Anda di halaman 1dari 27

ASUHAN KEPERAWATAN PADA BY.

F DENGAN BERAT
BAYI LAHIR RENDAH (BBLR) DI RUANG HCU NEONATUS
RSCM
Di Susun untuk Memenuhi Tugas Keperawatan Anak
Dosen pembimbing: Masrah Hasan., S.Kep.,Ns.,M.Biomed

Disusun Oleh :
1. Andi Mutmainna (190402003)
2. Besse Sri Anugrah (190402006)
3. Mirna (190402009)
4. Nurdillah (190402013)
5. Siti Dwi Nuryulia (190402017)
6. Sitti Fatima (190402018)

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
UNIVERSITAS PUANGRIMAGGALATUNG
2021
Konsep Dasar
Bayi Berat Badan Lahir Rendah (BBLR)

A. Definisi
Bayi berat badan lahir rendah (BBLR) ialah bayi baru lahir dengan berat
badan kurang atau sama dengan 250 gram (WHO, 1961), sedangkan bayi
dengan berat badan kurang dari 1500 gr termasuk bayi dengan berat badan
lahir sangat rendah. Pada kongres European Prenatal Medicine II (1970) di
London diusulkan definisi sebagai berikut:
- Preterin Infant (bayi kurang bulan: masa gestasi kurang dari 269 hari
(37mg).
- Term infant (bayi cukup bulan: masa gestasi 259-293 hari (37 – 41 mg).
- Post term infant (bayi lebih bulan, masa gestasi 254 hari atau lebih (42
mg/lebih).
Dengan pengertian di atas, BBRL dibagi atas dua golongan:
1. Prematuritas murni kurang dari 37 hari dan BB sesuai dengan masa
kehamilan/ gestasi (neonatus kurang bulan - sesuai masa kehamilan/
NKBSMK).
2. Dismatur, BB kurang dari seharusnya untuk masa gestasi/kehamilan akibat
bayi mengalami retardasi intra uteri dan merupakan bayi yang kecil untuk
masa pertumbuhan (KMK). Dismatur dapat terjadi dalam preterm, term
dan post term yang terbagi dalam :
* Neonatus kurang bulan – kecil untuk masa kehamilan (NKB-
KMK).
* Neonatus cukup bulan – kecil untuk masa kehamilan (NCB –
KMK).
* Neonatus lebih bulan – kecil untuk masa kehamilan (NLB –
KMK).
B. Etiologi BBLR
1. Faktor ibu :
- Riwayat kelahiran prematur sebelumnya
- Perdarahan antepartum
- Malnutrisi
- Hidromion
- Penyakit jantung/penyakit kronis lainnya
- Umur ibu kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35 tahun
- Jarak dua kehamilan yang terlalu dekat
- Infeksi
- Penderita DM berat
2. Faktor Janin :
- Cacat bawaan
- Kehamilan ganda/gemili
- Ketuban pecah dini/KPD
3. Keadaan sosial ekonomi yang rendah
4. Kebiasaan
5. Idiopatik
C. Patofisiologi
Secara umum bayi BBLR ini berhubungan dengan usia kehamilan yang
belum cukup bulan (prematur) disamping itu juga disebabkan dismaturitas.
Artinya bayi lahir cukup bulan (usia kehamilan 38 minggu), tapi berat badan
(BB) lahirnya lebih kecil ketimbang masa kehamilannya, yaitu tidak
mencapai 2.500 gram. Biasanya hal ini terjadi karena adanya gangguan
pertumbuhan bayi sewaktu dalam kandungan yang disebabkan oleh penyakit
ibu seperti adanya kelainan plasenta, infeksi, hipertensi dan keadaan-keadaan
lain yang menyebabkan suplai makanan ke bayi jadi berkurang.
Gizi yang baik diperlukan seorang ibu hamil agar pertumbuhan janin
tidak mengalami hambatan, dan selanjutnya akan melahirkan bayi dengan
berat normal. Dengan kondisi kesehatan yang baik, sistem reproduksi
normal, tidak menderita sakit, dan tidak ada gangguan gizi pada masa pra
hamil maupun saat hamil, ibu akan melahirkan bayi lebih besar dan lebih
sehat daripada ibu dengan kondisi kehamilan yang sebaliknya. Ibu dengan
kondisi kurang gizi kronis pada masa hamil sering melahirkan bayi BBLR,
vitalitas yang rendah dan kematian yang tinggi, terlebih lagi bila ibu
menderita anemia.
Sistem pernapasan pada dasarnya cenderung kurang berkembang pada
bayi prematur. Kapasitas vital dan kapasitas residual fungsional paru-paru
pada dasarnyakecil berkaitan dengan ukuran bayi. Sebagai akibatnya sindrom
gawat napas sering merupakan penyebab umum kematian. Masalah besar
lainnya pada bayi premature adalah pencernaan dan absorpsi makanan yang
inadekuat. Bila prematuritas bayilebih dari dua bulan, system pencernaan dan
absorpsi hampir selalu inadekuat. Absorpsi lemak juga sangat buruk sehingga
bayi premature harus menjalani diet rendah lemak. Lebih jauh lagi, bayi
premature memiliki kesulitan dalam absorpsi kalsium yang tidak lazim dan
oleh karena itu dapat mengalami rikets yang berat sebelum kesulitan tersebut
dikenali. Imaturitas organ lain yang sering menyebabkan kesulitan yang berat
pada bayi premature meliputi system imun yang menyebabkan daya tahan
tubuh terhadap infeksi berkurang karena rendahnya kadar IgG gamma
globulin, serta bayi premature relatif belum sanggup membentuk antibody
dan daya fagositosis serta reaksi terhadap peradangan masih belum baik
sehingga bayi premature beresiko mengalami infeksi, system integumen
dimana jaringan kulit masih tipis dan rawan terjadinya lecet, system
termoregulasi dimana bayi premature belum mampu mempertahankan suhu
tubuh yang normal akibat penguapan yang bertambah karena kurangnya
jaringan lemak di bawah kulit dan pusat pengaturan suhu yang belum
berfungsi sebagaimana mestinya sehingga beresiko mengalami hipotermi atau
kehilangan panas dalam tubuh
(Ngastiyah, 2005)
D. Pathway
Faktor Pencetus

