Anda di halaman 1dari 22

LAPORAN

PRAKTEK KERJA LAPANGAN


PT. YOGYAKARTA TEMBAKAU INDONESIA
BIDANG LINGKUNGAN KERJA, ERGONOMI & BAHAN KIMIA BERBAHAYA

PEMBINAAN CALON AHLI K3 UMUM


BATCH 1 TAHUN 2023

KELOMPOK 2
1. ADITYA MUHAMMAD
2. MEILDY KORNELIUS. S
3. SUFALDI UDING
4. DESI HASTRIANA
5. RENALDI

PENYELENGGARA
PT. MULTRIKIDA JAYA UTAMA

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah S.W.T., atas segala rahmat dan
karunia-NYA, sehingga Laporan Praktek Kerja Lapangan ini dapat
diselesaikan. Laporan ini disusun berdasarkan hasil kunjungan lapangan
di PT. Yogyakarta Tembakau Indonesia. Selama pelatihan, tim penyusun
telah mendapat bantuan dari berbagai Pihak. Terkait hal tersebut, kami
menyampaikan ucapan terima kasih kepada:

1. Seluruh jajaran Management dan karyawan PT. Yogyakarta


Tembakau Indonesia, yang telah memberikan izin untuk melakukan
kegiatan kunjungan lapangan

2. Seluruh Management dan karyawan PT. Multikrida Jaya Utama,


selaku penyelenggara pelatihan Calon Ahli K3 Umum, yang telah
memberikan bimbingan dan saran untuk menyelesaikan kegiatan
Praktek Kerja Lapangan dan penyusunan laporan.

3. Rekan-rekan peserta Pelatihan Calon Ahli K3 Umum Batch 1


Tahun 2023, yang telah bersama-sama mewujudkan kerjasama
yang baik untuk tercapainya tujuan Pelatihan ini.

Penyusunan laporan ini dikerjakan dalam kurun waktu yang relatif singkat,
sehingga apabila terdapat banyak kekurangan, mohon dapat dimaklumi.
Akhir kata kami Tim Penyusun berharap semoga Laporan ini dapat
memenuhi syarat yang telah ditetapkan oleh Penyelenggara Pelatihan dan
bermanfaat bagi Tim Penyusun dan pembaca.

Yogyakarta, 26 Januari 2023

Penyusun

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Maksud dan Tujuan
C. Ruang Lingkup
D. Dasar Hukum
1. Dasar Hukum Lingkungan Kerja dan Ergonomi
2. Dasar Hukum Bahan Kimia Berbahaya
BAB II KONDISI FAKTA PERUSAHAAN
A. Gambaran Umum Perusahaan
B. Proses Produksi
C. Kebijakan K3
D. Temuan
1. Temuan Positif Terkait Lingkungan Kerja dan Ergonomi
2. Temuan Negatif Terkait Lingkungan Kerja dan Ergonomi
3. Temuan Positif Terkait Bahan Kimia Berbahaya
4. Temuan Negatif Terkait Bahan Kimia Berbahaya
BAB III ANALISA DAN PEMECAHAN MASALAH
A. Temuan Positif Terkait Lingkungan Kerja dan Ergonomi
B. Temuan Negatif Terkait Lingkungan Kerja dan Ergonomi
C. Temuan Positif Terkait Bahan Kimia Berbahaya
D. Temuan Negatif Terkait Bahan Kimia Berbahaya
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran

3
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
III.1 Temuan Positif Lingkungan Kerja dan Ergonomi........................................
III.2 Temuan Negatif Lingkungan Kerja dan Ergonomi......................................
III.3 Temuan Positif Bahan Kimia Berbahaya.....................................................

4
DAFTAR GAMBAR
GAMBAR Halaman
II.1 Alur Proses Produksi....................................................................................
II.2 Struktur Organisasi P2K3.............................................................................

