DAFTAR ISI
2. PENGENALAN SMK3.......................................................................................11
8. STUDY LAPANGAN................................................................................................79
6. Menjelaskan Pengertian K3
K2 = Keselamatan Ketenagalistrikan
Definisi / Pengertian :
Keselamatan Ketenagalistrikan adalah segala upaya atau langkah-angkah
pengamanan instalasi tenaga listrik dan pengamanan pemanfaat tenaga listrik untuk
mewujudkan kondisi andal bagi instalasi dan kondisi aman dari bahaya bagi
manusia, serta kondisi akrab lingkungan (ramah lingkungan ), dalam arti tidak
merusak lingkungan hidup disekitar instalasi tenaga listrik.
4. Keppres No.22 / 1993 ttg Penyakit Yang Timbul Karena Hubungan Kerja
a. Standarisasi
c. Sertifikasi :
1.4. Lingkup K2
Keselamatan kerja adalah upaya untuk mewujudkan kondisi aman bagi pekerja
dari bahaya yang dapat ditimbulkan oleh kegiatan Instalasi dan kegiatan
ketenagalistrikan lainnya dari Perusahaan, dengan memberikan perlindungan,
pencegahan dan penyelesaian terhadap terjadinya kecelakaan kerja dan penyakit
yang timbul karena hubungan kerja yang menimpa pekerja.
1.6. Pengertian K3
Pengertian Kecelakaan
Kejadian yang tidak dikehendaki dan tidak diduga /tiba-tiba yang dapat
menimbulkan korban manusia dan atau harta benda
Keselamatan Kerja
1. Agar tenaga kerja dan setiap orang lain yang berada ditempat kerja selalu
dalam keadaan selamat dan sehat.
2. Agar sumber – sumber produksi dapat dipakai dan digunakan secara aman dan
efisien
Undang – undang ini diberlakukan untuk setiap tempat kerja yang di dalamnya
terdapat tiga unsur , yaitu :
1. Adanya suatu usaha, baik usaha yang bersifat ekonomi maupun sosial
2. Adanya tenaga kerja yang bekerja di dalamnya, baik secara terus menerus atau
hanya sewaktu-waktu
1.8. Hak dan Kewajiban setiap tenaga kerja dalam K3 (bab VIII, pasal 12 ,UU
no : 1 tahun 1970)
1. Memberikan keterangan yang benar tentang k3, bila diminta oleh pengawas /
ahli k3
- Ahli K3
- Kesehatan kerja
Hasil penerapan program K2 / K3 dapat dilihat pada Statistik dan kinerja unit –
unit PLN khususnya dalam kinerja K2 / K3 serta adanya penghargaan prestasi K2 /
K3 dari pihak / institusi yang berwenang.
- K2 Merupakan salah satu indikator kinerja yang dinilai pada “ Perspektif Bisnis
Internal ”
- K2 adalah indikator yang digunakan untuk mengukur ketaatan unit – unit PLN
untuk melaksanakan kewajiban :
1. Keselamatan kerja
2. Keselamatan Instalasi
3. Keselamatan Umum
4. Keselamatan Lingkungan
Jika K2 ini tidak dilaksanakan, maka akan menjadi “ Salah satu faktor
pengurang” penilaian tingkat kinerja unit -unit PLN.
2. PENGENALAN SMK3
1. Struktural organisasi
2. Perencanaan
3. Tanggung jawab
4. Pelaksanaan
5. Prosudur dan
6. Sumber daya
Kebijakan SMK3
Dalam ranka pengendalian resiko yang berkaitan dengan kegiatan kerja guna
terciptanya tempat kerja yang aman, efisien dan produktif
Penerapan SMK3
a. Pengusaha
b. Pengurus perusahaan
Penerapan SMK3
TENTANG
MENIMBANG
MENGINGAT
MEMUTUSKAN
MENETAPKAN
BAB I
KETENTUAN UMUM
PASAL 1
3. Tempat kerja adalah setiap ruangan atau lapangan, tertutup atau terbuka,
bergerak atau tetap, dimana tenaga kerja bekerja, atau yang sering dimasuki
tenaga kerja untuk keperluan suatu usaha dan dimana terdapat sumberatau
sumber-sumber bahaya baik di darat, di dalam tanah, di permukaan air,
didalama air maupun di udara didalam wilayah kesatuan hukum Republik
Indonesia
8. Pengusaha adalah
a. Orang atau badan hukum yang menjalankan sesuatu usaha milik sendiri
dan untuk keperluan itu mempergunakan tempatkerja
b. Orang atau badan hukum yang secara berdiri sendiri menjalankan suatu
usaha bukan miliknya dan untuk keperluan itu diperlukan tempat kerja.