Faktor Ibu Faktor Janin Faktor Lingkungan

1. Faktor penyakit 1. Hydroamnion 1. Tempat tinggal di


(toksemia 2. Kehamilan dataran tinggi
gravidarum, multiple/ganda 2. Radiasi
trauma fisik, dll) 3. Kelainan 3. Zat-zat beracun
2. Faktor usia kromosom

BBLR

Kulit tipis dan lemak Imaturitas system pernafasan Reflek menelan dan menghisap blm
subcutan kurang sempurna

Tidak dapat menyimpan Pernafasan belum sempurna Intake nutrisi tidak adekuat
panas

Mudah kehilangan panas Asupan gizi kurang


O2 dalam darah CO2

Sel-sel kekurangan nutrisi


kedinginan O2 dalam sel darah rendah Co2
tinggi

hipotermi Kerusakan sel


Asidosis respiratoris
Penurunan BB/kematian

Gangguan pertukaran
gas

Ketidakseimbangan nutrisi kurang


dari kebutuhan tubuh
E. Tanda-tanda bayi BBLR
a. BB < 250 gram, TB < 45 cm, lingkar dada < 30 cm, lingkar kepala < 33
cm.
b. Tanda-tanda neonatus :
1. Kulit keriput tipis, merah, penuh bulu-bulu halus (lanugo) pada dahi,
pelipis, telinga dan lengan, lemak alam jaringan sub-kutan sedikit.
2. Kuku jari tangan dan kaki belum mencapai ujung jari.
3. Bayi prematur laki-laki testis belum turun dan pada bayi perempuan
labia minora lebih menonjol.
c. Tanda-tanda fisiologis :
1. Gerak pasif dan tangis hanya merintih walaupun lapar, lebih banyak
tidur dan malas.
2. Suhu tubuh mudah berubah menjadi hipotermis.

