Dasar-Dasar
Keselamatan Konstruksi
ACCIDENT FREE
01 Keinginan untuk selamat dan terhindar dari bahaya
BUSSINESS INTERUPTION
02 Keinginan untuk terhindar dari kerugian materi akibat kecelakaan
COSTUMER SATISFACTION
04 Desakan dari pihak luar dan tuntutan masyarakat
SASARAN KESELAMATAN KONSTRUKSI
Pencegahan Kecelakaan Teknis Kecelakaan Kerja & Pencemaran Lingkungan dan Kecelakaan
Terhadap Konstruksi Penyakit akibat Kerja Masyarakat
Inspeksi K3
Identifikasi
Hazard Syarat K3
onsep
Konsep K3
Keselamatan
Konstruksi
STEP 2
PERENCANAAN KESELAMATAN KONSTRUKSI STEP 4
a. Identifikasi Bahaya, Penilaian Risiko, OPERASI KESELAMATAN KONSTRUKSI
Pengendalian dan Peluang a. Perencanaan Keselamatan Konstruksi
b. Rencana Tindakan (Sasaran dan Program) b. Pengendalian Operasi
c. Standar dan Peraturan Perundangan c. Kesiapan dan Tanggapan Terhadap Kondisi Darurat
3 MENGENAL K3
TUJUAN K3
OUTCOME:
• Filosofi
• Hukum
• Kemanusiaan
UTAMAKAN • Ekonomi
KESELAMATAN
DAN KESEHATAN • Keilmuan
KERJA
PENDEKATAN K3
Filosofi
Upaya atau pemikiran dan
penerapannya yang ditujukan untuk
menjamin keutuhan dan
kesempurnaan baik jasmaniah
maupun rohaniah tenaga kerja
pada khususnya dan manusia pada
umumnya, hasil karya dan budaya,
untuk meningkatkan kesejahteraan
KELANGSUNGAN PEMBANGUNAN.
PENDEKATAN K3
Hukum
UU No 1 Tahun 1970 tentang
Keselamatan Kerja
UU No 13 Tahun 2013 tentang
Ketenagakerjaan
PP No. 50/2012 Tentang Penerapan
Sistem Manajemen Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (SMK3)
Permen PUPR No 21 Tahun 2019
tentang Pedoman Sistem Manajemen
Keselamatan Konstruksi
PENDEKATAN K3
Kemanusiaan • Kecelakaan menimbulkan
penderitaan bagi si korban/
keluarganya
• K3 melindungi pekerja dan
masyarakat
• K3 bagian dari HAM
PENDEKATAN K3
Ekonomi
• K3 mencegah kerugian
• Meningkatkan produktivitas
PENDEKATAN K3
Keilmuan
• Suatu ilmu pengetahuan dan
penerapannya dalam upaya mencegah
kecelakaan, kebakaran, peledakan,
Keilmuan
pencemaran, penyakit akibat kerja , dll
“ACCIDENT
PREVENTION”
4 DEFINISI BAHAYA
DEFINISI BAHAYA
21
JENIS JENIS BAHAYA
Benda diam
Gravitasi/elevasi Rusak Ambruk Kunci lemah
Benda phisik
Cahaya Bising Suhu Radiasii Getaran Tekanan
Aliran Listrik
Lebih beban Tersentuh Loncatan api Isolasi buruk Gagal fuse
Bahan Kimia
Ledakan Kebakaran Keracunan Korosi
Biologis
Bisa Kuman Virus.jamur Serangga
Ergonomis
Berdiri Duduk Ukuran Jangkauan
Phsycologis
Stress Tidak harmonis Habis dimarahi
23
JENIS BAHAYA KONSTRUKSI
Psychological
05 Hazard
01 Physical Hazard
Biological
06 Hazard
02 Chemical Hazard
07 Ergonomic
03 Electrical Hazard
Unsafe Action
adalah perilaku atau sikap dari pekerja atau orang di
tempat kerja yang tidak mematuhi/ tidak sesuai
dengan persyaratan, prosedur standar keselamatan
dan kesehatan kerja
02 ALAT
03 MATERIAL
04 LOKASI
05 METODA KERJA
DEFINISI
5 KECELAKAAN
KONSTRUKSI
TEORI KECELAKAAN
01 02 03 04
ACCIDENT DAN INCIDENT
Accident
Kejadian yang tidak dikehendaki dan tidak
diduga/tiba-tiba yang dapat menimbulkan
korban manusia, harta benda, dan
lingkungan
Incident
Suatu keadaan/kondisi apabila pada saat
itu sedikit saja ada perubahan maka dapat
mengakibatkan terjadinya kecelakaan
(accident)
PENYEBAB KECELAKAAN DAN
AKIBAT KERUGIANNYA
KECELAKAAN
ADALAH AKIBAT DARI RANGKAIAN SEBAB-
AKIBAT (DOMINO EFFECTS)
“
Pengertian Induksi K3 adalah penjelasan
dan pengarahan tentang K3 yang berkaitan
dengan potensi bahaya, pengendalian
bahaya, tanggap darurat, dan cara-cara
“
penyelamatan pada kegiatan.
