Disampaikan oleh
Ir. T Saut P Siahaan, MKes
pada acara bincang-bincang :
IMTC-Global Training
Jakarta, 9 Juni 2021
Country Competitiveness Vs Safety
Soehatman Ramli
QUOTES
OF
THE DAY
“segala kegiatan untuk menjamin dan
melindungi keselamatan dan kesehatan
tenaga kerja dan orang lain di tempat kerja
melalui upaya pencegahan kecelakaan kerja
dan penyakit akibat kerja”
Menciptakan
K3
lingkungan Mengendalikan atau meniadakan
kerja yang aman, sehat dan potensi bahaya untuk mencapai
sejahtera, bebas dari tingkat risiko yang dapat diterima
kecelakaan dan penyakit dan sesuai dengan standar yang
akibat kerja. ditetapkan.
Perbedaan
VR 1910 vs UU 1/1970
• Ruang lingkup :
Tempat kerja
• Sifat : Preventive
UU No 1 Th 1970
• Ruang lingkup :
Pabrik dan (Pembinaan &
Koordinatif)
VR 1910
bengkel
• Sifat : • Sentralisasi
Repressive kebijakan
• Desentralisasi
operasional
ILO dalam resolusinya menyatakan ada 3 prinsip dasar K3, yaitu :
1. Work should take place in a safe and healthy working
environment
2. Conditions of work should be consistent with workers well-
being and human dignity
3. Work should offer real possibilities for personal achievement,
self-fulfilment, and service to society
Points of concern
1. Penerapan prinsip-prinsip sains (application of scientific principles)
2. Pemahaman pola risiko (understanding the nature of risk)
3. Ruang lingkup keilmuan K3 cukup luas baik didalam maupun diluar
industri
4. K3 merupakan multidisiplin profesi
5. Ilmu-ilmu dasar yang terlibat dalam keilmuan K3 adalah fisik, kimia,
biologi, dan ilmu-ilmu perilaku
6. Area garapan : industri, transportasi, penyimpanan dan
pengelolaan material, domestik dan kegiatan lainnya seperti rekreasi
K3 – Keselamatan dan Kesehatan Kerja
K3 merupakan salah satu aspek perlindungan tenaga kerja dan
sekaligus melindungi aset perusahaan/ industri.
UU ZA
SMK3 AWARD
I/70
Intervensi di Indonesia Protocol K3
& SDM
SMK3
UU 1/70
LATAR BELAKANG KEBIJAKAN SMK3
a. Lemahnya pelaksanaan keselamatan dan kesehatan kerja (K3) di perusahaan atau tempat kerja
karena kurangnya kesadaran masyarakat industri
b. Lemahnya pelaksanaan pengawasan norma K3 karena terbatasnya personil dan sarana yang ada
maupun rendahnya skala prioritas dari kebijakan pimpinan unit pengawasan di daerah
c. Kurangnya kontrol sosial masyarakat karena terbatasnya informasi dan lemahnya sosialisasi yang
diselenggarakan oleh pemerintah
d. Terbatasnya pelaksanaan pemeriksaan dan pengujian terhadap peralatan, instalasi, proses, bahan
dan lingkungan kerja yang dapat membahayakan tenaga kerja dan aset perusahaan
e. Belum adanya pemeriksaan K3 yang dapat mencakup keseluruhan proses produksi seperti yang
dimaksud dalam pasal 4 UU No.1 Tahun 1970 untuk memberikan jaminan keamanan tempat kerja
f. Kualitas tenaga kerja berkorelasi dengan kesadaran atas K3 dan relatif rendahnya komitment
pimpinan perusahaan dalam hal K3
g. Tuntutan global dalam perlindungan tenaga kerja yang diterapkan oleh ILO
h. Desakan LSM internasional dalam hal hak tenaga kerja untuk mendapatkan perlindungan
yang selanjutnya
disingkat SMK3 adalah
bagian dari sistem
manajemen prsh secara
keseluruhan dalam
rangka PENGENDALIAN
RISIKO yang berkaitan
dengan kegiatan kerja
guna terciptanya tempat
kerja yang aman, efisien
dan produktif
√ KETENTUAN UMUM,
BAB I, PASAL 1 PP NO.50/2012
√
Mandatory Program
Level III
Ministry Regulation No. 05 Year 1996 concerning
OSH Management System
Kenapa
ACT No. 13 Year 2003 concerning Manpower Mandatory
Article 87 atau
Level I Compulsory
Compulsory in every company to implement OSH
Management System
Melibatkan:
1. Terencana 1. Unsur Manajemen
2. Terukur 2. Pekerja/Buruh
3. Terstruktur 3. Serikat Pekerja /
4. Terintegrasi Serikat Buruh
Dalam menerapkan SMK3, setiap perusahaan wajib melaksanakan:
Peningkatan
berkelanjutan Penetapan
kebijakan K3
Peninjauan
Peninjauan dan
Ulang&
peningkatan
Peningkatan
kinerja SMK3
oleh manajemen
Perencanaan
√ K3
Pemantauan dan
evaluasi kinerja K3
Pelaksanaan
rencana K3
√
13/2003 RISIKO TINGGI
1/1970
K3 KETENAGA
KERJAAN WAJIB
SMK3
PP
50/2012
SMK3
PERMENAKER PERMEN PU
05/1996 21/2019
SMK3 SMK3 PU