F. Penatalaksanaan BBLR
1. Pengaturan suhu
Untuk mencegah hipotermi, diperlukan lingkungan yang cukup
hangat dan istirahat konsumsi O2 yang cukup. Bila dirawat dalam
inkubator maka suhunya untuk bayi dengan BB 2 kg adalah 35℃ dan
untuk bayi dengan BB 2 – 2,5 kg adalah 34℃. Bila tidak ada inkubator,
pemanasan dapat dilakukan dengan membungkus bayi dan meletakkan
botol-botol hangat yang telah dibungkus dengan handuk atau lampu
petromak di dekat tidur bayi. Bayi dalam inkubator hanya dipakaikan
popok untuk memudahkan pengawasan mengenai keadaan umum, warna
kulit, pernafasan, kejang dan sebagainya sehingga penyakit dapat dikenali
sedini mungkin.
2. Pengaturan makanan/nutrisi
Prinsip utama pemberian makanan pada bayi prematur adalah sedikit
demi sedikit. Secara perlahan-lahan dan hati-hati. Pemberian makanan dini
berupa glukosa, ASI atau PASI atau mengurangi resiko hipoglikemia,
dehidrasi atau hiperbilirubinia. Bayi yang daya isapnya baik dan tanpa
sakit berat dapat dicoba minum melalui mulut. Umumnya bayi dengan
berat kurang dari 1500 gram memerlukan minum pertama dengan pipa
lambung karena belum adanya koordinasi antara gerakan menghisap
dengan menelan. Dianjurkan untuk minum pertama sebanyak 1 ml larutan
glukosa 5 % yang steril untuk bayi dengan berat kurang dari 1000 gram, 2
– 4 ml untuk bayi dengan berat antara 1000-1500 gram dan 5-10 ml untuk
bayi dengan berat lebih dari 1500 Gr.
Apabila dengan pemberian makanan pertama bayi tidak mengalami
kesukaran, pemberian ASI/PASI dapat dilanjutkan dalam waktu 12-48
jam.
3. Mencegah infeksi
Bayi prematur mudah terserang infeksi. Hal ini disebabkan karena
daya tubuh bayi terhadap infeksi kurang antibodi relatif belum terbentuk
dan daya fagositosis serta reaksi terhadap peradangan belum baik.
Prosedur pencegahan infeksi adalah sebagai berikut:
- Mencuci tangan sampai ke siku dengan sabun dan air mengalir selama
2 menit sebelum masuk ke ruang rawat bayi.
- Mencuci tangan dengan zat anti septic/ sabun sebelum dan sesudah
memegang seorang bayi.
- Mengurangi kontaminasi pada makanan bayi dan semua benda yang
berhubungan dengan bayi.
- Membatasi jumlah bayi dalam satu ruangan.
- Melarang petugas yang menderita infeksi masuk ke ruang rawat bayi.

G. Prognosis BBLR
Prognosis tergantung berat ringannya masalah prenatal, selain itu juga
tergantung dari keadaan sosial ekonomi, pendidikan orang tua dam perawatan
saat hamil, persalinan dan perawatan post – natal.
ASUHAN KEPERAWATAN
PADA BBLR
A. Pengkajian
1. Biodata
a. Identitas bayi: Nama, jenis kelamin, BB, TB, LK, LD.
b. Identitas orang tua: Nama, umur, pekerjaan, pendidikan, alamat.
c. Keluhan utama: BB < 45 cm, LD < 30 cm, LK < 33 cm, hipotermi.
d. Riwayat penyakit sekarang.
e. Riwayat penyakit keluarga.
f. Riwayat penyakit dahulu.
2. Pemeriksaan fisik biologis
• Ibu
- Riwayat kehamilan dan umur kehamilan.
- Riwayat persalinan dan proses pertolongan persalinan yang
dahulu dan sekarang.
- Riwayat fisik dan kesehatan ibu saat pengkajian.
- Riwayat penyakit ibu.
- Psikososial dan spiritual ibu.
- Riwayat perkawinan.
• Bayi
- Keadaan bayi saat lahir; BB < 2500 gr, PB < 45 cm, LK 33 cm,
LD < 30 cm.
- Inspeksi
1. Kepala lebih besar daripada badan, ubun-ubun dan sutura
lebar.
2. Lanugo banyak terdapat pada dahi, pelipis, telinga dan tangan.
3. Kulit tipis, transparan dan mengkilap.
4. Rambut halus, tipis dan alis tidak ada.
5. Garis telapak kaki sedikit.
6. Retraksi sternum dengan iga
7. Kulit menggantung dalam lipatan (tidak ada lemak sub kutan).
- Palpasi
1. Hati mudah dipalpasi.
2. Tulang teraba lunak.
3. Limpa mudah teraba ujungnya.
4. Ginjal dapat dipalpasi.
5. Daya isap lemah.
6. Retraksi tonus – leher lemah, refleks Moro (+).
- Perkusi - Auskultasi
1. Nadi lemah.
2. Denyut jantung 140 – 150 x/menit, respirasi 60 x/menit.

