PENDAHULUAN
2.1 Skenario
Ny.A berusia 32 tahun datang ke bidan dan melahirkan bayi secara sepontan dengan
jenis kelamin perempuan. DJJ 130x/m, Apgar Score 8/10, berat badan lahir 3200 gram
dan panjang badan 45 cm. Saat lahir bayi menangis kuat, tubuh berwarna kemerahan dan
tidak tampak sesak nafas. Bayi Ny.A mendapatkan perawatan rutin dan bidan juga
meletakkan bayi di atas perut ibu untuk dilakukan Inisiasi Menyusu Dini (IMD). bayi di
hangatkan dengan baju dan selimut bayi dan selanjutnya rawat gabung dengan Ny.A.
Pada hari ke-2 post partum, Ny.A sering menangis tanpa sebab yang jelas dan tidak mau
mnyusui bayinya. Ny.A kawatir tidak mampu merawat bayinya dikarnakan ini
pengalaman pertama bagi Ny.A. Akhirnya setelah dijelaskan dan ditenangkan oleh bidan
serta keluarganya, pasien mau merawat bayinya dengan baik. Pada hari ke-14 post
partum Ny.A datang lagi ke bidan dengan keluhan demam, pengeluaran darah pervagina
bercampur pus dan bau. TD 100/60 mmHg, nadi 100x/m, suhu 38,5ºc, Hb 8 gr/dl.
Melihat kondisi Ny.A selanjutnya bidan melakukan pemasangan infus dan menganjurkan
Ny.A untuk banyak minum dan merujukkannya ke rumah sakit.
2.2 Step 1
Mencari Istilah Yang Kurang Dipahami
1. DDJ adalah denyut jantung janin dapat di deteksi dengan dopler pada usia
kehamilan 12 minggu.
2. Apgar score adalah metode untuk menilai kondisi kesehatan bayi pada usia 1 menit
dan 5 menit setelah kluar.
3. IMD adalah peroses menyusui segera yang dilakukan dalam satu jam pertama
setelah bayi lahir.
4. Post partum adalah masa sesudah persalinan dan kelahiran bayi pelasenta serta
selaput yang di perlukan untuk memulihkan kembali organ kandung seperti sebelum
hamil dengan waktu kurang lebih 6 minggu.
5. Demam adalah peningkatan suhu tubuh yang abnormal.
2.4 Step 3
Analisis Masalah
1. Agar bayi tertolong secara alami untuk mencari puting susu ibu lalu kemudian
menyusui.
2. Agar bayi tidak kedinginan, karna jika bayi kedinginan berpotensi mengalami
hipotermia yang dapat menimbulkan penyempitan pembuluh darah dan
meningkatkan kebutuhan oksigen, bahkan dapat mengakibatkan kematian.
3. Agar meningkatkan ikatan batin antara ibu dan bayinya, semakin banyak waktu ibu
bersama bayinya, maka semakin besar ikatan antara ibu dan bayi.
4. Karna ibunya mengalami depresi yaitu takut tidak mampu merawat bayinya karna
ini pengalaman pertamanya.
5. Diakibatkan karena adanya infeksi virus yang membuat imun di tubuh tidak normal.
6. Infeksi pada vagina pasca persalinan sehingga permukaan mukosa bengkak dan
kemerahan terjadi uklus dan getah yang mengandung pus keluar dari ulkus.
7. Dikarnakan pada saat melahirkan tubuh ibu kehilangan banyak darah dan kondisi ini
mengacu kepada kekurangan zat besi pada pasca melahirkan.
8. Hb pasien rendah kemungkinan terjadi karna pasien mengalami infeksi pasca post
partum yang terjadi dalam organ tubuh yang membuat gangguan pada sel darah
merah.
Ibu hamil
melahirkan
Post partum
Pendarah Suhu TD
Nadi Kurangnya inteke
an Personal hygiene
mening mening nutrisi
pervagina naik
kat kat
bercamp
ur pus
dan bau
Pemeriksaan penunjang
2.7 Step 6
Referensi Pembelajaran
2.7.1 Bayi Baru Lahir
A. Bayi Baru Lahir
1. Pengertian Bayi Baru Lahir Normal
Masa neonatal adalah masa sejak lahir sampai dengan 4 minggu (24 hari)
sesudah kelahiran bayi adalah anak yang belum lama lahir, bayi baru
lahir adalah bayi yang lahir dari kehamilan 37 minggu – 42 minggu dan
berat badan lahir 2.500 – 4000 gram. Bayi adalah individu baru yang
lahir didunia, dalam keadaannya yang terbatas, maka individu baru baru
ini sangatlah membutuhkan perawatan dari orang lain.
Bayi baru lahir adalah Janin yang lahir melalui proses persalinan dan
telah mempu hidup diluar kandungan.
6. Memandikan Bayi
a. Tunggu hingga + 6 jam setelah lahir sebelum memandikan bayi
b. Memandikan bayi dengan cepat dengan air bersih dan hangat
c. Segera keringkan bayi dengan menggunakan handuk bersih dan
kering
d. Ganti handuk yang basah dengan selimut yang kering dan bersih
e. Tempatkan bayi dilingkungan yang hangat
b. Manfaat ASI
1) Bagi Ibu
a) Aspek kesehatan ibu : isapan bayi akan merangsang
terbentuknya oksitosin oleh kelenjar hipofisis. Oksitosin
2) Bagi Bayi
a) Nutrien (zat gizi) yang sesuai untuk bayi : mengandung
lemak, karbohidrat, protein, garam dan mineral serta
vitamin.
b) Mengandung zat protektif : terdapat zat protektif berupa
laktobasilus bifidus,laktoferin, lisozim, komplemen C3 dan
C4, faktor antistreptokokus, antibodi, imunitas seluler dan
tidak menimbulkan alergi.
c) Mempunyai efek psikologis yang menguntungkan : sewaktu
menyusui kulit bayi akan menempel pada kulit ibu,
sehingga akan memberikan manfaat untuk tumbuh
kembang bayi kelak. Interaksi tersebut akan menimbulkan
rasa aman dan kasih sayang.
d) Menyebabkan pertumbuhan yang baik : bayi yang
mendapat ASI akan mengalami kenaikan berat badan yang
baik setelah lahir, pertumbuhan setelah periode perinatal
baik dan mengurangi obesitas
e) Mengurangi kejadian karies dentis : insiden karies dentis
pada bayi yang mendapat susu formula lebih tinggi
dibanding yang mendapat ASI, karena menyusui dengan
botol dan dot pada waktu tidur akan menyebabkan gigi
1
Makalah Sistem Reproduksi Minggu Kedua
0
lebih lama kontak dengan sisa susu formula dan
menyebabkan gigi menjadi asam sehingga merusak gigi.
f) Mengurangi kejadian maloklusi : penyebab maloklusi
rahang adalah kebiasaan lidah yang mendorong ke depan
akibat menyusu dengan botol dan dot.
