Anda di halaman 1dari 34

LAPORAN PENDAHULUANPRAKTIK KEPERAWATAN

DENGAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH DI RUANG BAYI


RSUD. MOCH ANSARI SALEH
BANJARMASIN

DI SUSUN OLEH:

NAMA : ANDI WIYANA


NIM : 11409719048
KELAS : II B
SEMESTER : IV

AKADEMI KEPERAWATAN KESDAM VI TANJUNGPURA


BANJARMASIN
2021
Lembar Pengesahan

Nama : Andi Wiyana

NIM 11409719048

Ruangan : Bayi

Saya yang bertanda tangan di bawah ini, telah menyelesaikan Asuhan Keperawatan pada
DENGAN PASIEN BBLR DI RUANG BAYI (NICU) RSUD MOCH. ANSARI SALEH

Banjarbaru, Mei 2021


Mahasiswa

Andi wiyana
NIM11409719078

Mengetahui,
Pembimbing Lahan Pembimbing Akademik

Siti Rusmalina. S.Kep, Ners Wenny Rusyanti, S.Kep.,Ns.,M.Kep


NIk 197515042005032001 NIK. 082 637 120
LAPORAN PENDAHULUAN

A. PENGERTIAN
Bayi prematur adalah bayi baru lahir dengan berat badan kurang dari 2500 gram.
Bayi prematur adalah bayi neomatus dengan berat badan lahir pada saat kelahiran
kurang dari 2500 gram ( Tanto, 2014). Dalam hal ini dibedakan menjadi:
1. Prematuritas murni Yaitu bayi pada kelahiran <37 minggu dengan berat badan
sesuai.
2. Retardasi pertumbuhan jani intra uterin yaitu bayi yang lahir dengan berat bbadan
rendah dan tidak sesuai dengan usia kehamilan.

B. ETIOLOGI
Prematurita adalah penyebab utama dari kematian perintal di negara idiopatik,
meskipun pada beberapa kasus disebabkan oleh infeksi, kelainan uterus, inkompetansi
servik dan kalainan placentta. Etiologi prematur adalah:
1. Demografi
a. Insiden bertambah
1) Batas usia teratas dan terbawah mungkin berkaitan dengan campuran faktor
lainya.
2) Status sosil ekonomi yang rendah
3) Prenatal care yang tidak adekuat
4) Ras
2. Gaya hidup dan pekerjaan
a. Terbukti menaikan insiden
1) Merokok
2) Penggunaan obat-obatan
b. Mungkin insiden naik
1) Berdiri terlalu lama
2) Kelelahan kerja
3) kerja berat mengangkat
3. Riwayat reproduksi
Faktor utama dalam menetapkan resiko pada kehamilan yang sedang berlangsung
4. Anomali uterus
Lelomiomata pada uterus bisa juga meningkatkan insiden partus prematur
5. Kenaiakn berat badan yang rendah atau kenaikan berat badan yang sedikit bisa
meningkatkan resiko
6. Anemia
a. alat prediksi yaang paling lemah
b. kemungkinan berkaitaan dengan faktor resiko lainnya
7. Ukuran uterus dan kelaian placenta
Uterus yang menggelembung bisa memperbesar pembentukan junction
a. Kehamilan ganda
b. Poliharmnion
Faktor yang dapat mendorong timbulnya prematur adalah
1. Faktor ibu meliputi
a. Usia di bawah 20 tahun atau di atas 35 tahun
b. Penyakit yang diderita ibu misal trauma psikis dan pendarahan antepartum
c. Hipotensi
d. Keadaan sosial ekonomi yang rendah
e. Ibu perokok, oeminum alkohol
2. Faktor janin
a. Kehamilan ganda
b. Kelainan kromosom
c. Infeksi dalam kandungan
3. Faktor lingkungan
a. Tempat tinggal
b. Radiasi
c. Zat-zat racun ( Adnyanti, 2011)

C. TANDA DAN GEJALA


Karakteristik bayi prematur
1. BB < dari 2500 gram
2. PB < dari 45 cm
3. LK < dari 33 cm
4. LDD < dari 30 cm
5. Kepala lebih besar dari pada badan
6. Kulit tipis tranpasparan
7. Lanugo (bulu-bulu) banyak di dahi, pelipis dan tangan
8. Lemak subkutan kurang
9. Rambut tipis
10. Pergerakan lemah
11. Banyak tidur, tangis lemah, pernapasan belum teratur, dan sering mengalami
apnea
12. Reflek menghisap lemah (Adnyanti, 2011)

D. PATOFIOLOGI
Penyebab terjadinya kelahiran bayi prematur belum diketahui secara jelas.
Kejadian ini dengan kurangnya perawatan pada ibu hamil karena tidak melakukan
antenatal care selam kehamilan. Asupan nutrisi yang tidak adekuat, infeksi pada uterus
merupakan pencetus kelahiran prematur, ibu hamil usia muda, perokok dan peminum
alkohol. Faktor tersebut penyebab tegangnya fungsi plasenta menurun dan memaksa
keluarnya bayi belum waktunya ( Tanto, 2014)

PATWAY
Etiologi

Faktor ibu Faktor placenta Faktor janin

Persalinan prematur

Fungsi organ Imaturitas paru-


Sistem integumen Imaturitas
belum baik paru
sistem
pertahanan
tubuh menurun
Jaringan lemak Reflek hisap Pertubuhan
subkutan lebih lemah dinding dada
tipis belum sempurna
Resiko infeksi
Ketidak
Kehilangan panas efektifan pola Hambatan
menyusu bayi ventilasi spontan

