Anda di halaman 1dari 77

Disampaikan oleh
Ir. T Saut P Siahaan, MKes
pada acara bincang-bincang :
IMTC-Global Training
Jakarta, 9 Juni 2021
Country Competitiveness Vs Safety

Soehatman Ramli
QUOTES
OF
THE DAY
“segala kegiatan untuk menjamin dan
melindungi keselamatan dan kesehatan
tenaga kerja dan orang lain di tempat kerja
melalui upaya pencegahan kecelakaan kerja
dan penyakit akibat kerja”
Menciptakan
K3
lingkungan Mengendalikan atau meniadakan
kerja yang aman, sehat dan potensi bahaya untuk mencapai
sejahtera, bebas dari tingkat risiko yang dapat diterima
kecelakaan dan penyakit dan sesuai dengan standar yang
akibat kerja. ditetapkan.
Perbedaan
VR 1910 vs UU 1/1970
• Ruang lingkup :
Tempat kerja

• Sifat : Preventive

UU No 1 Th 1970
• Ruang lingkup :
Pabrik dan (Pembinaan &
Koordinatif)
VR 1910

bengkel
• Sifat : • Sentralisasi
Repressive kebijakan
• Desentralisasi
operasional
ILO dalam resolusinya menyatakan ada 3 prinsip dasar K3, yaitu :
1. Work should take place in a safe and healthy working
environment
2. Conditions of work should be consistent with workers well-
being and human dignity
3. Work should offer real possibilities for personal achievement,
self-fulfilment, and service to society

Points of concern
1. Penerapan prinsip-prinsip sains (application of scientific principles)
2. Pemahaman pola risiko (understanding the nature of risk)
3. Ruang lingkup keilmuan K3 cukup luas baik didalam maupun diluar
industri
4. K3 merupakan multidisiplin profesi
5. Ilmu-ilmu dasar yang terlibat dalam keilmuan K3 adalah fisik, kimia,
biologi, dan ilmu-ilmu perilaku
6. Area garapan : industri, transportasi, penyimpanan dan
pengelolaan material, domestik dan kegiatan lainnya seperti rekreasi
K3 – Keselamatan dan Kesehatan Kerja
K3 merupakan salah satu aspek perlindungan tenaga kerja dan
sekaligus melindungi aset perusahaan/ industri.

❖ Setiap tenaga kerja berhak mendapat


perlindungan atas keselamatan dan
kesehatan dalam melakukan pekerjaan, dan
setiap orang lainnya yang berada di tempat
kerja perlu terjamin pula keselamatannya
serta setiap sumber produksi perlu dipakai
dan dipergunakan secara aman dan efisien
sehingga proses produksi berjalan lancar (UU
No 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja).
❖ Hak atas jaminan keselamatan ini
membutuhkan prasyarat adanya lingkungan
kerja yang aman dan sehat bagi tenaga kerja
dan masyarakat di sekitarnya.
SYARAT-SYARAT K3
a. Mencegah dan mengurangi kecelakaan i. Memperoleh penerangan yang memenuhi
syarat
b. Mencegah, mengurangi dan memadamkan
kebakaran j. Menyelenggarakan suhu dan lembab udara
yang baik
c. Mencegah dan mengurangi bahaya k. Menyelenggarakan penyegaran udara yang
peledakan cukup
d. Menyelamatkan diri pada waktu kebakaran l. Memelihara kebersihan, kesehatan dan
ketertiban
dan kejadian lain yang berbahaya
m. Ergonomi
e. Memberikan pertolongan pada kecelakaan n. Penyimpanan dan penanganan bahan
berbahaya
f. Memberi APD pada para pekerja
o. Mengamankan dan memelihara segala jenis
g. Mencegah dan mengendalikan timbul atau bangunan
menyebar luasnya suhu, kelembaban, debu, p. Mengamankan dan memperlancar pekerjaan
kotoran, asap, uap, gas, hembusan angin, bongkar muat, perlakuan dan penyimpanan
barang
cuaca, sinar radiasi, suara dan getaran
q. Mencegah terkena aliran listrik yang berbahaya
h. Mencegah dan mengendalikan timbulnya
penyakit akibat kerja baik fisik maupun r. Menyesuaikan dan menyempurnakan
pengamanan pada pekerjaan yang bahaya
psikis, peracunan, infeksi dan penularan. kecelakaannya menjadi bertambah tinggi.
SYARAT-SYARAT K3

