KELOMPOK 1
(Kelas B)
1. Adisty Salsabila A (R0017004)
2. Agidd Widya Brilianca (R0017006)
3. Alvin Mulia Cahyarini (R0017010)
4. Anke Irena Erianti (R0017018)
5. Bayu Andika (R0017024)
6. Bonita Donela Nefre Titi (R0017026)
7. Dessya Rahma Savitri (R0017028)
8. Faela Septa A F (R0017042)
9. Hapsariati’ Mustari (R0017050)
10. Hestika Mitya Marliana (R0017056)
11. Isa Sulthan Fattah (R0017060)
12. Khoirunisa Reza Safitri (R0017066)
13. Magdalena Puspita A M (R0017070)
14. Nunik Asri Ambarwati (R0017084)
15. Reza Putri Novitasari (R0017094)
16. Rossiana Khotami (R0017098)
i
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
ii
KATA PENGANTAR
Penulis
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
mengupas tentang peraturan dan standar yang dilaksanakan di perusahaan
kertas.
1.3 Tujuan
1. Mengetahui peraturan perundang-undangan dan standart K3L di industri
kertas dan pulp.
1.4 Manfaat
Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat sebagai berikut:
1. Bagi Mahasiswa
Dapat menambah pengetahuan dan wawasan mengenai peraturan
perundang-undangan dan standart K3L di industri kertas dan pulp secara
umum di perusahaan.
2. Bagi Program Diploma III Hiperkes dan KeselamatanKerja
Untuk menambah kepustakaan mengenai keselamatan dan kesehatan kerja
khususnya peraturan perundang-undangan dan standart K3L di industri
kertas dan pulp.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
6) Ahli keselamatan kerja, ialah tenaga teknis berkeahlian khusus dari
luar Departemen Tenaga Kerja yang ditunjuk oleh Menteri Tenaga
Kerja untuk mengawasi ditaatinya undang-undang ini.
2. Pasal 3 (Syarat-Syarat Keselamatan Kerja)
1) Dengan peraturan perundang-undangan ditetapkan syarat-syarat
keselamatan kerja untuk :
a) Mencegah dan mengurangi kecelakaan.
b) Mencegah, mengurangi dan memadamkan kebakaran.
c) Mencegah dan mengurangi bahaya peledakan
d) Memberi kesempatan atau jalan menyelamatkan diri pada
waktu kebakaran atau kejadian lain yang berbahaya.
e) Memberi pertolongan pada kecelakaan
f) Memberi alat perlindungan diri kepada para pekerja.
g) Mencegah dan mengendalikan timbul atau menyebar luasnya
suhu, kelembaban, debu, kotoran, asap, uap, gas, hembusan
angin, cuaca sinar atau radiasi, suara dan getaran.
h) Mencegah dan mengendalikan timbulnya penyakit akibat kerja
baik fisik maupun phychis, peracunan, infeksi dan penularan.
i) Memperoleh penerangan yang cukup dan sesuai.
j) Menyelenggarakan suhu dan lembab udara yang baik.
k) Menyelenggarakan penyegaran udara yang cukup.
l) Memelihara kebersihan, kesehatan dan ketertiban.
m) Memperoleh keserasian antara tenaga kerja, alat kerja,
lingkungan, cara dan proses kerjanya .
n) Mengamankan dan memperlancar pengangkutan orang,
binatang, tanaman atau barang.
o) Mengamankan dan memelihara segala jenis bangunan.
p) Mengamankan dan memperlancar pekerjaan bongkar muat,
perlakuan dan penyimpanan barang.
q) Mencegah terkena aliran listrik yang berbahaya.
4
r) Menyesuaikan dan menyempurnakan pengamanan pada
pekerjaan yang bahaya kecelakaannya menjadi bertambah
tinggi.
2) Dengan peraturan perundangan dapat diubah perincian seperti
tersebut pada ayat sesuai dengan perkembangan ilmu
pengetahuan teknik dan teknologi serta pendapat baru di
kemudian hari.
5
KEL pulp dan pulp terintegrasi kertas maksimal 1.05 Mwh/ton dan 1.5
Mwh/ton.
4. Air. Efisiensi penggunaan air merupakan salah satu upaya untuk
menjaga keberlanjutan sumberdaya air. Batasan konsumsi air pada
proses pulp dan pulp terintegrasi kertas masing-masing adalah
maksimal 65 m3/ton dan 45 m3/ton, sedangkan batasan pemanfataan
air recycle untuk keduanya minimum 25 persen.
