Anda di halaman 1dari 37

RANGKUMAN MAKALAH

TENTANG MATERI K3LH

Disusun Oleh :

Richa Lailil Ulya


19508334056
D IV - Teknik Mesin

Dosen Pengampu :
Arif Marwanto, S.Pd., M. Pd.

JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK MESIN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
TAHUN 2019
A. PENGERTIAN dan SEJARAH K3
a. Pengertian K3

Arti K3 (Keamanan, Kesehatan, dan Keselamatan Kerja) secara khusus dapat dibagi
menjadi dua, yaitu:

1. Pengertian K3 secara keilmuan; K3 merupakan ilmu pengetahuan dan


penerapannya dalam upaya mencegah terjadinya kecelakaan dan penyakit akibat
kerja.
2. Pengertian K3 secara filosofis; suatu upaya yang dilakukan untuk memastikan
keutuhan dan kesempurnaan jasmani dan rohani tenaga kerja pada khususnya, dan
masyarakat pada umumnya terhadap hasil karya dan budaya menuju masyarkat adil
dan makmur.
Pengertian K3 menurut para ahli

1. Ardana

Menurut Ardana, pengertian K3 adalah upaya perlindungan yang ditujukan agar


tenaga kerja dan orang lain di tempat kerja selalu dalam keadaan selamat dan sehat
sehingga setiap sumber produksi bisa digunakan secara aman dan efisien.

2. Flippo

Menurut Flippo arti K3 adalah pendekatan yang menentukan standar yang


menyeluruh dan spesifik, penentuan kebijakan pemerintah atas praktek-praktek
perusahaan di tempat kerja dan pelaksanaannya melalui surat panggilan, denda, dan
sanksi lain.

3. Hadiningrum

Menurut Hadiningrum pengertian K3 adalah pengawasan terhadap SDM, mesin,


material, dan metode yang mencakup lingkungan kerja agar pekerja tidak mengalami
kecelakaan.
b. Sejarah K3
Sejarah K3 sendiri tidak hanya terjadi dunia, tetapi juga di Indonesia
1. Sejarah K3 di Dunia
Berikut adalah beberapa sejarah perkembangan keselamatan dan kesehatan kerja
yang pernah ada di masa lalu:

 1700 tahun sebelum masehi Raja Hamurabi dari kerajaan Babilonia dalam kitab
undang-undangnya menyatakan “Bila seorang ahli bangunan membuat rumah untuk
seseorang dan pembuatannya tidak dilaksanakan dengan baik sehingga rumah itu
roboh dan menimpa pemilik rumah hingga mati, maka ahli bangunan tersebut
dibunuh”.
 Dalam zaman Mozai sekitar 5 abad setelah Hamurabi, dinyatakan bahwa ahli
bangunan bertanggung jawab atas keselamatan para pelaksana dan pekerjanya,
dengan menetapkan pemasangan pagar pengaman pada setiap sisi luar atap rumah.
 Sekitar 80 tahun sesudah masehi, Pinius seorang ahli Encyclopedia bangsa Roma
mensyaratkan agar pekerja tambang diharuskan memakai tutup hidung.
 Tahun 1450 Dominico Fontana diserahi tugas membangun obelisk di tengah
lapangan St. Pieter Roma. Ia selalu mensyaratkan agar para pekerja memakai topi
baja.

2. Sejarah K3 di Indonesia

Pada zaman penjajahan Belanda, beberapa rakyat Indonesia berstatus sebagai


budak. Mereka dilindungi oleh Regerings Reglement (RR) tahun 1818 pada pasal
115 memerintahkan supaya diadakan peraturan-peraturan mengenai perlakuan
terhadap keluarga budak. Setelah kemerdekaan, regulasi-regulasi tersebut tidak
berlaku lagi mengingat diberlakukannya Undang undang Dasar 1945. Maka beberapa
peraturan termasuk peraturan keselamatan kerja yang pada saat itu berlaku yaitu
veiligheids reglement telah dicabut dan diganti dengan Undang-undang Keselamatan
Kerja No.1 Tahun 1970.
Perkembangan keselamatan dan kesehatan kerja di Indonesia boleh dibilang harus
lebih ditingkatkan lagi mengingat setelah Undang-undang Keselamatan Kerja No.1
Tahun 1970,tidak ada lagi breakthrough dalam catatan dunia Keselamatan dan
Kesehatan Kerja Indonesia kecuali diisi oleh beberapa peraturan. Salah satu
peraturan yang penting adalah Undang-undangn Nomor 13 Tahun 2013 tentang
Ketenagakerjaan.

B. TUJUAN, ORGANISASI, dan UNDANG – UNDANG K3


1. Tujuan K3
Tujuan utama dari kesehatan lingkungan kerja adalah melindungi pekerja dan
masyarakat sekitar atau perusahaan dari kemungkinan bahaya-bahaya yang bisa
timbul. Sehingga pekerjaan dapat berjalan dengan efektif dan efisien.
2. Organisasi K3
 Pengertian Organisasi K3
Organisasi K3 adalah Suatu organisasi yang berada di dalam suatu perusahaan yang
mengurusi segala bentuk permasalahan mengenai keselamatan dan kesehatan kerja
para karyawan di perusahaan yang bersangkutan.
 Pengurus  Organisasi K3
1. KETUA
2. WAKIL KETUA
3. SEKRETARIS
4. WAKIL SEKRETARIS I & II
5. ANGGOTA
 Program Kerja
1. Identifikasi Masalah K3
o Mengidentifikasi dan menginventarisasi sumber bahaya dan
penyakit akibat kerja
o Inventarisasi masalah yang berkaitan dengan upaya mengendalikan
dan mencegah timbulnya kecelakaan kerja, penyakit akibat kerja dan
upaya peningkatan efisiensi dan produktifitas kerja.
o Masalah yang berkaitan dengan upaya untuk memenuhi peraturan
perundangan.
o Masalah yang berkaitan dengan upaya untuk memberikan
jaminan akan keselamatan dan rasa aman terhadap masyarakat umum
khususnya dilingkungan tempat kerja.
2. Pendidikan dan Pelatihan
o Melakukan training Safety untuk karyawan disemua tingkatan dan
sesuai dengan kepentingan (didalam atau diluar perusahaan).
o Melakukan ceramah didalam atau diluar perusahaan dengan mengundang tenaga
ahli K3.
 Sidang-Sidang Atau Pertemuan Komite K3
1. Bentuk Sidang:
o Sidang rutin => Membicarakan masalah yang berhubungan dengan K3 termasuk
masalah organisasi P2 K3.
o Sidang Khusus => Membicarakan masalah yang mendadak misalnya dalam kasus
kecelakaan kerja.
2. Materi Pembahasan Dalam Sidang/ Pertemuan :
o Membahas hasil evaluasi yang telah dilaksanakan.
o Menyusun rekomendasi cara mengatasi bahaya potensial yang diteliti.
o Membahas hasil analisa kecelakaan dan membuat rekomendasi tentang
penanganannya.
o Menyusun acara pendidikan/ pelatihan
o Mengadakan perbaikan program pencegahan kecelakaan yang telah
dijalankan
3. Perundang Undangan K3
 Pengertian Perundang-Undangan K3
Perundang-undangan K3 ialah salah satu alat kerja yang dijadikan pedoman dan
aturan yang penting bagi para Ahli K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja) guna
menerapkan K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja) di tempat kerja agar berjalan
dengan baik.
Undang Undang dibidang K3 sudah ada sejak tahun 1970 yaitu UU no. 1 tahun 1970
yang mulai diundangkan tanggal 12 Januari 1970 yang juga dijadikan hari lahirnya
K3. Namun, hingga sekitar tahun 2000, K3 baru mulai banyak dikenal. 
 Perundang-Undangan K3 di Indonesia
- Undang-undang No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja, Undang-Undang ini
mengatur dengan jelas tentang kewajiban pimpinan tempat kerja dan pekerja dalam
melaksanakan keselamatan kerja.
- Undang-undang nomor 23 tahun 1992 tentang Kesehatan, Undang- Undang ini
menyatakan bahwa secara khusus perusahaan berkewajiban memeriksakan kesehatan
badan, kondisi mental dan kemampuan fisik pekerja yang baru maupun yang akan
dipindahkan ke tempat kerja baru, sesuai dengan sifat-sifat pekerjaan yang diberikan
kepada pekerja, serta pemeriksaan kesehatan secara berkala.
- Undang-undang No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan, Undang-Undang ini
mengatur mengenai segala hal yang berhubungan dengan ketenagakerjaan mulai
dari upah kerja, jam kerja, hak maternal, cuti sampai dengan keselamatan dan
kesehatan kerja.

