Anda di halaman 1dari 23

ASUHAN KEPERAWATAN PADA BAYI RESIKO TINGGI

DI BANGSAL AMANAH RS PKU MUHAMMADIYAH GOMBONG

Di Susun Oleh:
Nama : Fara Shellomita A
NIM : A02019027

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH
GOMOBNG TAHUN 2021
BAB 1
TINJAUAN PUSTAKA
LAPORAN PENDAHULUAN

A. Definisi
Bayi berat lahir rendah (BBLR) adalah bayi baru lahir dengan berat badan kurang dari
2500 gram tanpa memperhatikan usia gestasi (Wong, 2009). BBLR adalah bayi baru lahir
dengan berat badan lahir kurang dari 2500 gram (Arief dan Weni, 2016)
Bayi berat lahir rendah (BBLR) Acuan lain dalam pengukuran BBLR juga terdapat pada
PedomanPemantauan Wilayah Setempat (PWS) gizi.Dalam pedoman tersebut bayi berat lahir
rendah (BBLR) bayi yang lahir dengan beratkurang dari 2500 gram diukur pada saat lahir
atau sampai hari ke tujuh setelah lahir (Putra,2012).

B. Klasifikasi
Menurut Proverawati dan Sulistyorini (2010), harapan hidupnya:
1. Berat Badan Lahir Rendah (BBLR), yaitu bayi yang lahir dengan berat lahir 1.500-2.500
gram
2. Berat Badan Lahir Sangat Rendah (BBLSR), yaitu bayi yang lahir dengan berat lahir
<1.500 gram.
3. Berat Badan Lahir Ekstrem Rendah (BBLER), yaitu bayi yang lahir dengan berat lahir
<1.000 gram

C. Manifestasi klinis
Menurut Proverawati dan Sulistyorini (2010), bayi yang lahir dengan berat badan rendah
mempunyai ciri-ciri:
a. Umur kehamilan sama dengan atau kurang dari 37 minggu
b. Berat badan sama dengan atau kurang dari 2.500 gram
c. Panjang badan sama dengan atau kurang dari 46 cm, lingkar kepalasama dengan atau
kurang dari 33 cm, lingkar dada sama dengan atau kurang dari 30 cm. Rambut lanugo
masih banyak
d. Jaringan lemak subkutan tipis atau kurang
e. Tulang rawan daun telinga belum sempurna pertumbuhannya
f. Tumit mengkilap, telapak kaki halus
g. Genitalia belum sempurna, labia minora belum tertutup oleh labia mayora, klitoris
menonjol (pada bayi perempuan). Testis belum turun ke dalam skrotum, pigmentasi dan
rugue pada skrotum kurang (pada bayi laki-laki)
h. Tonus otot lemah sehingga bayi kurang aktif dan pergerakannya lemah
i. Fungsi syaraf yang belum atau tidak efektif dan tangisannya lemah
j. Jaringan kelenjar mammae masih kurang akibat pertumbuhan otot dan jaringan lemak
masih kurang
k. Verniks kaseosa tidak ada atau sedikit bila ada.