3) Bagi Keluarga
a) Aspek ekonomi : ASI tidak perlu dibeli dan karena ASI
bayi jarang sakit sehingga dapat mengurangi biaya berobat.
b) Aspek psikologis : kelahiran jarang sehingga kebahagiaan
keluarga bertambah dan mendekatkan hubungan bayi
dengan keluarga.
c) Aspek kemudahan : menyusui sangat praktis sehingga dapat
diberikan dimana saja dan kapan saja serta tidak
merepotkan orang lain
4) Bagi Negara
a) Menurunkan angka kesakitan dan kematian anak.
Adanya faktor protektif dan nutrien yang sesuai dalam ASI
menjamin status gizi bayi baik serta angka kesakitan dan
kematian menurun. Beberapa penelitian epidemiologis
menyatakan bahwa ASI melindungi bayi dan anak dari
penyakit infeksi, seperti diare, otitis media, dan infeksi
saluran pernafasan bagian bawah.
b) Mengurangi subsidi untuk rumah sakit.
Dengan adanya rawat gabung maka akan memperpendek
lama rawat inap ibu dan bayi, mengurangi komplikasi
persalinan dan infeksi nosokomial serta mengurangi biaya
perawatan anak sakit.
c) Mengurangi devisa untuk membeli susu formula.
ASI dapat dianggap sebagai kekayaan nasional. Jika semua
ibu menyusui, diperkirakan akan menghemat devisa sebesar
Rp 8,6 milyar untuk membeli susu formula.
1
Makalah Sistem Reproduksi Minggu Kedua
1
d) Meningkatkan kualitas generasi penerus bangsa.
Anak yang dapat ASI dapat tumbuh kembang secara
optimal, sehingga kualitas generasi penerus bangsa akan
terjamin.
c. Komposisi ASI
Komposisi ASI tidak sama dari waktu ke waktu, hal ini berdasarkan
pada stadium laktasi. Komposisi ASI dibedakan menjadi 3 macam
yaitu :
1) Kolostrum : ASI yang dihasilkan pada hari pertama sampai
hari ketiga setelah bayi lahir
2) ASI transisi : ASI yang dihasilkan mulai hari keempat sampai
hari ke sepuluh
3) ASI mature : ASI yang dihasilkan mulai hari kesepuluh sampai
dengan seterusnya.
d. Kecukupan ASI
Untuk mengetahui kecukupan ASI dapat dilihat dari :
1) Berat badan waktu lahir telah tercapai sekurang-kurangnya
akhir minggu setelah lahir dan selama itu tidak terjadi
penurunan berat badan lebih 10 %.
2) Kurve pertumbuhan berat badan memuaskan, yaitu
menunjukkan berat badan pada :
a) Triwulan ke 1 : 150-250 gr setiap minggu,
b) Triwulan ke 2 : 500-600 gr setiap bulan,
c) Triwulan ke 3 : 350-450 gr setiap bulan,
d) Triwulan ke 4 : 250-350 gr setiap bulan atau berat badan
naik 2 kali lipat berat badan waktu lahir pada umur 4-5
bulan dan 3 kali lipat pada umur satu tahun.
3) Bayi lebih banyak ngompol, sampai 6 kali atau lebih dalam
sehari.
4) Setiap kali menyusui, bayi menyusu dengan rakus, kemudian
melemah dan tertidur.
1
Makalah Sistem Reproduksi Minggu Kedua
2
5) Payudara ibu terasa lunak setelah menyusui
2. IMD
a. Inisiasi Menyusui Dini
1) Pengertian IMD (Inisiasi Menyusu Dini)
Inisiasi Menyusui Dini) adalah proses memberikan kesempatan
bayi yang baru lahir untuk menyusu sendiri kepada ibunya dalam
1 jam pertama setelah bayi lahir.
2) Tujuan IMD
a. Memperkenalkan “bonding attachment” dengan ibu sesegera
mungkin melalui inisiasi menyusu dini
b. Mempertahankan kondisi bayi baru lahir dalam keadaan
sehat secara optimal
c. Mencegah hipotermi
d. Mencegah perdarahan pasca persalinan
e. Mempercepat produksi ASI
f. Memberi perlindungan alamiah (imunisasi) bagi bayi
1
Makalah Sistem Reproduksi Minggu Kedua
3
b. Termoregulasi, suhu tubuh ibu akan naik untuk
menghangatkan bayi sehingga mencegah bayi mengalami
hipothermia.
c. Pembentukan koloni bakteri baik pertama, pada saat IMD
bayi akan menjilati kulit ibunya, sehingga terjadi
pemindahan bakteri dari kulit ibunya ke sakuran cerna bayi
d. BONDING , terbentuk ikatan yang kuat antara ibu, bayi dan
ayah yang mendampingi proses IMD
e. Membantu keberhasilan proses menyusui, karena pada saat
IMD bayi akan belajar menghisap dan melekat pada
payudara. Pada satu jam pertama, insting bayi yang
terbentuk akan terlatih dan diingat oleh bayi.
f. Bayi mendapatkan KOLOSTRUM yang banyak
mengandung protein anti infektif sehingga melindungi bayi
dari infeksi.
