Anda di halaman 1dari 58

KONSEP K3

KESELAMATAN DAN
KESEHATAN KERJA

KUNTODI, PGDipSc, M.Si.


MENGAPA K3 PENTING?

Merupakan kebutuhan dan hak tenaga


1 kerja dalam mewujudkan kesejahteraan

Untuk mengurangi kerugian akibat


2 kecelakaan kerja bagi manajemen

Menciptakan tempat kerja yang sehat,


3 aman dan produktif

Telah menjadi komitmen & persyaratan


4 perdagangan global
UU NO. 1 TAHUN 1970
KESELAMATAN KERJA

Setiap tenaga kerja berhak mendapat perlindungan


01 atas keselamatannya dalam melakukan pekerjaan

Setiap orang lain di tempat kerja perlu dijamin


02 keselamatannya

Setiap sumber produksi perlu digunakan secara aman


03 dan efisien
PP No. 50 tahun 2012 tentang SMK3
Keselamatan dan Kesehatan Kerja yang selanjutnya
disingkat K3 adalah segala kegiatan untuk menjamin dan
melindungi keselamatan dan kesehatan tenaga kerja
melalui upaya pencegahan kecelakaan kerja dan penyakit
akibat kerja.
KESELAMATAN
KERJA
Adalahkeselamatan yang
bertalian dengan mesin, pesawat, alat
kerja, bahan dan proses pengolahannya,
landasan kerja dan lingkungan serta cara-
cara melakukan pekerjaan
KESELAMATAN
KERJA
1. Mengendalikan kerugian akibat kecelakaan (control
of accident loss)

2. Kemampuan untuk mengidentifikasi dan


menghilangkan (mengendalikan) risiko yang tidak
bisa diterima (the ability to identify and eliminate
unacceptable risks)
Palang Roda Gigi
Bebas dari kecelakaan Bekerja dengan
dan penyakit akibat kesegaran jasmani dan
kerja (PAK) rohani

Bentuk Lambang : Sebelas Gerigi Roda Warna Hijau


Palang dilingkari roda Sebelas bab dalam Selamat, Sehat dan
Bergigi sebelas Undang-Undang No.1 Sejahtera
Berwarna hijau
tahun 1970 tentang
Keselamatan kerja
• Setiap tenaga kerja dan orang lain yang berada di
tempat kerja terjamin keselamatannya
• Proses produksi tetap berjalan dengan lancar
• Setiap tenaga kerja dapat meningkatkan produksi
kerjanya dan meningkatkan produktivitas perusahaan
PHYSICAL
HAZARD

ERGONOMIC CHEMICAL
HAZARD HAZARD
Pengendalian
BIOLOGICAL
Penilaian HAZARD

Identifikasi
Adalah suatu kondisi yang berpotensi menyebabkan cedera / sakit /
kerusakan properti
 Faktor Bahaya Fisik
iklim kerja, kebisingan, getaran, gelombang mikro, sinar ultra ungu, dan
medan magnet statis serta penerangan/ pencahayaan.
 Faktor Bahaya Kimia
Bahan Beracun, Bahan Mudah Terbakar, Bahan Reaktif
 Faktor Bahaya Biologi
Virus, Bakteri, Hewan
 Faktor Bahaya Ergonomi
Ketidaksesuaian mesin, alat kerja dengan postur manusia
 Faktor Bahaya Psikologi
 Faktor Bahaya Mekanik
• Faktor Fisika : penurunan daya dengar
: heat stroke, heat cramp, hipothermia
: white finger disease
: penurunan visus mata