TUJUAN : DITETAPKAN MELALUI :


1. Menghindarkan risiko 1. PENDEKATAN TEHNIS
(Avoiding of Risk) (Technical Approach)
2. Mencegah kecelakaan kerja 2. PENDEKATAN PROSEDUR
(Preventing of Accident) (Procedural Approach)
3. Mengurangi Konsekuensi/ 3. PENDEKATAN FAKTOR MANUSIA
akibat yang ditimbulkan oleh (Human Approach)
kecelakaan kerja
(Mitigating of Consequency)
Revolusi Industri 4.0

Sebenarnya kita sedang berada di ambang era baru di mana


konsep-konsep ekonomi tradisional tidak lagi bisa diandalkan.
Sekarang ini
kita hidup dalam dunia yang bergerak cepat dan saling terkoneksi,
dimana perubahan teknologi, politik, demografi, dan ekonomi
secara bersamaan mampu mengguncang dunia nyaris secara
instan dan memaksa industry untuk menerapkan system
manajemen yang sama.

Klaus Schwab, World Economy Forum (WEF), 1970


Sejak tahun 1984 dengan diterbitkannya Keputusan Menteri Tenaga
Kerja Nomor Kep. 13/MEN/1984 tentang Pola Kampanye Nasional K3
hingga tahun 1992, dilaksanakan Kampanye Nasional K3
Sejak tahun 1993 hingga tahun 2008 Kampanye Nasional K3 diubah
menjadi Gerakan Nasional Membudayakan K3 dengan Keputusan
Menteri Tenaga Kerja No. Kep. 463/MEN/1993 dikenal dengan Bulan
K3 Nasional
Melalui Keputusan Menteri Tenaga Kerja Nomor KEP. 425/MEN/1990
ditetapkan tanggal 12 Januari sebagai Hari Keselamatan dan
Kesehatan Kerja Nasional
Pada tahun 2009, Gerakan Nasional Membudayakan K3 diubah
strateginya yang diwujudkan dalam “Gerakan Efektif Masyarakat
Membudayakan K3 (GEMA DAYA K3)” dan dicanangkan pada
mulainya pelaksanaan Bulan K3 Nasional tanggal 12 Januari 2009
Tahun 2010 bersamaan 100 tahun K3 maka GEMA DAYA K3
mendukung pencapaian ”Indonesia Berbudaya K3 Tahun 2015”
Tahun 2015 kegiatan Indonesia Berbudaya K3 ditingkatkan menjadi
pencapaian ”Kemandirian Masyarakat Indonesia Berbudaya K3
Tahun 2020”.
“ KEMANDIRIAN MASYARAKAT INDONESIA
BERBUDAYA K3 TAHUN 2020 “
Dasar : Kepmenakertrans No. 365 tahun 2020 tentang Petunjuk
Pelaksanaan Bulan K3 Nasional tahun 2021
Menteri Ketenagakerjaan Republik Indonesia Ida
Fauziyah :

“ Dengan budaya K3 yang baik, maka angka kecelakaan kerja


bisa ditekan, dan pada akhirnya akan meningkatkan
produktivitas kerja,"

“ Berdasarkan data tersebut, kita semua dituntut untuk lebih


serius dalam menerapkan Budaya K3,"

Menurut dia kecelakaan kerja tidak hanya menyebabkan


kematian, kerugian materi, moril dan kerusakan lingkungan,
namun juga dapat mempengaruhi produktivitas dan
kesejahteraan masyarakat.
Kecelakaan kerja juga mempengaruhi indeks pembangunan
manusia dan indeks pembangunan ketenagakerjaan.

“ Saya mengingatkan kembali dan mengajak kepada kita


semua para pemangku kepentingan untuk ikut serta
mengawal pelaksanaan K3 di semua tempat, karena
permasalahan K3 bukan hanya tanggung jawab
pemerintah, tetapi juga bagi pengusaha dan perusahaan
untuk selalu menerapkan Sistem Manajemen K3 (SMK3)
sesuai amanat UU Nomor 13 tahun 2003,"
ZERO ACCIDENT AWARD
Dilaksanakan sejak tahun 1989 bersamaan dengan Bulan
K3 Nasional dan diserahkan oleh Presiden RI di Istana
Negara atau tempat-tempat industri dan sebagai pengganti
Penghargaan “Sword of Honour” dari Inggris
Tujuan pemberian penghargaan untuk memberi apresiasi
pada industri/tempat kerja atas capaian tidak terjadi
kecelakaan kerja yang mengakibatkan hilangnya jam kerja
melebihi 2 x24 jam dan atau tidak bersifat hospitalize
Sejak tahun 2007 dgn terbitnya Permen 01/Men/2007,
maka penyerahan penghargaan dilakukan oleh Menteri
Tenaga Kerja kepada Pembina K3, SMK3 dan ZA

UU ZA
SMK3 AWARD
I/70
Intervensi di Indonesia Protocol K3
& SDM

SMK3
UU 1/70
LATAR BELAKANG KEBIJAKAN SMK3

a. Lemahnya pelaksanaan keselamatan dan kesehatan kerja (K3) di perusahaan atau tempat kerja
karena kurangnya kesadaran masyarakat industri
b. Lemahnya pelaksanaan pengawasan norma K3 karena terbatasnya personil dan sarana yang ada
maupun rendahnya skala prioritas dari kebijakan pimpinan unit pengawasan di daerah
c. Kurangnya kontrol sosial masyarakat karena terbatasnya informasi dan lemahnya sosialisasi yang
diselenggarakan oleh pemerintah
d. Terbatasnya pelaksanaan pemeriksaan dan pengujian terhadap peralatan, instalasi, proses, bahan
dan lingkungan kerja yang dapat membahayakan tenaga kerja dan aset perusahaan
e. Belum adanya pemeriksaan K3 yang dapat mencakup keseluruhan proses produksi seperti yang
dimaksud dalam pasal 4 UU No.1 Tahun 1970 untuk memberikan jaminan keamanan tempat kerja
f. Kualitas tenaga kerja berkorelasi dengan kesadaran atas K3 dan relatif rendahnya komitment
pimpinan perusahaan dalam hal K3
g. Tuntutan global dalam perlindungan tenaga kerja yang diterapkan oleh ILO
h. Desakan LSM internasional dalam hal hak tenaga kerja untuk mendapatkan perlindungan
yang selanjutnya
disingkat SMK3 adalah
bagian dari sistem
manajemen prsh secara
keseluruhan dalam
rangka PENGENDALIAN
RISIKO yang berkaitan
dengan kegiatan kerja
guna terciptanya tempat
kerja yang aman, efisien
dan produktif

√ KETENTUAN UMUM,
BAB I, PASAL 1 PP NO.50/2012

Mandatory Program
Level III
Ministry Regulation No. 05 Year 1996 concerning
OSH Management System

Kenapa
ACT No. 13 Year 2003 concerning Manpower Mandatory
Article 87 atau
Level I Compulsory
Compulsory in every company to implement OSH
Management System

Gov Regulation (PP 50 Year 2012) for OSH-MS


Level II implementation
Taylor Made for SME’s
• Peningkatan K3 Secara Terus Menerus
Dengan Pola Mandiri

• Bagian Dari Sistem Pengawasan K3
• Bersifat Wajib
• Sejalan Dengan Kaidah Internasional
• Diaudit Oleh Badan Independen

Efektifitas Mencegah dan Menciptakan
Mengurangi Kec Produktivitas
Perlindungan K3 Tempat Kerja
Kerja dan PAK Aman

Melibatkan:
1. Terencana 1. Unsur Manajemen
2. Terukur 2. Pekerja/Buruh
3. Terstruktur 3. Serikat Pekerja /
4. Terintegrasi Serikat Buruh
Dalam menerapkan SMK3, setiap perusahaan wajib melaksanakan:

Peningkatan
berkelanjutan Penetapan
kebijakan K3
Peninjauan
Peninjauan dan
Ulang&
peningkatan
Peningkatan
kinerja SMK3
oleh manajemen
Perencanaan
√ K3
Pemantauan dan
evaluasi kinerja K3
Pelaksanaan
rencana K3

KETENTUAN UMUM, BAB I, PASAL 6 PP NO.50/2012


PENETAPAN
KEBIJAKAN K3 1 Pembangunan & Pemeliharaan Komitmen √
PERENCANAAN
K3 2 Pembuatan & Pendokumentasian Rencana K3

3 Pengendalian Perancangan & Pengendalian Kontrak,


PELAKSANAAN 4 Pengendalian Dokumen,
RENCANA K3 5 Pembelian & Pengendalian Produk,
6 Keamanan Bekerja berdasarkan SMK3,
9 Pengelolaan Material & Perpindahannya
PEMANTAUAN &EVALUASI 7 Standar Pemantauan,
KINERJAK3 10 Pengumpulan & Penggunaan Data,
11 Pemeriksaan SMK3