B. Diagnosa dan Rencana Keperawatan


1. Gangguan pemenuhan 02 berbanding dengan surfectan, pertumbuhan dan
perkembangan paru yang belum sempurna, otot pernafasan yang masih
lemah dan tulang iga yang melengkung serta refleks batuk yang belum
sempurna.
Tujuan : kebutuhan pernafasan dapat terpenuhi secara adekuat dengan
kriteria:
- Bernapas dengan bebas dan lancar.
- Tidak ada sianosis, warna kulit merah.
- Tidak ada apnea, ataupun tachipnea.
- Frekuensi nafas dalam batas normal 40 – 60 X/menit. Pernafasan
chegne stokes.
Intervensi :
- Beri rangsangan taktil sedini mungkin.
- Observasi pernafasan setiap 5 menit.
- Atur posisi bayi dengan kepala ekstensi.
- Awasi perdarahan, monitor USG atau CT-Scan.
- Terapi O2 2 Lt/menit.
- Kolaborasi obat-obatan.
2. Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
refleks menghisap dan menelan yang belum sempurna, distensi abdomen,
volume lambung berkurang, daya untuk mencerna dan mengabsorbsi
lemak, laktosa, vitamin yang larut dalam lemak berkurang, kerja spinkter
esophagus teratur.
Tujuan : kebutuhan nutrisi terpenuhi dengan kriteria:
- Refleks menelan dan isap adekuat.
- Turgor kulit membaik, kulit lembut dan tidak lembab.
- Mata tidak cekung.
- BAB dab BAK lancar.
Intervensi :
- Berikan ASI dan PASI normal, bila tidak mungkin berikan personde.
- Berikan ASI dalam jumlah besar dan relatif bertambah.
- Monitor BB setiap hari.
- Observasi intake dan out put pagi.
- Pemberian infus glukosa.

3. Gangguan regulasi suhu tubuh berbanding dengan evaporasi yang


berlebihan akibat berkurangnya jaringan lemak bawah kulit, permukaan
kulit, permukaan tubuh yang relatif lebih luas dari PB, otot yang tidak
aktif atau kurang pergeseran. Produksi panas yang berkurang akibat
kurangnya lemak dan pusat regulasi yang belum sempurna.
Tujuan : suhu tubuh dalam batas normal dan tidak hipotermi.
Intervensi :
- Rawat bayi dalam inkubator bersuhu 34 - 35C.
- Pertahankan suhu lingkungan adekuat.
- Hindari bayi dimandikan.
- Monitor suhu tubuh setiap 15 menit.

4. Potensial infeksi berhubungan dengan rendahnya kadar Ig G, relatif


belum membentuk antibodi, daya fagositosis dan reaksi peradangan yang
belum baik.
Tujuan : tidak ada infeksi / bayi terhindar dari infeksi dengan kriteria:
- Kulit bersih dan tidak lembab.
- Mata tidak ada kotoran.
- Kuku terpotong pendek dan bersih.
- Rambut bersih.
Intervensi :
- Cuci tangan sebelum dan sesudah tindakan.
- Hindari kelelahan fisik dengan menyentuh seminimal mungkin.
- Lakukan parasat dengan teknik aseptic.
- Batasi kontak langsung dengan bayi.
- Observasi tanda-tanda infeksi.
- Kulit dan tali pusat terawat dan dibersihkan.
- Ciptakan lingkungan yang bersih dan sterilkan alat secara teratur.
- Bersihkan tempat tidur bayi dengan menggunakan cairan antiseptic
sekali seminggu.

5. Potensial kerusakan integritas kulit berhubungan dengan tipisnya kulit


dan kurang pergerakan.
Tujuan : disintegrasi kulit dapat dicegah.
Intervensi :
- Batasi daerah genital dan sekitar setelah BAB dan BAK.
- Seka tubuh bayi dengan air hangat jika memungkinkan.
- Berikan baby oil pada kulit yang kering dan terkelupas.
- Beri talk secara merata, tidak tebal pada bagian tubuh yang terkena.
- Ganti popok setiap kali basah/kotor.
- Observasi tanda-tanda kemerahan, ruam popok, infeksi.
Daftar Pustaka

1. Mahdiyat, Iskandar, 1985, Buku Kuliah Ilmu Kesehatan Anak. FK UI.


2. Pusdiknakes. 1984. Perawatan Bayi dan Anak. Depkes RI : Jakarta
3. Pusdiknakes. 1995. Asuhan Keperawatan Anak dalam Konteks Keluarga. Depkes
RI: Jakarta
ASUHAN KEPERAWATAN PADA BAYI.F DENGAN BERAT BAYI LAHIR
RENDAH (BBLR) DI RUANG HCU NEONATUS RSCM

PENGKAJIAN DATA
A.BIODATA BAYI
Nama : By. Ny. F
Tanggal lahir bayi : 03-05-2018
Tanggal pemeriksaan : 03-05-2018
Jenis kelamin : Laki-laki
Berat badan lahir : 2100 gr
Pengukuran panjang :
- Panjang : 34 cm
- Lingkar kepala : OB: 29 cm, Os: 27 cm, OK: 24
cm
- Lingkar dada : 26 cm
- Denyut jantung/menit : 130 /menit
- Reguler/ Irreguler : Irreguler
- Respirasi : 60 X/menit
- Temperatur aksila : 35,2C

B. IDENTITAS ORANG TUA BAYI


- Nama ibu : Ny F.
Umur : 25 tahun
Pekerjaan : IRT
Pendidikan : SD
- Nama ayah : Tn.A
Umur : 28 tahun
Pekerjaan : Buruh
Pendidikan : SMP
Alamat : Jl. Merak
MRS : 03-05-2018
No. RMK : 506312
Diagnosa sementara : BBLR
A. KELUHAN UTAMA
Pada pengkajian tanggal 03 Maret 2018 bayi waktu lahir 2100 gram.
B. RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG
Bayi Lahir dengan Sectio Cesaria berat 2100 gram, berat bayi kurang
dari normal, normal berat bayi lahir 2500 – 4000 gram setelah diperiksa bayi
disarankan mendapat tindakan medis dengan rawat inap, kemudian ibu pasien
bersedia bayinya dirawat inap di ruang HCU Neonatus RSCM.
C. RIWAYAT PENYAKIT MASA LAMPAU
- Prenatal
Ny.F rutin memeriksakan kehamilan nya pada pelayanankesehatan
terdekat.
- Natal
BBLR secara Sectio dan usia kehamilan 30 Minggu
- Postnatal
BB : 2100 gram LD : 26 cm
PB : 34 cm LK : 22 cm
APGAR score : 4-6-7 (5 menit pertama)
- Ket :
A : Appearane A : Activity G : Grimace
P : Pulse R : Repiration
D. RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA
a. Genogram

Keterangan

= Laki-laki = Pasien

= Perempuan = Tinggal serumah


E. RIWAYAT NUTRISI ASI/PASI
Menyusui : ASI (Air Susu Ibu) 20cc/ 3 jam sekali,
BB: 2100 gram.
Makanan Tambahan : ASB (Air Susu Buatan 30cc/3 jam)
Kebiasaan Makan : Tidak terkaji

F. PENGKAJIAN FISIK
BB : 2100 gr TB : 34 cm
1. Kepala
- Ubun – ubun
Bentuk kepala simetris, ubun – ubun teraba rata
- Rambut
Rambut hitam, lurus, tumbuh menyebar di seluruh kepala dan lebat
- Mata
Bentuk kedua mata simestris, pada pupil terjadi miosis saat diberikan
cahaya, tidak ada nistagmus, strabismus, konjungtiva anemis, sclera
ikterik kanan dan kiri, ada bulu mata,alis kanan dan kiri.
- Telinga
Bentuk daun telinga simestris, ada lubang telinga kanan dan kiri,
pendenganran baik.
- Hidung
Bentuk mancung, lubang hidung ada kanan dan kiri,adanya pernapasan
cuping hidung
- Mulut
Simetris atas dan bawah, tidak ada bibir sumbing, tidak sianosis, lidah
ada (normal), mukosa bibir lembab.
- Faring
Tonsil warna merah, tidak ada masalah
2. Leher
Leher bayi normal, tidak ada pembesaran pada kelenjar thyroid,limfe, dan
distensi vena jugularis.
3. Dada
- Bentuk dada
Simetris kanan dan kiri
- Pola napas
Bernapas reguler, cepat, dalam ada retraksi dinding dada, ada
penggunaan napas oksigen 2 L bayi berada didalam inkubator
- Jenis pernapasan
Pernapasan dada
- Bunyi pernapasan
Normal, tidak ada whezing, ronchi dan dullnes
- Perkusi thorak
Sonor pada seluruh lapang paru dan redup pada jantung dalam batas
normal
- Alat bantu
Terpasng oksigen 2L
- Bunyi jantung
Bunyi jantung I-II Lup dup, Gallop tidak ada dan murmur ada
- Puting susu
Puting susu ada kanan kiri berwarna hitam
4. Abdomen
- Bentuk
Tidak terdapat massa atau benjolan, simetris kanan kiri dan tidak ada
nyeri tekan
- Tali pusat
Tali pusat dalam keadaan normal, tali pusat masih basah, tidak ada pus,
panjang + 5 cm.
- Distensi Abdomen
Tidak ada distensi abdomen
5. Genetalia/ anus
Bentuk genetalia normal, adanya labia mayora dan minora dan anus ada
6. Ekstremitas atas/bawah
- Ekstremitas atas : Terpasang infus di sebelah kanan, bisa bergerak,
tidak ada oedema atau plebitis
- Ekstremitas bawah : Tidak ada oedema CRT <2 detik, turgor kulit baik,
Kaki bisa ditekuk
7. Tulang, syaraf dan kulit
Tulang kuat bisa berfungsi dengan baik, syaraf baik bisa mengontrol
gerakan dan kulit lembab

G. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan Hasil Satuan Rujukan
Hematologi
Rutin
Hemoglobin 11.9 g/dl 15.0-24.6
Hematokrit 36 % 47-75
Leukosit 15.1 ribu/ul 5.0-19.5
Trombosit 246 ribu/ul 150-450
Eritrosit 4.03 juta/ul 3.70-6.80
Indek eritrosit
MCV 88.5 /um 80.0-96.0
MCH 29.5 pg 28.0-33.0
MCHC 33.3 g/dl 33.0-36.0
RDW 17.1 % 11.6-14.6
MPV 5.9 Fl 7.2-11.1
PDW 19 % 25-65
Hitung Jenis
Eusinofil 3.93 % 0.00-4.00
Basofil 0.000 % 0.00-1.00
Netrofil 38.32 18.00-74.00
Limfosit 49.04 % 60.00-66.00
Monosit 8.71 % 0.00-6.00
Kimia klinik
GDS 60 mg/dl 50-80
Albumin 17 u/l <31
Creatinie
Ureum
SGPT 5 u/l <31

H. TERAPI/TINDAKAN
Terapi Obat/IV Fluid
No Tanggal Jenis obat/fluid Dosis Cara pemberian
1 04/05/2018 Cetadop 200 mg IV/12 jam
Dobutamin 250 mg IV
Gentamycin 40 mg IV
2 05/05/2018 Gentamycin 40 mg IV/24 jam
Dobutamin HCl 250 mg IV

3 06/05/2018 D5 ¼ NS 5,3 IV

I. ANALISA DATA
Hari, Data pendukung Etiologi Masalah (Problem)
Tangga Data Subjektif & objektif
l
Rabu DS : - Ketidakefektif Gangguan
04/05/2 DO : an pola napas muskuloskeletal
018 - Bayi dirawat di HCU (00032) (otot pernafasan
Neonatus didalam belum sempurna)
inkubator, bernafas
ireguler, cepat, dalam,
ada retraksi diding
dada, ada penggunaan
faktor biologis (reflek
menghisap belum
sempurna)bantuan
nafas 02nasal kanul 2
L
- HR : 110 x/menit
- RR : 88 x/ menit
- T : 36,5 °C
- Pernapasan cuping
hidung
Rabu DS : - Ketidakseimba Faktor Biologis
04/05/2 DO : ngan nutrisi (reflek menghisap
018 - Bayi tampak kurang kurang dari belum sempurna).
aktif, jarang kebutuhan
menangis, menangis tubuh
kurang kuat. (00002)
- BBL : 2100 gram,
panjang badan 34 cm,
lingkar dada 26 cm,
lingkar kepala 22 cm.
- Minum ASI
- Tambahan ASB (Air
susu buatan 20 cc)

J. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Ketidakefektifan pola napas berhubungan dengan Gangguan
muskuloskeletal (otot pernafasan belum sempurna).
2. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan faktor biologis (reflek menghisap belum sempurna).

K. RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN


No Tanggal No. Tujuan dan KH Intervensi
Jam Dx
1 Rabu , 1 Setelah dilakukan Oxygen Therapy
04/05/201 tindakan keperawatan  Obsevasi adanya
8 selama 3x24 jam tanda-tanda
diharapkan masalah hipoventilasi
keperawatan dapat  Atur peralatan
teratasi dengan kriteria oksigen
hasil :  Pertahankan posisi
Respiratory status: pasien
Ventilation  Pertahankan jalan
Respiratory status: nafas yang paten
Airway Patency
- Menunjukkan jalan
nafas yang paten
(klien tidak merasa
sesak, irama nafas,
frekuensi
pernafasan dalam
rentan normal
(HR 120-160x/m)
Tidak ada suara
nafas abnormal.
- Tanda-tanda vital
dalam rentan
normal (tekanan
darah,nadi dan
pernafasan )
2 Rabu 2 Setelah dilakukan Nutrition management
04/05/201 tindakan keperawatan  Observasi reflek
8 selama 3x24 jam pasien mengisap bayi
menunjukkan perbaikan  Monitor reflek
nutrisi dengan kriteria menelan sebelum
hasil : memberikan ASI
Nutritional Status :  Timbang berat
food and fluid Intake badan setiap hari
Nutritional Status  Berikan ASI setiap
: Nutrien Intake 2 jam sekali
Weight Control
- Adanya peningkatan
berat badan
- Berat badan normal
(2500-4000 gr)
- Tidak terjadi
penurunan berat
badan yang berarti.
L. IMPLEMENTASI
Tanggal No. Tindakan Respon pasien terhadap
Waktu Dx Keperawatan tindakan
Rabu 1 Mengobsevasi DS : -
04/05/2 adanya tanda-tanda DO :
018 hipoventilasi - Napas cepat, dalam, ada
retraksi diding dada, adanya
14.00 cuping hidung
- HR : 110 x/menit
- RR : 88 x/ menit irreguler

14.15 1 Mengatur peralatan DS : -


oksigen DO :
- RR : 88 x/ menit
irreguler
14.30 1 Mempertahankan DS : -
posisi pasien DO :
Bayi dengan kondisi berada di
dalam inkubator
15.00 1 Mempertahankan DS :-
jalan nafas yang DO :
paten Bayi menggunakan bantuan
nafas 02 2.L/menit.
15.30 Mengobservasi DS : -
reflek mengisap bayi DO :
Saat mengisap air susu, bayi
tampak kurang aktif
15.45 2 Memonitor reflek DS :-
menelan sebelum DO :
memberikan ASI - Adanya refleks menelan

15.50 2 Menimbang berat DS : -


badan setiap hari DO :
- BB : 2100 gram
17.00 2 Memberikan ASI DS :-
setiap 3 jam sekali DO :
- Napas cepat, dalam, retraksi
diding dada berkurang,
- HR : 110 x/menit
- RR : 70 x/ menit irreguler

Kamis 1 Mengobsevasi DS :-
7.15 adanya tanda-tanda DO :
hipoventilasi - napas cepat, dalam, retraksi
diding dada berkurang,
- HR : 110 x/menit
- RR : 90 x/ menit irreguler

8.30 1 Mengatur peralatan DS : -


oksigen DO :
- Bayi terpasang O2
L/menit

9.00 1 Mempertahankan DS :-
jalan nafas yang DO :
paten - napas ireguler, retraksi
diding dada berkurang,
- HR : 110 x/menit
- RR : 95x/ menit reguler

9.30 2 Mengobservasi DS :-
reflek mengisap bayi DO :
Adanya refleks mengisap
9.45 2 Memonitor reflek DS : -
menelan sebelum DO :
memberikan ASI Terjadi peningkatan refleks
mengisap, reflek menghisap
lebih kuat,lebih lama menghisap
ASI
10.00 2 Menimbang berat DS : -
badan setiap hari DO :
Terjadi peningkatan
BB : 2300 gram

12.00 2 Memberikan ASI DS : -


setiap 3 jam sekali DO :
Bayi mau menghisap ASI ibu
dan mendapat tambahan ASB
20 cc/ 3 jam
Jumat 1 Mengobsevasi DS :-
15.00 adanya tanda-tanda DO :
hipoventilasi - HR : 120 x/menit
- RR : 60x/ menit reguler
- Terpasang 02 2L/menit
15.15 2 Mengobservasi DS :-
reflek mengisap bayi DO :
Adanya reflek mengisap
15.30 2 Memonitor reflek DS :-
menelan sebelum DO :
memberikan ASI Terjadi peningkatan refleks
menelan
16.00 2 Menimbang berat DS : -
badan setiap hari DO :
Terjadi peningkatan
BB: 2400 gram

17.00 2 Memberikan ASI dan DS : -


tambahan ASB 20 cc DO :
setiap 3 jam sekali Bayi mampu menghisap ASI
dan ASB setiap 2 jam sekali

17.15 1 Mempertahankan DS :-
posisi pasien DO :
- Bayi posisi masih di dalam
inkubator

M.EVALUASI
Tang No Diagnosa Keperawatan Evaluasi
gal Dx (SOAP)
Wakt
u
sabtu 1 Ketidakefektifan pola S: -
napas berhubungan O :
dengan Gangguan - Napas cepat, dalam, ada retraksi
muskuloskeletal (otot diding dada, HR : 80 x/menit
pernafasan belum - RR : 88 x/ menit irreguler
sempurna). - bayi berada di inkubator
- penggunaan bantuan nafas 02
menggunakan
2 L/menit.
A : Masalah ketidakefektifan pola
nafas belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi
1. Pertahankan posisi bayi tetap
berada di dalam inkubator
2. Pantau pola napas, irama,
kecepatan Nadi, RR
3. Observasi pemberian O2
2 Ketidakseimbangan S :-
nutrisi kurang dari O :
kebutuhan tubuh - Bayi di berikan ASI setiap 2 jam
berhubungan dengan sekali
faktor biologis (reflek - BBL : 2100 gram, panjang badan
menghisap belum 34 cm, lingkar dada 26 cm,
sempurna). lingkar kepala 22 cm.
A : Masalah Ketidak seimbangan
nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi
1. Tingkatkan pemberian ASI
2. Observasi teknik mengisap
Timbang berat badan bayi
1 Ketidakefektifan pola S: -
napas berhubungan O:
dengan Gangguan - Bayi berada di dalam inkubator
muskuloskeletal (otot - Napas cepat, dalam, retraksi
pernafasan belum diding dada berkurang
sempurna). - HR : 90 x/menit
- RR : 70 x/ menit irreguler
- Pemberian O2 2L/menit
A:Masalah Ketidakefektifan pola
napas belum ter atasi
P: Lanjutkan intervensi
1. Pertahankan posisi bayi
2. Observasi irama, kecepatan
nafas, nadi
3. Pantau pemberian O2
2 Ketidakseimbangan S: -
nutrisi kurang dari O:
kebutuhan tubuh - Adanya peningkatan teknik
berhubungan dengan mengisap
faktor biologis (reflek - Terjadi penambahan berat badan
menghisap belum BB : 2300 gram
sempurna). - Pemberian ASI dan ASB 20 cc
setiap 2 jam sekali
A:
Masalah Ketidak seimbangan
nutrisi kurang dari kebutuhan
tubuh belum teratasi
P: Lanjutkan intervensi
1. Berikan peningkatan jumlah
ASI setiap 2 jam sekali
2. Observasi teknik mengisap
Timbang BB
1 Ketidakefektifan pola S: -
napas berhubungan O:
dengan Gangguan - Bayi berada di dalam inkubator
muskuloskeletal (otot - HR : 120 x/menit
pernafasan belum - RR : 60x/ menit reguler
sempurna). Terpasang 02 2L/menit
A: Masalah belum teratasi
P: Lanjutkan intervensi
1. Pantau pemberian O2
2. Observasi irama, nadi, RR
3. Observasi posisi bayi
2 Ketidakseimbangan S: -
nutrisi kurang dari O:
kebutuhan tubuh - Pemberian ASI di tingkatkan 2
berhubungan dengan jam sekali
faktor biologis (reflek - BB bayi : 2400 gram
menghisap belum A:
sempurna). - Masalah nutrisi kurang dari
tubuh teratasi
- Tidak terjadi penurunan berat
badan
P : Intervensi dihentikan

DAFTAR PUSTAKA
Bulechek, , Gloria M., , Howard K. Butcher, dan Joanne M. Dochteman, ed. 2013.
Nursing Intervention Classification (NIC). St. Louis: Mosby Elsevier,
Herdman, T. Heather, ed. 2010. NANDA International, Diagnosis Keperawatan:
Definisi dan Klasifikasi 201-2014. Jakarta : EGC.
Moorhead, Sue., Marion Johnson, Meridean L. Maas, ed. 2013. Nursing
Outcomes Classification (NOC). St. Louis: Mosby Elsevier.
Sofian Amru,2012.Rustam Mochtar Sinopsis Obstetri : Obstetri operatif Obstetri
social edisi 3jilid 1&2, EGC, Jakarta.
Tim Adaptasi Indonesia, 2009.Buku saku Pelayanan Kesahatan Anak di Rumah
Sakit. Pedoman Bagi Rumah Sakit Rujukan Tingkat Pertama di
Kabupaten/Kota. Depkes, Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai