Disusun Oleh :
Dosen Pengampu :
Arif Marwanto, S.Pd., M. Pd.
Arti K3 (Keamanan, Kesehatan, dan Keselamatan Kerja) secara khusus dapat dibagi
menjadi dua, yaitu:
1. Ardana
2. Flippo
3. Hadiningrum
1700 tahun sebelum masehi Raja Hamurabi dari kerajaan Babilonia dalam kitab
undang-undangnya menyatakan “Bila seorang ahli bangunan membuat rumah untuk
seseorang dan pembuatannya tidak dilaksanakan dengan baik sehingga rumah itu
roboh dan menimpa pemilik rumah hingga mati, maka ahli bangunan tersebut
dibunuh”.
Dalam zaman Mozai sekitar 5 abad setelah Hamurabi, dinyatakan bahwa ahli
bangunan bertanggung jawab atas keselamatan para pelaksana dan pekerjanya,
dengan menetapkan pemasangan pagar pengaman pada setiap sisi luar atap rumah.
Sekitar 80 tahun sesudah masehi, Pinius seorang ahli Encyclopedia bangsa Roma
mensyaratkan agar pekerja tambang diharuskan memakai tutup hidung.
Tahun 1450 Dominico Fontana diserahi tugas membangun obelisk di tengah
lapangan St. Pieter Roma. Ia selalu mensyaratkan agar para pekerja memakai topi
baja.
2. Sejarah K3 di Indonesia
1. Bahaya adalah sesuatu yang berpotensi untuk terjadinya insiden yang berakibat pada
kerugian.
Bahaya di lingkungan kerja dapat adalah kondisi yang merugikan terhadap kesehatan
atau kesejahteraan orang yang bekerja. Faktor bahaya di lingkungan kerja meliputi
faktor Kimia, Biologi, Fisika, Fisiologi dan Psikologi.
Bahan kimia berbahaya dan beracun bagi tubuh manusia, apalagi jika terpapar
dalam jumlah yang banyak. Zat kimia bisa masuk ke dalam tubuh melalui
pernapasan (inhalation), kulit (skin absorption),dan tertelan (ingestion).
Bahaya biologi dapat sebagai debu organik yang berasal dari sumber-sumber
biologi seperti virus, bakteri, jamur, protein dari binatang atau bahan-bahan dari
tumbuhan seperti produk serat alam yang terdegradasi.
Disebabkan oleh penerapan ergonomi yang tidak baik atau tidak sesuai dengan
norma-norma ergonomi yang berlaku, dalam melakukan pekerjaan. Prinsip
ergonomi adalah mencocokan pekerjaan untuk pekerja
2. Respirator
Respirator adalah alat yang digunakan untuk
melindungi alat-alat pernafasan seperti Hidung dan
Mulut dari resiko bahaya seperti asap solder, bau
bahan kimia, debu, Uap, Gas serta Partikel Mist dan
Partikel Fume.
2. Penyakit Asbestosis
Penyakit asbestosis adalah penyakit akibat kerja yang disebabkan oleh debu atau
serat asbes yang mencemari udara. Asbes adalah campuran dari berbagai macam
silikat, namun yang paling utama adalah Magnesium silikat. Debu asbes banyak
dijumpai pada pabrik dan industri yang menggunakan asbes, pabrik pemintalan serat
asbes, pabrik beratap asbes dan lain sebagainya. Debu asbes yang terhirup ke dalam
paru-paru akan mengakibatkan gejala sesak nafas dan batuk-batuk yang disertai
dahak. Ujung-ujung jari penderitanya akan tampak besar/melebar.
3. Penyakit Bisnosis
Penyakit bisnosis adalah penyakit yang disebabkan oleh pencemaran debu kapas atau
serat kapas di udara yang kemudian terhisap kedalam paru-paru. Pencemaran ini
dapat dijumpai pada pabrik pemintalan kapas, pabrik tekstil, perusahaan atau
pergudangan kapas. Masa inkubasi penyakit bisnosis cukup lama, yaitu sekitar 5
tahun.
4. Penyakit Antrakosis
Penyakit antrakosis adalah penyakit saluran pernapasan yang disebabkan oleh debu
batu bara, penyakit ini biasanya dijumpai pada pekerja-pekerja tambang batubara
atau pada pekerja-pekerja yang banyak melibatkan penggunaan batubara. Penyakit
antrakosis ada tiga macam, yaitu: penyakit antrakosis murni, penyakit
silikoantrakosis, dan penyakit tuberkolosilkoantrakosis.
