KESELAMATAN KERJA
(PKD-1311)
DOSEN PENGAMPU:
Disusun Oleh
perlindungan kerja agar tenaga kerja selalu dalam keadaan selamat dan sehat
selama melakukan pekerjaan di tempat kerja, serta sumber dan proses produksi
dapat digunakan secara aman dan efisien. Tenaga kerja merupakan faktor yang
yang memiliki peran penting dalam kegiatan perusahaan. Tanpa adanya tenaga
kerja, suatu proses produksi tidak akan dapat terlaksana dengan baik namun
dalam beberapa aspek tertentu ada proses kerja yang tidak dapat dilakukan oleh
manusia dan mengurangi sumber kecelakaan, cidera dan stress akibat kerja.
kecelakaan kerja dan timbulnya berbagai macam penyakit akibat kerja (Tarwaka,
2014).
kerja. Masalah ini juga terjadi pada penyelenggaraan konstruksi. Tenaga kerja di
sektor jasa konstruksi mencakup sekitar 7-8% dari jumlah tenaga kerja di seluruh
sektor, dan menyumbang 6.45% dari Produk Domestik Bruto (PDB) di Indonesia.
Sektor jasa konstruksi adalah salah satu sektor yang paling berisiko terhadap
kecelakaan kerja, disamping sektor lain seperti agraria, perkayuan, dan
proyek pembangunan ini antara lain: minimnya penerangan di ruang kelas, lantai
licin, plavon jebol, keramik pecah pecah dan lain lain. Oleh karena itu, untuk
Keselamatan dan Kesehatan kerja. Namun, perlu dikaji lebih lanjut terkait
1.2 Tujuan
Tujuan dari penyusunan laporan adalah untuk mendeskripsikan dan
Manajemen Perusahaan”.
di tempat kerja yang mana risiko tersebut dapat berakhir dengan sebuah
dalam kegiatan yang dilakukan pekerja pada suatu perusahaan atau tempat kerja
yang menyangkut risiko baik jasmani dan rohani para pekerja. Perlindungan bagi
alat kerja, bahan dan proses pengolahannya, landasan tempat kerja dan
Keselamatan kerja juga menunjuk pada suatu kondisi kerja yang aman
metode yang mencakup lingkungan kerja agar supaya pekerja tidak mengalamai
seseorang yang bekerja pada sesuatu tempat atau perusahaan selama waktu kerja
bagian dari ilmu kesehatan yang bertujuan agar tenaga kerja memperoleh
keadaan kesehatan yang sempurna baik fisik, mental maupun sosial (Lalu
Husni,2005).
kerja, melindungi tenaga kerja dari gangguan kesehatan yang timbul dari
adalah suatu alat yang mempunyai kemampuan untuk melindungi seseorang yang
fungsinya mengisolasi sebagian atau seluruh tubuh dari potensi bahaya di tempat
kerja.
2. APD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus sesuai dengan Standar
3. APD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib diberikan oleh pengusaha
secara cuma-cuma.
2.4 Pengertian Kecelakaan Kerja
Menurut Sayuti (2013: 196) Kecelakaan kerja adalah kejadian yang tak
terduga dan tidak diharapkan terjadi dalam pelaksanaan hubungan kerja. Adapun
1. Celaka akibat langsung pekerjaan, saat atu waktu kerja, perjalanan (dari rumah
ke tempat kerja, melalaui jalan atau sarana yang wajar), dan penyakit akibat
kerja.
atau perlatan,
kecelakaan dapat dilihat dari 3 (tiga) faktor utama yang menjadi penyebabnya,
yaitu:
dalam kondisi yang tidak aman atau dalam kondisi membahayakan. Kondisi yang
tidak aman ini dapat terjadi karena tidak teraturnya suasana, perlengkapan dan
peralatan kerja.
