Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA( K3)

( SISTEM MANAJEMEN K3 PADA PT. FREEPORT INDONESIA )

NAMA KELOMPOK :

1.) YUSTINI KARTIKA POTO (1823715546 )


2.) YULIANUS ROBERTO BOYER
(1823715544 )
3.) YEPHI MISSA (1823715543 )

KELAS : IV TEKNIK SIPIL C

JURUSAN TEKNIK SIPIL

POLITEKNIK NEGERI KUPANG


KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat
penyertan dan perlindungan yang diberikan kepada saya sehingga dapat menyelesaikan
makalah yang berjudul “ SISTEM MANAJEMEN K3 PADA PT. FREEPORT
INDONESIA “ dengan baik dan tepat pada waktunya.

Pada kesempatan ini juga saya mau menyampaikan ucapan terimakasih kepada dosen
matakuliah yang selalu memberikan arahan kepada saya dan teman-teman dalam
menegerjakan makalah ini sehingga dapat terselesaikan dengan baik.

Demikian yang dapat saya sampaikan semoga dengan adanya makalah ini dapat
memberikan manfaat untuk kita semua terutama bagi mahasiswa jurusan teknik sipil
sebagai acuan yang kedepannya akan masuk ke dunia kerja.

ii
DAFTAR ISI

COVER.............................................................................................................................................i

KATA PENGANTAR.....................................................................................................................ii

DAFTAR ISI....................................................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN............................................................................................................... 1

1.1 Latar
Belakang........................................................................................................................ 1
1.2 Rumusan
Masalah................................................................................................................... 1
1.3 Tujuan..............................................................................
....................................................... 1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA...................................................................................................2
2.1 Kesehatan dan Keselamatan Kerja ( K3 )...................................................................................2
2.2 Undang-Undang Kesehatan Dan Keselamatan Kerja ( K3 )......................................................2
2.3 Tujuan dan Fungsi Kesehatan, Keselamatan Kerja ( K3 ).........................................................3
2.4 Tugas Kesehatan Masyarakat dalam K3...................................................................................4
2.5 Peran K3 Terhadap Upaya Kesehatan Masyarakat................................................................4
BAB III PEMBAHASAN.............................................................................................................6
3.1 Defenisi Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3)......................................................................6
3.2 Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) PT. Freeport Indonesia..............................................6
BAB IV PENUTUP.........................................................................................................................9
4.1 Kesimpulan.................................................................................................................................9
4.2 Saran...........................................................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................................... 10

iii
iv
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi di dunia telah membawa dampak positif bagi perkemangan
dunia industry di Indonesia. Dengan menerapkan teknologi tinggi pada proses produksi sangat
membantu peningkatan kuantitas dan kualitas hasil produksi. Tetapi di sisi lain penggunaan teknologi
tinggi juga memawa dampak negatif yang egitu komplek, antara lain timulnya factor-faktor bahaya dan
potensi bahaya. Faktor dan potensi bahaya tersebut apabila tidak dikendalikan maka dapat
menimubulkan kerugian aik itu korban, harta benda maupun lingkungan sekitar.Melihat potensi bahaya
dan akiat yang ditimbulkan cukup besar maka perlu diadakan upaya-upaya pengendalian untuk
meningkatkan keselamatan dan kesehatan kerja.
PT. Freeport Indonesia adalah perusahaan yang ergerak di bidang pertambangan tembaga dan emas
yang paling tua di Indonesia.Operasi penambangangan dilakukan dengan dua teknik, yaitu tamang
terbuka dan tambang awah tanah.Pada PT. Freeport Indonesia ini seringkali terjadi kecelakaan kerja
baik itu karena tindakan atau kondisi tidak aman maupun faktor personal dan pekerjaan.
Oleh karena itu, makalah ini disusun untuk dapat memberikan gambaran sejauh mana penerapan
kesehatan dan keselamatan kerja (K3) di PT. Freeport Indonesia dan juga dapat memerikan tambahan
informasi mengenai kondisi lingkungan kerja yang bisa digunakan sebagai ahan masukan untuk
mengadakan tindakan koreksi dan perbaikan lingkungan diperusahaan.

