RENCANA KESELAMATAN
KONSTRUKSI
PERTEMUAN KE-17, SEMESTER VI
OLEH: MUJI RIFAI
TUJUAN PEMBELAJARAN
ACCIDENT FREE
01 Keinginan untuk selamat dan terhindar dari bahaya
BUSSINESS INTERUPTION
02 Keinginan untuk terhindar dari kerugian materi akibat kecelakaan
COSTUMER SATISFACTION
04 Desakan dari pihak luar dan tuntutan masyarakat
3
SASARAN KESELAMATAN KONSTRUKSI
4
KONSEP KESELAMATAN KONSTRUKSI
Identifikasi Inspeksi
Syarat K3
Hazard K3
Konsep
K3
Ref: UU, Peraturan, Standar
“Safe Project
Execution” 5
OUTCOME: TUJUAN K3
Proses produksi 01 03 Kesejahteraan
lancar meningkat
REF. UU NO 1 TH 1970
• Melindungi Para Pekerja dan
Orang Lain di Tempat Kerja
• Menjamin Setiap Sumber
Produksi Dipakai Secara Aman
dan Efisien
• Menjamin Proses Produksi
Berjalan Lancar
Produktivitas
meningkat 02
6
PENDEKATAN DAN PENGERTIAN
KESELAMATAN KONSTRUKSI
•KEILMUAN
PHILOSOPHY Suatu ilmu pengetahuan dan penerapannya
Upaya atau pemikiran dan penerapannya
dalam upaya mencegah kecelakaan, kebakaran,
yang ditujukan untuk menjamin keutuhan dan
peledakan, pencemaran, penyakit akibat kerja,
kesempurnaan baik jasmaniah maupun dll
rohaniah tenaga kerja pada khususnya dan
manusia pada umumnya, hasil karya dan •KEMANUSIAAN
budaya, untuk meningkatkan kesejahteraan
tenaga kerja. K3 merupakan Hak Asasi Manusia
(HAM). Kecelakaan menimbulkan
HUKUM
penderitaan bagi korban dan
Peraturan Perundang-Undangan Ketenagakerjaan
keluarganya sehingga K3 sebagai
antara lain:
• UU No 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja
pelindung bagi pekerja dan
• UU No 13 Tahun 2013 tentang Ketenagakerjaan masyarakat.
• PP No 50 Tahun 2012 tentang Penerapan SMK3
•
•
Permen PU No 21 Tahun 2019 tentang Pedoman SMKK • EKONOMI
Peraturan Kementerian Tenaga Kerja dan
Transmigasi yang terkait K3 K3 mencegah kerugian dan
meningkatkan produktivitas kerja.
7
DEFINISI BAHAYA
10
JENIS BAHAYA KONSTRUKSI
05 Psychological
Hazard
01 Physical Hazard
Biological
06 Hazard
02 Chemical Hazard
07 Ergonomic
03 Electrical Hazard
Aman yaitu bebas dari
bahaya, bebas dari
04 Mechanical Hazard gangguan, terlindung,
tidak mengandung
risiko, tidak merasa
takut.
12
KONDISI YANG BERBAHAYA
SK Dirjen Binawas Ketenagakerjaan NOMOR : KEP. 84/BW/1998 • D7 : Iklim kerja yang tidak aman (suhu udara yang
TANGGAL : 8 APRIL 1998
Sebagai lampiran dari Permenaker No: 03/MEN/1998, tentang
terlalu tinggi,, kelembaban udara yang berbahaya,
Tatacara Pelaporan Kecelakaan Kerja faktor biologi, dan lainlain).
• D8 : Tekanan udara yang tidak aman (tekanan udara
• D1 Pengamanan tidak sempurna pada alat (tidak yang tinggi dll).
terdapat safety ) • D9 : Getaran yang berbahaya (getaran frekuensi
• D2 : Peralatan/bahan yang tidak sesuai peruntukan rendah, dan lain-lain).
• D3 : Kecacatan, ketidaksempurnaan (kondisi tidak • D10 : Bising (suara yang intensitasnya melebihi nilai
semestinya, misalnya: kasar, licin, tajam, timpang, aus, ambang batas).
retak, rapuh, dan lain-lain). • D11 : Pakaian, kelengkapan yang tidak aman (APD tidak
• D4 : Pengaturan prosedur yang tidak aman (misalnya: sesuai standar).
penyimpanan, peletakan yang tidak aman, di luar batas • D12 Kejadian berbahaya lainnya (bergerak atau
kemampuan, pembebanan lebih, faktor psikososial, dan berputar
: terlalu lambat, peluncuran benda, ketel/tangki
lain-lain). melendung, konstruksi retak, korosi, dan lainlain).
• D5 : Penerapan tidak sempurna (kurang cahaya, silau,
dan lain-lain).
• D6 : Ventilasi tidak sempurna (pergantian udara segar
yang kurang,).
10
TINDAKAN YANG BERBAHAYA
SK Dirjen Binawas Ketenagakerjaan NOMOR : KEP. 84/BW/1998 TANGGAL : 8 APRIL 1998 Sebagai lampiran dari
Permenaker
No: 03/MEN/1998, tentang Tatacara Pelaporan Kecelakaan Kerja
• E1 : Melakukan pekerjaan tanpa wewenang, lupa mengamankan, lupa memberi
tanda/peringatan.
• E2 : Bekerja dengan kecepatan berbahaya.
• E3 : Membuat alat pengaman tidak berfungsi (melepaskan, mengubah, dan lain-lain).
• E4 : Memakai peralatan yang tidak aman, tanpa peralatan.
• E5 : Memuat, membongkar, menempatkan, mencampur, menggabungkan dan sebagainya dengan tidak
aman (proses produksi).
