Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN TEORI PADA KLIEN DENGAN BERAT BADAN


LAHIR RENDAH (BBLR)

A. Konsep Penyakit Berat Badan Lahir Rendah (BBLR)


1. Definisi BBLR
Bayi berat badan lahir rendah ialah bayi baru lahir yang berat badannya saat lahir
kurang dari 2500 gram (Nurarif & Kusuma, 2016). Berat badan lahir rendah adalah
bayi dengan berat badan kurang dari 2500 gram pada waktu lahir. (Huda dan Hardhi,
2013).

2. Klasifikasi BBLR
Klasifikasi bayi berat badan lahir rendah, antara lain :
1) Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR), berat lahir 1500 gram-2500 gram.
2) Bayi Berat Lahir Sangat Rendah (BBLSR),berat alhir kurang dari 1500 gram.
3) Bayi Berta Lahir Ekstrem Rendah (BBLER) berat lahir kurang dari 1000 gram.
Sedangkan menurut WHO membagi Umur kehamilan dalam tiga kelompok :
1) Preterm : kurang dari 37 minggu lengkap.
2) Aterm` : mulai dari 37 minggu sampai kurang dari 42 minggu lengkap.
3) Pos term : 42 minggu lengkap atau lebih.

3. Etiologi
Menurut Huda dan Hardhi dalam NANDA NIC-NOC (2013). Penyebab kelahiran
bayi berat badan lahir rendah, yaitu:
1) Faktor genetik atau kromosom
2) Infeksi
3) Bahan toksik
4) Insufisiensi atau disfungsi plasenta
5) Radiasi
6) Faktor nutrisi
7) Faktor lain seperti merokok, peminum alkohol, bekerja berat pada masa
kehamilan, plasenta previa, kehamilan ganda, obat-obatan, dan sebagainya.
Selain ada beberapa penyebab kelahiran berat badan lahir rendah yang berhubungan,
yaitu:
1) Faktor ibu
 Paritas
 Abortus spontan sebelumnya
 Infertilitas
 Gizi saat hamil yang kurang, umur kurang dari 20 tahun atau diatas 35 tahun
 Jarak hamil dan persalinan terlalu dekat, pekerjaan yang terlalu berat
 Penyakit menahun ibu : hipertensi, jantung, gangguan pembuluh darah,
perokok
2) Faktor kehamilan
a. Hamil dengan hidramnion, hamil ganda, perdarahan antepartum
b. Komplikasi kehamilan : preeklamsia/eklamsia, ketuban pecah dini
3) Faktor janin
a. Cacat bawaan, infeksi dalam rahim.
b. Infeksi congenital (misal : rubella)

4. Patofisiologi BBLR
Bayi berat badan lahir rendah adalah bayi dengan berat badan kurang dari 2500
gram pada waktu lahir. Secara umum penyebab dari bayi berat badan lahir rendah
dipengaruhi oleh faktor ibu, faktor kehamilan dan faktor pada janin. Ibu dengan
kondisi kurang gizi kronis pada masa hamil sering melahirkan bayi BBLR, vitalitas
yang rendah dan kematian yang tinggi, terlebih lagi bila ibu menderita anemia.
Sistem pernafasan pada dasarnya cenderung kurang berkembang pada bayi
premature.Kapasitas vital dan kapasitas residual fungsional paru-paru pada dasarnya
berkaitan dengan ukuran bayi, sehingga sindrom gawat nafas sering merupakan
penyebab umum kematian. Masalah lain pada bayi premature adalah pencernaan dan
absorpsi makanan yang inadekuat. Bila prematuritas bayi lebih dari dua bulan, sistem
pencernaan dan absorpsi selalu inadekuat. Imanuritas organ lain yang sering
menyebabkan kesulitan yang berat pada bayi premature meliputi sistem imun yang
menyebabkan daya tahan tubuh terhadap infeksi berkurang karena rendahnya kadar
IgD gamma globulin, serta bayi premature relative belum sanggup membentuk
antibody dan daya fagositosis serta reaksi terhadap peradangan masih belum baik
sehingga bayi premature beresiko mengalami infeksi. Sistem termoregulasi pada bayi
berat badan lahir rendah umumnya belum mampu mempertahankan suhu tubuh yang
normal akibat penguapan yang bertambah karena kurangnya jaringan lemak dibawah
kulit dan pusat pengaturan suhu yang belum berfungsi beresiko mengalami hipotermi
atau kehilangan panas dalam tubuh.
Pathway

