BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Menurut definisi WHO, bayi prematur adalah bayi lahir hidup sebelum usia
kehamilan minggu ke 37 (dihitung dari hari pertama haid terakhir). Bayi prematur
atau bayi preterm adalah bayi yang berumur kehamilan 37 minggu tanpa
memperhatikan berat badan, sebagian besar bayi prematur lahir dengan berat badan
kurang 2500 gram.
Selain faktor ibu dan jani ada faktor lain yaitu factor plasenta, seperti plasenta
previa dan solusio plasenta, factor lingkungan, radiasi atau zat - zat beracun,
keadaan sosial ekonomi yang rendah, kebiasaan, pekerjaan yang melelahkan dan
merokok.
1.2 Tujuan
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi Bayi Prematur
Menurut definisi WHO, bayi prematur adalah bayi lahir hidup sebelum usia
kehamilan minggu ke 37 (dihitung dari hari pertama haid terakhir). Bayi prematur
atau bayi preterm adalah bayi yang berumur kehamilan 37 minggu tanpa
memperhatikan berat badan, sebagian besar bayi prematur lahir dengan berat badan
kurang 2500 gram (Surasmi, dkk, 2003). Prematur juga sering digunakan untuk
menunjukkan imaturitas. Bayi dengan berat badan lahir sangat rendah (BBLSR)
yaitu kurang dari 1000 gram juga disebut sebagai neonatus imatur. Secara
historis,bayi dengan berat badan lahir 2500 gram atau kurang disebut bayi premature.
Umumnya kehamilan disebut cukup bulan bila berlangsung antara 37-
41 minggu dihitung dari hari pertama siklus haid terakhir pada siklus 28 hari.
Sedangkan persalinan yang terjadi sebelum usia kandungan mencapai 37 minggu
disebut dengan persalinan prematur. Istilah prematuritas telah diganti dengan bayi
berat badan lahir rendah (BBLR) karena terdapat dua bentuk penyebab kelahiran
bayi dengan berat badan kurang dari 2500 gram, yaitu karena usia kehamilan
kurang dari 37 minggu, berat badan lebih rendah dari semestinya, sekalipun
umur cukup, atau karena kombinasi keduanya. Bayi berat lahir rendah (BBLR)
ialah bayi baru lahir yang berat badannya saat lahir kurang dari 2500 gram (sampai
dengan 2499 gram). Sejak tahun 1961 WHO telah mengganti istilah prematur dengan
bayi berat lahir rendah (BBLR). Hal ini dilakukan karena tidak semua bayi yang
berat badannya kurang dari 2500 gram pada waktu lahir .
Bayi dengan kelahiran prematur dapat dibagi menjadi 2 yaitu :
1. Bayi Prematur Sesuai Masa Kehamilan (SMK)
Bayi prematur sesuai masa kehamilan (SMK) adalah bayi yang lahir dengan
masa gestasi kurang dari 37 minggu dan berat badannya sesuai dengan usia
kehamilan.
3
2.Faktor Janin
Beberapa factor janin yang mempengaruhi kejadian prematur antara lain
kehamilan ganda, hidramnion, ketuban pecah dini,cacat
bawaan,kelainan kromosom,infeksi (misal: rubella, sifilis,11toksoplasmosis),
insufensi plasenta, inkompatibilitas darah ibu dari janin (faktor rhesus, golongan
darah A, B dan O), infeksi dalam rahim.
3.Faktor Lain
Selain faktor ibu dan jani ada faktor lain yaitu factor plasenta, seperti plasenta
previa dan solusio plasenta, factor lingkungan, radiasi atau zat - zat beracun,
keadaan sosial ekonomi yang rendah, kebiasaan, pekerjaan yang melelahkan dan
merokok.
Menurut Proverawati & Sulistyorini(2010),
berdasarkan klasifikasinya penyebab kelahiran bayi prematur dapat dibedakan
menjadi
sebagai berikut:
1.Bayi prematur tipe SMK disebabkan oleh:
Berat badan ibu yang rendah, ibu hamil yang masih remaja,kehamilan
kembar.
Pernah melahirkan bayi prematur sebelumnya.
Cervical incompetence (mulut rahim yang lemah hingga tak mampu menahan
berat bayi dalam rahim).
Perdarahan sebelum atau saat persalinan (antepartum hemorrhage).
Ibu hamil yang sedang sakit.
makanan otak dan membawa oksigen ke otak. Jika asupan glukosa kurang,
maka dapat menyebabkan sel-sel saraf di otak mati dan dapat mempengaruhi
kecerdasan bayi kelak. Oleh karena itu bayi prematur membutuhkan ASI
sesegera mungkin setelah lahir dan minum sering atau setiap 2 jam.
