Anda di halaman 1dari 77

MODUL 6

Dasar-Dasar
Keselamatan Konstruksi

DIREKTORAT KEBERLANJUTAN KONSTRUKSI


DIREKTORAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT
OUTLINE:
1 LATAR BELAKANG 5 DEFINISI KECELAKAAN KONSTRUKSI:

2 KONSEP KESELAMATAN KONSTRUKSI 6 KOMUNIKASI KESELAMATAN KONSTRUKSI:


A Induksi K3
3 MENGENAL K3 B Safety Talk
C Tool Box Meeting
4 DEFINISI BAHAYA
7 APD dan APK
TUJUAN PEMBELAJARAN

1 Memahami Keselamatan Konstruksi secara umum

2 Memahami Bahaya dan Kecelakaan Konstruksi

3 Memahami Penggunaan Alat-Alat Pelindung Diri (APD)

4 Mampu melakukan Komunikasi dan Koordinasi

5 Memahami 5 Elemen dan Strategi Keselamatan Konstruksi


1 LATAR BELAKANG
LATAR BELAKANG KESELAMATAN KONSTRUKSI

ACCIDENT FREE
01 Keinginan untuk selamat dan terhindar dari bahaya

BUSSINESS INTERUPTION
02 Keinginan untuk terhindar dari kerugian materi akibat kecelakaan

COMPLIANCE WITH LAW


03 Memenuhi ketentuan hukum

COSTUMER SATISFACTION
04 Desakan dari pihak luar dan tuntutan masyarakat
SASARAN KESELAMATAN KONSTRUKSI

Menjamin dipenuhinya standar Keamanan,


Keselamatan, Kesehatan, dan Keberlanjutan dalam
perencanaan, perancangan, dan pelaksanaan konstruksi

Melindungi keselamatan dan kesehatan para pekerja


dan orang lainnya di tempat kerja konstruksi (formal &
informal)

SAFETY Menjamin setiap material dan alat konstruksi digunakan


FIRST dengan selamat, sehat, efisien, dan efektif
MIND SET

Menjamin proses konstruksi berjalan lancar

Menjamin produk konstruksi dapat digunakan, dirawat,


UTAMAKAN dan dibongkar dengan selamat dan efisien
KESELAMATAN
KONSEP
2 KESELAMATAN
KONSTRUKSI
“SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN KONSTRUKSI”

Standar Keamanan, Keselamatan, Kesehatan, dan Keberlanjutan

Keselamatan Keselamatan & Keselamatan


Menjamin Keteknikan Konstruksi Kesehatan Kerja Lingkungan
Keselamatan Publik
K3
Mutu
Objek yang  Bangunan/aset  Tenaga kerja konstruksi  Lingkungan kerja
Masyarakat sekitar
Diselamatkan konstruksi  Pemasok, Tamu,  Lingkungan terdampak
proyek
 Peralatan, material subpenyedia proyek

Pencegahan Kecelakaan Teknis Kecelakaan Kerja & Pencemaran Lingkungan dan Kecelakaan
Terhadap Konstruksi Penyakit akibat Kerja Masyarakat

Hazzard Identification, Risk Assesment, and Opportunity (HIRAO), Metode Kerja/


Alat
Pencegahan
Prosedur Kerja, Rencana Pelaksanaan Pekerjaan (Method Statement),
Job Safety Analysis (JSA)
KONSEP KESELAMATAN KONSTRUKSI

Jenis Uraian Prosedur Pelaks.


AMAN
Pekerjaan Kerja kerja pekerjaan

Inspeksi K3
Identifikasi
Hazard Syarat K3

onsep
Konsep K3
Keselamatan
Konstruksi

Ref: UU, Peraturan, Standar

“Safe Project Execution”


5 ELEMEN KESELAMATAN KONSTRUKSI
STEP 1 STEP 3 STEP 5
KEPEMIMPINAN DAN PARTISIPASI DUKUNGAN KESELAMATAN EVALUASI KINERJA KESELAMATAN
PEKERJA DALAM KESELAMATAN KONSTRUKSI KONSTRUKSI
KONSTRUKSI a. Sumber Daya a. Pemantauan dan Evaluasi
a. Kepedulian Pimpinan Terhadap Isu b. Kompetensi b. Tinjauan Manajemen
Eksternal dan Internal c. Kepedulian c. Peningkatan Kinerja Keselamatan
b. Komitmen Keselamatan Konstruksi d. Komunikasi Konstruksi
e. Informasi Terdokumentasi

STEP 2
PERENCANAAN KESELAMATAN KONSTRUKSI STEP 4
a. Identifikasi Bahaya, Penilaian Risiko, OPERASI KESELAMATAN KONSTRUKSI
Pengendalian dan Peluang a. Perencanaan Keselamatan Konstruksi
b. Rencana Tindakan (Sasaran dan Program) b. Pengendalian Operasi
c. Standar dan Peraturan Perundangan c. Kesiapan dan Tanggapan Terhadap Kondisi Darurat
3 MENGENAL K3
TUJUAN K3
OUTCOME:

Proses produksi 01 03 Kesejahteraan


lancar meningkat

REF. UU NO. 1 TH 1970


• Melindungi Para Pekerja dan
Orang Lain di Tempat Kerja
• Menjamin Setiap Sumber
Produksi Dipakai Secara Aman
dan Efisien
Produktivitas • Menjamin Proses Produksi
Berjalan Lancar
meningkat 02
LAMBANG K3
Arti (Makna) Tanda Palang
Bebas dari kecelakaan dan penyakit akibat kerja (PAK).

Arti (Makna) Roda Gigi


Bekerja dengan kesegaran jasmani dan rohani.

Arti (Makna) Warna Putih


Bersih dan suci.

Bentuk lambang berupa


Arti (Makna) Warna Hijau
palang berwarna hijau
dengan roda bergerigi Selamat, sehat, dan sejahtera.
sebelas dengan warna
dasar putih Arti (Makna) 11 (sebelas) Gerigi Roda Sebelas
Bab Undang-Undang No. 1 Tahun 1970 tentang
Keselamatan Kerja.
PENDEKATAN K3

• Filosofi
• Hukum
• Kemanusiaan
UTAMAKAN • Ekonomi
KESELAMATAN
DAN KESEHATAN • Keilmuan
KERJA
PENDEKATAN K3
Filosofi
Upaya atau pemikiran dan
penerapannya yang ditujukan untuk
menjamin keutuhan dan
kesempurnaan baik jasmaniah
maupun rohaniah tenaga kerja
pada khususnya dan manusia pada
umumnya, hasil karya dan budaya,
untuk meningkatkan kesejahteraan
KELANGSUNGAN PEMBANGUNAN.
PENDEKATAN K3

Hukum
 UU No 1 Tahun 1970 tentang
Keselamatan Kerja
 UU No 13 Tahun 2013 tentang
Ketenagakerjaan
 PP No. 50/2012 Tentang Penerapan
Sistem Manajemen Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (SMK3)
 Permen PUPR No 21 Tahun 2019
tentang Pedoman Sistem Manajemen
Keselamatan Konstruksi
PENDEKATAN K3
Kemanusiaan • Kecelakaan menimbulkan
penderitaan bagi si korban/
keluarganya
• K3 melindungi pekerja dan
masyarakat
• K3 bagian dari HAM
PENDEKATAN K3
Ekonomi
• K3 mencegah kerugian
• Meningkatkan produktivitas
PENDEKATAN K3
Keilmuan
• Suatu ilmu pengetahuan dan
penerapannya dalam upaya mencegah
kecelakaan, kebakaran, peledakan,
Keilmuan
pencemaran, penyakit akibat kerja , dll

“ACCIDENT
PREVENTION”
4 DEFINISI BAHAYA
DEFINISI BAHAYA

• Bahaya adalah segala kondisi


yang dapat merugikan baik
cidera atau kerugian lainnya;

• Bahaya adalah sumber, situasi


atau tindakan yang berpotensi
menciderai manusia atau sakit
penyakit atau kombinasi dari
semuanya.

21
JENIS JENIS BAHAYA

JENIS JENIS BAHAYA KESELAMATAN JENIS JENIS BAHAYA KESEHATAN


Meliputi semua bahaya yang menciptakan
kondisi kerja yang tidak selamat, karena
terjadi kontak dengan energi tertentu. Misal:
1. Bahaya ketinggian (energi gravitasi)
2. Bahaya struktur ambruk (energi mekanika)
3. Bahaya kesetrum, meledak (energi listrik)
4. Bahaya benda bergerak (energy kinetik)
5. Bahaya tabrakan (energi kinetik)
6. Bahaya longsor (energi mekanik/gravitasi)
7. Bahaya kebakaran (energi panas)
8. Bahaya terdsandung (enegi kinetik)
9. Bahaya radiasi (energi radiasi)
10. Bahaya lainnya yang umumnya termasuk
dalam kategori bahaya fisik.
JENIS BAHAYA
Benda Bergerak
lurus Putar Acak Angkut/angkat