INDUKSI K3
36
TATA CARA INDUKSI K3
b) Induksi dilakukan oleh orang yang berkompeten yang diberi wewenang oleh
perusahaan.
UMUM c) Topik materi induksi harus dimasukkan dalam suatu daftar periksa dan akan
menjadi acuan bagi pelaksana induksi. Topik tersebut sekurang-kurangnya
mencakup:
1. Hak dan kewajiban karyawan dan pengusaha dalam hal Keselamatan dan
Kesehatan Kerja berdasarkan peraturan yang berlaku.
2. Kebijakan dan sistem manajemen K3 perusahaan.
3. Peraturan umum Keselamatan dan Kesehatan Kerja perusahaan.
4. Prestasi K3 dan pengalaman kegagalan sistem K3 (Kecelakaan).
5. Gambaran umum kegiatan perusahaan dan struktur organisasi perusahaan.
6. Prosedur penanganan gawat darurat, nomor telepon, komunikasi saluran
radio,
7. Prosedur evakuasi dan tempat berkumpul bila ada kebakaran dan atau
keadaan darurat.
8. Denah lokasi proyek dan Pusat Pertolongan Pertama Kecelakaan (P3K),
Induksi diakhiri dengan evaluasi tertulis dan diberikan kartu identitas
karyawan. Peserta dan penyaji induksi menandatangani daftar periksa.
INDUKSI a) Induksi dilakukan saat tamu akan masuk ke daerah kerja.
b) Induksi untuk tamu diberikan oleh pegawai K3 atau petugas lain yang ditunjuk,
TAMU Topik/materi induksi dimasukan dalam suatu brosur yang disediakan khusus
untuk petunjuk tamu, mencakup
1. Gambaran umum proyek.
2. Kebijakan perusahaan dan proyek tentang K3.
3. Kewajiban tamu selama berada di lingkungan proyek.
4. Tempat berkumpul bila ada kebakaran dan fasilitas lainnya
Para tamu tersebut selalu didampingi oleh pengawas daerah kerja
atau orang yang ditunjuknya bila tamu tersebut hendak ke lapangan.
Tamu yang sudah mendapat induksi diberikan tanda pengenal
tamulvisitor.
SAFETY MORNING TALK
Tujuan
1. Penjelasan informasi K3 secara periodik keseluruh
tingkatan pekerja.
2. Semua potensi sumber bahaya dan penyakit yang
berada pada lingkungan pekerjaan di identifikasi dan
diantisipasi
3. Meningkatkan pemeliharaan-pembiasaan Kondisi K3
yang aman, sikap dan perilaku kerja bermutu dan
effisien serta konsisten.
Pertemuan Kelompok
Pekerja K3 10 TIPS TOOL BOX TALK
1. Persiapan
(Tool Box Meeting) 2. Pengetahuan
3. Ringkas padat
1. Mengadakan penjelasan informasi K3 L harian/ 4. Wewenang
mingguan (tergantung kondisi dilapangan). Melalui 5. Relevan
Pertemuan Kelompok Kecil Pekerja semua potensi 6. Kejelasan
TUJUAN: sumber bahaya yang berada dibawah pekerjaan 7. Prtanggung-jawaban
pekerja tersebut di identifikasi. 8. Penyederhanaan
2. Meningkatkan pemeliharaan Kondisi K3 L yang 9. Tanya-Jawab
aman, sikap dan perilaku kerja bermutu dan effisien. 10.Rekaman/dokumentasi
Pertemuan Kelompok Pekerja K3
(Tool Box Meeting)
No Uraian aktivitas Penanggung jawab Keterangan
1 Pertemuan Kelompok Pekerja dapat dilaksanakan Dipimpin oleh Kepala Anggota pertemuan
kapan saja (sewaktu-waktu) dengan durasi waktu Regu (Mandor yang kelompok pekerja
pertemuan cukup pendek, berkisar 10 s/d 15 menit sudah dilatih) adalah kelompok
atau lebih, dan tempat pelaksanaannya dimana saja pekerja yang terlibat
di lokasi tempat kerja (lapangan). dalam proses
Pertemuan Kelompok Pekerja harus dilaksanakan pekerjaan secara
minimal 1 kali dalam 1 minggu, yang lebih utama, langsung dilapangan
dapat dilaksanakan setiap hari.