D. Patofisologi
Tingkat kematangan fungsi sistem organ neonatus merupakan syarat untuk dapat
beradaptasi dengan kehidupan diluar rahim. Secara umum bayi berat badan lahir rendah ini
berhubungan dengan usia kehamilan yang belum cukup bulan atau prematur dan disebabkan
karena dismaturitas. Biasanya hal ini terjadi karena adanya gangguan pertumbuhan bayi
sewaktu dalam kandungan yang disebabkan oleh faktor ibu, komplikasi hamil, komplikasi
janin, plasenta yang menyebabkan suplai makanan ibu ke bayi berkurang. Faktor lainnya yang
menyebabkan bayi berat badan lahir rendah yaitu faktor genetik atau kromosom, infeksi,
kehamilan ganda, perokok, peminum alkohol,dan sebagainya (Mochtar, 2012).
Konsekuensi dari anatomi dan fisiologi yang belum matang,bayi prematur cenderung
mengalami masalah yang bervariasi. Hal ini harus diantisipasi dan dikelola pada masa
neonatal. Berkaitan denganhal itu, maka menghadapi bayi premature harus memperhatikan
masalah masalah sebagai berikut :
a. Sistem pengaturan suhu tubuh (Hipotermia)
Dalam kandungan, bayi berada dalam suhu lingkungan yang normal dan stabil
yaitu 36° sampai dengan 37° C. Segera setelah lahir bayi dihadapkan pada suhu
lingkungan yangumumnya lebih rendah. Perbedaan suhu ini memberi pengaruh
pada kehilangan panas tubuh bayi. Hipotermia terjadi apabila suhu tubuh turun
dibawah 36,5° C. Apabila seluruh tubuh bayi teraba dingin maka bayi sudah
mengalami hipotermia sedang (suhu 32° sampai dengan 36° C). Disebut
hipotermia berat apabila suhu tubuh kurang dari 32° C (Pantiawati, 2010).
Hipotermia dapat terjadi karena kemampuan untuk mempertahankan panas dan
kesanggupan menambah produksi panas sangat terbatas karena pertumbuhan otot-
otot yang belum cukup memadai, lemak subkutan yang sedikit, belum matangnya
sistem saraf pengatur suhu tubuh, luas permukaan tubuh relatif lebih besar
dibandingkan dengan berat badan sehingga mudah kehilangan panas (Maryunani,
Puspita 2013).

b. Gangguan pernafasan
Asfiksia adalah suatu keadaan kegagalan bernafas secara spontan dan teratur
beberapa saat setelah lahir. Kegagalan ini menyebabkan terjadinya hipoksia yang
diikuti dengan asidosis respiratorik. Apabila proses berlanjut maka metabolisme
sel dalam suasana anaerob akan menyebabkan asidosis metabolik yang
selanjutnya terjadi perubahan kardiovaskuler. Menurunnya atau terhentinyadenyut
jantung menyebabkan iskemia. Iskemia setelah mengalami asfiksia selama 5
menit menyebabkan penyumbatan pembuluh darah kecil dimana
akanmengakibatkan kerusakan-kerusakan menetap (Maryunani, Puspita 2014).

c. Hipoglikemia
Glukosa merupakan sumber utama energi selama masa janin.Kecepatan glukosa
yang diambil janin tergantung dari kadar gula darah ibu karena terputusnya
hubungan plasenta dan janin menyebabkan terhentinya pemberian glukosa. Bayi
aterm dapat mempertahankan kadar gula darah 50-60 mg/dL selama 72 jam
pertama, sedangkan bayi berat badan lahir rendah dalam kadar 40 mg/dL. Hal ini
disebabkan cadangan glikogen yang belum mencukupi. Hipoglikemia bila kadar
gula darah sama dengan atau kurang dari 20 mg/dL (Pantiawati, 2010).

d. Sistem imunologi
Kemungkinan terjadi kerentanan pada bayi dengan berat lahirrendah terhadap
infeksi mengalami peningkatan. Konsentrasi Ig G serum pada bayi sama dengan
bayi matur. Imunoglobulin G ibuditransfer secara aktif melalui plasenta ke janin
pada trimester terakhir. Konsentrasi Ig G yang rendah mencerminkan fungsi
plasenta yang buruk berakibat pertumbuhan janin intra uterin yang buruk dan
meningkatkan risiko infeksi post natal. Oleh karena itu bayi dengan berat lahir
rendah berpotensi mengalami infeksi lebih banyak dibandingkan bayi matur
(Maryunani, Puspita 2014).