• Faktor Kimia : keracunan, iritasi, kanker, pneumokoniosis


• Faktor Biologi : legionaries’ disease, hepatitis, TBC
• Faktor Ergonomi : Muskuloskeletal disorder, LBP
• Faktor Psikologi : stress kerja
• Faktor Mekanik : cedera
Genetic Multiplicity
factors of exposure
Lifestyle
Duration of
exposure
Age
Physical
properties
Race
Magnitude of
exposure
Gender Medical Timing of
history exposure
Menentukan tingkat kecenderungan dari setiap bahaya yang
teridentifikasi untuk bisa menyebabkan sakit / cedera
• Siapa yang terpapar bahaya
• Seberapa sering orang berada dekat dengan faktor bahaya tsb.
• Apakah faktor bahaya tersebut sudah menyebabkan timbulnya masalah/kerugian
• Seberapa mudah orang akan mengalami celaka
• Apa saja yang terkait dengan faktor bahaya tsb
• Apa saja yang bisa meningkatkan kecenderungan untuk celaka/sakit
Kecelakaan
KERJA
Adalah kecelakaan yang berhubungan
dengan pekerjaan di perusahaan
• Disebabkan oleh pekerjaan
• Terjadi pada saat melakukan pekerjaan
Kondisi lingkungan yang tidak aman (unsafe conditions ) --- 15%
Tempat kerja bising, lantai licin, penerangan kurang, banyak bahan kimia
berbahaya, mesin-mesin, dsb

Tindakan manusia yang berbahaya (unsafe human acts) --- 85%


Ceroboh, sembrono, iseng, dsb
Bekerja dengan kecepatan berbahaya
Menggunakan alat-alat yang tidak aman
Mengangkat beban terlalu berat
Tidak memakai APD, dll
o Kerusakan
o Kekacauan
o Keluhan dan kesedihan
o Kelainan dan cacat
o Kematian
 Hilang dan rusaknya material/produk
 Terhentinya proses produksi
 Hilangnya tenaga terampil & pengalaman
 Menurunnya kredibilitas perusahaan
 Hilangnya keuntungan
 Hilangnya waktu kerja
 Pengeluaran biaya pengobatan, perawatan, dll
BIAYA ASURANSI
• Pengobatan/Perawatan Medis
Rp. 1 Jt • Kompensasi

BIAYA KERUSAKAN
• Kerusakan Bangunan
• Kerusakan Peralatan dan Mesin
Rp. 5 – 50 Jt • Kerusakan Produk dan Bahan
• Penundaan Produksi dll.

BIAYA LAIN-LAIN
Rp. 1 - 3 Jt • Pelatihan / Kontrak Kary. Baru
• Biaya Investigasi
• Hilangnya Kredibilitas/Reputasi
dll.
HIRARKI PENGENDALIAN RISIKO K3
 ELIMINASI
Menghilangkan suatu bahan/tahapan proses berbahaya

 SUBSTITUSI
 Mengganti bahan bentuk serbuk dengan bentuk pasta
 Proses menyapu diganti dengan vakum
 Bahan solvent diganti dengan bahan deterjen
 Proses pengecatan spray diganti dengan pencelupan

 REKAYASA TEKNIS
 Pemasangan alat pelindung mesin (machine guarding)
 Pemasangan general dan local ventilation
 Pemasangan alat sensor otomatis
HIRARKI PENGENDALIAN RISIKO K3
 PENGENDALIAN ADMINISTRATIF
 Pemisahan lokasi
 Pergantian shift kerja
 Pembentukan sistem kerja
 Pelatihan karyawan

 ALAT PELINDUNG DIRI


 Helmet
 Safety glass/ goggles
 Masker/ respirator
 Ear plug/ muff
 Gloves
 Safety shoes
PRINSIP AMAN
DALAM BEKERJA