c. Orang atau badan hukum termaksud pada huruf a dan b, jika yang diwakili
berkedudukan diluar Indonesia
10. Tenaga kerja adalah tiap orang yang mampu melakukan pekerjaan baik di
dalam maupun diluar hubungan kerja guna menghasilkan jasa atau barang
untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.
11. Laporan audit adalah hasil yang dilakukan oleh badan audit yang berisi fakta
yang ditemukan pada saat pelaksanaan audit di tempat kerja sebagai dasar
untuk menerbitkan sertifikat pencapaian kinerja Sistem Manajemen K3
BAB II
PASAL 2
Tujuan dan sasaran smk3 adalah menciptakan suatu sitem keselamatan dan
kesehatan kerja di
tempat kerja dengan melibatkan unsur manajemen, tenaga kerja, kondisi dan
lingkungan kerja yang terintegrasi, dalam rangka mencegah dan mengurangi
kecelakaan, dan penyakit akibat kerja, serta terciptanya tempat kerja yang aman,
efisien dan produktif.
BAB III
PENERAPAN SMK3
PASAL 3
PASAL 4
BAB IV
AUDIT SISTEM MANAJEMEN K3
PASAL 5
(2) Audit sistem manajemen K3 sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) meliputi
unsur-unsur sebagai berikut.
b. Strategi pendokumentasian
d. Pengendalian dokumen
e. Pembelian
g. Standar pemantauan .
BAB V
KEWENANGAN DIREKTUR
PASAL 6
BAB VI
MEKANISME PELAKSANAAN AUDIT
PASAL 7
(3). Pengurus tempat kerja yang akan diaudit wajib menyedikan dokumen-dokumen
yang diperlukan uantuk pelaksanaan audit sistem manajemn K3.
PASAL 8
(1). Badan audit wajib menyampaikan laporan audit lengkap kepada direktur
dengan tembusan yang disampaikan kepada pengurus tempat kerja yang
diaudit.
(2). Laporan audit lengkap sebagaimana dimaksud ayat (1) mengunakan formulir
sebagaimana tercantum dalam lampiran iii peraturan ini.
(4). Berdasarkan hasil evaluasi dan penilaian tersebut pada ayat (3), direktur
melakukan hal-hal sebagai berikut:
BAB VII
SERTIFIKASI KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA
PASAL 9
(1). Sertifikasi sebagaimana dimaksud pasal 8 ayat (4) huruf a, ditandatangani oleh
menteri dan berlaku untuk jangka waktu 3 (tiga ) tahun.
(2). Jenis sertifikasi dan bendera penghargaan sebagaimana dimaksud dalam ayat
( 1) sebagaiman tercantum dalam lampiran iv peraturan menteri inI
BAB VIII
PEMBINAAN DAN PENGAWASAN
PASAL 10
BAB IX
PEMBIAYAAN
PASAL 11
BAB IX
KETENTUAN PENUTUP
PASAL 12
DITETAPKAN DI : JAKARTA
ttd
Setiap tenaga kerja dan orang lain yang berada ditempat kerja Harus berperan
serta dalam menjaga dan mengendalikan Pelaksanaan K3.
e. Meninjau sebab dan akibat kejadian yang membahayakan dan gangguan serta
hasil penilaian sebelumnya yang berkaitan dengan K3
f. Menilai efisiensi dan efektifitas sumber daya yang disediakan
3.2. Perencanaan
a. Dapat diukur
c. Sasaran pencaapian
Jaminan kemampuan
Integrasi
serta memiliki budaya perusahan yang mendukung dan memberikan kontribusi bagi
sistem manajemen K3 perusahan harus :
c. Dapat memberikan reaksi secara cepat dan tepat terhadap kondisi yang
menyimpang atau kejadian-kejadian lainnya.
