Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) SECARA UMUM

Disusun Oleh :
Kelompok 1 (Satu)
1. Dea Puspita Dewi – 2011102415031
2. Iga Marwati - 2011102415154
3. Indi Virginia Mundu – 2011102415072
4. Nurmila Sari – 2011102415074
5. Raden Roro Dennisa R.F. – 2011102415149
6. Tania Nazelilla – 2011102415014
7. Veryna Rizqy Al-Baroqah – 2011102415150
8. Wiyuniarta Syarifuddin – 2011102415056

KELAS A
PRODI S1 FARMASI
FAKULTAS KESHATAN DAN FARMASI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KALIMANTAN TIMUR
2020
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Secara Umum
BAB 1
Pendahuluan

Latar Belakang
Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) adalah suatu pemikiran dan upaya
untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik jasmani maupun rohaniah
tenaga kerja pada khususnya, dan manusia pada umumnya, hasil karya dan budaya
untuk menuju masyarakat adil dan makmur, serta menciptakan perlindungan dan
keamanan dari resiko kecelakaan dan bahaya baik fisik, mental maupun emosional
terhadap pekerja, perusahaan, masyarakat dan lingkungan (Sucipto, 2014).
Era globalisasi, K3 telah menjadi sebuah kebutuhan dalam setiap bagian
kerja baik yang berada dilapangan ataupun didalam ruangan. K3 adalah suatu
bentuk usaha atau upaya bagi para pekerja untuk memperoleh jaminan atas
keselamatan dan kesehatan kerja dalam melakukan pekerjaan yang dapat
mengancam dirinya baik berasal dari individu maupun lingkungan kerjanya.
Dalam Undang-Undang Nomor 23 tahun 1992 tentang Kesehatan, pasal 23
menyatakan bahwa upaya K3 harus diselengarakan disemua tempat kerja,
khususnya tempat kerja yang mempunyai resiko bahaya kesehatan. Rumah sakit
dan klinik termasuk dalam kriteria tempat kerja dengan berbagai ancaman bahaya
yang dapat menimbulkan dampak kesehatan, tidak hanya karyawan yang bekerja,
tapi juga terhadap pasien maupun pengunjung rumah sakit dan klinik (Yuwono &
Yuanita, 2015).
Salah satu faktor yang dapat membentuk kepuasan kerja adalah adanya
jaminan dan kondisi kerja yang nyaman bagi anggota organisasi. Dan K3
merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi kepuasan kerja (Indrawati
dkk, 2017).

Tujuan :
- Mengetahui Pengertian Dari K3
- Mengetahui pencegahan dan pemberantasan penyakit dan kecelakaan
akibat kerjapemeliharaan peningkatan kesehatan gizi kerja
- Mengetahui Syarat Syarat K3
- Mengetahui Ruang Lingkup K
- Mengetahui Sejarah K3
BAB II
Tinjuan Pustaka

2.1. Penerapan K3
a. Pengertian Keselamatan Kerja
Keselamatan kerja juga dimaksudkan untuk memberikan perlindungan
kepada tenaga kerja, yang menyangkut aspek keselamatan, kesehatan,
pemeliharaan moral kerja, perlakuan sesuai martabat manusia dan moral
agama. Hal tersebut dimaksudkan agar para tenaga kerja secara aman
dapat melakukan pekerjaannya guna meningkatkan hasil kerja dan
produktivitas kerja. Dengan demikian, para tenaga kerja harus
memperoleh jaminan perlindungan keselamatan dan kesehatannya di
dalam setiap pelaksaan pekerjaannya sehari-hari (Tarwaka, 2014).
Sedangkan syarat dalam keselamatan dan kesehatan kerja dalam peraturan
perundangan No. 1 tahun 1970 Pasal 3 sebagai berikut:
a) Mencegah dan mengurangi kecelakaan
b) Mencegah, mengurangi, dan memadamkan kebakaran
c) Memberi kesempatan atau jalan penyelamatan diri pada waktu
kebakaran atau kejadian - kejadian lain yang membahayakan
d) Memberi pertolongan pada kecelakaan
e) Memberi alat pelindung diri pada para pekerja
f) Mencegah dan mengendalikan timbulnya atau menyebar luasnya
suhu, kelembapan, debu, kotoran, asap, uap, gas, aliran udara,
cuaca, sinar radiasi, kebisingan dan getaran.
g) Mencegah dan mengendalikan timbulnya penyakit akibat kerja
baik fisik maupun psikis, peracunan, infeksi dan penularan
h) Memperoleh penerangan yang cukup dan sesuai
i) Menyelenggarakan suhu dan kelembapan udara yang baik
j) Menyelenggarakan penyegaran udara yang cukup
k) Memelihara kebersihan, kesehatan dan ketertiban
l) Menerapkan ergonomi di tempat kerja
m) Mengamankan dan mengamankan pengangkutan orang dan barang
n) Mengamankan dan memelihara segala jenis bangunan
o) Mengamankan dan memperlancar pekerjaan bongkar muat,
perlakuan dan penyimpananan barang
p) Mencegah terkena aliran listrik yang berbahaya
q) Menyesuaikan dan menyempurnakan pengamanan pada pekerjaan
yang bahaya kecelakaannya menjadi bertambah tinggi

