Anda di halaman 1dari 30

LAPORAN

PRAKTEK KERJA LAPANGAN


PT. PEMBANGKITAN JAWA DAN BALI – PLTU NII TANASA
K3 LINGKUNGAN KERJA, BAHAN KIMIA BERBAHAYA,
DAN KESEHATAN KERJA

PELATIHAN AHLI K3 UMUM


BATCH 21

KELOMPOK 2

1. Gede Bayu Segara


2. Hendry Trianto Samaliling
3. Julhija Ema Siputra
4. La ode Abdul Jabar
5. Rabiul Radjiun
6. Muhammad Julianto Firdaus

PENYELENGGARA
PT. KASIROMUA JAYA WIJAYA
KENDARI
2022

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan yang maha Esa atas segala
karunia-Nya, sehingga kami Kelompok 2 Pelatihan Calon Ahli K3 Umum BATCH 21
dapat menyelesaikan tugas laporan Praktek Kerja Lapangan (PKL) di PT.
Pembangkitan Jawa dan Bali PLTU NII Tanasa Kecamatan Lalonggasumeeto
Kabupaten Konawe Provinsi Sulawesi Tenggara sebagai salah satu tahap dan
syarat kelulusan pada pelatihan Calon Ahli K3 Umum Kementrian Ketenagakerjaan
Republik Indonesia. .
Laporan ini kami susun berdasarkan kondisi yang telah kami temui di PLTU
NII Tanasa. Dalam menyusun laporan ini, kami menyadari bahwa masih banyak
kekurangan dan kendala dalam menyusun. Namun berkat dukungan dari banyak
pihak, kami dapat menyelesaikan laporan ini dengan penuh rasa tanggung jawab.
Oleh karena itu, kami mengucapkan terima kasih kepada :

1. Kementerian Ketenagakerjaan Republik Indonesia


2. Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Sulawesi Tenggara
3. Seluruh Pemateri Pembinaan Calon Ahli K3 Umum BATCH 21 Kota Kendari
4. PT. Kasiromua Jaya Wijaya sebagai PJK3 Penyelenggara pelatihan Calon Ahli
K3 Umum.
5. Pimpinan dan Seluruh Jajaran PLTU NII Tanasa
6. Panitia Penanggungjawab Pelatihan Calon Ahli K3 Umum BATCH 21 Kota
Kendari
7. Seluruh Peserta Pelatihan Calon Ahli K3 Umum BATCH 21 yang telah bersama-
sama mengikuti pelatihan dengan penuh semangat dan kekompakan

Penyusunan laporan ini juga tidak terlepas dari kekurangan baik secara konsep,
susunan kalimat maupun tata bahasa. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan
saran dalam bentuk apapun yang membangun demi kebaikan penulisan laporan ini.
Akhir kata, kami berharap semoga laporan PKL tentang K3 Lingkungan Kerja, K3
Bahan Kimia Berbahaya dan K3 Kesehatan Kerja yang kami susun ini dapat
memberikan manfaat dan menambah pengetahuan untuk para pembaca.

2
3
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................2
DAFTAR ISI.................................................................................................3
DAFTAR TABEL..........................................................................................4
BAB 1 PENDAHULUAN..............................................................................5
A. Latar Belakang.....................................................................................5
B. Maksud dan Tujuan.............................................................................6
C. Ruang Lingkup.....................................................................................6
D. Dasar Hukum.......................................................................................7
BAB 2 FAKTA DAN MASALAH...............................................................10
A. Gambaran Umum Perusahaan.........................................................10
B. Temuan..............................................................................................11
BAB 3 ANALISA DAN REKOMENDASI..................................................12
A. Analisa Temuan K3...........................................................................12
1. Temuan Positif...................................................................................12
2. Temuan Negatif.................................................................................27
BAB 4 PENUTUP......................................................................................38
A. Kesimpulan........................................................................................38
B. Saran.................................................................................................38

4
DAFTAR TABEL

Tabel 1. Temuan Positif Lingkungan Kerja............................................................12


Tabel 2. Temuan Positif Bahan Kimia Berbahaya.................................................19
Tabel 3. Temuan Positif Kesehatan Kerja..............................................................25
Tabel 4. Temuan Negatif Lingkungan Kerja...........................................................27
Tabel 5. Temuan Negatif Bahan Kimia Berbahaya................................................31
Tabel 6. Temuan Negatif Kesehatan Kerja.............................................................33