1.2 Rumusan Masalah


Rumusan masalah yang akan dibahas, yaitu :
1.) Bagaimana pengertian K3 secara teori?
2.) Bagaimana tujuan, fungsi dan tugas dari K3
3.) Bagaimana penerapan K3 di PT. Freeport Indonesia?
4.) Bagaimana penggunaan alat pelindung diri (APD) di
PT. Freeport Indonesia?
5.) Bagaimana peran K3 terhadap upaya kesehatan
masyarakat?

1.3 Tujuan
Tujuan dari makalah ini adalah :
1.) Memahami pengertian K3 secara teori.
2.) Memahami tujuan, fungsi dan tugas dari K3.
3.) Memahami upaya penerapan K3 di PT. Freeport
Indonesia.
4.) Memahami penggunaan alat pelindung diri (APD) di
PT. Freeport Indonesia.
5.) Memahami peran K3 terhadap upaya kesehatan
masyarakat.

1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Teori Kesehatan Dan Keselamatan Kerja (K3)

Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) adalah suatu system program yang diuat bagi pekerja
maupun pengusaha sebagai upaya pencegahan (preventif) timulnya kecelakaan kerja dan penyakit
akibat huungan kerja dalam lingkungan kerja dengan cara mengenali hal-hal berpotensi menimbulkan
kecelakaan kerja, penyakit akibat huungan kerja, dan tindakan antisipatif bila terjadi hal demikian.

Kesehatan Dan Keselamatan Kerja (K3) adalah hal yang sangat penting bagi semua orang yang
bekerja dalam lingkungan perusahaan, terutama yang bergerak di bidang produksi khussusnya, dapat
pentingnya memahami arti kesehatan dan keselamatan kerja dalam bekerja kesehariannya untuk
kepentingannya sendiri atau memang diminta untuk menjaga hal-hal tersebut untuk meningkatkan
kinerja dan mencegah potensi kerugian bagi perusahaan.

Namun yang menjadi pertanyaan adalah seberapa penting perusahaan berkewajian menjalankan
prinsip kesehatan dan keselamatn kerja di lingkungan perusahaannya. Patut diketahui pula bahwa ide
tentang kesehatan dan keselamatan kerja sudah ada sejak 20 (dua puluh) tahun lalu, namun sampai kini
masih ada pekerja dan perusahaan yang belum memahami korelasi kesehatan dan keselamatan kerja
dengan peningkatan kinerja perusahaan, bahkan tidak mengetahui aturannya tersebut. Seringkali
mereka melihat peralatan kesehatan dan keselamatan kerja adalah sesuatu yang mahal dan seakan akan
mengganggu proses bekerjanya seorang pekerja. Oleh sebab itu, seorang harus memahami filosofi
pengaturan kesehatan dan keselamatan kerja yang telah ditetapkan pemerintah dalam undang-undang.

2.2 Undang-Undang Kesehatan Dan Keselamatan Kerja (K3)

UU Keselamatan Kerja yang digunakan untuk mencegah terjadinya kecelakaan kerja, menjamin
suatu proses produksi berjalan teratur dan sesuai rencana, dan mengatur agar proses produksi berjalan
teratur dan sesuai rencana, mengatur agar proses produksi tidak merugikan semua pihak. Setiap tenaga
kerja berhak mendapat perlindungan keselamatan dalam melakukan pekerjaannya untuk kesejahteraan
dan meningkatkanproduksi serta produktifitas nasional.

UU Keselamatan Kerja yang berlaku di Indonesia sekarang adalah UU Keselamatan Kerja (UUKK)
No. 1 tahun 1970.Undang-Undang ini merupakan undang-undang pokok yang memuat aturan-aturan
dasar atau ketentuan-ketentuan umum tentang keselamatan kerja di segala macam tempat kerja yang
berada di wilayah kekuasaan hokum NKRI.