Tenaga kerja harus memahami serta mendukung tujuan dan sasaran sistim
manajemen K3 dan perlu disasarkan terhadap bahaya fisik, ergonomik, radiasi,
biologis, dan psikologis yang mungkin dapat mencederai dan melukai tenaga kerja
saat bekerja serta harus memahami sumber bahaya tersebut sehingga dapat
mengenali dan mencegah tindakan yang mengarah terjadinya insiden.
Komunikasi
Komunikasi dua arah yang efektif dan pelaoran rutin merupakan sumber
penting dalam penerapan sistem manajemen K3 penyedian informasi yang sesuai
bagi tenaga kerja dan semua pihak yang terkait dapat digunakan untuk memotivasi
dan mendorong penerimaan serta pemahaman umum dalam upaya perusahaan
untuk meningkatkan kinerja K3
Pelaporan
Prosudur pelaporan informasi yang terkait dan tepat waktu harus ditetapkan
untuk menjamin bahwa sistem manajemen K3 dipantau dan kinerjanya ditingkatkan
prosudur pelaporan internal perlu ditetapkan untuk mengenai :
- Pelaporan kinerja K3
Pendokumentasian
Pengendalian Dokumen
- Izin kerja
- Kegiatan pelatihan K3
- Pemantauaan data.
Penilaian Resiko
Tindakan Pengendalian
kebijakan standar bagi tempat kerja, perancangan pabrik dan bahan, prosudur dan
intruksi kerja untuk mengatur mengendalikan kegiatan produk barang dan jasa
pengendalian resiko kecelakaan dan penyakit akibat kerja dilakukan melalui metode :
- Pengendalian tehnis / rekayasa yang meliputi sistem pendidikan dan pelatihan.
- Pembangunan kesadaran dan motivasi yang meliputi sistem bonus melalui
internal audit, penghargaan dan motifasi diri.
- Evaluasi melalui internal audit, penyelidikan insiden dan etiologi penegakan
hukum
Personil yang memiliki kompetensi kerja harus ditentukan dan diberi wewenang
dan tanggung jawab yang jelas untuk melakukan verifikasi persyaratan sistem
manajemen k3
Pengendalian administratif
Prosudur dan instruksi kerja yang terdokumentasi pada saat dibuat harus
mempertimbangkan aspek K3 pada setiap tahapan. Rancangan tinjauan ulang
prosudur hanya dapat dibuat oleh personel yang memiliki kompetensi kerja dengan
melibatkan para pelaksana personel harus dilatih agar memiliki kompetensi kerja
dalam menggunakan prosedur.
Prosudur harus ditinjau ulang secara berkala terutama jika terjadi perubahan
peralatan, proses, atau bahan aku yang digunakan
Pengadaan barang dan jasa melalui kontrak harus ditinjau ulang untuk
menjamin kemampuan perusahaan dalam memenuhi persyaratan k3 yang
ditentukan.
Pembelian
Sistim pembelian harus menjamin agar produk barang dan jasa serta mitra
perusahaan memenuhi persyaratan K3
Pada saat barang dan jasa diterima di tempat kerja, perusahaan harus
menjelaskan kepada semua pihak yang akan menggunakan barang dan jasa
tersebut mengenai identifikasi penilaian dan pengendalian resiko kecelakaan dan
penyakit akibat kerja
- Penyedian fasilitas P2K3 dengan jumlah yang cukup dan sesuai sampai
mendapat pertolongan medik.
a. Personil yang terlibat harus mempunyai pengalaman dan keahlian yang cukup.
harus digunakan oleh pengurus dalam proses tinjauan ulang tindakan perbaikan dan
pencegahan.
Semua hasil temuan dari pelaksanaan pemantauan, audit dan tinjauan ulang
sistem manajemen K3 harus didokumentasikan dan digunakan untuk identifikasi
tindakan perbaikan dan pencegahan serta pihak manajemen menjamin
pelaksanaannya secara sistimatik dan efektif
- Pelaporan
Ditetapkan di : Jakarta pada tanggal : 12 desember 1996 menteri tenaga kerja r.i
Drs. Abdul latief
Para perserta latihan setelah mempelajari materi teknik pembuatan dokumen ini
diharapkan mengetahui prinsip tentang dokumen, struktur dokumen dan isi dokumen
serta cara membuatnya.
