DI SUSUN OLEH:
NIM 11409719048
Ruangan : Bayi
Saya yang bertanda tangan di bawah ini, telah menyelesaikan Asuhan Keperawatan pada
DENGAN PASIEN BBLR DI RUANG BAYI (NICU) RSUD MOCH. ANSARI SALEH
Andi wiyana
NIM11409719078
Mengetahui,
Pembimbing Lahan Pembimbing Akademik
A. PENGERTIAN
Bayi prematur adalah bayi baru lahir dengan berat badan kurang dari 2500 gram.
Bayi prematur adalah bayi neomatus dengan berat badan lahir pada saat kelahiran
kurang dari 2500 gram ( Tanto, 2014). Dalam hal ini dibedakan menjadi:
1. Prematuritas murni Yaitu bayi pada kelahiran <37 minggu dengan berat badan
sesuai.
2. Retardasi pertumbuhan jani intra uterin yaitu bayi yang lahir dengan berat bbadan
rendah dan tidak sesuai dengan usia kehamilan.
B. ETIOLOGI
Prematurita adalah penyebab utama dari kematian perintal di negara idiopatik,
meskipun pada beberapa kasus disebabkan oleh infeksi, kelainan uterus, inkompetansi
servik dan kalainan placentta. Etiologi prematur adalah:
1. Demografi
a. Insiden bertambah
1) Batas usia teratas dan terbawah mungkin berkaitan dengan campuran faktor
lainya.
2) Status sosil ekonomi yang rendah
3) Prenatal care yang tidak adekuat
4) Ras
2. Gaya hidup dan pekerjaan
a. Terbukti menaikan insiden
1) Merokok
2) Penggunaan obat-obatan
b. Mungkin insiden naik
1) Berdiri terlalu lama
2) Kelelahan kerja
3) kerja berat mengangkat
3. Riwayat reproduksi
Faktor utama dalam menetapkan resiko pada kehamilan yang sedang berlangsung
4. Anomali uterus
Lelomiomata pada uterus bisa juga meningkatkan insiden partus prematur
5. Kenaiakn berat badan yang rendah atau kenaikan berat badan yang sedikit bisa
meningkatkan resiko
6. Anemia
a. alat prediksi yaang paling lemah
b. kemungkinan berkaitaan dengan faktor resiko lainnya
7. Ukuran uterus dan kelaian placenta
Uterus yang menggelembung bisa memperbesar pembentukan junction
a. Kehamilan ganda
b. Poliharmnion
Faktor yang dapat mendorong timbulnya prematur adalah
1. Faktor ibu meliputi
a. Usia di bawah 20 tahun atau di atas 35 tahun
b. Penyakit yang diderita ibu misal trauma psikis dan pendarahan antepartum
c. Hipotensi
d. Keadaan sosial ekonomi yang rendah
e. Ibu perokok, oeminum alkohol
2. Faktor janin
a. Kehamilan ganda
b. Kelainan kromosom
c. Infeksi dalam kandungan
3. Faktor lingkungan
a. Tempat tinggal
b. Radiasi
c. Zat-zat racun ( Adnyanti, 2011)
D. PATOFIOLOGI
Penyebab terjadinya kelahiran bayi prematur belum diketahui secara jelas.
Kejadian ini dengan kurangnya perawatan pada ibu hamil karena tidak melakukan
antenatal care selam kehamilan. Asupan nutrisi yang tidak adekuat, infeksi pada uterus
merupakan pencetus kelahiran prematur, ibu hamil usia muda, perokok dan peminum
alkohol. Faktor tersebut penyebab tegangnya fungsi plasenta menurun dan memaksa
keluarnya bayi belum waktunya ( Tanto, 2014)
PATWAY
Etiologi
Persalinan prematur
Resiko hipotermia
d. Minum cukup
Selama dirawat, pihak rumah sakit harus memastikan bayi mengkonsumsi susu
sesuai kebutuhan tubuh bayi. Selama belum bisa menghisap dengan benar.
