Anda di halaman 1dari 7

Nama : Silviana Achmad

NIM : 2011102415116
Mata Pelajaran : Botani Farmasi
Tugas : Morfologi Tumbuhan
A. MORFOLOGI
Habitus : Herba, Semusim
Tinggi : 30 – 50 cm
Batang : Lunak,bulat diameter 1 – 2 cm, hijau kekuningan
Daun : Tunggal, bulat telur, tepi bergerigi, Ujung tumpul,pangkal meruncing,
Pertulangan menyirip,panjang 15 – 40 cm, lebar 5 – 8 cm,permukaan
atas dan permukaan bawah berambut,hijau
Bunga : Majemuk, bentuk tandan,kelopak terdiri dari lima daun kelopak,hijau,mahkota
putih keunguan,bentuk terompet,benang sari empat,tangkai sari
putih,kepala sari berbintikungu,kepala putik putih kekuningan dan putih
keunguan/
Buah : Kotak bentuk kerucut,beruang dua,berbulu halus,kuning kotor
Biji : Bulat pipih kecil, masih muda kuning pucat setelah tua kuning kecoklatan
Akar : Tunggang coklat muda
B. NAMA TANAMAN : foxglove
C. NAMA LATIN : Digitalis Purpurea
D. CARA HIDUP :Tumbuh di alam liar, sering di daerah pegunungan dan hutan, dan
juga di sepanjang pinggir jalan Periode berbunga adalah awal
musim panas, kadang-kadang dengan tangkai bunga tambahan
berkembang di musim ini. Tanaman ini sering dikunjungi lebah,
yang memanjat tepat di dalam tabung bunga untuk mendapatkan
nektar di dalamnya
E. KEGUNAAN : sebagai obat lemah jantung
A. MORFOLOGI
Tinggi : 2,5 – 5 meter
Batang : berkayu, berbentuk bulat dengan bekas daun yang tampak jelas. Batang
tegak,saat masih muda hijau dan setelah tua cokelat kehijauan
Daun : majemuk, bulat telur, ujung runcing dan pangkal tumpul. Tepi daun rata, daun
1,5-6 cm, lebar daun 1-3,5 cm. Daun mempunyai pertulangan menyirip,
bertangkai pendek, dan berwarna hijau keputihan bagian atas, hijau terang
bagian bawah
Bunga : majemuk, berbentuk seperti payung, berada di ketiak daun. Kelopak berbentuk
bulat telur, merah-ungu. Kepala putik berjumlah tiga, berbentuk seperti ginjal.
Benang sari tiga, panjang tangkai 5-10 mm
Buah : Bakal buah menumpang, ungu. Buah buni, bulat, beruang tiga, dengan diameter
±1,5 mm, hijau keputih-putihan-keunguan. Setiap buah berisi tiga biji. Biji
bulat, keras, putih
Akar : akar tunggang, putih kotor.
B. NAMA TANAMAN : Daun Katuk
C. NAMA LATIN : Sauropus androgynus
D. CARA HIDUP : Tanaman katuk dapat tumbuh di daerah manapun. Baik itu daerah
dataran tinggi maupun daerah dataran rendah. Selain itu, tanaman
katuk dapat hidup di tempat yang teduh. Ketika membudidayakan
katuk, usahakan suhu dan kelembapan harus stabil.Tanaman katuk
dapat tumbuh di daerah yang bersuhu 22-31 derajat celcius.
Sedangkan kelembapannya, tanaman katuk dapat hidup di daerah yang
berkelembapan 60-70%.Untuk penyiraman sendiri dapat dilakukan
setiap seminggu sekali. Jika pada musim kemarau, penyiraman dapat
ditingkatkan lagi sedangkan pada musim penghujan, penyiraman
dapat dikurangi. Dan untuk penyiangan sendiri dapat dilakukan setiap
bulannya. Penyiangan dilakukan agar tanaman yang terserang gulma
dapat segera dibuang dan diganti dengan tanaman lainnya
E. KEGUNAAN :1. pelancar ASI,
2. pembersih darah,
3. pembangkit vitalitas seks dan meningkatkan jumlah sperma,
4. mencegah osteoporosis,
5. anti stress karena mengandung vitamin C yang tinggi,
6. membentuk kolagen kalsium yang tinggi sebagai penguat tulang,
7. mengatur tingkat kolesterol serta pemacu imunitas,
8. penyembuh luka dan meningkatkan fungsi otak agar dapat bekerja
maksimal,
9.  mengandung efedrin sebagai anti influenza,
10. mencegah penyakit mata dangan kandungan vitamin A yang
cukup.
A. MORFOLOGI
Tinggi : ±1,5 meter
Batang : batang tegak, lunak, halus berwarna hijau atau hitam dengan bercak putih.
batang tunggal (sering disebut batang semu) memecah menjadi tiga batang
sekunder dan akan memecah menjadi tangkai daun.
Daun :daun tunggal menjari dengan ditopang oleh satu tangkai daun yang bulat.
Pada tangkai daun akan keluar beberapa umbi batang sesuai musim tumbuh
helaian daun memanjang dengan ukuran antara 60 - 200 cm dengan tulang-
tulang daun yang kecil terlihat jelas pada permukaan bawah daun. Panjang
tangkai daun antara 40 - 180 cm dengan daun-daun yang lebih tua berada pada
pucuk di antara tiga segmen tangkai daun
Bunga : bunga besar di bagian terminal (terdiri atas batang pendek, spatha, dan gagang)
yang mengeluarkan bau busuk. Tangkai bunga polos, bentuk jorong atau oval
memanjang, berwarna merah muda pucat, kekuningan, atau cokelat terang.
Biji : Panjang biji 8 - 22 cm, lebar 2,5 - 8 cm dan diameter 1 - 3 cm
Buah : Umbi porang terdiri atas dua macam, yaitu umbi batang yang berada di dalam
tanah dan umbi katak (bulbil) yang terdapat pada setiap pangkal cabang atau
tangkai daun. Umbi yang banyak dimanfaatkan adalah umbi batang yang
berbentuk bulat dan besar, biasanya berwarna kuning kusam atau kuning
kecokelatan. Bentuk umbi khas, yaitu bulat simetris dan di bagian tengah
membentuk cekungan. Jika umbi dibelah, bagian dalam umbi berwarna kuning
cerah dengan serat yang halus, karena itu sering disebut juga iles kuning.