Hiperglikemia
Hiperglikemia sering terjadi pada bayi sangat prematur karena mendapat
cairan glukosa berlebihan secara intravena.
Masalah pemberian ASI
Masalah pemberian ASI terjadi karena ukuran tubuh bayi yang kecil,
dan keadaan bayi yang kurang energi, lemah serta lambungnya yang
kecil dan tidak dapat mengisap.
2. Gangguan imunitas, antara lain sebagai berikut:
Gangguan imonologik Daya tahan tubuh terhadap infeksi berkurang karena
kadar Ig G maupun gamma globulin yang rendah. Bayi prematur belum
sanggup membentuk antibodi dan daya fagositosis serta reaksi terhadap
infeksi yang belum baik.
Kejang saat dilahirkan
Kejang dapat terjadi karena infeksi sebelum lahir (prenatal), perdarahan
intrakranial atau akibat vitamin B6 yang dikonsumsi ibu.
Ikterus (kadar bilirubin yang tinggi) Bayi prematur menjadi kuning lebih
awal dari pada bayi cukup bulan pada umumnya.
dialami oleh bayi prematur dengan berat badan kurang dari 2500 gram dan
masa gestasinya kurang dari 34 minggu.
Gangguan pada otak
Gangguan pada otak yang dapat terjadi pada bayi prematur adalah
intraventricular hemorrhage, yaitu perdarahan intrakranial yang dapat
mengakibatkan masalah neurologis,seperti gangguan mengendalikan otot,
keterlambatan perkembangan,dan kejang. Selain itu, bayi juga dapat
mengalami periventricular leukomalacia (PVL) yaitu kerusakan dan
pelunakan materi putih (bagian dalam otak yang mentransmisikan informasi
antara sel-sel saraf dan sumsum tulang belakang, juga dari satu bagian
otak ke bagian otak yang lain) yang biasanya terjadi pada bayi dengan masa
gestasi kurang dari 32 minggu.
5) Bayi prematur dengan icterus
Peningkatan kadar bilirubin dalam darah mengakibatkan perubahan warna kuning
pada kulit, membran mukosa, sklera,dan organ lain pada bayi.
6) Kejang
Suatu kondisi yan terjadi pada bayi prematur yang ditandai dengan adanya tremor
dan disertai penurunan kesadaran,terjadi gerakan yang tidak terkendali pada mulut,
mata, dan anggota gerak lain, serta terjadinya kekakuan seluruh tubuh tanpa adanya
rangsangan.
7) Hipoglikemia
Suatu kondisi dimana kadar gula darah bayi yang rendah dan di bawah normal, yang
dapat mengakibatkan bayi menjadi gelisah dan tremor, apatis, kejang, lemah,
letargis, kesulitan makan, keringat banyak, hipertermi bahkan henti jantung.
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
Contoh Kasus
Klien bernama By. S lahir di Surabaya pada tanggal 20 juli 2017 berusia 4 hari,jenis
kelamin perempuan dengan berat badan 2100 gram,panjang 47 cm, usia kehamilan 35
minggu, lahir melalui sectio caesaria. Diagnosa medis NP/BBLR/SMK, LK= 32 cm;
LD= 30 cm; LLA= 12 cm. Pemeriksaan fisik N= 140x/mnt, RR= 38x/mnt, suhu=
36,5oC.
Biodata
A. Identitas Klien
1. Nama/Nama panggilan : By. S. P
2. Tempat tgl lahir/usia : Surabaya, 20 Juli 2017/ 4 hari
3. Jenis kelamin : Perempuan
4. A g a m a : Kristen Protestan
5. Pendidikan :-
6. Alamat : Kedung Rukem Tengah No. 4
7. Tgl masuk : 22 Juli 2001 (di Ruang Neonatologi)
8. Tgl pengkajian : 23 Juli 2001
9. Diagnosa medik : NP/BBLR/SMK
B. Identitas Orang tua
1. Ayah
a. N a m a : Tn. A
b. U s i a : 39 thn
c. Pendidikan : SMA
d. Pekerjaan/sumber penghasilan : Swasta
e. A g a m a : Kristen protestan
f. Alamat : Kedung Rukem Tengah No. 4
2. Ibu
a. N a m a : Ny. S
11
b. U s i a : 38 Thn
c. Pendidikan : SMA
d. Pekerjaan/Sumber penghasilan: IRT
e. Agama : Kristen Protestan
f. Alamat : Kedung Rukem Tengah No. 4
X
12
Keterangan :
: Klien X :
Meninggal
: Perempuan : laki-laki
¤ Support sistem dalam keluarga : baik, orang tua selalu memberi dukungan satu
sama lain
¤ Kegiatan keagamaan : keluarga klien taat dalam beribadah
IX. Reaksi Hospitalisasi
A. Pengalaman keluarga tentang sakit dan rawat inap
- Mengapa ibu membawa anaknya ke RS : ibu klien ke rumah sakit untuk
melahirkan dan untuk merawat anaknya.
- Apakah dokter menceritakan tentang kondisi anak : dokter menceritrakan
perkembangan anaka kepada ayah klien
- Bagaimana perasaan orang tua saat ini : orang tua klien meraka khawatir dan
cemas
- Apakah orang tua selalu berkunjung : orang tua klian tidak dapat berkunjung
dikarenakan bayi yang ditempatkan di inkkubator dan juga kedaan ibu klien yang
baru selesai dioperasi.
- Siapa yang akan tinggal dengan anak : orang tua
B. Pemahaman anak tentang sakit dan rawat inap
- Mengapa kelurga/orang tua membawa kamu ke RS? Tidak dikaji
- Menurut apa penyebab kamu sakit? Tidak dikaji
- Apakah dokter menceritakan keadaan anak? Tidak dikaji
- Bagaimana rasanya ketika anak dirawat di RS : Tidak dikaji
X. Aktivitas sehari-hari
A. Cairan
Kondisi Sebelum Sakit Saat Sakit
1. Jenis minuman ASI ASI
2-3 jam
2. Frekuensi minum 2-3 jam
3. Kebutuhan cairan
4. Cara pemenuhan
15
B. Eliminasi (BAB&BAK)
Kondisi Sebelum Sakit Saat Sakit
BAB ( Buang Air Besar)
1. Tempat popok Popok
pembuangan 1x 1x
Lembek
2. Frekuensi (waktu) Lembek
3. Konsistensi Tidak ada Tidak ada
Tidak ada
4. Kesulitan Tidak ada
5. Obat pencahar
BAK ( Buang Air Kecil)
1. Tempat
Popok Popok
pembuangan
2. Frekuensi (waktu) 3 x sehari 3 xsehari
Kuning pucat Kuning pucat (bau
3. Warna dan bau
(bau pesing (amoniak) pesing (amoniak)
4. Volume
5. Kesulitan
Tidak ada Tidak ada
C. Istirahat tidur
Kondisi Sebelum Sakit Saat Sakit
1. Jam tidur
- Siang (± 18 jam sehari). (± 18 jam sehari).
- Malam
2. Pola tidur Normal Normal
3. Kebiasaan sebelum Tidak ada Tidak ada
tidur
Tidak ada Tidak ada
4. Kesulitan tidur
16
D. Olah Raga
Tidak dikaji karena bayi berusia 4 hari
E. Personal Hygiene
F. Aktifitas/Mobilitas Fisik
Tidak dikaji karena bayi berusia 4 hari
G. Rekreasi
Tidak dikaji karena bayi berusia 4 hari
4. Antropometri:
a. Berat Badan : 2100 gram;
b. Tinggi Badan : 47 cm
c. Lingkar lengan atas : 12 cm.
d. Lingkar kepala : 32 cm;
e. Lingar dada : 30 cm
f. Lingkar perut : tidak dikaji
5. Sistem pernapasan.
a. Hidung : simetris,bersih
b. Leher : tidak ada kelainan
c. Dada : LD= 30 cm.
- Bentuk dada : bidang (simetris kiri dan kanan )
- Gerakan dada :
d. Suara napas : Ves/vel, ronchi -/-; wheezing -/-, RR=
38x/mnt.
e. Clubing finger : tidak ada
6. Sistem Cardiovasculer.
a. Conjunctiva :
b. Tekanan vena jugularis : normal
c. Ukuran jantung : tidak dikaji
d. Suara jantung : S1 S2 tunggal, murmur positif sistole
e. Capillary Refilling Time : normal
7. Sistem Pencernaan.
a. Sklera : normal
b. Mulut : mukosa kering
c. Gaster : tidak ada kelainan
e. Abdomen : tidak ada kelainan
f. Anus : iritasi/kemerahan di sekitar anus.
8. Sistem Indra.
1. Mata : mengeluarkan
sekret banyak, terutama mata kiri, berkedip bila terpapar cahaya
2. Hidung : dapat
bersin
3.. Telinga : reflek terkejut positif
9. Sistem saraf
18
1. Fungsi serebral
a. Status mental :
b. Kesadaran :
c. Bicara :
2. Fungsi cranial
Tidak dikaji
10. Sistem Muskulo Skeletal
1. Kepala: fontanella tidak
menonol, LK= 32 cm,
Data Fokus
1. Nama Pasien : By S
2. No. Rekam medik : 9909
3. Ruang rawat :ruang anak
Data Subjektif Data Objektif
Bayi tidak aktif, lemah -Suhu= 36oC.
Lemah serta cengeng -RR=38x/mnt,
terdengar bunyi bising usus -N= 140x/ mnt.
mata kiri mengeluarkan sekret Reflek mengisap ma-sih lemah.
-NGT terpasang.
-BB= 2000gr.
-Ada muntah± 5-10 cc.
-Kulit disekitar anuskemerahan
-Lembabpada daerahgenital& anus.
-BAB/BAK+.
-Mukosa bibir kering.
-Turgor kulit masih baik.
-Klien mendapat fototherapy pada tgl. 26
Juli 2001 sebanyak 2 seri.
- Tubuh kuning.
-Tali pusat
masih basah.
-Umur 4
hari, lahir
prema-tur.
-Belum mendapat
imunisasi.
ANALISA DATA
20
- Hipovolemik shock.
- Sepsis.
- Asfiksia & hipoksia.
6. Monitor laboratorium.
1. Berikan lingkungan
yang melindungi klien
dari infeksi seperti:
· cuci tangan
sebe-lum
menyentuh klien.
· Ikuti protap
isolasi pada bayi.
Risiko terhadap
· lakukan/terapka
infeksi berhubungan
n teknik steril saat
dengan kerentanan
Infeksi dapat di melakukan tindakan
5 bayi/immaturitas,
cegah. pada bayi.
bahaya
2. Kaji perubahan suhu tubuh serta
lingkungan, luka
tanda/gejala
terbuka (tali pusat).
klinis yang timbul
3. Monitor hasil pemeriksaan
laboratorium.
4. Monitor tanda-tanda
terjadi infeksi & pantau
serta rawat tali
pusat bayi secara
benar.
Implementasi Keperawatan
Diagnosa
NO Hari/tanggal Implementasi Evaluasi
Keperawatan
1 Risiko hipotermia 24 Juli -Mengatur suhu S: tidak dikaji.
berhubungan dengan 2001: inkubator. O: -Klien tetap hangat,
immaturitas, - Mengukur suhu tu-buh suhu=
transisi lingkungan klien= 36,4oC. 36,7oC.
ekstra uterus - Memantau suhu -Akral hangat.
neonatus. lingkungan. A: Masalah terata-si
- Menghindarikan bayi sebagian.
dari sumber dingin P: Teruskan rencana
dengan memakaikan Intervensi
24
pakaian/popok yang
kering.
emberikan ma-kan
melalui sonde susu
25 cc tiap 2 jam.
- Memberikan susu
melalui botol.
- Mengkaji kebutu-han
nutrisi klien
- Mengganti S: tidak dikaji.
popok/pakaian bayi bila O:- PASI diberikan
basah. personde & per oral, 40 cc +
Ketidakefektifan - Memberikan masa-se extra.
pola pemberian pada daerah yang -Reflek menghisap mulai kuat.
makan bayi 24 Juli tertekan. A: Masalah belum
2 berhubungan 2001: - Menimbang BB (2000 teratasi seluruh-nya.
dengan gr). P: Rencana intervensi
lethargi sekunder - Mengkaji tetap diteruskan.
akibat prematuritas. TTV:
Suhu= 36,7oC, HR=
144x/mnt, RR= 36x/
mnt.
3 Risiko kerusakan 25 Juli 2001 - Mengukur suhu tu- S: tidak dikaji.
integritas kulit buhklien & suhu O: - Kulit disekitar anus
berhubungan dengan lingkungan. masihkebutukemerahan/
kerentanan - Mengkaji status in- iritasi.
terhadap infeksi fant, apakah terda-pat - Popok/pakaian selalu diganti.
nosokomial, efek stress terhadap A: Masalah teratasi sebagian.
iritan lingkungan dingin. P: Rencana intervensi
sekunder. - Mengganti popok/ tetap di teruskan.
pakaian bayi yang
basah.
- Memberikan susu
botol
& sonde 30 cc tiap 2
jam.
- Melakukan masase
dengan lembut pa-da
punggung bayi.
- Menghitung
kebutuhan cairan bagi
klien.
- Mengukur TTV: su-
hu=
25
36,8oC, HR=
148x/mnt, RR= 40x/
mnt.