SMK3 PP No. 50/2012 ttg
ditegaskan Penerapan SMK3
kembali dalam (12 April 2012)
UU 13 tahun
Di Internasional 2003 pasal 87
perkembangan sistem
manajemen K3 mulai
berkembang melalui ILO
OSHMS Guideline Tahun
2001
OHSAS 18000
dikembangkan pada
tahun 2001
1.SMK3L - Pertamina
2.SMK3 Rmh Sakit (K3RS)
3.SMK3 Konstruksi
4.CSMS
5.ISPO/RSPO
6.SMK3 Pertambangan
√
7.SMK3 Migas
8.SMK3 Perkeretaapian (SMKP)
9.SMK3 IND. APPREAL (Better Work)
10. CHSE (Pariwisata)
UU UU
No. 13 Thn
No 1 Thn 1970
2003
(Pasal 15)
Pasal 190)
PIDANA ADMINISTRATIF
1. Kurungan selama-lamanya 3 1. Teguran;
2. Peringatan tertulis;
(tiga) bulan atau
3. Pembatasan kegiatan usaha;
2. Denda setinggitingginya Rp. 4. Pembekuan kegiatan usaha;
100.000,- (seratus ribu 5. Pembatalan persetujuan;
rupiah). 6. Pembatalan pendaftaran;
7. Penghentian sementara sebagian atau seluruh alat
produksi;
ILO
√ The most efficient way to build a
sustained safety culture
Establishment of OSH MS
Regulation Based Risk Based
OSH OSH
Program √ Program
OSH MS
1. KEPATUHAN TERHADAP
PERATURAN K3
PENERAPAN?
2. PENERAPAN RISK MANAGEMENT
DI AUDIT!
AUDITOR SMK3
KOMPETENSI?
√
The need for a Management System
➢ To follow global trends and practices in
managing any loss potential issues such as
quality, environment, safety & health,
security, etc.
➢ To maintain consistency on OSH practices
and controlling work place hazards
➢ To take advantage of the opportunity for
continual improvement initiatives
√
➢ To integrate several issues into a single
system that includes quality, security,
environment, safety & health, etc.
WHY IMPLEMENT OSHMS?
• Risk Based Thinking
Change • Worker Engagement
√ Improved
Risk
Management
• Systematic Approach
• Reduce Culpability
Performance • Protection
Proven • Leadership
• Action
• Improvement
1. Proactive & Preventive
2. Integrated System
3. Involve Everyone
4. Depend on Management
Support & Commitment
50
Strategi Implementasi K3
Kecelakaan
Engineering
Control
SMK3
Musibah Kecelakaan
Dianalisis
Potensi Human
bahaya Control
di
Kompetensi
identifikasi
SDM K3
Diterima Kesadaran
(Takdir) Upaya Di Disiplin BUDAYA
Perbaikan kendalikan Individu Kelompok Masyarakat
Merubah Paradigma
Causes of Accidents Consequences of Accidents
Accident Process
Time
ts@utps-k3
ILO Guidelines and links to National and Tailored Guidelines
(Pedoman ILO dan kaitannya dengan Pedoman Nasional dan Pedoman dng desain khusus)
ILO Guidelines on
OSH MS
Pedoman ILO tentang
SMK3
Employee Improved
morale quality
Improved Improved
efficiency productivity
INTEGRATED INTO THE BUSINESS…
Business Linking Safety and
Value steps Health
• Senior management
commitment and Principles
•Corporate Image involvement
•Ability to Compete • Employee active • Safety is a core
participation value of the
•Access to Global
• Shared goals and company’s culture
Markets
accountability • A systems approach
•Employee Morale • Defined roles and is taken toward
•Efficiency and responsibilities safety
• Common language • Safety is integrated
Productivity
• Effective communication throughout the
•Product and • Right resources company
Service Quality • Balanced performance • Employees
•Cost and Risk measures
participate at all
• Knowledge sharing and
Reduction levels
information transfer
Management
Commitment
Employee
Systems
Involvement
Source: OSHA
1930 1980 1990 2000 2010
Safety OSH MS SMK3 SMK3
Upaya K3
Management Sistem Berbasis Berbasis
Unsafe Act
IEDIM Manajemen K3 Risiko Budaya
Unsafe
Condition PDCA Risk Based
1 2
• UU 1 tahun 1970
• UU 32 tahun 2009
• Kepmen 187 tahun 1999
• PP 74 tahun 2001
• SE 140 tahun 2004
• PP 101 tahun 2014
• Kepdirjen 84 tahun 2012
• Permen 74 tahun 2019
• PP 50 tahun 2012
4 3
• UU 9 tahun 2008
• PP 21 tahun 2008
• Permen 19 tahun 2019
Revolusi Industri Ke-4
Berbasis
Risiko
Initial Risk :
(Risk Base ✓ aspek Keselamatan;
Approach) Bersifat ✓ aspek Kesehatan;
ex-post ✓ aspek Lingkungan;
✓ aspek Pemanfaatan
dan Pengelolaan
Sumber Daya; dan
✓ aspek lainnya.
Ref : Lamp III PP 50 tahun 2021
Momentum
is a key thing
You either have
it and You are
growing or You
don’t have it
and You are
Dying
–Jeff Walker