C. ZAT, BAHAN, dan RESIKO di TEMPAT KERJA


A. Ruang lingkup keselamatan kerja
Keselamatan kerja termasuk dalam perlindungan terhadap pekerja/buruh agar
selamat dari bahaya yang dapat ditimbulkan oleh alat kerja atau bahan yang
dikerjakan. Selain itu juga memberikan perlindungan kepada pengusaha dan
pemerintah.
a. Bagi pekerja/buruh, adanya jaminan perlindungan keselamatan kerja akan
membuat pekerja bekerja semaksimal mungkin tanpa khawatir sewaktu-waktu
akan tertimpa kecelakaan kerja.
b. Bagi pengusaha, adanya pengaturan keselamatan kerja di perusahaannya akan
mengurangi terjadinya kecelakaan yang mengakibatkan pengusaha harus
memberikan biaya tambahan.
c. Bagi pemerintah dan masyarakat, dengan adanya peraturan keselamatan kerja
yang dipatuhi maka tujuan pemerintah untuk menyejahterakan rakyat akan
tercapai dengan meningkatnya produksi perusahaan yang aman dan produktif.
B. Bahaya dan Resiko Terhadap K3

1. Bahaya adalah sesuatu yang berpotensi untuk terjadinya insiden yang berakibat pada
kerugian.

2. Resiko adalah kombinasi dan konsekuensi suatu kejadian yang berbahaya dan


peluang terjadinya kejadian tersebut.

Kategori Kategori Kategori Kategori


A B C D
Potensi Potensi Risiko Potensi
baha bahay terhad baha
ya a ap ya
dam yang keseja terha
pak langs hteraa dap
jang ung n atau priba
ka beresi keseha di
panja ko tan dan
ng pada sehari- psik
pada kesela hari ologi
kese matan s
hatan
Bahaya Kebakara Air minum Peleceha
fakto n n
r (bull
kimi ying
a dan
(deb seks
u, ual)
uap
loga
m,
uap)
Bahaya Listrik Toilet dan Terinfeks
fakto fasilita i
r s HIV/
biolo mencu AID
gi ci S
(viru
s,
bakte
ri,
binat
ang)
Cara House P3K di Stress
beke keepi tempat
rja ng kerja
dan (pera
baha watan
ya alat)
fakto
r
ergo
nomi
s
Potensi Narkoba
baha di
ya temp
lingk at
unga kerja
n
yang
diseb
abka
n
oleh
polus
i

C. Faktor – faktor bahaya lingkungan kerja

Bahaya di lingkungan kerja dapat adalah kondisi yang merugikan terhadap kesehatan
atau kesejahteraan orang yang bekerja. Faktor bahaya di lingkungan kerja meliputi
faktor Kimia, Biologi, Fisika, Fisiologi dan Psikologi.

a) Bahaya Kerja Kimiawi

Bahan kimia berbahaya dan beracun bagi tubuh manusia, apalagi jika terpapar
dalam jumlah yang banyak. Zat kimia bisa masuk ke dalam tubuh melalui
pernapasan (inhalation), kulit (skin absorption),dan tertelan (ingestion).

b) Bahaya Kerja Biologi

Bahaya biologi dapat sebagai debu organik yang berasal dari sumber-sumber
biologi seperti virus, bakteri, jamur, protein dari binatang atau bahan-bahan dari
tumbuhan seperti produk serat alam yang terdegradasi.

c) Bahaya Kerja Fisik

Potensi bahaya yang dapat menyebabkan gangguan-gangguan kesehatan terhadap


tenaga kerja yang terpapar, meliputi antara lain kebisingan, penerangan dan
getaran

d) Bahaya Kerja Psikologis

Bahaya yang berasal atau ditimbulkan oleh kondisi aspek-aspek psikologis


ketenagakerjaan yang kurang baik atau kurang mendapatkan perhatian seperti :
penempatan tenaga kerja yang tidak sesuai dengan bakat, minat, kepribadian,
motivasi sehingga mengakibatkan stress akibat kerja.
e) Bahaya Kerja Ergonomis (Fisiologis)

Disebabkan oleh penerapan ergonomi yang tidak baik atau tidak sesuai dengan
norma-norma ergonomi yang berlaku, dalam melakukan pekerjaan. Prinsip
ergonomi adalah mencocokan pekerjaan untuk pekerja

D. Zat dan bahan yang berbahaya ditempat kerja

Bahan berbahaya adalah bahan-bahan yang pembuatan, pengolahan,


pengangkutan, penyimpanan dan penggunaanya menimbulkan atau membebaskan
debu, kabut, uap, gas, serat, atau radiasi sehingga dapat menyebabkan iritasi,
kebakaran, ledakan, korosi, keracunan dan bahaya lain dalam jumlah yang
memungkinkan gangguan kesehatan bagi orang yang berhubungan langsung dengan
bahan tersebut atau meyebabkan kerusakan pada barang-barang
Klasifikasi atau penggolongan bahan kimia berbahaya diperlukan untuk
memudahkan pengenalan serta cara penanganan dan transportasi.  Secara umum
bahan kimia berbahya diklasifikasikan menjadi beberapa golongan diantaranya
sebagai berikut :
1. Bahan Kimia Beracun (Toxic)
Bahan kimia yang dapat menyebabkan bahaya terhadap kesehatan manusia atau
menyebabkan kematian apabila terserap ke dalam tubuh karena tertelan, lewat
pernafasan atau kontak lewat kulit.  Pengeluaran zat-zat beracun dari dalam tubuh
dapat melewati urine, saluran pencernaan, sel efitel dan keringat.
2. Bahan Kimia Korosif (Corrosive)
Adalah bahan kimia yang karena reaksi kimia dapat mengakibatkan kerusakan
apabila kontak dengan jaringan tubuh atau bahan lain. Kerusakan dapat berupa
luka, peradangan, iritasi (gatal-gatal) dan sinsitisasi (jaringan menjadi amat peka
terhadap bahan kimia).
3. Bahan Kimia Mudah Terbakar (Flammable)
Adalah bahan kimia yang mudah bereaksi dengan oksigen dan dapat
menimbulkan kebakaran.  Reaksi kebakaran yang amat cepat dapat juga
menimbulkan ledakan.
4. Bahan Kimia Peledak (Explosive)
Adalah suatu zat padat atau cair atau campuran keduanya yang karena suatu reaksi
kimia dapat menghasilkan gas dalam jumlah dan tekanan yang besar serta suhu
yang tinggi, sehingga menimbulkan kerusakan disekelilingnya.
5. Bahan Kimia Oksidator (Oxidation)
Suatu bahan kimia yang mungkin tidak mudah terbakar, tetapi dapat
menghasilkan oksigen yang dapat menyebabkan kebakaran bahan-bahan lainnya.
6. Bahan Kimia Reaktif Terhadap Air (Water Sensitive Substances)
Bahan kimia yang amat mudah bereaksi dengan air dengan mengeluarkan panas
dan gas yang mudah terbakar.
7. Bahan Kimia Reaktif Terhadap Asam (Acid Sensitive Substances)
Adalah bahan kimia yang amat mudah bereaksi dengan asam menghasilkan panas
dan gas yang mudah terbakar atau gas-gas yang beracun dan korosif.
8. Gas Bertekanan (Compressed Gases)
Adalah gas yang disimpan dibawah tekanan, baik gas yang ditekan maupun gas
cair atau gas yang dilarutkan dalam pelarut dibawah tekanan.
9. Bahan Kimia Radioaktif (Radioactive Substances)
Adalah bahan kimia yang mempunyai kemampuan memancarkan sinar radioaktif
dengan aktivitas jenis lebih besar dari 0,002 microcurie/gram. Suatu bahan kimia
dapat termasuk diantara satu atau lebih golongan di atas karena memang
mempunyai sifat kimia yang lebih dari satu sifat.