b. Kesehatan Kerja
Kesehatan kerja (Occupational Health) sebagai suatu aspek atau
unsur kesehatan yang erat berkaitan dengan lingkungan kerja dan
pekerjaan yang secara langsung maupun tidak langsung dapat
mempengaruhi efisiensi dan produktivitas kerja (Tarwaka, 2014). Menurut
Lidya dalam Sayuti (2013) pengertian kesehatan kerja adalah hal yang
menyangkut kemungkinan ancaman terhadap kesehatan seseorang yang
bekerja pada sesuatu tempat atau perusahaan selama waktu kerja yang
normal. Sedangkan menurut Santoso dalam Sayuti (2013) pengertian
kesehatan kerja adalah kesehatan jasmani dan rohani.

c. Keselamatan dan Kesehatan Kerja Secara filosofi


K3 didefinisikan sebagai upaya dan pemikiran untuk menjamin
keutuhan dan kesempurnaan baik jasmani maupun rohani diri manusia
pada umumnya dari tenaga kerja pada khususnya beserta hasil karyanya
dalam rangka menuju masyarakat yang adil, makmur dan sejahtera. Secara
keilmuan K3 didefinisikan sebagai ilmu dan penerapannya secara teknis
dan teknologis untuk melakukan pencegahan terhadap munculnya
kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja dari setiap pekerjaan yang
dilakukan. Sedangkan dari sudut ilmu hukum, K3 didefinisikan sebagai
salah satu upaya perlindungan agar setiap tenaga kerja dan orang lain
memasuki tempat kerja senantiasa dalam keadaan yang sehat dan selamatn
serta sumber-sumber proses produkasi dapat dijalankan secara aman,
efisien dan produktif (Tarwaka, 2014)

d. Ruang Lingkup K3
Ruang lingkup K3 sangat luas, didalamnya termasuk perlindungan
teknis yaitu perlindungan terhadap tenaga kerja/pekerja agar selamat dari
bahaya yang dapat ditimbulkan oleh alat kerja/bahan-bahan yang
dikerjakan, dan sebagai usaha mecegah kemungkinan terjadinya
kecelakaan kerjadan penyakit akibat kerjaK3 harus diterapkan dan
dilaksanakan disetiap tempat kerja. ( triwibowo,2013)

e. pencegahan kecelakaan kerja


pada dasarnya tindakan pencegahan kecelakaan adalah
menggunakan konsep 2E + l yaitu :
1) E(Enjiniring), lingkup enjiniring adalah mencari substitusi material
berbahaya pengurangan penyimpanan material berbahaya memodifikasi
proses menggunakan sistem peringatan
2) E (edukasi lingkup) edukasi adalah melatih pekerja terkait tentang
prosedur dan praktik kerja aman mengajarkan cara pengerjaan suatu
pekerjaan secara benar dan penggunaan produk secara aman serta aktivitas
edukasi lainnya
3) I (implementasi)lingkup implementasi adalah upaya pencapaian penemuan
peraturan perundangan yang berlaku dalam bentuk undang-undang
Peraturan Pemerintah Keputusan Presiden keputusan menteri dan surat
edaran
ketiga aspek tersebut harus dijalankan secara paralel agar kinerja aspek K3 di
lapangan bisa berjalan dan bisa dilakukan dengan cara yang beredar maka kinerja
K3 akan meningkat(sucipto 2018)