5. Proses Produksi. Overall Equipment Effectiveness (OEE) merupakan
metode untuk mengukur tingkat kesempurnaan proses produksi.
Batasan kinerja peralatan proses produksi dalam OEE
untuk pulp dan pulp terintegrasi kertas minimum 85 persen.
6. Produk. Membatasi bahan berbahaya yang terkandung dalam produk
dapat mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan dan kesehatan.
Produk harus memenuhi kriteria mutu produk pulp dan kertas sesuai
kriteria yang ditetapkan Standar Nasional Indonesia (SNI).
7. Limbah. Industri memiliki kewajiban untuk melakukan pengelolaan
limbah (cair, padat, dan emisi udara). Minimisasi dampak limbah
terhadap lingkungan dapat mengacu pada baku mutu yang telah
ditetapkan. Kinerja perusahaan dapat dilihat dari upaya pencapaian
target atau adanya peningkatan pemenuhan baku mutu yang telah
ditetapkan. Penjelasan pengelolaan limbah dapat dilihat lebih lanjut
pada lampiran Keputusan Menteri Perindustrian No 514 Tahun 2015.
8. Emisi CO2. Kegiatan industri merupakan salah satu penyumbang
emisi gas rumah kaca diantaranya emisi CO2 sehingga perlu
komitmen dan kebijakan dari perusahaan untuk melakukan upaya
penurunan emisi gas rumah kaca. Batasan emisi CO2 untuk produk
pulp dan kertas masing-masing 0.35 ton CO2/ton produk.
6
ulang, dan limbah pertanian. Di negara-negara berkembang, sekitar 60 %
dari selulosa fiber berasal dari bahan baku nonwood (bukan kayu) seperti
ampas tebu, jerami, bambu, alang-alang, dan rami. Langkah-langkah
utama dalam manufaktur pulp dan kertas adalah: persiapan bahan baku
dan penanganan, manufaktur Pulp, Pulp cuci dan Screening, pemulihan
kimia, Bleaching, Stock Preparation, dan pembuatan kertas.
Cellulosa merupakan komponen organik utama dalam tanaman
kayu dengan jumlah yang melimpah, terjangkau, dan sangat diminati
karena kemampuannya untuk dikonversi menjadi bermacam-macam
produk dari pulp and papper industri.
7
2. Persiapan Kayu
a) Kayu dibawa ke lokasi perusahaan deng truk-truk pengangkut
kayu.
b) Kemudian kayu-kayu tersebut dibongkar dengan sebuah goliath
crane yang besar di wood yard.
c) Kulit kayu dikelupas secara mekanis atau hidraulis sebelum
dicacah menjadi serpihan kayu.
d) Kayu gelondongan tersebut dipotong menjadi serpihan kayu.
e) Kemudian dicuci dan disaring untuk menghilangkan debu yang
melekat.
Bahaya yang Ditimbulkan
Infeksi saluran pernafasan akibat dari serpihan kayu yang
beterbangan dan bahaya terhadap kecelakaan tertimpa kayu.
Proteksi Bahaya
Rekayasa mesin dan pergantian pekerja setiap beberapa
waktu. Menggunakan alat pelindung diri berupa masker yang
dapat melindungi mereka dari paparan serpihan kayu.
3. Pembuburan Kayu (Pulping)
Pulping adalah proses pembuburan, menggunakan alat yang
disebut Pulper. Pulper yang digunakan berbentuk bejana kerucut
terbalik yang atasnya terbuka sebagian dan mempunyai rotor (hydra
pulper). Proses pulping bertujuan untuk membebaskan serat selulosa
dari lignin ketika mendapatkan hemicelulosa dan cellulosa secara
lengkap, akan meningkatkan yield dari serat yang berguna.
Bahaya yang Ditimbulkan
Resiko utama asam sulfat adalah kontak dengan kulit
menyebabkan luka bakar, iritasi mata, pengikisan gigi dan
faktor mesin & faktor bangunan fisik pabrik.
Proteksi Bahaya
Pengendalian secara teknis, pengendalian administratif
dan penggunaan APD.
8
4. Pencucian (Clening)
Cleaning adalah proses pembersihan/pencucian bubur serat
yang telah dihancurkan dalam pulper. Pencucian pulp secara efisien
untuk memastikan kebutuhan maksimal zat kimia dalam proses
pulping dan mengurangi jumlah limbah organik yang terbawa oleh
pulp dalam proses pemutihan. pulp yang kurang tercuci membutuhkan
dosis zat pemutih yang lebih besar.
Alat – alat yang digunakan dalam proses cleaning adalah :
Magnetic Separator, Magnetic yang bekerja secara magnetic, yaitu
memisahkan kotoran yang mengandung logam seperti kawat
pengikat pulp, seng serta partikel - partikel lainnya yang bersifat
magnet.
HCC (High Consistency Cleaner) bekerja secara sentrifugal, yaitu
memisahkan kotoran yang ukurannya hampir sama dengan serat
berdasarkan berat jenisnya.
Bahaya yang Ditimbulkan
a. Sebagian besar industri kertas menggunakan pemutih yang
mengandung klorin, yang dapat menimbulkan penyakit
asma, kanker.
b. Pemutih bahaya pada kulit jk kontak terus menerus dengan
zat kimia tersebut dapat mnimbulkan dermatitis kulit.
c. Bahaya-bahaya yang ditimbulkan dapat di kurangi jika
limbah hasil pencucian di olah kembali.
d. Bahaya pada pekerja bisa dicegah jika pekerja mau tertib
menggunakan APD
Proteksi Bahaya
a. Subtitusi bahan
b. Good housekeeping
c. Pengawasan proses yang lebih ketat
d. Modifikasi peralatan & perubahan teknologi.
e. Pemeliharaan peralatan & lingkungan pabrik,
9
f. Modifikasi produk, untuk meningkatkan usia produk (tahan
lama), untuk mempermudah daur ulang & minimisasi
dampak lingkungan dari pembuangan produk tersebut.
g. Penggunaan APD & memberi sangsi tegas pada pekerja
yang melanggar peraturan & melepas APDnya dengan
alasan apapun
10
sehingga dapat mengurangi pemakaian bahan kimia pemutih pada
proses pemutihan.
Proses Delignifikasi Oksigen:
1) Penghilangan lignin (delignifikasi) menggunakan oksigen,
2) Oksigen dan larutan putih ditambahkan ke dalam brownstock
dalam reaktor pemanas,
3) Senyawa lignin akan lepas dan dihilangkan dengan pencucian dan
ekstraksi,
4) Oksigen delignification akan mengurangi jumlah klorin yang
dibutuhkan dalam proses pemutihan (bleaching),
Bahaya yang Ditimbulkan
Klor mengiritasi sistem pernafasan (krongkongan gatal,
batuk, peradangan hidung dan sesak nafas).
Proteksi Bahaya
Mengetahui prosedur penyimpanan klor dan memakai alat
perlindungan diri
7. Bleaching (Pemutihan)
Bleaching mempunyai tujuan menghilangkan lignin tanpa
merusak selulosa. Dalam industri kertas terdapat beberapa tahap
dalam proses pemutihan: Tahap klorinasi, menggunakan Cl2 dalam
media asam Extraksi Alkali, untuk melarutkan hasil degradasi lignin
yang terbentuk pada tahap sebelumnya dengan larutan NaOH. Klorin
dioksida, mereaksikan ClO2 dengan pulp pada kondisi asam. Oksigen,
digunakan pada tekanan tinggi dan suasana basa. Hipoklorit,
mereaksikan NaClO dalam media basa. Peroksida, reaksi dengan
hidrogen peroksida (H2O2) dalam kondisi basa. Ozon, menggunakan
ozon (O3) dalam kondisi asam. Xylanase, Biobleaching dengan enzim
murni mikroba dalam kondisi netral
Bahaya yang ditimbulkan
a) Terkena kulit, luka bakar.
b) Terkena mata, luka bakar serta dapat mengalami kebutaan.
c) Menyebabkan luka bakar, kebutaan & kornea kerusakan.
11
d) Penyebab kulit terbakar, borok kulit.
Proteksi Bahaya
a) Pengendalian secara teknis
b) Pengendalian administratif
c) APD (Alat Pelindung Diri)
8. Paper Making (Proses Pembuatan Lembar Kertas)
Pulp yang sudah diputihkan kemudian dibawa ke mesin
pembuat kertas dimana akan dibentuk lembaran pulp pada screen. Air
dihilangkan dari lembaran dengan kombinasi vakum, panas, dan
tekanan yang diberikan di bagian penggulung (roller). Kertas jadi
dapat dibuat dengan berbagai jenis berat dan digulung menjadi
gulungan besar untuk diproses lebih lanjut.
Alat : Mesin pembuat kertas, Penggulung (roller)
Bahan : Kaolin, Pengikat yang mengandung formaldehyde., ammonia
/ polivinil alcohol
Bahaya yang Ditimbulkan
a) Mesin pembuat kertas → bising (menyebabkan pekak /tuli)
b) Penerangan lampu yang kurang baik dapat menyebabkan
kelainan pada indera penglihatan / kesilauan yang
memudahkan terjadi kecelakaan.
c) Penggulung (roller) → resiko terjepit (menyebabkan
kehilangan salah satu anggota tubuh /cacat tubuh)
d) Kaolin ( menyebabkan iritasi kulit, mata & saluran
pernafasan )
e) Formaldehyde (menyebabkan dermatosis, iritasi saluran
pernafasan, asma
f) Ammonia ( Iritasi terhadap saluran pernapasan, hidung,
tenggorokan dan mata
g) Kesalahan konstruksi mesin, sikap badan kurang baik,
lambat laun dapat menyebabkan perubahan fisik tubuh
pekerja.
12
Proteksi Bahaya
a) Mengetahui informasi perusahaan, kandungan bahaya zat
kimia yang digunakan, data fisik, data bahaya kesehatan,
prosedur kebocoran, informasi pencegahan khusus &
petunjuk khusus.
b) Mengadakan inspeksi / pengujian
c) Kegiatan yang dilaksanakan secara periodik & lingkup dari
tempat kerja, mesin, proses produksi : memastikan setiap
potensi bahaya terdeteksi, mengetahui tindakan teknis yang
harus diambil.
d) Audit
e) Tindakan perbaikan & pencegahan
f) Substitusi, ventilasi, good housekeeping,
g) Pemeriksaan kesehatan
h) Pelatihan & pendidikan, penggunaan APD
9. Calendar Stack
Calendar stack, yang terdiri dari beberapa pasangan silinder
dengan jarak tertentu untuk mengontol ketebalan & kehalusan hasil
akhir kertas.
Bahaya yang Ditimbulkan
a) Dioksin dapat kembali menguap akibat pengepresan kertas
yang mengandung klorin.
b) Dampak paparan dioksin dapat mengakibatkan kanker,
chloracne (jerawat disertai erupsi kulit dan kista),
penurunan hormon reproduksi pria , juga endometriosis.
c) Debu hasil pengepresan dapat menimbulkan iritasi mata
pekerja, yang pada akhirnya dapat mengganggu akurasi
pekerjaan & kualitas kertas hasil pengolahan.
Proteksi Bahaya
a) Menggunakan mesin-mesin yang telah terstandarisasi untuk
meminimalkan bahaya yang mungkin timbul.
13
b) Memberikan perlindungan bagi pekerja dlm pekerjaanya
dari kemungkinan bahaya yang disebabkan oleh faktor-
faktor yang membahayakan kesehatan.
c) Menempatkan & memelihara pekerja di suatu lingkungan
pekerjaan yang sesuai dengan kemampuan fisik & psikis
pekerjanya.
d) Penggunaan masker.
e) memakai kacamata apabila memasuki ruangan kerja.
f) Pengecekan mesin serta bahan kimia yang digunakan,
secara rutin agar sesuai dengan peraturan yang berlaku.
g) Memberikan penyuluhan & tambahan pengetahuan bagi
para pekerja mengenai penggunaan APD & penyakit yang
dapat timbul akibat pekerjaannya.
10. Pope Reel (Pemotongan Kertas)
Proses ini terdiri dari:
a) Penggulungan kembali lembaran kertas
b) Pemotongan lembaran kertas
c) Pengemasan
d) Debu hasil pemotongan kertas dpt menimbulkan iritasi
mata pekerja,
e) Pengecekan mesin untuk meminimalkan bahaya yang
mungkin timbul
f) Penggunaan APD
14
D. Limbah Industri Kertas
Limbah merupakan buangan yang dihasilkan dari suatu proses
produksi baik industri maupun domestik (rumah tangga atau yang lebih
dikenal sabagai sampah), yang kehadirannya pada suatu saat dan tempat
tertentu tidak dikehendaki lingkungan karena tidak memiliki nilai
ekonomis. Jenis sampah ini pada umumnya berbentuk padat dan cair.
Kertas adalah bahan yang tipis dan rata, yang dihasilkan dengan kompresi
serat yang berasal dari pulp. Serat yang digunakan biasanya adalah alami,
dan mengandung selulosa dan hemiselulosa. Pabrik Kertas menghasilkan
limbah cair yang mengandung logam berat jenis Hg dan Cu. Limbah cair
tersebut berupa bubur kertas encer yang apabila dibuang sembarangan
akan mengakibatkan pencemaran APD untuk Pernafasan lingkungan.
Menurut Rini (2002), limbah proses pembuatan kertas yang
berpotensi mencemari lingkungan tersebut dibagi menjadi :
1. Limbah cair, yang terdiri dari :
a) Padatan tersuspensi yang mengandung partikel kayu, serat dan
pigmen
b) Senyawa organik koloid terlarut seperti hemiselulosa, gula,
alkohol, lignin, terpenting, zat pengurai serat, perekat pati dan zat
sintetis yang menghasilkan BOD (Biological Oxygen Demand)
tinggi,
c) Limbah cair berwarna pekat yang berasal dari lignin dan pewarna
kertas,
d) Bahan anorganik seperti NaOH, Na2SO4 dan klorin,
e) Limbah panas
f) Mikroba seperti golongan bakteri koliform.
g) Partikulat yang terdiri dari :
h) Abu dari pembakaran kayu bakar dan sumber energi lain
i) Partikulat zat kimia terutama yang mengandung natrium dan
kalsium.
15
2. Gas yang terdiri dari :
a) Gas sulfur yang berbau busuk seperti merkaptan dan H2S yang
dilepaskan dari berbagai tahap dalam proses kraft pulping dan
proses pemulihan bahan kimia
b) Oksida sulfur dari pembakaran bahan bakar fosil, kraft recovery
furnace dan lime kiln (tanur kapur)
c) Uap yang mengganggu jarak pandangan
3. Limbah padat yang terdiri dari :
a) Sludge dari pengolahan limbah primer dan sekunder
b) Limbah dari potongan kayu.
16
a) Filter, bertujuan menangkap debu atau partikel yang ikut keluar
cerobong atau stack pada permukaan filter agar tidak ikut
terlepas ke lingkungan.
b) Filter basah (Scrubbers / wet collectors), caranya adalah
membersihkan udara kotor dengan menyemprotkan air dari
bagian atas alat sedangkan udara yang kotor dari bagian bawah
alat.
c) Elektrostatik, menggunakan arus searah (DC) yang
mempunyai tegangan 25 – 100 KV sehingga terjadi pemberian
muatan pada polutan dan akhirnya mengendap.
d) Kolektor mekanis, merupakan proses pengendapan polutan
partikel berukuran besar secara gravitasi. Contohnya adalah
cyclone separators (pengendap siklon) dengan memanfaatkan
gaya sentrifugal.
e) Program penghijauan, bertujuan untuk menyerap hasil
pencemaran udara berupa gas karbon dioksida (CO2) dan
melepas oksigen sehingga mengurangi jumlah polutan di
udara.
j) Pembersih udara secara elektronik (electronic air cleaner),
berfungsi mengurangi polutan udara dalam ruangan.
k) Ventilasi udara dan exhaust fan, bertujuan agar kebutuhan
oksigen ruangan tercukupi dan polutan segera keluar dari
ruangan sehingga ruangan bebes polutan.
17
komponen organik. Proses pengolahan primer limbah cair ini biasanya
belum memadai dan masih diperlukan proses pengolahan selanjutnya.
2. Pengolahan sekunder, merupakan proses dekomposisi bahan – bahan
padatan secara biologis. Penerapan yang efektif akan dapat
menghilangkan sebagian besar padatan tersuspensi dan BOD. Ada 2
proses pada pengolahan sekunder yaitu :
a. Penyaring trikle, menggunakan lapisan batu dan kerikil dimana
limbah cair dialirkan melalui lapisan ini secara lambat dengan
bantuan bakteri yang berkembang pada batu dan kerikil akan
mengkonsumsi sebagian besar bahan – bahan organik.
b. Lumpur aktif, kecepatan aktivitas bakteri dapat ditingkatkan
dengan cara memasukkan udara dan lumpur yang mengandung
bakteri ke dalam tangki sehingga lebih banyak mengalami kontak
dengan limbah cair yang telah diolah pada proses pengolahan
primer.