D. PERLENGKAPAN KESELAMATAN, KESEHATAN KERJA (K3)

Penerapan K3 dalam pekerjaan dilakukan dengan menyediakan perlengkapan


APD (AlatPelidung Diri) yang berstandart disetiap aktifitas pekerjaan sesuai kebutuhan.
Contoh alat dan perlengkapan keselamatan kesehatan kerja (K3), antara lain:

a. Pelindung Kepala (Safety Helmet)


Helmet atau Topi Pelindung digunakan untuk melindungi
kepala dari paparan bahaya seperti kejatuhan benda ataupun
paparan bahaya aliran listrik.
Pemakaian Topi Pelindung (Safety Helmet) harus sesuai
dengan lingkar kepala sehingga nyaman dan efektif
melindungi pemakainya.

b. Pelindung Muka dan Mata (Safety Glass)


Kacamata Pelindung adalah alat yang digunakan
untuk melindungi mata dari bahaya loncatan benda
tajam, debu, partikel-partikel kecil, mengurangi
sinar yang menyilaukan serta percikan bahan
kimia.

c. Pelindung Pendengaran (Safety Ears)


Ada 2 (dua) jenis Pelindung pendengaran :
1. Ear Plug
Penyumbat Telinga atau Ear Plug digunakan untuk melindungi alat pendengaran
yaitu telinga dari Intensitas Suara yang tinggi. Dengan menggunakan Ear Plug,
Intensitas Suara dapat dikurangi hingga 10 ~ 15 dB.
2. Ear Muff
Penutup Telinga atau Ear Muff adalah alat yang digunakan untuk melindungi alat
pendengaran dari Intensitas Suara yang tinggi. Ear Muff dapat mengurangi intensitas
suara hingga 20~30dB. Ear Muff terdiri dari Head Band dan Ear Cup yang terbuat
dari bantalan busa sehingga dapat melindungi bagian luar telinga (daun telinga).
d. Pelindung Pernafasan (Masker Dan Respirator)
Ada dua jenis alat pelindung pernafasan :
1. Masker
Masker adalah alat yang digunakan untuk melindungi
alat-alat pernafasan  seperti Hidung dan Mulut dari resiko
bahaya seperti asap solder, debu dan bau bahan kimia
yang ringan. Masker biasanya terbuat dari Kain.

2. Respirator
Respirator adalah alat yang digunakan untuk
melindungi alat-alat pernafasan   seperti Hidung dan
Mulut dari resiko bahaya seperti asap solder, bau
bahan kimia, debu, Uap, Gas serta Partikel Mist dan
Partikel Fume.

e. Pelindung Tangan (Hand Glove)


Sarung Tangan adalah perlengkapan yang
digunkan untuk melindungi tangan dari kontak
bahan kimia, tergores atau lukanya tangan akibat
sentuhan dengan benda runcing dan tajam.Sarung
Tangan biasanya dipakai pada proses persiapan
bahan kimia, pemasangan komponen yang agak
tajam, proses pemanasan dan lain sebagainya.

f. Pelindung Kaki (Safety Shoes)


Sepatu Pelindung atau Safety Shoes adalah
perlengkapan yang digunakan untuk melindungi
kaki dari kejatuhan benda, benda-benda tajam
seperti kaca ataupun potongan baja, larutan kimia
dan aliran listrik.Sepatu Pelindung terdiri dari baja diujungnya dengan dibalut oleh
karet yang tidak dapat menghantarkan listrik.

g. Celemek Dan Wearpack (Apron)


Apron atau sering disebut dengan Celemek adalah alat pelindung tubuh dari percikan
bahan kimia dan suhu panas. Apron atau Celemek
sering digunakan dalam proses persiapan bahan-bahan
kimia dalam produksi seperti Grease, Oli, Minyak dan
Adhesive (perekat)
Sedangkan Wearpack merupakan alat pelindung diri
yang digunakan sebagai pelindung saat berada di
bawah mobil, atau didaerah lainnya yang kotor.

E. PENYAKIT dan GANGGUAN KERJA

A. PENGERTIAN  Penyakit Akibat Kerja


Penyakit akibat kerja adalah penyakit yang disebabkan oleh pekerjaan, alat kerja,
bahan, proses maupun lingkungan kerja. Dengan demikian penyakit akibat kerja
merupakan penyakit yang artifisual atau man made disease.
B.  Penyebab Penyakit Akibat Kerja
Tedapat beberapa penyebab PAK yang umum terjadi di tempat kerja, berikut
beberapa jenisnya yang digolongkan berdasarkan penyebab dari penyakit yang ada di
tempat kerja.
1.      Golongan fisik: bising, radiasi, suhu ekstrim, tekanan udara, vibrasi,
penerangan
2.      Golongan kimiawi: semua bahan kimia dalam bentuk debu, uap, gas, larutan,
3.      Golongan biologik: bakteri, virus, jamur, Dll
4.      Golongan fisiologik/ergonomik: desain tempat kerja, beban kerja
5.      Golongan psikososial: stres psikis, monotomi kerja, tuntutan pekerjaan, Dll
C.  Macam-Macam Penyakit Di Udara
Pencemaran udara oleh partikel dapat disebabkan karena peristiwa alamiah dan
dapat pula disebabkan karena ulah manusisa, lewat kegiuatan industry dan teknologi
Pada umumnya udara yang tercemar oleh partikel dapat menimbulkan berbagai
macam penyakit saluran pernapasan atau pneumoconiosis. Pneumoconiosis adalah
penyakit saluran pernapasan yang disebabkan oleh adanya partikel (debu) yang
masuk atau mengendap didalam paru-paru. Penyakit Pneumoconiosis banyak
jenisnya, tergantung dari jenis partikel (debu) yang masuk atau terhisap kedalam
paru-paru. Beberapa jenis penyakit Pneumoconiosis yang banyak dijumpai di daerah
yang memiliki banyak kegiatan industry dan teknologi, yaitu :
1.    Penyakit Silikosis
Penyakit silikosis disebabkan oleh pencemaran debu silika bebas, berupa SiO2, yang
terhisap masuk ke dalam paru-paru dan kemudian mengendap. Debu silica bebas ini
banyak terdapat di pabrik besi dan baja, keramik, pengecoran beton , bengkel yang
mengerjakan besi (mengikir, menggerinda, dll). Tempat kerja yang potensial untuk
tercemari oleh debu silika perlu mendapatkan pengawasan keselamatan dan
kesehatan kerja dan longkungan yamg ketat sebab penyakit silikosis belum ada
obatnya yang tepat.

