Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA

“PERATURAN DAN PERUNDANG - UNDANGAN KESEHATAN DAN


KESELAMATAN”

Dosen Pengajar :
Sulaeman Deni Ramdani, M.Pd.

Di susun oleh :
Nama : Julian Muhammad Zaky
Nim : 2284210017
Kelas : 1(A)
Jurusan : Pendidikan Vokasional Teknik Mesin.

UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA


Jl. Ciwaru Raya, Cipare, Kec. Serang, Kota Serang, Banten 42117

TAHUN PELAJARAN 2021/2022.


Kata Pengantar

Puji syukur diucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat nya sehingga makalah
ini dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa saya mengucapkan terimakasih kepada
Bpk. Sulaeman Deni Ramdani, M.Pd. yang telah memberikan kami ilmu

Saya sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman
bagi saya dan maupun teman teman yang lain. Bahkan saya berharap lebih jauh lagi agar
makalah ini bisa pembaca praktekkan dalam kehidupan sehari-hari.

Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan
makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman Kami. Untuk itu kami sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah
ini.

Cilegon, 5 September 2021

Penyusun

Julian Muhammad Zaky.


BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang.

Di dalam kegiatan sehari-hari dalam melakukan aktivitas, kita sering


tidakmenduga akan mendapatkan resiko kecelakaan pada diri kita sendiri.
Banyaksekali masyarakat yang belum menyadari akan hal ini, termasuk di
Indonesia.Baik di lingkungan kerja (perusahaan, pabrik, atau kantor), di jalan raya,
tempatumum maupun di lingkungan rumah

Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) merupakan hal yang tidak terpisahkan
dalam sistem ketenagakerjaan dan sumber daya manusia. K3 tidak saja sangat penting
dalam meningkatkan jaminan sosial dan kesejahteraan para pekerjanya akan tetapi
jauh dari itu K3 mempunyai dampak positif atas keberlanjutan produktivitas kerja.
Oleh sebab itu, isu K3 pada saat ini bukan sekedar kewajiban yang harus diperhatikan
oleh para pekerja, akan tetapi juga harus dipenuhi oleh sebuah sistem pekerjaan.
Dengan kata lain, pada saat ini K3 bukan semata sebagai kewajiban, akan tetapi sudah
menjadi kebutuhan bagi setiap pekerja dan bagi setiap bentuk kegiatan pekerjaan.

Sebagai gamabaran dari beberapa sumber yang sudah saya telaah hi Tingkat
kecelakaan kerja serta ancaman keselamatan dan kesehatan kerja (K3) di Indonesia
masih tinggi. Setiap 100.000 tenaga kerja terdapat 20 orang korban fatal dengan
kerugian 4% dari Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia atau sebesar Rp 280
triliun. Menurut Menakertrans Muhaimin Iskandar di JakartaKamis (5/12/2013), saat
mengerahkan 138 mobil Unit Reaksi Cepat (URC) dilengkapi sarana dan prasarana
alat uji Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) ke berbagai daerah di Indonesia.
Sebagai perbandingan, berdasarkan laporan International Labour Organization (ILO),
setiap hari terjadi kecelakaan kerja yang mengakibatkan korban fatal sekira 6.000
kasus.Oleh karena itu, seluruh pihak harus melakukan upaya dan kerja keras agar
penerapan Sistem Manajemen K3 (SMK3) di setiap jenis kegiatan usaha dan berbagai
kegiatan masyarakat dapat menekan angka kecelakaan kerja.

"Kita terus mendorong partisipasi para pimpinan perusahaan dan buruh/pekerja


untuk bersatu padu bersama pemerintah dan masyarakat luas agar terus berusaha
mencegah terjadinya kecelakaan kerja dan melaksanakan agar budaya K3 di seluruh
level kehidupan masyarakat kita," ujar Muhaimin. Dalam hal ini pentingnya di adakan
program – program k3di dunia kerja. Seperti program sosialisasi K3 ditujukan untuk
meningkatkan pemahaman bagi seluruh pemangku kepentingan. Sehingga, persepsi
yang sama akan dicapai baik di tempat kerja, di rumah, di jalan, maupun di luar
tempat kerja lainnya. Pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
membuat dunia industri lebih banyak menggunakan peralatan yang canggih.
Dampaknya, potensi bahaya bagi pekerja juga ikut meningkat. Apabila tidak
dilakukan pengendalian sebaik mungkin, makin besar pula potensi kecelakaan kerja
dan penyakit akibat kerja yang dapat ditimbulkan.
1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai


berikut :
1. Apa yang di maksud dengan LK3?
2. Apa saja peraturan dan perundangan LK3?
3. Apa saja penyebab kecelakaan kerja?

1.3 Tujuan Penulisan.

1. Dapat mengetahui perundangan-undangan LK3.


2. Dapat mengetahui sebab-sebab kecelakaan kerja

1.4 Metode yang digunakan

Metode pustakaYaitu metode yang dilakukan dengan mempelajari dan


mengumpulkan datadari pustaka yang berhubungan dengan alat , baik buku maupun
informasi diinterneT.