Faktor Ibu Faktor Kehamilan Faktor janin


 Paritas  Hamilganda,
 Abortus spontan perdarahan - Cacat bawaan,
sebelumnya antepartum infeksi dalam rahim.
 Infertilitas  Komplikasi - Infeksi congenital
 Gizi saat hamil yang kehamilan :
preeklamsia/eklamsia (misal : rubella)
kurang
 Jarak hamil dan ketuban pecah dini
persalinan terlalu
dekat

BBLR

Pusat regulasi Pusat regulasi Kapasitas vital Pembentukan


suhu imatur suhu imatur dan residual antibody
paru-paru imatur
berkurang
Jaringan lemak Pencernaan dan
dibawah kulit absorpsi Surfaktan Kadar imun
inadekuat paru rendah

Produksi panas
Asupan nutrisi
berkurang Ketidakefektifan Daya tahan
berkurang
Pola Nafas tubuh rendah
Hiportermia
Ketidakseimbangan
Nutrisi Kurang dari Resiko Infeksi
Kebutuhan
5. Manifestasi klinis BBLR
Menurut Huda dan Hardhi. (2013), tanda dan gejala dari bayi berat badan lahir rendah
adalah:
1) Sebelum bayi lahir
a. Pada anamnesa sering dijumpai adanya riwayat abortus, partus prematurus,
dan lahir mati.
b. Pembesaran uterus tidak sesuai tuanya kehamilan.
c. Pergerakan janin pertama terjadi lebih lambat, gerakan janin lebih lambat
walaupun kehamilannya sudah agak lanjut.
d. Pertambahan berat badan ibu lambat dan tidak sesuai menurut seharusnya.
Sering dijumpai kehamilan dengan oligradramnion gravidarum atau
perdarahan anterpartum.
2) Setelah bayi lahir
a. Bayi dengan retadasi pertumbuhan intra uterin.
b. Bayi premature yang lahir sebelum kehamilan 37 minggu.
c. Bayi small for date sama dengan bayi retardasi pertumbuhan intrauterine.
d. Bayi premature kurang sempurna pertumbuhan alat-alat dalam tubuhnya.
Selain itu ada gambaran klinis BBLR secara umum adalah :
1) Berat kurang dari 2500 gram.
2) Panjang kurang dari 45 cm.
3) Lingkar dada kurang dari 30 cm.
4) Lingkar kepala kurang dari 33 cm.
5) Umur kehamilan kurang dari 37 minggu.
6) Kepala lebih besar.
7) Kulit tipis, transparan, rambut lanugo banyak, lemak kurang.
8) Otot hipotonik lemah.
9) Pernapasan tak teratur dapat terjadi apnea.
10) Eksremitas : paha abduksi, sendi lutut / kaki fleksi-lurus.
11) Kepala tidak mampu tegak.
12) Pernapasan 40 – 50 kali / menit.
13) Nadi 100 – 140 kali / menit.
6. Pemeriksaan Diagnostik
Adapun pemeriksaan diagnostic yang dapat dilakukan adalah:
1) Pemeriksaan glucose darah terhadap hipoglikemia.
2) Pemantauan gas darah sesuai kebutuhan.
3) Pemantauan elektrolit.
4) Pemeriksaan sinar X sesuai kebutuhan (mis : fhoto thorak).

7. Penatalaksanaan
Adapun penatalaksanaan yang dapat dilakukan adalah:
1) Medis
a. Resusitasi yang adekuat, pengaturan suhu, terapi oksigen.
b. Pengawasan terhadap PDA (Patent Ductus Arteriosus).
c. Keseimbangan cairan dan elektrolit, pemberian nutrisi yang cukup.
d. Pengelolaan hiperbilirubinemia, penanganan infeksi dengan antibiotik yang tepat.
2) Penanganan secara umum
a. Penanganan bayi
Semakin kecil bayi dan semakin premature bayi, maka semakin besar perawatan
yang diperlukan, karena kemungkinan terjadi serangan sianosis lebih besar.
Semua perawatan bayi harus dilakukan didalam incubator
b. Pelestarian suhu tubuh
Bayi dengan berat lahir rendah, mempunyai kesulitan dalam mempertahankan
suhu tubuh. Bayi akan berkembang secara memuaskan, asal suhu rectal
dipertahankan antara 35,50 C s/d 370 C.Bayi berat rendah harus diasuh dalam suatu
suhu lingkungan dimana suhu normal tubuhnya dipertahankan dengan usaha
metabolic yang minimal. Bayi berat rendah yang dirawat dalam suatu tempat tidur
terbuka, juga memerlukan pengendalian lingkungan secara seksama. Suhu
perawatan harus diatas 25 0 C, bagi bayi yang berat sekitar 2000 gram, dan sampai
300C untuk bayi dengan berat kurang dari 2000 gram.
c. Inkubator
Bayi dengan berat badan lahir rendah, dirawat didalam incubator. Prosedur
perawatan dapat dilakukan melalui “jendela“ atau “lengan baju“. Sebelum
memasukkan bayi kedalam incubator, incubator terlebih dahulu dihangatkan,
sampai sekitar 29,4 0 C, untuk bayi dengan berat 1,7 kg dan 32,20C untuk bayi
yang lebih kecil. Bayi dirawat dalam keadaan telanjang, hal ini memungkinkan
pernafasan yang adekuat, bayi dapat bergerak tanpa dibatasi pakaian, observasi
terhadap pernafasan lebih mudah.
d. Pemberian oksigen
Ekspansi paru yang buruk merupakan masalah serius bagi bayi preterm BBLR,
akibat tidak adanya alveolo dan surfaktan. Konsentrasi O2yang diberikan sekitar
30- 35 % dengan menggunakan head box, konsentrasi o2 yang tinggi dalam masa
yang panjangakan menyebabkan kerusakan pada jaringan retina bayi yang dapat
menimbulkan kebutaan.
e. Pencegahan infeksi
Bayi preterm dengan berat rendah, mempunyai system imunologi yang kurang
berkembang, ia mempunyai sedikit atau tidak memiliki ketahanan terhadap
infeksi. Untuk mencegah infeksi, perawat harus menggunakan gaun khusus, cuci
tangan sebelum dan sesudah merawat bayi.
f. Pemberian makanan
Pemberian makanan secara dini dianjurkan untuk membantu mencegah terjadinya
hipoglikemia dan hiperbillirubin. ASI merupakan pilihan pertama, dapat diberikan
melalui kateter (sonde), terutama pada bayi yang reflek hisap dan menelannya
lemah. Bayi berat lahir rendah secara relative memerlukan lebih banyak kalori,
dibandingkan dengan bayi preterm.

