Anda di halaman 1dari 29

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Persalinan dan kelahiran merupakan kejadian fisiologis yang normal dalam

kehidupan. Persalinan adalah proses membuka dan menipisnya leher rahim,

dan janin turun kejalan lahir. Persalinan dibedakan menjadi dua berdasarkan

cara persalinannya yaitu partus biasa (normal) dan partus luar biasa

(abnormal). Partus normal atau partus spontan ialah proses lahirnya bayi

dengan tenaga ibu sendiri, tanpa bantuan alat-alat serta tidak melukai ibu

dan bayi yang umumnya berlangsung kurang 24 jam. Sedangkan partus

abnormal ialah persalinan dengan bantuan alat-alat atau melalui dinding-

dinding perut dengan operasi cectio caesaria. Persalinan adalah proses

membuka dan menipisnya leher rahim, dan janin turun kejalan lahir.

Penyebab persalinan memanjang atau partus lama ada tiga faktor yaitu

tenaga, jalan lahir dan janin. sampai saat ini yang dapat dilakukan

manipulasi/dikendalikan adalah masalah tenaga/power, yaitu di tingkatkan

dengan senam hamil (Stoppard&Murkoff Heidi dkk, 2006).

Fernand Lamaze adalah dokter prancis yang mengembangkan

psikoprofilaksis yaitu pendekatan yang di pusatkan padatehnik relaksasi

pernafasan. lamaze yakin rasa sakit saat melahirkan semakin terasa jika

takut dan tegang. karena itu wanita hamil harus berlatih tehnik relaksasi
2

diantaranya melakukan senam hamil untuk mengatasi rasa sakit saat

persalinan dengan tenang. Pendekatan ini sekarang lebih fleksibel, sehingga

wanita hamil tidak lagi berpikiran buruk ketika merasa sakit saat persalinan

(Thompson, 2004).

Dalam bukunya, Safe Chilbirth (1937), Dr. Khatlen Vaughan

menggambarkan cara ia melakukan study terhadap wanita hamil yang

banyak menghabiskan waktu dan melakukan kegiatan menonton atau

kehidupan yang tidak aktif, dan menunjukan kelompok wanita ini kerap

mengalami kesulitan saat persalinan dan kelahiran. Kemudian dia

menghitung ulang sekelompok wanita di kepulauan Hedbraide yang

mengalami persalinan sulit walaupun mereka sehat, dan penduduk Khasmir

yang sebagian besar penduduknya adalah wanita nelayan dan pedang,

menunjukan persalinan yang berjalan lebih lancar (Brayshaw, 2007).

Masa-masa menjelang persalinan seringkali menjadi saat menegangkan dan

mencemaskan yang dialami oleh pasangan suami istri, khususnya bagi

pasangan muda yang menanti anak pertama. Pada umumnya banyak orang

beranggapan bahwa persiapan yang harus dilakukan pada saat melahirkan

hanyalah fisik semata. Calon ibu harus benar-benar sehat dan bugar

sehingga proses melahirkan tersebut dapat berjalan dengan lancar dan

mudah. salah satu upaya yang dilakukan oleh ibu hamil pada umumnya

yaitu melakukan program senam hamil (Juditha, 2009).


3

Banyak program latihan antenatal yang telah disusun selama beberapa tahun

belakangan ini, memang banyak terdapat kecendrungan wanita yang

mengikuti program latihan senam hamil. Padahal ini sangat penting bagi

wanita hamil untuk mempertahankan atau memperbaiki kondisi fisiknya

bila ia menginginkan kehamilan yang terbaik. Morkved menemukan 66%,

wanita yang mengikuti program latihan ini terbukti menjalani massa

persalinannya lebih pendek dan sedikit intervensi serta masa pemulihannya

lebih cepat (Brayshaw, 2007).

Pada penelitian terdahulu telah dilakukan penelitian oleh Mariani dan Nunik

Puspita Sari (2003) dengan judul peneliti Praktik Senam Hamil Hubunganya

Dengan Kelancaran Persalinan memperoleh data Baik responden yang

melaksanakan senam hamil maupun yang tidak semua berusia antara 20–30

tahun. Responden yang bekerja swasta atau sebagai wiraswasta sebagian

besar (53,8%) melaksanakan senam hamil, sedangkan responden yang

bekerja sebagai ibu rumah tangga sebagian besar (52,9%) tidak melakukan

senam hamil. Dalam penelitian ini kebetulan tidak satu pun responden yang

ditemui bekerja sebagai pegawai negeri. Hal ini mungkin disebabkan

sebagian besar pegawai negeri biasanya akan memanfaatkan fasilitas rumah

sakit umum, rumah sakit bersalin atau bidan praktik swasta bila melahirkan.