01 Setiap pekerjaan bisa dilakukan dengan aman

02 Setiap kecelakaan pasti ada sebab nya

03 Penyebab kecelakaan bisa dicegah/dihilangkan


PRINSIP BEKERJA DENGAN AMAN
Mengetahui pekerjaan yang akan
1 dilakukan

Mengetahui langkah/tahapan
2 pekerjaan tersebut

3 Mengetahui bahaya-bahayanya

Mengetahui cara mengendalikan


4 bahaya-bahaya tersebut
KEBIJAKAN
KESELAMATAN & KESEHATAN KERJA NASIONAL

1. Pemantapan peraturan perundang-undangan, standar,


pedoman K3
2. Peningkatan kualitas sumberdaya manusia di bidang
keselamatan dan kesehatan kerja;
3. Peningkatan pembangunan SMK3 di tempat kerja;
4. Pelaksanaan kerjasama antar negara, antar daerah dan
dengan pihak-pihak terkait;

Kegiatan jangka pendek yang harus dikerjakan untuk


mengatasi masalah aktual
• Peningkatan intensitas dan kualitas pengawasan keselamatan dan kesehatan kerja
• Peningkatan pelaksanaan K3 meliputi kualitas dan kuantitas penerapan SMK3.
• Peningkatan fungsi pembinaan manajemen, dukungan administratif, sumberdaya,
perwujudan kepemerintahan yang baik, bersih, transparan, akuntabel dan bebas KKN,
• Pembinaan dan sosialisasi pelaksanaan norma K3;
• Penyediaan sarana dan prasarana pengawasan K3;
• Penyusunan dan penyempurnaan peraturan perundang-undangan, standar, pedoman
keselamatan dan kesehatan kerja;
• Pengembangan dan penyempurnaan sistem, mekanisme dan prosedur pengawasan K3;
• Penegakan norma K3;
• Pelaksanaan analisa informasi K3;
KEBIJAKAN NASIONAL K3
UU No.1/1970
• Aman Peningkatan
• Sehat
produksi dan
• Bebas Pencemaran Lingkungan Kerja
• Nihil Kecelakaan dan PAK
produktifitas
Di Tempat Kerja
K3 bersifat universal

Kebijakan yang dilakukan : Pengusaha dan


• Penetapan UU, Peraturan, SKB dan Standar Tenaga Kerja
• Koordinasi Nasional, KONREG, KORTEK

Dampak krisis ekonomi

Penutupan perusahaan PROPENAS


RENSTRA
Pengangguran
Pelaksanaan program K3 REPETA

Otoda sesuai UU No. 32/2005 dan PP No. 37/2006


• Sentralisasi kebijakan
• Desentralisasi operasional
ASPEK MATERIAL MORAL
Kerugian Finansial Jiwa/cacat (TMB)