Dasar hokum UU No. 1 tahun 1970 adalah UUD 1945 pasal 27 (2) menyatakan bahwa : “ Tiap-
tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penhidupan yang layak bagi kemanusiaaan”. Ini berarti
setiap warga negara berhak hidup layak dengan pekerjaan yang upahnya cukup dan tidak menimbulkan
kecelakaan atau penyakit.UU No. 14 tahun 1969 menyeutkan bahwa tenaga kerja merupakan modal
utama serta pelaksanaan dari pembangunan.Ruang lingkup pemberlakuan UUKK diatasi oleh 3 unsur
yang harus dipenuhi secara kumulatif terhadap tempat kerja. Tiga unsure yang harus dipenuhi adalah :

2
1. Tempat kerja dimana dilakukan pekerjaan bagi suatu
usaha
2. Adanya tenaga kerja
3. Ada bahaya di tempat kerja

UUKK bersifat prefentif, artinya dengan berlakunya undang-undang ini, diharapkan kecelakaan
kerja dapat dicegah. Inilah perbedaan prinsip yang membedakan dengan undang-undang yang berlaku
sebelmnya. UUKK bertujuan untuk mecegah, mengurangi dan menjamin tenaga kerja serta orag lain di
tempat kerja untuk mendapatkan perlindungan, sumber produksi dapat dipakai dan digunakan secara
efisien serta proses produksiberjalan lancar.

