DI SUSUN OLEH :
KELAS :A
NIM : 2011102415116
LABORATORIUM FARMAKOLOGI
2021
BAB I
PENDAHULUAN
A. TUJUAN
B. Latar Belakang
Hewan percobaan adalah hewan yang sengaja dipelihara dan diternakkan untuk
dipakai sebagai hewan model dan juga untuk mempelajari dan mengembangkan berbagai
macam bidang ilmu dalam skala penelitian atau pengamatan laboratorik. Animal model
atau hewan model adalah objek hewan sebagai hewan imitasi (peniruan) manusia (atau
spesies lain), yang digunakan untuk menyelidiki fenomena biologis atau patobiologis (Hau
Dalam laboratorium pendidikan, beberapa mata kuliah dalam kurikulum prodi farmasi
ditunjang dengan praktikum yang menggunakan hewan hidup. Penggunaan hewan hidup
ini penting sebagai alat untuk memperjelas teori dan fenomena yang terjadi dalam materi
mata kuliah yang bersangkutan dan hal ini tidak dapat dihindari.
Begitu pula dengan penelitian, penelitian adalah kegiatan yang dilakukan berdasarkan
kaidah dan metode ilmiah yang secara sistematis untuk memperoleh informasi, data, dan
keterangan dari subjek yang terkait dengan pemahaman teori dan pembuktian asumsi dan
atau hipotesis. Hasil yang didapat merupakan kesimpulan yang dapat diaplikasikan atau
kegiatan penelitian harus tetap menghormati hak dan martabat subjek penelitian.
Oleh karena itu, dalam percobaan ini membahas mengenai bagaimana cara
memberikan penanganan terhadap hewan coba dan bagaimana cara memegang mencit
dengan benar.
Penggunaan hewan coba mencit (Mus musculus) dengan memegang ekor mencit
dengan jari, sedangkan tangan kanan memegang bagian leher mencit selanjutnya
TINJAUAN PUSTAKA
A. Teori Umum
Anatomi adalah ilmu mengenal struktur tubuh, kata anatomi berasal dari bahasa
Yunani ana dan tome. Yang berarti memotong atau memisahkan sedangkan Fisiologi
adalah ilmu mengenai fungsi dari tubuh yang hidup (Sloane, 2004).
Hewan laboratorium atau hewan coba adalah hewan yang sengaja dipelihara dan
diternakkan untuk digunakan sebagai hewan model guna mempelajari dan skala penelitian
dilakukan dibidang fisiologi, farmakologi, biokimia, zoologi, komparatif, dan ekologi dalam
arti luas dibidang kedokteran, selain penelitian hewan coba juga sering digunakan untuk
pergerakan yang dapat diamati, perilaku bisa juga mencakup respon - respon internal yang
Pemilihan hewan percobaan untuk uji farmakologi didasarkan pula pada beberapa
faktor antara lain (1) faktor kepekaan hewan terhadap metode uji (2) faktor kemiripan
dengan fisiologi manusia, (3) faktor harga dan (4) faktor kemudahan perkembangbiakan
Variasi makhluk meliputi perbedaan bentuk, penampilan, jumlah, dan ukuran diantara
berbagai makhluk yang berbeda jenisnya. Keanekaragaman demikian dapat dijumpai pada
berbagai tingkatan takson, mulai dari jenis (species), marga (genus), dan suku (familia)
(Tira, 2002).