2.    Penyakit Asbestosis
Penyakit asbestosis adalah penyakit akibat kerja yang disebabkan oleh debu atau
serat asbes yang mencemari udara. Asbes adalah campuran dari berbagai macam
silikat, namun yang paling utama adalah Magnesium silikat. Debu asbes banyak
dijumpai pada pabrik dan industri yang menggunakan asbes, pabrik pemintalan serat
asbes, pabrik beratap asbes dan lain sebagainya. Debu asbes yang terhirup ke dalam
paru-paru akan mengakibatkan gejala sesak nafas dan batuk-batuk yang disertai
dahak. Ujung-ujung jari penderitanya akan tampak besar/melebar.
3.    Penyakit Bisnosis
Penyakit bisnosis adalah penyakit yang disebabkan oleh pencemaran debu kapas atau
serat kapas di udara yang kemudian terhisap kedalam paru-paru. Pencemaran ini
dapat dijumpai pada pabrik pemintalan kapas, pabrik tekstil, perusahaan atau
pergudangan kapas. Masa inkubasi penyakit bisnosis cukup lama, yaitu sekitar 5
tahun.
4.    Penyakit Antrakosis
Penyakit antrakosis adalah penyakit saluran pernapasan yang disebabkan oleh debu
batu bara, penyakit ini biasanya dijumpai pada pekerja-pekerja tambang batubara
atau pada pekerja-pekerja yang banyak melibatkan penggunaan batubara. Penyakit
antrakosis ada tiga macam, yaitu: penyakit antrakosis murni, penyakit
silikoantrakosis, dan penyakit tuberkolosilkoantrakosis.
5.      Penyakit Beriliosis
Udara yang tercemar oleh debu logam berilium, baik yang berupa logam murni,
oksida, sulfat, maupun dalam bentuk halogenida, dapat menyebabkan penyakit
saluran pernafasan yang disebut beriliosis. Debu logam tersebut dapat menyebabkan
nasoparingtis, bronchitis, dan pneumonitis yang ditandai dengan gejala sedikit
demam, batuk kering, dan sesak nafas.
D.  Faktor - Faktor Penyebab Penyakit Akibat Kerja
1.      Faktor Fisik
 Suara tinggi atau bising dapat menyebabkan ketulian
 Temperature atau suhu tinggi dapat menyebabkan Hyperpireksi, Miliaria, Heat
Cramp, Heat Exhaustion, Heat Stroke
 Radiasi sinar elektromagnetik infra merah dapat menyebabkan katarak
 Ultraviolet dapat menyebabkan konjungtivitis
 Radio aktif/alfa/beta/gama/X dapat menyebabkan gangguan terhadat sel tubuh
manusia
 Tekanan udara tinggi menyebabkan Coison Disease
2.      Faktor Kimia
 Asal: bahan baku, bahan tambahan, hasil sementara, hasil samping(produk), sisa
produksi atau bahan buangan.
 Bentuk: zat padat, cair, gas, uap maupun partikel
 Cara masuk tubuh dapat melalui saluran pernafasan, saluran pencerrnaan, kulit
dan mukosa. Masuknya dapat secara akut dan sevara kronis
 Efek terhadap tubuh: iritasi, alergi, korosif, asphyxia, keracunan sistematik,
kanker, kerusakan kelainan janin.
3.      Faktor Biologi
 Viral Desiases: rabies, hepatitis
 Fungal Desiases: Anthrax, Leptospirosis, Brucellosis, TBC, Tetanus
 Parasitic Desiases: Ancylostomiasis, Schistosomiasis
4.      Faktor Ergonomi/Fisiologi
 Akibat cara kerja , posisi kerja, alat kerja, lingkungan kerja yang salah, dan
kontruksi yang salah
 Efek terhadap tubuh: kelelahan fisik, nyeri otot, deformirtas tulang, perubahan
bentuk, dislokasi, dan kecelakaan
5.      Faktor Psikologi
 Akibat organisasi kerja (type kepemimpinan, hubungan kerja komunikasi,
keqmanan), type kwerja (monoton, berulang-ulang, kerja berlebihan, kerja
kurang, kerja shif, dan terpencil)
 Manifestasinya berupa stress
E.  Pencegahan Penyakit Akibat Kerja
Inilah beberapa tips dalam mencegah penyakit kerja, diantaranya:
1.      Pakailah alat pelindung diri secara benar dan teratur
2.      Kenali resiko pekerjaan dan cegah supayah tidak terjadi lebih lanjut
3.      Segara akses tempat kesehatan terdekat apabila terjadi luka yng berkelanjutan
Selain itu terdapat pula beberapa pencegahan lain yang dapat ditempuh agar bekerja
bukan menjadi lahan untuk menuai penyakit.
a)      Pencegahan Pimer – Healt Promotion
 Perilaku kesehatan
 Faktor bahaya di tempat kerja
 Perilaku kerja yang baik
 Olahraga    
 Gizi
b)      Pencegahan Skunder – Specifict Protection
 Pengendalian melalui perundang-undangan
 Pengendalian administrative/organisasi: rotasi/pembatasn jam kerja
 Pengendalian teknis: subtitusi, isolasi, alat pelindung diri (APD)
 Pengendalian jalur kesehatan imunisasi
c)      Pencegahan Tersier
 Pemeriksaan kesehatan pra-kerja
 Pemeriksaan kesehatan berkala
 Pemeriksaan lingkungan secara berkala
 Surveilans
 Pengobatan segera bila ditemukan gangguan pada kerja
 Pengendalian segera ditempat kerja