Fase-fase yang terjadi saat IMD akan dialami oleh semua bayi di
dunia. Setelah bayi lahir, bayi dipotong tali pusatnya, kemudian
dikeringkan, KECUALI punggung tangannya. Kepala bayi
dipasangkan topi, bayi diletakan di dada ibu dimana akan terjadi
perlekatan kulit ke kulit (skin to skin contact). Punggung bayi
saja yang diselimuti, sementara bagian badan bayi dibiarkan
telanjang
1
Makalah Sistem Reproduksi Minggu Kedua
4
4) Tahap-Tahap IMD
Tahap 1
1. Segera setelah menangis potong tali pusar, keringkan
2. Kontak kulit di atas dada ibu (bukan payudara/ puting)
3. Tutup bayi dengan selimut tipis dan topi bayi
Tahap 2
1. Bayi istirahat, “quiet alert
2. Memasukkan tangan ke mulut, gerakan menghisap,
mengeluarkan air liur, mengeluarkan suara
3. Bayi mulai siap mencari putting
Tahap 3
1. Bayi mulai merangkak mencari payudara ibu
2. Pijakan kaki bayi di atas rahim ibu:
a. Mempercepat lahirnya plasenta
b. Menghindari resiko pendarahan
3. Gesekan kulit bayi & ibu, bakteri baik melindungi kulit
Tahap 4
1. Hentakan kepala bayi pada payudara ibu = pijat payudara
2. Bayi menjilati kulit ibu –> bakteri baik
3. bayi meremas puting ibu –> ‘mengeluarkan’ puting,
merangsang oksitosis
Tahap 5
1. Menemukan puting ibu
1
Makalah Sistem Reproduksi Minggu Kedua
5
2. Tidak langsung menghisap –> menjilat, mengulum
3. Bayi mulai menyusu sendiri
5) Fase-fase
a. Bayi diletakan bertelanjang dada di atas dada ibunya
b. Selama kurang lebih 30 menit bayi akan diam namun bayi
dalam kondisi siaga. Fase ini merupakan fase peralihan dari
dalam kandungan ke luar kandungan
c. Bayi akan mulai menggerakan kepalanya, bayi akan
menoleh ke kiri dan kanan
d. Bayi akan membaui dan menjilati punggung tangan yang
masih basah oleh air ketuban, karena bau air ketuban
menjadi penunjuk bagi bayi untuk bisa mencari payudara
ibunya
e. Bayi akan bergerak menuju payudara ibunya, kaki akan
dihentak-hentakan agar badan terdorong ke arah payudara
f. Bayi akan menjilati puting, mengulum kemudian menghisap
payudara
6) Syarat
a. Dilakukan pada bayi baru lahir cukup bulan, sehat dan bayi
prematur berisiko rendah yang lahir setelah kehamilan 35
minggu tanpa masalah pernapasan (stabil). Kondisi ibu juga
dalam keadaan stabil yaitu ibu tanpa komplikasi
kehamilan/persalinan seperti preeklampsi berat/eklampsi,
anemia berat (pendarahan pasca persalinan), diabetes melitus
yang tidak terkontrol, penyakir jantung (NIHA 3 dan 4),
asma dan penyakit-penyakit khusus lain seperti penyakit
autoimun
b. Tersedianya sarana dan prasarana penanganan untuk bayi
baru lahir.
c. Tersedianya tenaga medis dan paramedis terlatih
1
Makalah Sistem Reproduksi Minggu Kedua
6
7) Posisi & Pelekatan
Posisi menyusui yang tepat merupakan elemen yang penting
dalam keberhasilan menyusui. Posisi yang tepat akan
menghasilkan pelekatan yang tepat.
Pelekatan yang efektif membuat bayi anda memperoleh ASI
secara efektif dan mencegah rasa nyeri pada puting. Anda dapat
memilih posisi menyusui sembil duduk atau berbaring, manapun
yang nyaman bagi anda dan memudahkan bayi mencapai
payudara
Posisi yang benar didapat dengan cara:
1) Topang badan bayi, terutama leher, bahu dan bokong,
pastikan kepala, lengan dan tangan bayi berada pada 1 garis
lurus
2) Bayi di dekap berhadapan dengan ibu, pert bayi menempel
dengan perut ibu
3) Kepala bayi lebih rendah dari payudara ibu
4) Lingkarkan kaki merapat ke badan ibu untuk mencegah
hidung tertutup oleh payudara
Breast-Feeding Positions
1
Makalah Sistem Reproduksi Minggu Kedua
7
Tidak bisa dipungkiri bahwa sekarang banyak tantangan bagi
seorang ibu untuk dapat menyusui bayinya secara eksklusif
selama 6 bulan dan menerskan paling tidak selama 2 tahun
dengan makanan pendamping ASI yang sesuai
Hal-hal berikut ini dapat dilakukan sejak saat hamil agar ibu
dapat sukses menyusui :
1
Makalah Sistem Reproduksi Minggu Kedua
8
4. Melakukan IMD segera setelah bayi lahir selama paling tidak
1 jam
5. Meminta agar bayi di rawat dalam satu ruangan bersama ibu
segera setelah bayi lahir
6. Tidak memberikann cairan prelaktal, dot dan/ atau empeng
pada bayi
7. Mencari kelompok pendukung ASI di lingkungan, komunitas,
tempat kerja atau internet
8. Jika harus kembali bekerja setelah cuti melahirkan, ibu masih
tetap dapat memberikan ASI meski berpisah dengan bayinya
dengan cara memberikan ASI yang diperah (dapat dilakukan
sejak cuti melahirkan dan selama jam kerja).
8) Keuntungan
a. Keuntungan kontak kulit dengan kulit untuk bayi
Mengoptimalkan hormonal ibu dan bayi
Kontak memastikan perilaku optimum menyusu berdasarkan
insting ibu dan bayi :
1) Menstabilkan pernapasan bayi
2) Mengendalikan temperatur tubuh bayi
3) Memperbaiki/mempunyai pola tidur yang baik
4) Mendorong keterampilan bayi untuk menyusu yang lebih
cepat dan efektif
5) Meningkatkan kenaikan berat badan (kembali ke berat
lahirnya dengan lebih cepat)
6) Meningkatkan hubungan psikologis antara ibu dan bayi
7) Tidak terlalu banyak menangis selama satu jam pertama
8) Menjaga kolonisasi kuman yang aman dari ibu di dalam
perut bayi sehingga memberikan perlindungan terhadap
infeksi
9) Bilirubin akan lebih cepat normal dan mengeluarkan
mekoneum lebih cepat sehingga menurunkan ikterus bayi
baru lahir
1
Makalah Sistem Reproduksi Minggu Kedua
9
10) Kadar gula dan parameter biokimia lain yang lebih baik
selama beberapa jam pertama kehidupannya
b) Prolaktin berfungsi:
1. Meningkatkan produksi ASI
2. Membantu ibu mengatasi stress
3. Mendorong ibu untuk tidur dan relaksasi setelah bayi
selesai menyusu
4. Menunda ovulasi
2
Makalah Sistem Reproduksi Minggu Kedua
0
7. Mencegah kehilangan panas
2
Makalah Sistem Reproduksi Minggu Kedua
1
Bayi baru lahir (neonatus) adalah suatu keadaan dimana bayi baru lahir
dengan umur kehamilan 38-40 minggu,lahir melalui jalan lahir dengan
presentasi kepala secara spontan tanpa gangguan, menangis kuat, nafas
secara spontan dan teratur,berat badan antara 2500-4000 gram.