5
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Keselamatan dan Kesehatan Kerja menurut WHO ialah sebuah upaya untuk
memelihara dan juga meningkatkan kesehatan fisik tubuh kita meningkatkan
kesehatan mental pekerja dan juga meningkatkan kesehatan sosial pada setiap para
pekerja yang ada. Dengan adanya K3, maka derajat semua pekerja harus
ditingkatkan setinggi mungkin dan berlaku untuk semua jenis dari suatu pekerjaan.
Secara umum, Keselamatan dan Kesehatan Kerja merupakan semua yang ada
pada ilmu dan penerapannya untuk mencegah terjadinya suatu kejadian seperti
kecelakaan, penyakit yang terjadi akibat kejadian di tempat kerja,
Penyakit akibat kerja adalah setiap penyakit yang diakibatkan oleh pekerjaan
seseorang atau lingkungan kerja. Hal ini diakibatkan karena di tempat kerja terdapat
faktor-faktor yang dapat mengancam keselamatan pekerja, yaitu faktor fisik, kimia,
biologi, ergonomi, serta psikologi. Berdasarkan data BPJS Ketenagakerjaan, pada
tahun 2019 terdapat 182 ribu kasus kecelakaan kerja dan sepanjang tahun 2020
terdapat 225 ribu kasus kecelakaan kerja, 53 kasus penyakit akibat kerja. Sepanjang
Januari hingga September 2021 terdapat 82 ribu kasus kecelakaan kerja dan 179
(seratus tujuh puluh sembilan) kasus penyakit akibat kerja.
Salah satu kegiatan dalam pelaksanaan pelatihan calon Ahli K3 di tempat
kerja adalah Praktek Kerja Lapangan (PKL). Kegiatan PKL berupa kunjungan
peserta ke perusahaan yang di tentukan, untuk melakukan pengamatan langsung
penerapan K3 di tempat kerja dan melakukan identifikasi bahaya dan
permasalahannya. Dalam kegiatan ini dilakukan pengumpulan data dan informasi
melalui pengamatan langsung dan wawancara. Semua data dan informasi yang
diperoleh menjadi bahan pembuatan laporan kegiatan PKL untuk di seminarkan
pada akhir kegiatan pelatihan.
Pelaporan ini membahas mengenai K3 Lingkungan Kerja, K3 Bahan Kimia
Berbahaya dan K3 Kesehatan Kerja di area kerja PT. Pembangkitan Jawa dan Bali
PLTU NII Tanasa. Laporan ini disesuaikan dengan aturan perundang-undangan dari
Kementerian Ketenagakerjaan dan peraturan lain sebagai salah satu pedoman agar
pelaksanaan K3 di tempat kerja dapat terlaksana dengan baik. Harapannya bahwa
dari hasil identifikasi temuan-temuan yang dituliskan dalam laporan ini, dapat

6
menjadi bahan rekomendasi bagi PT. Pembangkitan Jawa dan Bali PLTU NII
Tanasa dalam menerapkan keselamatan dan kesehatan kerja. Dan sebagai
pembelajaran bagi Calon Ahli K3 dalam menerapkan K3 di tempat kerja di kemudian
hari.

B. Maksud dan Tujuan


1. Maksud
Pelasanaan Praktek Kerja Lapangan pada PT. Pembangkitan Jawa
dan Bali PLTU NII Tanasa bermaksud agar peserta pelatihan Calon Ahli K3
Umum memahami penerapan ketentuan peraturan perundang-undangan dan
menganalisis resiko bahaya yang dapat terjadi pada Lingkungan Kerja, K3
Bahan Kimia Berbahaya dan K3 Kesehatan Kerja serta meningkatkan
kompetensi dalam analisa dan identifikasi resiko kecelakaan kerja sebagai
bekal ketika terjun kedunia kerja.

2. Tujuan
a. Menganalisa penerapan K3 pada PT. Pembangkitan Jawa dan Bali PLTU
NII Tanasa, baik penerapan yang bersifat positif dan Tindakan atau
penerapan yang bersifat negatif.
b. Mengetahui dasar hukum dari temuan hasil analisa yang telah dilakukan.
c. Mampu mengidentifikasi bahaya, melakukan penilaian dan pengendalian
risiko yang ada ditempat kerja.

C. Ruang Lingkup
1. K3 Lingkungan Kerja
Lingkungan kerja adalah aspek higiene di tempat kerja yang di
dalamnya mencakup faktor fisika, kimia, biologi, ergonomi dan psikologi yang
keberadaannya di tempat kerja dapat mempengaruhi kesehatan dan
keselamatan kerja (Peraturan Menteri Ketenagakerjaan RI No,
Per-05/MEN/2018).

