Anda di halaman 1dari 23

LAPORAN

PRAKTIK KERJA LAPANGAN (PKL)


PT. PLN PERSERO UPT SEBALANG
DI PROVINSI LAMPUNG

Pengawasan K3 bidang :
PESAWAT UAP, BEJANA TEKANAN DAN MEKANIK

PEMBINAAN SERTIFIKASI CALON AHLI K3 UMUM

Kelompok 3
1. A.Dharmawansyah
2. Aria Sekar Pakerti
3. Ayu Permata Sari
4. Kurnia Shandy
5. M. Sahnan Hastari
6. Wilyan Tri Kamandaka

Penyelenggara :
PT. MUTIARA MUTU SERTIFIKASI
25 JULI 2022 – 10 AGUSTUS 2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang selalu memberikan
hidayah dan petunjuk-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan laporan Praktik Kerja
Lapangan (PKL) Calon Ahli K3 Umum di Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU)
Sebalang di Kabupaten Lampung Selatan, Provinsi Lampung, pada tanggal 03 Agustus
2022.
Laporan ini disusun sebagai salah satu bukti bahwa kami telah melaksanakan
seluruh program Sertifikasi Calon Ahli K3 Umum dan salah satu persyaratan penilaian
Calon Ahli K3 Umum. Laporan Praktik Kerja Lapangan (PKL) ini merupakan hasil dari
pelatihan anggota Calon Ahli K3 Umum yang dilaksanakan oleh PT. Mutiara Mutu
Sertifikasi bekerja sama dengan Dinas Tenaga Kerja Povinsi Lampung.
Laporan Praktik Kerja Lapangan (PKL) ini berisi tentang pengawasan norma
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Pesawat Uap, Bejana Tekan, dan Mekanik yang
diterapkan pada Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Sebalang di Kabupaten
Lampung Selatan, Provinsi Lampung, yang ditetapkan sebagai tempat Praktik Kerja
Lapangan (PKL) dalam program sertifikasi Calon Ahli K3 Umum.
Kami berharap agar laporan ini dapat diterima sebagai bahan pembelajaran
tentang pengawasan norma Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) pada bidang Pesawat
Uap, Bejana Tekan, dan Mekanik khususnya di Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU)
Sebalang, di Kabupaten Lampung Selatan, Provinsi Lampung.

Bandar Lampung, 4 Agustus 2022

Kelompok 3

i
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL
KATA PENGANTAR.......................................................................................................i
DAFTAR ISI....................................................................................................................ii
DAFTAR TABEL...........................................................................................................iii
DAFTAR GAMBAR....................................................................................................iiiv
BAB I. PENDAHULUAN...............................................................................................5
1.1 Latar Belakang.........................................................................................................5
1.2 Maksud dan Tujuan..................................................................................................6
1.3 Ruang Lingkup.........................................................................................................2
1.4 Landasan Hukum.....................................................................................................2
BAB II KONDISI PERUSAHAAN
2.1 Profil Perusahaan
2.2 Visi Dan Misi Perusahaan
2.3 Struktur Organisasi Perusahaan
2.4 Data Mesin Produksi di PT. PLN UPT Sebalang
2.5 Temuan Hasil Observasi Pesawat Angkat Angkut
BAB III ANALISA DAN PEMECAHAN MASALAH
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN1
4.1 Kesimpulan1
4.2 Saran1
DAFTAR PUSTAKA2

ii
DAFTAR TABEL

Tabel 2.5.1 Temuan Hasil Observasi...........................................................................18


Tabel 3.1 Analisa dan Pemecahan Masalah Temuan Positif....................................19
Tabel 3.2 Analisa dan Pemecahan Masalah Temuan Negatif...................................20

iii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Profil Perusahaan....................................................................................13


Gambar 2.3 Struktur Organisai Perusahaan..............................................................16

iv
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


PLTU adalah jenis pembangkit listrik tenaga termal yang banyak
digunakan karena efisiensinya tinggi sehingga menghasilkan energi listrik yang
ekonomis. PLTU merupakan mesin konversi energi yang mengubah energi kimia
dalam bahan bakar menjadi energi listrik. Proses konversi energi pada PLTU
berlangsung melalui 3 tahapan. Pertama energi kimia dalam bahan bakar diubah
menjadi energi panas dalam bentuk uap bertekanan dan temperatur tinggi di dalam
boiler. Boiler adalah bejana tertutup dimana panas pembakaran dialirkan ke air
sampai terbentuk air panas atau uap (steam). Boiler berfungsi untuk merubah air
menjadi uap superheat yang bertemperatur dan bertekanan tinggi. Kedua energi
panas dalam bentuk uap diubah menjadi energi mekanik dalam bentuk putaran
oleh turbin. Ketiga energi mekanik diubah menjadi energi listrik oleh generator.