2.3 Tujuan Dan Fungsi Kesehatan, Keselamatan Kerja (K3)

Kesehatan,Keselamatan kerja (K3) ertujuan untuk menjamin kesempurnaan dan kesehatan jasmani
dan rohani tenaga kerja serta hasil karya dan budayanya. Secara singkat, ruang lingkup kesehatan,
keselamatan, dan keamanan kerja adalah sebagai berikut :
1. Memelihara lingkungan kerja yang sehat
2. Mencegah dan mengobati kecelakaan yang disebabkan
akibat pekerjaan sewaktu bekerja
3. Mencegah dan mengobati keracunan yang ditimbulkan
dari kerja
4. Memelihara normal, mencegah dan mengobati
keracunan yang timul dari keraja
5. Menyesaikan kemampuan dengan pekerjaan
6. Merehailitasi pekerja yang cedera atau sakit akibat
pekerjaan
Keselamatan kerja mencakup pencegahan kecelakaan kerja dan perlindungan terhadap tenaga kerja
dari kemungkinanan terjadinya kecelakaan sebagai akibat dari kondisi kerja yang tidak aman dan atau
tidak sehat.Syarat-syarat kesehatan, keselamatan, keamanan kerja ditetapkan sejak tahap
perencanaan,pembuatan,pengangkutan, peredaran, perdagangan, pemasangan,pemakaian,penggunaan,
pemeliharaan, dan penyimpanan bahan, barang, produk teknis, dan aparat produksi yang mengandung
dan dapat menimbulkan bahayakecelakaan. Adapun yang menjadi tujuan keselamatan kerja adalah
sebagai berikut :
1. Melindungi tenaga kerja atas hak keselamatannya
dalam melakukan pekerjaan untuk kesejahteraan hidup dan meningkatkan produksi serta
produktivitas nasional.
2. Menjamin keselamatan setiap orang lain yang berada
ditempat kerja.
3. Sumber produksi dipelihara dan dipergunakan secara
aman dan efisien.
Dalam hubungan kondisi-kondisi dan situasi di Indonesia , keselamatan kerja dinilai seperti
berikut :
1. Keselamatan kerja adalah sarana utama untuk
pencegahan kecelakaan, cacat dan kematian sebagai akibat kecelakaan kerja. Keselamatan
kerja yang baik adalah pintu gerbang bagi keamanan tenaga kerja, kecelakaan selain
3
menjadi sebab hambatan-hambatan langsung juga merupakan kerugian-kerugian secara
tidak langsung, yakni kerusakanmesin dan peralatan kerja, terhentinya proses produksi
untuk beberapa saat, kerusakan pada lingkungan kerja dan lain-lain.Biaya-biaya sebagai
akibat kecelakaan kerja, baik langsung, cukup bahkan kadang –kadang terlamnpau besar
sehingga bila diperhitungkan secara nasional hal itu merupakan kehilangan yang berjumlah
besar.
2. Analisa kecelakaan secara nasional berdasarkan angka-
angka yang masuk atas dasar wajib lapor kecelakaan dan data kompensasinya, dewasa ini
seolah-olah relatif rendah dibandingkan dengan banyaknya jam kerja tenga kerja.
3. Potensi-potensi bahaya yang mengancam keselamatan
pada berbagai sector kegiatan ekonomi jelas dapat diobservasi, misalnya:
a.) Sektor pertanian yang juga meliputi perkebunan
menampilkan aspek-aspek bahaya potensial seperti modernisasi pertanian dengan
penggunaan racun-racun hama dan pemakaian alat baru seperti mekanisasi.
b.) Sektor industry disertai bahaya-bahaya potensial seperti
keracunan-keracunan bahan kimia, kecelakaan-kecelakaan oleh mesin, kebakaran,
ledakan-ledakan dan lain-lain.
c.) Sektor pertambangan mempunyai resiko-resiko khusus
sebagai akibata kecelakaan tambang, sehingga keselamatan pertambangan perlu
dikembangkan secara sendiri, minyak dan gas bumi termasuk daerah rawan
kecelakaan.
d.) Sektor perhubungan ditandai dengan kecelakaan-
kecelakaan lalulintas darat, laut dan udara serta bahaya-bahaya potensial pada industry
pariwisata, demikian pula telekomunikasi mempunyaikekhususan dalam resiko
bahaya.
e.) Sektor jasa, walaupun iasanya tidak rawan kecelakaan
juga menghadapkan problematic bahaya kecelakaan khusus.
4. Menurut obsrvasi, angka frekuensi untuk kecelakaan-
kecelakaan ringan yang tidak menyebabkan hilangnya harikerja tetap hanya jam kereja
masih terlalu tinggi. Padahal dengan hilangnya satu atau dua jam sehari mengakibatkan
kehilangan jam kerja yang esar secara keseluruhan.
5. Analisa kecelakaan memperlihatkan bahwa untuk
setiap kecelakaan ada factor penyebanya, sebab-sebab tersebut bersumber kepada alat-alat
mekanik dan lingkungan serta kepada manusianya sendiri. Untuk mencegah kecelakaan,
penyebab-penyebab ini harus dihilangkan.
6. 85% dari sebab-sebab kecelakaan adalah faktor
manusia, maka dari itu usaha-usaha keselamatan selain ditunjukan kepada teknik mekanik
juga harus memperhatikan secara khusus aspek manusiawi. Dalam huungan ini, pendidikan
dan penggairahan keselamatan kerja kepada tenaga kerja merupakan sarana yang sangat
penting.
7. Sekalipun upaya-upaya pencegahan telah maksimal,
kecelakaan masih mungkin terjadi dan dalam hal ini adalah besar peranan kompensasi
kecelakaan sebagai suatu segi jaminan sosial untuk meningkatkan beban penderita.

2.4 Tugas Kesehatan Masyarakat dalam Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3)
1.) Pemeriksaan kesehatan sebelum kerja, pemeriksaan berkala dan pemeriksaan kesehatan khusus.
2.) Pembinaan dan pengawasan atas penyesuaian pekerjaan terhadap tenaga kerja.
4
3.) Pembinaan dan pengawasan terhadap lingkungan kerja.
4.) Pembinaan dan pengawasan perlengkapan sanitair.
5.) Pembinaan dan pengawasan perlengkapan untuk kesehatan tenaga kerja.
6.) Pencegahan dan pengobatan terhadap penyakit umum dan penyakit akibat kerja.
7.) Pertolongan pertama pada kecelakaan.
8.) Pendidikan kesehatan untuk tenaga kerja dan latihan untuk petugas.
9.) Memberikan nasihat mengenai perencanaan dan pembuatan tempat kerja, pemilihan alat
pelindung diri yang diperlukan, dan gizi serta penyelenggaraan di tempat kerja.
10.) Membantu usaha rehabilitasi, akibat kecelakaan atau penyakit akibat kerja dengan pembinaan
dan pengawasan terhadap tenaga kerja yang mempunyai kelainan tertentu dalam kesehatannya.
11.) Mmemberikan laporan berkala tentang pelayanan kesehatan kerja kepada pengurus.

