Anda di halaman 1dari 29

1

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Menurut definisi WHO, bayi prematur adalah bayi lahir hidup sebelum usia
kehamilan minggu ke 37 (dihitung dari hari pertama haid terakhir). Bayi prematur
atau bayi preterm adalah bayi yang berumur kehamilan 37 minggu tanpa
memperhatikan berat badan, sebagian besar bayi prematur lahir dengan berat badan
kurang 2500 gram.
Selain faktor ibu dan jani ada faktor lain yaitu factor plasenta, seperti plasenta
previa dan solusio plasenta, factor lingkungan, radiasi atau zat - zat beracun,
keadaan sosial ekonomi yang rendah, kebiasaan, pekerjaan yang melelahkan dan
merokok.

1.2 Tujuan

Untuk meningkatkan pengetahuan pembaca mengenai bayi berat badan lahir


rendah (BBLR),Pembaca mengetahui dan mampu mengaplikasikan bagaimana
penatalaksanaan maupun rencana asuhan keperawatan yang dapat diberikan terhadap
bayi berat badan lahir rendah (BBLR)
2

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi Bayi Prematur
Menurut definisi WHO, bayi prematur adalah bayi lahir hidup sebelum usia
kehamilan minggu ke 37 (dihitung dari hari pertama haid terakhir). Bayi prematur
atau bayi preterm adalah bayi yang berumur kehamilan 37 minggu tanpa
memperhatikan berat badan, sebagian besar bayi prematur lahir dengan berat badan
kurang 2500 gram (Surasmi, dkk, 2003). Prematur juga sering digunakan untuk
menunjukkan imaturitas. Bayi dengan berat badan lahir sangat rendah (BBLSR)
yaitu kurang dari 1000 gram juga disebut sebagai neonatus imatur. Secara
historis,bayi dengan berat badan lahir 2500 gram atau kurang disebut bayi premature.
Umumnya kehamilan disebut cukup bulan bila berlangsung antara 37-
41 minggu dihitung dari hari pertama siklus haid terakhir pada siklus 28 hari.
Sedangkan persalinan yang terjadi sebelum usia kandungan mencapai 37 minggu
disebut dengan persalinan prematur. Istilah prematuritas telah diganti dengan bayi
berat badan lahir rendah (BBLR) karena terdapat dua bentuk penyebab kelahiran
bayi dengan berat badan kurang dari 2500 gram, yaitu karena usia kehamilan
kurang dari 37 minggu, berat badan lebih rendah dari semestinya, sekalipun
umur cukup, atau karena kombinasi keduanya. Bayi berat lahir rendah (BBLR)
ialah bayi baru lahir yang berat badannya saat lahir kurang dari 2500 gram (sampai
dengan 2499 gram). Sejak tahun 1961 WHO telah mengganti istilah prematur dengan
bayi berat lahir rendah (BBLR). Hal ini dilakukan karena tidak semua bayi yang
berat badannya kurang dari 2500 gram pada waktu lahir .
Bayi dengan kelahiran prematur dapat dibagi menjadi 2 yaitu :
1. Bayi Prematur Sesuai Masa Kehamilan (SMK)
Bayi prematur sesuai masa kehamilan (SMK) adalah bayi yang lahir dengan
masa gestasi kurang dari 37 minggu dan berat badannya sesuai dengan usia
kehamilan.
3

2. Bayi Prematur Kecil untuk Masa Kehamilan (KMK)


Bayi prematur kecil untuk masa kehamilan (KMK) adalah bayi yang lahir
dengan berat badan kurang dari berat badan seharusnya untuk masa gestasi
tersebut. Banyak istilah yang dipergunakan untuk 9 menunjukkan bahwa bayi
KMK ini dapat menderita gangguan pertumbuhan di dalam uterus (intrauterine
retardation = IUGR) seperti pseudopremature, small for dates, dysmature,
fetal malnutrition syndrome, chronis fetal distress, IUGR dan small for
gestational age (SGA). Setiap bayi baru lahir (prematur, matur dan post matur)
mungkin saja mempunyai berat yang tidak sesuai dengan masa gestasinya.

2.2 Etiologi Bayi Prematur


Bayi dengan kelahiran prematur dapat disebabkan oleh beberapa faktor yaitu sebagai
berikut:
1.Faktor ibu
Faktor ibu merupakan hal dominan dalam mempengaruhi kejadian prematur, factor-
faktor tersebut di antaranya adalah:
1) Toksemia gravidarum (preeklampsia dan eklampsia).
2) Riwayat kelahiran premature sebelumnya, perdarahan antepartum, malnutrisi dan
anemia sel sabit.
3) Kelainan bentuk uterus (misal: uterus bikurnis, inkompeten serviks).
4) Tumor (misal: mioma uteri, eistoma).
5) Ibu yang menderita penyakit seperti penyakit akut dengan gejala panas tinggi
(misal: thypus abdominalis, dan malaria) dan penyakit kronis (misal: TBC, penyakit
jantung, hipertensi, penyakit ginjal).
6) Trauma pada masa kehamilan, antara lain jatuh.
7) Kebiasaan ibu (ketergantungan obat narkotik, rokok dan alkohol).
8) Usia ibu pada waktu hami l kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35 tahun.
9) Bekerja yang terlalu berat.
10) Jarak hamil dan bersalin terlalu dekat.
4