3. Pengolahan tersier, dibutuhkan karena proses pengolahan primer dan
sekunder limbah cair hanya dapat menurunkan BOD air dan
meghilangkan bakteri yang berbahaya tidak dapat menghilangkan
komponen organik dan anorganik terlarut.
18
a. Asbes dapat menyebabkan kanker paru – paru, digunakan pada
penyambungan pipa dan boiler.
b. Aditif kertas lainnya termasuk benzidine-base dyes, formaldehid
dan epichlorohydrin yang berpeluang menimbulkan kanker pada
manusia.
c. Kromium heksavalen dan senyawa nikel
d. Senyawa ini umumnya digunakan pada pengelasan stainless steel
dan dikenal sebagai karsinogenik terhadap paru – paru dan organ
pernafasan lain.
e. Debu kayu (utamanya kayu keras)
f. Debu kayu keras dikenal sebagai penyebab kanker pernafasan.
g. Hidrazin, styren, minyak mineral, chlorinated phenols dan dioxin
h. Senyawa – senyawa tersebut berpeluang besar menyebabkan
kanker.
19
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. Dapat disimpulkan dari pembahasan diatas bahwa peraturan
perundang-undangan yang digunakan oleh industri kertas adalah
Undang-undang No. 1 Tahun 1970 tentang keselamatan kerja. Dan
Keputusan Menteri Perindustrian republik Indonesia No. 514 Tahun
2015 tentang Penetapan Standar Industri Hijau untuk Industri Pulp
dan Pulp Terintegrasi Kertas.
2. Proses produksi pada pembuatan pulp dan kertas antara lain :
pemilihan jenis kayu, persiapan kayu, pembuburan kayu, pencucian,
menyuling, delignifikasi oksigen, bleaching, paper making, calendar
stack, dan popereel. Limbah yang dihasilkan oleh industri kertas yaitu
limbah cair, limbah gas, dan limbah padat. Dampak dari limbah
industri kertas yaitu pencemaran lingkungan dan dapat mempengaruhi
kesehatan manusia. Sehingga cara mencegah pencemaran udara
dengan menggunakan pencemar berbentuk gas dan pencemar
berbentuk partikel. Ada pula pengolahan limbah cair dikelompokkan
menjadi 3, yaitu pengolahan primer, pengolahan sekunder dan
pengolahan tersier.
3. Dampak dari limbah industri kertas antara lain pencemaran
lingkungan seperti membunuh ikan, kerang, dan invertebrata akuatik,
juga dapat menimbulkan resiko terpaparnya masyarakat oleh buangan
zat kimia berbahaya dari limbah industri yang mencemari lingkungan.
Limbah industri kertas sendiri juga berdampak pada kesehatan
manusia terutama menyebabkan gangguan pernapasan pada pekerja
yang terkena paparan langsung pada proses produksi.
4. Dalam penanggulangan limbah industri kertas, masyarakat juga dapat
ikut andil dalam pengelolaan limbah hasil proses produksi industri
kertas.
20
3.2 Saran
1. Setiap perusahaan yang memproduksi kertas agar mematuhi dan
menjalankan produksi sesuai peraturan perundang-undangan sehingga
tidak terjadi kecelakaan kerja maupun penyakit akibat kerja, serta
tidak merugikan banyak pihak karena limbah yang dihasilkan.
2. Dalam proses pengelolaan dan pengendalian limbah, perusahaan dapat
meminimalisir limbah seperti perubahan dalam bahan baku dan
perubahan pada proses produksi sehingga limbah dapat diminimalisir
dengan baik. Masyarakat juga dapat iku andil dalam pengelolaan
limbah seperti mendaur ulang limbah menjadi karton yang memiliki
nilai jual yang lebih tinggi.
21
DAFTAR PUSTAKA
APKI, 2013. Pulp & Paper : Industri Kertas dan Bubur Kertas Genjot
Produksi.
http://industri.bisnis.com/read/20130219/99/137042/pulp-and-paper-industri-
kertas-dan-bubur-kertas-genjot-produksi.
Haroen, W.K dan F. Dimyati. 2006. Sifat Kayu Tarik, Teras dan Gubal
Acacia Mangium Terhadap Karakteristik Pulp. Peneliti Kelompok Pulp. Balai
Besar Pulp dan Kertas Bandung.
22