2. Manusia atau karyawan, faktor ini banyak disebabkan oleh beberapa hal:
karyawan yang rabun, penerangan kurang, otot lemah, reaksi mental lambat,
syaraf yang tidak stabil dan lainya. Bagi yang memiliki sifat dan kondisi seperti
memperhatikan metode kerja yang aman dan baik, memiliki kebiasaan yang
c. Sikap, karyawan memiliki sikap kurang minat dan kurang perhatian, kurang
teliti, malas dan sombong (mengabaikan peraturan dan petunjuk), tidak peduli
akan suatu akibat, hubungan yang kurang baik dengan pihak lain, sifat ceroboh
3. Mesin dan alat, jika pada lingkungn kerja menyangkut pengaturan peralatan
dan konstruksi bangunan, maka faktor mesin dan alat ini adalah penggunaan
yang sangat erat sekali dengan sistem kerja, yang bersumber pada kesalahan
adalah:
(stres), kebisingan, radiasi maupun zat-zat beracun lainnya, terhadap kondisi fisik
manusia, pikiran dan sikap tingkah laku para pegawai. Menurut Fathoni
mencakup langkah-langkah:
sifat sesuatu zat atau kondisi dan keadaan di mana bahaya tersebut terjadi. Hal
bahan yang berbahaya atau pada lingkungan – lingkungan di mana bahaya bisa
terjadi. Upaya yang harus dilakukan sebagai solusi untuk mencapai pengawasan
luar kemampuan,
dan rekayasa pengelolaan degna memastikan bahwa, misalnya zat beracun yang
pencegahan,
mendapatkan pelindung yang lebih baik atau dapat menghilangkan risiko dari
bahaya atau risiko dengan mamakai alat keselamatan kerja yang tersedia,
Pepatah yang umum kita dengar dalam dunia kesehatan yaitu “mencegah
lebih baik dari pada mengobat”. Pepatah tersebut erat kaitannya tentang K3
dalam suatu perusahaan, maksudnya pihak yang berkompeten membuat
kerja untuk meminimalkan risiko tersebut. Menurut Sayuti (2013: 202) langkah-
semua perkakas, mesin-mesin, dan peralatan kerja yang digunakan oleh para
kebiasaan bekerja dan cara bekerja yang aman guna mencapai hasil yang
karyawan sebelum mereka memulai bekerja atau program ini harus menjadi
kegiatan wajib yang terjadwal bagi perusahaan yang diberikan kepada karyawan
yang merupakan bagian dari acara orientasi bagi karyawan baru, sehingga
2. Memberi contoh cara kerja yang benar, dan mudah di tiru dan diikuti
mempunyai dasar yang sama pentingnya dengan kualitas/mutu dan target kerja
kecelakaan kerja yang mungkin dan telah terjadi, sebenarnya dengan mudah
dapat dihindarkan dan di cegah, jika karyawan yang lebih dahulu mengetahuinya
lingkungan kerja denga baik, sehingga dapat dipastikan bahwa setiap karyawan
9. Perlu ditekankan bahwa cara kerja yang baik dan aman sebenarnya merupakan
kebiasaan saja, dan hal itu hanya bisa dikembangkan dengan kesadaran serta
baik menyangkut perlengkapan yang terpasang pada berbagai aspek kerja dalalm
perusahaan, seperti terpasang pada dinding, terpasang pada mesin, dan terpasang
pada kendaraan, juga perlengkapan dan peralatan yang langsung digunakan oleh
Alat Pelindung Diri, fungsi dan jenis alat pelindung diri yang sering dipakai
adalah:
1.1 Fungsi
melindungi kepala dari benturan, terantuk, kejatuhan atau terpukul benda tajam
atau benda keras yang melayang atau meluncur di udara, terpapar oleh radiasi
panas, api, percikan bahan-bahan kimia, jasad renik (mikro organisme) dan suhu
yang ekstrim.
Terdiri dari helm pengaman (safety helmet), topi atau tudung kepala,
2.1 Fungsi
Alat pelindung mata dan muka adalah alat pelindung yang berfungsi
untuk melindungi mata dan muka dari paparan bahan kimia berbahaya, paparan
partikel- partikel yang melayang di udara dan di badan air, percikan benda-benda
kecil, panas, atau uap panas, radiasi gelombang elektromagnetik yang mengion
maupun yang tidak mengion, pancaran cahaya, benturan atau pukulan benda
2.2 Jenis
Jenis alat pelindung mata dan muka terdiri dari kacamata pengaman
(spectacles), goggles, tameng muka (face shield), masker selam, tameng muka
3.1 Fungsi
3.2 Jenis
Jenis alat pelindung telinga terdiri dari sumbat telinga (ear plug) dan
4.1 Fungsi
mikroorganisme, partikel yang berupa debu, kabut (aerosol), uap, asap, gas/
4.2 Jenis
Machine Air Hose Mask Respirator, tangki selam dan regulator (Self-Contained
5.1 Fungsi
untuk melindungi tangan dan jari-jari tangan dari pajanan api, suhu panas, suhu
benturan, pukulan dan tergores, terinfeksi zat patogen (virus, bakteri) dan jasad
renik.
5.2 Jenis
Jenis pelindung tangan terdiri dari sarung tangan yang terbuat dari logam,
kulit, kain kanvas, kain atau kain berpelapis, karet, dan sarung tangan yang tahan
bahan kimia.
6. Alat pelindung kaki
6.1 Fungsi
Alat pelindung kaki berfungsi untuk melindungi kaki dari tertimpa atau
panas atau dingin, uap panas, terpajan suhu yang ekstrim, terkena bahan kimia
6.2 Jenis
berpotensi bahaya peledakan, bahaya listrik, tempat kerja yang basah atau licin,
bahan kimia dan jasad renik, dan/atau bahaya binatang dan lain-lain.
7. Pakaian pelindung
7.1 Fungsi
seluruh bagian badan dari bahaya temperatur panas atau dingin yang ekstrim,
pajanan api dan benda-benda panas, percikan bahan-bahan kimia, cairan dan
logam panas, uap panas, benturan (impact) dengan mesin, peralatan dan bahan,
7.2 Jenis
kimia dilaksanakan pada September sampai dengan Oktober 2019 pukul 13.00-
3.2 Metode/Teknik
Metode yang digunakan untuk identifikasi bahaya yaitu metode
mempelajari lebih mendalam mengenai sikap kebiasaan dan tatacara bekerja dari
kecelakaan kerja.
3. Pekerjaan lama denga alat-alat baru sehingga menimbulkan perubahan
penegahan yang ada sudah layak atau masih diperlukan tambaha persyaratan
pengendalian lainnya.
4. Mencatat semua temuan.
5. Mengkaji penilaian dan melakukan revisi apabila diperlukan.
ditentukan.
2. Menentukan pengendalian yang dilakukan pada masing-masing tingkat resiko.
Lampung
3.4.2 Identifikasi potensi bahaya
A. Pengamatan gedung
1. Mengamatai setiap sisi gedung guna mengetahui adanya bahaya atau
sudah ditentukan.
2. Menentukan pengendalian yang dilakukan pada masing-masing tingkat
resiko.
IV PEMBAHASAN
gangguan yang ada seperti OPT maupun gulma. Tahap ini memiliki peran cukup
penting untuk mempertahankan bentuk taman agar tetaptetap dalam kondisi sehat
dan baik. Kegiatan pemeliharaan tidak hanya dilakukan sekali, tetapi harus secara
bisa dikendalikan dengan dua cara, yaitu secara manual dan kimia.
Pengendalian secara manual dilakukan dengan cara langsung mencabut
kegiatan ini dilakukan rutin seminggu sekali sehingga tingkat pertumbuhan gulma
tidak digunakan. Apabila penutupan gulma sudah mendekati lima puluh persen
dan areal yang ada, pengendalian secara kimia boleh dilakukan. Penyemprotan
herbisida harus dilakukan secara hati-hati dan pelaksanaannya 4-6 bulan sekali.
Kesehatan dan keselamatan kerja (K3) sangat penting untuk diterapkan dalam
3. Membuat larutan a. Iritasi kulit Mungkin terjadi Sedang Significant risk (S)
herbisida b.Terkena mata Mungkin terjadi Berat High risk (H)
c. Terhirup (gangguan paru-paru) Mungkin terjadi Berat High risk (H)
d.Tertelan oleh mulut (gangguan Jarang Berat Significant risk (S)
pencernaan dan keracunan)
4. Memasukkan larutan e. Iritasi kulit Mungkin terjadi Sedang Significant risk (S)
herbisida ke dalam f. Terkena mata Mungkin terjadi Berat High risk (H)
tangki sprayer g.Terhirup (gangguan paru-paru) Mungkin terjadi Berat High risk (H)
h.Tertelan oleh mulut (gangguan Jarang Berat Significant risk (S)
pencernaan dan keracunan)
5. Meletakkan tangki ke a. Terkilir (tangan, punggung, Mungkin terjadi Sedang Significant risk (S)
punggung pundak, dan pinggang).
b. Terjatuh Jarang Sedang Moderate risk (M)
6. Melakukan a. Iritasi kulit Mungkin terjadi Sedang Significant risk (S)
penyemprotan b. Terkena mata Mungkin terjadi Berat High risk (H)
c. Terhirup (gangguan paru-paru) Mungkin terjadi Berat High risk (H)
d. Tertelan oleh mulut (gangguan
pencernaan dan keracunan) Jarang Berat Significant risk (S)
e. Ergonomi (tubuh Jarang Berat Significant risk (S)
membungkuk, encok, pegal
linu).
f. Encok Jarang Sedang Significant risk (S)
g. Pegal linu Mungkin terjadi Sedang Significant risk (S)
7. Melepaskan tangki a. Terkilir, encok. Mungkin terjadi Sedang Significant risk (S)
dari punggung b. Pegal linu Mungkin terjadi Sedang Significant risk (S)
8. Membersihkan a. Iritasi kulit Mungkin terjadi Sedang Significant risk (S)
tangki dari larutan b. Terkena mata Mungkin terjadi Berat High risk (H)
herbisida kimia c. Terhirup (gangguan paru-paru) Mungkin terjadi Berat High risk (H)
d. Tertelan oleh mulut (gangguan Jarang Sedang Significant risk (S)
pencernaan dan keracunan)
9. Menyimpan alat Terkena/tertimpa barang/alat Mungkin terjadi Berat High risk (H)
yang ada di gudang.
10. Menyimpan alat a. Iritasi kulit Mungkin terjadi Sedang Significant risk (S)
b. Gangguan pernapasan Mungkin terjadi Berat High risk (H)
c. Gangguan pencernaan. Jarang Berat High risk (H)
11. Membersihkan badan a. Iritasi kulit Mungkin terjadi Sedang Significant risk (S)
dan perlengkapan b. Terkena mata Mungkin terjadi Berat High risk (H)
keamanan kerja c. Gangguan pencernaan. Jarang Berat High risk (H)
4.1.3 Pengendalian Resiko Bahaya
5. Meletakkan tangki ke a. Terkilir (tangan, punggung, Significant risk (S) Membuat dudukan tangki yang sesuai dengan
punggung pundak, dan pinggang). tinggi punggung (sejajar dengan punggung)
b. Terjatuh Moderate risk (M) Melakukan tahapan pekrjaan ini pada lantai
yang tidak licin dan lantai yang datar.
6. Melakukan a. Iritasi kulit Significant risk (S) Mengganti pestisida kimia dengan pestisida
penyemprotan nabati, bahan solvent diganti dengan deterjen.
b. Terkena mata High risk (H) Mengganti pestisida kimia dengan pestisida
nabati, bahan solvent diganti dengan deterjen.
High risk (H) Mengganti pestisida kimia dengan pestisida
c. Terhirup (gangguan paru-paru) nabati, bahan solvent diganti dengan deterjen.
Significant risk (S) Mengganti pestisida kimia dengan pestisida
nabati, bahan solvent diganti dengan deterjen.
d. Tertelan oleh mulut (gangguan Significant risk (S) Penggantian shift kerja
pencernaan dan keracunan)
e. Ergonomi (tubuh
membungkuk, encok, pegal Significant risk (S) Penggantian shift kerja
linu). Significant risk (S) Penggantian shift kerja
f. Encok
g. Pegal linu
7. Melepaskan tangki c. Terkilir, encok. Significant risk (S) Membuat dudukan tangki yang sesuai dengan
dari punggung tinggi punggung (sejajar dengan punggung)
d. Pegal linu Significant risk (S) Penggantian shift kerja
8. Membersihkan e. Iritasi kulit Significant risk (S) Mengganti pestisida kimia dengan pestisida
tangki dari larutan nabati, bahan solvent diganti dengan deterjen.
herbisida kimia f. Terkena mata High risk (H) Mengganti pestisida kimia dengan pestisida
nabati, bahan solvent diganti dengan deterjen.
High risk (H) Mengganti pestisida kimia dengan pestisida
g. Terhirup (gangguan paru-paru) nabati, bahan solvent diganti dengan deterjen.
Significant risk (S) Mengganti pestisida kimia dengan pestisida
nabati, bahan solvent diganti dengan deterjen.
h. Tertelan oleh mulut (gangguan
pencernaan dan keracunan)
9. Menyimpan alat Terkena/tertimpa barang/alat High risk (H) Menyusun alat-alat yang berbahaya dan tajam
yang ada di gudang. di bagian bawah
10. Menyimpan alat d. Iritasi kulit Significant risk (S) Mengganti pestisida kimia dengan pestisida
nabati, bahan solvent diganti dengan deterjen.
e. Gangguan pernapasan High risk (H) Mengganti pestisida kimia dengan pestisida
nabati, bahan solvent diganti dengan deterjen.
High risk (H) Mengganti pestisida kimia dengan pestisida
f. Gangguan pencernaan nabati, bahan solvent diganti dengan deterjen.
11. Membersihkan badan d. Iritasi kulit Significant risk (S) Mengganti pestisida kimia dengan pestisida
dan perlengkapan nabati, bahan solvent diganti dengan deterjen.
keamanan kerja e. Terkena mata High risk (H) Mengganti pestisida kimia dengan pestisida
nabati, bahan solvent diganti dengan deterjen.
High risk (H) Mengganti pestisida kimia dengan pestisida
f. Gangguan pencernaan. nabati, bahan solvent diganti dengan deterjen.
4.2 Pengamatan K3 Gedung Seroja (S)
4.2.1 Denah Lokasi Gdeung Seroja (S)
pada dinding di ruang tunggu. Asap rokok sangat berbahaya, apalagi untuk penghisap
yang pasif, asap yang dikeluarkan oleh perokok dan tidak sengaja dihisap oleh orang-
orang di sekitarnya.
Chris Rowley & Keith Jackson. 2012. Manajemen Sumber Daya Manusia The
Key Concepts, Cetakan Kesatu, PT Rajagrafindo Persada, Jakarta.
Hati, Shinta Wahyu. 2015. Analisis Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) pada
pembelajaran di Laboratorium Program Studi Teknik Mein Politeknik
Negeri Batam. Laporan Akhir. Politeknik Negeri Batam
Riduwan & Akdon. 2013. Rumus dan Data dalam Analisis Statistika. Bandung:
Alfabeta