Resiko hipotermia

E. PENATALAKSANAAN BAYI PREMATUR


1. Perawatan dirumah sakit
Mengingat belum sempurnanya kerja alat-alat tubuh yang diperluakan untuk
pertumbuhan dan perkembangan dan penyesuaian diri dengan lingkungan hidup di
luar uterus maka perlu diperhatikan pengaturan suhu lingkungan, pemberian
makanan dan bila perlu pemberian oksigen, mencegah infeksi serta mencegah
kekurangan vitamin dan zat besi.
a. Pengaturan suhu
Bayi prematur mudah sekali menderita hipotermia bila berada dilingkungan yang
dingin. Untuk mencegah hipotermia perlu dilingkungan yang cukup hangat agar
suhu bayi tetap normal. Bila bayi di rawat di incubator dengan berat badan kurang
dari 2kg adalah 350 C dan bayi dengan berat badan 2-2,5kg adalah 34 0 C. Agar
dapat mempertahankan suhu skitar 370 C.
Bayi dalam incubator hanya memakai popok saja. Hal ini untuk mempermudah
pengawasan mengenai keadaan umum, perubahan tingkah laku, warna kulit,
pernapasan, dan kejang sehingga dapat dikenal sedini mungkin dan tindakan
serta pengobatan dapat dilaksanakan secepatnya.
b. Pemberian asi
Asi adalah makanan terbaik bagi bayi. Agar ibu melahirkan prematur dapat
berhasil memberikan asi perludukungan dari keluarga dan petugas di ajarkan
cara memeras asi dan menyimpan asi perah dan cara memberikan asi perah
pada bayi prematur dengan sendok, pipet ataupun pipa lambung.
c. Mencegah infeksi
Bayi prematur udah sekali terserang infeksi dikarenakan bayi prematur belum
sanggup membentuk antibody serta reaksi terhadap peradangan, untuk itu perlu
dilakukan tindakan program pendidikan (nutrisi, kebersihan, kesehatan,
perawataan antanetal dan pos natal). Tindakan aseptik harus selalu digalakkan
diruang perawatan. Infeksi yang sering terjadi adalah infeksi silang melalui para
dokter, perawat, bidan, dan petugas lain yang berhubungan dengan bayi. Untuk
mencegah itu maka perlu dilakukan:
1. Diadakan pemisahan antara bayi yang terinfeksi dengan bayi yang tidak
terinfeksi
2. Mencuci tangan sesering mungkin sebelum dan sesudah kontak dengan bayi
3. Membersihkan temapt tidur bayi setelah tidak digunakan ( paling lama seorang
bayi memakai temapt tidur selama seminggu untuk kemudian dibersihkan
dengan cairan antiseptik)
4. Setiap bayi mempunyi peralatann sendiri
5. Kulit dan tali pusat bayi harus dibersihkan sebaik-baiknya

d. Minum cukup
Selama dirawat, pihak rumah sakit harus memastikan bayi mengkonsumsi susu
sesuai kebutuhan tubuh bayi. Selama belum bisa menghisap dengan benar.
f. Memberikan sentuhan
Ibu sangat di sarankan untuk memberiakn sentuhan pada bayinya untuk
mempercepat kenaikan berat badan bayi
2. Perawatan dirumah
a. Minum susu
Bayi prematur memutuhkan protein tinggi dan untuk memperolehnya yaitu
dengan memberinya asi eklusif karena terdapat zat gizi yang terkandung belum
ada yang menadinginya dan asi dapat mempercepat pertumbuhan bayi
b. Jaga Suhu tubuhnya
Untuk memperoleh suhu yang stabil orang tua perlu mengusahakan, supaya
lingkungan yang tidak memicu kenaikan atau penurunan suhu dapat menempati
kamar yang tidak terlal panas juga tidak terlalu dingin
c. Pastikan semua bersih
Orang tua harus memperhatikan kersihan alat untuk bayi dan sering cuci tangan
sebelum dan sesudah kontak

F. PEMERIKAAN PENUNJANG
Menurut Pantiawati (2010) pemeriksaan oenunjang yang dapat dilakukan antara lain:
a. Sebuah pemeriksaan scoor bola merupakan penilaian yang menggambarkan reflek
dan maturitas fisik untuk penilaian reflek pada bayi untuk selamat apakah bayi itu
prematur atau maturnitas
b. Tes kocok dianjurkan untuk bayi kurang bulan merupakan tes pada ibu yang
melahirkan dengan berat kurang yang lupa pria terakhir
c. Darah rutin
d. Foto dada bayi