B. NAMA TANAMAN : Tumbuhan Porang


C. NAMA LATIN : Amorphophallus oncophyllus Prain
D. CARA HIDUP : porang tumbuh secara sporadis di hutan maupun di pekarangan
sebagai tumbuhan liar. porang dapat tumbuh pada ketinggian 0 –
700 m dpl, namun tumbuh baik pada ketinggian 100 - 600 m dpl.
Pertumbuhan porang membutuhkan intensitas cahaya maksimum
40%, dapat tumbuh pada semua jenis tanah pada pH 6 - 7 (netral),
dan tumbuh baik pada tanah yang gembur serta tidak tergenang
air.
E. KEGUNAAN : 1. Mengatasi Sembelit
2. Merawat Kesehatan Kulit
3. Membantu Menjaga Berat Badan
4. Mencegah dan Mengatasi Diabetes
5. Menurunkan Darah Tinggi
6. Mencegah Kanker
DAFTAR PUSTAKA

kimiawan Jerman Oswald Schmiedeberg 1875 pertama kali mengisolasi digitoksin murni dari
mengekstraksi dan mengidentifikasi glikosida lain dari berbagai spesies Digitalis purpurea
Hettercheid, W.L.A & Ittenbach, s. 1996. Generic Diagnosis of Amorphopallus
Blume.www.aroid.org/genera/amorphophallus/diagno.html.
Journal of Natural Products, 55(6), 748-752.
Jurnal Produksi Tanaman VOL 5, NO 6 (2017)
Kelly, K.L., Kimball, B.A., & Johnston, J.J. (1995). Quantitation of digitoxin, digoxin, and their
metabolites by high-performance liquid chromatography using pulsed amperometric detection.
Journal of Chromatography A, 711, 289-295.
Lelievre, L.G. & Lechat, P. (2007). Mechanisms, manifestations, and management of digoxin
toxicity.
Tumbuhan porang (Amorphophallus oncophyllus Prain) (Sumber: Pusat Penelitian dan
Pengembangan Porang Indonesia, 2013)
Chairiyah, N., N. Harijati, dan R. Mastuti. 2014. Pengaruh Waktu Panen Terhadap Kandungan
Glukomanan pada Umbi Porang (Amorphophallus muelleri Blume) Periode Tumbuh Ketiga.
Research Journal of Life Science, 1 (1) : 37-42.
Kuate, S.P., Padua, R.M., Eisenbeiss, W.F., and Kreis, W. 2008. Purification and Characterization
of Malonyl-coenzyme A:21-hydroxypregnane21-Omalonyltransferase (Dp21MaT) from Leaves of
Digitalis purpurea L. Phytochemistry,69(3):619–626
Sujarwanto. M. 2012. Manfaat Daun Katuk (Sauropus androgynus)

Anda mungkin juga menyukai