BAB II T INJAUAN UMUM T ERHADAP KESELAMATAN KESEHATAN KERJA (K3) DAN SIST EM MA…
melly anida
Review-legal-ohsas-2
Budi Set iawan
HUKUM-HUKUM KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA
(K3)
Makalah ini disusun sebagai Tugas Mata Kuliah Hukum dan Undang-Undang Kesehatan
Disusun Oleh:
Dosen Pembimbing:
2013
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
LAMPIRAN .......................................................................................................... 12
i
BAB I
PENDAHULUAN
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
Me urut Ma gku egara : 6 K adalah suatu pe ikira da
upaya untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan, baik jasmaniah maupun
rohaniah. Keutuhan dan kesempurnaan tersebut ditujukan secara khusus
terhadap tenaga kerja, sehingga menghasilkan suatu hasil karya dan
udaya u tuk e uju asyarakat ya g adil da ak ur .
3
Sejarah kelahiran K3 timbuldengan memperhatikan banyaknya resiko
yang diperoleh perusahaan industri. Pemilik industri wajib mengatur dan
memelihara ruangan, alat dan perkakas, serta rambu-rambu peringatan di
tempat kerja. Sehingga pekerja terlindungi dari bahaya yang mengancam
kesehatan badan, kehormatan dan harta bendanya. Lahirnya tatanan baru
dalam masyarakat yang ditandai dengan menguatnya tuntutan terhadap
pelaksanaan K3 sebagai bagian dari pelaksanaan hak asasi manusia
berdasarkan nilai-nilai keadilan, keterbukaan dan demokrasi maka
pelaksanaan hukum K3 mutlak harus dilaksanakan secara fair dan seimbang di
semua tempat kerja.
2.2.1 Undang-undang
2.2.1.1 Undang-undang Republik Indonesia No. 21 tahun 2003
tentang pengesahan ILO Convention No. 81 mengenai
pengawasan ketenagakerjaan dalam industri dan
perdagangan,
2.2.1.2 Undang-undang Republik Indonesia No. 13 tahun 2003
tentang ketenagakerjaan,
2.2.1.3 Undang-undang No. 1 tahun 1970 tentang keselamatan kerja.
2.2.2 Peraturan Pemerintah
1.2.2.1 Peraturan Pemerintah No. 19 tahun 1973 tentang pengaturan
dan pengawasan keselamatan kerja di bidang pertambangan,
4
1.2.2.2 Peraturan Pemerintah No. 11 tahun 1979 tentang
keselamatan kerja pada pemurnian dan pengolahan minyak
dan gas bumi.
2.2.3 Peraturan Menteri dan Keputusan Menteri
2.2.3.1 Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI No.
Per-01/MEN/1978 tentang keselamatan dan kesehatan
kerja dalam pengangkutan dan penebangan kayu,
2.2.3.2 Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI No.
Per-03/MEN/1978 tentang persyaratan penunjukkan dan
wewenang, serta kewajiban pegawai pengawas
keselamatan dan kesehatan kerja dan ahli keselamatan kerja,
2.2.3.3 Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI No.
Per-01/MEN/1980 tentang keselamatan dan kesehatan
kerja pada konstruksi bangunan,
2.2.3.4 Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI No.
Per-03/MEN/1999 tentang syarat-syarat keselamatan dan
kesehatan kerja lift untuk pengangkutan orang dan barang,
2.2.3.5 Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI No.
Per-03/MEN/1985 tentang keselamatan dan kesehatan kerja
pemakaian asbes,
2.2.3.6 Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI No.
Per-03/MEN/1986 tentang syarat-syarat keselamatan dan
kesehatan kerja di tempat kerja yang mengelola pestisida.