Sistem pencernaan pada hewan mamalia pada umumnya sama dengan manusia,
kecuali pada susunan dan bentuk gigi serta struktur lambung, khususnya pada hewan
Dasar dari klasifikasi makhluk hidup adalah persamaan dan perbedaan ciri – ciri pada
berbagai jenis makhluk hidup yang pada umum digunakan sekarang adalah klasifikasi
Hewan uji yang akan digunakan pilih berdasarkan umur, jenis kelamin, berat badan,
kondisi kesehatan, dan keturunan. Hewan uji digunakan harus selalu berada dalam kondisi
dan tingkat kesehatan yang baik, dalam hal ini hewan uji yang digunakan sehat ada
pengamatan bobot beratnya bertambah besar atau berkurang tidak lebih dari 10% tidak ada
tingkat kelainan dalam tingkah laku dan harus diamati satu minggu dalam laboratorium atau
Dalam penelitian kesehatan yang memanfaatkan hewan coba juga harus di prinsip
sudah perhitungan secara saksama, baik, dan penelitian sejenis yang sebelumnya memicu
literature untuk menjawab pertanyaan penelitian dan tidak dapat digunakan oleh makhluk
hidup lain seperti sel atau biakan jaringan Roplozmon terbagi menjadi dua bagian yaitu
Mencit (Mus musculus) memiliki ciri – ciri berupa bentuk tubuh kecil berwarna putih,
memiliki siklus temperature yaitu 4 – 5 lalu kondisi dan jauh dari kelembapan suhu
pemeliharaan juga harus dijaga kestabilannya antara 18 - 19º C suhu kelembapan udara
1. Phylum : Chordata
2. Subphylum : Vertebrata
3. Class : Mamalia
4. Ordo : Rodentia
5. Family : Muridae
6. Genus : Mus
Mencit (Mus musculus) memiliki karakteristik berupa bentuk tubuh kecil, berwarna
putih, memiliki siklus estrus teratur yaitu 4 – 5 hari suhu maksimum perkembangbiakan
30ºC, suhu rektalnya 35 - 39ºC, laju respirasi rata - rata 140 – 180/menit dengan denyut
Mencit betina dewasa dengan umur 35 – 60 hari memiliki berat badan 18 – 35 g, lama
hidupnya 1 – 2 tahun, namun dapat mencapai 3 tahun, mencit betina mempunyai masa
reproduksi selama 1,5 tahun menncit betina ataupun jantan dapat dikawinkan pada umur 8
minggu, lama kebuntingan 19 – 20 hari, jumlah anak mencit rata – rata 8 – 15 ekor dengan
Adanya pola infeksi dan derajat keparahan usus terhadap infeksi E.coli merupakan
flora yang dominan pada usus yang bersifat fakultatif, beberapa strain dapat
E. Uraian Bahan
Bm : 18,02
Kegunaan : Pelarut
2. Alkohol : ( FI V: 393 )
Bm : 46,07
Kegunaan : Pelarut
PROSEDUR KERJA
A. Alat
1. Handscoon
2. Kanula
3. Lap halus
4. Lap kasar
5. Spoit 1 cc
B. Bahan
1. Alkohol
2. Aquadest
C. Cara Kerja
c. Kemudian letakkan di atas meja lalu dielus – elus menggunakan tangan kiri dan
d. Setelah mencit tenang, jepit tengkuk mencit menggunnakan ibu jari dan jari telunjuk
tangan kiri, kemudian angkat dan selipkan ekornya diantara jari manis dan kelinking.
b. Kemudian bengkokkan sedikit ujung kanula dan pasangkan pada ujung spoit.
c. Setelah itu ambil mencit dengan tangan kiri yang menjepit tengkuknya menggunakan
jari dan jari telunjuk serta ekor mencit yang dijepitkan pada jari kelinking dan jari
manis.
a. Masukkan mencit ke dalam kandang restriksi mencit dengan ekor yang menjulur
keluar
b. Kemudian celupkan ekor mencit ke dalam air hangat agar pembuluh vena mengalami
c. Isikan spoit menggunakan cairan obat dan suntikkan perlahan – lahan ke ekor mencit
b. Setelah itu, ambil mencit dengan tangan kiri yang menjepit tengkuknya menggunakan
ibu jari dan jari telunjuk serta ekor mencit yang dijepitkan pada jari kelinking dan jari
manis.
c. Posisikan jarum spoit pada otot paha kaki bagian belakang mencit lalu suntikkan
secara perlahan.