Berdasarkan kelancaran proses persalinan, diketahui responden yang proses

persalinannya cepat atau < 18 jam seluruhnya (100%) melakukan senam

hamil, sebaliknya responden yang proses persalinannya lambat atau > 24


4

jam seluruhnya (100%) tidak pernah melakukan senam hamil. Responden

dengan proses persalinan normal atau membutuhkan waktu sekitar 18–24

jam, sebagian besar (72,2%) tidak melakukan senam hamil. Hasilnya

menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara pengetahuan dan praktek

senam hamil (p = 0,060), tapi ada hubungan antara praktek latihan

kehamilan dan proses persalinan

(p=0,000).(http://www.scribd.com/doc/134848763/Jurnal Maternitas-

Punya-Rosi)

Berdasarkan survei demografi dan kesehatan indonesia (SDKI) 2007 angka

kematian ibu (AKI) di indonesia menempati urutan tertinggi di ASEAN

yaitu 228/100.000 kelahiran. Ini menunjukan penurunan yang signifikan

dari setiap tahun. Sementara target rencana pembangunan jangka menengah

nasional (RPJMN) aadalah sebesar 226/100.000 kelahiran. Penyebab

langsung kematian ibu di Indonesia antara lain disebabkan oleh perdarahan

(28%), eklamsia (24%), infeksi (11%), abortus (5%), komplikasi masa

puerperium (5%) (Depkes, 2007).

Tingginya AKI bisa di sebabkan karena ada penyulit dalam persalinan.

Dalam proses persalinan memerlukan persiapan fisik maupun mental dari

Ibu supaya memperoleh persalinan yang aman dan lancar.berbagai cara

dilakukan demi terlaksananya persalinan yang aman dan lancar diantaranya

persiapan sejak kehamilan. Untuk memperlancar proses persalinan


5

persiapan yang di lakukan sejak kehamilan diantaranya melakukan senam

hamil (Wijaksono, 2002).

Salah satu rumah sakit di jombang selama periode sampai dengan desember

bahwa ibu terbanyak adalah partus lama (16%), preeklamsi (64%),

sedangkan penyakit terbanyak adalah aspeksia neonatrium yaitu (57,3%).

Ini jelas merupakan masalah yang sangat serius yang harus di perhatikan

oleh tenaga kesehatan untuk memperbaiki tingkat keseriusan dari ketiga

masalah tersebut.

Salah satu program kelancaran persalinan yaitu Senam hamil merupakan

suatu program latihan bagi ibu hamil, sehat untuk mempersiapkan kondisi

fisik ibu dengan menjaga kondisi otot-otot dan persendian yang berperan

dalam proses persalinan serta mempersiapkan psikis ibu terutama

menumbuhkan kepercayaan diri dalam menghadapi persalinan. Senam

hamil memberikan manfaat terhadap komponen biometrik komponen otot

yang dilatih, dan juga dapat meningkatkan daya tahan kardiorespirasi

dengan meningkatkan konsumsi oksigen. Adapun hasil insiden yang tidak

mengikuti senam hamil adalah (95,1%) dan pada kasus yang mengikuti

senam hamil adalah (1,9%) (http:// kalbe.co.id, 2005).

Masalah senam hamil sudah mulai mendapat perhatian masyakat, dan

banyak oleh rumah sakit sehingga kesehatan rohani dam jasmani

ditingkatkan serta dapat menghilangkan rasa takut menghadapi persalinan.


6

Rasa takut dan kurang percaya diri menghadapi persalinan sering menderita

kesakitan saat semua kekuatanya diperlukan untuk mendorong janin keluar,

tidak terlalu takut, akan mengurangi rasa sakit dan mempunyai kepercayaan

diri yang tetap mantap. Adapun tujuan senam hamil untuk dapat melakukan

tugas persalinan dengan kekuatan dan kepercayaan diri sendiri di bawah

bimbingan penolong menuju persalinan normal (fisiologis)

(Bandiyah,2009).

Berdasarkan hasil survei tempat, di Kota Batam Puskesmas yang baru

melaksanakan program senam hamil adalah Puskesmas Batu Aji, dan sudah

di dapat data ada tiga puluh empat ibu yang telah melaksakan senam hamil

dan sudah partus, data yang diambil dari tahun 2012. Hasil dari wawancara

sepuluh orang ibu yang sudah mengikuti senam hamil Di Puskesmas Batu

Aji dengan di bantu penyebaran kuesioner dimana didapat hasil, ada enam

orang ibu dengan persalinan normal, dan empat orang dengan tindakan opp

caesar.