• E6 : Mengambil posisi atau sikap tubuh tidak aman (ergonomi).
• E7 : Bekerja pada objek yang berputar atau berbahaya ( misalnya membersihkan, mengatur,
memberi pelumas, dan lain-lain).
• E8 : Mengalihkan perhatian, mengganggu, sembrono/dakar, mengagetkan, dan lain-lain).
• E9 : Melalaikan penggunaan alat pelindung diri yang ditentukan.
• E10 : Lain-lain.
11
FAKTOR-FAKTORPENYEBAB TERJADINYA KECELAKAAN
KONSTRUKSI
01 02 03 04
12
ACCIDENT DAN INCIDENT
Accident
Kejadian yang tidak dikehendaki dan
tiba-tiba yang dapat menimbulkan
korban manusia, harta benda dan
lingkungan
Incident
Suatu keadaan/kondisi apabila pada saat
itu sedikit saja ada perubahan maka dapat
mengakibatkan terjadinya kecelakaan
(accident)
13
PENYEBAB KECELAKAAN DAN AKIBAT KERUGIANNYA
KECELAKAAN
ADALAH AKIBAT DARI RANGKAIAN SEBAB-
AKIBAT (DOMINO EFFECTS)
LEMAH PENGENDALIAN/ SEBAB-SEBAB DASAR SEBAB LANGSUNG KONTAK DENGAN ENERGI ATAU KERUGIAN
1. FAKTOR PERSONAL 1. TINDAKAN TAK AMAN BAHAN 1. MANUSIA
PENGAWASAN
2. FAKTOR PEKERJAAN 2. KONDISI TAK AMAN 2. HARTA BENDA
1. PROGRAM TAK SESUAI
3. PROSES KERJA
2. STANDAR TAK COCOK
4. LINGKUNGAN
3. TAK PATUH STANDAR 5. MASYARAKAT
14
Induksi Keselamatan dan
Kesehatan Kerja ( K3 )
“
Pengertian Induksi K3 adalah
“
pengendalian bahaya, tanggap
darurat, dan cara-cara penyelamatan
pada kegiatan.
15
INDUKSI KESELAMATAN KONSTRUKSI
16
TATA CARA
INDUKSI K3
Induksi Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Bahan/materi induksi harus tersedia dalam jumlah Jenis induksi Keselamatan dan Kesehatan Kerja
c yang sesuai dengan jumlah peserta dan jenis induksi. h adalah induksi umum, induksi lokal, induksi tamu,
dan induksi ulang.
Alat bantu untuk mempermudah dan memperjelas
d penyampaian materi induksi harus disesuaikan
dengan jenis dan kondisi yang ada di lokasi.
17
INDUKSI
UMUM
a) Induksi harus diberikan kepada karyawan baru yang akan melakukan pekerjaan
di
perusahaan.
b) Induksi dilakukan oleh orang yang berkompeten yang diberi wewenang
oleh perusahaan.
c) Topik materi induksi harus dimasukkan dalam suatu daftar periksa dan akan
menjadi acuan bagi pelaksana induksi. Topik tersebut sekurang-kurangnya
mencakup:
1. Hak dan kewajiban karyawan dan pengusaha dalam hal
Keselamatan dan
Kesehatan Kerja berdasarkan peraturan yang berlaku.
2. Kebijakan dan sistem manejemen K3 perusahaan.
3. Peraturan umum Keselamatan dan Kesehatan Kerja perusahaan.
4. Prestasi K3 dan pengalaman kegagalan sistem K3 (Kecelakaan).
5. Gambaran umum kegiatan perusahaan dan struktur organisasi perusahaan.
6. Prosedur penanganan gawat darurat, nomor telepon, komunikasi saluran
radio,
7. Prosedur evakuasi dan tempat berkumpul bila ada kebakaran dan atau
keadaan 18
darurat.
INDUKSI
TAMU
a) Induksi dilakukan saat tamu akan masuk ke daerah kerja.
b) Induksi untuk tamu diberikan oleh pegawai K3 atau petugas lain yang ditunjuk,
Topik/materi induksi dimasukan dalam suatu brosur yang disediakan khusus untuk petunjuk tamu,
mencakup: 1. Gambaran umum proyek.
2. Kebijakan perusahaan dan proyek tentang K3.
3. Kewajiban tamu selama berada di lingkungan proyek.
4. Tempat berkumpul bila ada kebakaran dan fasilitas lainnya
19
Pertemuan Kelompok
Pekerja K3
(Tool Box Meeting)
Pertemuan Kelompok Pekerja dapat dilaksanakan Dipimpin oleh Kepala Anggota pertemuan
kapan saja (sewaktu-waktu) dengan durasi waktu Regu (Mandor yang kelompok pekerja
pertemuan cukup pendek, berkisar 10 s/d 15 menit sudah dilatih) adalah kelompok
atau lebih, dan tempat pelaksanaannya dimana saja pekerja yang terlibat
di lokasi tempat kerja (lapangan). dalam proses
pekerjaan secara
Pertemuan Kelompok Pekerja harus dilaksanakan langsung dilapangan
minimal 1 kali dalam 1 minggu, yang lebih utama,
dapat dilaksanakan setiap hari.
22
Pertemuan Kelompok Pekerja K3 (Tool Box
Meeting)
23
ALAT PELINDUNG DIRI
(APD)
GUNAKAN APD SESUAI
DENGAN PENGENDALIAN
BAHAYA DAN RISIKONYA
APD ADALAH HIRARKI
PENGENDALIAN PADA TINGKAT
BAHAYA PALING AKHIR SETELAH
ELIMENASI, SUBTITUSI,
REKAYASA TEKNIK DAN
ADMINISTRASI
TERIMA
KASIH
26