b. Setelah itu, ambil mencit dengan tangan kiri yang menjepit tengkuknya menggunakan
ibu jari dan jari telunjuk serta ekor mencit yang dijepitkan pada jari kelinking dan jari
manis.
c. Pastikan spoit pada abdomen yang sedikit menepi dari tangan agar jarum spoit tidak
b. Setelah itu, ambil mencit dan letakkan di atas meja laboratorium sambil dielus – elus
c. Setelah mencit tenang. Kulit dari daerah tengkuk diangkat dan arahkan spoit di bawah
kulit
PEMBAHASAN
Mencit adalah hewan percobaan yang sering dan banyak digunakan diberbagai
cabang dalam penelitian mencit mempunyai nama latin, yaitu Mus musculus. Mencit atau
Mus musculus termasuk hewan pengerat (rodensia) yang cepat berkembangbiak, mudah
dipelihara dalam jumlah banyak, variasi genetiknya cukup besar serta sifat anatomis dan
fisiologisnya berkarakteristik dengan baik. Mencit atau Mus musculus yang sering
memiliki beberapa keuntungan, yaitu daur esresinya teratur dan dapat dideteksi, periode
kebuntingan relatif singkat, dan mempunyai anak yang banyak serta terdapat keselarasan
Para ilmuwan dan para peneliti bergantung pada mencit dan tikus karena beberapa
alasan, salah satunya kenyamanan. Menurut mereka, ukuran tikus kecil, mudah disimpan
dan dipelihara, serta dapat beradaptasi dengan baik di lingkungan baru. Tikus dan mencit
juga berkembang biak dengan sangat cepat, tapi memiliki jangka waktu hidup yang pendek,
sekitar dua hingga tiga tahun. Sehingga beberapa generasi tikus, dapat diamati para
Alasan kedua karena harga mencit dan tikus relatif murah, dan bisa dibeli dalam
jumlah besar. Tikus juga umumnya berwatak lembut dan jinak, membuat mereka mudah
ditangani oleh para peneliti. Menurut National Human Genome Research Institute,
sebagian besar mencit dan tikus yang digunakan dalam percobaan medis adalah inbred,
sehingga selain memiliki jenis kelamin yang berbeda, mereka semua hampir identik secara
genetik. Hal ini kemudian membuat hasil uji medis pun lebih seragam. Sebagai persyaratan
minimum, tikus dan mencit yang digunakan untuk percobaan medis, harus berasal dari
Alasan ketiga mengapa tikus dan mencit suka digunakan dalam pengujian medis,
karena mulai dari karakteristik genetik, biologi, dan perilaku mereka semua sangat mirip
dengan manusia. Banyak kondisi gejala pada manusia yang dapat direplikasi pada tikus
dan mencit. “Tikus dan mencit adalah mamalia yang berbagai banyak proses dengan
manusia, dan sesuai digunakan untuk menjawab banyak pertanyaan penelitian,” ujar wakil
dari the National Institutes of Health (NIH) Office of Laboratory Animal Welfare, Jenny
Haliski.
Selama dua dekade terakhir, kesamaan tersebut menjadi lebih kuat. Karena para
ilmuwan dapat mengembangbiakkan tikus secara genetik yang disebut "tikus transgenik",
yang membawa gen mirip penyebab penyakit pada manusia. Menurut FBR, gen yang
terpilih oleh peneliti pun dapat dimatikan atau dibuat tidak aktif, sehingga dapat digunakan
untuk mengevaluasi efek dari bahan kimia penyebab kanker (karsinogen), dan menguji
keamanan obatnya.
Beberapa contoh gangguan dan penyakit pada manusia, dimana tikus dan mencit
fibrosis, HIV/AIDS, penyakit jantung, penyakit otot distrofi, serta cedera tulang belakang.