- Mendiskusikan
dengan
orangtua apakah
klien bisa diberikan
ASI langsung
dari ibunya (ternya-ta
tidak bisa karena ASI
tidak keluar.
4 Ketidakseimbangan 26 Juli 2001 - Mengukur suhu tu-buh S: tidak dikaji.
cairan berhubungan & suhu inkuba-tor. O: -Klien mendapat terapi
dengan - Menyarankan orang fototerapi sebanyak 2 seri.
immaturitas, radiasi tua untuk membesuk -Intake ditingkatkan, PASI
lingkungankehilangan klien & memberikan 12x40 cc + extra.
melalui perhatian. -Mukosa kering, klien cengeng.
kulit/paru - Memberikan susu A: Masalah belum
botol & sonde tiap 2 teratasi.
jam. P: Rencana intervensi
- Setiap mengganti tetap di teruskan.
popok/pakaian
memantau keadaan tali
pusat serta tanda-tanda
infeksi.
- Menimbang BB= 2000
gram.
- Monitor tanda-tanda
terjadinya gangguan
keseimbangan cairan.
Melakukan tindakan
sesuai prosedur
pencegahan infeksi,
seperti:
·cuci tangan sebelum &
sesudah memegang
klien.
·Membatasi/mengurang
i Interaksi dengan klien.
·Menerapkan teknik
steril setiap
Melakukan prosedur
pada klien.
Mengambil spesimen
26
darah.
- Monitor TTV: suhu=
37,1oC, N= 140x/ mnt,
RR= 40x/mnt.
-Mengukur suhu tubuh. S: tidak dikaji.
- Mengganti popok/ O: -Tubuh klien terlihat kuning.
pakaian bayi. -Suhu= 37,2oC,
- Mencuci tangan N= 144x/ mnt, RR= 40 x/mnt.
sebelum & sesudah -Leukosit= 6600.
memegang klien. A: Masalah belum teratasi.
- Memberikan susu P: Rencana intervensi tetap
Risiko terhadap botol & sonde 40 cc/2 diteruskan.
infeksi berhubungan jam + extra.
dengan kerentanan - Mengatur posisi klien
27 Juli
5 bayi/immaturitas, untuk pembe-rian
2001:
bahaya fototerapi.
lingkungan, luka - Menimbang BB= 2000
terbuka (tali pusat). gr.
- Observasi keadaan
umum & suhu klien
setiap 3 jam.
- Mengukur TTV:
suhu=37,2oC, HR=
144x/
mnt, RR= 40 x/mnt.
Catatan Perkembangan
27
BAB IV
PENUTUP
4.1. Kesimpulan
Bayi prematur adalah bayi lahir hidup sebelum usia kehamilan minggu
ke 37 (dihitung dari hari pertama haid terakhir). Bayi prematur atau bayi
preterm adalah bayi yang berumur kehamilan 37 minggu tanpa
memperhatikan berat badan, sebagian besar bayi prematur lahir dengan berat
badan kurang 2500 gram (Surasmi, dkk, 2003). Prematur juga sering
digunakan untuk menunjukkan imaturitas. Bayi dengan berat badan lahir
sangat rendah (BBLSR) yaitu kurang dari 1000 gram juga disebut sebagai
neonatus imatur. Secara historis,bayi dengan berat badan lahir 2500 gram
atau kurang disebut bayi premature.
Penyebab Bayi Prematur Toksemia gravidarum (preeklampsia dan
eklampsia),Riwayat kelahiran premature sebelumnya, perdarahan antepartum,
malnutrisi dan anemia sel sabit, factor janin yang mempengaruhi kejadian
prematur antara lain kehamilan ganda, hidramnion, ketuban pecah dini,cacat
Selain faktor ibu dan jani ada faktor lain yaitu factor plasenta, seperti plasenta
previa dan solusio plasenta, factor lingkungan, radiasi atau zat - zat beracun,
keadaan sosial ekonomi yang rendah, kebiasaan, pekerjaan yang melelahkan
dan merokok
4.2. Saran
Semoga dengan adanya makalah ini mahasiswa lebih memahami dan mengerti
tentang bagaimana asuhan keperawatan pada bayi prematur,
penanganan,penyebab serta pengobatan yang dilakukan. Penulis
mengharapkan saran dan kritikan pembaca untuk memperbaiki makalah ini,
semoga makalah ini dapt berguna bagi kita semua.
29
Daftar Pustaka
http://perpustakaan.poltekes-malang.ac.id/assets/file/kti/1401100050/13_2_pdf