B. Sasaran
Sasaran dari mempelajari materi ini untuk para perseta dapat bagaimana
membuat dokumen sesuai yang diminta oleh sistim manajemen Keselamatan dan
kesehatan kerja baik yang wajib maupun yang tidak dalam rangka untuk memandu
bahawa proses kerja atau prosedur dalam melaksanakan kerja dengan baik
sehingga didapat kondisi yang aman dan nyaman dan produktif.
- Dapat membuat tujuan dan sasaran SMK3 untuk mendapatkan kondisi aman,
nyaman dan produktif sehingga tujuan dan sasaran dapat tercapai yang dapat
diukur.
4.1. Dokumen.
Dokumen adalah merupakan suatu catatan atau data yang dapat mendukung
dalam pembuktian bahwa suatu kegiatan sesuai dengan yang diharapkan oleh
semuapihak yang berkepentingan.
- Memberikan kejelasan tugas, tanggung jawab dan wewenang dari setiap fungsi
organisasi.
Kegiatan apapun dalam kehidupan ini sangat diperlukan komitmen yang cukup
kuat pada pemimpinnya sehingga apa yang menjadi program kita dapat
terlaksana dengan baik dan tepat waktu.
Pada tim yang menangani pembuatan dokumen diperlukan bebrapa orang yang
mempunyai kemampuan baik dalam penulisan dan pengetahuan tentang SMK3
maupun pengetahuan K3.
3. Target waktu
Waktu dalam suatu kegiatatan juga sangat penting untuk ditetapkan agar
semua proses dalam pembuatan dokumen yang diminta oleh SMK3 perlu
ketepatan.
4. Anggaran
5. Pemantauan
Begitu juga pemantauan, dalam kegiatan apabila tidak ada pemantauan maka
tidak dapat diketahui kemajuan dari suatu progress, demikian juga tidak dapat
mengevaluasi dan membuat perbaikan yang berkelanjutan.
Format dan Lay out sebetulnya ngak begitu penting dalam penyusunan
dokumen namun untuk kepentingan keseragaman dan memiliki ciri bahwa
dokumen tersebut sehingga mudah diketahui dan dapat mampu telusur akan
dokumen tersbut.
e. Format dan Lay Out Halaman Dalam SMK, setiap halaman memuat :
- Nomor halaman
i. Menerbitkan Pedoman K3
a. Pendahuluan
b. Profil Perusahaan
c. Definisi
a. Struktur Pedoman K3 :
- Halam Judul
- Halaman pengesahan
- Halaman penerima
- Halaman perubahan
- Daftar isi
- Pengelolaan Pedoman K3
- Kebijakan K3
- Uraian mengenai organisasi perusahaan
- Sistem K3 perusahaan
- Daftar prosedur
b. Struktur Pedoman K3 :
- Halam Judul
- Halaman pengesahan
- Halaman penerima
Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan
38
PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
- Halaman perubahan
- Daftar isi
- Pengelolaan Pedoman K3
- Kebijakan K3
- Sistem K3 perusahaan
- Daftar prosedur
c. Struktur Pedoman K3 :
- Halam Judul
- Halaman pengesahan
- Halaman penerima
- Halaman perubahan
- Daftar isi
- Pengelolaan Pedoman K3
- Kebijakan K3
- Sistem K3 perusahaan
- Daftar prosedur
4.6.2. Kebijakan K3
a. Persyaratan Kebikan K3
- Tertulis
- Struktur organisasi
- Tanggung jawab dan wewenang fungsi-fungi dalam organisasi
- Top Management
- Middle Management
- Line Management
- Semua Karyawan
- Kontraktor
- P2K3
- Dll.
d. Penyusunan Pedoman K3
- Menyusun prosedur-prosedur K3
c. Struktur Prosedur K3
1. Halaman muka
Nomor halaman
Nomor salinan
2. Sejarah perubahan
Nomor dokumen
Nomor revisi
Bagian/Sub bagian yang direvisi, beserta uraian revisi
Direvisi oleh
Disetujui / disahkan oleh
Tanggal pengesahan
5. Referensi/rujukan/acuan
Standar teknis
Prosedur
Peraturan pemerintah
Peraturan perusahaan
6. Definisi
7. Tanggung Jawab
- DIMANA dilaksanakan
- KAPAN dilakukan
9. Lampiran
- Formulir
Sertifikat sebagaimana diatas, ditanda tangani oleh menteri dan berlaku untuk
jangka waktu 3 tahun.