PENINJAUAN&PENINGKATAN 8 Pelaporan dan Perbaikan Kekurangan,


KINERJA SMK3 12 Pengembangan Keterampilan & Kemampuan
Dasar Hukum Penerapan SMK3
UU UU 100 PEKERJA


13/2003 RISIKO TINGGI
1/1970

K3 KETENAGA
KERJAAN WAJIB
SMK3
PP
50/2012
SMK3
PERMENAKER PERMEN PU
05/1996 21/2019
SMK3 SMK3 PU
SMK3 PP No. 50/2012 ttg
ditegaskan Penerapan SMK3
kembali dalam (12 April 2012)
UU 13 tahun
Di Internasional 2003 pasal 87
perkembangan sistem
manajemen K3 mulai
berkembang melalui ILO
OSHMS Guideline Tahun
2001

OHSAS 18000
dikembangkan pada
tahun 2001

SMK3 dikeluarkan sejak 1996 melalui


Permenaker No. 05/Men/1996

Pelaksanaan K3 sesuai UU 1/1970 secara eksplisit


masmutarno2014
merupakan pelaksanaan K3 secara sistem
Dasar Hukum Penerapan SMK3

1.SMK3L - Pertamina
2.SMK3 Rmh Sakit (K3RS)
3.SMK3 Konstruksi
4.CSMS
5.ISPO/RSPO
6.SMK3 Pertambangan

7.SMK3 Migas
8.SMK3 Perkeretaapian (SMKP)
9.SMK3 IND. APPREAL (Better Work)
10. CHSE (Pariwisata)
UU UU
No. 13 Thn
No 1 Thn 1970
2003
(Pasal 15)
Pasal 190)

PIDANA ADMINISTRATIF
1. Kurungan selama-lamanya 3 1. Teguran;
2. Peringatan tertulis;
(tiga) bulan atau
3. Pembatasan kegiatan usaha;
2. Denda setinggitingginya Rp. 4. Pembekuan kegiatan usaha;
100.000,- (seratus ribu 5. Pembatalan persetujuan;
rupiah). 6. Pembatalan pendaftaran;
7. Penghentian sementara sebagian atau seluruh alat
produksi;
ILO
√ The most efficient way to build a
sustained safety culture

Establishment of OSH MS
Regulation Based Risk Based
OSH OSH
Program √ Program

OSH MS
1. KEPATUHAN TERHADAP
PERATURAN K3
PENERAPAN?
2. PENERAPAN RISK MANAGEMENT

DI AUDIT!

AUDITOR SMK3
KOMPETENSI?

The need for a Management System
➢ To follow global trends and practices in
managing any loss potential issues such as
quality, environment, safety & health,
security, etc.
➢ To maintain consistency on OSH practices
and controlling work place hazards
➢ To take advantage of the opportunity for
continual improvement initiatives

➢ To integrate several issues into a single
system that includes quality, security,
environment, safety & health, etc.
WHY IMPLEMENT OSHMS?
• Risk Based Thinking
Change • Worker Engagement

√ Improved
Risk
Management
• Systematic Approach
• Reduce Culpability
Performance • Protection

Proven • Leadership
• Action
• Improvement
1. Proactive & Preventive
2. Integrated System
3. Involve Everyone
4. Depend on Management
Support & Commitment
50
Strategi Implementasi K3
Kecelakaan
Engineering
Control
SMK3
Musibah Kecelakaan
Dianalisis
Potensi Human
bahaya Control
di
Kompetensi
identifikasi
SDM K3
Diterima Kesadaran
(Takdir) Upaya Di Disiplin BUDAYA
Perbaikan kendalikan Individu Kelompok Masyarakat

Merubah Paradigma
Causes of Accidents Consequences of Accidents

Human Failure Injuries


Design Failure Damage
Management Failure Accident Production Loss
Component Failure Quality Problems
External Effect Environmental Loss
Safety Accident
Analysis Investigation

Accident Process

Time

ts@utps-k3
ILO Guidelines and links to National and Tailored Guidelines
(Pedoman ILO dan kaitannya dengan Pedoman Nasional dan Pedoman dng desain khusus)