2.2. SEJARAH K3
Gerakan K3 di Dunia Sejak zaman purba pada awal kehidupan manusia di bumi,
untuk memenuhi kebutuhan hidupnya manusia diharuskan untuk bekerja. Pada
saat bekerja mereka mengalami kecelakaan dalam bentuk cidera atau luka.
Dengan akal pikirannya mereka berusaha mencegah terulangnya kecelakaan
serupa. Selama pekerjaan masih dikerjakan secara perseorangan atau dalam
kelompok kecil maka usaha pencegahan tidaklah terlalu sulit, namun hal tersebut
segera berubah, saat revolusi industri dimulai.

Resiko kecelakaan kerja bisa terjadi kapan saja. Untuk itu, kesadaran mengenai
Keselamatan dan Kesehatan Kerja menjadi sangat diperlukan. Undang-Undang
No. 1/1970 dan No. 23/1992 mengatur mengenai Keselamatan dan Kesehatan
Kerja.Menurut Suma’mur (2001), keselamatan kerja merupakan rangkaian usaha
untuk menciptakan suasana kerja yang aman dan tentram bagi para karyawan
yang bekerja di perusahaan yang bersangkutan

BAB III
Pelaksanaan Praktikum
A. Alat
- Alat Pelindung Mata (kaca mata pengaman) dan Muka
Jenis : Kaca mata ( Spectales/Goggles), Tameng muka ( Face shield)
- Pelindung pendengaran
Jenis : - Sumbat telinga atau ear plug, Tutup telinga atau ear muff
- Pelindung Pernafasan (Respirator)
Jenis: air purifying respiraton, air supplying respirator
- Pelindung tangan
Jenis : Sarung tangan biasa atau gloves, Miltten
- Pakaian Pelindung
Jenis : Apron, Overalis
- Pelindung Kaki (Sepatu bot dan Sepatu keamanan)
- Tali Pengaman
- Ikatan Tali Kesekamatan

B. Cara Kerja

BAB IV
Hasil Praktikum
A. Tabel Pengamatan
No Bahan Hasil Gambar Hasil
Pengamatan Pengamatan Pengamatan

B. Perhitungan.

BAB V
Pembahasan
SEJARAH K3

Zaman Pra-Sejarah
Pada zaman batu dan goa (Paleolithikum dan Neolithikum) dimana manusia
yang hidup pada zaman ini telah mulai membuat kapak dan tombak yang mudah
untuk digunakan serta tidak membahayakan bagi mereka saat digunakan.

Zaman Bangsa Babylonia (Dinasti Summeria) di Irak


Pada era ini masyarakat sudah mencoba membuat sarung kapak agar aman dan
tidak membahayakan bagi orang yang membawanya. Pada masa ini masyarakat
sudah mengenal berbagai macam peralatan yang digunakan untuk membantu
pekerjaan mereka. Dan semakin berkembang setelah ditemukannya tembaga dan
suasa sekitar 3000-2500 Sm.

Zaman Mesir Kuno


Pada masa ini terutama pada masa berkuasanya Fir’aun banyak sekali dilakukan
pekerjaanpekerjaan raksasa yang melibatkan banyak orang sebagai tenaga kerja.
Pada tahun 1500 SM khususnya pada masa Raja Ramses II dilakukan pekerjaan
pembangunan terusan dari Mediterania ke Laut Merah.

Zaman Yunani Kuno


Pada zaman romawi kuno tokoh yang paling terkenal adalah Hippocrates.
Hippocrates berhasil menemukan adanya penyakit tetanus pada awak kapal yang
ditumpanginya.

Zaman Romawi
Para ahli seperti Lecretius, Martial, dan Vritivius mulai memperkenalkan adanya
gangguan kesehatan yang diakibatkan karena adanya paparan bahan-bahan toksik
dari lingkungan kerja seperti timbal dan sulfur.

Abad Pertengahan
Pada abad pertengahan sudah diberlakukan pembayaran terhadap pekerja yang
mengalami kecelakaan sehingga menyebabkan cacat atau meninggal. Masyarakat
pekerja sudah mengenal akan bahaya vapour di lingkungan kerja sehingga
disyaratkan bagi pekerja yang bekerja pada lingkungan yang mengandung vapour
harus menggunakan masker.