4. Prosedur Kerja
a) Jelaskan pada ibu dan keluarga maksud dan tujuan dilakukan
pemeriksaan
b) Lakukan anamnesa riwayat dari ibu meliputi faktor genetik, faktor
lingkungan, sosial,faktor ibu (maternal),faktor perinatal, intranatal,
dan neonatal
c) Susunalat secara ergonomis
d) Cuci tangan menggunakan sabun dibawah air mengalir, keringkan
dengan handuk bersih
e) Memakai sarung tangan
f) Letakkan bayi pada tempat yang rata
5. Pengukuran anthopometri
a) Pemeriksaan awal
2
Makalah Sistem Reproduksi Minggu Kedua
2
Nilai kondisi bayi, Apakah bayi menangis kuat atau bernapas tanpa
kesulitan , bayi bergerak aktif atau lemas, warna merah muda,pucat
atau biru. APGAR Score Merupakan alat untuk peagkajian bayi
setelah lahir meliputi 5 variabel yaitu pernapasan, frekuensi jantung,
warna kulit, tonus otot, reflek-Apgar score ditemukan oleh virginia
apgar (1950)
b) Pemeriksaan Lengkap Beberapa Jam Kemudian
Semua bayi harus diperiksa lengkap beberapa jam kemudian, setelah
membiarkan bayi beberapa waktu untuk pulih karena kelahiran. Bayi
secara keseluruhan. Bayi normal berbaring dengan posisi fleksi
(menekuk). la mungkin meregang atau menguap. Warnanya merah
muda. la menangis. Pernapas-annya teratur. la memberikan respon
terkejut yang normal, jika tiba-tiba diberi sentakan (ia akan
melemparkan tangannya ke arah depan luar seperti hendak meraih
seseorang). Ini disebut refleks Moro.
c) Penimbangan berat badan
Letakkan kain atau kertas pelindung dan atur skala penimbangan ke
titik nol sebelum penimbangan. Hasil timbangan dikurangi berat alas
dan pembungkus bayi
d) Pengukuran panjang badan
Letakkan bayi di tempat yang datar. Ukur panjang badan dari kepala
sampai tumit dengan kaki/badan bayi diluruskan. Alat ukur harus
terbuat dari bahan yang tidak lentur.
e) Ukur lingkar kepala
Pengukuran dilakukan dari dahi kemudian melingkari kepala kembali
lagi ke dahi.
f) Ukur lingkar dada
ukur lingkar dada dari daerah dada ke punggung kembali ke dada
(pengukuran dilakukan melalui kedua puting susu)
2
Makalah Sistem Reproduksi Minggu Kedua
3
Raba sepanjang garis sutura dan fontanel ,apakah ukuran dan
tampilannya normal. Sutura yang berjarak lebar mengindikasikan
bayi preterm,moulding yang buruk atau hidrosefalus. Pada kelahiran
spontan letak kepala, sering terlihat tulang kepala tumpang tindih
yang disebut moulding/moulase.Keadaan ini normal kembali setelah
beberapa hari sehingga ubun-ubun mudah diraba. Perhatikan ukuran
dan ketegangannya. Fontanel anterior harus diraba, fontanel yang
besar dapat terjadi akibat prematuritas atau hidrosefalus, sedangkan
yang terlalu kecil terjadi pada mikrosefali. Jika fontanel menonjol,
hal ini diakibatkan peningkatan tekanan intakranial, sedangkan yang
cekung dapat tejadi akibat deidrasi. Terkadang teraba fontanel ketiga
antara fontanel anterior dan posterior, hal ini terjadi karena adanya
trisomi 21
1) Periksa adanya tauma kelahiran misalnya; caput suksedaneum,
sefal hematoma, perdarahan subaponeurotik/fraktur tulang
tengkorak
2) Perhatikan adanya kelainan kongenital seperti ; anensefali,
mikrosefali, kraniotabes dan sebagainya
b) Wajah
Wajah harus tampak simetris. Terkadang wajah bayi tampak
asimetris hal ini dikarenakan posisi bayi di intrauteri.Perhatikan
kelainan wajah yang khas seperti sindrom down atau sindrom piere
robin. Perhatikan juga kelainan wajah akibat trauma lahir seperti
laserasi, paresi N.fasialis.
c) Mata
1) Goyangkan kepala bayi secara perlahan-lahan supaya mata bayi
terbuka.
2) Periksa jumlah, posisi atau letak mata
2
Makalah Sistem Reproduksi Minggu Kedua
4
3) Perksa adanya strabismus yaitu koordinasi mata yang belum
sempurna
4) Periksa adanya glaukoma kongenital, mulanya akan tampak
sebagai pembesaran kemudian sebagai kekeruhan pada kornea
5) Katarak kongenital akan mudah terlihat yaitu pupil berwarna
putih. Pupil harus tampak bulat. Terkadang ditemukan bentuk
seperti lubang kunci (kolobama) yang dapat mengindikasikan
adanya defek retina
6) Periksa adanya trauma seperti palpebra, perdarahan konjungtiva
atau retina
7) Periksa adanya sekret pada mata, konjungtivitis oleh kuman
gonokokus dapat menjadi panoftalmia dan menyebabkan
kebutaan
8) Apabila ditemukan epichantus melebar kemungkinan bayi
mengalami sindrom down
d) Hidung
1) Kaji bentuk dan lebar hidung, pada bayi cukup bulan lebarnya
harus lebih dari 2,5 cm.
2) Bayi harus bernapas dengan hidung, jika melalui mulut harus
diperhatikan kemungkinan ada obstruksi jalan napas akarena
atresia koana bilateral, fraktur tulang hidung atau ensefalokel
yang menonjol ke nasofaring
3) Periksa adanya sekret yang mukopurulen yang terkadang
berdarah , hal ini kemungkinan adanya sifilis kongenital
4) Perksa adanya pernapasa cuping hidung, jika cuping hidung
mengembang menunjukkan adanya gangguan pernapasan
e) Mulut
1) Perhatikan mulut bayi, bibir harus berbentuk dan simetris.
Ketidaksimetrisan bibir menunjukkan adanya palsi wajah. Mulut
yang kecil menunjukkanmikrognatia
2
Makalah Sistem Reproduksi Minggu Kedua
5
2) Periksa adanya bibir sumbing, adanya gigi atau ranula (kista
lunak yang berasal dari dasar mulut)
3) Periksa keutuhan langit-langit, terutama pada persambungan
antara palatum keras dan lunak
4) Perhatika adanya bercak putih pada gusi atau palatum yang
biasanya terjadi akibatvEpistein’s pearl atau gigi
5) Periksa lidah apakah membesar atau sering bergerak. Bayi
dengan edema otak atau tekanan intrakranial meninggi seringkali
lidahnya keluar masuk (tanda foote)
6) Bibir sumbing (Bennet & Brown, 1999)
f) Telinga
1) Periksa dan pastikan jumlah, bentuk dan posisinya
2) Pada bayi cukup bulan, tulang rawan sudah matang
3) Dauntelinga harus berbentuk sempurna dengan lengkungan yang
jelas dibagia atas
4) Perhatikan letak daun telinga. Daun telinga yang letaknya rendah
(low set ears) terdapat pada bayi yangmengalami sindrom
tertentu (Pierre-robin)
5) Perhatikan adanya kulit tambahan atau aurikel hal ini dapat
berhubungan dengan abnormalitas ginjal
g) Leher
1) Leher bayibiasanya pendek dan harus diperiksa kesimetrisannya.