2. K3 Bahan Kimia Berbahaya


Bahan kimia dalam bentuk tunggal atau campuran yang berdasarkan
sifat kimia fisika dan toksikologi berbahaya bagi tenaga kerja, instalasi dan
lingkungan (Keputusan Menteri Tenaga Kerja RI No. Kep-187/MEN/1999
Tentang Pengendalian Bahan Kimia di Tempat Kerja).

7
3. K3 Kesehatan Kerja
Kesehatan kerja adalah upaya yang ditujukan untuk melindungi setiap
orang yang berada di Tempat Kerja agar hidup sehat dan terbebas dari
gangguan kesehatan serta pengaruh buruk yang diakibatkan dari pekerjaan
(Peraturan Pemerintah nomor 88 tahun 2019 tentang Kesehatan Kerja).

D. Dasar Hukum
1. K3 Lingkungan Kerja
a. Undang-Undang Nomor 01 Tahun 1970 Tentang Keselamatan Kerja.
b. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan.
c. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI Nomor
Per.08/MEN/VII/2010 Tentang Alat Pelindung Diri.
d. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI No. 05 Tahun 2018
Tentang Keselamatan Dan Kesehatan Lingkungan Kerja.
e. Keputusan Direktur Jendral Pembinaan Pengawasan No. KEP.
113/DJPPK/IX/2006 Tentang Pedoman dan Pembinaan Teknis Petugas
Keselamatan dan Kesehatan Kerja Ruang Terbatas

2. K3 Bahan Kimia Berbahaya


a. Undang-Undang Nomor 01 Tahun 1970 Tentang Keselamatan Kerja
b. Undang – Undang No 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan
c. Peraturan Pemerintah No.22 Tahun 2014 Tentang Pengelolaan Limbah
B3.
d. Keputusan Menteri Tenaga Kerja No. 187 tahun 1999 Tentang
Pengendalian Bahan Kimia berbahaya di Tempat Kerja.
e. Surat Edaran Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Ri No.
SE140/MEN/PPK-KK/II/2004 tentang Pemenuhan Kewajiban Syarat-
Syarat Keselamatan dan Kesehatan Kerja di Industri Kimia dengan
potensi bahaya besar (Major Hazard Installation).
f. Keputusan Direktur Jenderal Pembinaan Pengawasan Ketenagakerjaan
NO.KEP.84/PPK/X/2012 Penyusunan Dokumen Pengendalian Bahaya
Besar Atau Menengah.
8
3. K3 Kesehatan Kerja
a. Undang – Undang No 01 Tahun 1970 Tentang Keselamatan Kerja
b. Undang – Undang No 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan
c. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI no.
Per-01/MEN/1979 Tentang kewajiban latihan Hygiene Perusahaan,
Kesehatan dan Keselamatan Kerja Bagi Paramedis Perusahaan.
d. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI No. 2 Tahun 1980
Tentang Pemeriksaan Kesehatan Tenaga Kerja Dalam Penyelenggaraan
Kesehatan Kerja.
e. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI No:
PER.11/MEN/VI/2005 Tentang Pencegahan dan penanggulangan
Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkotika, Psikotropika, dan Zat
Adiktif Lainnya Di Tempat kerja.
f. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI No. 8 Tahun 2010
tentang Alat Pelindung Diri.
g. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI No.
PER–15/MEN/VII/2018 Tentang Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan
di Tempat Kerja.
h. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI No.88/2019 pasal 1
ayat 3 tentang Kesehatan kerja.
i. Surat Edaran Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No. SE.
01/MEN/1979 Tentang Pengadaan Kantin dan Ruang Makan.