8. Komplikasi
Ada beberapa hal yang dapat terjadi apabila BBLR tidak ditangani secepatnya
menurut Mitayanti (2009), yaitu :
1) Sindrom aspirasi mekonium (menyebabkan kesulitan bernapas pada bayi).
2) Hipoglikemia simtomatik.
3) Penyakit membrane hialin disebabkan karena surfaktan paru belum
sempurna,sehingga alveoli kolaps. Sesudah bayi mengadakan inspirasi, tidak
tertinggal udara residu dalam alveoli, sehingga selalu dibutuhkan tenaga negative
yang tinggi untuk yang berikutnya.
4) Asfiksia neonetorom.
5) Hiperbulirubinemia
B. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan Teori BBLR
1. Pengkajian
Pengkajian adalah langkah pertama yang dipakai dalam menerapkan asuhan
kebidanan pada pasien dan merupakan suatu proses sistematis dalam pengumpulan
data-data.
1) Data Subjektif
Data yang didapatkan dari klien sebagai suatu pendapat terhadap situasi dan
kejadian, informasi tersebut tidak dapat ditentukan oleh tenaga kesehatan secara
independen tetapi melalui suatu interaksi atau komunikasi.
a. Identitas pasien
a) Nama
Untuk memastikan bahwa yang diperiksa benar-benar bayi yang
dimaksud.
b) Umur
Untuk menginterpretasi apakah data pemeriksaan klinis bayi tersebut
normal sesuai dengan umurnya.
c) Jenis Kelamin
Untuk penilaian data pemeriksaan klinis, misalnya nilai-nilaibaku, insiden
seks, penyakit-penyakit seks.
d) Alamat
Untuk memudahkan komunikasi jika terjadi hal-hal yang gawat atau hal
lain yang dibutuhkan serta untuk kepentingan kunjungan rumah jika
diperlukan.
e) Nama orang tua
Agar tidak terjadi kekeliruan dengan orang lain.
f) Umur orang tua
Untuk menambah keakuratan data yang diperoleh serta dapat ditentukan
pola pendekatan dalam anamnesis.
g) Agama
Untuk menentukan identitas serta untuk mengetahui perilaku seseorang
tentang kesehatan dan penyakit yang sering berhubungan dengan agama
dan suku bangsa.
h) Pendidikan
Berperan dalam pendekatan selanjutnya sesuai tingkat pengetahuannya.
i) Pekerjaan
Untuk mengetahui tingkat social ekonomi orang tua berhubungan dengan
kemampuan dalam mencukupi kebutuhan nutrisi.
j) Keluhan utama
Mengkaji keluhan yang dirasakan pada pasien untuk menentukan tindakan
yang akan dilakukan. Pada kasus bayi dengan hiperbilirubin derajat III
keluhan utama yaitu bayinya kuning, bayinya malas minum.
k) Riwayat kesehatan sekarang
Mengkaji kondisi bayi untuk menentukan pemeriksaan disamping alasan
datang.
l) Riwayat kesehatan lalu
- Riwayat prenatal (kehamilan)
Untuk mengetahui keadaan bayi saat dalam kandungan. Pengkajian ini
meliputi: hamil ke berapa, umur kehamilan, ANC, HPL dan HPHT.
- Riwayat intranatal (persalinan)
Untuk mengetahui keadaan bayi saat lahir (jam dan tanggal), penolong,
tempat dan cara persalinan (spontan atau tindakan) serta keadaan bayi
saat lahir.
- Riwayat post natal
Untuk mengetahui keadaan bayi dan ibu saat nifas, adakah komplikasi
saat nifas.
m) Riwayat kesehatan keluarga
Apakah ada anggota keluarga yang menderita penyakit menular dan
menurun.
n) Riwayat Imunisasi TT pada ibu
Untuk mengetahui apakah imunisasi yang telah diberikan atau belum.
o) Riwayat Tumbuh Kembang
Untuk mengetahui tingkat pertumbuhan secara fisik dan perkembangan
serta kemampuan motorik halus dan motorik kasar yang diketahui dengan
menilai reflex pada bayi.
p) Riwayat Sosial Ekonomi
Untuk mengetahui social ekonomi keluarga apakah keluarga sanggup
membiayai perawatan bayinya.
2) Data Obyektif
Data yang dapat diobservasi dan diukur oleh tenaga kesehatan yang meliputi :
a. Pemeriksaan fisik
a) Keadaan umum
Untuk mengetahui bagaimana keadaan umum bayi, pada bayi dengan
hiperbilirubin keadaan umum lemah.
b) Kesadaran
Untuk mengetahui keadaan umum bayi meliputi tingkat kesadaran (sadar
penuh, apatis, gelisah, koma) gerakan yang ekstrem dan ketegangan otot.
c) Suhu
Untuk mengetahui bayi hipotermi atau tidak, nilai batas normal 360C-
370C.
d) Nadi
Untuk mengetahui nadi lebih cepat atau tidak, nilai batas normal 120-
160x/menit.
e) Resprasi
Untuk mengetahui pola pernafasan, nilai batas normal 30-60x/menit .
f) APGAR score
Pemeriksaan khusus APGAR score :
- Denyut jantung, dengan nilai batas normal adalah 120-160x/menit.
- Pernafasan, dengan nilai batas normal adalah 30-60x/menit.
- Tonus otot, dengan batas normal adalah bayi dapat bergerak normal
dan aktif.
- Reaksi pengisapan, dengan batas normal adalah dapat menghisap
dengan baik pada saat menetek atau pada saat pemeriksaan fisik.
- Warna kulit, dengan nilai batas normal merah muda dan tidak kebiru-
biruan.
g) Pemeriksaan Head Toe To
- Kepala
Terdapat caput atau tidak, bentuk kepala normocepal
- Muka
Simetris atau tidak.
- Mata
Konjungtiva pucat atau tidak, sclera kuning atau tidak
- Hidung
Ada cairan atau tidak, ada kotoran yang menyumbat jalan nafas
atau tidak
- Telinga
Simetris atau tidak antara kanan dan kiri, ada gangguan
pendengaran atau tidak
- Mulut
Ada lendir atau tidak, ada labiopalatoskisis atau tidak
- Leher
Ada pembesaran kelenjar tiroid atau tidak
- Dada
Kanan/ kiri simetris atau tidak
- Abdomen
Ada distensi abdomen atau tidak
- Tali pusat
Kering atau basah, ada kemerahan atau tidak, ada bengkak atau tidak.
- Genetalia
Laki-laki : Testis sudah turun atau belum
Perempuan : Labia mayora sudah menutupi labia minora
- Ekstremitas
Lengkap atau tidak, ada sianosis atau tidak, tangan kanan dan kiri
simetris atu tidak, kaki kanan dan kiri simetris atau tidak
- Anus
Anus ada atau tidak
- Warna kulit
Ada sianosis atau tidak, persebaran bulu merata atau tidak.
- Pemeriksaan Reflek
- Reflek Moro
Lengan ekstensi dengan ibu jari dan jari telunjuk bentuk huruf C
diikuti dengan ekstremitas kembali ke fleksi jika posisi bayi
berubah tiba-tiba atau jika bayi diletakkan terlentang pada
permukaan yang datar.
- Reflek menggenggam atau reflek gaspin
Reflek menggenggam bisa kuat sekali dan kadang-kadang bayi
dapat diangkat dari permukaan meja/ tempat tidurnya sementara ia
berbaring terlentang dan menggenggam jari tangan di pemeriksa.
- Reflek menghisap atau reflek suching
Bayi normal yang cukup bulan akan berupaya untuk menghisap
setiap benda yang menyentuh bibirnya, juga terdapat reflek
menelan.
- Reflek mencari atau reflek rooting
Kalau pipi bayi disentuh ia akan menolehkan kepalanya kesisi yang
disentuh itu untuk mencari puting susu.
- Reflek melangkah atau palantar
Jari-jari kaki bayi akan melekuk kebawah bila jari-jari diletakkan
didasar jari-jari kakinya.
- Pemeriksaan Antopometri
Lingkar kepala : batas normal 33-35 cm.
Lingkar dada : batas normal 30-33 cm.
Berat badan : batas normal 2500-3500 gram.
Panjang badan : batas normal 45-50 cm
- Eliminasi
Pada pemeriksaan ini yang dikaji antara lain eliminasi urine dan
mekonieum terutama pada 24 jam pertama baik frekuensi, warna dan
kondisi eliminasinya. Pada keadaan normal urine dan mekonium sudah
keluar pada 24 jam.