2.Faktor Janin
Beberapa factor janin yang mempengaruhi kejadian prematur antara lain
kehamilan ganda, hidramnion, ketuban pecah dini,cacat
bawaan,kelainan kromosom,infeksi (misal: rubella, sifilis,11toksoplasmosis),
insufensi plasenta, inkompatibilitas darah ibu dari janin (faktor rhesus, golongan
darah A, B dan O), infeksi dalam rahim.
3.Faktor Lain
Selain faktor ibu dan jani ada faktor lain yaitu factor plasenta, seperti plasenta
previa dan solusio plasenta, factor lingkungan, radiasi atau zat - zat beracun,
keadaan sosial ekonomi yang rendah, kebiasaan, pekerjaan yang melelahkan dan
merokok.
Menurut Proverawati & Sulistyorini(2010),
berdasarkan klasifikasinya penyebab kelahiran bayi prematur dapat dibedakan
menjadi
sebagai berikut:
1.Bayi prematur tipe SMK disebabkan oleh:
 Berat badan ibu yang rendah, ibu hamil yang masih remaja,kehamilan
kembar.
 Pernah melahirkan bayi prematur sebelumnya.
 Cervical incompetence (mulut rahim yang lemah hingga tak mampu menahan
berat bayi dalam rahim).
 Perdarahan sebelum atau saat persalinan (antepartum hemorrhage).
 Ibu hamil yang sedang sakit.

2.Bayi prematur tipe KMK disebabkan oleh:


 Ibu hamil yang kekurangan nutrisi.
 Ibu memiliki riwayat hipertensi, pre eklampsia dan anemia.Kehamilan
kembar.
 Malaria kronik dan penyakit kronik lainnya.
 Ibu hamil merokok.
5

2.3 Manifestasi Klinis Bayi Prematur


1.Umur kehamilan sama dengan atau kurang dari 37 minggu.
2.Berat badan sama dengan atau kurang dari 2500 gram.
3.Panjang badan sama dengan atau kurang dari 46 cm.
4.Lingkar kepala sama dengan atau kurang dari 33 cm.
5.Lingkar dada sama dengan atau kurang dari 30 cm.
6.Rambut lanugo masih banyak.
7.Jaringan lemak subkutan tipis atau kurang.
8.Tulang rawan daun telinga belum sempuna pertumbuhannya.
9.Tumit mengkilap, telapak kaki halus.
10.Genetalia belum sempurna, labiaminora belum tertutup oleh labiamayora dan
klitoris menonjol (pada bayi perempuan). Testis belum turun kedalam skrotum,
pigmentasi dan rugue pada skrotum kurang (pada bayi laki-laki).
11.Tonus otot lemah sehingga bayi kurang aktif dan pergerakannya lemah.
12.Fungsi saraf yang belum atau tidak efektif dan tangisnya lemah.
13.Jaringan kelenjar mamae masih kurang akibat pertumbuhan otot dan jaringan
lemak masih kurang.
14.Vernix caseosatidak ada atau sedikit bila ada.

2.4 Masalah yang Terjadi pada Bayi Prematur


Terdapat beberapa masalah yang dapat terjadi pada bayi prematur baik dalam jangka
panjang maupun jangka pendek. Masalah jangka pendeknya antara lain adalah
sebagai berikut:
1. Gangguan metabolik, antara lain sebagai berikut:
 Hipotermia
Terjadi karena sedikitnya lemak tubuh pada bayi prematur dan pengaturan
suhu tubuh bayi yang belum matang.
 Hipoglikemia
Hipoglikemia adalah kondisi ketidaknormalan kadar glukosa serum yang
rendah pada bayi yaitu kurang dari 45 mg/dL. Gula darah berfungsi sebagai
6

makanan otak dan membawa oksigen ke otak. Jika asupan glukosa kurang,
maka dapat menyebabkan sel-sel saraf di otak mati dan dapat mempengaruhi
kecerdasan bayi kelak. Oleh karena itu bayi prematur membutuhkan ASI
sesegera mungkin setelah lahir dan minum sering atau setiap 2 jam.
 Hiperglikemia
Hiperglikemia sering terjadi pada bayi sangat prematur karena mendapat
cairan glukosa berlebihan secara intravena.
 Masalah pemberian ASI
Masalah pemberian ASI terjadi karena ukuran tubuh bayi yang kecil,
dan keadaan bayi yang kurang energi, lemah serta lambungnya yang
kecil dan tidak dapat mengisap.
2. Gangguan imunitas, antara lain sebagai berikut:
 Gangguan imonologik Daya tahan tubuh terhadap infeksi berkurang karena
kadar Ig G maupun gamma globulin yang rendah. Bayi prematur belum
sanggup membentuk antibodi dan daya fagositosis serta reaksi terhadap
infeksi yang belum baik.
 Kejang saat dilahirkan
Kejang dapat terjadi karena infeksi sebelum lahir (prenatal), perdarahan
intrakranial atau akibat vitamin B6 yang dikonsumsi ibu.
 Ikterus (kadar bilirubin yang tinggi) Bayi prematur menjadi kuning lebih
awal dari pada bayi cukup bulan pada umumnya.