Karena sistem dan cara kerja dari PLTU yang sangat beresiko dan banyak
menggunakan mesin bertenaga tinggi, oleh karena itu sangat penting
diberlakukannya penerapan program Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
maka diperlukan adanya perlindungan dan tindakan pencegahannya. Oleh karena
itu pemerintah mengeluarkan peraturan tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja
(K3) yaitu UU No.1 tahun 1970 tentang keselamatan kerja, Permenaker RI No.37
tahun 2016 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) bejana tekan, dan
Permenaker RI No.5 tahun 1985 tentang pesawat angkat angkut. Untuk
menunjang kinerja dalam pengawasan dan pembinaan Keselamatan dan K3 di
berbagai bidang tersebut maka diperlukan sebuah keahlian khusus atau
dibutuhkannya tenaga ahli K3. Tenaga ahli K3 dibentuk melalui pembinaan,
pelatihan dan sertifikasi oleh Kemenaker.

Pembangkit listrik tenaga uap merupakan sistem pembangkit dengan biaya


operasional yang tergolong murah karena kerjanya menggunakan air dan batubara
merupakan bahan bakar yang banyak digunakan karena harga batubara yang lebih
murah jika dibandingkan dengan bahan bakar minyak. Pada sistem operasional
tenaga listrik lebih dari 80% biaya operasional adalah biaya bahan bakar, Efisiensi

5
boiler merupakan hal yang penting dan menjadi pembahasan utama didalam setiap
pembangkit listrik, upaya efisiensi yang dilakukan ialah evaluasi kinerja mesin
dan pengawasan dan pembinaan penerapan kebijakan Keselamatan dan Kesehatan
Kerja (K3) yang berkelanjutan

1.2 Maksud dan Tujuan


Maksud dari pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan (PKL) ini adalah
sebagai syarat dalam pembinaan Calon Ahli K3 Umum Sertifikasi
KEMENAKER RI. Adapun tujuan dari pelaksanaan PKL ini adalah sebagai
berikut:
1. Mengidentifikasi penerapan Norma Keselamatan dan Kesehatan
Kerja (K3) bidang Mekanik, Pesawat Uap dan Bejana Tekanan di
Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Sebalang di Kabupaten
Lampung Selatan, Provinsi Lampung.

1.3 Ruang Lingkup


Ruang lingkup Praktik Kerja Lapangan (PKL) yang dilaksanakan di
Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Sebalang, antara lain:
1. Gambaran Umum Perusahaan
2. Struktur Organisasi Perusahaan.
3. Aspek-aspek umum yang berkaitan dengan K3.
4. Temuan hasil observasi yang berkaitan dengan Penerapan Norma K3
bidang Pesawat Uap, Bejana Tekan dan Mekanik di Pembangkit
Listrik Tenaga Uap (PLTU) Sebalang

1.4 Landasan Hukum


Adapun landasan hukum yang digunakan sebagai acuan dalam
melakukan pengawasan dan pembinaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
bidang Pesawat Uap, Bejana Tekan dan Mekanik, adalah sebagai berikut:
1. UU RI No. 01 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja.
2. UU RI No. 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan.

6
A. Bidang Pesawat Uap dan Bejana Tekanan dan Mekanik,
1. Undang-undang Uap 1930.
1.1 Dalam Udang-Undang ini yang di maksud dengan pesawat uap ialah
ketel uap dan alat-alat lainnya dengan peraturan pemerintah ditetapkan
demikian, langsung atau tidak langsung berhubungan (atau
tersambung) dengan suatu ketel uap dan diperuntukan bekerja dengan
tekanan lebih besar (tinggi) dari pada tekanan udara.
1.2 Ketel uap suatu pesawat, dibuat guna menghasilkan uap atau stoom
yang dipergunakan diluar pesawatnya.
1.3 Pesawat uap adalah semua pesawat yang ditembok atau dalam
tembokan.
1.4 Pesawat berpindah adalah semua pesawat-pesawat yang tidak
ditembok.