2.5 Peran K3 Terhadap Upaya Kesehatan Masyarakat


Peran tenaga lesehatan dalam menangani korban kecelakaan kerja adalah melalui pencegahan
sekunder ini dilaksanakan melalui pemeriksaan kesehatan pekerja yang meliputi pemeriksaan awal,
pemeriksaan berkala dan pemeriksaan khusus. Lalu untuk mencegah terjadinya kecelakaan dan sakit
pada tempat kerja dapat dilakukan dengan penyuluhan tentang kesehatan dan keselamatan kerja.
Setiap orang membutuhkan pekerjaan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Dalam bekerja,
Kesehatan dan Keselamatan Kerja ( K3 ) merupakan faktor yang sangat penting untuk diperhatikan
karena seseorang yang mengalami sakit atau kecelakaan dalam bekerja akan berdampak pada diri,
keluarga dan lingkungannya. Salah satu komponen yang dapat meminimalisir kecelaaan dalam kerja
adalah tenaga kesehatan. Tenaga kesehatan memiliki kemampuan untuk menangani korban dalam
kecelakaan kerja dan dapat memberikan penyuluhan kepada masyarakat untuk menyadari pentingnya
kesehatan dan keselamatan kerja.
Kesehatan dan keselamatan kerja difilosofikan sebagai sebuah pemikiran dan upaya untuk
menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik jasmani maupun rohani para pekerja pada khususnya dan
manusia pada umumnya, hasil karya dan budayanya menuju masyarakat makmur dan sejahtera. Dan
sedangkan pengertian secara keilmuan, adalah suatu ilmu pengetahuan dan penerapannya dalam
usaha mencegah kemungkinan terjadinya kecelakaan dan penyakit akibat kerja.
Status kesehatan masyarakat pekerja di indonesia pada umumnya belum memuaskan. Dari
beberapa hasil penelitian dapat digambarkan bahwa 30-40 % masyarakat pekerja kurang kalori
protein, 30% menderita anemia gizi, dan 35% kekurangan zat besi tanpa anemia. Kondisi kesehatan
seperti ini tidak memungkinkan bagi pekerja untuk bekerja secara optimal.
Kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja dapat saling berkaitan. Pekerja yang menderita
gangguan kesehatan atau penyakit akibat kerja cenderung lebih mudah mengalami kecelakaan kerja.
Menengok negara ke negara-negara maju, penanganan kesehatan pekerja sudah sangat serius. Mereka
sangat menyadari bahwa kerugian ekonomi ( lost benefit )suatu perusahaan atau negara akibat suatu
kecelakaan kerja maupun penyakit akibat kerja sangat besar dan dapat ditekan dengan upaya-upaya
di bidang kesehatan dan keselamatan kerja. Di negara maju banyak pakar tentang kesehatan dan
keselamatan kerja dan banyak buku serta hasil penelitian yang berkaitan dengan kesehatan tenaga
kerja yang telah diterbitkan. Di era globalisasi ini kita harus mengikuti trend yang ada di negara
maju. Dalam hal penanganan kesehatan pekerja, kita harus mengkuti standar internasional agar
industri kita tetap dapat ikut bersaing di pasar global. Dengan berbagai alasan tersebut rumah sakit
pekerja merupakan hal yang sangat strategis. Ditinjau dari segi apapun niscaya akan menguntungkan
baik bagi perkembangan ilmu, bagi tenaga kerja, dan bagi kepentingan (ekonomi ) nasional serta
untuk menghadapi persaingan global. Diharapkan disetiap kawasan industri akan berdiri rumah sakit
5
pekerja sehingga hampir semua pekerja mempunyai akses untuk mendapatkan pelayanan kesehatan
yang komprehensif. Setelah itu perlu adanya rumah sakit pekerja sebagai pusat rujukan nasional.