9
BAB 2
FAKTA DAN MASALAH

A. Gambaran Umum Perusahaan


Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) NII Tanasa 3 x 10 MW adalah
pembangkit yang beroperasi dibawah naungan PT. Perusahaan Listrik Negara
(PLN) Unit Pelaksana Pengendalian Pembangkitan Kota Kendari. PLTU NII Tanasa
terletak di Jl. Poros PLTU NII Tanasa, Desa NII Tanasa, Kecamatan
Lalosungganomeeto, Kabupaten Konawe, Provinsi Sulawesi Tenggara.
Pembangkit yang merupakan pusat listrik kota kendari ini beroperasi
berdasarkan nomor kontrak 105.PJ/041/DIR/2008 pada tanggal 14 Januari 2008 dan
akan menyalurkan listrik dengan daya 3 x 10 megawatt. Dalam melaksanakan
operasinya, PLTU NII Tanasa dilaksanakan oleh 4 perusahaan yaitu PT.
Pembangkitan Jawa & Bali (PJB), PT. Mitra Karya Prima (MKP) yang merupakan
anak perusahaan PT. PJB, PT. Nawakara, dan PT. Solusi Bersama Sejahtera
dengan jumlah karyawan keseluruhan pada tahun 2021 sebanyak 243 orang.
 Unit Jasa O&M PLTU Kendari dengan luas area 19 Ha saat ini dioperasikan oleh
PT PJB Services untuk memenuhi kebutuhan lini bisnis dalam memberikan jasa
operasi dan pemeliharaan unit Pembangkit listrik. Unit ini mulai ditangani untuk jasa
operasi dan pemeliharaan sebagai supporting Operasi dan Pemeliharaan mulai Juli
2014 yang berkedudukan di Desa Nii Tanasa, Kecamatan Lalonggasumeeto
Konawe, Propinsi Sulawesi Tenggara. PLTU Kendari memiliki kapasitas terpasang
sebesar 3 X 10 MW. Dalam Service Level Agreement (SLA) kontrak PLTU Kendari
antara PT PJB dan PT PJB Services menyepakati rencana kinerja operasi (EAF,
EFOR, SOF, SdOF dan NPHR) dan rencana kinerja non operasional (Proper, SMK3,
maturity level tata kelola, dan pengurang kepatuhan K2) dimana hal tersebut
sekaligus menjadi target kinerja dalam jasa operasi dan pemeliharaan. 
Dalam implementasi sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja
(SMK3), PLTU Kendari berkoordinasi dengan Kantor Pusat PJB Services
menetapkan kebijakan manajemen K3 yang tertuang dalam Surat Keputusan Direksi
Nomor: 013.K/020/DIRPJBS/2018 tentang Tentang Kebijakan Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (K3) PT Pembangkitan Jawa Bali Services, melakukan
pengendalian risiko dan bahaya pada setiap kegiatan operasi dan pemeliharaan,
menerapkan standar K3 secara konsisten dan berkelanjutan yang mengacu pada

10
perundangan dan persyaratan yang berlaku serta menerapkan budaya K3 dalam
setiap aktivitas pekerjaan.
Berdasarkan observasi lapangan di PLTU Nii Tanasa terdapat rambu-rambu
peringatan di area PLTU Nii Tanasa dengan warna dan ukuran yang sesuai
sebagaimna yang di atur dengan ketentuan pasal 14 huruf a dan b Undang Undang
Republik Indonesia Nomor. 1 Tahun 1970 Tentang Keselamatan Kerja, dan adanya
larangan merokok di area kerja dan oleh perusahaan telah menyediakan smoking
area untuk pekerja sebagaimna diatur dengan ketentuan pasal 22 ayat 7 huruf (h)
Peraturan Menteri Ketenagakerjaan No.05 Tahun 2018 Tentang Keselamatan dan
Kesehatan Lingkungan Kerja. Kemudian di pintu masuk area prusahaan terdapat
pos security sebagaimna di atur berdasarkan Keputusan Direktur Jendral
Pembinaan Pengawasan No. KEP. 113/DJPPK/IX/2006 Tentang Pedoman dan
Pembinaan Teknis Petugas Keselamatan dan Kesehatan Kerja Ruang Terbatas.
Adanya kegiatan pelatihan/simulasi seperti pertolongan pertama dan penanganan
kebakaran yang dilakukan agar meningkatnya pengetahuan dan skil para pekerja
agar terhindar dari bahaya pisikologi sebagaimna di atur dengan ketentuan pasal 24
ayat 2 huruf (c) Peraturan Pemerintah Ketenagakerjaan No.05 Tahun 2018 Tentang
Keselamatan dan Lingkungan Kerja, dan terdapat toilet,kotak P3K,tempat
sampah,APAR dan tempat limbah B3. Serta adanya genangan air dilingkungan kerja
dan kurangnya kesadaran penggunaan ear plug di tempat kerja pada area
kebisingan.

B. Temuan
1. Temuan Positif
a. Lingkungan Kerja
1) Adanya rambu-rambu peringatan
2) Adanya Larangan merokok di area PLTU NII Tanasa
3) Terdapat pos security
4) Adanya kegiatan pelatihan kerja
5) Ketersediaan toilet
6) Adanya tempat sampah sesuai klasifikasinya
7) Adanya alat pemadam api ringan pada setiap ruangan
b. Bahan Kimia Berbahaya
1) Adanya wadah penyimpanan bahan berbahaya dan beracun (B3)
11
2) Adanya pelabelan pada ruang penyimpanan limbah
3) Adanya pemisahan limbah cair dan padat
c. Kesehatan Kerja
1) Adanya Kotak P3K
2. Temuan Negatif
a. Lingkungan Kerja
1) Terdapat lantai kotor dan licin di area kerja
2) Terdapat bagian bangunan clarifier yang sudah keropos
3) Terdapat genangan air di dalam gedung water treatment plant (WTP)
b. Bahan Kimia Berbahaya
1) Alat pengangkut limbah B3 yang tidak sesuai
c. Kesehatan Kerja
1) Tidak tersedianya kantin bagi para pekerja
2) Minimnya penggunaan ear plug/ear muff pada area kebisingan