3. Gangguan pernafasan, antara lain sebagai berikut:


 Sindroma gangguan pernapasan
Sindroma gangguan pernapasan pada bayi prematur adalah
perkembangan imatur pada sistem pernafasan atau tidak adekuatnya
jumlah surfaktan pada paru-paru.
 Asfiksia
7

Dampak kelahiran prematur adalah proses adaptasi bayi terhadap


pernapasan waktu lahir sehingga mengalami asfiksia waktu lahir dan
membutuhan resusitasi.
 Apneu periodik (henti napas)Organ paru-paru dan susunan saraf pusat yang
belum sempurna menyebabkan bayi dengan kelahiran prematur berhenti
bernapas.
 Paru-paru belum berkembangOrgan paru-paru yang belum berkembang
menyebabkan bayi mengalami sesak napas (asfiksia) dan membutuhkan
resusitasi dengan cepat.
 Retrolental fibroplasia
Penyakit ini ditemukan pada bayi prematur yang disebabkan oleh gangguan
oksigen yang berlebihan. Kelainan ini sering terjadi pada bayi premature
dengan berat badan kurang dari 2000 gram dan telah mendapat oksigen
dengan konsentrasi tinggi atau lebih dari 40%.
4.Gangguan sistem peredaran darah, antara lain sebagai berikut:
 Masalah perdarahan
Perdarahan pada bayi yang lahir prematur dapat disebabkan karena
kekurangan faktor pembekuan darah atau karena faktor fungsi pembekuan
darah yang abnormal atau menurun.
 Anemia
Anemia pada bayi prematur dapat terjadi lebih dini karena disebabkan
oleh supresi eritropoesis pasca lahir, persediaan zat besi janin yang
sedikit, serta bertambah besarnya volume darah sebagai akibat
pertumbuhan yang lebih cepat.
 Gangguan jantung
Gangguan jantung yang sering ditemui pada bayi prematur adalah patent
ductus ateriosus (PDA) yang menetap sampai bayi berumur 3 hari, terutama
pada bayi dengan penyakit membran hialin. Gangguan jantung lain yang
sering terjadi pada bayi prematur adalah 20defek septum ventrikel yang sering
8

dialami oleh bayi prematur dengan berat badan kurang dari 2500 gram dan
masa gestasinya kurang dari 34 minggu.
 Gangguan pada otak
Gangguan pada otak yang dapat terjadi pada bayi prematur adalah
intraventricular hemorrhage, yaitu perdarahan intrakranial yang dapat
mengakibatkan masalah neurologis,seperti gangguan mengendalikan otot,
keterlambatan perkembangan,dan kejang. Selain itu, bayi juga dapat
mengalami periventricular leukomalacia (PVL) yaitu kerusakan dan
pelunakan materi putih (bagian dalam otak yang mentransmisikan informasi
antara sel-sel saraf dan sumsum tulang belakang, juga dari satu bagian
otak ke bagian otak yang lain) yang biasanya terjadi pada bayi dengan masa
gestasi kurang dari 32 minggu.
5) Bayi prematur dengan icterus
Peningkatan kadar bilirubin dalam darah mengakibatkan perubahan warna kuning
pada kulit, membran mukosa, sklera,dan organ lain pada bayi.
6) Kejang
Suatu kondisi yan terjadi pada bayi prematur yang ditandai dengan adanya tremor
dan disertai penurunan kesadaran,terjadi gerakan yang tidak terkendali pada mulut,
mata, dan anggota gerak lain, serta terjadinya kekakuan seluruh tubuh tanpa adanya
rangsangan.
7) Hipoglikemia
Suatu kondisi dimana kadar gula darah bayi yang rendah dan di bawah normal, yang
dapat mengakibatkan bayi menjadi gelisah dan tremor, apatis, kejang, lemah,
letargis, kesulitan makan, keringat banyak, hipertermi bahkan henti jantung.

2.5 Pemeriksaaan Penunjang pada Bayi Prematur


Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan pada bayi prematur dan BBLR adalah
sebagai berikut:
1. Jumlah sel darah putih: 18.000/mm3. Neutrofil meningkat hingga 23.000-
24.000/mm3 hari pertama setelah lahir dan menurun bila ada sepsis
9

2.Hematokrit (Ht): 43%-61%. Peningkatan hingga 65% atau lebih menandakan


polisitemia,sedangkan penurunan kadar menunjukkan anemia atau hemoragic
prenatal/perinatal.
3.Hemoglobin (Hb): 15-20gr/dl. Kadar hemoglobin yang rendah berhubungan
dengan anemia atau hemolisis yang berlebihan.
4. Bilirubin total: 6 mg/dl pada hari pertama kehidupan, 8 mg/dl pada 1-2 hari,
dan 12 gr/dl pada 3-5 hari.
5. Destrosix: tetes glukosa pertama selama 4-6 jam pertama setelah
kelahiran rata-rata 40-50 mg/dl dan meningkat 60-70 mg/dl pada hari ketiga.
6.Pemantauan elektrolit (Na, K, Cl): dalam batas normal pada awal kehidupan.
10

BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
Contoh Kasus
Klien bernama By. S lahir di Surabaya pada tanggal 20 juli 2017 berusia 4 hari,jenis
kelamin perempuan dengan berat badan 2100 gram,panjang 47 cm, usia kehamilan 35
minggu, lahir melalui sectio caesaria. Diagnosa medis NP/BBLR/SMK, LK= 32 cm;
LD= 30 cm; LLA= 12 cm. Pemeriksaan fisik N= 140x/mnt, RR= 38x/mnt, suhu=
36,5oC.