2. Peraturan Uap 1930


2.1 Ketel- ketel uap yang dimaksud dalam pasal 1 dari undang-undang
uap 1930 dibagi atas :
a. Ketel-ketel uap dalam mana tekanan yang ditimbulkan oleh uapnya
adalah lebih besar dari 1/2 kg tiap cm 2 melebihi tekanan udara
luar dan
b. Ketel-ketel uap dalam mana tekanan yang ditimbulkan oleh upaya
paling tinggi 12 kg cm 2 melebihi tekanan udara luar ( ketel – ketel
uap tekanan rendah
2.2 Pesawat – pesawat uap yang dimaksud dalam pasal 1 dari Undang –
undang uap 1930 adalah :
a. Pemanas – pemanas air diperuntukan guna mempertinggi
temperatur dari air pengisi untuk ketel – ketel uap dengan jalan
pemanasan, dengan hawa pembakaran
b. Pengering – pengering uap diperuntukan guna mempertinggi
temperatur dari uapnya, dengan jalan pemanasan dengan hawa
pembakaran. Bila pesawat – pesawat ini bersambung langsung

7
dengan ketel uapnya, maka ia dianggap bersatu dengan ketel
uapnya.
c. Penguap – penguap diperuntukan guna membuat air sulingan
dengan jalan pemanasan dengan uap dan :
d. Bejana – bejana uap kedalam mana langsung atau tidak langsung
dimasukan uap dari ketel uapnya, terkecuali pesawat – pesawat
yang disebut dalam ayat c.

3. Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI No. Per.01/MEN/1988 tentang


Kwalifikasi dan Syarat-syarat Operator Pesawat Uap
3.1 Kwalifikasi operator terdiri dari 2 kelas yaitu :
1. Operator kelas I
(1) Operator kelas I
a. Sekurang kurangnya berpendidikan SLTA jurusan
mekanik, listrik, atau IPA
b. Telah berpengalaman dibidang pelayanan pesawat uap
sekurang kurangnya 2 tahun.
c. Berkelakuan baik dari kepolisisan
d. Berbadan sehat dari dokter
e. Umur sekurang kurangnya 23 tahun
f. Harus lulus paket A 1 + A 2oper
g. Lulus Ujian yang diselenggarakan oleh Departemen tenaga
kerja cq. Dirjen Binawas
(2) Operator kelas II
a. Sekurang kurang nya berpendidikan SLTP, yang di
utamakan teknik mekanik, atau listrik
b. Pernah sebagai pembantu operator selama 1 tahun
c. Berprilakuan baik dari kepolisian.
d. Umur sekurang kurangnya 20 tahun
e. Berbadan sehat dari dokter
f. Mengikuti kursus operator paket A1.

8
g. Lulus ujian yang diselengarakan oleh Departemen Tenaga
kerja cq. Ditjen Binawas
h. Sekurang kurangnya berpendidikan SLTA jurusan
mekanik, listrik, atau IPA
i. Telah berpengalaman dibidang pelayanan pesawat uap
sekurang kurangnya 2 tahun.
j. Berkelakuan baik dari kepolisisan
k. Berbadan sehat dari dokter
l. Umur sekurang kurangnya 23 tahun
m. Harus lulus paket A 1 + A 2
n. Lulus Ujian yang diselenggarakan oleh Departemen tenaga
kerja cq. Dirjen Binawas

4. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI


No.Per.02/MEN/1982 tentang Kualifikasi Juru Las.
4.1 Juru las di golongkan atasa :
a. Juru las kelas I (satu).
b. Juru las kelas II (dua)
c. Juru las kelas III (tiga)
4.2 Juru las kelas I boleh melakukan pekerjaan las yang di lakukan
oleh juru las kelas II, dan kelas III.
6.1 Juru las kelas II boleh melakukan pekerjaan las yang
dikerjakanioleh juru las kelas III tetapi dilarang las jenis
pekerjaantboleh dilakukan juru las kelas I
4.4 Juru las kelas III dilarang melakukan perkerjaan las yang boleh
dilakukan juru las kelas II atau juru las .

5. Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI No.8 tahun 2020 tentang


Keselamatan dan Kesehatan Kerja Pesawat Angkat dan Pesawat
Angkut

9
5.1 Pesawat angkat adalah pesawat atau peralatan yang dibuat, dan di
pasang untuk mengangkat, menurunkan, mengatur posisi dan/
atau menahan benda kerja dan / atau muatan
5.2 Pesawat Angkut adalah pesawat atau peralatan yang dibuat dan
dikonstruksikan untuk memindahkan benda atau muatan, atau
orang secara horizontal, vertikal, diagonal, dengan menggunakan
kemudi baik didalam atau diluar pesawatnya, ataupunu tidak
menggunakan kamudi dan bergerak di atas landasan, permukaan
maupun rel atau secara terus menerus dengan menggunakan
bantuan ban, atau rantai atau rol.

6. Peraturan Menteri Ketenagakerjaan RI Nomor 37 Tahun 2016


tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja pada Bejana Tekan dan
Tangki Timbun.
7.1 Bejana tekanan adalah bajana selain pesawat uap yang didalamnya
terdapat tekanan dan dipakai untuk menampung gas, udara,
campuran gas, atau campuran udara baik dikempa menjadi cair
dalam keadaan larut maupun beku.
7.2 Tangki timbun adalah bejana selain bejana tekanan yang
menyimpan atau menimbun cairan bahan berbahaya atau cairan
lainya, didalamnya terdapat gaya tekanan yang ditimbulkan oleh
berat cairan yang disimpan atau ditimbun dengan volume tertentu
7.3 Keselamatan dan Kesehatan Kerja yang selanjutnya disingkat K3
adalah segala kegiatan untuk menjamin dan melindungi
keselamatan dan kesehatan tenaga kerja upaya pencegahan
kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja

7. Peraturan Menteri Ketenagakerjaan RI Nomor 38 Tahun 2016


tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja pada Pesawat Tenaga
dan Produksi.
6.1 Pesawat tenaga dan produksi adalah pesawat atau alat yang tetap atau
berpindah pindah yang dipakai atau dipasang untuk membangkitkan

10
atau memindahkan daya dan tenaga, mengelola, membuat bahan,
barang, produk teknis dan komponen alat produksi yang dapat
menimbulkan bahaya kecelakaan.

8. Peraturan Menteri Ketenagakerjaan RI Nomor 8 Tahun 2020


tentang K3 Pesawat Angkat dan Angkut.
9.1 Pelaksanaan syarat K3 pesawat angkat, pesawat angkut dan alat
bantu angkat dan angkut bertujuan :
a. Melindungi K3 tenaga kerja dan orang lainyang berada ditempat
dari potensi bahaya pesawat angkat, pesawat angkut, dan alat
bantu angkat dan angkut
b. Menjamin dan memastikan keamanan dan keselamatan pesawat
angkat, pesawat angkut alat bantu angkat dan angkut.

11
BAB II
KONDISI PERUSAHAAN

1.1 Profil Perusahaan

(Gambar 2.1 Profil Perusahaan)

Berdirinya PT. PLN (Persero) Pembangkitan Sumatera Bagian Selatan


diawali dengan pemisahan fungsi pembangkitan dan transmisi (penyaluran)
pada PT. PLN (Persero) Wilayah IV tahun 1997 menjadi PT. PLN (Persero)
Pembangkitan dan Penyaluran Sumatera Bagian Selatan (KITLUR SBS).
Dengan semakin pesatnya pembangunan di Sumatera, dalam rangka
peningkatan efektifitas serta mengantisipasi perkembangan sistem
penyaluran ketenagalistrikan se-Sumatera, sebagai upaya peningkatan
pelayanan, mutu, dan keandalan tenaga listrik di Sumatera dipandang
penting untuk dilakukan pemisahan fungsi Pembangkitan dan Penyaluran,
maka dengan Keputusan Direktur Utama No. 193.K/010/DIR/2003
organisasi PLN yang bergerak dalam bidang pembangkitan dan penyaluran
tenaga listrik di Sumatera dibuat menjadi 3 bagian, yaitu Pembangkitan
Sumbagut, Pembangkitan Sumbagsel, serta Penyaluran dan Pusat Pengatur
Beban (P3B) Sumatera.
Berdasarkan pada Peraturan Presiden RI Nomor 71 Tahun 2006 tanggal
05 Juli 2006 tentang penugasan kepada PT. PLN Persero untuk melakukan
Percepatan Pembangunan Pembangkit Tenaga Listrik yang menggunakan