BAB III
PEMAHASAN

3.1 Defenisi Kesehatan dan Keselamatan Kerja ( K3 )


Kesehatan dan keselamatan kerja adalah suatu pemikiran dan upaya untuk menjamin keutuhan dan
kesempurnaan baik jasmaniah maupun rohaniah tenaga kerja pada khususnya, dan manusia pada
umumnya, hasil karya dan udaya untuk menuju masyarakat adil dan makmur.Keselamatan kerja
merupakan untuk menciptakan suasana kerja yang aman dan tentram bagi karyawan yang bekerja di
perusahaan yang bersangkutan.
Kesehatan dan keselamatan kerja ( K3) tidak dapat dipisahkan dengan proses produksi baik jasa
maupun industry. Perkemangan pembangunan setelah Indonesia merdeka menimbulkan konsekuensi
meningkatkan intensitas kerja yang mengakibatkan pula meningkatnya resiko kecelakaan di
lingkungan kerja.

3.2 Kesehatan dan Keselamatan Kerja ( K3) di PT.


Freeport Indonesia
PT. Freeport Indonesia adalah perusahaan tamang paling tua berpotensi di Indonesia.Bahkan
perusahaan tambang Amerika Serikat inilah yang mengarahkan kebijakan pertambangan Indonesia.
Terbukti Kontrak Karya ( KK) PT. Freeport Indonesia ditetapkan sebelum UU No. 11 tahun 1967
tentang pertambangan umum. Dan catatan buruk akibat dampak pertambangannya di Papua sangatlah
luar biasa.
Dimulai dengan digusurnya ruang penghidupan suku-suku di pegunungan tengah Papua.Tanah-tanah
adat tujuh suku dirampas pada awal masuknya PT. Freeport Indonesia dan dihancurkan saan operasi
tambang berlangsung. Limbah tailing PT. Freeport Indonesia telah menimbun sekitar 110 km2 wilayah
estuary tercemar, sedangkan 20-40 km terbentang sungai beracun dan 133 km2 lahan subur terkubur.
Struktur organisasi PT. Freeport Indonesia dapat dilihat pada gambar 3.1

6
DIREKTUR

MANAJER DESAIN DAN KONSRTUKSI

TIM ARSITEK TIM KONSTRUKSI PEKERJA/BURUH

Berdasarkan tabel 3.1 penerapan K3 untuk masing-masing jabatan dapat diuraikan sebagai berikut :
1. Kesehatan dan Keselamatan Kerja Direktur
Berperan dalam mengendalikan sistem manajemen dalam suatu organisasi perusahaan.
2. Kesehatan dan Keselamatan Kerja Manajer Konstruksi
Konstruksi mempunyai tugas memberikan pertimbangan teknis kepada direktur perusahaan,
terhadap perencanaan struktur pengorganisasian di bawah tanah oleh konsultan
perencana/arsitek dalam rangka permohonan IM, bekerjasama dengan tim di area proyek
dengan mempersiapkan alat pelindung diri dan :
a. Membuat “ ijin kerja khusus’’ untuk memulai bekerja.
b. Memberikan safety breafyng sebelum memulai
pekerjaan.
c. Melakukan SHE induksi bagi karyawan baru.
d. Melakukan pemeriksaan rutin kendaraan dan peralatan
yang digunakan dalam proyek.
e. Melakukan pemeriksaan rutin peralatan “ keadaan
tanggap darurat.
f. Melakukan inspeksi atau safety patrol di area kerja.
g. Informasikan ke karyawan jika ada temuan.
h. Memeriksa area sebelum dan sesudah waktu kerja.
i. Melakukan investigasi kecelakaan.
j. Mengkoordinasikan evakuasi pekerja atau karyawan
dalam hal terjadi keadaan darurat.
k. Memberikan stop otoritas kerja ( SWA ) di lapangan
untuk pekerjaan yang berpotensi menyebabkan kecelakaan kerja atau kerusakan peralatan.
l. Memberikan saran atau masukan untuk program
pembangunan safety, healthy, and environment ( SHE ).
m. Memberikan peri ngatan kepada pekerja yang tidak
memakai atau penyalahgunaan alat.
n. Membuat laporan tiap bulan kinerja SHE di site ( KPI )
dan diddistribusikan ke kantor pusat dan pertamina.
3. Kesehatan dan Keselammatan Kerja Tim Arsitek
Arsitek berperan sebagai pendamping atau wakil dari pemberi tugas ( pemilik bangunan ).
Arsitek harus mengawasi agar pelaksanaan di lapangan/proyek sesuai dengan bestek dan
perjanjian yang telah dibuat.Dalam proyek yang besar, arsitek berperan sebagai direksi dan
7
memiliki hak untuk mengontrol pekerjaan yang dilakukan kontraktor.Bilamana terjadi
penyimpangan di lapangan, arsitek berhak menghentikan, memerintahkan perbaikan tau
membongkar bagian yang tidak memenuhi persyaratan yang disepakati.
4. Kesehatan dan Keselamatan Kerja Tim Konstruksi
a. Tugas Konstruksi
1. Sebelum bekerja di area perusahaan, kontraktor harus mengisi form ijin kerja kontraktor.
2. Pimpinan kontraktor harus memastikan bahwa peralatan K3 yang dipersyaratkan dalam
bekerja telah dipenuhi dan digunakan oleh karyawannya ( alat pelindung diri, alat
pemadam kebakaran, dll.)
3. Kontraktor harus memenuhi peraturan yang berlaku di PT. Freeport Indonesia.
4 .Apabila kontraktor melakukan pekerjaan yang termasuk dalam pekerjaan khusus maka
kontraktor harus mengikuti ketentuan yang ada dalam prosedur ijin kerja khusus.
5. Apabila di dalam pekerjaan tersebut mengandung potensi bahaya untuk terjadi
pencemaran lingkungan maka kontraktor harus mengikuti ketentuan yang ada dalam
prosedur ijin kerja khusus.
6. Setelah selesai bekerja kontraktor harus membersihkan tempat kerja.