Biodata
A. Identitas Klien
1. Nama/Nama panggilan : By. S. P
2. Tempat tgl lahir/usia : Surabaya, 20 Juli 2017/ 4 hari
3. Jenis kelamin : Perempuan
4. A g a m a : Kristen Protestan
5. Pendidikan :-
6. Alamat : Kedung Rukem Tengah No. 4
7. Tgl masuk : 22 Juli 2001 (di Ruang Neonatologi)
8. Tgl pengkajian : 23 Juli 2001
9. Diagnosa medik : NP/BBLR/SMK
B. Identitas Orang tua
1. Ayah
a. N a m a : Tn. A
b. U s i a : 39 thn
c. Pendidikan : SMA
d. Pekerjaan/sumber penghasilan : Swasta
e. A g a m a : Kristen protestan
f. Alamat : Kedung Rukem Tengah No. 4

2. Ibu
a. N a m a : Ny. S
11

b. U s i a : 38 Thn
c. Pendidikan : SMA
d. Pekerjaan/Sumber penghasilan: IRT
e. Agama : Kristen Protestan
f. Alamat : Kedung Rukem Tengah No. 4

C. Identitas Saudara Kandung


No NAMA USIA HUBUNGAN STATUS KESEHATAN
1. Tidak ada Tidak Tidak ada Tidak ada
ada

II. Riwayat Kesehatan


A. Riwayat Kesehatan Sekarang
Keluhan Utama
 Riwayat Keluhan Utama : bayi lahir prematur (35 minggu), BBLR (2100
gram), melalui SC (Sectio Caesar).
 Keluhan Pada Saat Pengkajian : bayi dirawat terpisah dari ibu secara
intensif.

B. Riwayat Kesehatan Keluarga


¤ Genogram

X
12

Keterangan :

: Klien X :
Meninggal

: Perempuan : laki-laki

: serumah : anak kandung

IV. Riwayat Immunisasi (imunisasi lengkap)


NO Jenis immunisasi Waktu pemberian Frekuensi Reaksi setelah pemberian
1. BCG Tidak diberikan Tidak ada Tidak ada
2. DPT (I,II,III,IV) Tidak diberikan Tidak ada Tidak ada
3. Polio (I,II,III,IV) Tidak diberikan Tidak ada Tidak ada
4. Campak Tidak diberikan Tidak ada Tidak ada
5. Hepatitis B Tidak diberikan Tidak ada Tidak ada
6. Dll Tidak diberikan Tidak ada Tidak ada

V. Riwayat Tumbuh Kembang


A. Pertumbuhan Fisik
1. Berat badan : 2100 gram
2. Tinggi badan : 47 cm
3. Waktu tumbuh gigi : tidak dikaji karena bayi baru berusia 4
hari

B. Perkembangan Tiap tahap


Usia anak saat
1. Berguling : tidak dikaji
2. Duduk : tidak dikaji
3. Merangkak : tidak dikaji
4. Berdiri : tidak dikaji
5. Berjalan : tidak dikaji
6. Senyum kepada orang lain pertama kali : tidak dikaji
13

7. Bicara pertama kali : tidak dikaji


8. Berpakaian tanpa bantuan : tidak dikaji
VI. Riwayat Nutrisi
A. Pemberian ASI
1. Pertama kali disusui : pada saat anak lahir
2. Cara pemberian : melalui dot
3. Lama pemberian : 12 x
4. Jumlah pemberian : 25 cc

B. Pemberian susu formula


1. Alasan pemberian : tidak diberikan susu formula
2. Jumlah pemberian : tidak diberikan susu formula
3. Cara pemberian : tidak diberikan susu formula
C. Pola perubahan nutrisi tiap tahap usia sampai nutrisi saat ini
Usia Jenis Nutrisi Lama Pemberian
1. 0-4 Bulan ASI 12 x
2. 4-12 Bulan Tidak ada Tidak ada
3. Saat ini Tidak ada Tidak ada

VII. Riwayat Psikososial


¤ Anak tinggal dengan : orang tua
¤ Lingkungan berada di : kampung yang padat penduduknya
¤ Apakah rumah dekat : ayah klien mengatakan rumah berdekatan dengan
tetangga
¤ Apakah ada tangga yang bisa berbahaya: tidak ada
¤ Hubungan antar anggota keluarga : ayah klien mengatakan hubungan antar
keluarga baik
¤ Pengasuh anak : ada
VIII. Riwayat Spiritual
14

¤ Support sistem dalam keluarga : baik, orang tua selalu memberi dukungan satu
sama lain
¤ Kegiatan keagamaan : keluarga klien taat dalam beribadah
IX. Reaksi Hospitalisasi
A. Pengalaman keluarga tentang sakit dan rawat inap
- Mengapa ibu membawa anaknya ke RS : ibu klien ke rumah sakit untuk
melahirkan dan untuk merawat anaknya.
- Apakah dokter menceritakan tentang kondisi anak : dokter menceritrakan
perkembangan anaka kepada ayah klien
- Bagaimana perasaan orang tua saat ini : orang tua klien meraka khawatir dan
cemas
- Apakah orang tua selalu berkunjung : orang tua klian tidak dapat berkunjung
dikarenakan bayi yang ditempatkan di inkkubator dan juga kedaan ibu klien yang
baru selesai dioperasi.
- Siapa yang akan tinggal dengan anak : orang tua
B. Pemahaman anak tentang sakit dan rawat inap
- Mengapa kelurga/orang tua membawa kamu ke RS? Tidak dikaji
- Menurut apa penyebab kamu sakit? Tidak dikaji
- Apakah dokter menceritakan keadaan anak? Tidak dikaji
- Bagaimana rasanya ketika anak dirawat di RS : Tidak dikaji

