Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN

PRAKTIK KERJA LAPANGAN (PKL)


DI PT. DUGAPAT MAS

PENGAWASAN K3 DI BDANG KESEHATAN KERJA, LINGKUNGAN


KERJA DAN BAHAN BERBAHAYA

PELATIHAN CALON AHLI K3 UMUM


BATCH 09 2023

KELOMPOK 2:
1. HENDRO PAKAS ARIGUNA
2. MUHAMMAD ANDRI FEBRIAN
3. SHINTA BUDI PRATIWI
4. NISA ALYA FADHILA
5. KRISNA MAHENDRA
6. FAHMY TAUFIQ
7.

PENYELENGGARA
PT. CENTRA ARTHA PRIMA INDONESIA
YOGYAKARTA, 6-18 MARET
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT atas berkat, rahmat, dan
karunia-Nya kami dapat melaksanakan kegiatan Praktik Kerja Lapangan (PKL)
dan menyusun Laporan Praktik Kerja Lapangan dengan judul “Pengawasan K3
Bidang Kesehatan Kerja, Lingkungan Kerja dan Bahan Berbahaya”. Dalam
penyusunan laporan ini, kami tidak lupa mengucapkan terima kasih kepada semua
pihak yang telah terlibat: PT. Dugapat Mas, para pembina dari Kementerian
Ketenagakerjaan, praktisi, panitia, dan teman-teman pelatihan Calon Ahli K3
Umum yang telah memberikan dukungan dalam penyelesaian laporan ini.
Dalam penulisan laporan ini kami menyadari bahwa masih terdapat
ketidaksempurnaan di dalamnya. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik
dan saran yang membangun demi perbaikan selanjutnya. Besar harapan kami
bahwa laporan ini dapat bermanfaat bagi seluruh pembaca sebagai bahan referensi
dalam mengembangkan pengetahuan.

Yogyakarta, 16 Maret 2023

Kelompok 2

ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
1.1 LATAR BELAKANG...............................................................................1
1.2 MAKSUD DAN TUJUAN.......................................................................1
1.3 RUANG LINGKUP..................................................................................1
1.4 DASAR HUKUM.....................................................................................1
BAB II KONDISI PERUSAHAAN........................................................................2
2.1 PROFIL PERUSAHAAN.........................................................................2
2.2 TEMUAN HASIL OBSERVASI..............................................................2
BAB III ANALISA..................................................................................................3
3.1 TEMUAN POSITIF..................................................................................3
3.2 TEMUAN NEGATIF................................................................................4
BAB IV PENUTUP.................................................................................................5
4.1 KESIMPULAN.........................................................................................5
4.2 SARAN.....................................................................................................5

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Tenaga kerja ialah modal utama dalam pengembangan usaha, sehingga
mereka harus mendapatkan proteksi agar terciptanya keselamatan kerja dari
perusahaan. Untuk mencapai tujuan tersebut maka perusahaan harus
menjalankan program untuk menunjang suasana dan lingkungan pekerjaan
yang aman dan sehat. Setiap tempat kerja selalu mengandung berbagai
potensi bahaya yang dapat mempengaruhi kesehatan tenaga kerja atau dapat
menyebabkan timbulnya penyakit akibat kerja. Potensi bahaya adalah segala
sesuatu yang berpotensi menyebabkan terjadinya kerugian, kerusakan, cedera,
sakit, kecelakaan atau bahkan dapat mengakibatkan kematian yang
berhubungan dengan proses dan sistem kerja.

Lingkungan kerja serta semua faktor-faktornya dapat merugikan kesehatan


pekerja apabila tidak dikelola dengan baik. Penyakit akibat kerja timbul
karena pekerja terpapar pada lingkungan kerja yang mengandung bermacam-
macam bahaya kesehatan baik yang bersifat kimia, fisika, biologi, fisiologi
dan psikologi. Potensi bahaya bisa ada dimana dan kapan saja. Identifikasi
bahaya, pemeliharaan dan pemantauan terhadap lingkungan/kesehatan kerja
harus dilaksanakan secara terus- menerus sesuai dengan peraturan
perundangan yang berlaku. Keselamatan, kesehatan dan lingkungan kerja
merupakan satu kesatuan yang saling berkaitan, sehingga dalam prakteknya,
ketiga komponen tersebut harus bersinergi dan terintegrasi.

Menurut Peraturan Menteri Ketenagakerjaan No. 5 Tahun 2018


Lingkungan kerja adalah aspek Higiene di tempat kerja yang didalamnya
mencakup faktor fisika, kimia, biologi, ergonomi, dan psikologi yang
keberadaanya di tempat kerja dapat mempengaruhi keselamatan dan
kesehatan tenaga kerja. Terjadinya kecelakaan kerja disebabkan karena dua
golongan. Golongan pertama adalah faktor mekanis dan lingkungan (unsafe
condition), sedangkan golongan kedua adalah faktor manusia (unsafe

1
action). Beberapa penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa faktor
manusia menempati posisi yang sangat penting terhadap terjadinya
kecelakaan kerja yaitu antara 80–85% (Suma’mur, 2009).