Abad ke-16
Salah satu tokoh yang terkenal pada masa ini adalah Phillipus Aureolus
Theophrastus Bombastus von Hoheinheim atau yang kemudian lebih dikenal
dengan sebutan Paracelsus mulai memperkenalkan penyakit-penyakit akibat kerja
terutama yang dialama oleh pekerja tambang.

Abad ke-18
Pada masa ini ada seorang ahli bernama Bernardino Ramazzini (1664 – 1714)
dari Universitas Modena di Italia, menulis dalam bukunya yang terkenal :
Discourse on the diseases of workers, (buku klasik ini masih sering dijadikan
referensi oleh para ahli K3 sampai sekarang.
Era Revolusi Industri (Traditional Industrialization) Pada era ini hal-hal yang turut
mempengaruhi perkembangan K3 adalah :

1. Penggantian tenaga hewan dengan mesin-mesin seperti mesin uap yang baru
ditemukan sebagai sumber energi.
2. Penggunaan mesin-mesin yang menggantikan tenaga manusia
3. Pengenalan metode-metode baru dalam pengolahan bahan baku (khususnya
bidang industri kimia dan logam).
4. Pengorganisasian pekerjaan dalam cakupan yang lebih besar berkembangnya
industri yang ditopang oleh penggunaan mesin-mesin baru.
5. Perkembangan teknologi ini menyebabkan mulai muncul penyakit-penyakit
yang berhubungan dengan pemajanan karbon dari bahan-bahan sisa pembakaran.

Era Industrialisasi (Modern Industrialization)


Sejak era revolusi industri sampai dengan pertengahan abad 20 maka penggnaan
teknologi emakin berkembang sehingga K3 juga mengikuti perkembangan ini.
Perkembangan pembuatan alat pelindung diri, safety devices. dan interlock dan
alat-alat pengaman lainnya juga turut berkembang.

Era Manajemen dan Manjemen K3


Perkembangan era manajemen modern dimulai sejak tahun 1950-an hingga
sekarang. Perkembangan ini dimulai dengan teori Heinrich (1941) yang meneliti
penyebab-penyebab kecelakaan bahwa umumnya (85%) terjadi karena faktor
manusia (unsafe act) dan faktor kondisi kerja yang tidak aman (unsafe condition).

BAB VI
Kesimpulan dan Saran
A. Kesimpulan
Berdasarkan Undang-undang Jaminan Keselamatan dan Kesehatan Kerja
itu diperuntukkan bagi seluruh pekerja yang bekerja di segala tempat kerja,
baik didarat, di dalam tanah, di permukaan air, di dalam air maupun di
udara, yang berada di dalam wilayah kekuasaan hukum Republik
Indonesia. Jadi pada dasarnya, setiap pekerja di Indonesia berhak atas
jaminan keselamatan dan kesehatan kerja.

B. Saran

DAFTAR PUSTAKA
Busyairi, Tosungku, Oktaviani, & Ayu. (2014). Pengaruh keselamatan kerja dan
kesehatan kerja terhadap produktivitas kerja. Jurnal Ilmiah Teknik Industri .
CD, S., & Sucipto. (2014). Kesekamatan dan Kesehatan Kerja. Yogyakarta:
Gosyen Publishing.
Indrawati, satya, IGBH, & Dewi. (2017). Pengaruh Keselamatan Kerja Pada
Kepuasan Kerja dan Komitmen Organisasional. Jurnal Manajemen (MBSK) .
Kaligis, Sompire, tjakra, & Walangitan. (2013). Pengaruh implementasi program
keselamatan dan kesehatan kerja (K3) terhadap Produktivitas Kerja. Jurnal Sipil
Statik Vol 1 , 219-225.
Sayuti, & Kurniawati. (2013). Dasar-dasar Keselamatan Kerja. Jakarta.
Suma'mur. (2001). Keselamatan kerja dan Pencegahan Kecelakaan. Jakarta:
PT.Gunung Agung.
Tarwaka. (2014). Keselamatan dan Kesehatan Kerja : Manejemen dan
implementasi K3 ditempat kerja. Surakarta: Harapan Press.
Yuanita. (2015). Pengaruh Keselamatan Kerja dan Kesehatan Kerja Terhadap
Kepuasan Kerja Karyawan. Jurnal Administrasi dan Bisnis .

Anda mungkin juga menyukai