2. Diagnosa Keperawatan
1) Ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan hipoventilasi ditandai dengan
penggunaan alat bantu nafas.
2) Hiportermia berhubungan dengan berat badan lahir rendah ditandai dengan suhu
tubuh (< 36,50C).
3) Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan
kelemahan reflek menelan ditandai dengan berat badan 20% dibawah rentang
berat badan ideal.
4) Resiko infeksi berhubungan dengan malnutrisi.
3. Intervensi Keperawatan
Intervensi Keperawatan
No Diagnosa
Keperawatan Tujuan dan
Kriteria Hasil Intervensi Rasional

1. Ketidakefektifan NOC NIC


pola nafas - Respiratory Airway
berhubungan status ventilation Management
dengan - Respiratoty 1. Identifikasi 1. Untuk
hipoventilasi status : airway pasien perlunya membantu
ditandai dengan patency pemasangan alat jalan nafas
penggunaan alat - Vital sign status jalan nafas buatan pasien
bantu nafas. Setelah dilakukan 2. Monitor respirasi 2. Untuk
tindakan dan status O2 mengetahui
keperawatan selama keadaan
… x 24 jam pasien umum pasien
mampu bernafas 3. Observasi adanya 3. Untuk
dengan normal tanda-tanda mengetahui
dengan kriteria hasil: hipoventilasi tanda-tanda
1. Suara nafas hipoventilasi
bersih 4. Posisikan pasien 4. Untuk
2. Menunjukkan untuk memudahkan
jalan nafas paten memaksimalkan jalan nafas
3. Tanda-tanda ventilasi pasien
vital dalam 5. Atur intake cairan 5. Untuk
rentang normal mengoptimalk
an
keseimbangan
cairan pasien
2. Hiportermia Managemen
berhubungan Hipotermia
dengan berat badan 1. Monitor suhu 1. Untuk
lahir rendah tubuh mengetahui
ditandai dengan keadaan
suhu tubuh (< umum pasien.
36,50C) 2. Monitor tanda dan 2. Untuk
gejala hipotermia mengetahui
tanda dan
gejala
hipotermia
3. Sediakan 3. Agar pasien
lingkungan yang tetap dalam
hangat lingkungan
yang hangat
4. Berikan 4. Untuk
makan/minum menghangatk
hangat an tubuh
pasien
3. Ketidakseimbangan NOC NIC
nutrisi kurang dari - Nutrional status: Nutrion
kebutuhan food and fluid Management
berhubungan intake. 1. Kaji adanya alergi 1. Untuk
dengan kelemahan - Nutrional status: makanan. mengetahui
reflek menelan nutrient intake tanda-tanda
ditandai dengan - Weight control alergi terhadap
berat badan 20% Setelah dilakukan makanan.
dibawah rentang tindakan 2. Ajarkan pasien 2. Agar mampu
berat badan ideal keperawatan selama membuat catatan mengontrol
… x 24 jam pasien makanan harian. asupan nutrisi.
mampu terpenuhi 3. Monitor jumlah 3. Untuk
kebutuhan nutrisi nutrisi dan mengetahui
dengan kriteria hasil: kandungan kalori jumlah dan
kandungan
4. Adanya
kalori.
peninngkatan
4. Agar pasien
berat badan 4. Berikan informasi
paham tentang
sesuai dengan tentang
kebutuhan
tujuan. kebutuhan nutrisi.
5. Berat badan nutrisinya.
ideal sesuai 5. Kolaborasi 5. Untuk
dengan tinggi dengan ahli gizi memenuhi
badan. untuk kebutuhan
6. Mampu menentukan nutrisi pasien.
mengidentifikasi jumlah kalori dan
kebutuhan nutrisi yang
nutrisi. dibutuhkan
7. Tidak terjadi pasien.
penurunan berat
badan yang
berarti.

4. Resiko infeksi NOC: NIC:


berhubungan Infection severity
Infection Control
dengan malnutrisi. Risk control:
Infection Process Infection Protection
Setelah diberikan
1. Instruksikan 1. Meminta
asuhan keperawatan
pengunjung untuk pengunjung
selama …..x 24
mencuci tangan mencuci
jam.resiko infeksi
saat memasuki tangan agar
berkurang dengan
dan keluar dari tidak ada
kriteria hasil :
ruangan pasien mikroorganis
1. Mencari me yang
informasi terbaru tertinggal di
mengenai kontrol tangan
infeksi 2. Gunakan sarung 2. Menggunakan
2. Identifikasi faktor tangan sesuai sarung tangan
resiko infeksi mandate untuk
3. Identifikasi melindungi
strategi proteksi tangan dari
diri dari orang cairan dan hal
yang terkena lain yang
infeksi dapat menjadi
media
penularan
penyakit
3. Melakukan terapi 3. Memberikan
antibiotic obat untuk
mencegah
infeksi
4. Monitor 4. Mengawasi
kerentanan kerentanan
terhadap infeksi terhadap
penyebaran
infeksi
5. Menyarankan 5. Memberi
napas dalam dan saran
batuk efektif melakukan
napas dalam
dan batuk
efektif agar
secret mudah
keluar

4. Implementasi
Implementasi dilakukan sesuai dengan intervensi yang ada.

5. Evaluasi
Evaluasi terhadap pasien berat badan lebih rendah (BBLR) dilakukan dengan menilai
kemampuan klien dalam merespon diantaranya:
1) Pola nafas efektif.
2) Hipotermi teratasi.
3) Kebutuhan nutrisi terpenuhi.
4) Resiko infeksi tidak terjadi.

Anda mungkin juga menyukai