f. Memberikan sentuhan
Ibu sangat di sarankan untuk memberiakn sentuhan pada bayinya untuk
mempercepat kenaikan berat badan bayi
2. Perawatan dirumah
a. Minum susu
Bayi prematur memutuhkan protein tinggi dan untuk memperolehnya yaitu
dengan memberinya asi eklusif karena terdapat zat gizi yang terkandung belum
ada yang menadinginya dan asi dapat mempercepat pertumbuhan bayi
b. Jaga Suhu tubuhnya
Untuk memperoleh suhu yang stabil orang tua perlu mengusahakan, supaya
lingkungan yang tidak memicu kenaikan atau penurunan suhu dapat menempati
kamar yang tidak terlal panas juga tidak terlalu dingin
c. Pastikan semua bersih
Orang tua harus memperhatikan kersihan alat untuk bayi dan sering cuci tangan
sebelum dan sesudah kontak
F. PEMERIKAAN PENUNJANG
Menurut Pantiawati (2010) pemeriksaan oenunjang yang dapat dilakukan antara lain:
a. Sebuah pemeriksaan scoor bola merupakan penilaian yang menggambarkan reflek
dan maturitas fisik untuk penilaian reflek pada bayi untuk selamat apakah bayi itu
prematur atau maturnitas
b. Tes kocok dianjurkan untuk bayi kurang bulan merupakan tes pada ibu yang
melahirkan dengan berat kurang yang lupa pria terakhir
c. Darah rutin
d. Foto dada bayi
c. Pemeriksaan fisik
1) Kulit
Warna kulit tubuh merah, sedangkan ekstrimitas berwarna biru, pada bayi
preterm terdapat lanugo dan verniks.
2) Kepala
Kemungkinan ditemukan caput succedaneum atau cephal haematom,
ubun-ubun besar cekung atau cembung kemungkinan adanya peningkatan
tekanan intrakranial.
3) Mata
Warna conjunctiva anemis atau tidak anemis, tidak ada bleeding
conjunctiva, warna sklera tidak kuning, pupil menunjukkan refleksi terhadap
cahaya.
4) Hidung
Terdapat pernafasan cuping hidung dan terdapat penumpukan lendir.
5) Mulut
Bibir berwarna pucat ataupun merah, ada lendir atau tidak.
6) Telinga
Perhatikan kebersihannya dan adanya kelainan
7) Leher
Perhatikan kebersihannya karena leher nenoatus pendek
8) Thorax
Bentuk simetris, terdapat tarikan intercostal, perhatikan suara wheezing dan
ronchi, frekwensi bunyi jantung lebih dari 100 kali per menit.
9) Abdomen
Bentuk silindris, hepar bayi terletak 1 – 2 cm dibawah arcus costaae
pada garis papila mamae, lien tidak teraba, perut buncit berarti adanya
asites atau tumor, perut cekung adanya hernia diafragma, bising usus
timbul 1 sampai 2 jam setelah masa kelahiran bayi, sering terdapat retensi
karena GI Tract belum sempurna.
10) Umbilikus
Tali pusat layu, perhatikan ada pendarahan atau tidak, adanya tanda –
tanda infeksi pada tali pusat.
11) Genitalia
Pada neonatus aterm testis harus turun, lihat adakah kelainan letak muara
uretra pada neonatus laki – laki, neonatus perempuan lihat labia mayor dan
labia minor, adanya sekresi mucus keputihan, kadang perdarahan.
12) Anus
Perhatiakan adanya darah dalam tinja, frekuensi buang air besar serta
warna dari faeses.
13) Ekstremitas
Warna biru, gerakan lemah, akral dingin, perhatikan adanya patah tulang
atau adanya kelumpuhan syaraf atau keadaan jari-jari tangan serta
jumlahnya.
14) Refleks
Pada neonatus preterm post asfiksia berat reflek moro dan sucking lemah.