F. FAKTOR- FAKTOR PENYEBAB TERJADINYA KECELAKAAN KERJA


a) Pengertian Kecelakaan Kerja 
Kecelakaan kerja adalah suatu kejadian yang tidak dikehendaki dan tidak diduga semula
yang dapat menimbulkan korban manusia dan atau harta benda (Permenaker No.
03/MEN/1998). Kecelakaan kerja terjadi karena perilaku personel yang kurang hati-hati
atau ceroboh atau bisa juga karena kondisi yang tidak aman, apakah itu berupa fisik, atau
pengaruh lingkungan (Widodo, 2015).
Berdasarkan hasil statistik, penyebab kecelakaan kerja 85% disebabkan tindakan yang
berbahaya (unsafe act) dan 15% disebabkan oleh kondisi yang berbahaya (unsafe
condition). Penjelasan kedua penyebab kecelakaan kerja tersebut adalah sebagai berikut
(Ramli, 2010):
Kondisi yang berbahaya (unsafe condition) yaitu faktor-faktor lingkungan fisik yang
dapat menimbulkan kecelakaan seperti mesin tanpa pengaman, penerangan yang tidak
sesuai, Alat Pelindung Diri (APD) tidak efektif, lantai yang berminyak, dan lain-lain.
Tindakan yang berbahaya (unsafe act) yaitu perilaku atau kesalahan-kesalahan yang
dapat menimbulkan kecelakaan seperti ceroboh, tidak memakai alat pelindung diri, dan
lain-lain, hal ini disebabkan oleh gangguan kesehatan, gangguan penglihatan, penyakit,
cemas serta kurangnya pengetahuan dalam proses kerja, cara kerja, dan lain-lain.
b) Faktor-Faktor Penyebab Terjadinya Kecelakaan Kerja
Dari beberapa teori tentang faktor penyebab kecelakaan yang ada, salah satunya yang
sering digunakan yaitu teori tiga faktor utama (Three Main Factor Theory). Menurut teori
ini disebutkan bahwa ada tiga faktor yang menyebabkan terjadinya kecelakaan kerja.
Ketiga faktor tersebut dapat diuraikan menjadi :
1. Faktor Manusia
 Umur
Umur harus mendapat perhatian karena akan mempengaruhi kondisi fisik, mental,
kemampuan kerja, dan tanggung jawab seseorang. Umur pekerja juga diatur oleh
Undang-Undang Perburuhan yaitu Undang-Undang tanggal 6 Januari 1951 No.1
Pasal 1. Karyawan muda umumnya mempunyai fisik yang lebih kuat, dinamis,
dan kreatif, tetapi cepat bosan, kurang bertanggung jawab, cenderung absensi, dan
turnover-nya rendah (Malayu S. P. Hasibuan, 2003:54).
 Jenis Kelamin
Jenis pekerjaan antara pria dan wanita sangatlah berbeda.. Kasus wanita lebih
banyak daripada pria (Juli Soemirat, 2000:57). Secara umum wanita dan pria
memiliki perbedaan sehingga dibutuhkan penyesuaian-penyesuaian dalam beban
dan kebijakan kerja, diantaranya yaitu hamil dan haid.  
 Masa kerja
Masa kerja adalah sesuatu kurun waktu atau lamanya tenaga kerja bekerja disuatu
tempat. Masa kerja dapat mempengaruhi kinerja baik positif maupun negatif..
Masa kerja dikategorikan menjadi tiga yaitu: masa kerja baru : < 6 tahun, masa
kerja sedang : 6 – 10 tahun, dan masa kerja lama : < 10 tahun
 Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD)
Penggunaan alat pelindung diri yaitu penggunaan seperangkat alat yang
digunakan tenaga kerja untuk melindungi sebagian atau seluruh tubuhnya dari
adanya potensi bahaya atau kecelakaan kerja.
 Tingkat Pendidikan
Pendidikan adalah proses seseorang mengembangkan kemampuan, sikap, dan
bentuk-bentuk tingkah laku lainnya di dalam masyarakat tempat ia hidup, proses
sosial yakni orang yang dihadapkan pada pengaruh lingkungan yang terpilih dan
terkontrol sehingga ia dapat memperoleh atau mengalami perkembangan
kemampuan sosial dan kemampuan individu yang optimal (Achmad Munib, dkk.,
2004:33).
 Perilaku
Perilaku adalah salah satu di antara faktor individual yang mempengaruhi tingkat
kecelakaan. Sikap terhadap kondisi kerja, kecelakaan dan praktik kerja yang aman
bisa menjadi hal
 Pelatihan Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Penyelenggaraan pelatihan dimaksudkan agar pemeliharaan terhadap alat-alat
kerja dapat ditingkatkan. Salah satu tujuan yang ingin dicapai adalah mengurangi
timbulnya kecelakaan kerja, kerusakan, dan peningkatan pemeliharaan terhadap
alat-alat kerja.
 Peraturan K3
Peraturan perundangan adalah ketentuan-ketentuan yang mewajibkan mengenai
kondisi kerja pada umumnya.. Ada tidaknya peraturan K3 sangat berpengaruh
dengan kejadian kecelakaan kerja. Untuk itu, sebaiknya peraturan dibuat dan
dilaksanakan dengan sebaik-baiknya untuk mencegah dan mengurangi terjadinya
kecelakaan.
2. Faktor Lingkungan
 Kebisingan
Bising adalah suara/bunyi yang tidak diinginkan . Kebisingan pada tenaga kerja
dapat mengurangi kenyamanan dalam bekerja, mengganggu
komunikasi/percakapan antar pekerja, mengurangi konsentrasi, menurunkan daya
dengar dan tuli akibat kebisingan.
 Suhu Udara
Dari suatu penyelidikan diperoleh hasil bahwa produktivitas kerja manusia akan
mencapai tingkat yang paling tinggi pada temperatur sekitar 24°C- 27°C. Suhu
dingin mengurangi efisiensi dengan keluhan kaku dan kurangnya koordinasi otot.
Suhu panas berakibat menurunkan prestasi kerja pekerja, mengurangi kelincahan,
memperpanjang waktu reaksi dan waktu pengambilan keputusan.
 Penerangan
Penerangan ditempat kerja adalah salah satu sumber cahaya yang menerangi
benda-benda di tempat kerja. Banyak obyek kerja beserta benda atau alat dan
kondisi di sekitar yang perlu dilihat oleh tenaga kerja.Penerangan yang baik
memungkinkan tenaga kerja melihat obyek yang dikerjakan secara jelas, cepat
dan tanpa upaya-upaya tidak perlu.
 Lantai licin
Lantai dalam tempat kerja harus terbuat dari bahan yang keras, tahan
air dan bahan kimia yang merusak .
3. Faktor Peralatan
 Kondisi mesin
Dengan mesin dan alat mekanik, produksi dan produktivitas dapat ditingkatkan.
Selain itu, beban kerja faktor manusia dikurangi dan pekerjaan dapat lebih berarti.
Apabila keadaan mesin rusak, dan tidak segera diantisipasi dapat menyebabkan
terjadinya kecelakaan kerja. Ketersediaan alat pengaman mesin Mesin dan alat
mekanik terutama diamankan dengan pemasangan pagar dan perlengkapan
pengamanan mesin ata disebut pengaman mesin. Dapat ditekannya angka
kecelakaan kerja oleh mesin adalah akibat dari secara meluasnya dipergunakan
pengaman tersebut. Penerapan tersebut adalah pencerminan kewajiban
perundang-undangan, pengertian dari pihak yang bersangkutan, dan sebagainya.
 Letak mesin
Fungsi manusia dalam hubungan manusia mesin dalam rangkaian produksi adalah
sebagai pengendali jalannya mesin tersebut. Mesin dan alat diatur sehingga cukup
aman dan efisien untuk melakukan pekerjaan dan mudah (AM. Sugeng Budiono,
2003:65). Termasuk juga dalam tata letak dalam menempatkan posisi mesin.
Semakin jauh letak mesin dengan pekerja, maka potensi bahaya yang
menyebabkan kecelakaan akan lebih kecil. Sehingga dapat mengurangi jumlah
kecelakaan yang mungkin terjadi.

G. PERTOLONGAN PERTAMA pada KECELAKAAN (P3K)


1. Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K)
Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K) adalah upaya pertolongan dan
perawatan sementara terhadap korban kecelakaan sebelum mendapat pertolongan
yang lebih sempurna dari dokter atau paramedik. Ini berarti pertolongan tersebut
bukan sebagai pengobatan atau penanganan yang sempurna, tetapi hanyalah berupa
pertolongan sementara yang dilakukan oleh petugas P3K (petugas medik atau orang
awam) yang pertama kali melihat korban. Pertolongan pertama pada kecelakaan
sifatnya semantara. Artinya kita harus tetap membawa korban ke dokter atau rumah
sakit terdekat untuk pertolongan lebih lanjut dan memastikan korban mendapatkan
pertolongan yang dibutuhkan.
2. Pelaksanaan P3K
Sebelum melaksanakan Tindakan P3K maka perlu dilakukan tahapan awal sebelum
P3K yaitu, sebagai berikut:
1. Penolong mengamankan diri sendiri ( memastikan penolong telah aman dari
bahaya).
2. Amankan Korban ( evakuasi atau pindahkan korban ketempat yang lebih aman
dan nyaman.
3. Tandai tempat Kejadian jika diperlukan untuk mencegah adanya korban baru.
4. Usahakan Menghubungi Tim Medis.
5. Tindakan P3K.

3. Teknik Dalam P3K


 Prioritas dalam P3K
 Urutan tindakan secara umum:
1. Cari keterangan penyebab kecelakaan
2. Amankan korban dari tempat berbahaya
3. Perhatikan keadaan umum korban; gangguan pernapasan, pendarahan dan
kesadaran.
4. Segera lakukan pertolongan lebih lanjut dengan sarana yang tersedia.
5. Apabila korban sadar, langsung beritahu dan kenalkan.
 Pembalutan
Tujuan dari pembalutan adalah untuk mengurangi resiko kerusakan jaringan yang
telah ada sehingga mencegah maut, mengurangi rasa sakit, mengurangi atau
mencegah pembengkakan dan mencegah cacat serta infeksi.
a. Macam-macam pembalutan:
1. Pembalutan segitiga atau mitela
Pembalut segitiga dibuat dari kain putih yang tidak berkapur (mori), kelihatan
tipis, lemas dan kuat.
2. Pembalut Plester
Digunakan untuk merekatkan kain kassa, balutan penarik (patah tulang, sendi
paha/ lutut meradang), fiksasi (tulang iga patah yang tidak menembus kulit),
Beuton (alat untuk merekatkan kedua belah pinggir luka agar lekas tertutup).
3. Pembalut Cepat.
Pembalut ini siap pakai terdiri dari lapisan kassa steril, dan pembalut gulung.
b. Indikasi Pembalutan:
Menghentikan pendarahan, melindungi bakteri/kuman pada luka, mengurang rasa
nyeri.
Bentuk dan Anggota Tubuh yang dibalut:
1. Bundar, pada kepala.
2. Bulat panjang tapi lonjong, artinya kecil ke ujung, besar ke pangkal, pada lengan
bawah dan betis
3. Bulat panjang hamper sama ujung dengan pangkalnya, pada leher, badan, lengan
atas, jari tangan.
4. Tidak karuan bentuknya, pada persendian
 Pembidaian
Bidai adalah alat yang dipakai untuk mempertahankan kedudukan (fiksasi) tulang
yang patah. Tujuannya, menghindari gerakan yang berlebihan pada tulang yang
patah. Syarat pemasangan bidai:
1. Bidai harus melebihi dua persendian yang patah
2. Bidai harus terbuat dari bahan yang kuat, kaku dan pipih.
3. Bidai dibungkus agar empuk.
4. Ikatan tidak boleh terlalu kencang karena merusak jaringan tubuh tapi jangan
kelonggaran.
 Pernafasan Buatan
Sering disebut bantuan hidup dasar (BHD) atau resusitasi jantung paru (RJP) intinya
adalah melakukan oksigenasi darurat. Dilakukan pada kecelakaan:
1. Tersedak,
2. Tenggelam
3. Sengatan Listrik,
4. Penderita tak sadar,
5. Menghirup gas dan atau kurang oksigen,
6. serangan jantung usia muda, henti jantung primer tejadi.

