusus/spesifik yang diberikan secara singkat yang
kepada karyawan baru yang diberikan khusus untuk
telah mengikuti lnduksi umum tamu atau pengunjung
dan karyawan mutasi/
pindahan dalam perusahaan
yang sama.

16
TATACARAINDUKSIK3
Induksi Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Daftar periksa yang telah ditandatangani peserta


Induksi Keselamatan dan Kesehatan Kerja harus f dan penyaji induksi diarsipkan oleh bagian
a
diberikan pada karyawan dan tamu
Keselamatan dan Kesehatan Kerja.

b Induksi harus dilakukan di ruangankhusus. g Hasil induksi didokumentasikan oleh perusahaan.

Bahan/materi induksi harus tersedia dalamjumlah Jenis induksi Keselamatan dan Kesehatan Kerja
c yang sesuai dengan jumlah peserta dan jenisinduksi. h adalah induksi umum, induksi lokal, induksi tamu,
dan induksi ulang.
Alat bantu untuk mempermudah dan memperjelas
d penyampaian materi induksi harusdisesuaikan
dengan jenis dan kondisi yang ada di lokasi.

Setiap peserta induksi harus mengisi daftar hadirdan


e
daftar periksa.

17
INDUKSI UMUM
a) Induksi harus diberikan kepada karyawan baru yang akan melakukan pekerjaan di
perusahaan.
b) Induksi dilakukan oleh orang yang berkompeten yang diberi wewenang oleh
perusahaan.
c) Topik materi induksi harus dimasukkan dalam suatu daftar periksa dan akan menjadi
acuan bagi pelaksana induksi. Topik tersebut sekurang-kurangnya mencakup:
1. Hak dan kewajiban karyawan dan pengusaha dalam hal Keselamatan dan
Kesehatan Kerja berdasarkan peraturan yang berlaku.
2. Kebijakan dan sistem manejemen K3 perusahaan.
3. Peraturan umum Keselamatan dan Kesehatan Kerja perusahaan.
4. Prestasi K3 dan pengalaman kegagalan sistem K3 (Kecelakaan).
5. Gambaran umum kegiatan perusahaan dan struktur organisasi perusahaan.
6. Prosedur penanganan gawat darurat, nomor telepon, komunikasi saluran radio,
7. Prosedur evakuasi dan tempat berkumpul bila ada kebakaran dan atau keadaan
darurat.
8. Denah lokasi proyek dan Pusat Pertolongan Pertama Kecelakaan (P3K), Induksi
diakhiri dengan evaluasi tertulis dan diberikan kartu identitas karyawan. Peserta
dan penyaji induksi menandatangani daftar periksa.
18
INDUKSITAMU
a) Induksi dilakukan saat tamu akan masuk ke daerah kerja.
b) Induksi untuk tamu diberikan oleh pegawai K3 atau petugas lain yang ditunjuk,
Topik/materi induksi dimasukan dalam suatu brosur yang disediakan khusus untuk petunjuk tamu,
mencakup: 1. Gambaran umum proyek.
2. Kebijakan perusahaan dan proyek tentang K3.
3. Kewajiban tamu selama berada di lingkungan proyek.
4. Tempat berkumpul bila ada kebakaran dan fasilitas lainnya

Para tamu tersebut selalu didampingi oleh pengawas daerah


kerja atau orang yang ditunjuknya bila tamu tersebut hendak ke

lapangan.
Tamu yang sudah mendapat induksi diberikan tanda pengenal
tamulvisitor.

19
Pertemuan Kelompok
Pekerja K3
(Tool Box Meeting)

1. Mengadakan penjelasan informasi K3 L harian / mingguan


(tergantung kondisi dilapangan). Melalui Pertemuan Kelompok
Kecil Pekerja semua potensi sumber bahaya yang berada
TUJUAN: dibawah pekerjaan pekerja tersebut di identifikasi.
2. Meningkatkan pemeliharaan Kondisi K3 L yang aman, sikap
dan perilaku kerja bermutu dan effisien.
Pertemuan Kelompok PekerjaK3 (Tool Box Meeting)

No Uraian aktivitas Penanggung jawab Keterangan

1 Pelaksanaan Pertemuan Kelompok Pekerja K3 L:

Pertemuan Kelompok Pekerja dapat dilaksanakan Dipimpin oleh Kepala Anggota pertemuan
kapan saja (sewaktu-waktu) dengan durasi waktu Regu (Mandor yang kelompok pekerja
pertemuan cukup pendek, berkisar 10 s/d 15 menit sudah dilatih) adalah kelompok
atau lebih, dan tempat pelaksanaannya dimana saja pekerja yang terlibat
di lokasi tempat kerja (lapangan). dalam proses
Pertemuan Kelompok Pekerja harus dilaksanakan pekerjaan secara
minimal 1 kali dalam 1 minggu, yang lebih utama, langsung dilapangan
dapat dilaksanakan setiap hari.