Reflek moro dapat memberi keterangan mengenai keadaan susunan syaraf
pusat atau adanya patah tulang
3. Data Penunjang
Data penunjang pemeriksaan laboratorium penting artinya dalam
menegakkan diagnosa atau kausal yang tepat sehingga kita dapat memberikan
obat yang tepat pula. Pemeriksaan yang diperlukan adalah:
a. Darah : GDA > 20 mg/dl
b. Test kematangan paru
c. CRP
d. Hb dan Bilirubin : > 10 mg/dl
B. Diagnosa Keperawatan
1. Hambatan ventilasi spontan b.d Imaturitas paru-paru, pertumbuhan dinding
dada belum sempurna
2. Resiko hipotermi b.d Imaturitas integumen, jaringan lemak subkutan lebih tipis
3. Ketidakefektifan pola menyusu bayi b.d fungsi organ belum baik, reflek hisab
lemah
C. INTERVENSI
N RENCANA
DIAGNOSA
O TUJUAN INTERVENSI RASIONAL
1 Hambatan Setelah dilakukan 1. Letakkan bayi 1. Memberi rasa
ventilasi spontan asuhan keperawatan terlentang nyaman dan
b.d Imaturitas selama 3 x 24 jam, dengan alas mengantisipasi flexi
paru-paru, didapatkan : yang data, leher yang dapat
peningkatan 1. Nafas bersih kepala lurus, mengurangi
kerja nafas 2. Tidak tampak dan leher sedikit kelancaran jalan
sianosis tengadah/ekste nafas.
3. Bayi mudah nsi dengan 2. Jalan nafas harus
untuk bernafas meletakkan tetap dipertahankan
bantal atau bebas dari lendir
selimut diatas untuk menjamin
bahu bayi pertukaran gas yang
sehingga bahu sempurna
terangkat 2-3 Meminimalkan
cm terjadinya infeksi
2. Bersihkan jalan silang ibu dan bayi
nafas, mulut, 3. Mencegah terjadinya
hidung bila hipoglikemia
perlu.
3. Terapi
pemberian
Oksigen CPAP
2 .Resiko Setelah dilakukan 1. Monitor TTV 1. Menilai perkembangan
hipotermi b.d asuhan keperawatan 2. Pantau gejala keadaan umum bayi
Imaturitas selama 3 x 24 jam, hipotermi 2. Mengetahui lebih dini
integumen, suhu tubuh bayi 3. Atur suhu adanya gejala
jaringan lemak stabil dengan kriteria inkubator hipotermi sehingga
subkutan lebih hasil : sesuai program lebih cepat teratasi
tipis 1. Suhu normal terapi umur 3. Menjaga bayi tetap
360 C-370 C, dan BB hangat
Nadi 40x/menit 4. Mandikan bayi 4. Menjaga kebersihan
– 60x/menit, RR dalam bayi dengan tetap
120x/menit – inkubator mempertahankan
160x/menit secara sponge kehangatan
2. Akral hangat bath dengan 5. Untuk menjaga suhu
3. Bayi tidak air hangat bayi
menggigil dan 5. Metode
tidak kanguru
kepanasan
4. Personal
hiegine
5. Melatih Room
Lia Dewi VN. 2010. Asuhan Neonatus Bayi dan Anak Balita. Jogjakarta : Salemba medika.
Tanto Chris. 2014. Kapita Selekta Kedokteran edisi IV. Jakarta : Media Aesculapius.
http://niti-adnyani.blogspot.co.id/2011/09/laporan-pendahulan-pada-pasien-
dengan4945.html (diakses pada tanggal 30 Mei 2021).