X. Aktivitas sehari-hari
A. Cairan
Kondisi Sebelum Sakit Saat Sakit
1. Jenis minuman ASI ASI
2-3 jam
2. Frekuensi minum 2-3 jam
3. Kebutuhan cairan
4. Cara pemenuhan
15

B. Eliminasi (BAB&BAK)
Kondisi Sebelum Sakit Saat Sakit
BAB ( Buang Air Besar)
1. Tempat popok Popok
pembuangan 1x 1x
Lembek
2. Frekuensi (waktu) Lembek
3. Konsistensi Tidak ada Tidak ada
Tidak ada
4. Kesulitan Tidak ada
5. Obat pencahar
BAK ( Buang Air Kecil)
1. Tempat
Popok Popok
pembuangan
2. Frekuensi (waktu) 3 x sehari 3 xsehari
Kuning pucat Kuning pucat (bau
3. Warna dan bau
(bau pesing (amoniak) pesing (amoniak)
4. Volume
5. Kesulitan
Tidak ada Tidak ada

C. Istirahat tidur
Kondisi Sebelum Sakit Saat Sakit
1. Jam tidur
- Siang (± 18 jam sehari). (± 18 jam sehari).
- Malam
2. Pola tidur Normal Normal
3. Kebiasaan sebelum Tidak ada Tidak ada
tidur
Tidak ada Tidak ada
4. Kesulitan tidur
16

D. Olah Raga
Tidak dikaji karena bayi berusia 4 hari
E. Personal Hygiene

Kondisi Sebelum Sakit Saat Sakit


1. Mandi Bayi tidak dimandikan Bayi tidak dimandikan
- Cara
- Frekuensi
- Alat mandi
2. Cuci rambut Tidak mencuci rambut Tidak mencuci rambut
- Frekuensi bayi bayi
- Cara
3. Gunting kuku
- Frekuensi Tidak dikaji Tidak dikaji
- Cara
4. Gosok gigi
- Frekuensi Tidak dikaji Tidak dikaji
- Cara

F. Aktifitas/Mobilitas Fisik
Tidak dikaji karena bayi berusia 4 hari

G. Rekreasi
Tidak dikaji karena bayi berusia 4 hari

XI. Pemeriksaan Fisik

1. Keadaan umum : menangis kuat, lemah.


2. Kesadaran : apatis
3. Tanda – tanda vital :
17

a. Tekanan darah : tidak dikaji


b. Denyut nadi : HR= 140x/mnt
c. Suhu : 36,5oC.
d. Pernapasan : 38x/mnt

4. Antropometri:
a. Berat Badan : 2100 gram;
b. Tinggi Badan : 47 cm
c. Lingkar lengan atas : 12 cm.
d. Lingkar kepala : 32 cm;
e. Lingar dada : 30 cm
f. Lingkar perut : tidak dikaji
5. Sistem pernapasan.
a. Hidung : simetris,bersih
b. Leher : tidak ada kelainan
c. Dada : LD= 30 cm.
- Bentuk dada : bidang (simetris kiri dan kanan )
- Gerakan dada :
d. Suara napas : Ves/vel, ronchi -/-; wheezing -/-, RR=
38x/mnt.
e. Clubing finger : tidak ada

6. Sistem Cardiovasculer.
a. Conjunctiva :
b. Tekanan vena jugularis : normal
c. Ukuran jantung : tidak dikaji
d. Suara jantung : S1 S2 tunggal, murmur positif sistole
e. Capillary Refilling Time : normal

7. Sistem Pencernaan.
a. Sklera : normal
b. Mulut : mukosa kering
c. Gaster : tidak ada kelainan
e. Abdomen : tidak ada kelainan
f. Anus : iritasi/kemerahan di sekitar anus.

8. Sistem Indra.
1. Mata : mengeluarkan
sekret banyak, terutama mata kiri, berkedip bila terpapar cahaya
2. Hidung : dapat
bersin
3.. Telinga : reflek terkejut positif

9. Sistem saraf
18

1. Fungsi serebral
a. Status mental :
b. Kesadaran :
c. Bicara :

2. Fungsi cranial
Tidak dikaji
10. Sistem Muskulo Skeletal
1. Kepala: fontanella tidak
menonol, LK= 32 cm,

11. Sistem integumen


1. Rambut : rambut tipis, terdapat lanugo
2. Kulit :.normal
3. Kuku : normal

12. Sistem Endokrin


1. Kelenjar thyroid : tidak ada pembesaran kelenjar tiroid
2. Ekskresi urine : tidak dikaji
e. Suhu tubuh : 36,5oC.
3. Tidak ada riwayat bekas air seni dikelilingi semut ; tidak ada

13. Sistem perkemihan


Tidak dikaji

14. Sistem Reproduksi


1. Wanita.
a. Payudara : Putting kecil
b. Areola mammae : pink kemerah – merahan, kecil
c. Labiamayoradanminora : bersih ada secret tetapi tidak berbau
15. Sistem Imun
Tidak dapat dikaji

XII. Test Diagnostik


1. Laboratorium : GDA= 82 mg/L.
- Leukosit= 6600 x 109/L.
- Hb= 24,0 gr/DL.
- Diff Eosinofil:
· SC= 73
· Ly= 27
- Thrombosit= cukup.
19

XIII. Terapi saat ini (ditulis dengan rinci)


Tanggal 24 Juli 2001:
- /B15 12 x 25 cc s/d 12 x 40 cc + extra.
- Thermoregulasi.
Tanggal 26 Juli 2001:
Fototherapy:
- 1x12 jam I.
- 1x 24 jam II.

