Anda di halaman 1dari 21

ASUHAN KEPERAWATAN

PADA NY. T  (BBLR) BAYI BERAT LAHIR RENDAH


DI RUMAH SAKIT OTOISKANDAR DINATA SOREANG

Disusun Oleh :

Siti Juariah 1121126


Tiwi Sa’adah 1121191
Aqila Yasa F 1121201
                               Kelas  : 2 B Sarjana Keperawatan

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN


INSTITUT KEPERAWATAN RAJAWALI
BANDUNG

1
KONSEP TEORI

A. Definisi
Bayi berat badan lahir rendah (BBLR) ialah bayi baru lahir yang BB < 2.500 gram (sampai
dengan 2.499 gram). BBLR dapt dibagi menjadi 2 golongan :
1. Prematur murni
Masa gestasi kurang dari 37 minggu dan BB sesuai dengan berat badan untuk masa gestasi itu
atau biasa disebut neonatus kurang bulan sesuai untuk masa kehamilan.
2. Dismaturitas
Bayi lahir dengan BB kurang dari BB seharusnya untuk masa gestasi itu, berarti bayi
mengalami retardasi pertumbuhan intra uterin dan merupakan bayi yang kecil untuk masa
kehamilannya.
(Indrasanto, 2008)

B. Etiologi
1. Faktor Ibu
a. Penyakit, penyakit yang berhubungan langsung dengan pasien misalnya perdarahan
antepartum, trauma fisik dan psikologis, DM, toksemia gravidarum, dan nefritis akut.
b. Usia ibu, angka kejadian prematuritas tertinggi ialah pada usia < 20 tahun, dan multi
gravida yang jarak kelahiran terlalu dekat. Kejadian terendah ialah pada usia antara 26-35
tahun.
c. Keadaan sosial ekonomi, keadaan ini sangat berperan terhadap timbulnya prematuritas.
Kejadian tertinggi teradapat pada golongan social ekonomi rendah. Hal ini disebabkan oleh
keadaan gizi yang kurang baik dan pengawasan antenatal yang kurang. Demikian pula
kejadian prematuritas pada bayi yang lahir dari perkawinan yang tidak sah, ternyata lebih
tinggi bila dibandingakan dengan bayi yang lahir perkawinan yang sah.
d. Sebab lain, karena ibu merokok, ibu peminum alkohol dan pecandu obat narkotik.
2. Faktor Janin
Faktor janin diantaranya hidramnion, kehamilan ganda dan kelainan kromosom
3. Faktor Lingkungan
Faktor lingkungan di antaranya tempat tinggal di dataran tinggi radiasi dan zat-zat tertentu.
(Suryadi dan Yuliani, 2006 )

C. Patofisiologi
Secara umum bayi BBLR ini berhubungan dengan usia kehamilan yang belum cukup

bulan (prematur) disamping itu juga disebabkan dismaturitas. Artinya bayi lahir cukup bulan

2
(usia kehamilan 38 minggu), tapi berat badan (BB) lahirnya lebih kecil ketimbang masa

kehamilannya, yaitu tidak mencapai 2.500 gram. Biasanya hal ini terjadi karena adanya

gangguan pertumbuhan bayi sewaktu dalam kandungan yang disebabkan oleh penyakit ibu

seperti adanya kelainan plasenta, infeksi, hipertensi dan keadaan-keadaan lain yang

menyebabkan suplai makanan ke bayi jadi berkurang.

Gizi yang baik diperlukan seorang ibu hamil agar pertumbuhan janin tidak mengalami

hambatan, dan selanjutnya akan melahirkan bayi dengan berat normal. Dengan kondisi

kesehatan yang baik, sistem reproduksi normal, tidak menderita sakit, dan tidak ada gangguan

gizi pada masa pra hamil maupun saat hamil, ibu akan melahirkan bayi lebih besar dan lebih

sehat daripada ibu dengan kondisi kehamilan yang sebaliknya. Ibu dengan kondisi kurang gizi

kronis pada masa hamil sering melahirkan bayi BBLR, vitalitas yang rendah dan kematian

yang tinggi, terlebih lagi bila ibu menderita anemia.

Sistem pernapasan pada dasarnya cenderung kurang berkembang pada bayi prematur.

Kapasitas vital dan kapasitas residual fungsional paru-paru pada dasarnyakecil berkaitan

dengan ukuran bayi. Sebagai akibatnya sindrom gawat napas sering merupakan penyebab

umum kematian. Masalah besar lainnya pada bayi premature adalah pencernaan dan absorpsi

makanan yang inadekuat. Bila prematuritas bayilebih dari dua bulan, system pencernaan dan

absorpsi hampir selalu inadekuat. Absorpsi lemak juga sangat buruk sehingga bayi premature

harus menjalani diet rendah lemak. Lebih jauh lagi, bayi premature memiliki kesulitan dalam

absorpsi kalsium yang tidak lazim dan oleh karena itu dapat mengalami rikets yang berat

sebelum kesulitan tersebut dikenali. Imaturitas organ lain yang sering menyebabkan kesulitan

yang berat pada bayi premature meliputi system imun yang menyebabkan daya tahan tubuh

terhadap infeksi berkurang karena rendahnya kadar IgG gamma globulin, serta bayi premature

relatif belum sanggup membentuk antibody dan daya fagositosis serta reaksi terhadap

peradangan masih belum baik sehingga bayi premature beresiko mengalami infeksi, system

integumen dimana jaringan kulit masih tipis dan rawan terjadinya lecet, system termoregulasi

dimana bayi premature belum mampu mempertahankan suhu tubuh yang normal akibat

3
penguapan yang bertambah karena kurangnya jaringan lemak di bawah kulit dan pusat

pengaturan suhu yang belum berfungsi sebagaimana mestinya sehingga beresiko mengalami

hipotermi atau kehilangan panas dalam tubuh

(Ngastiyah, 2005)

4
D. Pathways

Faktor Pencetus

Faktor Ibu Faktor Janin Faktor


1. Hydroamnion Lingkungan
1. Faktor penyakit 2. Kehamilan
(toksemia 1. Tempat tinggal di
multiple/ganda dataran tinggi
gravidarum,
3. Kelainan 2. Radiasi
trauma fisik, dll)
kromosom 3. Zat-zat beracun
2. Faktor usia

BBLR

Kulit tipis dan lemak Imaturitas system pernafasan Reflek menelan dan menghisap
subcutan kurang blm sempurna

Tidak dapat Pernafasan belum Intake nutrisi tidak


menyimpan panas sempurna adekuat

Asupan gizi kurang


Mudah kehilangan O2 dalam darah CO2
panas

Sel-sel kekurangan
kedinginan O2 dalam sel darah rendah
nutrisi
Co2 tinggi

Kerusakan sel
hipotermi
Asidosis
respiratoris Penurunan
Gangguan BB/kematian
pertukaran gas

E. Manifestasi Klinis Ketidakseimbangan nutrisi


Gambaran klinis BBLR secara umum adalah : kurang dari kebutuhan tubuh

1. Berat kurang dari 2500 gram


2. Panjang kurang dari 45 cm
3. Lingkar dada kurang dari 30 cm

5
4. Lingkar kepala kurang dari 33 cm
5. Umur kehamilan kurang dari 37 minggu
6. Kepala lebih besar
7. Kulit tipis, transparan, rambut lanugo banyak, lemak kurang
8. Otot hipotonik lemah
9. Pernapasan tak teratur dapat terjadi apnea
10. Eksremitas : paha abduksi, sendi lutut / kaki fleksi-lurus
11. Kepala tidak mampu tegak
12. Pernapasan 40 – 50 kali / menit
13. Nadi 100 – 140 kali / menit
(Prawirohardjo. 2005)
F. Pemeriksaan Penunjang

1. Pemeriksaan glucose darah terhadap hipoglikemia


2. Pemantauan gas darah sesuai kebutuhan
3. Titer Torch sesuai indikasi
4. Pemeriksaan kromosom sesuai indikasi
5. Pemantauan elektrolit
6. Pemeriksaan sinar X sesuai kebutuhan ( missal : foto thorax )
(Ngastiyah, 2005)

G. Komplikasi
Menurut (Potter, 2005) komplikasi pada masa awal bayi berat lahir rendah antara lain yaitu
:
1. Hipotermia.
2. Hipoglikemia.
3. Gangguan cairan dan elektrolit.
4. Hiperbilirubinemia.
5. Sindroma gawat nafas (asfiksia).
6. Paten suktus arteriosus.
7. Infeksi.
8. Perdarahan intraventrikuler.
9. Apnea of prematuruty.
10. Anemia
Komplikasi pada masa berikutnya yaitu :
1. Gangguan perkembangan.
2. Gangguan pertumbuhan.
6
3. Gangguan penglihatan (retionopati).
4. Gangguan pendengaran.
5. Penyakit paru kronis.
6. Kenaikan angka kesakitan dan sering masuk rumah sakit.
7. Kenaikan frekuensi kelainan bawaan.

H. Farmakologi
Menurut Prawirohardjo (2005), penanganan bayi dengan berat badan lahir rendah adalah
sebagai berikut :
1. Penanganan bayi
Semakin kecil bayi dan semakin premature bayi, maka semakin besar perawatan yang
diperlukan, karena kemungkinan terjadi serangan sianosis lebih besar. Semua perawatan bayi
harus dilakukan didalam incubator
2. Pelestarian suhu tubuh

Bayi dengan berat lahir rendah, mempunyai kesulitan dalam mempertahankan suhu
tubuh. Bayi akan berkembang secara memuaskan, asal suhu rectal dipertahankan antara 35,50
C s/d 370 C.
Bayi berat rendah harus diasuh dalam suatu suhu lingkungan dimana suhu normal
tubuhnya dipertahankan dengan usaha metabolic yang minimal. Bayi berat rendah yang
dirawat dalam suatu tempat tidur terbuka, juga memerlukan pengendalian lingkungan secara
seksama. Suhu perawatan harus diatas 25 0
C, bagi bayi yang berat sekitar 2000 gram, dan
sampai 300 C untuk bayi dengan berat kurang dari 2000 gram
3. Inkubator
Bayi dengan berat badan lahir rendah, dirawat didalam incubator. Prosedur perawatan
dapat dilakukan melalui “jendela“ atau “lengan baju“. Sebelum memasukkan bayi kedalam
incubator, incubator terlebih dahulu dihangatkan, sampai sekitar 29,4 0 C, untuk bayi dengan
berat 1,7 kg dan 32,20C untuk bayi yang lebih kecil. Bayi dirawat dalam keadaan telanjang, hal
ini memungkinkan pernafasan yang adekuat, bayi dapat bergerak tanpa dibatasi pakaian,
observasi terhadap pernafasan lebih mudah.
4. Pemberian oksigen
Ekspansi paru yang buruk merupakan masalah serius bagi bayi preterm BBLR, akibat
tidak adanya alveoli dan surfaktan. Konsentrasi O2yang diberikan sekitar 30- 35 % dengan
menggunakan head box, konsentrasi o2 yang tinggi dalam masa yang panjang akan
menyebabkan kerusakan pada jaringan retina bayi yang dapat menimbulkan kebutaan
5. Pencegahan infeksi

7
Bayi preterm dengan berat rendah, mempunyai system imunologi yang kurang
berkembang, ia mempunyai sedikit atau tidak memiliki ketahanan terhadap infeksi. Untuk
mencegah infeksi, perawat harus menggunakan gaun khusus, cuci tangan sebelum dan sesudah
merawat bayi, memakai masker, gunakan gaun/jas, lepaskan semua asessoris dan tidak boleh
masuk kekamar bayi dalam keadaan infeksi dan sakit kulit.
6. Pemberian makanan
Pemberian makanan secara dini dianjurkan untuk membantu mencegah terjadinya
hipoglikemia dan hiperbillirubin. ASI merupakan pilihan pertama, dapat diberikan melalui
kateter ( sonde ), terutama pada bayi yang reflek hisap dan menelannya lemah. Bayi berat lahir
rendah secara relative memerlukan lebih banyak kalori, dibandingkan dengan bayi preterm.
7. Petunjuk untuk volume susu yang diperlukan

Umur/hari Jmlh ml/kg BB

1 50- 65

2 100

3 125

4 150

5 160

6 175

7 200

14 225

21 175

28 150

8
Asuhan Keperawatan

Pengkajian Keperawatan

a. Identitas

1) Identitas klien
By.S merupakan anak ke empat dari Ny.S dan Tn.S, lahir pada
tanggal 24 Mei 2022 di RS Tais Bengkulu (umur 10 hari) berjenis
kelamin perempuan.
2) Identitas orang tua
Tn. S ayah dari Bayi.S, Tn.S berumur 41 tahun Ny.S ibu dari Bayi.S
berumur 39 tahun. Pendidikan terakhir ayah By.S adalah SD, sedangkan
pendidikan terakhir ibu By.S adalah SMP. Pekerjaan ayah Bayi.S adalah
seorang petani, Ny.S bekerja IRT, agama islam, bertempat tinggal di
Desa Rimbo Kedui Kecamatan Seluma Selatan, suku bangsa keluarga
By.S adalah suku jawa.

a. Riwayat Kesehatan
3) Keluhan Utama
Bayi Ny.S lahir dengan kurang bulan, kulit bayi terasa dingin dan
bayi kecil.
4) Riwayat Kesehatan Sekarang
Bayi.S lahir usia kehamilan 32 minggu, berat badan 1750 gram,
lahir pada tanggal 24 Mei 2022 dengan jenis persalinan normal di
RS Tais Bengkulu dengan keadaan bayi gerak tidak aktif dan
kulit agak kebiruan,dan kulit terasa dingin lalu bayi dirujuk ke
RSUD dr. M. Yunus Bengkulu pada tanggal 26 Mei 2022
diruangan Perinatologi, bayi dimasukan ke dalam inkubator, Ny.S
mengatakan khawatir dengan keadaan bayi nya.
5) Riwayat Kesehatan Keluarga
Ny.S mengatakan tidak ada riwayat anggota keluarga lain yang
mengalami sama seperti melahirkan dengan berat badan lahir
rendah.
b. Riwayat Kehamilan

9
6) Riwayat Natal
Riwayat kehamilan Ny.S usia 39 tahun dengan usia kehamilan 32
minggu, selama kehamilan Ny.S rutin memeriksa kandungan ke
bidan desa. Pada pemeriksaan tersebut tidak mengalami masalah
kehamilan, tapi pada minggu terakhir pemeriksaan sebelum
melahirkan, ada keluhan pada Ny.S yaitu badan, kaki, dan tangan
bengkak, tekanan darah Ny.S tinggi, kemudian diberikan obat
oleh bidan desa untuk meredakan tekanan darah tinggi, tetapi
badan, kaki, dan tangan Ny.S masih bengkak hingga kemudian
Ny.S melahirkan By.S.
7) Riwayat Persalinan
Pada tanggal 24 Mei 2022 Ny.S mengalami sakit perut, mulas dan
diikuti kontraksi. Ny.S datang ke RS Tais Bengkulu dan
melahirkan secara normal pada tanggal 24 Mei 2022 jam 09:00
WIB dengan berat badan lahir rendah 1720 gram, kemudian By.S
dirujuk ke RSUD dr. M.Yunus Bengkulu pada tanggal 26 Mei
2022. Dari RS Tais Bengkulu pada 24 Mei 2022 jam 09:00 WIB.
Ny.S melahirkan dengan usia kehamilan 32 minggu, warna
ketuban jernih, bayi tidak banyak gerak dan tidak langsung
menangis saat lahir.
8) Post Natal
Setelah Ny.S melahirkan bayi perempuan dengan berat 1720
gram, beberapa hari setelah melahirkan Ny.S menjalani operasi
pengangkatan rahim di RS Tiara Sella.
c. Pola Kebiasaan Sehari-Hari
9) Pola Nutrisi
Reflek hisap dan menelan lemah, bayi dipasang OGT pada
tanggal 26 Mei 2022. Diberikan ASI sebanyak 2cc/2 jam, jenis
nutrisi yang diberikan berupa ASI. Dan dinaikan secara teratur
setiap harinya sehingga menjadi 21cc/2 jam.
10) Pola Eliminasi
Bayi Ny S BAK dalam sehari sebanyak ± 50 cc, warna kuning
pekat, BAK diserap popok disposable dan tidak menggunakan
alat bantu. BAB (mekonium) sudah keluar 8 jam setelah lahir,
berwarna coklat dan jumlah frekuensi BAB sekarang ± 3x/hari.
11) Personal Hygine
10
Bayi Ny. S setiap pagi di lap dengan air hangat menggunakan
waslap dan tidak menggunakan sabun atau shampoo, rambut By.S
tidak di basahi dengan air, dan sesudah dilap di seluruh badan By
S di keringan dan di pakaikan pakaian yang hangat.
12) Aktivitas
By.S tampak rewel, gerak tubuh kurang aktif.
13) Istirahat dan Tidur
Jumlah jam tidur By.S adalah 15-17 jam/hari.

d. Pemeriksaan Fisik

Kesadaran bayi Ny. S compos mentis, tanda-tanda vital suhu tubuh:


35,5ºC , diinkubator dengan suhu 35ºC, pernapasan : 68x/menit, nadi
:151x/menit.

Pemeriksaan antropemetri : berat badan 1750 gram, panjang badan :


30 cm, lingkar kepala : 28 cm, lingkar dada : 30 cm.

14) Antropometri

Panjang badan : 30 cm, lingkar kepala : 28 cm, lingkar dada : 30cm,


berat badan 1750 gram.

15) Kepala

Bentuk kepala simetris, ukuran kepala kecil, rambut dan kepala


bersih, tekstur rambut lembut, warna rambut hitam, distribusi
rambut merata, tidak ada molase pada kepala bayi, tidak ada
fraktur di tulang-tulang tengkorak.

16) Wajah

Tampak simetris anatara kanan dan kiri, tidak ada tanda-tanda


down syndrome seperti mata sipit, kepala mengecil, hidung datar
dan dahi melebar, dahi tidak menonjol kedepan, kulit wajah
berwarna pink dan tidak ada keriput.

17) Mata

Mata simetris kiri dan kanan, mata membuka spontan lambat,


bola mata simetris kanan dan kiri, konjungtiva anaemis, sclera
ikterik dan pupilmengecil saat terkena cahaya, terdapat sclera
mata, reflex kedip positif.

11
18) Hidung

Terdapat lubang hidung kiri dan kanan, lubang hidung simetris


kiri dan kanan, tidak terdapat lesi, tidak ada sumbatan hidung,
tidak ada pendarahan, tidak ada tanda-tanda infeksi, tidak terdapat
pernafasan cuping hidung.

19) Telinga

Telinga simetris kiri dan kanan, tidak ada tanda-tanda infeksi,


lengkungan terbentuk baik, recoil dan daun telingan baik, tidak
ada cairan yang keluar dari telinga.

20) Mulut dan Bibir

Mukosa bibir kering, warna mulut merah muda, tidak ada lesi di
mulut, reflek mencari (rooting) lambat, reflek menghisap
(sucking) lemah, reflek menelan (swallowing) lemah, gusi merah
muda.
21) Leher
Integritas kulit baik, tidak ada lesi di leher, reflek tonic neek (+)
tetapi masih lemah.
22) Dada dan Punggung
Kulit terlihat keriput warna merah muda dan sdikit sudah tebal,
lanugo dipunggung bayi masih terlihat walaupun tidak banyak.
23) Abdomen
Abdomen simetris kanan dan kiri, tampak sedikit membuncit,
warna kulit merah muda, keadaan tali pusar kering dan masih di
klem, tidak ada tanda-tanda infeksi, turgor kulit abdomen baik,
kulit abdomen kemerahan karena memakai diapers.

24) Genetalia dan Anus

Genetalia baik, anus (+), mukonium sudah keluar 8 jam setelah


lahir, anus paten, keadaan bersih, tidak ada tanda-tanda infeksi,
tidak ada lesi atau edema, warna kulit merah muda, klitolis
menonjol, labia minora belum tertutupi labia mayora.
25) Ekstremitas
Jumlah jari-jari kaki dan tangan lengkap, integritas kulit baik,
warna kulit merah muda, keadaan kuku kebiruan, tekstur telapak
tangan dan kaki lembut/halus, reflek menggenggam (reflek graps)
12
baik , reflek babinski baik.

e. Pemeriksaan Penunjang
26) Labolatorium
Tanggal pemeriksaan : 28 Mei 2022
No Jenis Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan
1. Bilirubin total 14.1 0.0-12.0 mg/dl
2. Ph 7.24 7.35-7.45
3. PO2 31 71-104mmHg
4. PCO2 40 33-44 mmHg
5. HCO3 17 22-29mmol/L
6. Natrium 139 135-145mmol/L
7. Kalium 33 3.4-5.3mmol/L
8. Choridina 110 50-200mmol/L

Tanggal pemeriksaan : 31 Mei 2022

No Jenis Pemeriksaan Hasi Nilai Rujukan


l
1. Bilirubin Total 4.1 0.0-12.0mg/dl
2. Bilirubin Bilik 0.3 <0.4mg/dl
3. Bilirubin Indirek 0.3 0.1-0.8mg/dl

f. Penatalaksanaan medis
Tangga
NO Nama Obat Rute Dosis Waktu l
3/6/22 4/6/22 5/6/22
1. IUFD D10% IV 10 cc 24 jam
2. Meropenem IV IV(70 mg/8 2x24
jam) jam
3. Intelac Oral 5 tetes 2x24
jam

13
g. Analisa Data

No Data Penunjang Etiologi Masalah


1. DS : Berat Badan Hipotermia
- Ibu By.S mengatakan Ekstrem
bahwa pada saat bayi
dirujuk ke RSUD Dr.
M. Yunus kulit bayi
terasa dingin, dan
dikuku bayi sedikit
biru
- Ibu By.S mengatakan
bayi tampak lemah
dan kecil
DO :
- Di inkubator
dengan suhu 35ºC
- Bayi tampak
menggigil jika
dikeluarkan sebentar
pada saat tindakan
- Suhu tubuh 35,5ºC
- Kuku ada sianosis
- BB 1750 gram

14
2. DS : Peningkatan Resiko
- Ny S mengatakan takut paparan Infeksi
dan bayi nya organisme
mengalami hal-hal pathogen
yang tidak di inginkan lingkungan
DO :
- Bayi di
incubator
dengan suhu
35ºC
- RR 49x/menit
- Nadi 151x/menit
- SPO2 97%
- Suhu tubuh 35,5ºC
- BB 1750 gram

15
Diagnosa Keperawatan

No. Nama Diagnos Tanggal Paraf


Pasien a Ditegakka
n
1. Hipotermia berhubungan dengan 3 Juni 2022
berat badan ekstrem.
ditandai dengan:
DS :
- Ibu By S mengatakan bahwa
pada saat bayi dirujuk ke
RSUD Dr. M. Yunus kulit
bayi terasa dingin, dan
dikuku bayi sedikit kebiruan
- Ibu By S mengatakan bayi
tampak lemah dan kecil

DO :
- Di inkubator dengan suhu
35ºC
- Bayi tampak menggigil jika
dikeluarkan sebentar pada
saat tindakan
By. S
- Suhu tubuh 35,5ºC
- Kuku ada sianosis
- BB 1750 gram

16
2. Resiko infeksi berhubungan dengan 3 Juni 2022
peningkatan paparan organisme
pathogen lingkungan
Di tandai dengan :
DS :
- Ny S mengatakan takut dan
bayi nya mengalami hal-hal
yang tidak di inginkan
DO :
- Bayi di incubator dengan
suhu 35ºC
- RR 49x/menit
- Nadi 151x/menit
- SPO2 97%
- Suhu tubuh 35,5ºC
- BB 1750 gram

17
2.8.3. Intervensi Keperawatan

Diagnosa
No Tujuan & Kriteria Hasil (Slki) Intervensi Keperawatan (Siki)
Keperawata
n
1. Hipotermia berhubungan Setelah dilakukan intervensi SIKI: Manajemen
dengan berat badan ekstrem. keperawatan selama 3 x 24 jam, hipotermia Observasi
DS : maka Termoregulasi Neonatus 1. Monitor suhu tubuh.
- Ibu By S mengatakan membaik dengan kriteria hasil : 2. Identifikasi penyebab hipotermia (misalnya.
bahwa pada saat bayi 1. Suhu tubuh membaik. Terpapar suhu lingkungan rendah, pakaian
dirujuk ke RSUD Dr. 2. Suhu kulit membaik. tipis, kerusakan hipotalamus, penurunan laju
M. Yunus kulit bayi 3. Pengisian kapiler metabolism, kekurangan lemak subkutan).
terasa dingin, dan membaik. 3. Monitor tanda dan gejala akibat hipotermia
dikuku bayi sedikit 4. Ventilasi membaik. (hipotermia ringan: takipnea, disartria,
kebiruan menggigil, hipertensi, diuresis ; hipotermia
- Ibu By S mengatakan sedang: aritmia, hipotensi, apatis, koagulopati,
bayi tampak lemah reflex menurun; hipotermia berat: oligulia,
dan kecil reflex menghilang, edema paru, asam-basa
DO : abnormal).
- Di inkubator Terapeutik
dengan suhu 35ºC 1. Sediakan lingkungan yang hangat ( misalnya.
- Bayi tampak Atur suhu ruangan, incubator).
menggigil jika 2. Ganti pakaian/linern yang basah.

16
dikeluarkan sebentar 3. Lakukan penghangatan pasif (misalnya.
pada saat tindakan Selimut, penutup kepala, pakaian tebal).
- Suhu tubuh 35,5ºC 4. Lakukan penghangatan aktif
- Kuku ada sianosis eksternal(misalnya. Kompres hangat, botol
- BB 1750 gram hangat, selimut hangat, perawatan metode
kanguru).
5. Lakukan penghangatan aktif internal
(misalnya. Infus cairan hangat, oksigen
hangat, lavase peritoneal dengan cairan
hangat).

17
Edukasi
1. Anjurkan kepada orang tuauntuk memberikan
makan/minum hangat.

2. Risiko infeksi berhubungan Setelah dilakukan


dengan peningkatan paparan intervensi SIKI: Manajemen
organisme pathogen keperawatan selama 3 x 24 jam, Lingkungan Observasi
lingkungan DS : maka Kontrol risiko meningkat 1. Identifikasi keamanan dan
- Ny.S mengatakan Dengan kriteria hasil: kenyamanan lingkungan
takut dan bayi nya 1. Kemampuan
Terapeutik
mengalami hal-hal mencari informasi tentang
1. Atur posisi furniture dengan rapi dan
yang tidak di factor risiko
terjangkau
inginkan 2. Kemampuan
2. Atur suhu lingkungan yang sesuai
DO : mengidentifikasi
3. Sediakan tempat tidur dan lingkungan yang
- Bayi di faktor resiko
bersih dan nyaman
incubator 3. Kemampuan
4. Izinkan orang tua mendampingi pasien
dengan suhu melakukan strategi
Edukasi:
35ºC kontrol faktor risiko
1. Anjurkan kepeda orang tua cara
- RR 49x/menit 4. Kemampuan meghindari
membuat lingkungan rumah yang
- Nadi 151x/menit faktor risiko
aman dan nyaman
- SPO2 97%
2. Ajarkan orang tua/keluarga tentang upaya
- Suhu tubuh 35,5ºC
pencegahan infeksi.
- BB 1750 gram

18
DAFTAR PUSTAKA

Ngastiyah. 2005. Perawatan Anak Sakit. Edisi 2. Jakarta : EGC.


Prawirohardjo, Sarwono. 2005. ILMU KEBIDANAN. Jakarta : YBP-SP.
Indrasanto Eriyati. Dkk. 2008. Paket Pelatihan Pelayanan Obstetri dan Neonatal
Emergency Komprehensif (PONEK) : Asuhan Neonatal Esensial. Jakarta :
JNPK, KR, IDAI, POGI.
Judith M. Wilkinson & Nancy R. Ahern. 2012. Buku Saku Diagnosis
Keperawatan. Edisi 9. Jakarta : EGC.
Suriyadi, Yuliani. 2006. Buku Pegangan Praktik Asuhan Keperawatan Pada
Anak. Ed.2. Jakarta : CV. Agung Seto.
Potter, P. A, Perry, A. G. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan : Konsep,
Proses, dan Praktik. Ed.4 Vol.2. Jakarta : EGC.

19

Anda mungkin juga menyukai