Tikus dan mencit juga digunakan dalam meneliti soal perilaku, sensorik, penuaan,
nutrisi, studi genetik, serta pengujian obat anti mengidam yang berpotensi akan mengakhiri
pemahaman ilmiah sistem biomedis yang mengarah pada obat, terapi, serta perawatan,”
Mencit adalah hewan yang mudah stress, maka dari itu mencit memerlukan perlakuan
yang baik dan benar. Oleh karena itu, penggunaan hewan dalam kegiatan laboratorium
pendidikan (praktikum) perlu selaras tata caranya dan memenuhi kriteria etika penggunaan
hewan percobaan. Hewan uji yang digunakan dalam penelitian tetap harus dijaga hak -
haknya yang dikenal sebagai Animal Welfare seperti yang tercantum dalam five of freedom
yang terdiri dari lima kebebasan yaitu :
1. Freedom from hunger and thirst. Bebas dari rasa lapar dan haus, maksudnya adalah
hewan harus diberikan pangan yang sesuai dengan jenis hewan dalam jumlah yang
proporsional, hiegenis dan disertai dengan kandungan gizi yang cukup.
2. Freedom from thermal andphysical discomfort. Hewan bebas dari kepanasan dan ketidak
nyamanan fisik dengan menyediakan tempat tinggal yang sesuai dengan prilaku hewan
tersebut.
3. Freedom from injury, disease and pain. Hewan harus bebas dari luka, penyakit dan rasa
sakit dengan melakukan perawatan, tindakan untuk pencegahan penyakit, diagnosa
penyakit serta pengobatan yang tepat terhadap binatang peliharaan.
4. Freedom to express most normal pattern of behavior. Hewan harus bebas
mengekspresikan perilaku norml dan alami dengan menyediakan kandang yang sesuai
baik ukuran maupun bentuk, termasuk penyediaan teman (binatang sejenis) atau bahkan
pasangan untuk berinteraksi sosial maupun melakukan perkawinan.
5. Freedom from fear and distresss. Hewan bebas dari rasa takut dan penderitaan dilakukan
dengan memastikan bahwa kondisi dan perlakuan yang diterima hewan peliharaan bebas
dari segala hal yang menyebabkan rasa takut dan stress seperti konflik dengan spesies lain
dan gangguan dari predator.
dan berprikemanusiaan. Mencit (Mus musculus) adalah hewan coba yang mudah ditangani.
Ia bersifat penakut, fotofobia, cenderung berkumpul sesamanya, serta lebih aktif di malam
hari dari pada siang hari. Aktivitas mencit dapat terganggu dengan keberadaan manusia
dan tidak menggigit. Suhu tubuh normal 37,4°C dan laju respirasi normal 163 kali per menit.
yang diberikan lebih cepat menimbulkan efek. Kerugian, aktivitas terganggu bila ada
manusia, untuk pemberian oral agak sulit, penakut. Cara memperlakukan mencit yaitu :
Gambar 1. Urutan tata cara mengambil mencit dari kandang (A) sampai memegangnya
untuk siap diberi perlakuan (B, C, D, E)
Rute pemberian obat (Routes of Administration) merupakan salah satu faktor
yang mempengaruhi efek obat, karena karakteristik lingkungan fisiologis anatomi
dan biokimia yang berbeda pada daerah kontak obat dan tubuh karakteristik ini
berbeda karena jumlah suplai darah yang berbeda beda enzim dan getah - getah
fisiologis yang terdapat di lingkungan tersebut berbeda. Hal - hal ini
menyebabkan bahwa jumlah obat yang dapat mencapai lokasi kerjanya dalam
waktu tertentu akan berbeda, tergantung dari rute pemberian obat (Katzug,B.G, 1998).