e. Perdarahan intracranial
Pada bayi dengan berat badan lahir rendah pembuluh darah masih sangat rapuh
hingga mudah pecah. Perdarahan intracranial dapat terjadi karena trauma lahir,
disseminated intravascularcoagulopathy atau trombositopenia idiopatik. Matriks
germinal epidimal yang kaya pembuluh darah merupakan wilayah yang sangat
rentan terhadap perdarahan selama minggu pertama kehidupan (Pantiawati, 2010).

f. Rentan terhadap infeksi


Pemindahan substansi kekebalan dari ibu ke janin terjadi pada minggu terakhir
masa kehamilan.Bayi dengan berat badan lahir rendah mudah menderita infeksi
karena imunitas humoral dan seluler masih kurang hingga bayi mudah menderita
infeksi.Selain itu, karena kulit dan selaput membran bayi dengan berat badan lahir
rendah tidak memiliki perlindungan seperti bayi cukup bulan (Pantiawati, 2010).

g. Hiperbilirubinemia
Pada bayi dengan berat badan lahir rendah lebih sering mengalami
hiperbilirubinemia dibandingkan dengan bayi cukup bulan. Hiperbilirubinemia
merujuk pada tingginya kadar bilirubin terakumulasi dalam darah ditandai dengan
jaundis dan ikterus. Hiperbilirubinemia dapat terjadi akibat peningkatan bilirubin
tidak terkonjugasi dan terkonjugasi (Wong, 2011).

Phatway BBLR
Etiologi

Faktor Ibu Faktor Plasenta Faktor Janin

BBLR/BLSR

Permukaan tubuh relatif jaringan lemak subkutan Prematuritas


lebih luas lebih tipis

penguapan pemaparan Kehilangan panas Kekurangan penurunan


berlebih dengan suhu melalui kulit cadangan energi daya tahan
luar

kehilangan kehilangan malnutrisi


cairan panas
Hipoglikemia
Dehidrasi DK Hipotermia

Fungsi organ organ belum baik

Ginjal Otak Mata Kulit

Imaturitas Imaturitas Imaturitas Halus


Ginjal sentrum2 lensa mata mudah lecet
Vital Sekunder
Reflek Efek O2 DK Pola
Menelan Nafas Tidak
blm sempurna Regulasi Retrolentral Resiko Efektif
DK Defisit Nutrisi pernafasan fibroplasia infeksi pioderma
E. Etiologi
A) Penyebab terjadinya bayi BBLR menurut Maryunani (2012)
1. Bayi dengan berat badan lahir rendah yang lahir kurang bulan (NKB KMK)
penyebabnya adalah :
a. Berat badan ibu yang rendah
b. Usia ibu hamil yang belum dewasa atau masih remaja
c. Kehamilan dengan bayi kembar
d. Riwayat ibu sebelumnya pernah melahirkan bayi premature atau bayi berat badan
rendah
e. Ibu yang mulut rahimnya lemah (inkompeten serviks) sehingga tidak mampu
menahan berat bayi dalam rahim
f. Ibu hamil yang sedang sakit
g. Penyebab lain yang tidak diketahui
2. Bayi lahir cukup bulan tetapi berat badan lahir kurang dari normal (NCB KMK)
penyebabnya adalah :
a. Ibu hamil kekurangan gizi
b. Ibu hamil yang disertai penyakit seperti hipertensi, preeklamsia, anemia
c. Ibu hamil dengang penyakit kronis seperti malaria kronik, penyakit jantung
sianosis, infeksi saluran kemih
d. Ibu hamil seorang perokok

B) Penyebab bayi BBLR menurut Atikah Proverawati (2010)