Fase RJP:

A = Airway control (pengeuasaan jalan napas),

B = Breathing support (ventilasi buatan dan oksigenasi paru darurat)

C = Circulation (pengenalan ada tidaknya denyut nadi)

 Evakuasi dan Transportasi


Evakuasi adalah kegiatan memindahkan korban dari lokasi kecelakaan ke tempat lain
yang lebih aman dengan cara-cara yang sederhana di lakukan di daerah – daerah
yang sulit dijangkau dimulai setelah keadaan darurat. Penolong harus melakukan
evakuasi dan perawatan darurat selama perjalanan. Cara pengangkutan korban:
a. Pengangkutan tanpa menggunakan alat atau manual
Pada umumnya digunakan untuk memindahkan jarak pendek dan korban cedera
ringan, dianjurkan pengangkatan korban maksimal 4 orang.
b. Pengangkutan dengan alat (tandu)
Rangkaian pemindahan korban:
1. Persiapan,
2. Pengangkatan korban ke atas tandu,
3. Pemberian selimut pada korban
4. Tata letak korban pada tandu disesuaikan dengan luka atau cedera.
Kesalahan Yang Sering Terjadi dalam Tindakan P3K - Pengertian P3K adalah
bantuan yang dilakukan dengan cepat dan tepat sebelum korban dibawa ke rujukan,
sedangkan Pertolongan Pertama (PP) adalah pemberian pertolongan segera kepada
penderita sakit atau cedera/ kecelakaan yang memerlukan penanganan medis dasar,
yaitu suatu tindakan perawatan yang didasarkan pada kaidah ilmu kedokteran yang
dapat dimiliki oleh orang awam khusus yang dilatih memberikan pertolongan
pertama. Kesalahan Yang Sering Terjadi dalam Tindakan P3K Menurut Christopher
P. Holstege, M.D. yang sering kita lakukan adalah:
1. Menoreh bekas luka gigitan hewan berbisa.
Menoreh luka bisa memutuskan tendon, urat syaraf dan meningkatkan resiko terkena
infeksi. Sebaiknya cukup buat ikatan pada luka dengan disertai bidai atau ranting lalu
segera bawa ke rumah sakit.
2. Mengoles mentega pada luka bakar.
Cukup dinginkan luka dengan air dingin, jaga kebersihan luka, dan menutupnya
dengan kain bersih. Jangan memecahkan atau mengorek bagian luka yang melepuh.
Luka bakar dengan kondisi melepuh yang parah harus segera dibawa ke rumah sakit.
3. Menghentikan pendarahan dengan membuat ikatan yang bisa dikencangkan dan
dilonggarkan (torniquet) diatas luka yang mengalami pendarahan.
Tindakan yang benar untuk mengentikan pendarahan adalah menutup luka langsung
dengan kain kasa atau kain yang bersih kemudian dibalut dengan rapi dan cukup
kencang.
4. Memberikan terapi panas pada kondisi keseleo, otot tegang, atau patah tulang.
Tindakan yang benar adalah dengan meletakan es pada bagian tubuh yang keseleo,
otot tegang, atau patah tulang selama 10 menit dan biarkan tanpa es selama 10 menit
dan seterusnya setiap 10 menit. Lakukan hal tersebut selama 1-2 hari.
5. Memindahkan korban tabrakan dari dalam mobil ke tempat lain.
Tindakan tersebut malah berpotensi menebabka luka lebih parah. Apabla kondisi
mobil/ motor yang mengalami kecelakaan tersebut tidak terbakar atau kondisi
berbahaya lainnya, biarkan korban hingga datangnya tim medis.
6. Mengucek mata ketika ada benda masuk ke mata.
Tindakan tersebut bisa menyebabkan luka pada mata. Tindakan yang benar adalah
dengan mencuci mata melalui air yang mengalir.
7. Menggunakan air panas untuk menolong mereka yang sangat kedinginan atau
tubuhnya mulai membeku.
Tidakan yang benar adalah cukup dengan mengunakan air yang cukup hangat atau
menggunakan uap yang kering.
8. Mengosok tubuh dengan alkohol untuk mengurangi demam.
Tindakan yang benar adalah gunakan acetaminophen atau ibuprofen atau segera
bawa ke dokter atau rumah sakit untuk demam yang sangat tinggi .

H. PENCEGAHAN KEBAKARAN danPENANGGULANGANNYA


1. DEFINISI KEBAKARAN
Definisi umum kebakaran adalah suatu peristiwa terjadinya nyala api yang tidak
dikehendaki, sedangkan defenisi khususnya adalah suatu peristiwa oksidasi antara
tiga unsur penyebab kebakaran yaitu bahan padat, bahan cair, dan bahan gas. Definisi
kebakaran menurut DEPNAKER yaitu suatu reaksi oksidasi eksotermis yang
berlangsung dengan cepat dari suatu bahan bakar yang disertai dengan timbulnya api
atau penyalaan
2. PENYEBAB KEBAKARAN
Unsur penyebab kebakaran ada tiga, yaitu:
1. Bahan padat, kayu, kain, kertas, plastik dan lain sebagainya dan jika terbakar
umumnya akan meninggalkan abu / bara.
2. Bahan cair, cat, alkohol dan berbagai jenis minyak.
3. Bahan gas, propane, butane, lng dan lain sebagainya.

Berbagai sebab kebakaran dapat diklasifikasikan sebagai :

1. Kelalaian
Contoh dari kelalaian ini misalnya: lupa mematikan kompor, merokok di tempat
yang tidak semestinya, menempatkan bahan bakar tidak pada tempatnya, dll.
2. Kurang pengetahuan
Contoh dari kekurang pengetahuan ini misalnya tidak mengerti akan jenis bahan
bakar yang mudah menyala, tidak mengerti tanda-tanda bahaya kebakaran, dll.
3. Peristriwa alam
Contoh: gunung meletus, gempa bumi, petir, panas matahari, dll.
4. Penyalaan sendiri.
Api bisa terbentuk bila tiga unsur api yaitu bahan bakar, oksigen (biasanya dari
udara) dan panas bertemu dan menyebabkan reaksi rantai pembakaran. Contoh:
kebakaran di hutan yang disebabkan oleh panas matahari yang menimpa bahan
bakar kering di hutan.
5. Kesengajaan
Kebakaran bisa juga disebabkan oleh kesengajaan misalnya karena unsur
sabotase, penghilangan jejak, mengharap pengganti dari asuransi dan lain
sebagainya.