Data Fokus
1. Nama Pasien : By S
2. No. Rekam medik : 9909
3. Ruang rawat :ruang anak
Data Subjektif Data Objektif
 Bayi tidak aktif, lemah -Suhu= 36oC.
 Lemah serta cengeng -RR=38x/mnt,
 terdengar bunyi bising usus -N= 140x/ mnt.
 mata kiri mengeluarkan sekret Reflek mengisap ma-sih lemah.
-NGT terpasang.
-BB= 2000gr.
-Ada muntah± 5-10 cc.
-Kulit disekitar anuskemerahan
-Lembabpada daerahgenital& anus.
-BAB/BAK+.
-Mukosa bibir kering.
-Turgor kulit masih baik.
-Klien mendapat fototherapy pada tgl. 26
Juli 2001 sebanyak 2 seri.
- Tubuh kuning.
-Tali pusat
masih basah.
-Umur 4
hari, lahir
prema-tur.
-Belum mendapat
imunisasi.

ANALISA DATA
20

NO DATA ETIOLOGI MASALAH


1 S: Bayi tidak Immaturitas, transisi Risiko hipotermia.
aktif, lemah lingkungan, ekstra
O: -Suhu= uterus neonatus.
36oC.
-RR=
38x/mnt,
-HR= 140x/
mnt.
-Kulit
dingin.
2 S: Lemah serta S: Lemah serta Ketidakefektif
cengeng cengeng an pola pemberian
O: -Reflek mengisap O: -Reflek mengisap makan bayi.
ma-sih ma-sih
lemah. lemah.
-NGT terpasang. -NGT terpasang.
-BB= 2000 -BB= 2000
gr. gr.
-Ada muntah -Ada muntah
± 5-10 cc. ± 5-10 cc.
3 S= tidak dikaji. Kerentanan terhadap Risiko terhadap
O: -Kulit disekitar infeksi nosokomial kerusakan
anus efek iritan lingkungan integritas
kemerahan sekunder. kulit.
-Lembab
pada daerah
genital
& anus.
-BAB/BAK +.
4 S: Klien agak Immaturitas, radiasi Ketidakseimbangan
ce-ngeng. lingkungan, kehilangan cairan
O: -Mukosa bibir melalui kulit/ & elektrolit
kering. paru.
-Turgor kulit
masih baik.
-BB= 2000
gr.
-Klien
mendapat
fototherapy
pada tgl.
26 Juli
2001
sebanyak 2
seri.
5 S: tidak dikaji. Kerentanan bayi/ Risiko terhadap
O: -Tubuh kuning. immaturitas, bahaya infeksi.
21

-Tali pusat lingkungan, luka


masih basah. terbuka (tali pusat).
-Umur 4
hari, lahir
prema-tur.
-Belum mendapat
imunisasi

Diagnosa Keperawatan (Panduan Diagnosa Keperawatan Nanda)

Intervensi Keperawatan (Pakai panduan NOC dan NIC)

NO Diagnosa Keperawatan Kriteria Hasil Intervensi


1. Tempatkan bayi di
bawah
pemanas/inkubator.
2. Pertahankan suhu
ruang perawatan.
3. Kaji suhu
rectal/axilla setiap 2
jam bila per-lu.
4. Kaji status infant
Mempertahankan
Risiko hipotermia yang menunjukkan
suhu lingkungan
berhubungan dengan stress dingin. 1. Tempatkan bayi di
tetap normal.
1 immaturitas, bawah
transisi lingkungan pemanas/inkubator.
Bayi tidak
ekstra uterus neonatus. 2. Pertahankan suhu
kedinginan.
ruang perawatan.
3. Kaji suhu
rectal/axilla setiap 2
jam bila per-lu.
4. Kaji status infant
yang menunjukkanstress dingin.
5. Hindarkan meletak-kan bayi dekat
deng-an sumber
dingin/ daerah terbuka.
Ketidakefektifan - 1. Kaji pola makan
pola pemberian Bayi meneri-ma bayi & kebutuhan
makan bayi berhubungan nutrisi de-ngan nutrisi.
dengan adekuat. 2. Diskusikan
lethargi sekunder - dengan orangtua
akibat prematuritas. Bayi dapat makan mengenai pemberian
tanpa bantuan ASI.
sonde. 3. Berikan intervensi
22

spesifik untuk mening


katkan pemberian
makan per oral yang
efektif selain melalui
-
sonde.
Reflek mengi-sap
4. Tingkatkan
bayi terus
pemberi-an makan per
meningkat
oral & penurunan
sehingga
pemberi-an makan
dapat di
enteral se-jalan
berikan per oral
dengan makin
efektifnya bayi
makan /minum melalui
mulut
1. Ganti
popok/pakaian bayi
setiap kali basah
Risiko kerusakan 2. Berikan talk setiap
-Iritasi pada
integritas kulit mengganti popok/pakaian.
daerah
berhubungan dengan kerentanan 3. Masase dengan
perineal minimal.
terhadap infeksi lem-but kulit yang
-Popok/pakaian
nosokomial, efek sehat, terutama pada
tidak dibiarkan
iritan lingkungan dae-rah yang tertekan.
lembab & basah
sekunder. 4. Monitor terus
kondisi/ perubahan
yang ter-jadi.