5
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pembangunan ketenagakerjaan diarahkan pada pembentukan
tenaga profesional yang mandiri, beretos kerja tinggi dan produktif.
Pembangunan ketenagakerjaan merupakan upaya menyeluruh yang
ditujukan pada pembentukan, peningkatan dan pengembangan
tenaga kerja yang berkualitas, produktif, efisien, efektif dan berjiwa
wirausaha sehingga mampu mengisi, menciptakan dan memperluas
lapangan kerja serta kesempatan berusaha.
Memasuki dunia industrialisasi yang semakin modern akan diikuti
oleh penerapan teknologi tinggi, penggunaan bahan dan peralatan
makin kompleks dan rumit, tenaga kerja yang semakin ahli dan
terampil. Namun tidak selamanya penerapan teknologi tinggi dan
penggunaan bahan beraneka macam dalam suatu industri diikuti
dengan selaras peralatan dan mempergunakan bahan dalam proses
industri tersebut. dalam pembangunan ketenagakerjaan perlu
dilakukan pembinaan dan pengembangan syarat-syarat kerja serta
perlindungan tenaga kerja dalam menuju peningkatan kesejahteraan
tenaga kerja.
Undang-undang No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja
telah memberikan tanggung jawab kepada manajemen untuk
melaksanakan pencegahan kecelakaan dan penyakit akibat kerja
dengan mewajibkan penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (SMK3) ditempat kerja.
Menurut Permenaker 5/2018 lingkungan kerja adalah kesatuan
dari 2 berbagai lingkungan di tempat kerja, yang didalamnya
mencakup faktor fisik, kimia, biologi, fisiologi, ergonomi dan psikologi
yang keberadaanya di tempat kerja dapat mempengaruhi
keselamatan dan kesehatan kerja. Lingkungan kerja biasanya
menggunakan banyak alat dan bahan untuk menghasilkan sebuah
produk.

6
Bila ditinjau secara kimiawi, limbah ini terdiri dari bahan Senyawa
kimia organik dan Senyawa anorganik. Dengan konsentrasi dan
kuantitas tertentu, kehadiran limbah dapat berdampak negatif
terhadap lingkungan terutama bagi kesehatan manusia, sehingga
perlu dilakukan penanganan terhadap limbah.
Berdasarkan karakteristiknya, limbah industri dapat digolongkan
menjadi 4 yaitu limbah cair, limbah padat, limbah gas dan partikel
serta limbah B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun) untuk mengatasi
limbah diperlukan pengolahan dan penanganan limbah.
Oleh karena mengingat bahaya yang ditimbulkan tersebut, maka
diperlukan pengawasan bidang K3 sehingga dalam laporan ini kami
mengambil dan membatasi studi Praktek Kerja Lapangan( PKL ) pada
tema pengawasan K3 bidang Lingkungan Kerja, Ergonomi dan Bahan
Kimia Berbahaya di PT. Yogyakarta Tembakau Indonesia bertempat
di Bantul, Yogyakarta.

B. Maksud dan Tujuan


Adapun maksud dan tujuan dari penulisan laporan adalah:
1. Mendalami dan mempraktekan teori serta belajar bagaimana
penerapan program K3 di PT. Yogyakarta Tembakau Indonesia.
2. Untuk mendapatkan gambaran dan pemahaman mengenai aplikasi
program K3 di lapangan khususnya di bidang Lingkungan Kerja,
Ergonomi, dan Bahan Kimia Berbahaya.
3. Calon peserta Ahli K3 umum dapat mengidentifikasi, menganalisa
kegiatan K3 yang dilakukan oleh PT. Yogyakarta Tembakau
Indonesia

7
C. Ruang Lingkup
1. Bidang Lingkungan Kerja
2. Bidang Ergonomi
3. Bidang Bahan Kimia Berbahaya

D. Dasar Hukum
1. Lingkungan Kerja dan Ergonomi
a. Undang-Undang Nomor 3 tahun 1969 tentang persetujuan
Konvensi ILO No 120 mengenai Hygiene dalam perniagaan dan
kantor-kantor.
b. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan
tentang Kesehatan Kerja
c. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang
Ketenagakerjaan
d. Peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor 5 Tahun 2018 Tentang
Keselamatan dan Kesehatan Kerja Lingkungan Kerja
e. Peraturan Menaker Nomor PER.08/MEN/VII/2010 tentang Alat
Pelindung Diri

2. Bahan Kimia Berbahaya


a. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan
Kerja pasal 8
b. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 1993
tentang Penyakit yang Timbul Karena Hubungan Kerja
c. Keputusan Menteri Tenaga Kerja Nomor Kep-187/MEN/1999
tentang Pengendalian Bahan Kimia Berbahaya.

8
BAB II
KONDISI PERUSAHAAN

A. Gambaran Umum Tempat Kerja


1. Sejarah dan Profil Perusahaan
PT. Yogyakarta Tembakau Indonesia adalah Perusahaan yang
bergerak dibidang jasa pelintingan rokok, sebagai mitra produksi
sigaret (MPS) HM. Sampoerna. Perusahaan PT. Yogyakarta
Tembakau Indonesia, beralamat Jl. Imogiri Barat No.KM.4, Wojo,
Bangunharjo, Kec. Sewon, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa
Yogyakarta 55188, PT. Yogyakarta Tembakau Indonesia dipimpin
oleh Gusti Kanjeng Ratu Condro Kirono, memiliki 960 orang tenaga
kerja dan diharapkan dapat membuka lapangan kerja bagi masyarakat
di Daerah Istimewa Yogyakarta.