I. Konsep Asuhan Keperawatan


A. Pengkajian
1. Data Subyektif
Data subyektif adalah persepsi dan sensasi klien tentang masalah kesehatan
Data subyektif terdiri dari :
a. Biodata atau identitas pasien :
1) Bayi meliputi nama tempat tanggal lahir jenis kelamin
2) Orangtua meliputi : nama (ayah dan ibu, umur, agama, suku atau
kebangsaan, pendidikan, penghasilan pekerjaan, dan alamat
b. Riwayat kesehatan
1) Riwayat antenatal yang perlu dikaji atau diketahui dari riwayatantenatal
pada kasus BBLR yaitu:
a) Keadaan ibu selama hamil dengan anemia, hipertensi, gizi buruk,
merokok ketergantungan obat-obatan atau dengan penyakit seperti
diabetes mellitus, kardiovaskuler dan paru.
b) Kehamilan dengan resiko persalinan preterm misalnya kelahiran
multiple, kelainan kongenital, riwayat persalinan preterm.
c) Pemeriksaan kehamilan yang tidak kontinyuitas atau periksa tetapi tidak
teratur dan periksa kehamilan tidak pada petugas kesehatan.
d) Hari pertama hari terakhir tidak sesuai dengan usia kehamilan
(kehamilan postdate atau preterm).
2) Riwayat natal komplikasi persalinan juga mempunyai kaitan yang sangat
erat dengan permasalahan pada bayi baru lahir. Yang perlu dikaji :
a) Kala I : perdarahan antepartum baik solusio plasenta maupun plasenta
previa.
b) Kala II : Persalinan dengan tindakan bedah caesar, karena pemakaian
obat penenang (narkose) yang dapat menekan sistem pusat pernafasan.
3) Riwayat post natal
Yang perlu dikaji antara lain :
a) Agar score bayi baru lahir 1 menit pertama dan 5 menit kedua AS (0-3)
asfiksia berat, AS (4-6) asfiksia sedang, AS (7-10) asfiksia ringan.
b) Berat badan lahir : Preterm/BBLR < 2500 gram, untu aterm  2500 gram
lingkar kepala kurang atau lebih dari normal (34-36 cm).
c) Adanya kelainan kongenital : Anencephal, hirocephalus anetrecial
aesofagal.
4) Pola nutrisi
Yang perlu dikaji pada bayi dengan BBLR gangguan absorbsi
gastrointentinal, muntah aspirasi, kelemahan menghisap sehingga perlu
diberikan cairan parentral atau personde sesuai dengan kondisi bayi untuk
mencukupi kebutuhan elektrolit, cairan, kalori dan juga untuk mengkoreksi
dehidrasi, asidosis metabolik, hipoglikemi disamping untuk pemberian obat
intravena.
a) Kebutuhan parenteral
Bayi BBLR < 1500 gram menggunakan D5%
Bayi BBLR > 1500 gram menggunakan D10%
b) Kebutuhan nutrisi enteral
BB < 1250 gram = 24 kali per 24 jam
BB 1250-< 2000 gram = 12 kali per 24 jam
BB > 2000 gram = 8 kali per 24 jam
c) Kebutuhan minum pada neonatus :
Hari ke 1 = 50-60 cc/kg BB/hari
Hari ke 2 = 90 cc/kg BB/hari
Hari ke 3 = 120 cc/kg BB/hari
Hari ke 4 = 150 cc/kg BB/hari
Untuk tiap harinya sampai mencapai 180 – 200 cc/kg BB/hari
5) Pola eliminasi
Yang perlu dikaji pada neonatus adalah
a) BAB : frekwensi, jumlah, konsistensi.
b) BAK : frekwensi, jumlah

6) Latar belakang sosial budaya


a) Kebudayaan yang berpengaruh terhadap BBLR kebiasaan ibu merokok,
ketergantungan obat-obatan tertentu terutama jenis psikotropika
b) Kebiasaan ibu mengkonsumsi minuman beralkohol, kebiasaan ibu
melakukan diet ketat atau pantang makanan tertentu.
7) Hubungan psikologis
Sebaiknya segera setelah bayi baru lahir dilakukan rawat gabung dengan
ibu jika kondisi bayi memungkinkan. Hal ini berguna sekali dimana bayi
akan mendapatkan kasih sayang dan perhatian serta dapat mempererat
hubungan psikologis antara ibu dan bayi. Lain halnya dengan BBLR karena
memerlukan perawatan yang intensif
2. Data Obyektif
Data obyektif adalah data yang diperoleh melalui suatu pengukuran dan
pemeriksaan dengan menggunakan standart yang diakui atau berlaku
a. Keadaan umum
Pada neonatus dengan BBLR, keadaannya lemah dan hanya merintih.
Keadaan akan membaik bila menunjukkan gerakan yang aktif dan menangis
keras. Kesadaran neonatus dapat dilihat dari responnya terhadap rangsangan.
Adanya BB yang stabil, panjang badan sesuai dengan usianya tidak ada
pembesaran lingkar kepala dapat menunjukkan kondisi neonatus yang baik.
b. Tanda-tanda Vital
Neonatus post asfiksia berat kondisi akan baik apabila penanganan
asfiksia benar, tepat dan cepat. Untuk bayi preterm beresiko terjadinya
hipothermi bila suhu tubuh < 36 C dan beresiko terjadi hipertermi bila suhu
tubuh < 37 C. Sedangkan suhu normal tubuh antara 36,5C – 37,5C, nadi
normal antara 120-140 kali per menit respirasi normal antara 40-60 kali
permenit, sering pada bayi post asfiksia berat pernafasan belum teratur