Pergerakannya harus baik. Jika terdapat keterbatasan pergerakan
kemungkinan ada kelainan tulang leher
2) Periksa adanya trauma leher yang dapat menyebabkan kerusakan
pad fleksus brakhialis
3) Lakukan perabaan untuk mengidentifikasi adanya
pembengkakan.periksa adanya pembesaran kelenjar tyroid dan
vena jugularis
2
Makalah Sistem Reproduksi Minggu Kedua
6
4) Adanya lipata kulit yang berlebihan di bagian belakang leher
menunjukkan adanya kemungkinan trisomi 21.
h) Klavikula
Raba seluruh klavikula untuk memastikan keutuhannya terutama
pada bayi yang lahir dengan presentasi bokong atau distosia bahu.
Periksa kemungkinan adanya fraktur
i) Tangan
1) Kedua lengan harus sama panjang, periksa dengan cara
meluruskan kedua lengan ke bawah
2) Kedua lengan harus bebas bergerak, jika gerakan kurang
kemungkinan adanya kerusakan neurologis atau fraktur
3) Periksa jumlah jari. Perhatikan adanya polidaktili atau sidaktili
4) Telapak tangan harus dapat terbuka, garis tangan yang hanya satu
buah berkaitan dengan abnormaltas kromosom, seperti trisomi 21
5) Periksa adanya paronisia pada kuku yang dapat terinfeksi atau
tercabut sehingga menimbulkan luka dan perdarahan
j) Dada
a) Periksa kesimetrisan gerakan dada saat bernapas. Apabila tidak
simetris kemungkinan bayi mengalami pneumotoraks, paresis
diafragma atau hernia diafragmatika. Pernapasan yang normal
dinding dada dan abdomen bergerak secara bersamaan.Tarikan
sternum atau interkostal pada saat bernapas perlu diperhatikan
b) Pada bayi cukup bulan, puting susu sudah terbentuk dengan baik
dan tampak simetris
c) Payudara dapat tampak membesar tetapi ini normal
k) Abdomen
1) Abdomen harus tampak bulat dan bergerak secara bersamaan
dengan gerakan dada saat bernapas. Kaji adanya pembengkakan
2
Makalah Sistem Reproduksi Minggu Kedua
7
2) Jika perut sangat cekung kemungkinan terdapat hernia
diafragmatika
3) Abdomen yang membuncit kemungkinan karena hepato-
splenomegali atau tumor lainnya
4) Jika perut kembung kemungkinan adanya enterokolitis vesikalis,
omfalokel atau ductus omfaloentriskus persisten
l) Genetalia
1) Pada bayi laki-laki panjang penis 3-4 cm dan lebar 1-1,3
cm.Periksa posisi lubang uretra. Prepusium tidak boleh ditarik
karena akan menyebabkan fimosis
2) Periksa adanya hipospadia dan epispadia
3) Skrortum harus dipalpasi untuk memastikan jumlah testis ada dua
4) Pada bayi perempuan cukup bulan labia mayora menutupi labia
minora
5) Lubang uretra terpisah dengan lubang vagina
6) Terkadang tampak adanya sekret yang berdarah dari vagina, hal
ini disebabkan oleh pengaruh hormon ibu (withdrawl bedding)
n) Tungkai
1) Periksa kesimetrisan tungkai dan kaki. Periksa panjang kedua
kaki dengan meluruskan keduanya dan bandingkan
2) Kedua tungkai harus dapat bergerak bebas. Kuraknya gerakan
berkaitan dengan adanya trauma, misalnya fraktur, kerusakan
neurologis.
3) Periksa adanya polidaktili atau sidaktili padajari kaki
2
Makalah Sistem Reproduksi Minggu Kedua
8
o) Spinal
Periksa psina dengan cara menelungkupkan bayi, cari adanya tanda-
tanda abnormalitas seperti spina bifida, pembengkakan, lesung atau
bercak kecil berambut yang dapat menunjukkan adanya abdormalitas
medula spinalis atau kolumna vertebra
p) Kulit
1) Perhatikan kondisi kuli bayi.
2) Periksa adanya ruam dan bercak atau tanda lahir
3) Periksa adanya pembekakan
4) Perhatinan adanya vernik kaseosa
5) Perhatikan adanya lanugo, jumlah yang banyak terdapat pada
bayi kurang bulan
2
Makalah Sistem Reproduksi Minggu Kedua
9
Post partum adalah proses lahirnya bayi dengan tenaga ibu sendiri, tanpa
bantuan alat-alat serta tidak melukai ibu dan bayi yang umumnya
berlangsung kurang dari 24 jam (Saifuddin,2002).
Post partum adalah masa pulih kembali dari persalinan sampai alat-alat
kandung kembali seperti sebelum hamil, lama massa nifas yaitu 6-8
minggu (Rustam,1991).
Jadi dapat disimpulkan bahwa masa nifas atau post partum adalah masa
setelah kelahiran bayi pervagina dan berakhir setelah alat-alat kandungan
kembali seperti semula tanpa adanya komplikasi.
2. Klasifikasi
Masa nifas dibagi dalam 3 periode yaitu:
a. Post partum dini yaitu keputihan dimana ibu telah diperbolehkan
berdiri, berjalan-jalan. Dalam agama Isalam dianggap telah bersih
dan boleh bekerja setelah 40 hari.
b. Post partum intermedial yaitu keputihan menyeluruh alat-alat
genetalia yang lamanya 6-8 minggu.
c. Post partum terlambat yaitu waktu yang diperlukan untuk pulih dan
sehat sempurna terutama bila selama hamil atau waktu persalinan
mempunyai komplikasi untuk sehat sempurna bisa berminggu-
minggu, bulanan atau tahunan.
3. Etiologi
Penyebab timbulnya persalinan sampai sekarang belum diketahui secara
pasti atau jelas terdapat beberapa teori antara lain (Rustma Muchtar,
1998) :
a. Penurunan kadar progesterone
Progesteron menimbulkan relaksasi otot-otot rahim, sebaliknya
estrogen meninggikan ketentraman otot rahim.
3
Makalah Sistem Reproduksi Minggu Kedua
0
b. Penurunan kadar progesterone
Pada akhir kehamilan kadar oxytocinbertambah, oleh karena itu
timbul kontraksi otot rahim.
c. Keregangan otot-otot
Dengan majunya kehamilan makin regang otot-otot dan otot-otot
rahim makin rentan.
d. Pengaruh janin
Hypofisis dan kelenjar suprarenal janin rupa-rupanya juga
memegang peranan oleh karena itu pada enencephalus kehamilan
sering lebih lama dan biasa.
e. Teori prostaglandin
Teori prostaglandin yang dihasilkan dan decidua, disangka menjadi
salah satu sebab permulaan persalinan.