Kepentingan Perusahaan Tenaga Kerja/Masyarakat

diwakili oleh
Pertumbuhan Ekonomi Kebijakan Perusahaan
PEMERINTAH

Sosial Control Perlu audit Kebijakan Publik

Class Action Undang-undang & Peraturan


Oleh Auditor
independent
Perlu pengawasan/sangsi

Oleh Pegawai Pengawas


Fungsi Pengawas Ketenagakerjaan
Dalam Siklus perumusan Kebijakan

Norma/ Kebijakan PENGAWASAN Objek


Standar/ Pengawasan Pengawasan
Pedoman Makro / Mikro
Temuan

Perlu
Sesuai Tidak
Perbaikan
Norma Baru Sesuai
(UU/PP/Per.Men)
NOTA

Tindakan
hukum
DPR Menteri /
Dirjen

Laporan
Presiden Tripartitnas
Pimpinan
SEKNEG /
Biro Hukum unit
antar Dep
Pengawasan
• Tempat kerja harus dijamiin memberikan keselamatan bagi
tenaga kerja yang bekerja
• K3 menjadi tanggung jawab Pengurus tempat kerja dan
Pengusaha
- Pengurus tempat kerja/Pengusaha harus
mempunyai komitmen untuk melaksanakan K3
• Kecelakaan dapat dicegah
• Tempat kerja harus dapat memberikan kesempatan bagi
setiap
tenaga kerja untuk mengembangkan potensi dirinya secara
maksimal
Upaya Peningkatan Komitmen Pengusaha
• Pembentukan Dewan K3 Nasional, Kep.Menaker No. Kep.155/MEN/1984
• Kewajiban untuk membentuk P2K3 di setiap tempat kerja melalui kebijakan
Menakertrans No. 04/MEN/1987
• Kewajiban untuk merekrut tenaga ahli K3 melalui kebijakan Menakertrans No. 02/MEN/1992
• Pembentukan PJK3, Permenaker No. Per-04/MEN/1995
• Kewajiban melakukan sertifikasi peralatan
• Kewajiban melakukan sertifikasi kompetensi personil melalui kebijakan Menakertrans :
- No. 01/MEN/1973 - Wajib Latih Hyperkes bagi Dokter Perusahaan
- No. 01/MEN/1979 - Wajib Latih Hyperkes bagi Paramedis Perusahaan
- No. 02/MEN/1982 - Kwalifikasi Juru Las
- No. 04/MEN/1985 - Pesawat Tenaga dan Produksi
- No. 05/MEN/1985 - Pesawat Angkat dan Angkut
- No. 01/MEN/1988 - Operator Pesawat Uap
- No. 01/MEN/1999 - Operator Pesawat Angkat dan Angkut
- No. 407/MEN/1999- Kompetensi Tehnisi Lift
• Kewajiban untuk menerapkan SMK3, Perpres No. 50 Tahun 2012
UU No.13 Tahun 2003 tentang
Ketenagakerjaan
1. Dalam pembangunan nasional, tenaga kerja mempunyai
peranan & kedudukan yg penting sebagai pelaku & tujuan
pembangunan
2. Perlindungan tenaga kerja dimaksudkan utk menjamin hak-hak
dasar pekerja, kesamaan kesempatan & perlakuan tanpa
diskriminasi utk mewujudkan kesejahteraan & keadilan
3. Untuk menjamin pelaksanaan perlindungan pekerja, ditetapkan
peraturan per-UU-an ketenagakerjaan
UU No.13 Tahun 2003 tentang
Ketenagakerjaan
Pasal 86
(1) Setiap pekerja / buruh mempunyai hak untuk memperoleh perlindungan
atas :
a. keselamatan dan kesehatan kerja
b. Moral dan kesusilaan
c. Perlakuan yang seuai dengan harkat dan martabat
manusia serta nilai-nilai agama.
(2) Untuk melindungi keselamatan pekerja / buruh guna mewujudkan
produktivitas kerja yang optimal diselenggarakan upaya K3.
(3) Perlindungan sebagaimana pada ayat (1) dan ayat (2) dilaksanakan
dengan peraturan perundangan yang berlaku.
UU No.13 Tahun 2003 tentang
Ketenagakerjaan

Pasal 87

(1) Setiap perusahaan wajib menerapkan sistem manajemen keselamatan


dan kesehatan kerja yang terintegrasi dengan sistem manajemen
perusahaan

(2) Ketentuan mengenai penerapan sistem manajemen keselamatan dan


kesehatan kerja sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dengan
Peraturan Pemerintah
SISTEM PENGAWASAN KETENAGAKERJAAN
DALAM PEMERINTAHAN OTONOMI DAERAH

Berdasarkan Bab XIV UU No.13 Tahun 2003 :


• Pasal 176. Pengawasan dilakukan oleh pegawai pengawas
ketenagakerjaan yg mempunyai kompetensi & independen

• Pasal 177. Peg. Pengws ditetapkan oleh Menteri atau pejabat yg ditunjuk
• Pasal 178 (1) Pengawasan dilaksanakan oleh unit kerja tersendiri pd instansi
ketenagakerjaan Pusat, Propinsi, dan Kab/Kota
• Pasal 179 Unit kerja pengawasan ketenagakerjaan Propinsi dan Kab/Kota wajib
menyampaikan laporan kepada Menteri
PENGAWASAN KETENAGAKERJAAN