ASUHAN KEPERAWTAN PRAKTIK KEPERAWATAN
DENGAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH DI RUANG BAYI
RSUD. MOCH ANSARI SALEH
BANJARMASIN
DI SUSUN OLEH:
Saya yang bertanda tangan di bawah ini telah menyelesaikan laporan pendahuluan
dengan kasus BBLR (Berat Bayi Lahir Rendah) di ruang Bayi, RSUD Moch Ansari Saleh
Banjarmasin
Andi Wiyana
Nim : 11409719048
Mengetahui
I. IDENTITAS
A. Bayi
Nama Bayi : Ny. M
Anak yang ke : -5
Tanggal dirawat : 14-05-2021 / Umur : 18 hari
Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
B. Orang Tua
Ayah
Nama : Tn. A
Umur : 48 Tahun
Pekerjaan : Tani
Pendidikan : SD
Agama : Islam
Alamat : Jl. Kuning Raya Rt 006/ Rw 002
Ibu
Nama : Ny. M
Umur : 42 Tahun
Pekerjaan : IRT
Pendidikan : SD
Agama : Islam
Alamat : Jl. Kuning Raya Rt 006/ Rw 002
A. GENOGRAM
: Laki-laki
: Perempuan
: Meninggal
: Pasien
: Garis serumah
: Garis Perkawinan
: Garis Keturuanan
II. RIWYAT PEMERIKSAAN
Keluhan utama
Keluhan berat badan lahirnya rendah, bayi nampak sesak, dan sianosis
V. PENGKAJIAN FISIK
a. Vital sigh
Nadi : 142x/menit
SpO2 : 95 %
Suhu : 36,60 C
RR : 48x/menit
b. Reflek-reflek
Menangis : Lemah
Sukcing : Lemah
Graps : Lemah
Moro : Lemah
c. Kepala leher
Muka : Simetris
Bentuk kepala : Simetris
Mulut : Terpasang OGT ukuran 5, reflex isap lemah
d. Mata ; Bersih
e. Telinga/hidung
Telinga : Simetris
Hidung : PCH O2 CPAP
f. Abdomen : Terpasang selang Infus
g. Thoraks : Simetris, adanya retraksi, pernapasan menggunakan O2 CPAP
h. Ekstremitas : Ekstremitas atas tidak ada kelainan ,ekstremitas bawah tidak
ada kelainan terpasan infus set di sebelah kiri
i. Genital : Testis belum turun ke scrotum
j. Anus : Berlubang
k. Kulit : Tipis lemak subkutan kurang, terdapat lanugo dibagian tangan
dan punggung, tidak terdapat kelainan
X. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Hambatan ventilasi spontan b.d Imaturitas paru-paru, pertumbuhan dinding
dada belum sempurna
2. Resiko hipotermi b.d Imaturitas integumen, jaringan lemak subkutan lebih
tipis
3. Ketidakefektifan pola menyusu bayi b.d fungsi organ belum baik, reflek hisab
lemah
4. Resiko infeksi b.d imaturitas sistem pertahanan tubuh menurun
N RENCANA
DIAGNOSA
O TUJUAN INTERVENSI RASIONAL
1 Hambatan Setelah dilakukan 1. Letakkan bayi 1. Memberi rasa nyaman
ventilasi asuhan terlentang dan mengantisipasi flexi
spontan b.d keperawatan dengan alas leher yang dapat
Imaturitas paru- selama 3 x 24 jam, yang data, mengurangi kelancaran
paru, didapatkan : kepala lurus, jalan nafas.
peningkatan 1. Nafas bersih dan leher
kerja nafas 2. Tidak tampak sedikit 2. Jalan nafas harus tetap
sianosis tengadah/ekste dipertahankan bebas
3. Bayi mudah nsi dengan dari ender untuk
untuk bernafas meletakkan menjamin pertukaran
bantal atau gas yang sempurna
selimut diatas Meminimalkan terjadinya
bahu bayi infeksi silang ibu dan
sehingga bahu bayi
terangkat 2-3
cm 3. Mencegah terjadinya
2. Bersihkan jalan hipoglikemia
nafas, mulut,
hidung bila
perlu.
3. Terapi
pemberian
Oksigen CPAP