4. Patofisiologi
Dalam masa post partum atau masa nifas, alat-alat genetalia interna
maupun eksterna akan berangsur-angsur pulih kembali seperti keadaan
sebelum hamil. Perubahan-perubahan alat genetal ini dalam
keseluruhannya disebut “involusi”. Disamping involusi terjadi
perubahan-perubahan penting lain yakni memokonsentrasi dan
timbulnya laktasi yang terakhir ini karena pengaruh lactogenik hormon
dari kelenjar hipofisis terhadap kelenjar-kelenjar mama.
3
Makalah Sistem Reproduksi Minggu Kedua
1
sisa-sisa sel desidua basalis yang memakai waktu 2 sampai 3
minggu. Ligamen-ligamen dan diafragma palvis serta fasia yang
merenggang sewaktu kehamilan dan pertu setelah janin lahir berangsur-
angsur kembali seperti sedia kala.
5. Manifestasi Klinis
Sebelum terjadi persalinan sebenarnya beberapa minggu sebelumnya
wanita memasuki “bulannya atau minggunya atau harinya” yang disebut
kala pendahuluan (preparatory stage of labor) ini memberikan tanda-
tanda sebagai berikut :
a. Lightening atau setting atau droping yaitu kepala turun memasuki
pintu atas panggul terutama pada primigravida pada multipara tidak
begitu kentara.
b. Perut kelihatan lebih melebar, fundus uteri turun.
c. Perasaan sering atau susah kencing (potakisurla) karena kandung
kemih tertekan oleh bagian terbawa janin.
d. Perasaan sakit perut dan dipinggang oleh adanya kontraksi lemah
dari uterus, kadang disebut “false labor pains”.
e. Serviks menjadi lembek, mulai melebar dan sekresinya bertambah
dan bisa bercampur darah (bloody shoe).
3
Makalah Sistem Reproduksi Minggu Kedua
2
Tiga hal yang harus diperhatikan dalam menolong persalinan
dengan komplikasi perdarahan post partum :
a) Menghentikan perdarahan.
b) Mencegah timbulnya syok.
c) Mengganti darah yang hilang.
Infeksi ini terjadi setelah persalinan, kuman masuk dalam tubuh pada
saat berlangsungnya proses persalinan. Diantaranya, saat ketuban
pecah sebelum maupun saat persalinan berlangsung sehingga
menjadi jembatan masuknya kuman dalam tubuh lewat rahim. Jalan
masuk lainnya adalah dari penolong persalinan sendiri, seperti alat-
alat yang tidak steril digunakan pada saat proses persalinan.
Kuman-kuman yang sering menyebabkan infeksi antara lain adalah :
1) Streptococcus haemoliticus anaerobic = Masuknya secara
eksogen dan menyebabkan infeksi berat. Infeksi ini biasanya
3
Makalah Sistem Reproduksi Minggu Kedua
3
eksogen (ditularkan dari penderita lain, alat-alat yang tidak suci
hama, tangan penolong, infeksi tenggorokan orang lain).
2) Staphylococcus aureus = Masuknya secara eksogen, infeksinya
sedang, banyak ditemukan sebagai penyebab infeksi di rumah
sakit dan dalam tenggorokan orang-orang yang nampaknya sehat.
Kuman ini biasanya menyebabkan infeksi terbatas, walaupun
kadang-kadang menjadi sebab infeksi umum.
3) Escherichia Coli = Sering berasal dari kandung kemih dan
rektum, menyebabkan infeksi terbatas pada perineum, vulva, dan
endometriurn. Kuman ini merupakan sebab penting dari infeksi
traktus urinarius.
4) Clostridium Welchii = Kuman ini bersifat anaerob, jarang
ditemukan akan tetapi sangat berbahaya. Infeksi ini lebih sering
terjadi pada abortus kriminalis dan partus yang ditolong oleh
dukun dari luar rumah sakit.
3
Makalah Sistem Reproduksi Minggu Kedua
4
1) Faktor hormonal yang berhubungan dengan perubahan kadar
estrogen, progesteron, prolaktin dan estradiol. Penurunan kadar
estrogen setelah melahirkan sangat berpengaruh pada gangguan
emosional pascapartum karena estrogen memiliki efek supresi
aktifitas enzim monoamine oksidase yaitu suatu enzim otak yang
bekerja menginaktifasi noradrenalin dan serotonin yang berperan
dalam perubahan mood dan kejadian depresi.
2) Faktor demografi yaitu umur dan paritas.
3) Pengalaman dalam proses kehamilan dan persalinan.
4) Latar belakang psikososial ibu, seperti; tingkat pendidikan, status
perkawinan, kehamilan yang tidak diinginkan, riwayat gangguan
kejiwaan sebelumnya, sosial ekonomi serta keadekuatan
dukungan sosial dari lingkungannya (suami, keluarga dan teman).
5) Takut kehilangan bayinya atau kecewa dengan bayinya.
7. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan post partum menurut Siswosudarmo, 2008:
a. Pemerikasaan umum: tensi,nadi,keluhan dan sebagainya
b. Keadaan umum: TTV, selera makan dll
c. Payudara: air susu, putting
d. Dinding perut, perineum, kandung kemih, rectum
e. Sekres yang keluar atau lochea
f. Keadaan alat kandungan
8. Penatalaksanaan
a. Penatalaksanaan Medis
1) Observasi ketat 2 jam post partum (adanya komplikasi
perdarahan)
3
Makalah Sistem Reproduksi Minggu Kedua
5
2) 6-8 jam pasca persalinan : istirahat dan tidur tenang, usahakan
miring kanan kiri
3) Hari ke- 1-2 : memberikan KIE kebersihan diri, cara menyusui
yang benar dan perawatan payudara, perubahan-perubahan yang
terjadi pada masa nifas, pemberian informasi tentang senam
nifas.
4) Hari ke-2 : mulai latihan duduk
5) Hari ke-3 : diperkenankan latihan berdiri dan berjalan
3
Makalah Sistem Reproduksi Minggu Kedua
6
6) Cendrung menyalahkan diri sendiri
7) Gangguan tidur dan gangguan nafsu makan.
3
Makalah Sistem Reproduksi Minggu Kedua
7
Cara mengatasi gangguan psikologi pada nifas dengan postpartum
blues ada dua cara yaitu :
1) Dengan cara pendekatan komunikasi terapeutik
Tujuan dari komunikasi terapeutik adalah menciptakan hubungan
baik antara bidan dengan pasien dalam rangka kesembuhannya
dengan cara :
a. meredakan segala ketegangan emosi
b. Dapat memahami dirinya
c. Dapat mendukung tindakan konstruktif.
3
Makalah Sistem Reproduksi Minggu Kedua
8
b. Penyebab Depresi Post Partum
Disebabkan karena gangguan hormonal. Hormon yang terkait dengan
terjadinya depresi post partum adalah prolaktin, steroid dan
progesterone. Pitt(regina dkk,2001) mengemukakan 4 faktor
penyebab depresi post partum:
1) Faktor konstitusional
2) Faktor fisik yang etrjadi karena ketidakseimbangan hormonal
3) Faktor psikologi
4) Faktor sosial dan karateristik ibu
3
Makalah Sistem Reproduksi Minggu Kedua
9
b. Penyebab post partum psikosa
Disebabkan karena wanita menderita bipolar disorder atau
masalah psikiatrik lainnya yang disebut schizoaffektif disorder.