 Pengawasan Ketenagakerjaan merupakan Fungsi Negara


 Bekerjasama secara erat dengan pengusaha dan pekerja/buruh
serta institusi lain seperti lembaga riset, perguruan tinggi
 Berorientasi pada pendekatan pencegahan
 Cakupan inspeksi bersifat universal
 Pengawasan Ketenagakerjaan bersifat independen
UNDANG UNDANG
NO. 1 TH 1970
KESELAMATAN KERJA

PASAL 5 (1)

PEGAWAI PENGAWAS DAN AHLI KESELAMATAN KERJA


DITUGASKAN MENJALANKAN PENGAWASAN
LANGSUNG TERHADAP DITAATINYA UNDANG UNDANG
INI DAN MEMBANTU PELAKSANAANYA

Dituntut profesional dan memiliki kompetensi :


• memahami peraturan dan standar teknik K3 yang luas,
• ahli mengidentifikasi sumber bahaya dan
• ahli membuat rekomendasi syarat K3 sesuai standar
Auditor
SISTEM PENGAWASAN K3
PRINSIP DASAR KONSEP PENGAWASAN K3
DOKTER
PEMERIKSA DILAKSANAKAN OLEH INSTITUSI YANG MANDIRI
PUSDIKLAT DENGAN PRINSIP PEMISAHAN OTORITAS
KK &
P2K3 PENGAWASAN (RIKSA/UJI/PENETAPAN) DENGAN
HIPERKES
OTORITAS PERIJINAN/ SERTIFIKASI/ LISENSI
POLRI &
MENKEHAM AHLI K3 (Contoh: SISTEM PENGAWASAN PTKLN)
PJK3

PEGAWAI
PENGAWAS
ALAT
• Mekanik, pesawat
uap & bejana tekan
• Konstruksi bangunan
Kebijakan Objek • Instalasi listrik
Pengawasan PEMERIKSAAN PENGUJIAN PENETAPAN Pengawasan • Lingkungan kerja
K3 • Kesehatan kerja
(DIRJEN/KADIS)
PERSONIL
• Tenaga kerja
Temuan
• Operator/
tehnisi/
Paramedis
• Petugas

Perlu
Sesuai Tidak Sesuai
Perbaikan
STANDAR
Nota
Standar Teknis (BSN & Internasional
• Penghentian
Tindakan pekerjaan
Standar Kompetensi BNSP • Segel
• Sidik

POLRI
Laporan
Kebijakan Unit Pengawasan JEJARING KERJA
UU No.13/2003 Kab/Kota
UU No.1/1970
BNSP Departemen
Propinsi Terkait
UU No.21/2003 BSN
Pusat Terwujudnya Pengawasan Ketenagakerjaan Internal
UU No.32/2005 Depnakertrans
Secara Mandiri (Independent), Tidak
PMP No.14/1957 dgn Lembaga Memihak, (Fair Treatment), Profesional dan
perubahannya PMP Hyperkes Seragam (Equal Implementation) PT. Jamsostek
di Seluruh Indonesia
No.7/1965
Perguruan
DK3N Tinggi
Kep.Men No.155/1984
Kebijakan
P2K3
Per.Men No.04/1987
Lembaga
Auditor SMK3 Per.Men No.05/ 1996
Pengawasan
PJK3 Inspeksi
SDM Pengawasan UU No.13/2003
Per.Men No.04/1995 Pengawas UU No.1/1970
PJ Diklat K3 Ketenaga
UU No. 3/1992
Strategi kerjaan
UU No.21/2003
Asosiasi K3 1. Peningkatan kerjasama dengan instansi
Korwas UU No.32/2005
terkait baik dalam manupun luar negeri
AD/ART Profesional 2. Pengembangan budaya dan etos kerja PPNS UU No. 8/1981
K3 3. mitra kerja (Stake Holder) dalam
pengawasan ketenagakerjaan PP. No 19/1974
4. Pemantapan sistem pengawasan Per.Men No.04/1987
Keppres No. 12/2001
KAN ketenagakerjaan Ahli K3
Keppres No. 59/2002 5. Pengembangan strategi dan program Per.Men No.02/ 1992
dalam rangka pencapaian penanganan
JARAK substansi teknis Pengawasan
Ketenagakerjaan .
AD/ART
LSM (anak)
UU
Sistem Manajemen K3
13-2002
KONDISI
YANG DIINGINKAN