1.5 Manfaat Penulisan.

1. Melatih untuk menggabungkan hasil bacaan dari berbagai sumber.


2. Memperluas cakrawala ilmu pengetahuan.
3. Menambah wawasan mahasiswa akan LK3
BA II
PEMBAHASAN

2.1LK3

2.1.1 Pengertian LK3

1. Menurut Mangkunegara (2002, p.163) Keselamatan dan Keamanan Kerja adalah


 suatu pemikiran dan upaya untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik jasmaniah
maupun rohaniah tenaga kerja pada khususnya, danmanusia pada umumnya, hasil karya dan
budaya untuk menuju masyarakat adildan makmur.

2. Menurut Suma’mur (2001, p.104), Keselamatan Kerja merupakan


 rangkaian usaha untuk menciptakan suasana kerja yang aman dantentram bagi para karyawan
yang bekerja di perusahaan yang bersangkutan.

3. Menurut Simanjuntak (1994), Keselamatan Kerja adalah kondisi keselamatan yang


bebas dari resiko kecelakaan dan kerusakandimana kita bekerja yang mencakup tentang
kondisi bangunan, kondisi mesin,peralatan keselamatan, dan kondisi pekerja .

4. Mathis dan Jackson (2002, p. 245), menyatakan bahwa Keselamatan adalah


merujuk pada perlindungan terhadap kesejahteraan fisik seseorang terhadap cedera yang
terkait dengan pekerjaan. Kesehatan adalah merujuk padakondisi umum fisik, mental
dan stabilitas emosi secara umum.

5. Menurut Ridley, John (1983) yang dikutip oleh Boby Shiantosia (2000,p.6),
mengartikan Kesehatan dan Keselamatan Kerja adalah  suatu kondisidalam pekerjaan
yang sehat dan aman baik itu bagi pekerjaannya, perusahaanmaupun bagi masyarakat dan
lingkungan sekitar pabrik atau tempat kerja tersebut.

2.1.2  Tujuan K3.

1. Melindungi dan menjamin keselamatan setiap tenaga kerja danorang lain di tempat
kerja.

2. Menjamin setiap sumber produksi dapat digunakan secara amandan efisien.

3. Meningkatkan kesejahteraan dan produktivitas Nasional, Berdasarkan Undang-


Undang No 1 Tahun 1970 tentangKeselamatan Kerja.

2.1.3 Sasaran K3

1. Menjamin keselamatan pekerja.


2. Menjamin keamanan alat yang digunakan
3. Menjamin proses produksi yang aman dan lancaaar.
2.1.4 Norma-Norma yang Harus Dipahami dalam K3.
 
1. Aturan yang berkaitan dengan keselamatan dan kesehatan kerja
2. Diterapkan untuk melindungi tenaga kerja
3. Resiko kecelakaan dan penyakit kerja
 
Tujuan norma-norma : agar terjadi keseimbangan dari pihak perusahaan
dapat menjamin keselamatan pekerja.

2.1.5 Hambatan dari Penerapan K3a)


 
A. Hambatan dari sisi pekerja/ masyarakat :
 
- Tuntutan pekerja masih pada kebutuhan dasar
 
- Banyak pekerja tidak menuntut jaminan k3 karena SDM yangmasih rendah.

B. Hambatan dari sisi perusahaan :

  Perusahaan yang biasanya lebih menekankan biaya produksi atauoperasional dan


meningkatkan efisiensi pekerja untuk menghasilkan keuntunganyang sebesar-besarnya.

2.2 Peraturan Perundang-Undangan LK32.2.1 Undang-Undang

2.2.1 Undang-Undang

a) Undang-Undang Uap tahun 1930 (Stoom Ordonnantie)

1. Tempat dimana dilakukan pekerjaan bagi suatu usaha


2. Adanya tenaga kerja yang bekerja di sana.
3. Adanya bahaya kerja di tempat itu.b)

b) Undang-Undang No 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja


c) Undang-Undang Republik Indonesia No 13 Tahun 2003 tentang Ketenaga kerjaan

2.2.2 Peraturan Pemerintah

a) Peraturan Uap Tahun 1930 (Stoom Verordening).1. Tempat dimana dilakukan


pekerjaan bagi suatu usaha.2. Adanya tenaga kerja yang bekerja di sana.3. Adanya
bahaya kerja di tempat itu.

b) Peraturan Pemerintah No 7 Tahun 1973 tentang Pengawasan atasPeredaran,


Penyimpanan dan Peredaran Pestisida.

c) Peraturan Pemerintah No 19 Tahun 1973 tentang Pengaturan danPengawasan


Keselamatan Kerja di Bidang Pertambangan.
d) Peraturan Pemerintah No 11 Tahun 1979 tentang keselamatanKerja Pada
Pemurnian dan Pengolahan Minyak dan Gas Bumi

2.2.3 Peraturan Menteri

A.) Permena kertranskop RI No 1 Tahun 1976 tentang Kewajiban


Latihan Hiperkes Bagi Dokter Perusahaan.

