Disusun oleh:
Kelompok VI
Dengan menyebut nama Allah SWT. Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang,
kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadiratnya, yang telah melimpahkan rahmat,
hidayah dan inayahnya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah K3
(Kesehatan dan Keselamatan Kerja).
Adapun makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah
“Kesehatan dan Keselamatan Kerja”. Pada kesempatan ini pula penyusun menyampaikan
terimakasih pada Dosen mata kuliah K3 (Kesehatan dan Keselamatan Kerja).
Dalam penyusunan makalah ini kami sadar bahwa banyak kekurangan dan
ketidaksempurnaan, oleh karena itu kami mengharapkan masukan dan saran yang bersifat
membangun sehingga tercapainya kesempurnaan isi maupun penulisan makalah ini.
Tim Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keselamatan dan kesehatan kerja adalah suatu pemikiran dan upaya untuk menjamin
keutuhan dan kesempurnaan baik jasmaniah maupun rohaniah tenaga kerja pada khususnya,
dan manusia pada umumnya, hasil karya dan budaya untuk menuju masyarakat adil dan
makmur.
B. Rumusan Masalah
2. Apa yang menjadi dasar pemberlakuan kesehatan dan keselamatan Kerja (K3) di
Indonesia?
3. Apa fokus dan tujuan dari program kesehatan dan keselamatan kerja?
8. Apa yang dilakukan agar dapat Mencapai Keselamatan Kerja dan dapat
mengendalikan K3 pada Lift?
BAB II
PEMBAHASAN
Menurut Mondy (2008) keselamatan kerja adalah perlindungan karyawan dari luka-
luka yang disebabkan oleh kecelakaan yang terkait dengan pekerjaan. Resiko keselamatan
merupakan aspek-aspek dari lingkungan kerja yang dapat menyebabkan kebakaran, ketakutan
aliran listrik, terpotong, luka memar, keseleo, patah tulang, kerugian alat tubuh, penglihatan
dan pendengaran.
Sedangkan kesehatan kerja menurut Mondy (2008) adalah kebebasan dari kekerasan
fisik. Resiko kesehatan merupakan faktor-faktor dalam lingkungan kerja yang bekerja
melebihi periode waktu yang ditentukan, lingkungan yang dapat membuat stres emosi atau
gangguan fisik.
Beberapa pendapat mengenai pengertian keselamatan dan kesehatan kerja antara lain:
e) Menurut Ridley, John (1983) yang dikutip oleh Boby Shiantosia (2000),
mengartikan Kesehatan dan Keselamatan Kerja adalah suatu kondisi dalam
pekerjaan yang sehat dan aman baik itu bagi pekerjaannya, perusahaan maupun bagi
masyarakat dan lingkungan sekitar pabrik atau tempat kerja tersebut.
B. Dasar Pemberlakuan
Penerapan program K3 dalam perusahaan akan selalu terkait dengan landasan hukum
penerapan program K3 itu sendiri. Landasan hukum tersebut memberikan pijakan yang jelas
mengenai aturan yang menentukan bagaimana K3 harus diterapkan.
d. Memberi kesempatan atau jalan menyelamatkan diri pada waktu kebakaran atau
kejadian-kejadian lain yang berbahaya.
m. Memperoleh keserasian antara tenaga kerja, alat kerja, lingkungan, cara dan
proses kerjanya.
c) Perlakuan yang sesuai dengan harkat dan martabat manusia serta nilai-nilai
agama.
Program keselamatan dan kesehatan kerja bertujuan untuk memberikan iklim yang
kondusif bagi para pekerja untuk berprestasi, setiap kejadian baik kecelakaan dan penyakit
kerja yang ringan maupun fatal harus dipertanggungjawabkan oleh pihak-pihak yang
bersangkutan (Rika Ampuh Hadiguna, 2009). Sedangkan menurut Rizky Argama (2006),
tujuan dari dibuatnya program keselamatan dan kesehatan kerja adalah untuk mengurangi
biaya perusahaan apabila timbul kecelakaan kerja dan penyakit akibat hubungan kerja.
Beberapa tujuan program Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) adalah:
1. Mencegah kerugian fisik dan finansial baik dari pihak karyawan dan perusahaan
2. Pengaturan Udara
3. Pengaturan Penerangan
Pembinaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja bidang Teknisi dan Penyelia Lift yang
diselenggarakan oleh Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi provinsi DKI Jakarta.
Keselamatan dan Kesehatan kerja adalah hak setiap tenaga kerja dalam melakukan
pekerjaan serta setiap orang lainnya yang berada dalam lingkungan kerja seperti tertuang
sepenuhnya dalam Undang-undang No.1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja.
Khusus untuk lingkungan kerja yang berhubungan dengan lift, UU No.1 tahun 1970
dalam hal ini menyebutkan pada Bab II pasal 2 ayat (2) huruf f “dilakukan pengangkutan
barang, binatang atau manusia, baik di daratan, melalui terowongan, di permukaan air, dalam
air, maupun di udara;”. Kemudian syarat-syarat keselamatan lift pengangkut orang dan
barang diatur dalam Permen no.03/Men/1999.
a. Perencanaan
b. Pemasangan
Tahap pemasangan, tahap assembling dari semua peralatan yang telah direncanakan
dan diproduksi sesuai gambar rencana. Yang perlu diperhatikan dalam tahapan ini adalah:
• Pemasangan diawasi oleh supervisor yang kompeten dan memiliki SIO (Surat Ijin
Operasi) penyelia pengawas pemasangan lift
• Dilaksanakan pemeriksaan dan pengujian oleh perusahaan riksa uji (PJK3 Riksa Uji)
dan disahkan oleh pengawas yang ditunjuk sebelum pesawat tersebut dipakai.
c. Pengoperasian
Setelah pesawat lift selesai dipasang dan telah memiliki surat ijin pemakaian lewat
serangkaian riksa uji, maka pesawat lift tersebut layak untuk digunakan. berikut ini hal-
hal yang perlu dilaksanakan agar pengoperasian pesawat lift dapat berjalan dengan baik
dan aman (setiap saat).