menteri atau pejabat yang ditunjuk. Biaya pelaksanaan audit smk3 dibebankan
kepada perusahan yang diaudit
FORMULIR AUDIT SMK3
DISTRIBUSI LAPORAN :
1. ( NAMA PERUSAHAAN YANG DIAUDIT )
2. (DEPARTEMEN TENAGA KERJA )
3. ( NAMA BADAN AUDIT )
2. PELAKSANAAN AUDIT
TANGGAL : ………………….……………………………………………………………
TEMPAT : ………………………………………….……………………………………
3. TUJUAN AUDIT
…………………………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………………………..
4. LINGKUP AUDIT
…………………………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………………………..
5. TEAM AUDITOR.
8. KESIMPULAN
………………………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………………………….
9. TINDAK LANJUT
………………………………………………………………………………………….
…………………………………………………………………………………………
No
LAPORAN ……………… LAPORAN AUSDIT HALAMAN ……………
SMK3
1 PERTEMUAN AWAL
2 PELAKSANAAN AUDIT
3 PERTEMUAN AKHIR
No
LAPORAN ……….. LAPORAN AUSDIT HALAMAN …………………..
SMK3
TIDAK SESUAI
SESUAI
MAYOR MINOR
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
DITETAPKAN ; DI JAKARTA
PADA TANGGAL : 12 SD DESEMBER
ttd
DRS. ABDU L ATIF
Untuk Lebih Jelasnya Dapat Dilihat Sebagaimana Tabel I Dan II dibawah Ini.
11.1.3. 11.1.4.
12 PENGEMBANGAN 12.2.1.12.2.2 .12.2.2. 12.1.2. 12.1.3. 12.1.1. 12.1.7.
KETRAMPILAN DAN 12.3.1. 12.4.1. 12.1.4. 12.1.5. 12.1.8. 12.3.3.
KEMAMPUAN 12.5.1. 12.1.6. 12.3.2.
12.4.2.
6.1.1. Kebijakan
6.5. Pembelian
Barang dan jasa yang dipasok pelanggan, sebelum digunakan terlebih dahulu
diintifikasi potensi bahaya dan menilai resikonya. cacatan tersebut dipelihara
untuk memeriksa prosudur ini.
Produk yang disediakan oleh pelangan dapat diidentifikasi dengan jelas.
6.6.2. Pengawasan
6.6.6. Pelayanan
Keadaan darurat yang potensial (didalam atau diluar tempat kerja) telah
diidentifikasi dan prosedur keadaan darurat tersebut telah didokumentasikan.
Prosedur keadaan darurat di uji dan ditinjau ulang secara rutin oleh petugas
yang kompoten.
Tenaga kerja mendapat instruksi dan pelatihan mengenai prosudur keadaan
darutrat yang sesuai dengan tingkat reiko
Petugas penanganan keadaan darurat diberikan pelatihan khusus.
Instruksi keadaan darurat dan hubungan keadaan darurat diperlihatkan secara
jelas/menyolok dan diketahui oleh seluruh tenaga kerja.
Alat dan sistem tanda bahaya keadaan darurat diperiksa, diuji dan dipelihara
secara berkala.
Kesesuaian, penempatan dan kemudahan untuk mendapatkan alat keadaan
darurat telah dinilai oleh petugas yang berkompeten.
Perusahaan telah mengevaluasi alat P3K dan menjamin bahwa P3K yang ada
memenuhi standar dan pedoman tehnis yang berlaku.
Petugas P3K telah dilatih dan ditunjuk sesuai dengan peraturan perundangan.
Terdapat prosedur untuk mengidentifikasi potensi bahaya dan nilai resiko yang
berhubungan dengan penanganan secara manual dan mekanis.
Identifikasi dan penilaian resiko yang berhubungan dengan penanganan secara
manual dan mekanis.