B.) Permen akertrans RI No 1 Tahun 1978 tentang Keselamatan


dan Kesehatan Kerja dalam Pengangkutan dan Penebangan
Kayu.

C.) Permen akertrans RI No 3 Tahun 1978 tentang Penunjukan


danWewenang Serta Kewajiban Pegawai Pengawas
Keselamatan dan Kesehatan Kerja dan Ahli Keselamatan
Kerja

D.) Permen akertrans RI No 1 Tahun 19879 tentang Kewajiban


Latihan Hygienen Perusahaan Kesehatan dan Keselamatan
Kerjabagi Tenaga Paramedis Perusahaan

E.) Permen akertrans RI No 1 Tahun 1980 tentang Keselamatan


Kerjapada Konstruksi Bangunan.

F.) Permen akertrans RI No 2 Tahun 1980 tentang Pemeriksaan


Kesehatan Tenaga Kerja Dalam Penyelenggaraan
Keselamatan Kerja.

G.) Permen akertrans RI No 4 Tahun 1980 tentang Syarat-syarat


Pemasangan dan Pemeliharaan Alat Pemadam Api Ringan.

H.) Permen akertrans RI No 1 Tahun 1981 tentang


KewajibanMelapor Penyakit Akibat Kerja.

I.) Permen akertrans RI No 1 Tahun 1982 tentang Bejana Tekan.

J.) Permen akertrans RI No 2 Tahun 1982 tentang Kualifikasi


Juru Las.

K.) Permen akertrans RI No 3 Tahun 1982 tentang Pelayanan


Kesehatan Tenaga Kerja

L.) Permenaker RI No 2 Tahun 1983 tentang Instalasi Alarm


Kebakaran Otomatis.

M.) Permenaker RI No 3 Tahun 1985 tentang Keselamatan dan


Kesehatan Kerja Pemakaian Asbes.

N.) Permenaker RI No 4 Tahun 1985 tentang Pesawat Tenaga


danProduksi.
O.) Permenaker RI No 5 Tahun 1985 tentang Pesawat Angkat
danAngkut

 
2.3 Faktor Penyebab Kecelakaan.

Faktor penyebab terjadinya kecelakaan kerja ada beberapa pendapat.Faktor


yang merupakan penyebab terjadinya kecelakaan pada umumnya dapatdiakibatkan
oleh 4 faktor penyebab utama (Husni:2003) yaitu :

A.) Faktor manusia yang dipengaruhi oleh pengetahuan, ketrampilan,dan sikap.

B.) Faktor material yang memiliki sifat dapat memunculkan kesehatanatau


keselamatan pekerja.c. Faktor sumber bahaya yaitu:Perbuatan berbahaya, hal ini
terjadi misalnya karena metode kerjayang salah, keletihan/kecapekan, sikap kerja
yang tidak sesuai dansebagainya;Kondisi/keadaan bahaya, yaitu keadaan yang
tidak aman dari keberadaanmesin atau peralatan, lingkungan, proses,
sifat pekerjaand. Faktor yang dihadapi, misalnya kurangnya
pemeliharaan/perawatanmesin/peralatan sehingga tidak bisa bekerja dengan
sempurna

Selain itu, faktor penyebab terjadinya kecelakaan kerja menurut Bennet


dan Rumondang (1985) pada umumnya selalu diartikan sebagai “kejadian yang
tidak dapat diduga“. Sebenarnya, setiap kecelakaan kerja itu dapatdiramalkan atau
diduga dari semula jika perbuatan dan kondisi tidak memenuhi persyaratan. Oleh
karena itu kewajiban berbuat secara selamat dan mengatur peralatan serta
perlengkapan produksi sesuai dengan standar yang diwajibkan. Kecelakaan kerja
yang disebabkan oleh perbuatan yang tidak selamat memiliki porsi 80
% dan kondisi yang tidak selamat sebayak 20%. Perbuatan berbahaya biasanya
disebabkan oleh:

a. Sikap dalam pengetahuan, ketrampilan dan sikap

b. Keletihan.

c. Gangguan psikologis
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

1. Keselamatan Kerja merupakan aspek paling penting pada pekerjaan.

2. Perusahaan yang hebat adalah perusahaan yang peduli dan memperhatikan


aspek keselamatan kerja

3. Penggunaan alat pelindung diri dapat melindungi seluruh atau sebagian


tubuhnya terhadap kemungkinan adanya potensi bahaya / kecelakaan kerja,dan
mengurangi resiko penyakit akibat kecelakaan

3.2 Saran

Program K3 harus lebih ditingkatkan lagi supaya para pekerja lebih merasa


aman dan nyaman,

Anda mungkin juga menyukai