5. Penyakit Beriliosis
Udara yang tercemar oleh debu logam berilium, baik yang berupa logam murni,
oksida, sulfat, maupun dalam bentuk halogenida, dapat menyebabkan penyakit
saluran pernafasan yang disebut beriliosis. Debu logam tersebut dapat menyebabkan
nasoparingtis, bronchitis, dan pneumonitis yang ditandai dengan gejala sedikit
demam, batuk kering, dan sesak nafas.
D. Faktor - Faktor Penyebab Penyakit Akibat Kerja
1. Faktor Fisik
Suara tinggi atau bising dapat menyebabkan ketulian
Temperature atau suhu tinggi dapat menyebabkan Hyperpireksi, Miliaria, Heat
Cramp, Heat Exhaustion, Heat Stroke
Radiasi sinar elektromagnetik infra merah dapat menyebabkan katarak
Ultraviolet dapat menyebabkan konjungtivitis
Radio aktif/alfa/beta/gama/X dapat menyebabkan gangguan terhadat sel tubuh
manusia
Tekanan udara tinggi menyebabkan Coison Disease
2. Faktor Kimia
Asal: bahan baku, bahan tambahan, hasil sementara, hasil samping(produk), sisa
produksi atau bahan buangan.
Bentuk: zat padat, cair, gas, uap maupun partikel
Cara masuk tubuh dapat melalui saluran pernafasan, saluran pencerrnaan, kulit
dan mukosa. Masuknya dapat secara akut dan sevara kronis
Efek terhadap tubuh: iritasi, alergi, korosif, asphyxia, keracunan sistematik,
kanker, kerusakan kelainan janin.
3. Faktor Biologi
Viral Desiases: rabies, hepatitis
Fungal Desiases: Anthrax, Leptospirosis, Brucellosis, TBC, Tetanus
Parasitic Desiases: Ancylostomiasis, Schistosomiasis
4. Faktor Ergonomi/Fisiologi
Akibat cara kerja , posisi kerja, alat kerja, lingkungan kerja yang salah, dan
kontruksi yang salah
Efek terhadap tubuh: kelelahan fisik, nyeri otot, deformirtas tulang, perubahan
bentuk, dislokasi, dan kecelakaan
5. Faktor Psikologi
Akibat organisasi kerja (type kepemimpinan, hubungan kerja komunikasi,
keqmanan), type kwerja (monoton, berulang-ulang, kerja berlebihan, kerja
kurang, kerja shif, dan terpencil)
Manifestasinya berupa stress
E. Pencegahan Penyakit Akibat Kerja
Inilah beberapa tips dalam mencegah penyakit kerja, diantaranya:
1. Pakailah alat pelindung diri secara benar dan teratur
2. Kenali resiko pekerjaan dan cegah supayah tidak terjadi lebih lanjut
3. Segara akses tempat kesehatan terdekat apabila terjadi luka yng berkelanjutan
Selain itu terdapat pula beberapa pencegahan lain yang dapat ditempuh agar bekerja
bukan menjadi lahan untuk menuai penyakit.
a) Pencegahan Pimer – Healt Promotion
Perilaku kesehatan
Faktor bahaya di tempat kerja
Perilaku kerja yang baik
Olahraga
Gizi
b) Pencegahan Skunder – Specifict Protection
Pengendalian melalui perundang-undangan
Pengendalian administrative/organisasi: rotasi/pembatasn jam kerja
Pengendalian teknis: subtitusi, isolasi, alat pelindung diri (APD)
Pengendalian jalur kesehatan imunisasi
c) Pencegahan Tersier
Pemeriksaan kesehatan pra-kerja
Pemeriksaan kesehatan berkala
Pemeriksaan lingkungan secara berkala
Surveilans
Pengobatan segera bila ditemukan gangguan pada kerja
Pengendalian segera ditempat kerja
Fase RJP:
1. Kelalaian
Contoh dari kelalaian ini misalnya: lupa mematikan kompor, merokok di tempat
yang tidak semestinya, menempatkan bahan bakar tidak pada tempatnya, dll.
2. Kurang pengetahuan
Contoh dari kekurang pengetahuan ini misalnya tidak mengerti akan jenis bahan
bakar yang mudah menyala, tidak mengerti tanda-tanda bahaya kebakaran, dll.
3. Peristriwa alam
Contoh: gunung meletus, gempa bumi, petir, panas matahari, dll.
4. Penyalaan sendiri.
Api bisa terbentuk bila tiga unsur api yaitu bahan bakar, oksigen (biasanya dari
udara) dan panas bertemu dan menyebabkan reaksi rantai pembakaran. Contoh:
kebakaran di hutan yang disebabkan oleh panas matahari yang menimpa bahan
bakar kering di hutan.
5. Kesengajaan
Kebakaran bisa juga disebabkan oleh kesengajaan misalnya karena unsur
sabotase, penghilangan jejak, mengharap pengganti dari asuransi dan lain
sebagainya.