c. Pemeriksaan fisik
1) Kulit
Warna kulit tubuh merah, sedangkan ekstrimitas berwarna biru, pada bayi
preterm terdapat lanugo dan verniks.
2) Kepala
Kemungkinan ditemukan caput succedaneum atau cephal haematom,
ubun-ubun besar cekung atau cembung kemungkinan adanya peningkatan
tekanan intrakranial.
3) Mata
Warna conjunctiva anemis atau tidak anemis, tidak ada bleeding
conjunctiva, warna sklera tidak kuning, pupil menunjukkan refleksi terhadap
cahaya.
4) Hidung
Terdapat pernafasan cuping hidung dan terdapat penumpukan lendir.
5) Mulut
Bibir berwarna pucat ataupun merah, ada lendir atau tidak.
6) Telinga
Perhatikan kebersihannya dan adanya kelainan
7) Leher
Perhatikan kebersihannya karena leher nenoatus pendek
8) Thorax
Bentuk simetris, terdapat tarikan intercostal, perhatikan suara wheezing dan
ronchi, frekwensi bunyi jantung lebih dari 100 kali per menit.
9) Abdomen
Bentuk silindris, hepar bayi terletak 1 – 2 cm dibawah arcus costaae
pada garis papila mamae, lien tidak teraba, perut buncit berarti adanya
asites atau tumor, perut cekung adanya hernia diafragma, bising usus
timbul 1 sampai 2 jam setelah masa kelahiran bayi, sering terdapat retensi
karena GI Tract belum sempurna.

10) Umbilikus
Tali pusat layu, perhatikan ada pendarahan atau tidak, adanya tanda –
tanda infeksi pada tali pusat.
11) Genitalia
Pada neonatus aterm testis harus turun, lihat adakah kelainan letak muara
uretra pada neonatus laki – laki, neonatus perempuan lihat labia mayor dan
labia minor, adanya sekresi mucus keputihan, kadang perdarahan.
12) Anus
Perhatiakan adanya darah dalam tinja, frekuensi buang air besar serta
warna dari faeses.
13) Ekstremitas
Warna biru, gerakan lemah, akral dingin, perhatikan adanya patah tulang
atau adanya kelumpuhan syaraf atau keadaan jari-jari tangan serta
jumlahnya.
14) Refleks
Pada neonatus preterm post asfiksia berat reflek moro dan sucking lemah.
Reflek moro dapat memberi keterangan mengenai keadaan susunan syaraf
pusat atau adanya patah tulang

3. Data Penunjang
Data penunjang pemeriksaan laboratorium penting artinya dalam
menegakkan diagnosa atau kausal yang tepat sehingga kita dapat memberikan
obat yang tepat pula. Pemeriksaan yang diperlukan adalah:
a. Darah : GDA > 20 mg/dl
b. Test kematangan paru
c. CRP
d. Hb dan Bilirubin : > 10 mg/dl

B. Diagnosa Keperawatan
1. Hambatan ventilasi spontan b.d Imaturitas paru-paru, pertumbuhan dinding
dada belum sempurna
2. Resiko hipotermi b.d Imaturitas integumen, jaringan lemak subkutan lebih tipis

3. Ketidakefektifan pola menyusu bayi b.d fungsi organ belum baik, reflek hisab
lemah

4. Resiko infeksi b.d imaturitas sistem pertahanan tubuh menurun

C. INTERVENSI
N RENCANA
DIAGNOSA
O TUJUAN INTERVENSI RASIONAL
1 Hambatan Setelah dilakukan 1. Letakkan bayi 1. Memberi rasa
ventilasi spontan asuhan keperawatan terlentang nyaman dan
b.d Imaturitas selama 3 x 24 jam, dengan alas mengantisipasi flexi
paru-paru, didapatkan : yang data, leher yang dapat
peningkatan 1. Nafas bersih kepala lurus, mengurangi 
kerja nafas 2. Tidak tampak dan leher sedikit kelancaran jalan
sianosis tengadah/ekste nafas.
3. Bayi mudah nsi dengan 2. Jalan nafas harus
untuk bernafas meletakkan tetap dipertahankan
bantal atau bebas dari lendir
selimut diatas untuk menjamin
bahu bayi pertukaran gas yang
sehingga bahu sempurna
terangkat 2-3 Meminimalkan
cm terjadinya infeksi
2. Bersihkan jalan silang ibu dan bayi
nafas, mulut, 3. Mencegah terjadinya
hidung bila hipoglikemia
perlu.
3. Terapi
pemberian
Oksigen CPAP
2 .Resiko Setelah dilakukan 1. Monitor TTV 1. Menilai perkembangan
hipotermi b.d asuhan keperawatan 2. Pantau gejala keadaan umum bayi
Imaturitas selama 3 x 24 jam, hipotermi 2. Mengetahui lebih dini
integumen, suhu tubuh bayi 3. Atur suhu adanya gejala
jaringan lemak stabil dengan kriteria inkubator hipotermi sehingga
subkutan lebih hasil : sesuai program lebih cepat teratasi
tipis 1. Suhu normal terapi umur 3. Menjaga bayi tetap
360 C-370 C, dan BB hangat
Nadi 40x/menit 4. Mandikan bayi 4. Menjaga kebersihan
– 60x/menit, RR dalam bayi dengan tetap
120x/menit – inkubator mempertahankan
160x/menit secara sponge kehangatan
2. Akral hangat bath dengan 5. Untuk menjaga suhu
3. Bayi tidak air hangat bayi
menggigil dan 5. Metode
tidak kanguru
kepanasan
4. Personal
hiegine
5. Melatih Room