12
batu bara. Peraturan presiden ini menjadi dasar bagi pembangunan 10 PLTU
di Jawa dan 25 PLTU di Luar Jawa-Bali atau yang dikenal dengan nama
Proyek Percepatan PLTU 10.000 MW.
Pembangunan proyek PLTU tersebut guna mengejar pasokan tenaga
listrik yang akan mengalami defisit sampai beberapa tahun mendatang, serta
menunjang program diversikasi energi untuk pembangkit tenaga listrik ke
non bahan bakar minyak (BBM) dengan memanfaatkan batu bara berkalori
rendah yang cadangannya tersedia melimpah di tanah air. Sesuai SK Direksi
No. 024.K/42/DIR/2007 dibentuk Tim Percepatan Proyek yang salah satunya
adalah Tim Percepatan Proyek Pembangkit Luar Jawa (PPLJ-III).
Proyek yang menjadi tanggung jawab tim ini salah satunya adalah
PLTU Lampung (2 x 100 MW). Proyek ini berlokasi di Dusun Sebalang
Desa Tarahan Kecamatan Katibung Kabupaten Lampung Selatan.
Kontraktor untuk proyek ini adalah Joint Operation antara PT. Adhi Karya
(Persero) Tbk. dan Jiangxi Electric Power Overseas Engineering Ltd. PLTU
di Lampung di tunjang oleh dua unit generator yang masing-masing
menghasilkan 100 MW.
PT PLN (Persero) Sektor Pembangkitan Sebalang adalah salah satu
kegiatan usaha yang dimiliki PT PLN (Persero) Pembangkitan Sumatera
Bagian Selatan, mempunyai 2 unit usaha Pembangkit Listrik Tenaga Uap
(PLTU) berkapasitas 2x100 MegaWatt (MW). Presiden Susilo Bambang
Yudhoyono meresmikannya di Istana Negara pada 20 Agustus 2007,
bersama sejumlah proyek lainnya. PLTU Tarahan ini, yang berkapasitas
2x100MW, merupakan bagian dari program percepatan pembangunan
pembanglit listrik 10.000 MW yang direncanakan diera Presiden Susilo
Bambang Yudhoyono dan Wakil Presiden Jusuf Kalla.
PT PLN (Persero) Sektor Pembangkitan Sebalang ini berlokasi di Desa
Sebalang, Kecamatan Katibung, Kabupaten Lampung Selatan. Dalam proses
pengoperasian PLTU Sebalang menggunakan dua jenis bahan bakar, yang
pertama adalah High Speed Diesel (HSD) sebagai bahan bakar untuk initial
firing dan batu bara sebagai bahan bakar utama. Batu bara merupakan bahan
bakar yang paling berperan dalam proses pembakaran sehingga diperlukan

13
suatu analisis terhadap kualitas batu bara yang selama ini diterima untuk
mengoptimalkan kinerja pembangkit. Batu bara yang dipakai berkalori
rendah dengan bahan tambahan batu kapur. Batu kapur mengontrol emisi gas
buang sehingga udara pembakaran PLTU ini ramah lingkungan. Total
kebutuhan capai 1.000.800 ton batu bara pertahun. Dengan dua pemasok
batu bara yakni PT Hanson Energy dan PT PLN.
Data tenaga kerja terbaru pertahun 2021/2022
Laki – Laki : 118 Orang
Perempuan : 12 Orang