2. Visi dan Misi Perusahaan


Sebuah perusahaan yang memiliki tanggung jawab secara moril
dan sosial kepada seluruh karyawan, keluarga karyawan, dan juga
lingkungan sekitar perusahaan.

9
3. Alur Proses Produksi

Gambar 2.1 Alur Proses Produksi

Proses produksi dimulai dari daun tembakau kering di Sigaret


Kretek Mesin yaitu penguraian tembakau, lalu dilakukan proses giling
(atau lebih sering disebut pelintingan rokok) dan pemotongan ujung
rokok agar tidak ada lebihan tembakau di ujung-ujung rokok dan
pengemasan produk. Ada proses inspeksi produk yang dilakukan
sebelum dikemas yaitu inspeksi fisik rokok yang dilakukan secara
visual oleh tim quality control. Produk rokok yang lolos uji kualitas
selanjutnya didiamkan selama 3 jam di ruang Layering untuk
pembentukan aroma rokok yang khas. Kemudian setelah proses
layering selesai rokok tersebut memasuki proses pengemasan yang
terdiri dari pengemasan primer, sekunder, pemasangan cukai rokok
dan pengemasan dalam bentuk bal sebelum akhirnya dikemas dalam
kemasan karton.

4. Kebijakan K3 Perusahaan
Dengan luas pabrik 5.500 m2, PT. Yogyakarta Tembakau
Indonesia memiliki jumlah pekerja 960 orang, sebagai pemenuhan
Permenaker nomor 02 Tahun 1998, maka dibentuklah organisasi
P2K3, yang bertujuan untuk menyelenggarakan Sistem Manajemen
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) di Perusahaan, serta
membantu tugas Pimpinan perusahaan.

10
Susunan Organisasi P2K3 PT Yogyakarta Tembakau Indonesia
dapat dilihat pada 2.2

Gambar 2.2 Struktur Organisasi P2K3

Setelah terbentuk organisasi P2K3, diharapkan dapat


mewujudkan tempat kerja yang selamat dan sehat.

B. TEMUAN
1. Temuan Positif
a. Toilet sudah pengesahan oleh Dinas Ketenagakerjaan Daerah
Istimewa Yogyakarta
b. Perusahaan telah menyediakan APD, berupa, rompi, helm,
earmuff, guna membantu karyawan dalam menghindari risiko
kecelakaan kerja
c. Terdapat ventilasi di sepanjang ruangan sebelah kiri dan kanan
diseluruh area Perusahaan, dengan kondisi terawat.
d. Perusahaan telah menyediakan : jalur evakuasi, assembly point
e. Perusahaan telah menyediakan ; Papan informasi, EHS, 5R,
serta slogan K3, rambu K3.

11
f. Perusahaan telah menyediakan fasilitas : kantin, mushola, ruang
laktasi, loker dan poliklinik untuk memfasilitasi kebutuhan tenaga
kerja.
g. Perusahaan telah mendapatkan riksa uji lingkungan kerja dari
Dinas Ketenagakerjaan Daerah Istimewa Yogyakarta.
2. Temuan Negatif Lingkungan Kerja dan Ergonomi
a. Penempatan alat dan barang yang tidak tepat, contohnya : helm,
sendal, handpallet, tangga, gerobak, sapu.
b. Posisi duduk di area tim produksi, tidak sesuai dengan meja
yang terlalu pendek, sehingga menyebabkan PAK pada tenaga
kerja.
c. Jumlah toilet yang disediakan Perusahaan tidak sebanding
dengan ratio karyawan

3. Temuan Positif Bahan Kimia Berbahaya


Adanya koordinat TPS (Tempat Penyimpanan Sementara) Limbah
Bahan Kimia Berbahaya

4. Temuan Negatif Bahan Kimia Berbahaya


Dikarenakan PT. Yogyakarta Tembakau Indonesia tidak
menyimpan atau menggunakan Bahan Kimia Berbahaya, maka
temuan negatif Bahan Kimia Berbahaya tidak ditemukan di PT.
Yogyakarta Tembakau Indonesia.