Perusahaan menerapkan dan meninjau ulang cara pengendalian resiko yang
berhubungan dengan penanganan secara manual atau mekanis
Prosedur untuk penanganan bahan meliputi metode pencegahan terhadap
kerusakan, tumpahan, dan bocoran
6.10.1. Catatan K3
Pelatihan diberikan kepada semua tenaga kerja termasuk tenaga kerja baru
dan yang dipindahkan agar mereka dapat melaksanakan tugasnya secara
aman
Pelatihan diselengarakan kepada tenaga kerja apabila ditempat kerjanya terjadi
perubahan sarana produksi atau proses.
Apabila diperlukan diberikan pelatihan penyegaran kepada semua tenaga kerja.
Secara umum dalam mengatasi suatu masalah pada suatu sistim hanya dilihat
sepotong–sepotong dan kurang melihat masalah tersebut secara menyeluh serta
sebab akibat dari masalah yang timbul. Untuk itu dalam mengatasi hal itu perlu
dilakukan tinjauan awal masalah sistim yang lebih baik didalam menyelesaikannya
Tinjauan awal ini sangat berguna untuk melihat kondisi awal dari masalah yang
berada pada sistim sehingga dapat dipergunakan sebagai bahan kajian
penyelesaian masalah terhadap peraturan perundangan dan standar yang telah
ditetapkan sehingga mendapatkan hasil yang lebih baik
Dalam Melakukan suatu pekerjaan yang sifatnya isidentil dan tidak dilakukan
secara rutin serta berhubungan dengan beberapa bidang dalam organisasi
perusahaan agar mendapatkan hasil yang maksimum maka perlu dibentuk Tim.
7.1.2. Tujuan
A. Tugas Pokok
Tugas pokok dalam melakukan dalam Tim ini adalah sebagai berikut:
- Meninjau kondisi unit kerja terhadap pelaksanaan K3 di unit kerjanya.
B. Kompetensi Tim
Kompetensi anggota dalam tim perlu juga diketahui sejauh mana dapat
membantu pelaksanaan tugas dan akan lebih baik dari semua bidang yang ada
dalam organisasi unit ada yang mewakili / dilibatkan minimal pada bidang-bidang
yang memiliki resiko bahaya tinggi
Struktur organisasi Tim SMK3 tidak perlu dibuat yang rumit, cukup yang
sederhana
Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan
66
PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
D. Struktur Organisasi K3
Struktur organisasi K3 sebaiknya pada unit kerja dibentuk atau dibuat sesuai
dengan besar dan luasan atau rumitnya proses produk / pekerjaan, dan sebaiknya
ada pada struktural namun apabila cakupan luasannya kecil dan tidak rumit maka ini
hanya perlu ditunjuk seorang yang memepunyai pengetahuan, motivasi, kemauan
dan dapat dipertanggung jawakan hanya ditunjuk seorang petugas pada fungsional
organisasi unit kerjanya.
Melihat sejauh mana penerapan dan kinerja Keselamatan dan Kesehatan Keja
(K3) di tempat kerja dibandingkan dengan permintaan Sistim Manajemen
Keselamatan dan Kesehatan Kerja ( SMK3 ) serta ketentuan peraturan perundangan
yang berlaku.
Seperti telah dikatakan diatas bahwa tinjauan awal akan digunakan untuk
merencakan dan pengembangan SMK3 oleh karena itu perencanaan yang efektif
guna pencapaian keberhasilan penerapn dan kegiatan SMK3 dengan sasaran yang
jelas dan dapat diukur.
Perencanaan harus memuat tujuan, sasarandan indikator kinerja yang
diterapkan dengan mempertimbangkan identifikasi sumber bahaya, penilaian dan
pengendalian resiko sesuai dengan persyartan perundangan yang berlaku serta hasil
pelaksanaan tinjauan awal terhadap Keselamatan dan Kesehatan Kerja ( K3 )
- TIM EVAKUASI yaitu Tim Kerja yang mampu melakukan evakuasi tenaga keja,
tamu, dokumen dan peralatan atau barang berharga dari situasi kerjadian yang
berbahaya pada unit kerjanya.