1.2 Visi dan Misi Perusahaan

A. Visi
Diakui Sebagai Persuhaan Kelas Dunia Yang Bertumbuh Kembang,
Unggul, dan Terpercaya dengan Bertumpu Potensi Insani.
B. Misi
1. Menjalankan bisnis kelistrikan dan bidang lain terkait yang
berorientasi pada kepuasan pelanggan, karyawan, dan pemegang
saham menciptakan insan statistik yang kompeten dan profesional,
didukung pemanfaatan teknologi informasi mutakhir untuk kemajuan
perstatistikan Indonesia.
2. Menjadikan tenaga listrik sebagai media untuk meningkatkan
kualitaskehidupan masyarakat. Meningkatkan kualitas pelayanan
informasi statistik bagi semua pihak.
3. Menguapayakan agar tenaga listrik menjadi pendorong kegiatan
ekonomi.
4. Menjalankan kegiatan usaha yang berwawasan lingkungan

14
1.3 Struktur Organisasi Perusahaan

(Gambar 2.2 Struktur Organisasi Perusahaan)

1.4 Data Mesin Produksi di PT. PLN UPT Sebalang


1.4.1 Boiler
(Pesawat Uap, Bejana Tekanan)
Manufacture : Jinan Boiler Group Co, Ltd
Type : CFB ( Circulating Fluidized Beed)
Steam Generator : 420 Ton/hour
Feed Water Temp : 230℃
Outlet Preassure : 100 Kg/cm2g
Super Heater Outlet :540℃

1.4.2 Generator
(Peswat Tenaga Produksi)
Manufacture : CCJEC, Ltd
Type : QF.110-2
Capacity : 129,4 MVA
Voltage : 13,8 KV
Current : 5414 A
Power Factor : 0,08
Cooler : Air

15
1.4.3 Turbin
(Pesawat Tenaga Produksi)
Manufacture : CCJEC, Ltd
Type : Hight Preassure, Double Cassing, Impulse
dan Condensing Turbine
Rated Speed : 3000 Rpm
Main Steam Press : 8,83 MPa
Main Steam Temp : 535℃

1.4.4 Main Transformator


Manufacture : Hangzhou Qiantang Rever Electric Group
Co, Ltd
Type : Outdoor Use, Oil Immersed
Rated Capacity : 38000 kVA
Voltage : 13,8/150 kV
Type Cooling : ONAN, ONAF
Vector : Dyn11

1.4.5 Belt Conveyor


(Pesawat Angkat Angkut)
Jumlah :6
Kapasitas Rata – rata : 650 Ton/hour

1.4.6 Crane
(Pesawat Angkat Angkut)
Type : Overhead Crane
Jumlah :2
Kapasitas : 75 Ton dan 20 Ton
Type : Gantry Crane
Jumlah :1
Kapasitas : 20 Ton

16
1.4.7 Alat Berat
(Pesawat Angkat Angkut)
a. Excavator
Jumlah : 2 Unit

b. Loader
Jumlah : 3 Unit

1.4.8 Teknisi
a. Teknisi Boiler
Jumlah : 8 Orang
SIO : Aktif
b. Operator Generator
Jumlah : 8 Orang
SIO : Aktif
c. Operator Belt Conveyor
Jumlah : 15 Orang / Shift kerja
SIO : Aktif
d. Operator Crane
Jumlah : 2 Orang Overhead Crane
1 Orang Gantry Crane
SIO : Aktif
e. Operator Alat berat
Excavator : 2 Orang / Shift kerja
SIO : Aktif
Loader : 2 Orang / Shift Kerja
SIO : Aktif

1.4.9 Mekanik
Jumlah : 12 Orang, Termasuk Mekanik Alat Berat
SIO : Aktif

17
1.4.10 Sertifikasi K3
1. Sertifikasi ; SIO Pesawat Tenang Produksi Kelas 1
2. Sertifikasi : SIO Angkat Angkut PAA Overhead, Gantri, Keran
Dinding, Keran Tetap Kelas 3
3. Sertifkasi : SIO Angkat Angkut PAA Keran Mobil Kelas 1;
SIA Angkat Angkut Pesawat Angkutan Diatas Landasan dan
Diatas Permukaan
4. Sertikasi : Ahli K3 Listrik 1 Orang