12
BAB III
ANALISA HASIL TEMUAN
A. ANALISA
Dari identifikasi dan pengawasan K3 di lapangan, ditemui
beberapa temuan positif dan negatif terkait Lingkungan kerja seperti
tercantum pada Tabel III.1 dan Tabel III.2 serta temuan positif dan
negatif untuk Bahan Kimia Berbahaya dan Beracun di Tabel III.3 dan
Tabel III.4. Selain informasi lokasi, dalam tabel dicantumkan jenis
temuannya, manfaat dan peraturan perundangannya

1. Analisa Temuan Positif Terkait Lingkungan Kerja dan Ergonomi


Temuan positif terkait lingkungan kerja diperoleh dari seluruh area
perusahaan, kecuali ruang administrasi dan Manajemen. Tabel III.1
menunjukkan secara detail hal-hal yang menjadi temuan positif
lingkungan kerja dan ergonomi.

Tabel III.1 Temuan Positif Lingkungan Kerja dan Ergonomi

No Lokasi Temuan Manfaat Dasar Hukum

1 Toilet Mengakomodasi Permenaker No


Perusahaan kebutuhan 5 Tahun 2018
membuang hajat Pasal 1 Ayat 32
tenaga kerja
Toilet sudah
pengesahan
oleh Dinas
Ketenagakerjaan
Daerah Istimewa
Yogyakarta

2 Lemari APD Guna membantu UU no 1 tahun


karyawan dalam 1970 tentang
menghindari risiko keselamatan
kecelakaan kerja.
kerja
Tersedia APD
(Pasal 14 huruf

13
berupa rompi, C)
helm, earmuff,
Permenaker No
08/Men/2010
Tentang Alat
Pelindung Diri.
(pasal 2 ayat
1)

3 Ruang Kerja Terdapat ventilasi UU no 1 tahun


Produksi di sepanjang 1970 tentang
ruangan sebelah keselamatan
kiri dan kanan kerja
ruangan ruang (pasal 3 huruf
udara yang cukup G) Syarat-
besar sehingga syarat
memenuhi standar Keselamatan
kesehatan juga Kerja
memenuhi
kenyamanan Permenaker
karyawan dalam 05 Tahun 2018
bekerja. Pasal 39: (2)
Kebutuhan
Udara

4 Jalur evakuasi Disediakan jalur UU No 1 Tahun


dalam evakuasi dan 1970 (Pasal 3
perusahaan Assembly Point, huruf d)
dan sebelah agar memudahkan
barat tenaga kerja PP No 36
perusahaan menuju titik tumpul Tahun 2005
Bagunan
Gedung Pasal
59 Ayat 1

5 Area Dengan adanya


Perusahaan papan
informasi, UU No 1 Tahun
tenaga kerja 1970 Pasal 14
dapat Ayat 2
memperoleh

14
informasi
terbaru
mengenai EHS,
5R atau
kegiatan lainnya

6 kantin, Memudahkan Kantin


mushola, tenaga kerja untuk PERMENAKER
ruang laktasi, makan, beribadah, No 5 tahun 2018
loker dan menyusui dan Pasal 22 Ayat (7)
pemeriksaan Mushola
poliklinik
kesehatan UU No 13 Tahun
2003
Loker
PERMENAKER
No 5 tahun
2018 Pasal 33
Ayat (2)
Poliklinik
UU No 23
Tahun 1992
Tentang
Kesehatan
Pasal 23

8 Dokumen 1. Melakukan Peraturan


Perusahaan pemantauan Menteri
terkait dengan Lingkungan
kualitas udara di Hidup Dan
area kerja Kehutanan
2. Menentukan Republik
tindakan Indonesia
perbaikan Nomor 11
apabila terdapat Tahun 2021
hasil Pasal 3
pemantauan
yang melebihi
NAB sehingga
dapat
Adanya
pengukuran mencegah
kualitas udara PAK/PAHK
ambien dan emisi yang
gas buang disebabkan

15
karena kualitas
udara yang
buruk
3. Program
improvement
bagi
perusahaan
dalam
peningkatan
pengelolaan
lingkungan kerja
2. Analisa Temuan Negatif Terkait Lingkungan Kerja dan Ergonomi
Temuan negatif dari Lingkungan Kerja tercantum di Tabel III.2.
Beberapa temuan belum ditemukan korelasi langsung dengan regulasi.
Untuk temuan yang sama, bisa saja masuk sebagai temuan positif tetapi
dari sudut pandang berbeda juga masuk sebagai temuan negatif.