PP 50-12

A P

P2K3
(Act) (Plan)
Proram Peningkatan
Penerapan K3
C D
(Check) (Do)

KONDISI
SAAT INI

Setiap Perusahaan
Keberhasilan Sistem Manajemen K3 harus dimulai dari komitmen Manajemen yang
didukung oleh semua jajaran Divisi, Unit , Team Safety dan seluruh karyawan
PETA STAKEHOLDER PENGAWASAN K3
UU No. 1 TAHUN 1970

UU No. 1 TAHUN 1970 MENAKER

DIREKTUR

Pasal 5
PEG.
PENGA AHLI DOKTER P2K3
WAS K3 PRSH

Kab/Kota LUAR - POLI PRSH Perusahaan


DEPNAKER - JASA KESEH

- INDUSTRI
PEMERINTAH SWASTA
- JASA ----PJIT
SKEMA PENGAWASAN K3 (Saat ini)
Perumusan kebijakan, standar, pedoman
Pemerintah dan kriteria teknis di bidang K3

Ditunjuk /
Pembinaan supervisi dan monitoring
diakreditasi Provinsi pelaksanaan otoda

Lapor / •Operasional pengawasan Norma K3


koordinasi oleh pegawai pengawas

PJ K3 •Riksa Uji obyek pengawasan Obyek K3


Kab / Kota oleh pengawas spesialis sesuai
bidangnya
Riksa uji obyek
pengawasan K3 Obyek Pengawasan K3 :
oleh Ahli K3 • Kond & Ling Kerja
spesialis sesuai • Lembaga//personel
bidangnya • Alat//Mesin/Ins
• Bahan/Proses
Pola Pengawasan (yad)
• Pemberdayaan lembaga – lembaga K3 dan Ahli K3
• Riksa uji obyek pengawasan K3 hanya dilakukan oleh ahli K3
spesialis sesuai bidangnya.
• Pengawas spesialis hanya mengawasi kegiatan riksa uji yang
dilakukan oleh ahli K3 (sesuai prosedur / tidak ).
• Lembaga K3 sebelum melakukan kegiatan lapor terlebih
dahulu ke Provinsi / Kab /Kota
• Ahli K3 melaporkan hasil riksa uji ke Provinsi/Kab/Kota untuk
tindak lanjut.
Koordinasi Fungsional Pengawasan K3 dalam OTODA
Lembaga BSN
Internasional
Pemerintah DK3N

Asosiasi Propinsi DKW


As. Prof. lainnya Apitindo
AK3

Panitia
Kab/Kota Banding
Daerah Otonom

Auditor
SMK3 PJK3 Peg Peng
PJK3
Dokter
Pemeriksa
AK3 P2K3
K TK
Tempat Kerja/Perusahaan

Peralatan
Lingkungan Kerja
Proses Produksi
Tenaga Kerja
Pengendalian Administratif K3
Terhadap Alat/Mesin/Instalasi

PEMERIKSAAN
PENGUJIAN TEKNIK

OK

IJIN PEMAKAIAN PENGESAHAN

ALAT/MESIN/INST KEHANDALAN
BERBAHAYA SISTEM PROTEKSI
MEKANISME PENGAWASAN K3

Commissioning Test & Test


Commissioning Berkala

Gambar Pasang Pemakaian


rencana

Pengesahan Pengesahan
gambar rencana Pemakaian
SKEMA PENGAWASAN K3 - OTODA

Pusat
(DPNKK)