b. Fungsi Alat Pelindung Diri ( APD ) Tim Konstruksi


1.) Helmet, melindungi dari benda keras saat terjatuh, kejatuhan benda.
2.) Topi sebagai identitas untuk membedakan antara kontraktor, karyawan dan lain-lain.
3.) Sabuk pengaman, mencegah jatuh dari atas saat bekerja di tempat yang tinggi.
4.) Kacamata safety melindungi mata dari benda kecil atau serbuk yang mengenai mata.
5.) Kacamata, melindungi mata dari percikan benda berbahaya.
6.) Masker kain, melindungi pernapasan dari masuknya debu.
7.) Masker gas, melindungi alat pernapasan dari masuknya zat berbahaya ( gas, bahan kimia
dan bau yang menyengat ).
8.) Sarung tangan katun, untuk menangani benda yang panas dan tajam.
9.) Sepatu safety melindungi kaki dari kejatuhan benda berat dan menginjak benda tajam.

5. Kesehatan dan Keselamatan Kerja Karyawan pekerja tambang

Alat pelindung diri adalah seperangkat alat yang digunakan oleh tenaga kerja untuk
melindungi seluruh atau sebagian tubuhnya terhadap kemungkinan adanya potensi bahaya atau
kecelakaan kerja. Alat pelindung diri dipakai sebagai upaya terakhir dalam upaya melindungi
tenaga kerja apabila usaha rekayasa (engineering ) dan administratif tidak dapat dilakukan
dengan baik. Namun pemakaian alat pelindung diri bukanlah pengganti dari kedua usaha
tersebut, namun sebagai usaha akhir.