3 Ketidakefektifan Setelah diberi 1. Obervasi reflek 1. Untuk mengetahui


pola menyusu asuhan keperawatan hisap dan daya hisab pasien
bayi b.d fungsi selama 3x24 jam menelan 2. ASI untuk mencukupi
organ belum kebutuhan nutrisi 2. Berikan ASI 5cc kebutuhan nutrisi bayi
baik, reflek klien terpenuhi / 6 jam melalui 3. Untuk mengukur
hisab lemah dengan kriteria : OGT atau spuit perkembangan daya
1. Reflek hisap dan 3. Melatih reflex hisap
menelan kuat hisap bayi
2. Tidak ada residu
lambung
3. Memasukan
kempeng pada
mulut bayi
4 Resiko infeksi Setelah diberi 1. Kaji TTV dan 1. Untuk mengetahui
b.d imaturitas asuhan keperawatan tanda-tanda keadaan umum pasien
sistem selama 3x24 jam infeksi 2. Untuk meminimalisir
pertahanan pasien terhindar dari 2. Selalu gunakan terjadinya infeksi silang
tubuh menurun dari infeksi dengan aseptik
kriteria : sebelum dan
1. TTV normal sesudah
1) Suhu berada kontak dengan
di rentang bayi
360 C-370C
2) Nadi pada
rentang
120x/menit –
140x/menit
3) RR pada
rentang
40x/menit –
60xmenit
2. Tidak ada tanda-
tanda infeksi
DAFTAR PUSTAKA

Lia Dewi VN. 2010. Asuhan Neonatus Bayi dan Anak Balita. Jogjakarta : Salemba medika.

Tanto Chris. 2014. Kapita Selekta Kedokteran edisi IV. Jakarta : Media Aesculapius.

Adnyani Niti. 2011. Laporan Pendahuluan Pada Bayi Premature. Bali

http://niti-adnyani.blogspot.co.id/2011/09/laporan-pendahulan-pada-pasien-
dengan4945.html (diakses pada tanggal 30 Mei 2021).
ASUHAN KEPERAWTAN PRAKTIK KEPERAWATAN
DENGAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH DI RUANG BAYI
RSUD. MOCH ANSARI SALEH
BANJARMASIN

DI SUSUN OLEH:

NAMA : ANDI WIYANA


NIM : 11409719048
KELAS : II B
SEMESTER : IV

AKADEMI KEPERAWATAN KESDAM VI


TANJUNGPURA BANJARMASIN
2021
LEMBAR PENGESAHAN

Nama : Andi wiyana


NIM : 11409719048
Ruangan : Bayi

Saya yang bertanda tangan di bawah ini telah menyelesaikan laporan pendahuluan
dengan kasus BBLR (Berat Bayi Lahir Rendah) di ruang Bayi, RSUD Moch Ansari Saleh
Banjarmasin

Banjarmasin, Mei 2021

Andi Wiyana
Nim : 11409719048

Mengetahui

Pembimbing Lahan Pembimbing Akademik

Siti Rusmalina. S.Kep, Ners Wenny Rusyanti, S.Kep.,Ns.,M.Kep


NIk 197515042005032001 NIK. 082 637 120
ASUHAN KEPERAWATAN
PADA PASIEN BY NY. M DENGAN BERART BADAN LAHIR RENDAH
DI RUANG BAYI RSUD Dr. H. MOCH. ANSARI SALEH BANJARMASIN

I. IDENTITAS
A. Bayi
Nama Bayi : Ny. M
Anak yang ke : -5
Tanggal dirawat : 14-05-2021 / Umur : 18 hari
Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : Islam

B. Orang Tua
Ayah
Nama : Tn. A
Umur : 48 Tahun
Pekerjaan : Tani
Pendidikan : SD
Agama : Islam
Alamat : Jl. Kuning Raya Rt 006/ Rw 002

Ibu
Nama : Ny. M
Umur : 42 Tahun
Pekerjaan : IRT
Pendidikan : SD
Agama : Islam
Alamat : Jl. Kuning Raya Rt 006/ Rw 002
A. GENOGRAM

: Laki-laki

: Perempuan

: Meninggal

: Pasien

: Garis serumah

: Garis Perkawinan

: Garis Keturuanan
II. RIWYAT PEMERIKSAAN
Keluhan utama
Keluhan berat badan lahirnya rendah, bayi nampak sesak, dan sianosis

III. RIWAYAT BAYI


Apgar Score : 1, 1, 1
Usia gestasi : 34 Minggu
Berat badan : 1.800 gram
Panjang badan : 43 cm
Lingkar kepala : 31 cm
Komplikasi persalinan :
Imunisasi : Vitamin K

IV. RIWAYAT IBU


Usia kehamilan : 34 Minggu / G5, P4, A0
Jenis persalinan : Spontan di ICU
Penyakit : PEB + Protein urine, hipertensi

V. PENGKAJIAN FISIK
a. Vital sigh
Nadi : 142x/menit
SpO2 : 95 %
Suhu : 36,60 C
RR : 48x/menit
b. Reflek-reflek
Menangis : Lemah
Sukcing : Lemah
Graps : Lemah
Moro : Lemah
c. Kepala leher
Muka : Simetris
Bentuk kepala : Simetris
Mulut : Terpasang OGT ukuran 5, reflex isap lemah
d. Mata ; Bersih
e. Telinga/hidung
Telinga : Simetris
Hidung : PCH O2 CPAP
f. Abdomen : Terpasang selang Infus
g. Thoraks : Simetris, adanya retraksi, pernapasan menggunakan O2 CPAP
h. Ekstremitas : Ekstremitas atas tidak ada kelainan ,ekstremitas bawah tidak
ada kelainan terpasan infus set di sebelah kiri
i. Genital : Testis belum turun ke scrotum
j. Anus : Berlubang
k. Kulit : Tipis lemak subkutan kurang, terdapat lanugo dibagian tangan
dan punggung, tidak terdapat kelainan