1. Faktor ibu
a. Penyakit :
1) Pada ibu hamil yang mengalami komplikasi kehamilan
seperi: anemia sel berat, perdarahan ante partum,
hipertensi, preeclampsia berat, eklampsia dan infeksi
kandung kemih dan ginjal.
2) Menderita penyakit seperti malaria, infeksi menular
seksual seperti HIV/AIDS, TORCH.
b. Keadaan Ibu
1) Ibu dengan usia <20 tahun atau lebih dari 35 tahun
menjadi faktor prematuritas tertinggi
2) Kehamilan ganda
3) Jarak antar kehamilan sebelumnya pendek yaitu kurang dari satu tahun
4) Memiliki riwayat BBLR sebelumnya
c. Keadaan social ekonomi
1) Kejadian tertinggi biasanya pada keadaan social
ekonomi rendah
2) Gizi yang kurang
3) Bayi lahir dari pernikahan yang tidak sah angka kejadian BBLR lebih tinggi
disbanding dari kelahiran bayi dari pernikahan yang sah
d. Sebab lain
1) Ibu perokok
2) Ibu peminum alkohol
3) Ibu pecandu obat narkotik
2. Faktor janin
a. Infeksi janin kronik
b. Radiasi
c. Kehamilan ganda
3. Faktor plasenta
a. Berat placenta kurang, berongga atau keduanya (hidramnion)
b. Plasentitis vilus (bakteri, virus, parasite )
c. Plasenta yang lepas
4. Faktor lingkungan
a. Terkena radiasi
b. Terpapar zat beracun

F. Diagnosa Keperawatan
1. Pola nafas tidak efektif b.d imatur paru
2. Hipotermi b.d berat badan lahir rendah
3. Defisit nutrisi b.d Ketidakmampuan menelan makanan
G. Intervensi Keperawatan
1. Pola nafas tidak efektif b.d imatur paru
a. Monitor TTV
b. Monitor pola napas ( frekuensi, kedalaman, usaha napas)
c. Monitor bunyi napas tambahan
d. Berikan terapi oksigen
e. Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian obat
2. Hipotermi b.d berat badan lahir rendah
a. Monitor TTV
b. Monitor suhu bayi stabil (36,5oC-37,5o)
c. Monitor suhu tubuh bayi setiap 1 jam sekali
d. Monitor kualitas nadi dan respirasi
e. Monitor sianosis
f. Ganti pakaian dan/atau linen yang basah
g. Atur suhu inkubtor sesuai kebutuhan
h. Ajarkan kepada ibu teknik perawatan metode kangguru untuk bayi BBLR
i. Kolaborasi pemberian obat dengan dokter
3. Defisit nutrisi b.d Ketidakmampuan menelan makanan
a. Identifikasi perlunya penggunaan selang nasogastrik (NGT)
b. Monitor asupan makanan
c. Monitor berat badan
d. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori dan jenis nutrient yang
dibutuhkan
BAB II
ASUHAN KEPERAWATAN NEONATUS

A. Data Bayi
Nama bayi : By.Ny.A Tanggal pengkajian : 28 Juni 2021
Jenis kelamin : Perempuan Tanggal dirawat : 20 Juni 2021
Tanggal lahir/usia : 20 Jui 2021/9 hari Alamat : Kalibeji RT 02/04 Sempor
Nama orang tua : Ny.A
Pendidikan : SMK
Usia : 26 tahun
Diagnosa medis : Asfiksia berat

Riwayat Bayi
Apgar score : 8/9
Usia gestasi : 32 minggu
Berat badan : 1700 gram panjang badan : 41 cm
Komplikasi persalinan: Tidak ada
Aspirasi mekonium : Tidak
Denyut jantung janin abnormal : Tidak
Prolaps tali pusat/lilitan tali pusat : Tidak
Ketuban pecah dini : Tidak