Pelaksanaan Pertemuan Kelompok Pekerja


dilaksanakan dengan teliti / akurat, sederhana
sejalan dengan aktifitas harian, semua peringatan
K3 L harus di tekankan dalam pelaksanaan
pekerjaan ke semua tingkatan pekerja, semua
masalah diatas barus berbasis identifikasi potensi
21
Pertemuan Kelompok PekerjaK3 (Tool BoxMeeting)

No Uraian aktivitas Penanggung jawab Keterangan

2 Pelaksanaan Pertemuan Kelompok Pekerja K3 L: Dipimpin oleh Kepala Anggota pertemuan


Regu (Mandor yang kelompok pekerja
sudah dilatih) adalah kelompok
Semua permasalahan K3 L mencakup proses kerja,
pekerja yang terlibat
metode kerja dan progress K3 L, atau hasil
dalam proses
pertemuan pagi K3 L didiskusikan atau dibicarakan
pekerjaan secara
di Pertemuan Kelompok Pekerja.
langsung dilapangan
Semua supervisor harus membantu menetapkan
topik-topik keselamatan yang berbasis identifikasi
potensi sumber bahaya dalam lingkaran
kegiatannya dan / atau terhadap kejadian / peristiwa
yang cenderung mengarah ke kondisi kecelakaan
kerja dan / atau telah terjadi kecelakaan kerja,
sesuai dengan jenis pekerjaan yang dikerjakannya

22
Pertemuan Kelompok PekerjaK3 (Tool Box Meeting)

No Uraian aktivitas Penanggung jawab Keterangan

3 Pelaksanaan Pertemuan Kelompok Pekerja K3 L: Dipimpin oleh Kepala Anggota pertemuan


Regu (Mandor yang kelompok pekerja
sudah dilatih) adalah kelompok
1) Topik Pertemuan Kelompok Pekerja, dapat
pekerja yang terlibat
berupa : Penjelasan kondisi yang berbahaya
dalam proses
dari setiap pekerjaan.
pekerjaan secara
2) Penyimpangan keadaan yang ditemukan saat langsung dilapangan
inspeksi K3 L.
3) Insiden / Kecelakaan dan dijelaskan maksud dan
tujuan pencegahannya.
4) Instruksi dan informasi dari Kepala Proyek,
Komite K3L dan Pemberi Pekerjaan).
5) Peraturan dan ketetapan perundang-undangan.

23
ALAT PELINDUNG DIRI
(APD)
GUNAKAN APD SESUAI
DENGAN PENGENDALIAN
BAHAYA DAN RISIKONYA
APD ADALAH HIRARKI
PENGENDALIAN PADA TINGKAT
BAHAYA PALING AKHIR SETELAH
ELIMENASI, SUBTITUSI,
REKAYASA TEKNIK DAN
ADMINISTRASI
SUMBER : MUJI RIFAI

26
T U G A S KELOMPOK (5 orang)
a) CARI KASUS/ KEJADIAN KECELAKAAN KERJA DI SUATU PROYEK KONSTRUKSI (3 TAHUN TERAKHIR)
b) ANALISIS K3L KASUS TERSEBUT
c) FORMAT LAPORAN BERUPA :
I. PENDAHULUAN DAN SUMBER BERITA
II. FAKTOR PENYEBAB DAN PASAL (PERATURAN) YANG DILANGGAR
III. SOLUSI MENGATASI KESALAHAN KERJA DAN TINDAKAN PASCA KECELAKAAN KERJA
IV. KESIMPULAN DAN SARAN (BIAR TIDAK TERJADI LAGI)
d) DIKUMPULKAN PADA PERTEMUAN BERIKUTNYA DALAM BENTUK LAPORAN HARD COPY

19
TERIMA KASIH

26

Anda mungkin juga menyukai