1.5 Temuan Hasil Observasi

(Tabel 2.5.1 Temuan Hasil Observasi)

No Temuan Positif Temuan Negatif


1. Boiler Sudah Mempunyai Sertifikat Diarea WTP (Water Treatment
Plan) terdapat material pipa dan
flange tidak diberi safety line
2. Boiler Sudah Dilakukan Terdapat material pekerjaan berupa
Pemeriksaan Dan Pemeliharaan baja IWF berserakan tanpa ada
Rutin 1 Tahun Sekali safety line
3. Turbin Sudah Dilakukan Beberapa Pekerja yang melakukan
Pemeriksaan Dan Pemeliharaan perbaikan diruang boiler tidak
Rutin 1 Tahun Sekali menggunakan APD pekerjaan
ketinggian ( Full body Hurnes
double lanyard )
4. Generator Sudah Dilakukan Terdapat kendaraan roda 4 berjenis
Pemeriksaan Dan Pemeliharaan pick up berada diarea boiler yang
Rutin 1 Tahun Sekali bukan merupakan kendaraan
operasional PLN
5. Main Transformator Sudah Terdapat alat berat ( Pesawat
Dilakukan Pemeriksaan Dan Angkat-Angkut ) berupa excavator
Pemeliharaan Rutin 1 Tahun Sekali yang rusak terbakar tidak
dipindahkan ke bengkel
6. Operator dan Teknisi sudah Terdapat gantry crane dalam
memiliki sertifikat sesuai keadaan rusak tidak terdapat safety
klasifikasinya line atau papan pemberitahuan
7. Terdapat Ring Atau Pipa Hydran
Yang Mengelilingi Unit Trafo

18
BAB III.
Analisa dan Pemecahan Masalah

(Tabel 3.1 Analisa dan Pemecahan Masalah Temuan Positif)

Temuan Positif
No Landasan Hukum
Analisis Dampak Positif
1 Boiler Sudah Mempunyai Sertifikat Peraturan Uap Tahun 1930 Pasal 8
2 Boiler Sudah Dilakukan Pemeriksaan Keputusan Bersama PP
Dan Pemeliharaan Rutin 1 Tahun Sekali No.72/3/9-99/Kep/507/NW/1999
Tentang Pemeriksaan Dan Pengujian
Terhadap Pesawat Angkat Dan Angkut,
Pesawat Uap Dan Bejana Tekan Yang
Berada di PLTU
3 Turbin Sudah Dilakukan Pemeriksaan Permenaker RI No. 38 Tahun 2016,
Dan Pemeliharaan Rutin 1 Tahun Sekali Pasal 130 Pemeriksaan Dan Pengujian.
4 Generator Sudah Dilakukan Permenaker RI No. 38 Tahun 2016,
Pemeriksaan Dan Pemeliharaan Rutin 1 Pasal 130 Pemeriksaan Dan Pengujian.
Tahun Sekali
5 Main Transformator Sudah Dilakukan Permenaker RI No. 38 Tahun 2016,
Pemeriksaan Dan Pemeliharaan Rutin 1 Pasal 130 Pemeriksaan Dan Pengujian.
Tahun Sekali
6 Operator dan Teknisi sudah memiliki Permenaker RI No. 38 Tahun 2016,
sertifikat sesuai klasifikasinya Bagian Ke I Pasal 110-111 Teknisi &
Operator
7 Terdapat Ring Atau Pipa Hydrant Yang PP No. 50 Tahun 2012 pasal 11, ayat 2
Mengelilingi Unit Trafo poin a. Yaitu tindakan pengandalian

19
(Tabel 3.2 Analisa dan Pemecahan Masalah Temuan Negatif)