Riwayat Ibu
Usia Gravida Partus Abortus
26 tahun 1 1 0
Jenis pesalinan : pervaginum
Komplikasi kehamilan: Tidak
Perawatan antenatal : Ya
Ruptur plasenta/plasenta previa: Tidak
Pre eklamsia/toxcemia : Tidak
Suspect sepsis : Tidak
Persalinan premature/post matur :
Prematur
B. Pengkajian Fisik Neonatus
1. Reflek
Moro : Tidak
Menggenggam : lemah
Menghisap : lemah
2. Tonus/aktivitas
a. Tenang
b. Menangis : lemah
3. Kepala/leher
a. Fontanel anterior : Lunak
b. Sutura sagitalis : Tepat
c. Gambaran wajah : Simetris
d. Molding : Tidak Caput succedaneum :
Tidak Cephalhematoma : Tidak
4. Mata : Bersih
5. THT
a. Telinga : Normal
b. Hidung : Simetris, terpasang oksigen 5 lpm
c. Mulut : Terpasang OGT
6. Wajah
a. Bibir sumbing : Tidak
b. Simbing langit-langit/palatum: Tidak
7. Abdomen
a. Lunak : Datar
b. Lingkar perut : 25 cm
c. Liver : Tidak teraba
8. Toraks
a. Simetris
b. Retraksi derajat : Derajat 1
c. Klavikula normal
9. Paru-paru
a. Suara nafas kanan kiri sama
b. Suara nafas bersih (vesikuler)
c. Respirasi spontan
10. Jantung
a. Bunyi Normal Sinus Rhytm (NSR)
Frekuensi : 135 kali permenit
b. Murmur : Tidak
c. Denyut nadi : 135 kali permenit
Nadi Perifer Keras Lemah Tidak ada
Brakial kanan 🗸
Brakial kiri 🗸
Femoral kanan 🗸
Femoral kiri 🗸

11. Ekstermitas
a. Gerakan bebas
b. Ekstermitas atas normal
c. Ekstermitas bawah normal
d. Panggul normal
12. Umbilikus : Normal
13. Genital
Laki laki normal
14. Anus
Paten
15. Spina
Normal
16. Kulit
a. Warna : Pucat
b. Sianosis : Pada bibir
c. Kemerahan (rash) : Tidak
d. Tanda lahir : Tidak
e. Turgor kulit : Elastis, teraba dingin
f. Lanugo : Ya
17. Suhu
a. Lingkungan : Inkubator
b. Suhu kulit : 36,5 °C
C. Riwayat sosial
-
Jenis kelamin anak Riwayat persalinan Riwayat imunisasi
Perempuan Spontan -
- Data tambahan (pemeriksaan diagnostik)

HASIL PEMERIKSAAN

LABORATORIUM
PEMERIKSAAN HASIL NILAI SATUAN METODA
RUJUKAN
HEMATOLOGI
DARAH
LENGKAP
Lekosit 10.08 9.4-34 rb/ul Flowcytometri
Eritrosit 4.61 4.3-6.3 Juta/L Flowcytometri
Hemoglobin 16.7 15.2-23.6 gr/dl flowcytometri
Hematokrit 53.8 44-72 % Flowcytometri
MCV 116.7 98-122 fL Flowcytometri
MCHC 31.0 31-35 g/dl Flowcytometri
Trombosit H
35.1 26-34 pg Flowcytometri
H
32.5 32-36 rb/ul Flowcytometri
HITUNG JENIS
Basofil % 0.6 0.0-1.0 % Flowcytometri
Eosinofil% 0.5 2.0-4.0 % Flowcytometri
Neutrofil% H
Limfosit% 39.8 50.00-70.0 % Flowcytometri
Monosit% L
L 25.0-40.0 % Flowcytometri
15.5 2.0-8.0 % Flowcytometri
H
KIMIA FAAL
HATI
Bilirubin Total 11.9 4.0-8.0 mg/dL Doazotized
Bilirubin Direk H Sulfanilic
0.95 0-0.2 mg/dL Doazotized
H Sulfanilic