Benda diam
Gravitasi/elevasi Rusak Ambruk Kunci lemah

Benda phisik
Cahaya Bising Suhu Radiasii Getaran Tekanan

Aliran Listrik
Lebih beban Tersentuh Loncatan api Isolasi buruk Gagal fuse

Bahan Kimia
Ledakan Kebakaran Keracunan Korosi

Biologis
Bisa Kuman Virus.jamur Serangga

Ergonomis
Berdiri Duduk Ukuran Jangkauan

Phsycologis
Stress Tidak harmonis Habis dimarahi

23
JENIS BAHAYA KONSTRUKSI
Psychological
05 Hazard
01 Physical Hazard

Biological
06 Hazard
02 Chemical Hazard

07 Ergonomic
03 Electrical Hazard

Aman yaitu bebas dari


bahaya, bebas dari
04 Mechanical Hazard gangguan, terlindung,
tidak mengandung risiko,
tidak merasa takut.
Unsafe Condition & Unsafe Action
Unsafe Condition
adalah kondisi pekerjaan yang belum
terlindung dari bahaya, risiko dan
kerugian
Keselamatan
adalah kondisi terlindung dari
bahaya, risiko, atau cedera atau
kerugian

Unsafe Action
adalah perilaku atau sikap dari pekerja atau orang di
tempat kerja yang tidak mematuhi/ tidak sesuai
dengan persyaratan, prosedur standar keselamatan
dan kesehatan kerja

Kesehatan adalah kondisi fisik, mental, dan


sosial yang lengkap dan bukan sekadar tidak adanya
penyakit atau kelemahan.
KONDISI YANG BERBAHAYA
SK Dirjen Binawas Ketenagakerjaan NOMOR : KEP. 84/BW/1998 • D7 : Iklim kerja yang tidak aman (suhu udara yang
TANGGAL : 8 APRIL 1998
Sebagai lampiran dari Permenaker No: 03/MEN/1998, tentang
terlalu tinggi, kelembaban udara yang berbahaya,
Tatacara Pelaporan Kecelakaan Kerja faktor biologi, dan lain-lain).
• D8 : Tekanan udara yang tidak aman (tekanan udara
• Pengamanan tidak sempurna pada alat (tidak terdapat yang tinggi dll).
safety ) • D9 : Getaran yang berbahaya (getaran frekuensi
• D1 : Peralatan rendah, dan lain-lain).
• D2 : Peralatan/bahan yang tidak sesuai peruntukan • D10 : Bising (suara yang intensitasnya melebihi nilai
• D3 : Kecacatan, ketidaksempurnaan (kondisi tidak ambang batas).
semestinya, misalnya: kasar, licin, tajam, timpang, aus, • D11 : Pakaian, kelengkapan yang tidak aman (APD tidak
retak, rapuh, dan lain-lain). sesuai standar).
• D4 : Pengaturan prosedur yang tidak aman (misalnya: • D12 : Kejadian berbahaya lainnya (bergerak atau
penyimpanan, peletakan yang tidak aman, di luar batas berputar terlalu lambat, peluncuran benda,
kemampuan, pembebanan lebih, faktor psikososial, dan ketel/tangki melendung, konstruksi retak, korosi, dan
lain-lain). lain-lain).
• D5 : Penerapan tidak sempurna (kurang cahaya, silau,
dan lain-lain).
• D6 : Ventilasi tidak sempurna (pergantian udara segar
yang kurang,).
26
TINDAKAN YANG BERBAHAYA
SK Dirjen Binawas Ketenagakerjaan NOMOR : KEP. 84/BW/1998
TANGGAL : 8 APRIL 1998
Sebagai lampiran dari Permenaker No: 03/MEN/1998, tentang • E8 : Mengalihkan perhatian, mengganggu,
Tatacara Pelaporan Kecelakaan Kerja sembrono/dakar, mengagetkan, dan lain-lain).
• E9 : Melalaikan penggunaan alat pelindung diri yang
• E1 : Melakukan pekerjaan tanpa wewenang, lupa ditentukan.
mengamankan, lupa memberi tanda/peringatan. • E10 : Lain-lain.
• E2 : Bekerja dengan kecepatan berbahaya.
• E3 : Membuat alat pengaman tidak berfungsi
(melepaskan, mengubah, dan lain-lain).
• E4 : Memakai peralatan yang tidak aman, tanpa
peralatan.
• E5 : Memuat, membongkar, menempatkan,
mencampur, menggabungkan dan sebagainya dengan
tidak aman (proses produksi).
• E6 : Mengambil posisi atau sikap tubuh tidak aman
(ergonomi).
• E7 : Bekerja pada objek yang berputar atau berbahaya
( misalnya membersihkan, mengatur, memberi
pelumas, dan lain-lain).
27
SUMBER BAHAYA KONSTRUKSI
01 ORANG/ TENAGA KERJA