Temuan Negatif
No Potensi Bahaya Landasan Hukum
Analisis Dampak Negatif Rekomendasi
yang timbul
1 Diarea WTP (Water Terjadinya Perlunya ada 1. UU No. 1 Tahun
Treatment Plan) terdapat kecelakaan kerja pemasangan safety 1970
material pipa dan flange dengan line agar pekerja 2. PP No. 50 Tahun
tidak diberi safety line mengakibatkan tahu ada bahaya di 2012 pasal 11,
tenaga kerja tejatuh sekitar WTP. ayat 2 poin a.
karna material pipa Yaitu tindakan
pengandalian
2 Terdapat material Mengakibatkan Perlunya ada 1. UU No. 1 Tahun
pekerjaan berupa baja terjadi kejelakaan pemasangan safety 1970
IWF berserakan tanpa kerja bisa berupa line agar ada batasan 2. PP No. 50 Tahun
ada safety line tenaga kerja antara material 2012 pasal 11,
tersandung dan material yang ayat 2 poin a.
terjatuh karna berserakan. Yaitu tindakan
material berserakan pengandalian
3 Beberapa Pekerja yang Mengakibatkan Harus memakai 1. UU No. 1 Tahun
melakukan perbaikan terjadinya APD saat bekerja 1970
diruang boiler tidak kecelakaan terjatuh pada ketinggian 2. Peraturan UAP
menggunakan APD dari ketinggian ( full body harnes , Tahun 1930
pekerjaan ketinggian ( Safety Net, safety 3. Permenaker No.
Full body Hurnes double deck ) 8 Tahun 2010
lanyard )
4 Terdapat kendaraan roda Dapat Harusnya tidak 1. UU No. 1 Tahun
4 berjenis pick up berada membahayakan diperkenankan 1970
diarea boiler yang bukan pekerja pada area kendaraan diluar 2. Permenaker No. 5
merupakan kendaraan boiler operasional PLN tahun 2018 pasal
operasional PLN berada pada zona 7 ayat 3
merah
5 Terdapat gantry crane Dapat Harus dipasang 1. UU No. 1 Tahun
dalam keadaan rusak menyebabkan safety line, atau 1970
tidak terdapat safety line kecelakaan jika papan 2. PP No. 50 Tahun
atau papan terjadi kelalaian pemberitahuan jika 2012 pasal 11,
pemberitahuan oleh pekerja yang alat sedang ayat 2 poin a.
tidak mengetahui dioerbaiki/rusak Yaitu tindakan
kondisi alat pengandalian
tersebut

20
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan
Berdasarkan observasi lapangan yang telah dilaksanakan. Kesimpulan dari
observasi lapangan di PT. PLN UPT Sebalang, adalah sebagai berikut :
1. Penerapan norma K3 bidang bejana tekanan, Pesawat Uap, Pesawat tenaga
produksi, dan mekanik di PT. PLN UPT Sebalang, telah berjalan dan
dilaksanakan dengan cukup baik, dengan dilakukannya pemeriksaan
berkala pada boiler, turbin, generator dan main transformator serta alat
berat nya.
2. Operator dan teknisi/mekanik telah terssertifikasi sesuai dengan
klasifikasinya dan masih aktif

4.2 Saran
Berdasarkan hasil temuan positif dan negatif dalam hal penerapan norma K3 di
PT. PLN UPT Sebalang, saran yang diberikan yaitu :
1. Memberi safety line pada setiap material yang dipakai atau tidak sedang
dipakai diarea/zona ungu dan merah atau sesuai temuan pada area WTP
(Water Treatment Plan)
2. Safety Officer PT.PLN UPT Sebalang sebaiknya memberikan arahan
kepada pekerja pihak ketiga pada area boiler untuk menggunakan APD
pekerjaan ketinggian

21
DAFTAR PUSTAKA

Peraturan Uap Tahun 1930


Keputusan Bersama PP No.72/3/9-99/Kep/507/NW/1999 Tentang Pemeriksaan
Dan Pengujian Terhadap Pesawat Angkat Dan Angkut, Pesawat Uap Dan
Bejana Tekan
Permenaker RI No. 38 Tahun 2016, Pasal 130 Pemeriksaan Dan Pengujian.
Permenaker RI No. 38 Tahun 2016, Bagian Ke I Pasal 110-111 Teknisi &
Operator
Permenaker RI No. 50 Tahun 2012 pasal 11, ayat 2 poin a. Yaitu tindakan
pengandalian
UU No. 1 Tahun 1970 Peraturan UAP Tahun 1930
Permenaker No. 8 Tahun 2010
Permenaker No. 5 tahun 2018 pasal 7 ayat 3

22

Anda mungkin juga menyukai