4 Ketidakseimbangan Mempertahankan 1.Berikan cairan sesuai


cairan berhubungan keseimbangan kebutuhan bayi & usia.
dengan cairan & 2. Timbang BB setiap
immaturitas, radiasi elektrolit. hari.
lingkungan kehilangan melalui 3. Monitor & catat intake
kulit/paru. –output setiap hari,
bandingkan jumlah
untuk menentukan
status ketidakseimbangan.
4. Pertahankan suhu
lingkungan tetap normal.
5. Kaji tanda-tanda
peningkatan
kebutuhan cairan &
TTV:
- Peningkat suhu
tubuh.
23

- Hipovolemik shock.
- Sepsis.
- Asfiksia & hipoksia.
6. Monitor laboratorium.
1. Berikan lingkungan
yang melindungi klien
dari infeksi seperti:
· cuci tangan
sebe-lum
menyentuh klien.
· Ikuti protap
isolasi pada bayi.
Risiko terhadap
· lakukan/terapka
infeksi berhubungan
n teknik steril saat
dengan kerentanan
Infeksi dapat di melakukan tindakan
5 bayi/immaturitas,
cegah. pada bayi.
bahaya
2. Kaji perubahan suhu tubuh serta
lingkungan, luka
tanda/gejala
terbuka (tali pusat).
klinis yang timbul
3. Monitor hasil pemeriksaan
laboratorium.
4. Monitor tanda-tanda
terjadi infeksi & pantau
serta rawat tali
pusat bayi secara
benar.

Implementasi Keperawatan

Diagnosa
NO Hari/tanggal Implementasi Evaluasi
Keperawatan
1 Risiko hipotermia 24 Juli -Mengatur suhu S: tidak dikaji.
berhubungan dengan 2001: inkubator. O: -Klien tetap hangat,
immaturitas, - Mengukur suhu tu-buh suhu=
transisi lingkungan klien= 36,4oC. 36,7oC.
ekstra uterus - Memantau suhu -Akral hangat.
neonatus. lingkungan. A: Masalah terata-si
- Menghindarikan bayi sebagian.
dari sumber dingin P: Teruskan rencana
dengan memakaikan Intervensi
24

pakaian/popok yang
kering.
emberikan ma-kan
melalui sonde susu
25 cc tiap 2 jam.
- Memberikan susu
melalui botol.
- Mengkaji kebutu-han
nutrisi klien
- Mengganti S: tidak dikaji.
popok/pakaian bayi bila O:- PASI diberikan
basah. personde & per oral, 40 cc +
Ketidakefektifan - Memberikan masa-se extra.
pola pemberian pada daerah yang -Reflek menghisap mulai kuat.
makan bayi 24 Juli tertekan. A: Masalah belum
2 berhubungan 2001: - Menimbang BB (2000 teratasi seluruh-nya.
dengan gr). P: Rencana intervensi
lethargi sekunder - Mengkaji tetap diteruskan.
akibat prematuritas. TTV:
Suhu= 36,7oC, HR=
144x/mnt, RR= 36x/
mnt.
3 Risiko kerusakan 25 Juli 2001 - Mengukur suhu tu- S: tidak dikaji.
integritas kulit buhklien & suhu O: - Kulit disekitar anus
berhubungan dengan lingkungan. masihkebutukemerahan/
kerentanan - Mengkaji status in- iritasi.
terhadap infeksi fant, apakah terda-pat - Popok/pakaian selalu diganti.
nosokomial, efek stress terhadap A: Masalah teratasi sebagian.
iritan lingkungan dingin. P: Rencana intervensi
sekunder. - Mengganti popok/ tetap di teruskan.
pakaian bayi yang
basah.
- Memberikan susu
botol
& sonde 30 cc tiap 2
jam.
- Melakukan masase
dengan lembut pa-da
punggung bayi.
- Menghitung
kebutuhan cairan bagi
klien.
- Mengukur TTV: su-
hu=
25

36,8oC, HR=
148x/mnt, RR= 40x/
mnt.
- Mendiskusikan
dengan
orangtua apakah
klien bisa diberikan
ASI langsung
dari ibunya (ternya-ta
tidak bisa karena ASI
tidak keluar.
4 Ketidakseimbangan 26 Juli 2001 - Mengukur suhu tu-buh S: tidak dikaji.
cairan berhubungan & suhu inkuba-tor. O: -Klien mendapat terapi
dengan - Menyarankan orang fototerapi sebanyak 2 seri.
immaturitas, radiasi tua untuk membesuk -Intake ditingkatkan, PASI
lingkungankehilangan klien & memberikan 12x40 cc + extra.
melalui perhatian. -Mukosa kering, klien cengeng.
kulit/paru - Memberikan susu A: Masalah belum
botol & sonde tiap 2 teratasi.
jam. P: Rencana intervensi
- Setiap mengganti tetap di teruskan.
popok/pakaian
memantau keadaan tali
pusat serta tanda-tanda
infeksi.
- Menimbang BB= 2000
gram.
- Monitor tanda-tanda
terjadinya gangguan
keseimbangan cairan.
Melakukan tindakan
sesuai prosedur
pencegahan infeksi,
seperti:
·cuci tangan sebelum &
sesudah memegang
klien.
·Membatasi/mengurang
i Interaksi dengan klien.
·Menerapkan teknik
steril setiap
Melakukan prosedur
pada klien.
Mengambil spesimen
26