12
BAB 3
ANALISIS DAN REKOMENDASI

A. Analisa Temuan K3
1. Temuan Positif
a. Lingkungan Kerja

No. Temuan Analisa Temuan Saran Dasar Hukum

1) Adanyan rambu- rambu-rambu yang Berdasarkan ketentuan pasal 14 huruf A


rambu peringatan di sudah mulai dan B pada Undang-Undang Republik
sekitar PLTU Nii memudar, Indonesia Nomor. 1 Tahun 1970 Tentang
Tanasa dianggap seharusnya diganti Keselamatan Kerja yang berbunyi :
penting bagi seluruh dengan yang baru a. Secara tertulis menempatkan dalam
tenaga kerja agar tempat kerja yang dipimpinya, semua
mengurangi tingkat syarat keselamatan kerja yang di
resiko bahaya atau wajibkan, selain undang-undang ini dan
kecelakaan kerja semua peraturan pelaksaanya yang
nabum masih adanya berlaku bagi tempat kerja yang
rambu-rambu yang bersangkutan, pada tempat-tempat
sudah memudar yang mudah dilihat dan menurut
petunjuk pegawai pengawas atau ahli
keselamatan kerja

13
b. Memasang dalam tempat kerja yang
dipimpinya, semua gambar
keselamatan kerja yang diwajibkan dan
semua bahan pembinaan lainnya, pada
tempat-rempat yang mudah dilihat dan
terbaca menurut petunjuk pegawai
pengawas atau ahli keselamatan kerja

2) Adanya rambu-rambu Meningkatkan Berdasarkan ketentuan pasal 22 ayat 7


larangan merokok sosialisasi kepada huruf (h) Peraturan Menteri
dan tersedianya pekerja agar tidak Ketenagakerjaan No 05 Tahun 2018
smoking area untuk merokok Tentang Keselamatan Dan Kesehatan
pekerja. Penting disembarang tempat Lingkungan Kerja, tentang faktor biologi
sebagai bentuk tanda utamanya didalam yang berbunyi :.
peringatan ruang kerja. Pengendalian faktor biologi dengan

14
memasang rambu-rambu yang sesuai.
3) Terdapat pos security Diharapkan petugas Berdasarkan Keputusan Direktur Jendral
di area pintu masuk security tidak Pembinaan Pengawasan No. KEP.
pabrik,sebagai meninggalkan pos 113/DJPPK/IX/2006
bentuk jaga sebagai bentuk Tentang Pedoman dan Pembinaan Teknis
upaya pengendalian Petugas Keselamatan dan Kesehatan
keamanan Kerja Ruang Terbatas
(Confined Spaces) Pada poin 3 dan 3.2.1
yang berbunyi
3. Program Memasuki Ruang Terbatas
dengan Ijin Khusus
3.2.1. Langkah-langkah khusus untuk
mencegah masuknya pihak yang tidak
berwenang.
4) Adanya kegiatan Mengadakan lebih Berdasarkan ketentuan pasal 24 ayat 2
simulasi khusus banyak pelatihan- huruf (c) Peraturan Menteri
bidang tertentu pelatihan khusus Ketenagakerjaan No 05 Tahun 2018
seperti pertolongan tertentu agar lebih Tentang Keselamatan Dan Kesehatan
pertama dan banyak lagi tenaga Lingkungan Kerja yang berbunyi potensi
penanganan kerja yang memiliki bahaya pengembangan karir dan ayat 5
kebakaran yang skill tertentu. huruf (a) tentang pengendalian bahaya
dilakukan agar faktor psikologi dengan melakukan
15
meningkatnya pemilihan, penempatan, dan pendidikan
pengetahuan dan skill pelatihan bagi tenaga kerja..
para pekerja agar
terhindar dari bahaya
psikologis.
5) Adanya beberapa Lebih meningkatkan Berdasarkan ketentuan pasal 33 ayat 2
toilet diarea kantor kebersihan diarea poin a Undang-undang Nomor 1 tahun
maupun pembangkit toilet. 1970 tentang Keselamatan Kerja yang
yang cukup bersih berbunyi : Fasilitas kebersihan
dan tersebar di sebagaimana yang dimaksud ayat 1 paling
beberapa titik PLTU sedikit meliputi a.Toilet dan
NII Tanasa. kelengkapannya.
6) Terdapat fasilitas Diganti label Berdasarkan ketentuan pasal 33 ayat 2
kebersihan berupa pengelompokan huruf c Peraturan menteri ketenagakerjaan
tempat sampah sampah yang sudah nomor 5 Tahun 2018 tentang lingkungan
(sampah organik, mulai pudar. kerja, Yang berbunyi fasilitas kebersihan
anorganik dan limbah sebagaimana yang dimaksud ayat 1 paling
B3) yang di yang sedikit meliputi poin c tempat sampah
disiapkan di
beberapa titik.

16
7) Tersedianya APAR Diharapkan untuk Berdasarkan ketentuan Pasal 4 ayat 1
pada Tiap Ruangan menjaga Peraturan Menteri tenaga Kerja Dan
pemeliharaan APAR Transmigrasi Nomor : Per-04/Men/1980
serta peningkatan Tentang Syarat- Syarat Pemsangan dan
keselamatan Pemeliharaan Alat Pemdam Api Ringan
khususnya pada yang berbunyi : Setiap satu atau kelompok
tindakan alat pemadam api ringan harus ditempatkan
penanggulangan & pada posisi yang mudah dilihat dengan
pencegahan jelas, mudah dicapai dan diambil serta
kebakaran dilengkapi dengan pemberian tanda
pemasangan.

Tabel 1. Temuan Positif Lingkungan Kerja

b. Bahan Kimia Berbahaya

17
No. Temuan Analisa Temuan Saran Dasar Hukum

1) Terdapat penyimpanan Penyimpanan Berdasarkan ketentuan pasal 2 Keputusan


bahan B3 cair Limbah B3 sudah Menteri Tenaga Kerja No. 187 tahun 1999
menggunakan drum cukup baik Tentang Pengendalian Bahan Kimia
khusus serta disarankan berbahaya di Tempat Kerja yang berbunyi
memisahkan antar kedepannya limbah pengusaha dan pengurus yang
bahan, selain itu pada b3 ini dapat menggunakan, menyimpan,memakai,dan
bahan b3 padat dimanfaatkan agar memproduksi dan mengangkut bahan
masing masing limbah tidak dibuang akan kimia berbahaya ditempat kerja wajib
dipisahkan tetapi dikelola untuk mengendalikan bahan kimia berbahaya
meningkatkan untuk mencegah terjadinya kecelakaan
kualitas lingkungan. kerja dan penyakit akibat kerja

2) Terdapat pelabelan Diharapkan Berdasarkan Ketentuan pasal 3 huruf (a)


pada setiap bahan dan perawatan pada Keputusan Menteri Tenaga Kerja No. 187
tempat yang memiliki label-label yang ada tahun 1999 Tentang Pengendalian Bahan
bahaya di ruangan maupun Kimia berbahaya di Tempat Kerja yang
lapangan tempat berbunyi penyediaan lebar data
bekerja sehingga keselamatan bahan (LDKB) dan label

18
3) Terdapat pemisahan Diharapkan Berdasarkan ketentuan pasal 2 Keputusan
antara limbah padat perawatan pada Menteri Tenaga Kerja No. 187 tahun 1999
dan cair ruang pemisah Tentang Pengendalian Bahan Kimia
limbah B3 cair dan berbahaya di Tempat Kerja yang berbunyi
padat pengusaha dan pengurus yang
menggunakan, menyimpan,memakai,dan
memproduksi dan mengangkut bahan
kimia berbahaya ditempat kerja wajib
mengendalikan bahan kimia berbahaya
untuk mencegah terjadinya kecelakaan
kerja dan penyakit akibat kerja

Tabel 2. Temuan Positif Bahan Kimia Berbahaya

19
c. Kesehatan Kerja
No. Temuan Analisa Temuan Saran Dasar Hukum

1) Tersedia kotak P3K berisi Dalam menjamin Berdasarkan Ketentuan pasal 1 ayat 3
obat-obatan dasar ketersediaan alat Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan
penunjang pertolongan pertolongan Transmigrasi Nomor :
pertama, yang terdapat di pertama maka PER.15/MEN/VIII/2008 tentang pertolongan
berbagai lokasi penempatannya pertama pada kecelakaan ditempat kerja
perusahaan ( dekat harus mudah yang berbunyi : Fasilitas P3K di tempat kerja
dengan toilet, dekat dijangkau dan adalah semua peralatan, perlengkapan, dan
dengan jalan keluar, dan mudah diakses oleh bahan yang digunakan dalam pelaksanaan
mudah di jangkau tenaga kerja P3K di tempat kerja.
dengan tenaga kerja ) Dan pasal 8 ayat 1 yang berbunyi : Fasilitas
P3K sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2
ayat (1) meliputi: a. ruang P3K; b. kotak P3K
dan isi; c. alat evakuasi dan alat
transportasi; dan d. fasilitas tambahan
berupa alat pelindung diri dan/atau peralatan
khusus di tempat kerja yang memiliki potensi
bahaya yang bersifat khusus.
Tabel 3. Temuan Positif Kesehatan Kerja