16
Tabel III. 2 Temuan Negatif
No Lokasi & Temuan Potensi Bahaya P C R Saran Dasar Hukum
Dokumentasi Rekomendasi

1 Penempatan alat Ketimpaan, 2 3 2 Menyimpan Permenaker No 5


dan barang yang tersandung, dan Alat dan Tahun 2018 Pasal 33
tidak tepat menyebabkan barang sesuai ayat (2)
kecelakaan kerja pada
tempatnya

2 Tenaga kerja duduk Dapat menyebabkan 1 2 2 1. Memberikan Permenaker No


dengan posisi tidak Penyakit Akibat bantalan pada 15/MEN/VIII/2008
ergonomi Kerja yang dialami dudukan kursi pasal 10
tenaga kerja. untuk
mencegah PAK
yang mungkin
timbu

Ruang Produksi 2. Memberikan


waktu shift

17
untuk tenaga
kerja

3. Memberikan
pembinaan
posisi duduk
yang baik,
banyak
meminum air
putih atau
berolahraga,
guna
mencegah
PAK.

18
3 Jumlah Toilet Dapat menyebabkan 2 2 3 Menambah PERMENAKER No 5
sebanyak 24 unit, adanya antrian jumlah toilet tahun 2018 Pasal 34
belum sesuai dalam penggunaan sebanyak 4 ayat 5 point f dan g
dengan ratio jumlah toilet toilet, dengan
tenaga kerja 960 perhitungan :
orang 60 = 4 jamban

Keterangan
1: Rendah
2: Sedang
3. Substansial
4. Berat

19
3. Analisa Temuan Positif Terkait Bahan Kimia Berbahaya
Proses pembuatan rokok tidak menggunakan bahan kimia dan
aktivitas yang lain juga hampir tidak ada yang menggunakan bahan kimia,
maka temuan terkait adanya bahan Kimia Berbahaya dan Beracun seperti
tercantum pada Tabel III.3.
Tabel III.3 Temuan Positif Bahan Kimia Berbahaya
No Lokasi Temuan Manfaat Dasar Hukum
1 TPS bahan TPS (Tempat Peraturan Menteri
kimia Penyimpanan Lingkungan Hidup
berbahaya Sementara) No.Kep/Men/30
Limbah B3 Tahun 2009
agar
TPS (Tempat memudahkan
Penyimpanan penemuan
Sementara) TPS
Limbah B3

4. Analisa Temuan Negatif Terkait Bahan Kimia Berbahaya


Minimnya jumlah Bahan Kimia Berbahaya di area perusahaan PT
Yogyakarta Tembakau Indonesia, sudah tertangani dengan baik maka
temuan negatif mengenai Bahan Kimia Berbahaya tidak ada temuan.

20
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Kesimpulan yang bisa diambil dari pelaksanaan PKL ini adalah:
1. Tim Penyusun dapat mempelajari teori tentang Kesehatan dan
Keselamatan Kerja, serta mengetahui implementasi K3 di
lingkungan PT. Yogyakarta Tembakau Indonesia.
2. Tim Penyusun sebagai calon Ahli K3 Umum mendapatkan
gambaran implementasi K3 di industri khususnya di bidang
pengelolaan K3 Lingkungan Kerja dan Bahan Kimia
Berbahaya.
3. Tim Penyusun sebagai calon Ahli K3 Umum mendapatkan
pengalaman untuk mengidentifikasi, menganalisis dan
memberikan saran atau rekomendasi terkait pelaksanaan K3
Lingkungan kerja dan bahan Kimia Berbahaya di PT
Yogyakarta Tembakau Indonesia.

B. Saran
1. Saran yang dapat disampaikan ke PT Yogyakarta Tembakau
Indonesia adalah:
a. Peralatan kerja dan barang lainnya yang tidak terpakai,
sebaiknya dapat diberikan penempatan tersendiri yang yang
dapat terlihat dan mudah diambil atau mudah digunakan saat
dibutuhkan, serta Pengurus dapat memberikan pembinaan
kepada karyawan untuk melakukan 5R di lingkungan kerja.
b. Sebaiknya diberikan bantalan pada kursi duduk, diberikan
pergantian waktu shift dan diberikan pembinaan untuk selalu
berolahraga dan minum air putih kepada tenaga kerja di area
produksi, agar dapat mengurangi resiko Penyakit Akibat Kerja.

21
c. Dengan jumlah tenaga kerja sebanyak 960 orang, sebaiknya
diberikan tambahan toilet bersih sebanyak 4 unit, untuk
memenuhi rasio kebutuhan toilet dengan jumlah tenaga kerja
dalam satu waktu kerja.

2. Melakukan Pengendalian Risiko

22

Anda mungkin juga menyukai