ILO Guidelines on
OSH MS
Pedoman ILO tentang
SMK3

National Guidelines on OSH MS in


OSH MS
Pedoman Nasional tentang
Organizations
SMK3
SMK3 dalam
Organisasi
Tailored Guidelines
on OSH MS
Pedoman khusus tentang
SMK3
EXCELLENCE IN SAFETY & HEALTH
Adds Business Value and Competitive Advantage …

Ability to Enhanced Reputation


compete

Access to Global Cost and Risk


Markets Safety and Reduction
Health

Employee Improved
morale quality

Improved Improved
efficiency productivity
INTEGRATED INTO THE BUSINESS…
Business Linking Safety and
Value steps Health
• Senior management
commitment and Principles
•Corporate Image involvement
•Ability to Compete • Employee active • Safety is a core
participation value of the
•Access to Global
• Shared goals and company’s culture
Markets
accountability • A systems approach
•Employee Morale • Defined roles and is taken toward
•Efficiency and responsibilities safety
• Common language • Safety is integrated
Productivity
• Effective communication throughout the
•Product and • Right resources company
Service Quality • Balanced performance • Employees
•Cost and Risk measures
participate at all
• Knowledge sharing and
Reduction levels
information transfer
Management
Commitment

Employee
Systems
Involvement

Safety and Health


Site Leadership
Manfaat SMK3
BAGI PERUSAHAAN:

1. Mengetahui pemenuhan perusahaan terhadap


peraturan perundangan dibidang K3
2. Mendapatkan bahan umpan balik bagi tinjauan
manajemen dalam rangka meningkatkan kinerja
SMK3
3. Mengetahui efektifitas, efisiensi dan kesesuaian
serta kekurangan dari penerapan SMK3
4. Mengetahui kinerja K3 di perusahaan
5. Meningkatkan image perusahaan yang pada
akhirnya akan meningkatkan daya saing
perusahaan
Manfaat SMK3

6. Meningkatkan kepedulian dan pengetahuan


tenaga kerja mengenai K3 yang juga akan
meningkatkan produktivitas perusahaan
7. Terpantaunya bahaya dan risiko di perusahaan
8. Penanganan berkesinambungan terhadap risiko
yang ada diperusahaan
9. Mencegah kerugian yang lebih besar kepada
perusahaan
10. Pengakuan terhadap kinerja K3 diperusahaan atas
pelaksanaan SMK3
Manfaat SMK3
BAGI PEMERINTAH:

1. Sebagai salah satu alat untuk melindungi hak


tenaga kerja di bidang K3
2. Meningkatkan mutu kehidupan bangsa dan
image bangsa di forum internasional
3. Mengurangi angka kecelakaan kerja yang
sekaligus akan meningkatkan produktifitas
kerja/nasional
4. Mengetahui tingkat penerapan terhadap
peraturan perundangan
SISTEM MANAJEMEN K3

• Manajemen K3 bukanlah INTELLECTUAL


EXERCISE untuk menjamin agar kita masih
memiliki pekerjaan

• IT IS A MATTER OF LIVE AND DEATH.


Alasan pokok pengelolaan Manajemen K3
adalah untuk melindungi nyawa manusia
Peran Indonesia dlm ILC (International Labour Conference) dan juga
sebagai member CIS-ILO (Pusat Informasi K3 Dunia) sejak tahun 1990
Peran Indonesia dlm
ASEAN OSHNET dan
juga sebagai member
pada CHEMCON ASIA
dan GHS
Indonesia sebagai member CIS-ILO telah meratifikasi ILO Convention No 187
dan sdh dikeluarkan Profil K3 Nasional Tahun 2018 berbasis Perpres 34 tahun
2015
Indonesia sebagai member CIS-ILO
telah meratifikasi ILO Convention No
187 yang sdh dikeluarkan Profil K3
Nasional berbasis Perpres 34 tahun
2015
Rekomendasi untuk diimplementasikan dalam rangka
memperbaiki status K3 dalam konteks Industri 4.0
• Konfigurasi peralatan dan upaya yang diperlukan untuk mengoperasikannya harus
disesuaikan dengan kapasitas fisik dan kognitif dari Pekerja.
• Desain dan konfigurasi lingkungan kerja baru harus tetap fokus pada manusia dan
keselamatan dan kenyamanan mereka.
• Keahlian dan motivasi pekerja perlu diperkuat agar dapat mempromosikan kerjasama
yang aman antara pekerja dan rekan kerja dan membuat teknologi baru yang lebih aman.
• Prakarsa integrasi K3 masa depan harus digabungkan pada analisis tugas virtual awal,
evaluasi dinamis atas risiko pekerjaan, analisis kognitif atas beban kerja, dan alat
manajemen keterampilan.
• Antarmuka adaptif dan sensor emosi perlu dikembangkan untuk memantau pekerja dan
memastikan keselamatan mereka terus menerus. Pemodelan perilaku manusia, niat dan
reaksi terhadap stres, kesulitan dan ketidakpastian diperlukan.
• Sarana untuk melindungi terhadap akses tidak sah ke data login dan informasi yang
beredar dalam sistem produksi perlu ditingkatkan secara terus-menerus.
• Penguatan budaya K3 dalam bekerja selamat