darah.
- Monitor TTV: suhu=
37,1oC, N= 140x/ mnt,
RR= 40x/mnt.
-Mengukur suhu tubuh. S: tidak dikaji.
- Mengganti popok/ O: -Tubuh klien terlihat kuning.
pakaian bayi. -Suhu= 37,2oC,
- Mencuci tangan N= 144x/ mnt, RR= 40 x/mnt.
sebelum & sesudah -Leukosit= 6600.
memegang klien. A: Masalah belum teratasi.
- Memberikan susu P: Rencana intervensi tetap
Risiko terhadap botol & sonde 40 cc/2 diteruskan.
infeksi berhubungan jam + extra.
dengan kerentanan - Mengatur posisi klien
27 Juli
5 bayi/immaturitas, untuk pembe-rian
2001:
bahaya fototerapi.
lingkungan, luka - Menimbang BB= 2000
terbuka (tali pusat). gr.
- Observasi keadaan
umum & suhu klien
setiap 3 jam.
- Mengukur TTV:
suhu=37,2oC, HR=
144x/
mnt, RR= 40 x/mnt.

Catatan Perkembangan
27

TGL Dx IMPLEMENTASI EVALUASI

-Mengatur suhu inkubator.


- Mengukur suhu tu-buh
klien= 36,4oC.
- Memantau suhu
lingkungan. S: tidak dikaji.
- Menghindarikan bayi O: -Klien tetap hangat,
Risiko hipotermia dari sumber dingin suhu=
berhubungan dengan dengan memakaikan 36,7oC.
immaturitas, pakaian/popok yang kering. -Akral hangat.
transisi lingkungan emberikan ma-kan A: Masalah terata-si
ekstra uterus neonatus. melalui sonde susu sebagian.
25 cc tiap 2 jam. P: Teruskan rencana
- Memberikan susu intervensi
melalui botol.
- Mengkaji kebutu-han nutrisi
klien
- Mengganti popok/pakaian bayi S: tidak dikaji.
bila basah. O:- PASI diberikan
Ketidakefektifan - Memberikan masa-se pada personde & per oral, 40 cc
pola pemberian daerah yang tertekan. + extra.
makan bayi berhubungan - Menimbang BB (2000 gr). -Reflek menghisap mulai
dengan - Mengkaji kuat.
lethargi sekunder TTV: A: Masalah belum
akibat prematuritas. Suhu= 36,7oC, HR= teratasi seluruh-nya.
144x/mnt, RR= 36x/ P: Rencana intervensi
mnt. tetap diteruskan.
- Mengukur suhu tu-buhklien &
suhu
lingkungan.
- Mengkaji status in-fant,
apakah terda-pat
stress terhadap
dingin.
- Mengganti popok/
pakaian bayi yang
basah. . S: tidak dikaji.
- Memberikan susu botol O: - Kulit disekitar anus
Risiko kerusakan
& sonde 30 cc tiap 2 masihkebutukemerahan/
integritas kulit
jam. iritasi.
berhubungan dengan
- Melakukan masase - Popok/pakaian selalu
kerentanan
dengan lembut pa-da diganti.
terhadap infeksi nosokomial,
punggung bayi. A: Masalah teratasi
efek
- Menghitung kebutuhan cairan sebagian.
iritan lingkungan
bagi klien. P: Rencana intervensi
sekunder
- Mengukur TTV: su-hu= tetap di teruskan.
36,8oC, HR=
28

[ CITATION SUB \l 1057 ]

BAB IV
PENUTUP

4.1. Kesimpulan

Bayi prematur adalah bayi lahir hidup sebelum usia kehamilan minggu
ke 37 (dihitung dari hari pertama haid terakhir). Bayi prematur atau bayi
preterm adalah bayi yang berumur kehamilan 37 minggu tanpa
memperhatikan berat badan, sebagian besar bayi prematur lahir dengan berat
badan kurang 2500 gram (Surasmi, dkk, 2003). Prematur juga sering
digunakan untuk menunjukkan imaturitas. Bayi dengan berat badan lahir
sangat rendah (BBLSR) yaitu kurang dari 1000 gram juga disebut sebagai
neonatus imatur. Secara historis,bayi dengan berat badan lahir 2500 gram
atau kurang disebut bayi premature.
Penyebab Bayi Prematur Toksemia gravidarum (preeklampsia dan
eklampsia),Riwayat kelahiran premature sebelumnya, perdarahan antepartum,
malnutrisi dan anemia sel sabit, factor janin yang mempengaruhi kejadian
prematur antara lain kehamilan ganda, hidramnion, ketuban pecah dini,cacat
Selain faktor ibu dan jani ada faktor lain yaitu factor plasenta, seperti plasenta
previa dan solusio plasenta, factor lingkungan, radiasi atau zat - zat beracun,
keadaan sosial ekonomi yang rendah, kebiasaan, pekerjaan yang melelahkan
dan merokok

4.2. Saran
Semoga dengan adanya makalah ini mahasiswa lebih memahami dan mengerti
tentang bagaimana asuhan keperawatan pada bayi prematur,
penanganan,penyebab serta pengobatan yang dilakukan. Penulis
mengharapkan saran dan kritikan pembaca untuk memperbaiki makalah ini,
semoga makalah ini dapt berguna bagi kita semua.
29

Daftar Pustaka

SUBHAN. (n.d.). ASUHAN KEPERAWATAN PADA BAYI S. P DENGAN


PREMATUR/BBLR/ SEDANG MASA KEHAMILAN DI RUANG
NEONATOLOGI RSUD DR. SOETOMO SURABAYA.

http://perpustakaan.poltekes-malang.ac.id/assets/file/kti/1401100050/13_2_pdf

Anda mungkin juga menyukai