VI. KEBUTUHAN FISIK DAN PSIKOSOSIAL


a. Nutrisi
Jenis nutrisi : ASI murni
Cara peberian : Dengan OGT dan Spuit
Frekuensi : 6 jam sekali
Jumlah : 5cc
b. Eliminasi
Frekuensi : Tidak teratur
Jumlah : Sedikit
Warna : Hitam kecoklatan
c. Psicososial : Hubungan orang tua dan bayi
IBU TINGKAH LAKU AYAH
Tidak ada Menyentuh Ada
Tidak ada Memeluk Tidak ada
Tidak ada Berbicara Ada
Tidak ada Berkunjung Ada
Tidak ada Memanggil nama Ada

VII. PEMERIKSAAN PENUNJANG


Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan
HGB 6.4 g/dl 12.7-18,7 g/dl
RBC 1,91 10^6/uL 3.7-6.110^6/uL
HCT 15,9 % 42-62%
MCV 83,2 fL 80-100 fL
MCH 33,5 pg 23-31 pg
PLT 4 10^6/uL 200-450 10^6/uL
LEUK 25,70 10^3/uL 9-30 10^3/uL
WBC 5,51 10^3/uL
NEUT 3,60 10^3/uL
LYMPH 1,06 10^3/uL
MONO 0,81 10^3/uL
EO 0.02 10^3/uL
BASO 0,02 10^3/uL
IG 0.50 10^3/uL
BILIRUBIN DIRECT 8,49 mg/dl 0,1-0,3 mg/dl
BILIRUBIN TOTAL 21.74 1.00 mg/dl
BILIRUBIN DIRECT 13.25

VIII. TERAPI SAAT INI


1. Obat-obatan yang digunakan:
- IVFD D10% 110 ml
- Nacl 3% 3cc
- Kcl 7 1cc
- Aminosteril 50 cc
- Aminiphyline 5 mg 3 x 1 iv
- Amikasin 8 mg 1 x 1 iv
- Meropenem 75 mg 2 x 1 iv
- Vit K 1x
- Tranfusi darah 30cc
2. Memakai incubator
3. Memakai selang O2
4. Terpasang OGT ukuran 5
5. Foto terapi
IX. ANALISA DATA
No Data Etiologi Masalah
1 DO : Imaturitas paru- Hambatan ventilasi
- Bayi nafas spontan paru, pertumbuhan spontan
- Bayi tampak hipoaktif dalam dinding dada belum
incubator sempurna
- PAP venti PEEP 6
- Sesak
- Fin 50 %
- Spo2 95 %
- Nadi 142 x/menit
- Suhu 36,6 0 C
- RR 48 x/menit
2 DO : Fungsi organ belum Ketidakefektifan
- Bayi terpasang OGT ukura 5 baik, daya hisap pola menyusu bayi
- Bayi belum dapat menetek lemah
ibu
- Reflek hisap ada tapi masih
lemah
- Asi 5cc/ 6 jam
3 DO : Imaturitas Resiko Hipotermi
- Kulit tipis, integumen, jaringan
- Bayi dalam incubator lemah subkutan
bersuhu 30,5 0 C lebih tipis
- Nadi 142 x/menit
- Spo2 95 %
- Nadi 142 x/menit
- Bayi terkadang dingin
- Suhu 36,6 0 C
- Terpasang infus di kaki kiri

4 DO : Imaturitas sistem Resiko infeksi


- Foto terapi pertahanan tubuh
- BBLR 1800 gr menurun
- Leukosit 25,7 10^3/uL
- Lymposit 1,06 10^3/uL
- Neutrofil 3,60 10^3/uL

X. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Hambatan ventilasi spontan b.d Imaturitas paru-paru, pertumbuhan dinding
dada belum sempurna
2. Resiko hipotermi b.d Imaturitas integumen, jaringan lemak subkutan lebih
tipis
3. Ketidakefektifan pola menyusu bayi b.d fungsi organ belum baik, reflek hisab
lemah
4. Resiko infeksi b.d imaturitas sistem pertahanan tubuh menurun

XI. RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

N RENCANA
DIAGNOSA
O TUJUAN INTERVENSI RASIONAL
1 Hambatan Setelah dilakukan 1. Letakkan bayi 1. Memberi rasa nyaman
ventilasi asuhan terlentang dan mengantisipasi flexi
spontan b.d keperawatan dengan alas leher yang dapat
Imaturitas paru- selama 3 x 24 jam, yang data, mengurangi  kelancaran
paru, didapatkan : kepala lurus, jalan nafas.
peningkatan 1. Nafas bersih dan leher
kerja nafas 2. Tidak tampak sedikit 2. Jalan nafas harus tetap
sianosis tengadah/ekste dipertahankan bebas
3. Bayi mudah nsi dengan dari ender untuk
untuk bernafas meletakkan menjamin pertukaran
bantal atau gas yang sempurna
selimut diatas Meminimalkan terjadinya
bahu bayi infeksi silang ibu dan
sehingga bahu bayi
terangkat 2-3
cm 3. Mencegah terjadinya
2. Bersihkan jalan hipoglikemia
nafas, mulut,
hidung bila
perlu.
3. Terapi
pemberian
Oksigen CPAP