Berdasarkan dari uraian di atas penulis tertarik untuk meneliti Hubungan

Senam Hamil Dengan Kelancaran Persalinan Normal Di Wilayah

Kerja Puskesmas Batu Aji Kota Batam

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian dan latar belakang masalah diatas, dapat dirumuskan

pertanyaan penelitian sebagai berikut “Apakah Ada Hubungan Antara


7

Senam Hamil Dengan Kelancaran Persalinan Normal Di Wilayah Kerja

Puskesmas Batu Aji Kota Batam”.

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan umum

Untuk mengetahui hubungan senam hamil dengan kelancaran

persalinan normal di Wilayah Kerja Puskesmas Batu Aji Kota Batam.

1.3.2 Tujuan khusus

a. Untuk mengetahui lebih dalam fungsi dan peranan senam hamil Di

Wilayah Kerja Puskesmas Batu Aji.

b. Untuk mengetahui kelancaran persalinan normal Di Wilayah

Kerja Puskesmas Batu Aji.

c. Untuk mengetahui hubungan senam hamil dengan kelancaran

persalinan normal Diwilayah Kerja Puskesmas Batu Aji.

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Bagi Akademik

Memberikan sumbangan teoritik bagi ilmu kesehatan dan

memperkaya ilmu keperawatan khususnya keperawatan maternitas,

Sebagai sumber referensi, sumber bahan bacaan dan bahan pengajaran

terutama yang berkaitan dengan keperawatan maternitas dan

Memberikan informasi, masukan serta wawasan kepada mahasiswa

dan mahasiswi universitas batam kususnya mahasiswa keperawatan

yang akan terjun langsung ke masyarakat nantinya.


8

1.4.2 Bagi Puskesmas

Memberikan masukan dan informasi yang bermanfaat bagi pelayanan

kesehatan untuk lebih memperhatikan betapa pentingnya program

senam hamil terhadap kelancaran persalinan, serta mempertahankan

program yang sudah ada menjadi lebih baik.

1.4.3 Bagi Peneliti Selanjutnya

Hasil penelitian diharapkan dapat dijadikan perbandingan dan

informasi oleh peneliti lain yang akan mengembangkan penelitian ini.


9

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Persalinan Normal

2.1.1 Konsep Kehamilan

Kehamilan adalah suatu masa dari mulai terjadinya pembuhan dalam

rahim seseorang wanita sampai bayinya di lahirkan. Kehamilan terjadi

ketika seseorang wanita melakukan hubungan seksual pada masa

ovulasi atau masa subur (keadaan ketika rahim melepaskan sel telur

matang), dan sperma (air mani pria), spermanya akan membuahi sel

telur matang wanita tersebut. Sel telur yang telah di buahi sperma

kemudian akan menempel pada dinding rahim, lalu tumbuh dan

berkembang selama kira- kira 40 minggu (280 hari) dalam rahim pada

kehamilan normal (Suririnah, 2008).

2.1.2 Proses Kehamilan

Pada saat ovulasi, ovum akan di dorong keluar dari folikel de graaf

dan kemudian di tangkap oleh fembria yang memeluk tuba falopii

pada sisi tersebut. Spermatozoa bertemu dengan ovum di dekat ujung

tuba yang memiliki fembria. Ovum yang sudah di buahi (zigot)

memerlukan waktu 6-8 hari untuk berjalan ke dalam uterus.

Perjalanannya di sepanjang tuba fallopii di bantu oleh kerja peristaltik

tuba, gerakan mendorong zigot yang dilakukan oleh silia pada dinding

tuba dan cairan yang di hasilkan oleh epitelium bersila. Selama


10

perjalananya ke dalam uterus, zigot berkembang melalui pembelahan

sel yang sederhana setiap 12-15 jam sekali, namun ukuranya tidak

bertambah. Ketika mencapai uterus, zigot merupakan massa sel dan

disebut morula. Kemudian morula terpisah menjadi dua lapisan, cairan

terbentuk dan mengisi ruangan diantara kedua lapisan massa sel

tersebut. Struktur ini disebut blastokist.massa sel luar disebut

trofoblast, trofoblast ini akan melekatkan ovum pada desidua dan

berkembang menjadi plasenta serta membran(korion) luar. Dinding

massa sel dalam akan berkembang menjadi emberio, tali pusat, dan

membran (amnion) dalam.

2.1.3 Pengertian Persalinan

Persalinan adalah proses alami yang akan berlangsung dengan

sendirinya, tetapi persalinan pada manusia setiap saat terancam

penyulit yang membahayakanibu maupun janinnya sehingga

memerlukan pengawasan, pertolongan dan pelayanan dengan fasilitas

yang memadai(Bandiyah, 2009).

Persalinan adalah proses membuka dan menipisnya serviks dan janin

turun ke dalam jalan lahir. Persalinan dan kelahiran normal adalah

proses pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan cukup bulan

(37-42), lahir spontan dengan presentasi belakang kepala, tanpa

komplikasi baik ibu maupun janin (Hidayat &Sujiatini, 2010).


11

2.1.4 Teori Terjadinya Persalinan

Ada beberapa teori tentang mulainya persalinan yaitu, penurunan

kadar progesteron, teori exytosin, peregangan otot-otot uterus yang

berlebihan (destended uterus), pengaruh janin, teori prostaglandin.

Sebab terjadinya partus sampai kini masih merupakan teori-teori yang

komplek, faktor-faktor hormonal, pengaruh prostaglandin, struktur

uterus, pengaruh syaraf dan nutrisi disebut sebagai faktor-faktor yang

mengakibatkan partus mulai Perubahan-perubahan dalam biokimia

dan biofisika telah banyak mengungkapkan mulai dari berlangsungnya

partus, antara lain penurunan kadar hormon estrogen dan

progesteron.seperti diketahui progesteron merupakan penenang bagi

otot-otot uterus. Menurunnya kadar kedua hormon ini terjadi kira-kira

1-2 minggu ke 15 hingga aterm meningkat,lebih-lebih sewaktu partus.

Seperti telah di kemukakan , “plasenta menjadi tua”dengan tuanya

kehamilan. Keadaan uterus yang membesar dan menjadi tegang

mengakibatkan iskemia otot-otot uterus. Hal ini mungkin

mengakibatkan iskemia otot-otot uterus (Hidayat & Sujiatini 2010).

2.1.5 Persiapan Menghadapi Persalinan

Dalam menghadapi persalinan seorang calon ibu dapat

mempercayakan dirinya pada bidan, dokter umum, dokter spesialis

obstetric dan ginekologi, bahkan seorang dukun untuk memeriksa

secara teratur, melakukan pengawasan kehamilan sekitar 12 – 14 kali

sampai pada persalinan. Pertemuan konsultasi dan menyampaikan


12

keluhan, menciptakan hubungan saling mengenal antar calon ibu

dengan bidan atau dokter yang akan menolongnya. Kedatanganya

sudah mencerminkan adanya “Imformed consent” artinya telah

menerima informasi dan dapat menyetujui bahwa bidan atau dokter

itulah yang akan menolong persalinannya (tentanginformed concent

akan di bahas kemudian).

Kepada keluarga yang sering melakukan konsultasi telah di

beritahukan dapat mempersiakan diri, karena sewaktu-waktu akan

datang sakit perut disertai dengan tanda seperti lendir bercampur

darah. Keluarga melakukan persiapan menyambut persalinan bahkan

kadang sudah mempunyai nama untuk anak laki-laki atau

perempuannya. Baju persalinan ibu telah demikian juga untuk

anaknya.

Perkembangan kewajiban hamil dan persalinan dapat mengalami

beberapa perubahan. Pada kehamilan yang diharapkan mendorong

kegairahan keluarga dan mengharapkan tidak terjadi apapun selama

hamil. Kekhawatiran akan terjadinya gugur kandung dapat

menghantui keluarga yang sangat mengharapkan hadirnya buah cinta

dalam rumah tangga. Sebagai akibat kekwatiran tersebut dapat

mengharapkan hadirnya buah cinta dalam rumah tangga. Sebagai

akibat seks sehingga libindonya berkurang. Dalam keadaan tertentu

dengan riwayat kehamilan yang buruk bahkan dokter akan melarang


13

hubungan seks. Menjelang persalinan sebagian besar merasa takut

menghadapi persalinanya apa lagi bagi yang untuk pertama kali.

Disinilah pembinaan hubungan antara penolong dengan ibu persalinan

dapat berjalan dengan lancar. Kala I, perlu di jelaskan dengan baik

dengan baik bahwa persalinan akan berjalan aman oleh karena kepala

masuk pintu atas panggul, bahkan pembukaan telah maju dengan baik.

2.1.6 Tanda-tanda Persalinan Normal

1. Lendir bercampur darah

Ada lendir bercampur darah yang keluar dari vagina. Terjadi

karena sumbatan tebal pada mulut rahim terlepas sehingga

menyebabkan lendir yang keluar bewarna kemerahan karena

bercampur darah.

2. Air ketuban pecah

Kantung ketuban yang mengelilingi bayi pecah sehingga air

ketuban keluar (air ketuban yang normal berupa cairan yang bersih,

jernih, dan tidak berbau).

3. Kontraksi yang teratur

Tidak seperti kontraksi braxton hick, kontraksi ini timbul secara

teratur. Mula-mula kontraksi hanya sebentar kemudian waktunya

bertambah lama dan rasa nyeri bertambah kuat. Kontraksi terjadi

semetris di kedua sisi perut mulai dari bagian atas dekat saluran

telur ke seluruh rahim. Ada rasa nyeri yang tidak hilang atau

berkurang dengan istirahan atau elusan (Saririnah, 2008).


14

2.1.7 Proses Persalinan Normal

Selama kehamilan berlangsung dapat terjadi kontraksi ringan pada

seluruh rahim, tanpa rasa sakit dan tata koordinasi yang di sebut

“broxton hicks”. Kontraksi ini lebih lanjut akan menjadi kekuatan

untuk persalinan.

2.1.8 Tahapan Persalinan

a. Kala Iatau kala pembukaan dimulai dari adanya his yang adekuat

sampai pembukaan lengkap. Kala satu di bagi dalam 2 fase:

1. Fase laten yaitu fase persalinan yang terpanjang dan,

untungnya, fase yang paling tidak intens. Pembukaan leher

rahim sampai 3 cm serta penipisannya yang menandai fase ini

dapat di capai dalam waktu berhari-hari atau berminggu-minggu

tanpoa terperhatikan atau tanpa kontraksi yang mengganggu,

atau dalam waktu 2-6 jam ( dan dapat sampai 24 jam, meskipun

jarang terjadi) dengan kontraksipersalinan yang tidak lagi dapat

disalah artikan. Kontraksi pada fase ini biasanya berlangsung

selama 30-45 detik, meskipun dapat lebih singkat.kontraksinya

ringan atau agak kuat, dapat teratur atau tidak teratur(jarak

antara kontraksi dapat berkisar antara 5-20 menit) secara

progersif akan semakin sering, tetapi tidak harus berada dalam

pola yang konsisten.

2. Fase aktif atau fase persalinan aktif biasanya lebih singkat

daripada yang pertama,berlangsung sekitar dua sampai tiga


15

setengah jam(dengan kisaran luas yang masih dianggap normal).

Sekarang ini kontraksi lebih terkonsentrasi, mencapai lebih

banyak pembukaan dengan lebih sedikit waktu. Ketika kontraksi

semakin kuat dan lama (40-60 detik, dengan puncak kontraksi

yang jelas dipertengahan waktu ini), dan lebih sering umumnya

terpisah tiga atau empat menit, meskipun polanya dapat tidak

teratur, leher rahim membuka sampai 7 cm. Sekarang ini lebih

sedikit waktu untuk beristirahat diantara kontraksi (Murkoff

Heidi dkk, 2006)

b. Kala II /kala pengeluaran : dari pembukaan lengkap sampai

lahirnya bayi. Proses ini biasanya berlangsung 2 jam pada primi

dan satu jam pada multi,

c. Kala III/kala uri : dimulai segera setelah bayi lahir sampai lahirnya

plasenta, yang berlangsung tidak lebih dari 30 menit.

d. Kala IV/ kala pengawasan : kala IV dimulai dari saat lahirnya

plasenta sampai dua jam pertama post partum (Hidayat & Sujiatini,

2010).

2.1.9 Bentuk Persalinan

1. Persalinan spontan. Bila persalinan berlangsung dengan tenaga

sendiri

2. Persalinan buatan. Bila persalinan dengan rangsangan sehingga

terdapat kekuatan untuk persalinan


16

3. Persalinan anjuran. Yang paling ideal sudah tentu persalinan

spontan karena tidak memerlukan bantuan apapun dan mempunyai

trauma persalinan yang paling ringan sehingga kualitas sumber

daya manusia dapat terjamin (Hidayat &Sujiatini 2010).

2.1.10 Kekuatan His

Susunan otot rahim demikian rupa sehingga terdapat distribusi yang

berpusat di fundus uteri (puncak rahim) dan makin ke arah mulut

rahim makin berkurang diganti jaringan ikat yang lebih dominan.

Susunan demikian menguntungkan karena mulut rahim dalam proses

persalinan bersifat pasif. Pada waktu hamil sering dirasakan

kontraksi ringan beberapa kali sehari, tetapi tidak terlalu

sakit.kontraksi ini makin tua kehamilan makin terjadi. Inilah

selanjutnya merupakan kontraksi otot rahim untuk proses persalinan

sehingga janin dapat didorong secara pasif menuju pintu (mulut

rahim).

2.2 Konsep Senam Hamil

2.2.1 Pengertian Senam Hamil

Senam hamil adalah program kebugaran di peruntukan Bagi ibu hamil

(Mufdlila, 2009). Senam hamil adalah bagian dari perawatan antenatal

pada beberapa pusat pelayanan kesehatan tertentu, seperti Puskesmas,

Rumah Sakit, Klinik ataupun pusat pelayanan kesehatan lainnya

(Muhimah.N dan Safe’i, 2010)


17

2.2.2 Tujuan dan Fungsi

1. Prenatal

a) Persalinan Yang fisiologis (alami) dengan ibu dari bayi sehat

b) Persiapan mental dan fisik untuk ibu hamil

c) Kontraksi dengan baik, ritmis dan kuat pada segmen bawah :

rahim, serviks, otot-otot dasar panggul.

d) Relaksasi

e) Informasi kesehatan (termasuk hygiene) tentang ke hamilan

kepada ibu hamil, suami /keluarga atau masyarakat

f) Menguasi tehnik-tehnik pernafasan dalam persalinan

2. Post natal

a) Mengembalikan otot-otot yang berhubungan langsung maupun

tidak langsung pada proses persalinan kepada bentuk dantonus

awal.

b) Mengembalikan bentuk dan sikap tubuh yang baik

c) Mencegah kelainan-kelainan yang mungkin terjadi dalam

persalinan.

2.2.3 Indikasi

a. Semua kasus kehamilan yang sehat


18

b. Usia kehamilan 4-6 bulan dan keluhan – keluhan sudah

berkurangan atau hilang. Tidak di mulai saat hamil lebih dari 8

bulan (Kurang bermanfaat).

2.2.4 Kontraindikasi

a. Anemia gravidarum

b. Hyperemesis gravidarum

c. Kehamilan ganda

d. Sesak nafas

e. Tekanan darah tinggi

f. Nyeri pinggang

g. Tidak tahan dengan tempat panas atau lembab

h. Mola hydatidosa

i. Pendarahaan pada kehamilan

j. Kelainan jantung

k. PEB (Pre eklamsia berat)

2.2.5 Persyaratan Senam Hamil

a. Setiap kelas diikuti 6-12 orang dengan umur kehamilan yang sama

b. Jauh dari keramaian

c. Terang bersih, dan warnna cat yang terang

d. Ventilasi cukup

e. Dekat kamar mandi


19

f. Ruang dilengkapi cermin

g. Ada tiang besi yang kuat tertanam di tembok setinggi panggul ibu

h. Terdapat gambar yang berhubungan dengan kehamilan, persalinan,

menyusui , perkembangan janin, dsb

i. Besar ruangan sesuai ke adaan, jarak anatra kasur 0,5 m

j. Ukuran kasur 80x200 cm

k. Bantal tipis dan selimut (kalau perlu)

l. Pakai senam : longgar dan tertutup

m. Ibu hamil cukup sehat berdasarkan pemeriksaan dokter atau bidan

n. Kehamilan tidak mempunyai komplikasi (keguguran berulang,

kehamilan dengan pendarahaan, kehamilan dengan bekas operasi)

o. Dilakukan setelah kehamilan ber umur 20 sampai 22 minggu

p. Dengan bimbingan petugas dan dirumah sakit

2.2.6 Gerakan Senam Hamil

Posisi duduk bersila dengan menegakkan punggung, letakan tangan di

atas kaki seperti orang yang mau bersemedi. Lakukan posisi ini untuk

beberapa saat sambil mengatur pernafasan.


20

Posisi duduk diatas alas lembut seperti gambar diatas dengan

meregangkan kedua kaki lurus kedepan. Langkah selanjutnya

condongkan tubuh ke belakang dan bertumpu pada siku lengan yang

diletakan di lantai. Lakukan gerakan telapak kaki dengan

menggerakan lalu mengarahkanya kebawah hingga posisinya lurus

dengan lutut. Gerakan lainya yaitu menggerakan telapak kaki ke

samping, lalu tegakkan lurus, ke samping lagi, ulangi gerakan ini

sampai merasa cukup.

Posisi tidur dengan satu bantal menyangga kepala, lalu angkat kedua

lutut kaki menjadi seperti posisi melahirkan. Tarik nafas sedalam-

dalamnya lewat mulut, tahan, dan mengejan seperti saat anda

membuang air besar. Jika anda merasa nafas sudah mau habis

keluarkan nafas anda dan tarik nafas kembali, dan ulang gerakan ini

sampai beberapa kali.

Manfaat gerakan senam hamil diatas:

1. Melepaskan otot-otot tubuh dan melancarkan peredaran darah

2. Tubuh merasa rileks, segar dan bugar

3. Mempermudah persalinan dan menjaga kesehatan janin


21

Gerakan pertama yaitu posisi berdiri dan tangan di pinggang,gerakan

leher ke kanan dan kekiri untuk meregangkan otot leher.

Gerakan sederhana dengan melakukan latihan dasar kaki dan

menggerakan telapak kaki kedepan dan ke belakang guna membantu

sirkulasi vena dan mencegah pembengkakan di kaki

Tidur telentang dengan satu kaki lurus dan satu kaki ditekuk kemudian

dorong kembali kedepan. Lakukan bergantian dengan kaki lainnya.

Gunanya untuk latihan dasar panggul,

Pada gerakan ini yaitu berbaring dengan posisi miring. Angkatlah kaki

perlahan-lahan lalu turunkan. Lakukan bergantian dengan kaki

satunnya. Gunanya untuk menguatkan otot paha.


22

Selanjutnya berbaring telentang, kedua lutut di pegang dengan tangan,

kemudian tarik nafas dan berlatih mengejan

Sikap merangkak, letakan kepala diantara kedua tangan, lalu menoleh

ke samping.selanjutnya turunkan badan sehingga dada menyentuh

kasur. Bertahanlah pada posisi ini selama kurang lebih satu menit.

Gerakan ini sangat cocok untuk ibu yang bayinya belum masuk

pinggul (sungsang).

Gerakan yang ini anda bisa melibatkan suami denagn membantu

memijat daerah pinggang, punggung, dan bahu untuk melepaskan

ketegangan dan memulihkan otot pinggang yang lelah.


23

2.3 Kerangka Teori

Faktor-faktor yang Indikasi Senam Hamil


Mempengaruhi
(Mufdlilah, 2009) :
Kelancaran Persalinan
(Murkoff dkk, 2006): 1. Semua kasus
kehamilan yang
1. Jalan lahir sehat
2. Janin 2. Usia kehamilan 4-
3. Tenaga/power 6 bulan dan
Dapat di keluhan-keluhan
tingkatkan sudah berkurang
dengan senam atau hilang. Tidak
hamil dimulai saat hamil
lebih dari 8 bulan
(kurang
bermanfaat)
Kelancaran
Tujuan & Fungsi Senam Persalinan Normal
Hamil(Mufdlilah, 2009) :
Kontraindikasi Senam
1. Pre natal Hamil(Mufdlilah, 2009)
a. Persalinan yang :
fisiologis(normal)
dengan ibu dari bayi 1. Anemia
sehat. Gravidarum
b. Persiapan mental dan 2. Hiperimisis
fisik untuk ibu hamil Gravidarum
c. Kontraksi dengan 3. Kehamilan
baik, ritmis dan kuat Ganda
pada segmen bawah 4. Sesak Nafas
d. Relaksasi 5. Tekanan Darah
e. Informasi kesehatan Tinggi
2. Post natal 6. Nyeri Pinggang
a. Mengembalikan 7. Perdarahan Pada
bentuk dan sikap Kehamilan
tubuh yang baik 8. Kelainan Jantung
b. Mencegah kelainan 9. PEB (Pre
yang mungkin terjadi Eklamsi Berat)
dalam persalinan
24

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Kerangka Konsep

Konsep adalah merupakan abstraksi yang terbentukoleh generalisasi dari

hal-hal yang khusus. Oleh karena konsep merupakan abstraksi, maka konsep

tidak dapat langsung diamati atau di ukur. Konsep hanya dapat diamati

melalui konstruk atau yang lebih dikenal dengan nama variabel

(Notoatmodjo, 2010).

Variabel Independen variabel dependen

Senam hamil Kelancaran


Persalinan normal

3.2 Variabel Penelitian

Variabel mengandung pengertian ukuran atau ciri yang di miliki oleh

anggota-anggota suatu kelompok yang berbeda dengan yang dimiliki oleh

kelompok lain (Notoatmodjo, 2010).

Variabel dalam penelitian ini adalah senam hamil (bebas/independen ) dan

persalinan normal (terikat/dependen).

3.3 Definisi Operasional

Agar variabel dapat di ukur dengan menggunakan instrumen atau alat ukur,

maka variabel harus diberi batasan atau definisi yang operasional atau
25

“defenisi operasional variabel”. defenisi operasional ini penting dan

diperlukan agar pengukuran variabel atau pengumpulan data (variabel) itu

konsisten antara sumber data (responden) yang satu dengan responden yang

lain (Notoatmodjo, 2010).

Variabel Defenisi Cara Alat Ukur Sekala Hasil Ukur


Oprasional Ukur Ukur
Senam Program Menggun kuesioner Ordinal 0 = tidak
hamil kebugaran akan 1 = ya
tubuh yag di pertanyaa
lakukan oleh n (arikunto,
ibu hamil 2006)
selama usia
kehamilan 22-
32 minggu.
Kelancaran Hasil observasi Dengan Mengobse Ordinal 1 =Lama (
Persalinan atau mengguna rvasi nilai 10-15
Normal pemantauan kan patograf jam)
lembar patograf patograf 2 =Sedang
ibu pasca (8-10 jam)
persalinan. 3 = Cepat
(5-8 jam)

(Stoppard
, 2002)

3.4 Hipotesis

Biasanya hipotesis ini di rumuskan dalam bentuk hubungan antara dua

variabel. Hipotesis berfungsi untuk menentukan kearah pembuktian, artinya

hipotesis ini merupakan pertanyaan yang harus di buktikan. Kalau hipotesis

tersebut terbukti maka menjadi skripsi. Lebih dari itu rumusan hipotesis itu

sudah akan tercermin variabel-variabel yang akan diamati atau di ukur, dan

bentuk hubungan antara variabel-variabel yang akan dihipotesiskan

(Notoatmodjo, 2010).
26

Ho: tidak ada hubungan antara senam hamil dengan kelancaran partus

normal

Ha : tedapat hubungan antara senam hamil dengan kelancaran partus

normal

3.5 Desain penelitian

Desain penelitian adalah suatu rencana dan struktur penelitian yang dibuat

sedemikian rupa agar diperoleh jawaban atas pertanyaan-pertanyaan

penelitian. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan antara

senam hamil dengan kelancaran persalinan normal.

Desain Penelitian ini menggunakan desain korelasi dengan pendekatan cross

sectional. Cross sectional adalah sebuah penelitian yang dilakukan dalam

sekali waktu saja. tidak ada perulangan dalam pengambilan data

(Rumengan, 2008).

3.6 Lokasi dan Waktu Penelitian

3.6.1 Lokasi penelitian

Penelitian di lakukan Di Puskesmas Batu Aji Kota Batam

3.6.2 Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan pada Juni s/d Juli 2019


27

3.7 Populasi dan Sampel

3.7.1 Populasi Penelitian

Didalam penelitian ini populasi adalah ibudenganpartus normal

danmelakukansenamhamil data di ambil dari bulan 07 juli 2019 – 27

Juli 2019

3.7.2 Sampel Penelitian

Pada penelitian ini Pengambilan sampel dengan cara total sampling.

Sampel yang sesuai dengan kriteria penelitian akan dijadikan sebagai

sampel penelitian.

3.8 Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan lembar patograf dengan

melihat lama nya persalinan dan lembar observasi yang di berikan kepada

responden dengan berisikan pertanyaan untuk mendapatkan tanggapan

informasi jawaban (Notoadmojo, 2010).

3.9 Tekhnik Pengolahan Data

Pengolahan data dilakukan secara manual dengan menggunakan langkah-

langkah sebagai berikut:

3.9.1 Editing

Setelah proses mewawancarai selesai, maka setiap instrumen

diperiksa apakah sudah diisi dengan benar dan semua item telah di

jawab.
28

3.9.2 Coding

Data yang sudah terkumpul,diklasifikasi dan di beri tanda dalam

katagori yang sama,biasanya di nyatakan dalam huruf dan angka.

3.9.3 Scoring

Skoring yaitu menjumlahkan skor masing-masing responden untuk

semua responden.

3.9.4 Entering

Memasukkan data yang telah diskor kedalam komputer seperti

kedalam program Komputerisasi.

3.10 Analisa Data

3.10.1 Univariat

Analisis univariat bertujuan untuk menjelaskan atau

mendeskripsikan karakteristik setiap variabel penelitian. Pada

umumnya dalam analisis ini hanya menghasilkan distribusi frekuensi

dan persentase dari tiap variabel (Notoatmodjo, 2010).

3.10.2 Bivariat

Analisa bivariat adalah analisa yang dilakukan terhadap dua variabel

yang diduga berhubungan atau memiliki korelasi (Notoatmodjo,

2005). Pada penelitian ini menggunakan uji chi square (x²)

digunakan untuk mengestimasi atau mengevaluasi frekuensi, apakah

terdapat hubungan yang signifikan pada penelitian tidak

menggunakan data nominal. Analisa data ini dihitung dengan uji


29

komputerisasi. Dimana peneliti ingin mengetahui hubungan antara

variabel independen dengan variabel dependen. Apabila diperoleh p

<0,05 maka Ho ditolak, berarti ada hubungan antara variabel

independen dengan variabel dependen. Begitu sebaliknya bila p >

0,05 maka Ho diterima, berarti tidak ada hubungan antara variabel

independen dengan variabel dependen.

Anda mungkin juga menyukai