• Pengoperasian dikelola dan diawasi oleh teknisi yang kompeten dan memiliki SIO
sebagai penyelia pengawas operasi lift.
• Dirawat dan diperbaiki secara benar oleh teknisi yang kompeten dan memiliki SIO
perawatan dan perbaikan
Pengaturan system kerja lift antara lain: Pintu sangkar lift akan membuka atau
menutup otomatik bersama pintu pada lantai pemberhentian. Pintu hanya akan membuka
setelah sangkar berhenti sempurna, dan sangkar akan mulai bergerak naik/turun setelah pintu
menutup sempurna. Apabila sangkar berjalan melampaui kecepatan tertentu, rem pengaman
akan bekerja otomatik.
a. Apabila ada gangguan suplai daya listrik, lift akan berhenti dan penumpang lift tidak
dapat keluar tanpa dibantu dari luar ;
1. Usaha – usaha yang dapat dilakukan untuk mencapai keselamatan kerja dan
menghindari kecelakaan kerja antara lain:
Job Hazard Analysis adalah suatu proses untuk mempelajari dan menganalisa suatu
jenis pekerjaan kemudian membagi pekerjaan tersebut ke dalam langkah langkah
menghilangkan bahaya yang mungkin terjadi.
Dalam melakukan Job Hazard Analysis, ada beberapa lagkah yang perlu dilakukan:
1) Melibatkan Karyawan.
b. Risk Management
Risk Management dimaksudkan untuk mengantisipasi kemungkinan
kerugian/kehilangan (waktu, produktivitas, dan lain-lain) yang berkaitan dengan program
keselamatan dan penanganan hukum
c. Safety Engineer
d. Ergonomika
2. Pengendalian K3 Lift
Pasal 24 Ayat (1). Pembuatan dan atau pemasangan lift harus sesuai dengan gambar
rencana yang disahkan oleh Menteri atau pejabat yang ditunjuk. Pasal 24 Ayat (2). Dokumen
perencanaan:
b. Perhitungan kontruksi
Pasal 24 Ayat (3). Proses pembuatannya harus memenuhi SNI atau Standar
internasional yang diakui. Sedangkan pasal 24 Ayat (4). Ijin pemasangan lift:
e. Diagram pengendali
f. Rem pengaman
i. Konstruksi kereta
Pasal 30 Ayat (1). Pemeriksaan dan Pengujian Lift, setiap lift sebelum dipakai harus
diperiksa dan diuji sesuai standar uji yang ditentukan.
BAB III
PENUTUP
Dari pemaparan makalah di atas, maka dapat diambil kesimpulan bahwa kesehatan
dan keselamatan kerja adalah suatu usaha dan upaya untuk menciptakan perlindungan dan
keamanan dari resiko kecelakaan dan bahaya baik fisik, mental maupun emosional terhadap
pekerja, perusahaan, masyarakat dan lingkungan. Jadi kesehatan dan keselamatan kerja tidak
melulu berkaitan dengan masalah fisik pekerja, tetapi juga mental, psikologis dan emosional.
Kesehatan dan keselamatan kerja merupakan salah satu unsur yang penting dalam
ketenagakerjaan. Oleh karena itulah sangat banyak berbagai peraturan perundang-undangan
yang dibuat untuk mengatur nmasalah kesehatan dan keselamatan kerja. Meskipun banyak
ketentuan yang mengatur mengenai kesehatan dan keselamatan kerja, tetapi masih banyak
faktor di lapangan yang mempengaruhi kesehatan dan keselamatan kerja yang disebut
sebagai bahaya kerja dan bahaya nyata. Masih banyak pula perusahaan yang tidak memenuhi
standar keselamatan dan kesehatan kerja sehingga banyak terjadi kecelakaan kerja.
K3 dibidang listrik, meliputi pengawasan terhadap tiga aspek yaitu sumber listrik
sampai kepemakaian termasuk kontrol lift, dan instalasi penyalur petir, mulai dari
tahapperancangan, pemasangan dan pemanfaatannya.
Obyek pengawasan instalasi listrik adalah mencakup semua jenis pusat pembangkit
listrik. Semua gardu listrik dan setiap tempat kerja yang menggunakan listrik.
Pengawasan K3 listrik, lift dan system proteksi petir, pada dasarnya mengawasi
pelaksanaan syarat-syarat K3, baik secara administratif ketentuan teknik dan disesuaikan
dengan standar yang berlaku,bertujuan untuk menjamin kehandalan dan keamanan operasi.
DAFTAR PUSTAKA
Mondy, R.W., 2008, Manajemen Sumber Daya Manusia, Edisi Kesepuluh (terjemahan),
Jakarta: Penerbit Erlangga
Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3): Definisi, Indikator Penyebab dan Tujuan Penerapan
Keselatan dan Kesehatan Kerja (http://jurnal-sdm.blogspot.com/2009/10/kesehatan-dan-
keselamatan-kerja-k3.html)
Departemen Tenaga Kerja Dan Transmigrasui RI, Himpunan Peraturan Perundang Undangan
Keselelamatan Dan Kesehatan Kerja, Jakarta 2008.