2 .Resiko Setelah dilakukan 1. Monitor TTV 1. Menilai perkembangan


hipotermi b.d asuhan 2. Pantau gejala keadaan umum bayi
Imaturitas keperawatan hipotermi 2. Mengetahui lebih dini
integumen, selama 3 x 24 jam, 3. Atur suhu adanya gejala
jaringan lemak suhu tubuh bayi inkubator hipotermi sehingga
subkutan lebih stabil dengan sesuai program lebih cepat teratasi
tipis kriteria hasil : terapi umur dan 3. Menjaga bayi tetap
1. Suhu normal BB hangat
360 C-370 C, 4. Mandikan bayi 4. Menjaga kebersihan
Nadi 40x/menit – dalam inkubator bayi dengan tetap
60x/menit, secara sponge mempertahankan
RR 120x/menit – bath dengan air kehangatan
160x/menit hangat 5. Untuk menjaga suhu
2. Akral hangat 5. Metode bayi
3. Bayi tidak kanguru
menggigil dan
tidak kepanasan
4. Personal
hiegine
5. Melatih Room
3 Ketidakefektifa Setelah diberi 1. Obervasi reflek 1. Untuk mengetahui daya
n pola menyusu asuhan hisap dan hisab pasien
bayi b.d fungsi keperawatan menelan 2. ASI untuk mencukupi
organ belum selama 3x24 jam 2. Berikan ASI 5cc kebutuhan nutrisi bayi
baik, reflek kebutuhan nutrisi / 6 jam melalui 3. Untuk mengukur
hisab lemah klien terpenuhi OGT atau spuit perkembangan daya
dengan kriteria : 3. Melatih reflex hisap
1. Reflek hisap dan hisap bayi
menelan kuat
2. Tidak ada residu
lambung
3. Memasukan
kempeng pada
mulut bayi
4 Resiko infeksi Setelah diberi 1. Kaji TTV dan 1. Untuk mengetahui
b.d imaturitas asuhan tanda-tanda keadaan umum pasien
sistem keperawatan infeksi 2. Untuk meminimalisir
pertahanan selama 3x24 jam 2. Selalu gunakan terjadinya infeksi silang
tubuh menurun pasien terhindar aseptik
dari dari infeksi sebelum dan
dengan kriteria : sesudah
1. TTV normal kontak dengan
-Suhu berada bayi
0
di rentang 36
C-370C
-Nadi pada
rentang
120x/menit –
140x/menit
-RR pada
rentang
40x/menit –
60xmenit
2. Tidak ada
tanda-tanda
infeksi

XII. IMPLEMENTASI DAN EVALUASI


Hari/ Diagnosa
Implementasi Evaluasi
Tanggal Keperawatan
Selasa Hambatan 1. Memberi perlak S:-
01-05- ventilasi spontan mengelilingi badan O : - Bayi tampak lebih mudah
2021 b.d Imaturitas bayi dan, kepala lurus, bernafas dengan O2
paru-paru, dan leher sedikit CPAP 6/50% mode
peningkatan kerja tengadah/ekstensi NIPPV
nafas dengan meletakkan A : Masalah teratasi sebagian
bantal atau selimut P : Intervensi dilanjutkan
diatas bahu bayi
sehingga bahu
terangkat 2-3 cm
2. Memersihkan jalan
nafas, mulut, hidung
3. Pemberian oksigen
CPAP 6/50% mode
NIPPV
Selasa Resiko hipotermi 1. Monitor TTV S:-
01-05- b.d Imaturitas Nadi : O : - Akral hangat
2021 integumen, 142x/menit - Nadi : 142x/menit
jaringan lemak SpO2 : 95 % SpO2 : 95 %
subkutan lebih Suhu : 36,60 C Suhu : 36,60 C
tipis RR : 48x/menit RR : 48x/menit
2. Pantau gejala A : Masalah teratasi sebagian
hipotermi P : Intervensi dilanjutkan
3. Menyeting inkubator
bayi umur 11hari-
4mingg dan BB 1500-
2000gram 330 C
4. Menyeka bayi dengan
air hangat dan
mengganti popok dan
lampping
5. Metode kanguru