20
2. Temuan Negatif
a. Lingkungan Kerja

No. Temuan Analisa Temuan Potensi Bahaya Saran Dasar Hukum

1. Adanya tumpahan air Membahayakan bagi Bahwa dikarenakan Berdasarkan


yang tercampur orang yang melintas hal tersebut ketentuan pasal 28
minyak di area pintu merupakan salah ayat 1 huruf (c)
masuk dan berlumut. satu potensi Peraturan Menteri
bahaya, maka jalan Ketenagakerjaan
tersebut agar Republik Indonesia
dikeringkan nomor 05 tahun 2018
tentang keselamatan
dan kesehatan
lingkungan kerja yang
berbunyi : penerapan
higiene da sanitasi : c.
lantai
dan pasal 30 poin b
dan c yang berbunyi,
lantai harus :
datar,tidak licin, dan
mudah dibersihkan.

21
2. Adanya bagian Bangunan tersebut Memperbaiki Berdasarkan
bangunan clarifier dapat kembali bangunan ketentuan pasal 28
yang rapuh membahayakan clarifier. ayat 1 huruf (a)
pekerja dan aktivitas Peraturan Menteri
pekerjaannya di area Ketenagakerjaan Rep
lingkungan kerja nomor 05 tahun 2018
tentang keselamatan
dan kesehatan
lingkungan kerja yang
berbunyi penerapan
higiene dan sanitasi
pada gedung
sebagaimana
dimaksud adalah
dinding dan langit-
langit dan ayat 2 huruf
(a) dan (b) yang
berbunyi : penerapan
higiene dan sanitasi
dilakukan untuk
memastikan gedung

22
dalam kondisi :
a.terpelihara dan
bersih
b.kuat dan kokoh
strukturnya
3) Adanya genangan air Menimbulkan bahaya Membersihkan area Berdasarkan
yang terdapat pada bagi pekerja yang genangan yang ada ketentuan pasal 27
area Water Treatmen melalui atau masuk di dilingkungan PLTU ayat 1 Peraturan
Plant area tersebut dan terutama di bagian Menteri
dapat berpengaruh Water Treatmen Ketenagakerjaan
terhadap efisiensi Plant. Republik Indonesia
dan produktifitas nomor 05 tahun 2018
lingkungan kerja. tentang keselamatan
dan kesehatan
lingkungan kerja yang
berbunyi :
Halaman
sebagaimana
dimaksud dalam pasal
26 ayat 2 huruf a
harus :
a. bersih, tertata rapi,

23
rata, dan tidak becek
dan
cukup luas untuk lalu
lintas orang dan
barang.

Tabel 4. Temuan Negatif Lingkungan Kerja

b. Bahan Kimia Berbahaya

No. Temuan Analisa Temuan Potensi Bahaya Saran Dasar Hukum

24
1. Adanya pengangkutan Terjadi kecelakaan Pada operator forklift Berdasarkan ketentuan
Limbah B3 kerja disebabkan menggunakan APD pasal 2 Keputusan
menggunakan forklift pengangkutan khusus limbah B3 Menteri Tenaga Kerja
dilakukan bukan dalam pengangkutan No. 187 tahun 1999
oleh yang Limbah B3 selain itu Tentang Pengendalian
berwenang. pengangkut wajib Bahan Kimia
memiliki sertifikat berbahaya di Tempat
kompetensi Kerja yang berbunyi
pengemudi limbah B3 pengusaha dan
pengurus yang
menggunakan,
menyimpan,memakai,d
an memproduksi dan
mengangkut bahan
kimia berbahaya
ditempat kerja wajib
mengendalikan bahan
kimia berbahaya untuk
mencegah terjadinya
kecelakaan kerja dan
penyakit akibat kerja