Koordinasi
Obyek Pengawasan Peg. Pengawas K3
K3 Lintas Propinsi Spesialis
Pengawasan langsung lintas propinsi

Dinas di Propinsi PJK3

Obyek Pengawasan AK3 Spesialis


Peg. Pengawas K3

Koordinasi
K3 Lintas Kab/ Kota Spesialis
Pengawasan langsung lintas kab/kota

Dinas di Kab/ Kota

Obyek Pengawasan Peg. Pengawas K3


K3 Spesialis
Pengawasan langsung

Pemberdayaan lembaga2 K3
KEGIATAN PENGAWASAN NORMATIF
TERHADAP OBYEK K3 DI TEMPAT KERJA

Nota Dinas yang


I berwenang di Kab/
Kota
II
III Peg.
Pengawas

Pengurus
MONITOR
Perusahaan

Obyek Pengawasan langsung


Pengawasan K3 (Pertama – Berkala)
OBYEK PENGAWASAN K3/ PERALATAN TEKNIK K3 YANG DIPASANG/
DIOPERASIKAN TETAP DI TEMPAT KERJA DALAM KABUPATEN/ KOTA

PJK3 Lapor Kantor Dinas


Kab/ Kota
Analisa
Laporan

AK3
Peg. Pengawas K3
Spesialis
Spesialis

IJIN
PENGESAHAN

Pengurus Perusahaan

Peralatan Teknik Riksa Uji


OBYEK PENGAWASAN K3/ PERALATAN TEKNIK K3 YANG
DIOPERASIKAN DI TEMPAT KERJA LINTAS KABUPATEN/ KOTA

IJIN Dinas yang berwenang di


Pengesahan Propinsi
Pemakaian

Peg. Pengawas K3
Spesialis

Analisa Dinas yang berwenang


Laporan di Kab/ Kota
Rekomendasi
Peg. Pengawas K3
Spesialis

PJK3
Perusahaan
Pengurus

Peralatan Riksa Uji


Teknik K3

Laporan
Sertifikasi Operator
Pemerintah

Dirjen Binawas

Direktur PNKK

Kasubdit Mek & PU BT

Kasi Mekanik
LULUS

Dinas yang berwenang


di Propinsi
Pembinaan &
pengujian lisensi
K3 Dinas yang berwenang
di Kab/ Kota

Perusahaan / Tempat Kerja


PJK3 (peralatan mekanik)

Pengurus OPERATOR
OPERATOR
perpanjangan
Proses Penetapan Sertifikasi Bagi Para Personil Dan Lembaga K3
Sesuai UU No. 1 Tahun 1970

Pengajuan
Depnaker Sertifikat
permohonan

• Dokter perusahaan
• Dokter pemeriksa • Untuk operator diberikan
• Operator lisensi
In house • Ahli K3, dokter
peralatan/pesawat
• Juru las training atau pemeriksa dan Auditor
• Ahli K3 lembaga SMK3 ditunjuk dengan
• Auditor SMK3 Surat Keputusan Menteri
diklat
• P2K3
• dll
MEKANISME
PENUNJUKAN AHLI K3

SK
MENAKER PENUNJUKAN
PERMOHONAN cq. Dirjen Binwasnaker

TIM PENILAI • 3 tahun


• dapat diperpanjang
• dapat dicabut
MEKANISME SERTIFIKASI KOMPENTENSI K3 PADA MASA OTODA

Pemerintah
Sert
Lisensi
Uji
kompetensi

Dinas TK Propinsi

Dinas TK
Kab/ Kota
Diklat
K3
Perusahaan / Tempat Kerja
OPERATOR, JURU LAS,PETUGASPERAN,
KOORDINATOR DAN ANGGOTA REGU
PENANGGULANGAN KEBAKARAN
TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai