TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Penyakit
1. Pengertian
BBLR adalah bayi yang lahir dengan berat badan kurang dari
2017)
berat badan lahir kurang dari 2.500 gram tanpa memandang masa
kehamilan yang ditimbang pada saat lahir sampai 24 jam pertama setelah
lahir. Bayi berat lahir rendah ialah bayi baru lahir yang berat badannya
2. Etiologi
beberapa faktor :
a. Faktor Ibu
1) Penyakit
6
Penyakit yang dapat menyebabkan BBLR antara lain yaitu
2) Usia Ibu
b. Faktor janin
pancreas.
c. Faktor plasenta
7
tumor, plasenta yang lepas, sindrom plasenta yang lepas,sindrom
d. Faktor lingkungan
teracun.
3. Patofisiologi
Semakin kecil dan semakin premature bayi itu maka akan semakin
masalah gizi.
tubuh sedikit, hampir semua lemak, glikogen dan mineral seperti zat
Prematur.
aterm.
8
Penundaan pengosongan lambung dan buruknya motilitas usus terjadi
9
Bagan 2.1
BBLR
10
Organ pencernaan Pertumbuhan dinding Sedikitnya lemak dibawah jaringan Sistem imun yang
imatur dada belum sempurna kulit belum matang
Peristaltik belum
sempurna Kehilangan panas melalui kulit
Peningkatan kerja
Reflek menghisap dan nafas
menelan belum
berkembang dengan
baik Sistem termoregulasi yang imatur
Reisko infeksi
Tidak efektifnya
pola pernafasan
Perubahan nutrisi
kurang dari Termoregulasi tubuh tidak efektif
kebutuhan
11
4. Manifestasi Klinis
kurang dari 45cm, lingkar kepala kurang dari 33cm lingkar dada
kurang dari 30cm, gerakan kurang aktif otot masih hipotonis, umur
terutama pada dahi dan pelipis dahi dan lengan, lemak subkutan
5. Pemeriksaan Diagnostik
bayi baru lahir pada umur kehamilan kurang dimulai pada umur 8
Pantiawati, 2010.
12
6. Penatalaksanaan Keperawatan
b. Pemberian vitamin K1
d. Pemantauan ( monitoring)
pendek (perlekatan lebih dari satu jam per hari) dilakukan saat
Tahap-tahap PMK :
Cuci tangan dan keringkan dengan gel gand rub, ukur suhu bayi
dada ibu (posisi tegak langsung ke kulit ibu dan pastikan kepala
bayi sudah terfiksasi pada dada ibu), dapat pula ibu memakai
13
pakaian besar dan bayi diletakkan di antar payudara ibu, setelah
7. Komplikasi
meliputi :
a. Kebutuhan fisiologis
e. Aktualisasi diri
14
makanan. Kebutuhan fisiologis adalah memiliki prioritas tertinggi
15
seperti tingkat pendidikan, pendapatan, dan jumlah anggota rumah
kematian.
ruangan yang relatif hangat. Bayi prematur atau berat badan rendah
16
adanya oksigen, bergantung secara total pada oksigen untuk
a. Faktor fisiologis
infeksi.
b. Faktor perkembangan
surfaktan.
c. Faktor lingkungan
Suhu lingkungan.
17
apabila masalah tersebut berlangsung lama akan menyebabkan
C. PROSES KEPERAWATAN
1. Pengkajian
a. Pemeriksaan
Syaraf
sempurna.
Musculoskeletal
Sistem pernafasan
b. Data penunjang.
18
d. Pengkajian masalah psiko-sosial-budaya-dan spiritual.
adalah
a. Pola nafas tidak efektif adalah inspirasi atau ekspirasi yang tidak
19
3. Rencana Keperawatan Menurut Atikah Proverawati, Cahyo Ismawati (2017)
Tabel 2.1
Rencana Keperawatan
1 2 3 4
Pola nafas tidak efektif b.d Pola nafas (L.01004) Manajemen jalan nafas (l.01011)
1.
gangguan neuromaskular Setelah dilakukan asuhanObservasi
DS : keperawatan selama 3x 24 jam - Monitor pola nafas (
- Dipsnea kontrol nyeri dapat tercapai dengan frekuensi, kedalaman)
DO : Kriteria hasil : - Monitor bunyi nafas
- Penggunaan otot bantu - Dispnea menurun tambahan
nafas - Penggunaan otot bantu nafas Terapeutik
- Fase ekspirasi memanjang menurun - Pertahankan kepatenan
- Pemanjangan fase ekspirasi jalan nafas
menurun - Berikan oksigen
- Frekuensi nafas membaik Kolaborasi
- Kedalaman nafas membaik - Kolaborasi pemberian
antibiotik, jika perlu
Hipotermia b.d kekurangan lemak Termoregulasi (L.14134) Manajemen hipotermia (l.14507)
2.
subkutan Setelah dilakukan asuhan Observasi
DS : keperawatan selama 3x 24 jam - Monitor suhu tubuh
- kontrol nyeri dapat tercapai dengan - Monitor penyebab
Kriteria hasil : hipotermia
- Ganti pakaian atau linen
yang basah
20
1 2 3 4
DO : - Suhu tbuh membaik - Lakukan penghangat pasif
- Kulit teraba dingin - Suhu kulit membaik (slimut, penutup kepala)
- Suhu tubh dibawah - Pengisian kapiler membaik - Lakukan penghangat aktif
normal eksternal (perawatan metode
kangguru)
Terapeutik
- Sediakan lingkungan hangat
(incubator)
Defisit nutrisi b.d kurangnya Status nutrisi (L.03030) Manajemen nutrisi (l.03119)
3.
asupan makanan Setelah dilakukan asuhan Observasi
DS : keperawatan selama 3x 24 jam - Identifikasi status nutrisi
- Nafsu makan menurun kontrol nyeri dapat tercapai dengan - Identifikasi kebutuhan kalori
DO : Kriteria hasil : dan jenis nutrien
- Berat badan menurun - Kekuatan otot menelan - Monitor berat badan
- Otot menelan lemah membaik Terapeutik
- Berat badan membaik - Berikan makanan tinggi
- Nafsu makan membaik kalori dan protein
Kolaborasi
- Kolaborasi dengan ahli gizi
untuk menentukan jumlah
kalori dan jenis nutrien yang
dibutuhkan
21
4. Implementasi
pelaksanaa tindakan, serta menilai data yang baru. (Budiono dan Sumirah,
2015)
5. Evaluasi
dengan tujuan dan kriteria hasil yang dibuat pada tahap perencanaan.
22