Riset yang dilakukan badan dunia International Labour Organization


(ILO) menghasilkan kesimpulan, setiap hari rata-rata 6.000 orang
meninggal, setara dengan satu orang setiap 15 detik atau 2,2 juta orang per
tahun akibat sakit atau kecelakaan yang berkaitan dengan pekerjaan mereka.
Jumlah pria yang meninggal dua kali lebih banyak dibandingkan wanita,
karena mereka lebih mungkin melakukan pekerjaan berbahaya. Secara
keseluruhan kecelakaan di tempat kerja telah menewaskan 350.000 orang.
Sisanya meninggal karena sakit yang diderita dalam pekerjaan seperti
membongkar zat kimia beracun (ILO, 2003 dalam Suardi, 2005)

Di samping itu, Bahan Kimia Berbahaya dan Beracun erat kaitannya


dengan lingkungan kerja. Bahan kimia berbahaya adalah bahan kimia dalam
bentuk tunggal atau campuran yang berdasarkan sifat kimia dan atau fisika
atau toksikologi berbahaya terhadap tenaga kerja, instalasi dan lingkungan.
Kecelakaan kerja yang berkaitan dengan bahan kimia berbahaya selain akan
menimbulkan korban dapat juga menimbulkan pencemaran bagi lingkungan.
Oleh karena itu dalam pengelolaan bahan kimia berbahaya dibutuhkan
Lembar Data Keselamatan Bahan (LDKB) yang mana adalah lembar
petunjuk yang berisi informasi tentang sifat fisika, kimia, dari bahan
berbahaya, jenis bahaya yang dapat ditimbulkan, cara penanganan dan
tindakan khusus yang berhubungan dengan kedaan darurat dalam penanganan
bahan berbahaya dan pelabelan yang digunakan untuk mengetahui klasifikasi
dan jenis bahan berbahaya beracun (B3).

Jika tempat kerja aman dan sehat, setiap orang dapat melanjutkan
pekerjaan mereka secara efektif dan efisien. Sebaliknya, jika tempat kerja
tidak terorganisir dan banyak terdapat bahaya, kerusakan dan absen sakit tak
terhindarkan, mengakibatkan hilangnya pendapatan bagi pekerja dan
produktivitas berkurang bagi perusahaan. Meskipun kenyataannya, para
pengusaha di seluruh dunia telah secara hati-hati merencanakan strategi bisnis

2
mereka, banyak yang masih mengabaikan masalah penting seperti
keselamatan, kesehatan dan kondisi kerja. Biaya untuk manusia dan finansial
dianggap besar

Laporan kunjungan praktek kerja lapangan ini merupakan salah satu


persyaratan untuk mendapatkan sertifikat AK3 umum yang diadakan oleh
PJK3 PT. Centra Artha Prima Indonesia yang bekerja sama dengan
Kementerian Ketenagakerjaan RI. Dilatar belakangi oleh hal tersebut, maka
pada tanggal 16 Maret 2023 kami melakukan kunjungan praktek kerja
lapangan di PT. Dugapat Mas.

1.2 MAKSUD DAN TUJUAN


1. Mengimplementasikan materi maupun teori yang telah diberikan selama
kegiatan pelatihan.
2. Memahami gambaran implementasi K3 dilapangan khususnya di bidang
lingkungan kerja dan bahan berbahaya.
3. Calon peserta Ahli K3 Umum dapat mengidentifikasi, menganalisa dan
memberikan saran atau rekomendasi.

1.3 RUANG LINGKUP


1. Pelaksanakan K3 bidang lingkungan kerja.
2. Pelaksanakan K3 bidang bahan berbahaya.

1.4 DASAR HUKUM

Adapun dasar hukum pengawasan K3 Lingkungan Kerja dan Bahan Kimia


Berbahaya dan Beracun meliputi:
1.4.1 Dasar Hukum Pengawasan K3 Lingkungan Kerja meliputi:
a. Undang-Undang No. 01 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja.

b. Undang-Undang No. 32 Tahun 2009 Tentang Perlindungan dan


Pengelolaan Lingkungan Hidup.

c. Peraturan Pemerintah No. 81 Tahun 2012 Tentang Pengelolaan


sampah rumah tangga dan sampah sejenis sampah rumah tangga.