02 ALAT

03 MATERIAL

04 LOKASI

05 METODA KERJA
DEFINISI
5 KECELAKAAN
KONSTRUKSI
TEORI KECELAKAAN

01 ACCIDENT PRONENESS THEORY


Terdapat orang tertentu yang dari bawaan pribadinya lebih
rawan kecelakaan dibandingkan orang lain

02 GOALS FREEDOM ALERTNESS THEORY


Pekerja yangg diberi kebebasan untuk menetapkan target
kerjanya sendiri akan menghasilkan hasil kerja yang lebih
berkualitas dan berperilaku lebih aman.

03 ADJUSTMENT STRESS THEORY


Terdapat faktor negatif dalam lingkungan kerja, baik internal
maupun eksternal.
FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB TERJADINYA
KECELAKAAN KONSTRUKSI

Kelalaian pelaksana dan lemahnya


pengawasan.
Tidak dilibatkannya tenaga ahli/tenaga terampil
di bidang konstruksi maupun ahli K3 Konstruksi
dalam pelaksanaan konstruksi.

Penerapan SMKK tidak dilaksanakan secara


konsisten.

Melanggar ketentuan yang berkaitan dengan


Keselamatan Konstruksi.

01 02 03 04
ACCIDENT DAN INCIDENT

Accident
Kejadian yang tidak dikehendaki dan tidak
diduga/tiba-tiba yang dapat menimbulkan
korban manusia, harta benda, dan
lingkungan

Incident
Suatu keadaan/kondisi apabila pada saat
itu sedikit saja ada perubahan maka dapat
mengakibatkan terjadinya kecelakaan
(accident)
PENYEBAB KECELAKAAN DAN
AKIBAT KERUGIANNYA
KECELAKAAN
ADALAH AKIBAT DARI RANGKAIAN SEBAB-
AKIBAT (DOMINO EFFECTS)

LACK OF BASIC IMMEDIATE


INCIDENT LOSS
CONTROL CAUSES CAUSES

LEMAH PENGENDALIAN/ SEBAB-SEBAB DASAR SEBAB LANGSUNG KONTAK DENGAN KERUGIAN


PENGAWASAN 1. FAKTOR PERSONAL 1. TINDAKAN TAK AMAN ENERGI ATAU BAHAN 1. MANUSIA
1. PROGRAM TAK SESUAI 2. FAKTOR PEKERJAAN 2. KONDISI TAK AMAN 2. HARTA BENDA
2. STANDAR TAK COCOK 3. PROSES KERJA
3. TAK PATUH STANDAR 4. LINGKUNGAN
5. MASYARAKAT
KOMUNIKASI
6 KESELAMATAN
KONSTRUKSI
Induksi Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (K3)


Pengertian Induksi K3 adalah penjelasan
dan pengarahan tentang K3 yang berkaitan
dengan potensi bahaya, pengendalian
bahaya, tanggap darurat, dan cara-cara

penyelamatan pada kegiatan.
INDUKSI K3

Penjelasan dan pengarahan tentang K3 yang bersifat umum,


yang diberikan kepada karyawan baru atau karyawan yang
kembali setelah 6 bulan atau lebih meninggalkan kegiatan .
INDUKSI UMUM

Penjelasan dan pengarahan Penjelasan dan pengarahan


tentang K3 yang bersifat tentang K3 secara singkat
khusus/spesifik yang diberikan yang diberikan khusus
kepada karyawan baru yang untuk tamu atau pengunjung
telah mengikuti lnduksi umum
dan karyawan mutasi/ pindahan
dalam perusahaan yang sama.