Wanita tersebut mempunyai resiko tinggi untuk terkena post
partum psikosa.
4
Makalah Sistem Reproduksi Minggu Kedua
0
6) Sarankan untuk berkonsultasi dengan tenaga medis
2. Etiologi
Infeksi ini terjadi setelah persalinan, kuman masuk dalam tubuh pada
saat berlangsungnya proses persalinan. Diantaranya, saat ketuban pecah
sebelum maupun saat persalinan berlangsung sehingga menjadi jembatan
masuknya kuman dalam tubuh lewat rahim. Jalan masuk lainnya adalah
dari penolong persalinan sendiri, seperti alat-alat yang tidak steril
digunakan pada saat proses persalinan.
Infeksi bisa timbul akibat bakteri yang sering kali ditemukan didalam
vagina (endogenus) atau akibat pemaparan pada agen pathogen dari luar
vagina (eksogenus). Namun biasanya infeksi ini tidak menimbulkan
penyakit pada persalinan, kelahiran, atau pascapersalinan. Kuman-
kuman yang sering menyebabkan infeksi antara lain adalah :
1. Streptococcus haemoliticus anaerobic
Masuknya secara eksogen dan menyebabkan infeksi berat. Infeksi ini
biasanya eksogen (ditularkan dari penderita lain, alat-alat yang tidak
suci hama, tangan penolong, infeksi tenggorokan orang lain).
2. Staphylococcus aureus
Masuknya secara eksogen, infeksinya sedang, banyak ditemukan
sebagai penyebab infeksi di rumah sakit dan dalam tenggorokan
orang-orang yang nampaknya sehat. Kuman ini biasanya
4
Makalah Sistem Reproduksi Minggu Kedua
1
menyebabkan infeksi terbatas, walaupun kadang-kadang menjadi
sebab infeksi umum.
3. Escherichia Coli
Sering berasal dari kandung kemih dan rektum, menyebabkan infeksi
terbatas pada perineum, vulva, dan endometriurn. Kuman ini
merupakan sebab penting dari infeksi traktus urinarius.
4. Clostridium Welchii
Kuman ini bersifat anaerob, jarang ditemukan akan tetapi sangat
berbahaya. Infeksi ini lebih sering terjadi pada abortus kriminalis dan
partus yang ditolong oleh dukun dari luar rumah sakit.
4. Faktor predisposisi
4
Makalah Sistem Reproduksi Minggu Kedua
2
Beberapa faktor dalam kehamilan atau persalinan yang dapat
menyebabkan infeksi pascapersalinan antara lain :
a. Anemia
Kekurangan sel-sel darah merah akan meningkatkan kemungkinan
infeksi. Hal ini juga terjadi pada ibu yang kurang nutrisi sehingga
respon sel darah putih kurang untuk menghambat masuknya bakteri.
b. Ketuban pecah dini
Keluarnya cairan ketuban sebelum waktunya persalinan menjadi
jembatan masuknya kuman keorgan genital.
c. Trauma
Pembedahan, perlukaan atau robekan menjadi tempat masuknya
kuman pathogen, seperti operasi.
d. Kontaminasi bakteri
Bakteri yang sudah ada dalam vagina atau servik dapat terbawa ke
rongga rahim. Selain itu, pemasangan alat selama proses
pemeriksaan vagina atau saat dilakukan tindakan persalinan dapat
menjadi salah satu jalan masuk bakteri. Tentunya, jika peralatan
tersebut tidak terjamin sterilisasinya.
e. Kehilangan darah
Trauma yang menimbulkan perdarahan dan tindakan manipulasi
yang berkaitan dengan pengendalian pendarahan bersama-sama
perbaikan jaringan luka, merupakan factor yang dapat menjadi
jalannya masuk kuman.
5. Manifestasi klinis
Rubor (kemerahan), kalor (demam setempat) akibat vasodilatasi dan
tumor (benngkak) karena eksudasi. Ujung syaraf merasa akan terangsang
oleh peradangan sehingga terdapat rasa nyeri (dolor). Nyeri dan
pembengkan akan mengakibatkan gangguan faal, dan reaksi umum
antara lain berupa sakit kepala, demam dan peningkatan denyut jantung.
6. Patofisiologi
4
Makalah Sistem Reproduksi Minggu Kedua
3
Reaksi tubuh dapat berupa reaksi lokal dan dapat pula terjadi reaksi
umum. Pada infeksi dengan reaksi umum akan melibatkan syaraf dan
metabolik pada saat itu terjadi reaksi ringan limporetikularis diseluruh
tubuh, berupa proliferasi sel fagosit dan sel pembuat antibody (limfosit
B). Kemudian reaksi lokal yang disebut inflamasi akut, reaksi ini terus
berlangsung selama menjadi proses pengrusakan jaringan oleh trauma.
Bila penyebab pengrusakan jaringan bisa diberantas, maka sisa jaringan
yang rusak disebut debris akan difagositosis dan dibuang oleh tubuh
sampai terjadi resolusi dan kesembuhan. Bila trauma berlebihan, reksi
sel fagosit kadang berlebihan sehingga debris yang berlebihan terkumpul
dalam suatu rongga membentuk abses atau bekumpul dijaringan tubuh
yang lain membentuk flegman (peradangan yang luas dijaringan ikat).
4
Makalah Sistem Reproduksi Minggu Kedua
4
Pada endometritis yang tidak meluas, penderita merasa kurang
sehat dan nyeri perut pada hari-hari pertama. Mulai hari ke-3
suhu meningkat, nadi menjadi cepat, akan tetapi dalam beberapa
hari suhu dan nadi menurun dan dalam kurang lebih satu minggu
keadaan sudah normal kembali.
4
Makalah Sistem Reproduksi Minggu Kedua
5
pnggang, dan leukore. Akan tetapi pembesaran uterus pada
multipara umumnya disebabkan oleh pemanbahan jaringan ikat
akibat kehamilan. Terapi dapat berupa antibiotik spektrum luas
seperti amfisilin 2gr IV per 6 jam, gentamisin 5 mg kg/BB,
metronidasol mg IV per 8 jam, profilaksi anti tetanus, efakuasi
hasil konsepsi.
b. Syok bakteremia
Infeksi kritis, terutama yuang disebabkan oleh bakteri yang
melepaskan endotoksin, bisa mempresipitasi syok bakteremia
(septic). Ibu hamil, terutama mereka yang menderita diabetes
mellitus atau ibu yang memakai obat imunosupresan, berada pada
tingkat resiko tinggi, demikian juga mereka yang menderita
endometritis selama periode pascapartum.