3. PENANGGULANGAN KEBAKARAN DI TEMPAT KERJA


Menurut Kepmenaker No. KEP. 186/ MEN/ 1999 tentang Unit Penanggulangan
Kebakaran di Tempat Kerja,bahwa yang dimaksud dengan penanggulangan
kebakaran adalah segala upaya untuk mencegah timbulnya kebakaran dengan
berbagai upaya pengendalian setiap perwujudan energi, pengadaan sarana proteksi
kebakaran dan sarana penyelamatan serta pembentukan organisasi tanggap darurat
untuk memberantas kebakaran. Upaya-upaya tersebut meliputi:
• Pengendalian setiap bentuk energi.
• Penyediaan sarana deteksi, alarm, pemadam kebakaran dan sarana evakuasi.
• Pengendalian penyebaran asap, panas dan gas.
• Pembentukan unit penanggulangan kebakaran di tempat kerja.
• Penyelenggaraan latihan dan gladi penanggulangan kebakaran secara berkala.
• Memiliki buku rencana penanggulangan keadaan darurat kebakaran dan sarana
vakuasi serta pengendalian penyebaran asap, panas dan gas.
4. PENCEGAHAN BENCANA KEBAKARAN
 Jangan membebani kabel kecil dengan banyak peralatan listrik.
 Jangan menumpuk T- Kontak/ colokan listrik.
 Jangan membiarkan kabel terkelupas.
 Hindari kabel bersambungan & instalasi listrik yang semerawut.
 Jauhkan jarak antara tabung elpiji dan minyak tanah/ bahan mudah terbakar
lainnya.
 Jangan membuang rokok yang masih membara.