D. Pola Fungsional Menurut Gordon


1. Pola persepsi kesehatan / penanganan kesehatan
Pasien lahir dengan kondisi prematur dengan umur kehamilan 32 minggu lakukan
penghangatan badan dalam incubator dan pemasangan NGT
2. Pola nutrisi / metabolik
Pasien diberi susu formula dengan menggunakan selang NGT
3. Pola eliminasi
Pasien BAK berwarna hitam dengan konsistensi lembek
4. Pola Aktivitas
Pasien berbaring di dalam incubator dengan melakukan pergerakan lemah
5. Pola tidur/istirahat
Waktu tidur pasien tidak teratur, sering terbangun dan menangis, tidur sekitar 6 jam
6. Pola Presepsi Kognitif
-
7. Pola konsep diri
Pasien sering menangis karen suhu tubuh naik turun
8. Pola peran/ hubungan
Hubungan pasien dengan orang tuanya menjadi jauh karena harus dirawat diruang
inkubator
9. Pola seksualitas/reproduksi
Jenis kelamin perempuan dan tidak ada kelainan
10. Pola Koping/toleransi stress
-
11. Pola nilai/kepercayaan
-

PENGKAJIAN FISIK
PemeriksaanUmum
1. Keadaan umum kesadaran :
composmentis 2.Suhu : 36,5°C
3. Nadi : 130 x/menit
4. RR : 32x/menit
5. BB : 2140 gram
6. TB : 41 cm
7. Lingkar Kepala : 29 cm
8. Lingkar Dada : 27 cm
9. Lingkar Lengan: 7 cm
10. Lingkar perut : 24 cm
ANALISA DATA
Nama Klien : By.Ny.W
Ruang : Amanah
TGL/JAM DATA PROBLEM ETIOLOGI
16-07-2021 DS : - Pola nafaf tidak Imatur paru
pukul 09.00 DO : efektif
WIB - RR 32 x/menit
- Terdapat tarikan
dinding dada kedalam
16-07-2021 DS : - Defisit nutrisi Ketidakmampuan
pukul 09.00 DO : menelan
WIB - Reflek menghisap lemah makanan
- BB 2140 gram
- Tampak terpasang NGT

DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Pola nafas tidak efektif b.d imatur paru
2. Defisit nutrisi b.d Ketidakmampuan menelan makanan
INTERVENSI
Nama Klien : By.NyW

Ruang : Amanah

Hari/Tgl/ No. Tujuan dan Kriteria Hasil (SLKI) Intervensi ( SIKI ) TTD
Jam DP
Senin, 1 Setelah dilakukan tindakan selama # Manajemen Pola Napas
19 juli 2x24jam diharapkn masalah 1. Monitor TTV
2021 keperawatan pola napas tidak efektif 2. Monitor pola
Jam dapat teratasi dengan kriteria hasil : nafas(frekuensi,
08.00 # Pola Napas kedalaman)
Indikator A T 3. Berikan terapi
Respirasi 3 5 oksigen
dalam rentang 4. Kolaborasi dengan
normal dokter dalam
Pola Nafas 2 5 pemberian obat
Tarikan 4 5
dinding dada
Senin, 2 Setelah dilakukan tindakan selama # Manajemen Nutrisi
19 juli 2x24jam diharapkn masalah 1. Identifikasi
2021 keperawatan Defisit nutrisi dapat perlunya
Jam teratasi dengan kriteria hasil : penggunaan selang
10.00 # Manajemen nutrisi nasogastrik (NGT)
Indikator A T 2. Monitor asupan
Berat Badan 2 4 makanan
Status 2 5 3. Monitor berat
menelan/menghisap badan
4. Kolaborasi dengan
ahli gizi untuk
menentukan
jumlah kalori dan
jenis nutrient yang
dibutuhkan
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
Nama Klien :By.Ny.W

Ruang : Amanah

Tgl/Jam No. Tindakan/Implementasi Evaluasi Formatif TTD


DP
Senin 1 9 j u l i 1 Memonitor tanda-tanda vital S: -
2021 O:
Jam 9.00 WIB - Suhu : 36,5°C
- Nadi : 131 x/menit
- RR : 42x/menit
- SPO2: 96 %
09.30WIB 1. Memonitor pola nafas S: -
(frekuensi, kedaaman) O:
- Frekuensi nafas 32
x/menit. Ada tarikan
dinding dada ke dalam
09.45 WIB 1. Memberikan Terapi Oksigen S:-
O : Terapi oksigen diberikan
dengan nasal kanul 5 lpm
13.00 WIB 1 Berkolaborasi dengan dokter S:-
dalam pemberian obat O : pasien tampak diberi obat
ampicillin 75 mg, aminophilin
2,4 mg melalui injeksi iv bolus
08.45 WIB 2 Identifikasi perlunya S: -
penggunaan selang nasogastrik O : pasien tampak sudah
(NGT) terpasang selang NGT

12.45 WIB 2 Monitor asupan makanan S:-


O : Pasien tampak diberi susu
formula dengan cara sonde 20
cc 3x sehari
13.30 WIB 2 Kolaborasi dengan ahli gizi S : -
untuk menentukan jumlah O : pasien diberi susu formula
kalori dan jenis nutrient yang 20 cc
dibutuhkan

Selasa, 20 Juli 1 Memonitor tanda-tanda vital S:-


2021 O : Suhu : 36,8°C
08.00 WIB - Nadi : 160 x/menit
- RR : 42x/menit
- SPO2: 99%
08.35 WIB 1 Memonitor pola nafas S : -
(frekuensi, kedaaman) dan O :
bunyi nafas tambahan Frekuensi nafas 42 x / menit.
Masih ada tarikan dinding dada
ke dalam
09.45 WIB 2 Monitor asupan makanan S:-
O : Pasien tampak diberi susu
formula 20 cc dengan cara
sonde 3x sehari
EVALUASI KEPERAWATAN
Nama Klien : By.Ny.A
Ruang : Amanah

Tgl/Jam No. Evaluasi Sumatif TTD


DP
Senin, 19 Juli 1 S: -
2021 pukul O:
14.00 WIB - tarikan dinding dada ke dalam berkurang
- RR: 42x/menit
- Spo2: 96%
- Kriteria Hasil
Indicator A T H
Respirasi dalam rentang 2 5 5
normal
Tarikan dinding dada 3 5 4
A : Masalah keperawatan Pola napas tidak efektif b.d
Imatur paru belum teratasi
P: Lanjutkan intervensi
1. Monitor TTV
2. Monitor pola nafas(frekuensi, kedalaman)

2 S: -
O:
- Minum sonde 20 cc
- Reflek menghisap lemah
- BB 1700 gram
- Tampak terpasang NGT
- Kriteria Hasil
Indikator A T H
Berat Badan 2 4 2
Status 2 5 3
menelan/menghisap
A: Masalah keperawatan Defisit Nutrisi b.d Ketidakmampuan
menelan makanan belum teratasi
P: Lanjutkan intervensi
1. Monitor asupan makanan
2. Monitor berat badan

Selasa, 20 Juli 1 S: -
2021 pukul O:
14.00 WIB - Terdapat tarikan dinding dada ke dalam
- RR: 42x/menit
- Spo2: 96%
- Kriteria Hasil
Indicator A T H
Respirasi dalam rentang 2 5 4
normal
Tarikan dinding dada 3 5 4
A : Masalah keperawatan Pola napas tidak efektif b.d
Imatur paru belum teratasi
P: Lanjutkan intervensi
1. Monitor TTV
2. Monitor pola nafas(frekuensi, kedalaman)

2 S: -
O:
- Minum sonde 20 cc
- Reflek menghisap lemah
- BB 1750 gram
- Tampak terpasang NGT
- Kriteria Hasil
Indikator A T H
Berat Badan 2 4 3
Status 2 5 3
menelan/menghisap
A: Masalah keperawatan Defisit Nutrisi b.d Ketidakmampuan
menelan makanan belum teratasi
P: Lanjutkan intervensi
1. Monitor asupan makanan
2. Monitor berat badan

Anda mungkin juga menyukai