Referensi : Kagermann et al. (2013) dan Komisi Eropa (2013)


Benefits may include:
• Improvements in
product, process, and
service quality
• Better morale
• Improved
recruiting and
retention
• More favorable image
and reputation

Source: OSHA
1930 1980 1990 2000 2010
Safety OSH MS SMK3 SMK3
Upaya K3
Management Sistem Berbasis Berbasis
Unsafe Act
IEDIM Manajemen K3 Risiko Budaya
Unsafe
Condition PDCA Risk Based

Henrich Frank Bird, Dan ILCI, NSC, HSE James Hollnagel/DUPONT


• Pencegahan Petersen, James Tye Ececutive.OSHA Reason,Trevor • Resilience
Kecelakaan • Organisasi K3 Pendekatan • Barrier • Pendekatan
• Inspeksi • Program-2 K3 kesisteman Management Holistik
• Supervision • Ahli K3 • Elemen Sistem • ISO 45000 • Safety Culture
• Inspeksi • Audit Sistem • ISO 31000 • Budaya K3
• Lagging • BS 8800 • RBPS • Human Factor
• IEDIM • SMK3 • SMK3 PP 50 • Agility
• OHSAS 18001
• ISRS
• PSM
• API 754
ISO 45002 : 2020
General Guidelines on
Implementation of ISO 45001:2018

ISO 45003 : 2020


Psychological health and safety at work
— Guidelines for managing
psychosocial risks

ISO 45004 : 2020


Performance evaluation

ISO PAS 45005 : 2020


Safe working during the COVID-19
pandemic – General guidelines for
organizations

ISO 45006 : 2021


Preventing & Managing Infectious
Diseases
Banyaknya Regulasi yang harus diharmonisasi

1 2

• UU 1 tahun 1970
• UU 32 tahun 2009
• Kepmen 187 tahun 1999
• PP 74 tahun 2001
• SE 140 tahun 2004
• PP 101 tahun 2014
• Kepdirjen 84 tahun 2012
• Permen 74 tahun 2019
• PP 50 tahun 2012

4 3

• UU 9 tahun 2008
• PP 21 tahun 2008
• Permen 19 tahun 2019
Revolusi Industri Ke-4

Wajah Kegiatan Ekonomi Dunia saat Ini


Sharing economy e-Education e-Government

Cloud Collaborative Marketplace Online Health Services

Smart Manufacturing Smart City Smart Appliances


Saat ini berbagai macam
kebutuhan manusia telah
banyak menerapkan dukungan
internet dan dunia digital sebagai
wahana interaksi dan transaksi

Peran K3 dan Penataan Risiko?????


Analisis :
Dilakukan Pemerintah Pusat
❖ pengidentifikasian
oleh 18 K/L sesuai kewenangan
kegiatan usaha;
pembinaan bidang usaha ❖ penilaian tingkat
bahaya;
❖ penilaian potensi
terjadinya bahaya;
❖ penetapan tingkat
Bersifat risiko dan peringkat
ex-ante skala usaha; dan
Perizinan ❖ penetapan jenis
Berusaha Perizinan Berusaha.

Berbasis
Risiko
Initial Risk :
(Risk Base ✓ aspek Keselamatan;
Approach) Bersifat ✓ aspek Kesehatan;
ex-post ✓ aspek Lingkungan;
✓ aspek Pemanfaatan
dan Pengelolaan
Sumber Daya; dan
✓ aspek lainnya.
Ref : Lamp III PP 50 tahun 2021
Momentum
is a key thing
You either have
it and You are
growing or You
don’t have it
and You are
Dying
–Jeff Walker

Anda mungkin juga menyukai