I. ERGONOMI dan PRODKTIVITAS K3


1. Pengertian Egronomi
Ergonomi merupakan kajian terhadap interaksi antara manusia dengan obyek yang
digunakan dan lingkungan tempat mereka berfungsi . Maka egronomi dapat diartikan
sebagai suatu cabang ilmu untuk merancang suatu sistem kerja agar seseorang dapat
hidup dan bekerja dengan baik untuk mendapatkan tujuan yang diinginkan dengan
bekerja secara efektif, efisien, penuh dengan rasa nyaman dan aman antara manusia
dan pekerjaannnya sehingga serasi dengan tempat dimana seseorang bekerja.
Penerapan pada beberapa aspek dalam bekerja dimulai dari posisi kerja, proses kerja,
tata letak tempat kerja, sara pengangkatan beban.
2. Tujuan Egronomi
Ergonomi memiliki beberapa tujuan sebagai berikut ini :
a. Menambah kecepatan kerja, kesehatan dan keselamatan kerja
b. Meminimalkan waktu yang terbuang sis-sia
c. Memperbaiki kenyamanan manusia dalam bekerja
d. Mengurangi kelelahan yang berlebihan saat bekerja
3. Ruang lingkup Ergonomi
Egronomi memiliki ruang lingkup yang dibagi menjadi beberapa hal :
a. Egronomi fisik berkaitan dengan anatomi tubuh manusia, karakteristik
fidiologi,anthropometri dan biomekanika yang berhubungan dengan aktivitas
fisik.
b. Egromomi kognitif berkaitan dengan proses mental manusia.
c. Egronomi organisasi berkaitan dengan otimasisistem sosioleknik, termasuk
struktur organisasi, kebijakan dan proses.
d. Egronomi lingkungan berkaitan dengan pencahayaan, temperatur, kebisingan dan
getaran.
4. Produktivitas Keamanan, Kesehatan, Keselamatan Kerja (K3)
Sumber produktivitas kerja adalah manusia sebagai tenaga kerja, baik secara
individual maupun secara kelompok, yang sepenuhnya terarah pada upaya mencari
cara yang memungkinkan manusia meningkatkan produktivitasnya dalam bekerja,
terutama berkenaan dengan peningkatan kualitas dalam melaksanakan pekerjaannya.
Sumber produktivitas kerja tersebut adalah:
a. Penggunaan pikiran
Produktivitas kerja dikatakan tinggi jika untuk memperoleh hasil yang maksimal
dipergunakan cara kerja yang paling mudah, dalam arti tidak memerlukan banyak
pikiran yang rumit dan sulit.
b. Penggunaan tenaga jasmani/fisik
Produktivitas kerja dikatakan tinggi bilamana dalam mengerjakan sesuatu
diperoleh hasil yang jumlahnya terbanyak dan mutunya terbaik.
c. Penggunaan waktu
Produktivitas dari segi waktu, berkenaan dengan cepat atau lambatnya mencapai
suatu hasil dalam bekerja.
d. Penggunaan ruangan
Suatu pekerjaan dikatakan produktif bila menggunakan ruang yang luasnya wajar,
sehingga tidak memerlukan mobilitas yang jauh.
e. Penggunaan material/bahan dan uang
Suatu pekerjaan dikatakan produktif, jika penggunaan material / bahan baku dan
peralatan lainnya tidak terlalu banyak yang terbuang dan harganya tidak terlalu
mahal, tanpa mengurangi mutu hasil yang dicapai.
5. Faktor Yang Mempengaruhi Produktivitas
Faktor yang dapat mempengaruhi produktivitas kerja karyawan, yaitu:
1. Pelatihan
Latihan kerja dimaksudkan untuk melengkapi karyawan dengan ketrampilan dan
cara-cara yang tepat untuk menggunakan peralatan kerja.
2. Mental dan kemampuan fisik karyawan
Keadaan mental dan fisik karyawan merupakan hal yang sangat penting untuk
menjadi perhatian bagi organisasi, sebab keadaan fisik dan mental karyawan
mempunyai hubungan yang sangat erat dengan produktivitas kerja karyawan.
3. Hubungan antara atasan dan bawahan
Hubungan antara atasan dan bawahan akan memengaruhi kegiatan yang dilakukan
sehari-hari. Sikap yang saling jalin - menjalin telah mampu meningkatkan
produktivitas karyawan dalam bekerja.
Soal!
1. Pengawasan terhadap SDM, mesin, material, dan metode yang mencakup lingkungan
kerja agar pekerja tidak mengalami kecelakaan merupakan pengertian K3 menurut …
a. Hadiningrum
b. Ardana
c. Flippo
d. Soekarno
e. Hatta
2. Siapa seseorang yang pertama kali yang mengisyaratkan memakai penutu hidung?
a. Flippo
b. Obama
c. Pinius
d. Raja Hamurabi
e. Ardana
3. Pada saat penjajahan belanda, penduduk pribumi menjadi budak namun mereka juga
dilindungi oleh …
a. Pancasila
b. Regerings Reglement (RR)
c. Keputusan pemimpin pasukan Belanda
d. Mandor
e. Soekarno Hatta
4. Tujuan dari K3 adalah …
a. Melindungi pekerja dan masyarakat sekitar atau perusahaan dari
kemungkinan bahaya-bahaya yang bisa timbul
b. Melindungi peralatan – peralatan dan pekerja agar tetap aman, selamat hingga
hasil memuaskan
c. Merusak peralatan – peralatan agar tidak bisa dikerjakan lagi
d. Saling menyakiti antara pekerja yang satu dengan yang lain agar salah satu
mencapai maksimal
e. Melindungi jiwa dan raga pekerja serta peralatan, dan asuransi pada tempat
5. Yang jadi pengurus organisasi K3 adalah …
a. KETUA, WAKIL KETUA, SEKRETARIS, WAKIL SEKRETARIS I & II,
ANGGOTA
b. KETUA, WAKIL KETUA, SEKRETARIS, BEDAHARA, ANGGOTA
c. KETUA, SEKRETARIS I & II, BENDAHARA, ANGGOTA
d. KETUA, WAKIL KETUA, SEKRETARIS, BENDAHARA I&II, ANGGOTA
e. KETUA, WAKIL KETUA, SEKRETARIS I&II, BENDAHARA I&II,
ANGGOTA
6. Undang – Undang di bidang K3 pertama kali adalah …
a. UU No. 1 Tahun 1980
b. UU No. 2 Tahun 1999
c. UU No. 3 Tahun 1999
d. UU No 1 Tahun 1970
e. UU No. 2 Tahun 1970
7. kombinasi dan konsekuensi suatu kejadian yang berbahaya dan peluang terjadinya
kejadian tersebut disebut ...
a. Keselamatan
b. Ceroboh
c. Bahaya
d. Resiko
e. tujuan
8. Debu organik yang berasal dari sumber-sumber biologi seperti virus, bakteri, jamur,
protein merupakan bahaya kerja …
a. Alam
b. Natural
c. Biologi
d. Kimiawi
e. Fisik
9. Bahaya Kerja Fisiologis adalah …
a. Penerapan ergonomi yang tidak baik atau tidak sesuai dengan norma-norma
ergonomi yang berlaku, dalam melakukan pekerjaan
b. Bahaya yang berasal atau ditimbulkan oleh kondisi aspek-aspek psikologis
ketenagakerjaan yang kurang baik atau kurang mendapatkan perhatian
c. Potensi bahaya yang dapat menyebabkan gangguan-gangguan kesehatan terhadap
tenaga kerja
d. Bahan kimia berbahaya dan beracun bagi tubuh manusia, apalagi jika terpapar
dalam jumlah yang banyak
e. Bahaya biologi dapat sebagai debu organik yang berasal dari sumber-sumber
biologi
10. Fungsi dari ear plug adalah …
a. Untuk melindungi alat pendengaran yaitu telinga dari Intensitas Suara yang tinggi
dengan intensitas Suara dapat dikurangi hingga 20 ~ 30 dB
b. Untuk melindungi alat pendengaran yaitu telinga dari Intensitas Suara yang
tinggi dengan intensitas Suara dapat dikurangi hingga 10 ~ 15 dB
c. Untuk melindungi alat pendengaran yaitu telinga dari Intensitas Suara yang tinggi
dengan intensitas Suara dapat dikurangi hingga 20 ~ 35 dB
d. Untuk melindungi alat pendengaran yaitu telinga dari Intensitas Suara yang tinggi
dengan intensitas Suara dapat dikurangi hingga 30 ~ 45 dB
e. Untuk melindungi alat pendengaran yaitu telinga dari Intensitas Suara yang tinggi
dengan intensitas Suara dapat dikurangi hingga 20 ~ 40 dB
11. Celemek atau wearpack disebut juga dengan …
a. Apron
b. Baju
c. Baju pelindung
d. Alat tahan panas
e. Dress saving
12. Safety Shoes berfungsi untuk …
a. Untuk melindungi kaki dari kejatuhan benda, benda-benda tajam seperti
kaca ataupun potongan baja.
b. Untuk memudahkan kita berjalan kesana kemari
c. Untuk bergaya – gayaan
d. Untuk memudahkan kita berjalan di kedalaman air
e. Untuk memudahkan kita berlari - larian
13. Bising, radiasi, suhu ekstrim, tekanan udara, vibrasi, penerangan merupakan penyebab
akibat kerja berdasarkan …
a. Golongan Kimiawi
b. Golongan Fisik
c. Golongan Luar
d. Golongan Ergonomik
e. Golongan Psikososial
14. Penyakit yang disebabkan pencemaran debu silika bebas, berupa SiO2, yang terhisap
masuk ke dalam paru-paru dan kemudian mengendap adalah penyakit …
a. Paru – Paru Basah
b. Asbestosis
c. Silikosis
d. Bisnosis
e. Antrakosis
15.  Radiasi sinar elektromagnetik infra merah dapat menyebabkan …
a. Mata minus
b.  Buta
c. Katarak
d. Mata sehat
e. Mata senja
16. Penyebab kecelakaan kerja 85% disebabkan …
a. Kondisi yang berbahaya
b. Tindakan yang berbahaya
c. Kondisi yang senang
d. Tindakan yang baik – baik saja
e. Pekerja
17. Kariyawan muda pada umumnya memiliki …
a. Fisik yang lebih kuat, dinamis, dan kreatif, tetapi cepat bosan, kurang
bertanggung jawab
b. Fisik yang lebih kuat, dinamis, dan kreatif, tidak cepat bosan, kurang bertanggung
jawab
c. Fisik yang lebih kuat, dinamis, dan kreatif, tidak cepat bosan, bertanggung jawab
d. Fisik yang lebih kuat, dinamis, dan kreatif, tetapi cepat bosan, tetapi bertanggung
jawab
e. Fisik yang lebih kuat, dinamis, tetapi tidak kreatif, cepat bosan, kurang
bertanggung jawab
18. Masa kerja sedang yaitu berkisar … tahun
a. 5-10
b. 6-10
c. 3-8
d. 5-15
e. 10-15
19. Dibawah ini yang tidak termasuk prioritas P3K adalah…
a. Segera lakukan pertolongan lebih lanjut dengan sarana yang tersedia
b. Cari keterangan penyebab kecelakaan
c. Amankan korban dari tempat berbahaya
d. Perhatikan keadaan umum korban; gangguan pernapasan, pendarahan dan
kesadaran.
e. Menelfon polisi untuk mengevakuasi
20. Kesalahan yang sering terjadi dalam tindakan P3K adalah …
a. Mendinginkan luka dengan air dingin
b. Mengoles mentega pada luka bakar
c. Meletakan es pada tubuh yang keseleo
d. Membiarkan korban kecelakaan hingga datangnya medis
e. Mencuci mata dengan air mengalir
21. Cara menolong orang yang kedinginan atau membeku yaitu …
a. Dengan menyiramkan air panas
b. Dengan memberi setetes – setetes air panas pada tubuh korban
c. Menggunakan uap air untuk tubuh korban
d. Menyiramkan garam diiringi dengan menyiram air panas
e. Membiarkannya saja
22. Definisi kebakaran menurut DEPNAKER adalah …
a. Suatu reaksi oksidasi eksotermis yang berlangsung dengan cepat dari suatu
bahan bakar yang disertai dengan timbulnya api atau penyalaan
b. Sesuatu yang benar-benar terbakar yang seharusnya tidak terbakar dan dibuktikan
dengan adanya nyala api secara nyata
c. Merupakan bencana yang paling sering dihadapi dan biasa digolongkan sebagai
bencana alam atau bencana yang disebabkan oleh manusia
d. Kebakaran adalah suatu peristiwa terjadinya nyala api yang tidak dikehendaki
e. Suatu peristiwa oksidasi antara tiga unsur penyebab kebakaran yaitu bahan padat,
bahan cair, dan bahan gas
23. Dibawah ini yang termasuk sebab kebakaran, kecuali …
a. Kelalaian
b. Peristiwa alam
c. Kesengajaan
d. Kebodohan
e. Kurang pengetahuan
24. Dibawah ini yang tidak temasuk upaya – upaya penanggulangan kebakaran adalah …
a. Pengendalian setiap bentuk energy
b. Pengendalian penyebaran asap, panas dan gas
c. Pembentukan unit penanggulangan kebakaran di tempat kerja
d. Memadamkan api dengan kain tebal
e. Penyediaan sarana deteksi kebakaran
25. Yang tidak termasuk tujuan egronomi adalah …
a. Meminimalkan waktu yang terbuang sia – sia
b. Mengurangi kelelahan yang berlebihan
c. Menambah kecepatan kerja
d. Membuat hati senang walau pikiran berkecamuk
e. Memperbaiki kenyamanan manusia dalam bekerja
26. Egronomi fisik berkaitan dengan …
a. anatomi tubuh manusia, karakteristik fidiologi
b. proses mental manusia
c. otimasisistem sosioleknik, termasuk struktur organisasi, kebijakan dan proses
d. pencahayaan, temperatur, kebisingan dan getaran.
e. Pengeluaran yang diperlukan
27. Egronomi kognitif berkaitan dengan …
a. pencahayaan, temperatur, kebisingan dan getaran.
b. otimasisistem sosioleknik, termasuk struktur organisasi, kebijakan dan proses
c. proses mental manusia
d. anatomi tubuh manusia, karakteristik fidiologi
e. Pengeluaran yang diperlukan

Anda mungkin juga menyukai