Selasa Ketidakefektifan 1. Mengobervasi reflek S:-


01-05- pola menyusu hisap dan menelan O :- ASI diberikan 5cc/6 jam
2021 bayi b.d fungsi 2. Memberikan ASI 5cc / melalui OGT dan spuit
organ belum baik, 6 jam melalui OGT - Reflek hisap ada tapi lemah
reflek hisab atau spuit A : Masalah teratasi sebagian
lemah 3. Melatih reflex hisap P : Intervensi dilanjutkan
bayi dengan kempeng
Selasa Resiko infeksi b.d 1. Mengkaji TTV S:-
01-05- imaturitas sistem Nadi : O : Nadi : 142x/menit
2021 pertahanan tubuh 142x/menit SpO2 : 95 %
menurun SpO2 : 95 % Suhu : 36,60 C
Suhu : 36,60 C RR : 48x/menit
RR : 48x/menit A : Masalah teratasi sebagian
2. Selalu cuci tangan 6 P : Intervensi dilanjutkan
langkah dengan air
mengalir atau
handscrub sebelum
dan sesudah kontak
dengan bayi
Rabu, Hambatan 1. Memberi perlak S:-
ventilasi spontan mengelilingi badan O : - Bayi tampak lebih mudah
02-05-
b.d Imaturitas bayi dan, kepala lurus, bernafas dengan O2
2021
paru-paru, dan leher sedikit CPAP 6/50% mode
peningkatan kerja tengadah/ekstensi NIPPV
nafas dengan meletakkan A : Masalah teratasi sebagian
bantal atau selimut P : Intervensi dilanjutkan
diatas bahu bayi
sehingga bahu
terangkat 2-3 cm
2. Memersihkan jalan
nafas, mulut, hidung
3. Pemberian oksigen
CPAP 6/50% mode
NIPPV
Rabu, Resiko hipotermi 1. Monitor TTV S:-
b.d Imaturitas Nadi : O : - Akral hangat
02-05-
integumen, 130x/menit - Nadi : 130x/menit
2021
jaringan lemak SpO2 : 98 % SpO2 : 98 %
subkutan lebih Suhu : 36,70 C Suhu : 36,70 C
tipis RR : 45x/menit RR : 45x/menit
2. Pantau gejala A : Masalah teratasi sebagian
hipotermi P : Intervensi dilanjutkan
3. Menyeting inkubator
bayi umur 11hari-
4mingg dan BB 1500-
2000gram 330 C
4. Menyeka bayi dengan
air hangat dan
mengganti popok dan
lampping
5. Metode kanguru

Rabu, Ketidakefektifan 1. Mengobervasi reflek S:-


02-05- pola menyusu hisap dan menelan O :- ASI diberikan 5cc/6 jam
2021 bayi b.d fungsi 2. Memberikan ASI 5cc / melalui OGT dan spuit
organ belum baik, 6 jam melalui OGT - Reflek hisap ada tetap
reflek hisab atau spuit masih lemah
lemah 3. Melatih reflex hisap A : Masalah teratasi sebagian
bayi dengan kempeng P : Intervensi dilanjutkan

Rabu, Resiko infeksi b.d 1. Mengkaji TTV S:-


02-05- imaturitas sistem Nadi : O : Nadi : 130x/menit
2021 pertahanan tubuh 130x/menit SpO2 : 98 %
menurun SpO2 : 98 % Suhu : 36,70 C
Suhu : 36,70 C RR : 45x/menit
RR : 45x/menit A : Masalah teratasi sebagian
2. Selalu cuci tangan 6 P : Intervensi dilanjutkan
langkah dengan air
mengalir atau
handscrub sebelum
dan sesudah kontak
dengan bayi
Kamis, Hambatan 1. Memberi perlak S:-
ventilasi spontan mengelilingi badan O : - Bayi tampak lebih mudah
03-05-
b.d Imaturitas bayi dan, kepala lurus, bernafas dengan O2
2021
paru-paru, dan leher sedikit 1liter/menit (nasal kanul)
peningkatan kerja tengadah/ekstensi A : Masalah teratasi sebagian
nafas dengan meletakkan P : Intervensi dilanjutkan
bantal atau selimut
diatas bahu bayi
sehingga bahu
terangkat 2-3 cm
2. Memersihkan jalan
nafas, mulut, hidung
3. Pemberian oksigen
1liter/menit (nasal
kanul)
Kamis, Resiko hipotermi 1. Monitor TTV S:-
b.d Imaturitas Nadi: 120x/menit O : - Akral hangat
03-05-
integumen, SpO2: 90 % - Nadi: 120x/menit
2021
jaringan lemak Suhu: 36,20 C SpO2: 90 %
subkutan lebih RR : 38x/menit Suhu: 36,20 C
tipis 2. Pantau gejala RR: 38x/menit
hipotermi A : Masalah teratasi sebagian
3. Menyeting inkubator P : Intervensi dilanjutkan
bayi umur 11hari-
4mingg dan BB 1500-
2000gram 330 C
Kamis, Ketidakefektifan 1. Mengobervasi reflek S:-
03-05- pola menyusu hisap dan menelan O :- ASI diberikan 5cc/6 jam
2021 bayi b.d fungsi 2. Memberikan ASI 5cc / melalui OGT dan spuit
organ belum baik, 6 jam melalui OGT - Reflek hisap ada tetap
reflek hisab atau spuit masih lemah
lemah 3. Melatih reflex hisap A : Masalah teratasi sebagian
bayi dengan kempeng P : Intervensi dilanjutkan

Kamis, Resiko infeksi b.d 1. Mengkaji TTV S:-


02-05- imaturitas sistem Nadi: 120x/menit O : Nadi : 120x/menit
2021 pertahanan tubuh SpO2 : 90 % SpO2 : 90 %
menurun Suhu : 36,20 C Suhu : 36,20 C
RR : 38x/menit RR : 38x/menit
2. Selalu cuci tangan 6 A : Masalah teratasi sebagian
langkah dengan air P : Intervensi dilanjutkan
mengalir atau
handscrub sebelum
dan sesudah kontak
dengan bayi
Jumat Intervensi di hentikan
Bayi meninggal dunia

Anda mungkin juga menyukai