- TIM P3K adalah tim kerja yang dapat mampu melakukan pertolongan pertama
pada kecelakaan apabila situasi terjadinya kecelakaan pada unit kerjanya
- TIM TANGGAP DARURAT yaitu Tim Kerja yang mampu melakukan tanggap
darurat apabila situasi kerjadian yang berbahaya pada unit kerjanya untuk
melakukan pencegahan / mengurangi resiko yang akan timbul
- TIM INVESTIGASI yaitu Tim Kerja yang mampu melakukan investigasi dari
situasi kerjadian pada unit kerjanya sehingga didapat data dan fakta untuk
penyelidikan sebab akibat dari kejadian tersebut
- PENGAMANAN yaitu Tim Kerja yang mampu melakukan pengamanan tenaga
keja, tamu, dokumen dan peralatan atau barang berharga dari situasi kerjadian
yang berbahaya pada unit kerjanya sehingga tidak timbul kerugian tambahan
dan resiko baru.
- Dan Tim lainya bila diperlukan dalam melaksanakan SMK3 yang baik dan
teratur sehingga tercapai tujuan perusahaan
Pada saat meninjau awal maka tim perlu memahami dan mengetahui bentuk
usaha tempat kerja, dalam arti tim harus mengerti bentuk usaha seperti hal-hal
dibawah ini :
- Usahanya unit kerja
- Besarnya unit kerja
- Luasan unint kerja
- Organisasi unit kerja
- Visi misi unit usaha
- Target-target tempat usaha
Setiap perusahaan mungkin saja ada hal-hal yang menjadi istimewa dalam
suatu proses dari bahan baku sampai dengan produk jadi ini dijadikan perhatian
khususnya dalam melihat resiko bahaya. Bila tidak dapat diketahui keistimewaannya
bagaimana akan mengetahui memperbuat perlakuaan pencegahan penangulangan
sehingga resiko bahaya tersebut dapat dikendalikan
Hal-hal istimewa dalam proses tersebut seperti dibawah ini :
- Bahan Baku ( bensin, solar, uranium, minyak tanah,
gas, dll )
- Peralatan dalam proses ( Ketel Uap, Generator, PMT,
kompresor, alat angkat angkut, ban berjalan dll )
Kondisi tempat kerja yang perlu di lihat adalah apakah tempat tersebut sudah
memenuhi standar atau perundangan yang berlaku sehingga nantinya akan
diketahui bahwa tempat tersebut tidak aman dan nyaman serta efektif misalnya :
- Bahan baku ( tempat, jumlah, posisi, pemindahannya
dll )
- Proses ( urutan proses, argonomic, macam peralatan
dll )
- Penyimpan atau gudang ( penempatannya, luasan,
posisi dll )
- Angkat angkutnya ( Pesawat angkat angkut, forklif,
kendaran dll )
- Lingkungan Kerja ( Masyarakat sekitar, karyawan,
pengamanan, alam dll )
I. Proses Kerja
Agar tidak menjadi maslah ( resiko bahaya ) dikemudian hari maka perlu
dilakukan peninjauan awal terhadap proses kerja yang ada dengan menetapkan
prosedur untuk mengkoordinir situasi dimana jika tidak ada prosudur tersebut
menyebabkan penyimpangan kebijakan dan tujuan K3
Metode untuk identifikasi bahaya ditetapkan secara rinci mengenai lingkup, sifat
dan waktu untuk memastikan hal tersebut proaktif bukan reaktif
Tahapan kegiatan identifikasi
- Menelusuri sumber bahaya
- Mengenali bahaya potensial
- Menentukan potensi bahaya
- Menentukan biaya dan prioritas
7.2.1. Menilai Resiko Bahaya
A B
KEMUNGKINAN TINGKAT RESOKO
URAIAN BAHAYA
PENANGGULANGAN
1. Basing dibersikan secara rutin ( setiap tiga bulan ) dari debu untuk
mengurangi ketebalan debu sehingga tidak terjadi flas over
2. Patroli kondisi trafo secara rutin dilakukan 1 ( satu ) kali dalam setiap ship
jaga ( lihat SOP Operasi Unit dan SOP Patroli Operasi )
TINKAT
Hasil tinjauan awal selanjutnya dianalisa data-data yang didapat atas dasar
resiko yang muncul pada suatu kejadian untuk meninjau akan sebab akibatnya
sehingga dapat ditindaklanjuti dan diperbaiki dari kejadian yang membahayakan
8. STUDY LAPANGAN