36
TATA CARA INDUKSI K3

Induksi Keselamatan dan Kesehatan Kerja


Daftar periksa yang telah ditandatangani
Induksi Keselamatan dan Kesehatan Kerja harus
a diberikan pada karyawan dan tamu f peserta dan penyaji induksi diarsipkan oleh
bagian Keselamatan dan Kesehatan Kerja.

b Induksi harus dilakukan di ruangan khusus. Hasil induksi didokumentasikan oleh


g perusahaan.
Bahan/materi induksi harus tersedia dalam
jumlah yang sesuai dengan jumlah peserta dan Jenis induksi Keselamatan dan Kesehatan Kerja
c
jenis induksi. h adalah induksi umum, induksi lokal, induksi
tamu, dan induksi ulang.
Alat bantu untuk mempermudah dan
memperjelas penyampaian materi induksi
d harus disesuaikan dengan jenis dan kondisi yang
ada di lokasi.
Setiap peserta induksi harus mengisi daftar
e hadir dan daftar periksa.
37
INDUKSI a) Induksi harus diberikan kepada karyawan baru yang akan
pekerjaan di perusahaan.
melakukan

b) Induksi dilakukan oleh orang yang berkompeten yang diberi wewenang oleh
perusahaan.
UMUM c) Topik materi induksi harus dimasukkan dalam suatu daftar periksa dan akan
menjadi acuan bagi pelaksana induksi. Topik tersebut sekurang-kurangnya
mencakup:
1. Hak dan kewajiban karyawan dan pengusaha dalam hal Keselamatan dan
Kesehatan Kerja berdasarkan peraturan yang berlaku.
2. Kebijakan dan sistem manajemen K3 perusahaan.
3. Peraturan umum Keselamatan dan Kesehatan Kerja perusahaan.
4. Prestasi K3 dan pengalaman kegagalan sistem K3 (Kecelakaan).
5. Gambaran umum kegiatan perusahaan dan struktur organisasi perusahaan.
6. Prosedur penanganan gawat darurat, nomor telepon, komunikasi saluran
radio,
7. Prosedur evakuasi dan tempat berkumpul bila ada kebakaran dan atau
keadaan darurat.
8. Denah lokasi proyek dan Pusat Pertolongan Pertama Kecelakaan (P3K),
Induksi diakhiri dengan evaluasi tertulis dan diberikan kartu identitas
karyawan. Peserta dan penyaji induksi menandatangani daftar periksa.
INDUKSI a) Induksi dilakukan saat tamu akan masuk ke daerah kerja.
b) Induksi untuk tamu diberikan oleh pegawai K3 atau petugas lain yang ditunjuk,

TAMU Topik/materi induksi dimasukan dalam suatu brosur yang disediakan khusus
untuk petunjuk tamu, mencakup
1. Gambaran umum proyek.
2. Kebijakan perusahaan dan proyek tentang K3.
3. Kewajiban tamu selama berada di lingkungan proyek.
4. Tempat berkumpul bila ada kebakaran dan fasilitas lainnya
Para tamu tersebut selalu didampingi oleh pengawas daerah kerja
atau orang yang ditunjuknya bila tamu tersebut hendak ke lapangan.
Tamu yang sudah mendapat induksi diberikan tanda pengenal
tamulvisitor.
SAFETY MORNING TALK

Tujuan
1. Penjelasan informasi K3 secara periodik keseluruh
tingkatan pekerja.
2. Semua potensi sumber bahaya dan penyakit yang
berada pada lingkungan pekerjaan di identifikasi dan
diantisipasi
3. Meningkatkan pemeliharaan-pembiasaan Kondisi K3
yang aman, sikap dan perilaku kerja bermutu dan
effisien serta konsisten.
Pertemuan Kelompok
Pekerja K3 10 TIPS TOOL BOX TALK
1. Persiapan
(Tool Box Meeting) 2. Pengetahuan
3. Ringkas padat
1. Mengadakan penjelasan informasi K3 L harian/ 4. Wewenang
mingguan (tergantung kondisi dilapangan). Melalui 5. Relevan
Pertemuan Kelompok Kecil Pekerja semua potensi 6. Kejelasan
TUJUAN: sumber bahaya yang berada dibawah pekerjaan 7. Prtanggung-jawaban
pekerja tersebut di identifikasi. 8. Penyederhanaan
2. Meningkatkan pemeliharaan Kondisi K3 L yang 9. Tanya-Jawab
aman, sikap dan perilaku kerja bermutu dan effisien. 10.Rekaman/dokumentasi
Pertemuan Kelompok Pekerja K3
(Tool Box Meeting)
No Uraian aktivitas Penanggung jawab Keterangan
1 Pertemuan Kelompok Pekerja dapat dilaksanakan Dipimpin oleh Kepala Anggota pertemuan
kapan saja (sewaktu-waktu) dengan durasi waktu Regu (Mandor yang kelompok pekerja
pertemuan cukup pendek, berkisar 10 s/d 15 menit sudah dilatih) adalah kelompok
atau lebih, dan tempat pelaksanaannya dimana saja pekerja yang terlibat
di lokasi tempat kerja (lapangan). dalam proses
Pertemuan Kelompok Pekerja harus dilaksanakan pekerjaan secara
minimal 1 kali dalam 1 minggu, yang lebih utama, langsung dilapangan
dapat dilaksanakan setiap hari.