25
Tabel 5. Temuan Negatif Bahan Kimia Berbahaya

c. Kesehatan Kerja

No. Temuan Analisa Temuan Potensi Bahaya Saran Dasar Hukum


1) Kantin Tidak tersediannya Tidak terkontrol nya Membuat kantin di Berdasarkan ketentuan
kantin dan ruang makan asupan makanan lingkungan pasal 5 Peraturan
di lingkungan untuk tenaga kerja perusahaan untuk Pemerintah Republik
perusahaan sehingga tenaga kerja agar Indonesia Nomor 88
berdampak ke asupan makanan tahun 2019 yang
Kesehatan tenaga terjaga dan untuk berbunyi : Standar
kerja tenaga kerja bisa Kesehatan Kerja
lebih produktif dalam upaya
peningkatan kesehatan
meliputi: a.
peningkatan
pengetahuan
kesehatan; b.
pembudayaan perilaku
hidup bersih dan
sehat; c.
pembudavaan
keselamatan dan

26
Kesehatan Kerja di
Tempat kerja d.
penerapan gizi kerja;
dan e. peningkatan
kesehatan fisik dan
mental.
Surat Edaran Menteri
Ketenagakerjaan
Republik Indonesia No.
SE. 01/MEN/1979
tentang Pengadaan
Kantin dan Ruang
Makan dalam bagian
yang berbunyi :
Departemen Tenaga
Kerja dan
Transmigrasi
mengambil
kebijaksanaan untuk
mengajurkan kepada:
1. Semua
perusahaan yang

27
memperkerj
akan
buruh antara 50
sampai 200 orang
supaya menyediakan
ruang tempat mak
an di perusahaan yang
bersangkuran.
2. Semua
perusahaan yang
memperkerjak
an buruh lebih dari
200 orang supaya
menyediakan kantin di
perusahaan yang
bersangkutan.

2) Masih adanya tenaga Kurangnya kesadaran Bisa menyebabkan Harus sering Berdasarkan
kerja yang tidak tenaga kerja akan terganggunnya dilakukannya safety Ketentuan pasal 12
menggunakan ear plug kesehatan telinganya pendengaran induction setiap hari poin b Undang –
akibat kebisingan yang tenaga kerja yang sebelum memulai undang nomor 1 tahun
di hasilkan dari suara berdampak ke 1970 tentang

28
mesin yang keras Kesehatan tenaga pekerjaanya keselamatan kerja
kerja dalam jangka yang berbunyi :
pendek maupun Kewajiban dan Hak
jangka panjang tenaga kerja
b.memakai alat
perlindungan diri yang
diwajibkan
Tabel 6. Temuan Negatif Kesehatan Kerja

29
BAB 4 PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Lingkungan Kerja
Lingkungan Kerja di PLTU NII Tanasa sudah cukup baik dibuktikan
dengan kondisi ruang kerja yang kondusif, fasilitas tempat sampah yang baik
dan smoking area. Namun, ada beberapa hal yang perlu untuk diperbaiki
seperti adanya air yang tergenang atau mengalir begitu lama sehingga
mengakibatkan berlumur.
2. Bahan Kimia Berbahaya
Pelaksanaan terkait Bahan Kimia Berbahaya di PLTU NII Tanasa
sudah berjalan dengan baik dapat dibuktikan dengan Pemisahan limbah B3
cair dan padat, Terdapat kotak P3K Di TPS B3, ketersediaan APAR,
Penyimpanan limbah B3 yang baik dan memiliki petugas yang berlisensi
(tersertifikasi kompetisi) Pengelolah Limba Bahan Berbahaya Beracun.
3. Kesehatan Kerja
Pelaksanaan kesehatan di PLTU Nii Tanasa sudah berjalan cukup baik
dapat di buktikan dengan adanya kotak P3K, namun masih ada
beberapa hal yang perlu di perbaiki seperti tidak adanya kantin dan
ruang makan di lingkungan perusahaan serta masih terdapatnya
tenaga kerja yang tidak menggunakan ear plug pada tempat kerja
dengan tingkat kebisingan yang tinggi.
B. Saran
1. Lingkungan Kerja
Perlu peningkatan sterilisasi dan sanitasi di lingkungan kerja sehingga
lingkungan kerja aman dari potensial bahaya yang di sebabkan dari hal hal
eksternal.
2. Bahan Kimia Berbahaya
Merekrut orang yang bersertifikasi untuk melakukan penangan B3 sehingga
bukan lagi dikerjakan oleh orang yang tidak berwenang.
3. Kesehatan Kerja oleh pihak perusahaan diharapkan dapat menyediakan dan
menunjukan fasilitas Kesehatan berupa perkantoran / klinik dan penyediaan
obat-obatan yang diperlukan dalam peraturan perundang-undangan.

30

Anda mungkin juga menyukai