5
Bagan 1: Struktur Hukum Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3)
Penjelasan:
6
2.4 Hukum Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja
7
Perencanaan
Perusahaan harus membuat perencanaan yang efektif guna
mencapai keberhasilan penerapan SMK3 dengan sasaran yang jelas
dan dapat diukur. Perencanaan harus memuat tujuan, sasaran dan
indikator kinerja yang ditetapkan dengan mempertimbangkan
identifikasi sumber bahaya, penilaian dan pengendalian resiko sesuai
dengan persyaratan perundangan yang berlaku serta hasil pelaksanaan
tinjauan awal terhadap keselamatan dan kesehatan kerja. Perusahaan
harus menetapkan dan memelihara prosedur untuk inventarisasi,
identifikasi dan pemahaman peraturan perundangan dan persyaratan
lainnya yang berkaitan dengan K3 sesuai dengan kegiatan
perusahaan yang bersangkutan. Pengurus harus menjelaskan
peraturan perundangan dan persyaratan lainnya kepada tenaga kerja.
Penerapan
Dalam penerapan SMK3 yang efektif perlu dipertimbangkan hal-
hal sebagai berikut: (1) menyediakan sumber daya yang memadai sesuai
dengan ukuran dan kebutuhan, (2) melakukan identifikasi kompetensi
kerja yang diperlukan pada setiap tingkatan manajemen perusahaan
dan menyelenggarakan setiap pelatihan yang dibutuhkan, (3) membuat
ketentuan untuk mengkomunikasikan informasi keselamatan dan
kesehatan kerja secara efektif, (4) membuat peraturan untuk
mendapatkan pendapat dan saran dari para ahli, (5) membuat
peraturan untuk pelaksanaan konsultasi dan keterlibatan tenaga kerja
sacara aktif.
8
kompetensi kerja dengan menggunakan metodologi yang sudah
ditetapkan. Frekuensi audit harus ditentukan berdasarkan tinjauan
ulang hasil audit sebelumnya dan bukti sumber bahaya yang
didapatkan ditempat kerja. Hasil audit harus digunakan oleh
pengurus dalam proses tinjauan ulang manajemen.
Tinjauan Ulang dan Peningkatan Oleh Pihak Manajemen
Pimpinan yang ditunjuk harus melakukan tinjauan ulang seluruh
kegiatan, produk barang dan jasa termasuk dampaknya terhadap
kinerja perusahaan. Tinjauan ulang SMK3 dilakukan secara berkala
untuk menjamin kesesuaian dan keefektifan yang berkesinambungan
dalam pencapaian kebijakan dan tujuan K3. Tinjauan ulang sistem
manajemen K3 harus meliputi: (1) evaluasi terhadap penerapan
kebijakan dan keselamatan kerja, (2) tujuan, sasaran dan kinerja K3, (3)
hasil temuan audit SMK3, (4) evaluasi efektifitas penerapan SMK3.
9
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1) Sejarah kelahiran K3 sudah ada pada zaman batu. Pada saat itu masyarakat
sudah menerapkan K3 dalam kehidupannya. Seiring berjalannya waktu dan
berkembangnya zaman, serta akibat dari banyaknya kecelakaan yang terjadi di
tempat kerja, membuat masyarakat sadar akan pentingnya pengelolaan K3.
2) Dalam rangka mengurangi kecelakaan dan penyakit akibat kerja serta
terciptanya tempat kerja yang aman membuat masyarakat mulai
memikirkan bahwa perlindungan ketenagakerjaan sangat diperlukan,
sehingga pemerintah membuat payung hukum ketenagakerjaan tentang K3.
Adapun produk hukumnya adalah Undang-undang, Peraturan Pemerintah,
dan Peraturan Menteri dan Keputusan Menteri tentang K3.
3) Pelaksanaan hukum K3 diawasi oleh direktur yaitu Menteri Tenaga Kerja dan
direktur menunjuk atau membentuk Panitia Pengawas, Tenaga Ahli K3,
Panitia Banding, P2K3. Pengawasan dilakukan oleh staf-staf/tenaga-tenaga yang
bermutu dan memiliki banyak pengalaman di bidangnya.
4) Sistem Manajemen K3 adalah bagian dari sistem manajemen secara
keseluruhan yang meliputi struktur organisasi, perencanaan, tanggung
jawab, pelaksanaan, prosedur, proses dan sumber daya yang dibutuhkan
pengembangan, penerapan, pencapaian, pengkajian dan pemeliharaan
kebijakan keselamatan dan kesehatan kerja dalam rangka pengendalian resiko
yang berkaitan dengan kegiatan kerja guna terciptanya tempat kerja yang aman
dan produktif. Hukum manajemen K3 berlandaskan pada Peraturan Menteri
Tenaga Kerja RI No. Per-05/MEN/1966 tentang sistem sistem manajemen
keselamatan dan kesehatan kerja.
3.2 Saran
1) Diharapkan dengan adanya makalah ini dapat membantu pembaca dalam
memahami keseimbangan air dan elektrolit pada olahraga penghasil keringat.
2) Perlu diadakan penelitian dan penulisan lebih lanjut mengenai kajian ini.
10
DAFTAR PUSTAKA
______. Evaluasi dan Penunjukan Calon Ahli K3 Materi 9. Departemen Tenaga Kerja dan
Transmigrasi R.I.
Barrie, Donald S. Dan Boyd C., Jr., Paulson. 1995. Manajemen Konstruksi
Profesional(Sudinarto, Ed.). Jakarta: Erlangga.
Labib, Syahrul. 2012. Evaluasi Penerapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Bagi
Pekerja pada Proyek Bangunan Tinggi di Wilayah Kota Malang. Skripsi tidak
diterbitkan. Malang: Fakultas Teknik UM.
PPKI UM. 2010. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah(Edisi Ke Lima). Malang: Universitas
Negeri Malang.
11
Lampiran 1 (Soal Latihan)
Multiple Choice
2. Peraturan apakah yang berlaku pada saat zaman Hindia Belanda mengenai
Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3)?
a. UndangUndang Keselamatan Kerja No.1 Tahun 1970
b. Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI No. Per-05/MEN/1966
c. Sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja
d. Veiligheids Reglement
e. ILO Convention No. 81
Kunci Jawaban: d
3. Apa tahapan yang terjadi setelah perkembangan desain peralatan yang aman dan
nyaman digunakan untuk si pengguna pada zaman manusia batu dan goa?
a. Perkembangan kesehatan kerja dan sanitasi lingkungan
b. Pergeseran konsep K3
c. Perkembangan dibidang kualitas gizi pada perusahaan makanan
d. Pengadaan program asuransi
e. Pergeseran sistem K3
Kunci Jawaban: a
12
d. Undang-undang Republik Indonesia No. 23 tahun 1992
e. Undang-undang Republik Indonesia No. 40 tahun 2004
Kunci Jawaban: a
13
10. Diwah ini, manakah yang bukan termasuk isi dari Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI
No. Per-05/MEN/1966?
a. Komitmen dan Kebijakan
b. Perencanaan
c. Penerapan
d. Pengukuran dan evaluasi
e. Kerjasama
Kunci Jawaban: e
Essay
1. Mengatur tentang apakah Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI
No. Per-03/MEN/1978?
Jawaban: tentang persyaratan penunjukkan dan wewenang, serta kewajiban
pegawai pengawas keselamatan dan kesehatan kerja dan ahli keselamatan
kerja.
14
4. Apa yang dimaksud dengan SMK3?
Jawaban: SMK3 adalah bagian dari sistem manajemen secara keseluruhan yang
meliputi struktur organisasi, perencanaan, tanggung jawab, pelaksanaan,
prosedur, proses dan sumber daya yang dibutuhkan pengembangan, penerapan,
pencapaian, pengkajian dan pemeliharaan kebijakan keselamatan dan kesehatan
kerja dalam rangka pengendalian resiko yang berkaitan dengan kegiatan kerja
guna terciptanya tempat kerja yang aman dan produktif.
15