Kegunaannya melindungi kepala terhadap bahaya listrik, mekanik, kimia, panas dan lain-
lain. Terbuat dari bahan polyethylene, plastik, katun, aluminium, dan bahan sintetis lainnya. Alat
pelindung diri ( APD ) bagi karyawan pekerja tambang pada PT. Freeport Indonesi, yaitu :

a. Pelindung wajah dan mata


Kegunaannya melindungi mata dari loncatan bunga api, loncatan benda-benda kerja,
percikan bahan kimia dan sinar yang bersifat keras.
b. Topi Pengamat ( helmet )
Melindungi kepala dari kemungkinan benturan atau pukulan dan kejatuhan benda
c. Pelindung Telinga

8
Melindungi pendengaran petugas dari suara keras yang melampaui batas kekuatan
pendengar dengan spesifikasi sesuai tempat kerja.
d. Pelindung Kaki
Melindungi kaki terhadap bahaya listrik, mekanik, kimia dan lain-lain dengan spesifikasi
daya sekat 1-6 kv, 6-20 kv dan terbuat dari bahan karet, kulit, kanvas dan bahan sintesis
lainnya.
e. Pelindung Tangan
Kegunaannya melindungi terhadap bahaya listrik, mekanik, kimia, panas dan lain-lain,
dengan spesifikasi daya sekat 1.000 volt, 1-6 kv, 6 kv. Terbuat dari bahan katun, nilon
kanvas, kufit, karet, lapisan asbes dan bahan sintesis lainnya dan memiliki ukuran pendek
dan panjang.
f. Pakaian Plindung
Kegunaannya melindungi badan terhadap bahaya listrik, mekanik, kimia, panas dan lain-
lain. Dengan spesifikasi besar ( LL ), besar ( L), sedang ( M ), kecil (S ) yang terbuat dari
bahan katun, karet, neoprene, polveethane, campuran/lapisan sabes, timah hitam dan
bahan sintesis lainnya.

BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Sebagai suatu sistem program yang dibuat bagi pekerja maupun pengusaha, kesehatan dan
keselamatan kerja atau K3 diharapkan dapat menjadi upaya preventif terhadap timbulnya kecelakaan
kerja dan penyakit akibat hubungan kerja dalam lingkungan kerja. Pelaksanaan K3 diawali dengan
cara mengawali hal-hal yang berpotensi menimbulkan kecelakaan kerja dan penyakit akibat
hubungan kerja, dan tindakan antisipatif bila terjadi hal demukian. Tujuan dari dibuatnya sistem ini
adalah untuk mengurangi biaya perusahaan apabila timbul kecelakaan kerja dan penyakit akibat
hubungan kerja.
Setelah memahami apa yang dimaksud dengan kesehatan dan keselamatan kerja, maka dapat
disimpulkan bahwa peranan K3 terhadap upaya kesehatan masyarakat, Khususnya pada PT. Freeport
Indonesia adalah :
1. Agar dalam menangani korban kecelakaan kerja lebih
cepat.
2. Untuk mencegah kecelakaan dan sakit pada pekerja di
PT. Freeport
3. Menunjukan cara yang lebih baik untuk menunjukan
kondisi kelalaian.
4. Mempebaiki kesadaran terhadap setiap peekerja di PT.
Freeport Indonesia dalam kesehatan keselamatan pekerja.
9
5. Mengurangi kerugian bagi pekerja dan pengusaha yang
bekerja di PT. Freeport Indonesia

4.2 Saran
Dengan adanya sistem kesehatan dan keselamatan kerja ( K3 ) di PT. Freeport Indonesia, para
karyawan atau pekerja dapat lebih memperhatikan kesehatan dan keselamatannya dalam bekrja
sehingga reisko terkena kecelakaan kerja dapat diantisipasi dengan penggunaan alat pelindung diri
( APD ) yang khusus. Lalu diperlukan komitmen serta konsistensi dari seluruh perangkat dan
sumberdaya manusia ( SDM ) perusahaan untuk menerapkan K3 sesuai standar yang telah ada.
Apabila terjadi penyimpangan wajiab memberi sanksi bagi pelanggaran sesuai jenis pelanggaran.

DAFTAR PUSTAKA

https://id.scribd.com/document/381386043/Makalah-k3-Pt-Freeport-Indonesia-1
Adzim,H.I.2013.Manajemen Keslamatan Kerja,(online), ( http://www.ilo.org.
Lestari, K. 2017. Peraturan Perundangan Terkait Kesehatan Kerja, (online), (http://www.idki.org
Erizal, Konsep Dasar K3, (online), (http://web.ipb.ac.id

10

Anda mungkin juga menyukai