Pelaksanaan Pertemuan Kelompok Pekerja


dilaksanakan dengan teliti/akurat, sederhana sejalan
dengan aktifitas harian, semua peringatan K3 L
harus di tekankan dalam pelaksanaan pekerjaan ke
semua tingkatan pekerja, semua masalah diatas
barus berbasis identifikasi potensi sumber bahaya.
Pertemuan Kelompok Pekerja K3
(Tool Box Meeting)
No Uraian aktivitas Penanggung jawab Keterangan
2 Semua permasalahan K3 L mencakup proses kerja, Dipimpin oleh Kepala Anggota pertemuan
metode kerja dan progress K3 L, atau hasil Regu (Mandor yang kelompok pekerja
pertemuan pagi K3 L didiskusikan atau dibicarakan sudah dilatih) adalah kelompok
di Pertemuan Kelompok Pekerja. pekerja yang terlibat
dalam proses
Semua supervisor harus membantu menetapkan pekerjaan secara
topik-topik keselamatan yang berbasis identifikasi langsung dilapangan
potensi sumber bahaya dalam lingkaran
kegiatannya dan/atau terhadap kejadian/peristiwa
yang cenderung mengarah ke kondisi kecelakaan
kerja dan/atau telah terjadi kecelakaan kerja, sesuai
dengan jenis pekerjaan yang dikerjakannya
Pertemuan Kelompok Pekerja K3
(Tool Box Meeting)
No Uraian aktivitas Penanggung jawab Keterangan
3 1) Topik Pertemuan Kelompok Pekerja, dapat Dipimpin oleh Kepala Anggota pertemuan
berupa : Penjelasan kondisi yang berbahaya dari Regu (Mandor yang kelompok pekerja
setiap pekerjaan. sudah dilatih) adalah kelompok
2) Penyimpangan keadaan yang ditemukan saat pekerja yang terlibat
inspeksi K3 L. dalam proses
3) Insiden/Kecelakaan dan dijelaskan maksud dan pekerjaan secara
tujuan pencegahannya. langsung dilapangan
4) Instruksi dan informasi dari Kepala Proyek,
Komite K3L dan Pemberi Pekerjaan).
5) Peraturan dan ketetapan perundang-undangan.
7 APD & APK
ALAT PELINDUNG DIRI (APD)
Pelindung
Mata
Adalah setiap sarana pelindung bagi diri pekerja Helmet

yang wajib digunakan untuk melindungi tubuh dari


paparan bahaya secara langsung ketika melakukan
pekerjaan, antara lain: Masker

a. Topi pelindung kepala (helmet), Pelindung


Telinga
Rompi

b. Pelindung mata spectacles/googles,


c. Pelindung mulut dan hidung (masker),
d. Pelindung telinga (ear plugs), Celana Sarung
Kerja Tangan
e. Pelindung/sarung tangan (safety gloves),
f. Selempang penahan tubuh (fullbody harness),
g. Sepatu pelindung kaki (safety shoes), Sepatu
keselamatan Full body
harness
h. Rompi keselamatan,
i. Dll.
ALAT PELINDUNG KERJA (APK)

Adalah semua sarana pelindung bagi para pekerja terhadap paparan


bahaya ketika melakukan pekerjaan, yaitu membuat kondisi selamat
(Safe Condition) untuk bekerja, antara lain:
a. Pagar pelindung tapi di ketinggian;
b. Pagar pelindung tepi tangga naik-turun;
c. Safety barrier, concrete barrier;
d. Safety net, falling object protection;
e. Safety life lines;
f. Railing jembatan kerja;
g. Dll.
TERIMA KASIH

DIREKTORAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI


KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT

Anda mungkin juga menyukai