Cara Pemberian Obat pada Mencit
Tabel I. Cara pemberian obat pada mencit
Cara
Keterangan Gambar
Pemberian
Oral Cairan obat diberikan
dengan menggunakan
sonde oral. Sonde oral
ditempelkan pada langit-
langit mulut atas mencit,
kemudian perlahan-lahan
dimasukkan sampai ke
esofagus dan cairan obat
dimasukkan
Subkutan Kulit di daerah tengkuk
diangkat dan ke bagian
bawah kulit dimasukkan
obat dengan menggunakan
alat suntik 1 ml & jarum
ukuran 27G/ 0,4 mm.
Selain itu juga bisa di
daerah belakang tikus
Intravena Mencit dimasukkan ke
dalam kandang restriksi
mencit, dengan ekornya
menjulur keluar. Ekornya
dicelupkan ke dalam air
hangat (28-30 ºC) selama
beberapa menit agar
pembuluh vena ekor
mengalami dilatasi,
sehingga memudahkan
pemberian obat ke dalam
pembuluh vena.
Penggunaan alcohol/
bahan antiseptic lain justru
menyebabkan
vasokontriksi sehingga
akan mempersulit
masuknya jarum.
Intramuskular Obat disuntikkan pada
paha posterior dengan
jarum suntik no. 24.
Tikus
Karakteristik Tikus (Rattus norvegicus) tidak begitu bersifat fotofobik dibandingkan
dengan mencit dan kecenderungan untuk berkumpul sesamanya sangat kurang. Salain
itu tikus merupakan hewan yang cerdas, mudah ditangani dan relatif resisten terhadap
infeksi. Aktivitasnya tidak begitu terganggu dengan adanya manusia di sekitarnya. Bila
diperlakukan kasar dan atau makanan kurang, tikus menjadi galak/ liar dan sering
menyerang si pemegang. Suhu tubuh normal 37,5-38,0°C dan laju respirasi normal 210
kali per menit.
Cara Memperlakukan Tikus
Tikus dapat diperlakukan sama seperti mencit, hanya harus diperhatikan bahwa
sebaiknya bagian ekor yang dipegang adalah bagian pangkal ekor. Tikus dapat
diangkat dengan memegang perutnya ataupun dengan cara diangkat dari
kandangnya dengan memegang tubuhnya/ ekornya dari belakang, kemudian
diletakkan di atas permukaan kasar. Tikus dipegang dengan tangan kiri dengan cara
menjepit leher pada bagian tengkuk dengan jari tengah dan telunjuk, dan ibu jari
diselipkan ke depan untuk menjepit kaki kanan depan tikus, sedangkan jari manis
dan kelingking menjepit kaki kiri depan tikus, tangan kanan tetap memegang ekor
tikus.
Untuk melakukan pemberian obat secara IP atau IM, tikus dipegang pada
bagian belakang badannya. Hal ini hendaklah dilakukan dengan mulus tanpa ragu-
ragu. Tikus tidak mengelak apabila dipegang dari atas, tetapi bila dipojokkan ke
sudut; ia akan menjadi panik dan menggigit.
Gambar 3. Urutan tata cara mengambil tikus, (A, menangkap
bagian pada bahu), (B, kepala dan bahu sedikit bebas)
PENUTUP
A. Kesimpulan
bahwa:
1. Jenis hewan coba terdiri dari beberapa macam hewan, yaitu tikus
2. Cara pemberian bahan uji ke hewan coba ada lima yaitu melalui oral,
B. Saran
dengan teliti agar tidak terjadi kelebihan dosis yang bisa berakibat fatal
Ditjen POM. 1979. Farmakope Indonesia Edisi III. Jakarta: Depkes RI.
Fried, G.H, & Hademenos, G.J. Biologi Edisi Kedua. Jakarta: Erlangga
Hanifa dan Yusuf, dkk. 2009. Buku Analis Hewan Percobaan Medis Buku
Katzung, B.G. & Trevor, A.J., 2015. Basic and Clinical Pharmacology, 13th
Tim dosen, 2018. Penuntun dan Buku Kerja Praktikum Anatomi dan Fisiologi
Manusia. Makassar: Stikes Mega Rezky.