Demam yang tinggi dan mengigil adalh bukti patofisiologi sepsis
yang serius. Ibu yang cemas dapat bersikap apatis. Suhu tubuh sering
kali sedikit turun menjadi subnormal. Kulit menjadi dingin dan
lembab. Warna kulit menjadi pucat dan denyut nadi menjadi cepat.
4
Makalah Sistem Reproduksi Minggu Kedua
6
Hipotensi berat dan sianosis peripheral bisa terjadi. Begitu juga
oliguria.
c. Peritonitis
Peritonitis nifas bisa terjadi karena meluasnya endometritis, tetapi
dapat juga ditemukan bersama-sama dengan salpingo-ooforitis dan
sellulitis pelvika. Selanjutnya, ada kemungkinan bahwa abses pada
sellulitis pelvika mengeluarkan nanahnya ke rongga peritoneum dan
menyebabkan peritonitis.
Peritonitis, yang tidak menjadi peritonitis umum, terbatas pada
daerah pelvis. Gejala-gejalanya tidak seberapa berat seperti pada
peritonitis umum. Penderita demam, perut bawah nyeri, tetapi
keadaan umum tetap baik. Pada pelvioperitonitis bisa terdapat
pertumbuhan abses. Nanah yang biasanya terkumpul dalam kavum
douglas harus dikeluarkan dengan kolpotomia posterior untuk
mencegah keluarnya melalui rektum atau kandung kencing.
4
Makalah Sistem Reproduksi Minggu Kedua
7
Infeksi saluran kemih (ISK) terjadi pada sekitar 10% wanita hamil,
kebanyakan terjadi pada masa prenatal. Mereka yang sebelumnya
mengalami ISK memiliki kecenderungan mengidap ISK lagi sewaktu
hamil. Servisitis, vaginitis, obstruksi ureter yang flaksid, refluks
vesikoureteral, dan trauma lahir mempredisposisi wanita hamil untuk
menderita ISK, biasanya dari escherichia coli. Wanita dengan PMS
kronis, trutama gonore dan klamidia, juga memiliki resiko.
Bakteriuria asimptomatik terjadi pada sekitas 5% nsampai 15%
wanita hamil. Jika tidak diobati akan terjadi pielonefritis pada kira-
kira 30% pada wanita hamil. Kelahiran dan persalinan premature
juga dapat lebih sering terjadi.
4
Makalah Sistem Reproduksi Minggu Kedua
8
Kedua-duanya merupakan infeksi berat namun gejala-gejala
septicemia lebih mendadak dari piemia. Pada septicemia, dari
permulaan penderita sudah sakit dan lemah. Sampai tiga hari
postpartum suhu meningkat dengan cepat, biasanya disertai
menggigil. Selanjutnya, suhu berkisar antara 39 – 40°C, keadaan
umum cepat memburuk, nadi menjadi cepat (140 – 160 kali/menit
atau lebih). Penderita meninggal dalam enam sampai tujuh hari
postpartum. Jika ia hidup terus, gejala-gejala menjadi seperti piemia.
8. Komplikasi
a. Peritonitis (peradangan selaput rongga perut)
b. Tromboflebitis pelvika (bekuan darah di dalam vena panggul),
dengan resiko terjadinya emboli pulmoner.
c. Syok toksik akibat tingginya kadar racun yang dihasilkan oleh
bakteri di dalam darah. Syok toksik bisa menyebabkan kerusakan
ginjal yang berat dan bahkan kematian.
4
Makalah Sistem Reproduksi Minggu Kedua
9
b. Pemeriksaan dalam jangan dilakukan kalau tidak ada indikasi yang
perlu.
c. Koitus pada hamil tua hendaknya dihindari atau dikurangi dan
dilakukan hati-hati karena dapat menyebabkan pecahnya ketuban.
Kalau ini terjadi infeksi akan mudah masuk dalam jalan lahir.
Hindari partus terlalu lama dan ketuban pecah lama/menjaga supaya
persalinan tidak berlarut-larut.
d. Menyelesaikan persalinan dengan trauma sedikit mungkin.
e. Perlukaan-perlukaan jalan lahir karena tindakan baik pervaginam
maupun perabdominam dibersihkan, dijahit sebaik-baiknya dan
menjaga sterilitas.
f. Mencegah terjadinya perdarahan banyak, bila terjadi darah yang
hilang harus segera diganti dengan tranfusi darah.
g. Semua petugas dalam kamar bersalin harus menutup hidung dan
mulut dengan masker; yang menderita infeksi pernafasan tidak
diperbolehkan masuk ke kamar bersalin.
h. Alat-alat dan kain-kain yang dipakai dalam persalinan harus suci
hama.
i. Hindari pemeriksaan dalam berulang-ulang, lakukan bila ada indikasi
dengan sterilisasi yang baik, apalagi bila ketuban telah pecah.
BAB III
PENUTUP
5
Makalah Sistem Reproduksi Minggu Kedua
0
3.1 Kesimpulan
Post partum adalah proses lahirnya bayi dengan tenaga ibu sendiri, tanpa bantuan alat-
alat serta tidak melukai ibu dan bayi yang umumnya berlangsung kurang dari 24 jam
(Saifuddin,2002). Post portum/ masa nifas dibagi dalam 3 periode (Mochtar, 1998) yaitu
puerperium dini yaitu kepulihan dimana ibu telah diperbolehkan berdiri dan berjalan-
jalan, purperium intermedial yaitu kepulihan menyeluruh alat-alat genetalia yang
lamanya mencapainya 6 – 8 minggu dan remote puerperium yaitu waktu yang diperlukan
untuk pulih dan sehat sempurna terutama bila selama hamil / waktu persalinan
mempunyai komplikasi.
3.2 Saran
Pasien diharapkan pasien dapat memahami pengertian, penyebab, klasifikasi, fisiologi
dan penatalaksanaan pada saat post partum.
Perawat diharapkan kepada perawat dapat menggunakan proses keperawatan sebagai
kerangka kerja untuk perawatan pasien dengan post partum.
DAFTAR PUSTAKA
Saifudin abdul bahri 2002, buku panduan praktis pelayanan kesehatan maternal neonatal.
YBP-SP. Jakarta
Sumber :
Surjono chmad, dkk, 2005. Manajemen Masalah Bayi Baru Lahir untuk para medis. Jakarta.
Rayburn, WF dan Carey, JC. (2001). Obstetri dan Ginekologi. Jakrta: Widya Medika
Tiejen, L, Bossemeyer, D dan Mcintosh, N. (2004). Panduan Pencegahan Infeksi untuk
Fasilitas
Manuaba, dkk.2007. pengantar kuliah obstetri. Jakarta : EGC.
5
Makalah Sistem Reproduksi Minggu Kedua
1