3
d. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No. Per.
08/Men/VII/2010 tentang Alat Pelindung Diri.

e. Peraturan Menteri Ketenagakerjaan RI No. 5 Tahun 2018 Tentang


Keselamatan dan Kesehatan Kerja Lingkungan Kerja.

1.4.1 Dasar Hukum Pengawasan Bahan Kimia Berbahaya dan


Beracun meliputi:
a. Keputusan Menteri Tenaga Kerja Nomor KEP.187/MEN/1999
Tahun 1999. Tentang Pengendalian Bahan Kimia Berbahaya Di
Tempat Kerja.

4
BAB II
KONDISI PERUSAHAAN

2.1 PROFIL PERUSAHAAN

Perusahaan ini beralamat di Jl.Penggung-Jatinom no 18 Kel.Blanceran


Kec. Karanganom – Klaten, Jawa Tengah dengan jumlah tenaga kerja 1.308
orang, yang mayoritas perempuan dengan usia produktif. Perusahaan tersebut
bergerak dibidang jasa industry rokok kretek.
Adapun proses produksinya adalah sebagai berikut bahan baku yang
didatangkan dari PT HM Sampoerna diproses melalui beberapa tahap,
diantaranya giling gunting, kemas, banderol, lalu menjadi produk jadi atau
finished goods yang siap untuk dipasarkan. Untuk proses giling
dibutuhkan material ambrie, tembakau, dan lem serta memerlukan alat
berupa gilingan GOSPER, Minisilo, dan Glue aplikator. Pada proses push
cutter dibutuhkan material berupa sigaret belum terpotong dan peralatan
berupa push cutter. Untuk proses layering dibutuhkan alat dehumidifier,
AC, lampu Halogen, Thermo-Hygrometer, rak Batangan, dan kipas angin.
Proses pengemasan atau packaging memerlukan material berupa
selongsong dan rokok after layering, serta peralatan berupa push shelder.
Proses banderol memerlukan material berpa ZB (Pack belum terbanderol),
banderol, lem, OPP Pack, Doos slof, clear wrap, dan peralatan berupa
heater. Pada proses baller dibutuhkan material rokok slof, kraft, tambal
balle, shipping case/BOX, sela tape, serta peralatan berupa Rolled
dispenser dan Mal Box. Sedangkan potensi bahaya yang ada diperusahaan
tersebut adalah :

1. Terjepit
2. Tertimpa
3. Tersetrum
4. Ledakan
5. Terpotong

2.2 TEMUAN HASIL OBSERVASI


TEMUAN POSITIF TEMUAN NEGATIF
A. KESEHATAN KERJA

B. LINGKUNGAN KERJA
 Penggunaan APD diruang

5
produksi tidak sesuai dengan jenis
bahaya
 Jumlah kamar mandi tidak sesuai
perbandingan jumlah pekerja.

C. BAHAN BERBAHAYA

6
BAB III
ANALISA

3.1 TEMUAN POSITIF


 Bidang Kesehatan Kerja
No. Foto Lokasi Temuan Analisis Saran Dasar Hukum

 Bidang Lingkungan Kerja


No. Foto Lokasi Temuan Analisis Saran Dasar Hukum
1.

 Bidang Bahan Berbahaya


No. Foto Lokasi Temuan Analisis Saran Dasar Hukum

7
3.2 TEMUAN NEGATIF
 Bidang Kesehatan Kerja
No. Foto Lokasi Temuan Analisis Saran Dasar Hukum

 Bidang Lingkungan Kerja


No. Foto Lokasi Temuan Analisis Saran Dasar Hukum
1. Toilet Jumlah toilet Jika banyak Dibangun 20 - PERMENAKER RI
kurang 20 unit pekerja akan ke unit toilet No. 5 Tahun 2018
toilet akan untuk Tentang
menyebabkan memenuhi Keselamatan dan
antrian, sehingga persyaratan Kesehatan kerja
membuang dalam dalam Lingkungan
waktu dan peraturan kerja.
menghambat Menteri. - Pasal 34 ayat (5)
proses produksi. huruf f dan g
Selain itu
kebersihan toilet
lebih dijaga

8
karena lebih
banyak yang
menggunakannya
- Penyediaan
Penggunaan
APD yang
APD dalam
sesuai resiko
proses Pekerja dapat
dengan PERMENAKERTRANS
Tempat produksi tidak terkena PAK
2. cuma-cuma. No. 08/2010 tentang
Produksi sesuai dengan dan kecelakaan
- Giat Alat Pelindung Diri.
bahaya yang kerja
menghimbau
ada. (PAK dan
penggunaan
Hygine)
APD

 Bidang Bahan Berbahaya


No. Foto Lokasi Temuan Analisis Saran Dasar Hukum

9
BAB IV PENUTUP

4.1 KESIMPULAN
4.2 SARAN

10

Anda mungkin juga menyukai